SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 10
BAB I
                                 PENDAHULUAN


   A.      LATAR BELAKANG MASALAH
        Manusia adalah makhluk individu dan sosial yang memiliki kelemahan dan kelebihan.
Selain itu, manusia tidak dapat hidup dan tidak berdaya tanpa bantuan orang lain. Bantuan
yang diberikan oleh manusia lain itu sebagai perwujudan bahwa manusia adalah makhluk
sosial. Bermacam-macam cara yang dilakukan oleh masing-masing individu dalam
membantu individu lainnya. Khusus di dalam dunia pendidikan contohnya para guru
membantu para orang tua dalam mendidik anaknya. Hanya saja dewasa ini banyak para
pendidik   yang   kurang   perhatian   dalam mempelajari      pola   pertumbuhan    maupun
perkembangan peserta didik yang sebenarnya sangat berguna demi kelancaran proses
pembelajaran. Dengan kurang fahamnya pendidik dengan pola pertumbuhan maupun
perkembangan peserta didiknya maka akan terjadi beberapa hambatan dalam proses
pembelajaran seperti kurang difahaminya materi yang disampaikan pendidik. Sebagaimana
yang telah kita ketahui bersama , bahwasannya pendidikan merupakan suatu hal yang sangat
urgen (penting) dalam setiap lini kehidupan. Di lain pihak pendidikan merupakan faktor
penentu kemajuan suatu Negara. Maju tidaknya suatu Negara tergantung dari kualitas
pendidikan di dalamnya. Sudah jelas kiranya bahwa pendidikan memang memiliki peranan
penting dalam kehidupan umat manusia.
        Anak didik sebagai salah satu komponen pendidikan dalam hal ini memerlukan
perhatian yang cukup serius , terlebih selain sebagai objek juga berkedudukan sebagai subjek
dalam pendidikan. Dengan kedudukan yang demikian, maka keterlibatan anak didik menjadi
salah satu faktor penting dalam terlaksananya proses pendidikan. Oleh karena itu setiap guru
harus mempunyai tanggung jawab untuk ikut berperan dalam membentuk kepribadian yang
lebih baik dan mengajarkan ilmu agar kelak dapat menjadi insan yang berintelektual dan
berguna bagi keluarga dan lingkungan sekitarnya. Meskipun peran guru ini sebenarnya bukan
komponen utama dam menentukan kepribadian peserta didiknya.
        Buchori (1982:92) mengungkapkan “kepribadian berarti integrasi dari seluruh sifat
seseorang baik sifat-sifat yang dipelajarinya maupun sifat-sifat yang diwarisinya, yang
menyebabkan kesan yang khas, unik pada orang lain”.



                                                                                          1
Berdasarkan penuturan-penuturan ini maka kami dari tim penulis menyimpulkan
bahwa memahami karakteristik kepribadian peserta didik tidaklah mudah. Sehingga antara
pendidik dengan peserta didik sama-sama belajar. Dari proses belajar tersebut, banyak
pendapat-pendapat atau hasil penelitian tentang macam-macam kepribadian peserta didik
yang bertujuan agar terjadi kesinambungan antara satu dengan yang lainnya. Jika dalam
kehidupan atau ruang lingkup pendidikan, salah satunya dapat bertujuan untuk memperlancar
proses pembelajaran agar sasaran dan ilmu yang disampaikan dapat maksimal saat diterima
masing-masing peserta didik. Sehingga dapat dikatakan bahwa memahami kepribadian
peserta didik dapat dianggap modal atau langkah awal para pendidik sebelum kegiatan belajar
mengajar berlangsung.
        Karakteristik kepribadian sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran karena
pelajaran atau materi dapat dipahami oleh peserta didik saat peserta didik dapat fokus
terhadap apa yang sedang dibahas. Sebelum membuat peserta didik fokus terhadap materi
atau pelajaran yang pendidik berikan, langkah awal pendidik adalah membuat peserta didik
fokus terhadap si pendidik. Apabila para pendidik telah berhasil membuat fokus para peserta
didik, maka nantinya para pendidik akan dengan mudahnya melakukan proses belajar
mengajar. Oleh karena itu kami dari tim penulis tertarik untuk mencari dan memberi tahu
tentang macam-macam kepribadian anak atau peserta didik.


   B.      RUMUSAN MASALAH
   Beberapa rumusan masalah yang kami bahas dalam makalah ini , antara lain :
   1. Makna Peserta Didik
   2. Karakteristik Peserta Didik
   3. Potensi Peserta Didik


   C.      TUJUAN MAKALAH
   Adapun tujuan penulis membuat makalah ini adalah :
   1. Untuk mengetahui makna dari peserta didik
   2. Untuk mengetahui karakteristik dari masing-masing peserta didik
   3. Untuk mengetahui potensi dari masing-masing peserta didik




                                        BAB II
                                                                                         2
PEMBAHASAN


       A. MAKNA PESERTA DIDIK
        Hakekat peserta didik menurut ilmu filosofi adalah menuntut pemikiran secara dalam,
luas, lengkap, menyeluruh, tuntas serta mengarah pada pemahaman tentang peserta didik.
Sedangkan menurut pandangan tradisionil, anak (peserta didik) adalah miniature manusia
dewasa (Elizabeth B. Hurlock. 1978 : 2). Johan Amos Comenius (abad ke-17) mempelopori
kajian tentang anak bahwa anak harus dipelajari bukan sebagai embrio orang dewasa
melainkan sosok alami anak. Pengikut Comenius mengembangkan pendapat bahwa
mengamati anak secara langsung akan memberi manfaat ketimbang mempelajari secara
filosofis.
Pandangan menurut ilmu psikolog tentang peserta didik adalah individu yang sedang
berkembang baik jasmani maupun rohani. Perubahan jasmani biasa disebut pertumbuhan,
ialah terdapatnya perubahan aspek jasmani menuju kearah kematangan fungsi, misal kaki,
tangan sudah mulai berfungsi secara sempurna. Sedangkan perkembangan adalah perubahan
aspek psikis secara lebih jelas.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peserta didik dalam pengertian yang lebih modern
dapat dikatakan sebagai manusia yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan nonformal,
pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu.
             Menurut Sinolungan (dalam Kurnia, 2007 : 4) menyatakan bahwa pengertian peserta
didik dibagi menjadi dua, yaitu dalam arti luas dan sempit. Dalam arti luas, peserta didik
adalah setiap orang yang terkait dengan proses pendidikan sepanjang hayat. Sedangkan dalam
arti sempit,peserta didik adalah setiap siswa yang belajar di sekolah. Peserta didik merupakan
subjek fokus utama dalam penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran. Sehingga para
guru harus merasa atau menganggap bahwa pemahaman dan perlakuan terhadap peserta didik
sebagai suatu totalitas atau kesatuan.
        Menurut kamus Echols & Shadaly, individu adalah kata benda dari individual yang
berarti orang, perseorangan, oknum (Sit Hartinah : 2008). Manusia diciptakan sebagai
makhluk yang unik. Masing-masing diberi kelebihan dan kekurangan. Tidak ada satupun
manusia yang yang hanya memiliki sisi positif. Sebaliknya, tidak ada manusia yang hanya
memiliki sisi negatif. Keinginan untuk menjadi diri sendiri itu ada pada setiap manusia. Maka


                                                                                            3
setiap peserta didik yang berada dalam ikatan pendidikan dengan pendidikannya, adalah
mereka yang kebebasannya ingin menjadi “diri sendiri”.
       Uraian tentang manusia dengan kedudukannya sebagai peserta didik haruslah
menempatkan manusia sebagai pribadi yang utuh. Dalam kaitannya dengan kepentingan
pendidikan, akan lebih ditekankan hakikat manusia sebagai kesatuan sifat makhluk individu
dan makhluk sosial, sebagai kesatuan jasmani dan rohani, dan sebagai makhluk Tuhan
dengan menempatkan hidupnya di dunia sebagai persiapan kehidupannya di akhirat. Dalam
kegiatan kependidikan, sasaran yang kita harapkan akan menjadi orang dewasa adalah peserta
didik, mereka menjadi tumpuan harapan agar menjadi manusia yang utuh, manusia yang
bersusila dan bermoral, bertanggung jawab bagi kehidupan, baik bagi dirinya sendiri maupun
bagi masyarakat.
       Dalam bahasa indonesia, makna siswa, murid, pelajar dan peserta didik merupakan
sinonim (persamaan), semuanya bermakna anak yang sedang berguru (belajar dan
bersekolah), anak yang sedang memperoleh pendidikan dasar dari suatu lembaga pendidikan.
Peserta didik adalah subjek utama dalam pendidikan. Karena dialah yang belajar setiap saat.
       Peserta didik merupakan seseorang yang sedang berkembang memiliki potensi
tertentu dengan bantuan pendidik (guru), ia mengembangkan potensinya tersebut secara
optimal. Istilah peserta didik merupakan sebutan bagi semua orang yang mengikuti
pendidikan dilihat dari tatanan makro. Menurut UU no. 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan    nasional,   peserta   didik   adalah   anggota   masyarakat   yang    berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang,
dan jenis pendidikan tertentu.
       Dalam pengertian umum, anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh
dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Sedangkan
dalam arti sempit anak didik adalah anak (pribadi yang belum dewasa) yang diserahkan
kepada tanggung jawab pendidik (Yusrina, 2006).
Peserta didik menunjukan seseorang manusia yang belum dewasa yang akan dibimbing oleh
pendidiknya untuk menuju kedewasaan. Peserta didik adalah komponen masukan dalam
sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi
manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
       Maka dapat disimpulkan peserta didik adalah individu manusia yang secara sadar
berkeinginan untuk mengembangkan potensi dirinya (jasmani dan ruhani) melalui proses
kegiatan belajar mengajar yang tersedia pada jenjang atau tingkat dan jenis pendidikan

                                                                                              4
tertentu. Peserta didik dalam kegiatan pendidikan merupakan obyek utama (central object),
yang kepadanya lah ditujukan segala sesuatu yang berhubungan dengan aktivitas pendidikan.


      B. KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK
      Setiap peserta didik memiliki ciri-ciri dan sifat atau karakteristik yang diperoleh dari
Lingkungan. Agar pembelajaran dapat mencapai hasil yang optimal guru perlu memahami
karakteristik peserta didik. Karakteristik bawaan merupakan karakteristik yang dimiliki sejak
lahir baik menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial psikologis. Untuk mengetahui
siapa peserta didik perlu dipahami bahwa sebagai manusia yang sedang berkembang menuju
kearah kedewasaan memiliki beberapa karakteristik.
Menurut Tirtaraharja, 2000 (Uyoh Sadullah, 2010) mengemukakan 4 karakteristik yang
dimaksud yaitu :
   1. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas sehingga merupakan
       makhluk yang unik.
   2. Individu yang sedang berkembang.
   3. Individu yang membutuhkan bimbingan individual.
   4. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri dalam perkembangannya peserta
       didik memiliki kemampuan untuk berkembang ke arah kedewasaan.
Menurut Edi Suardi (1984) mengemukakan 3 ciri anak didik adalah :
   1. Kelemahan dan ketidakberdayaan.
Di mana seorang anak ketika dilahirkan dalam keadaan lemah yang tidak berdaya untuk
dapat bergerak harus melalui berbagai tahapan. Kelemahan yang dimiliki seorang anak
adalah kelemahan rohaniah dan jasmaniah misalnya tidak kuat gangguan cuaca juga
rohaniahnya tidak mampu membedakan keadaan yang berbahaya maupun menyenangkan.
Kelemahan dan ketidakberdayaan anak makin lama makin hilang karena berkat bantuan dan
bimbingan pendidik atau yang disebut dengan pendidikan. Pendidikan akan berhenti
manakala kelemahan dan ketidakberdayaan sudah berubah menjadi kekuatan dan
keberdayaan, yaitu suatu keadaan yang dimiliki oleh orang dewasa. Pendidikan justru ada
karena adanya ciri kelemahan dan ketidakberdayaan tersebut.




   2. Anak didik adalah makhluk yang ingin berkembang


                                                                                                 5
Keinginan berkembang yang menggantikan ketidakmampuan pada saat anak lahir merupakan
karunia yang besar untuk membawa mereka ketingkat kehidupan jasmani dan rohaniah yang
lebih tinggi daripada makhluk lainnya. Keinginan berkembang mendorong anak untuk giat,
itulah yang menyebabkan adanya kemungkinan yang disebut pendidikan. Tanpa keinginan
berkembang pada anak, akan menjadikan tidak ada kemauan tidak mempunyai vitalitas, tidak
giat bahkan barangkali menjadi malas dan acuh tak acuh.
    3. Anak didik yang ingin menjadi diri sendiri
Seperti pernah dikemukakan bahwa anak didik itu ingin menjadi diri sendiri. Hal tersebut
penting baginya karena untuk dapat bergaul dalam masyarakat. Seseorang harus merupakan
diri sendiri , orang seorang atau pribadi.
         Wijaya (1988) menyatakan “karakteristik anak secara sederhana dapat dikelompokan
atas :
    1. Kelompok anak yang mudah dan menyenangkan
    2. Anak yang biasa-biasa saja
    3. Anak yang sulit dalam penyesuaian diri dan sosial, khususnya dalam melakukan
         kegiatan pembelajaran di sekolah.”


Dalam hal ini, diusia sekolah dasar ada beberapa karakteristik yang perlu diketahui para guru.
Karena sebagai guru nantinya kita harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai
dengan keadaan siswanya, maka sangatlah penting bagi seorang pendidik mengetahui
karakteristik siswanya. Beberapa karakteristik peserta didik yang dibahas sebagai berikut ;
    1. Senang bermain. Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan
         pendidikan yang bermuatan permainan lebih-lebih untuk kelas rendah. Guru
         hendaknya mengembangkan model pengajaran yang serius tapi santai. Contohnya
         dalam penyusunan jadwal pelajaran hendaknya diselang saling antara mata pelajaran
         serius seperti IPA, Matematika, dengan pelajaran yang mengandung unsur permainan
         seperti pendidikan jasmani, atau Seni Budaya dan Keterampilan (SBK).
    2. Senang bergerak. Anak SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit.
         Oleh karena itu, seorang guru hendaknya merancang model pembelajaran yang
         memungkinkan anak berpindah atau bergerak.
    3. Senang bekerja dalam kelompok . Dari pergaulannya dengan kelompok sebaya, anak
         belajar aspek-aspek yang penting dalam proses sosialisasi , seperti : belajar memenuhi
         aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar menerima tanggung jawab,

                                                                                              6
belajar bersaing dengan orang lain secara sehat (sportif), serta belajar keadilan dan
       demokrasi di dalam kehidupan berkelompok itu. Karakteristik ini membawa implikasi
       bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk
       bekerja dan belajar dalam kelompok.
   4. Senang merasakan atau melakukan / memperagakan sesuatu secara langsung.
       Bagi anak SD penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami jika anak
       melaksanakan sendiri. Dengan demikian guru hendaknya merancang model
       pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran.
       Sebagai contoh anak akan lebih memahami tentang arah mata angin, dengan cara
       membawa anak langsung keluar kelas, kemudian menunjuk langsung setiap arah mata
       angin.


Dengan mengetahui karakteristik dari masing-masing peserta didik ini diharapkan agar
pendidik dapat mencari cara-cara ataupun metode belajar, pengenalan, ataupun pendekatan
yang baik dan tepat dalam proses belajar mengajar.


      C. POTENSI PESERTA DIDIK
      Dalam Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pasal 39 ayat (2) menyebutkan pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama bagi pendidik perguruan tinggi. Sedangkan dalam pasal 32 ayat (1)
disebutkan bahwa pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang
memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik,
emosional, mental, sosial, dan atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
      Agar pelayanan pendidikan yang selama ini diberikan kepada peserta didik mencapai
sasaran yang optimal, maka pembelajaran harus diselaraskan dengan potensi peserta didik.
Oleh karena itu guru perlu melakukan pelacakan potensi peserta didik.
      Pemahaman tentang berbagai potensi peserta didik mutlak harus dimiliki oleh setiap
pendidik. Hal itu sejalan dengan tujuh prinsip penyusunan kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) , yaitu :
      1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
          dan lingkungannya

                                                                                          7
2. Beragam dan terpadu
      3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
      4. Relevan dengan kebutuhan hidup
      5. Menyeluruh dan berkesinambungan
      6. Belajar sepanjang hayat, dan
      7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Agar kita dapat mengenali potensi peserta didik, cara yang paling mudah dan sederhana
adalah dengan mengajukan pertanyaan , “Apa yang paling senang kamu lakukan dan orang
lain menilai hasilnya sangat bagus dan luar biasa? “. Sebagian peserta didik mungkin akan
menjawab suka mengerjakan Matematika. Itu artinya dia memiliki kecerdasan logika.
Sebagian siswa mungkin merasa senang apabila menulis atau belajar bahasa asing. Artinya,
dia memiliki kecerdasan linguistik. Sebagian lagi mungkin senang bermain musik, dan
sebagainya.
       Dalam pembelajaran guru sebagai sebagai pendidik berinteraksi dengan peserta didik
yang mempunyai potensi beragam. Untuk itu pembelajaran hendaknya lebih diarahkan
kepada proses belajar kreatif dengan menggunakan proses berpikir divergen (proses berpikir
ke macam-macam arah dan menghasilkan banyak alternatif penyelesaian) maupun proses
berpikir konvergen (proses berpikir mencari jawaban tunggal yang paling tepat). Dalam
konteks ini guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator daripada pengarah yang
menentukan segala-galanya bagi peserta didik. Sebagai fasilitator guru lebih banyak
mendorong peserta didik (motivator) untuk mengembangkan inisiatif dalam menjajaki tugas-
tugas baru. Guru harus lebih terbuka menerima gagasan-gagasan peserta didik dan lebih
berusaha menghilangkan ketakutan dan kecemasan peserta didik yang menghambat
pemikiran dan pemecahan secara kreatif.
Bagaimana hal ini dapat diwujudkan pada suasana pembelajaran yang dapat dinikmati oleh
peserta didik? Jawabannya adalah pembelajaran menggunakan pendekatan kompetensi,
antara lain dalam dalam proses pembelajaran guru :
   1. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bermain dan berkreativitas,
   2. Memberi suasana aman dan bebas secara psikologis,
   3. Disiplin yang tidak kaku, peserta didik boleh mempunyai gagasan sendiri dan dapat
       berpartisipasi secara aktif.
   4. Memberi kebebasan berpikir kreatif dan partisipasi secara aktif.



                                                                                        8
Semua ini memungkinkan peserta didik mengembangkan seluruh potensi kecerdasannya
secara optimal. Suasana kegiatan belajar-mengajar yang menarik, interaktif, merangsang
kedua belahan otak peserta didik secara seimbang, memperhatikan keunikan tiap individu,
serta melibatkan partisipasi aktif setiap peserta didik akan membuat seluruh potensi peserta
didik berkembang secara optimal. Selanjutnya tugas guru adalah mengembangkan potensi
peserta didik berkembang menjadi kemampuan yang maksimal, baik melalui kegiatan
intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.
Pengembangan potensi siswa melalui kegiatan intrakurikuler dapat terwujud melalui proses
belajar yang melibatkan peserta didik secara aktif (active learning). Dengan demikian, siswa
terus mengasah kecerdasan logika saat merumuskan ide-ide atau pendapat, kecerdasan bahasa
saat menyampaikan secara lisan ide atau pendapat tersebut, kecerdasan atau keuletan saat
harus beradu argumen dengan teman, kecerdasan intrapersonal saat harus bersikap toleran
kepda yang lain dan seterusnya.


                                             BAB III
                                         KESIMPULAN
      Dapat disimpulkan bahwa peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui suatu proses pembelajaran yang tersedia pada jalur,
jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Di mana peserta didik menunjukan bahwa mereka
adalah manusia yang belum berkembang, memiliki karakteristik kepribadian dan potensi
yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya, sehingga para peserta didik ini
membutuhkan dukungan, bimbingan dan pengawasan dari pendidik dan lingkungannya untuk
menuju kedewasaan dalam menjalani kehidupannya agar nantinya siswa benar-benar dapat
berguna, baik bagi kehidupannya sendiri maupun orang lain.




                                  DAFTAR PUSTAKA

                                                                                          9
1. http://profilsdmambokembang.blogspot.com/.../karakteristik-perkembangan-
    peserta_5024
2. http://www.google.com/oktaseiji.wordpress.com/.../hakikat-peserta-didik/
3. http://alfinpink1.blogspot.com/.../ macam-macam-karakteristik-kepribadian
4. http://kris-smile.blogspot.com › Belajar




                                                                               10

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Madin 3(bab1)
Madin 3(bab1)Madin 3(bab1)
Madin 3(bab1)rusiana12
 
Makna dan ciri interaksi edukatif
Makna dan ciri interaksi edukatifMakna dan ciri interaksi edukatif
Makna dan ciri interaksi edukatifiqbalvarmelen
 
Kumpulan soal soal landasan kependidikan
Kumpulan soal soal landasan kependidikanKumpulan soal soal landasan kependidikan
Kumpulan soal soal landasan kependidikanAdy Setiawan
 
Sri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikan
Sri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikanSri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikan
Sri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikansrie harnince
 
Soal ujian Landasan
Soal ujian LandasanSoal ujian Landasan
Soal ujian Landasanwindarti aja
 
Arti dan hakikat pendidikan
Arti dan hakikat pendidikanArti dan hakikat pendidikan
Arti dan hakikat pendidikanIBNU UBAIDILAH
 
Pendidik dan hakikat pendidik
Pendidik dan hakikat pendidikPendidik dan hakikat pendidik
Pendidik dan hakikat pendidikIrwan Fauzi
 
Materi hakekat dan komponen pendidikan
Materi hakekat dan komponen pendidikanMateri hakekat dan komponen pendidikan
Materi hakekat dan komponen pendidikanMumun Mulyana
 
Makalah pengantar pendidikan 8
Makalah pengantar pendidikan 8Makalah pengantar pendidikan 8
Makalah pengantar pendidikan 8Made Rai Adnyana
 
hakekat pendidikan pengantar pendidikan
hakekat pendidikan pengantar pendidikan hakekat pendidikan pengantar pendidikan
hakekat pendidikan pengantar pendidikan febrywenny
 
Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah Pendidikan Nasion...
Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah  Pendidikan Nasion...Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah  Pendidikan Nasion...
Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah Pendidikan Nasion...Rahma Siska Utari
 
Jawaban mid landasan dan problematika pendidikan henry
Jawaban mid landasan dan problematika pendidikan henryJawaban mid landasan dan problematika pendidikan henry
Jawaban mid landasan dan problematika pendidikan henryHenry Kurniawan
 

Was ist angesagt? (19)

Madin 3(bab1)
Madin 3(bab1)Madin 3(bab1)
Madin 3(bab1)
 
Laporannnnnnnnnnnnnnnnnnn
LaporannnnnnnnnnnnnnnnnnnLaporannnnnnnnnnnnnnnnnnn
Laporannnnnnnnnnnnnnnnnnn
 
Makna dan ciri interaksi edukatif
Makna dan ciri interaksi edukatifMakna dan ciri interaksi edukatif
Makna dan ciri interaksi edukatif
 
Kumpulan soal soal landasan kependidikan
Kumpulan soal soal landasan kependidikanKumpulan soal soal landasan kependidikan
Kumpulan soal soal landasan kependidikan
 
Sri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikan
Sri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikanSri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikan
Sri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikan
 
Soal ujian Landasan
Soal ujian LandasanSoal ujian Landasan
Soal ujian Landasan
 
Tugas 4 tik noura
Tugas 4 tik nouraTugas 4 tik noura
Tugas 4 tik noura
 
Pengertian pendidikan by @noverinalola
Pengertian pendidikan by @noverinalolaPengertian pendidikan by @noverinalola
Pengertian pendidikan by @noverinalola
 
Makalah pengantar komputer
Makalah pengantar komputerMakalah pengantar komputer
Makalah pengantar komputer
 
Arti dan hakikat pendidikan
Arti dan hakikat pendidikanArti dan hakikat pendidikan
Arti dan hakikat pendidikan
 
Pendidik dan hakikat pendidik
Pendidik dan hakikat pendidikPendidik dan hakikat pendidik
Pendidik dan hakikat pendidik
 
Teori dan konsep pendidikan
Teori dan konsep pendidikanTeori dan konsep pendidikan
Teori dan konsep pendidikan
 
Psikologi jadi
Psikologi jadiPsikologi jadi
Psikologi jadi
 
01. abk
01. abk01. abk
01. abk
 
Materi hakekat dan komponen pendidikan
Materi hakekat dan komponen pendidikanMateri hakekat dan komponen pendidikan
Materi hakekat dan komponen pendidikan
 
Makalah pengantar pendidikan 8
Makalah pengantar pendidikan 8Makalah pengantar pendidikan 8
Makalah pengantar pendidikan 8
 
hakekat pendidikan pengantar pendidikan
hakekat pendidikan pengantar pendidikan hakekat pendidikan pengantar pendidikan
hakekat pendidikan pengantar pendidikan
 
Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah Pendidikan Nasion...
Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah  Pendidikan Nasion...Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah  Pendidikan Nasion...
Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah Pendidikan Nasion...
 
Jawaban mid landasan dan problematika pendidikan henry
Jawaban mid landasan dan problematika pendidikan henryJawaban mid landasan dan problematika pendidikan henry
Jawaban mid landasan dan problematika pendidikan henry
 

Ähnlich wie Tugas pengantar pendidikan kelompok ii

Guru sebagai pendidik
Guru sebagai pendidikGuru sebagai pendidik
Guru sebagai pendidikayu Naoman
 
Psikologi jadi
Psikologi jadiPsikologi jadi
Psikologi jadiNarendra
 
Makalah pengantar komputer
Makalah pengantar komputerMakalah pengantar komputer
Makalah pengantar komputerWarnet Raha
 
Makalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan diMakalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan dirohama07
 
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinyaMakalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinyaOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinyaMakalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinyaOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia
Makalah permasalahan pendidikan di indonesiaMakalah permasalahan pendidikan di indonesia
Makalah permasalahan pendidikan di indonesiaSeptian Muna Barakati
 

Ähnlich wie Tugas pengantar pendidikan kelompok ii (20)

Guru sebagai pendidik
Guru sebagai pendidikGuru sebagai pendidik
Guru sebagai pendidik
 
Psikologi jadi
Psikologi jadiPsikologi jadi
Psikologi jadi
 
Hakikat anak didik
Hakikat anak didikHakikat anak didik
Hakikat anak didik
 
Bab i ip
Bab i ipBab i ip
Bab i ip
 
Hakikat Pendidikan dan Perkembangan Peradaban Manusia
Hakikat Pendidikan dan Perkembangan Peradaban ManusiaHakikat Pendidikan dan Perkembangan Peradaban Manusia
Hakikat Pendidikan dan Perkembangan Peradaban Manusia
 
Makalah pengantar komputer
Makalah pengantar komputerMakalah pengantar komputer
Makalah pengantar komputer
 
Makalah pengantar komputer
Makalah pengantar komputerMakalah pengantar komputer
Makalah pengantar komputer
 
Makalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan diMakalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan di
 
Makalah pengantar komputer
Makalah pengantar komputerMakalah pengantar komputer
Makalah pengantar komputer
 
Makalah pengantar komputer
Makalah pengantar komputerMakalah pengantar komputer
Makalah pengantar komputer
 
Makalah pengantar komputer
Makalah pengantar komputerMakalah pengantar komputer
Makalah pengantar komputer
 
Makalah pendidikan
Makalah pendidikanMakalah pendidikan
Makalah pendidikan
 
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinyaMakalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinya
 
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia
Makalah permasalahan pendidikan di indonesiaMakalah permasalahan pendidikan di indonesia
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia
 
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia
Makalah permasalahan pendidikan di indonesiaMakalah permasalahan pendidikan di indonesia
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia
 
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia
Makalah permasalahan pendidikan di indonesiaMakalah permasalahan pendidikan di indonesia
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia
 
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia
Makalah permasalahan pendidikan di indonesiaMakalah permasalahan pendidikan di indonesia
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia
 
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinyaMakalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinya
 
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia
Makalah permasalahan pendidikan di indonesiaMakalah permasalahan pendidikan di indonesia
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Merdeka Belajar.pdf
 

Tugas pengantar pendidikan kelompok ii

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah makhluk individu dan sosial yang memiliki kelemahan dan kelebihan. Selain itu, manusia tidak dapat hidup dan tidak berdaya tanpa bantuan orang lain. Bantuan yang diberikan oleh manusia lain itu sebagai perwujudan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Bermacam-macam cara yang dilakukan oleh masing-masing individu dalam membantu individu lainnya. Khusus di dalam dunia pendidikan contohnya para guru membantu para orang tua dalam mendidik anaknya. Hanya saja dewasa ini banyak para pendidik yang kurang perhatian dalam mempelajari pola pertumbuhan maupun perkembangan peserta didik yang sebenarnya sangat berguna demi kelancaran proses pembelajaran. Dengan kurang fahamnya pendidik dengan pola pertumbuhan maupun perkembangan peserta didiknya maka akan terjadi beberapa hambatan dalam proses pembelajaran seperti kurang difahaminya materi yang disampaikan pendidik. Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama , bahwasannya pendidikan merupakan suatu hal yang sangat urgen (penting) dalam setiap lini kehidupan. Di lain pihak pendidikan merupakan faktor penentu kemajuan suatu Negara. Maju tidaknya suatu Negara tergantung dari kualitas pendidikan di dalamnya. Sudah jelas kiranya bahwa pendidikan memang memiliki peranan penting dalam kehidupan umat manusia. Anak didik sebagai salah satu komponen pendidikan dalam hal ini memerlukan perhatian yang cukup serius , terlebih selain sebagai objek juga berkedudukan sebagai subjek dalam pendidikan. Dengan kedudukan yang demikian, maka keterlibatan anak didik menjadi salah satu faktor penting dalam terlaksananya proses pendidikan. Oleh karena itu setiap guru harus mempunyai tanggung jawab untuk ikut berperan dalam membentuk kepribadian yang lebih baik dan mengajarkan ilmu agar kelak dapat menjadi insan yang berintelektual dan berguna bagi keluarga dan lingkungan sekitarnya. Meskipun peran guru ini sebenarnya bukan komponen utama dam menentukan kepribadian peserta didiknya. Buchori (1982:92) mengungkapkan “kepribadian berarti integrasi dari seluruh sifat seseorang baik sifat-sifat yang dipelajarinya maupun sifat-sifat yang diwarisinya, yang menyebabkan kesan yang khas, unik pada orang lain”. 1
  • 2. Berdasarkan penuturan-penuturan ini maka kami dari tim penulis menyimpulkan bahwa memahami karakteristik kepribadian peserta didik tidaklah mudah. Sehingga antara pendidik dengan peserta didik sama-sama belajar. Dari proses belajar tersebut, banyak pendapat-pendapat atau hasil penelitian tentang macam-macam kepribadian peserta didik yang bertujuan agar terjadi kesinambungan antara satu dengan yang lainnya. Jika dalam kehidupan atau ruang lingkup pendidikan, salah satunya dapat bertujuan untuk memperlancar proses pembelajaran agar sasaran dan ilmu yang disampaikan dapat maksimal saat diterima masing-masing peserta didik. Sehingga dapat dikatakan bahwa memahami kepribadian peserta didik dapat dianggap modal atau langkah awal para pendidik sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung. Karakteristik kepribadian sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran karena pelajaran atau materi dapat dipahami oleh peserta didik saat peserta didik dapat fokus terhadap apa yang sedang dibahas. Sebelum membuat peserta didik fokus terhadap materi atau pelajaran yang pendidik berikan, langkah awal pendidik adalah membuat peserta didik fokus terhadap si pendidik. Apabila para pendidik telah berhasil membuat fokus para peserta didik, maka nantinya para pendidik akan dengan mudahnya melakukan proses belajar mengajar. Oleh karena itu kami dari tim penulis tertarik untuk mencari dan memberi tahu tentang macam-macam kepribadian anak atau peserta didik. B. RUMUSAN MASALAH Beberapa rumusan masalah yang kami bahas dalam makalah ini , antara lain : 1. Makna Peserta Didik 2. Karakteristik Peserta Didik 3. Potensi Peserta Didik C. TUJUAN MAKALAH Adapun tujuan penulis membuat makalah ini adalah : 1. Untuk mengetahui makna dari peserta didik 2. Untuk mengetahui karakteristik dari masing-masing peserta didik 3. Untuk mengetahui potensi dari masing-masing peserta didik BAB II 2
  • 3. PEMBAHASAN A. MAKNA PESERTA DIDIK Hakekat peserta didik menurut ilmu filosofi adalah menuntut pemikiran secara dalam, luas, lengkap, menyeluruh, tuntas serta mengarah pada pemahaman tentang peserta didik. Sedangkan menurut pandangan tradisionil, anak (peserta didik) adalah miniature manusia dewasa (Elizabeth B. Hurlock. 1978 : 2). Johan Amos Comenius (abad ke-17) mempelopori kajian tentang anak bahwa anak harus dipelajari bukan sebagai embrio orang dewasa melainkan sosok alami anak. Pengikut Comenius mengembangkan pendapat bahwa mengamati anak secara langsung akan memberi manfaat ketimbang mempelajari secara filosofis. Pandangan menurut ilmu psikolog tentang peserta didik adalah individu yang sedang berkembang baik jasmani maupun rohani. Perubahan jasmani biasa disebut pertumbuhan, ialah terdapatnya perubahan aspek jasmani menuju kearah kematangan fungsi, misal kaki, tangan sudah mulai berfungsi secara sempurna. Sedangkan perkembangan adalah perubahan aspek psikis secara lebih jelas. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peserta didik dalam pengertian yang lebih modern dapat dikatakan sebagai manusia yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu. Menurut Sinolungan (dalam Kurnia, 2007 : 4) menyatakan bahwa pengertian peserta didik dibagi menjadi dua, yaitu dalam arti luas dan sempit. Dalam arti luas, peserta didik adalah setiap orang yang terkait dengan proses pendidikan sepanjang hayat. Sedangkan dalam arti sempit,peserta didik adalah setiap siswa yang belajar di sekolah. Peserta didik merupakan subjek fokus utama dalam penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran. Sehingga para guru harus merasa atau menganggap bahwa pemahaman dan perlakuan terhadap peserta didik sebagai suatu totalitas atau kesatuan. Menurut kamus Echols & Shadaly, individu adalah kata benda dari individual yang berarti orang, perseorangan, oknum (Sit Hartinah : 2008). Manusia diciptakan sebagai makhluk yang unik. Masing-masing diberi kelebihan dan kekurangan. Tidak ada satupun manusia yang yang hanya memiliki sisi positif. Sebaliknya, tidak ada manusia yang hanya memiliki sisi negatif. Keinginan untuk menjadi diri sendiri itu ada pada setiap manusia. Maka 3
  • 4. setiap peserta didik yang berada dalam ikatan pendidikan dengan pendidikannya, adalah mereka yang kebebasannya ingin menjadi “diri sendiri”. Uraian tentang manusia dengan kedudukannya sebagai peserta didik haruslah menempatkan manusia sebagai pribadi yang utuh. Dalam kaitannya dengan kepentingan pendidikan, akan lebih ditekankan hakikat manusia sebagai kesatuan sifat makhluk individu dan makhluk sosial, sebagai kesatuan jasmani dan rohani, dan sebagai makhluk Tuhan dengan menempatkan hidupnya di dunia sebagai persiapan kehidupannya di akhirat. Dalam kegiatan kependidikan, sasaran yang kita harapkan akan menjadi orang dewasa adalah peserta didik, mereka menjadi tumpuan harapan agar menjadi manusia yang utuh, manusia yang bersusila dan bermoral, bertanggung jawab bagi kehidupan, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi masyarakat. Dalam bahasa indonesia, makna siswa, murid, pelajar dan peserta didik merupakan sinonim (persamaan), semuanya bermakna anak yang sedang berguru (belajar dan bersekolah), anak yang sedang memperoleh pendidikan dasar dari suatu lembaga pendidikan. Peserta didik adalah subjek utama dalam pendidikan. Karena dialah yang belajar setiap saat. Peserta didik merupakan seseorang yang sedang berkembang memiliki potensi tertentu dengan bantuan pendidik (guru), ia mengembangkan potensinya tersebut secara optimal. Istilah peserta didik merupakan sebutan bagi semua orang yang mengikuti pendidikan dilihat dari tatanan makro. Menurut UU no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Dalam pengertian umum, anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Sedangkan dalam arti sempit anak didik adalah anak (pribadi yang belum dewasa) yang diserahkan kepada tanggung jawab pendidik (Yusrina, 2006). Peserta didik menunjukan seseorang manusia yang belum dewasa yang akan dibimbing oleh pendidiknya untuk menuju kedewasaan. Peserta didik adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Maka dapat disimpulkan peserta didik adalah individu manusia yang secara sadar berkeinginan untuk mengembangkan potensi dirinya (jasmani dan ruhani) melalui proses kegiatan belajar mengajar yang tersedia pada jenjang atau tingkat dan jenis pendidikan 4
  • 5. tertentu. Peserta didik dalam kegiatan pendidikan merupakan obyek utama (central object), yang kepadanya lah ditujukan segala sesuatu yang berhubungan dengan aktivitas pendidikan. B. KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK Setiap peserta didik memiliki ciri-ciri dan sifat atau karakteristik yang diperoleh dari Lingkungan. Agar pembelajaran dapat mencapai hasil yang optimal guru perlu memahami karakteristik peserta didik. Karakteristik bawaan merupakan karakteristik yang dimiliki sejak lahir baik menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial psikologis. Untuk mengetahui siapa peserta didik perlu dipahami bahwa sebagai manusia yang sedang berkembang menuju kearah kedewasaan memiliki beberapa karakteristik. Menurut Tirtaraharja, 2000 (Uyoh Sadullah, 2010) mengemukakan 4 karakteristik yang dimaksud yaitu : 1. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas sehingga merupakan makhluk yang unik. 2. Individu yang sedang berkembang. 3. Individu yang membutuhkan bimbingan individual. 4. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri dalam perkembangannya peserta didik memiliki kemampuan untuk berkembang ke arah kedewasaan. Menurut Edi Suardi (1984) mengemukakan 3 ciri anak didik adalah : 1. Kelemahan dan ketidakberdayaan. Di mana seorang anak ketika dilahirkan dalam keadaan lemah yang tidak berdaya untuk dapat bergerak harus melalui berbagai tahapan. Kelemahan yang dimiliki seorang anak adalah kelemahan rohaniah dan jasmaniah misalnya tidak kuat gangguan cuaca juga rohaniahnya tidak mampu membedakan keadaan yang berbahaya maupun menyenangkan. Kelemahan dan ketidakberdayaan anak makin lama makin hilang karena berkat bantuan dan bimbingan pendidik atau yang disebut dengan pendidikan. Pendidikan akan berhenti manakala kelemahan dan ketidakberdayaan sudah berubah menjadi kekuatan dan keberdayaan, yaitu suatu keadaan yang dimiliki oleh orang dewasa. Pendidikan justru ada karena adanya ciri kelemahan dan ketidakberdayaan tersebut. 2. Anak didik adalah makhluk yang ingin berkembang 5
  • 6. Keinginan berkembang yang menggantikan ketidakmampuan pada saat anak lahir merupakan karunia yang besar untuk membawa mereka ketingkat kehidupan jasmani dan rohaniah yang lebih tinggi daripada makhluk lainnya. Keinginan berkembang mendorong anak untuk giat, itulah yang menyebabkan adanya kemungkinan yang disebut pendidikan. Tanpa keinginan berkembang pada anak, akan menjadikan tidak ada kemauan tidak mempunyai vitalitas, tidak giat bahkan barangkali menjadi malas dan acuh tak acuh. 3. Anak didik yang ingin menjadi diri sendiri Seperti pernah dikemukakan bahwa anak didik itu ingin menjadi diri sendiri. Hal tersebut penting baginya karena untuk dapat bergaul dalam masyarakat. Seseorang harus merupakan diri sendiri , orang seorang atau pribadi. Wijaya (1988) menyatakan “karakteristik anak secara sederhana dapat dikelompokan atas : 1. Kelompok anak yang mudah dan menyenangkan 2. Anak yang biasa-biasa saja 3. Anak yang sulit dalam penyesuaian diri dan sosial, khususnya dalam melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah.” Dalam hal ini, diusia sekolah dasar ada beberapa karakteristik yang perlu diketahui para guru. Karena sebagai guru nantinya kita harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya, maka sangatlah penting bagi seorang pendidik mengetahui karakteristik siswanya. Beberapa karakteristik peserta didik yang dibahas sebagai berikut ; 1. Senang bermain. Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan lebih-lebih untuk kelas rendah. Guru hendaknya mengembangkan model pengajaran yang serius tapi santai. Contohnya dalam penyusunan jadwal pelajaran hendaknya diselang saling antara mata pelajaran serius seperti IPA, Matematika, dengan pelajaran yang mengandung unsur permainan seperti pendidikan jasmani, atau Seni Budaya dan Keterampilan (SBK). 2. Senang bergerak. Anak SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, seorang guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak. 3. Senang bekerja dalam kelompok . Dari pergaulannya dengan kelompok sebaya, anak belajar aspek-aspek yang penting dalam proses sosialisasi , seperti : belajar memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar menerima tanggung jawab, 6
  • 7. belajar bersaing dengan orang lain secara sehat (sportif), serta belajar keadilan dan demokrasi di dalam kehidupan berkelompok itu. Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja dan belajar dalam kelompok. 4. Senang merasakan atau melakukan / memperagakan sesuatu secara langsung. Bagi anak SD penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami jika anak melaksanakan sendiri. Dengan demikian guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh anak akan lebih memahami tentang arah mata angin, dengan cara membawa anak langsung keluar kelas, kemudian menunjuk langsung setiap arah mata angin. Dengan mengetahui karakteristik dari masing-masing peserta didik ini diharapkan agar pendidik dapat mencari cara-cara ataupun metode belajar, pengenalan, ataupun pendekatan yang baik dan tepat dalam proses belajar mengajar. C. POTENSI PESERTA DIDIK Dalam Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 39 ayat (2) menyebutkan pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik perguruan tinggi. Sedangkan dalam pasal 32 ayat (1) disebutkan bahwa pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Agar pelayanan pendidikan yang selama ini diberikan kepada peserta didik mencapai sasaran yang optimal, maka pembelajaran harus diselaraskan dengan potensi peserta didik. Oleh karena itu guru perlu melakukan pelacakan potensi peserta didik. Pemahaman tentang berbagai potensi peserta didik mutlak harus dimiliki oleh setiap pendidik. Hal itu sejalan dengan tujuh prinsip penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) , yaitu : 1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya 7
  • 8. 2. Beragam dan terpadu 3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni 4. Relevan dengan kebutuhan hidup 5. Menyeluruh dan berkesinambungan 6. Belajar sepanjang hayat, dan 7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Agar kita dapat mengenali potensi peserta didik, cara yang paling mudah dan sederhana adalah dengan mengajukan pertanyaan , “Apa yang paling senang kamu lakukan dan orang lain menilai hasilnya sangat bagus dan luar biasa? “. Sebagian peserta didik mungkin akan menjawab suka mengerjakan Matematika. Itu artinya dia memiliki kecerdasan logika. Sebagian siswa mungkin merasa senang apabila menulis atau belajar bahasa asing. Artinya, dia memiliki kecerdasan linguistik. Sebagian lagi mungkin senang bermain musik, dan sebagainya. Dalam pembelajaran guru sebagai sebagai pendidik berinteraksi dengan peserta didik yang mempunyai potensi beragam. Untuk itu pembelajaran hendaknya lebih diarahkan kepada proses belajar kreatif dengan menggunakan proses berpikir divergen (proses berpikir ke macam-macam arah dan menghasilkan banyak alternatif penyelesaian) maupun proses berpikir konvergen (proses berpikir mencari jawaban tunggal yang paling tepat). Dalam konteks ini guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator daripada pengarah yang menentukan segala-galanya bagi peserta didik. Sebagai fasilitator guru lebih banyak mendorong peserta didik (motivator) untuk mengembangkan inisiatif dalam menjajaki tugas- tugas baru. Guru harus lebih terbuka menerima gagasan-gagasan peserta didik dan lebih berusaha menghilangkan ketakutan dan kecemasan peserta didik yang menghambat pemikiran dan pemecahan secara kreatif. Bagaimana hal ini dapat diwujudkan pada suasana pembelajaran yang dapat dinikmati oleh peserta didik? Jawabannya adalah pembelajaran menggunakan pendekatan kompetensi, antara lain dalam dalam proses pembelajaran guru : 1. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bermain dan berkreativitas, 2. Memberi suasana aman dan bebas secara psikologis, 3. Disiplin yang tidak kaku, peserta didik boleh mempunyai gagasan sendiri dan dapat berpartisipasi secara aktif. 4. Memberi kebebasan berpikir kreatif dan partisipasi secara aktif. 8
  • 9. Semua ini memungkinkan peserta didik mengembangkan seluruh potensi kecerdasannya secara optimal. Suasana kegiatan belajar-mengajar yang menarik, interaktif, merangsang kedua belahan otak peserta didik secara seimbang, memperhatikan keunikan tiap individu, serta melibatkan partisipasi aktif setiap peserta didik akan membuat seluruh potensi peserta didik berkembang secara optimal. Selanjutnya tugas guru adalah mengembangkan potensi peserta didik berkembang menjadi kemampuan yang maksimal, baik melalui kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Pengembangan potensi siswa melalui kegiatan intrakurikuler dapat terwujud melalui proses belajar yang melibatkan peserta didik secara aktif (active learning). Dengan demikian, siswa terus mengasah kecerdasan logika saat merumuskan ide-ide atau pendapat, kecerdasan bahasa saat menyampaikan secara lisan ide atau pendapat tersebut, kecerdasan atau keuletan saat harus beradu argumen dengan teman, kecerdasan intrapersonal saat harus bersikap toleran kepda yang lain dan seterusnya. BAB III KESIMPULAN Dapat disimpulkan bahwa peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui suatu proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Di mana peserta didik menunjukan bahwa mereka adalah manusia yang belum berkembang, memiliki karakteristik kepribadian dan potensi yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya, sehingga para peserta didik ini membutuhkan dukungan, bimbingan dan pengawasan dari pendidik dan lingkungannya untuk menuju kedewasaan dalam menjalani kehidupannya agar nantinya siswa benar-benar dapat berguna, baik bagi kehidupannya sendiri maupun orang lain. DAFTAR PUSTAKA 9
  • 10. 1. http://profilsdmambokembang.blogspot.com/.../karakteristik-perkembangan- peserta_5024 2. http://www.google.com/oktaseiji.wordpress.com/.../hakikat-peserta-didik/ 3. http://alfinpink1.blogspot.com/.../ macam-macam-karakteristik-kepribadian 4. http://kris-smile.blogspot.com › Belajar 10