MPS (Master Production Schedule) adalah rencana produksi induk perusahaan manufaktur yang merencanakan output kuantitas dan periode produksi untuk produk akhir dan suku cadangnya. MPS memberikan input utama untuk perencanaan kebutuhan bahan baku dan kapasitas serta menjadwalkan pesanan produksi dan pembelian.
2. MPS (MASTER PRODUCTION
SCHEDULE)
SUATU PERNYATAAN TENTANG
PRODUK AKHIR (TERMASUK PART
PENGGANTI DAN SUKU CADANG)
DARI SUATU PERUSAHAAN
INDUSTRI MANUFAKTUR YG
MERENCANAKAN PRODUKSI
OUTPUT BERKAITAN DENGAN
KUANTITAS DAN PERIODE WAKTU.
3. MPS (MASTER PRODUCTION
SCHEDULE)
Pema
saran
MPS Manufa-cturing
Wah saya tidak bisa menentukan
karena semuanya tergantung
pada bagian produksi di pabrik,
mereka yang menyusun jadwal,
apalagi pesanan lagi banyak dan
menumpuk, serta kapasitas kami
terbatas!
Apakah pesanan saya bisa
dikirim pada tanggal 15 April?
4. FUNGSI MPS
1. Menyediakan atau memberikan input utama kepada
sistem perencanaan kebutuhan material dan
kapasitas (material and capacity planning/M&CRP).
2. Menjadwalkan pesanan-pesanan produksi dan
pembelian (production and purchase ordes) untuk
item-item MPS.
3. Memberikan landasan untuk penentuan kebutuhan
sumber daya dan kapasitas.
4. Memberikan basis untuk pembuatan janji tentang
penyerahan produk (delivery promises) kepada
pelanggan.
6. PERBEDAAN ANTARA RENCANA
PRODUKSI (PERENCANAAN
AGREGAT) & MPS
N0 DESKRIPSI RENCANA PRODUKSI MPS
1 Definisi Tk prod berdasarkan
kelompok/famili produk
Anticipated build schedule
2 Item yg
direncanakan
(BOM)
Tk prod berdasarkan
kelompok/famili produk
Produk akhir/item spesifik
dlm BOM
3 Horison
perencanaan
SD dg waktu tunggu
terpanjang
Waktu tunggu kumulatif
utk komponen
4 Batasan-batasan
Kapasitas peralatan,
pabrik & material
Rencana produksi,
kapasitas
5 Hubungan Agregasi MPS Disagregasi rencana
produksi
7. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
MPS
Membuat perubahan-perubahan bahan pada
catatan MPS
Mendisagregasikan Rencana Produksi untuk
menciptakan MPS
Menjamin bahawa keputusan-keputusan
produksi yang ada dalam MPS itu telah
sesuai dengan rencana produksi
Mengkomunikasikan hal-hal utama dalam
MPS itu kepada bagian-bagian lain yang
terkait dalam perusahaan
8. Beberapa pertimbangan dalam
desain MPS
Lingkungan manufakturing
Struktur produk
Horizon perencanaan, waktu tunggu produk
(product lead time) dan production time fences
Pemilihan item-item MPS
9. Lingkungan manufakturing
Lingkungan manufakturing sangat
menentukan proses penjadwalan
produksi induk (MPS). Lingkungan
manufakturing yang umum
dipertimbangkan ketika akan mendesain
MPS adalah :
1. make to stock
2. make to order
3. assemble to order
10. 1. Make to Stock
Produk-produk dari lingkungan make to
stock biasanya dikirim secara langsung
dari gudang produk akhir, dan karena itu
harus ada stok sebelum pesanan
pelanggan (customer order) tiba. Hal ini
berarti produk akhir harus dibuat atau
diselesaikan terlebih dahulu sebelum
menerima pesanan pelanggan.
11. 2. Make to Order
Produk-produk dari lingkungan make to
order biasanya baru dikerjakan atau
diselesaikan setelah menerima pesanan
pelanggan. Seringkali komponen-komponen
yang mempunyai waktu
tunggu panjang (long lead time)
direncanakan atau dibuat lebih awal
guna mengurangi waktu tunggu
penyerahan kepada pelanggan, apabila
pelanggan memesan produk.
12. 3. Assemble to Order
Pada dasarnya produk-produk dalam
lingkungan assemble to order adalah make
to order product, dimana semua komponen
(semifinished, intermediate, subassembly,
fabricated, purchased, dan lain-lain) yang
digunakan dalam assembly, pengepakan,
atau proses akhir, direncanakan atau
dibuat lebih awal, kemudian disimpan
dalam stok guna mengantisipasi pesanan
pelanggan.
13. Karakteristik dari lingkungan
manufaktur
NO KARAKTERISTIK MAKE-TO-STOCK ASSEMBLE-TO-ORDER
MAKE-TO-ORDER
1 Keterkaitan produsen &
customer
Rendah Sedang Tinggi
2 Waktu penyerahan
produk ke pelanggan
Singkat Sedang Panjang
3 Volume produksi utk
setiap unit penjualan
Tinggi Sedang Rendah
4 Range dari product line Rendah Sedang Tinggi
5 Basis utk perencanaan
& penjadwalan produksi
Ramalan Ramalan & backlog Backlog
6 Seasonalitas (pengaruh
musim)
Tinggi Sedang Rendah
7 Stabilitas produk Tinggi Sedang Rendah
8 Penanganan
ketidakpastian
permintaan
Stock pengaman Over-planning dari
komponen &
subassemblies
Hanya sedikit
ketidakpastian yg ada
9 Final assembly schedule Terkait erat dg MPS Ditentukan oleh pesanan
pelanggan
Digunakan utk
kebanyakan operasi
assembly
10 BOM/product structure BOM standar utk
setiap produk
Planning BOM BOM unik utk setiap
pesanan
14. INPUT MPS
DATA PERMINTAAN TOTAL: BERKAITAN
DENGAN SALES FORECAST & ORDERS
INITIAL INVENTORY : INFORMASI
INV.ONHAND, ALOKASI STOK (PURCHASE
ORDERS) UNTUK MEMENUHI ORDERS
AGREGATE PLANNING : MEMBERI
BATASAN PADA MPS
DATA PERENCANAAN : ATURAN
PEMESANAN (LOTSIZING), SAFETY STOK,
WAKTU TUNGGU (LEAD TIME)
RCCP : KEBUTUHAN KAPASITAS, VALIDASI
MPS
15. Stuktur Produk (Product Stucture)
atau Bill of Materials (BOM)
BOM didefinisikan sebagai cara komponen-komponen itu
bergabung ke dalam suatu produk selama proses
manufakturing.
Struktur standar, dimana lebih banyak subassemblies
daripada produk akhir, dan lebih banyak komponen daripada
subassemblies.
Struktur modular sepeti mobil dan komputer, dimana lebih
sedikit subassemblies atau modules daripada produk akhir.
Struktur inverted seperti minyak, kertas, dan gelas yang
memiliki, dimana lebih sedikit subassemblies dibandingkan
produk akhir, dan lebih sedikit komponen dan bahan baku
dibandingkan subassemblies.
17. PENJELASAN CONTOH
Gambar tersebut menunjukkan bahwa
hanya item yang tidak sebagai
komponen yang merupakan
independent demand yaitu produk A
Sedangkan komponen lain bersifat
dependent demand
18. Jumlah yang diperlihatkan
dalam BOM produk A
adalah kuantitas yang
diperlukan untuk merakit
satu item pada level yang
lebih tinggi
21. Panjang horizon
perencanaan
Definisi : periode waktu mendatang terjauh
dari jadwal produksi.
Dalam menetapkan horizon perencanaan
harus dipertimbangkan aspek-aspek
seperti horizon perencanaan paling sedikit
sepanjang waktu tunggu produk kumulatif,
additional visibility lebih disukai, panjang
dari horizon perencanaan harus sama
dengan banyaknya periode dikalikan
dengan panjang dari setiap periode (H = L
x N, dimana H = Horizon, L = Length of
period, dan N = Number of periods).
22. Waktu tunggu merupakan lama waktu
menunggu sejak penempatan pesanan
sampai memperoleh pesanan.
23. Time fences
Time fences didefinisikan sebagai suatu
kebijakan atau petunjuk yag ditetapkan
untuk mencatat dimana (dalam zona
waktu) terdapat berbagai keterbatasan
atau perubahan dalam prosedur operasi
manufakturing.
Time fences yang paling umum dikenal
adalah Demand of Time Fence (DTF) dan
Planning Time Fence (PTF), dimana DTF
ditetapkan pada waktu final assembly
sedangkan PTF ditetapkan pada waktu
tunggu kumulatif (Gaspersz, 2004).
24. Time fences
DEMAND OF TIME FENCE : PERIODE
MENDATANG DARI MPS, DIMANA
DALAM PERIODE INI PERUBAHAN-PERUBAHAN
TERHADAP MPS TIDAK
DIIJINKAN.
PLANNING TIME FENCE : PERIODE
MENDATANG DARI MPS, DIMANA
DALAM PERIODE INI PERUBAHAN-PERUBAHAN
TERHADAP MPS
DIEVALUASI.
26. Pemilihan item-item MPS
Item-item yang dijadwalkan seharusnya produk
akhir
Jumlah item-item MPS seharusnya sedikit
Seharusnya memungkinkan untuk meramakan
permintaan dari item-item MPS
Setiap item yang dibuat harus memiliki BOM
Item-item yang dipilih harus dimasukkan dalam
perhitungan kapasitas produksi yang dibutuhkan
Item-item MPS harus memudahkan dalam
penterjemahan pesanan-pesanan pelanggan
kedalam pembuatan