SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 13
Downloaden Sie, um offline zu lesen
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 1
Makalah
Filsafat Ilmu dan Logika
Manusia Menurut Ahli Filsafat
Dosen : JUNAIDI, S.H.I., M.Hum
Oleh :
NAMA : NASRUDDIN. ASN
NIM : 601131010020
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI
1435 H/ 2014 M
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa dihaturkan kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat dan
nikmatnya, saya dapat menyusun makalah Filsafat Ilmu dan Logika dengan sub bahasan
“Manusia Menurut Ahli Filsafat” Shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW sebagai pelopor pendidikan dan ilmu pengetahuan bagi umat manusia.
Ucapan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan motivasi serta
dukungan moral agar selalu belajar dan berusaha untuk menjadi lebih baik. Rekan-rekan
mahasiswa yang selalu memberi semangan dan dukungan. Sebagai bentuk kecintaan terhadap
bangsa dan upaya sebagai warga Negara yang baik untuk terus berupaya memajukan bangsa
dalam mengisi kemerdekaan Republik Indonesia.
Sangat disadari banyak terdapat kekungan baik dari segi penulisan, pemahanan serta
keterbatasan literature sehingga diharapkan kritik serta saran sebagai bahan evaluasi bagi
penulis dan perbaikan pada masa yang akan datang.
Harapan saya makalah ini mampu memberikan kontribusi positif bagi kemajuan pola
pikir dan berkembangan sumber daya manusiauntuk Indonesia yang lebih baik.
Tembilahan, 05 Oktober 2014
Penyusun,
NASRUDDIN. ASN
NIM : 601131010020
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 3
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 2
DAFTAR ISI......................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 4
A. Latar belakang .................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 4
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 5
A. Pengertian Filsafat Manusia ............................................................................... 5
B. Hakikat Manusia Menurut Filsafat .................................................................... 6
C. Kedudukan dan Peran Manusia .......................................................................... 8
D. Tujuan Hidup Manusia ....................................................................................... 9
E. Hubungan Antara Filsafat, Pendidikan dan Manusia.......................................... 10
BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 12
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 12
B. Saran ................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 13
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia secara bahasa disebut juga insan yang dalam bahasa arabnya, yang
berasal dari kata nasiya yang berarti lupa dan jika dilihat dari kata dasar al-uns yang
berarti jinak. Kata insan dipakai untuk menyebut manusia, karena manusia memiliki
sifat lupa dan jinak artinya manusia selalu menyesuaikan diri dengan keadaan yang
baru disekitarnya. Manusia cara keberadaannya yang sekaligus membedakannya secara
nyata dengan mahluk yang lain. Seperti dalam kenyataan mahluk yang berjalan diatas
dua kaki, kemampuan berfikir dan berfikir tersebut yang menentukan manusia hakekat
manusia.
Manusia juga memiliki karya yang dihasilkan sehingga berbeda dengan mahluk
yang lain. Manusia dalam memiliki karya dapat dilihat dalam seting sejarah dan seting
psikologis situasi emosional an intelektual yang melatarbelakangi karyanya. Dari karya
yang dibuat manusia tersebut menjadikan manusia sebagai mahluk yang menciptakan
sejarah. Manusia juga dapat dilihat dari sisi dalam pendekatan teologis, dalam
pandangan ini melengkapi dari pandangan yang sesudahnya dengan melengkapi sisi
trasendensi dikarenakan pemahaman lebih bersifat fundamental. Pengetahuan pencipta
tentang ciptaannya jauh lebih lengkap dari pada pengetahuan ciptaan tentang dirinya.
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah tentang
“Manusia menurut Ahli Filsafat.” Untuk memberikan kejelasan makna serta
menghindari meluasnya pembahasan, maka dalam makalah ini masalahnya dibatasi
pada :
1. Pengertian Filsafat Manusia;
2. Hakikat Manusia Menurut Ahli Filsafat;
3. Kedudukan dan Peran Manusia;
4. Tuhan dalam Sudut Pandang Nonteistis; dan
5. Presentasi kepercayaan akan Tuhan.
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai materi tugas mata kuliah Filsafat
Ilmu dan Logika dengan sub bahasan Manusia menurut Ahli Filsafat agar dapat
memahami tentang Manusia dan Hakikat Manusia.
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Manusia dan Pengertian Filsafat Manusia
Manusia dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah
kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai
Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti "manusia yang tahu"), sebuah spesies primata
dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal
kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana,
dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau
makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain.
Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya,
organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan
terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk
dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Filsafat Manusia adalah cabang filsafat yang hendak secara khusus merefleksikan
hakekat atau esensi dari manusia. Filsafat Manusia sering juga disebut sebagai
Antropologi Filosofis. Filsafat Manusia memiliki kedudukan yang setara dengan
cabang-cabang filsafat lainnya, seperti etika, epistemologi, kosmologi, dll. Akan tetapi
Filsafat Manusia juga memiliki kedudukan yang istimewa, karena semua persoalan
filsafat itu berawal dan berakhir tentang pertanyaan mengenai esensi dari manusia,
yang merupakan tema utama refleksi Filsafat Manusia.
Manusia secara bahasa disebut juga insan, yang dalam bahasa arabnya berasal
dari kata ‘nasiya’ yang berarti lupa. Dan jika dilihat dari kata dasar ‘al-uns’ yang berarti
jinak. Kata insan dipakai untuk menyebut manusia, karena manusia memiliki sifat lupa
dan jinak artinya manusia selalu menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru
disekitarnya. Manusia memiliki cara keberadaan yang sekaligus membedakannya
secara nyata dengan mahluk yang lain. Seperti dalam kenyataan mahluk yang berjalan
diatas dua kaki, kemampuan berfikir, dan berfikir tersebut yang menentukan manusia
pada hakekat manusia.
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 6
B. Hakikat Manusia dalam sudut pandang Filsafat
Manusia juga memiliki karya yang dihasilkan sehingga berbeda dengan mahluk
yang lain. Manusia dalam memiliki karya dapat dilihat dalam seting sejarah dan seting
psikologis situasi emosional an intelektual yang melatarbelakangi karyanya. Dari karya
yang dibuat manusia tersebut menjadikan manusia sebagai mahluk yang menciptakan
sejarah.
Manusia juga dapat dilihat dari sisi dalam pendekatan teologis, dalam pandangan
ini melengkapi dari pandangan yang sesudahnya dengan melengkapi sisi trasendensi
dikarenakan pemahaman lebih bersifat fundamental. Pengetahuan pencipta tentang
ciptaannya jauh lebih lengkap dari pada pengetahuan ciptaan tentang dirinya.1
Berbicara tentang manusia maka yang tergambar dalam fikiran adalah berbagai
macam perfektif. Ada yang mengatakan manusia adalah hewan rasional (animal
rasional) dan pendapat ini diyakini oleh para filosof. Sedangkan yang lain menilai
manusia sebagai animal simbolik, pernyataan tersebut dikarenakan manusia
mengkomunikasikan bahasa melalui simbol-simbol dan manusia menafsirkan simbol-
simbol tersebut. Ada yang lain menilai tentang manusia adalah sebagai homo feber
dimana manusia adalah hewan yang melakukan pekerjaan dan dapat gila terhadap
kerja. Manusia memang sebagai mahluk yang aneh dikarenakan disatu pihak manusia
merupakan “mahluk alami”, seperti hewan misalnya, manusia memerlukan alam untuk
hidup.
Dipihak lain manusia berhadapan dengan alam sebagai sesuatu yang asing
manusia harus menyesuaikan alam sesuai dengan kebutuh-kebutuhannya. Manusia
dapat disebut sebagai homo sapiens, manusia arif memiliki akal budi dan mengungguli
makhluk yang lain. Manusia juga dikatakan sebagai homo faber hal tersebut
dikarenakan manusia tukang yang menggunakan alat-alat dan menciptakannya. Salah
satu bagian yang lain manusia juga disebut sebagai homo ludens (mahluk yang senang
bermain).
Dalam bermain manusia memiliki ciri khasnya dalam suatu kebudayaan bersifat
riang gembira. Riang gembira disini merupakan kombinasi lucu dan menyenangkan.
Permainan dalam sejarahnya juga digunakan untuk memikat dewa-dewa dan bahkan
ada suatu kebudayaan yang menganggap permainan sebagai ritual suci.2
1
Musa Asy’ari, Filsafat Islam, 1999
2
K. Bertens, Panorama Filsafat Modern, 2005
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 7
Marx menunjukan perbedaan antara manusia dengan binatang tentang
kebutuhannya. Binatang langsung menyatu dengan kegiatan hidupnya, sedangkan
manusia membuat kerja hidupnya menjadi objek kehendak dan kesadarannya. Binatang
berproduksi hanya apa yang manusia butuhkan secara langsung bagi dirinya dan
keturunannya, sedangkan manusia berproduksi secara universal bebas dari kebutuhan
fisik, manusia baru produksi dari yang sesungguhnya dalam kebebasan dari
kebutuhannya.
Manusia berhadapan bebas dari produknya dan binatang berproduksi menurut
ukuran dan kebutuhan jenis produksinya, manusia berproduksi menurut berbagai jenis
dan ukuran dengan objek yang inheren, dikarenakan manusia berproduksi menurut
hukum-hukum keindahan.
Manusia dalam bekerja secara bebas dan universal, bebas dapat bekerja meskipun
tidak merasakan kebutuhan langsung, universal dikarenakan manusia dapat memakai
beberapa cara untuk tujuan yang sama. Dipihak yang lain manusia dapat menghadapi
alam tidak hanya dalam kerangka salah satu kebutuhan. Oleh sebab itu menurut Marx
manusia hanya terbuka pada nilai-nilai estetik dan hakekat perbedaan manusia dengan
binatang adalah menunjukan hakekat bebas dan universal.3
Antropologi merupakan salah satu dari cabang filsafat yang mempersoalkan
tentang hakekat manusia dan sepanjang sejarahnya manusia selalu mempertanyakan
tentang dirinya, apakah manusia sedang sendirian, yang kemudian menjadi perenungan
tentang kegelisahan dirinya, ataukah ia sedang dalam dinamika masyarakat dengan
mempertanyakan tentang makna hidupnya ditengan dinamika perubahan yang
kompleks, dan apakah makna keberadaannya ditengah kompleksitas perubahan itu?
Pertanyaan tentang hakekat manusia merupakan pertanyaan kuno seumur
keberadaan manusia dimuka bumi. Dalam jawaban tentang manusia tidak pernah akan
selesai dan dianggap tidak pernah sampai final dikarenakan realitas dalam keling
manusia selalu baru, meskipun dalam subtansinya tidak berubah.4
Manusia menurut Paulo Freire mnusia merupakan satu-satunya mahluk yang
memiliki hubungan dengan dunia. Manusia berbeda dari hewan yang tidak memiliki
sejarah, dan hidup dalam masa kini yang kekal, yang mempunyai kontak tidak kritis
dengan dunia, yang hanya berada dalam dunia.
3
Franz Magnis Suseno, Pemikiran Karl Marx, 1999
4
Musa Asy’ari, Filsafat Islam, 1999
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 8
Manusia dibedakan dari hewan dikarenakan kemampuannya untuk melakukan
refleksi (termasuk operasi-operasi intensionalitas, keterarahan, temporaritas dan
trasendensi) yang menjadikan mahluk berelasi dikarenakan kapasitasnya untuk
meyampaikan hubungan dengan dunia. Tindakan dan kesadaran manusia bersifat
historis manusia membuat hubungan dengan dunianya bersifat epokal, yang
menunjukan disini berhubungan disana, sekarang berhubungan masa lalu dan
berhubungan dengan masa depan. manusia menciptakan sejarah juga sebaliknya
manusia diciptakan oleh sejarah.5
Hakekat manusia selalu berkaitan dengan unsur pokok yang membentuknya,
seperti dalam pandangan monoteisme, yang mencari unsur pokok yang menentujkan
yang bersifat tunggal, yakni materi dalam pandangan materialisme, atau unsur rohani
dalam pandangan spritualisme, atau dualisme yang memiliki pandangan yang
menetapkan adanya dua unsur pokok sekaligus yang keduanya tidak saling menafikan
nyaitu materi dan rohani, nyakni pandangan pluralisme yang menetapkan pandangan
pada adanya berbagai unsur pokok yang pada dasarnya mencerminkan unsur yang ada
dalam marco kosmos atau pandangan mono dualis yang menetapkan manusia pada
kesatuannya dua unsur, ataukah mono pluralism yang meletakkan hakekat pada
kesatuannya semua unsur yang membentuknya.
Manusia secara individu tidak pernah menciptakan dirinya , akan tetapi bukan
berarti bahwa manusia tidak dapat menentukan jalan hidup setelah kelahirannya dan
eksistensinya dalam kehidupan dunia ini mencapai kedewasaan dan semua kenyataan
itu, akan memberikan andil atas jawaban mengenai pertanyaan hakekat, kedudukan,
dan perannya dalam kehidupan yang ia hadapi.6
C. Kedudukan dan Peran Manusia
Manusia sebagai mahluk yang berdimensional memiliki peran dan kedudukan
yang sangat mulia. Tetapi sebelum membahas tentang peran dan kedudukan,
pengulangan kembali tentang esensi dan eksistensi manusia. Manusia yang memiliki
eksistensi dalam hidupnya sebagai abdullah, an-nas, al insan, al basyar dan khalifah.
Kedudukan dan peran manusia adalah memerankan manusia dalam kelima eksistensi
tersebut. Misalkan sebagai khalifah dimuka bumi sebagai pengganti Tuhan manusia
disini harus bersentuha dengan sejarah dan membuat sejarah dengan mengembangkan
5
Denis Collin, Paulo Freire Kehidupan, Karya dan Pemikirannya, 2002
6
Musa Asy’ari, Filsafat Islam,1999
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 9
esensi ingin tahu menjadikan manusia bersifat kreatif dan dengan di semangati nilai-
nilai trasendensi. Manusia dengan Tuhan memiliki kedudukan sebagai hamba, yang
memiliki inspirasi nilai-nilai ke-Tuhan-an yang tertanam sebagai penganti Tuhan dalam
muka bumi.
Manusia dengan manusia yang lain memiliki korelasi yang seimbang dan saling
berkerjasama dala rangka memakmurkan bumi. Manusia dengan alam sekitar
merupakan sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan rasa syukur kita terhadap
Tuhan dan bertugas menjadikan alam sebagai subjek dalam rangka mendekatkan diri
kepada Tuhan. Setiap apa yang dilakukan oleh manusia dalam pelaksana pengganti
Tuhan sesuai dengan maqasid asy-syari’ah. Maqasid asy-syari’ah merupakan tujuan
utama diciptanya sebuah hukum atau mungkin nilai-esensi dari hukum, dimana harus
menjaga agama, jiwa, keturunan, harta, akal dan, ekologi. Manusia yang memegang
amanah sebagai khalifah dalam melakukan keputusan dan tindakannya sesuai dengan
maqasid asy-syari’ah.
D. Tujuan hidup manusia
Pada hakikatnya tujuan manusia dalam menjalankan kehidupannya mencapai
perjumpaan kembali dengan Penciptanya. Perjumpaan kembali tersebut seperti
kembalinya air hujan kelaut. Kembalinya manusia sesuai dengan asalnya sebagaimana
dalam dimensi manusia yang berasal dari Pencipta maka manusia kembali kepada
Tuhan sesuai dengan bentuknya misalkan dalam bentuk imateri maka kembali kepada
pencinta dalam bentuk imateri sedangkan unsur mteri yang berada dalam diri manusia
akan kembali kepada materi yang membentuk jasad manusia.
Perjumpaan manusia dengan Tuhan dalam tahapan nafs, yang spiritual
dikarenakan nafs spiritual yang sangat indah dan Tuhan akan memanggilnya kembali
nafs tersebut bersamanya. Nafs yang dimiliki oleh manusia merupakan nafs yang
terbatas akan kembali bersama nafs yang mutlak dan tak terbatas, dan kembalinya nafs
manusia melalui ketauhidan antara iman dan amal sholeh. Pertemuan nafs manusia
dengan nafs Tuhan merupakan perjumpaan dinamis yang sarat muatan kreatifitas dalam
dimensi spiritualitas yang bercahaya. Kerjasama kreatifitas Tuhan dengan manusia dan
melalui keratifitasnya manusia menaiki tangga mi’raj memasuki cahaya-Nya yang
merupakan cahaya kreatifitas abadi.7
7
Musa Asy’ari, Filsafat Islam, 1999
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 10
Proses bertemunya nafs manusia dengan Tuhan dalam kondisi spiritual tercapai
jika manusai berusaha membersihkan diri dari sifat yang buruk yang ada padanya.
Perjumpaan nafs tersebut dapat dilihat pada sufi yang memenculkan berbagai macam
ekspresi dalam perjumpaannya. Sebagaimana yang terjadi pada al Halaj, Yazid al
Bustami Rabiah al Adawiyah dan yang lain mereka memiliki ekspreasi dan kelakuan
yang berbeda ketika meresakan berteumnya dengan Pencipta. Tetapi dari sini manusai
mendaki tangga mi’raj menuju nafs Tuhan dengan cinta dan karena cinta pula
terbentuknya alam serta manusia.
Setelah menyatunya manusia dalam dimensi spiritual dengan Pencipta, lantas tak
memperdulikan dengan yang lain dengan menyatu terus dengan pencipta. Tetapi
manusia setalah menyatu, memahami cinta pada Pencita itu dimanifestasikan cinta
tersebut untuk sesama manusia dan alam. Proses penebaran cinta tersebut menjadikan
manusia dapat bermanfaat pada yang lain menjadika diri sebagai cerminan Tuhan
dalam muka bumi. Pencitraan Tuhan dalam diri manusia menjadikan ia sebagai insan
kamil dan dalam ajaran agama dapat menjadi rahmat bagi yang lain baik sesama
manusia ataupun alam.
E. Hubungan Antara Filsafat, Pendidikan dan Manusia
Manusia memiliki berbagai dimensi dasar, baik secara pribadi, jiwa, kelompok,
dll. Semua itu menyatu menjadi potensi dasar atau bawaan manusia, sehingga disadari
atau tidak, manusia telah mengembangkan potensi tersebut, baik secara maksimal atau
tidak, dengan baik atau buruk. Semuanya tergantung manusia itu sendiri dan
lingkungan yang mempengaruhinya.
Kaitanya dengan hal tersebut, dengan akal manusia yang bisa dikatakan jenius,
manusia dapat menemukan jalan untuk mengembangkan potensi-potensi mereka
dengan baik. Yaitu dengan pendidikan. Manusia mulai sadar akan arti penting
pendidikan bagi kehidupan mereka.
Pendidikan adalah usaha sadar, terencana, sistematis dan berkelanjutan untuk
mengembangkan potensi-potensi bawaan manusia, memberi sifat dan kecakapan, sesuai
dengan tujuan pendidikan.
Sehingga antara manusia dan pendidikan terjalin hubungan kausalitas. Karena
manusia, pendidikan mutlak ada; dan karena pendidikan, manusia semakin menjadi diri
sendiri sebagai manusia yang manusiawi.
Manusia merupakan subyek pendidikan, tetapi juga sekaligus menjadi objek
pendidikan itu sendiri. Pedagogik tanpa ilmu jiwa, sama dengan praktek tanpa teori.
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 11
Pendidikan tanpa mengerti manusia, berarti membina sesuatu tanpa mengerti untuk apa,
bagaimana, dan mengapa manusia dididik. Tanpa mengerti atas manusia, baik sifat-sifat
individualitasnya yang unik, maupun potensi-potensi yang justru akan dibina,
pendidikan akan salah arah. Bahkan tanpa pengertian yang baik, pendidikan akan
memperkosa kodrat manusia.
Esensia kepribadian manusia, yang tersimpul dalam aspek-aspek: individualitas,
sosialitas dan moralitas hanya mungkin menjadi relita (tingkah laku, sikap) melalui
pendidikan yang diarahkan kepada masing-masing esensia itu. Harga diri, kepercayaan
pada diri sendiri (self-respect, self-reliance, self confidence) rasa tanggung jawab, dan
sebagainya juga akan tumbuh dalam kepribadian manusia melalui proses pendidikan.
Jadi, hubungan antara filsafat, pendidikan dan manusia secara singkat, filsafat
digunakan untuk mencari hakekat manusia, sehingga diketahui apa saja yang ada dalam
diri manusia. Hasil kajian dalam filsafat tersebut oleh pendidikan dikembangkan dan
dijadikannya (potensi) nyata berdasarkan esensi keberadaan manusia. Sehingga
dihasilkan manusia yang sejati, yang utuh sebagaimana dititahkan oleh Alloh SWT.
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah
kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai
Homo sapiens, sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak
berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep
jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan
kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali
dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan
berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk
serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk
membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Filsafat Manusia adalah cabang filsafat yang hendak secara khusus merefleksikan
hakekat atau esensi dari manusia. Filsafat Manusia sering juga disebut sebagai
Antropologi Filosofis. Filsafat Manusia memiliki kedudukan yang setara dengan
cabang-cabang filsafat lainnya, seperti etika, epistemologi, kosmologi, dll. Akan tetapi
Filsafat Manusia juga memiliki kedudukan yang istimewa, karena semua persoalan
filsafat itu berawal dan berakhir tentang pertanyaan mengenai esensi dari manusia,
yang merupakan tema utama refleksi Filsafat Manusia.
B. Saran
Apa dan siapa sebenarnya manusia? Katanya manusia merupakan makhluk
ciptaan tuhan yang paling sempurnya. Namun dimana letak dan bukti kongkrit
kesempurnaan yang dimaksud? Karena hal itu kita harus memahami pengertian
Manusia dan bagaimana hakikat manusia. Untuk membuktikan kebenaran sebagai
makhluk ciptaan tuhan yang sempurna. Sehingga kita dapat memahami dan mensyukuri
serta menjalankan kewajiban kepada sang pencipta.
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 13
DAFTAR PUSTAKA
Zainal Abidin, Filsafat Manusia, Mengenal Manusia dengan Filsafat PT Rosda
Remaja, 2006, Bandung.pdf
Jalaludin dan Abdulloh. 1997. Filsafat Pendidikan. Jakarta: Gaya Media Pratama.pdf
Sumber Online :
http://id.wikipedia.com/manusia/
http://id.wikipedia.com/filsafat/

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Makalah analisis kebijakan dan pengambilan keputusan
Makalah   analisis kebijakan dan pengambilan keputusanMakalah   analisis kebijakan dan pengambilan keputusan
Makalah analisis kebijakan dan pengambilan keputusan
vitalfrans
 
Mata kuliah filsafat ilmu
Mata kuliah filsafat ilmuMata kuliah filsafat ilmu
Mata kuliah filsafat ilmu
Mas Yono
 
Hubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agamaHubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agama
Buyung Iskandar
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat
Rika Mouri
 
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektifMakalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
Warnet Raha
 

Was ist angesagt? (20)

Urgensi Pancasila sebagai Dasar Negara
Urgensi Pancasila sebagai Dasar NegaraUrgensi Pancasila sebagai Dasar Negara
Urgensi Pancasila sebagai Dasar Negara
 
Filsafat ilmu sebagai landasan pengembangan ilmu pengetahuan
Filsafat ilmu sebagai landasan pengembangan ilmu pengetahuanFilsafat ilmu sebagai landasan pengembangan ilmu pengetahuan
Filsafat ilmu sebagai landasan pengembangan ilmu pengetahuan
 
6 dimensi dalam administrasi publik pdf
6 dimensi dalam administrasi publik pdf6 dimensi dalam administrasi publik pdf
6 dimensi dalam administrasi publik pdf
 
Makalah logika
Makalah logika Makalah logika
Makalah logika
 
Makalah analisis kebijakan dan pengambilan keputusan
Makalah   analisis kebijakan dan pengambilan keputusanMakalah   analisis kebijakan dan pengambilan keputusan
Makalah analisis kebijakan dan pengambilan keputusan
 
Mata kuliah filsafat ilmu
Mata kuliah filsafat ilmuMata kuliah filsafat ilmu
Mata kuliah filsafat ilmu
 
Konsep, term dan definisi
Konsep, term dan definisiKonsep, term dan definisi
Konsep, term dan definisi
 
Makalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmuMakalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmu
 
cabang cabang filsafat (struktur filsafat)
cabang cabang filsafat (struktur filsafat)cabang cabang filsafat (struktur filsafat)
cabang cabang filsafat (struktur filsafat)
 
Definisi Filsafat Ilmu
Definisi Filsafat IlmuDefinisi Filsafat Ilmu
Definisi Filsafat Ilmu
 
Presentasi ontologi
Presentasi ontologiPresentasi ontologi
Presentasi ontologi
 
Pengertian dan kedudukan filsafat dalam ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia
Pengertian dan kedudukan filsafat dalam ilmu pengetahuan dan kehidupan manusiaPengertian dan kedudukan filsafat dalam ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia
Pengertian dan kedudukan filsafat dalam ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia
 
Hubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agamaHubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agama
 
Makalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikanMakalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikan
 
Slide Hakikat Agama
Slide Hakikat AgamaSlide Hakikat Agama
Slide Hakikat Agama
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat
 
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan fix .ppt
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan fix .pptSejarah perkembangan ilmu pengetahuan fix .ppt
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan fix .ppt
 
epistemologi
epistemologiepistemologi
epistemologi
 
Kel.4 pancasila sebagai ideologi bangsa 222
Kel.4 pancasila sebagai ideologi bangsa 222Kel.4 pancasila sebagai ideologi bangsa 222
Kel.4 pancasila sebagai ideologi bangsa 222
 
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektifMakalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
 

Andere mochten auch

Makalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu indaMakalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu inda
Ferdy Tohopi
 
Filsafat hukum pengertian ruang lingkup manfaat
Filsafat hukum pengertian ruang lingkup manfaatFilsafat hukum pengertian ruang lingkup manfaat
Filsafat hukum pengertian ruang lingkup manfaat
Retno Wulandari
 
Makalah hukum tata pemerintahan
Makalah hukum tata pemerintahanMakalah hukum tata pemerintahan
Makalah hukum tata pemerintahan
Roberto Pecah
 

Andere mochten auch (20)

Filsafat fkm-2-sejarah-filsafat (1)
Filsafat fkm-2-sejarah-filsafat (1)Filsafat fkm-2-sejarah-filsafat (1)
Filsafat fkm-2-sejarah-filsafat (1)
 
Makalah Pengertian Filsafat
Makalah Pengertian FilsafatMakalah Pengertian Filsafat
Makalah Pengertian Filsafat
 
MATERI 2 - Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan
MATERI 2 - Sejarah Perkembangan Ilmu PengetahuanMATERI 2 - Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan
MATERI 2 - Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan
 
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Tuhan
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - TuhanMakalah Filsafat Ilmu dan Logika - Tuhan
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Tuhan
 
Makalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu indaMakalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu inda
 
Makalah Substansi Filsafat Ilmu
Makalah Substansi Filsafat IlmuMakalah Substansi Filsafat Ilmu
Makalah Substansi Filsafat Ilmu
 
EKSISTENSIAL HUMANISTIK
EKSISTENSIAL HUMANISTIKEKSISTENSIAL HUMANISTIK
EKSISTENSIAL HUMANISTIK
 
Makalah filsafat
Makalah filsafatMakalah filsafat
Makalah filsafat
 
Power point filsafat
Power point filsafatPower point filsafat
Power point filsafat
 
Makalah pengantar filsafat
Makalah pengantar filsafatMakalah pengantar filsafat
Makalah pengantar filsafat
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 
Sumber hukum islam (fiqih)
Sumber hukum islam (fiqih)Sumber hukum islam (fiqih)
Sumber hukum islam (fiqih)
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 
Logika pendahuluan
Logika pendahuluanLogika pendahuluan
Logika pendahuluan
 
Makalah ilmu logika
Makalah ilmu logikaMakalah ilmu logika
Makalah ilmu logika
 
SEJARAH LOGIKA
SEJARAH LOGIKASEJARAH LOGIKA
SEJARAH LOGIKA
 
Makalah logika (1)
Makalah logika (1)Makalah logika (1)
Makalah logika (1)
 
Filsafat hukum pengertian ruang lingkup manfaat
Filsafat hukum pengertian ruang lingkup manfaatFilsafat hukum pengertian ruang lingkup manfaat
Filsafat hukum pengertian ruang lingkup manfaat
 
Makalah hukum tata pemerintahan
Makalah hukum tata pemerintahanMakalah hukum tata pemerintahan
Makalah hukum tata pemerintahan
 
Bab i. dasar dasar logika
Bab i. dasar dasar logikaBab i. dasar dasar logika
Bab i. dasar dasar logika
 

Ähnlich wie Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Manusia menurut Ahli Filsafat

Bab i pendahuluan (tgs livi)
Bab i pendahuluan (tgs livi)Bab i pendahuluan (tgs livi)
Bab i pendahuluan (tgs livi)
Livi Pungus
 
Hakikat Manusia
Hakikat ManusiaHakikat Manusia
Hakikat Manusia
1231011994
 
Materi 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.ppt
Materi 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.pptMateri 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.ppt
Materi 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.ppt
RasyAlam
 

Ähnlich wie Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Manusia menurut Ahli Filsafat (20)

Filsafat tubuh
Filsafat tubuhFilsafat tubuh
Filsafat tubuh
 
Makalah Filsafat Olahraga "Filosofi Manusia"
Makalah Filsafat Olahraga "Filosofi Manusia"Makalah Filsafat Olahraga "Filosofi Manusia"
Makalah Filsafat Olahraga "Filosofi Manusia"
 
Makalah Filsafat Olahraga Tentang "Filosofi Manusia"
Makalah Filsafat Olahraga Tentang "Filosofi Manusia"Makalah Filsafat Olahraga Tentang "Filosofi Manusia"
Makalah Filsafat Olahraga Tentang "Filosofi Manusia"
 
FILSAFAT MANUSIA-ilmu dalam mempelajari sifat manusia
FILSAFAT MANUSIA-ilmu dalam mempelajari sifat manusiaFILSAFAT MANUSIA-ilmu dalam mempelajari sifat manusia
FILSAFAT MANUSIA-ilmu dalam mempelajari sifat manusia
 
Bab i pendahuluan (tgs livi)
Bab i pendahuluan (tgs livi)Bab i pendahuluan (tgs livi)
Bab i pendahuluan (tgs livi)
 
Manusia Sebagai Makhluk Budaya
Manusia Sebagai Makhluk BudayaManusia Sebagai Makhluk Budaya
Manusia Sebagai Makhluk Budaya
 
Tugas
TugasTugas
Tugas
 
Makalah pancasila
Makalah pancasilaMakalah pancasila
Makalah pancasila
 
Tugas makalah (1)
Tugas makalah (1)Tugas makalah (1)
Tugas makalah (1)
 
Filsafat manusia (sefia niken arneta)
Filsafat manusia (sefia niken arneta)Filsafat manusia (sefia niken arneta)
Filsafat manusia (sefia niken arneta)
 
Hakikat Manusia
Hakikat ManusiaHakikat Manusia
Hakikat Manusia
 
Filsafat
FilsafatFilsafat
Filsafat
 
resume ilmu alamiah dasar.docx
resume ilmu alamiah dasar.docxresume ilmu alamiah dasar.docx
resume ilmu alamiah dasar.docx
 
Agama : Hakikat Manusia Menurut Islam
Agama : Hakikat Manusia Menurut IslamAgama : Hakikat Manusia Menurut Islam
Agama : Hakikat Manusia Menurut Islam
 
Materi 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.ppt
Materi 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.pptMateri 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.ppt
Materi 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.ppt
 
Makalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmuMakalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmu
 
Ibd 11
Ibd 11Ibd 11
Ibd 11
 
Konsep islam tentang manusia
Konsep islam tentang manusiaKonsep islam tentang manusia
Konsep islam tentang manusia
 
Tugas 2
Tugas 2Tugas 2
Tugas 2
 
pancasila sebagai sistem filsafat
pancasila sebagai sistem filsafatpancasila sebagai sistem filsafat
pancasila sebagai sistem filsafat
 

Mehr von Nasruddin Asnah

Mehr von Nasruddin Asnah (20)

Outbond Training OP3T
Outbond Training OP3TOutbond Training OP3T
Outbond Training OP3T
 
Administrasi Kesekretariatan pada Gugusdepan Gerakan Pramuka
Administrasi Kesekretariatan pada Gugusdepan Gerakan PramukaAdministrasi Kesekretariatan pada Gugusdepan Gerakan Pramuka
Administrasi Kesekretariatan pada Gugusdepan Gerakan Pramuka
 
Peraturan Panglima TNI nomor 46 tahun 2014 - Peraturan Baris Berbaris
Peraturan Panglima TNI nomor 46 tahun 2014 - Peraturan Baris BerbarisPeraturan Panglima TNI nomor 46 tahun 2014 - Peraturan Baris Berbaris
Peraturan Panglima TNI nomor 46 tahun 2014 - Peraturan Baris Berbaris
 
Juklak lomba hari pramuka ke 57 kwarcab inhil 2018
Juklak lomba hari pramuka ke 57 kwarcab inhil 2018Juklak lomba hari pramuka ke 57 kwarcab inhil 2018
Juklak lomba hari pramuka ke 57 kwarcab inhil 2018
 
RA. Kartini - Jejak Keislaman seorang Kartini
RA. Kartini - Jejak Keislaman seorang KartiniRA. Kartini - Jejak Keislaman seorang Kartini
RA. Kartini - Jejak Keislaman seorang Kartini
 
Laporan Magang Mahasiswa FIAI UNISI 2017
Laporan Magang Mahasiswa FIAI UNISI 2017Laporan Magang Mahasiswa FIAI UNISI 2017
Laporan Magang Mahasiswa FIAI UNISI 2017
 
KKP - Pemanfaatan Air Kelapa Untuk Pembuatan Kecap
KKP - Pemanfaatan Air Kelapa Untuk Pembuatan KecapKKP - Pemanfaatan Air Kelapa Untuk Pembuatan Kecap
KKP - Pemanfaatan Air Kelapa Untuk Pembuatan Kecap
 
KKP - Pemanfaatan Air Kelapa untuk pembuatan Kecap
KKP - Pemanfaatan Air Kelapa untuk pembuatan KecapKKP - Pemanfaatan Air Kelapa untuk pembuatan Kecap
KKP - Pemanfaatan Air Kelapa untuk pembuatan Kecap
 
Teknik Presentasi
Teknik PresentasiTeknik Presentasi
Teknik Presentasi
 
5 Kunci Sukses jadi Pemimpin made in Pramuka
5 Kunci Sukses jadi Pemimpin made in Pramuka5 Kunci Sukses jadi Pemimpin made in Pramuka
5 Kunci Sukses jadi Pemimpin made in Pramuka
 
Juklak Seminar Kepramukaan Hari Pramuka Ke 52 Tahun 2013
Juklak Seminar Kepramukaan Hari Pramuka Ke 52 Tahun 2013Juklak Seminar Kepramukaan Hari Pramuka Ke 52 Tahun 2013
Juklak Seminar Kepramukaan Hari Pramuka Ke 52 Tahun 2013
 
Tugas Teori Ekonomi Makro - Perdagangan Internasional
Tugas Teori Ekonomi Makro - Perdagangan InternasionalTugas Teori Ekonomi Makro - Perdagangan Internasional
Tugas Teori Ekonomi Makro - Perdagangan Internasional
 
Tugas Fiqh Zakat dan Wakaf - Pengantar Umum Wakaf
Tugas Fiqh Zakat dan Wakaf - Pengantar Umum WakafTugas Fiqh Zakat dan Wakaf - Pengantar Umum Wakaf
Tugas Fiqh Zakat dan Wakaf - Pengantar Umum Wakaf
 
Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat Perdagangan
Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat PerdaganganMakalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat Perdagangan
Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat Perdagangan
 
Makalah Aspek Hukum dalam Ekonomi
Makalah Aspek Hukum dalam EkonomiMakalah Aspek Hukum dalam Ekonomi
Makalah Aspek Hukum dalam Ekonomi
 
Makalah Metodologi Studi Islam - Keluarga dan Masyarakat dalam Islam
Makalah Metodologi Studi Islam - Keluarga dan Masyarakat dalam IslamMakalah Metodologi Studi Islam - Keluarga dan Masyarakat dalam Islam
Makalah Metodologi Studi Islam - Keluarga dan Masyarakat dalam Islam
 
Artikel Filsafat Ilmu dan Logika Metode Induksi dan Deduksi
Artikel Filsafat Ilmu dan Logika Metode Induksi dan DeduksiArtikel Filsafat Ilmu dan Logika Metode Induksi dan Deduksi
Artikel Filsafat Ilmu dan Logika Metode Induksi dan Deduksi
 
Struktur, Jenis dan Pengembangan Paragraf
Struktur, Jenis dan Pengembangan ParagrafStruktur, Jenis dan Pengembangan Paragraf
Struktur, Jenis dan Pengembangan Paragraf
 
Makalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan Majas
Makalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan MajasMakalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan Majas
Makalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan Majas
 
SK BEM FIAI UNISI 2014-2015
SK BEM FIAI UNISI 2014-2015SK BEM FIAI UNISI 2014-2015
SK BEM FIAI UNISI 2014-2015
 

Kürzlich hochgeladen

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
RIMA685626
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 

Kürzlich hochgeladen (20)

E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 

Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Manusia menurut Ahli Filsafat

  • 1. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 1 Makalah Filsafat Ilmu dan Logika Manusia Menurut Ahli Filsafat Dosen : JUNAIDI, S.H.I., M.Hum Oleh : NAMA : NASRUDDIN. ASN NIM : 601131010020 PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 1435 H/ 2014 M
  • 2. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 2 KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa dihaturkan kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat dan nikmatnya, saya dapat menyusun makalah Filsafat Ilmu dan Logika dengan sub bahasan “Manusia Menurut Ahli Filsafat” Shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW sebagai pelopor pendidikan dan ilmu pengetahuan bagi umat manusia. Ucapan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan motivasi serta dukungan moral agar selalu belajar dan berusaha untuk menjadi lebih baik. Rekan-rekan mahasiswa yang selalu memberi semangan dan dukungan. Sebagai bentuk kecintaan terhadap bangsa dan upaya sebagai warga Negara yang baik untuk terus berupaya memajukan bangsa dalam mengisi kemerdekaan Republik Indonesia. Sangat disadari banyak terdapat kekungan baik dari segi penulisan, pemahanan serta keterbatasan literature sehingga diharapkan kritik serta saran sebagai bahan evaluasi bagi penulis dan perbaikan pada masa yang akan datang. Harapan saya makalah ini mampu memberikan kontribusi positif bagi kemajuan pola pikir dan berkembangan sumber daya manusiauntuk Indonesia yang lebih baik. Tembilahan, 05 Oktober 2014 Penyusun, NASRUDDIN. ASN NIM : 601131010020
  • 3. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 3 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 2 DAFTAR ISI......................................................................................................................... 3 BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 4 A. Latar belakang .................................................................................................... 4 B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 4 C. Tujuan Penulisan ................................................................................................ 4 BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 5 A. Pengertian Filsafat Manusia ............................................................................... 5 B. Hakikat Manusia Menurut Filsafat .................................................................... 6 C. Kedudukan dan Peran Manusia .......................................................................... 8 D. Tujuan Hidup Manusia ....................................................................................... 9 E. Hubungan Antara Filsafat, Pendidikan dan Manusia.......................................... 10 BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 12 A. Kesimpulan ........................................................................................................ 12 B. Saran ................................................................................................................... 12 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 13
  • 4. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia secara bahasa disebut juga insan yang dalam bahasa arabnya, yang berasal dari kata nasiya yang berarti lupa dan jika dilihat dari kata dasar al-uns yang berarti jinak. Kata insan dipakai untuk menyebut manusia, karena manusia memiliki sifat lupa dan jinak artinya manusia selalu menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru disekitarnya. Manusia cara keberadaannya yang sekaligus membedakannya secara nyata dengan mahluk yang lain. Seperti dalam kenyataan mahluk yang berjalan diatas dua kaki, kemampuan berfikir dan berfikir tersebut yang menentukan manusia hakekat manusia. Manusia juga memiliki karya yang dihasilkan sehingga berbeda dengan mahluk yang lain. Manusia dalam memiliki karya dapat dilihat dalam seting sejarah dan seting psikologis situasi emosional an intelektual yang melatarbelakangi karyanya. Dari karya yang dibuat manusia tersebut menjadikan manusia sebagai mahluk yang menciptakan sejarah. Manusia juga dapat dilihat dari sisi dalam pendekatan teologis, dalam pandangan ini melengkapi dari pandangan yang sesudahnya dengan melengkapi sisi trasendensi dikarenakan pemahaman lebih bersifat fundamental. Pengetahuan pencipta tentang ciptaannya jauh lebih lengkap dari pada pengetahuan ciptaan tentang dirinya. B. Rumusan Masalah Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah tentang “Manusia menurut Ahli Filsafat.” Untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari meluasnya pembahasan, maka dalam makalah ini masalahnya dibatasi pada : 1. Pengertian Filsafat Manusia; 2. Hakikat Manusia Menurut Ahli Filsafat; 3. Kedudukan dan Peran Manusia; 4. Tuhan dalam Sudut Pandang Nonteistis; dan 5. Presentasi kepercayaan akan Tuhan. C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai materi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu dan Logika dengan sub bahasan Manusia menurut Ahli Filsafat agar dapat memahami tentang Manusia dan Hakikat Manusia.
  • 5. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 5 BAB II PEMBAHASAN A. Manusia dan Pengertian Filsafat Manusia Manusia dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti "manusia yang tahu"), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan. Filsafat Manusia adalah cabang filsafat yang hendak secara khusus merefleksikan hakekat atau esensi dari manusia. Filsafat Manusia sering juga disebut sebagai Antropologi Filosofis. Filsafat Manusia memiliki kedudukan yang setara dengan cabang-cabang filsafat lainnya, seperti etika, epistemologi, kosmologi, dll. Akan tetapi Filsafat Manusia juga memiliki kedudukan yang istimewa, karena semua persoalan filsafat itu berawal dan berakhir tentang pertanyaan mengenai esensi dari manusia, yang merupakan tema utama refleksi Filsafat Manusia. Manusia secara bahasa disebut juga insan, yang dalam bahasa arabnya berasal dari kata ‘nasiya’ yang berarti lupa. Dan jika dilihat dari kata dasar ‘al-uns’ yang berarti jinak. Kata insan dipakai untuk menyebut manusia, karena manusia memiliki sifat lupa dan jinak artinya manusia selalu menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru disekitarnya. Manusia memiliki cara keberadaan yang sekaligus membedakannya secara nyata dengan mahluk yang lain. Seperti dalam kenyataan mahluk yang berjalan diatas dua kaki, kemampuan berfikir, dan berfikir tersebut yang menentukan manusia pada hakekat manusia.
  • 6. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 6 B. Hakikat Manusia dalam sudut pandang Filsafat Manusia juga memiliki karya yang dihasilkan sehingga berbeda dengan mahluk yang lain. Manusia dalam memiliki karya dapat dilihat dalam seting sejarah dan seting psikologis situasi emosional an intelektual yang melatarbelakangi karyanya. Dari karya yang dibuat manusia tersebut menjadikan manusia sebagai mahluk yang menciptakan sejarah. Manusia juga dapat dilihat dari sisi dalam pendekatan teologis, dalam pandangan ini melengkapi dari pandangan yang sesudahnya dengan melengkapi sisi trasendensi dikarenakan pemahaman lebih bersifat fundamental. Pengetahuan pencipta tentang ciptaannya jauh lebih lengkap dari pada pengetahuan ciptaan tentang dirinya.1 Berbicara tentang manusia maka yang tergambar dalam fikiran adalah berbagai macam perfektif. Ada yang mengatakan manusia adalah hewan rasional (animal rasional) dan pendapat ini diyakini oleh para filosof. Sedangkan yang lain menilai manusia sebagai animal simbolik, pernyataan tersebut dikarenakan manusia mengkomunikasikan bahasa melalui simbol-simbol dan manusia menafsirkan simbol- simbol tersebut. Ada yang lain menilai tentang manusia adalah sebagai homo feber dimana manusia adalah hewan yang melakukan pekerjaan dan dapat gila terhadap kerja. Manusia memang sebagai mahluk yang aneh dikarenakan disatu pihak manusia merupakan “mahluk alami”, seperti hewan misalnya, manusia memerlukan alam untuk hidup. Dipihak lain manusia berhadapan dengan alam sebagai sesuatu yang asing manusia harus menyesuaikan alam sesuai dengan kebutuh-kebutuhannya. Manusia dapat disebut sebagai homo sapiens, manusia arif memiliki akal budi dan mengungguli makhluk yang lain. Manusia juga dikatakan sebagai homo faber hal tersebut dikarenakan manusia tukang yang menggunakan alat-alat dan menciptakannya. Salah satu bagian yang lain manusia juga disebut sebagai homo ludens (mahluk yang senang bermain). Dalam bermain manusia memiliki ciri khasnya dalam suatu kebudayaan bersifat riang gembira. Riang gembira disini merupakan kombinasi lucu dan menyenangkan. Permainan dalam sejarahnya juga digunakan untuk memikat dewa-dewa dan bahkan ada suatu kebudayaan yang menganggap permainan sebagai ritual suci.2 1 Musa Asy’ari, Filsafat Islam, 1999 2 K. Bertens, Panorama Filsafat Modern, 2005
  • 7. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 7 Marx menunjukan perbedaan antara manusia dengan binatang tentang kebutuhannya. Binatang langsung menyatu dengan kegiatan hidupnya, sedangkan manusia membuat kerja hidupnya menjadi objek kehendak dan kesadarannya. Binatang berproduksi hanya apa yang manusia butuhkan secara langsung bagi dirinya dan keturunannya, sedangkan manusia berproduksi secara universal bebas dari kebutuhan fisik, manusia baru produksi dari yang sesungguhnya dalam kebebasan dari kebutuhannya. Manusia berhadapan bebas dari produknya dan binatang berproduksi menurut ukuran dan kebutuhan jenis produksinya, manusia berproduksi menurut berbagai jenis dan ukuran dengan objek yang inheren, dikarenakan manusia berproduksi menurut hukum-hukum keindahan. Manusia dalam bekerja secara bebas dan universal, bebas dapat bekerja meskipun tidak merasakan kebutuhan langsung, universal dikarenakan manusia dapat memakai beberapa cara untuk tujuan yang sama. Dipihak yang lain manusia dapat menghadapi alam tidak hanya dalam kerangka salah satu kebutuhan. Oleh sebab itu menurut Marx manusia hanya terbuka pada nilai-nilai estetik dan hakekat perbedaan manusia dengan binatang adalah menunjukan hakekat bebas dan universal.3 Antropologi merupakan salah satu dari cabang filsafat yang mempersoalkan tentang hakekat manusia dan sepanjang sejarahnya manusia selalu mempertanyakan tentang dirinya, apakah manusia sedang sendirian, yang kemudian menjadi perenungan tentang kegelisahan dirinya, ataukah ia sedang dalam dinamika masyarakat dengan mempertanyakan tentang makna hidupnya ditengan dinamika perubahan yang kompleks, dan apakah makna keberadaannya ditengah kompleksitas perubahan itu? Pertanyaan tentang hakekat manusia merupakan pertanyaan kuno seumur keberadaan manusia dimuka bumi. Dalam jawaban tentang manusia tidak pernah akan selesai dan dianggap tidak pernah sampai final dikarenakan realitas dalam keling manusia selalu baru, meskipun dalam subtansinya tidak berubah.4 Manusia menurut Paulo Freire mnusia merupakan satu-satunya mahluk yang memiliki hubungan dengan dunia. Manusia berbeda dari hewan yang tidak memiliki sejarah, dan hidup dalam masa kini yang kekal, yang mempunyai kontak tidak kritis dengan dunia, yang hanya berada dalam dunia. 3 Franz Magnis Suseno, Pemikiran Karl Marx, 1999 4 Musa Asy’ari, Filsafat Islam, 1999
  • 8. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 8 Manusia dibedakan dari hewan dikarenakan kemampuannya untuk melakukan refleksi (termasuk operasi-operasi intensionalitas, keterarahan, temporaritas dan trasendensi) yang menjadikan mahluk berelasi dikarenakan kapasitasnya untuk meyampaikan hubungan dengan dunia. Tindakan dan kesadaran manusia bersifat historis manusia membuat hubungan dengan dunianya bersifat epokal, yang menunjukan disini berhubungan disana, sekarang berhubungan masa lalu dan berhubungan dengan masa depan. manusia menciptakan sejarah juga sebaliknya manusia diciptakan oleh sejarah.5 Hakekat manusia selalu berkaitan dengan unsur pokok yang membentuknya, seperti dalam pandangan monoteisme, yang mencari unsur pokok yang menentujkan yang bersifat tunggal, yakni materi dalam pandangan materialisme, atau unsur rohani dalam pandangan spritualisme, atau dualisme yang memiliki pandangan yang menetapkan adanya dua unsur pokok sekaligus yang keduanya tidak saling menafikan nyaitu materi dan rohani, nyakni pandangan pluralisme yang menetapkan pandangan pada adanya berbagai unsur pokok yang pada dasarnya mencerminkan unsur yang ada dalam marco kosmos atau pandangan mono dualis yang menetapkan manusia pada kesatuannya dua unsur, ataukah mono pluralism yang meletakkan hakekat pada kesatuannya semua unsur yang membentuknya. Manusia secara individu tidak pernah menciptakan dirinya , akan tetapi bukan berarti bahwa manusia tidak dapat menentukan jalan hidup setelah kelahirannya dan eksistensinya dalam kehidupan dunia ini mencapai kedewasaan dan semua kenyataan itu, akan memberikan andil atas jawaban mengenai pertanyaan hakekat, kedudukan, dan perannya dalam kehidupan yang ia hadapi.6 C. Kedudukan dan Peran Manusia Manusia sebagai mahluk yang berdimensional memiliki peran dan kedudukan yang sangat mulia. Tetapi sebelum membahas tentang peran dan kedudukan, pengulangan kembali tentang esensi dan eksistensi manusia. Manusia yang memiliki eksistensi dalam hidupnya sebagai abdullah, an-nas, al insan, al basyar dan khalifah. Kedudukan dan peran manusia adalah memerankan manusia dalam kelima eksistensi tersebut. Misalkan sebagai khalifah dimuka bumi sebagai pengganti Tuhan manusia disini harus bersentuha dengan sejarah dan membuat sejarah dengan mengembangkan 5 Denis Collin, Paulo Freire Kehidupan, Karya dan Pemikirannya, 2002 6 Musa Asy’ari, Filsafat Islam,1999
  • 9. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 9 esensi ingin tahu menjadikan manusia bersifat kreatif dan dengan di semangati nilai- nilai trasendensi. Manusia dengan Tuhan memiliki kedudukan sebagai hamba, yang memiliki inspirasi nilai-nilai ke-Tuhan-an yang tertanam sebagai penganti Tuhan dalam muka bumi. Manusia dengan manusia yang lain memiliki korelasi yang seimbang dan saling berkerjasama dala rangka memakmurkan bumi. Manusia dengan alam sekitar merupakan sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan rasa syukur kita terhadap Tuhan dan bertugas menjadikan alam sebagai subjek dalam rangka mendekatkan diri kepada Tuhan. Setiap apa yang dilakukan oleh manusia dalam pelaksana pengganti Tuhan sesuai dengan maqasid asy-syari’ah. Maqasid asy-syari’ah merupakan tujuan utama diciptanya sebuah hukum atau mungkin nilai-esensi dari hukum, dimana harus menjaga agama, jiwa, keturunan, harta, akal dan, ekologi. Manusia yang memegang amanah sebagai khalifah dalam melakukan keputusan dan tindakannya sesuai dengan maqasid asy-syari’ah. D. Tujuan hidup manusia Pada hakikatnya tujuan manusia dalam menjalankan kehidupannya mencapai perjumpaan kembali dengan Penciptanya. Perjumpaan kembali tersebut seperti kembalinya air hujan kelaut. Kembalinya manusia sesuai dengan asalnya sebagaimana dalam dimensi manusia yang berasal dari Pencipta maka manusia kembali kepada Tuhan sesuai dengan bentuknya misalkan dalam bentuk imateri maka kembali kepada pencinta dalam bentuk imateri sedangkan unsur mteri yang berada dalam diri manusia akan kembali kepada materi yang membentuk jasad manusia. Perjumpaan manusia dengan Tuhan dalam tahapan nafs, yang spiritual dikarenakan nafs spiritual yang sangat indah dan Tuhan akan memanggilnya kembali nafs tersebut bersamanya. Nafs yang dimiliki oleh manusia merupakan nafs yang terbatas akan kembali bersama nafs yang mutlak dan tak terbatas, dan kembalinya nafs manusia melalui ketauhidan antara iman dan amal sholeh. Pertemuan nafs manusia dengan nafs Tuhan merupakan perjumpaan dinamis yang sarat muatan kreatifitas dalam dimensi spiritualitas yang bercahaya. Kerjasama kreatifitas Tuhan dengan manusia dan melalui keratifitasnya manusia menaiki tangga mi’raj memasuki cahaya-Nya yang merupakan cahaya kreatifitas abadi.7 7 Musa Asy’ari, Filsafat Islam, 1999
  • 10. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 10 Proses bertemunya nafs manusia dengan Tuhan dalam kondisi spiritual tercapai jika manusai berusaha membersihkan diri dari sifat yang buruk yang ada padanya. Perjumpaan nafs tersebut dapat dilihat pada sufi yang memenculkan berbagai macam ekspresi dalam perjumpaannya. Sebagaimana yang terjadi pada al Halaj, Yazid al Bustami Rabiah al Adawiyah dan yang lain mereka memiliki ekspreasi dan kelakuan yang berbeda ketika meresakan berteumnya dengan Pencipta. Tetapi dari sini manusai mendaki tangga mi’raj menuju nafs Tuhan dengan cinta dan karena cinta pula terbentuknya alam serta manusia. Setelah menyatunya manusia dalam dimensi spiritual dengan Pencipta, lantas tak memperdulikan dengan yang lain dengan menyatu terus dengan pencipta. Tetapi manusia setalah menyatu, memahami cinta pada Pencita itu dimanifestasikan cinta tersebut untuk sesama manusia dan alam. Proses penebaran cinta tersebut menjadikan manusia dapat bermanfaat pada yang lain menjadika diri sebagai cerminan Tuhan dalam muka bumi. Pencitraan Tuhan dalam diri manusia menjadikan ia sebagai insan kamil dan dalam ajaran agama dapat menjadi rahmat bagi yang lain baik sesama manusia ataupun alam. E. Hubungan Antara Filsafat, Pendidikan dan Manusia Manusia memiliki berbagai dimensi dasar, baik secara pribadi, jiwa, kelompok, dll. Semua itu menyatu menjadi potensi dasar atau bawaan manusia, sehingga disadari atau tidak, manusia telah mengembangkan potensi tersebut, baik secara maksimal atau tidak, dengan baik atau buruk. Semuanya tergantung manusia itu sendiri dan lingkungan yang mempengaruhinya. Kaitanya dengan hal tersebut, dengan akal manusia yang bisa dikatakan jenius, manusia dapat menemukan jalan untuk mengembangkan potensi-potensi mereka dengan baik. Yaitu dengan pendidikan. Manusia mulai sadar akan arti penting pendidikan bagi kehidupan mereka. Pendidikan adalah usaha sadar, terencana, sistematis dan berkelanjutan untuk mengembangkan potensi-potensi bawaan manusia, memberi sifat dan kecakapan, sesuai dengan tujuan pendidikan. Sehingga antara manusia dan pendidikan terjalin hubungan kausalitas. Karena manusia, pendidikan mutlak ada; dan karena pendidikan, manusia semakin menjadi diri sendiri sebagai manusia yang manusiawi. Manusia merupakan subyek pendidikan, tetapi juga sekaligus menjadi objek pendidikan itu sendiri. Pedagogik tanpa ilmu jiwa, sama dengan praktek tanpa teori.
  • 11. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 11 Pendidikan tanpa mengerti manusia, berarti membina sesuatu tanpa mengerti untuk apa, bagaimana, dan mengapa manusia dididik. Tanpa mengerti atas manusia, baik sifat-sifat individualitasnya yang unik, maupun potensi-potensi yang justru akan dibina, pendidikan akan salah arah. Bahkan tanpa pengertian yang baik, pendidikan akan memperkosa kodrat manusia. Esensia kepribadian manusia, yang tersimpul dalam aspek-aspek: individualitas, sosialitas dan moralitas hanya mungkin menjadi relita (tingkah laku, sikap) melalui pendidikan yang diarahkan kepada masing-masing esensia itu. Harga diri, kepercayaan pada diri sendiri (self-respect, self-reliance, self confidence) rasa tanggung jawab, dan sebagainya juga akan tumbuh dalam kepribadian manusia melalui proses pendidikan. Jadi, hubungan antara filsafat, pendidikan dan manusia secara singkat, filsafat digunakan untuk mencari hakekat manusia, sehingga diketahui apa saja yang ada dalam diri manusia. Hasil kajian dalam filsafat tersebut oleh pendidikan dikembangkan dan dijadikannya (potensi) nyata berdasarkan esensi keberadaan manusia. Sehingga dihasilkan manusia yang sejati, yang utuh sebagaimana dititahkan oleh Alloh SWT.
  • 12. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 12 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Manusia dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens, sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan. Filsafat Manusia adalah cabang filsafat yang hendak secara khusus merefleksikan hakekat atau esensi dari manusia. Filsafat Manusia sering juga disebut sebagai Antropologi Filosofis. Filsafat Manusia memiliki kedudukan yang setara dengan cabang-cabang filsafat lainnya, seperti etika, epistemologi, kosmologi, dll. Akan tetapi Filsafat Manusia juga memiliki kedudukan yang istimewa, karena semua persoalan filsafat itu berawal dan berakhir tentang pertanyaan mengenai esensi dari manusia, yang merupakan tema utama refleksi Filsafat Manusia. B. Saran Apa dan siapa sebenarnya manusia? Katanya manusia merupakan makhluk ciptaan tuhan yang paling sempurnya. Namun dimana letak dan bukti kongkrit kesempurnaan yang dimaksud? Karena hal itu kita harus memahami pengertian Manusia dan bagaimana hakikat manusia. Untuk membuktikan kebenaran sebagai makhluk ciptaan tuhan yang sempurna. Sehingga kita dapat memahami dan mensyukuri serta menjalankan kewajiban kepada sang pencipta.
  • 13. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 13 DAFTAR PUSTAKA Zainal Abidin, Filsafat Manusia, Mengenal Manusia dengan Filsafat PT Rosda Remaja, 2006, Bandung.pdf Jalaludin dan Abdulloh. 1997. Filsafat Pendidikan. Jakarta: Gaya Media Pratama.pdf Sumber Online : http://id.wikipedia.com/manusia/ http://id.wikipedia.com/filsafat/