SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 10
Downloaden Sie, um offline zu lesen
PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
   DENGAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF TERHADAP
      KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS
              DAN SIKAP SISWA SMP

                                         Dasa Ismaimuza



       Abstrak: Kemampuan berpikir kritis matematis, dan sikap positif siswa
       terhadap matematika merupakan komponen penting yang harus dimiliki oleh
       seorang siswa, sehingga dengan memiliki kemampuan ini akan membantu
       siswa dalam memecahkan masalah matematika, maupun masalah sehari-hari.
       Salah satu cara mengembangkan kemampuan ini adalah dengan
       pembelajaran berbasis masalah dengan strategi konflik kognitif (PBLKK).
       PBLKK merupakan pembelajaran yang berdasarkan masalah, dimana pada
       masalah yang dikemukakan terdapat fakta, keadaan, situasi yang
       mempertentangkan struktur kognisi siswa. Dalam situasi ini terjadi konflik
       antara pengetahuan yang dimiliki siswa dengan situasi yang sengaja
       disediakan. Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah bagaimana
       kemampuan berpikir kritis matematis dan sikap siswa SMP kelas VIII Palu
       berdasarkan model pembelajaran, PAM siswa, dan level sekolah. Penelitian
       ini merupakan penelitian eksperimental. Populasi dalam penelitian ini adalah
       siswa SMP kelas VIII di kota Palu. Instrumen yang digunakan dalam
       penelitian ini meliputi tes kemampuan matematika, nilai rapor, tes
       kemampuan berpikir kritis matematis, skala sikap siswa terhadap
       matematika. Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah: mengkaji
       dan menganalisis perbedaan kemampuan berpikir kritis matematis, sikap
       siswa siswa yang menerima pembelajaran berbasis masalah dengan strategi
       konflik kognitif (PBLKK) dan pembelajaran konvensional (KV) ditinjau
       dari: a) keseluruhan, pengetahuan awal siswa (tinggi, sedang, dan rendah),
       dan level sekolah.

      Kata Kunci: PBL, konflik kognitif, berpikir kritis matematis, sikap, PAM, level sekolah



       Dari berbagai studi, baik yang                 107 dari 177 negara yang diukur.
berskala internasional maupun nasional                       Cermin dari pengusaan materi
menunjukan bahwa kualitas pendidikan di               matematika siswa SMP di Indonesia terlihat
Indonesia masih memprihatinkan. Hal ini               dari hasil laporan The Trends International
dapat dilihat dari Human Development                  in Mathematics and Science Study
Index (HDI) yang dikeluarkan oleh UNDP.               (TIMSS) 1999, 2003, dan 2007. Dari hasil
Salah satu indikator dalam menentukan                 kajian TIMSS menunjukkan bahwa
HDI adalah kualitas pendidikan pada suatu             peringkat Indonesia masih dari yang
negara dari tingkat sekolah dasar sampai              diharapkan. Sejalan dengan hasil TIMSS,
menengah. HDI Indonesia hanya sebesar                 hasil tes Programme for International
0,728 dari nilai ideal sebesar satu dan               Student Assesment (PISA) 2003 dan 2006
menempatkan Indonesia pada peringkat ke-              yang dikoordinir oleh Organization for


Dosen Pendidikan Matematika FKIP Untad Palu
Ismaimuza, Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah


Economic Co-operation and Development           skema yang masuk tidak sama dengan
(OECD) menunjukkkan hasil yang serupa.          struktur (skema) kognitif yang dimilikinya.
Hasil TIMSS dan PISA mengungkapkan              Ketika seorang berada pada keadaan
bahwa kemampuan matematis siswa                 disequilibrium, dia akan merespon keadaan
Indonesia untuk soal-soal tidak rutin dan       ini,      dan      berupaya      mengingat,
pemahaman konsep masih sangat lemah,            memberdayakan konsep yang dimilikinya
namun relatif baik dalam menyelesaikan          untuk mencari equilibrium baru dengan
soal-soal fakta dan prosedur (Mullis dkk,       lingkungannya.      Melalui    metakognisi,
2000, 2004, 2008).                              bertanya pada teman yang tidak mengalami
        Bila dilihat nilai rata-rata Ujian      konflik, atau scaffolding yang diberikan
Nasional (UN) Matematika siswa sekolah          guru maka siswa dapat keluar dari konflik.
menengah di propinsi Sulawesi Tengah            Jadi, konflik kognitif merupakan syarat
secara nasional dapat dikatakan masih           awal atau stimulus dalam memperoleh
rendah, yaitu 6,11 pada tahun ajaran            keseimbangan (equilibrium) baru. Tingkat
2006/2007 dan 5,58 pada tahun ajaran            keseimbangan (equilibrium) baru ini lebih
2007/2008. Bila ditinjau dari segi peringkat    tinggi tingkatannya dari keseimbangan
propinsi Sulawesi Tengah berada pada            (equilibrium) sebelumnya. Ennis (1996, xx)
peringkat 30 pada tahun ajaran 2006/2007        mengemukakan bahwa berpikir kritis
dan peringkat 29 pada tahun ajaran              merupakan suatu proses berpikir yang
2007/2008 dari 33 propinsi di Indonesia.        bertujuan agar kita dapat membuat
        Rendahnya hasil belajar matematika      keputusan-keputusan yang masuk akal,
mengindikasikan ada sesuatu yang salah          sehingga apa yang kita anggap terbaik
dan belum optimal dalam pembelajaran            tentang suatu kebenaran dapat kita lakukan
matematika di sekolah. Hal ini sejalan          dengan benar.
dengan hasil penelitian yang dilakukan                  Pembelajaran berbasis masalah
(Sullivan,1992,     IMSTEP-JICA,       1999,    merupakan pembelajaran yang menitik
Sutiarso, 2000, Armanto, 2002 dan Dahlan,       beratkan pada kegiatan pemecahan
2004).      Hasil     penelitian     mereka     masalah, dan masalah yang harus
mengungkapkan           bahwa         dalam     diselesaikan merupakan masalah yang
pembelajaran matematika di sekolah siswa        belum jadi atau tidak terstruktur dengan
cendrung pasif, mengutamakan drill dan          baik (ill-structured problem), sehingga hal
mekanistik, berpusat pada guru (teacher         ini dapat menantang siswa untuk berpikir
oriented), chalk and talk. Guru sebagai         dan       melakukan      diskusi     secara
salah satu pusat dalam proses pembelajaran      berkelompok. Siswa dihadapkan pada
di kelas masih memandang bahwa belajar          masalah nyata atau masalah yang
adalah suatu proses transfer ilmu               disimulasikan, siswa bekerjasama secara
pengetahuan (transfer of knowledge) dari        berkelompok       untuk    mengembangkan
pengajar kepada peserta didik.                  ketrampilan       memecahkan        masalah
        Menurut teori Piaget, tentang proses    (problem solving), kemudian siswa
perkembangan        kognitif     mengatakan     mendiskusikan apa yang harus dilakukan
sturktur kognitif yang kita miliki selalu       dan bernegoisasi untuk memba
berinteraksi dengan lingkungannya dengan                Berdasarkan uraian latar belakang
cara asimilasi dan akomodasi. Jika asimilasi    yang dikemukakan, maka masalah yang
dan akomodasi terjadi secara bebas atau         dikaji dalam penelitian ini adalah: Apakah
tanpa konflik, maka struktur kognitif           terdapat perbedaan kemampuan berpikir
dikatakan berada pada keadaan seimbang          kritis matematis dan sikap siswa, antara
(equilibrium)     dengan     lingkungannya.     siswa yang menerima pembelajaran
Namun, jika terjadi konflik maka seseorang      berbasis masalah dengan strategi konflik
berada pada keadaan tidak seimbang              kognitif (PBLKK) dan siswa yang belajar
(disequilibrium). Hal ini terjadi karena        secara konvensional (KV) ditinjau dari:


2
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME 4.NO.1 JUNI 2010


keseluruhan, pengetahuan awal matematika         Tengah. Sampel penelitian ini sebanyak
siswa (PAM), dan level sekolah?                  200 orang siswa, terdiri dari 102 siswa yang
                                                 memperoleh pembelajaran PBLKK (kelas
METODE PENELITAN                                 eksperimen)    dan      98     siswa    yang
                                                 memperoleh pembelajaran KV (kelas
        Penelitian ini merupakan penelitian      kontrol).
eksperimen karena peneliti bermaksud
memberikan perlakuan kepada subjek               Instrumen Penelitian
penelitian    untuk      selanjutnya    ingin            Untuk memperoleh data dalam
mengetahui pengaruh dari perlakuan               penelitian ini digunakan instrumen tes yang
tersebut. Perlakuan        tersebut    adalah    terdiri dari seperangkat soal untuk
pembelajaran berbasis masalah dengan             mengukur dan mengetahui kemampuan
strategi konflik kognitif di kelas               awal matematika siswa, tes kemampuan
eksperimen dan pembelajaran konvensional         berpikir kritis matematis, skala sikap dan
di kelas kontrol. Variabel bebas dalam           rapor siswa kelas VII.
penelitian     ini     adalah      pendekatan
pembelajaran berbasis masalah dengan             Teknik Analisis Data
strategi konflik kognitif (PBLKK) dan                    Dari penelitian yang dilakukan
pembelajaran konvensional (KV). Kelas            maka diperoleh data kuantitatif. Data
yang diajar dengan PBLKK merupakan               kuantitatif didapat melalui tes kemampuan
kelas eksperimen, sedangkan kelas yang           berpikir kritis dan skala sikap siswa.
diajar dengan pembelajaran konvensional          Setelah data diperoleh, kemudian dianalisis
(KV) merupakan kelas kontrol.                    untuk didiskripsikan dan diberikan tafsiran-
        Variabel terikat dalam penelitian ini    tafsiran. Pengolahan data kuantitatif
adalah     kemampuan         berpikir   kritis   dilakukan melalui dua tahapan utama.
matematis.. Variabel kontrol dalam               1. Tahap pertama: menguji persyaratan
penelitian ini adalah pengetahuan awal               statistik yang diperlukan sebagai dasar
(student prior knowledge) matematika                 dalam pengujian hipotesis, yaitu uji
siswa (PAM). PAM siswa adalah                        normalitas sebaran data subyek sampel
pengetahuan matematika yang telah                    dan uji homogenitas varians.
dimiliki siswa sebelum penelitian ini            2. Tahap kedua: menguji ada atau tidak
dilaksanakan. PAM siswa ditentukan oleh              adanya perbedaan dari masing-masing
tes kemampuan awal matematika dan nilai              kelompok dengan menggunakan Uji-t,
rapor matematika siswa ketika duduk di               ANAVA satu jalur dengan bantuan
kelas VII.                                           perangkat lunak SPSS-17 for Windows.
        Disain eksperimen yang digunakan
adalah only postets group disign yang            Hasil dan Temuan
digabung dengan disain 3 × 3 × 2 , yaitu                  Pengetahuan    awal    matematika
tiga kelompok PAM siswa (tinggi, sedang,         (PAM) siswa adalah pengetahuan yang
dan rendah), tiga level sekolah, dan dua         dimiliki siswa sebelum proses pembelajaran
model pembelajaran (PBLKK dan KV).               berlangsung. Pengetahuan awal matematika
Disain eksperimen yang digunakan pada            merupakan rata-rata dari nilai tes
penelitian ini dapat dinyatakan sebagai          kemampuan matematika, nilai rapor
berikut:                                         matematika siswa pada semester I dan II di
           X O                                   kelas VII SMP.
             O                                            Untuk    mengetahui     kesetaraan
                                                 sampel penelitian, telah dilakukan analisis
Subjek Penelitian                                statistik uji perbedaan rata-rata dari skor
       Populasi penelitian ini adalah            pengetahuan awal matematika. Sebelum
seluruh siswa SMP di kota Palu Sulawesi          dilakukan uji perbedaan rata-rata, terlebih


                                                                                           3
Ismaimuza, Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah


dahulu dilakukan uji normalitas dan             kritis matematis siswa yang diajar dengan
homogenitas varians data, dan didapat           pembelajaran      PBLKK       lebih    tinggi
kesimpulan bahwa sampel berasal dari            dibandingkan kemampuan berpikir kritis
populasi yang berdistribusi normal.             siswa yang diajar dengan pembelajaran
Kemampuan Berpikir Kritis Matematis             konvensional. Jadi kemampuan berpikir
Siswa ditinjau secara Keseluruhan               kritis matematis siswa yang memperoleh
Hipotesis yang diuji adalah:                    pembelajaran PBLKK lebih baik daripada
H0 : Tidak terdapat perbedaan kemampuan         siswa yang memperoleh pembelajaran KV.
        berpikir kritis matematis siswa         Kemampuan             Berpikir         Kritis
        antara       yang       memperoleh      berdasarkan PAM
        pembelajaran       PBLKK        dan     Hipotesis yang diuji adalah:
        pembelajaran KV                         H0 : Tidak          terdapat       perbedaan
Ha : Terdapat perbedaan kemampuan                       kemampuan         berpikir      kritis
        berpikir kritis matematis siswa                 matematis        siswa        setelah
        antara       yang       memperoleh              memperoleh pembelajaran PBLKK
        pembelajaran       PBLKK        dan             berdasarkan pengetahuan awal
        pembelajaran KV.                                matematika (PAM) siswa.
Kriteria pengujian yang digunakan adalah        Ha      :Terdapat perbedaan kemampuan
jika nilai sig. lebih besar dari 0,05, maka             berpikir kritis matematis siswa
hipotesis nol (H0) diterima.                            setelah memperoleh pembelajaran
        Sebelum hipotesis diuji, diuji                  PBLKK berdasarkan pengetahuan
normalitas dan homogenitas varians data                 awal matematika (PAM) siswa.
dari kemampuan berpikir kritis matematis        Kriteria pengujian adalah jika nilai sig.
berdasarkan pada pembelajaran PBLKK             lebih kecil dari 0,05, maka hipotesis nol
dan KV. Dari Hasil perhitungan uji              diterima.
normalitas kemampuan berpikir kritis                    Distribusi kemampuan berpikir
matematis dapat disimpulkan bahwa data          kritis matematis siswa berdasarkan
kemampuan berpikir kritis matematis             pengetahuan awal matematika (PAM) siswa
berdistribusi normal.                           dapat dilihat pada Tabel 2.
        Hasil perhitungan uji-t kemampuan            Tabel 2. Distribusi Kemampuan
berpikir kritis berdasarkan pembelajaran         Berpikir Kritis Matematis berdasarkan
PBLKK dan KV disajikan pada Tabel 1.                            PAM Siswa
   Tabel 1.Uji –t Kemampuan berpikir
      Kritis Matematis berdasarkan
                Pembelajaran                        PAM       n      Rata-rata   Simpangan
                                                                                    Baku
                            sig.(2-                 Tinggi    4      92,5000      6,45497
Kemampuan       t     dk               H0
                            tailed)                 Sedang    65     71,6923      10,46859
    Kritis    2,22    198    0,000                  Rendah    33     61,5152      11,55725
                                      Tolak
                1
                                                Untuk melihat apakah ada perbedaan
        Pada Tabel 1 terlihat bahwa nilai       kemampuan kritis matematis berdasarkan
sig. kemampuan berpikir matematis lebih         pengetahuan awal matematika (PAM) siswa
kecil dari 0,05. Ini berarti hipotesis nol      pada siswa yang memperoleh PBLKK
ditolak. Dengan demikian, terdapat              maka dilakukanlah uji ANAVA satu jalur.
perbedaan yang signifikan kemampuan             Kriteria pengujian adalah jika nilai sig.
berpikir kritis matematis siswa antara yang     lebih kecil dari α = 0,05, maka hipotesis
memperoleh pembelajaran PBLKK dan               nol ditolak.
pembelajaran KV. Dari data nilai rata-rata              Hasil perhitungan uji ANAVA satu
juga terlihat bahwa kemampuan berpikir          jalur kemampuan berpikir kritis matematis


4
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME 4.NO.1 JUNI 2010


    berdasarkan PAM pada siswa yang                Sedang     37   65,1351      12,10409
    memperoleh       pembelajaran PBLKK            Rendah     31   67,0968      10,86080
    disajikan pada Tabel 3
                                                          Dari Tabel 4 terlihat bahwa rata-rata
 Tabel 3. Uji ANAVA Kemampuan Berpikir            kemampuan berpikir kritis matematis dari
         Kritis Terhadap PAM Siswa                siswa yang memperoleh pembelajaran
        Jumlah          Kuadrat                   PBLKK pada level sekolah tinggi lebih
       Kuadrat dk Rata-rata F      Sig.           tinggi dari rata-rata siswa dari level sekolah
                                                  sedang dan level sekolah rendah. Rata-rata
Antar 4524,166 2 2262,083 19,6 0,000
                                                  kemampuan berpikir kritis matematis dari
Klpk                            22
                                                  level sekolah rendah lebih tinggi dari rata-
Dalam 11413,089 99 115,284                        rata siswa dari level sekolah sedang.
Klpk                                              Hipotesis yang diuji adalah:
Total 15937,255 101                               H0 : Tidak terdapat perbedaan kemampuan
                                                        berpikir kritis matematis siswa yang
            Pada Tabel 3 terlihat bahwa nilai           memperoleh PBLKK berdasarkan
    sig. kemampuan berpikir kritis matematis            level sekolah.
    berdasarkan pengetahuan awal matematika       Ha : Terdapat perbedaan kemampuan
    (PAM) siswa lebih kecil dari 0,05. Ini              berpikir kritis matematis siswa yang
    berarti hipotesis nol ditolak. Dengan               memperoleh PBLKK berdasarkan
    demikian, terdapat perbedaan kemampuan              level sekolah.
    berpikir kritis matematis siswa berdasarkan   Kriteria pengujian adalah jika nilai sig.
    pengetahuan awal matematika (PAM) siswa       lebih kecil dari α = 0,05, maka hipotesis
    pada siswa yang memperoleh pembelajaran       nol diterima.
    PBLKK. Untuk melihat pada PAM siswa                   Dari hasil uji Levene dapat
    mana saja yang berbeda maka dilakukan uji     disimpulkan       bahwa      varians       data
    Scheffe.                                      kemampuan berpikir kritis matematis
            Berdasarkan hasil uji Scheffe,        berdasarkan level sekolah adalah homogen.
    perbedaan kemampuan berpikir kritis                   Untuk melihat ada tidaknya
    matematis siswa terjadi untuk PAM siswa       perbedaan kemampuan kritis matematis
    sedang dengan PAM siswa sedang sebesar        pada siswa yang memperoleh pembelajaran
    20,81, PAM siswa tinggi dan rendah            PBLKK        berdasarkan     level     sekolah
    sebesar 30,95, dan PAM sedang dengan          digunakan uji ANAVA satu jalur. Hasil
    PAM rendah sebesar 10,17                      perhitungan      uji     ANAVAsatu        jalur
    Kemampuan             Berpikir       Kritis   kemampuan berpikir kritis matematis
    berdasarkan Level Sekolah                     disajikan pada
            Distribusi kemampuan berpikir          Tabel 5. Uji ANAVA Kemampuan Berpikir Kritis
    kritis matematis siswa yang memperoleh                     berdasarkan Level Sekolah
    pembelajaran PBLKK berdasarkan level
    sekolah dapat dilihat pada Tabel 4.                      Jumlah       Kuadrat
                                                             Kuadrat   dk rata-rata F    Sig.
                                                    Antar   2135,986   2 1067,993 7,661 0,001
    Tabel 4.Distribusi Kemampuan Berpikir           Klpk
     Kritis Matematis berdasarkan Level
                    Sekolah                        Dalam 13801,269 99 139,407
                                                    Klpk
                                                    Total 15937,255 101
      Level           Rata-      Simpangan                Pada Tabel 5. terlihat bahwa nilai
                n
     Sekolah          rata          Baku          sig. kemampuan berpikir kritis matematis
      Tinggi    34   75,5882      12,29466        siswa yang memperoleh pembelajaran


                                                                                           5
Ismaimuza, Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah


PBLKK berdasarkan level sekolah lebih           demikian, dapat disimpulkan bahwa
kecil dari 0,05. Ini berarti hipotesis nol      terdapat perbedaan sikap siswa antara yang
ditolak. Dengan demikian, terdapat              memperoleh pembelajaran PBLKK dan
perbedaan kemampuan berpikir kritis             pembelajaran KV. Artinya, sikap siswa
matematis siswa yang memperoleh                 yang diajar dengan pembelajaran PBLKK
pembelajaran PBLKK berdasarkan level            lebih positif dibandingkan dengan sikap
sekolah. Untuk melihat pada level sekolah       siswa yang diajar dengan pembelajaran
mana saja yang berbeda maka dilakukan uji       konvensional.
Scheffe. Hasil uji Scheffe menunjukkan                  Distribusi sikap siswa berdasarkan
bahwa      kemampuan      berpikir    kritis    level sekolah dapat dilihat pada Tabel 7.
matematis berbeda berdasarkan level
sekolah. Kemampuan berpikir kritis                   Tabel 7.Distribusi Sikap Siswa
matematis yang berbeda adalah untuk level             berdasarkan Level Sekolah
sekolah tinggi dengan level sekolah sedang
sebesar 10,45, dan level sekolah tinggi          Level                          Simpangan
                                                             n     Rata-rata
dengan level sekolah rendah sebesar 8,49,       Skolah                             Baku
sedangkan untuk level sekolah sedang            Tinggi      34     105,9706      10,91700
dengan level sekolah rendah tidak berbeda.      Sedang      37     109,2432       7,93167
                                                Rendah      31     109,9677      11,77705
Sikap Siswa terhadap Matematika
                                                        Dari Tabel 7 terlihat bahwa rata-rata
Hipotesis yang diuji adalah:                    sikap siswa level sekolah tinggi lebih
H0 : Tidak terdapat perbedaan sikap siswa       rendah dari rata-rata sikap siswa level
       terhadap matematika antara yang          sekolah sedang dan rata-rata sikap level
       memperoleh pembelajaran PBLKK            sekolah rendah. Rata-rata sikap siswa level
       dan pembelajaran KV                      sekolah rendah relatif lebih baik dari rata-
Ha : Terdapat perbedaan sikap siswa             rata sikap siswa level sekolah sedang.
       terhadap matematika antara yang          Untuk melihat ada tidaknya perbedaan
       memperoleh pembelajaran PBLKK            skala sikap siswa yang memperoleh
       dan pembelajaran KV.                     PBLKK        berdasarkan     level   sekolah
Kriteria pengujian adalah jika nilai sig.       digunakan uji ANAVA satu jalur. Hasil
lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol       perhitungan uji ANAVA satu jalur skala
diterima.                                       sikap siswa yang memperoleh PBLKK
        Untuk     melihat    apakah     ada     menunjukkan bahwa nilai sig.adalah 0,240
perbedaan sikap siswa berdasarkan               lebih besar dari 0,05. Ini berarti hipotesis
pembelajaran maka digunakan uji-t.              nol diterima. Dengan demikian, tidak
        Hasil perhitungan uji-t sikap siswa     terdapat perbedaan sikap siswa terhadap
berdasarkan pembelajaran PBLKK, dan KV          matematika          yang         memperoleh
disajikan pada Tabel 6.                         pembelajaran PBLKK berdasarkan level
                                                sekolah. Hal ini juga didukung oleh uji
Tabel 6. Uji –t Sikap Siswa Berdasarkan         Scheffe yang menunjukkan bahwa semua
              Pembelajaran                      nilai sig. untuk setiap level sekolah lebih
                                                besar     dari    0,05.    Sehingga    dapat
                          sig.(2-               disimpulkan sikap siswa yang memperoleh
           t     dk                    H0
                          tailed)               PBLKK tidak berbeda berdasarkan level
Sikap   3,740    198       0,000     Tolak      sekolah. Jadi pada setiap level sekolah
                                                sikap siswa adalah sama.
        Pada Tabel 6 terlihat bahwa nilai               Perbandingan rata-rata kemampuan
sig. sikap siswa lebih kecil dari 0,05, ini     berpikir kritis matematis berdasarkan level
berarti hipotesis nol ditolak. Dengan           sekolah disajikan pada Diagram 1.


6
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME 4.NO.1 JUNI 2010




                                           100
                                            90

               Kemampuan Berpikir Kritis
                                            80    75,59
                                                                            67,1       69,22
                                            70        65,48    65,14
                                                                   61,15                   60,92
                                            60                                 55,54
                                            50                                                      PBLKK
                                            40                                                      KV
                                            30
                                            20
                                            10
                                             0
                                                   Tinggi       Sedang      Rendah       Total


                                     Diagram.1
        Rata-rata Kemampuan Berpikir Kritis Matematis berdasarkan Level Sekolah

       Rata-rata kemampuan berpikir kritis                                  memperoleh pembelajaran konvensional.
matematis siswa pada level sekolah tinggi =                                          Perbandingan kemampuan berpikir
75,59, sedang = 65,14, dan rendah = 67,10                                   kritis matematis berdasarkan PAM siswa
yang memperoleh pembelajaran PBLKK                                          dapat dilihat pada Diagram 2. Dari
masih     lebih    tinggi  dari   rata-rata                                 Diagram 2 terlihat bahwa berdasarkan
kemampuan berpikir kritis matematis siswa                                   PAM siswa, maka kemampuan berpikir
pada level sekolah tinggi = 65,48, sedang                                   kritis siswa yang memperoleh pembelajaran
= 61,152, dan rendah = 55,54 dengan                                         PBLKK masih lebih baik dari siswa yang
pembelajaran KV. Jadi pada setiap level                                     memperoleh pembelajaran konvensional.
sekolah rata-rata kemampuan berpikir kritis                                          Perbandingan rata-rata kemampuan
siswa yang memperoleh pembelajaran                                          berpikir kritis matematis berdasarkan PAM
PBLKK lebih tinggi daripada siswa yang                                      siswa disajikan pada diagram 2.

                                           100   92,5
                                                    87,5
                                            90
                                            80                71,69
                                            70                   64,64     61,52
                                            60
                                                                             48,85
                                            50                                                      PBLKK
                                            40                                                      KV
                                            30
                                            20
                                            10
                                             0
                                                 PAM Tinggi PAM Sedang PAM Rendah

                                                           Diagram 2
                                  Rata-rata Kemampuan Berpikir Kritis Matematis berdasarkan PAM
                                                                       Dari Diagram 2 terlihat rata-rata


                                                                                                                   7
Ismaimuza, Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah


kemampuan kritis matematis siswa yang                    di UNESA Surabaya.
memperoleh pembelajaran PBLKK dengan            Baron, J. B and Sternberg, R. J. (1987).
PAM tinggi = 92,50, sedang = 71,69 dan                   Teaching Thinking Skills : Theory
rendah = 61,52. Rata-rata ini masih lebih                and Practice, New York : W. H.
tinggi dari rata-rata kemampuan kritis                   Freeman and Company.
matematis siswa yang memperoleh                 Dahlan,      J.A.(2004).     Meningkatkan
pembelajaran KV dengan PAM tinggi =                      Kemampuan        penalaran      dan
87,500, sedang = 64,64 dan rendah = 48,85.               Pemahaman Siswa SLTP Melalui
Jadi siswa yang memperoleh pembelajaran                  Pendekatan Pembelajaran Open-
PBLKK lebih tinggi dari siswa yang                       Ended. Bandung: Disertasi SPS
memperoleh pembelajaran konvensional                     UPI tidak diterbitkan.
berdasarkan PAM siswa.                          Delishe, R. (1997). How to Use Problem-
Kesimpulan                                               Based      Learning       in    The
1. Kemampuan berpikir kritis matematis                   Classroom. New York. ASCD.
    siswa yang memperoleh pembelajaran          Ennis, R. H, (1996). Critical Thinking,
    PBLKK lebih baik daripada siswa yang                 United States of America:
    memperoleh pembelajaran KV.                          Prentice-Hall Inc.
2. Kemampuan berpikir kritis matematis          Fisher, R. (1995). Thinking Children to
    siswa yang memperoleh pembelajaran                   Think,     Cheltenham,       United
    BPLKK          berbeda    berdasarkan                Kingdom : Stanley Thornes Ltd
    pengetahuan awal matematika (PAM)           Fogarty, R. (1997). Problem-Based
    siswa, yaitu untuk PAM siswa tinggi                  Learning      and     the     Other
    dengan PAM siswa sedang, PAM siswa                   Curriculum Models for Multiple
    tinggi dengan PAM siswa rendah, dan                  Intelegences Classroom. Hawker
    untuk PAM siswa sedang dengan PAM                    Brownlow Education.
    siswa rendah.                               Gijselaers,    W.H.(1996).       Connecting
3. Kemampuan berpikir kritis matematis                   Problem-Based Practice with
    yang      memperoleh     pembelajaran                Educational     Theory.      Dalam
    PBLKK berbeda menurut level sekolah.                 Wilkerson, L.(Ed). New Direction
    Perbedaan kemampuan berpikir kritis                  for Theaching and Learning.
    adalah untuk level sekolah tinggi                    No.68. Josey-Bass Publisher.
    dengan level sekolah sedang, dan level      IMSTEP-JICA (1999). Permasalahan
    sekolah tinggi dengan level sekolah                  Pembelajaran Matematika SD,
    rendah, sedangkan untuk level sekolah                SLTP, dan SMU di Kota
    sedang dengan level sekolah rendah                   Bandung: Bandung: FMIPA UPI.
    tidak berbeda.                              Krulik, S. (1980), Problem Solving in
4. Sikap siswa yang diajar dengan                        School Mathematics. NCTM.
    pembelajaran PBLKK lebih positif            Marzano, R. J et.al. (1989). Dimention of
    dibandingkan dengan sikap siswa yang                 Thingking : A Framework for
    diajar      dengan       pembelajaran                Curricullum and Instruction.
    konvensional                                         Alexanderia US : Association for
                                                         Supervision     and     Curriculum
                                                         Development
DAFTAR PUSTAKA                                  Mullis, I.V.S dkk. (2000, 2004, 2008).
                                                         TIMSS       2007:     Trends      in
Armanto, D. (2001) Upaya Peningkatan                     Mathematics and Science Study:
        Pembelajaran Matematika SD                       Assessment Frameworks and
        Melalui Pendidikan Matematika                    Specifications         International
        Realistik   (PMR).    Seminar                    Report. Boston: The International
        Nasional Pendidikan Matematika                   Study Center


8
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME 4.NO.1 JUNI 2010


Ngeow, K.K. dan San, Y. (1997). Learning
         to learn: Preparing Teachers and
         Student     for    Problem-Based
         Learning . [On-Line}, Tersedia :
         http//www. Eric Indiana.edu.
Panduan Lengkap KTSP (2007), Jakarta.
         Pustaka Yustisia.
Sutiarso, S. (2000). Problem Posing,
         Strategi Efektif Meningkatkan
         Aktifitas       Siswa       dalam
         Pembelajaran          Matematika.
         Makalah pada Seminar di
         Bandung: tidak diterbitkan.




                                                                              9
Ismaimuza, Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah




10

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Modul matematika materi barisan dan deret
Modul matematika materi barisan dan deretModul matematika materi barisan dan deret
Modul matematika materi barisan dan deretDhurotul Khamidah
 
PPT Pembelajaran Barisan dan Deret
PPT Pembelajaran Barisan dan DeretPPT Pembelajaran Barisan dan Deret
PPT Pembelajaran Barisan dan Deretontetmoli
 
03 permendikbud nomor 69 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...
03 permendikbud nomor 69 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...03 permendikbud nomor 69 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...
03 permendikbud nomor 69 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...Ikhsan Ikhsanudin
 
ITP UNS SEMESTER 2 Statistik nonparametrik 1
ITP UNS SEMESTER 2 Statistik nonparametrik 1ITP UNS SEMESTER 2 Statistik nonparametrik 1
ITP UNS SEMESTER 2 Statistik nonparametrik 1Fransiska Puteri
 
Contoh soal penerapan taksonomi bloom revisi
Contoh soal penerapan taksonomi bloom revisiContoh soal penerapan taksonomi bloom revisi
Contoh soal penerapan taksonomi bloom revisiazrin10
 
Pengantar probabilitas
Pengantar probabilitasPengantar probabilitas
Pengantar probabilitasniar100
 
critical review jurnal ilmiah
critical review jurnal ilmiahcritical review jurnal ilmiah
critical review jurnal ilmiahHasunah
 
Teori belajar bruner
Teori belajar brunerTeori belajar bruner
Teori belajar brunerSri Sukmawati
 
Media 1 (komposisi fungsi)
Media 1 (komposisi fungsi)Media 1 (komposisi fungsi)
Media 1 (komposisi fungsi)inosutrisno
 
BARISAN DAN DERET ARITMATIKA
BARISAN DAN DERET ARITMATIKABARISAN DAN DERET ARITMATIKA
BARISAN DAN DERET ARITMATIKAIndah Oktriani
 
Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)
Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)
Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)Ady Setiawan
 
Analisis Data Kualitatif
Analisis Data KualitatifAnalisis Data Kualitatif
Analisis Data Kualitatifdkarhita
 
Pengukuran, penilaian dan assesmen Mulyati
Pengukuran, penilaian dan assesmen MulyatiPengukuran, penilaian dan assesmen Mulyati
Pengukuran, penilaian dan assesmen MulyatiMulyati Rahman
 
Populasi dan Sampel
Populasi dan SampelPopulasi dan Sampel
Populasi dan SampelBBPP_Batu
 
Makalah dasar-dasar statistika
Makalah dasar-dasar statistikaMakalah dasar-dasar statistika
Makalah dasar-dasar statistikaSiti_Rita_Anita
 
Kisi-kisi Pembuatan Soal Evaluasi Pembelajaran SD Universitas Muhammadiyah Ma...
Kisi-kisi Pembuatan Soal Evaluasi Pembelajaran SD Universitas Muhammadiyah Ma...Kisi-kisi Pembuatan Soal Evaluasi Pembelajaran SD Universitas Muhammadiyah Ma...
Kisi-kisi Pembuatan Soal Evaluasi Pembelajaran SD Universitas Muhammadiyah Ma...irene sofia
 

Was ist angesagt? (20)

Modul matematika materi barisan dan deret
Modul matematika materi barisan dan deretModul matematika materi barisan dan deret
Modul matematika materi barisan dan deret
 
PPT Pembelajaran Barisan dan Deret
PPT Pembelajaran Barisan dan DeretPPT Pembelajaran Barisan dan Deret
PPT Pembelajaran Barisan dan Deret
 
03 permendikbud nomor 69 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...
03 permendikbud nomor 69 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...03 permendikbud nomor 69 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...
03 permendikbud nomor 69 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurik...
 
ITP UNS SEMESTER 2 Statistik nonparametrik 1
ITP UNS SEMESTER 2 Statistik nonparametrik 1ITP UNS SEMESTER 2 Statistik nonparametrik 1
ITP UNS SEMESTER 2 Statistik nonparametrik 1
 
Contoh soal penerapan taksonomi bloom revisi
Contoh soal penerapan taksonomi bloom revisiContoh soal penerapan taksonomi bloom revisi
Contoh soal penerapan taksonomi bloom revisi
 
Pengantar probabilitas
Pengantar probabilitasPengantar probabilitas
Pengantar probabilitas
 
critical review jurnal ilmiah
critical review jurnal ilmiahcritical review jurnal ilmiah
critical review jurnal ilmiah
 
Ppt model webbed
Ppt model webbedPpt model webbed
Ppt model webbed
 
Teori belajar bruner
Teori belajar brunerTeori belajar bruner
Teori belajar bruner
 
Media 1 (komposisi fungsi)
Media 1 (komposisi fungsi)Media 1 (komposisi fungsi)
Media 1 (komposisi fungsi)
 
BARISAN DAN DERET ARITMATIKA
BARISAN DAN DERET ARITMATIKABARISAN DAN DERET ARITMATIKA
BARISAN DAN DERET ARITMATIKA
 
Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)
Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)
Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)
 
Analisis Data Kualitatif
Analisis Data KualitatifAnalisis Data Kualitatif
Analisis Data Kualitatif
 
Teknik sampling
Teknik sampling Teknik sampling
Teknik sampling
 
Kemampuan Koneksi Matematis
Kemampuan Koneksi MatematisKemampuan Koneksi Matematis
Kemampuan Koneksi Matematis
 
Pengukuran, penilaian dan assesmen Mulyati
Pengukuran, penilaian dan assesmen MulyatiPengukuran, penilaian dan assesmen Mulyati
Pengukuran, penilaian dan assesmen Mulyati
 
Populasi dan Sampel
Populasi dan SampelPopulasi dan Sampel
Populasi dan Sampel
 
Rpp 12. 3.4 (muthmainnah)
Rpp 12. 3.4 (muthmainnah)Rpp 12. 3.4 (muthmainnah)
Rpp 12. 3.4 (muthmainnah)
 
Makalah dasar-dasar statistika
Makalah dasar-dasar statistikaMakalah dasar-dasar statistika
Makalah dasar-dasar statistika
 
Kisi-kisi Pembuatan Soal Evaluasi Pembelajaran SD Universitas Muhammadiyah Ma...
Kisi-kisi Pembuatan Soal Evaluasi Pembelajaran SD Universitas Muhammadiyah Ma...Kisi-kisi Pembuatan Soal Evaluasi Pembelajaran SD Universitas Muhammadiyah Ma...
Kisi-kisi Pembuatan Soal Evaluasi Pembelajaran SD Universitas Muhammadiyah Ma...
 

Ähnlich wie Jurnal pendidikan matematika

Jurnal1 130117153631-phpapp01
Jurnal1 130117153631-phpapp01Jurnal1 130117153631-phpapp01
Jurnal1 130117153631-phpapp01fathinirin
 
4947 9540-1-pb
4947 9540-1-pb4947 9540-1-pb
4947 9540-1-pbFppi Unila
 
Makalah seminar ispi
Makalah seminar ispiMakalah seminar ispi
Makalah seminar ispisrirejeki345
 
Proposal calon skripsi
Proposal calon skripsiProposal calon skripsi
Proposal calon skripsiSayid Barca
 
7845 13951-1-pb
7845 13951-1-pb7845 13951-1-pb
7845 13951-1-pbFppi Unila
 
Proposal skripsi pendekatan problem solving
Proposal skripsi pendekatan problem solvingProposal skripsi pendekatan problem solving
Proposal skripsi pendekatan problem solvingelita takarai
 
Berfikir matematis 824 1732-1-pb
Berfikir matematis 824 1732-1-pbBerfikir matematis 824 1732-1-pb
Berfikir matematis 824 1732-1-pbAfwanilhuda Nst
 
3351 6492-1-pb
3351 6492-1-pb3351 6492-1-pb
3351 6492-1-pbFppi Unila
 
25022013 siska ryane mpmt
25022013 siska ryane mpmt25022013 siska ryane mpmt
25022013 siska ryane mpmtsiskaryane
 
Metode problen solving
Metode problen solvingMetode problen solving
Metode problen solvingkaffah
 
Pembelajaran Matematika dengan Inkuiri Terbimbing
Pembelajaran Matematika dengan Inkuiri TerbimbingPembelajaran Matematika dengan Inkuiri Terbimbing
Pembelajaran Matematika dengan Inkuiri Terbimbingsrilinda_w
 
JPII 12 bhs indonesia.docx
JPII 12 bhs indonesia.docxJPII 12 bhs indonesia.docx
JPII 12 bhs indonesia.docxMarwana7
 
Best practice matematika SMA
Best practice matematika SMABest practice matematika SMA
Best practice matematika SMAzaskya laksmitha
 
Jurna Problem Solving dan Gaya Kognitif
Jurna Problem Solving dan Gaya Kognitif Jurna Problem Solving dan Gaya Kognitif
Jurna Problem Solving dan Gaya Kognitif Asta Wibawa
 
Prosiding seminar Nasional Pendidikan Fisik1.docx
Prosiding seminar Nasional Pendidikan Fisik1.docxProsiding seminar Nasional Pendidikan Fisik1.docx
Prosiding seminar Nasional Pendidikan Fisik1.docxmeimunah3
 

Ähnlich wie Jurnal pendidikan matematika (20)

Jurnal1 130117153631-phpapp01
Jurnal1 130117153631-phpapp01Jurnal1 130117153631-phpapp01
Jurnal1 130117153631-phpapp01
 
4947 9540-1-pb
4947 9540-1-pb4947 9540-1-pb
4947 9540-1-pb
 
Makalah seminar ispi
Makalah seminar ispiMakalah seminar ispi
Makalah seminar ispi
 
Proposal calon skripsi
Proposal calon skripsiProposal calon skripsi
Proposal calon skripsi
 
7845 13951-1-pb
7845 13951-1-pb7845 13951-1-pb
7845 13951-1-pb
 
Proposal skripsi pendekatan problem solving
Proposal skripsi pendekatan problem solvingProposal skripsi pendekatan problem solving
Proposal skripsi pendekatan problem solving
 
Berfikir matematis 824 1732-1-pb
Berfikir matematis 824 1732-1-pbBerfikir matematis 824 1732-1-pb
Berfikir matematis 824 1732-1-pb
 
Jurnal MPG
Jurnal MPGJurnal MPG
Jurnal MPG
 
1 st, Try
1 st, Try1 st, Try
1 st, Try
 
3351 6492-1-pb
3351 6492-1-pb3351 6492-1-pb
3351 6492-1-pb
 
25022013 siska ryane mpmt
25022013 siska ryane mpmt25022013 siska ryane mpmt
25022013 siska ryane mpmt
 
Metode problen solving
Metode problen solvingMetode problen solving
Metode problen solving
 
Pembelajaran Matematika dengan Inkuiri Terbimbing
Pembelajaran Matematika dengan Inkuiri TerbimbingPembelajaran Matematika dengan Inkuiri Terbimbing
Pembelajaran Matematika dengan Inkuiri Terbimbing
 
JPII 12 bhs indonesia.docx
JPII 12 bhs indonesia.docxJPII 12 bhs indonesia.docx
JPII 12 bhs indonesia.docx
 
Ao vs di
Ao vs diAo vs di
Ao vs di
 
4 7-1-sm (2)
4 7-1-sm (2)4 7-1-sm (2)
4 7-1-sm (2)
 
Kastri+Fani.pdf
Kastri+Fani.pdfKastri+Fani.pdf
Kastri+Fani.pdf
 
Best practice matematika SMA
Best practice matematika SMABest practice matematika SMA
Best practice matematika SMA
 
Jurna Problem Solving dan Gaya Kognitif
Jurna Problem Solving dan Gaya Kognitif Jurna Problem Solving dan Gaya Kognitif
Jurna Problem Solving dan Gaya Kognitif
 
Prosiding seminar Nasional Pendidikan Fisik1.docx
Prosiding seminar Nasional Pendidikan Fisik1.docxProsiding seminar Nasional Pendidikan Fisik1.docx
Prosiding seminar Nasional Pendidikan Fisik1.docx
 

Mehr von Nurmalianis Anis

Mehr von Nurmalianis Anis (9)

Pembagian dasar
Pembagian dasarPembagian dasar
Pembagian dasar
 
Strategi pembelajaran aktif tipe jigsaw dengan pendekatan pemecahan masalah, ...
Strategi pembelajaran aktif tipe jigsaw dengan pendekatan pemecahan masalah, ...Strategi pembelajaran aktif tipe jigsaw dengan pendekatan pemecahan masalah, ...
Strategi pembelajaran aktif tipe jigsaw dengan pendekatan pemecahan masalah, ...
 
1 cover
1 cover1 cover
1 cover
 
Dualitas
DualitasDualitas
Dualitas
 
Audio semi gerak
Audio semi gerakAudio semi gerak
Audio semi gerak
 
Program smester kls 7 semester 1
Program smester kls 7 semester 1Program smester kls 7 semester 1
Program smester kls 7 semester 1
 
contoh RPP berkarakter
contoh RPP berkarakter contoh RPP berkarakter
contoh RPP berkarakter
 
Persamaan non linear dalam ekonomi
Persamaan non linear dalam ekonomiPersamaan non linear dalam ekonomi
Persamaan non linear dalam ekonomi
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 

Jurnal pendidikan matematika

  • 1. PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS DAN SIKAP SISWA SMP Dasa Ismaimuza Abstrak: Kemampuan berpikir kritis matematis, dan sikap positif siswa terhadap matematika merupakan komponen penting yang harus dimiliki oleh seorang siswa, sehingga dengan memiliki kemampuan ini akan membantu siswa dalam memecahkan masalah matematika, maupun masalah sehari-hari. Salah satu cara mengembangkan kemampuan ini adalah dengan pembelajaran berbasis masalah dengan strategi konflik kognitif (PBLKK). PBLKK merupakan pembelajaran yang berdasarkan masalah, dimana pada masalah yang dikemukakan terdapat fakta, keadaan, situasi yang mempertentangkan struktur kognisi siswa. Dalam situasi ini terjadi konflik antara pengetahuan yang dimiliki siswa dengan situasi yang sengaja disediakan. Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah bagaimana kemampuan berpikir kritis matematis dan sikap siswa SMP kelas VIII Palu berdasarkan model pembelajaran, PAM siswa, dan level sekolah. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP kelas VIII di kota Palu. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tes kemampuan matematika, nilai rapor, tes kemampuan berpikir kritis matematis, skala sikap siswa terhadap matematika. Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah: mengkaji dan menganalisis perbedaan kemampuan berpikir kritis matematis, sikap siswa siswa yang menerima pembelajaran berbasis masalah dengan strategi konflik kognitif (PBLKK) dan pembelajaran konvensional (KV) ditinjau dari: a) keseluruhan, pengetahuan awal siswa (tinggi, sedang, dan rendah), dan level sekolah. Kata Kunci: PBL, konflik kognitif, berpikir kritis matematis, sikap, PAM, level sekolah Dari berbagai studi, baik yang 107 dari 177 negara yang diukur. berskala internasional maupun nasional Cermin dari pengusaan materi menunjukan bahwa kualitas pendidikan di matematika siswa SMP di Indonesia terlihat Indonesia masih memprihatinkan. Hal ini dari hasil laporan The Trends International dapat dilihat dari Human Development in Mathematics and Science Study Index (HDI) yang dikeluarkan oleh UNDP. (TIMSS) 1999, 2003, dan 2007. Dari hasil Salah satu indikator dalam menentukan kajian TIMSS menunjukkan bahwa HDI adalah kualitas pendidikan pada suatu peringkat Indonesia masih dari yang negara dari tingkat sekolah dasar sampai diharapkan. Sejalan dengan hasil TIMSS, menengah. HDI Indonesia hanya sebesar hasil tes Programme for International 0,728 dari nilai ideal sebesar satu dan Student Assesment (PISA) 2003 dan 2006 menempatkan Indonesia pada peringkat ke- yang dikoordinir oleh Organization for Dosen Pendidikan Matematika FKIP Untad Palu
  • 2. Ismaimuza, Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Economic Co-operation and Development skema yang masuk tidak sama dengan (OECD) menunjukkkan hasil yang serupa. struktur (skema) kognitif yang dimilikinya. Hasil TIMSS dan PISA mengungkapkan Ketika seorang berada pada keadaan bahwa kemampuan matematis siswa disequilibrium, dia akan merespon keadaan Indonesia untuk soal-soal tidak rutin dan ini, dan berupaya mengingat, pemahaman konsep masih sangat lemah, memberdayakan konsep yang dimilikinya namun relatif baik dalam menyelesaikan untuk mencari equilibrium baru dengan soal-soal fakta dan prosedur (Mullis dkk, lingkungannya. Melalui metakognisi, 2000, 2004, 2008). bertanya pada teman yang tidak mengalami Bila dilihat nilai rata-rata Ujian konflik, atau scaffolding yang diberikan Nasional (UN) Matematika siswa sekolah guru maka siswa dapat keluar dari konflik. menengah di propinsi Sulawesi Tengah Jadi, konflik kognitif merupakan syarat secara nasional dapat dikatakan masih awal atau stimulus dalam memperoleh rendah, yaitu 6,11 pada tahun ajaran keseimbangan (equilibrium) baru. Tingkat 2006/2007 dan 5,58 pada tahun ajaran keseimbangan (equilibrium) baru ini lebih 2007/2008. Bila ditinjau dari segi peringkat tinggi tingkatannya dari keseimbangan propinsi Sulawesi Tengah berada pada (equilibrium) sebelumnya. Ennis (1996, xx) peringkat 30 pada tahun ajaran 2006/2007 mengemukakan bahwa berpikir kritis dan peringkat 29 pada tahun ajaran merupakan suatu proses berpikir yang 2007/2008 dari 33 propinsi di Indonesia. bertujuan agar kita dapat membuat Rendahnya hasil belajar matematika keputusan-keputusan yang masuk akal, mengindikasikan ada sesuatu yang salah sehingga apa yang kita anggap terbaik dan belum optimal dalam pembelajaran tentang suatu kebenaran dapat kita lakukan matematika di sekolah. Hal ini sejalan dengan benar. dengan hasil penelitian yang dilakukan Pembelajaran berbasis masalah (Sullivan,1992, IMSTEP-JICA, 1999, merupakan pembelajaran yang menitik Sutiarso, 2000, Armanto, 2002 dan Dahlan, beratkan pada kegiatan pemecahan 2004). Hasil penelitian mereka masalah, dan masalah yang harus mengungkapkan bahwa dalam diselesaikan merupakan masalah yang pembelajaran matematika di sekolah siswa belum jadi atau tidak terstruktur dengan cendrung pasif, mengutamakan drill dan baik (ill-structured problem), sehingga hal mekanistik, berpusat pada guru (teacher ini dapat menantang siswa untuk berpikir oriented), chalk and talk. Guru sebagai dan melakukan diskusi secara salah satu pusat dalam proses pembelajaran berkelompok. Siswa dihadapkan pada di kelas masih memandang bahwa belajar masalah nyata atau masalah yang adalah suatu proses transfer ilmu disimulasikan, siswa bekerjasama secara pengetahuan (transfer of knowledge) dari berkelompok untuk mengembangkan pengajar kepada peserta didik. ketrampilan memecahkan masalah Menurut teori Piaget, tentang proses (problem solving), kemudian siswa perkembangan kognitif mengatakan mendiskusikan apa yang harus dilakukan sturktur kognitif yang kita miliki selalu dan bernegoisasi untuk memba berinteraksi dengan lingkungannya dengan Berdasarkan uraian latar belakang cara asimilasi dan akomodasi. Jika asimilasi yang dikemukakan, maka masalah yang dan akomodasi terjadi secara bebas atau dikaji dalam penelitian ini adalah: Apakah tanpa konflik, maka struktur kognitif terdapat perbedaan kemampuan berpikir dikatakan berada pada keadaan seimbang kritis matematis dan sikap siswa, antara (equilibrium) dengan lingkungannya. siswa yang menerima pembelajaran Namun, jika terjadi konflik maka seseorang berbasis masalah dengan strategi konflik berada pada keadaan tidak seimbang kognitif (PBLKK) dan siswa yang belajar (disequilibrium). Hal ini terjadi karena secara konvensional (KV) ditinjau dari: 2
  • 3. JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME 4.NO.1 JUNI 2010 keseluruhan, pengetahuan awal matematika Tengah. Sampel penelitian ini sebanyak siswa (PAM), dan level sekolah? 200 orang siswa, terdiri dari 102 siswa yang memperoleh pembelajaran PBLKK (kelas METODE PENELITAN eksperimen) dan 98 siswa yang memperoleh pembelajaran KV (kelas Penelitian ini merupakan penelitian kontrol). eksperimen karena peneliti bermaksud memberikan perlakuan kepada subjek Instrumen Penelitian penelitian untuk selanjutnya ingin Untuk memperoleh data dalam mengetahui pengaruh dari perlakuan penelitian ini digunakan instrumen tes yang tersebut. Perlakuan tersebut adalah terdiri dari seperangkat soal untuk pembelajaran berbasis masalah dengan mengukur dan mengetahui kemampuan strategi konflik kognitif di kelas awal matematika siswa, tes kemampuan eksperimen dan pembelajaran konvensional berpikir kritis matematis, skala sikap dan di kelas kontrol. Variabel bebas dalam rapor siswa kelas VII. penelitian ini adalah pendekatan pembelajaran berbasis masalah dengan Teknik Analisis Data strategi konflik kognitif (PBLKK) dan Dari penelitian yang dilakukan pembelajaran konvensional (KV). Kelas maka diperoleh data kuantitatif. Data yang diajar dengan PBLKK merupakan kuantitatif didapat melalui tes kemampuan kelas eksperimen, sedangkan kelas yang berpikir kritis dan skala sikap siswa. diajar dengan pembelajaran konvensional Setelah data diperoleh, kemudian dianalisis (KV) merupakan kelas kontrol. untuk didiskripsikan dan diberikan tafsiran- Variabel terikat dalam penelitian ini tafsiran. Pengolahan data kuantitatif adalah kemampuan berpikir kritis dilakukan melalui dua tahapan utama. matematis.. Variabel kontrol dalam 1. Tahap pertama: menguji persyaratan penelitian ini adalah pengetahuan awal statistik yang diperlukan sebagai dasar (student prior knowledge) matematika dalam pengujian hipotesis, yaitu uji siswa (PAM). PAM siswa adalah normalitas sebaran data subyek sampel pengetahuan matematika yang telah dan uji homogenitas varians. dimiliki siswa sebelum penelitian ini 2. Tahap kedua: menguji ada atau tidak dilaksanakan. PAM siswa ditentukan oleh adanya perbedaan dari masing-masing tes kemampuan awal matematika dan nilai kelompok dengan menggunakan Uji-t, rapor matematika siswa ketika duduk di ANAVA satu jalur dengan bantuan kelas VII. perangkat lunak SPSS-17 for Windows. Disain eksperimen yang digunakan adalah only postets group disign yang Hasil dan Temuan digabung dengan disain 3 × 3 × 2 , yaitu Pengetahuan awal matematika tiga kelompok PAM siswa (tinggi, sedang, (PAM) siswa adalah pengetahuan yang dan rendah), tiga level sekolah, dan dua dimiliki siswa sebelum proses pembelajaran model pembelajaran (PBLKK dan KV). berlangsung. Pengetahuan awal matematika Disain eksperimen yang digunakan pada merupakan rata-rata dari nilai tes penelitian ini dapat dinyatakan sebagai kemampuan matematika, nilai rapor berikut: matematika siswa pada semester I dan II di X O kelas VII SMP. O Untuk mengetahui kesetaraan sampel penelitian, telah dilakukan analisis Subjek Penelitian statistik uji perbedaan rata-rata dari skor Populasi penelitian ini adalah pengetahuan awal matematika. Sebelum seluruh siswa SMP di kota Palu Sulawesi dilakukan uji perbedaan rata-rata, terlebih 3
  • 4. Ismaimuza, Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah dahulu dilakukan uji normalitas dan kritis matematis siswa yang diajar dengan homogenitas varians data, dan didapat pembelajaran PBLKK lebih tinggi kesimpulan bahwa sampel berasal dari dibandingkan kemampuan berpikir kritis populasi yang berdistribusi normal. siswa yang diajar dengan pembelajaran Kemampuan Berpikir Kritis Matematis konvensional. Jadi kemampuan berpikir Siswa ditinjau secara Keseluruhan kritis matematis siswa yang memperoleh Hipotesis yang diuji adalah: pembelajaran PBLKK lebih baik daripada H0 : Tidak terdapat perbedaan kemampuan siswa yang memperoleh pembelajaran KV. berpikir kritis matematis siswa Kemampuan Berpikir Kritis antara yang memperoleh berdasarkan PAM pembelajaran PBLKK dan Hipotesis yang diuji adalah: pembelajaran KV H0 : Tidak terdapat perbedaan Ha : Terdapat perbedaan kemampuan kemampuan berpikir kritis berpikir kritis matematis siswa matematis siswa setelah antara yang memperoleh memperoleh pembelajaran PBLKK pembelajaran PBLKK dan berdasarkan pengetahuan awal pembelajaran KV. matematika (PAM) siswa. Kriteria pengujian yang digunakan adalah Ha :Terdapat perbedaan kemampuan jika nilai sig. lebih besar dari 0,05, maka berpikir kritis matematis siswa hipotesis nol (H0) diterima. setelah memperoleh pembelajaran Sebelum hipotesis diuji, diuji PBLKK berdasarkan pengetahuan normalitas dan homogenitas varians data awal matematika (PAM) siswa. dari kemampuan berpikir kritis matematis Kriteria pengujian adalah jika nilai sig. berdasarkan pada pembelajaran PBLKK lebih kecil dari 0,05, maka hipotesis nol dan KV. Dari Hasil perhitungan uji diterima. normalitas kemampuan berpikir kritis Distribusi kemampuan berpikir matematis dapat disimpulkan bahwa data kritis matematis siswa berdasarkan kemampuan berpikir kritis matematis pengetahuan awal matematika (PAM) siswa berdistribusi normal. dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil perhitungan uji-t kemampuan Tabel 2. Distribusi Kemampuan berpikir kritis berdasarkan pembelajaran Berpikir Kritis Matematis berdasarkan PBLKK dan KV disajikan pada Tabel 1. PAM Siswa Tabel 1.Uji –t Kemampuan berpikir Kritis Matematis berdasarkan Pembelajaran PAM n Rata-rata Simpangan Baku sig.(2- Tinggi 4 92,5000 6,45497 Kemampuan t dk H0 tailed) Sedang 65 71,6923 10,46859 Kritis 2,22 198 0,000 Rendah 33 61,5152 11,55725 Tolak 1 Untuk melihat apakah ada perbedaan Pada Tabel 1 terlihat bahwa nilai kemampuan kritis matematis berdasarkan sig. kemampuan berpikir matematis lebih pengetahuan awal matematika (PAM) siswa kecil dari 0,05. Ini berarti hipotesis nol pada siswa yang memperoleh PBLKK ditolak. Dengan demikian, terdapat maka dilakukanlah uji ANAVA satu jalur. perbedaan yang signifikan kemampuan Kriteria pengujian adalah jika nilai sig. berpikir kritis matematis siswa antara yang lebih kecil dari α = 0,05, maka hipotesis memperoleh pembelajaran PBLKK dan nol ditolak. pembelajaran KV. Dari data nilai rata-rata Hasil perhitungan uji ANAVA satu juga terlihat bahwa kemampuan berpikir jalur kemampuan berpikir kritis matematis 4
  • 5. JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME 4.NO.1 JUNI 2010 berdasarkan PAM pada siswa yang Sedang 37 65,1351 12,10409 memperoleh pembelajaran PBLKK Rendah 31 67,0968 10,86080 disajikan pada Tabel 3 Dari Tabel 4 terlihat bahwa rata-rata Tabel 3. Uji ANAVA Kemampuan Berpikir kemampuan berpikir kritis matematis dari Kritis Terhadap PAM Siswa siswa yang memperoleh pembelajaran Jumlah Kuadrat PBLKK pada level sekolah tinggi lebih Kuadrat dk Rata-rata F Sig. tinggi dari rata-rata siswa dari level sekolah sedang dan level sekolah rendah. Rata-rata Antar 4524,166 2 2262,083 19,6 0,000 kemampuan berpikir kritis matematis dari Klpk 22 level sekolah rendah lebih tinggi dari rata- Dalam 11413,089 99 115,284 rata siswa dari level sekolah sedang. Klpk Hipotesis yang diuji adalah: Total 15937,255 101 H0 : Tidak terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang Pada Tabel 3 terlihat bahwa nilai memperoleh PBLKK berdasarkan sig. kemampuan berpikir kritis matematis level sekolah. berdasarkan pengetahuan awal matematika Ha : Terdapat perbedaan kemampuan (PAM) siswa lebih kecil dari 0,05. Ini berpikir kritis matematis siswa yang berarti hipotesis nol ditolak. Dengan memperoleh PBLKK berdasarkan demikian, terdapat perbedaan kemampuan level sekolah. berpikir kritis matematis siswa berdasarkan Kriteria pengujian adalah jika nilai sig. pengetahuan awal matematika (PAM) siswa lebih kecil dari α = 0,05, maka hipotesis pada siswa yang memperoleh pembelajaran nol diterima. PBLKK. Untuk melihat pada PAM siswa Dari hasil uji Levene dapat mana saja yang berbeda maka dilakukan uji disimpulkan bahwa varians data Scheffe. kemampuan berpikir kritis matematis Berdasarkan hasil uji Scheffe, berdasarkan level sekolah adalah homogen. perbedaan kemampuan berpikir kritis Untuk melihat ada tidaknya matematis siswa terjadi untuk PAM siswa perbedaan kemampuan kritis matematis sedang dengan PAM siswa sedang sebesar pada siswa yang memperoleh pembelajaran 20,81, PAM siswa tinggi dan rendah PBLKK berdasarkan level sekolah sebesar 30,95, dan PAM sedang dengan digunakan uji ANAVA satu jalur. Hasil PAM rendah sebesar 10,17 perhitungan uji ANAVAsatu jalur Kemampuan Berpikir Kritis kemampuan berpikir kritis matematis berdasarkan Level Sekolah disajikan pada Distribusi kemampuan berpikir Tabel 5. Uji ANAVA Kemampuan Berpikir Kritis kritis matematis siswa yang memperoleh berdasarkan Level Sekolah pembelajaran PBLKK berdasarkan level sekolah dapat dilihat pada Tabel 4. Jumlah Kuadrat Kuadrat dk rata-rata F Sig. Antar 2135,986 2 1067,993 7,661 0,001 Tabel 4.Distribusi Kemampuan Berpikir Klpk Kritis Matematis berdasarkan Level Sekolah Dalam 13801,269 99 139,407 Klpk Total 15937,255 101 Level Rata- Simpangan Pada Tabel 5. terlihat bahwa nilai n Sekolah rata Baku sig. kemampuan berpikir kritis matematis Tinggi 34 75,5882 12,29466 siswa yang memperoleh pembelajaran 5
  • 6. Ismaimuza, Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah PBLKK berdasarkan level sekolah lebih demikian, dapat disimpulkan bahwa kecil dari 0,05. Ini berarti hipotesis nol terdapat perbedaan sikap siswa antara yang ditolak. Dengan demikian, terdapat memperoleh pembelajaran PBLKK dan perbedaan kemampuan berpikir kritis pembelajaran KV. Artinya, sikap siswa matematis siswa yang memperoleh yang diajar dengan pembelajaran PBLKK pembelajaran PBLKK berdasarkan level lebih positif dibandingkan dengan sikap sekolah. Untuk melihat pada level sekolah siswa yang diajar dengan pembelajaran mana saja yang berbeda maka dilakukan uji konvensional. Scheffe. Hasil uji Scheffe menunjukkan Distribusi sikap siswa berdasarkan bahwa kemampuan berpikir kritis level sekolah dapat dilihat pada Tabel 7. matematis berbeda berdasarkan level sekolah. Kemampuan berpikir kritis Tabel 7.Distribusi Sikap Siswa matematis yang berbeda adalah untuk level berdasarkan Level Sekolah sekolah tinggi dengan level sekolah sedang sebesar 10,45, dan level sekolah tinggi Level Simpangan n Rata-rata dengan level sekolah rendah sebesar 8,49, Skolah Baku sedangkan untuk level sekolah sedang Tinggi 34 105,9706 10,91700 dengan level sekolah rendah tidak berbeda. Sedang 37 109,2432 7,93167 Rendah 31 109,9677 11,77705 Sikap Siswa terhadap Matematika Dari Tabel 7 terlihat bahwa rata-rata Hipotesis yang diuji adalah: sikap siswa level sekolah tinggi lebih H0 : Tidak terdapat perbedaan sikap siswa rendah dari rata-rata sikap siswa level terhadap matematika antara yang sekolah sedang dan rata-rata sikap level memperoleh pembelajaran PBLKK sekolah rendah. Rata-rata sikap siswa level dan pembelajaran KV sekolah rendah relatif lebih baik dari rata- Ha : Terdapat perbedaan sikap siswa rata sikap siswa level sekolah sedang. terhadap matematika antara yang Untuk melihat ada tidaknya perbedaan memperoleh pembelajaran PBLKK skala sikap siswa yang memperoleh dan pembelajaran KV. PBLKK berdasarkan level sekolah Kriteria pengujian adalah jika nilai sig. digunakan uji ANAVA satu jalur. Hasil lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol perhitungan uji ANAVA satu jalur skala diterima. sikap siswa yang memperoleh PBLKK Untuk melihat apakah ada menunjukkan bahwa nilai sig.adalah 0,240 perbedaan sikap siswa berdasarkan lebih besar dari 0,05. Ini berarti hipotesis pembelajaran maka digunakan uji-t. nol diterima. Dengan demikian, tidak Hasil perhitungan uji-t sikap siswa terdapat perbedaan sikap siswa terhadap berdasarkan pembelajaran PBLKK, dan KV matematika yang memperoleh disajikan pada Tabel 6. pembelajaran PBLKK berdasarkan level sekolah. Hal ini juga didukung oleh uji Tabel 6. Uji –t Sikap Siswa Berdasarkan Scheffe yang menunjukkan bahwa semua Pembelajaran nilai sig. untuk setiap level sekolah lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat sig.(2- disimpulkan sikap siswa yang memperoleh t dk H0 tailed) PBLKK tidak berbeda berdasarkan level Sikap 3,740 198 0,000 Tolak sekolah. Jadi pada setiap level sekolah sikap siswa adalah sama. Pada Tabel 6 terlihat bahwa nilai Perbandingan rata-rata kemampuan sig. sikap siswa lebih kecil dari 0,05, ini berpikir kritis matematis berdasarkan level berarti hipotesis nol ditolak. Dengan sekolah disajikan pada Diagram 1. 6
  • 7. JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME 4.NO.1 JUNI 2010 100 90 Kemampuan Berpikir Kritis 80 75,59 67,1 69,22 70 65,48 65,14 61,15 60,92 60 55,54 50 PBLKK 40 KV 30 20 10 0 Tinggi Sedang Rendah Total Diagram.1 Rata-rata Kemampuan Berpikir Kritis Matematis berdasarkan Level Sekolah Rata-rata kemampuan berpikir kritis memperoleh pembelajaran konvensional. matematis siswa pada level sekolah tinggi = Perbandingan kemampuan berpikir 75,59, sedang = 65,14, dan rendah = 67,10 kritis matematis berdasarkan PAM siswa yang memperoleh pembelajaran PBLKK dapat dilihat pada Diagram 2. Dari masih lebih tinggi dari rata-rata Diagram 2 terlihat bahwa berdasarkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa PAM siswa, maka kemampuan berpikir pada level sekolah tinggi = 65,48, sedang kritis siswa yang memperoleh pembelajaran = 61,152, dan rendah = 55,54 dengan PBLKK masih lebih baik dari siswa yang pembelajaran KV. Jadi pada setiap level memperoleh pembelajaran konvensional. sekolah rata-rata kemampuan berpikir kritis Perbandingan rata-rata kemampuan siswa yang memperoleh pembelajaran berpikir kritis matematis berdasarkan PAM PBLKK lebih tinggi daripada siswa yang siswa disajikan pada diagram 2. 100 92,5 87,5 90 80 71,69 70 64,64 61,52 60 48,85 50 PBLKK 40 KV 30 20 10 0 PAM Tinggi PAM Sedang PAM Rendah Diagram 2 Rata-rata Kemampuan Berpikir Kritis Matematis berdasarkan PAM Dari Diagram 2 terlihat rata-rata 7
  • 8. Ismaimuza, Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah kemampuan kritis matematis siswa yang di UNESA Surabaya. memperoleh pembelajaran PBLKK dengan Baron, J. B and Sternberg, R. J. (1987). PAM tinggi = 92,50, sedang = 71,69 dan Teaching Thinking Skills : Theory rendah = 61,52. Rata-rata ini masih lebih and Practice, New York : W. H. tinggi dari rata-rata kemampuan kritis Freeman and Company. matematis siswa yang memperoleh Dahlan, J.A.(2004). Meningkatkan pembelajaran KV dengan PAM tinggi = Kemampuan penalaran dan 87,500, sedang = 64,64 dan rendah = 48,85. Pemahaman Siswa SLTP Melalui Jadi siswa yang memperoleh pembelajaran Pendekatan Pembelajaran Open- PBLKK lebih tinggi dari siswa yang Ended. Bandung: Disertasi SPS memperoleh pembelajaran konvensional UPI tidak diterbitkan. berdasarkan PAM siswa. Delishe, R. (1997). How to Use Problem- Kesimpulan Based Learning in The 1. Kemampuan berpikir kritis matematis Classroom. New York. ASCD. siswa yang memperoleh pembelajaran Ennis, R. H, (1996). Critical Thinking, PBLKK lebih baik daripada siswa yang United States of America: memperoleh pembelajaran KV. Prentice-Hall Inc. 2. Kemampuan berpikir kritis matematis Fisher, R. (1995). Thinking Children to siswa yang memperoleh pembelajaran Think, Cheltenham, United BPLKK berbeda berdasarkan Kingdom : Stanley Thornes Ltd pengetahuan awal matematika (PAM) Fogarty, R. (1997). Problem-Based siswa, yaitu untuk PAM siswa tinggi Learning and the Other dengan PAM siswa sedang, PAM siswa Curriculum Models for Multiple tinggi dengan PAM siswa rendah, dan Intelegences Classroom. Hawker untuk PAM siswa sedang dengan PAM Brownlow Education. siswa rendah. Gijselaers, W.H.(1996). Connecting 3. Kemampuan berpikir kritis matematis Problem-Based Practice with yang memperoleh pembelajaran Educational Theory. Dalam PBLKK berbeda menurut level sekolah. Wilkerson, L.(Ed). New Direction Perbedaan kemampuan berpikir kritis for Theaching and Learning. adalah untuk level sekolah tinggi No.68. Josey-Bass Publisher. dengan level sekolah sedang, dan level IMSTEP-JICA (1999). Permasalahan sekolah tinggi dengan level sekolah Pembelajaran Matematika SD, rendah, sedangkan untuk level sekolah SLTP, dan SMU di Kota sedang dengan level sekolah rendah Bandung: Bandung: FMIPA UPI. tidak berbeda. Krulik, S. (1980), Problem Solving in 4. Sikap siswa yang diajar dengan School Mathematics. NCTM. pembelajaran PBLKK lebih positif Marzano, R. J et.al. (1989). Dimention of dibandingkan dengan sikap siswa yang Thingking : A Framework for diajar dengan pembelajaran Curricullum and Instruction. konvensional Alexanderia US : Association for Supervision and Curriculum Development DAFTAR PUSTAKA Mullis, I.V.S dkk. (2000, 2004, 2008). TIMSS 2007: Trends in Armanto, D. (2001) Upaya Peningkatan Mathematics and Science Study: Pembelajaran Matematika SD Assessment Frameworks and Melalui Pendidikan Matematika Specifications International Realistik (PMR). Seminar Report. Boston: The International Nasional Pendidikan Matematika Study Center 8
  • 9. JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME 4.NO.1 JUNI 2010 Ngeow, K.K. dan San, Y. (1997). Learning to learn: Preparing Teachers and Student for Problem-Based Learning . [On-Line}, Tersedia : http//www. Eric Indiana.edu. Panduan Lengkap KTSP (2007), Jakarta. Pustaka Yustisia. Sutiarso, S. (2000). Problem Posing, Strategi Efektif Meningkatkan Aktifitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika. Makalah pada Seminar di Bandung: tidak diterbitkan. 9
  • 10. Ismaimuza, Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah 10