1. TUGAS BAHASA INDONESIA
PENULISAN EYD YANG BENAR
NAMA : ANDI IRAWAN SULISTYO
NIM : 5235109034
PRODI : ALIH PROGRAM PENDIDIKAN TEKNIK
INFORMATIKA DAN KOMPUTER
FAKULTAS : TEKNIK
KOREKSI ATAS PENULISAN SKRIPSI OLEH :
NAMA : INDAH ANGGRAENI
NOREG : 8115010466
JUDUL SKRIPSI : HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN
KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR
SISWA DI SMAN 100 JAKARTA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
JURUSAN EKONOMI DAN ADMINISTRASI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2007
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan oleh suatu negara
berkembang seperti (ditambahkan kata [di]) Indonesia dalam meningkatkan
pembangunan adalah pendidikan. Karena pendidikan merupakan tolak ukur
keberhasilan suatu negara dalam meningkatkan sumber daya yang dimilikinya,
terutama sumber daya manusia. Untuk itu, [tidak perlu menggunakan koma]
pemerintah pun [kata ‘pun’ diganti dengan ‘seharusnya’] secara terus menerus
berusaha menggalakkan berbagai program yang bertujuan untuk mencerdaskan
kehidupan berbangsa dan bernegara melalui jalur pendidikan.
Seperti yang telah dirumuskan oleh pemerintah mengenai tujuan pendidikan
nasional Indonesia yaitu mengembangkan peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa [huruf ‘q’ pada kata taqwa diganti dengan huruf
‘k’, menjadi “takwa”, sesuai dengan kamus besar bahasa indonesia] kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Berdasarkan
tujuan tersebut, pemerintah dituntut untuk dapat mengembangkan sumber daya
manusia yang dimiliki Indonesia melalui pendidikan yang berkualitas bagi anak
usia sekolah.
Ada dua macam pendidikan yaitu [ditambahkan tanda baca “,” setelah kata
yaitu] pendidikan formal dan informal. Sekolah sebagai salah satu lembaga formal
yang berfungsi untuk mempersiapkan anak didiknya menjadi manusia dewasa
yang bertanggungjawab atas dirinya serta berguna bagi bangsa dan negara, hal ini
3. sejalan dengan harapan orang tua yang menginginkan putera-puterinya kelak
menjadi salah satu anggota keluarga yang sukses.
Namun dalam mencapai sukses di sekolah dan mendapatkan prestasi belajar
yang baik tidaklah semudah yang dibayangkan oleh setiap orang. Ada beberapa
sebab yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seseorang. Diantaranya yaitu,
sarana prasarana dan fasilitas belajar, motivasi belajar, kesehatan mental, peran
guru disekolah, cara belajar, lingkungan masyarakat, dan lingkungan keluarga.
Sarana dan prasarana atau fasilitas belajar merupakan faktor penting dalam
proses tercapainya prestasi belajar yang baik. Fasilitas belajar yang kurang
memadai akan mempersulit proses penyampaian ilmu, sehingga prestasi belajar
pun akan buruk [penulisan kata-kata kata tersebut kurang pas, seharusnya:
“sehingga akan mempengaruhi prestari belajar”]. Misalnya, untuk pelajaran
yang bersifat praktikum apabila tidak didukung oleh fasilitas yang baik maka
seorang guru akan menemui hambatan untuk mencapai hasil sesuai dengan yang
direncanakan.
Proses belajar yang efektif tidak akan terwujud apabila tidak ada dukungan
dari dalam diri siswa itu sendiri. Dalam hal ini adalah motivasi belajar siswa,
karena motivasi dapat berfungsi menimbulkan, mendasari, dan mengarahkan
perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya seseorang dalam
mencapai tujuan, sehingga semakin besar motivasi siswa untuk belajar maka akan
semakin besar pula tingkat pencapaian prestasi belajar yang dimilikinya.
Di dalam belajar, selain kecerdasan yang dimiliki siswa, kesehatan mental pun
[tidak perlu memakai kata “pun”] turut mempengaruhi baik tidaknya prestasi
belajar yang dicapai siswa. Baiknya kesehatan mental yang dimiliki, [tidak perlu
4. pakai koma] akan dapat menumbuhkan harga diri seorang siswa hingga ia
memiliki keinginan dan dorongan untuk mendapatkan penghargaan, kepercayaan,
serta prestasi belajar yang baik.
Yang memegang peranan penting selama terjadinya proses penyampaian ilmu
agar dapat menciptakan prestasi belajar yang baik adalah seorang guru. Selama
proses belajar berlangsung, [tidak perlu memakai koma] guru mempunyai tugas
untuk mendorong, membimbing, dan memberikan fasilitas belajar bagi siswa
untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan. Melihat tugas penting yang
diembannya, maka fungsi seorang guru di sekolah tentunya sangat mempengaruhi
baik tidaknya prestasi belajar yang dicapai siswa.
Kemudian, hal ini yang tak kalah penting bagi tercapainya prestasi belajar
yang baik adalah tingkat kecerdasan yang dimiliki oleh seorang siswa. Kecerdasan
menentukan prestasi belajar, karena siswa yang memiliki kecerdasan tinggi
umumnya mudah untuk belajar dan prestasinya cenderung baik. Sebaliknya, siswa
yang kecerdasannya rendah cenderung mengalami kesulitan dalam belajar dan
lambat untuk berpikir sehingga prestasi belajar yang dicapainya pun [tidak perlu
memakai kata “pun”] akan rendah. Oleh karena itu, kecerdasan menentukan
berhasil tidaknya seseorang mempelajari sesuatu atau mengikuti suatu program
pendidikan dan pengajaran.
Cara belajar yang diterapkan seorang siswa turut pula berpengaruh terhadap
hasil akhir dari proses belajar yang dijalaninya. Cara belajar yang efektif dan
efisien memungkinkan tercapainya prestasi belajar yang tinggi dibandingkan
dengan sebaliknya. Untuk itu, [tidak perlu memakai koma] siswa harus dapat
menentukan atau memilih seperti apa dan bagaimana cara belajar yang efektif dan
5. efisien itu [tidak perlu memakai kata “itu”], tentunya dengan pengarahan yang
diberikan oleh keluarga atau guru.
Faktor lingkungan masyarakat yang kondusif dapat pula mempengaruhi
prestasi belajar siswa. Lingkungan masyarakat adalah tempat dimana seseorang
siswa bersosialisasi dan berinteraksi. Siswa yang tinggal dalam lingkungan yang
mendukung untuk belajar maka akan mempengaruhi prestasi belajar yang dicapai.
Karena, [tidak perlu memakai koma] lingkungan masyarakat yang kondusif akan
dapat memberikan ketenangan bagi siswa dalam belajar.
Selain itu, [tidak perlu memakai koma] faktor lain yang berhubungan dengan
prestasi belajar siswa adalah faktor lingkungan keluarga. Seperti kita ketahui,
lingkungan keluarga adalah faktor yang menunjang keberhasilan siswa di sekolah.
Karena pendidikan yang diberikan keluarga adalah pendidikan pertama yang
diperoleh anak sebelum ia masuk sekolah. Susasana yang ada dalam keluarga
serta perilaku orangtua mempunyai peranan penting dalam menentukan dan
mempengaruhi perkembangan anaknya.
Kenyataan sehari-hari cukup membuktikan kepada kita bahwa motivasi yang
diberikan orangtua atau keluarga ternyata sangat mendorong anak untuk
berprestasi di sekolah. Berhasil tidaknya siswa dalam belajar ternyata juga banyak
dipengaruhi oleh lingkungan keluarga siswa tersebut. Selama lebih kurang 19
[penulisan angka sebaiknya disertai dengan penulisan huruf, menjadi “19
(sembilan belas)”] jam dalam sehari anak bergaul dengan orang tuanya. Dalam
masa ini sudah barang tentu pengawasan yang diberikan kepada anak dalam
belajarnya dapat dilakukan secara kontinyu [ ]. Karena orangtua sudah
mengetahui keadaan anak-anaknya semenjak kecil, apa dan bagaimana sikap
6. anak. Oleh sebab itu orang tua akan lebih mudah melakukan pengawasan kepada
anak-anaknya.
Suasana dalam rumah tangga atau keluarga akan dapat mendorong semangat
anak untuk melakukan kegiatna belajar. Untuk itu setiap orang tua harus mampu
menciptakan suasana tenang di dalam [penulisan di dalam seharunya digabung,
menjadi “didalam”] rumah. Tanpa adanya suasana tenang dalam keluarga yang
dapat mendorong semangat anak untuk mempertinggi [kata mempertinggi diganti
dengan kata “meningkatkan”] kegiatan dan gairah belajarnya, [tidak perlu
menggunakan kata koma] maka sulit diharapkan siswa dapat mencapai prestasi
belajar yang tinggi. Setiap orang tua [penulisan kata orang tua seharusnya
digabung, seharusnya “orangtua”] pun harus berusaha agar rumah tangganya
dapat dijadikan suatu tempat yang aman bagi anak untuk melakukan kegiatan
belajar. Segala hal yang dapat mengalihkan perhatian, keinginan dan kemauan
belajar anak hendaknya dihindarkan agar pemikirannya tidak terganggu dan anak
dapat memusatkan perhatiannya terhadap pelajaran, semua itu ada hubungannya
dengan suasana keluarga dimana anak hidup dan dibesarkan.
Berdasarkan uraian diatas dapat diasumsikan bahwa lingkungan keluarga
berhubungan erat dengan pencapaian prestasi belajar yang baik. Oleh karena itu
peneliti ingin mengetahui lebih jauh mengenai hubungan tersebut.
7. B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, permasalahan yang muncul dapat
diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Kurangnya sarana dan fasilitas belajar di sekolah.
2. Motivasi belajar siswa rendah.
3. Kesehatan mental siswa yang tidak baik.
4. Peran guru di sekolah tidak optimal
5. Rendahnya tingkat kecerdasan siswa.
6. Cara belajar yang tidak efektif.
7. Lingkungan masyarakat yang tidak kondusif.
8. Lingkungan keluarga yang tidak mendukung proses belajar menyebabkan
rendahnya prestasi belajar siswa.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah diidentifikasi di atas ternyata bahwa
prestasi belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor yang sangat luas dan karena
keterbatasan peneliti, maka penelitian ini dibatasi hanya pada masalah lingkungan
keluarga.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas dapat dirumuskan sebagai berikut :
“Apakah terdapat hubungan antara Lingkungan Keluarga dengan Prestasi
Belajar Siswa di SMA Negeri 100 Jakarta.”
8. E. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi dan manfaat
bagi pihak-pihak, antara lain :
1. Peneliti, diharapkan penelitian ini akan bermanfaat untuk menambah
wawasan, pengetahuan, keterampilan serta aplikasinya dari ilmu yang
didapat selama menempuh pendidikan dengan kenyataan di lapangan.
2. Perpustakaan UNJ, diharapkan dapat berguana sebagai bahan masukan
yang positif bagi dunia pendidikan untuk menambah perbendaharaan
perpustakaan.
3. Sekolah SMA Negeri 100 Jakarta, diharapkan sebagai bahan masukan
dalam proses belajar mengajar yang diselenggarakan oleh lembaga
pendidikan secara bertahap.
4. Masyarakat pada umumnya, diharapkan sebagai bahan penelitian
selanjutnya bagi yang berminat meneliti masalah yang berhubungan
dengan pendidikan.
9. BAB II
PENYUSUNAN KERANGKA TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis
1. Prestasi Belajar Siswa
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni
“prestasi” dan “belajar”. Antara kata “prestasi” dan “belajar” mempunyai arti
yang berbeda. Oleh karena itu sebelum pengertian “prestasi belajar”
dibicarakan, [ditambahkan tanda baca koma setelah kata dibicarakan] ada
baiknya pembahasan ini diarahkan pada masalah pertama untuk mendapatkan
pemahaman lebih jauh mengenai makna kata “prestasi” dan “belajar”.
Kata prestasi sering digunakan orang sebagai suatu keberhasilan dalam
suatu kompetisi, namun pemahaman tentang prestasi bukan hanya merupakan
pada kompetisi saja. Seperti yang dikemukakan oleh Syaiful Bahri Djamrah
bahwa “prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
diciptakan baik secara perorangan maupun kelompok.”1
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia prestasi diartikan “hasil yang telah
dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dsb). Dari pengertian tersebut
dapat dikatakan bahwa prestasi merupakan pencapaian hasil yang telah
dilakukan atau dikerjakan.
1
Syaiful Bahri Djamrah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya:
Usaha Nasional, 1994, h.21)
10. Djamrah juga mengungkapkan prestasi adalah “apa yang telah dapat
diciptakan, hasil pekerjaan , hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh
dengan jalan keuletan kerja.