Kultur jaringan adalah upaya memanfaatkan sifat totipotensi sel secara buatan dengan memisahkan bagian atau jaringan makhluk hidup dari induknya dan menumbuhkannya di media steril. Kultur jaringan teorinya dapat dilakukan untuk semua jaringan namun praktiknya kultur jaringan tumbuhan lebih mudah daripada hewan karena biayanya lebih rendah dan keberhasilannya lebih tinggi.
2. Kultur jaringan adalah bagian atau jaringan makhluk hidup (tumbuhan atau
hewan ) yang telah dipisahkan dari asalnya /induknya dan ditanaman dalam
media kultur/ media buatan yang steril didalam botol kaca sehinga sel-
selnya mampu tumbuh dan mengadakan pembelahan. Kultur jaringan atau
biakan jaringan merupakan upaya memanfaatkan sifat totipotensi sel secara
buatan (artifisial) dengan menggunakan tekonologi canggih. Yang
dimaksud secara buatan adalah dilakukan di luar individu yang
bersangkutan dan sering kali disebut kultur in vitro, sebagai lawan dari in
vivo. Dikatakan in vitro (bahasa Latin, berarti "di dalam kaca") karena
jaringan dibiakkan di dalam tabung inkubasi atau cawan Petri dari kaca
atau material tembus pandang lainnya.
3. Kultur jaringan secara teoritis dapat dilakukan untuk semua jaringan, karena baik
jaringan tumbuhan maupun hewan (termasuk manusia) memiliki kemampuan
totipotensi. Totipotensi adalah kemampuan sel-sel / jaringan untuk tumbuh
menjadi individu baru yang identik dengan induknya, karena sel-sel / jaringan
tersebut memilki sifat metabolisme. Tetapi untuk mengkultur jaringan yang
berbeda maka memerlukan komposisi media tertentu. Saat ini kultur jaringan
tumbuhan berkembang lebih pesat daripada kultur jaringan hewan, mengingat
kultur jaringan tumbuhan lebih mudah dilakukan dengan biaya yang relatif
murah dan angka keberhasilan yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena sel-
sel tumbuhan memiliki daya totipotensi yang lebih tinggi daripada sel hewan. Sel
hewan memilki struktur yang lebih komplek daripada sel tumbuhan baik secara
morfologi maupun fisiologis (aktivitas metabolisme lebih banyak). Peralatan
yang digunakan dalam kultur jaringan hewan lebih mahal serta faktor teknis
dalam kultur jaringan hewan lebih sulit.
4. Meskipun kultur jaringan hewan sangat sulit, namun perlu
dilakukan praktikum secara sederhana untuk lebih
memahami kultur jaringan hewan, yaitu dengan
memanfaatkan alat dan bahan yang tersedia di laboratorium
biologi pada umumnya. Berdasarkan latar belakang tersebut,
pada praktikum kali ini kami mencoba melakukan kultur
jaringan hewan dengan menggunakan eksplan berupa sel-sel
fibroblas dari embrio ayam (telur yang telah dibuahi) yang
berumur 9 hari. Sel-sel fibroblas dari embrio ayam adalah
sel-sel yang bersifat aktif membelah setiap saat.
5. Kultur jaringan hewan ini didasarkan atas sifat totipotensi sel yaitu setiap sel
mengandung seluruh informasi genetik dan mempunyai kemampuan untuk dapat
berkembang menjadi individu yang sama dengan induknya. Saat ini, kultur
jaringan tumbuhan berkembang lebih pesat daripada kultur jaringan hewan,
mengingat kultur jaringan tumbuhan lebih mudah dilakukan dengan biaya yang
relatif murah dan angka keberhasilan yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena
sel-sel tumbuhan memiliki daya totipotensi yang lebih tinggi daripada sel hewan.
Sel hewan memilki struktur yang lebih komplek daripada sel tumbuhan baik
secara morfologi maupun fisiologis (aktivitas metabolisme lebih banyak).
Peralatan yang digunakan dalam kultur jaringan hewan lebih mahal serta faktor
teknis dalam kultur jaringan hewan lebih sulit.
6. Untuk menunjang keberhasilan kultur jaringan hewan,
maka dalam melaksanakan kultur jaringan hewan ini
memerlukan berbagai prasyarat untuk mendukung
kehidupan jaringan yang dibiakkan. Prasyarat yang paling
esensial adalah wadah dan media tumbuh yang steril.
Media adalah tempat bagi jaringan untuk tumbuh
(membelah dan berkembangbiak) dan mengambil nutrisi
yang mendukung kehidupan jaringan. Media tumbuh harus
mengandung berbagai bahan/ nutrisi yang diperlukan
jaringan untuk hidup dan memperbanyak dirinya seperti air,
vitamin, mineral dan hormon.
7. Media Kultur Jaringan Hewan
Di dalam media kultur jaringan hewan harus
terdapat kondisi fisik yang optimal meliputi pH,
tekanan, sumber energi dan sumber karbon, asam
amino, vitamin, mineral dan air. Berdasarkan
asalnya, media dibagi menjadi 2, yaitu:
8. A. Media alami, yaitu media yang berasal dari cairan jaringan embrio dan medium
plasma darah. Plasma darah merupakan komponen terbesar dalam darah, karena
lebih dari separuh darah mengandung plasma darah. Hampir 90% bagian dari
plasma darah adalah air. Plasma darah berfungsi untuk mengangkut sari makanan
ke sel-sel serta membawa sisa pembakaran dari sel ke tempat pembuangan
Bahan alami yang digunakan untuk menumbuhkan sel dari jaringan dapat
dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu:
Koagulat, misalnya koagulan plasma darah dan kolagen.
Cairan bologis, misalnya serum.
Ekstrak jaringan, misalnya ekstrak embrio.
9. B. Media sintetik, yaitu media yang dibuat secara kimia, misalnya:
DMEM, RPMI.
Berdasarkan kebutuhannya media buatan dibagi menjadi 3, yaitu:
Minimum essential medium (MEM), yaitu medium dasar yang
tersusun atas BSS, asam amino esensial dan vitamin.
Medium pemelihara (maintenance medium/mm) yaitu, medium yang
digunakan untuk memelihara kehidupan sel dalam metabolisme rendah
dan jangka waktu agak lama. Medium ini terdiri dari mem dan serum
konsentrasi rendah (2 – 5 %).
Medium penumbuh (growth medium) yaitu, medium yang diperkaya
dengan nutrien-nutrien untuk menumbuhkan kultur sel secara cepat,
medium ini ditambahkan serum cukup banyak (10 – 20 %).
10. Eksplan Dalam Kultur Jaringan Hewan
Eksplan untuk kultur jaringan hewan biasanya didapatkan dari sumber yang
berbeda, yaitu dari embrio dan jaringan hewan dewasa. Kultur embrio bermanfaat
untuk memperpendek siklus perkembangbiakan dan menghindari keguguran
embrio. Jaringan embrionik yang digunakan pada kultur jaringan hewan pada
dasarnya sudah steril. Jika pada saat pengambilan eksplan diterapkan teknik aseptik,
maka jaringan embrio tersebut sudah siap digunakan. Jaringan embrionik dapat
tumbuh dengan cepat, tidak tergregasi dan bermigrasi dengan cepat. Mitosis pada
jaringan embrionik segera terjadi setelah dikultur. Sedangkan jaringan yang diambil
dari hewan dewasa yang dapat tumbuh cepat biasanya adalah sel-sel epitel dan
jaringan tumor.
Jaringan embrionik telur ayam yang digunakan pada ini tersusun oleh sel-sel
fibroblas. Sel fibroblas adalah sel penyusun jaringan ikat longgar yang berbentuk
serat dan mensekerikan protein ke matriks.
11. Teknik Dalam Kultur Jaringan Hewan
Kultur jaringan hewan harus dilakukan pada suatu ukuran kecil (area
yang relatif kecil) untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya
kontaminasi. Keadaan lingkungan baik didalam kultur (media) maupun
diluar kultur (udara, praktikan/ manusia yang melakukan kultur, kondisi
laboratorium) harus dioptimalkan. Selama kultur, faktor fisik seperti
unsur hara dan hormon harus diperhatikan. Semua sumber kontaminasi
(ruangan laboratorium, laminer dan alat-alat bedah untuk kultur) harus
ditiadakan dengan cara sterilisasi.
12. Berdasarkan tempat yang digunakan untuk kultur sel atau
jaringan hewan terdapat 3 teknik kultur jaringan yaitu :
• Slide Cultur, yaitu menumbuhkan kultur sel pada gelas
obyek cekung.
• Flask Cultur, yaitu menumbuhkan kultur sel pada cawan
kultur.
• Test-tube Cultur, yaitu menumbuhkan kultur sel pada
tabung reaksi, botol terutama untuk jenis sel yang tidak
melekat.
13. Flask Culture
Flask Culture memberikan keuntungan lebih jika dibandingkan dengan slide
culture. Dengan Flask Culture jaringan dapat dikultur sampai berbulan-bulan,
bahkan bertaun-tahun. Sejumlah besar kultur dapat dipersiapkan secara
komperatif. Kultur dapat berkembang lebih pesat. Medium dapat dapat diambil
untuk keperluan pengujian, fase gas dapat dikontrol dengan mudah dan jumlah
medium dapat dapat diukur secara tepat. Wadah yang baik untuk flask culture
adalah Carrel flask.
Terdapat dua tipe Flask Culture, yaitu Thick Clot Culture dan Thin Clot Culture.
Thick Clot Culture sangat baik untuk mendukung pertumbuhan yang cepat dari
suatu kultur jaringan. Lapisan medium dari Thick Culture dapt diambil beserta
eksplanya untuk keperluan pewarnaan. Sedangkan Thin Culture sangat baik
sebagai uji pengaruh makanan pada medium terhadap kultur.