Tiga sistem utama yang digunakan untuk memantau penyakit menular di Indonesia adalah EWARS untuk kesehatan manusia, iSIKHNAS untuk kesehatan hewan, dan kerja sama antara berbagai kementerian untuk memantau penyakit zoonosis secara terpadu.
2. ▰ Dimensi epidemiologi yang menekankan aplikasi untuk mengontrol masalah kesehatan
disebut epidemiolog iterapan (applied epidemiology).
▰ Secara umum, epidemiologi digunakan untuk memecahkan masalah kesehatan di
masyarakat dengan cara mendeteksi, memprediksi, mencegah, mempromosikan,
menanggulangi, serta monitoring dan mengevaluasi.
▰ Konsep baru ‘One World, One Medicine, One Health’saat ini untuk diperkenalkan secara
luas dan berkesinambungan.
▰ Para pakar di banyak negara menghimbau kerjasama yang lebih terintegrasi dan sinergis
antara dokter hewan dan dokter dalam mengantisipasi kebangkitan penyakit-penyakit
zoonosis yang berpotensi epidemik. Contoh : Ebola, monkeypox, BSE, West Nile virus,
Nipah virus, SARS, HPAI
2
3. UPAYA UNTUK MENCEGAH PENULARAN PENYAKIT
ZOONOSIS
▻ Mensosialisasikan gejala klinis awal penyakit zoonosis di peternakan atau rumah potong hewan dan sesegera
mungkin melaporkan dan mengambil tindakan terhadap ternak maupun pekerja yang tertular penyakit
▻ Memantau kesehatan ternak dan tata laksana peternakan di tingkat peternak
▻ Menjaga kebersihan dengan mencuci tangan sebelum mengolah pangan setelah memegang daging mentah
▻ Menangani karkas atau mengurus ternak
▻ Memasak dengan benar daging sapi, daging unggas, dan makanan laut serta menghindari mengonsumsi
makanan mentah atau daging yang kurang masak
▻ Menjaga makanan agar tidak terkontaminasi hewan piaraan atau serangga
▻ Menggunakan sarung tangan bila berkebun
▻ Menghindari feses kucing saat menyingkirkan bak pasir yang tidak terpakai
▻ Jika tergigit anjing atau kucing, segera mencuci luka bekas gigitan dengan sabun di bawah kucuran air
mengalir selama 10-15 menit agar dinding virus yang terbuat dari lemak rusak oleh sabun dan segera ke
dokter atau ke rumah sakit untuk mendapat vaksinasi
3
4. A. PENCEGAHAN
Pencegahan (prevention)merupakan upaya agar tidak terjadi penyakit pada individu dan
komunitas.Pencegahan dalam arti luas mencakup:
a. Pencegahan primordiall adalah mencegah terjadinya factor risiko atau kausa
penyakit.
b. Pencegahan primer adalah mencegah paparan (exposure) dengan faktor risiko atau
kausa,infeksi,atau pun dimulainya proses patogenik.
c. Pencegahan sekunder adalah mencegah penyakit klinis.
d. Pencegahan tersier adalah mencegah akibat-akibat penyakit, seperti kematian,
kecacatan, kekambuhan, komplikasi, dsb.
4
5. B. MEMPREDIKSI
▰ Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi,
sosial, spiritual, dan intelektual.
▰ Pengubahan gaya hidup dapat difasilitasi melalui penggabungan: 1) Menciptakan
lingkungan yang mendukung, 2) Mengubah perilaku, dan 3. Meningkatkan kesadaran.
▰ WHO (1998) menyebutkan bahwa promosi kesehatan adalah strategii inti untuk
pengembangan kesehatan, yang merupakan suatu proses yang berkembang dan
berkesinambungan pada status sosial dan kesehatan individu dan masyarakat.
▰ Promosi kesehatan juga sebaiknya dilaksanakan secara terintegrasi antara sektor
kesehatan manusia dan sektor kesehatan hewan untuk penyakit tertentu pada tahap
tertentu.
5
6. C. MENANGGULANGI PENYAKIT
▰ Pengendalian (kontrol); Pengendalian (control) merupakan upaya intervensi berkelanjutan
(ongoingoperations) yang bertujuan menurunkan insidensi, durasi dan prevalensi penyakit,
risiko transmisi, efek infeksi.
▰ Eliminasi; Eliminasi (elimination) penyakit merupakan upaya intervensi berkelanjutan yang
bertujuan menurunkan insidensi dan prevalensi suatu penyakit sampai pada tingkat nol di
suatu wilayah geografis.
▰ Eradikasi (eradication, pemberantasan, pembasmian)merupakan upaya intervensi
berkelanjutan yang bertujuan menurunkan insidensi dan prevalensi penyakit sampai ke
tingkat nol secara permanen di seluruh dunia.
▰ Kepunahan; Kepunahan(extinction)merupakan keadaan dimana tidak ada lagi ageninfeksi
tertentu di alam maupun di laboratorium.
6
7. D. MONITORING DAN EVALUASI
▰ Monitoring adalah aktifitas yang dilakukan secara terus menerus yang ditujukan untuk
memberikan informasi tentang sebab dan akibat dari suatu kebijakan atau intervensi yang
sedang dilaksanakan / diimplementasikan.
▰ Monitoring diperlukan agar kesalahan awal dapat segera diketahui dan dapat dilakukan
tindakan perbaikan, sehingga mengurangi risiko yang lebih besar.
▰ Evaluasi adalah kegiatan untuk menilai tingkat kinerja suatu kebijakan.
▰ Evaluasi baru dapat dilakukan kalau suatu kebijakan sudah berjalan cukup waktu atau
dalam kurun waktu/periode yang telah ditentukan.
▰ Evaluasi dilakukan secara berkala untuk menilai kinerja sistem surveilans tertentu dan
melakukan analisis bila ditemukan hambatannya.
7
8. Pokok pokok pembahasan saat evaluasi kinerja sistem surveilans meliputi :
a. Menganalisis penyelenggaraan surveilans
b. Menilai Pencapaian kinerja surveilans
c. Mengevaluasi dukungan laboratorium
d. Menganalisis kejadian kasus dan kematian (bila ada)
e. Mengevaluasi permasalahan dan upaya pemecahannya.
8
9. SURVEILANS EPIDEMIOLOGI KLB/WABAH
▰ Surveilans Epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus
terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi
terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut,
agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisienmelalui proses
pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada
penyelenggara program kesehatan.
9
11. PERBEDAAN PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
KLB/WABAH DAN SURVEILANS KLB/WABAH
▰ Wabah, adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam
masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata
melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah
tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka.
▰ Kejadian Luar Biasa yang selanjutnya disingkat KLB, adalah
timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan/atau kematian
yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun
waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada
terjadinya wabah (Permenkes No 1501/MENKES/PER/X/2010).
11
12. PERBEDAAN SURVEILANS AKTIF DAN PASIF
Surveilans Aktif
▰ Adalah penyelenggaraan
surveilans epidemiologi dimana
unit surveilans dalam
pengumpulan data dilakukan
secara aktif.Data didapatkan
secara langsung dari fasilitas
pelayanan kesehatan,
masyarakat atau sumber data
lainnya, melalui kegiatan
penyelidikan
epidemiologi,surveilans aktif
puskesmas/ rumah sakit,
survei khusus dan kegiatan
lainnya. 12
Surveilans Pasif
▰ Adalah penyelenggaraan
surveilans epidemiologi dimana
unit surveilans dalam
pengumpulan data dilakukan
secara pasif dengan cara
menerima data dari Fasilitas
Pelayanan Kesehatan,
masyarakat atau sumber data
lainnya, dalam bentuk rekam
medis, buku register pasien,
laporan data
kesakitan/kematian, laporan
Surveilans Berbasis Kejadian
▰ Adalah upaya menangkap
informasi secara cepat dan
terorganisir mengenai kejadian-
kejadian yang mempunyai
potensi risiko bagi kesehatan
masyarakat. Informasi tersebut
dapat berupa rumor atau
laporan-laporan ad-hok yang
disampaikan melalui saluran
formal (sistem pelaporan rutin
yang ada) dan informal (media,
petugas kesehatan, LSM, dll). A
13. SISTEM INFORMASI KESEHATAN MANUSIA DAN
KESEHATAN HEWAN
A. EWARS (Early Warning Alert and Response System)
13
▰ Kementerian Kesehatan RI (2018) menyatakan bahwa peningkatan penyakit menular masih
menjadi ancaman bagi Indonesia. Hal ini disebabkan oleh munculnya penyakit infeksi baru
(emerging disease) dan munculnya kembali penyakit menular lampau (re-emerging disease).
▰ Munculnya dua permasalahan ini dipengaruhi oleh adanya factor evolusi dari agen mikroba,
seperti variasi genetic, rekombinasi, mutasi dan adaptasi, serta hubungan agen mikroba dengan
hewan perantara (zoonotic encounter).
▰ Untuk mengatasi masalah ini, salah satu komponen sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa
(KLB) adalah laporan mingguan wabah (W2).
▰ Laporan mingguan wabah merupakan sistem yang digunakan untuk mendeteksi dini adanya KLB
suatu penyakit sehingga wajib dikirimkan seminggu sekali oleh puskesmas kepada dinas
kesehatan.
14. SISTEM INFORMASI KESEHATAN MANUSIA DAN
KESEHATAN HEWAN
14
▰ EWARS merupakan sistem yang berfungsi dalam mendeteksi adanya ancaman atau indikasi KLB
penyakit menular. Sistem SDKR/EWARS ini merupakan adopsi dari sistem yang dikembangkan
oleh WHO yang kemudian dimodifikasi sesuai karakteristik Indonesia.
▰ Provinsi yang menjadi pilot project dari sistem ini merupakan provinsi Lampung dan Bali.
16. SISTEM INFORMASI KESEHATAN MANUSIA DAN
KESEHATAN HEWAN
B. iSIKHNAS (Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional)
16
▰ Adalah sistem informasi yang digunakan untuk mengumpulkan data terkait kesehatan hewan
dari lapangan.
▰ Petugas kesehatan hewan dapat melaporkan data menggunakan teknologi sehari-hari secara
sederhana, antara lain melalui pesan singkat (SMS) maupun dalam bentuk laporan fisik
(dokumen).
▰ Petugas yang dapat berpartisipasi dalam iSIKHNAS adalah dokter hewan, staf teknis, pelapor
desa, rumah pemotongan hewan, staf laboratorium, pemeriksa daging, staf penanganan
karantina, inseminator, vaksinator, peternak, dan juga staf kesehatan manusia.
17. SISTEM INFORMASI KESEHATAN MANUSIA DAN
KESEHATAN HEWAN
17
▰ iSIKHNAS memadukan beberapa sistem penanganan infomrasi yang sudah ada, sehingga
menjadikannya lebih efisien dan tersedia bagi lebih banyak pengguna.
▰ Dengan perpaduan berbagai sistem ini, data terkait kesehatan hewan yang didapatkan dari
lapangan dapat segera disajikan dan dimanfaatkan bagi pemangku kepentingan dari berbagai
tingkat daerah.
▰ Selain itu, data yang dikumpulkan juga dapat dianalisis hubungannya secara otomatis oleh
sistem, maupun digunakan untuk membuat peringatan dalam merespon laporan penyakit.
18. SISTEM INFORMASI KESEHATAN MANUSIA DAN
KESEHATAN HEWAN
C. Keterpaduan Sistem Informasi Kesehatan Manusia dan Kesehatan Hewan
18
▰ Surveilans terpadu ini dapat terjadi dengan adanya koordinasi antara Kementerian Kesehatan,
Kementerian Pertanian, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di tingkat nasional
hingga tingkat terendah.
▰ Pengendalian penyakit zoonosis diawasi Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan
Manusia dan Kebudayaan, dan juga melibatkan lintas sektor, baik pemerintah maupun swasta,
serta peran aktif untuk komunitas..