1. Indonesia berusaha membebaskan Irian Barat melalui diplomasi namun gagal, sehingga memutuskan melakukan konfrontasi terhadap Belanda.
2. Pemerintah membentuk Front Nasional Pembebasan Irian Barat dan memperkuat militer dengan membeli senjata dari Uni Soviet.
3. Presiden Soekarno mengeluarkan perintah Trikoma untuk mempersiapkan mobilisasi umum dalam pembebasan Irian Barat.
3. 1. Keamanan dalam Negri
2. Pembebasan Irian barat
3. Peningkatan sandang Pangan
4. Usaha pembebasan irian atau Irian Jaya
melalui jalan diplomasi telah dimulai sejak
Kabbinet pertama dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia Kesatuan 1950. Setelah
beberapa cara gagal untuk membebaskan Irian
Jaya, akhirnya Indonesia memutuskan untuk
melakukan konfrontasi, hal ini sepenuh hati
didukung oleh seluruh rakyat & adalah sesuai
dengan cita-cita proklamasi 17 Agustus 1945
serta jelas untuk kepentingan nasional.
5. Sebagai Persiapan untuk melaksanakan
konfrontasi pada tahun 1957 dibentuk Front
Nasional Pembebasan Irian Jaya. Pada
Bulan Desember 1958 semua perusahaan,
diplomatik RI-Belanda pada tanggal 17
agustus 1960.
6. Namun Belanda masih terus menginginkan
Irian Jaya untuk mereka kuasai, akhirnya pihak
Indonesia mempersiapkan kekuatan militer,
dengan mengirimkan misi ke Uni Soviet yang
ditugaskan untuk melakukan pembelian
senjata dan perlengkapan perang lainnya.
Misi itu dipimpin oleh Menteri Keamanan
Nasional/KSAD A.H Nasution. Diantara
senjata-senjata yang dibeli antara lain senjata
berat untuk Angkatan Darat, Laut, dan Udara.
Maka dalam waktu singkat Angkatan Perang
telah menerima pesawat-pesawat pan Cargas,
Tank, Kapal Perang, dan Roket.
7. Untuk lebih meningkatkan
perjuangan Dewan Pertahanan
Nasional memutuskan Tri Komando
Rakyat (Trikora) yang diucapkan oleh
Presiden Soekarno pada tanggal 19
Desember 1961 di Yogyakarta
Bunyi daripada Trikora adalah :
8. Gagalkan pembentuk “Negara
Papua” bikinan Belanda Kolonial.
Kibarkan Sang Merah Putih di Irian
Barat.
Bersiaplah untuk mobilisasi umum.
9. Operasi-operasi untuk membebaskan Irian
didasarkan atas Instruksi Panglima Besar
Komando Tertinggi pembebasan Irian Barat
no.1 Kepada Panglima Mandala yang isinya :
1. Merencanakan, mempersiapkan dan
menyelengggarakan operasi-operasi militer,
dengan tujuan untuk mengembalikan wilayah
provinsi Irian ke dalam kekuasaan Negara RI
2. Mengembangkan situasi Militer di wilayah
Provinsi Irian :
a) Sesuai dengan taraf-taraf perjuangan di bidang
diplomasi
b) Supaya dalam waktu sesingkat-singkatnya di
wilayah provinsi Irian secara De Facto
diciptakan daerah-daerah bebas/ atau
didudukkan unsure kekuasaan / Pemerintah
daerah RI
10. Untuk melaksanakan Instruksi itu, Panglima
Mandala menyusun Rencana Strategis dengan
tahap-tahap sebagai berikut
Sampai Akhir
Awal 1963 Awal 1964
1962
11. 1. Sampai Akhir 1962
Dengan jalan Infiltrasi memasukkan 10
kompi sasaran-sasaran tertentu untuk
menciptakan daerah bebas de facto, yang
cukup ulet sehingga tidak dapat
dihancurkan secara bagian demi bagian
oleh musuh
12. 2. Awal 1963
Mulai fase eksploitasi dengan
mengadakan serangan terbuka
terhadap induk militer lawan,
menduduki semua pos - pos
pertahanan musuh yang
penting
13. 3. Awal 1964
Fase Konsolidasi dengan
mendudukkan kekuasaan RI
secara mutlak di seluruh
Irian.
14. Setelah tercapainya persetujuan, Irian
diserahkan oleh pihak Belanda kepada United
Nations Temporary Executive Authority
(UNTEA). Dan pada tanggal 1 Mei 1963,
UNTEA menyerahkan pemerintahan di Irian
kepada Republik Indonesia.
Dengan demikian, utuhlah sudah wilayah
nasional Indonesia dari Sabang sampai
Merauke.
15. TNI dan Polisi disatukan tahun 1946
Presiden Soekarno melakukan politik
imbangan (Balance of Power) antara sesama
ABRI
Presiden Soekarno adalah “Panglima
Tertinggi” di dalam ABRI
Presiden menciptakan kondisi “Unggul
mengungguli, baik antar angkatan maupun
ABRI dengan partai politik