- Pteridophyta dan Bryophita adalah dua divisi tumbuhan yang membahas tentang tumbuhan paku dan lumut.
- Tumbuhan paku memiliki sistem pembuluh sejati tetapi tidak menghasilkan biji, melainkan menggunakan spora untuk reproduksi. Tumbuhan lumut tidak memiliki sistem pembuluh dan hanya tumbuh di tempat lembab.
- Kedua divisi tumbuhan ini memiliki siklus hidup yang berbeda dalam reproduksi generatifnya.
2. Pengertian Pteridophyta (Tumbuhan Paku)
Pteridophyta (Tumbuhan paku) merupakan suatu devisi yang
warganya telah mempunyai kormus, artinya tubuhnya dengan nyata
dapat dibedakan dalam tiga bagian pokok yaitu akar, batang dan daun –
daun.
Tumbuhan paku (Pteridophyta atau Filicophyta), adalah satu
devisi tumbuhan yang telah memiliki sistem pembuluh sejati (kormus)
tetapi tidak menghasilkan biji untuk reproduksinya.
kelompok tumbuhan ini masih menggunakan Spora sebagai alat
perbanyakan generatifnya, sama seperti Lumut dan fungi.
3. Tumbuhan paku mengalami metagenesis yaitu pergiliran keturunan
antara sporofit dan gametifit. Sporofit merupakan tumbuhan paku itu sendiri.
Tumbuhan paku hidup ditanah pada tempat yang lembab atau teduh serta
ada yang hidup di air.Tumbuhan paku juga disebut sebagai tumbuhan
berpembuluh (Tracheophyta) karena memiliki pembuluh pengangkut.
Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah
bersalju abadi dan daerah kering (gurun). Total spesies yang diketahui hampir
10.000 (diperkirakan 3000 di antaranya tumbuh di Indonesia), sebagian besar
tumbuh di daerah tropika basah yang lembab.
Salah satu anggota dari Pteridophyta ialah kelas Lycopodiinae ( paku
kawat atau paku rambat ). Merupakan tumbuhan liar di pinggir-pinggir jalan,
semak belukar atau di hutan-hutan,sering memanjat di pohon. Tumbuh dari
dataran rendah sampai pegunungan dari ketinggian 100 m sampai 2.000 m di
atas permukaan laut.
4. Morfologi Tumbuhan Paku
Bentuk tumbuhan paku bermacam-macam, ada yang berupa pohon
(paku pohon, biasanya tidak bercabang), epifit, mengapung di air, hidrofit,
tetapi biasanya berupa terna dengan rizoma yang menjalar
di tanah atau humus dan ental (bahasa Inggris frond) yang menyangga
daun dengan ukuran yang bervariasi (sampai 6 m).
Ental yang masih muda selalu menggulung (seperti gagang biola)
dan menjadi satu ciri khas tumbuhan paku. Daun pakis hampir selalu daun
majemuk. Sering dijumpai tumbuhan paku mendominasi vegetasi suatu
tempat sehingga membentuk belukar yang luas dan menekan tumbuhan
yang lain.
5. Ciri-Ciri Tumbuhan Paku
1. Memiliki jaringan pengangkut (xilem dan floem)
2. Secara umum telah dapat dibedakan akar, batang
dan daunnya.
3. Alat reproduksi aseksual berupa spora.
4. Spora dihasilkan oleh sporofil (daun fertil).
5. Mengalami metagenesis (Fase sporofit lebih
dominan dari fase gametofit)
6. • akar dan batangnya (rizoma) terdapat di bawah tanah, daun-daunnya tumbuh ke
atas dari rizoma. Tetapi, ada yang batangnya muncul di atas tanah, misalnya
Cyathea, Psilotum, dan Alsophyla.
• Ciri khas daun pteridophyta muda adalah menggulung, dan daunnya ada yang
kecil (mikrofil), ada pula yang besar (makrofil).
• Mikrofil berbentuk rambut atau sisik, tidak bertangkai, dan tidak bertulang
kecuali pada paku kawat dan paku ekor kuda.
• Makrofil sudah bertangkai, bertulang daun, dan memiliki daging daun (mesofil)
yang terdapat stomata, jaringan tiang, dan bunga karang.
• Ada pteridophyta yang tidak menghasilkan spora yang disebut tropofil/daun
steril. Tropofil berfungsi untuk fotosintesis. Tetapi ada yang menghasilkan spora
yang disebut sporofil /daun fertil.
• Spora terdapat di dalam sporangium, ada sel penutupnya yang berdinding tebal
dan membentuk cincin yang disebut annulus. Sporangium terkumpul dalam
sorus.
• Apabila dalam keadaan kekeringan, maka annulus mengerut dan sporangium
akan pecah. Spora tersebut akan tersebar, bila lingkungannya cocok akan tumbuh
menjadi individu baru.
• Bila ada embun yang membeku, maka daun-daunnya akan mati tetapi akar dan
batangnya masih hidup, jadi ada kemungkinan untuk hidup kembali.
7. Bagian-Bagian Tumbuhan Paku
Akar tumbuhan paku merupakan akar
sesungguhnya karena sel-sel akarnya sudah
terdiferensiasi menjadi :
• kuit luar (epidermis)
• kulit dalam (korteks), dan
• silinder pusat, terdpat buluh pengangkut
brupa xylem yang dikelilingi oleh floem.
• Tumbuhan paku mempunyai sistem
perakaran serabut.
AKAR
8. Pada sebagian besar jenis paku,
batangnya terdapat di dalam tanah
yang dinamakan ripang (rhizome).
Jika muncul ke permukaan tanah,
batangnya sangat pendek sekitar 0.5
m. Namun, ada beberapa batang
pohon paku yang tingginya
mencapai 5 m atau lebih, misalnya
cythea sp. Pada batang, terdapat
pembuluh pengangkut berup xilem
dikelilingi floem.
BATANG
9. Macam-Macam Daun
• Daun yang kecil-kecil disebut Mikrofil
• Daun yang besar-besar disebut Makrofil dan
telah mempunyai daging daun (Mesofil)
• Daun yang khusus untuk asimilasi disebut
Tropofil
• Daun yang khusus menghasilkan spora
disebut Sporofil
DAUN
10.
11. Akar Batang Daun
Akar paku bersifat sebagai akar serabut,
ujungnya dilindungi oleh kaliptra
Batang umumnya berupa akar tongkat
(rizom) kecuali pada paku tiang dan
golongannya
Bentuk, ukuran, dan susunan anatomi
daun paku bervariasi
Akar terdiri atas:
- kulit luar (epidermis)
- kulit dalam (korteks)
- silinder pusat yang terdiri dari xylem dan
floem yang konsentris, yaitu xylem terdapat
di tengah dikelilingi oleh floem
Sistem anatomi batang paku berbeda-beda
tergantung jenis tumbuhannya
- Daun yang berukuran kecil disebut
mikrofil. Pada mikrofil belum
memperlihatkan diferensiasi, yaitu belum
dapat dibedakan antara epidermis daging
daun (mesofil) dan tulang daun
-Daun yang berukuran besar disebut
makrofil.
Pada makrofil sudah mempunyai epidermis,
mesofil yang terdiri dari jaringan tiang dan
jaringan bunga karang dan terdapat tulang-
tulang daun.
Batang terdiri atas bagian-bagian:
- epidermis : di bawah lapisan epidermis
terdapat jaringan penguat yang terdiri
atas sel-sel skelerenkim
- Korteks : banyak mengandung lubang
yaitu ruang antar sel
-Silinder pusat : terdiri ata xylem dan
floem yang konsentris.
Menurut fungsinya dibedakan menjadi
dua, yaitu :
- Tropofil : daun yang berfungsi khusus
untuk fotosintesa
- Sporofil : daun yang berfungsi
menghasilkan spora.
Tetapi adapula tumbuhan paku yang
mempunyai kedua fungsi tersebut.
12. KLASIFIKASI TUMBUHAN PAKU
Tumbuhan paku dikelompokkan
ke dalam 4 disvisi yaitu Divisi
Psilophyta atau paku purba, Divisi
Lycophyta (Lepidophyta) atau paku
kawat, Divisi Arthrophyta atau paku
ekor kuda, dan Divisi Filicophyta
atau paku sejati. Tiga divisi pertama
adalah tumbuhan paku dengan
daun berupa mikrofil sedangkan
divisi yang ke empat adalah paku
dengan daun berupa makrofil.
KLASIFIKASI :
KINGDOM :Plantae
FILUM :Pteridophyta
KELAS :Psilotopsida
ORDO :Equisetopsida
GENUS :Marattiopsida
SPESIES :Polypodiopsida
13. • Ø Psilotophyta
mempunyai dua
generasi. Psilotum sp
tersebar luas di daerah
tropik dan subtropik,
mempunyai ranting
dikotom, tidak memiliki
akar dan daun,
pengganti akar berupa
rizoma diselubungi
rambut-rambut yang
dikenal rizoid.
Contohnya: Psilotum.
14. • Ø Lycopodophyta memiliki
daun berupa mikrofil yang
tersusun secara spiral.
Lycopodophyta memiliki
sporangium yang muncul
dari ketiak daun dan
berkumpul membentuk
strobilus (bentuk seperti
pentungan kayu).
Kebanyakan hidup
menempel pada tumbuhan
lain sebagai epifit.
Contohnya Lycopodium sp
dan Selaginella sp.
15. • Ø Equisetophyta sering disebut
paku ekor kuda, bersifat
homospora, mempunyai akar;
batang; daun sejati, batangnya
keras karena dinding sel
mengandung silika. Mereka biasa
tumbuh di tempat yang lembap.
Daun berukuran menengah,
bersisik, dan tersusun melingkar
pada setiap buku. Rizom dapat
menghasilkan batang yang
menjulang ke atas hingga 1,3
meter, dan pada ujung batang
terdapat strobilus berwarna
kekuning-kuningan. Contohnya
Equisetum debile (paku ekor
kuda).
16. Ø Pteridophyta (paku sejati)
umumnya tumbuh di darat pada
daerah tropis dan subtropis.
Mereka memiliki makrofil dengan
tulang-tulang daun dan daging
daun (mesofil). Tinggi tumbuhan ini
bervariasi mulai dari terpendek
hingga yang tinggi menjulang
seperti pohon. Contohnya:
Adiantum cuneatum (paku suplir
untuk hiasan), Marsilea crenata
(semanggi untuk sayuran),
Asplenium nidus (paku sarang
burung), Pletycerium bifurcatum
(paku tanduk rusa), Alsophilla
glauce (paku tiang).
17. METAGENESIS TUMBUHAN PAKU
• Tumbuhan paku mengalami metagenesis atau pergiliran keturunan antara
generasi sporofit dan generasi gametofit.
• Generasi Saprofit merupakan tumbuhan paku itu sendiri yang dapat
menghasilkan spora. Spora dihasilkan oleh struktur daun khusus yang
disebut sporofil. Spora tersebut mudah menyebar diterbang angin, dan
spora yang jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi tumbuhan
baru yaitu berupa protalium.
• Generasi Gametofit merupakan tumbuhan penghasil gamet. Generasi
gametofit ditandai dengan adanya protalium yaitu tumbuhan paku baru
yang berbentuk seperti jantung, berwarna hijau, dan melekat pada
substrat dengan rizoidnya. Generasi gametofit tidak berlangsung lama
karena biasanya protaliumnya berukuran kecil dan tidak berumur panjang.
Di dalam protalium terdapat suatu gametangium sehingga dapat
membentuk anteridium yaitu alat kelamin jantan yang akan menghasilkan
sperma, dan arkegonium yaitu alat kelamin betina yang akan menghasilkan
sel telur. Jika terjadi pertemuan antara sperma dengan sel telur maka akan
terbentuk zigot dan akan tumbuh menjadi tumbuhan paku baru.
20. MACAM-MACAM PAKU SPORA
Paku Homospora (isospora)
menghasilkan satu jenis spora
saja, misalnya paku kawat
(Lycopodium clavatum).
Homospora adalah genus dari
ngengat dalam
keluarga Geometridae .
21. Paku Heterospora
(anisospora)
• menghasilkan dua jenis
spora yaitu: mikrospora
(jantan) dan makrospora
(betina), misalnya paku
rane (Selaginella
wildenowii) dan
semanggi (Marsilea
crenata).
22. Peralihan antara homospora
dan heterospora
• menghasilkan spora yang
bentuk dan ukurannya sama
(isospora) tetapi sebagian
jantan dan sebagian betina
(heterospora), misalnya paku
ekor kuda (Equisetum debile)
23.
24. MANFAAT TUMBUHAN PAKU
Sebagai tanaman hiasan :
- Platycerium nidus (paku
tanduk rusa)
- Asplenium nidus (paku
sarang burung)
- Adiantum cuneatum (suplir)
- Selaginella wildenowii (paku
rane)
Sebagai pupuk hijau :
- Azolla pinnata (bersimbiosis
dengan anabaena
azollae/ganging biru
Sebagai bahan penghasil obat-obatan :
- Asipidium filix-mas
- Lycopodium clavatum
Sebagai sayuran :
- Marsilea crenata (semanggi)
- Salvinia natans (paku sampan = kiambang)
Sebagai pelindung tanaman di persemaian :
- Gleichenia linearis
Sebagai sumber bahan baku pembentukan
batu bara :
- Tumbuhan paku yang sudah mati pada zaman
purba
25. Pengertian Bryophita (Tumbuhan Lumut)
Lumut merupakan tumbuhan tidak berpembuluh, yang termasuk
dalam divisio bryophyta ( berasal dari bahasa yunani, bryum “lumut” ).
Divisio ini mempunyai “daun” yang telah menyerupai daun tumbuhan
berpembuluhLumut (Briophyta) adalah tumbuhan yang sudah
terbentuk embrio. Bentuknya kecil, lembut, mempunyai talus yang
tingginya kurang dari 15 cm, berspora tapi belum mempunyai akar,
batang dan daun sejati.Divisio ini mempunyai anggota terbanyak, yaitu
sekitar 10.000 spesies.
26. Tumbuhan lumut merupakan
tumbuhan pelopor (perintis), yang
tumbuh di suatu tempat sebelum
tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini
terjadi karena tumbuhan lumut
berukuran kecil tetapi membentuk
koloni yang dapat menjangkau area
yang luas. Jaringan tumbuhan yang
mati menjadi sumber hara bagi
tumbuhan lumut lain dan
tumbuhan yang lainnya. Klasifikasi
tradisional menggabungkan pula
lumut hati ke dalam Bryophyta
(Kimball, 1994: 339).
27. MORFOLOGI TUMBUHAN LUMUT
Tumbuhan lumut susunan tubuhnya lebih kompleks dibanding dengan
Thallophyta. Dalam daur hidupnya terdapat pergantian keturunan
(metagenesis) antara turunan vegetatif dengan turunan generatif.
Gametofit lebih menonjol dibanding sporofit. Gametofit merupakan
turunan vegetatif yang melekat pada substrat dengan menggunakan
rizoid. Sporofit merupakan turunan vegetatif berupa badan penghasil
spora (sporangium). Sporofit itu tumbuh pada gametosit bersifat
parasit. Habitatnya di daratan yang lembab, ada pula yang hidup
sebagai epifit. Tubuhnya tidak memiliki berkas pembuluh (vaskular
seperti pembuluh xilem dan floem). Berdasarkan struktur tubuhnya
dibedakan atas lumut hati (Hepaticae) dan lumut daun (Musci).
28. CIRI-CIRI TUMBUHAN LUMUT
• Habitat: di tempat lembap, di lantai dasar hutan, di pohon, tembok, sumur,
dan permukaan batu bata.
• merupakan peralihan antara Thallophyta dan Cormophyta
• Rhizoid (akar semu), fungsinya untuk melekat pada substrat dan
mengangkut air dan zat-z at hara ke seluruh bagian tubuh.
• Koloni lumut : seperti beledu dan lembaran
• Tidak memiliki sistem pembuluh pengangkut
• R. vegetatif : pembentukan gemma, penyebaran spora, dan fragmentasi.
• R. generatif : peleburan dua gamet.
• Mengalami metagenesis yaitu pergiliran keturunan antara fase vegetatif
(fase sporofit) dan fase generatif (fase gametofit). Fase gametofit hidupnya
lebih lama dari fase sporofit. Sporofit hidupnya menumpang pada
gametofit.
• Tumbuhan lumut yang sering kita lihat merupakan fase gametofit
29. BAGIAN-BAGIAN TUMBUHAN LUMUT
Lumut mempunyai rizoid
(akar semu) yang berfungsi
untuk melekat pada tempat
tumbuh, serta menyerap
air dan zat hara.
Akar dan batang pada lumut
tidak mempunyai pembuluh
angkut (xilem dan floem)
AKAR
30. Batang tidak memiliki
pembuluh pengangkut
(xilem dan floem). Daun
kecil, sempit, mengandung
kloroplas berisi klorofil.
Lumut hati dan lumut tanduk tanpa
batang dan tanpa pembuluh angkut.
Tubuh berupa talus. Irisan melintang
talus
1. Selapis sel epidermis atas
2. Jaringan parenkim, tempat
asimilasi
3. Selapis epidermis bawah,
ada yg menjadi rizoi
4. Lumut daun memiliki
batang sederhana dg
pembuluh angkut tunggal
BATANG
31. Hanya mengalami pertumbuhan primer
dengan sebuah sel pemula berbentuk
tetrader.
- Sporofit terdiri atas kapsul dan seta.
- Sporofit yang ada pada ujung
gametofit berwarna hijau dan memiliki
klorofil, sehingga bisa melakukan
fotosintesis.
Pipih bilateral dengan satu pembuluh
angkut (ibu tulang daun). air masuk
secara imbibisi dan didistribusikan
secara difusi
DAUN
32. KLASIFIKASI TUMBUHAN LUMUT
TUMBUHAN LUMUT
DIBEDAKAN
MENJADEI 3 KELAS
YAITU :
• Lumut
Daun(Bryopsida)
• Lumut Hati
(Hepaticopsida )
• Lumut
Tanduk(Anthocerop
sida)
33. Lumut ini dapat dengan mudah ditemukan di tempat yang basah atau lembab, menempel pada
permukaan batu bata, tembok dan tempat-tempat terbuka. Contoh golongan lumut daun adalah
Polytrichum sp yang berbentuk seperti beludru dan sering ditemukan menempel pada
permukaan batu bata basah.
CIRI-CIRI :
• Reproduksi vegetatif :fragmentasi, bagian dari tumbuhan menghasilkan tunas atau kuncup –
lumut baru.
• Gametofit tumbuh tegak atau merayap
• Berkembang dari protonema
• Mempunyai daun, batang dan rhizoid multiseluler
• Daun hanya terdiri dari satu lapis sel dengan rusuk tengah, tersusun spiral atau melingkari
batang.
• Arkegonium membentuk kalipra yang menempel diatas kapsul
• Kapsul bagian bawah fotosintetik dan mempunyai stomata
• Kapsul mempunyai kolumela, pecah dengan gigi-gigi peristom, tidak dijumpai adanya elater.
• Tangkai (seta) bertambah panjang secara perlahan selama perkembangan kapsul. Kuat dan
biasanya berwarna.
LUMUT DAUN/LUMUT
SEJATI
34. Lumut hati berbentuk lembaran (talus), rizoidnya tidak bercabang
terdapat di bawah tangkai atau lembarannya. Letak antheridium dan
arkegonium terpisah. Pada umumnya lumut hati mudah ditemukan pada
tebing-tebing yang basah. Contohnya Ricciocarpus sp dan Marchantia sp.
CIRI-CIRI :
• Reproduksi vegetatif: pembentukan gemma dan fragmentasi. Gemma
dihasilkan dari bagian dorsal talus. Pada setiap gemma terdapat
sekumpulan titik tumbuh. Gemma dewasa terpencar/terlepas dari talusnya
karena tetesan air atau sentuhan serangga kecil. Jika gemma jatuh di
tempat cocok, akan tumbuh menjadi talus (individu baru).
• Reproduksi generatif : membentuk gamet. Dari talus yang berbentuk
seperti lembaran daun, organ anteridium dan arkegonium muncul mencuat
ke atas. peleburan spermatozoid + ovum – zigot – talus atau lumut baru
LUMUT HATI
35. Lumut tanduk sering dijumpai hidup di tepi danau, sungai atau sepanjang selokan. Lumut
ini juga mengalami pergiliran keturunan antara generasi sporofit dan generasi gametofit. Generasi
sporofitnya membentuk kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk. Contohnya Anthoceros
sp.
CIRI-CIRI :
• Gametofitnya berupa talus yang lebar dan tipis dengan tepi yang berlekuk.
• Rizoid berada pada bagian ventral.
• Pangkal sporofit dibentuk dengan selubung dari jaringan gametofit.
• Berdasarkan analisis asam nukleat, ternyata lumut ini masih berkerabat paling dekat dengan
tanaman berpembuluh dibanding kelas lain pada tumbuhan lumut.
• Struktur anatomi talus (gametofit) homogen, tiap sel mengandung satu kloroplas dengan satu
pirenoid yang besar.
• Pada sisi ventral dari talus terdapat stoma dengan dua sel penutup yang berbentuk ginjal.
• Stoma tersebut hampir selalu terisi dengan lendir, dan melalui stoma tersebut dapat masuk
koloni ganggang biru Nostoc.
• Lumut tanduk ada yang homotalik dan ada yang heterotalik.
• Spogoronium terdiri atas kaki dan kapsul (tidak ada seta), dinding sporogonium termasuk
epidermis terdiri atas sel-sel yang mengandung kloroplas dan sel-sel epidermis yang
mempunyai stomata.
LUMUT TANDUK
36. METAGENESIS TUMBUHAN LUMUT
• Tumbuhan lumut mengalami
metagenesis, yaitu mengalami pargiliran
yang teratur antara fase vegetatif dan
generatif dalam daur hidupnya.
Reproduksi tumbuhan lumut secara
vegetatif membentuk spora haploid (n)
yang dihasilkan oleh fase sporifit, yaitu
sporogonium.
• Reproduksi secara generatif dengan
peleburan antara spermatazoid yang
dihasilkan anteridium (alat kelamin
jantan) dengan ovum yang dihasilkan
oleh arkegonium (alat kelamin betina).
37.
38. MANFAAT TUMBUHAN LUMUT
• Beberapa jenis tumbuhan lumut bermanfaat bagi manusia, antara
lain Marchantia polymorpha sebagai obat hepatitis dan Sphagnum
untuk bahan pembalut dan bahan bakar. Meskipun ukuran
tubuhnya kecil, namun lumut mampu tumbuh dan menutupi areal
yang luas sehingga berfungsi untuk menahan erosi, menyerap air,
dan menyediakan sumber air pada saat musim kemarau. Lumut
melakukan fotosintesis sehingga berperan menyediakan oksigen
untuk lingkungannya. Lumut dapat tumbuh di habitat di mana
tumbuhan lain tidak dapat tumbuh, maka lumut termasuk vegetasi
perintis setelah lichen (lumut kerak).
• Sebagai bahan pengganti kapas, seperti berbagai jenis Sphagnum
• Secara ekologi dapat menyerap air dan menahan pengikisan tanah
oleh air (erosi)
39.
40. DAFTAR PUSTAKA
• Sembiring, L. dkk. 2005. Biologi. Jilid 1. Jakarta: Sunda Kelapa Pustaka.
• http://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhan_paku di akses tanggal 17 Maret 2015
• http://wapedia.mobi/id/Paku-pakuan di akses tanggal 17 maret 2015
• http://gista.student.umm.ac.id/category/tumbuhan-paku-pakuanpteridophyta/ di
akses tanggal 17 maret 2015
• http://www.google.co.id/imglanding?q=daur+hidup+homospora&um=1&hl=id&biw=1
024&bih=677&tbs=isch:1&tbnid=LqJQvYDi2UImvM:&imgrefu di akses tanggal 17 maret
2015
• http://isheti.files.wordpress.com/2010/05/daur-hidup-paku-secara-heterospora.jpg di
akses tanggal 17 maret 2015
• http://sitimunawarohcr7.wordpress.com/ipa-1/metgenesis-pada-bryophyta-dan-
pteridophyta/
• http://lygu05.blog.com/2009/06/14/pterydophyta/ di akses tanggal 17 maret 2015
• http://theeiia-tialaras.blogspot.com/ di akses 17 maret 2015