Pasien laki-laki berusia 8 bulan datang dengan keluhan diare selama 12 hari. Pemeriksaan menemukan status gizi kurang, tanda-tanda dehidrasi ringan, dan bakteri pada feses. Diagnosis kerja adalah diare akut virus dengan dehidrasi ringan sedang.
1. Presentasi
Kasus
Diare Akut dengan Dehidrasi
Ringan Sedang
Oleh
Lienardy Prawira
07120060024
Moderator Tutor
Dr. Huiny Tjokrohusada, Dr. Martaviani Budi, SpA,
SpA M.Kes
2. Identitas Pasien
Nama : An. P
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat dan tanggal lahir : Jakarta, 13 Juli
2010
Umur : 8 bulan 23 hari
Suku bangsa / Bangsa : Jakarta / Indonesia
Alamat : Senen, Jakarta Pusat
Masuk RS tanggal : 30 Maret 2011, jam
20.00 WIB
3. Identitas Orangtua
Orangtua Ayah Ibu
Nama Tn. S Ny. I
Umur sekarang 45 tahun 35 tahun
Perkawinan ke 1 1
Pendidikan terakhir SMA SMP
Pekerjaan Supir Ibu Rumah Tangga
Pangkat - -
Agama Islam Islam
Suku bangsa Jawa Jakarta
Hubungan Ayah Kandung Ibu Kandung
4. Anamnesis
Dilakukan secara allo-anamnesis dengan ibu pasien
pada tanggal 30 Maret 2011, pukul 20.00 WIB
Keluhan Utama:
Diare
Keluhan Tambahan:
Tidak ada
5. Riwayat Penyakit Sekarang
30 Maret 2011
11 hari Pasien dibawa ke UGD
12 hari
RSGS dengan keluhan
SMRS SMRS
Pasien dibawa Pasien dibawa diare 15x sehari,
ibunya berobat konsistensi kotoran cair,
ibunya berobat
ke RSCM dan
ke klinik , mendapat sedikit ampas, berwarna
pengobatan kehijauan, ada lendir,
namun
parasetamol,
keadaan pedialit dan tidak ada darah, dan
zinkid, namun tidak berbau amis. Sekali
pasien tidak
keadaan
membaik pasien tidak buang air besar, keluar
membaik kira-kira setengah gelas
air mineral
6. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien sering mengalami sakit batuk dan pilek saat
pasien berusia 3 bulan,
Pasien pernah mengalami muntaber pada saat
berusia 6 bulan,
Pasien baru sembuh dari penyakit campak 2 minggu
yang lalu.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada
7. Riwayat Kehamilan Ibu
Status obstetri ibu G4P4A0
Cukup bulan
Gangguan kesehatan selama kehamilan tidak
ada
Riwayat penyinaran ( - )
Merokok ( - )
Alkohol ( - )
Antenatal setelah bulan ke – 7 sebulan 1 x
8. Riwayat Kelahiran
Tempat lahir : Rumah Sakit
Penolong : Dokter
Cara persalinan : SC
Data saat lahir : BL 3,7 kg, PBL 49 cm
Masa gestasi : cukup bulan ( 9 bulan 3 hari )
Keadaan bayi saat lahir : langsung menangis
Nilai Apgar : tidak diketahui
Kelainan bawaan : tidak ada
Anak ke : 4 dari 4 anak
9. Riwayat Imunisasi
Jenis Imunisasi I II III IV
BCG
DPT
Polio
Hep B
Campak -
Kesan : imunisasi dasar belum lengkap kurang
campak
10. Riwayat Perkembangan
Mengikuti objek dengan mata : usia 3 bulan
Bereaksi terhadap suara / bunyi : usia 3 bulan
Mengangkat kepala : usia 6 bulan
Berusaha meraih benda : usia 6 bulan
Duduk : usia 6 bulan
Tengkurap : belum bisa
Berdiri : belum bisa
Berjalan : belum bisa
Bicara : belum bisa
Kesan :
Tidak ada gangguan perkembangan sebelum pasien
dirawat
11. Riwayat Makanan
Usia < 1 tahun :
UMUR ASI / PASI Buah / Biskuit Bubur susu Nasi Tim
0 – 2 bln ASI - - -
Susu formula
2 – 4 bln - - -
SGM
Susu formula Biskuit Regal 2 keping +
4 – 6 bln - -
SGM buah
Susu formula Biskuit Regal 2 keping +
6 – 8 bln - Nasi tim
SGM buah
12. Usia > 1 tahun :
Jenis Makanan Frekuensi
Nasi Tim 2 x sehari,@ 1/4 piring kecil
Sayuran Wortel dicampur nasi tim
Daging (sapi) 1 x dalam seminggu, 1 potong kecil diblender
Telur 2 x dalam seminggu, @ 1 butir telur
Ikan 3 x dalam seminggu, diblender
Susu 9 x sehari antara 20 – 30 cc
Kesan : Frekuensi, kuantitas dan kualitas
makan baik
13. Riwayat Keluarga
Corak Reproduksi :
Lahir Mati Keterangan
No Usia Jenis Kelamin Hidup Abortus
Mati (sebab) kesehatan
1 20 tahun L - - - Kuning
2 14 tahun P - - - -
3 7 tahun L - - - -
4 8 bulan L - - - Pasien
Anggota Keluarga Lain yang serumah
Tidak ada
Masalah Dalam Keluarga
Tidak ada
Status Rumah Tinggal
Pribadi
14. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 30 Maret 2011 pukul
20.30
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Status Mental : Cengeng
Tanda Tanda Vital
Nadi : 105 x/menit, irama teratur, isi
cukup, sama di keempat
ekstremitas
Frekuensi Nafas : 32 x/menit, reguler, tipe
abdominal
Suhu : 36,8 0C (pengukuran
axilla)
15. Status Gizi
Berat Badan : 6,8 kg
Panjang Badan : 68,5 cm
Berat Badan Ideal : 8,4 kg
Status gizi = Berat badan sekarang x 100 %
Berat badan ideal
= 6,8 x 100 %
8,4
= 80,95 % (mild malnutrition)
16. Status Generalis
Kepala : Bentuk normocephal, rambut hitam tipis,
distribusi
merata, ubun-ubun cekung, sutura tidak
melebar.
Mata : Palpebra superior dextra dan sinistra tidak
edema,
cekung, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik,
reflek cahaya langsung dan tidak langsung
positif.
17. Hidung : Bentuk normal, sekret tidak ada, napas
cuping hidung
tidak ada.
Mulut : Mukosa kering, tidak pecah, tidak sianosis,
rongga
mulut bersih, lidah tidak kotor, tidak ada
celah mulut,
selaput lendir normal, tidak ada celah langit-
langit,
uvula ditengah, faring tidak hiperemis, tonsil
T1-T1 tenang
Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar
getah bening,
18. Thoraks : Bentuk normal, tidak ada retraksi,
simetris kiri dan kanan, tidak ada
sikatriks, tidak ada pelebaran vena.
Paru
Inspeksi : Simetris saat statis dan dinamis,
tidak
ada retraksi.
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru.
Auskultasi : Suara napas dasar vesikuler, tidak
ada
ronki, tidak ada wheezing.
19. Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Iktus kordis teraba di sela iga IV garis
midklavikularis kiri, tidak kuat
angkat, tidak ada thrill.
Perkusi : Batas jantung kanan atas sela iga II
garis parasternal kanan,
batas jantung kanan bawah
sela iga IV garis midklavikularis
kanan, batas jantung kiri sela iga IV garis
midklavikularis kiri
Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler, tidak ada
murmur, tidak ada gallop
20. Abdomen
Inspeksi : Datar, tidak ada benjolan, tidak
ada pelebaran vena
Auskultasi : Bising usus meningkat
Palpasi : Datar, supel, tidak terdapat nyeri
tekan, tidak teraba hati dan
limpa
Perkusi : Timpani pada seluruh lapang
abdomen
21. Alat Kelamin : Tidak terdapat hipospadia,
kulit penis tidak
hiperemis, testis
berjumlah 2 di dalam
skrotum
Ekstremitas : Bentuk simetris, tidak
terdapat deformitas,
tidak ada paresis / paralisis,
tidak ada edema di ke
empat ekstremitas, tidak
ada sianosis, turgor kulit
baik
25. Resume
Pasien laki-laki berusia 8 bulan 23 hari datang
dengan dibawa oleh ibunya dengan keluhan diare
sejak 12 hari SMRS
Buang air besar ± 15x / hari dengan konsistensi
kotoran cair, sedikit ampas, berwarna kehijauan,
ada lendir, tidak ada darah, dan tidak berbau
amis.
Sekali buang air besar, keluar kira-kira setengah
gelas air mineral.
26. Pasien 2 kali dibawa berobat namun tidak ada
perbaikan
Muntah, demam, batuk, dan pilek tidak ada
Anak masih mau diberikan minum dan makan
Pasien baru sembuh dari campak 2 minggu yang
lalu
27. Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan
umum tampak sakit sedang, kesadaran compos
mentis,
Status gizi pasien mild malnutrition,
Laju nadi 105x/menit, laju pernapasan 32x /
menit, dan suhu tubuh 36,8°C
Pada pemeriksaan ditemukan ubun-ubun besar
cekung, palpebra superior cekung, dan mukosa
mulut kering
28. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan:
Kenaikan kadar leukosit (15.400) dan trombosit
(510.000)
Penurunan hemoglobin (11,7) dan MCH (25)
Dari pemeriksaan feses lengkap yang dilakukan
pada tanggal 31 Maret 2011 didapatkan adanya
bakteri pada feses
29. DIAGNOSIS KERJA
Diare Akut ec virus dengan dehidrasi ringan
sedang
DIAGNOSIS BANDING
Diare Akut ec bakteri dengan dehidrasi ringan
sedang
Diare Akut ec imunodefisiensi dengan dehidrasi
ringan sedang
35. Definisi
Meningkatnya frekuensi BAB setidaknya 3x 1 hari
atau lebih sering dari individu pada normalnya
dengan perubahan konsistensi menjadi lebih
lunak atau cair
Diare dibagi menjadi 2 jenis:
Diare Akut
Diare yang terjadi dalam 24 jam dan berlangsung
kurang dari 14 hari
Diare Kronis / persistent
Diare yang terjadi dan berlangsung 14 hari atau
lebih
36. Epidemiologi
PROPORSI PENYEBAB KEMATIAN USIA 0 - 12 BULAN • Penyebab kematian
Diare
kedua paling banyak di
Pneumonia
dunia
Lain-lain, 5% Diare, 42%
Tetanus, 3%
Sepsis, 4%
Meningitis / Ensefalitis
Kelainan Jantung
• Di negara berkembang
Kongenital & Saluran Pencernaan
Hidrosefalus, 6% setiap tahun ± 1,3 milyar
Saluran
Kelainan Jantung
Pencernaan, 7%
Kongenital & Hidrosefalus episode 3-6 juta
Meningitis /
Sepsis
kematian pada anak < 5
Ensefalitis, 9%
Tetanus tahun
Pneumonia, 24% Lain-lain
(malnutrisi, TB, Campak)
37. Faktor Resiko
Gizi kurang
Tidak mendapat ASI dan pemberian susu formula
dapat menimbulkan intoleransi laktosa dan
hipersensitif terhadap protein susu sapi
Umur kurang dari 18 bulan, umumnya usia 6 – 11
bulan
Imunitas kurang
Riwayat diare sebelumnya
Obat-obatan yang diberikan, termasuk antibiotik
40. Patofisiologi
Berdasarkan patofisiologi dapat terjadi dalam 2
mekanisme:
Diare Sekretorik
Diare Osmotik
Berdasarkan penyebab:
Virus
Bakteri
Penempelan pada mukosa
Toksin
Invasi mukosa
41. Evaluasi Pasien dengan Diare
Persistensi diare
Etiologi
Derajat dehidrasi
Diare berdarah
Malnutrisi
Infeksi non GIT yang berat
42. Penilaian Dehidrasi
Derajat Keadaan Rasa Haus Kelopak/ Air Mulut Kulit Urin
dehidrasi % Umum mata
defisit
Tanpa Baik, kompos Minum Normal Basah Normal Normal
dehidrasi mentis normal
(<5% BB)
Ringan- Rewel, gelisah Minum Cekung, Kering Pucat, Berkurang
sedang (5- seperti produksi capillary
10% BB) kehausan berkurang refill<2dtk
Berat ( Letargi, lemah, Malas Sangat Sangat Pucat, Tidak ada
>10%BB) kesadaran minum/ tidak cekung, tidak kering capillary refill
menurun, nadi dapat minum ada >2dtk
dan nafas cepat
43. Tatalaksana
Tujuan tata laksana diare:
Mencegah terjadinya dehidrasi
Mengobati dehidrasi jika telah terjadi
Mencegah terjadinya gizi buruk setelah diare
Mengurangi waktu dan keparahan diare
Mencegah terjadinya diare pada masa yang akan
datang
44. Pedoman Tatalaksana Diare
Berdasarkan Derajat Dehidrasi
Derajat dehidrasi: Kehilangan cairan Kehilangan cairan Rencana Terapi
dari % berat ml / kg berat
badan badan
Tanpa Dehidrasi < 5% berat badan < 50 ml/kg Rencana Terapi A
Ringan - sedang 5 – 10% berat badan 50 – 100 ml/kg Rencana Terapi B
Berat > 10 % berat badan >100 ml/kg Rencana Terapi C
45. Rencana Terapi A
Anak tanpa dehidrasi tetap membutuhkan cairan
tambahan untuk menggantikan cairan yang
keluar saat diare
4 hal penting yang perlu diedukasikan pada
orangtua pasien:
Berikan cairan lebih dari biasanya pada anak untuk
mencegah dehidrasi
Berikan suplemen zinc pada anak setiap hari
selama 10 – 14 hari
Tetap lanjutkan asupan makanan pada anak untuk
mencegah terjadinya malnutrisi
Kenali tanda-tanda dehidrasi sehingga anak
secepatnya dibawa ke dokter secepatnya
46. Tanda-tanda yang harus diwaspadai:
Mencret dengan frekuensi dan jumlah yang
meningkat
Muntah berulang
Kehausan
Mulai menolak makan dan minum
Demam
Tidak membaik dalam 3 hari
47. Rencana Terapi B
Anak dengan dehidrasi ringan – sedang harus
diobati dengan terapi rehidrasi oral dengan
mengunakan cairan rehidrasi oral di fasilitas medis
terdekat
Suplementasi zinc tetap diberikan seperti pada
terapi A
48. Jumlah cairan rehidrasi oral(CRO) yang harus diberikan 4 jam pertama
Usia <4 bln 4- 11 bln 12-23 bIn 2-4 th 5-14 th >=15 th
Berat badan < 5 kg 5- 7,9 kg 8-10,9 kg 11-15,9 kg 16-29,9 kg >= 30 kg
Jumlah(ml) 200-400 400-600 600-800 800-1200 1200-2200 2200-4000
Keterangan:
• Panduan usia digunakan bila berat badan tidak diketahui.
• Jumlah pemberian cairan rehidrasi oral juga dapat dihitung dengan 75
ml/kgBB
• Jika anak ingin minum lebih banyak, beri minum lebih banyak
49. Selain pada bayi yang masih minum
ASI, makanan tidak boleh diberikan selama
periode 4 jam rehidrasi
Pada anak yang menlanjutkan rencana terapi B
lebih dari 4 jam harus diberikan makanan setiap
3-4 jam sekali
50. Rencana Terapi C
Terapi yang dipilih ialah rehidrasi secara cepat
melalui intravena
Anak yang masih dapat minum walaupun sedikit
harus diberikan cairan rehidrasi oral 5
ml/kgBB/jam ketika mereka dapat minum untuk
membantu menambahkan kadar kalium yang
seringkali tidak cukup dengan pemberian cairan
secara intravena
51. Berikan 100 ml/kgBB cairan ringer laktat atau normal
saline
Usia Pertama beri 30 ml/kg dalam Selanjutnya beri 70 ml/kg
dalam
Bayi(<1 th) 1jam* 5 jam
Anak(>1 th) 1/2 jam* 2 ½ jam
Keterangan:
* = ulangi jika nadi radialis masih lemah atau tidak teraba
52. Jika terapi intravena tidak dapat diberikan cairan
rehidrasi oral melalui NGT 20ml/kgBB/jam selama
6 jam dengan kadar maksimal 120 ml/kgBB
Jika gejala dan tanda dehidrasi tidak membaik
setelah 3 jam bawa ke fasilitas yang ada terapi
intravena
54. Etiologi
Infeksi
Faktor penderita:
Usia kurang dari 3 bulan
Gizi buruk
Depresi sistem immunologik
Enzim-enzim yang berkurang
Faktor-faktor lain
Kejadian diare akut yang terdahulu
Penanganan yang tidak efektif
55. Manifestasi Klinis
Diare 14 hari atau lebih,
Dapat terlihat gejala-gejala dehidrasi ringan
sampai berat,
Asidosis dan gangguan keseimbangan elektrolit
Status gizi anak biasanya kurang atau buruk.
56. Diagnosis
Tentukan apakah diarenya tergolong osmotik
atau sekretorik
Bila diare osmotik, cari kemungkinan intoleransi
laktosa, sindrom malabsorpsi
Bila diare sekretorik, cari kemungkinan bakteri
tumbuh lampau, diare karena antibiotik, atau
infeksi persisten
57. Tatalaksana
Atasi dehidrasi, kelainan asam basa dan
gangguan elektrolit yang terjadi
Diet sesuai dengan usia dan status gizi penderita
Penatalaksanaan sesuai etiologi
58. Penatalaksanaan sesuai Etiologi
Intoleransi laktosa: beri fomula/ diet bebas laktosa.
Alergi susu sapi: ASI diteruskan dan ibu tidak
mengkonsumsi susu sapi dan makanan yang terbuat
dari susu sapi (keju, es krim dll) bila tidak minum
ASI, pasien diberi formula hidrolisat protein.
Bacterial overgrowth: metronidazol 30 mg/kg/hari
selama 10- 14 hari.
Diare karena antibiotik, hentikan antibiotik bila
mungkin berikan metronidazol 30-50 mg/kg/hari
selama 7-10 hari dan probiotik 2x10 selama 7-10 hari.
Pada infeksi persisten, berikan antibiotik sesuai hasil
kultur dan resistensi selama 7-10 hari.
59. Pencegahan dan Pendidikan
Hindari penggunaan antibiotik dan antidiare pada
anak dengan diare akut
Berikanlah terapi nutrisi yang adekuat pada
setiap anak dengan diare akut untuk mencegah
terjadinya gangguan gizi untuk memutus
lingkaran setan diare-malnutrisi-diare
Galakkan penggunaan ASI
62. Anamnesis
• Pasien datang dengan keluhan diare ±15x
sehari dengan konsistensi kotoran Diare Akut
cair, terdapat sedikit ampas, berwarna
kehijauan, ada lendir, tidak ada darah, dan
tidak berbau amis sejak 12 hari yang lalu,
• Keluhan muntah, demam, batuk, dan pilek
disangkal oleh ibu pasien,
• Pasien sebelumnya telah berobat
sebanyak 2 kali namun tidak membaik,
• Lingkungan rumah tempat tinggal pasien
terletak pada daerah padat penduduk Faktor Resiko:
dengan sanitasi kurang baik, • umur < 18
• Pasien baru sembuh dari penyakit campak bulan,
2 minggu yang lalu • imunitas kurang
• malnutrisi.
63. Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum tampak sakit
sedang,
• Kesadaran compos mentis,
• Laju nadi 105x/menit, laju
pernapasan 32x / menit, dan suhu
tubuh 36,8°C Dehidrasi Ringan
• Pada pemeriksaan kepala Sedang
ditemukan ubun-ubun besar
cekung,
• Pada pemeriksaan mata palpebra
superior cekung
• mukosa mulut kering
64. Pemeriksaan Penunjang
Dari pemeriksaan laboratorium yang dilakukan
tanggal 30 Maret 2011 didapatkan:
Kenaikan kadar leukosit (15.400) dan kadar
trombosit (510.000)
Penurunan hemoglobin (11,7) dan MCH (25)
Dari pemeriksaan feses lengkap yang dilakukan
pada tanggal 31 Maret 2011 didapatkan:
Adanya bakteri pada feses.
65. Diagnosis Banding
Diare akut ec bakteri
Pada diare akut yang diakibatkan oleh infeksi
bakteri terdapat darah secara kasat mata serta
eritrosit dan leukosit secara mikroskopis dalam tinja
Pada pemeriksaan feses lengkap ditemukan
adanya bakteri, namun tidak semua bakteri dalam
feses menyebabkan masalah sehingga perlu
dilakukan pemeriksaan kultur feses
66. Diare akut ec imunodefisiensi
Penurunan dari sistem kekebalan tubuh pada anak
yang menderita penyakit sistemik nantinya dapat
memudahkan adanya infeksi oportunistik maupun
terganggunya komposisi dan fungsi flora usus
normal.
Imunodefisiensi (seluler maupun
humoral), terutama defisiensi IgA di dalam lumen
usus ketidakmampuan usus untuk menetralisir
enteropatogen dalam lumen usus diare.
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan
leukopeni.
67. Tatalaksana
Pada pasien ini telah diberikan:
IVFD 2A 700cc / 24 jam
Pada anak dengan dehidrasi ringan sedang cukup
diberikan cairan rehidrasi secara oral dengan
jumlah 75 ml x KgBB dan dievaluasi ulang setelah
3 jam dehidrasi berat terapi intravena
68. Probiotik 1 x 1 sachet per oral
Probiotik merupakan bakteri hidup yang mempunyai
efek menguntungkan.
Saya sependapat diberikan probiotik, karena
melalui mekanisme kerjanya, probiotik dapat
mengurangi gejala diare, meningkatkan kekebalan
tubuh terhadap infeksi saluran cerna, dan
memperbaiki pencernaan.
Penggunaan probiotik, juga terbukti efektif dalam
pencegahan maupun terapi diare akut akibat
rotavirus pada anak, dalam hal ini memperpendek
masa sakit.
69. ZnSO4 1 x 10 mg per oral
Saya setuju dengan pemberian ZnSO4 pada pasien
ini
Zinc diberikan untuk menurunkan durasi dan
frekuensi diare pada anak
Cara zinc dalam menanggulangi diare karena zinc
merupakan kofaktor enzim superoxide dismutase
(SOD). SOD sangat berperan dalam menjaga
integritas epitel usus.
Dosis anjuran untuk anak > 6 bulan = 20 mg/hari
selama 10 – 14 hari
70. Oralit per kali mencret
Saya setuju dengan pemberian oralit setiap kali
mencret jika pada hasil evaluasi telah menunjukkan
perbaikan / pasien telah terrehidrasi dengan baik
Pemberian oralit juga diikuti dengan pemberian
makanan seperti biasa sesuai dengan yang anak
mau
71. Pemberian makanan dilanjutkan
Saya setuju dengan pemberian makanan seperti
biasa tetap diberikan
Makanan membuat gizi dan nutrien dapat diserap
usus dan membantu dalam proses perkembangan
dan pertambahan berat badan dan membantu
mempercepat pemulihan fungsi normal usus
termasuk kemampuan untuk mencerna dan
menyerap berbagai nutrien.
Namun, selain pada bayi yang masih minum
ASI, makanan tidak boleh diberikan selama periode
4 jam rehidrasi kecuali jika setelah lebih dari 4 jam
pertama periode rehidrasi, maka anak harus
diberikan makanan setiap 3-4 jam sekali
72. Status Gizi
Status gizi pada pasien ini tergolong mild
malnutrition dengan perawakan normal.
Diagnosis ini didapatkan dari pemeriksaan
antropometri:
Berat Badan pasien : 6,8 kg
Panjang Badan pasien : 68,5 cm
Berat Badan ideal : 8,4 kg
Height Age : 7 bulan
Tinggi badan sesuai usia : P25-50 NCHS
Rumus : BB/BBidealx100% = 6,8 /8,4 x 100% =
80,95 %
73. Terapi Dietetik
Makanan tetap diteruskan sesuai umur anak
dengan menu yang sama pada waktu anak sehat
Dapat pula diberikan bubur tim saring dan buah
seperti pisang ambon untuk menggantikan kalium
74. Kebutuhan Kalori
Dihitung berdasarkan RDA calories:
Kebutuhan kalori pasien: 8,4 x 120 = 1008
kcal/kg, yang terdiri dari:
- 50% KH : 50% x 1008 = 504 kcal 126 gram.
- 35% Protein: 35% x 1008 = 352,8 kcal 88,2
gram.
- 15% Lemak: 15% x 1008 = 151,2 kcal 37,8 gram.
75. Pemeriksaan Anjuran
Kultur Tinja
o Feses dikembangbiakkan untuk mengetahui
apakah penyakit yang sedang diderita disebabkan
oleh bakteri spesifik
Kultur Viral
Kultur viral dilakukan untuk melihat ada tidaknya
virus. Walaupun sangat jarang dilakukan, prosedur
ini dapat memberi petunjuk pada kasus penyakit
tertentu. Namun, kultur viral dapat memakan waktu
hingga satu minggu atau lebih untuk berkembang,
tergantung jenis virusnya.
76. Kesimpulan
Dilihat dari respon pengobatan yang diterima oleh
pasien, respon terhadap pengobatan baik diare
dan dehidrasi teratasi
Edukasi kepada orang tua untuk kembali segera
jika mencret dengan frekuensi dan jumlah yang
meningkat, buang air besar berdarah, muntah
berulang, kehausan, mulai menolak makan dan
minum, demam, dan tidak membaik dalam 3 hari