SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 77
Presentasi
Kasus



       Diare Akut dengan Dehidrasi
             Ringan Sedang
                                  Oleh
                             Lienardy Prawira
                              07120060024




          Moderator                                       Tutor
   Dr. Huiny Tjokrohusada,                      Dr. Martaviani Budi, SpA,
             SpA                                         M.Kes
Identitas Pasien
 Nama                    : An. P
   Jenis kelamin         : Laki-laki
   Tempat dan tanggal lahir     : Jakarta, 13 Juli
    2010
   Umur                  : 8 bulan 23 hari
   Suku bangsa / Bangsa : Jakarta / Indonesia
   Alamat                : Senen, Jakarta Pusat
   Masuk RS tanggal             : 30 Maret 2011, jam
    20.00 WIB
Identitas Orangtua
          Orangtua       Ayah              Ibu
Nama                     Tn. S             Ny. I

Umur sekarang           45 tahun         35 tahun

Perkawinan ke              1                1

Pendidikan terakhir      SMA               SMP

Pekerjaan                Supir       Ibu Rumah Tangga

Pangkat                    -                 -

Agama                    Islam            Islam

Suku bangsa              Jawa             Jakarta

Hubungan              Ayah Kandung     Ibu Kandung
Anamnesis
 Dilakukan secara allo-anamnesis dengan ibu pasien
 pada tanggal 30 Maret 2011, pukul 20.00 WIB

 Keluhan Utama:
  Diare
 Keluhan Tambahan:
  Tidak ada
Riwayat Penyakit Sekarang
                                      30 Maret 2011

                    11 hari       Pasien dibawa ke UGD
   12 hari
                                   RSGS dengan keluhan
   SMRS             SMRS
Pasien dibawa    Pasien dibawa        diare 15x sehari,
                 ibunya berobat   konsistensi kotoran cair,
ibunya berobat
                  ke RSCM dan
  ke klinik ,       mendapat      sedikit ampas, berwarna
                   pengobatan      kehijauan, ada lendir,
   namun
                  parasetamol,
  keadaan          pedialit dan     tidak ada darah, dan
                  zinkid, namun   tidak berbau amis. Sekali
 pasien tidak
                     keadaan
  membaik          pasien tidak    buang air besar, keluar
                     membaik      kira-kira setengah gelas
                                         air mineral
Riwayat Penyakit Dahulu
 Pasien sering mengalami sakit batuk dan pilek saat
  pasien berusia 3 bulan,
 Pasien pernah mengalami muntaber pada saat
  berusia 6 bulan,
 Pasien baru sembuh dari penyakit campak 2 minggu
  yang lalu.

Riwayat Penyakit Keluarga
 Tidak ada
Riwayat Kehamilan Ibu
 Status obstetri ibu G4P4A0
 Cukup bulan
 Gangguan kesehatan selama kehamilan tidak
    ada
   Riwayat penyinaran ( - )
   Merokok ( - )
   Alkohol ( - )
   Antenatal setelah bulan ke – 7 sebulan 1 x
Riwayat Kelahiran
 Tempat lahir       : Rumah Sakit
   Penolong         : Dokter
   Cara persalinan : SC
   Data saat lahir  : BL 3,7 kg, PBL 49 cm
   Masa gestasi     : cukup bulan ( 9 bulan 3 hari )
   Keadaan bayi saat lahir : langsung menangis
   Nilai Apgar      : tidak diketahui
   Kelainan bawaan : tidak ada
   Anak ke          : 4 dari 4 anak
Riwayat Imunisasi

 Jenis Imunisasi   I     II      III   IV


 BCG               
 DPT                           
 Polio                         
 Hep B                         
 Campak            -


Kesan : imunisasi dasar belum lengkap kurang
campak
Riwayat Perkembangan
 Mengikuti objek dengan mata          : usia 3 bulan
   Bereaksi terhadap suara / bunyi : usia 3 bulan
   Mengangkat kepala          : usia 6 bulan
   Berusaha meraih benda              : usia 6 bulan
   Duduk                      : usia 6 bulan
   Tengkurap                  : belum bisa
   Berdiri                    : belum bisa
   Berjalan                   : belum bisa
   Bicara                             : belum bisa

Kesan :
Tidak ada gangguan perkembangan sebelum pasien
  dirawat
Riwayat Makanan
Usia < 1 tahun :

  UMUR             ASI / PASI       Buah / Biskuit         Bubur susu   Nasi Tim

  0 – 2 bln           ASI                  -                   -           -


               Susu formula
  2 – 4 bln                                -                   -           -
                     SGM


               Susu formula     Biskuit Regal 2 keping +
  4 – 6 bln                                                    -           -
                     SGM                 buah


               Susu formula     Biskuit Regal 2 keping +
  6 – 8 bln                                                    -        Nasi tim
                     SGM                 buah
Usia > 1 tahun :

  Jenis Makanan    Frekuensi
  Nasi Tim         2 x sehari,@ 1/4 piring kecil

  Sayuran          Wortel dicampur nasi tim

  Daging (sapi)    1 x dalam seminggu, 1 potong kecil diblender

  Telur            2 x dalam seminggu, @ 1 butir telur

  Ikan             3 x dalam seminggu, diblender

  Susu             9 x sehari antara 20 – 30 cc


Kesan : Frekuensi, kuantitas dan kualitas
makan baik
Riwayat Keluarga
Corak Reproduksi :

                                             Lahir              Mati     Keterangan
   No      Usia      Jenis Kelamin   Hidup           Abortus
                                             Mati              (sebab)   kesehatan

   1      20 tahun        L                   -        -         -        Kuning

   2      14 tahun        P                   -        -         -          -

   3      7 tahun         L                   -        -         -          -

   4      8 bulan         L                   -        -         -        Pasien


Anggota Keluarga Lain yang serumah
Tidak ada

Masalah Dalam Keluarga
Tidak ada

Status Rumah Tinggal
Pribadi
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 30 Maret 2011 pukul
  20.30

 Keadaan Umum      :   Tampak sakit sedang
 Kesadaran         :   Compos mentis
 Status Mental           : Cengeng
Tanda Tanda Vital
 Nadi            : 105 x/menit, irama teratur, isi
                     cukup, sama di keempat
                         ekstremitas
 Frekuensi Nafas : 32 x/menit, reguler, tipe
                      abdominal
 Suhu                    : 36,8 0C (pengukuran
  axilla)
Status Gizi
 Berat Badan             : 6,8 kg
 Panjang Badan : 68,5 cm
 Berat Badan Ideal       : 8,4 kg
 Status gizi = Berat badan sekarang x 100 %
                 Berat badan ideal
               = 6,8 x 100 %
                        8,4
               = 80,95 % (mild malnutrition)
Status Generalis
 Kepala      : Bentuk normocephal, rambut hitam tipis,
 distribusi

               merata, ubun-ubun cekung, sutura tidak
 melebar.

 Mata        : Palpebra superior dextra dan sinistra tidak
 edema,

               cekung, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
 ikterik,

               reflek cahaya langsung dan tidak langsung
 positif.
 Hidung      : Bentuk normal, sekret tidak ada, napas
  cuping hidung
                  tidak ada.
 Mulut          : Mukosa kering, tidak pecah, tidak sianosis,
  rongga
                  mulut bersih, lidah tidak kotor, tidak ada
  celah mulut,
                  selaput lendir normal, tidak ada celah langit-
  langit,
                  uvula ditengah, faring tidak hiperemis, tonsil
  T1-T1                         tenang
 Leher                 : Tidak teraba pembesaran kelenjar
  getah bening,
 Thoraks    : Bentuk normal, tidak ada retraksi,
               simetris kiri dan kanan, tidak ada
               sikatriks, tidak ada pelebaran vena.
Paru
 Inspeksi    : Simetris saat statis dan dinamis,
  tidak
               ada retraksi.
 Perkusi    : Sonor pada kedua lapang paru.
 Auskultasi : Suara napas dasar vesikuler, tidak
  ada
               ronki, tidak ada wheezing.
Jantung
 Inspeksi    : Iktus kordis tidak tampak
 Palpasi     : Iktus kordis teraba di sela iga IV garis
                       midklavikularis kiri, tidak kuat
  angkat, tidak                       ada thrill.
 Perkusi     : Batas jantung kanan atas sela iga II
  garis                               parasternal kanan,
  batas jantung kanan                                bawah
  sela iga IV garis midklavikularis
         kanan, batas jantung kiri sela iga IV garis
                midklavikularis kiri
 Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler, tidak ada
                       murmur, tidak ada gallop
Abdomen
 Inspeksi   : Datar, tidak ada benjolan, tidak
                     ada pelebaran vena
 Auskultasi : Bising usus meningkat
 Palpasi    : Datar, supel, tidak terdapat nyeri
                     tekan, tidak teraba hati dan
  limpa
 Perkusi    : Timpani pada seluruh lapang
                     abdomen
 Alat Kelamin     : Tidak terdapat hipospadia,
                             kulit penis tidak
  hiperemis,                                     testis
  berjumlah 2 di dalam
  skrotum
 Ekstremitas             : Bentuk simetris, tidak
                             terdapat deformitas,
  tidak ada                         paresis / paralisis,
  tidak ada                                 edema di ke
  empat ekstremitas,                             tidak
  ada sianosis, turgor kulit
  baik
Status Neurologis
 Refleks fisiologis:
     Refleks biceps    : +/+
     Refleks triceps   : +/+
     Refleks patella   : +/+
     Refleks achiles   : +/+
 Refleks patologis:
   Babinsky            : -/-
Tanda rangsang meningeal
 Kaku kuduk       : negatif
 Brudzinsky I, II         : -/-
 Lasegue          : > 70°/ > 70°
 Kernig           : > 135°/ > 135°
Pemeriksaan Penunjang
Hasil pemeriksaan Laboratorium RSPAD tanggal 30 Maret 2011 :

 Jenis Pemeriksaan   Hasil              Nilai Rujukan
 Hemoglobin          11,7 gr/dL         12-16 g/dL
 Hematokrit          37                 37-47 %
 Eritrosit           4,6 juta/UL        4,3-6,0 juta/uL
 Leukosit            15.400 /UL         5000-14.500/uL
 Trombosit           510.000/UL         150.000-400.000
 MCV                 80 fl              80-96 fl
 MCH                 25 pg              27-32 pg
 MCHC                32 gr/dL           32-36 g/uL
 Kimia               143                135-145 mEq/L
 Natrium             4,3                3,5-5,3 mEq/L
 Kalium              104                97-107 mEq/L
 Klorida
Hasil pemeriksaan Laboratorium RSPAD tanggal 31 Maret 2011 :
Jenis Pemeriksaan   Hasil                     Nilai Rujukan
Makroskopik         Lunak                     Lunak
Darah               ( - ) / negatif           Negatif
Lendir              ( - ) / negatif           Negatif
Eritrosit           1-1-0                     Negatif
Leukosit            2-1-1                     Negatif
Amoeba              ( - ) / negatif           Negatif
Telur cacing        ( - ) / negatif           Negatif
Jamur               ( - ) / negatif           Negatif
Serat               ( + ) / positif           Negatif
Lain-lain           Bakteri ( + ) / positif   Negatif
Resume
 Pasien laki-laki berusia 8 bulan 23 hari datang
  dengan dibawa oleh ibunya dengan keluhan diare
  sejak 12 hari SMRS
 Buang air besar ± 15x / hari dengan konsistensi
  kotoran cair, sedikit ampas, berwarna kehijauan,
  ada lendir, tidak ada darah, dan tidak berbau
  amis.
 Sekali buang air besar, keluar kira-kira setengah
  gelas air mineral.
 Pasien 2 kali dibawa berobat namun tidak ada
  perbaikan
 Muntah, demam, batuk, dan pilek tidak ada
 Anak masih mau diberikan minum dan makan
 Pasien baru sembuh dari campak 2 minggu yang
  lalu
 Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan
  umum tampak sakit sedang, kesadaran compos
  mentis,
 Status gizi pasien mild malnutrition,
 Laju nadi 105x/menit, laju pernapasan 32x /
  menit, dan suhu tubuh 36,8°C
 Pada pemeriksaan ditemukan ubun-ubun besar
  cekung, palpebra superior cekung, dan mukosa
  mulut kering
 Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan:
   Kenaikan kadar leukosit (15.400) dan trombosit
    (510.000)
   Penurunan hemoglobin (11,7) dan MCH (25)
 Dari pemeriksaan feses lengkap yang dilakukan
 pada tanggal 31 Maret 2011 didapatkan adanya
 bakteri pada feses
DIAGNOSIS KERJA
 Diare Akut ec virus dengan dehidrasi ringan
  sedang

DIAGNOSIS BANDING
 Diare Akut ec bakteri dengan dehidrasi ringan
  sedang
 Diare Akut ec imunodefisiensi dengan dehidrasi
  ringan sedang
PEMERIKSAAN ANJURAN
 Konsul Gizi anak
 Kultur bakteri feses
Penatalaksanaan
Medikamentosa
 IVFD 2A 700cc / 24 jam = 10 tetes / menit
  (makro)
 Probiotik 1 x 1 sach per oral
 Zinkid 1 x 10 mg per oral
Non Medikamentosa
 PASI dilanjutkan
 Bubur susu dilanjutkan
 Oralit / kali mencret
Prognosis
 Qua ad vitam   : ad bonam
 Qua ad fungsionam    : ad bonam
 Qua ad sanationam    : ad bonam
Follow Up
 Follow up
Tinjauan Pustaka
Definisi
 Meningkatnya frekuensi BAB setidaknya 3x 1 hari
  atau lebih sering dari individu pada normalnya
  dengan perubahan konsistensi menjadi lebih
  lunak atau cair
 Diare dibagi menjadi 2 jenis:
   Diare Akut
    Diare yang terjadi dalam 24 jam dan berlangsung
    kurang dari 14 hari
   Diare Kronis / persistent
    Diare yang terjadi dan berlangsung 14 hari atau
 lebih
Epidemiologi
                   PROPORSI PENYEBAB KEMATIAN USIA 0 - 12 BULAN                            • Penyebab kematian
                                                               Diare
                                                                                             kedua paling banyak di
                                                               Pneumonia
                                                                                             dunia
                                  Lain-lain, 5%   Diare, 42%
                        Tetanus, 3%
               Sepsis, 4%
                                                               Meningitis / Ensefalitis

Kelainan Jantung
                                                                                           • Di negara berkembang
  Kongenital &                                                 Saluran Pencernaan
Hidrosefalus, 6%                                                                             setiap tahun ± 1,3 milyar
   Saluran
                                                               Kelainan Jantung
Pencernaan, 7%
                                                               Kongenital & Hidrosefalus     episode 3-6 juta
  Meningitis /
                                                               Sepsis
                                                                                             kematian pada anak < 5
 Ensefalitis, 9%
                                                               Tetanus                       tahun
                     Pneumonia, 24%                            Lain-lain
                                                               (malnutrisi, TB, Campak)
Faktor Resiko
 Gizi kurang
 Tidak mendapat ASI dan pemberian susu formula
    dapat menimbulkan intoleransi laktosa dan
    hipersensitif terhadap protein susu sapi
   Umur kurang dari 18 bulan, umumnya usia 6 – 11
    bulan
   Imunitas kurang
   Riwayat diare sebelumnya
   Obat-obatan yang diberikan, termasuk antibiotik
Diare Akut
Patofisiologi
 Berdasarkan patofisiologi dapat terjadi dalam 2
 mekanisme:
   Diare Sekretorik
   Diare Osmotik
 Berdasarkan penyebab:
   Virus
   Bakteri
     Penempelan pada mukosa
     Toksin
     Invasi mukosa
Evaluasi Pasien dengan Diare
 Persistensi diare
 Etiologi
 Derajat dehidrasi
 Diare berdarah
 Malnutrisi
 Infeksi non GIT yang berat
Penilaian Dehidrasi
Derajat           Keadaan           Rasa Haus    Kelopak/ Air Mulut     Kulit              Urin
dehidrasi % Umum                                 mata
defisit
Tanpa             Baik,    kompos Minum          Normal        Basah    Normal             Normal
dehidrasi         mentis            normal
(<5% BB)
Ringan-           Rewel, gelisah    Minum        Cekung,       Kering   Pucat,             Berkurang
sedang      (5-                     seperti      produksi               capillary
10% BB)                             kehausan     berkurang              refill<2dtk
Berat         ( Letargi, lemah, Malas            Sangat        Sangat   Pucat,             Tidak ada
>10%BB)           kesadaran         minum/ tidak cekung, tidak kering   capillary refill
                  menurun,    nadi dapat minum   ada                    >2dtk
                  dan nafas cepat
Tatalaksana
Tujuan tata laksana diare:
 Mencegah terjadinya dehidrasi
 Mengobati dehidrasi jika telah terjadi
 Mencegah terjadinya gizi buruk setelah diare
 Mengurangi waktu dan keparahan diare
 Mencegah terjadinya diare pada masa yang akan
  datang
Pedoman Tatalaksana Diare
 Berdasarkan Derajat Dehidrasi

Derajat dehidrasi: Kehilangan cairan Kehilangan cairan Rencana Terapi
                     dari % berat       ml / kg berat
                        badan              badan
 Tanpa Dehidrasi   < 5% berat badan      < 50 ml/kg      Rencana Terapi A



 Ringan - sedang 5 – 10% berat badan    50 – 100 ml/kg   Rencana Terapi B



      Berat        > 10 % berat badan    >100 ml/kg      Rencana Terapi C
Rencana Terapi A
 Anak tanpa dehidrasi tetap membutuhkan cairan
  tambahan untuk menggantikan cairan yang
  keluar saat diare
 4 hal penting yang perlu diedukasikan pada
  orangtua pasien:
   Berikan cairan lebih dari biasanya pada anak untuk
    mencegah dehidrasi
   Berikan suplemen zinc pada anak setiap hari
    selama 10 – 14 hari
   Tetap lanjutkan asupan makanan pada anak untuk
    mencegah terjadinya malnutrisi
   Kenali tanda-tanda dehidrasi sehingga anak
    secepatnya dibawa ke dokter secepatnya
Tanda-tanda yang harus diwaspadai:
 Mencret dengan frekuensi dan jumlah yang
  meningkat
 Muntah berulang
 Kehausan
 Mulai menolak makan dan minum
 Demam
 Tidak membaik dalam 3 hari
Rencana Terapi B
 Anak dengan dehidrasi ringan – sedang harus
  diobati dengan terapi rehidrasi oral dengan
  mengunakan cairan rehidrasi oral di fasilitas medis
  terdekat
 Suplementasi zinc tetap diberikan seperti pada
  terapi A
Jumlah cairan rehidrasi oral(CRO) yang harus diberikan 4 jam pertama


Usia            <4 bln   4- 11 bln   12-23 bIn     2-4 th     5-14 th    >=15 th


Berat badan     < 5 kg   5- 7,9 kg   8-10,9 kg   11-15,9 kg 16-29,9 kg   >= 30 kg


Jumlah(ml)     200-400    400-600     600-800    800-1200   1200-2200 2200-4000



 Keterangan:
 • Panduan usia digunakan bila berat badan tidak diketahui.
 • Jumlah pemberian cairan rehidrasi oral juga dapat dihitung dengan 75
   ml/kgBB
 • Jika anak ingin minum lebih banyak, beri minum lebih banyak
 Selain pada bayi yang masih minum
  ASI, makanan tidak boleh diberikan selama
  periode 4 jam rehidrasi
 Pada anak yang menlanjutkan rencana terapi B
  lebih dari 4 jam harus diberikan makanan setiap
  3-4 jam sekali
Rencana Terapi C
 Terapi yang dipilih ialah rehidrasi secara cepat
  melalui intravena
 Anak yang masih dapat minum walaupun sedikit
  harus diberikan cairan rehidrasi oral 5
  ml/kgBB/jam ketika mereka dapat minum untuk
  membantu menambahkan kadar kalium yang
  seringkali tidak cukup dengan pemberian cairan
  secara intravena
 Berikan 100 ml/kgBB cairan ringer laktat atau normal
 saline

        Usia       Pertama beri 30 ml/kg dalam   Selanjutnya beri 70 ml/kg
                                                          dalam

     Bayi(<1 th)             1jam*                        5 jam

    Anak(>1 th)             1/2 jam*                     2 ½ jam


   Keterangan:
   * = ulangi jika nadi radialis masih lemah atau tidak teraba
 Jika terapi intravena tidak dapat diberikan cairan
  rehidrasi oral melalui NGT 20ml/kgBB/jam selama
  6 jam dengan kadar maksimal 120 ml/kgBB
 Jika gejala dan tanda dehidrasi tidak membaik
  setelah 3 jam bawa ke fasilitas yang ada terapi
  intravena
Diare Kronik
Etiologi
 Infeksi
 Faktor penderita:
   Usia kurang dari 3 bulan
   Gizi buruk
   Depresi sistem immunologik
   Enzim-enzim yang berkurang
 Faktor-faktor lain
   Kejadian diare akut yang terdahulu
   Penanganan yang tidak efektif
Manifestasi Klinis
 Diare 14 hari atau lebih,
 Dapat terlihat gejala-gejala dehidrasi ringan
  sampai berat,
 Asidosis dan gangguan keseimbangan elektrolit
 Status gizi anak biasanya kurang atau buruk.
Diagnosis
 Tentukan apakah diarenya tergolong osmotik
  atau sekretorik
 Bila diare osmotik, cari kemungkinan intoleransi
  laktosa, sindrom malabsorpsi
 Bila diare sekretorik, cari kemungkinan bakteri
  tumbuh lampau, diare karena antibiotik, atau
  infeksi persisten
Tatalaksana
 Atasi dehidrasi, kelainan asam basa dan
  gangguan elektrolit yang terjadi
 Diet sesuai dengan usia dan status gizi penderita
 Penatalaksanaan sesuai etiologi
Penatalaksanaan sesuai Etiologi
 Intoleransi laktosa: beri fomula/ diet bebas laktosa.
 Alergi susu sapi: ASI diteruskan dan ibu tidak
  mengkonsumsi susu sapi dan makanan yang terbuat
  dari susu sapi (keju, es krim dll) bila tidak minum
  ASI, pasien diberi formula hidrolisat protein.
 Bacterial overgrowth: metronidazol 30 mg/kg/hari
  selama 10- 14 hari.
 Diare karena antibiotik, hentikan antibiotik bila
  mungkin berikan metronidazol 30-50 mg/kg/hari
  selama 7-10 hari dan probiotik 2x10 selama 7-10 hari.
 Pada infeksi persisten, berikan antibiotik sesuai hasil
  kultur dan resistensi selama 7-10 hari.
Pencegahan dan Pendidikan
 Hindari penggunaan antibiotik dan antidiare pada
  anak dengan diare akut
 Berikanlah terapi nutrisi yang adekuat pada
  setiap anak dengan diare akut untuk mencegah
  terjadinya gangguan gizi untuk memutus
  lingkaran setan diare-malnutrisi-diare
 Galakkan penggunaan ASI
Analisis Kasus
Anamnesis




Diare Akut dengan
Dehidrasi Ringan-   Pemeriksaan Fisik
     Sedang




                      Pemeriksaan
                       Penunjang
Anamnesis
• Pasien datang dengan keluhan diare ±15x
  sehari dengan konsistensi kotoran                  Diare Akut
  cair, terdapat sedikit ampas, berwarna
  kehijauan, ada lendir, tidak ada darah, dan
  tidak berbau amis sejak 12 hari yang lalu,
• Keluhan muntah, demam, batuk, dan pilek
  disangkal oleh ibu pasien,
• Pasien sebelumnya telah berobat
  sebanyak 2 kali namun tidak membaik,
• Lingkungan rumah tempat tinggal pasien
  terletak pada daerah padat penduduk             Faktor Resiko:
  dengan sanitasi kurang baik,                  • umur     <    18
• Pasien baru sembuh dari penyakit campak         bulan,
  2 minggu yang lalu                            • imunitas kurang
                                                • malnutrisi.
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum tampak sakit
  sedang,
• Kesadaran compos mentis,
• Laju     nadi   105x/menit,    laju
  pernapasan 32x / menit, dan suhu
  tubuh 36,8°C                          Dehidrasi Ringan
• Pada       pemeriksaan      kepala        Sedang
  ditemukan     ubun-ubun      besar
  cekung,
• Pada pemeriksaan mata palpebra
  superior cekung
• mukosa mulut kering
Pemeriksaan Penunjang
 Dari pemeriksaan laboratorium yang dilakukan
 tanggal 30 Maret 2011 didapatkan:
   Kenaikan kadar leukosit (15.400) dan kadar
    trombosit (510.000)
   Penurunan hemoglobin (11,7) dan MCH (25)
 Dari pemeriksaan feses lengkap yang dilakukan
 pada tanggal 31 Maret 2011 didapatkan:
   Adanya bakteri pada feses.
Diagnosis Banding
 Diare akut ec bakteri
   Pada diare akut yang diakibatkan oleh infeksi
    bakteri terdapat darah secara kasat mata serta
    eritrosit dan leukosit secara mikroskopis dalam tinja
   Pada pemeriksaan feses lengkap ditemukan
    adanya bakteri, namun tidak semua bakteri dalam
    feses menyebabkan masalah sehingga perlu
    dilakukan pemeriksaan kultur feses
 Diare akut ec imunodefisiensi
   Penurunan dari sistem kekebalan tubuh pada anak
    yang menderita penyakit sistemik  nantinya dapat
    memudahkan adanya infeksi oportunistik maupun
    terganggunya komposisi dan fungsi flora usus
    normal.
   Imunodefisiensi (seluler maupun
    humoral), terutama defisiensi IgA di dalam lumen
    usus  ketidakmampuan usus untuk menetralisir
    enteropatogen dalam lumen usus  diare.
   Pada pemeriksaan penunjang didapatkan
    leukopeni.
Tatalaksana
 Pada pasien ini telah diberikan:
   IVFD 2A 700cc / 24 jam
   Pada anak dengan dehidrasi ringan sedang cukup
   diberikan cairan rehidrasi secara oral dengan
   jumlah 75 ml x KgBB dan dievaluasi ulang setelah
   3 jam      dehidrasi berat       terapi intravena
 Probiotik 1 x 1 sachet per oral
   Probiotik merupakan bakteri hidup yang mempunyai
    efek menguntungkan.
   Saya sependapat diberikan probiotik, karena
    melalui mekanisme kerjanya, probiotik dapat
    mengurangi gejala diare, meningkatkan kekebalan
    tubuh terhadap infeksi saluran cerna, dan
    memperbaiki pencernaan.
   Penggunaan probiotik, juga terbukti efektif dalam
    pencegahan maupun terapi diare akut akibat
    rotavirus pada anak, dalam hal ini memperpendek
    masa sakit.
 ZnSO4 1 x 10 mg per oral
   Saya setuju dengan pemberian ZnSO4 pada pasien
    ini
   Zinc diberikan untuk menurunkan durasi dan
    frekuensi diare pada anak
   Cara zinc dalam menanggulangi diare karena zinc
    merupakan kofaktor enzim superoxide dismutase
    (SOD). SOD sangat berperan dalam menjaga
    integritas epitel usus.
   Dosis anjuran untuk anak > 6 bulan = 20 mg/hari
    selama 10 – 14 hari
 Oralit per kali mencret
   Saya setuju dengan pemberian oralit setiap kali
    mencret jika pada hasil evaluasi telah menunjukkan
    perbaikan / pasien telah terrehidrasi dengan baik
   Pemberian oralit juga diikuti dengan pemberian
    makanan seperti biasa sesuai dengan yang anak
    mau
 Pemberian makanan dilanjutkan
  Saya setuju dengan pemberian makanan seperti
   biasa tetap diberikan
  Makanan membuat gizi dan nutrien dapat diserap
   usus dan membantu dalam proses perkembangan
   dan pertambahan berat badan dan membantu
   mempercepat pemulihan fungsi normal usus
   termasuk kemampuan untuk mencerna dan
   menyerap berbagai nutrien.
  Namun, selain pada bayi yang masih minum
   ASI, makanan tidak boleh diberikan selama periode
   4 jam rehidrasi kecuali jika setelah lebih dari 4 jam
   pertama periode rehidrasi, maka anak harus
   diberikan makanan setiap 3-4 jam sekali
Status Gizi
Status gizi pada pasien ini tergolong mild
malnutrition dengan perawakan normal.
 Diagnosis ini didapatkan dari pemeriksaan
  antropometri:
   Berat Badan pasien     : 6,8 kg
   Panjang Badan pasien : 68,5 cm
   Berat Badan ideal : 8,4 kg
   Height Age         : 7 bulan
   Tinggi badan sesuai usia : P25-50 NCHS
   Rumus : BB/BBidealx100% = 6,8 /8,4 x 100% =
    80,95 %
Terapi Dietetik
 Makanan tetap diteruskan sesuai umur anak
  dengan menu yang sama pada waktu anak sehat
 Dapat pula diberikan bubur tim saring dan buah
  seperti pisang ambon untuk menggantikan kalium
Kebutuhan Kalori
Dihitung berdasarkan RDA calories:
 Kebutuhan kalori pasien: 8,4 x 120 = 1008
  kcal/kg, yang terdiri dari:
  - 50% KH : 50% x 1008 = 504 kcal  126 gram.
  - 35% Protein: 35% x 1008 = 352,8 kcal  88,2
    gram.
  - 15% Lemak: 15% x 1008 = 151,2 kcal  37,8 gram.
Pemeriksaan Anjuran
 Kultur Tinja
  o Feses dikembangbiakkan untuk mengetahui
     apakah penyakit yang sedang diderita disebabkan
     oleh bakteri spesifik
 Kultur Viral
   Kultur viral dilakukan untuk melihat ada tidaknya
    virus. Walaupun sangat jarang dilakukan, prosedur
    ini dapat memberi petunjuk pada kasus penyakit
    tertentu. Namun, kultur viral dapat memakan waktu
    hingga satu minggu atau lebih untuk berkembang,
    tergantung jenis virusnya.
Kesimpulan
 Dilihat dari respon pengobatan yang diterima oleh
  pasien, respon terhadap pengobatan baik diare
  dan dehidrasi teratasi
 Edukasi kepada orang tua untuk kembali segera
  jika mencret dengan frekuensi dan jumlah yang
  meningkat, buang air besar berdarah, muntah
  berulang, kehausan, mulai menolak makan dan
  minum, demam, dan tidak membaik dalam 3 hari
Presus diare

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Resume hd tn.y
Resume hd tn.yResume hd tn.y
Resume hd tn.y
DINARIZ
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumonia
Abdul Ghony
 
Asuhan keperawatan diare
Asuhan keperawatan diareAsuhan keperawatan diare
Asuhan keperawatan diare
Yudha09
 
Askep anak kejang demam
Askep anak kejang demamAskep anak kejang demam
Askep anak kejang demam
Eka Yuliana
 

Was ist angesagt? (20)

91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajar91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajar
 
Resume hd tn.y
Resume hd tn.yResume hd tn.y
Resume hd tn.y
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumonia
 
Resume pasien ny. j
Resume pasien ny. jResume pasien ny. j
Resume pasien ny. j
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi
 
Askep bronkitis
Askep bronkitisAskep bronkitis
Askep bronkitis
 
Rumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack ConvertedRumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack Converted
 
Askep diare anak
Askep diare anakAskep diare anak
Askep diare anak
 
Asuhan keperawatan diare
Asuhan keperawatan diareAsuhan keperawatan diare
Asuhan keperawatan diare
 
Mekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan NormalMekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan Normal
 
Menghitung_Intake_Output.ppt
Menghitung_Intake_Output.pptMenghitung_Intake_Output.ppt
Menghitung_Intake_Output.ppt
 
Askep
Askep Askep
Askep
 
Pemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopoldPemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopold
 
Primary and secondary survey
Primary and secondary surveyPrimary and secondary survey
Primary and secondary survey
 
Askep anak kejang demam
Askep anak kejang demamAskep anak kejang demam
Askep anak kejang demam
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
3. asuhan keperawatan pada batu ginjal
3. asuhan keperawatan pada batu ginjal3. asuhan keperawatan pada batu ginjal
3. asuhan keperawatan pada batu ginjal
 
Askep keluarga dengan dm AKPER PEMKAB MUNA
Askep keluarga dengan dm AKPER PEMKAB MUNA Askep keluarga dengan dm AKPER PEMKAB MUNA
Askep keluarga dengan dm AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA
Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA
Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA
 

Ähnlich wie Presus diare

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER I 18.docx
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER I 18.docxASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER I 18.docx
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER I 18.docx
GheaGestivaniSafari
 
akbid paramata muna Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi
akbid paramata muna Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksiakbid paramata muna Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi
akbid paramata muna Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi
Operator Warnet Vast Raha
 
Persalinan Sungsang (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOg)
Persalinan Sungsang (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOg)Persalinan Sungsang (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOg)
Persalinan Sungsang (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOg)
Adeline Dlin
 
Asuhan kebidanan ibu hamil pada ny “r“ umur 30th g2 p1 a0
Asuhan kebidanan ibu hamil pada ny “r“ umur 30th g2 p1 a0Asuhan kebidanan ibu hamil pada ny “r“ umur 30th g2 p1 a0
Asuhan kebidanan ibu hamil pada ny “r“ umur 30th g2 p1 a0
Operator Warnet Vast Raha
 
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewiAsuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Andra Dewi Hapsari
 

Ähnlich wie Presus diare (20)

Asuhan kebidanan pada ibu nifas
Asuhan kebidanan pada ibu nifasAsuhan kebidanan pada ibu nifas
Asuhan kebidanan pada ibu nifas
 
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normalAsuhan kebidanan pada ibu hamil normal
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal
 
Asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis
Asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologisAsuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis
Asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis
 
Asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis
Asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologisAsuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis
Asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis
 
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER I 18.docx
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER I 18.docxASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER I 18.docx
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER I 18.docx
 
Asuhan kebidanan pada ibu hamil patologi
Asuhan kebidanan pada ibu hamil patologiAsuhan kebidanan pada ibu hamil patologi
Asuhan kebidanan pada ibu hamil patologi
 
akbid paramata muna Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi
akbid paramata muna Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksiakbid paramata muna Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi
akbid paramata muna Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi
 
Askeb pp dg anemi
Askeb pp dg anemiAskeb pp dg anemi
Askeb pp dg anemi
 
Neonatus Kuran Bulan dengan Sepsis
Neonatus Kuran Bulan dengan SepsisNeonatus Kuran Bulan dengan Sepsis
Neonatus Kuran Bulan dengan Sepsis
 
Manajemen asuhan kebidanan intranatal care patologi
Manajemen asuhan kebidanan intranatal care patologiManajemen asuhan kebidanan intranatal care patologi
Manajemen asuhan kebidanan intranatal care patologi
 
Aaaaaaaaaaasssssssskb
AaaaaaaaaaasssssssskbAaaaaaaaaaasssssssskb
Aaaaaaaaaaasssssssskb
 
Aaaaaaaaaaasssssssskb
AaaaaaaaaaasssssssskbAaaaaaaaaaasssssssskb
Aaaaaaaaaaasssssssskb
 
161092743 case-sindroma-nefrotik-anak
161092743 case-sindroma-nefrotik-anak161092743 case-sindroma-nefrotik-anak
161092743 case-sindroma-nefrotik-anak
 
Inc hikmat 2
Inc hikmat 2Inc hikmat 2
Inc hikmat 2
 
Persalinan Sungsang (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOg)
Persalinan Sungsang (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOg)Persalinan Sungsang (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOg)
Persalinan Sungsang (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOg)
 
Asuhan kebidanan ibu hamil pada ny “r“ umur 30th g2 p1 a0
Asuhan kebidanan ibu hamil pada ny “r“ umur 30th g2 p1 a0Asuhan kebidanan ibu hamil pada ny “r“ umur 30th g2 p1 a0
Asuhan kebidanan ibu hamil pada ny “r“ umur 30th g2 p1 a0
 
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewiAsuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
 
Soap b yun
Soap b yunSoap b yun
Soap b yun
 
Asuhan kebidanan ibu nifas normal pada ny
Asuhan kebidanan ibu nifas normal pada nyAsuhan kebidanan ibu nifas normal pada ny
Asuhan kebidanan ibu nifas normal pada ny
 
Anc linda charlie
Anc linda charlieAnc linda charlie
Anc linda charlie
 

Presus diare

  • 1. Presentasi Kasus Diare Akut dengan Dehidrasi Ringan Sedang Oleh Lienardy Prawira 07120060024 Moderator Tutor Dr. Huiny Tjokrohusada, Dr. Martaviani Budi, SpA, SpA M.Kes
  • 2. Identitas Pasien  Nama : An. P  Jenis kelamin : Laki-laki  Tempat dan tanggal lahir : Jakarta, 13 Juli 2010  Umur : 8 bulan 23 hari  Suku bangsa / Bangsa : Jakarta / Indonesia  Alamat : Senen, Jakarta Pusat  Masuk RS tanggal : 30 Maret 2011, jam 20.00 WIB
  • 3. Identitas Orangtua Orangtua Ayah Ibu Nama Tn. S Ny. I Umur sekarang 45 tahun 35 tahun Perkawinan ke 1 1 Pendidikan terakhir SMA SMP Pekerjaan Supir Ibu Rumah Tangga Pangkat - - Agama Islam Islam Suku bangsa Jawa Jakarta Hubungan Ayah Kandung Ibu Kandung
  • 4. Anamnesis Dilakukan secara allo-anamnesis dengan ibu pasien pada tanggal 30 Maret 2011, pukul 20.00 WIB  Keluhan Utama: Diare  Keluhan Tambahan: Tidak ada
  • 5. Riwayat Penyakit Sekarang 30 Maret 2011 11 hari Pasien dibawa ke UGD 12 hari RSGS dengan keluhan SMRS SMRS Pasien dibawa Pasien dibawa diare 15x sehari, ibunya berobat konsistensi kotoran cair, ibunya berobat ke RSCM dan ke klinik , mendapat sedikit ampas, berwarna pengobatan kehijauan, ada lendir, namun parasetamol, keadaan pedialit dan tidak ada darah, dan zinkid, namun tidak berbau amis. Sekali pasien tidak keadaan membaik pasien tidak buang air besar, keluar membaik kira-kira setengah gelas air mineral
  • 6. Riwayat Penyakit Dahulu  Pasien sering mengalami sakit batuk dan pilek saat pasien berusia 3 bulan,  Pasien pernah mengalami muntaber pada saat berusia 6 bulan,  Pasien baru sembuh dari penyakit campak 2 minggu yang lalu. Riwayat Penyakit Keluarga  Tidak ada
  • 7. Riwayat Kehamilan Ibu  Status obstetri ibu G4P4A0  Cukup bulan  Gangguan kesehatan selama kehamilan tidak ada  Riwayat penyinaran ( - )  Merokok ( - )  Alkohol ( - )  Antenatal setelah bulan ke – 7 sebulan 1 x
  • 8. Riwayat Kelahiran  Tempat lahir : Rumah Sakit  Penolong : Dokter  Cara persalinan : SC  Data saat lahir : BL 3,7 kg, PBL 49 cm  Masa gestasi : cukup bulan ( 9 bulan 3 hari )  Keadaan bayi saat lahir : langsung menangis  Nilai Apgar : tidak diketahui  Kelainan bawaan : tidak ada  Anak ke : 4 dari 4 anak
  • 9. Riwayat Imunisasi Jenis Imunisasi I II III IV BCG  DPT    Polio    Hep B    Campak - Kesan : imunisasi dasar belum lengkap kurang campak
  • 10. Riwayat Perkembangan  Mengikuti objek dengan mata : usia 3 bulan  Bereaksi terhadap suara / bunyi : usia 3 bulan  Mengangkat kepala : usia 6 bulan  Berusaha meraih benda : usia 6 bulan  Duduk : usia 6 bulan  Tengkurap : belum bisa  Berdiri : belum bisa  Berjalan : belum bisa  Bicara : belum bisa Kesan : Tidak ada gangguan perkembangan sebelum pasien dirawat
  • 11. Riwayat Makanan Usia < 1 tahun : UMUR ASI / PASI Buah / Biskuit Bubur susu Nasi Tim 0 – 2 bln ASI - - - Susu formula 2 – 4 bln - - - SGM Susu formula Biskuit Regal 2 keping + 4 – 6 bln - - SGM buah Susu formula Biskuit Regal 2 keping + 6 – 8 bln - Nasi tim SGM buah
  • 12. Usia > 1 tahun : Jenis Makanan Frekuensi Nasi Tim 2 x sehari,@ 1/4 piring kecil Sayuran Wortel dicampur nasi tim Daging (sapi) 1 x dalam seminggu, 1 potong kecil diblender Telur 2 x dalam seminggu, @ 1 butir telur Ikan 3 x dalam seminggu, diblender Susu 9 x sehari antara 20 – 30 cc Kesan : Frekuensi, kuantitas dan kualitas makan baik
  • 13. Riwayat Keluarga Corak Reproduksi : Lahir Mati Keterangan No Usia Jenis Kelamin Hidup Abortus Mati (sebab) kesehatan 1 20 tahun L  - - - Kuning 2 14 tahun P  - - - - 3 7 tahun L  - - - - 4 8 bulan L  - - - Pasien Anggota Keluarga Lain yang serumah Tidak ada Masalah Dalam Keluarga Tidak ada Status Rumah Tinggal Pribadi
  • 14. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 30 Maret 2011 pukul 20.30  Keadaan Umum : Tampak sakit sedang  Kesadaran : Compos mentis  Status Mental : Cengeng Tanda Tanda Vital  Nadi : 105 x/menit, irama teratur, isi cukup, sama di keempat ekstremitas  Frekuensi Nafas : 32 x/menit, reguler, tipe abdominal  Suhu : 36,8 0C (pengukuran axilla)
  • 15. Status Gizi  Berat Badan : 6,8 kg  Panjang Badan : 68,5 cm  Berat Badan Ideal : 8,4 kg  Status gizi = Berat badan sekarang x 100 % Berat badan ideal = 6,8 x 100 % 8,4 = 80,95 % (mild malnutrition)
  • 16. Status Generalis  Kepala : Bentuk normocephal, rambut hitam tipis, distribusi merata, ubun-ubun cekung, sutura tidak melebar.  Mata : Palpebra superior dextra dan sinistra tidak edema, cekung, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, reflek cahaya langsung dan tidak langsung positif.
  • 17.  Hidung : Bentuk normal, sekret tidak ada, napas cuping hidung tidak ada.  Mulut : Mukosa kering, tidak pecah, tidak sianosis, rongga mulut bersih, lidah tidak kotor, tidak ada celah mulut, selaput lendir normal, tidak ada celah langit- langit, uvula ditengah, faring tidak hiperemis, tonsil T1-T1 tenang  Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening,
  • 18.  Thoraks : Bentuk normal, tidak ada retraksi, simetris kiri dan kanan, tidak ada sikatriks, tidak ada pelebaran vena. Paru  Inspeksi : Simetris saat statis dan dinamis, tidak ada retraksi.  Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru.  Auskultasi : Suara napas dasar vesikuler, tidak ada ronki, tidak ada wheezing.
  • 19. Jantung  Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak  Palpasi : Iktus kordis teraba di sela iga IV garis midklavikularis kiri, tidak kuat angkat, tidak ada thrill.  Perkusi : Batas jantung kanan atas sela iga II garis parasternal kanan, batas jantung kanan bawah sela iga IV garis midklavikularis kanan, batas jantung kiri sela iga IV garis midklavikularis kiri  Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler, tidak ada murmur, tidak ada gallop
  • 20. Abdomen  Inspeksi : Datar, tidak ada benjolan, tidak ada pelebaran vena  Auskultasi : Bising usus meningkat  Palpasi : Datar, supel, tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba hati dan limpa  Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen
  • 21.  Alat Kelamin : Tidak terdapat hipospadia, kulit penis tidak hiperemis, testis berjumlah 2 di dalam skrotum  Ekstremitas : Bentuk simetris, tidak terdapat deformitas, tidak ada paresis / paralisis, tidak ada edema di ke empat ekstremitas, tidak ada sianosis, turgor kulit baik
  • 22. Status Neurologis  Refleks fisiologis:  Refleks biceps : +/+  Refleks triceps : +/+  Refleks patella : +/+  Refleks achiles : +/+  Refleks patologis:  Babinsky : -/- Tanda rangsang meningeal  Kaku kuduk : negatif  Brudzinsky I, II : -/-  Lasegue : > 70°/ > 70°  Kernig : > 135°/ > 135°
  • 23. Pemeriksaan Penunjang Hasil pemeriksaan Laboratorium RSPAD tanggal 30 Maret 2011 : Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Hemoglobin 11,7 gr/dL 12-16 g/dL Hematokrit 37 37-47 % Eritrosit 4,6 juta/UL 4,3-6,0 juta/uL Leukosit 15.400 /UL 5000-14.500/uL Trombosit 510.000/UL 150.000-400.000 MCV 80 fl 80-96 fl MCH 25 pg 27-32 pg MCHC 32 gr/dL 32-36 g/uL Kimia 143 135-145 mEq/L Natrium 4,3 3,5-5,3 mEq/L Kalium 104 97-107 mEq/L Klorida
  • 24. Hasil pemeriksaan Laboratorium RSPAD tanggal 31 Maret 2011 : Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Makroskopik Lunak Lunak Darah ( - ) / negatif Negatif Lendir ( - ) / negatif Negatif Eritrosit 1-1-0 Negatif Leukosit 2-1-1 Negatif Amoeba ( - ) / negatif Negatif Telur cacing ( - ) / negatif Negatif Jamur ( - ) / negatif Negatif Serat ( + ) / positif Negatif Lain-lain Bakteri ( + ) / positif Negatif
  • 25. Resume  Pasien laki-laki berusia 8 bulan 23 hari datang dengan dibawa oleh ibunya dengan keluhan diare sejak 12 hari SMRS  Buang air besar ± 15x / hari dengan konsistensi kotoran cair, sedikit ampas, berwarna kehijauan, ada lendir, tidak ada darah, dan tidak berbau amis.  Sekali buang air besar, keluar kira-kira setengah gelas air mineral.
  • 26.  Pasien 2 kali dibawa berobat namun tidak ada perbaikan  Muntah, demam, batuk, dan pilek tidak ada  Anak masih mau diberikan minum dan makan  Pasien baru sembuh dari campak 2 minggu yang lalu
  • 27.  Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis,  Status gizi pasien mild malnutrition,  Laju nadi 105x/menit, laju pernapasan 32x / menit, dan suhu tubuh 36,8°C  Pada pemeriksaan ditemukan ubun-ubun besar cekung, palpebra superior cekung, dan mukosa mulut kering
  • 28.  Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan:  Kenaikan kadar leukosit (15.400) dan trombosit (510.000)  Penurunan hemoglobin (11,7) dan MCH (25)  Dari pemeriksaan feses lengkap yang dilakukan pada tanggal 31 Maret 2011 didapatkan adanya bakteri pada feses
  • 29. DIAGNOSIS KERJA  Diare Akut ec virus dengan dehidrasi ringan sedang DIAGNOSIS BANDING  Diare Akut ec bakteri dengan dehidrasi ringan sedang  Diare Akut ec imunodefisiensi dengan dehidrasi ringan sedang
  • 30. PEMERIKSAAN ANJURAN  Konsul Gizi anak  Kultur bakteri feses
  • 31. Penatalaksanaan Medikamentosa  IVFD 2A 700cc / 24 jam = 10 tetes / menit (makro)  Probiotik 1 x 1 sach per oral  Zinkid 1 x 10 mg per oral Non Medikamentosa  PASI dilanjutkan  Bubur susu dilanjutkan  Oralit / kali mencret
  • 32. Prognosis  Qua ad vitam : ad bonam  Qua ad fungsionam : ad bonam  Qua ad sanationam : ad bonam
  • 35. Definisi  Meningkatnya frekuensi BAB setidaknya 3x 1 hari atau lebih sering dari individu pada normalnya dengan perubahan konsistensi menjadi lebih lunak atau cair  Diare dibagi menjadi 2 jenis:  Diare Akut Diare yang terjadi dalam 24 jam dan berlangsung kurang dari 14 hari  Diare Kronis / persistent Diare yang terjadi dan berlangsung 14 hari atau lebih
  • 36. Epidemiologi PROPORSI PENYEBAB KEMATIAN USIA 0 - 12 BULAN • Penyebab kematian Diare kedua paling banyak di Pneumonia dunia Lain-lain, 5% Diare, 42% Tetanus, 3% Sepsis, 4% Meningitis / Ensefalitis Kelainan Jantung • Di negara berkembang Kongenital & Saluran Pencernaan Hidrosefalus, 6% setiap tahun ± 1,3 milyar Saluran Kelainan Jantung Pencernaan, 7% Kongenital & Hidrosefalus episode 3-6 juta Meningitis / Sepsis kematian pada anak < 5 Ensefalitis, 9% Tetanus tahun Pneumonia, 24% Lain-lain (malnutrisi, TB, Campak)
  • 37. Faktor Resiko  Gizi kurang  Tidak mendapat ASI dan pemberian susu formula dapat menimbulkan intoleransi laktosa dan hipersensitif terhadap protein susu sapi  Umur kurang dari 18 bulan, umumnya usia 6 – 11 bulan  Imunitas kurang  Riwayat diare sebelumnya  Obat-obatan yang diberikan, termasuk antibiotik
  • 39.
  • 40. Patofisiologi  Berdasarkan patofisiologi dapat terjadi dalam 2 mekanisme:  Diare Sekretorik  Diare Osmotik  Berdasarkan penyebab:  Virus  Bakteri  Penempelan pada mukosa  Toksin  Invasi mukosa
  • 41. Evaluasi Pasien dengan Diare  Persistensi diare  Etiologi  Derajat dehidrasi  Diare berdarah  Malnutrisi  Infeksi non GIT yang berat
  • 42. Penilaian Dehidrasi Derajat Keadaan Rasa Haus Kelopak/ Air Mulut Kulit Urin dehidrasi % Umum mata defisit Tanpa Baik, kompos Minum Normal Basah Normal Normal dehidrasi mentis normal (<5% BB) Ringan- Rewel, gelisah Minum Cekung, Kering Pucat, Berkurang sedang (5- seperti produksi capillary 10% BB) kehausan berkurang refill<2dtk Berat ( Letargi, lemah, Malas Sangat Sangat Pucat, Tidak ada >10%BB) kesadaran minum/ tidak cekung, tidak kering capillary refill menurun, nadi dapat minum ada >2dtk dan nafas cepat
  • 43. Tatalaksana Tujuan tata laksana diare:  Mencegah terjadinya dehidrasi  Mengobati dehidrasi jika telah terjadi  Mencegah terjadinya gizi buruk setelah diare  Mengurangi waktu dan keparahan diare  Mencegah terjadinya diare pada masa yang akan datang
  • 44. Pedoman Tatalaksana Diare Berdasarkan Derajat Dehidrasi Derajat dehidrasi: Kehilangan cairan Kehilangan cairan Rencana Terapi dari % berat ml / kg berat badan badan Tanpa Dehidrasi < 5% berat badan < 50 ml/kg Rencana Terapi A Ringan - sedang 5 – 10% berat badan 50 – 100 ml/kg Rencana Terapi B Berat > 10 % berat badan >100 ml/kg Rencana Terapi C
  • 45. Rencana Terapi A  Anak tanpa dehidrasi tetap membutuhkan cairan tambahan untuk menggantikan cairan yang keluar saat diare  4 hal penting yang perlu diedukasikan pada orangtua pasien:  Berikan cairan lebih dari biasanya pada anak untuk mencegah dehidrasi  Berikan suplemen zinc pada anak setiap hari selama 10 – 14 hari  Tetap lanjutkan asupan makanan pada anak untuk mencegah terjadinya malnutrisi  Kenali tanda-tanda dehidrasi sehingga anak secepatnya dibawa ke dokter secepatnya
  • 46. Tanda-tanda yang harus diwaspadai:  Mencret dengan frekuensi dan jumlah yang meningkat  Muntah berulang  Kehausan  Mulai menolak makan dan minum  Demam  Tidak membaik dalam 3 hari
  • 47. Rencana Terapi B  Anak dengan dehidrasi ringan – sedang harus diobati dengan terapi rehidrasi oral dengan mengunakan cairan rehidrasi oral di fasilitas medis terdekat  Suplementasi zinc tetap diberikan seperti pada terapi A
  • 48. Jumlah cairan rehidrasi oral(CRO) yang harus diberikan 4 jam pertama Usia <4 bln 4- 11 bln 12-23 bIn 2-4 th 5-14 th >=15 th Berat badan < 5 kg 5- 7,9 kg 8-10,9 kg 11-15,9 kg 16-29,9 kg >= 30 kg Jumlah(ml) 200-400 400-600 600-800 800-1200 1200-2200 2200-4000 Keterangan: • Panduan usia digunakan bila berat badan tidak diketahui. • Jumlah pemberian cairan rehidrasi oral juga dapat dihitung dengan 75 ml/kgBB • Jika anak ingin minum lebih banyak, beri minum lebih banyak
  • 49.  Selain pada bayi yang masih minum ASI, makanan tidak boleh diberikan selama periode 4 jam rehidrasi  Pada anak yang menlanjutkan rencana terapi B lebih dari 4 jam harus diberikan makanan setiap 3-4 jam sekali
  • 50. Rencana Terapi C  Terapi yang dipilih ialah rehidrasi secara cepat melalui intravena  Anak yang masih dapat minum walaupun sedikit harus diberikan cairan rehidrasi oral 5 ml/kgBB/jam ketika mereka dapat minum untuk membantu menambahkan kadar kalium yang seringkali tidak cukup dengan pemberian cairan secara intravena
  • 51.  Berikan 100 ml/kgBB cairan ringer laktat atau normal saline Usia Pertama beri 30 ml/kg dalam Selanjutnya beri 70 ml/kg dalam Bayi(<1 th) 1jam* 5 jam Anak(>1 th) 1/2 jam* 2 ½ jam Keterangan: * = ulangi jika nadi radialis masih lemah atau tidak teraba
  • 52.  Jika terapi intravena tidak dapat diberikan cairan rehidrasi oral melalui NGT 20ml/kgBB/jam selama 6 jam dengan kadar maksimal 120 ml/kgBB  Jika gejala dan tanda dehidrasi tidak membaik setelah 3 jam bawa ke fasilitas yang ada terapi intravena
  • 54. Etiologi  Infeksi  Faktor penderita:  Usia kurang dari 3 bulan  Gizi buruk  Depresi sistem immunologik  Enzim-enzim yang berkurang  Faktor-faktor lain  Kejadian diare akut yang terdahulu  Penanganan yang tidak efektif
  • 55. Manifestasi Klinis  Diare 14 hari atau lebih,  Dapat terlihat gejala-gejala dehidrasi ringan sampai berat,  Asidosis dan gangguan keseimbangan elektrolit  Status gizi anak biasanya kurang atau buruk.
  • 56. Diagnosis  Tentukan apakah diarenya tergolong osmotik atau sekretorik  Bila diare osmotik, cari kemungkinan intoleransi laktosa, sindrom malabsorpsi  Bila diare sekretorik, cari kemungkinan bakteri tumbuh lampau, diare karena antibiotik, atau infeksi persisten
  • 57. Tatalaksana  Atasi dehidrasi, kelainan asam basa dan gangguan elektrolit yang terjadi  Diet sesuai dengan usia dan status gizi penderita  Penatalaksanaan sesuai etiologi
  • 58. Penatalaksanaan sesuai Etiologi  Intoleransi laktosa: beri fomula/ diet bebas laktosa.  Alergi susu sapi: ASI diteruskan dan ibu tidak mengkonsumsi susu sapi dan makanan yang terbuat dari susu sapi (keju, es krim dll) bila tidak minum ASI, pasien diberi formula hidrolisat protein.  Bacterial overgrowth: metronidazol 30 mg/kg/hari selama 10- 14 hari.  Diare karena antibiotik, hentikan antibiotik bila mungkin berikan metronidazol 30-50 mg/kg/hari selama 7-10 hari dan probiotik 2x10 selama 7-10 hari.  Pada infeksi persisten, berikan antibiotik sesuai hasil kultur dan resistensi selama 7-10 hari.
  • 59. Pencegahan dan Pendidikan  Hindari penggunaan antibiotik dan antidiare pada anak dengan diare akut  Berikanlah terapi nutrisi yang adekuat pada setiap anak dengan diare akut untuk mencegah terjadinya gangguan gizi untuk memutus lingkaran setan diare-malnutrisi-diare  Galakkan penggunaan ASI
  • 61. Anamnesis Diare Akut dengan Dehidrasi Ringan- Pemeriksaan Fisik Sedang Pemeriksaan Penunjang
  • 62. Anamnesis • Pasien datang dengan keluhan diare ±15x sehari dengan konsistensi kotoran Diare Akut cair, terdapat sedikit ampas, berwarna kehijauan, ada lendir, tidak ada darah, dan tidak berbau amis sejak 12 hari yang lalu, • Keluhan muntah, demam, batuk, dan pilek disangkal oleh ibu pasien, • Pasien sebelumnya telah berobat sebanyak 2 kali namun tidak membaik, • Lingkungan rumah tempat tinggal pasien terletak pada daerah padat penduduk Faktor Resiko: dengan sanitasi kurang baik, • umur < 18 • Pasien baru sembuh dari penyakit campak bulan, 2 minggu yang lalu • imunitas kurang • malnutrisi.
  • 63. Pemeriksaan Fisik • Keadaan umum tampak sakit sedang, • Kesadaran compos mentis, • Laju nadi 105x/menit, laju pernapasan 32x / menit, dan suhu tubuh 36,8°C Dehidrasi Ringan • Pada pemeriksaan kepala Sedang ditemukan ubun-ubun besar cekung, • Pada pemeriksaan mata palpebra superior cekung • mukosa mulut kering
  • 64. Pemeriksaan Penunjang  Dari pemeriksaan laboratorium yang dilakukan tanggal 30 Maret 2011 didapatkan:  Kenaikan kadar leukosit (15.400) dan kadar trombosit (510.000)  Penurunan hemoglobin (11,7) dan MCH (25)  Dari pemeriksaan feses lengkap yang dilakukan pada tanggal 31 Maret 2011 didapatkan:  Adanya bakteri pada feses.
  • 65. Diagnosis Banding  Diare akut ec bakteri  Pada diare akut yang diakibatkan oleh infeksi bakteri terdapat darah secara kasat mata serta eritrosit dan leukosit secara mikroskopis dalam tinja  Pada pemeriksaan feses lengkap ditemukan adanya bakteri, namun tidak semua bakteri dalam feses menyebabkan masalah sehingga perlu dilakukan pemeriksaan kultur feses
  • 66.  Diare akut ec imunodefisiensi  Penurunan dari sistem kekebalan tubuh pada anak yang menderita penyakit sistemik  nantinya dapat memudahkan adanya infeksi oportunistik maupun terganggunya komposisi dan fungsi flora usus normal.  Imunodefisiensi (seluler maupun humoral), terutama defisiensi IgA di dalam lumen usus  ketidakmampuan usus untuk menetralisir enteropatogen dalam lumen usus  diare.  Pada pemeriksaan penunjang didapatkan leukopeni.
  • 67. Tatalaksana  Pada pasien ini telah diberikan:  IVFD 2A 700cc / 24 jam Pada anak dengan dehidrasi ringan sedang cukup diberikan cairan rehidrasi secara oral dengan jumlah 75 ml x KgBB dan dievaluasi ulang setelah 3 jam dehidrasi berat terapi intravena
  • 68.  Probiotik 1 x 1 sachet per oral  Probiotik merupakan bakteri hidup yang mempunyai efek menguntungkan.  Saya sependapat diberikan probiotik, karena melalui mekanisme kerjanya, probiotik dapat mengurangi gejala diare, meningkatkan kekebalan tubuh terhadap infeksi saluran cerna, dan memperbaiki pencernaan.  Penggunaan probiotik, juga terbukti efektif dalam pencegahan maupun terapi diare akut akibat rotavirus pada anak, dalam hal ini memperpendek masa sakit.
  • 69.  ZnSO4 1 x 10 mg per oral  Saya setuju dengan pemberian ZnSO4 pada pasien ini  Zinc diberikan untuk menurunkan durasi dan frekuensi diare pada anak  Cara zinc dalam menanggulangi diare karena zinc merupakan kofaktor enzim superoxide dismutase (SOD). SOD sangat berperan dalam menjaga integritas epitel usus.  Dosis anjuran untuk anak > 6 bulan = 20 mg/hari selama 10 – 14 hari
  • 70.  Oralit per kali mencret  Saya setuju dengan pemberian oralit setiap kali mencret jika pada hasil evaluasi telah menunjukkan perbaikan / pasien telah terrehidrasi dengan baik  Pemberian oralit juga diikuti dengan pemberian makanan seperti biasa sesuai dengan yang anak mau
  • 71.  Pemberian makanan dilanjutkan  Saya setuju dengan pemberian makanan seperti biasa tetap diberikan  Makanan membuat gizi dan nutrien dapat diserap usus dan membantu dalam proses perkembangan dan pertambahan berat badan dan membantu mempercepat pemulihan fungsi normal usus termasuk kemampuan untuk mencerna dan menyerap berbagai nutrien.  Namun, selain pada bayi yang masih minum ASI, makanan tidak boleh diberikan selama periode 4 jam rehidrasi kecuali jika setelah lebih dari 4 jam pertama periode rehidrasi, maka anak harus diberikan makanan setiap 3-4 jam sekali
  • 72. Status Gizi Status gizi pada pasien ini tergolong mild malnutrition dengan perawakan normal.  Diagnosis ini didapatkan dari pemeriksaan antropometri:  Berat Badan pasien : 6,8 kg  Panjang Badan pasien : 68,5 cm  Berat Badan ideal : 8,4 kg  Height Age : 7 bulan  Tinggi badan sesuai usia : P25-50 NCHS  Rumus : BB/BBidealx100% = 6,8 /8,4 x 100% = 80,95 %
  • 73. Terapi Dietetik  Makanan tetap diteruskan sesuai umur anak dengan menu yang sama pada waktu anak sehat  Dapat pula diberikan bubur tim saring dan buah seperti pisang ambon untuk menggantikan kalium
  • 74. Kebutuhan Kalori Dihitung berdasarkan RDA calories:  Kebutuhan kalori pasien: 8,4 x 120 = 1008 kcal/kg, yang terdiri dari: - 50% KH : 50% x 1008 = 504 kcal  126 gram. - 35% Protein: 35% x 1008 = 352,8 kcal  88,2 gram. - 15% Lemak: 15% x 1008 = 151,2 kcal  37,8 gram.
  • 75. Pemeriksaan Anjuran  Kultur Tinja o Feses dikembangbiakkan untuk mengetahui apakah penyakit yang sedang diderita disebabkan oleh bakteri spesifik  Kultur Viral  Kultur viral dilakukan untuk melihat ada tidaknya virus. Walaupun sangat jarang dilakukan, prosedur ini dapat memberi petunjuk pada kasus penyakit tertentu. Namun, kultur viral dapat memakan waktu hingga satu minggu atau lebih untuk berkembang, tergantung jenis virusnya.
  • 76. Kesimpulan  Dilihat dari respon pengobatan yang diterima oleh pasien, respon terhadap pengobatan baik diare dan dehidrasi teratasi  Edukasi kepada orang tua untuk kembali segera jika mencret dengan frekuensi dan jumlah yang meningkat, buang air besar berdarah, muntah berulang, kehausan, mulai menolak makan dan minum, demam, dan tidak membaik dalam 3 hari