SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 63
BREAST MILK JAUNDICE TINJAUAN PUSTAKA KIMIA KLINIK Senin, 29 Juni 2009 Sri Kartika Sari/Leonita Anniwati 1
Pendahuluan (1) 2 Sering pada  neonatus Akumulasi pigmen bilirubin dlm darah       kulit kekuningan Jaundice Bilirubin  > 5 mg/dL
Pendahuluan  (2) hiperbilirubinemia Pemberian ASI  3
Pendahuluan (3) 4 patologis fisiologis jaundice Breast milk jaundice Berkaitan dengan ASI Breastfeeding jaundice
Pendahuluan (4) Breast milk jaundice (tahun1963)    hiperbilirubinemia tak terkonjugasi yg berkepanjangan Berkaitan dengan faktor dalam ASI yang meningkatkan sirkulasi enterohepatik bilirubin Timbul pada hari ke 4-7 Breastfeeding Timbul pada minggu pertama karena kurangnya intake ASI 5
6
Metabolisme bilirubin pada neonatus Yang perlu diperhatikan : Ekskresi bilirubin ke dalam empedu butuh energi Dalam usus, bilirubin terkonjugasi tidak dapat direabsorbsi Usus bayi baru lahir : Steril Kaya  β-glukuronidase  ----   menghidrolisis ester bilirubin glukuronida menjadi bilirubin tak terkonjugasi 7
Neonatal jaundice Insiden : 60-70% bayi baru lahir cukup bulan Hampir semua bayi prematur Perubahan pada bayi baru lahir : katabolisme heme dan fisiologi bilirubin  intrauterin ke ekstrauterin. peningkatan produksi bilirubin penghentian mendadak aliran bilirubin tak terkonjugasi dari fetus ke ibu. 8
Mekanisme neonatal jaundice : Peningkatan beban bilirubin pada hepatosit Penurunan uptake bilirubin Penurunan konjugasi bilirubin Kelainan ekskresi bilirubin 9
Peningkatan beban bilirubin di hepar 10 Pe   volume eritrosit  Pe   masa hidup eritrosit Pe    bilirubin hasil eritropoisis inefektif Pe   sirkulasi enterohepatik blirubin
Penurunan uptake bilirubin 11 Penurunan ligandin
Penurunan konjugasi bilirubin 12 Penurunan  aktifitas uridine diphosphoglucuronosil transferase
Physiologic jaundice Timbul pada hari ke 2-3 Pe    bilirubin tak terkonjugasi  Pe     produksi bilirubin Keterbatasan sementara konjugasi bilirubin di hepar Kadar bilirubin tak terkonjugasi  Bayi cukup bulan       me   hingga 1 mg/dL pada umur 10-14 hari Bayi premature        kenaikan lebih lambat, waktunya lebih lama 13
Jaundice yang patologis Timbul pada 24 jam pertama Pe     cepat bilirubin (> 5 mg/dL/24 jam) Bilirubin total > 17 mg/dL  Timbul hiperbilirubinemia berkepanjangan Pe      bilirubin terkonjugasi > 2 mg/dL atau > 20% dari bilirubin total. Adanya latar belakang penyakit 14
Efek hiperbilirubinemia  Kerusakan sel Neurotoksik            kernicterus Tergantung : konsentrasi dan lamanya paparan Bilirubin dapat masuk ke otak bila : Dalam bentuk  bebas  (tidak terikat albumin) atau  tak terkonjugasi Sawar darah otak rusak 15
Breast Milk Jaundice (BMJ) Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi yang berkepanjangan pada bayi sehat. Kadar bilirubin > 10 mg/dL 2-4 %       bilirubin > 10 mg/dL hingga minggu ke-3 Grunebaum dkk         2 puncak : hari 4-5 dan hari 14-15, dan jaundice bisa nampak  hingga  minggu ke-12 16
BMJ dan breastfeeding jaundice 17
ASI Susu formula 18
Faktor yang diduga berperan dalam BMJ : ASI mengandung inhibitor enzim hepatic glucuronyl transferase  ASI me      sirkulasi enterohepatik bilirubin 19
Inhibitor enzim hepatic glucuronyl transferase dalam ASI Pregnanediol Metabolit progesterone : pregnane-3-α 20-β-diol Asam lemak bebas Akibat aktivitas lipase dalam ASI 20
Peningkatan sirkulasi enterohepatik 21 Reabsorbsi  bilirubin tak terkonjugasi dari usus Bilirubin tak terkonjugasi Beta-glukuronidase Hidrolisis pada suasana alkali Bilirubin terkonjugasi Pengeluaran mekonium lambat Usus neonatus yg masih steril Pembentukan Urobilinoid  terbatas
22 Faktor yang diduga berhubungan dengan hiperbilirubinemia pada bayi yang mendapat ASI
Diagnosis  23
Pemeriksaan fisik Kulit bayi Status neurologi Kardiovaskular  :                Murmur Kelainan kongenital Abdomen  :  hepatosplenomegali Evaluasi tumbuh kembang  :     kesulitan intake kalori  Jaundice            >  5mg/dL  Cephalocaudal :           kurang akurat 24
Pemeriksaan laboratorium 25
Dibawah ini skema pendekatan diagnosis pada neonatal jaundice. Increased indirect bilirubin Increased direct bilirubin Coombs test  (-) Coombs test  (+) Isoimmunization Rh ABO Other blood group hemoglobin High (polycythemia) Sepsis Intrauterine infection      Toxoplasmaosis      Cytomegalovirus      Rubella      Herpes      Syphilis Severe hemolytic disease Biliary atresia Giant cell hepatitis Choledochal cyst Cystic fibrosis Galactosemia Alpha1-antitrypsin deficiency Tyrosinemia Normal or low Reticulocyte count Twin transfusion Maternal-fetal transfusion Delayed cord clumping Small for gestational age infant 26
Lanjutan...... Reticulocyte count increased Red cell morphology Normal Enclosed hemorrhage Increased enterohepatic circulation, delayed or infrequent stooling, bowel obstruction Inadequate caloric intake Neonatal asphyxia Characteristic Sperocytosis Elliptocytosis Stomatocytosis Pyknocytosis Fragmented cells Nonspecific G6PD deficiency PK deficiency Other enzyme deficiency DIC Prolonged hyperbilirubinemia Gilbert syndrome Down syndrome Hypothyroidsm Breast-feeding Crigler-Najjar syndrome 27
Pemeriksaan Bilirubin Fraksi bilirubin : Direk : Fraksi yang bereaksi dengan diazotized sulfanilic acid membentuk azobilirubin Bilirubin terkonjugasi Indirek  Fraksi yang bereaksi dengan diazotized sulfanilic acidhanya bila ditambah dengan akselerator 28
Metode transcutaneous bilirubin Non invasif Menggunakan spectral reflectance multi-wavelenght Berkorelasi baik dengan kadar bilirubin dalam serum (r=0,8) 29
Metode pemeriksaan bilirubin Jendrassik-grof Penentuan bilirubin direk dan bilirubin total Prinsip : Bilirubin direk Diazotized sulfanilic acid bereaksi dengan bilirubin  membentuk azobilirubin,  warna yang terbentuk dibaca pada panjang gelombang 600 nm Bilirubin total Menggunakan caffeine-sodium benzoate sebagai akselerator, kemudian ditambahkan diazotized sulfanilic acid membentuk azobilirubin, dibaca pada 600 nm 30
Lanjutan... Metode  Bilirubin DPD (Lab PK) Penentuan bilirubin total  Dikembangkan oleh Wahlefeld et al Akselerator : detergen Prinsip :  Sampel ditambahkan detergen/HCL ,   kemudian reagen 2,5 dichlorophenyl diazonium tetrafluoroborate (DPD)            pada suasana asam berikatan sangat cepat dengan  semua bilirubin, membentuk azobilirubin        31
Lanjutan... Direct spectrophotometric Penentuan bilirubin total pada bayi baru lahir Prinsip : Bila bilirubin ada dalam sampel, absorbans pada 454 nm sebanding dengan kadar bilirubin. Pada bayi baru lahir, serumnya tidak mengandung lipokrom (seperti karoten) yang akan mempengaruhi absorbans pada 454 nm. 32
Lanjutan.... Pemeriksaan dalam urine         carik celup Urobilinogen Prinsip :  	urobilinogen bereaksi dengan reagen erlich membentuk warna merah Bilirubin Prinsip :     bilirubindalam urine akan bereksi dengan garam diazonium dan asam, yang menyebabkan perubahan warna merah menjadi ungu 33
Penatalaksanaan Pemberian  ASI Menghindari : kekurangan intake dan kelaparan Meminimalkan penurunan  berat badan Bila bilirubin serum 20-25 mg/dL Mengganti ASI dengan susu formula selama 24-48 jam            untuk mengurangi absorbsi bilirubin dalam usus 34
Fototerapi Menggunakan panjang gelombang warna biru Mengubah bilirubin tak terkonjugasi menjadi kurang toksik dan larut dalam air. Menurunkan bilirubin serum 1-2 mg/dL hingga 2-3 mg/dL dalam 4-6 jam. 2 macam cara : konvensional dan bili blanket Fototerapi dihentikan bila bilirubin serum kurang dari 15 mg/dL Bila tidak berhasil dilakukan exchange transfusion 35
Exchange tranfusion Indikasi : Fototerapi tidak efektif Potensial terjadi ensefalopati Fenobarbital  Me    ligandin, sehingga menambah binding site bilirubin Me     konjugasi dan ekskresi bilirubin 36
TERIMA KASIH 37
Metabolisme bilirubin pada neonatus 38 Bilirubin tak terkonjugasi terikat kuat dengan albumin dlm plasma Uptake terjadi di permukaan hepatosit Bilirubin dlm hepatosit diikat oleh ligandin (protein Y dan Z)) Ikatan ini untuk mencegah  bilirubin kembali ke sirkulasi Bilirubin ditranspor ke RE halus utk  konjugasi oleh enzim UDPG-T Bilirubin monoglukuronida Enzim transferase pada membran hepatosit Bilirubin diglukuronida Ekskresi butuh energi bile
Lanjutan... 39 Bilirubin terkonjugasi Usus Β-glukuronidase Bilirubin terkonjugasi Bilirubin tak terkonjugasi Direduksi oleh bakteri pada orang dewasa Pada bayi baru lahir msh steril Direabsorbsi kembali masuk ke sirkulasi  sterkobilin Masuk ke hepar (enterohepatik)
40
Faktor risiko hiperbilirubinemia Delayed cord clamping     krn bayi mempunyai massa eritrosit yang lebih besar shg produksi bilirubin meningkat Vacum, forcep dll     bruising      resorbsi eritrosit  Buchan et al (1959)     bayi yg lahir dengan induksi oksitosin mengalami hemolisis, krn  oksitosin menurunkan deformitas eritrosit (ditunjukkan dengan osmotic sweeling pd eritrosit akibat efek oksitosin yang me    uptake air membran eritrosit) 41
Lanjutan faktor risiko.... Bupivacaine      tidak diketahui Larut dalam membran eritrosit       deformitas eritrosit       mempercepat dekstruksi sel. Bayi yang lahir dari ibu DM Hipoksia, plethora, keterlambatan maturasi  hepatik uptake bilirubin  Hiperbilirubinemia hanya terjadi pada macrosomic infant 42
Gilbert’t syndrom Penurunan uptake bilirubin di hepar  Diturunkan autosomal dominant Kadar serum bilirubin : Steady state : < 5 mg/dL Range : 0,8-10 mg/dL Bilirubin dalam empedu : Total bilirubin: normal Bilirubin terkonjugasi : ada (50% monoglukuronida) Aktivitas UDPG-T : 20-30% normal Klirens bilirubin : 20-30 % normal. 43
Crigler-Najjar Syndrome Defisiensi UDPG-T Uptake hepatik    normal Bilirubin serum     Steady state ; > 20 mg/dL Range : 14-50 mg/dL Bilirubin dalam empedu : Total : < 10 mg/dL Terkonjugasi : tidak ada Klirens bilirubin : sangat menurun Respon terhadap fenobarbital : Bilirubin plasma    tidak berubah Aktivitas UDPG   tidak ada Glukuronidasi :  meningkat RE halus : hipertrofi 44
Efek hiperbilirubinemia  45 Kerusakan sel neurotoksik Menghambat enzim mitokondria dan mempengaruhi sintesis DNA Memicu kerusakan untai DNA Menghambat sintesis protein dan fosforilasi Menghambat uptake tirosin     marker transmisi sinaptik Mempengaruhi signal neuroexcitatory dan konduksi syaraf Menghambat pertukaran ion dan transpor air pada sel ginjal Encefalopati pada kernicterus Edema neuronal
46
47
ETCOc Karena CO dan biliverdin diproduksi dalam jumlah yang sama        pengukuran CO dalam nafas atau darah dapat digunakan sebagai indeks degradasi heme dan produksi bilirubin invivo. ETCOc (end-tidal carbon monoxide corected for inhaled CO)   estimates of endogenous CO production 48
ETCOc (end-tidal carbon monoxide) Pengukuran produksi bilirubin dengan perkiraan nafas        membantu diagnosis hemolisis Monitoring pengobatan dengan inhibitor HO menjadi lebih baik        dapat menilai respon terapi. 49
50
51 Guidelines for phototeraphy
52 Guidelines for exchange transfusion
53
54 FUNCTIONAL DESCRIPTION The external appearance of the device BILITEST is given in Figure 1, where the device's body, the liquid-crystal display and the movable optic head are shown.  When the optic head is gently pressed against the infant's forehead it switches the device automatically from the standby mode to the measuring mode and initiates a light-emitting diode to flash inside the device. The light emitted by the light-emitting diode passes through the optic head glass, penetrates into subcutaneous tissue and scatters in it. A part of scattered light passes through the other glass of the optic head and through two corresponding interference filters and then reaches two photocells. The optic-electronic scheme analyses reflected light and displays the information on skin bilirubin content, measured in TcBI units.
55 Switching the device from the standby mode to the measuring mode as well as measuring process and indication of the result on the digital display are performed automatically during 2-3 seconds within one measuring cycle after pressing the front side of the movable optic head.
56 INDICATIONThe intended use of the BILITEST Hyperbiliruinemia Analyzer is to screen newborn infants for hyperbilirubinemia, including: to determine the degree of jaundice and to monitor its dynamics;  to identify newborn infants whose degree of hyperbilirubinmia indicates that a serum bilirubin test is (is not) necessary;  to assess the therapy efficiency.
57
58
59
60
61
62
63

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Materi iv 10 langkah tata laksana gizi buruk
Materi iv 10 langkah tata laksana gizi burukMateri iv 10 langkah tata laksana gizi buruk
Materi iv 10 langkah tata laksana gizi buruk
Joni Iswanto
 
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. bPresus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Woro Nugroho
 
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenitalAnatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
dr. Bobby Ahmad
 

Was ist angesagt? (20)

Ileus Obstruktif.pptx
Ileus Obstruktif.pptxIleus Obstruktif.pptx
Ileus Obstruktif.pptx
 
Hemoroid
HemoroidHemoroid
Hemoroid
 
Ileus obstruktif
Ileus obstruktifIleus obstruktif
Ileus obstruktif
 
Pemeriksaan faeses
Pemeriksaan faesesPemeriksaan faeses
Pemeriksaan faeses
 
Fototerapi
FototerapiFototerapi
Fototerapi
 
Balans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitBalans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolit
 
Pemeriksaan hematologi
Pemeriksaan hematologi Pemeriksaan hematologi
Pemeriksaan hematologi
 
89502392 case-report-ca-cervix
89502392 case-report-ca-cervix89502392 case-report-ca-cervix
89502392 case-report-ca-cervix
 
Sistem traktus urinarius
Sistem traktus urinariusSistem traktus urinarius
Sistem traktus urinarius
 
Ilmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit DisentriIlmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit Disentri
 
Glaukoma
Glaukoma Glaukoma
Glaukoma
 
Materi iv 10 langkah tata laksana gizi buruk
Materi iv 10 langkah tata laksana gizi burukMateri iv 10 langkah tata laksana gizi buruk
Materi iv 10 langkah tata laksana gizi buruk
 
Thalasemia Case Report
Thalasemia Case ReportThalasemia Case Report
Thalasemia Case Report
 
Abses hati
Abses hatiAbses hati
Abses hati
 
Ppt hipotiroid dan hipertiroid
Ppt hipotiroid dan hipertiroidPpt hipotiroid dan hipertiroid
Ppt hipotiroid dan hipertiroid
 
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. bPresus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
 
Aki
AkiAki
Aki
 
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenitalAnatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 

Ähnlich wie Rkk1

Ikterik neonatus
Ikterik neonatus Ikterik neonatus
Ikterik neonatus
EndahPentiannisa2
 
Menyusui bagi anak (page15)
Menyusui bagi anak (page15)Menyusui bagi anak (page15)
Menyusui bagi anak (page15)
REISA Class
 
Askep anak balita ikterus
Askep anak balita ikterusAskep anak balita ikterus
Askep anak balita ikterus
Mansur Aurel
 

Ähnlich wie Rkk1 (20)

Ikterik neonatus
Ikterik neonatus Ikterik neonatus
Ikterik neonatus
 
MI-7 hiperbilirubinemia-converted iss.pdf
MI-7 hiperbilirubinemia-converted iss.pdfMI-7 hiperbilirubinemia-converted iss.pdf
MI-7 hiperbilirubinemia-converted iss.pdf
 
Askep hyperbilirubinemia
Askep hyperbilirubinemiaAskep hyperbilirubinemia
Askep hyperbilirubinemia
 
Asuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubin
Asuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubinAsuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubin
Asuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubin
 
Menyusui bagi anak (page15)
Menyusui bagi anak (page15)Menyusui bagi anak (page15)
Menyusui bagi anak (page15)
 
Kb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemi
Kb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemiKb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemi
Kb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemi
 
TAZKIA IBU WULAN PPT HIPERBIL.pptx
TAZKIA IBU WULAN PPT HIPERBIL.pptxTAZKIA IBU WULAN PPT HIPERBIL.pptx
TAZKIA IBU WULAN PPT HIPERBIL.pptx
 
hiperbilirubinemia
hiperbilirubinemiahiperbilirubinemia
hiperbilirubinemia
 
Ikterus neonatorum
Ikterus neonatorumIkterus neonatorum
Ikterus neonatorum
 
PPT Metabolisme Bilirubin.pptx
PPT Metabolisme Bilirubin.pptxPPT Metabolisme Bilirubin.pptx
PPT Metabolisme Bilirubin.pptx
 
9. Emergensi pada Neonatus.pdf
9. Emergensi pada Neonatus.pdf9. Emergensi pada Neonatus.pdf
9. Emergensi pada Neonatus.pdf
 
9. Emergensi pada Neonatus.pdf
9. Emergensi pada Neonatus.pdf9. Emergensi pada Neonatus.pdf
9. Emergensi pada Neonatus.pdf
 
16_HYPERBILIRUBIAEMIA.ppt
16_HYPERBILIRUBIAEMIA.ppt16_HYPERBILIRUBIAEMIA.ppt
16_HYPERBILIRUBIAEMIA.ppt
 
Kb 6 asuhan ikterus dan hipoglikemi
Kb 6 asuhan ikterus dan hipoglikemiKb 6 asuhan ikterus dan hipoglikemi
Kb 6 asuhan ikterus dan hipoglikemi
 
Tgas pa dokter bainudin
Tgas pa dokter bainudinTgas pa dokter bainudin
Tgas pa dokter bainudin
 
Ikterik
IkterikIkterik
Ikterik
 
Askep anak balita ikterus
Askep anak balita ikterusAskep anak balita ikterus
Askep anak balita ikterus
 
Kernikterus
KernikterusKernikterus
Kernikterus
 
ikterik
ikterikikterik
ikterik
 
Modul 2 kulit kuning GEH
Modul 2 kulit kuning GEHModul 2 kulit kuning GEH
Modul 2 kulit kuning GEH
 

Mehr von andreei

Mehr von andreei (20)

Tibaru18
Tibaru18Tibaru18
Tibaru18
 
Tibaru17
Tibaru17Tibaru17
Tibaru17
 
Tibaru16
Tibaru16Tibaru16
Tibaru16
 
Tibaru15
Tibaru15Tibaru15
Tibaru15
 
Tibaru14
Tibaru14Tibaru14
Tibaru14
 
Tibaru13
Tibaru13Tibaru13
Tibaru13
 
Tibaru12
Tibaru12Tibaru12
Tibaru12
 
Tibaru11
Tibaru11Tibaru11
Tibaru11
 
Tibaru9
Tibaru9Tibaru9
Tibaru9
 
Tibaru11
Tibaru11Tibaru11
Tibaru11
 
Tibaru10
Tibaru10Tibaru10
Tibaru10
 
Tibaru8
Tibaru8Tibaru8
Tibaru8
 
Tibaru7
Tibaru7Tibaru7
Tibaru7
 
Refhemabaru8
Refhemabaru8Refhemabaru8
Refhemabaru8
 
Refhemabaru7
Refhemabaru7Refhemabaru7
Refhemabaru7
 
Refhemabaru6
Refhemabaru6Refhemabaru6
Refhemabaru6
 
Refhemabaru5
Refhemabaru5Refhemabaru5
Refhemabaru5
 
12
1212
12
 
12
1212
12
 
11
1111
11
 

Rkk1

  • 1. BREAST MILK JAUNDICE TINJAUAN PUSTAKA KIMIA KLINIK Senin, 29 Juni 2009 Sri Kartika Sari/Leonita Anniwati 1
  • 2. Pendahuluan (1) 2 Sering pada neonatus Akumulasi pigmen bilirubin dlm darah kulit kekuningan Jaundice Bilirubin > 5 mg/dL
  • 3. Pendahuluan (2) hiperbilirubinemia Pemberian ASI 3
  • 4. Pendahuluan (3) 4 patologis fisiologis jaundice Breast milk jaundice Berkaitan dengan ASI Breastfeeding jaundice
  • 5. Pendahuluan (4) Breast milk jaundice (tahun1963) hiperbilirubinemia tak terkonjugasi yg berkepanjangan Berkaitan dengan faktor dalam ASI yang meningkatkan sirkulasi enterohepatik bilirubin Timbul pada hari ke 4-7 Breastfeeding Timbul pada minggu pertama karena kurangnya intake ASI 5
  • 6. 6
  • 7. Metabolisme bilirubin pada neonatus Yang perlu diperhatikan : Ekskresi bilirubin ke dalam empedu butuh energi Dalam usus, bilirubin terkonjugasi tidak dapat direabsorbsi Usus bayi baru lahir : Steril Kaya β-glukuronidase ---- menghidrolisis ester bilirubin glukuronida menjadi bilirubin tak terkonjugasi 7
  • 8. Neonatal jaundice Insiden : 60-70% bayi baru lahir cukup bulan Hampir semua bayi prematur Perubahan pada bayi baru lahir : katabolisme heme dan fisiologi bilirubin intrauterin ke ekstrauterin. peningkatan produksi bilirubin penghentian mendadak aliran bilirubin tak terkonjugasi dari fetus ke ibu. 8
  • 9. Mekanisme neonatal jaundice : Peningkatan beban bilirubin pada hepatosit Penurunan uptake bilirubin Penurunan konjugasi bilirubin Kelainan ekskresi bilirubin 9
  • 10. Peningkatan beban bilirubin di hepar 10 Pe volume eritrosit Pe masa hidup eritrosit Pe bilirubin hasil eritropoisis inefektif Pe sirkulasi enterohepatik blirubin
  • 11. Penurunan uptake bilirubin 11 Penurunan ligandin
  • 12. Penurunan konjugasi bilirubin 12 Penurunan aktifitas uridine diphosphoglucuronosil transferase
  • 13. Physiologic jaundice Timbul pada hari ke 2-3 Pe bilirubin tak terkonjugasi Pe produksi bilirubin Keterbatasan sementara konjugasi bilirubin di hepar Kadar bilirubin tak terkonjugasi Bayi cukup bulan me hingga 1 mg/dL pada umur 10-14 hari Bayi premature kenaikan lebih lambat, waktunya lebih lama 13
  • 14. Jaundice yang patologis Timbul pada 24 jam pertama Pe cepat bilirubin (> 5 mg/dL/24 jam) Bilirubin total > 17 mg/dL Timbul hiperbilirubinemia berkepanjangan Pe bilirubin terkonjugasi > 2 mg/dL atau > 20% dari bilirubin total. Adanya latar belakang penyakit 14
  • 15. Efek hiperbilirubinemia Kerusakan sel Neurotoksik kernicterus Tergantung : konsentrasi dan lamanya paparan Bilirubin dapat masuk ke otak bila : Dalam bentuk bebas (tidak terikat albumin) atau tak terkonjugasi Sawar darah otak rusak 15
  • 16. Breast Milk Jaundice (BMJ) Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi yang berkepanjangan pada bayi sehat. Kadar bilirubin > 10 mg/dL 2-4 % bilirubin > 10 mg/dL hingga minggu ke-3 Grunebaum dkk 2 puncak : hari 4-5 dan hari 14-15, dan jaundice bisa nampak hingga minggu ke-12 16
  • 17. BMJ dan breastfeeding jaundice 17
  • 19. Faktor yang diduga berperan dalam BMJ : ASI mengandung inhibitor enzim hepatic glucuronyl transferase ASI me sirkulasi enterohepatik bilirubin 19
  • 20. Inhibitor enzim hepatic glucuronyl transferase dalam ASI Pregnanediol Metabolit progesterone : pregnane-3-α 20-β-diol Asam lemak bebas Akibat aktivitas lipase dalam ASI 20
  • 21. Peningkatan sirkulasi enterohepatik 21 Reabsorbsi bilirubin tak terkonjugasi dari usus Bilirubin tak terkonjugasi Beta-glukuronidase Hidrolisis pada suasana alkali Bilirubin terkonjugasi Pengeluaran mekonium lambat Usus neonatus yg masih steril Pembentukan Urobilinoid terbatas
  • 22. 22 Faktor yang diduga berhubungan dengan hiperbilirubinemia pada bayi yang mendapat ASI
  • 24. Pemeriksaan fisik Kulit bayi Status neurologi Kardiovaskular : Murmur Kelainan kongenital Abdomen : hepatosplenomegali Evaluasi tumbuh kembang : kesulitan intake kalori Jaundice > 5mg/dL Cephalocaudal : kurang akurat 24
  • 26. Dibawah ini skema pendekatan diagnosis pada neonatal jaundice. Increased indirect bilirubin Increased direct bilirubin Coombs test (-) Coombs test (+) Isoimmunization Rh ABO Other blood group hemoglobin High (polycythemia) Sepsis Intrauterine infection Toxoplasmaosis Cytomegalovirus Rubella Herpes Syphilis Severe hemolytic disease Biliary atresia Giant cell hepatitis Choledochal cyst Cystic fibrosis Galactosemia Alpha1-antitrypsin deficiency Tyrosinemia Normal or low Reticulocyte count Twin transfusion Maternal-fetal transfusion Delayed cord clumping Small for gestational age infant 26
  • 27. Lanjutan...... Reticulocyte count increased Red cell morphology Normal Enclosed hemorrhage Increased enterohepatic circulation, delayed or infrequent stooling, bowel obstruction Inadequate caloric intake Neonatal asphyxia Characteristic Sperocytosis Elliptocytosis Stomatocytosis Pyknocytosis Fragmented cells Nonspecific G6PD deficiency PK deficiency Other enzyme deficiency DIC Prolonged hyperbilirubinemia Gilbert syndrome Down syndrome Hypothyroidsm Breast-feeding Crigler-Najjar syndrome 27
  • 28. Pemeriksaan Bilirubin Fraksi bilirubin : Direk : Fraksi yang bereaksi dengan diazotized sulfanilic acid membentuk azobilirubin Bilirubin terkonjugasi Indirek Fraksi yang bereaksi dengan diazotized sulfanilic acidhanya bila ditambah dengan akselerator 28
  • 29. Metode transcutaneous bilirubin Non invasif Menggunakan spectral reflectance multi-wavelenght Berkorelasi baik dengan kadar bilirubin dalam serum (r=0,8) 29
  • 30. Metode pemeriksaan bilirubin Jendrassik-grof Penentuan bilirubin direk dan bilirubin total Prinsip : Bilirubin direk Diazotized sulfanilic acid bereaksi dengan bilirubin membentuk azobilirubin, warna yang terbentuk dibaca pada panjang gelombang 600 nm Bilirubin total Menggunakan caffeine-sodium benzoate sebagai akselerator, kemudian ditambahkan diazotized sulfanilic acid membentuk azobilirubin, dibaca pada 600 nm 30
  • 31. Lanjutan... Metode Bilirubin DPD (Lab PK) Penentuan bilirubin total Dikembangkan oleh Wahlefeld et al Akselerator : detergen Prinsip : Sampel ditambahkan detergen/HCL , kemudian reagen 2,5 dichlorophenyl diazonium tetrafluoroborate (DPD) pada suasana asam berikatan sangat cepat dengan semua bilirubin, membentuk azobilirubin 31
  • 32. Lanjutan... Direct spectrophotometric Penentuan bilirubin total pada bayi baru lahir Prinsip : Bila bilirubin ada dalam sampel, absorbans pada 454 nm sebanding dengan kadar bilirubin. Pada bayi baru lahir, serumnya tidak mengandung lipokrom (seperti karoten) yang akan mempengaruhi absorbans pada 454 nm. 32
  • 33. Lanjutan.... Pemeriksaan dalam urine carik celup Urobilinogen Prinsip : urobilinogen bereaksi dengan reagen erlich membentuk warna merah Bilirubin Prinsip : bilirubindalam urine akan bereksi dengan garam diazonium dan asam, yang menyebabkan perubahan warna merah menjadi ungu 33
  • 34. Penatalaksanaan Pemberian ASI Menghindari : kekurangan intake dan kelaparan Meminimalkan penurunan berat badan Bila bilirubin serum 20-25 mg/dL Mengganti ASI dengan susu formula selama 24-48 jam untuk mengurangi absorbsi bilirubin dalam usus 34
  • 35. Fototerapi Menggunakan panjang gelombang warna biru Mengubah bilirubin tak terkonjugasi menjadi kurang toksik dan larut dalam air. Menurunkan bilirubin serum 1-2 mg/dL hingga 2-3 mg/dL dalam 4-6 jam. 2 macam cara : konvensional dan bili blanket Fototerapi dihentikan bila bilirubin serum kurang dari 15 mg/dL Bila tidak berhasil dilakukan exchange transfusion 35
  • 36. Exchange tranfusion Indikasi : Fototerapi tidak efektif Potensial terjadi ensefalopati Fenobarbital Me ligandin, sehingga menambah binding site bilirubin Me konjugasi dan ekskresi bilirubin 36
  • 38. Metabolisme bilirubin pada neonatus 38 Bilirubin tak terkonjugasi terikat kuat dengan albumin dlm plasma Uptake terjadi di permukaan hepatosit Bilirubin dlm hepatosit diikat oleh ligandin (protein Y dan Z)) Ikatan ini untuk mencegah bilirubin kembali ke sirkulasi Bilirubin ditranspor ke RE halus utk konjugasi oleh enzim UDPG-T Bilirubin monoglukuronida Enzim transferase pada membran hepatosit Bilirubin diglukuronida Ekskresi butuh energi bile
  • 39. Lanjutan... 39 Bilirubin terkonjugasi Usus Β-glukuronidase Bilirubin terkonjugasi Bilirubin tak terkonjugasi Direduksi oleh bakteri pada orang dewasa Pada bayi baru lahir msh steril Direabsorbsi kembali masuk ke sirkulasi sterkobilin Masuk ke hepar (enterohepatik)
  • 40. 40
  • 41. Faktor risiko hiperbilirubinemia Delayed cord clamping krn bayi mempunyai massa eritrosit yang lebih besar shg produksi bilirubin meningkat Vacum, forcep dll bruising resorbsi eritrosit Buchan et al (1959) bayi yg lahir dengan induksi oksitosin mengalami hemolisis, krn oksitosin menurunkan deformitas eritrosit (ditunjukkan dengan osmotic sweeling pd eritrosit akibat efek oksitosin yang me uptake air membran eritrosit) 41
  • 42. Lanjutan faktor risiko.... Bupivacaine tidak diketahui Larut dalam membran eritrosit deformitas eritrosit mempercepat dekstruksi sel. Bayi yang lahir dari ibu DM Hipoksia, plethora, keterlambatan maturasi hepatik uptake bilirubin Hiperbilirubinemia hanya terjadi pada macrosomic infant 42
  • 43. Gilbert’t syndrom Penurunan uptake bilirubin di hepar Diturunkan autosomal dominant Kadar serum bilirubin : Steady state : < 5 mg/dL Range : 0,8-10 mg/dL Bilirubin dalam empedu : Total bilirubin: normal Bilirubin terkonjugasi : ada (50% monoglukuronida) Aktivitas UDPG-T : 20-30% normal Klirens bilirubin : 20-30 % normal. 43
  • 44. Crigler-Najjar Syndrome Defisiensi UDPG-T Uptake hepatik normal Bilirubin serum Steady state ; > 20 mg/dL Range : 14-50 mg/dL Bilirubin dalam empedu : Total : < 10 mg/dL Terkonjugasi : tidak ada Klirens bilirubin : sangat menurun Respon terhadap fenobarbital : Bilirubin plasma tidak berubah Aktivitas UDPG tidak ada Glukuronidasi : meningkat RE halus : hipertrofi 44
  • 45. Efek hiperbilirubinemia 45 Kerusakan sel neurotoksik Menghambat enzim mitokondria dan mempengaruhi sintesis DNA Memicu kerusakan untai DNA Menghambat sintesis protein dan fosforilasi Menghambat uptake tirosin marker transmisi sinaptik Mempengaruhi signal neuroexcitatory dan konduksi syaraf Menghambat pertukaran ion dan transpor air pada sel ginjal Encefalopati pada kernicterus Edema neuronal
  • 46. 46
  • 47. 47
  • 48. ETCOc Karena CO dan biliverdin diproduksi dalam jumlah yang sama pengukuran CO dalam nafas atau darah dapat digunakan sebagai indeks degradasi heme dan produksi bilirubin invivo. ETCOc (end-tidal carbon monoxide corected for inhaled CO) estimates of endogenous CO production 48
  • 49. ETCOc (end-tidal carbon monoxide) Pengukuran produksi bilirubin dengan perkiraan nafas membantu diagnosis hemolisis Monitoring pengobatan dengan inhibitor HO menjadi lebih baik dapat menilai respon terapi. 49
  • 50. 50
  • 51. 51 Guidelines for phototeraphy
  • 52. 52 Guidelines for exchange transfusion
  • 53. 53
  • 54. 54 FUNCTIONAL DESCRIPTION The external appearance of the device BILITEST is given in Figure 1, where the device's body, the liquid-crystal display and the movable optic head are shown. When the optic head is gently pressed against the infant's forehead it switches the device automatically from the standby mode to the measuring mode and initiates a light-emitting diode to flash inside the device. The light emitted by the light-emitting diode passes through the optic head glass, penetrates into subcutaneous tissue and scatters in it. A part of scattered light passes through the other glass of the optic head and through two corresponding interference filters and then reaches two photocells. The optic-electronic scheme analyses reflected light and displays the information on skin bilirubin content, measured in TcBI units.
  • 55. 55 Switching the device from the standby mode to the measuring mode as well as measuring process and indication of the result on the digital display are performed automatically during 2-3 seconds within one measuring cycle after pressing the front side of the movable optic head.
  • 56. 56 INDICATIONThe intended use of the BILITEST Hyperbiliruinemia Analyzer is to screen newborn infants for hyperbilirubinemia, including: to determine the degree of jaundice and to monitor its dynamics; to identify newborn infants whose degree of hyperbilirubinmia indicates that a serum bilirubin test is (is not) necessary; to assess the therapy efficiency.
  • 57. 57
  • 58. 58
  • 59. 59
  • 60. 60
  • 61. 61
  • 62. 62
  • 63. 63