SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 28
PAPER KEWIRAUSAHAAN
“Komunikasi Dan Model Kepemimpinan”
Quis 6
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA, MPM
Disusun oleh:
Andita Oktavia
41118110133
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2019
PENDAHULUAN
Setiap pemimpin memiliki keinginan untuk membangun dan mengembangkan organisasi
yang dipimpinnya agar dapat bersaing dengan organisasi yang lain. Keberhasilan seorang
pemimpin sangat tergantung dengan kemampuannya dalam memimpin orang-orang disekitarnya,
karena keberhasilan organisasi diukur dari sumber daya manusianya.
Seorang pemimpin haruslah memiliki sifat menyayangi, perhatian, dan melayani terhadap apa
yang dipimpinnya. Itu diukur dari bentuk kepeduliannya terhadap kebutuhan, keinginan, impian
dan harapan orang-orang yang dipimpinnya.
Di dalam kepemimpinannya seorang pemimpin haruslah memiliki komunikasi yang baik
dalam memberikan tugas atau arahan kepada bawahannya, agar bawahan tidak merasa seperti
diperintah, dan merasa senang diperlakukan atasannya. Dan karena kesenangan yang dirasakan
bawahan akan berdampak pada pekerjaannya, ia akan lebih bisa meningkatkan efektifitas
kerjanya.
Pemimpin memiliki kedudukan yang sangat penting, karenanya siapa saja yang menjadi
pemimpin tidak boleh dan jangan sampai menyalahgunakan kepemimpinannnya untuk hal-hal
yang tidak benar. Dalam makalah ini akan dijelaskan gaya-gaya pemimpin yang baik dan yang
tidak baik dalam organisasi dan cara komunikasi atasan kepada bawahan.
PEMBAHASAN
Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi dalam Organisasi
A. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi,
memtivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, memengaruhi untuk memperbaiki
kelompok dan budayanya.1Beberapa pengertian kepemimpinan menurut beberapa ahli:
1. Koontz & O’Donnel, mendefenisikan kepemimpinan sebagai proses memengaruhi
sekelompok orang sehingga mau bekerja dengan sungguh-sungguh untuk meraih tujuan
kelompoknya.
2. George R. Terry, kepemimpinan adalah kegiatan memengaruhi orang-orang untuk bersedia
berusaha mencapai tujuan bersama.
3. Robbins, kepemimpinan adalah kemampuan untuk memengaruhi suatu kelompok untuk
mencapai tujuan.
4. John Piffner, kepemimpinan merupakan suatu seni dalam mengkoordinasikan dan
mengarahkan individu atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki.
5. Slamet Sentosa, mendefenisikan kepemimpinan adalah usaha untuk memengaruhi anggota
kelompok agar mereka bersedia menyumbangkan kemampuannya lebih banyak dalam mencapai
tujuan kelompok yang telah disepakati.2
Dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk memengaruhi
perilaku seseorang atau sekelompok orang agar bersedia menyumbangkan kemampuannya lebih
banyak untuk mencapai tujuan bersama. Setiap pemimpin memiliki perilaku yang berbeda dalam
memimpin para pengikutnya. Perilaku para pemimpin secara singkat disebut gaya kepemimpinan
(leadership style). Gaya kepemimpinan merupakan suatu cara memimpin untuk memengaruhi
bawahannya yang dinyatakan dalam bentuk pola tingah laku atau kepribadian.
B. Teori Kepemimpinan
Enam teori pengklasifikasian gaya kepemimpinan yang paling populer adalah:
1. Teori Kisi Kepemimpinan atau Kisi Manajerial (Blake dan Mouton)
Kisi ini berasal dari hal-hal yang mendasari perhatian manajer, perhatiannya pada tugas
atau pada hal-hal yang telah direncanakan untuk diselesaikan oleh organisasi, dan perhatian
kepada orang-orang dan unsur-unsur organisasi yang mempengaruhi mereka. Ada lima jenis
gaya ekstrem yang dikemukakan model kisi ini:
a. Gaya pengalah, ditandai oleh kurangnya perhatian pemimpin terhadap produksi. Pemimpin
dengan gaya ini cenderung menerima keputusan orang lain, menyetujui pendapat, sikap dan
gagasan-gagasan orang lain, serta menghindari sikap memihak dan jarang terlibat bila ada
konflik.
b. Gaya pemimpin pertengahan, ditandai oleh perhatian yang seimbang terhadap produksi dan
manusia. Pemimpin dengan gaya ini selalu mencari cara-cara yang dapat berguna untuk
memecahkan masalah, dan berusaha mempertahankan agar keadaan tetap baik.
c. Gaya tim, ditandai oleh perhatian yang tinggi terhadap tugas dan manusia. Pemimpin tim,
amat menghargai keputusan yang logis dan kreatif sebagai hasil dari pengertian dan kesepakatan
anggota organisasi. Bila terjadi konflik, pemimpin tim mencoba memeriksa alasan timbulnya
perbedaan dan penyebabnya.
d. Gaya santai, ditandai oleh rendahnya perhatian terhadap tugas dan perhatian yang tinggi
terhadap manusia. Pemimpin ini menghindari terjadinya konflik, dan ia selalu bersikap hangat
dan ramah. Ia lebih bersikap menolong daripada memimpin
e. Gaya kerja, ditandai oleh perhatian yang tinggi terhadap pelaksanaan kerja tetapi amat
kurang memperhatikan manusianya. Ia mementingkan agar pelaksanaan dan penyelesaian
pekerjaan terselesaikan dengan efesien. Ia cenderung mempertahankan gagasannya dan berkeras
pada pendiriannya.3
2. Teori 3-D (Reddin)
Reddin membuat teori berdasarkan pada kisi tugas yag dikemukakan Blake dan Mouton
dengan menambahkan dimensi ketiga, yaitu efektifitas. Ketiga dimensi itu didefenisikan sebagai
berikut:
- Orientasi kerja; tingkat pengarahan manajer atas usaha bawahan untuk mencapai tujuan
- Orientasi hubungan; tingkat hubungan pribadi antara manajer dengan bawahan, ditandai
oleh adanya saling mempercayai, menghormati gagasan dan memperhatikan perasaan bawahan
- Kefektifan; tingkat persyaratan produksi yang dicapai manajer yang telah ditetapkan.
Kisi 3-D menghasilkan delapan gaya manajer atau kepemimpinan. Empat gaya termasuk gaya
yang efektif dan empat gaya yang lainnya kurang efektif.4
Empat gaya yang efektif terdiri dari yaitu:
- Eksekutif, gaya ini mempunyai perhatian yang banyak terhadap tugas-tugas pekerjaan dan
hubungan kerja.
- Pecinta pengembangan, gaya ini mempunyai perhatian yang penuh terhadap hubungan kerja,
sedangkan perhatian terhadap tugas-tugas pekerjaan minim.
- Otokratis yang baik, gaya ini menekankan perhatian yang maksimum terhadap pekerjaan
dan perhatian terhadap hubungan kerja sangat minim sekali, tetapi berusaha agar menjaga
perasaan bawahannya.
- Gaya birokrat, gaya ini menaruh perhatian pada aturan-aturan prosedur demi kepentingan
sendiri, sedangkan perhatian terhadap tugas-tugas pekerjaan minim, dan perhatian terhadap
hubungan kerjanya juga lemah.5
Sedangkan empat gaya yang kurang efektif yaitu:
- Pencari kompromi; tugas berat, hubungan kuat, muncul sebagai pembuat keputusan yang
buruk dan membiarkan tekanan amat mempengaruhinya, suka meminimalkan tekanan dan
masalah
- Otokrat; tugas berat, hubungan lemah, tidak mempunyai kepercayaan kepada orang lain,
hanya tertarik pada tugas-tugas langsung
- Pembawa misi; tugas ringan, hubungan kuat, lebih tertarik kepada manusia sebagai pribadi
- Penyendiri; tugas ringan, hubungan lemah, tidak terlibat dan pasif.6
3. Teori Kepemimpinan Situasional (Hersey dan Blanchard)
Gaya kepemimpinan situasional ini mirip dengan model Reddin. Faktor yang
menentukan efektifitas menurut mereka adalah “kesiapan anak-anak buah”. Kesiapan ini
didefenisikan sebagai kesediaan dan kemampuan seseorang untuk bertanggung jawab. Pemimpin
atau manajer harus menyesuaikan responnya menurut kondisi atau tingkat perkembangan
kematangan, kemampuan, dan minat karyawan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Dalam hal
ini, respons seorang manajer dala perilaku kepemimpinan memberikan sejumlah pengarahan dan
dukungan yang bersifat sosiemosional. Sementara tiu, manajer harus menyesuaikan tingkat
kematangan karyawan.7
Untuk membuat penilaian yang cepat, ada empat gaya kepemimpinan situasional yang
dapat dikemukakan:
a. Gaya 1: memberitahu (telling). Gaya ini ditandai oleh komunikasi satu arah, disini
pemimpin menentukan peranan anak-anak buah dan cara mengerjakan tugasnya.
b. Gaya 2: mempromosikan (selling). Gaya ini ditandai oleh usaha melalui komunikasi dua
arah, dan pemimpin menyediakan dukungan sosioemosional supaya anak buah turut bertanggung
jawab dalam pengambilan keputusan.
c. Gaya 3: berpartisipasi (participating). Gaya ini ditandai oleh pemimpin dan anak buah yang
bersama-sama terlibat dalam pembuatan keputusan melalui komunikasi dua arah yang
sebenarnya.
d. Gaya 4: mewakilkan (delegating). Gaya ini ditandai oleh pemimpin yang membiarkan anak
buahnya bertanggung jawab atas keputusan-keputusan mereka.8
4. Teori Empat Sistem (Likert)
Likert menemukan empat gaya atau sistem manajerial:
a. Penguasa mutlak. Gaya ini menunjukkan bahwa pimpinan memberi bimbingan sepenuhnya
dan pengawasan ketat pada pegawai dengan anggapan bahwa cara terbaik untuk memotivasi
pegawai adalah dengan memberi rasa takut, ancaman, dan hukuman. Interaksi antara atasan-
bawahan amat sedikit.
b. Penguasa semi-mutlak. Gaya ini pada dasarnya bersifat otoritarian, tetapi mendorong
komunikasi ke atas untuk ikut berpendapat maupun mengemukakan keluhan bawahan.
Komunikasi yang terjadi jarang dan bersifat bebas dan terus terang .
c. Penasihat. Gaya ini melibatkan interaksi yang cukup sering antara atasan dan bawahan
dalam organisasi. Manajer menaruh kepercayaan besar, meskipun tidak mutlak, dan keyakinan
kepada pegawai.
d. Pengajak serta. Gaya ini amat sportif. Informasi berjalan ke segala arah, dan pengendalian
dijalankan di setiap tingkatan. Orang berkomunikasi dengan bebas, terbuka dan berterus terang.
5. Teori Kontinum (Tannenbaum dan Schmidt)
Tannenbaum dan Schmidt mengemukakan tujuh butir perilaku pada suatu kontinum:
a. Manajer membuat keputusan dan mengumumkannya
b. Manajer membuat keputusan dan menawarkannya
c. Manajer mengumumkan keputusannya dan memberi kesempatan untuk mempertanyakannya
d. Manajer mengemukakan keputusan sementara, yang masih dapat diubah
e. Manajer menentukan beberapa batasan dan meminta bawahan untuk membuat keputusan
f. Manajer mengizinkan bawahan membuat keputusan.
Gaya kepemimpinan Kontinum yang dikembangkan pertama kali oleh Robert
Tannenbaum dan Warrent Schmidt memiliki dua bidang pengaruh yang ekstrem, yaitu:
- Bidang pengaruh pimpinan (pemimpin lebih menggunakan otoritas)
- Bidang pengaruh kebebasan bawahan (pemimpin lebih menekankan gaya demokratis)
6. Teori Kebergantungan (Fiedler)
Fiedler mengembangkan teori gaya kepemimpinan berdasarkan pada konsep
kebergantungan. Menurut teori kebenrgantungan, kefektifan pemimpin bergantung pada
hubungan-hubungan dalam gaya kepemimpinannya, juga dituasi tertentu yang dihadapinya.
Karakteristik suatu situasi kepemimpinan yang paling penting adalah:
- Relasi pemimpin anggota, yang baik terjadi bila anggota menyukai, mempercayai, dan
menghargai pemimpin
- Struktur tugas, menyatakan sejauh mana cara-cara melakukan pekerjaan diterangkan secara
terperinci tahap demi tahap
- Kekuasaan jabatan pemimpin didefenisikan sebagai tingkat hukuman, penghargaan,
kenaikan pangkat, disiplin atau teguran yang dapat diberikan pemimpin kepada anggotanya.
- Efektifitas pemimpin ditentukan oleh kesesuaian antara gaya kepemimpinan (tugas dan
hubungan) dengan keharmonisan situasinya. Penelitian pada model kebergantungan
menunjukkan bahwa:
- Pemimpin bermotivasi tugas lebih efektif dalam situasi yang amat harmonis dan dalam
situasi yang amat tidak harmonis
- Pemimpin bermotivasi hubungan lebih efektif dalam situasi yang cukup harmonis.
C. Gaya Kepemimpinan
Gaya artinya sikap, gerakan, tingkah laku, sikap yang elok, gerak gerik yang bagus,
kekuatan, kesanggupan untuk berbuat baik. Sedangkan gaya kepemimpinan adalah sekumpulan
ciri yang digunakan pimpinan untuk memengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau
dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang disukai
dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin.
Gaya kepemimpinan adalah pola menyeluruh dari tindakan seorang pemimpin, baik yang
tampak maupun yang tidak tampak oleh bawahannya. Artinya gaya kepemimpinan adalah
perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, keterampilan, sifat, sikap yang sering
diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba memengaruhi kinerja bawahannya.9 Gaya
kepemimpinan terbaik bersyarat adalah gaya pemimpin yang menggunakan kombinasi perilaku
komunikatif yang berbeda ketika menanggapi keadaan sekelilingnya; dalam keadaan tersebut
pemimpin berusaha membantu yang lainnya untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Gaya kepemimpinan sejatinya ada tiga bentuk, yaitu:
1. Otoriter (Authoritarian Leadership)
Kekuasaan otoriter adalah gaya kepemimpinan yang berdasarkan pada kekuasaan yang
mutlak dan penuh. Artinya segala ketentuan dan keputusan berada di tangan si pemimpin.
Pemimpin dengan gaya ini membuat keputusan sendiri. Ia memikul tanggung jawab dan
.
wewenang penuh. Pengawasan bersifat ketat, langsung dan tepat. Keputusan dipaksakan, dan
bila ada komunikasi, maka hanya bersifat top down (atas-bawah), bawahan ditekan, karena itu
menjadi takut dan tidak leluasa dalam berprakarsa.
2. Demokratis (Democratic Leadership)
Yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya atau cara memimpin
yang demokratis, dan bukan karena dipilihnya si pemimpin secara demokratis. Gaya yang
demokratis seperti ini misalnya saja si pemimpin memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada
para bawahan dan pengikutnya untuk mengemukakan pendapatnya, saran dan kritikannya dan
selalu berpegang pada nilai-nilai demokrasi pada umumnya.
Pemimpin dengan gaya ini berkonsultasi dengan kelompok mengenai masalah yang
menarik perhatian mereka. Bawahan berpartisipasi dalam menetapkan sasaran dan memecahkan
masalah. Pemimpin gaya ini menciptakan situasi dimana individu dapat belajar, mampu
memantau kinerja sendiri, mengakui bawahan untuk menentukan sasaran yang menantang,
menyediakan kesempatan untuk meningkatkan metode kerja dan pertumbuhan pekerjaan serta
mengakui pencapaian dan membantu pegawai belajar dari kesalahan.
3. Kepemimpinan Bebas (Laisez Faire Leadership)
Dalam kepemimpinan jenis ini, sang pemimpin biasanya menunjukkan suatu gaya dan
perilaku yang pasif dan juga sering kali menghindari dirinya dari tanggung jawab. Dalam
praktiknya, si pemimpin hanya menyerahkan dan menyediakan instrumen dan sumber-sumber
yang diperlukan oleh anak buahnya untuk melaksanakan suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan pimpinan. Pimpinan yang memiliki gaya ini tidak memberikan motivasi,
pengarahan dan petunjuk, dan segala pekerjaan diserahkan kepada anak buahnya.
4. Kepemimpinan Paternalistik
Tipe paternalistik adalah gaya kepemimpinan yang bersifat kebapakan. Pemimpin selalu
memberikan perlindungan kepada para bawahan dalam batas-batas kewajaran. Pemimpin ini
ditandai dengan bertindak sebagai seorang bapak, memperlakukan bawahan sebagai orang yang
belum dewasa, memberikan perlindungan kepada para bawahan yang kadang-kadang berlebihan,
bahkan tidak pernah meminta saran, serta pimpinan menganggap dirinya yang paling mengetahui
segala macam persoalan.
5. Kepemimpinan Militeristik
Kepemimpinan militeristik memiliki ciri antara lain: (1) dalam komunikasi lebih banyak
mempergunakan saluran formal, (2) dalam menggerakkan bawahan dengan sistem
komando/perintah, baik secara lisan maupun tulisan, (3) segala sesuatu bersifat formal, (4)
disiplin tinggi, kadang-kadang bersifat kaku, (5) komunikasi berlangsung satu arah, bawahan
tidak diberikan kesempatan memberikan pendapat, (6) pimpinan menghendaki bawahan patuh
terhadap semua perintah yang diberikannya.10
D. Komunikasi Dalam Organisasi
Komunikasi adalah usaha mendorong orang lain menginterprestasikan pendapat seperti
apa yang dikehendaki oleh orang yang mempunyai pendapat tersebut. Komunikasi senantiasa
muncul dalam proses organisasi. Barry Cushway dan Derek Lodge menggambarkan fungsi
komunikasi dalam organisasi sebagai pembentuk. Komunikasi mempunyai andil membentuk
atau membangun iklim organisasi juga berdampak pada membangun budaya budaya organisasi,
yaitu nilai dan kepercayaan yang menjadi titik pusat organisasi. Tujuan komunikasi dalam proses
organisasi tidak lain dalam rangka membentuk saling pengertian.11
Deddy Mulyana, Ph.d mengemukakan lingkup kajian komunikasi organisasi sebagai
berikut:
- Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal,
dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar dari pada komunikasi kelompok.
- Komunikasi organisasi seringkali juga komunikasi diadik, komunikasi antar-pribadi dan
ada kalanya juga komunikasi publik.12
.
Organisasi adalah suatu kumpulan atau sistem individual yang berhirearki secara jenjang
dan memiliki sistem pembagian tugas untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi memiliki suatu
jenjang jabatan atau kedudukan yang menginginkan semua individu dalam organisasi tersebut
memiliki perbedaan posisi yang sangat jelas dan masing-masing memiliki tanggung terhadap
posisinya tersebut. Dengan demikian, komunikasi organisasi adalah komunikasi antarmanusia
yang terjadi dalam konteks organisasi di mana terjadi jaringan-jaringan pesan satu sama lain
yang saling bergantungan satu sama lain.13
Pada dasarnya komunikasi di dalam organisasi terbagi kepada tiga bentuk, yaitu:
1. Komunikasi Vertikal
Bentuk komunikasi ini merupakan bentuk komunikasi yang terjadi dari atas ke bawah
dan sebaliknya. Artinya komunikasi yang disampaikan pimpinan kepada bawahan, dan dari
bawahan kepada pimpinan secara timbal balik.
a. Fungsi komunikasi ke bawah digunakan pimpinan untuk:
- Melaksanakan kebijakan, prosedur kerja, peraturan, instruksi, mengenai pelaksanaan
kerja bawahan
- Menyampaikan pengarahan doktrinasi, evaluasi, teguran
- Memberikan informasi mengenai tujuan organisasi, kebijakan orgnanisasi, insentif
b. Fungsi komunikasi ke atas digunakan bawahan untuk:
- Memberikan pengertian mengenai laporan presentasi kerja, saran, usulan, opini,
permohonan bantuan dan keluhan
- Memperoleh informasi dari bawahan mengenai kegiatn dan pelaksanaan pekerjaan
bawahan dari tingkat yang lebih rendah.
2. Komunikasi Horizontal
Bentuk komunikasi secara mendatar, di antara sesama staf dan sebagainya. Komunikasi
horizontal sering kali bersifat tidak formal. Fungsi komunikasi horizontal ini digunkana oleh dua
pihak yang mempunyai level yang sama. Komunikasi ini berlangsung dengan cara tatap muka,
melalui media elektronik seperti telepon, atau melalui pesan tertulis.
3. Komunikasi Diagonal
Bentuk komunikasi ini sering juga disebut komunikasi silang. Berlangsung dari
seseorang kepada orang lain dalam posisi yang berbeda. Dalam arti pihak yang satu tidak berada
pada jalur struktur yang lain. Fungsi komunikasi ini digunakan oleh dua pihak yang mempunyai
level berbeda tetapi tidak mempunyai wewenang langsung kepada pihak lain.14
Fungsi Komunikasi dalam Organisasi
a. Fungsi Informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem proses informasi yang seluruh anggota
dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, baik, dan tepat
waktu. Karyawan membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaannya, di samping itu
juga informasi tentang jaminan, keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti, dan
sebagainya.
b. Fungsi Regulatif
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu
organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi
regulatif ini. Pertama, atasan atau orang-orang yang berada dalam tatanan manajemen, yaitu
mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan.
Kedua, berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja.
Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh untuk
dilaksanakan.
c. Fungsi Persuasif
Banyak pimpinan yang lebih suka untuk memersuasi bawahannya daripada memberi
perintah. Sebab, pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan
kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan
kewenangannya.
d. Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan
dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Pelaksanaan aktivitas ini akan
menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap
organisasi.15
Kesimpulan
Kepemimpinan adalah proses seseorang dalam mempengaruhi bawahan agar bawahan
mau mengikuti perintahnya. Gaya kepemimpinan adalah sikap atau tingkah laku seorang
pemimpin dalam memimpin dan mengarahkan bawahannya.
Gaya kepemimpinan yang baik adalah gaya kepemimpinan yang bisa mengendalikan
bawahannya dengan menyesuaikan dengan situasi yang ada. Gaya kepemimpinan yang efektif
menurut kami adalah gaya kepemimpinan demokratis dimana pemimpin meminta bawahan
untuk ikut berpartisipasi dan berperan dalam pengambilan keputusan.
Komunikasi sangat berperan dalam organisasi. Karena semua pekerjaan dan aktivitas
menggunakan komunikasi. Jadi, hendaknya dalam organisasi, seorang pemimpin yang baik,
hendaknya menggunakan fungsi komunikasi yaitu persuasif, yaitu seorang pemimpin yang bisa
mempengaruhi karyawannya agar mau bekerja dengan sukarela, melaksanakan tugasnya dengan
perasaan senang karena pimpinan memintanya dengan hormat. Hal itu akan mempengaruhi
psikologis karyawan, membuatkaryawan bekerja dengan optimal untuk bisa membantu
atasannya.
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2006).
Don F.Faules dan R. Wayne Peace, Komunikasi Organisasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2010).
Panuju, Redi, Komunikasi Organisasi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001).
Deddy Mulyadi dan Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2012).
Rivai, Veithzal, dkk., Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Organisasi, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2014).
PAPER KEWIRAUSAHAAN
“Implementasi Komunikasi Dan Model Kepemimpinan”
Forum 6
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA, MPM
Disusun oleh:
Andita Oktavia
41118110133
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2019
PENDAHULUAN
Komunikasi merupakan salah satu faktor yang penting dalam menjalankan proses
administrasi dan interaksi antar elemen pada suatu organisasi atau lembaga,baik internal maupun
eksternal. Tanpa adanya jalinan komunikasi yang baik dan benar besar kemungkinan semua
proses di dalam organisasi/lembaga tersebut tidak akan dapat berjalan dengan maksimal dan
sesuai dengan yang telah direncanakan. .Kemampuan komunikasi yang baik akan sangat
membantu semua proses yang ada dalam suatu organisasi/lembaga.
Agar dapat menjalankan kepemimpinannya, seoorang pimpinan setidaknya harus memiliki
kompetensi dasar, yakni 1) mengdiagnosis, 2) mengadaptasi, dan 3)
mengkomunikasikan. Kemampuan diagnosis merupakan kemampuan kognitif yang dapat
memahami stuasi saat sekarang dan apa yang di harapkan pada masa yang akan
datang. Kompetensi mengadaptasi adalah kemampuan seseorang menyesuaikan prilakunya
dengan lingkungannya. Sedangkan kompetensi mengkomunikasikan terkait dengan kemampuan
seseorang dalam menyampaikan pesan-pesannya agar dapat dipahami orang lain dengan baik
dan jelas.
Terkait dengan kepemimpinan maka komunikasi yang baik sangatlah penting dimiliki
oleh seorang pemimpin karena berkaitan dengan tugasnya untuk mempengaruhi, membimbing,
mengarahkan, mendorong anggota untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai tujuan
yang telah ditetapkan serta mencapai efektifitas dalam kepemimpinan, perencanaan,
pengendalian, koordinasi, latihan ,manejemen konflik serta proses-proses organisasi lainnya.
Lalu bagaimana mungkin komunikasi bisa berjalan dengan baik jika seorang pemimpin tidak
memberikan kenyamanan, malahan yang ada adalah ketakutan bagi bawahannya dalam
menyampaikan informasi kepadanya.
Untuk menjawab masalah diatas maka penulis akan membahas beberapa aspek antara
lan tentang peran komunikasi dalam kepemimpinan. Pembahasan ini akan mencakup beberapa
aspek antara lain Bagaiman konsep kepemimpinan yang baik ?, Apa saja fungsi komunikasi
kepemimpinan ?, Apa hambatan hambatan yang terjadi dalam komunikasi kepemimpinan dan
Apa urgensi komunikasi organisasi bagi pemimpin?.
Konsep Komunikasi Kepemimpinan
Pengertian komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin communis atau dalam
bahasa inggrisnya common berarti sama. Apabila kita berkomunikasi berarti kita dalam keadaan
berusaha untuk menimbulkan suatu persamaan dalam hal sikap dengan seseorang. Jadi
pengertian komunikasi secara harfiah adalah proses menghubungi atau mengadakan
perhubungan.
Ahli komunikasi mengatakan bahwa “communication is the process of sending and reciving
symbols with attach meaning”. Artinya bahwa komunikasi sebagian kegiatan penyampaian
informasi dan pengertian dengan menggunakan tanda-tanda yang sama. Communication is the
evoking of a shered or common meaning in another person. (Nelson & Quick, 2006 :
250). Komunikasi adalah untuk membangkitkan pengertian bersama kepada orang lain.
Demikian juga Jennifer M. George (2006 : 437) mendefinisikan bahwa komunikasi adalah
membagi informasi antara dua orang atau lebih atau kelompok untuk mencapai pemahaman
bersama, (Comunication the shering of information between two or more individuals or group to
reach a common understanding).
Bermkomunikasi merupakan suatu kebutuhan hidup manusia. Dengan berkomunikasi manusia
akan dapat berhubungan antara satu dengan yang lain, sehingga kehidupan manusia akan
bermakna. Disisi lain ada sejumlah kebutuhan dalam diri manusia itu hanya dapat dipenuhi
melalau komunikasi dengan sesama. Makin banyak manusia itu melakukan aktivitas komunikasi
antara satu dengan yang lainnya, akan semakin banyak informasi yang didapatnya dan semakin
besar peluang keberhasilan seseorang itu dalam kehidupannya.
Dalam komunikasi diperlukan sedikitnya tiga unsur yaitu sumber (source), berita atau pesan
(message), dan sasaran (destination). Sumber dapat berupa individu atau organisasi komunikasi.
Berita atau pesan dapat berupa tulisan, gelombang suara atau komunikasi arus listrik, lambaian
tangan, bendera berkibar, atau benda lain yangmempunyai arti. Sasaran dapat berupa seorang
pendengar, penonton, pembaca,anggota dari kelompok diskusi, mahasiswa, dan lain-lain.
Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara
unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Komunikasi
organisasi adalah proses penciptaan makna atas interaksi yang menciptakan, memelihara, dan
mengubah organisasi. Struktur organisasi cenderung mempengaruhi komunikasi, dengan
demikian komunikasi dari bawahan kepada pimpinan sangat berbeda dengan komunikasi antar
sesamanya
Di dalam sebuah organisasi pemimpin adalah sebagai komunikator. Pemimpin yang efektif pada
umumnya memiliki kemampuan komunikasi yang efektif, sehingga sedikit banyak akan mampu
merangsang partisipasi orang-orang yang dipimpinnya. Dia juga harus piawai dalam melakukan
komunikasi baik komunikasi verbal maupun non verbal. Komunikasi verbal yang baik dapat
dilakukan dengan menggunakan tutur kata yang ramah, sopan,dan lembut. Komunikasi non
verbal dapat dilakukan dengan mengkomunikasikan konsep-konsep yang abstrak misalnya
kebenaran, keadilan, etika, dan agama secara non verbal misal menggunakan bahasa tubuh.
Fungsi Komunikasi Kepemimpinan
Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersial maupun sosial, komunikasi dalam
organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan empat fungsi, yaitu:
1. Fungsi informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi (information-processing
system). Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh
informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan
setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti, informasi pada
dasarnya dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu
organisasi. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat
suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi.
Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi tentang jaminan keamanan, jaminan
sosial dan kesehatan, izin cuti dan sebagainya.
2. Fungsi Regulatif
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi.
Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini,
yaitu:
 Atasan atau orang-orang yang berada dalam tataran manajemen yaitu mereka yang memiliki
kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Disamping itu
mereka juga mempunyai kewenangan untuk memberikan instruksi atau perintah, sehingga
dalam struktur organisasi kemungkinan mereka ditempatkan pada lapis atas (position of
authority) supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya.
 Berkaitan dengan pesan atau message. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada
kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan-peraturan tentang pekerjaan yang
boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
3. Fungsi Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil
sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka
untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan
secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau
pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
4. Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat
dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi formal seperti
penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, buletin) dan laporan kemajuan
oraganisasi; juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan antarpribadi selama masa
istirahat kerja, pertandingan olahraga ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini
akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan
terhadap organisasi.
Bagaimana perilaku orang-orang dalam suatu organisasi ketika mereka melaksanakan tindak
berbagi informasi dan gagasan. Untuk itu kita perlu memahami style atau gaya seseorang ketika
ia berkomunikasi. Gaya komunikasi (communication style) didefinisikan sebagai seperangkat
perilaku antarpribadi yang terspesialisasi yang digunakan dalam suatu situasi tertentu (a
specialized set of interpersonal behaviors that are used in a given situation). Masing-masing
gaya komunikasi terdiri dari sekumpulan perilaku komunikasi yang dipakai untuk mendapatkan
respon atau tanggapan tertentu dalam situasi yang tertentu pula. Kesesuaian dari satu gaya
komunikasi yang digunakan, bergantung pada maksud dari pengirim (sender) dan harapan dari
penerima (receiver).
Gaya Komunikasi Kepemimpinan
Gaya komunikasi mengendalikan (dalam bahasa Inggris: The Controlling Style) ditandai dengan
adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran
dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan
nama komunikator satu arah atau one-way communications. Gaya komunikasi ini dapat dibagi
atas beberapa bagian antara lain :
1. The Controlling style
Gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, ditandai dengan adanya satu kehendak atau
maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang
lain. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator
satu arah atau one-way communications.
Pesan-pesan yag berasal dari komunikator satu arah ini, tidak berusaha ‘menjual’ gagasan agar
dibicarakan bersama namun lebih pada usaha menjelaskan kepada orang lain apa yang
dilakukannya. The controlling style of communication ini sering dipakai untuk mempersuasi
orang lain supaya bekerja dan bertindak secara efektif, dan pada umumnya dalam bentuk
kritik. Namun demkian, gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, tidak jarang bernada
negatif sehingga menyebabkan orang lain memberi respons atau tanggapan yang negatif pula.
2. The Equalitarian style
Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan. The equalitarian style of
communication ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan
maupun tertulis yang bersifat dua arah (two-way traffic of communication).
Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara terbuka. Artinya, setiap anggota
organisasi dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam suasana yang rileks, santai
dan informal. Dalam suasana yang demikian, memungkinkan setiap anggota organisasi
mencapai kesepakatan dan pengertian bersama.
Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi yang bermakna kesamaan ini, adalah orang-
orang yang memiliki sikap kepedulian yang tinggi serta kemampuan membina hubungan yang
baik dengan orang lain baik dalam konteks pribadi maupun dalam lingkup hubungan kerja. The
equalitarian styleini akan memudahkan tindak komunikasi dalam organisasi, sebab gaya ini
efektif dalam memelihara empati dan kerja sama, khususnya dalam situasi untuk mengambil
keputusan terhadap suatu permasalahan yang kompleks. Gaya komunikasi ini pula yang
menjamin berlangsungnya tindakan share/berbagi informasi di antara para anggota dalam
suatu organisasi.
3. The Structuring Style
Gaya komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal secara tertulis maupun
lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan
serta struktur organisasi. Pengirim pesan (sender) lebih memberi perhatian kepada keinginan
untuk mempengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan organisasi, jadwal
kerja, aturan dan prosedur yang berlaku dalam organisasi tersebut.
Stogdill dan Coons dari The Bureau of Business Research of Ohio State University, menemukan
dimensi dari kepemimpinan yang efektif, yang mereka beri nama Struktur Inisiasi atau Initiating
Structure. Stogdill dan Coons menjelaskan bahwa pemrakarsa (initiator) struktur yang efisien
adalah orang-orang yang mampu merencanakan pesan-pesan verbal guna lebih memantapkan
tujuan organisasi, kerangka penugasan dan memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
yang muncul.
4. The Dynamic Style
Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena pengirim pesan atau
sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya berorientasi pada tindakan (action-
oriented). The dynamic style of communication ini sering dipakai oleh para juru kampanye
ataupun supervisor yang membawa para wiraniaga (salesmen atau saleswomen).
Tujuan utama gaya komunikasi yang agresif ini adalah mestimulasi atau merangsang
pekerja/karyawan untuk bekerja dengan lebih cepat dan lebih baik. Gaya komunikasi ini cukup
efektif digunakan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang bersifat kritis, namun dengan
persyaratan bahwa karyawan atau bawahan mempunyai kemampuan yang cukup untuk
mengatasi masalah yang kritis tersebut.
5. The Relinguishing Style
Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat ataupun
gagasan orang lain, daripada keinginan untuk memberi perintah, meskipun pengirim pesan
(sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain.
Pesan-pesan dalam gaya komunikasi ini akan efektif ketika pengirim pesan atau sender sedang
bekerja sama dengan orang-orang yang berpengetahuan luas, berpengalaman, teliti serta bersedia
untuk bertanggung jawab atas semua tugas atau pekerjaan yang dibebankannya.
6. The Withdrawal Style
Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak komunikasi, artinya
tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang
lain, karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan antarpribadi yang dihadapi oleh orang-
orang tersebut.
Dalam deskripsi yang kongkrit adalah ketika seseorang mengatakan: “Saya tidak ingin
dilibatkan dalam persoalan ini”. Pernyataan ini bermakna bahwa ia mencoba melepaskan diri
dari tanggung jawab, tetapi juga mengindikasikan suatu keinginan untuk menghindari
berkomunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu, gaya ini tidak layak dipakai dalam konteks
komunikasi organisasi.
Gambaran umum yang diperoleh dari uraian di atas adalah bahwa the equalitarian style of
communication merupakan gaya komunikasi yang ideal. Sementara tiga gaya komunikasi
lainnya: structuring, dynamic dan relinguishing dapat digunakan secara strategis untuk
menghasilkan efek yang bermanfaat bagi organisasi. Dan dua gaya komunikasi
terakhir: controlling dan withdrawalmempunyai kecenderungan menghalangi berlangsungnya
interaksi yang bermanfaat.
Hambatan Dalam Komunikasi Kepemimpinan
Pada sebuah proses komunikasi yang terjadi terkadang kita juga akan mengalami banyak
hambatan dalam berkomunikasi. Beberapa Hambatan Komunikasi adalah :
1. Hambatan sematik
Komunikasi yg disebabkan oleh fakor bahasa yg digunakan oleh para pelaku komunikasi.
2. Hambatan mekanik.
Komunikasi yang disebabkan oleh factor elektrik, mesin atau media lainnya.
3. Hambatan antropologis
Hambatan yg disebabkan oleh perbedaan pada diri manusia.
4. Hambatan psikologis
Hambatan yg disebabkan oleh factor kejiwaan .
Menurut Leonard R.S. dan George Strauss dalam Stoner james, A.F dan Charles Wankel
sebagaimana yang dikutip oleh Herujito (2001), ada beberapa hambatan terhadap komunikasi
yang efektif, yaitu :
1. Mendengar, biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau informasi
yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua yang kita dengar dan tanggapi. Informasi
yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita dengar.
2. Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa yang kita ketahui.
3. Menilai sumber. Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada anak
kecil yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung mengabaikannya.
4. Persepsi yang berbeda. Komunikasi tidak akan berjalan efektif, jika persepsi si pengirim
pesan tidak sama dengan si penerima pesan. Perbedaan ini bahkan bisa menimbulkan
pertengkaran, diantara pengirim dan penerima pesan.
5. Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda. Kita sering mendengar kata yang artinya
tidak sesuai dengan pemahaman kita. Seseorang menyebut akan datang sebentar lagi,
mempunyai arti yang berbeda bagi orang yang menanggapinya. Sebentar lagi bisa berarti
satu menit, lima menit, setengah jam atau satu jam kemudian.
6. Sinyal nonverbal yang tidak konsisten. Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi – tidak
melihat kepada lawan bicara, tetap dengan aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi
dengan kita-, mampengaruhi porses komunikasi yang berlangsung.
7. Pengaruh emosi. Pada keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk menerima informasi.
apapun berita atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan ditanggapinya.
Urgensi Komunikasi Bagi Pemimpin
Permasalahan bisa terjadi akibat kita salah mengkomunikasikan pesan kepada komunikan.
Kadang hal ini terlupakan, padahal, manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi,
artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling
berinteraksi.
Dalam berkomunikasi sering kali kita menjumpai banyak perbedaan. Perbedaan gaya
berkomunikasi seringkali menjadi suatu permasalahan. Perdebadaan tersebut seringkali memicu
fenomena etnosentrisme. Sehingga tak heran seringkali konflik diantara suku dibangsa ini
disebabkan adanya salah menginterpretasikan perkataan ataupun maksud dari ucapan seseorang
atau kelompok tertentu.
Selain itu juga dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi yang baik sangat penting untuk
berinteraksi antar individu maupun antar masyarakat agar terjadi keserasian dan dapat mencegah
konflik. Di sisi lain, komunikasi juga dibutuhkan oleh setiap Negara untuk saling berhubungan
dengan Negara lain (hubungan bilateral).
Komunikasi dengan kepemimpinan sangat erat hubungannya. Seorang pemimpin harus memiliki
wawasan yang luas, jujur, bertanggung jawab , berani dalam mengambil keputusan, dan ia juga
harus mempunyai keahlian berkomunikasi yang sangat baik. Karena komunikasi dapat
menentukan berhasil atau tidaknya seorang pemimpin dalam menjalankan tugasnya. Setiap
pemimpin pasti memiliki bawahannya dimana bawahannya tersebut akan mengeluarkan
gagasan/ide yang akan dipaparkan. Sehingga seorang pemimpin tersebut dapat mengambil
keputusan berdasarkan gagasan/ide tersebut.
Kepemimpinan yang berhasil mempengaruhi orang lain sangat ditentukan oleh keterampilan dan
kemampuan menjalankan fungi komunikasi secara baik karenanya komunikasi yang baik dan
menjadi efektif akan ditentukan pula oleh kepercayaan dan keyakinan seorang pemimpin dalam
memimpin untuk mempengaruhi bawahan. Keyakinan dan kepercayaan hanya dapat terbentuk
apabila pemimpin menyadari suatu lingkungan yang harmonis antara pimpinan dengan para
bawahannya yang dapat benar-benar berkomunikasi dengan baik yang sejalan dengan makna
fungsi komunikasi.
Dalam sebuah organisasi setiap orang yang terlibat di dalamnya ketika melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya, baik selaku pimpinan maupun para staf , agar semua pekerjaan dapat
terlaksana dengan lancar dan harmonis untuk mencapai tujuan bersama yang disepakati dan
ditetapkan, maka unsur kerjasama harus senantiasa tercipta dengan baik. Dengan terjadinya
proses kerjasama maka unsur komunikasi pun dengan sendirinya akan tercipta, karena apa pun
bentuk instruksi, informasi dari pimpinan , masukan, laporan dari bawahan ke pimpinan, antara
sesama bawahan senantiasa dilakukan melalui proses komunikasi.
Peran pimpinan dalam peningkatan komunikasi pada sebuah organisasi membutuhkan tiga
hal: Pertama, pemimpin dan semua anggotanya harus memiliki kemampuan yang tepat dan
mengerti komunikasi yang baik. Komunikasi bukanlah proses yang indah dan banyak orang
membutuhkan pengertian yang mendalam mengenai issue komunikasi. Kedua, komunikasi
organisasi yang efektif membutuhkan iklim atau budaya yang mendukung komunikasi yang
efektif. Lebih spesifik iklim ini akan membutuhkan kejujuran, keterbukaan, praktik komunikasi
yang baik dan tanggung jawab untuk membuat komunikasi lebih efektif. Ketiga, komunikasi
yang efektif membutuhkan perhatian. Hal ini bukanlah sesuatu yang langsung terjadi tetapi
dikembangkan sebagai hasil usaha staf dan jajaran manajemen.
Kesimpulan
Komunikasi dalam sebuah kepemimpinan merupakan suatu unsur yang sangat penting
dalam mencapai keberhasilan tujuan yang akan diraih oleh suatu organisasi. Oleh karena itu
seorang pemimpin hendaklah piawai dalam berkomunikasi baik itu verbal maupun non verbal.
Komunikasi yang baik akan akan mampu meningkatkan motivasi, sehingga informasi yang
disampaikan dapat diterima dengan baik dan hal ini akan mampu meningkatkan kinerja serta
control kerja juga akan terlaksana dengan baik.
Di dalam sebuah organisasi pemimpin adalah sebagai komunikator. Pemimpin yang efektif pada
umumnya memiliki kemampuan komunikasi yang efektif, sehingga sedikit banyak akan mampu
merangsang partisipasi orang-orang yang dipimpinnya. Dalam suatu organisasi baik yang
berorientasi komersial maupun sosial, komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan
melibatkan empat fungsi antara lain fungsi informative, Regulatif,Integratif dan Persuasive .
Proses komunikasi ini akan mengalami banyak hambatan. Beberapa Hambatan Komunikasi
dapat berupa Hambatan Sematik, Hambatan Mekanik, Hambatan antropologis dan Hambatan
psikologis.
Untuk mengatasi masalah tersebut maka pemimpin harus meningkatkan kemampuan komunikasi
yang efektif yang mencakup pemahaman komunikasi yang baik, iklim budaya pendukung
organisasi, dan perhatian yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Hassan, Abdullah dan Ainon Muhamad. 1998. Komunikasi untuk pemimpin.(Kuala Lumpur:
Utusan Publication & Distributors Sdn. Bhd. )
Effendi. 1993. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi.(Bandung: Citra Aditya Bakti.)
Elvinaro, dan Lukiati Komala. 2005. Komuniksi Massa. (Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Alvin A Goldberg. dan Larson Carl. 1985. Komunikasi Kelompok. (Jakarta: Unversitas
Indonesia.)
Herujito, dan Yayat M.2001. Dasar-dasar Manajemen. (Jakarta: Grasindo. )
Nawawi Hadari dan Nawawi Martini Mimi. 1990. Kepemimpinan Yang Efektif. ( Yogyakarta:
Ghalia Gajah Mada University Press.)
Newstrom W John. dan Keith Devis. 1995. Human Behavior at Work : Organization
Behavior. ( New York: McGraw-Hill Book Company.)
Ivanovich. 2008. Organizational Behavior and Menagement.( New York: McGraw-Hill.)
Moedjiono Imam. 2002. Kepemimpinan dan Keorganisasian. (Yogyakarta : UII. Press.)

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Fungsi manajemen kepemimpinan
Fungsi manajemen   kepemimpinanFungsi manajemen   kepemimpinan
Fungsi manajemen kepemimpinanSthefanie Parera
 
teori dan gaya kepemimpinan
teori dan gaya kepemimpinanteori dan gaya kepemimpinan
teori dan gaya kepemimpinanHadik27
 
Bang pim pertemuan 7 2016 2017
Bang pim pertemuan 7 2016 2017Bang pim pertemuan 7 2016 2017
Bang pim pertemuan 7 2016 2017Mohamad Noor
 
Bang pim pertemuan 8 2016 2017
Bang pim pertemuan 8 2016 2017Bang pim pertemuan 8 2016 2017
Bang pim pertemuan 8 2016 2017Mohamad Noor
 
Bang pim pertemuan 3 2016 2017
Bang pim pertemuan 3 2016 2017Bang pim pertemuan 3 2016 2017
Bang pim pertemuan 3 2016 2017Mohamad Noor
 
Leadership Summary : TRAITS, BEHAVIORS, AND RELATIONSHIPS & CONTINGENCY APPRO...
Leadership Summary : TRAITS, BEHAVIORS, AND RELATIONSHIPS & CONTINGENCY APPRO...Leadership Summary : TRAITS, BEHAVIORS, AND RELATIONSHIPS & CONTINGENCY APPRO...
Leadership Summary : TRAITS, BEHAVIORS, AND RELATIONSHIPS & CONTINGENCY APPRO...Netta Samosir
 
Kepemimpinan dalam perusahaan
Kepemimpinan dalam perusahaanKepemimpinan dalam perusahaan
Kepemimpinan dalam perusahaanmaureen07
 
Kepemimpinan presentasi budaya dan pemimpin
Kepemimpinan presentasi budaya dan pemimpinKepemimpinan presentasi budaya dan pemimpin
Kepemimpinan presentasi budaya dan pemimpinHARISA MARDIANA
 
6, kwh, desi kusminingsih, prof. dr. hapzi ali, cma, komunikasi dan model kep...
6, kwh, desi kusminingsih, prof. dr. hapzi ali, cma, komunikasi dan model kep...6, kwh, desi kusminingsih, prof. dr. hapzi ali, cma, komunikasi dan model kep...
6, kwh, desi kusminingsih, prof. dr. hapzi ali, cma, komunikasi dan model kep...Desikoes
 
Kepemimpinan dalam perilaku organisasi
Kepemimpinan dalam perilaku organisasiKepemimpinan dalam perilaku organisasi
Kepemimpinan dalam perilaku organisasiSintaYuliyana
 
Kelompok 5 : Gaya Kepemimpinan
Kelompok 5 : Gaya KepemimpinanKelompok 5 : Gaya Kepemimpinan
Kelompok 5 : Gaya KepemimpinanVonny Effendi
 
3. kepemimpinan pendidikan
3. kepemimpinan pendidikan3. kepemimpinan pendidikan
3. kepemimpinan pendidikanasepnur4
 
Pendekatan dalam kepemimpinan
Pendekatan dalam kepemimpinanPendekatan dalam kepemimpinan
Pendekatan dalam kepemimpinanLusi Efrenti
 
PENDEKATAN DALAM STUDI KEPEMIMPINAN
PENDEKATAN DALAM STUDI KEPEMIMPINANPENDEKATAN DALAM STUDI KEPEMIMPINAN
PENDEKATAN DALAM STUDI KEPEMIMPINANSiti Sahati
 
6 usaha, mayriana, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model kepemimpinan, u...
6 usaha, mayriana, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model kepemimpinan, u...6 usaha, mayriana, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model kepemimpinan, u...
6 usaha, mayriana, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model kepemimpinan, u...may riana
 

Was ist angesagt? (20)

Fungsi manajemen kepemimpinan
Fungsi manajemen   kepemimpinanFungsi manajemen   kepemimpinan
Fungsi manajemen kepemimpinan
 
teori dan gaya kepemimpinan
teori dan gaya kepemimpinanteori dan gaya kepemimpinan
teori dan gaya kepemimpinan
 
Bang pim pertemuan 7 2016 2017
Bang pim pertemuan 7 2016 2017Bang pim pertemuan 7 2016 2017
Bang pim pertemuan 7 2016 2017
 
Bang pim pertemuan 8 2016 2017
Bang pim pertemuan 8 2016 2017Bang pim pertemuan 8 2016 2017
Bang pim pertemuan 8 2016 2017
 
Bang pim pertemuan 3 2016 2017
Bang pim pertemuan 3 2016 2017Bang pim pertemuan 3 2016 2017
Bang pim pertemuan 3 2016 2017
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
 
Leadership Summary : TRAITS, BEHAVIORS, AND RELATIONSHIPS & CONTINGENCY APPRO...
Leadership Summary : TRAITS, BEHAVIORS, AND RELATIONSHIPS & CONTINGENCY APPRO...Leadership Summary : TRAITS, BEHAVIORS, AND RELATIONSHIPS & CONTINGENCY APPRO...
Leadership Summary : TRAITS, BEHAVIORS, AND RELATIONSHIPS & CONTINGENCY APPRO...
 
Kepemimpinan dalam perusahaan
Kepemimpinan dalam perusahaanKepemimpinan dalam perusahaan
Kepemimpinan dalam perusahaan
 
Kepemimpinan presentasi budaya dan pemimpin
Kepemimpinan presentasi budaya dan pemimpinKepemimpinan presentasi budaya dan pemimpin
Kepemimpinan presentasi budaya dan pemimpin
 
6, kwh, desi kusminingsih, prof. dr. hapzi ali, cma, komunikasi dan model kep...
6, kwh, desi kusminingsih, prof. dr. hapzi ali, cma, komunikasi dan model kep...6, kwh, desi kusminingsih, prof. dr. hapzi ali, cma, komunikasi dan model kep...
6, kwh, desi kusminingsih, prof. dr. hapzi ali, cma, komunikasi dan model kep...
 
Kepemimpinan dalam perilaku organisasi
Kepemimpinan dalam perilaku organisasiKepemimpinan dalam perilaku organisasi
Kepemimpinan dalam perilaku organisasi
 
Pelatihan Kepemimpinan dalam Inspeksi
Pelatihan Kepemimpinan dalam InspeksiPelatihan Kepemimpinan dalam Inspeksi
Pelatihan Kepemimpinan dalam Inspeksi
 
Kelompok 5 : Gaya Kepemimpinan
Kelompok 5 : Gaya KepemimpinanKelompok 5 : Gaya Kepemimpinan
Kelompok 5 : Gaya Kepemimpinan
 
3. kepemimpinan pendidikan
3. kepemimpinan pendidikan3. kepemimpinan pendidikan
3. kepemimpinan pendidikan
 
Materi Kepemimpinan2 (D)
Materi Kepemimpinan2 (D)Materi Kepemimpinan2 (D)
Materi Kepemimpinan2 (D)
 
Kepemimpinan (sosiologi)
Kepemimpinan (sosiologi)Kepemimpinan (sosiologi)
Kepemimpinan (sosiologi)
 
Managerial & Leadership Style
Managerial & Leadership StyleManagerial & Leadership Style
Managerial & Leadership Style
 
Pendekatan dalam kepemimpinan
Pendekatan dalam kepemimpinanPendekatan dalam kepemimpinan
Pendekatan dalam kepemimpinan
 
PENDEKATAN DALAM STUDI KEPEMIMPINAN
PENDEKATAN DALAM STUDI KEPEMIMPINANPENDEKATAN DALAM STUDI KEPEMIMPINAN
PENDEKATAN DALAM STUDI KEPEMIMPINAN
 
6 usaha, mayriana, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model kepemimpinan, u...
6 usaha, mayriana, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model kepemimpinan, u...6 usaha, mayriana, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model kepemimpinan, u...
6 usaha, mayriana, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model kepemimpinan, u...
 

Ähnlich wie 6 kwh, andita oktavia, hapzi ali, komunikasi dan gaya kepemimpinan, universitas mercu buana, 2019

Artikel tentang Kepemimpinan
Artikel tentang KepemimpinanArtikel tentang Kepemimpinan
Artikel tentang Kepemimpinanrendrafauzi
 
fiks PPT Manajemen Kel 5.pptx
fiks PPT Manajemen Kel 5.pptxfiks PPT Manajemen Kel 5.pptx
fiks PPT Manajemen Kel 5.pptxYuliaPutriArinda
 
6,wira usaha, mohamad mustagfirin, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model...
6,wira usaha, mohamad mustagfirin, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model...6,wira usaha, mohamad mustagfirin, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model...
6,wira usaha, mohamad mustagfirin, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model...FirinMohammad
 
Kepemimpinan
Kepemimpinan Kepemimpinan
Kepemimpinan fikh
 
Kepemimpinan Dalam Kep.pdfassiiyah pondok
Kepemimpinan Dalam Kep.pdfassiiyah pondokKepemimpinan Dalam Kep.pdfassiiyah pondok
Kepemimpinan Dalam Kep.pdfassiiyah pondokPrayugaAS
 
1. PAPARAN MATERI KEPEMIMPINAN.pptx
1. PAPARAN MATERI KEPEMIMPINAN.pptx1. PAPARAN MATERI KEPEMIMPINAN.pptx
1. PAPARAN MATERI KEPEMIMPINAN.pptxCintaAmeliaTamalero
 
Kewirausahaan, deby anggreani br sembiring, hapzi ali,prof.dr.mm, komunikasi ...
Kewirausahaan, deby anggreani br sembiring, hapzi ali,prof.dr.mm, komunikasi ...Kewirausahaan, deby anggreani br sembiring, hapzi ali,prof.dr.mm, komunikasi ...
Kewirausahaan, deby anggreani br sembiring, hapzi ali,prof.dr.mm, komunikasi ...Deby Anggreani Br Sembiring
 
Usaha, retno aprilia dwi ningsih, hapzi ali, enterpreneurship, universitas me...
Usaha, retno aprilia dwi ningsih, hapzi ali, enterpreneurship, universitas me...Usaha, retno aprilia dwi ningsih, hapzi ali, enterpreneurship, universitas me...
Usaha, retno aprilia dwi ningsih, hapzi ali, enterpreneurship, universitas me...Retno Aprilia Dwi Ningsih
 
MATERI KEPEMIMPINAN.ppt..................
MATERI KEPEMIMPINAN.ppt..................MATERI KEPEMIMPINAN.ppt..................
MATERI KEPEMIMPINAN.ppt..................AhmadZamroni37
 
6, kwh, septi hendarwati, hapzi ali, komunikasi dan model kepemimpinan , univ...
6, kwh, septi hendarwati, hapzi ali, komunikasi dan model kepemimpinan , univ...6, kwh, septi hendarwati, hapzi ali, komunikasi dan model kepemimpinan , univ...
6, kwh, septi hendarwati, hapzi ali, komunikasi dan model kepemimpinan , univ...SeptiHendarwati
 
jbptunikompp-gdl-dianaandri-19415-5-5.mpia-g.ppt
jbptunikompp-gdl-dianaandri-19415-5-5.mpia-g.pptjbptunikompp-gdl-dianaandri-19415-5-5.mpia-g.ppt
jbptunikompp-gdl-dianaandri-19415-5-5.mpia-g.pptAskariB1
 
Muhammad ghifary 7 & 8
Muhammad ghifary 7 & 8Muhammad ghifary 7 & 8
Muhammad ghifary 7 & 8kewong14
 

Ähnlich wie 6 kwh, andita oktavia, hapzi ali, komunikasi dan gaya kepemimpinan, universitas mercu buana, 2019 (20)

Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
 
Teori kepemimpinan
Teori kepemimpinanTeori kepemimpinan
Teori kepemimpinan
 
Artikel tentang Kepemimpinan
Artikel tentang KepemimpinanArtikel tentang Kepemimpinan
Artikel tentang Kepemimpinan
 
fiks PPT Manajemen Kel 5.pptx
fiks PPT Manajemen Kel 5.pptxfiks PPT Manajemen Kel 5.pptx
fiks PPT Manajemen Kel 5.pptx
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
 
6,wira usaha, mohamad mustagfirin, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model...
6,wira usaha, mohamad mustagfirin, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model...6,wira usaha, mohamad mustagfirin, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model...
6,wira usaha, mohamad mustagfirin, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model...
 
Kepemimpinan
Kepemimpinan Kepemimpinan
Kepemimpinan
 
Kepemimpinan Dalam Kep.pdfassiiyah pondok
Kepemimpinan Dalam Kep.pdfassiiyah pondokKepemimpinan Dalam Kep.pdfassiiyah pondok
Kepemimpinan Dalam Kep.pdfassiiyah pondok
 
1. PAPARAN MATERI KEPEMIMPINAN.pptx
1. PAPARAN MATERI KEPEMIMPINAN.pptx1. PAPARAN MATERI KEPEMIMPINAN.pptx
1. PAPARAN MATERI KEPEMIMPINAN.pptx
 
TUGAS 4
TUGAS 4TUGAS 4
TUGAS 4
 
TUGAS 4
TUGAS 4TUGAS 4
TUGAS 4
 
Kewirausahaan, deby anggreani br sembiring, hapzi ali,prof.dr.mm, komunikasi ...
Kewirausahaan, deby anggreani br sembiring, hapzi ali,prof.dr.mm, komunikasi ...Kewirausahaan, deby anggreani br sembiring, hapzi ali,prof.dr.mm, komunikasi ...
Kewirausahaan, deby anggreani br sembiring, hapzi ali,prof.dr.mm, komunikasi ...
 
Dr riki
Dr rikiDr riki
Dr riki
 
Usaha, retno aprilia dwi ningsih, hapzi ali, enterpreneurship, universitas me...
Usaha, retno aprilia dwi ningsih, hapzi ali, enterpreneurship, universitas me...Usaha, retno aprilia dwi ningsih, hapzi ali, enterpreneurship, universitas me...
Usaha, retno aprilia dwi ningsih, hapzi ali, enterpreneurship, universitas me...
 
MATERI KEPEMIMPINAN.ppt..................
MATERI KEPEMIMPINAN.ppt..................MATERI KEPEMIMPINAN.ppt..................
MATERI KEPEMIMPINAN.ppt..................
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
 
6, kwh, septi hendarwati, hapzi ali, komunikasi dan model kepemimpinan , univ...
6, kwh, septi hendarwati, hapzi ali, komunikasi dan model kepemimpinan , univ...6, kwh, septi hendarwati, hapzi ali, komunikasi dan model kepemimpinan , univ...
6, kwh, septi hendarwati, hapzi ali, komunikasi dan model kepemimpinan , univ...
 
jbptunikompp-gdl-dianaandri-19415-5-5.mpia-g.ppt
jbptunikompp-gdl-dianaandri-19415-5-5.mpia-g.pptjbptunikompp-gdl-dianaandri-19415-5-5.mpia-g.ppt
jbptunikompp-gdl-dianaandri-19415-5-5.mpia-g.ppt
 
Kep Warna(C)
Kep Warna(C)Kep Warna(C)
Kep Warna(C)
 
Muhammad ghifary 7 & 8
Muhammad ghifary 7 & 8Muhammad ghifary 7 & 8
Muhammad ghifary 7 & 8
 

Mehr von anditaoktavia

14 kwh, andita oktavia, hapzi ali, sistem pemodalan, bep, npv, universitas me...
14 kwh, andita oktavia, hapzi ali, sistem pemodalan, bep, npv, universitas me...14 kwh, andita oktavia, hapzi ali, sistem pemodalan, bep, npv, universitas me...
14 kwh, andita oktavia, hapzi ali, sistem pemodalan, bep, npv, universitas me...anditaoktavia
 
13 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen keuangan, universitas mercu buan...
13 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen keuangan, universitas mercu buan...13 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen keuangan, universitas mercu buan...
13 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen keuangan, universitas mercu buan...anditaoktavia
 
12 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen manajemen pemasaran dan marketin...
12 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen manajemen pemasaran dan marketin...12 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen manajemen pemasaran dan marketin...
12 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen manajemen pemasaran dan marketin...anditaoktavia
 
11 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen fungsional dan implementasinya, ...
11 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen fungsional dan implementasinya, ...11 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen fungsional dan implementasinya, ...
11 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen fungsional dan implementasinya, ...anditaoktavia
 
11 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen fungsional dan implementasinya, ...
11 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen fungsional dan implementasinya, ...11 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen fungsional dan implementasinya, ...
11 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen fungsional dan implementasinya, ...anditaoktavia
 
10 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen fungsional dan implementasinya, ...
10 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen fungsional dan implementasinya, ...10 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen fungsional dan implementasinya, ...
10 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen fungsional dan implementasinya, ...anditaoktavia
 
9 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen dan empat fungsi dasar manajemen,...
9 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen dan empat fungsi dasar manajemen,...9 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen dan empat fungsi dasar manajemen,...
9 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen dan empat fungsi dasar manajemen,...anditaoktavia
 
1564019118622 7 kwh, andita oktavia, hapzi ali, ringkasan perencanaan proposa...
1564019118622 7 kwh, andita oktavia, hapzi ali, ringkasan perencanaan proposa...1564019118622 7 kwh, andita oktavia, hapzi ali, ringkasan perencanaan proposa...
1564019118622 7 kwh, andita oktavia, hapzi ali, ringkasan perencanaan proposa...anditaoktavia
 
5 kwh, andita oktavia, hapzi ali, model bisnis konvensional, waralaba, dan e ...
5 kwh, andita oktavia, hapzi ali, model bisnis konvensional, waralaba, dan e ...5 kwh, andita oktavia, hapzi ali, model bisnis konvensional, waralaba, dan e ...
5 kwh, andita oktavia, hapzi ali, model bisnis konvensional, waralaba, dan e ...anditaoktavia
 
4 kwh, andita oktavia, hapzi ali, berfikir kreativitas dan inovasi serta pros...
4 kwh, andita oktavia, hapzi ali, berfikir kreativitas dan inovasi serta pros...4 kwh, andita oktavia, hapzi ali, berfikir kreativitas dan inovasi serta pros...
4 kwh, andita oktavia, hapzi ali, berfikir kreativitas dan inovasi serta pros...anditaoktavia
 

Mehr von anditaoktavia (10)

14 kwh, andita oktavia, hapzi ali, sistem pemodalan, bep, npv, universitas me...
14 kwh, andita oktavia, hapzi ali, sistem pemodalan, bep, npv, universitas me...14 kwh, andita oktavia, hapzi ali, sistem pemodalan, bep, npv, universitas me...
14 kwh, andita oktavia, hapzi ali, sistem pemodalan, bep, npv, universitas me...
 
13 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen keuangan, universitas mercu buan...
13 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen keuangan, universitas mercu buan...13 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen keuangan, universitas mercu buan...
13 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen keuangan, universitas mercu buan...
 
12 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen manajemen pemasaran dan marketin...
12 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen manajemen pemasaran dan marketin...12 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen manajemen pemasaran dan marketin...
12 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen manajemen pemasaran dan marketin...
 
11 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen fungsional dan implementasinya, ...
11 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen fungsional dan implementasinya, ...11 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen fungsional dan implementasinya, ...
11 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen fungsional dan implementasinya, ...
 
11 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen fungsional dan implementasinya, ...
11 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen fungsional dan implementasinya, ...11 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen fungsional dan implementasinya, ...
11 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen fungsional dan implementasinya, ...
 
10 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen fungsional dan implementasinya, ...
10 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen fungsional dan implementasinya, ...10 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen fungsional dan implementasinya, ...
10 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen fungsional dan implementasinya, ...
 
9 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen dan empat fungsi dasar manajemen,...
9 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen dan empat fungsi dasar manajemen,...9 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen dan empat fungsi dasar manajemen,...
9 kwh, andita oktavia, hapzi ali, manajemen dan empat fungsi dasar manajemen,...
 
1564019118622 7 kwh, andita oktavia, hapzi ali, ringkasan perencanaan proposa...
1564019118622 7 kwh, andita oktavia, hapzi ali, ringkasan perencanaan proposa...1564019118622 7 kwh, andita oktavia, hapzi ali, ringkasan perencanaan proposa...
1564019118622 7 kwh, andita oktavia, hapzi ali, ringkasan perencanaan proposa...
 
5 kwh, andita oktavia, hapzi ali, model bisnis konvensional, waralaba, dan e ...
5 kwh, andita oktavia, hapzi ali, model bisnis konvensional, waralaba, dan e ...5 kwh, andita oktavia, hapzi ali, model bisnis konvensional, waralaba, dan e ...
5 kwh, andita oktavia, hapzi ali, model bisnis konvensional, waralaba, dan e ...
 
4 kwh, andita oktavia, hapzi ali, berfikir kreativitas dan inovasi serta pros...
4 kwh, andita oktavia, hapzi ali, berfikir kreativitas dan inovasi serta pros...4 kwh, andita oktavia, hapzi ali, berfikir kreativitas dan inovasi serta pros...
4 kwh, andita oktavia, hapzi ali, berfikir kreativitas dan inovasi serta pros...
 

6 kwh, andita oktavia, hapzi ali, komunikasi dan gaya kepemimpinan, universitas mercu buana, 2019

  • 1. PAPER KEWIRAUSAHAAN “Komunikasi Dan Model Kepemimpinan” Quis 6 Dosen Pengampu: Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA, MPM Disusun oleh: Andita Oktavia 41118110133 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2019
  • 2. PENDAHULUAN Setiap pemimpin memiliki keinginan untuk membangun dan mengembangkan organisasi yang dipimpinnya agar dapat bersaing dengan organisasi yang lain. Keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung dengan kemampuannya dalam memimpin orang-orang disekitarnya, karena keberhasilan organisasi diukur dari sumber daya manusianya. Seorang pemimpin haruslah memiliki sifat menyayangi, perhatian, dan melayani terhadap apa yang dipimpinnya. Itu diukur dari bentuk kepeduliannya terhadap kebutuhan, keinginan, impian dan harapan orang-orang yang dipimpinnya. Di dalam kepemimpinannya seorang pemimpin haruslah memiliki komunikasi yang baik dalam memberikan tugas atau arahan kepada bawahannya, agar bawahan tidak merasa seperti diperintah, dan merasa senang diperlakukan atasannya. Dan karena kesenangan yang dirasakan bawahan akan berdampak pada pekerjaannya, ia akan lebih bisa meningkatkan efektifitas kerjanya. Pemimpin memiliki kedudukan yang sangat penting, karenanya siapa saja yang menjadi pemimpin tidak boleh dan jangan sampai menyalahgunakan kepemimpinannnya untuk hal-hal yang tidak benar. Dalam makalah ini akan dijelaskan gaya-gaya pemimpin yang baik dan yang tidak baik dalam organisasi dan cara komunikasi atasan kepada bawahan. PEMBAHASAN
  • 3. Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi dalam Organisasi A. Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan adalah proses memengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memtivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, memengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.1Beberapa pengertian kepemimpinan menurut beberapa ahli: 1. Koontz & O’Donnel, mendefenisikan kepemimpinan sebagai proses memengaruhi sekelompok orang sehingga mau bekerja dengan sungguh-sungguh untuk meraih tujuan kelompoknya. 2. George R. Terry, kepemimpinan adalah kegiatan memengaruhi orang-orang untuk bersedia berusaha mencapai tujuan bersama. 3. Robbins, kepemimpinan adalah kemampuan untuk memengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan. 4. John Piffner, kepemimpinan merupakan suatu seni dalam mengkoordinasikan dan mengarahkan individu atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki. 5. Slamet Sentosa, mendefenisikan kepemimpinan adalah usaha untuk memengaruhi anggota kelompok agar mereka bersedia menyumbangkan kemampuannya lebih banyak dalam mencapai tujuan kelompok yang telah disepakati.2 Dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk memengaruhi perilaku seseorang atau sekelompok orang agar bersedia menyumbangkan kemampuannya lebih banyak untuk mencapai tujuan bersama. Setiap pemimpin memiliki perilaku yang berbeda dalam memimpin para pengikutnya. Perilaku para pemimpin secara singkat disebut gaya kepemimpinan (leadership style). Gaya kepemimpinan merupakan suatu cara memimpin untuk memengaruhi bawahannya yang dinyatakan dalam bentuk pola tingah laku atau kepribadian. B. Teori Kepemimpinan Enam teori pengklasifikasian gaya kepemimpinan yang paling populer adalah: 1. Teori Kisi Kepemimpinan atau Kisi Manajerial (Blake dan Mouton)
  • 4. Kisi ini berasal dari hal-hal yang mendasari perhatian manajer, perhatiannya pada tugas atau pada hal-hal yang telah direncanakan untuk diselesaikan oleh organisasi, dan perhatian kepada orang-orang dan unsur-unsur organisasi yang mempengaruhi mereka. Ada lima jenis gaya ekstrem yang dikemukakan model kisi ini: a. Gaya pengalah, ditandai oleh kurangnya perhatian pemimpin terhadap produksi. Pemimpin dengan gaya ini cenderung menerima keputusan orang lain, menyetujui pendapat, sikap dan gagasan-gagasan orang lain, serta menghindari sikap memihak dan jarang terlibat bila ada konflik. b. Gaya pemimpin pertengahan, ditandai oleh perhatian yang seimbang terhadap produksi dan manusia. Pemimpin dengan gaya ini selalu mencari cara-cara yang dapat berguna untuk memecahkan masalah, dan berusaha mempertahankan agar keadaan tetap baik. c. Gaya tim, ditandai oleh perhatian yang tinggi terhadap tugas dan manusia. Pemimpin tim, amat menghargai keputusan yang logis dan kreatif sebagai hasil dari pengertian dan kesepakatan anggota organisasi. Bila terjadi konflik, pemimpin tim mencoba memeriksa alasan timbulnya perbedaan dan penyebabnya. d. Gaya santai, ditandai oleh rendahnya perhatian terhadap tugas dan perhatian yang tinggi terhadap manusia. Pemimpin ini menghindari terjadinya konflik, dan ia selalu bersikap hangat dan ramah. Ia lebih bersikap menolong daripada memimpin e. Gaya kerja, ditandai oleh perhatian yang tinggi terhadap pelaksanaan kerja tetapi amat kurang memperhatikan manusianya. Ia mementingkan agar pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan terselesaikan dengan efesien. Ia cenderung mempertahankan gagasannya dan berkeras pada pendiriannya.3 2. Teori 3-D (Reddin) Reddin membuat teori berdasarkan pada kisi tugas yag dikemukakan Blake dan Mouton dengan menambahkan dimensi ketiga, yaitu efektifitas. Ketiga dimensi itu didefenisikan sebagai berikut: - Orientasi kerja; tingkat pengarahan manajer atas usaha bawahan untuk mencapai tujuan - Orientasi hubungan; tingkat hubungan pribadi antara manajer dengan bawahan, ditandai oleh adanya saling mempercayai, menghormati gagasan dan memperhatikan perasaan bawahan
  • 5. - Kefektifan; tingkat persyaratan produksi yang dicapai manajer yang telah ditetapkan. Kisi 3-D menghasilkan delapan gaya manajer atau kepemimpinan. Empat gaya termasuk gaya yang efektif dan empat gaya yang lainnya kurang efektif.4 Empat gaya yang efektif terdiri dari yaitu: - Eksekutif, gaya ini mempunyai perhatian yang banyak terhadap tugas-tugas pekerjaan dan hubungan kerja. - Pecinta pengembangan, gaya ini mempunyai perhatian yang penuh terhadap hubungan kerja, sedangkan perhatian terhadap tugas-tugas pekerjaan minim. - Otokratis yang baik, gaya ini menekankan perhatian yang maksimum terhadap pekerjaan dan perhatian terhadap hubungan kerja sangat minim sekali, tetapi berusaha agar menjaga perasaan bawahannya. - Gaya birokrat, gaya ini menaruh perhatian pada aturan-aturan prosedur demi kepentingan sendiri, sedangkan perhatian terhadap tugas-tugas pekerjaan minim, dan perhatian terhadap hubungan kerjanya juga lemah.5 Sedangkan empat gaya yang kurang efektif yaitu: - Pencari kompromi; tugas berat, hubungan kuat, muncul sebagai pembuat keputusan yang buruk dan membiarkan tekanan amat mempengaruhinya, suka meminimalkan tekanan dan masalah - Otokrat; tugas berat, hubungan lemah, tidak mempunyai kepercayaan kepada orang lain, hanya tertarik pada tugas-tugas langsung - Pembawa misi; tugas ringan, hubungan kuat, lebih tertarik kepada manusia sebagai pribadi - Penyendiri; tugas ringan, hubungan lemah, tidak terlibat dan pasif.6 3. Teori Kepemimpinan Situasional (Hersey dan Blanchard) Gaya kepemimpinan situasional ini mirip dengan model Reddin. Faktor yang menentukan efektifitas menurut mereka adalah “kesiapan anak-anak buah”. Kesiapan ini didefenisikan sebagai kesediaan dan kemampuan seseorang untuk bertanggung jawab. Pemimpin atau manajer harus menyesuaikan responnya menurut kondisi atau tingkat perkembangan
  • 6. kematangan, kemampuan, dan minat karyawan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Dalam hal ini, respons seorang manajer dala perilaku kepemimpinan memberikan sejumlah pengarahan dan dukungan yang bersifat sosiemosional. Sementara tiu, manajer harus menyesuaikan tingkat kematangan karyawan.7 Untuk membuat penilaian yang cepat, ada empat gaya kepemimpinan situasional yang dapat dikemukakan: a. Gaya 1: memberitahu (telling). Gaya ini ditandai oleh komunikasi satu arah, disini pemimpin menentukan peranan anak-anak buah dan cara mengerjakan tugasnya. b. Gaya 2: mempromosikan (selling). Gaya ini ditandai oleh usaha melalui komunikasi dua arah, dan pemimpin menyediakan dukungan sosioemosional supaya anak buah turut bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan. c. Gaya 3: berpartisipasi (participating). Gaya ini ditandai oleh pemimpin dan anak buah yang bersama-sama terlibat dalam pembuatan keputusan melalui komunikasi dua arah yang sebenarnya. d. Gaya 4: mewakilkan (delegating). Gaya ini ditandai oleh pemimpin yang membiarkan anak buahnya bertanggung jawab atas keputusan-keputusan mereka.8 4. Teori Empat Sistem (Likert) Likert menemukan empat gaya atau sistem manajerial: a. Penguasa mutlak. Gaya ini menunjukkan bahwa pimpinan memberi bimbingan sepenuhnya dan pengawasan ketat pada pegawai dengan anggapan bahwa cara terbaik untuk memotivasi pegawai adalah dengan memberi rasa takut, ancaman, dan hukuman. Interaksi antara atasan- bawahan amat sedikit. b. Penguasa semi-mutlak. Gaya ini pada dasarnya bersifat otoritarian, tetapi mendorong komunikasi ke atas untuk ikut berpendapat maupun mengemukakan keluhan bawahan. Komunikasi yang terjadi jarang dan bersifat bebas dan terus terang .
  • 7. c. Penasihat. Gaya ini melibatkan interaksi yang cukup sering antara atasan dan bawahan dalam organisasi. Manajer menaruh kepercayaan besar, meskipun tidak mutlak, dan keyakinan kepada pegawai. d. Pengajak serta. Gaya ini amat sportif. Informasi berjalan ke segala arah, dan pengendalian dijalankan di setiap tingkatan. Orang berkomunikasi dengan bebas, terbuka dan berterus terang. 5. Teori Kontinum (Tannenbaum dan Schmidt) Tannenbaum dan Schmidt mengemukakan tujuh butir perilaku pada suatu kontinum: a. Manajer membuat keputusan dan mengumumkannya b. Manajer membuat keputusan dan menawarkannya c. Manajer mengumumkan keputusannya dan memberi kesempatan untuk mempertanyakannya d. Manajer mengemukakan keputusan sementara, yang masih dapat diubah e. Manajer menentukan beberapa batasan dan meminta bawahan untuk membuat keputusan f. Manajer mengizinkan bawahan membuat keputusan. Gaya kepemimpinan Kontinum yang dikembangkan pertama kali oleh Robert Tannenbaum dan Warrent Schmidt memiliki dua bidang pengaruh yang ekstrem, yaitu: - Bidang pengaruh pimpinan (pemimpin lebih menggunakan otoritas) - Bidang pengaruh kebebasan bawahan (pemimpin lebih menekankan gaya demokratis) 6. Teori Kebergantungan (Fiedler) Fiedler mengembangkan teori gaya kepemimpinan berdasarkan pada konsep kebergantungan. Menurut teori kebenrgantungan, kefektifan pemimpin bergantung pada hubungan-hubungan dalam gaya kepemimpinannya, juga dituasi tertentu yang dihadapinya. Karakteristik suatu situasi kepemimpinan yang paling penting adalah: - Relasi pemimpin anggota, yang baik terjadi bila anggota menyukai, mempercayai, dan menghargai pemimpin - Struktur tugas, menyatakan sejauh mana cara-cara melakukan pekerjaan diterangkan secara terperinci tahap demi tahap - Kekuasaan jabatan pemimpin didefenisikan sebagai tingkat hukuman, penghargaan, kenaikan pangkat, disiplin atau teguran yang dapat diberikan pemimpin kepada anggotanya.
  • 8. - Efektifitas pemimpin ditentukan oleh kesesuaian antara gaya kepemimpinan (tugas dan hubungan) dengan keharmonisan situasinya. Penelitian pada model kebergantungan menunjukkan bahwa: - Pemimpin bermotivasi tugas lebih efektif dalam situasi yang amat harmonis dan dalam situasi yang amat tidak harmonis - Pemimpin bermotivasi hubungan lebih efektif dalam situasi yang cukup harmonis. C. Gaya Kepemimpinan Gaya artinya sikap, gerakan, tingkah laku, sikap yang elok, gerak gerik yang bagus, kekuatan, kesanggupan untuk berbuat baik. Sedangkan gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk memengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin. Gaya kepemimpinan adalah pola menyeluruh dari tindakan seorang pemimpin, baik yang tampak maupun yang tidak tampak oleh bawahannya. Artinya gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, keterampilan, sifat, sikap yang sering diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba memengaruhi kinerja bawahannya.9 Gaya kepemimpinan terbaik bersyarat adalah gaya pemimpin yang menggunakan kombinasi perilaku komunikatif yang berbeda ketika menanggapi keadaan sekelilingnya; dalam keadaan tersebut pemimpin berusaha membantu yang lainnya untuk mencapai hasil yang diinginkan. Gaya kepemimpinan sejatinya ada tiga bentuk, yaitu: 1. Otoriter (Authoritarian Leadership) Kekuasaan otoriter adalah gaya kepemimpinan yang berdasarkan pada kekuasaan yang mutlak dan penuh. Artinya segala ketentuan dan keputusan berada di tangan si pemimpin. Pemimpin dengan gaya ini membuat keputusan sendiri. Ia memikul tanggung jawab dan .
  • 9. wewenang penuh. Pengawasan bersifat ketat, langsung dan tepat. Keputusan dipaksakan, dan bila ada komunikasi, maka hanya bersifat top down (atas-bawah), bawahan ditekan, karena itu menjadi takut dan tidak leluasa dalam berprakarsa. 2. Demokratis (Democratic Leadership) Yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya atau cara memimpin yang demokratis, dan bukan karena dipilihnya si pemimpin secara demokratis. Gaya yang demokratis seperti ini misalnya saja si pemimpin memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada para bawahan dan pengikutnya untuk mengemukakan pendapatnya, saran dan kritikannya dan selalu berpegang pada nilai-nilai demokrasi pada umumnya. Pemimpin dengan gaya ini berkonsultasi dengan kelompok mengenai masalah yang menarik perhatian mereka. Bawahan berpartisipasi dalam menetapkan sasaran dan memecahkan masalah. Pemimpin gaya ini menciptakan situasi dimana individu dapat belajar, mampu memantau kinerja sendiri, mengakui bawahan untuk menentukan sasaran yang menantang, menyediakan kesempatan untuk meningkatkan metode kerja dan pertumbuhan pekerjaan serta mengakui pencapaian dan membantu pegawai belajar dari kesalahan. 3. Kepemimpinan Bebas (Laisez Faire Leadership) Dalam kepemimpinan jenis ini, sang pemimpin biasanya menunjukkan suatu gaya dan perilaku yang pasif dan juga sering kali menghindari dirinya dari tanggung jawab. Dalam praktiknya, si pemimpin hanya menyerahkan dan menyediakan instrumen dan sumber-sumber yang diperlukan oleh anak buahnya untuk melaksanakan suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan pimpinan. Pimpinan yang memiliki gaya ini tidak memberikan motivasi, pengarahan dan petunjuk, dan segala pekerjaan diserahkan kepada anak buahnya. 4. Kepemimpinan Paternalistik Tipe paternalistik adalah gaya kepemimpinan yang bersifat kebapakan. Pemimpin selalu memberikan perlindungan kepada para bawahan dalam batas-batas kewajaran. Pemimpin ini ditandai dengan bertindak sebagai seorang bapak, memperlakukan bawahan sebagai orang yang
  • 10. belum dewasa, memberikan perlindungan kepada para bawahan yang kadang-kadang berlebihan, bahkan tidak pernah meminta saran, serta pimpinan menganggap dirinya yang paling mengetahui segala macam persoalan. 5. Kepemimpinan Militeristik Kepemimpinan militeristik memiliki ciri antara lain: (1) dalam komunikasi lebih banyak mempergunakan saluran formal, (2) dalam menggerakkan bawahan dengan sistem komando/perintah, baik secara lisan maupun tulisan, (3) segala sesuatu bersifat formal, (4) disiplin tinggi, kadang-kadang bersifat kaku, (5) komunikasi berlangsung satu arah, bawahan tidak diberikan kesempatan memberikan pendapat, (6) pimpinan menghendaki bawahan patuh terhadap semua perintah yang diberikannya.10 D. Komunikasi Dalam Organisasi Komunikasi adalah usaha mendorong orang lain menginterprestasikan pendapat seperti apa yang dikehendaki oleh orang yang mempunyai pendapat tersebut. Komunikasi senantiasa muncul dalam proses organisasi. Barry Cushway dan Derek Lodge menggambarkan fungsi komunikasi dalam organisasi sebagai pembentuk. Komunikasi mempunyai andil membentuk atau membangun iklim organisasi juga berdampak pada membangun budaya budaya organisasi, yaitu nilai dan kepercayaan yang menjadi titik pusat organisasi. Tujuan komunikasi dalam proses organisasi tidak lain dalam rangka membentuk saling pengertian.11 Deddy Mulyana, Ph.d mengemukakan lingkup kajian komunikasi organisasi sebagai berikut: - Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar dari pada komunikasi kelompok. - Komunikasi organisasi seringkali juga komunikasi diadik, komunikasi antar-pribadi dan ada kalanya juga komunikasi publik.12 .
  • 11. Organisasi adalah suatu kumpulan atau sistem individual yang berhirearki secara jenjang dan memiliki sistem pembagian tugas untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi memiliki suatu jenjang jabatan atau kedudukan yang menginginkan semua individu dalam organisasi tersebut memiliki perbedaan posisi yang sangat jelas dan masing-masing memiliki tanggung terhadap posisinya tersebut. Dengan demikian, komunikasi organisasi adalah komunikasi antarmanusia yang terjadi dalam konteks organisasi di mana terjadi jaringan-jaringan pesan satu sama lain yang saling bergantungan satu sama lain.13 Pada dasarnya komunikasi di dalam organisasi terbagi kepada tiga bentuk, yaitu: 1. Komunikasi Vertikal Bentuk komunikasi ini merupakan bentuk komunikasi yang terjadi dari atas ke bawah dan sebaliknya. Artinya komunikasi yang disampaikan pimpinan kepada bawahan, dan dari bawahan kepada pimpinan secara timbal balik. a. Fungsi komunikasi ke bawah digunakan pimpinan untuk: - Melaksanakan kebijakan, prosedur kerja, peraturan, instruksi, mengenai pelaksanaan kerja bawahan - Menyampaikan pengarahan doktrinasi, evaluasi, teguran - Memberikan informasi mengenai tujuan organisasi, kebijakan orgnanisasi, insentif b. Fungsi komunikasi ke atas digunakan bawahan untuk: - Memberikan pengertian mengenai laporan presentasi kerja, saran, usulan, opini, permohonan bantuan dan keluhan - Memperoleh informasi dari bawahan mengenai kegiatn dan pelaksanaan pekerjaan bawahan dari tingkat yang lebih rendah. 2. Komunikasi Horizontal Bentuk komunikasi secara mendatar, di antara sesama staf dan sebagainya. Komunikasi horizontal sering kali bersifat tidak formal. Fungsi komunikasi horizontal ini digunkana oleh dua pihak yang mempunyai level yang sama. Komunikasi ini berlangsung dengan cara tatap muka, melalui media elektronik seperti telepon, atau melalui pesan tertulis.
  • 12. 3. Komunikasi Diagonal Bentuk komunikasi ini sering juga disebut komunikasi silang. Berlangsung dari seseorang kepada orang lain dalam posisi yang berbeda. Dalam arti pihak yang satu tidak berada pada jalur struktur yang lain. Fungsi komunikasi ini digunakan oleh dua pihak yang mempunyai level berbeda tetapi tidak mempunyai wewenang langsung kepada pihak lain.14 Fungsi Komunikasi dalam Organisasi a. Fungsi Informatif Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem proses informasi yang seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, baik, dan tepat waktu. Karyawan membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaannya, di samping itu juga informasi tentang jaminan, keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti, dan sebagainya. b. Fungsi Regulatif Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini. Pertama, atasan atau orang-orang yang berada dalam tatanan manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Kedua, berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh untuk dilaksanakan.
  • 13. c. Fungsi Persuasif Banyak pimpinan yang lebih suka untuk memersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab, pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya. d. Fungsi Integratif Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.15 Kesimpulan Kepemimpinan adalah proses seseorang dalam mempengaruhi bawahan agar bawahan mau mengikuti perintahnya. Gaya kepemimpinan adalah sikap atau tingkah laku seorang pemimpin dalam memimpin dan mengarahkan bawahannya. Gaya kepemimpinan yang baik adalah gaya kepemimpinan yang bisa mengendalikan bawahannya dengan menyesuaikan dengan situasi yang ada. Gaya kepemimpinan yang efektif menurut kami adalah gaya kepemimpinan demokratis dimana pemimpin meminta bawahan untuk ikut berpartisipasi dan berperan dalam pengambilan keputusan. Komunikasi sangat berperan dalam organisasi. Karena semua pekerjaan dan aktivitas menggunakan komunikasi. Jadi, hendaknya dalam organisasi, seorang pemimpin yang baik, hendaknya menggunakan fungsi komunikasi yaitu persuasif, yaitu seorang pemimpin yang bisa mempengaruhi karyawannya agar mau bekerja dengan sukarela, melaksanakan tugasnya dengan
  • 14. perasaan senang karena pimpinan memintanya dengan hormat. Hal itu akan mempengaruhi psikologis karyawan, membuatkaryawan bekerja dengan optimal untuk bisa membantu atasannya.
  • 15. DAFTAR PUSTAKA Bungin, Burhan, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2006). Don F.Faules dan R. Wayne Peace, Komunikasi Organisasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010). Panuju, Redi, Komunikasi Organisasi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001). Deddy Mulyadi dan Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012). Rivai, Veithzal, dkk., Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Organisasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014).
  • 16. PAPER KEWIRAUSAHAAN “Implementasi Komunikasi Dan Model Kepemimpinan” Forum 6 Dosen Pengampu: Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA, MPM Disusun oleh: Andita Oktavia 41118110133 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2019
  • 17. PENDAHULUAN Komunikasi merupakan salah satu faktor yang penting dalam menjalankan proses administrasi dan interaksi antar elemen pada suatu organisasi atau lembaga,baik internal maupun eksternal. Tanpa adanya jalinan komunikasi yang baik dan benar besar kemungkinan semua proses di dalam organisasi/lembaga tersebut tidak akan dapat berjalan dengan maksimal dan sesuai dengan yang telah direncanakan. .Kemampuan komunikasi yang baik akan sangat membantu semua proses yang ada dalam suatu organisasi/lembaga. Agar dapat menjalankan kepemimpinannya, seoorang pimpinan setidaknya harus memiliki kompetensi dasar, yakni 1) mengdiagnosis, 2) mengadaptasi, dan 3) mengkomunikasikan. Kemampuan diagnosis merupakan kemampuan kognitif yang dapat memahami stuasi saat sekarang dan apa yang di harapkan pada masa yang akan datang. Kompetensi mengadaptasi adalah kemampuan seseorang menyesuaikan prilakunya dengan lingkungannya. Sedangkan kompetensi mengkomunikasikan terkait dengan kemampuan seseorang dalam menyampaikan pesan-pesannya agar dapat dipahami orang lain dengan baik dan jelas. Terkait dengan kepemimpinan maka komunikasi yang baik sangatlah penting dimiliki oleh seorang pemimpin karena berkaitan dengan tugasnya untuk mempengaruhi, membimbing, mengarahkan, mendorong anggota untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan serta mencapai efektifitas dalam kepemimpinan, perencanaan, pengendalian, koordinasi, latihan ,manejemen konflik serta proses-proses organisasi lainnya. Lalu bagaimana mungkin komunikasi bisa berjalan dengan baik jika seorang pemimpin tidak memberikan kenyamanan, malahan yang ada adalah ketakutan bagi bawahannya dalam menyampaikan informasi kepadanya. Untuk menjawab masalah diatas maka penulis akan membahas beberapa aspek antara lan tentang peran komunikasi dalam kepemimpinan. Pembahasan ini akan mencakup beberapa aspek antara lain Bagaiman konsep kepemimpinan yang baik ?, Apa saja fungsi komunikasi kepemimpinan ?, Apa hambatan hambatan yang terjadi dalam komunikasi kepemimpinan dan Apa urgensi komunikasi organisasi bagi pemimpin?.
  • 18. Konsep Komunikasi Kepemimpinan Pengertian komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin communis atau dalam bahasa inggrisnya common berarti sama. Apabila kita berkomunikasi berarti kita dalam keadaan berusaha untuk menimbulkan suatu persamaan dalam hal sikap dengan seseorang. Jadi pengertian komunikasi secara harfiah adalah proses menghubungi atau mengadakan perhubungan. Ahli komunikasi mengatakan bahwa “communication is the process of sending and reciving symbols with attach meaning”. Artinya bahwa komunikasi sebagian kegiatan penyampaian informasi dan pengertian dengan menggunakan tanda-tanda yang sama. Communication is the evoking of a shered or common meaning in another person. (Nelson & Quick, 2006 : 250). Komunikasi adalah untuk membangkitkan pengertian bersama kepada orang lain. Demikian juga Jennifer M. George (2006 : 437) mendefinisikan bahwa komunikasi adalah membagi informasi antara dua orang atau lebih atau kelompok untuk mencapai pemahaman bersama, (Comunication the shering of information between two or more individuals or group to reach a common understanding). Bermkomunikasi merupakan suatu kebutuhan hidup manusia. Dengan berkomunikasi manusia akan dapat berhubungan antara satu dengan yang lain, sehingga kehidupan manusia akan bermakna. Disisi lain ada sejumlah kebutuhan dalam diri manusia itu hanya dapat dipenuhi melalau komunikasi dengan sesama. Makin banyak manusia itu melakukan aktivitas komunikasi antara satu dengan yang lainnya, akan semakin banyak informasi yang didapatnya dan semakin besar peluang keberhasilan seseorang itu dalam kehidupannya. Dalam komunikasi diperlukan sedikitnya tiga unsur yaitu sumber (source), berita atau pesan (message), dan sasaran (destination). Sumber dapat berupa individu atau organisasi komunikasi. Berita atau pesan dapat berupa tulisan, gelombang suara atau komunikasi arus listrik, lambaian tangan, bendera berkibar, atau benda lain yangmempunyai arti. Sasaran dapat berupa seorang pendengar, penonton, pembaca,anggota dari kelompok diskusi, mahasiswa, dan lain-lain. Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Komunikasi organisasi adalah proses penciptaan makna atas interaksi yang menciptakan, memelihara, dan
  • 19. mengubah organisasi. Struktur organisasi cenderung mempengaruhi komunikasi, dengan demikian komunikasi dari bawahan kepada pimpinan sangat berbeda dengan komunikasi antar sesamanya Di dalam sebuah organisasi pemimpin adalah sebagai komunikator. Pemimpin yang efektif pada umumnya memiliki kemampuan komunikasi yang efektif, sehingga sedikit banyak akan mampu merangsang partisipasi orang-orang yang dipimpinnya. Dia juga harus piawai dalam melakukan komunikasi baik komunikasi verbal maupun non verbal. Komunikasi verbal yang baik dapat dilakukan dengan menggunakan tutur kata yang ramah, sopan,dan lembut. Komunikasi non verbal dapat dilakukan dengan mengkomunikasikan konsep-konsep yang abstrak misalnya kebenaran, keadilan, etika, dan agama secara non verbal misal menggunakan bahasa tubuh. Fungsi Komunikasi Kepemimpinan Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersial maupun sosial, komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan empat fungsi, yaitu: 1. Fungsi informatif Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi (information-processing system). Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti, informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu organisasi. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti dan sebagainya. 2. Fungsi Regulatif Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini, yaitu:
  • 20.  Atasan atau orang-orang yang berada dalam tataran manajemen yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Disamping itu mereka juga mempunyai kewenangan untuk memberikan instruksi atau perintah, sehingga dalam struktur organisasi kemungkinan mereka ditempatkan pada lapis atas (position of authority) supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya.  Berkaitan dengan pesan atau message. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan-peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan. 3. Fungsi Persuasif Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya. 4. Fungsi Integratif Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, buletin) dan laporan kemajuan oraganisasi; juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi. Bagaimana perilaku orang-orang dalam suatu organisasi ketika mereka melaksanakan tindak berbagi informasi dan gagasan. Untuk itu kita perlu memahami style atau gaya seseorang ketika ia berkomunikasi. Gaya komunikasi (communication style) didefinisikan sebagai seperangkat perilaku antarpribadi yang terspesialisasi yang digunakan dalam suatu situasi tertentu (a specialized set of interpersonal behaviors that are used in a given situation). Masing-masing gaya komunikasi terdiri dari sekumpulan perilaku komunikasi yang dipakai untuk mendapatkan respon atau tanggapan tertentu dalam situasi yang tertentu pula. Kesesuaian dari satu gaya
  • 21. komunikasi yang digunakan, bergantung pada maksud dari pengirim (sender) dan harapan dari penerima (receiver). Gaya Komunikasi Kepemimpinan Gaya komunikasi mengendalikan (dalam bahasa Inggris: The Controlling Style) ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one-way communications. Gaya komunikasi ini dapat dibagi atas beberapa bagian antara lain : 1. The Controlling style Gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one-way communications. Pesan-pesan yag berasal dari komunikator satu arah ini, tidak berusaha ‘menjual’ gagasan agar dibicarakan bersama namun lebih pada usaha menjelaskan kepada orang lain apa yang dilakukannya. The controlling style of communication ini sering dipakai untuk mempersuasi orang lain supaya bekerja dan bertindak secara efektif, dan pada umumnya dalam bentuk kritik. Namun demkian, gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, tidak jarang bernada negatif sehingga menyebabkan orang lain memberi respons atau tanggapan yang negatif pula. 2. The Equalitarian style Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan. The equalitarian style of communication ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah (two-way traffic of communication). Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara terbuka. Artinya, setiap anggota organisasi dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam suasana yang rileks, santai dan informal. Dalam suasana yang demikian, memungkinkan setiap anggota organisasi mencapai kesepakatan dan pengertian bersama. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi yang bermakna kesamaan ini, adalah orang- orang yang memiliki sikap kepedulian yang tinggi serta kemampuan membina hubungan yang
  • 22. baik dengan orang lain baik dalam konteks pribadi maupun dalam lingkup hubungan kerja. The equalitarian styleini akan memudahkan tindak komunikasi dalam organisasi, sebab gaya ini efektif dalam memelihara empati dan kerja sama, khususnya dalam situasi untuk mengambil keputusan terhadap suatu permasalahan yang kompleks. Gaya komunikasi ini pula yang menjamin berlangsungnya tindakan share/berbagi informasi di antara para anggota dalam suatu organisasi. 3. The Structuring Style Gaya komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi. Pengirim pesan (sender) lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk mempengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang berlaku dalam organisasi tersebut. Stogdill dan Coons dari The Bureau of Business Research of Ohio State University, menemukan dimensi dari kepemimpinan yang efektif, yang mereka beri nama Struktur Inisiasi atau Initiating Structure. Stogdill dan Coons menjelaskan bahwa pemrakarsa (initiator) struktur yang efisien adalah orang-orang yang mampu merencanakan pesan-pesan verbal guna lebih memantapkan tujuan organisasi, kerangka penugasan dan memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul. 4. The Dynamic Style Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena pengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya berorientasi pada tindakan (action- oriented). The dynamic style of communication ini sering dipakai oleh para juru kampanye ataupun supervisor yang membawa para wiraniaga (salesmen atau saleswomen). Tujuan utama gaya komunikasi yang agresif ini adalah mestimulasi atau merangsang pekerja/karyawan untuk bekerja dengan lebih cepat dan lebih baik. Gaya komunikasi ini cukup efektif digunakan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang bersifat kritis, namun dengan persyaratan bahwa karyawan atau bawahan mempunyai kemampuan yang cukup untuk mengatasi masalah yang kritis tersebut. 5. The Relinguishing Style
  • 23. Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan untuk memberi perintah, meskipun pengirim pesan (sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain. Pesan-pesan dalam gaya komunikasi ini akan efektif ketika pengirim pesan atau sender sedang bekerja sama dengan orang-orang yang berpengetahuan luas, berpengalaman, teliti serta bersedia untuk bertanggung jawab atas semua tugas atau pekerjaan yang dibebankannya. 6. The Withdrawal Style Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan antarpribadi yang dihadapi oleh orang- orang tersebut. Dalam deskripsi yang kongkrit adalah ketika seseorang mengatakan: “Saya tidak ingin dilibatkan dalam persoalan ini”. Pernyataan ini bermakna bahwa ia mencoba melepaskan diri dari tanggung jawab, tetapi juga mengindikasikan suatu keinginan untuk menghindari berkomunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu, gaya ini tidak layak dipakai dalam konteks komunikasi organisasi. Gambaran umum yang diperoleh dari uraian di atas adalah bahwa the equalitarian style of communication merupakan gaya komunikasi yang ideal. Sementara tiga gaya komunikasi lainnya: structuring, dynamic dan relinguishing dapat digunakan secara strategis untuk menghasilkan efek yang bermanfaat bagi organisasi. Dan dua gaya komunikasi terakhir: controlling dan withdrawalmempunyai kecenderungan menghalangi berlangsungnya interaksi yang bermanfaat. Hambatan Dalam Komunikasi Kepemimpinan Pada sebuah proses komunikasi yang terjadi terkadang kita juga akan mengalami banyak hambatan dalam berkomunikasi. Beberapa Hambatan Komunikasi adalah : 1. Hambatan sematik Komunikasi yg disebabkan oleh fakor bahasa yg digunakan oleh para pelaku komunikasi.
  • 24. 2. Hambatan mekanik. Komunikasi yang disebabkan oleh factor elektrik, mesin atau media lainnya. 3. Hambatan antropologis Hambatan yg disebabkan oleh perbedaan pada diri manusia. 4. Hambatan psikologis Hambatan yg disebabkan oleh factor kejiwaan . Menurut Leonard R.S. dan George Strauss dalam Stoner james, A.F dan Charles Wankel sebagaimana yang dikutip oleh Herujito (2001), ada beberapa hambatan terhadap komunikasi yang efektif, yaitu : 1. Mendengar, biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua yang kita dengar dan tanggapi. Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita dengar. 2. Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa yang kita ketahui. 3. Menilai sumber. Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada anak kecil yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung mengabaikannya. 4. Persepsi yang berbeda. Komunikasi tidak akan berjalan efektif, jika persepsi si pengirim pesan tidak sama dengan si penerima pesan. Perbedaan ini bahkan bisa menimbulkan pertengkaran, diantara pengirim dan penerima pesan. 5. Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda. Kita sering mendengar kata yang artinya tidak sesuai dengan pemahaman kita. Seseorang menyebut akan datang sebentar lagi, mempunyai arti yang berbeda bagi orang yang menanggapinya. Sebentar lagi bisa berarti satu menit, lima menit, setengah jam atau satu jam kemudian. 6. Sinyal nonverbal yang tidak konsisten. Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi – tidak melihat kepada lawan bicara, tetap dengan aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi dengan kita-, mampengaruhi porses komunikasi yang berlangsung. 7. Pengaruh emosi. Pada keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk menerima informasi. apapun berita atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan ditanggapinya. Urgensi Komunikasi Bagi Pemimpin
  • 25. Permasalahan bisa terjadi akibat kita salah mengkomunikasikan pesan kepada komunikan. Kadang hal ini terlupakan, padahal, manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Dalam berkomunikasi sering kali kita menjumpai banyak perbedaan. Perbedaan gaya berkomunikasi seringkali menjadi suatu permasalahan. Perdebadaan tersebut seringkali memicu fenomena etnosentrisme. Sehingga tak heran seringkali konflik diantara suku dibangsa ini disebabkan adanya salah menginterpretasikan perkataan ataupun maksud dari ucapan seseorang atau kelompok tertentu. Selain itu juga dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi yang baik sangat penting untuk berinteraksi antar individu maupun antar masyarakat agar terjadi keserasian dan dapat mencegah konflik. Di sisi lain, komunikasi juga dibutuhkan oleh setiap Negara untuk saling berhubungan dengan Negara lain (hubungan bilateral). Komunikasi dengan kepemimpinan sangat erat hubungannya. Seorang pemimpin harus memiliki wawasan yang luas, jujur, bertanggung jawab , berani dalam mengambil keputusan, dan ia juga harus mempunyai keahlian berkomunikasi yang sangat baik. Karena komunikasi dapat menentukan berhasil atau tidaknya seorang pemimpin dalam menjalankan tugasnya. Setiap pemimpin pasti memiliki bawahannya dimana bawahannya tersebut akan mengeluarkan gagasan/ide yang akan dipaparkan. Sehingga seorang pemimpin tersebut dapat mengambil keputusan berdasarkan gagasan/ide tersebut. Kepemimpinan yang berhasil mempengaruhi orang lain sangat ditentukan oleh keterampilan dan kemampuan menjalankan fungi komunikasi secara baik karenanya komunikasi yang baik dan menjadi efektif akan ditentukan pula oleh kepercayaan dan keyakinan seorang pemimpin dalam memimpin untuk mempengaruhi bawahan. Keyakinan dan kepercayaan hanya dapat terbentuk apabila pemimpin menyadari suatu lingkungan yang harmonis antara pimpinan dengan para bawahannya yang dapat benar-benar berkomunikasi dengan baik yang sejalan dengan makna fungsi komunikasi.
  • 26. Dalam sebuah organisasi setiap orang yang terlibat di dalamnya ketika melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, baik selaku pimpinan maupun para staf , agar semua pekerjaan dapat terlaksana dengan lancar dan harmonis untuk mencapai tujuan bersama yang disepakati dan ditetapkan, maka unsur kerjasama harus senantiasa tercipta dengan baik. Dengan terjadinya proses kerjasama maka unsur komunikasi pun dengan sendirinya akan tercipta, karena apa pun bentuk instruksi, informasi dari pimpinan , masukan, laporan dari bawahan ke pimpinan, antara sesama bawahan senantiasa dilakukan melalui proses komunikasi. Peran pimpinan dalam peningkatan komunikasi pada sebuah organisasi membutuhkan tiga hal: Pertama, pemimpin dan semua anggotanya harus memiliki kemampuan yang tepat dan mengerti komunikasi yang baik. Komunikasi bukanlah proses yang indah dan banyak orang membutuhkan pengertian yang mendalam mengenai issue komunikasi. Kedua, komunikasi organisasi yang efektif membutuhkan iklim atau budaya yang mendukung komunikasi yang efektif. Lebih spesifik iklim ini akan membutuhkan kejujuran, keterbukaan, praktik komunikasi yang baik dan tanggung jawab untuk membuat komunikasi lebih efektif. Ketiga, komunikasi yang efektif membutuhkan perhatian. Hal ini bukanlah sesuatu yang langsung terjadi tetapi dikembangkan sebagai hasil usaha staf dan jajaran manajemen. Kesimpulan Komunikasi dalam sebuah kepemimpinan merupakan suatu unsur yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan tujuan yang akan diraih oleh suatu organisasi. Oleh karena itu seorang pemimpin hendaklah piawai dalam berkomunikasi baik itu verbal maupun non verbal. Komunikasi yang baik akan akan mampu meningkatkan motivasi, sehingga informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik dan hal ini akan mampu meningkatkan kinerja serta control kerja juga akan terlaksana dengan baik. Di dalam sebuah organisasi pemimpin adalah sebagai komunikator. Pemimpin yang efektif pada umumnya memiliki kemampuan komunikasi yang efektif, sehingga sedikit banyak akan mampu merangsang partisipasi orang-orang yang dipimpinnya. Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersial maupun sosial, komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan empat fungsi antara lain fungsi informative, Regulatif,Integratif dan Persuasive . Proses komunikasi ini akan mengalami banyak hambatan. Beberapa Hambatan Komunikasi
  • 27. dapat berupa Hambatan Sematik, Hambatan Mekanik, Hambatan antropologis dan Hambatan psikologis. Untuk mengatasi masalah tersebut maka pemimpin harus meningkatkan kemampuan komunikasi yang efektif yang mencakup pemahaman komunikasi yang baik, iklim budaya pendukung organisasi, dan perhatian yang baik.
  • 28. DAFTAR PUSTAKA Hassan, Abdullah dan Ainon Muhamad. 1998. Komunikasi untuk pemimpin.(Kuala Lumpur: Utusan Publication & Distributors Sdn. Bhd. ) Effendi. 1993. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi.(Bandung: Citra Aditya Bakti.) Elvinaro, dan Lukiati Komala. 2005. Komuniksi Massa. (Bandung: Simbiosa Rekatama Media Alvin A Goldberg. dan Larson Carl. 1985. Komunikasi Kelompok. (Jakarta: Unversitas Indonesia.) Herujito, dan Yayat M.2001. Dasar-dasar Manajemen. (Jakarta: Grasindo. ) Nawawi Hadari dan Nawawi Martini Mimi. 1990. Kepemimpinan Yang Efektif. ( Yogyakarta: Ghalia Gajah Mada University Press.) Newstrom W John. dan Keith Devis. 1995. Human Behavior at Work : Organization Behavior. ( New York: McGraw-Hill Book Company.) Ivanovich. 2008. Organizational Behavior and Menagement.( New York: McGraw-Hill.) Moedjiono Imam. 2002. Kepemimpinan dan Keorganisasian. (Yogyakarta : UII. Press.)