Teks tersebut membahas tentang pentingnya menyeru kebajikan dan melarang kemungkaran sesuai dengan kemampuan masing-masing. Konsekuensi keimanan adalah memenuhi seruan Allah dan Rasul-Nya untuk menyeru kebajikan dan melarang kemungkaran dengan cara yang bijak. Hati manusia berada di tangan Allah semata, sehingga penting untuk senantiasa berdoa agar hati tetap teguh di jalan iman.
2.
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila
Rasul menyeru kalisn kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kalian, ketahuilah
bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya
kepada-Nya-lah kalian akan dikumpulkan.” (QS. Al-Anfaa: 24)
3. Alloh swt memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya yang
beriman dari kalangan laki-laki dan perempuan memerintahkan
supaya mereka memahami, mengerti dan melaksanakan tentang
konsekuensi- konsekuensi keimanan mereka
konsekuensi keimanannya adalah dalam bentuk
pemenuhan kepada seruan Alloh dan Rasul-Nya
Bersegera untuk melaksanakannya, dan berda’wah terhadap
apa yang Alloh perintahkan, dan menjauhi apa yang telah
dilarang-Nya
4. “Apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi
kehidupan kepada kamu”
Ketika Alloh dan Rasul-Nya menyeru kepada suatu hal, maka di
dalamnya terdapat banyak faidah dan hikmah yang menjadikan hati
manusia hidup, sesungguhnya hidupnya hati dan ruh adalah dengan
menegakkan peribadahan kepada Alloh swt, dan hati dan ruh yang
memegang teguh terhadap ketaatan yang hanya diberikan kepada Alloh
dan Rasul-Nya sepanjang hidupnya.
5.
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk. (QS. An-Nahl: 125)
6.
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang
beruntung.” (QS. Ali ‘Imran: 104)
7. “Maksudnya, hendaklah ada di antara kalian segolongan
ummat yang menyiapkan dirinya untuk mengemban perintah
dari Alloh dalam mendakwahkan kebajikan, memerintahkan
yang ma’ruf dan melarang dari kemungkaran… perintah
tersebut merupakan kewajiban setiap individu ummat sesuai
dengan kemampuannya masing-masing”
8.
“Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu)
kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada Termasuk orang-orang
yang musyrik.” (QS. Yusuf (12): 108)
9. “Barang siapa melihat kemungkaran, maka hendaknya
ia merubah dengan tangannya. Apabila tidak
mampu, maka dengan lisannya. Jika tidak
mampu, maka dengan hatinya dan itulah selemah
lemahnya iman.”
(HR. Muslim)
10. …
“..Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan
sesungguhnya kepada-Nya-lah kamu akan dikumpulkan.”
11. Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas bin Malikzia berkata:
Rasululloh n, senantiasa mengulang-ulang do’a ini:
“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di
atas agama-Mu (ketaatan kepada-Mu)
Anas berkata: “Kami bertanya kepada beliau: ‘Wahai
Rasululloh! Kami telah beriman kepada kerasulanmu dan apa yang
datang denganmu, apakah engkau mengkhawatirkan keimanan
kami? Beliau bersabda:
“Benar, sebab seluruh hati manusia itu berada di antara dua jemari
Alloh Ta’ala. Dia membolak-balikkannya sesuai dengan kehendakNya.
12. Imam Ahmad meriwayatkan juga dari an-Nawwas bin Sam’an al-Kilabi z, ia
berkata: “Saya telah mendengar Rasululloh n bersabda:
“Tidak ada satu hati (manusia) melainkan ada pada dua jemari Alloh Rabb
semesta alam. Jika Alloh berkehendak untuk menjadikannya
istiqomah, maka ia akan istiqomah. Jika Alloh berkehendak untuk
menyesatkannya, maka ia akan sesat.” Rasululloh n senantiasa mengulangulang do’a; “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku
di atas agama-Mu.” Beliau juga bersabda; “Mizan (timbangan) ada di
Tangan Alloh Yang Maha Pemurah, Ia menurunkan dan menaikkannya.”
(HR. Ahmad IV/182) Shahih, lihat Shahihul Jami’ (no. 5747))
14.
“Dan peliharalah (takutlah) kalian dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orangorang yang zalim saja di antara kalian. Dan ketahuilah bahwa Allah Amat keras siksaanNya. (QS. Al-Anfaal: 25)
15. Di antara riwayat yang semisal dengan ayat di atas adalah:
Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Hudzaifah bin al-
Yaman, bahwa Rasululloh n bersabda:
“ Demi Alloh yang nyawaku ada ditangan-Nya, hendaklah kalian menyuruh kepada yang ma’ruf
dan mencegah dari yang mungkar, jika tidak niscaya Alloh akan mengirimkan adzab kepada
kalian dari sisi-Nya, kemudian kalian sungguh-sungguh berdo’a kepada-Nya (minta dicabut
adzab) tetapi tidak dikabulkan.”
(HR Ahmad)
16. Imam Ahmad juga meriwayatkan dari Nu’man bin Basyir, bahwasanya ia
berkhutbah, sedangkan dua jarinya mengisyaratkan kepada kedua
telinganya, ia berkata: ia mendengar Rasululloh n bersabda:
17. Diriwayatkan Imam Ahmad dari Ummu Salamah –istri Rasululloh- ia
berkata:
“Apa bila maksiat dilakukan oleh ummatku, maka Alloh akan meratakan
‘adzab dari sisi-Nya kepada mereka. ‘ Aku bertanya: ‘Wahai Rasululloh n
bukankah pada saat itu ada manusia yang shalih?’ ‘Tentu Jawab beliau.
‘Lalu apa yang terjadi kepada mereka,’ tanyanya. Beliau bersabda:
‘Mereka akan tertimpa sebagaimana manusia merasakannya, kemudian
mereka mendapatkan ampunan dan keridhaan Alloh’”
18. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Jarir (bin Abdillah), bahwasanya
Rasululloh saw bersabda:
“Tidaklah pada suatu kelompok manusia dilakukan di antara mereka
pelanggaran terhadap batasan Alloh (maksiat), (padahal orang yang tidak
bermaksiat) lebih kuat dan lebih banyak dari orang yang
melakukannya, namun tidak mengubahnya, melainkan Alloh akan
meratakan hukuman kepada mereka semua.” (Hadits ini diriwayatkan
oleh Ibnu Majah.)
19. “Sesungguhnya kemaksiatan apa bila tersembunyi dia tidak akan
mencelakakan siapa-siapa kecuali
pelakunya saja”
“Akan tetapi apa bila kemaksiatan dilakukan secara terangterangan, tampak secara tegas dan tidak ada upaya untuk
merubahnya, maka celakanya akan menimpa keseluruh
manusia/masyarakat”