SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 52
EKG
Karin Felicity / 406161057
FK Untar
ELEKTROKARDIOGRAM
- Merupakan alat bantu diagnosis
- EKG yang normal belum tentu jantungnya normal dan sebaliknya
- Gambaran klinis merupakan pegangan terpenting dalam menegakkan
diagnosis
- Manfaat paling besar rekaman EKG adalah dalam menegakkan
diagnosis aritmia jantung
Dasar Perekaman EKG
• Tubuh manusia mrp konduktor listrik yang baik
• Cairan dalam jaringan tubuh mengandung ion-ion
• Perbedaan potensial – ion berpindah
• Elektrode pada permukaan kulit merekam beda potensial
• Perubahan letak elektroda –> perubahan hasil perekaman
SISTEM KONDUKSI
A V
SP
KERTAS EKG
Kertas EKG merupakan kertas grafik
yang merupakan garis horizontal dan
vertikal dengan jarak 1mm ( kotak
kecil ). Garis yang lebih tebal terdapat
pada setiap 5mm disebut ( kotak
besar ).
•Garis horizontal Menunjukan
waktu, dimana 1mm = 0,04 dtk,
sedangkan 5mm = 0,20 dtk.
•Garis vertical Menggambarkan
voltage, dimana 1mm = 0,1 mv ,
sedangkan setiap 5 mm =0,5 mv.
ISMAIL PRODUCTION
0,04 dt
0, 20 dt
0,1 mv 0,5 mv
SANDAPAN ECG
SANDAPAN EKG
1. LEAD II,III,AVF INFERIOR RCA
2. LEAD I ,AVR,V5,V6 LATERALLCX
3. LEAD V1,V2,V3,V4  ANTERIOR  LAD
Membaca EKG
EKG Normal
Cara membaca EKG
1. Tentukan iramanya : Sinus / bukan
2. Tentukan frekuensi/kecepatan : Normal / takikardia / bradikardia
3. Tentukan axis : Normal / RAD / LAD
4. Nilai gelombang P : Normal / tidak
5. Hitung PR interval : Normal /memanjang/memendek
6. Nilai gelombang Q : Normal / patologis
7. Hitung QRS komplek : Normal / melebar
8. Nilai ST segmen : Isoelektrik / elevasi / depresi
9. Nilai gelombang T : Normal / Inverted / tinggi
10. Perhatikan tanda-tanda : Hipertropi / iskemia / infark
Irama Sinus
• Irama jantung yang normal adalah irama sinus, yaitu suatu pola
penjalaran impuls listrik yang teratur dan berasal dari NSA
• Syarat-syarat suatu EKG dikatakan berirama sinus adalah:
1. Setiap 1 gelombang P diikuti 1 kompleks QRS
2. Interval PR 0,12-0,20 detik (3-5 mm)
3. P di lead II positif, P di lead aVR negatif
4. FDJ antara 60-100x/menit, reguler
Penentuan kecepatan denyut jantung (Heart
Rate)
Berdasar kecepatan EKG 25 mm/dtk , 1 menit = 60 x
25 mm = 1500 mm. Satu kotak besar (kB) = 5 kotak
kecil (kK) = 5 mm = 0,20 dtk. Jadi 1 menit = 300 kK.
Bila jarak R – R 3,8 kB maka HR = 300/3,8 = 80/mnt
Normal HR = Atrial rate = Ventricular rate
Penentuan kecepatan denyut jantung (HR)
Aksis
• Sebuah vektor yang meringkaskan semua vektor (depolarisasi
ventrikel). Vektor hasil penjumlahan ini disebut Mean vektor dan
arahnya adalah aksis depolarisasi ventrikel
• Aksis hanya ditentukan bidang frontal saja
• Mean vektor QRS menunjuk ke kiri bawah, antara (+110 o sampai -30
o)
The QRS Axis
 Represents the overall direction of the heart’s activity
 Axis of –30 to +90 degrees is normal
The Quadrant Approach
• QRS up in I and up in aVF = Normal
Gelombang P
• Gambaran depolarisasi atrium
• Depolarisasi mulai dari NSA
• Atrium kanan mengalami depolarisasi lebih dulu sebelum atrium kiri
• Oleh karena itu, vektor rata-rata berjalan dari kanan ke kiri dan sedikit
ke arah inferior
Gelombang P
Karakteristik
• Bentuk normal : kecil, halus, melengkung, mendahului kompleks QRS
• Positif pada sandapan lateral kiri dan inferior
• Bifasik pada lead III dan V1
• Defleksi ke atas (+) di lead II, terbalik (-) di aVR
• Nilai normal :
- tinggi/amplitudo : < 3mm (2,5mm)
- lebar < 3 mm (0,06-0,11detik)
DIsfungsi NSA  abnormalitas bentuk gelombang P
Gelombang P
PR interval
• Menggambarkan waktu dari mulai depolarisasi atrium sampai awal
depolarisasi ventrikel
• PR interval normal 0,12 – 0,20 detik (3-5 mm)
Interval PR
Gelombang q
• Awal depolarisasi ventrikel
• Depolarisasi septum interventrikulare
dari kiri ke kanan
• Depolarisasi negatif I dari kompleks QRS
• Q patologis – old miokard infark
- Ciri gel. Q patologis
- lebar ≥ 0,04 detik (1 mm)
- dalamnya > 25% amplitudo gel. R
Gelombang r
• Defleksi positif pertama pada
kompleks QRS
• R patologis, menunjukkan adanya
hipertrofi ventrikel, tanda-tanda
bundle branch block
Gelombang s
• Defleksi negatif setelah
gelombang r
• Depolarisasi ventrikel
• s patologis, menunjukkan adanya
hipertrofi ventrikel, tanda-tanda
bundle branch block
Kompleks QRS
• Depolarisasi ventrikel
• Bentuk defleksi besar dan berujung tajam
Segmen ST
• Menggambarkan waktu antara akhir depolarisasi ventrikel dengan
awal repolarisasi ventrikel
Gelombang T
• Repolarisasi ventrikel
• Amplitudo normal :
- < 10 mm di sandapan dada
- < 5 mm di sandapan ekstremitas
- Min. 1 mm
Bentuk patologis Indikator iskemik
/infark
Gelombang T
Gelombang T
• Repolarisasi dimulai dari daerah yang terdepolarisasi paling akhir
• Gelombang depolarisasi yang datang dan repolarisasi yang menjauh
menimbulkan gelombang positif pada EKG
• T positif pada sandapan yang merekam defleksi positif saat
repolarisasi ventrikel (gelombang R tinggi)
Kelainan pada EKG
S.A Blok
• Bila salah satu impuls dari nodus S.A alami blok, satu denyut (PQRST) hilang
dan berupa garis isoelektrik
Sinus Arrest (Henti sinus)
• Bila nodus S.A tiba-tiba lemah, tidak dapat hasilkan impuls, terjadi “escape
rhytm” dari ventrikel sebagai usaha penyelamatan
• Merupakan manifestasi “sick sinus syndrome”
Kelainan konduksi SA
A.V blok derajat I
• Akibat perlambatan transmisi impuls dari atrium ke ventrikel, perlambatan terjadi di
A.V
• Pada A.V blok I PR interval lebih dari 0,20 detik
A.V blok derajat II
1. AV blok II Mobitz tipe 1
PR interval makin memanjang pada tiap denyut sampai satu saat P tidak diikuti QRS
(“Wenckebach periode”)
2. AV blok II Mobitz tipe 2
Bila secara periodik P tidak diikuti QRS kompleks. PR interval konstan tidak berubah.
Lokasi blok biasa dibawah AV node.
Ada beberapa bentuk yaitu AV blok 2:1 dan AV blok II “high grade” atau “advanced”
(AV blok 3:1 atau lebih)
Kelainan konduksi AV
AV Blok derajat III (Total AV Blok)
 Setiap gelombang P tidak diikuti QRS. Atrium berdenyut
sendiri berasal dar SA atau impuls di atrium dan ventrikel
berdenyut sendiri berasal dari AV junction dengan
frekuensi 40 – 60/menit atau dari fokus dibagian bawah
ventrikel sehingga QRS lebar dengan frekuensi < 40/menit
 Irama atrium dan ventrikel dapat reguler atau ireguler
“Bundle Branch” Blok Kanan (RBBB)
• Gangguan hantaran pada cabang kanan Bundle His
• Dapat diakibatkan adanya fibrosis atau kelainan
bawaan
• Blok sempurna disebut RBBB komplit
• Blok tidak sempurna disebut RBBB inkomplit dan
dapat terjadi pada orang normal
Kelainan konduksi intraventrikuler
RBBB Komplit
 Di lead V1 atau V2
- QRS intv > 0,12” (broad notched R, rsr, rsR’ atau rSR’
- Tipe QRS “M type” atau “ M Shape” dimana R2 > R1
 Gelombang S dalam, negatif di V5-V6, QRS > 0,12”
 Kadang ada kelainan repolarisasi
RBBB Inkomplit
 Syaratnya sama dengan RBBB komplit tetapi QRS intv antara >
0,08” - < 0,12”
RBBB Komplit
“Bundle Branch” Blok Kiri (LBBB)
• Mempunyai arti klinis selalu patologis
• Terbagi atas blok komplit dan inkomplit
LBBB Komplit:
1.QRS intv 0,12” atau lebih
2.qS atau rS di V1, gelombang R melebar dengan ada lekuk di
puncaknya (nothed)
3.Gelombang Q mengecil/hilang di lead I, aVL, V5,V6
4.Kelainan repolarisasi berupa ST depressi
LBBB inkomplit
• Sama dengan LBBB komplit tetapi QRS intv 0,08”- 0,11”
• Kadang disertai gelombang Q kecil di I, V5, V6
LBBB Komplit

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Ppt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec appPpt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec appPuteri Mentira
 
MEKANISME KOMPENSASI JANTUNG
MEKANISME KOMPENSASI JANTUNGMEKANISME KOMPENSASI JANTUNG
MEKANISME KOMPENSASI JANTUNGfikri asyura
 
Buku Pedoman Pelayanan Medis IDAI
Buku Pedoman Pelayanan Medis IDAIBuku Pedoman Pelayanan Medis IDAI
Buku Pedoman Pelayanan Medis IDAILena Setianingsih
 
EKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungEKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungADam Raeyoo
 
transfusi darah
transfusi darahtransfusi darah
transfusi darahDina Awwe
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)fikri asyura
 
Tb duplex lama aktif
Tb duplex lama aktifTb duplex lama aktif
Tb duplex lama aktifdesierianto
 
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxPerbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxAditAditya19
 
Membaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan Sistematis
Membaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan SistematisMembaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan Sistematis
Membaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan SistematisRobertus Arian Datusanantyo
 
2018 New Update Guidelines of Acute Coronary Syndrome, Indonesian Heart Assoc...
2018 New Update Guidelines of Acute Coronary Syndrome, Indonesian Heart Assoc...2018 New Update Guidelines of Acute Coronary Syndrome, Indonesian Heart Assoc...
2018 New Update Guidelines of Acute Coronary Syndrome, Indonesian Heart Assoc...Isman Firdaus
 

Was ist angesagt? (20)

Katarak Imatur
Katarak ImaturKatarak Imatur
Katarak Imatur
 
SKA / CAD
SKA / CADSKA / CAD
SKA / CAD
 
Ppt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec appPpt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec app
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
 
Abses hati
Abses hatiAbses hati
Abses hati
 
MEKANISME KOMPENSASI JANTUNG
MEKANISME KOMPENSASI JANTUNGMEKANISME KOMPENSASI JANTUNG
MEKANISME KOMPENSASI JANTUNG
 
Lapsus varicella
Lapsus varicellaLapsus varicella
Lapsus varicella
 
Buku Pedoman Pelayanan Medis IDAI
Buku Pedoman Pelayanan Medis IDAIBuku Pedoman Pelayanan Medis IDAI
Buku Pedoman Pelayanan Medis IDAI
 
Skdi tahun-2012
Skdi tahun-2012Skdi tahun-2012
Skdi tahun-2012
 
EKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungEKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi Jantung
 
transfusi darah
transfusi darahtransfusi darah
transfusi darah
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
 
Sindroma koroner akut
Sindroma koroner akutSindroma koroner akut
Sindroma koroner akut
 
Tb duplex lama aktif
Tb duplex lama aktifTb duplex lama aktif
Tb duplex lama aktif
 
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxPerbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
 
gawat abdomen
gawat abdomengawat abdomen
gawat abdomen
 
8 Shock Manajemen
8 Shock Manajemen8 Shock Manajemen
8 Shock Manajemen
 
Membaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan Sistematis
Membaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan SistematisMembaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan Sistematis
Membaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan Sistematis
 
TB Paru
TB ParuTB Paru
TB Paru
 
2018 New Update Guidelines of Acute Coronary Syndrome, Indonesian Heart Assoc...
2018 New Update Guidelines of Acute Coronary Syndrome, Indonesian Heart Assoc...2018 New Update Guidelines of Acute Coronary Syndrome, Indonesian Heart Assoc...
2018 New Update Guidelines of Acute Coronary Syndrome, Indonesian Heart Assoc...
 

Ähnlich wie ekg in indonesian

EKG REFERAT ELISA.ppt
EKG REFERAT ELISA.pptEKG REFERAT ELISA.ppt
EKG REFERAT ELISA.pptPamor9
 
ELEKTROKARDIOGRAFI.pptx
ELEKTROKARDIOGRAFI.pptxELEKTROKARDIOGRAFI.pptx
ELEKTROKARDIOGRAFI.pptxEndahPurnama4
 
konsep dasar ekg.ppt
konsep dasar ekg.pptkonsep dasar ekg.ppt
konsep dasar ekg.pptdewir12
 
Elektrokardiogram PRO PESERTA made easy and simple
Elektrokardiogram PRO PESERTA made easy and simpleElektrokardiogram PRO PESERTA made easy and simple
Elektrokardiogram PRO PESERTA made easy and simplefadliadityarizky
 
EKG, Drug dan Defibrilator
EKG, Drug dan DefibrilatorEKG, Drug dan Defibrilator
EKG, Drug dan DefibrilatorADam Raeyoo
 
PROSEDUR PEMASANGAN EKG PADA KEPERAWATAN.pptx
PROSEDUR PEMASANGAN EKG PADA KEPERAWATAN.pptxPROSEDUR PEMASANGAN EKG PADA KEPERAWATAN.pptx
PROSEDUR PEMASANGAN EKG PADA KEPERAWATAN.pptxHeryBudiawan2
 
EKG Dasar dan Cara Interpretasi.pptx
EKG Dasar dan Cara Interpretasi.pptxEKG Dasar dan Cara Interpretasi.pptx
EKG Dasar dan Cara Interpretasi.pptxNanang638977
 
EKG_Dasar_dan_Cara_Interpretasi.pptx
EKG_Dasar_dan_Cara_Interpretasi.pptxEKG_Dasar_dan_Cara_Interpretasi.pptx
EKG_Dasar_dan_Cara_Interpretasi.pptxssuserf7f400
 
Dasar dasar ekg fix
Dasar dasar ekg fixDasar dasar ekg fix
Dasar dasar ekg fixPel
 
EKG Dasar dan cara interpretasikan dengan cara cepat dimengerti
EKG Dasar dan cara interpretasikan dengan cara cepat dimengertiEKG Dasar dan cara interpretasikan dengan cara cepat dimengerti
EKG Dasar dan cara interpretasikan dengan cara cepat dimengertissuser279f9f
 
EKG DASAR BAHAN AJAR.pdf
EKG DASAR BAHAN AJAR.pdfEKG DASAR BAHAN AJAR.pdf
EKG DASAR BAHAN AJAR.pdfsitisara24
 
ECG (elektro Cardio graf)
ECG (elektro Cardio graf)ECG (elektro Cardio graf)
ECG (elektro Cardio graf)akbar010
 

Ähnlich wie ekg in indonesian (20)

EKG.pdf
EKG.pdfEKG.pdf
EKG.pdf
 
ECG
ECGECG
ECG
 
14 Konsep Dasar EKG
14 Konsep Dasar EKG14 Konsep Dasar EKG
14 Konsep Dasar EKG
 
EKG REFERAT ELISA.ppt
EKG REFERAT ELISA.pptEKG REFERAT ELISA.ppt
EKG REFERAT ELISA.ppt
 
EKG
EKGEKG
EKG
 
ECG Basic.pptx
ECG Basic.pptxECG Basic.pptx
ECG Basic.pptx
 
ELEKTROKARDIOGRAFI.pptx
ELEKTROKARDIOGRAFI.pptxELEKTROKARDIOGRAFI.pptx
ELEKTROKARDIOGRAFI.pptx
 
Ekg
EkgEkg
Ekg
 
konsep dasar ekg.ppt
konsep dasar ekg.pptkonsep dasar ekg.ppt
konsep dasar ekg.ppt
 
Elektrokardiogram PRO PESERTA made easy and simple
Elektrokardiogram PRO PESERTA made easy and simpleElektrokardiogram PRO PESERTA made easy and simple
Elektrokardiogram PRO PESERTA made easy and simple
 
EKG, Drug dan Defibrilator
EKG, Drug dan DefibrilatorEKG, Drug dan Defibrilator
EKG, Drug dan Defibrilator
 
PROSEDUR PEMASANGAN EKG PADA KEPERAWATAN.pptx
PROSEDUR PEMASANGAN EKG PADA KEPERAWATAN.pptxPROSEDUR PEMASANGAN EKG PADA KEPERAWATAN.pptx
PROSEDUR PEMASANGAN EKG PADA KEPERAWATAN.pptx
 
EKG Dasar dan Cara Interpretasi.pptx
EKG Dasar dan Cara Interpretasi.pptxEKG Dasar dan Cara Interpretasi.pptx
EKG Dasar dan Cara Interpretasi.pptx
 
EKG_Dasar_dan_Cara_Interpretasi.pptx
EKG_Dasar_dan_Cara_Interpretasi.pptxEKG_Dasar_dan_Cara_Interpretasi.pptx
EKG_Dasar_dan_Cara_Interpretasi.pptx
 
Dasar dasar ekg fix
Dasar dasar ekg fixDasar dasar ekg fix
Dasar dasar ekg fix
 
EKG part 1.pptx
EKG part 1.pptxEKG part 1.pptx
EKG part 1.pptx
 
EKG Dasar dan cara interpretasikan dengan cara cepat dimengerti
EKG Dasar dan cara interpretasikan dengan cara cepat dimengertiEKG Dasar dan cara interpretasikan dengan cara cepat dimengerti
EKG Dasar dan cara interpretasikan dengan cara cepat dimengerti
 
EKG DASAR BAHAN AJAR.pdf
EKG DASAR BAHAN AJAR.pdfEKG DASAR BAHAN AJAR.pdf
EKG DASAR BAHAN AJAR.pdf
 
Uhuk 6
Uhuk 6Uhuk 6
Uhuk 6
 
ECG (elektro Cardio graf)
ECG (elektro Cardio graf)ECG (elektro Cardio graf)
ECG (elektro Cardio graf)
 

Kürzlich hochgeladen

Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxssuser981dcb
 
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxMengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxLintangDwiCandra1
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxDwiDamayantiJonathan1
 
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...nadyahermawan
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptssuserbb0b09
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanB117IsnurJannah
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanFeraAyuFitriyani
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxcheatingw995
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxcholiftiara1
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptAcephasan2
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungHalo Docter
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaFeraAyuFitriyani
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyIkanurzijah2
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...nadyahermawan
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaruPrajaPratama4
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024PyrecticWilliams1
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
 
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxMengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
 
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 

ekg in indonesian

  • 1. EKG Karin Felicity / 406161057 FK Untar
  • 2. ELEKTROKARDIOGRAM - Merupakan alat bantu diagnosis - EKG yang normal belum tentu jantungnya normal dan sebaliknya - Gambaran klinis merupakan pegangan terpenting dalam menegakkan diagnosis - Manfaat paling besar rekaman EKG adalah dalam menegakkan diagnosis aritmia jantung
  • 3. Dasar Perekaman EKG • Tubuh manusia mrp konduktor listrik yang baik • Cairan dalam jaringan tubuh mengandung ion-ion • Perbedaan potensial – ion berpindah • Elektrode pada permukaan kulit merekam beda potensial • Perubahan letak elektroda –> perubahan hasil perekaman
  • 5. KERTAS EKG Kertas EKG merupakan kertas grafik yang merupakan garis horizontal dan vertikal dengan jarak 1mm ( kotak kecil ). Garis yang lebih tebal terdapat pada setiap 5mm disebut ( kotak besar ). •Garis horizontal Menunjukan waktu, dimana 1mm = 0,04 dtk, sedangkan 5mm = 0,20 dtk. •Garis vertical Menggambarkan voltage, dimana 1mm = 0,1 mv , sedangkan setiap 5 mm =0,5 mv. ISMAIL PRODUCTION 0,04 dt 0, 20 dt 0,1 mv 0,5 mv
  • 7. SANDAPAN EKG 1. LEAD II,III,AVF INFERIOR RCA 2. LEAD I ,AVR,V5,V6 LATERALLCX 3. LEAD V1,V2,V3,V4  ANTERIOR  LAD
  • 10. Cara membaca EKG 1. Tentukan iramanya : Sinus / bukan 2. Tentukan frekuensi/kecepatan : Normal / takikardia / bradikardia 3. Tentukan axis : Normal / RAD / LAD 4. Nilai gelombang P : Normal / tidak 5. Hitung PR interval : Normal /memanjang/memendek 6. Nilai gelombang Q : Normal / patologis 7. Hitung QRS komplek : Normal / melebar 8. Nilai ST segmen : Isoelektrik / elevasi / depresi 9. Nilai gelombang T : Normal / Inverted / tinggi 10. Perhatikan tanda-tanda : Hipertropi / iskemia / infark
  • 11. Irama Sinus • Irama jantung yang normal adalah irama sinus, yaitu suatu pola penjalaran impuls listrik yang teratur dan berasal dari NSA • Syarat-syarat suatu EKG dikatakan berirama sinus adalah: 1. Setiap 1 gelombang P diikuti 1 kompleks QRS 2. Interval PR 0,12-0,20 detik (3-5 mm) 3. P di lead II positif, P di lead aVR negatif 4. FDJ antara 60-100x/menit, reguler
  • 12.
  • 13. Penentuan kecepatan denyut jantung (Heart Rate) Berdasar kecepatan EKG 25 mm/dtk , 1 menit = 60 x 25 mm = 1500 mm. Satu kotak besar (kB) = 5 kotak kecil (kK) = 5 mm = 0,20 dtk. Jadi 1 menit = 300 kK. Bila jarak R – R 3,8 kB maka HR = 300/3,8 = 80/mnt Normal HR = Atrial rate = Ventricular rate
  • 15.
  • 16.
  • 17. Aksis • Sebuah vektor yang meringkaskan semua vektor (depolarisasi ventrikel). Vektor hasil penjumlahan ini disebut Mean vektor dan arahnya adalah aksis depolarisasi ventrikel • Aksis hanya ditentukan bidang frontal saja • Mean vektor QRS menunjuk ke kiri bawah, antara (+110 o sampai -30 o)
  • 18. The QRS Axis  Represents the overall direction of the heart’s activity  Axis of –30 to +90 degrees is normal
  • 19. The Quadrant Approach • QRS up in I and up in aVF = Normal
  • 20. Gelombang P • Gambaran depolarisasi atrium • Depolarisasi mulai dari NSA • Atrium kanan mengalami depolarisasi lebih dulu sebelum atrium kiri • Oleh karena itu, vektor rata-rata berjalan dari kanan ke kiri dan sedikit ke arah inferior
  • 21. Gelombang P Karakteristik • Bentuk normal : kecil, halus, melengkung, mendahului kompleks QRS • Positif pada sandapan lateral kiri dan inferior • Bifasik pada lead III dan V1 • Defleksi ke atas (+) di lead II, terbalik (-) di aVR • Nilai normal : - tinggi/amplitudo : < 3mm (2,5mm) - lebar < 3 mm (0,06-0,11detik) DIsfungsi NSA  abnormalitas bentuk gelombang P
  • 23. PR interval • Menggambarkan waktu dari mulai depolarisasi atrium sampai awal depolarisasi ventrikel • PR interval normal 0,12 – 0,20 detik (3-5 mm)
  • 25. Gelombang q • Awal depolarisasi ventrikel • Depolarisasi septum interventrikulare dari kiri ke kanan • Depolarisasi negatif I dari kompleks QRS • Q patologis – old miokard infark - Ciri gel. Q patologis - lebar ≥ 0,04 detik (1 mm) - dalamnya > 25% amplitudo gel. R
  • 26. Gelombang r • Defleksi positif pertama pada kompleks QRS • R patologis, menunjukkan adanya hipertrofi ventrikel, tanda-tanda bundle branch block
  • 27. Gelombang s • Defleksi negatif setelah gelombang r • Depolarisasi ventrikel • s patologis, menunjukkan adanya hipertrofi ventrikel, tanda-tanda bundle branch block
  • 28. Kompleks QRS • Depolarisasi ventrikel • Bentuk defleksi besar dan berujung tajam
  • 29. Segmen ST • Menggambarkan waktu antara akhir depolarisasi ventrikel dengan awal repolarisasi ventrikel
  • 30. Gelombang T • Repolarisasi ventrikel • Amplitudo normal : - < 10 mm di sandapan dada - < 5 mm di sandapan ekstremitas - Min. 1 mm Bentuk patologis Indikator iskemik /infark
  • 32. Gelombang T • Repolarisasi dimulai dari daerah yang terdepolarisasi paling akhir • Gelombang depolarisasi yang datang dan repolarisasi yang menjauh menimbulkan gelombang positif pada EKG • T positif pada sandapan yang merekam defleksi positif saat repolarisasi ventrikel (gelombang R tinggi)
  • 34.
  • 35.
  • 36.
  • 37.
  • 38.
  • 39. S.A Blok • Bila salah satu impuls dari nodus S.A alami blok, satu denyut (PQRST) hilang dan berupa garis isoelektrik Sinus Arrest (Henti sinus) • Bila nodus S.A tiba-tiba lemah, tidak dapat hasilkan impuls, terjadi “escape rhytm” dari ventrikel sebagai usaha penyelamatan • Merupakan manifestasi “sick sinus syndrome” Kelainan konduksi SA
  • 40.
  • 41. A.V blok derajat I • Akibat perlambatan transmisi impuls dari atrium ke ventrikel, perlambatan terjadi di A.V • Pada A.V blok I PR interval lebih dari 0,20 detik A.V blok derajat II 1. AV blok II Mobitz tipe 1 PR interval makin memanjang pada tiap denyut sampai satu saat P tidak diikuti QRS (“Wenckebach periode”) 2. AV blok II Mobitz tipe 2 Bila secara periodik P tidak diikuti QRS kompleks. PR interval konstan tidak berubah. Lokasi blok biasa dibawah AV node. Ada beberapa bentuk yaitu AV blok 2:1 dan AV blok II “high grade” atau “advanced” (AV blok 3:1 atau lebih) Kelainan konduksi AV
  • 42.
  • 43.
  • 44.
  • 45. AV Blok derajat III (Total AV Blok)  Setiap gelombang P tidak diikuti QRS. Atrium berdenyut sendiri berasal dar SA atau impuls di atrium dan ventrikel berdenyut sendiri berasal dari AV junction dengan frekuensi 40 – 60/menit atau dari fokus dibagian bawah ventrikel sehingga QRS lebar dengan frekuensi < 40/menit  Irama atrium dan ventrikel dapat reguler atau ireguler
  • 46.
  • 47.
  • 48. “Bundle Branch” Blok Kanan (RBBB) • Gangguan hantaran pada cabang kanan Bundle His • Dapat diakibatkan adanya fibrosis atau kelainan bawaan • Blok sempurna disebut RBBB komplit • Blok tidak sempurna disebut RBBB inkomplit dan dapat terjadi pada orang normal Kelainan konduksi intraventrikuler
  • 49. RBBB Komplit  Di lead V1 atau V2 - QRS intv > 0,12” (broad notched R, rsr, rsR’ atau rSR’ - Tipe QRS “M type” atau “ M Shape” dimana R2 > R1  Gelombang S dalam, negatif di V5-V6, QRS > 0,12”  Kadang ada kelainan repolarisasi RBBB Inkomplit  Syaratnya sama dengan RBBB komplit tetapi QRS intv antara > 0,08” - < 0,12”
  • 51. “Bundle Branch” Blok Kiri (LBBB) • Mempunyai arti klinis selalu patologis • Terbagi atas blok komplit dan inkomplit LBBB Komplit: 1.QRS intv 0,12” atau lebih 2.qS atau rS di V1, gelombang R melebar dengan ada lekuk di puncaknya (nothed) 3.Gelombang Q mengecil/hilang di lead I, aVL, V5,V6 4.Kelainan repolarisasi berupa ST depressi LBBB inkomplit • Sama dengan LBBB komplit tetapi QRS intv 0,08”- 0,11” • Kadang disertai gelombang Q kecil di I, V5, V6