Vaksinasi umumnya tidak menimbulkan efek samping berarti kecuali gejala ringan seperti demam, nyeri, dan pembengkakan di sekitar lokasi suntik yang akan hilang dalam beberapa hari. Efek samping berat sangat jarang terjadi.
2. EFEK SAMPING
IMUNISASI
POLIO
Pada umumnya tidak terdapat efek
samping.
Efek samping berupa paralisis yang
disebabkan oleh vaksin sangat
jarang terjadi
Kalaupan ada hanya bercak –
bercak ringan (diare)
Vaksin akan tetap diberikannya,
kemudian dicoba lagi
mengulanginya 4 minggu setelah
pemberian polio.
3. Demam ringan
Demam ini terjadi selama 1 – 3 hari setelah 1
minggu penyuntikan, kadang disertai
kemerahan seperti penderita campak lainnya.
Bercak merah pada pipi, dibawah telingga pada
hari ke 7 – 8 setelah penyuntikan
Pembekakan pada tempat penyuntikan
Kejang ringan dan tidak berbahaya pada hari ke-
10 sampai dengan hari ke-12 setelah
penyuntikan (sangat jarang terjadi)
4. Radang otak (Ensefalitis / Ensepolapati)
dalam 30 hari setelah penyuntikan (1 :
1.000.000 orang)
harus diberitahukan ibu agar setelah 1
minggu setelah penyuntikan panasnya tinggi
supaya diberikan ¼ tablet antiperetik dan
beri keyakinan bahwa bila anak kena penyakit
campak akibatnya jauh lebih berat bila
dibandingkan efek samping vaksinasi
campak.
5. Reaksi Normal
Setelah 2 minggu akan terjadi pembekakan kecil merah di
tempat penyuntikan dengan garis tengah 10 mm
Setelah 2 – 3 minggu kemudian pembengkakan menjadi
abses kecil yang kemudian menjadi luka dengan garis
tengah 10 mm
Beritahukan kepada ibu, agar tidak memberikan obat
apaun pada luka dan membiarkan terbuka atau bila akan
ditutup, gunakan kain kasa kering
Luka tersebut akan sembuh dengan sendirinya dan
meninggalkan jaringan parut (scar) bergaris tengah 3 mm
– 7 mm
Scar ini sangat berguna karena dapat menunjukkan
bahwa anak tersebut telah mendapatkan vaksin BCG
6. Peradangan setempat yang agak berat atau
abses yang lebih dalam
Pembengkakan di kelenjer limpe pada leher atau
ketiak penyuntikan yang terlalu dalam
dibawah kulit/ dosis yang diberikan terlalu
banyak
Hal – hal yang perlu diberitahukan kepada ibu
anak adalah :
Bila reaksi hanya bersifat local
Bila luka besar atau pembengkakan pada
kelenjer limfe
7. Jika anak sudah mempunyai kekebalan
terhadap tuberculosis, proses pembengkakan
mungkin terjadi lebih cepat dari 2 minggu
Ini berarti anak tersebut telah
mendapatkan BCG atau kemungkinan anak
tersebut telah mendapat infeksi TBC
8. Panas
Rasa sakit didaerah suntikan
Peradangan, sebagai akibat :
Jarum suntik tidak steril
Penyuntikan kurang dalam
Kejang – kejang
9. Reaksi local seperti rasa sakit,
kemerahan dan pembengkakan di
sekitar tempat penyuntikan. Reaksi
yang terjadi bersifat ringan dan
biasanya hilang setelah 2 hari.
10. Gejala – gejala seperti lemas dan kemerahan
(nyeri kemerahan dan bengkak untuk 1- 2 hari
tempat penyuntikan, ini akan sembuh sendiri
dan tidak perlu pengobatan) yang bersifat
sementara, dan kadang – kadang gejala
demam.
12. Cara
Di berikan secara oral (melalui mulut)
4 kali (dosis) pemberian dengan interval
setiap dosis minimal 4 minggu.
Biasanya pemberian vaksin polio diberikan
bersama – sama dengan vaksin DPT akan
tetapi pemberiannya dengan interval 2 jam.
13. Cara
Suntikan secara subkutan pada lengan
kiri atas
Jumlah Suntikan : 1 X
Dapat diberikan bersamaan dengan
pemberian vaksin yang lain, tetapi tidak
dicampur dalam 1 semprit dengan vaksin lain
14. Cara Penyuntikan Vaksin Campak
Pada 1/3 bagian lengan atas
Ambil sedkit kapas yang telah dibasahi dengan air bersih dan
bersihkan tempat penyuntikan.
Jepitlah lengan yang akan disuntikan dengan jari – jari
tangan kiri.
Masukkan jarum kedalam kulit yang dijepit dengan sudut
kira – kira 300 terhadap lengan, jika memasukkan jarum
terlalu dalam dan control jarumnya dengan cara menarik
pistolnya untuk meyakinkan jarum tidak mengenai
pembuluh darah. Bila ada darah maka jarumnya dicabut dan
dipindahkan ketempat lain.
Tekan piston perlahan – lahan sebanyak 0,6 cc.
Cabut jarum dan usaplah bekas suntikan dengan kapas
basah untuk membersihkan kulit.
15. Bersihkan lengan kanan atas dengan kapas yang dibasahi air matang
Peganglah lengan kanan anak dengan tangan kiri sehingga tangan kiri
berada di lengan anak. Lingkarkan jari – jari tangan anda di bawah kulit
lengan atas anak meregang
Pegang semprit dengan tangan kanan dengan lobang jarum menghadap
ke atas
Masukkan ujung jarum ke dalam kulit, usahakan sedikit mungkin melukai
kulit
Pertahankan jarum sejajar dengan lengan anak dan lobang tetap
menghadap ke atas
Jangan menekan jarum terlalu lama dan jangan meregangkan ujung
jarum terlalu menukik
Letakkan ibu jari tangan kiri anda di atas ujung barek
Pegang pangkal barek antara jari telunjuk dengan jari tengah lalu
doronglah piston dengan ibu jari tengan kanan anda
Bila cara tepat : timbul benjolan dikulit mendatar dengan kulit kelihatan
pucat dan pori – pori jelas
16. 1. Menyiapkan Vaksin
lihatlah dahulu labelnya
Kocok
2. Cara Mengisi Semprit DPT
Buka tutup metal dengan menggunakan gergaji ampul
Usaplah karet penutup flakon dengan kapas basah
Ambil spuit 2 cc
Pasanglah jarum DPT ke semprit
Isaplah udara ke dalam spuit sebanyka 0,6 cc
Tusuklah jarum ke dalam flakon melalui tutup karet
Masukkan udara ke dalam flakon dan isaplah vaksin sebanyak 0,6
cc ke dalam semprit
Cabut jarum dari flakon, jangan ada gelembung udara, lalu dorong
piston sampai ukuran 0,5 cc
Gunakan 1 semprit steril dan 1 jarum untuk setiap satu suntikan
17. 3. Mengatur Posisi Bayi
Bayi dipangku oleh ibu
Tangan kiri ibu merangkul bayi, menyangga
kepala, bahu dan memegang sisi luar tangan
kiri bayi
Tangan kanan bayi melingkar ke badan ibu
Tangan kanan ibu memegang kaki bayi
dengan kuat
18. paha sebelah luar
Letakkan ibu jari dan telunjuk pada posisi yang
akan disuntik
Peganglah otot paha antara jari – jari telunjuk
dan ibu jari
Bersihkan lokasi suntikan dengan kapas basah
Tusukkan jarum tegak lurus kebawah melalui
kulit antara jari anda sampai ke dalam otot
Tarik piston sedikit untuk meyakinkan behwa
jarum tidak mengenai pembuluh darah
Dorong pangkal piston dengan ibu jari untuk
memasukkan vaksin
19. dikocok terlebih dahulu
Vaksin disuntikan dengan dosis 0,5 ml atau 1
buah HB PID, pemberian suntikan secara
intra muskuler, sebaiknya pada anterolateral
paha.
Pemberian sebanyak 3 dosis
Dosis pertama diberikan pada usia 0 – 7 hari,
dosis berikutnya dengan interval minimum 4
minggu (1 bulan).
20. dikocok terlebih dahulu
disuntikkan secara intramuskuler
atau subkutan dalam, dengan
dosis pemberian 0,5 ml
21. Imunisasi Interval Durasi Perlindungan
TT 1 Selama kunjungan -
antenatal 1
TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun
TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun
TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 tahun / seumur
hidup