SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 22
EFEK SAMPING
IMUNISASI
               POLIO

                Pada umumnya tidak terdapat efek
                 samping.
                Efek samping berupa paralisis yang
                 disebabkan oleh vaksin sangat
                 jarang terjadi
                Kalaupan ada hanya bercak –
                 bercak ringan (diare)
                Vaksin akan tetap diberikannya,
                 kemudian dicoba lagi
                 mengulanginya 4 minggu setelah
                 pemberian polio.
 Demam ringan
  Demam ini terjadi selama 1 – 3 hari setelah 1
  minggu penyuntikan, kadang disertai
  kemerahan seperti penderita campak lainnya.
 Bercak merah pada pipi, dibawah telingga pada
  hari ke 7 – 8 setelah penyuntikan
 Pembekakan pada tempat penyuntikan
 Kejang ringan dan tidak berbahaya pada hari ke-
  10 sampai dengan hari ke-12 setelah
  penyuntikan (sangat jarang terjadi)
   Radang otak (Ensefalitis / Ensepolapati)
    dalam 30 hari setelah penyuntikan (1 :
    1.000.000 orang)
   harus diberitahukan ibu agar setelah 1
    minggu setelah penyuntikan panasnya tinggi
    supaya diberikan ¼ tablet antiperetik dan
    beri keyakinan bahwa bila anak kena penyakit
    campak akibatnya jauh lebih berat bila
    dibandingkan efek samping vaksinasi
    campak.
   Reaksi Normal
     Setelah 2 minggu akan terjadi pembekakan kecil merah di
      tempat penyuntikan dengan garis tengah 10 mm
     Setelah 2 – 3 minggu kemudian pembengkakan menjadi
      abses kecil yang kemudian menjadi luka dengan garis
      tengah 10 mm
     Beritahukan kepada ibu, agar tidak memberikan obat
      apaun pada luka dan membiarkan terbuka atau bila akan
      ditutup, gunakan kain kasa kering
     Luka tersebut akan sembuh dengan sendirinya dan
      meninggalkan jaringan parut (scar) bergaris tengah 3 mm
      – 7 mm
     Scar ini sangat berguna karena dapat menunjukkan
      bahwa anak tersebut telah mendapatkan vaksin BCG
   Peradangan setempat yang agak berat atau
    abses yang lebih dalam
   Pembengkakan di kelenjer limpe pada leher atau
    ketiak         penyuntikan yang terlalu dalam
    dibawah kulit/ dosis yang diberikan terlalu
    banyak
   Hal – hal yang perlu diberitahukan kepada ibu
    anak adalah :
     Bila reaksi hanya bersifat local
     Bila luka besar atau pembengkakan pada
      kelenjer limfe
   Jika anak sudah mempunyai kekebalan
    terhadap tuberculosis, proses pembengkakan
    mungkin terjadi lebih cepat dari 2 minggu
            Ini berarti anak tersebut telah
    mendapatkan BCG atau kemungkinan anak
    tersebut telah mendapat infeksi TBC
 Panas
 Rasa sakit didaerah suntikan
 Peradangan, sebagai akibat :
   Jarum suntik tidak steril
   Penyuntikan kurang dalam
 Kejang – kejang
 Reaksi local seperti rasa sakit,
 kemerahan dan pembengkakan di
 sekitar tempat penyuntikan. Reaksi
 yang terjadi bersifat ringan dan
 biasanya hilang setelah 2 hari.
   Gejala – gejala seperti lemas dan kemerahan
    (nyeri kemerahan dan bengkak untuk 1- 2 hari
    tempat penyuntikan, ini akan sembuh sendiri
    dan tidak perlu pengobatan) yang bersifat
    sementara, dan kadang – kadang gejala
    demam.
Teknik Pemberian Imunisasi
   Cara
          Di berikan secara oral (melalui mulut)
   4 kali (dosis) pemberian dengan interval
    setiap dosis minimal 4 minggu.
   Biasanya pemberian vaksin polio diberikan
    bersama – sama dengan vaksin DPT akan
    tetapi pemberiannya dengan interval 2 jam.
   Cara
         Suntikan secara subkutan pada lengan
         kiri atas
   Jumlah Suntikan : 1 X
   Dapat diberikan bersamaan dengan
    pemberian vaksin yang lain, tetapi tidak
    dicampur dalam 1 semprit dengan vaksin lain
Cara Penyuntikan Vaksin Campak
 Pada 1/3 bagian lengan atas
 Ambil sedkit kapas yang telah dibasahi dengan air bersih dan
  bersihkan tempat penyuntikan.
 Jepitlah lengan yang akan disuntikan dengan jari – jari
  tangan kiri.
 Masukkan jarum kedalam kulit yang dijepit dengan sudut
  kira – kira 300 terhadap lengan, jika memasukkan jarum
  terlalu dalam dan control jarumnya dengan cara menarik
  pistolnya untuk meyakinkan jarum tidak mengenai
  pembuluh darah. Bila ada darah maka jarumnya dicabut dan
  dipindahkan ketempat lain.
 Tekan piston perlahan – lahan sebanyak 0,6 cc.
 Cabut jarum dan usaplah bekas suntikan dengan kapas
  basah untuk membersihkan kulit.
   Bersihkan lengan kanan atas dengan kapas yang dibasahi air matang
   Peganglah lengan kanan anak dengan tangan kiri sehingga tangan kiri
    berada di lengan anak. Lingkarkan jari – jari tangan anda di bawah kulit
    lengan atas anak meregang
   Pegang semprit dengan tangan kanan dengan lobang jarum menghadap
    ke atas
   Masukkan ujung jarum ke dalam kulit, usahakan sedikit mungkin melukai
    kulit
   Pertahankan jarum sejajar dengan lengan anak dan lobang tetap
    menghadap ke atas
   Jangan menekan jarum terlalu lama dan jangan meregangkan ujung
    jarum terlalu menukik
   Letakkan ibu jari tangan kiri anda di atas ujung barek
   Pegang pangkal barek antara jari telunjuk dengan jari tengah lalu
    doronglah piston dengan ibu jari tengan kanan anda
   Bila cara tepat : timbul benjolan dikulit mendatar dengan kulit kelihatan
    pucat dan pori – pori jelas
1. Menyiapkan Vaksin
 lihatlah dahulu labelnya
 Kocok
2. Cara Mengisi Semprit DPT
 Buka tutup metal dengan menggunakan gergaji ampul
 Usaplah karet penutup flakon dengan kapas basah
 Ambil spuit 2 cc
 Pasanglah jarum DPT ke semprit
 Isaplah udara ke dalam spuit sebanyka 0,6 cc
 Tusuklah jarum ke dalam flakon melalui tutup karet
 Masukkan udara ke dalam flakon dan isaplah vaksin sebanyak 0,6
   cc ke dalam semprit
 Cabut jarum dari flakon, jangan ada gelembung udara, lalu dorong
   piston sampai ukuran 0,5 cc
 Gunakan 1 semprit steril dan 1 jarum untuk setiap satu suntikan
3. Mengatur Posisi Bayi
 Bayi dipangku oleh ibu
 Tangan kiri ibu merangkul bayi, menyangga
  kepala, bahu dan memegang sisi luar tangan
  kiri bayi
 Tangan kanan bayi melingkar ke badan ibu
 Tangan kanan ibu memegang kaki bayi
  dengan kuat
   paha sebelah luar
   Letakkan ibu jari dan telunjuk pada posisi yang
    akan disuntik
   Peganglah otot paha antara jari – jari telunjuk
    dan ibu jari
   Bersihkan lokasi suntikan dengan kapas basah
   Tusukkan jarum tegak lurus kebawah melalui
    kulit antara jari anda sampai ke dalam otot
   Tarik piston sedikit untuk meyakinkan behwa
    jarum tidak mengenai pembuluh darah
   Dorong pangkal piston dengan ibu jari untuk
    memasukkan vaksin
   dikocok terlebih dahulu
   Vaksin disuntikan dengan dosis 0,5 ml atau 1
    buah HB PID, pemberian suntikan secara
    intra muskuler, sebaiknya pada anterolateral
    paha.
   Pemberian sebanyak 3 dosis
   Dosis pertama diberikan pada usia 0 – 7 hari,
    dosis berikutnya dengan interval minimum 4
    minggu (1 bulan).
 dikocok terlebih dahulu
 disuntikkan secara intramuskuler
 atau subkutan dalam, dengan
 dosis pemberian 0,5 ml
Imunisasi         Interval          Durasi Perlindungan


  TT 1      Selama      kunjungan            -
            antenatal 1
  TT 2      4 minggu setelah TT 1        3 tahun
  TT 3      6 bulan setelah TT 2         5 tahun
  TT 4      1 tahun setelah TT 3         10 tahun
  TT 5      1 tahun setelah TT 4    25 tahun / seumur
                                          hidup
EFEK IMUNISASI POLIO

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Askeb nifas 6 jam post partum
Askeb nifas 6 jam post partumAskeb nifas 6 jam post partum
Askeb nifas 6 jam post partumcahyatoshi
 
Pemeriksaan Kunjungan Ulang Kehamilan
Pemeriksaan Kunjungan Ulang KehamilanPemeriksaan Kunjungan Ulang Kehamilan
Pemeriksaan Kunjungan Ulang KehamilanMelly anti
 
Kala IV Persalinan
Kala IV PersalinanKala IV Persalinan
Kala IV PersalinanIndah Widi
 
08 persalinan preterm
08 persalinan preterm08 persalinan preterm
08 persalinan pretermJoni Iswanto
 
4. asuhan sayang ibu
4. asuhan sayang ibu4. asuhan sayang ibu
4. asuhan sayang ibueka f
 
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAHKEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAHsri wahyuni
 
Table jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis locheaTable jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis locheaowik15
 
Prosedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiProsedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiJoni Iswanto
 
persalinan sungsang
persalinan sungsangpersalinan sungsang
persalinan sungsangMariaBjr
 
Vulvitis & servisitis
Vulvitis & servisitisVulvitis & servisitis
Vulvitis & servisitisPradasary
 
Power point seminar BBL
Power point seminar BBLPower point seminar BBL
Power point seminar BBL021112
 

Was ist angesagt? (20)

ASKEB NIFAS NORMAL
ASKEB NIFAS NORMALASKEB NIFAS NORMAL
ASKEB NIFAS NORMAL
 
Askeb nifas 6 jam post partum
Askeb nifas 6 jam post partumAskeb nifas 6 jam post partum
Askeb nifas 6 jam post partum
 
Pemeriksaan Kunjungan Ulang Kehamilan
Pemeriksaan Kunjungan Ulang KehamilanPemeriksaan Kunjungan Ulang Kehamilan
Pemeriksaan Kunjungan Ulang Kehamilan
 
Kala IV Persalinan
Kala IV PersalinanKala IV Persalinan
Kala IV Persalinan
 
askeb Bayi Baru Lahir NORMAL
askeb Bayi Baru Lahir NORMALaskeb Bayi Baru Lahir NORMAL
askeb Bayi Baru Lahir NORMAL
 
Penanganan Payudara yang Berubah Menjadi Merah, Panas dan Terasa Sakit
Penanganan Payudara yang Berubah Menjadi Merah, Panas dan Terasa SakitPenanganan Payudara yang Berubah Menjadi Merah, Panas dan Terasa Sakit
Penanganan Payudara yang Berubah Menjadi Merah, Panas dan Terasa Sakit
 
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
 
08 persalinan preterm
08 persalinan preterm08 persalinan preterm
08 persalinan preterm
 
Anfis payudara
Anfis payudaraAnfis payudara
Anfis payudara
 
4. asuhan sayang ibu
4. asuhan sayang ibu4. asuhan sayang ibu
4. asuhan sayang ibu
 
Rupture uteri
Rupture uteriRupture uteri
Rupture uteri
 
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAHKEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH
 
Table jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis locheaTable jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis lochea
 
Prosedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiProsedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasi
 
persalinan sungsang
persalinan sungsangpersalinan sungsang
persalinan sungsang
 
Vulvitis & servisitis
Vulvitis & servisitisVulvitis & servisitis
Vulvitis & servisitis
 
1. filosofi asuhan kehamilan
1. filosofi asuhan kehamilan1. filosofi asuhan kehamilan
1. filosofi asuhan kehamilan
 
Perubahan fisik pada ibu hamil kelompok 1
Perubahan fisik pada ibu hamil kelompok 1Perubahan fisik pada ibu hamil kelompok 1
Perubahan fisik pada ibu hamil kelompok 1
 
Power point seminar BBL
Power point seminar BBLPower point seminar BBL
Power point seminar BBL
 
Anamnesa (data subjektif)
Anamnesa (data subjektif)Anamnesa (data subjektif)
Anamnesa (data subjektif)
 

Andere mochten auch (11)

Imunisasi tumbuh kembang 1
Imunisasi tumbuh kembang 1Imunisasi tumbuh kembang 1
Imunisasi tumbuh kembang 1
 
Imunisasi dasar
Imunisasi dasarImunisasi dasar
Imunisasi dasar
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 
Penyuluhan imunisasi
Penyuluhan imunisasiPenyuluhan imunisasi
Penyuluhan imunisasi
 
VAKSIN DI INDONESIA
VAKSIN DI INDONESIAVAKSIN DI INDONESIA
VAKSIN DI INDONESIA
 
askeb Bayi sehat dengan imunisasi campak
askeb Bayi sehat dengan imunisasi campakaskeb Bayi sehat dengan imunisasi campak
askeb Bayi sehat dengan imunisasi campak
 
Presentation imunisasi
Presentation imunisasiPresentation imunisasi
Presentation imunisasi
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 
Pelayanan imunisasi
Pelayanan  imunisasiPelayanan  imunisasi
Pelayanan imunisasi
 
Imunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAPImunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAP
 
Ppt imunisasi
Ppt imunisasiPpt imunisasi
Ppt imunisasi
 

Ähnlich wie EFEK IMUNISASI POLIO

caput succedaneum materi askeb stikes muhammadiyah kudus
caput succedaneum materi askeb stikes muhammadiyah kuduscaput succedaneum materi askeb stikes muhammadiyah kudus
caput succedaneum materi askeb stikes muhammadiyah kudusFania Nisa
 
Imunisasi pada neonatus bayi dan balita.pptx
Imunisasi pada neonatus bayi dan balita.pptxImunisasi pada neonatus bayi dan balita.pptx
Imunisasi pada neonatus bayi dan balita.pptxsulistyaniPrabu
 
Imunologi dan vaksin
Imunologi dan vaksin Imunologi dan vaksin
Imunologi dan vaksin Dedi Kun
 
Leaflet ph & imunisasi
Leaflet ph & imunisasiLeaflet ph & imunisasi
Leaflet ph & imunisasiaskep33
 
Leaflet ph & imunisasi
Leaflet ph & imunisasiLeaflet ph & imunisasi
Leaflet ph & imunisasiaskep33
 
1. vaksinologi.pdf
1. vaksinologi.pdf1. vaksinologi.pdf
1. vaksinologi.pdfRigaAyuDinar
 
parenteral intracutan
parenteral intracutanparenteral intracutan
parenteral intracutanKhoirul Ummah
 
Leaflet tbc akper raha 2
Leaflet tbc akper raha 2Leaflet tbc akper raha 2
Leaflet tbc akper raha 2Warnet Raha
 
Imunisasi campak dan polio
Imunisasi campak dan polioImunisasi campak dan polio
Imunisasi campak dan polioFerdiansah Umar
 
Materi kuliah Neonatus, Bayi dan Balita
Materi kuliah Neonatus, Bayi dan BalitaMateri kuliah Neonatus, Bayi dan Balita
Materi kuliah Neonatus, Bayi dan BalitaStephanieLexyLouis1
 
4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf
4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf
4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdfanichya
 
Imunisasi, sutik sumarniningsih, S.ST, M.Kes
Imunisasi, sutik sumarniningsih, S.ST, M.KesImunisasi, sutik sumarniningsih, S.ST, M.Kes
Imunisasi, sutik sumarniningsih, S.ST, M.KesSutik Hidayah
 

Ähnlich wie EFEK IMUNISASI POLIO (20)

caput succedaneum materi askeb stikes muhammadiyah kudus
caput succedaneum materi askeb stikes muhammadiyah kuduscaput succedaneum materi askeb stikes muhammadiyah kudus
caput succedaneum materi askeb stikes muhammadiyah kudus
 
Sap immunisasi
Sap immunisasiSap immunisasi
Sap immunisasi
 
Imunisasi Dasar
Imunisasi DasarImunisasi Dasar
Imunisasi Dasar
 
Sap imunisasi AKPER PEMKAB MUNA
Sap imunisasi AKPER PEMKAB MUNA Sap imunisasi AKPER PEMKAB MUNA
Sap imunisasi AKPER PEMKAB MUNA
 
Imunisasi pada neonatus bayi dan balita.pptx
Imunisasi pada neonatus bayi dan balita.pptxImunisasi pada neonatus bayi dan balita.pptx
Imunisasi pada neonatus bayi dan balita.pptx
 
Leaflet imunisasi dasar AKPER PEMKAB MUNA
Leaflet imunisasi dasar AKPER PEMKAB MUNA Leaflet imunisasi dasar AKPER PEMKAB MUNA
Leaflet imunisasi dasar AKPER PEMKAB MUNA
 
Imunologi dan vaksin
Imunologi dan vaksin Imunologi dan vaksin
Imunologi dan vaksin
 
Leaflet ph & imunisasi
Leaflet ph & imunisasiLeaflet ph & imunisasi
Leaflet ph & imunisasi
 
Leaflet ph & imunisasi
Leaflet ph & imunisasiLeaflet ph & imunisasi
Leaflet ph & imunisasi
 
Imunisasi PPI
Imunisasi PPIImunisasi PPI
Imunisasi PPI
 
1. vaksinologi.pdf
1. vaksinologi.pdf1. vaksinologi.pdf
1. vaksinologi.pdf
 
parenteral intracutan
parenteral intracutanparenteral intracutan
parenteral intracutan
 
Leaflet tbc akper raha 2
Leaflet tbc akper raha 2Leaflet tbc akper raha 2
Leaflet tbc akper raha 2
 
Leaflet tbc akper raha 2
Leaflet tbc akper raha 2Leaflet tbc akper raha 2
Leaflet tbc akper raha 2
 
Leaflet tbc akper raha 2
Leaflet tbc akper raha 2Leaflet tbc akper raha 2
Leaflet tbc akper raha 2
 
Imunisasi campak dan polio
Imunisasi campak dan polioImunisasi campak dan polio
Imunisasi campak dan polio
 
Materi kuliah Neonatus, Bayi dan Balita
Materi kuliah Neonatus, Bayi dan BalitaMateri kuliah Neonatus, Bayi dan Balita
Materi kuliah Neonatus, Bayi dan Balita
 
Imunisasi 2011
Imunisasi 2011Imunisasi 2011
Imunisasi 2011
 
4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf
4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf
4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf
 
Imunisasi, sutik sumarniningsih, S.ST, M.Kes
Imunisasi, sutik sumarniningsih, S.ST, M.KesImunisasi, sutik sumarniningsih, S.ST, M.Kes
Imunisasi, sutik sumarniningsih, S.ST, M.Kes
 

Mehr von Joni Iswanto

Protap penanggulangan bencana
Protap penanggulangan bencanaProtap penanggulangan bencana
Protap penanggulangan bencanaJoni Iswanto
 
Modul 4 analisis resiko
Modul 4 analisis resikoModul 4 analisis resiko
Modul 4 analisis resikoJoni Iswanto
 
Modul 3 konsepsi bencana dan kedaruratan
Modul 3 konsepsi bencana dan kedaruratanModul 3 konsepsi bencana dan kedaruratan
Modul 3 konsepsi bencana dan kedaruratanJoni Iswanto
 
Modul 1 pengantar rencana kontijensi.
Modul 1 pengantar rencana kontijensi.Modul 1 pengantar rencana kontijensi.
Modul 1 pengantar rencana kontijensi.Joni Iswanto
 
Manajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatanManajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatanJoni Iswanto
 
Pemberantasan Sarang Nyamuk
Pemberantasan Sarang NyamukPemberantasan Sarang Nyamuk
Pemberantasan Sarang NyamukJoni Iswanto
 
Manajemen logistik imunisasi
Manajemen logistik imunisasiManajemen logistik imunisasi
Manajemen logistik imunisasiJoni Iswanto
 
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 iPenyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 iJoni Iswanto
 
Rencana kontinjensi
Rencana kontinjensiRencana kontinjensi
Rencana kontinjensiJoni Iswanto
 
Nutrisi anak balita
Nutrisi anak balitaNutrisi anak balita
Nutrisi anak balitaJoni Iswanto
 
Standard kompetensi bidan
Standard kompetensi bidanStandard kompetensi bidan
Standard kompetensi bidanJoni Iswanto
 
Dasar perilaku individual
Dasar perilaku individualDasar perilaku individual
Dasar perilaku individualJoni Iswanto
 
Pengembangan program uks
Pengembangan program uksPengembangan program uks
Pengembangan program uksJoni Iswanto
 
Masalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remajaMasalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remajaJoni Iswanto
 
10.bahaya fisik rs
10.bahaya fisik rs10.bahaya fisik rs
10.bahaya fisik rsJoni Iswanto
 

Mehr von Joni Iswanto (20)

Protap penanggulangan bencana
Protap penanggulangan bencanaProtap penanggulangan bencana
Protap penanggulangan bencana
 
Modul 4 analisis resiko
Modul 4 analisis resikoModul 4 analisis resiko
Modul 4 analisis resiko
 
Modul 3 konsepsi bencana dan kedaruratan
Modul 3 konsepsi bencana dan kedaruratanModul 3 konsepsi bencana dan kedaruratan
Modul 3 konsepsi bencana dan kedaruratan
 
Modul 1 pengantar rencana kontijensi.
Modul 1 pengantar rencana kontijensi.Modul 1 pengantar rencana kontijensi.
Modul 1 pengantar rencana kontijensi.
 
Manajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatanManajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatan
 
Pemberantasan Sarang Nyamuk
Pemberantasan Sarang NyamukPemberantasan Sarang Nyamuk
Pemberantasan Sarang Nyamuk
 
Manajemen logistik imunisasi
Manajemen logistik imunisasiManajemen logistik imunisasi
Manajemen logistik imunisasi
 
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 iPenyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
 
Napza
NapzaNapza
Napza
 
Mtbs
MtbsMtbs
Mtbs
 
Rencana kontinjensi
Rencana kontinjensiRencana kontinjensi
Rencana kontinjensi
 
Nutrisi anak balita
Nutrisi anak balitaNutrisi anak balita
Nutrisi anak balita
 
Standard kompetensi bidan
Standard kompetensi bidanStandard kompetensi bidan
Standard kompetensi bidan
 
Dasar perilaku individual
Dasar perilaku individualDasar perilaku individual
Dasar perilaku individual
 
Pengembangan program uks
Pengembangan program uksPengembangan program uks
Pengembangan program uks
 
Masalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remajaMasalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remaja
 
Higiene industri
Higiene industriHigiene industri
Higiene industri
 
Info gender
Info genderInfo gender
Info gender
 
10.bahaya fisik rs
10.bahaya fisik rs10.bahaya fisik rs
10.bahaya fisik rs
 
K3 BIOLOGIS RS
K3 BIOLOGIS RSK3 BIOLOGIS RS
K3 BIOLOGIS RS
 

EFEK IMUNISASI POLIO

  • 1.
  • 2. EFEK SAMPING IMUNISASI POLIO  Pada umumnya tidak terdapat efek samping.  Efek samping berupa paralisis yang disebabkan oleh vaksin sangat jarang terjadi  Kalaupan ada hanya bercak – bercak ringan (diare)  Vaksin akan tetap diberikannya, kemudian dicoba lagi mengulanginya 4 minggu setelah pemberian polio.
  • 3.  Demam ringan Demam ini terjadi selama 1 – 3 hari setelah 1 minggu penyuntikan, kadang disertai kemerahan seperti penderita campak lainnya.  Bercak merah pada pipi, dibawah telingga pada hari ke 7 – 8 setelah penyuntikan  Pembekakan pada tempat penyuntikan  Kejang ringan dan tidak berbahaya pada hari ke- 10 sampai dengan hari ke-12 setelah penyuntikan (sangat jarang terjadi)
  • 4. Radang otak (Ensefalitis / Ensepolapati) dalam 30 hari setelah penyuntikan (1 : 1.000.000 orang)  harus diberitahukan ibu agar setelah 1 minggu setelah penyuntikan panasnya tinggi supaya diberikan ¼ tablet antiperetik dan beri keyakinan bahwa bila anak kena penyakit campak akibatnya jauh lebih berat bila dibandingkan efek samping vaksinasi campak.
  • 5. Reaksi Normal  Setelah 2 minggu akan terjadi pembekakan kecil merah di tempat penyuntikan dengan garis tengah 10 mm  Setelah 2 – 3 minggu kemudian pembengkakan menjadi abses kecil yang kemudian menjadi luka dengan garis tengah 10 mm  Beritahukan kepada ibu, agar tidak memberikan obat apaun pada luka dan membiarkan terbuka atau bila akan ditutup, gunakan kain kasa kering  Luka tersebut akan sembuh dengan sendirinya dan meninggalkan jaringan parut (scar) bergaris tengah 3 mm – 7 mm  Scar ini sangat berguna karena dapat menunjukkan bahwa anak tersebut telah mendapatkan vaksin BCG
  • 6. Peradangan setempat yang agak berat atau abses yang lebih dalam  Pembengkakan di kelenjer limpe pada leher atau ketiak penyuntikan yang terlalu dalam dibawah kulit/ dosis yang diberikan terlalu banyak  Hal – hal yang perlu diberitahukan kepada ibu anak adalah :  Bila reaksi hanya bersifat local  Bila luka besar atau pembengkakan pada kelenjer limfe
  • 7. Jika anak sudah mempunyai kekebalan terhadap tuberculosis, proses pembengkakan mungkin terjadi lebih cepat dari 2 minggu Ini berarti anak tersebut telah mendapatkan BCG atau kemungkinan anak tersebut telah mendapat infeksi TBC
  • 8.  Panas  Rasa sakit didaerah suntikan  Peradangan, sebagai akibat : Jarum suntik tidak steril Penyuntikan kurang dalam  Kejang – kejang
  • 9.  Reaksi local seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari.
  • 10. Gejala – gejala seperti lemas dan kemerahan (nyeri kemerahan dan bengkak untuk 1- 2 hari tempat penyuntikan, ini akan sembuh sendiri dan tidak perlu pengobatan) yang bersifat sementara, dan kadang – kadang gejala demam.
  • 12. Cara Di berikan secara oral (melalui mulut)  4 kali (dosis) pemberian dengan interval setiap dosis minimal 4 minggu.  Biasanya pemberian vaksin polio diberikan bersama – sama dengan vaksin DPT akan tetapi pemberiannya dengan interval 2 jam.
  • 13. Cara Suntikan secara subkutan pada lengan kiri atas  Jumlah Suntikan : 1 X  Dapat diberikan bersamaan dengan pemberian vaksin yang lain, tetapi tidak dicampur dalam 1 semprit dengan vaksin lain
  • 14. Cara Penyuntikan Vaksin Campak  Pada 1/3 bagian lengan atas  Ambil sedkit kapas yang telah dibasahi dengan air bersih dan bersihkan tempat penyuntikan.  Jepitlah lengan yang akan disuntikan dengan jari – jari tangan kiri.  Masukkan jarum kedalam kulit yang dijepit dengan sudut kira – kira 300 terhadap lengan, jika memasukkan jarum terlalu dalam dan control jarumnya dengan cara menarik pistolnya untuk meyakinkan jarum tidak mengenai pembuluh darah. Bila ada darah maka jarumnya dicabut dan dipindahkan ketempat lain.  Tekan piston perlahan – lahan sebanyak 0,6 cc.  Cabut jarum dan usaplah bekas suntikan dengan kapas basah untuk membersihkan kulit.
  • 15. Bersihkan lengan kanan atas dengan kapas yang dibasahi air matang  Peganglah lengan kanan anak dengan tangan kiri sehingga tangan kiri berada di lengan anak. Lingkarkan jari – jari tangan anda di bawah kulit lengan atas anak meregang  Pegang semprit dengan tangan kanan dengan lobang jarum menghadap ke atas  Masukkan ujung jarum ke dalam kulit, usahakan sedikit mungkin melukai kulit  Pertahankan jarum sejajar dengan lengan anak dan lobang tetap menghadap ke atas  Jangan menekan jarum terlalu lama dan jangan meregangkan ujung jarum terlalu menukik  Letakkan ibu jari tangan kiri anda di atas ujung barek  Pegang pangkal barek antara jari telunjuk dengan jari tengah lalu doronglah piston dengan ibu jari tengan kanan anda  Bila cara tepat : timbul benjolan dikulit mendatar dengan kulit kelihatan pucat dan pori – pori jelas
  • 16. 1. Menyiapkan Vaksin  lihatlah dahulu labelnya  Kocok 2. Cara Mengisi Semprit DPT  Buka tutup metal dengan menggunakan gergaji ampul  Usaplah karet penutup flakon dengan kapas basah  Ambil spuit 2 cc  Pasanglah jarum DPT ke semprit  Isaplah udara ke dalam spuit sebanyka 0,6 cc  Tusuklah jarum ke dalam flakon melalui tutup karet  Masukkan udara ke dalam flakon dan isaplah vaksin sebanyak 0,6 cc ke dalam semprit  Cabut jarum dari flakon, jangan ada gelembung udara, lalu dorong piston sampai ukuran 0,5 cc  Gunakan 1 semprit steril dan 1 jarum untuk setiap satu suntikan
  • 17. 3. Mengatur Posisi Bayi  Bayi dipangku oleh ibu  Tangan kiri ibu merangkul bayi, menyangga kepala, bahu dan memegang sisi luar tangan kiri bayi  Tangan kanan bayi melingkar ke badan ibu  Tangan kanan ibu memegang kaki bayi dengan kuat
  • 18. paha sebelah luar  Letakkan ibu jari dan telunjuk pada posisi yang akan disuntik  Peganglah otot paha antara jari – jari telunjuk dan ibu jari  Bersihkan lokasi suntikan dengan kapas basah  Tusukkan jarum tegak lurus kebawah melalui kulit antara jari anda sampai ke dalam otot  Tarik piston sedikit untuk meyakinkan behwa jarum tidak mengenai pembuluh darah  Dorong pangkal piston dengan ibu jari untuk memasukkan vaksin
  • 19. dikocok terlebih dahulu  Vaksin disuntikan dengan dosis 0,5 ml atau 1 buah HB PID, pemberian suntikan secara intra muskuler, sebaiknya pada anterolateral paha.  Pemberian sebanyak 3 dosis  Dosis pertama diberikan pada usia 0 – 7 hari, dosis berikutnya dengan interval minimum 4 minggu (1 bulan).
  • 20.  dikocok terlebih dahulu  disuntikkan secara intramuskuler atau subkutan dalam, dengan dosis pemberian 0,5 ml
  • 21. Imunisasi Interval Durasi Perlindungan TT 1 Selama kunjungan - antenatal 1 TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 tahun / seumur hidup