2. Nahdlatul ulama adalah organisasi Islam terbesar di
Indonesia yang didirikan oleh para ulama pesantren pada
16 rajab 1344 H/ 31 januari 1926 M di Surabaya. pendirinya
adalah Hadratus Syaikh KH. Hasyim As’ari, KH. Abdul
Wahab Hasbullah, KH. Bisyri Syansuri, KH. Nawawie
Sidogiri, KH. Ridwan Abdullah, dan KH. As’ad Syamsul
Arifin sebagai mediator antara KH. Kholil Bangkalan dan
Kiai lainnya.
3. Tujuan dan Usaha
Nahdlatul Ulama
1. Nahdlatul Ulama adalah perkumpulan/ Jam’iyyah diniyyah
islamiyyah ijtima’iyyah (organisasi sosial keagamaan islam)
untuk menciptakan kemaslahatan masyarakat, kemajuan
bangsa, dan ketinggian harkat dan martabat manusia.
2. Tujuan Nahdlatul Ulama adalah berlakunya ajaran islam
yang menganut faham Ahlussunnah wal Jamaah untuk
terwujudnya tatanan masyarakat yang berkeadilan demi
kemaslahatan, kesejahteraan umat dan demi terciptanya
rahmat bagi semesta.
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Nahdlatul Ulama; Bab IV, Pasal 8
4. A. Nahdlatul Ulama mendasarkan faham keagamaan
kepada sumber ajaran agama Islam: Al-Quran, As-
Sunnah, Al-Ijma’ dan Al-Qiyas.
B. Dalam memahami, menafsirkan Islam dari sumber-
sumbernya diatas, Nahdlatul Ulama mengikuti
faham As-Sunnah Wal Jamaah dan menggunakan
jalan pendekatan Al-Madzhab.
Khittah Nahdlatul Ulama 1984
DASAR-DASAR FAHAM
KEAGAMAAN NAHDLATUL ULAMA
5. Jalan Pendekatan (Al-Madzhab) yang
dianut Nahdlatul Ulama
a. Di bidang Aqidah, mengikuti Ahlussunnah Waljamaah yang
dipelopori oleh Imam Abul Hasan Al-Asy’ari dan Imam Abu Manshur
Al Maturidi
b. Di bidang Fiqih, Mengikuti jalan pendekatan (Al-Madzhab) salah
satu dari madzhab Abu Hanifah An-Nu’man, Imam Malik bin Anas,
Imam Muhammad bin Idris As-Syafi’I dan Imam Ahmad bin Hanbal.
c. Di Bidang Tasawwuf, mengikuti antara lain Imam al-Junaid Al-
Baghdadi dan Imam Al-Ghazali serta imam-imam yang lain.
Khittah Nahdlatul Ulama 1984
6. C. Nahdlatul Ulama mengikuti pendirian, bahwa
Islam adalah agama yang fitri, yang bersifat
menyempurnakan segala kebaikan yang sudah
dimiliki manusia. Faham keagaman yang dianut
oleh Nahdlatul Ulama bersifat menyempurnakan
nilai-nilai yang baik yang sudah ada dan menjadi
milik serta ciri-ciri suatu kelompok manusia
seperti suku maupun bangsa, dan tidak
bertujuan menghapus nilai-nilai tersebut.
Khittah Nahdlatul Ulama 1984
7. Dari Abdullah bin Amr RA,
bekata: "Rasulullah SAW
bersabda: "Sesungguhnya umat
Bani Isra'il terpecah belah
menjadi tujuh puluh dua
golongan. Dan umatku akan
terpecah belah menjadi tujuh
puluh tiga golongan, semuanya
akan masuk neraka kecuali satu
golongan yang akan selamat."
Para sahabat bertanya: "Siapa
satu golongan yang selamat itu
wahai Rasulullah?" Beliau
menjawab: "Golongan yang
mengikuti ajaranku dan ajaran
sahabatku.“ (HR. Al-Tirmidzi).
ْنَعْدبَعْللاْنبْمَعوٍررضيللاعنه
َْالَقَْالَقُْولُسَرْللاصلىللاعليه
وسلم:"ْنإْنَبْائَرسإَْيلَْقرَفَتْتىَلَع
ْيَتنثَْيعبَسَوْةلمُْقََتفَتَوْتُمأىَلَع
ٍْثَالَثَْيعبَسَوْلمْةْمُهُّلُكْفاْارلنْلإ
ْةلمْةَداحَواوُلاَقَْمَوْنَْيهاَيَْولُسَرْللا
َْالَقاَماَنَأْهيَلَعَْأَوْابَحص".(اهور
الَتمذي)
وهوصحيحاتروومت(فيضالقدير,ج2,
ص21)
8. ASAL USUL ISTILAH ASWAJA
Ibn Abbas berkata ketika menafsirkan firman Allah: “Pada hari
yang diwaktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka
yang hitam muram.” (QS. Ali Imran: 106). “adapun orang-orang yang
wajahnya putih berseri adalah pengikut ahlussunnah wal-jama’ah
dan orang-orang yang berilmu. Sedangkan orang-orang yang
wajahnya hitam muram, adalah pengikut bid’ah dan kesesatan.”
(Syarh Ushul I’tiqd Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah, Juz 2, hal.92)
َْالَقُْنباٍْاسبَعْفْهلوَقَْالَعَت:َْموَيُّْضَيبَتْهوُجُوَْوُّْدَوسَتْهوُجُو
(سورة:آلانرعم:106),اَمأَفَْنيذالْتضَيابْمُهُهوُجُوُْلَهأَفْةنُّالس
ْةَاعَمَاْلَووُلوُأَوْملعال,اَمأَوْيذالَْنْتدَواسْمُهُهوُجُوَْأَفُْلهْةَعدبال
ْةَل َالالضَو.(حشراصولالعتقاداهلالسنةاْلماعةو,ج2ص92)
9. Ahlun bermakna:
1. Keluarga (تْيَْبلا ُلْهَا, keluarga dalam rumah tangga)
2. Pengikut (َّةنُّالس ُلْهَا, pengikut sunnah)
3. Penduduk ( ُلْهَاَّةنَْْلا , penduduk surga)
11. Makna al-Sunnah
a. Menurut bahasa: Jejak dan langkah
b. Secara syar’i: Jejak yang diridhai Allah
SWT dan menjadi pijakan dalam agama,
yang pernah ditempuh oleh Rasulullah
SAW atau orang yang menjadi panutan
dalam agama seperti sahabat
c. Secara ‘urfi (tradisi): Ajaran yang dilalui
oleh seorang panutan dalam agama,
seperti nabi atau wali.
(Risalah Ahl al-Sunnah Wal al-Jama’ah hal.5)
12. ْةَع َم َرج َوَمَْق َفتِْه
َ
لَعْص
َ
أْب َحِْلوسَرِْللاِْفىِْخِْة
َ
ف
َ
َل
ِْةمِئ
َ
ْلِْةَعَبر
َ
ْلِْء َف
َ
لرخََّْْني ِْ َِْنيِي ِْه
َ
ْلْة َمحَرِْللاْ ِهي
َ
لَع
َْنيِع َمج
َ
أ(ُ اللب لةَق طق ال,80/1)
Al-Jama’ah adalah segala sesuatu yang telah menjadi
kesepakatan para sahabat Nabi pada masa Khulafaur
Rasyidin yang empat, yang telah diberi hidayah oleh Allah
SWT (Mudah-mudahan Allah memberi Rahmat kepada mereka semua). (al-Gunyah
li Thalibi Thariq al-haqq, juz 1 hal. 80)
13. Makna al-Jama’ah: menjaga kekompakan, kebersamaan
dan kolektifitas, kebalikan dari kata al-furqah (golongan
yang berpecah belah).
Dikatakan al-jama’ah, karena golongan ini selalu
memelihara kekompakan, kebersamaan dan kolektifitas
terhadap sesama. Meskipun terjadi perbedaan pandangan
di kalangan sesama mereka, perbedaan tersebut tidak
sampai mengkafirkan, membid’ahkan dan memfasikkan
orang yang berbeda diantara sesama ahlussunnah wal
jamaah.
14. َوناَونلاَا امغال
ا
قَال
ا
قَغللو غسارَوهللاَّصهللاه لسلم:َل
وإَ
ا
هللاَ
ا
ل
َغع ام لجايَل و
لض
غ
َ
ا
َّاُ
ا
ل
ا
ال
ا
ةَغ اَاَوهللاَاضَاعوُا ام اج
ل
الَلن اضاَ
ل
ذ
ا
شَ
ل
ذ
ا
شَا لوإ
َور
ل
ال.(ه ورترمذي(2167)ك لحو(1/115)،و وح صحبطَّقهْه و و.
Ibn Umar berkata, Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya Allah tidak akan
mengumpulkan umatku, atas kesesatan.
Pertolongan Allah selalu bersama jama'ah. Dan
barangsiapa yang mengucilkan diri dari jama'ah,
maka ia mengucilkan dirinya ke neraka."
16. م
َ
أْل
َ
ِْةن ُّسْ ه
َ
فْل
َ
أِْري ِسفتَْحل َوِْثي ِِْْهقِف َوْ هنِإ
َ
فَْْتهْلْ
َنوْ
َنوك ِس َمَت
َ
ْلِْةنسِب
ِْي ِبنِْء َف
َ
لخل َوْه َْعَبَْني ِْ ِ َّْ َوْة َفِئ طْةَ
ِج ن.و
َ
قْْ
َ
قَوجِْتَع َمَتَْموَ
ِْفيَْب ِ
َ
ذ َمْةَعَبر
َ
أْ
َنوُّ ِفَن َحلُّْ ِعِف َوْ
َنوْ
َنوُّ ِكِ
َ
ْل َوُّْ ِلَبن َحل َوْ
َنو.(دات َزت تعل,
23-24)
Adapun Ahlussunnah Wal-Jama’ah adalah kelompok ahli tafsir, ahli
hadits dan ahli fiqh. Merekalah yang mengikuti dan berpegang teguh
dengan sunnah Nabi dan sunnah Khulafaur Rasyidin sesudahnya.
Mereka adalah kelompok yang selamat (al-firqah al-najiyah). Mereka
mengatakan, bahwa kelompok tersebut sekarang ini terhimpun
dalam madzhab yang empat yaitu Madzab Hanafi, Syafi’i, Maliki, dan
Hanbali. (Ziyaadaat Ta’liiqaat hal. 23-24)
17. ا
ا
واَاقول
ل
ط
غ
اَغل لُ
ا
اَوُ
ل ُّالسَوُا ام اج
ل
الاَ
غ ل
ْل
ا
َغاداَوهو
َ
غ
ةا و
ا
ش
ا ل
الَلي و
لَو
غ
ت
ا ل
اْلاَ
غ
ُ(ف تحد سْلتقينج2ص6)
Jika disebut Ahl al-Sunnah Wa al-Jama’ah
maka yang dimaksud adalah para pengikut
Imam al-Asy’ari dan Imam al-Maturidi (Ithaf
al-Sadah al-Muttaqin, Juz 2, hal. 6)