SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 51
KOMPETENSI KEFARMASIAN
DALAM RUANG LINGKUP
ENTREPRENEURSHIP DAN PRAKTEK
KEFARMASIAN




         ALI MASHUDA
2013     Sekretaris PD IAI JAWA BARAT
Mau Apa ?
2




       The Future “ I Will Be An Enterpreuneur” ?

       Mempersiapkan mental pada setiap ada
        perubahan ?
Entrepreneurship
3


    adalah suatu kemampuan untuk mengelola sesuatu yang ada pada diri untuk
    dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal, sehingga dapat
    meningkatkan taraf hidup.
    Hal-hal yang harus dimiliki Entrepreneur :
        pengetahuan (knowledge);
        kemampuan (skill)
        pengalaman (experiences);
        jaringan (networking);
        informasi (information);
        sumber yang ada (sources) :
               uang, bakat, lingkungan, keluarga, dll.
        waktu (time);
        masa depan dan kesempatan (future & opportunity)
TANGGA SUKSES
4
PRASARAT
5



    1.   Percaya diri
    2.   Berorientasi tugas dan hasil
    3.   Pengambil resiko
    4.   Kepemimpinan
    5.   Keorisinilan
    6.   Berorientasi ke masa depan
Menurut Fadel Muhammad, 1992
6



    1.   Kepemimpinan
    2.   Inovasi
    3.   Pengambilan keputusan
    4.   Sikap tanggap terhadap perubahan
    5.   Bekerja ekonomis dan efisien
    6.   Visi masa depan
    7.   Sikap terhadap resiko
7


    1.   Jangan melakukan segalanya
            Pusatkan perhatian pada yang penting
            Selektif
            Belajar mengatakan tidak kpd kegiatan yang memakan
             waktu
            Tetapkan waktu
    2.   Ajukan pertanyaan sebelum memulai pekerjaan
            Orientasi pada tindakan
            Rencanakan hari esok secara terinci
            Berguru pada pengalaman
            Tanyakan penggunaan waktu anda
MOTIVASI
8




       Kemauan Untuk Berbuat Sesuatu

    Motiv : Kebutuhan , Keinginan, Dorongan.


    Motiv dengan kekuatan besarlah yang
    akan menentukan perilaku seseorang.
TEORI MOTIVASI
    HIRARKHI KEBUTUHAN MASLOW
9
Teori X – Y (Kecenderungan)
     Douglas McGregor
10


     Teori X
     1.   Pekerjaan pada hakekatnya tidak disenangi orang
          banyak
     2.   Kebanyakan orang rendah tanggung jawabnya
     3.   Kebanyakan orang kurang kreatif
     4.   Org lebih suka memikirkan kebutuhan fisik, asal sdh
          terpenuhi selesai persoalannya.
     5.   Kebanyakan orang harus dikontrol secara ketat dan
          sering harus dipaksa bekerja.
11
     Teori Y
     1.   Pekerjaan itu sbtlnya sama dg bermain, cukup
          menarik dan mengasyikkan.
     2.   Orang mempunyai kemampuan kreativitas
     3.   Setiap orang memp. Kemampuan mengawasi sendiri
          guna mencapai tujuan.
     4.   Orang tidak hanya memiliki kebutuhan fisik saja
          tetapi kebutuhan akan rasa aman, ingin
          bergaul, ingin dihargai, dan ingin menonjolkan
          dirinya.
     5.   Orang harus diberi motivasi agar dapat
          membangkitkan daya inisiatif dan kreativitasnya.
Maslow - XY
12
Menganalisis Rencana Bisnis
13


     Rencana Bisnis perlu dianalisis untuk :
     1. mengenali kelemahan2 yg dapat mengakibatkan
        kesulitan2 keuangan dimasa datang,
     2. untuk mentest strategi alternatif
     3. utk penjualan bauran produk,
     4. pengendalian biaya,
     5. investasi,
     6. pengembangan staf,
     7. pembiayaan
     8. dst.
Menganalisis Bisnis Farmasi
14




     Bisnis Terkait Barang

                   APOTEK
               The Old Paradigm

                Bisnis Jual Beli Barang
Kesalahan-kesalahan Persepsi
      APOTEKER – APOTEK - PEMBELI
15


     1.    Apotek = Tempat “Berjualan Obat”
     2.    Apotek = Tempat Orang “Membeli Obat”
     3.    Apoteker = Pengelola/Pimpinan Apotek
     4.    Apotek = Siapapun bisa menjalankannya

                 TRANSAKSI JUAL-BELI
                      tidak memerlukan
          keahlian dan kewenangan khusus
               Apoteker tidak diperlukan
JUAL-BELI OBAT
16

     Transformasi Kepemilikan Barang :
                      Nilai Barang Bertambah
                                                            Muncul
                                                            PPN
                              Barang
          OBAT                                       OBAT
                              Uang
          Penjual                                    Pembeli
                                         Segala Risiko Penggunaan Obat adalah
                                          tanggungjawab Pembeli Sepenuhnya.

               UU36 dan PP51 tidak
        memperbolehkan hal ini terjadi
JUAL-BELI OBAT
17

                                               CONTOH !
      HNA       DPP1            PBF                1000

         PPN1                                         100

     DPP1 + PPN1       DPP2    Apotik              1100
LABA     PPN2                                 LABA ? PPN2 ?

     DPP2 + LABA + PPN2       Konsumen             1400
                                Berapa PPN Kurang Bayar yang
     PPN1 = Pajak Masukan        harus disetor Apotek ke KPP ?
     PPN2 = Pajak Keluaran
Konsekuensi Serius
18



     1. PERTANGGUNGJAWABAN MODAL YANG
        DIGUNAKAN
     2. KEWAJIBAN GAJIH TETAP KARYAWAN
     3. BIAYA OPERASIONAL + FEE APOTEKER
     4. DEPRESIASI
     5. PAJAK KURANG BAYAR



             OMSET APOTEK
Konsekuensi Jual-Beli (Margin)
19


      Besarnya PENDAPATAN APOTEK bergantung sepenuhnya
      pada JUMLAH DAN HARGA BARANG (Tidak bergantung
               pada Ada/Tidak Adanya Apoteker)
       Margin menanggung Semua Beban Operasional
      Apotek dan Semua Kewajiban-kewajiban Lainnya

     Pendapatan Apoteker = Bergantung Untung/Rugi Apotek
Menganalisis Bisnis Farmasi
20




     Bisnis Terkait Kewenangan Profesi

                  APOTEK
              The New Paradigm
          Bisnis Transformasi Jasa Pelayanan
KONFIRMASI...Pasal 108 –UU36/2009
21


     Praktik Kefarmasian :
     Yang                                                            meliputi
     Pembuatan, penyimpanan, pengamanan, distribusi, penyerahan obat atas
     resep, pemberian informasi....HARUS DILAKUKAN OLEH TENAGA
     KESEHATAN (Kefarmasian  Amar Putusan MK tgl 27 Juni 2011) yang
     memiliki Keahlian dan Kewenangan sesuai Peraturan Perundang-undangan.

                            KONSEKUENSINYA,
     1) TIDAK BOLEH dilakukan oleh Tenaga Kesehatan
        Manapun
     2) HARUS dilakukan oleh Tenaga Kefarmasian
     3) TERTUTUP bagi “Siapapun” yang tidak ahli dan tidak
        berwenang
Berdasar PP51/2009
22


     1) Makin dipertegas bahwa Apotek hanya dapat didirikan
        oleh Apoteker. Juncto Pasal 25
     2) Makin dipertegas bahwa Apotek bukan sebagai “Suatu
        Tempat Usaha”

       Apotek adalah Fasilitas Pelayanan Kesehatan/Sarana
         Pelayanan Kefarmasian, tempat dilakukan Praktik
                  Kefarmasian OLEH APOTEKER.
      Dalam melaksanakan Tugas Profesinya, Apoteker berhak
           atas IMBALAN (dari Pengguna Jasa)  Pasal
                        27, UU36/2009
Hal-hal yang Perlu Digarisbawahi dari
       DEFINISI APOTEK
23


      1.   Tidak ada kata “Usaha/Dagang”
           Karena Apotek bukan sebagai Badan Usaha/ Tempat
           Perdagangan barang bernama „Obat‟

      2.   Tidak ada kata “Jual Beli”
           Karena Apotek bukan sebagai tempat transaksi Jual
           Beli Barang.
     Sediaan Farmasi berpindah tangan dari Apoteker ke Pasien
               KARENA “LEGITIMASI PROFESI”
       BUKAN KARENA MEKANISME TRANSAKSI JUAL BELI
Tatanan Baru PP51-2009
     APOTEK – Tempat Praktik APOTEKER
24

     Transformasi Jasa :
                                                  Tidak ada PPN
                     Bukan komoditi dagang
                                                  Tidak ada LABA
                    OBAT    Tidak ada Margin
                               Jasa
         APOTEKER                                 PASIEN
                           Imbalan
           Solusi                                  Problem
                                      Segala Risiko Penggunaan Obat adalah
                                       tanggungjawab Apoteker Sepenuhnya.



              Amanat UU36 dan PP51
PENGERTIAN JASA
25



      Menurut Kottler (2000)
         A service is any act or performance that one party can offer to another that is
         essentially intangible and does not result in the ownership of anything. It`s
         production may or may not be tied to a pshyical product
         Jasa adalah setiap tindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh satu pihak ke
         pihak lain yang secara prinsip tidak berwujud dan tidak menyebabkan
         perpindahan kepemilikan. Produksi jasa dapat terikat atau tidak terikat pada
         suatu produk fisik

      Menurut Zeithaml dan Bitner (2003:3)
         Service, include all economic, activities whoise output is not physical product or
         construction is generally consumed at the time it`s produced and provided added
         value in forms (such as convenience, amusement,, timeliness, comfort or health)
         that are essentially intangible concerns of it`s first purchaser.
         Jasa pada dasarnya mencakup seluruh ativitas ekonomi dengan output
         selain produk dalam pengertian fisik, dikomsumsi dan diproduksi pada
         saat bersamaan, memberikan nilai tambah dan secara prinsip tidak
         berwujud bagi pembeli pertamanya.
KARAKTERISTIK JASA
26



     1.   Intangibility (Tidak berwujud)
          Jasa mempunyai sifat tidak berwujud karena tidak bisa dindentifikasi oleh
          ke lima indera manusia, seperti: dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau
          dicium sebelum terjadi proses transaksi.

     2.   Inseparability (Tidak dapat dipisahkan)
          Jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, apakah sumber itu
          merupakan orang maupun mesin, disamping itu apakah sumber itu hadir
          atau tidak, produk fisik yang berwujud tetap ada.

     3.   Variability/Heterogeneous (Berubah-ubah)
          Jasa dapat mudah berubah-ubah karena jasa ini tergantung pada siapa
          yang menyajikan, kapan, dan dimana disajikan.
KARAKTERISTIK JASA
27



     4.   Perishability (Daya tahan)
          Jasa tidak dapat disimpan dan tidak memiliki daya tahan yang lama
          karena sifatnya tergantung dari fluktuasi permintaan.

     5.   Lack of Ownership (Tanpa disertai kepemilikan)
          Merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang.
             Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan
              manfaat produk yang dibelinya. Mereka bisa mengkonsumsi, menyimpan atau
              menjualnya kembali.
             Pada pembelian jasa, pelanggan/klayan mungkin hanya memiliki akses
              personel atas suatu jasa untuk jangka waktu terbatas (misalnya kamar
              hotel, bioskop, jasa penerbagan, pendidikan, kesehatan)
JASA PROFESI APOTEKER
     (Pharmaceutical Service)
28




     Adalah setiap tindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh
     Apoteker ke pihak lain yang secara prinsip tidak berwujud dan
     tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan, dengan output
     selain produk (dalam pengertian fisik, dikomsumsi dan diproduksi
     pada saat bersamaan) memberikan nilai tambah bagi
     penggunanya, memiliki daya tahan (pertanggungjawaban)
     tertentu serta bervariasi menurut kondisi-kondisi yang
     melingkupinya.

       Produk Jasa dapat terikat atau tidak terikat
                 pada suatu produk fisik
KONSTRUKSI DASAR JASA APOTEKER
29


                                                     TANGGUNG
            PROFESI         KOMPETENSI                 JAWAB




                                                     MANFAAT &
             KLAYAN          PROBLEM                   RISIKO

                             Spontan                Implikatif

      Adalah proses tranformasi/transaksional/pertukaran kompetensi
      seorang Apoteker atas problem-problem klayan/pasien sehingga
       berimplikasi memberikan sejumlah manfaat bagi klayan/pasien
      serta bertanggungjawab terhadap risiko-risiko yang akan muncul
                          selama waktu tertentu.
JENIS JASA APOTEKER
30

     Jasa terkait Pelayanan Kefarmasian
       Adalah setiap tindakan atau kinerja Apoteker atas PROBLEM PELAYANAN
       berupa pelayanan kefarmasian atas seseorang (pasien).
     a) Diselenggarakan oleh institusi
        Klayan               :   Institusi/instansi legal (RS, Klinik, Puskesmas)
        Problem              :   Klayan tidak memiliki keahlian dan kewenangan langsung untuk
                                 memberikan pelayanan kefarmasian kepada seseorang (pasien)
        Substansi Jasa       :   Apoteker berjasa dalam mewujudkan pelayanan kefarmasian
                                 yang diselenggarakan oleh institusi yang bersangkutan.
        Pertanggungjawaban   :   Makro         : Kepada Klayan Institusi
                                 Mikro         : Kepada Pasien
                                 Kualitas      : Peraturan2, standar profesi, etika profesi
        Penghargaan Jasa     :   Oleh Klayan        : Honor/imbalan/Gaji sesuai standar Profesi
                                 Oleh Organisasi     : Sertifikat Kompetensi, SKP, Rekomendasi
                                 Oleh Pemerintah     : Pemberian STRA dan SIPA

        Sarana prasarana, sistem dan produk merupakan milik institusi
                              yang bersangkutan.
Jasa Pelayanan Farmasi Instansional
     (RS, Klinik, Puskesmas)
31


                                                  Area Profesi
                                 apoteker

                                  Pengelolaan               Honor/gajih
             Pelayanan Profesi

                                                                          Fasyan
               PASIEN                  SEDIAAN FARMASI
                                                     klayan
                                                                         Area
                                                                      Kepemilikan
                           Pelayanan fasilitas


                                 Permintaan pelayanan
      Sediaan Farmasi tidak pernah menjadi milik pasien. Barang milik instansi diserahkan oleh
        Apoteker kepada pasien atasnama Pelayanan Kefarmasian (bukan transaksi jual beli).
               Apoteker tetap bertanggungjawab atas penggunaan Obat oleh pasien.
32

     b) Diselenggarakan sendiri oleh Apoteker
        Klayan               :   Perorangan/individu
        Problem              :   Klayan ingin memperoleh pelayanan kefarmasian untuk
                                 mengatasi problem kesehatannya

        Substansi Jasa       :   Apoteker berjasa dalam mewujudkan pelayanan kefarmasian
                                 yang dibutuhkan oleh seseorang.

        Kinerja/Hasil        :   Klayan individu memperoleh jasa pelayanan kefarmasian
        Pertanggungjawaban   :   Makro & Mikro     : Kepada Pasien
                                 Kualitas          : Peraturan2, standar profesi, etika profesi

        Penghargaan Jasa     :   Oleh Pasien       : Honor/imbalan sesuai standar Profesi
                                 Oleh Organisasi    : Sertifikat Kompetensi, SKP, Rekomendasi
                                 Oleh Pemerintah   : Pemberian STRA dan SIPA

             Sarana prasarana, sistem dan produk merupakan milik
                         Apoteker yang bersangkutan.
Jasa Pelayanan Farmasi Personal
     (Apotek)
33



                                                             investasi
            Area Profesi                                                 PEMILIK
                                         apoteker
                Imbalan                                        Share     MODAL
                           Pelayanan                         investasi
                                               Pengelolaan
                            Profesi

             PASIEN                      SEDIAAN
                                         FARMASI
                                          Area
                                       Kepemilikan
     Sediaan Farmasi tidak pernah menjadi milik pasien. Barang milik Apoteker
        diserahkan kepada pasien atasnama Pelayanan Kefarmasian (bukan
                               transaksi jual beli).
       Apoteker tetap bertanggungjawab atas penggunaan Obat oleh pasien.
MENGAPA PERLU MARGIN NOL ?
34

     Membuktikan :
        Apoteker bukan “Penjual Obat” tetapi “Penjual Jasa”. Apoteker
        sebagai “Pemberi Solusi” atas masalah Kesehatan Pasien. Menjadikan
        Obat sebagai salah satu alat/instrumen aktualisasi profesi.
     1. Strategi 1 :
        Menggeser Loyalitas Produk menuju Loyalitas Profesi
           a.   Melaksanakan “Norma Baru Pelayanan” yang hanya akan dapat dijalankan
                oleh Apoteker (Skrining, Penetapan Obat, Regimentasi, Konseling dst)
           b.   Mencegah berlanjutnya proses “Deprofesionalisasi”
     2.   Strategi 2 :
          Mencegah munculnya PPN (Pajak Pertambahan Nilai) dan PPh Badan
          (karena Praktik Kefarmasian bukan suatu Bidang Usaha) berganti ke
          Pajak Profesi/Pajak Penghasilan Orang Pribadi.
     3.   Strategi 3 :
          Mencegah Pekerjaan Kefarmasian menjadi Alat Bisnis Pihak Ketiga.
PROSPEK JASA PROFESI
35

     Basis Pasien :
     Merupakan penghargaan praktik kefarmasian yang dilakukan Apoteker atas pasien
     berdasarkan pertimbangan etika profesi, klinis, biologis dan farmasetis.

      No.               Jenis Tindakan Kefarmasian                Landasan
       1.      Skrining Resep                                    Etika Profesi
       2.      Rasionalisasi Resep                               Klinis-biologis
       3.      Penetapan Obat                                    Klinis-biologis
       4.      Peracikan/Penyiapan Sediaan                        Farmasetis
       5.      Regimentasi                                      Farmakoterapis
       6.      Konseling dan Dispensing                          Etika Profesi
       7.      Dokumentasi/PMR                                   Etika Profesi
       8.      Monitoring ESO                                    Etika Profesi
       9.      Visite/HomeCare                                   Etika Profesi
       10.     Swamedikasi                                       Etika Profesi
Jasa Profesi Menanggung Beban
36


     Perolehan Jasa Profesi Apoteker dari Kegiatan Pelayanan
     Kefarmasian dimanfaatkan oleh Apoteker untuk berbagai
     keperluan seperti :
     1) Tanggung jawab SDM (Apoteker, TTK, tenaga pendukung
        lainnya)
     2) Penyewaan Tempat
     3) Alat-alat bantu Operasional
     4) Penyediaan dan depresiasi peralatan kerja
     5) Pemeliharaan fasilitas pelayanan
     6) Pembagian/sharing investasi dan atau Pengembalian Modal
     7) Pengamanan Stok Obat
     8) Antisipasi inflasi peningkatan Harga Obat.
Konsekuensi Profesi
37




      Besarnya PENDAPATAN APOTEK bergantung sepenuhnya
       pada JUMLAH DAN KUALITAS PASIEN/KLAYAN (Tidak
           bergantung pada Harga dan Jumlah Barang)

     Jasa Profesi menanggung Semua Beban Operasional Apotek
              dan Semua Kewajiban-kewajiban Lainnya

     Pendapatan Apoteker = Jumlah Jasa Profesi – Semua Beban

        PPh 25 Orang
           Pribadi
Menganalisis Bisnis Farmasi
38



     Bisnis Terkait Ketrampilan Tenaga Teknis

                KOMPETENSI
            KNOWLEDGE + SKILLS
             The Future Paradigm
           Bisnis Pengetahuan dan Keahlian
Berdasar 47 PP51/2009
39


     (1) Untuk memperoleh STRTTK bagi Tenaga Teknis
        Kefarmasian wajib memenuhi persyaratan :
        a. memiliki ijazah sesuai dengan pendidikannya;
        b. memiliki surat keterangan sehat fisik
           dan mental dari dokter yang memiliki surat izin
           praktek;
        c. memiliki “rekomendasi tentang kemampuan”
           dari Apoteker yang telah memiliki STRA di
           tempat Tenaga Teknis Kefarmasian bekerja; dan
Mengetahui KEMAMPUAN c-TTK ?
40


     Situasi :
     1) Level-level Tenaga Teknis kefarmasian (Tenaga
        Menengah Farmasi/AA; Ahli Madya farmasi;
        Sarjana Farmasi)
     2) Bidang-bidang Pekerjaan Kefarmasian
        (Pergadaan, Produksi, Distribusi, Pelayanan)
     3) Fasilitas Kefarmasian
        (Gudang, Industri, PBF, Apotek, Klinik, Puskesmas, R
        S)
Siklus Kemampuan Teknis
     TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN
41


                                                 Pendidikan Kejuruan/Vokasional
                                                              Lulusan
                           Klinik                            SMKF/AMF
      Apotek
             APOTEKER               Industri
        RS         PBF                                        Calon-
                            Masing-masing                      TTK
                             Bidang perlu
               SIPA/SIKA




                               pelatihan
                                tersediri
                                               TTK
                            SIK-TTK
                                            STR-TTK
             Attitude                                Dunia Praktik/Kerja
Transformasi Kemampuan Teknis
42



            Level 2                  Level 5                   Level 6

      Asisten                 Ahli Madya                  Sarjana
      • Kemampuan             • Kemampuan                 • Kemampuan
      • Tugas                 • Tugas                     • Tugas
      • Kewenangan            • Kewenangan                • Kewenangan


          Operator              Analis/Teknisi               Setengah Ahli
     - Pekerjaan sesaat   - Administratif, dokumentatif   - Managerial
     - Sederhana          - Sedikit Kompleks              - Kompleks
     - Tgjwb tunggal      - Tgjwb Group/Kelompok          - Tgjwb Organisasi
Sertifikasi Kompetensi Kemampuan Teknis
43



      1. Kolaborasi IAI dg Lembaga Pendidikan
      2. Kolaborasi IAI dg Fasilitas Kefarmasian
      3. Pemberdayaan Apoteker sesuai bidang kerja
      4. Pelatihan Kompetensi Teknis sesuai bidang
         pekerjaan dan level pendidikannya



       Sertifikat Kompetensi       Prasyarat Rekruitmen
               Teknis                   Karyawan
Menganalisis Bisnis Farmasi
44



     Bisnis Terkait Asuransi

      RESPONSIBILITY COMPETENCE
          The Future Paradigm

                Bisnis Kewenangan Profesi
Konfigurasi Umum Jasa Pelayanan Farmasi
45




                 Imbal Jasa
       Pasien                 Apoteker




     Validasi                 Koordinasi            Decision




          Otoritas Apoteker  Rahasia Kefarmasian
Peta Konfigurasi Operasional BPJS 2014
46

                 Peserta
                  BPJS                                  BPJS


      SKENARIO 1
                                                        PPK 2                            PPK 3
               PPK 1
                                                     KLINIK UTAMA
          KLINIK PRATAMA,
                                     SKENARIO 2                    Claimed For Service
         dg Obat + Apoteker
         Untuk : Sewa
                                      Kapitasi


                                                 Termasuk OBAT ?                         • Harga Obat ?
         Fasilitas, Obat,                                                 SKENARIO 3
                                                                                         • Jasa Apoteker
         Operasional, Managemen,
         Seluruh Tenaga dll....dst                                                         ?
                                                 APOTEK(er)                        APOTEK(er)



               PPK 1
           KLINIK PRATAMA,                                    SKENARIO 4
             tanpa Obat &
               Apoteker
Berkembang Wacana
47




                      yes                 yes                    ??
                         Asosiasi
                         Fasilitas

          Fasilitas                             Fasilitas                Fasilitas

 Klinik    Klinik     Klinik         RS            RS       RS        Apotek    Apotek


           Perlukah kita bentuk suatu Asosiasi Apotek
                        (berbadan hukum) ?
PERSOALAN
     PERATURAN-UU YANG BERLAKU
                          RESEP adalah INSTRUMEN PROFESI
48
                             DOKTER & APOTEKER
       DOKTER            Berdasar Keahlian dan Kewenangan :
       1)   Mewawancarai Pasien                  7)    Menulis resep obat dan alat kesehatan
       2)   Memeriksa fisik dan mental pasien    8)    Menerbitkan surat keterangan dokter
       3)   Menentukan pemeriksaan penunjang           dan dokter gigi
       4)   Mendiagnosa Pasien                   9)    Menyimpan obat dalam jumlah dan
       5)   Menentukan penatalaksanaan dan             jenis yang diijinkan
            pengobatan pasien                    10)   Dalam keadaan tertentu, dapat meracik
       6)   Melakukan tindakan kedokteran dan          dan menyerahkan obat di daerah
            kedokteran gigi                            terpencil dan tidak ada apotek.


       APOTEKER
       1)   Pengadaan seluruh Obat dan Alat            bentuk Sediaan Obat
            Kesehatan                            7)    Melakukan Penyerahan Obat atas Resep
       2)   Melakukan Skrining atas Resep              maupun Obat-obat Keras (Tertentu)
       3)   Melakukan Asesmen atas Pasien        8)    Melakukan Konseling dan Monitoring
       4)   Melakukan Rasionalisasi Obat dan           ESO dan DRP’s
            Pengobatan (restriksi)               9)    Melakukan pemilihan obat secara tepat
       5)   Menetapkan Obat dan Regimentasinya   10)   Dalam keadaan tertentu, dapat
       6)   Melakukan peracikan dan pengubahan         melakukan Swamedikasi berdasar
                                                       Evidence Based Pharmacy
KONSTRUKSI PROFESIONALITAS & KOMPETENSI

49
     TENAKES & TENAFAR
                                   Sakit

                                   Obat




                                                   RESEP
                  Pelayanan    Parafarmasi :               Paramedis :
                 Kefarmasian   - Asisten Apt               - Perawat
                               - Madya Farmasi             - Bidan
                               - Sarjana Farmasi           - Paramedis lain
                  Pelayanan
                  Kesehatan

        MASING-MASING PPK MEMILIKI TANGGUNGJAWAB BERBEDA
         BERDASAR KEAHLIAN DAN KEWENANGANNYA
BEBERAPA PERAN STRATEGIS DAN ARTI PENTING
          PPK FARMASI
50

     1.    Apoteker Efektif Men-SKRINING Rasionalitas Peresepan dan Obat
           Sebelum Obat diputuskan untuk dilayani, Profesionalitas Apoteker terlebih dahulu
           akan melakukan Skrining Resep, Analisa Rasionalitas dan Tinjauan Farmakoterapis
           dan Farmasetisnya.
     2.    Apoteker Efektif Melakukan Konseling Komprehensif
           Selama Pengobatan, Profesionalitas Apoteker akan melakukan Konseling
           Pengobatan atas Pasien, meningkatkan efektifitas pengobatan dan kepatuhan
           pasien serta menjamin kebenaran Cara Penggunaan Obat .
     3.    Apoteker Efektif Melakukan Monitoring ESO dan DRP’s
           Setelah Obat dilayani, Profesionalitas Apoteker akan melakukan dokumentasi
           Riwayat Pengobatan Pasien, Efektifitasnya dan Kemungkinan Efek Samping yang
           menyertainya dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
     4.    Apoteker Efektif Mengkompilasi Data Primer Pengobatan
           Dari beragam Resep Dokter yang diterima, Profesionalitas Apoteker akan
           memperoleh Data Akurat mengenai korelasi Riwayat Penyakit dan Obat-obat yang
           digunakan. Bermanfaat untuk timbal informasi kepada pihak-pihak terkait.
TERIMA KASIH
51




       Sekretariat PD IAI JAWA BARAT

           GRAND SURAPATI CORE
       Jl. PHH MUSTOFA No.39 Blok M-11 Bandung
                    022-87241408

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Was ist angesagt? (20)

Pengantar Compounding dan Dispensing.ppt
Pengantar Compounding dan Dispensing.pptPengantar Compounding dan Dispensing.ppt
Pengantar Compounding dan Dispensing.ppt
 
Bahan Ajar Alat Kesehatan
Bahan Ajar Alat KesehatanBahan Ajar Alat Kesehatan
Bahan Ajar Alat Kesehatan
 
Pelayanan farmasi klinik
Pelayanan farmasi klinik Pelayanan farmasi klinik
Pelayanan farmasi klinik
 
Contoh SOP Apotek
Contoh SOP Apotek Contoh SOP Apotek
Contoh SOP Apotek
 
Pedoman farmakoekonomi
Pedoman farmakoekonomiPedoman farmakoekonomi
Pedoman farmakoekonomi
 
Sumber informasi obat
Sumber informasi obatSumber informasi obat
Sumber informasi obat
 
Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Pelayanan Informasi Obat (PIO)Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Pelayanan Informasi Obat (PIO)
 
Pengantar farmasi klinik
Pengantar farmasi klinikPengantar farmasi klinik
Pengantar farmasi klinik
 
penggolongan obat menurut pemerintah
 penggolongan obat menurut pemerintah penggolongan obat menurut pemerintah
penggolongan obat menurut pemerintah
 
Konseling dan pio nada
Konseling dan pio nadaKonseling dan pio nada
Konseling dan pio nada
 
Pengembangan obat herbal
Pengembangan obat herbalPengembangan obat herbal
Pengembangan obat herbal
 
Komunikasi dalam farmasi
Komunikasi dalam farmasi Komunikasi dalam farmasi
Komunikasi dalam farmasi
 
Evaluasi Penggunaan Obat
Evaluasi Penggunaan ObatEvaluasi Penggunaan Obat
Evaluasi Penggunaan Obat
 
Validasi uji sterilisasi
Validasi uji sterilisasiValidasi uji sterilisasi
Validasi uji sterilisasi
 
Panitia Farmasi Terapi
Panitia Farmasi TerapiPanitia Farmasi Terapi
Panitia Farmasi Terapi
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
 
Pharmaceutical care untuk penyakit hipertensi
Pharmaceutical care untuk penyakit hipertensiPharmaceutical care untuk penyakit hipertensi
Pharmaceutical care untuk penyakit hipertensi
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
 
Dosis efek
Dosis efekDosis efek
Dosis efek
 
Prinsip pemberian obat
Prinsip pemberian obatPrinsip pemberian obat
Prinsip pemberian obat
 

Ähnlich wie Pharmapreneurship kompetensi apoteker

BE&GG, Nuriman Novianto, Prof. Hapzi Ali, philosophical ethics and business,...
BE&GG, Nuriman Novianto, Prof. Hapzi Ali,  philosophical ethics and business,...BE&GG, Nuriman Novianto, Prof. Hapzi Ali,  philosophical ethics and business,...
BE&GG, Nuriman Novianto, Prof. Hapzi Ali, philosophical ethics and business,...NURIMAN NOVIANTO
 
9. be gg. aprilia safitri, hapzi ali, ethical issues in financial management,...
9. be gg. aprilia safitri, hapzi ali, ethical issues in financial management,...9. be gg. aprilia safitri, hapzi ali, ethical issues in financial management,...
9. be gg. aprilia safitri, hapzi ali, ethical issues in financial management,...ApriliaSafitri2
 
Pengertian dan ruang lingkup bisnis
Pengertian dan ruang lingkup bisnisPengertian dan ruang lingkup bisnis
Pengertian dan ruang lingkup bisnisAnita Julia
 
WAYAHE MENTHAS.pptx
WAYAHE MENTHAS.pptxWAYAHE MENTHAS.pptx
WAYAHE MENTHAS.pptxZainul Ulum
 
MENGENAL DUNIA BISNIS APOTEK FARMASI.pptx
MENGENAL DUNIA BISNIS APOTEK FARMASI.pptxMENGENAL DUNIA BISNIS APOTEK FARMASI.pptx
MENGENAL DUNIA BISNIS APOTEK FARMASI.pptxdiahratnasari4
 
01. KEWIRAUSAHAAN - MODUL I (PENDAHULUAN).pptx
01. KEWIRAUSAHAAN - MODUL I (PENDAHULUAN).pptx01. KEWIRAUSAHAAN - MODUL I (PENDAHULUAN).pptx
01. KEWIRAUSAHAAN - MODUL I (PENDAHULUAN).pptxDekiZulkarnain8
 
Kelompok etika bisnis (1)
Kelompok etika bisnis (1)Kelompok etika bisnis (1)
Kelompok etika bisnis (1)rudisupardiman
 
PERENCANAAN BISNIS-KELAS X TATA NIAGA
PERENCANAAN BISNIS-KELAS X TATA NIAGAPERENCANAAN BISNIS-KELAS X TATA NIAGA
PERENCANAAN BISNIS-KELAS X TATA NIAGASMK N 2 SINGKAWANG
 
MANAJEMEN PERAPOTEKAN.pptx
MANAJEMEN PERAPOTEKAN.pptxMANAJEMEN PERAPOTEKAN.pptx
MANAJEMEN PERAPOTEKAN.pptxRizkyRahmawati11
 
Fedro Ardiansyah_TUGAS ppt4_12219383_3ea07.pptx
Fedro Ardiansyah_TUGAS ppt4_12219383_3ea07.pptxFedro Ardiansyah_TUGAS ppt4_12219383_3ea07.pptx
Fedro Ardiansyah_TUGAS ppt4_12219383_3ea07.pptxFedrooard
 
Hbl minggu 9, hefti juliza, hapzi ali, perlindungan konsumen, universitas mer...
Hbl minggu 9, hefti juliza, hapzi ali, perlindungan konsumen, universitas mer...Hbl minggu 9, hefti juliza, hapzi ali, perlindungan konsumen, universitas mer...
Hbl minggu 9, hefti juliza, hapzi ali, perlindungan konsumen, universitas mer...Hefti Juliza
 
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, defenisi dan jenis lembaga pembiay...
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, defenisi  dan  jenis  lembaga  pembiay...Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, defenisi  dan  jenis  lembaga  pembiay...
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, defenisi dan jenis lembaga pembiay...megiirianti083
 
Forum quiz be & gg minggu 6,waldy gagantika,hapzi ali,ethical decision ma...
Forum quiz be & gg minggu 6,waldy gagantika,hapzi ali,ethical decision ma...Forum quiz be & gg minggu 6,waldy gagantika,hapzi ali,ethical decision ma...
Forum quiz be & gg minggu 6,waldy gagantika,hapzi ali,ethical decision ma...gagantika
 
9, be & gg, teguh budi santoso, hapzi ali,corporate ethics rights, privil...
9, be & gg, teguh budi santoso, hapzi ali,corporate ethics rights, privil...9, be & gg, teguh budi santoso, hapzi ali,corporate ethics rights, privil...
9, be & gg, teguh budi santoso, hapzi ali,corporate ethics rights, privil...TeguhBudiSantoso9
 
Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...
Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...
Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...Indra Hendiyana
 

Ähnlich wie Pharmapreneurship kompetensi apoteker (20)

Forum minggu 2
Forum minggu 2Forum minggu 2
Forum minggu 2
 
Etika Bisnis PT.Danone.docx
Etika Bisnis PT.Danone.docxEtika Bisnis PT.Danone.docx
Etika Bisnis PT.Danone.docx
 
BE&GG, Nuriman Novianto, Prof. Hapzi Ali, philosophical ethics and business,...
BE&GG, Nuriman Novianto, Prof. Hapzi Ali,  philosophical ethics and business,...BE&GG, Nuriman Novianto, Prof. Hapzi Ali,  philosophical ethics and business,...
BE&GG, Nuriman Novianto, Prof. Hapzi Ali, philosophical ethics and business,...
 
SUPER DOKTER.pptx
SUPER DOKTER.pptxSUPER DOKTER.pptx
SUPER DOKTER.pptx
 
9. be gg. aprilia safitri, hapzi ali, ethical issues in financial management,...
9. be gg. aprilia safitri, hapzi ali, ethical issues in financial management,...9. be gg. aprilia safitri, hapzi ali, ethical issues in financial management,...
9. be gg. aprilia safitri, hapzi ali, ethical issues in financial management,...
 
Pengertian dan ruang lingkup bisnis
Pengertian dan ruang lingkup bisnisPengertian dan ruang lingkup bisnis
Pengertian dan ruang lingkup bisnis
 
WAYAHE MENTHAS.pptx
WAYAHE MENTHAS.pptxWAYAHE MENTHAS.pptx
WAYAHE MENTHAS.pptx
 
MENGENAL DUNIA BISNIS APOTEK FARMASI.pptx
MENGENAL DUNIA BISNIS APOTEK FARMASI.pptxMENGENAL DUNIA BISNIS APOTEK FARMASI.pptx
MENGENAL DUNIA BISNIS APOTEK FARMASI.pptx
 
01. KEWIRAUSAHAAN - MODUL I (PENDAHULUAN).pptx
01. KEWIRAUSAHAAN - MODUL I (PENDAHULUAN).pptx01. KEWIRAUSAHAAN - MODUL I (PENDAHULUAN).pptx
01. KEWIRAUSAHAAN - MODUL I (PENDAHULUAN).pptx
 
Kelompok etika bisnis (1)
Kelompok etika bisnis (1)Kelompok etika bisnis (1)
Kelompok etika bisnis (1)
 
PERENCANAAN BISNIS-KELAS X TATA NIAGA
PERENCANAAN BISNIS-KELAS X TATA NIAGAPERENCANAAN BISNIS-KELAS X TATA NIAGA
PERENCANAAN BISNIS-KELAS X TATA NIAGA
 
MANAJEMEN PERAPOTEKAN.pptx
MANAJEMEN PERAPOTEKAN.pptxMANAJEMEN PERAPOTEKAN.pptx
MANAJEMEN PERAPOTEKAN.pptx
 
Fedro Ardiansyah_TUGAS ppt4_12219383_3ea07.pptx
Fedro Ardiansyah_TUGAS ppt4_12219383_3ea07.pptxFedro Ardiansyah_TUGAS ppt4_12219383_3ea07.pptx
Fedro Ardiansyah_TUGAS ppt4_12219383_3ea07.pptx
 
Hbl minggu 9, hefti juliza, hapzi ali, perlindungan konsumen, universitas mer...
Hbl minggu 9, hefti juliza, hapzi ali, perlindungan konsumen, universitas mer...Hbl minggu 9, hefti juliza, hapzi ali, perlindungan konsumen, universitas mer...
Hbl minggu 9, hefti juliza, hapzi ali, perlindungan konsumen, universitas mer...
 
Hypno selling new
Hypno selling newHypno selling new
Hypno selling new
 
Tanggung jawab perusahaan
Tanggung jawab perusahaanTanggung jawab perusahaan
Tanggung jawab perusahaan
 
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, defenisi dan jenis lembaga pembiay...
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, defenisi  dan  jenis  lembaga  pembiay...Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, defenisi  dan  jenis  lembaga  pembiay...
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, defenisi dan jenis lembaga pembiay...
 
Forum quiz be & gg minggu 6,waldy gagantika,hapzi ali,ethical decision ma...
Forum quiz be & gg minggu 6,waldy gagantika,hapzi ali,ethical decision ma...Forum quiz be & gg minggu 6,waldy gagantika,hapzi ali,ethical decision ma...
Forum quiz be & gg minggu 6,waldy gagantika,hapzi ali,ethical decision ma...
 
9, be & gg, teguh budi santoso, hapzi ali,corporate ethics rights, privil...
9, be & gg, teguh budi santoso, hapzi ali,corporate ethics rights, privil...9, be & gg, teguh budi santoso, hapzi ali,corporate ethics rights, privil...
9, be & gg, teguh budi santoso, hapzi ali,corporate ethics rights, privil...
 
Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...
Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...
Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...
 

Pharmapreneurship kompetensi apoteker

  • 1. KOMPETENSI KEFARMASIAN DALAM RUANG LINGKUP ENTREPRENEURSHIP DAN PRAKTEK KEFARMASIAN ALI MASHUDA 2013 Sekretaris PD IAI JAWA BARAT
  • 2. Mau Apa ? 2  The Future “ I Will Be An Enterpreuneur” ?  Mempersiapkan mental pada setiap ada perubahan ?
  • 3. Entrepreneurship 3 adalah suatu kemampuan untuk mengelola sesuatu yang ada pada diri untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup. Hal-hal yang harus dimiliki Entrepreneur :  pengetahuan (knowledge);  kemampuan (skill)  pengalaman (experiences);  jaringan (networking);  informasi (information);  sumber yang ada (sources) :  uang, bakat, lingkungan, keluarga, dll.  waktu (time);  masa depan dan kesempatan (future & opportunity)
  • 5. PRASARAT 5 1. Percaya diri 2. Berorientasi tugas dan hasil 3. Pengambil resiko 4. Kepemimpinan 5. Keorisinilan 6. Berorientasi ke masa depan
  • 6. Menurut Fadel Muhammad, 1992 6 1. Kepemimpinan 2. Inovasi 3. Pengambilan keputusan 4. Sikap tanggap terhadap perubahan 5. Bekerja ekonomis dan efisien 6. Visi masa depan 7. Sikap terhadap resiko
  • 7. 7 1. Jangan melakukan segalanya  Pusatkan perhatian pada yang penting  Selektif  Belajar mengatakan tidak kpd kegiatan yang memakan waktu  Tetapkan waktu 2. Ajukan pertanyaan sebelum memulai pekerjaan  Orientasi pada tindakan  Rencanakan hari esok secara terinci  Berguru pada pengalaman  Tanyakan penggunaan waktu anda
  • 8. MOTIVASI 8 Kemauan Untuk Berbuat Sesuatu Motiv : Kebutuhan , Keinginan, Dorongan. Motiv dengan kekuatan besarlah yang akan menentukan perilaku seseorang.
  • 9. TEORI MOTIVASI HIRARKHI KEBUTUHAN MASLOW 9
  • 10. Teori X – Y (Kecenderungan) Douglas McGregor 10 Teori X 1. Pekerjaan pada hakekatnya tidak disenangi orang banyak 2. Kebanyakan orang rendah tanggung jawabnya 3. Kebanyakan orang kurang kreatif 4. Org lebih suka memikirkan kebutuhan fisik, asal sdh terpenuhi selesai persoalannya. 5. Kebanyakan orang harus dikontrol secara ketat dan sering harus dipaksa bekerja.
  • 11. 11 Teori Y 1. Pekerjaan itu sbtlnya sama dg bermain, cukup menarik dan mengasyikkan. 2. Orang mempunyai kemampuan kreativitas 3. Setiap orang memp. Kemampuan mengawasi sendiri guna mencapai tujuan. 4. Orang tidak hanya memiliki kebutuhan fisik saja tetapi kebutuhan akan rasa aman, ingin bergaul, ingin dihargai, dan ingin menonjolkan dirinya. 5. Orang harus diberi motivasi agar dapat membangkitkan daya inisiatif dan kreativitasnya.
  • 13. Menganalisis Rencana Bisnis 13 Rencana Bisnis perlu dianalisis untuk : 1. mengenali kelemahan2 yg dapat mengakibatkan kesulitan2 keuangan dimasa datang, 2. untuk mentest strategi alternatif 3. utk penjualan bauran produk, 4. pengendalian biaya, 5. investasi, 6. pengembangan staf, 7. pembiayaan 8. dst.
  • 14. Menganalisis Bisnis Farmasi 14 Bisnis Terkait Barang APOTEK The Old Paradigm Bisnis Jual Beli Barang
  • 15. Kesalahan-kesalahan Persepsi APOTEKER – APOTEK - PEMBELI 15 1. Apotek = Tempat “Berjualan Obat” 2. Apotek = Tempat Orang “Membeli Obat” 3. Apoteker = Pengelola/Pimpinan Apotek 4. Apotek = Siapapun bisa menjalankannya TRANSAKSI JUAL-BELI tidak memerlukan keahlian dan kewenangan khusus Apoteker tidak diperlukan
  • 16. JUAL-BELI OBAT 16 Transformasi Kepemilikan Barang : Nilai Barang Bertambah Muncul PPN Barang OBAT OBAT Uang Penjual Pembeli Segala Risiko Penggunaan Obat adalah tanggungjawab Pembeli Sepenuhnya. UU36 dan PP51 tidak memperbolehkan hal ini terjadi
  • 17. JUAL-BELI OBAT 17 CONTOH ! HNA DPP1 PBF 1000 PPN1 100 DPP1 + PPN1 DPP2 Apotik 1100 LABA PPN2 LABA ? PPN2 ? DPP2 + LABA + PPN2 Konsumen 1400 Berapa PPN Kurang Bayar yang PPN1 = Pajak Masukan harus disetor Apotek ke KPP ? PPN2 = Pajak Keluaran
  • 18. Konsekuensi Serius 18 1. PERTANGGUNGJAWABAN MODAL YANG DIGUNAKAN 2. KEWAJIBAN GAJIH TETAP KARYAWAN 3. BIAYA OPERASIONAL + FEE APOTEKER 4. DEPRESIASI 5. PAJAK KURANG BAYAR OMSET APOTEK
  • 19. Konsekuensi Jual-Beli (Margin) 19 Besarnya PENDAPATAN APOTEK bergantung sepenuhnya pada JUMLAH DAN HARGA BARANG (Tidak bergantung pada Ada/Tidak Adanya Apoteker) Margin menanggung Semua Beban Operasional Apotek dan Semua Kewajiban-kewajiban Lainnya Pendapatan Apoteker = Bergantung Untung/Rugi Apotek
  • 20. Menganalisis Bisnis Farmasi 20 Bisnis Terkait Kewenangan Profesi APOTEK The New Paradigm Bisnis Transformasi Jasa Pelayanan
  • 21. KONFIRMASI...Pasal 108 –UU36/2009 21 Praktik Kefarmasian : Yang meliputi Pembuatan, penyimpanan, pengamanan, distribusi, penyerahan obat atas resep, pemberian informasi....HARUS DILAKUKAN OLEH TENAGA KESEHATAN (Kefarmasian  Amar Putusan MK tgl 27 Juni 2011) yang memiliki Keahlian dan Kewenangan sesuai Peraturan Perundang-undangan. KONSEKUENSINYA, 1) TIDAK BOLEH dilakukan oleh Tenaga Kesehatan Manapun 2) HARUS dilakukan oleh Tenaga Kefarmasian 3) TERTUTUP bagi “Siapapun” yang tidak ahli dan tidak berwenang
  • 22. Berdasar PP51/2009 22 1) Makin dipertegas bahwa Apotek hanya dapat didirikan oleh Apoteker. Juncto Pasal 25 2) Makin dipertegas bahwa Apotek bukan sebagai “Suatu Tempat Usaha” Apotek adalah Fasilitas Pelayanan Kesehatan/Sarana Pelayanan Kefarmasian, tempat dilakukan Praktik Kefarmasian OLEH APOTEKER. Dalam melaksanakan Tugas Profesinya, Apoteker berhak atas IMBALAN (dari Pengguna Jasa)  Pasal 27, UU36/2009
  • 23. Hal-hal yang Perlu Digarisbawahi dari DEFINISI APOTEK 23 1. Tidak ada kata “Usaha/Dagang” Karena Apotek bukan sebagai Badan Usaha/ Tempat Perdagangan barang bernama „Obat‟ 2. Tidak ada kata “Jual Beli” Karena Apotek bukan sebagai tempat transaksi Jual Beli Barang. Sediaan Farmasi berpindah tangan dari Apoteker ke Pasien KARENA “LEGITIMASI PROFESI” BUKAN KARENA MEKANISME TRANSAKSI JUAL BELI
  • 24. Tatanan Baru PP51-2009 APOTEK – Tempat Praktik APOTEKER 24 Transformasi Jasa : Tidak ada PPN Bukan komoditi dagang Tidak ada LABA OBAT Tidak ada Margin Jasa APOTEKER PASIEN Imbalan Solusi Problem Segala Risiko Penggunaan Obat adalah tanggungjawab Apoteker Sepenuhnya. Amanat UU36 dan PP51
  • 25. PENGERTIAN JASA 25 Menurut Kottler (2000) A service is any act or performance that one party can offer to another that is essentially intangible and does not result in the ownership of anything. It`s production may or may not be tied to a pshyical product Jasa adalah setiap tindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip tidak berwujud dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan. Produksi jasa dapat terikat atau tidak terikat pada suatu produk fisik Menurut Zeithaml dan Bitner (2003:3) Service, include all economic, activities whoise output is not physical product or construction is generally consumed at the time it`s produced and provided added value in forms (such as convenience, amusement,, timeliness, comfort or health) that are essentially intangible concerns of it`s first purchaser. Jasa pada dasarnya mencakup seluruh ativitas ekonomi dengan output selain produk dalam pengertian fisik, dikomsumsi dan diproduksi pada saat bersamaan, memberikan nilai tambah dan secara prinsip tidak berwujud bagi pembeli pertamanya.
  • 26. KARAKTERISTIK JASA 26 1. Intangibility (Tidak berwujud) Jasa mempunyai sifat tidak berwujud karena tidak bisa dindentifikasi oleh ke lima indera manusia, seperti: dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium sebelum terjadi proses transaksi. 2. Inseparability (Tidak dapat dipisahkan) Jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, apakah sumber itu merupakan orang maupun mesin, disamping itu apakah sumber itu hadir atau tidak, produk fisik yang berwujud tetap ada. 3. Variability/Heterogeneous (Berubah-ubah) Jasa dapat mudah berubah-ubah karena jasa ini tergantung pada siapa yang menyajikan, kapan, dan dimana disajikan.
  • 27. KARAKTERISTIK JASA 27 4. Perishability (Daya tahan) Jasa tidak dapat disimpan dan tidak memiliki daya tahan yang lama karena sifatnya tergantung dari fluktuasi permintaan. 5. Lack of Ownership (Tanpa disertai kepemilikan) Merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang.  Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya. Mereka bisa mengkonsumsi, menyimpan atau menjualnya kembali.  Pada pembelian jasa, pelanggan/klayan mungkin hanya memiliki akses personel atas suatu jasa untuk jangka waktu terbatas (misalnya kamar hotel, bioskop, jasa penerbagan, pendidikan, kesehatan)
  • 28. JASA PROFESI APOTEKER (Pharmaceutical Service) 28 Adalah setiap tindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh Apoteker ke pihak lain yang secara prinsip tidak berwujud dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan, dengan output selain produk (dalam pengertian fisik, dikomsumsi dan diproduksi pada saat bersamaan) memberikan nilai tambah bagi penggunanya, memiliki daya tahan (pertanggungjawaban) tertentu serta bervariasi menurut kondisi-kondisi yang melingkupinya. Produk Jasa dapat terikat atau tidak terikat pada suatu produk fisik
  • 29. KONSTRUKSI DASAR JASA APOTEKER 29 TANGGUNG PROFESI KOMPETENSI JAWAB MANFAAT & KLAYAN PROBLEM RISIKO Spontan Implikatif Adalah proses tranformasi/transaksional/pertukaran kompetensi seorang Apoteker atas problem-problem klayan/pasien sehingga berimplikasi memberikan sejumlah manfaat bagi klayan/pasien serta bertanggungjawab terhadap risiko-risiko yang akan muncul selama waktu tertentu.
  • 30. JENIS JASA APOTEKER 30 Jasa terkait Pelayanan Kefarmasian Adalah setiap tindakan atau kinerja Apoteker atas PROBLEM PELAYANAN berupa pelayanan kefarmasian atas seseorang (pasien). a) Diselenggarakan oleh institusi Klayan : Institusi/instansi legal (RS, Klinik, Puskesmas) Problem : Klayan tidak memiliki keahlian dan kewenangan langsung untuk memberikan pelayanan kefarmasian kepada seseorang (pasien) Substansi Jasa : Apoteker berjasa dalam mewujudkan pelayanan kefarmasian yang diselenggarakan oleh institusi yang bersangkutan. Pertanggungjawaban : Makro : Kepada Klayan Institusi Mikro : Kepada Pasien Kualitas : Peraturan2, standar profesi, etika profesi Penghargaan Jasa : Oleh Klayan : Honor/imbalan/Gaji sesuai standar Profesi Oleh Organisasi : Sertifikat Kompetensi, SKP, Rekomendasi Oleh Pemerintah : Pemberian STRA dan SIPA Sarana prasarana, sistem dan produk merupakan milik institusi yang bersangkutan.
  • 31. Jasa Pelayanan Farmasi Instansional (RS, Klinik, Puskesmas) 31 Area Profesi apoteker Pengelolaan Honor/gajih Pelayanan Profesi Fasyan PASIEN SEDIAAN FARMASI klayan Area Kepemilikan Pelayanan fasilitas Permintaan pelayanan Sediaan Farmasi tidak pernah menjadi milik pasien. Barang milik instansi diserahkan oleh Apoteker kepada pasien atasnama Pelayanan Kefarmasian (bukan transaksi jual beli). Apoteker tetap bertanggungjawab atas penggunaan Obat oleh pasien.
  • 32. 32 b) Diselenggarakan sendiri oleh Apoteker Klayan : Perorangan/individu Problem : Klayan ingin memperoleh pelayanan kefarmasian untuk mengatasi problem kesehatannya Substansi Jasa : Apoteker berjasa dalam mewujudkan pelayanan kefarmasian yang dibutuhkan oleh seseorang. Kinerja/Hasil : Klayan individu memperoleh jasa pelayanan kefarmasian Pertanggungjawaban : Makro & Mikro : Kepada Pasien Kualitas : Peraturan2, standar profesi, etika profesi Penghargaan Jasa : Oleh Pasien : Honor/imbalan sesuai standar Profesi Oleh Organisasi : Sertifikat Kompetensi, SKP, Rekomendasi Oleh Pemerintah : Pemberian STRA dan SIPA Sarana prasarana, sistem dan produk merupakan milik Apoteker yang bersangkutan.
  • 33. Jasa Pelayanan Farmasi Personal (Apotek) 33 investasi Area Profesi PEMILIK apoteker Imbalan Share MODAL Pelayanan investasi Pengelolaan Profesi PASIEN SEDIAAN FARMASI Area Kepemilikan Sediaan Farmasi tidak pernah menjadi milik pasien. Barang milik Apoteker diserahkan kepada pasien atasnama Pelayanan Kefarmasian (bukan transaksi jual beli). Apoteker tetap bertanggungjawab atas penggunaan Obat oleh pasien.
  • 34. MENGAPA PERLU MARGIN NOL ? 34 Membuktikan : Apoteker bukan “Penjual Obat” tetapi “Penjual Jasa”. Apoteker sebagai “Pemberi Solusi” atas masalah Kesehatan Pasien. Menjadikan Obat sebagai salah satu alat/instrumen aktualisasi profesi. 1. Strategi 1 : Menggeser Loyalitas Produk menuju Loyalitas Profesi a. Melaksanakan “Norma Baru Pelayanan” yang hanya akan dapat dijalankan oleh Apoteker (Skrining, Penetapan Obat, Regimentasi, Konseling dst) b. Mencegah berlanjutnya proses “Deprofesionalisasi” 2. Strategi 2 : Mencegah munculnya PPN (Pajak Pertambahan Nilai) dan PPh Badan (karena Praktik Kefarmasian bukan suatu Bidang Usaha) berganti ke Pajak Profesi/Pajak Penghasilan Orang Pribadi. 3. Strategi 3 : Mencegah Pekerjaan Kefarmasian menjadi Alat Bisnis Pihak Ketiga.
  • 35. PROSPEK JASA PROFESI 35 Basis Pasien : Merupakan penghargaan praktik kefarmasian yang dilakukan Apoteker atas pasien berdasarkan pertimbangan etika profesi, klinis, biologis dan farmasetis. No. Jenis Tindakan Kefarmasian Landasan 1. Skrining Resep Etika Profesi 2. Rasionalisasi Resep Klinis-biologis 3. Penetapan Obat Klinis-biologis 4. Peracikan/Penyiapan Sediaan Farmasetis 5. Regimentasi Farmakoterapis 6. Konseling dan Dispensing Etika Profesi 7. Dokumentasi/PMR Etika Profesi 8. Monitoring ESO Etika Profesi 9. Visite/HomeCare Etika Profesi 10. Swamedikasi Etika Profesi
  • 36. Jasa Profesi Menanggung Beban 36 Perolehan Jasa Profesi Apoteker dari Kegiatan Pelayanan Kefarmasian dimanfaatkan oleh Apoteker untuk berbagai keperluan seperti : 1) Tanggung jawab SDM (Apoteker, TTK, tenaga pendukung lainnya) 2) Penyewaan Tempat 3) Alat-alat bantu Operasional 4) Penyediaan dan depresiasi peralatan kerja 5) Pemeliharaan fasilitas pelayanan 6) Pembagian/sharing investasi dan atau Pengembalian Modal 7) Pengamanan Stok Obat 8) Antisipasi inflasi peningkatan Harga Obat.
  • 37. Konsekuensi Profesi 37 Besarnya PENDAPATAN APOTEK bergantung sepenuhnya pada JUMLAH DAN KUALITAS PASIEN/KLAYAN (Tidak bergantung pada Harga dan Jumlah Barang) Jasa Profesi menanggung Semua Beban Operasional Apotek dan Semua Kewajiban-kewajiban Lainnya Pendapatan Apoteker = Jumlah Jasa Profesi – Semua Beban PPh 25 Orang Pribadi
  • 38. Menganalisis Bisnis Farmasi 38 Bisnis Terkait Ketrampilan Tenaga Teknis KOMPETENSI KNOWLEDGE + SKILLS The Future Paradigm Bisnis Pengetahuan dan Keahlian
  • 39. Berdasar 47 PP51/2009 39 (1) Untuk memperoleh STRTTK bagi Tenaga Teknis Kefarmasian wajib memenuhi persyaratan : a. memiliki ijazah sesuai dengan pendidikannya; b. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang memiliki surat izin praktek; c. memiliki “rekomendasi tentang kemampuan” dari Apoteker yang telah memiliki STRA di tempat Tenaga Teknis Kefarmasian bekerja; dan
  • 40. Mengetahui KEMAMPUAN c-TTK ? 40 Situasi : 1) Level-level Tenaga Teknis kefarmasian (Tenaga Menengah Farmasi/AA; Ahli Madya farmasi; Sarjana Farmasi) 2) Bidang-bidang Pekerjaan Kefarmasian (Pergadaan, Produksi, Distribusi, Pelayanan) 3) Fasilitas Kefarmasian (Gudang, Industri, PBF, Apotek, Klinik, Puskesmas, R S)
  • 41. Siklus Kemampuan Teknis TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN 41 Pendidikan Kejuruan/Vokasional Lulusan Klinik SMKF/AMF Apotek APOTEKER Industri RS PBF Calon- Masing-masing TTK Bidang perlu SIPA/SIKA pelatihan tersediri TTK SIK-TTK STR-TTK Attitude Dunia Praktik/Kerja
  • 42. Transformasi Kemampuan Teknis 42 Level 2 Level 5 Level 6 Asisten Ahli Madya Sarjana • Kemampuan • Kemampuan • Kemampuan • Tugas • Tugas • Tugas • Kewenangan • Kewenangan • Kewenangan Operator Analis/Teknisi Setengah Ahli - Pekerjaan sesaat - Administratif, dokumentatif - Managerial - Sederhana - Sedikit Kompleks - Kompleks - Tgjwb tunggal - Tgjwb Group/Kelompok - Tgjwb Organisasi
  • 43. Sertifikasi Kompetensi Kemampuan Teknis 43 1. Kolaborasi IAI dg Lembaga Pendidikan 2. Kolaborasi IAI dg Fasilitas Kefarmasian 3. Pemberdayaan Apoteker sesuai bidang kerja 4. Pelatihan Kompetensi Teknis sesuai bidang pekerjaan dan level pendidikannya Sertifikat Kompetensi Prasyarat Rekruitmen Teknis Karyawan
  • 44. Menganalisis Bisnis Farmasi 44 Bisnis Terkait Asuransi RESPONSIBILITY COMPETENCE The Future Paradigm Bisnis Kewenangan Profesi
  • 45. Konfigurasi Umum Jasa Pelayanan Farmasi 45 Imbal Jasa Pasien Apoteker Validasi Koordinasi Decision Otoritas Apoteker  Rahasia Kefarmasian
  • 46. Peta Konfigurasi Operasional BPJS 2014 46 Peserta BPJS BPJS SKENARIO 1 PPK 2 PPK 3 PPK 1 KLINIK UTAMA KLINIK PRATAMA, SKENARIO 2 Claimed For Service dg Obat + Apoteker Untuk : Sewa Kapitasi Termasuk OBAT ? • Harga Obat ? Fasilitas, Obat, SKENARIO 3 • Jasa Apoteker Operasional, Managemen, Seluruh Tenaga dll....dst ? APOTEK(er) APOTEK(er) PPK 1 KLINIK PRATAMA, SKENARIO 4 tanpa Obat & Apoteker
  • 47. Berkembang Wacana 47 yes yes ?? Asosiasi Fasilitas Fasilitas Fasilitas Fasilitas Klinik Klinik Klinik RS RS RS Apotek Apotek Perlukah kita bentuk suatu Asosiasi Apotek (berbadan hukum) ?
  • 48. PERSOALAN PERATURAN-UU YANG BERLAKU RESEP adalah INSTRUMEN PROFESI 48 DOKTER & APOTEKER DOKTER Berdasar Keahlian dan Kewenangan : 1) Mewawancarai Pasien 7) Menulis resep obat dan alat kesehatan 2) Memeriksa fisik dan mental pasien 8) Menerbitkan surat keterangan dokter 3) Menentukan pemeriksaan penunjang dan dokter gigi 4) Mendiagnosa Pasien 9) Menyimpan obat dalam jumlah dan 5) Menentukan penatalaksanaan dan jenis yang diijinkan pengobatan pasien 10) Dalam keadaan tertentu, dapat meracik 6) Melakukan tindakan kedokteran dan dan menyerahkan obat di daerah kedokteran gigi terpencil dan tidak ada apotek. APOTEKER 1) Pengadaan seluruh Obat dan Alat bentuk Sediaan Obat Kesehatan 7) Melakukan Penyerahan Obat atas Resep 2) Melakukan Skrining atas Resep maupun Obat-obat Keras (Tertentu) 3) Melakukan Asesmen atas Pasien 8) Melakukan Konseling dan Monitoring 4) Melakukan Rasionalisasi Obat dan ESO dan DRP’s Pengobatan (restriksi) 9) Melakukan pemilihan obat secara tepat 5) Menetapkan Obat dan Regimentasinya 10) Dalam keadaan tertentu, dapat 6) Melakukan peracikan dan pengubahan melakukan Swamedikasi berdasar Evidence Based Pharmacy
  • 49. KONSTRUKSI PROFESIONALITAS & KOMPETENSI 49 TENAKES & TENAFAR Sakit Obat RESEP Pelayanan Parafarmasi : Paramedis : Kefarmasian - Asisten Apt - Perawat - Madya Farmasi - Bidan - Sarjana Farmasi - Paramedis lain Pelayanan Kesehatan MASING-MASING PPK MEMILIKI TANGGUNGJAWAB BERBEDA BERDASAR KEAHLIAN DAN KEWENANGANNYA
  • 50. BEBERAPA PERAN STRATEGIS DAN ARTI PENTING PPK FARMASI 50 1. Apoteker Efektif Men-SKRINING Rasionalitas Peresepan dan Obat Sebelum Obat diputuskan untuk dilayani, Profesionalitas Apoteker terlebih dahulu akan melakukan Skrining Resep, Analisa Rasionalitas dan Tinjauan Farmakoterapis dan Farmasetisnya. 2. Apoteker Efektif Melakukan Konseling Komprehensif Selama Pengobatan, Profesionalitas Apoteker akan melakukan Konseling Pengobatan atas Pasien, meningkatkan efektifitas pengobatan dan kepatuhan pasien serta menjamin kebenaran Cara Penggunaan Obat . 3. Apoteker Efektif Melakukan Monitoring ESO dan DRP’s Setelah Obat dilayani, Profesionalitas Apoteker akan melakukan dokumentasi Riwayat Pengobatan Pasien, Efektifitasnya dan Kemungkinan Efek Samping yang menyertainya dalam jangka pendek maupun jangka panjang. 4. Apoteker Efektif Mengkompilasi Data Primer Pengobatan Dari beragam Resep Dokter yang diterima, Profesionalitas Apoteker akan memperoleh Data Akurat mengenai korelasi Riwayat Penyakit dan Obat-obat yang digunakan. Bermanfaat untuk timbal informasi kepada pihak-pihak terkait.
  • 51. TERIMA KASIH 51 Sekretariat PD IAI JAWA BARAT GRAND SURAPATI CORE Jl. PHH MUSTOFA No.39 Blok M-11 Bandung 022-87241408