Dokumen tersebut membahas tentang keimanan kepada Allah SWT yang mencakup pengenalan Allah SWT (ma'rifat billah), cara mencapai pengenalan Allah, keutamaan pengenalan Allah, serta dasar-dasar keimanan kepada Allah yang meliputi keyakinan dalam hati, ucapan, dan amalan. Dokumen ini juga menjelaskan empat unsur keimanan kepada Allah yaitu mengimani wujud, rububiyah, uluhiyah, serta nama dan sifat
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
Ppt materi 1 kelompok 4
1. KEIMANAN KEPADA
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
1. NOR AFIFAH ( 21901082094 )
2. ALIF RACHMAN I ( 21901082106 )
3. MUHAMMAD IQBAL A ( 21901082107 )
ALLAH SWT 1.
2. A. Pengenalan kepada Allah SWT
(ma’rifat billah)
Secara umum, Ma’rifatullah artinya mengenal Allah.
Dan kata-kata makrifat itu sendiri bahasa arab
mengandung makna ihathah yang artinya
mengetahui secara penuh, maka makrifatullah
dapat diartikan dengan mengenal atau mengetahui
identitas zat Allah secara keseluruhan.
3. Orang yang telah sampai pada derajat
Ma’rifatullah, telah dianggap dekat kepada
Allah ketika perbuatannya menjadi sangat
baik dan hatinya tidak hetnti-hentinya berfikir
tentang sifat Allah yang menjadikan rasa
takut (Khouf) sebagai cambuk untuk tingkah
lakunya dan rasa cinta (Mahabbah) sebagai
kendali dalam imannya, sebagai petunjuk
kepada Allah dalam mencari keridoan-Nya.
4. Cara mencapai Ma’rifat
Meneliti dan mengenal diri sendiri merupakan kunci rahasia untuk mengenal Allah SWT,
sebagaimana sabda Nabi saw :
“Barang siapa mengetahui diriya sendiri, maka ia akan mengetahui Tuhannya”.
Langkah pertama untuk mengenal diri sendiri ialah mengetahui terlebih dahulu bahwa
diri ini tersusun dari betuk lahir yang disebut badan dan batin yang disebut qalb. Dalam hal
ini kata qalb bukan merupakan segumpal daging yang berada disebelah kiri badan, tapi ia
adalah ruh yang bersifat halus dan ghaib yang turun ke dunia untuk melakukan tugas dan
kelak akan kembali ke tempat asalnya.
5. Keutamaan-keutamaan ma’rifat :
Untuk memperoleh kejernihan hati menuju sadar (ma’rifat) kepada Allah dan
Rosululloh SAW. Antara lain:
Memperbanyak taqorub mendekatkan diri dan bertaubat (memohon ampunan)
Allah SWT.
Memperbanyak Sholawat kepada Rosululloh SAW.
Memperbanyak Tasyaffuan (memohon syfa’at) kepada Rosululloh SAW.
6. B. Dasar Keimanan kepada Allah SWT
Iman secara bahasa berarti tashdiq (membenarkan). Sedangkan secara istilah
syar’i, iman adalah “keyakinan dalam hati, perkataan di lisan, amalan dengan
anggota badan, bertambah dengan melakukan ketaatan dan berkurang dengan
maksiat”.
Perkataan ‘syahadat’ menunjukan bahwa iman harus dengan ucapan di lisan.
Menyingkirkan duri dari jalan menunjukkan bahwa iman harus dengan amalan
anggota badan. Sedangkan sifat malu menunjukkan bahwa iman harus dengan
keyakinan dalam hati, karena sifat malu itu di hati. Inilah dalil yang menunjukkan
bahwa iman yang benar hanyalah jika terdapat tiga komponen di dalamnya yaitu:
1. Keyakinan dalam hati
2. Ucapan dalam lisan
3. Amalan dengan anggota badan
Maka tanpa adanya amalan, meskipun ada keyakinan dan ucapan, tidaklah disebut
beriman.
7. Iman kepada Allah mengandung 4 unsur:
1. Mengimani Wujud (adanya) Allah, yaitu Wujud Allah telah dibuktikan oleh
fitrah, akal, Naqli, dan indera.
2. Mengimani rububiyah Allah, yaitu mengimani sepenuhnya bahwa dialah Rabb
satu-satunya, tidak ada sekutu dan tidak ada penolong bagi-Nya.
3. Mengimani uluhiyah Allah, yaitu benar-benar mengimani bahwa Dialah Ilah
(sesembahan) yang benar dan satu-satunya, tidak ada sekutu bagi-Nya
4. Mengimani Asma dan sifat Allah, yaitu menetapkan nama-nama dan sifat-sifat
yang sudah ditetapkan Allah untuk diri-Nya dalam kitab suci-Nya atau sunna
Rasul-Nya dengan cara sesuai dengan kebesaran-Nya tanpa tahrif
(penyelewengan), ta’til (penghapusan), takyif (menanyakan bagaimana?), dan
tamtsii (menyerupakan).