2. PENGERTIAN
ialah suatu keadaan perdarahan yang disifatkan oleh
timbulnya petekia atau ekimosis di kulit ataupun
pada selaput lendir dan adakalanya terjadi pada
berbagai jaringan dengan penurunan jumlah
trombosis karena sebab yang tidak diketahui.
adalah sindrom yang didalamnya terdapat penurunan
jumlah trombosit yang bersikulasi dalam keadaan
sumsum normal. ( Cecily. L Betz ).
3. ETIOLOGI
Penyebab yang pasti belum diketahui, tatapi
dikemukakan berbagai kemungkinan diantaranya :
Infeksi virus ( demam berdarah, morbili, varisela,
rubella, dsb ).
Intoksikasi makanan atau obat
Bahan kimia
Pengaruh fisik
Kekurangan faktor pematangan ( misalnya
malnutrisi ).
4. PATOFISIOLOGI
Sebagai kelaimam yang bersifat autoimun, ITP sangat sering
terjadi sebagai gangguan terisolasi, tetapi kadang – kadang
sebagai manifestasi pertama SLE. Meskipun bentuk akut
diketahui pada anak – anak, sebagian besar penderita adalah
wanita dewasa berumur antara 20 dan 40 tahun. Limpa
memainkan peran penting dalam patogenesis kelainan ini. Limpa
merupakan tempat utama produksi antibodi antitrombosit dan
destruksi trombosit yang dilapisi IgG. Pada lebih dari dua pertiga
penderita, splenektomi akan dikuti kembalinya hitung trombosit
menjadi normal dan remisi lengkap penyakitnya. Limpa biasanya
nampak normal sekali, atau mungkin disertai sedikit pembesaran
saja. Splenomegali demikian yang mungkin terjadi sebagai akibat
bendungan sinusoid dan pembesaran folikel –folikel limfoid, yang
memeliki sentra germina mencolok.
5. MANIFESTASI KLINIS
Masa prodroal – keletihan, demam, dan nyeri
abdomen.
Secara spontan timbul petekia dan ekimosis pada
kulit.
Mudah memar.
Epistaksis ( gejala awal pada sepertiga anak ).
Perdarahan traktus genitrourinarius ( menoragia,
hematuria ) jarang.
Traktus digestivus ( hematemesis, melena ).
6. NeXt…
rongga mulut ( jarang ).
Pada mata ( konjungtiva, retina ).
Pada ITP akut dan berat dapat timbul pula pada
selaput lendir yang berisi darah
Perdarahan pada SSP ( perdarahan subdural dan lain
– lain ). Jarang terjadi.
Demam ringan 1 – 6 minggu sebelum tinbul gejala
bila terdapat perdarahan berat atau perdarahan
traktus gastrointestinalis.
Renjatan ( shock ) dapat terjadi bila kehilangan
banyak darah.
7. KLASIFIKASI
Akut
a. Awalnya dijumpai trombositopenia pada anak.
b. Paling sering, 90% sembuh sendiri dalam satu tahun.
c. Jumlah trombosit kembali normal dalam 6 bulan
setelah diagnosa.
d. Tidak dijumpai kekambuhan berikutnya.
8. NeXt…
Kronik
a. 10 %, kasusnya dapat dianggap kronis apabila
trombositopenia berlangsung lebih dari 100 hari.
b. Trombositopenia berlangsung lebih dari 6 bulan
setelah diagnosa.
c. Awitan tersembunyi dan berbahaya.
d. Jumlah trombosit tetap dibawah normal selama
penyakit.
e. Bentuk ini terutema terjadi pada orang dewasa
9. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Uji Laboratorium dan Diagnostik
Jumlah trombosit
Hitung darah lengkap
Aspirasi susmsum tulang
Jumlah leukosit
Uji antibodi trombosit
Foto toraks dan uji fungsi paru
12. PENGKAJIAN
Hematologi
a. Tanda – tanda vital
1) Nadi cepat
2) Pernapasan
b.Tamplan umum
1)Tanda – tanda gagal jantung kongesif
2) Gelisah
Kulit
1.Warna kulit pucat, ikterus
2.Petekie
3. Memar
4. Perdarahan dari membran mukosa
13. NeXt…
Abdomen
1.Pembesaran hati
2.Pembesaran limpa
3.Tentukan lokasi daerah purpura
4.Tentukan tempat perdarahan
14. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan
perubaan sirkulasi (ekimosis ).
Perfusi jaringan tidak efektif berhubungan dengan
anemia.
Resiko injuri berhubungan dengan perdarahan.
Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan akumulasi lemak.
Resiko infeksi berhubungan dengan luka.
intoleransi aktifitas berhubungan dengan immobilisasi.
15. INTERVENSI
DX I
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama proses keperawatan selama proses keperawatan
diharapkan integritas kulit kembali baik dan iritasi
kulit minimal.
Kriteria Hasil :
1.Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan.
2.Tidak ada luka / lesi pada kuit
3.Perfusi jarinngan baik
16. NeXt…
DX II
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
proses keperawatan diharapkan klien terbebas dari resiko
injury
Kritera hasil :
1. Klien terbebas dari cedera
2. Klien mampu menggunakan fasilitas kesehatan yang
ada
3. Klien mampu menjelaskan faktor resiko dari
lingkungan / perilaku personal
4. Klien mampu menjelaskan cara atau metode untuk
mencegah injury / cedera
17. NeXt…
DX III
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama proses keperawatan diharapkan nutrisi pasien
seimbang.
Kriteria hasil :
1. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
2.Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
3.Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
4.Berikan makanan yang terpilih ( sudah
dikonsultasikan dengan ahli gizi )
18. NeXt…
DX IV
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
proseskeperawatan diharapkan perfusi jaringan kembali
normal.
Kritera Hasil :
1.mendemonstasikan status sirkulasi yang ditandai dengan :
a. tekanan systole dan dyastole dalam rentang yang
diharapkan.
b.tidak ada ortostatikhipertensi.
c.tidak ada tanda – tanda peningkatan tekanan
intrakranial ( tidak lebih dari 15 mmHg )
19. NeXt…
DX V
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selam
aproseskeperawatan diharapkan nyeri dapat berkurang
atau hilang.
Kriteria Hasil :
1. Mengenali faktor penyebab nyeri
2. Mengenali serangan nyeri
3. Menggunakan metode pencegahan
4. Menggunakan metode nonanalgetik
5. Mengebali gejala nyeri
6. Melaporkan nyeri sudah terkontrol