SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 50
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Toxoplasmosis
PBL 8
Anggota PBL 8
• Jessica Theo
(2012060040)
• Jesslyn Nathasya
(2012060042)
• Elen Angela
(2012060043)
• Denish Gunawan
(2012060090)
• Garry Grimaldi
(2012060109)
• Marcelin Suryana
(2012060110)
• Natasha Olivia Gunawan
(2012060111)

• Celine
(2012060191)
• Alfredo Bambang
(2012060193)
• Yustinus Harianto
(2012060195)
• Maria Gracia Devita
Windharta
(2012060196)
• Felicia
(2012060197)
• Gabrielle Glenis
(2012060212)
Klasifikasi Toxoplasma gondii
Morfologi Toxoplasma gondii
Morfologi Takizoit

• Takizoit : mirip bulan sabit dengan satu ujung runcing
dan satu ujung membulat, panjang 4-8 mikron, satu inti
di tengah
• Tidak mempunyai alat pergerakan (silia, flagella,
pseudopodia)
• Dapat berputar, meluncur di permukaan, undulate
movement (pergerakan seperti ombak)
Mekanisme invasi Takizoit
Morfologi Bradizoit

• Kista (mengandung bradizoit) :
– Di otak: bulat, lonjong
– Di otot: panjang mengikuti bentuk sel
otot (s/d 100 μm)

• 5 – 8.5 x 1-3 μm
• Stadium pembelahan yang lambat
• Kista yang baru terbentuk hanya
mengandung sedikit bradizoit → berukuran
sekitar 5 μm
• Bradizoit membelah secara endodyogeny
• Kista paling sering di otak, mata, otot rangka
dan otot jantung dan jarang menyerang
jaringan organ visceral.
Contoh Toxoplasmosis pada otak
Reproduksi secara Endodyogeny
Ookista dan Sporokista

• Ookista : lonjong, 12,5 mikron
• Ookista tersporulasi diameternya 1113 μm
• Dalam setiap ookista terdapat 2
sporokista berbentuk elipsoidal / subspherical
• Sporokista adalah stadium parasit
yang terdapat pada ookista yang
telah tersporulasi
• Ukuran sporokista 2 x 6-8 μm
• Sporokista membelah secara
endodyogey menjadi 4
Daur Hidup
Daur hidup dalam
hospes definitif (kucing)
• Dalam sel epitel usus halus kucing daur
aseksual (skizogoni) & seksual (gametogoni,
sporogoni)  menghasilkan oocyst
• Oocyst2 sporocyst (@isi 4 sporozoit)
• MASA PRAPATEN
– 3-5 hari: dari kista
– 5-10 hari: dari takizoid
– 20-24 hari: dari ookista
Daur hidup dalam
hospes perantara (mamalia/burung)
• Stadium aseksual
• Oocyst tertelan mamalia/burung (HP) bentuk
trofozoid membelah cepat takizoid (infeksi
akut) berkembangbiak dalam sel
(endodiogeni) sel penuh dengan takizoid
1)lisis sel kemudian menyebar ke seluruh tubuh;
2)bentuk dinding zoitocyst(isi bradizoit)
MASA LATEN
• 2 jalur:
– Tertelan host lain: ulangi siklus
– Tertelan kucing: jadi oocyst
Epidemiologi
Toxoplasmosis
Epidemiologi
• Infeksi Toxoplasma gondii sering terjadi di
daerah dataran rendah yang bersuhu tinggi
dan beriklim lembab.(1)
• Penelitian penyebaran toxoplasmosis
umumnya mengenai toxoplasmosis
kongenital.(2)
Tabel prevalensi zat anti T.gondii positif
pada manusia di beberapa wilayah(3)
Wilayah
El Savador
Indonesia
Eskimo

Prevalensi zat anti T.gondii
positif
90%
2-63%
1%
Tabel prevalensi zat anti T.gondii positif
pada binatang(3)
Binatang
Anjing
Kucing
Babi
Ternak

Prevalensi zat anti T.gondii
positif
75%
35-73%
11-36%
<10%
Tabel prevalensi toxoplasmosis kongenital di
beberapa negara(3)
Negara

Belanda
Vienna
Paris
New York

Prevalensi zat anti T.gondii
positif
6,5‰
6-7‰
3‰
1,3‰
Tabel insidensi infeksi Toxoplasma gondii pada 35.940
wanita hamil di Norwegia sejak 1992-1994(2)
Masa Kehamilan

Jumlah wanita yang
terinfeksi

Trimester 1

30 wanita (0,094%)

Trimester 2

7 wanita (0,022%)

Trimester 3

10 wanita (0,031%)
Faktor Risiko
• Kebiasaan makan daging kurang matang
• Kucing perliharaan, tikus dan burung sebagai hospes
perantara yang diburu kucing
• Adanya lipas dan lalat yang memindahkan ookista dari
tinja kucing ke makanan dan yang terakhir adalah adanya
cacing tanah yang memindahkan ookista dari lapisan
dalam permukaan tanah.
• Transmisi lainnya adalah transmisi melalui ookista, ookista
yang dikeluarkan kucing dapat berjumlah 10 juta butir
sehari selama 2 minggu dan menjadi matang dalam 1-5
hari, dapat hidup di tanah lebih dari setahun.
• Ookista hanya mati pada suhu 45-55 derajat celcius,
dikeringkan, dicampur formalin, amonia atau larutan
iodium.
Mekanisme invasi
• Invasi biasa terjadi di usus, lalu parasit akan
memasuki sel berinti atau mati difagositosis
• Parasit yang masuk ke sel berinti berkembang
biak dan menyebabkan sel hospes pecah dan
menyerang sel-sel lain
• Penyebaran dilakukkan secara hematogen dan
limfogen, dikarenakan adanya parasit didalam
makrofag dan limfosit
• T.gondii dapat menyerang semua sel berinti pada
semua organ dan jaringan
• Akan terbentuk kista jaringan bila sudah terjadi
kekebalan dan ditemukan di berbagai jaringan
• Kerusakan yang terjadi tergantung pada :
– Usia
– Virulensi strain Toxoplasma
– Jumlah parasit
– Organ yang diserang
Patologi
• Usia : pada bayi lebih berat dibandingkan orang
dewasa
• Organ yang diserang : lesi pada SSP dan mata
biasanya lebih bersifat permanen dan berat
karena tidak adanya mekanisme untuk
regenerasi.
– Kelainan pada SSP berupa nekrosis disertai kalsifikasi.

• Infeksi akut : pada retina ditemukan reaksi
peradangan fokal dengan edema dan infiltrasi
leukosit yang dapat menyebabkan kerusakan
total dan proses pembentukan sikatriks, disertai
atrofi retina dan pigmentasi
Jenis Toksoplasmosis
• Toksoplasmosis akuista : pada orang dewasa
– Jarang menimbulkan gejala (asimtomatik)
– Pada ibu hamil yang menderita penyakit ini dapat
mengakibatkan bayi yang menderita toksoplasmosis
kongenital
– Manifestasi Klinis : limfadenopati, rasa lelah, demam,
nyeri otot, sakit kepala
– Toxoplasma menyebabkan infeksi oportunistik yang
disebabkan imunosupresi berhubungan dengan
transplatasi organ dan penyebab keganasan
• Kelainan susunan saraf pusat akibat
Toxoplasma merupakan manifestasi klinis
paling sering dari AIDS
• Awal berupa sakit kepala, demam, letargi, perubahan
mental, lalu berlanjut menjadi kelainan neurologik dan
kejang.

• Pada CT Scan dan MRI akan tampak lesi
tunggal atau multipelring-enhancing lesions
yang dikelilingi edema otak.
Jenis Toxoplasmosis
• Toksoplasmosis kongenital :
– Makin muda usia janin, makin berat kerusakan
organ tubuh.
– Infeksi pada kehamilan muda dapat menyebabkan
abortus spontan
– Manifestasi klinis dapat langsung muncul setelah
kelahiran atau setelah beberapa minggu sampai
tahun.
– Pada bayi lahir prematur gejala klinis tampak lebih
berat
Manifestasi Klinis
• Eritroblastosis
• Hidrops fetalis
• TRIAD KLASIK : hidrosefalus, retinokoroiditis,
dan kalsifikasi intrakranial.
• Kelainan SSP sering meninggalkan gejala sisa,
misalnya retardasi mental dan motorik.
Cara Diagnosis
• Uji Serologis (mencari antigen / antibodi spesifik)
– Uji Agglutinasi Latex
– ELISA (Enzyme Linked Immunoabsorbent Assay)
– Deteksi IgE spesifik dengan metode ISAGA ( Immunosorbent
Agglutination Assay)
– IFA (Indirect Fluorescent Assay)
– PCR
– Kultur Sel
– Sabin-Feldman dye test (IgG) → Gold Standard
• Ada IgG terhadap toxoplasma → (+) → sel lisis → tidak terwarnai biru

• Biopsi jaringan
– Jarang dilakukan kecuali ada kecurigaan terhadap gejala penyakit
tertentu yang mungkin disebabkan Toxoplasma gondii

• Mikroskopi (pendeteksian ookista dll)
Sabin-Feldman dye test (+)
Tes serologi

Toksoplasmosis kongenital
1. Zat anti IgM (dibuat oleh janin yang terinfeksi
dalam uterus)
2. Zat anti IgG (didapat dari ibu melalui
plasenta)
Pada bayi yg tidak terinfeksi : berangsurangsur menghilang
Pada bayi yg terinfeksi : mulai dibentuk
sendiri umur 2-3 bulan
Toksoplasmosis akuisita
1. Zat anti IgG
• Tidak cukup hanya sekali
• Titer IgG meninggi secara bermakna pada
pemeriksaan kedua kali dengan jangka waktu
3 minggu atau lebih
Kelemahan Tes serologi

• IgM tidak selalu dapat ditemukan pada
neonatus
• IgM ditemukan selama berbulan-bulan
bahkan sampai lebih dari satu tahun
• Pada penderita imunodefisiensi tidak dibentuk
antibodi IgM dan tidak dapat ditemukan titer
IgG yang meningkat
Teknik PCR

• Deteksi DNA parasit pada cairan tubuh dan
jaringan
• Cukup sensitif untuk cairan serebrospinal
menunjukkan pleositosis, kadar protein
meningkat
• Sangat spesifik untuk diagnosis ensefalitis
toksoplasmik
Pirimetamin
• Obat sekarang hanya bisa membunuh stadium takizoit T.
gondii dan tidak membasmi stadium kista  membasmi
infeksi akut, tidak untuk infeksi menahun yg bisa aktif
kembali
• Pirimetamin & sulfonamid bekerja sinergistik selama 3
minggu / sebulan
• Pirimetamin menekan hemopoeisis & dapat menyebabkan
trombositopenia dan leukopenia
• Untuk cegah efek samping + as. Folinat atau ragi
• Pirimetamin bersifat teratogenik  tidak untuk ibu hamil
• Pirimetamin 50-75 mg/hari utk dewasa selama 3 hari,
kemudian jadi 25 mg (0,5-1 mg/kg berat badan/hari) 3-4
hari sekali
• As. Folinat 2-4 mg /hari atau ragi roti 5-10 g/hari 2 x
seminggu
Sulfonamid, Klindamisin, Kortikosteroid
• Sulfonamid dapat menyebabkan trombositopenia &
hematuria, 50-100 mg/kg berat badan/hari beberapa
minggu / bulan
• Spiramisin (macrolide) tidak menembus plasenta tapi
ditemukan dengan konsentrasi di plasenta, 100mg/kg berat
badan/hari selama 30-45 hari
• Obat ini digunakan sebagai profilaksis untuk mencegah
transmisi T. gondii ke janin, diberikan sampai aterm atau
sampai bayi terbukti terinfeksi Toxoplasma, kalau terbukti
maka pakai pirimetamin, sulfonamid, dan as. Folinat
setelah kehamilan 12-18 minggu
• Klindamisin efektif namun dapat menyebabkan kolitis
pseudomembranosa / kolitis ulserativa  rutin pada bayi
dan ibu hamil
• Kortikosteroid digunakan untuk mengurangi peradangan
pada mata  bukan untuk pengobatan tunggal
Klaritromisin, Azitromisin, Atovaquone

• Obat macrolide lain yaitu klaritromisin &
azitromisin diberikan dengan pirimetamin
pada penderita AIDS dengan ensefalitis
toksoplasmik
• Obat baru yaitu hidroksinaftokuinon
(atovaquone) yg bila dikombinasikan dengan
sulfadiazin atau obat aktif lain dapat
membunuh kista jaringan pada mencit
• Toksoplasmosis kongenital, diberi pirimetamin
dengan loading dose 2 mg/kg berat badan
Penderita immunocompromized (AIDS, keganasan)

a. Terapi awal (diberi selama 6 minggu):
– Pirimetamin + sulfadiazin +asam folinat
– Alternatif:
- Pirimetamin + asam folinat + klindamisin
- Kotrimokaszol + sulfametoksazol
- Pirimetamin + asam folinat + dapson / klaritromisin /
azitromisin / atovaquone
- Atovaquon + sulfadiazin
- Atovaquon saja bila ada intoleransi thdp pirimetamin &
sulfadiazin, pemberian steroid bila ada edema
Penderita immunocompromized (AIDS, keganasan)

b. Terapi pemeliharaan (supresif, profilaksis sekunder)
diberikan seumur hidup, jika rekonstitusi imun tidak
terjadi:
– Pirimetamin + asam folinat +sulfadizin
– Alternatif:
- Klindamisin + pirimetamin + asam folinat
- Atovaquone

• Terapi supresif dapat dipertimbangkan untuk
dihentikan jika terapi diberikan sedikitnya 6 minggu:
- Pasien tidak mempunyai gejala dan tanda klinis
ensefalopatis toksoplasmik
- CD4+ dipertahankan > 200 sel/mm3 selama ≥ 6 bulan pada
terapi antiretroviral
- Profilaksis sekunder dimulai kembali jika CD4+ menurun
sampai < 200 sel/mm3
Penderita immunocompromized (AIDS, keganasan)

c. Profilaksis primer
– Pada pasien seropositif terhadap Toxoplasma dan
mempunyai CD4+ < 200 sel/mm3:
- TMP-SMX 1 tablet forte peroral
- Dapson + pirimetamin + asam folinat
- Atovaquon + pirimetamin + asam folinat

• Profilaksis primer dihentikan jika pasien
respon terhadap terapi antiretroviral dengan
peningkatan CD4+ > 200 sel/mm3 selama
sedikitnya 3 bulan. Profilaksis diberikan
kembali bila CD4+ menurun sampai < 200
sel/mm3
Pencegahan
• Untuk mencegah infeksi T.gondii (terutama pada ibu
hamil) harus menghindari makan daging kurang
matang yang mungkin mengandung kista jaringan dan
minum / makan yang terkontaminasi ookista matang
yang terdapat dalam tinja kucing
• Kista jaringan dalam daging tidak infektif bila sudah
dipanaskan sampai 66oC atau diasap
• Setelah memegang daging mentah (tukang jagal,
tukang masak), sebaiknya tangan dicuci bersih dengan
sabun
• Makanan harus ditutup untuk menghindari lalat.
• Sayur-mayur sebagai lalap harus dicuci bersih atau
dimasak
• Kucing peliharaan sebaiknya diberi makan matang dan
dicegah berburu tikus dan burung.
Referensi
1.

Sutanto I, Ismid IS, Sjarifuddin PK, Sungkar S. Buku Ajar Parasitologi
Kedokteran Edisi Keempat. FKUI. 2008
2. Soedarto. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran. Sagung Seto. 2011
3. SK Rai, S Uga, N Kataoka, T Matsumura. Atlas of Medical Parasitology. 1996
4. Chiodini PL, Moody AH, Manser DW. Atlas of Medical Helminthology and
Protozoology 4th Edition. 2003
5. Gerald D. Schmidt & Larry S. Robert’s Foundation of Parasitology 8th
edition. 2009
6. http://www.dpd.cdc.gov/dpdx/HTML/Para_Health.htm
7. http://www.pamf.org/serology/clinicianguide.html
8. http://path.upmc.edu/cases/case160/dx.html
9. CDC - Toxoplasmosis - Epidemiology & risk factors [Internet]. [cited 2013
Oct 27]. Available from:
http://www.cdc.gov/parasites/toxoplasmosis/epi.html
10. Chandra, G. Toxoplasma gondii: Aspek biologi, epidemiologi, diagnosis,
dan penatalaksanaannya [Internet]. [cited 2013 Oct 27]. Available from:
http://tempo.co.id/medika/arsip/052001/pus-1.htm
Thank You for Your Attention

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt? (20)

Isi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urinIsi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urin
 
Materi imun MHC
Materi imun MHCMateri imun MHC
Materi imun MHC
 
Toxoplasma Gondii
Toxoplasma GondiiToxoplasma Gondii
Toxoplasma Gondii
 
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
 
Gonorrhea
GonorrheaGonorrhea
Gonorrhea
 
Hormon tiroid
Hormon tiroidHormon tiroid
Hormon tiroid
 
Pemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan KehamilanPemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan Kehamilan
 
Diagnostik mikrobiologi klinik
Diagnostik mikrobiologi klinikDiagnostik mikrobiologi klinik
Diagnostik mikrobiologi klinik
 
Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit
Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasitReaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit
Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit
 
PPT Hematologi - Clotting Time
PPT Hematologi - Clotting TimePPT Hematologi - Clotting Time
PPT Hematologi - Clotting Time
 
Eritropoiesis
EritropoiesisEritropoiesis
Eritropoiesis
 
Inflamasi
InflamasiInflamasi
Inflamasi
 
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSkenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
 
Bahan kuliah embriologi sistem pernapasan
Bahan kuliah embriologi sistem pernapasanBahan kuliah embriologi sistem pernapasan
Bahan kuliah embriologi sistem pernapasan
 
Sistem komplemen
Sistem komplemenSistem komplemen
Sistem komplemen
 
Hemostasis uii
Hemostasis uiiHemostasis uii
Hemostasis uii
 
Giardia Lamblia
Giardia LambliaGiardia Lamblia
Giardia Lamblia
 
Diagnosis dan manajemen toksoplasmosis pada ibu hamil
Diagnosis dan manajemen toksoplasmosis pada ibu hamilDiagnosis dan manajemen toksoplasmosis pada ibu hamil
Diagnosis dan manajemen toksoplasmosis pada ibu hamil
 
Filariasis
FilariasisFilariasis
Filariasis
 
Slide sifilis
Slide sifilisSlide sifilis
Slide sifilis
 

Andere mochten auch

Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondiidinamerlyna
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondiidinamerlyna
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondiininanovia11
 
Toksoplasmosis
ToksoplasmosisToksoplasmosis
Toksoplasmosisdanivita
 
ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS TOXOPLASMOSIS
ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS TOXOPLASMOSISASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS TOXOPLASMOSIS
ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS TOXOPLASMOSISDuik Agustini
 
Apicoplas toxoplasmosis
Apicoplas toxoplasmosisApicoplas toxoplasmosis
Apicoplas toxoplasmosisNurma Suri
 

Andere mochten auch (6)

Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondii
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondii
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondii
 
Toksoplasmosis
ToksoplasmosisToksoplasmosis
Toksoplasmosis
 
ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS TOXOPLASMOSIS
ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS TOXOPLASMOSISASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS TOXOPLASMOSIS
ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS TOXOPLASMOSIS
 
Apicoplas toxoplasmosis
Apicoplas toxoplasmosisApicoplas toxoplasmosis
Apicoplas toxoplasmosis
 

Ähnlich wie TOXOPLASMOSIS

TORCH_pptpendidikanprogramdokterspesialis.ppt
TORCH_pptpendidikanprogramdokterspesialis.pptTORCH_pptpendidikanprogramdokterspesialis.ppt
TORCH_pptpendidikanprogramdokterspesialis.pptChrisCandra1
 
TORCH_pppendidikandokerseplasiasrpgramt.ppt
TORCH_pppendidikandokerseplasiasrpgramt.pptTORCH_pppendidikandokerseplasiasrpgramt.ppt
TORCH_pppendidikandokerseplasiasrpgramt.pptChrisCandra1
 
Toksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 aToksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 afikri asyura
 
toksoplasmosis3a-170906061115.pdf
toksoplasmosis3a-170906061115.pdftoksoplasmosis3a-170906061115.pdf
toksoplasmosis3a-170906061115.pdfHeartbeatkost
 
2. infeksi dalam kehamilan AKBID PARAMATA RAHA
2. infeksi dalam kehamilan AKBID PARAMATA RAHA2. infeksi dalam kehamilan AKBID PARAMATA RAHA
2. infeksi dalam kehamilan AKBID PARAMATA RAHAOperator Warnet Vast Raha
 
TOXOPLASMA GONDII NEW.pptx
TOXOPLASMA GONDII NEW.pptxTOXOPLASMA GONDII NEW.pptx
TOXOPLASMA GONDII NEW.pptxHannaHarahap
 
TOXOPLASMA GONDII NEW.pptx
TOXOPLASMA GONDII NEW.pptxTOXOPLASMA GONDII NEW.pptx
TOXOPLASMA GONDII NEW.pptxHannaHarahap
 
Kucing dan toxoplasma 2012 - triakoso
Kucing dan toxoplasma 2012 - triakosoKucing dan toxoplasma 2012 - triakoso
Kucing dan toxoplasma 2012 - triakosoNusdianto Triakoso
 
Taenia solium.
Taenia solium.Taenia solium.
Taenia solium.Google
 
Toxoplasma npm 19 20
Toxoplasma npm 19 20Toxoplasma npm 19 20
Toxoplasma npm 19 20Martinoloth
 
Penyakit serta kelainan plasenta
Penyakit serta kelainan plasentaPenyakit serta kelainan plasenta
Penyakit serta kelainan plasentaNova Ci Necis
 

Ähnlich wie TOXOPLASMOSIS (20)

TORCH_pptpendidikanprogramdokterspesialis.ppt
TORCH_pptpendidikanprogramdokterspesialis.pptTORCH_pptpendidikanprogramdokterspesialis.ppt
TORCH_pptpendidikanprogramdokterspesialis.ppt
 
TORCH_pppendidikandokerseplasiasrpgramt.ppt
TORCH_pppendidikandokerseplasiasrpgramt.pptTORCH_pppendidikandokerseplasiasrpgramt.ppt
TORCH_pppendidikandokerseplasiasrpgramt.ppt
 
Toksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 aToksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 a
 
toksoplasmosis3a-170906061115.pdf
toksoplasmosis3a-170906061115.pdftoksoplasmosis3a-170906061115.pdf
toksoplasmosis3a-170906061115.pdf
 
2. infeksi dalam kehamilan AKBID PARAMATA RAHA
2. infeksi dalam kehamilan AKBID PARAMATA RAHA2. infeksi dalam kehamilan AKBID PARAMATA RAHA
2. infeksi dalam kehamilan AKBID PARAMATA RAHA
 
TOXOPLASMA GONDII NEW.pptx
TOXOPLASMA GONDII NEW.pptxTOXOPLASMA GONDII NEW.pptx
TOXOPLASMA GONDII NEW.pptx
 
TOXOPLASMA GONDII NEW.pptx
TOXOPLASMA GONDII NEW.pptxTOXOPLASMA GONDII NEW.pptx
TOXOPLASMA GONDII NEW.pptx
 
Kucing dan toxoplasma 2012 - triakoso
Kucing dan toxoplasma 2012 - triakosoKucing dan toxoplasma 2012 - triakoso
Kucing dan toxoplasma 2012 - triakoso
 
Taenia solium.
Taenia solium.Taenia solium.
Taenia solium.
 
Spermatogenesis
SpermatogenesisSpermatogenesis
Spermatogenesis
 
torch.pdf
torch.pdftorch.pdf
torch.pdf
 
Bakteri
BakteriBakteri
Bakteri
 
Toxoplasma
ToxoplasmaToxoplasma
Toxoplasma
 
Toxoplasma npm 19 20
Toxoplasma npm 19 20Toxoplasma npm 19 20
Toxoplasma npm 19 20
 
Kelompok 2
Kelompok 2Kelompok 2
Kelompok 2
 
Toksoplasmosis
ToksoplasmosisToksoplasmosis
Toksoplasmosis
 
Rkk21
Rkk21Rkk21
Rkk21
 
Rim6
Rim6Rim6
Rim6
 
cestoda
cestodacestoda
cestoda
 
Penyakit serta kelainan plasenta
Penyakit serta kelainan plasentaPenyakit serta kelainan plasenta
Penyakit serta kelainan plasenta
 

Mehr von Alfredo Bambang

Pembelahan sel dan siklus sel
Pembelahan sel dan siklus selPembelahan sel dan siklus sel
Pembelahan sel dan siklus selAlfredo Bambang
 
Struktur dan fungsi organel sel
Struktur dan fungsi organel selStruktur dan fungsi organel sel
Struktur dan fungsi organel selAlfredo Bambang
 
Sifat fisika dan kimia sel serta cara menganalisa sel
Sifat fisika dan kimia sel serta cara menganalisa selSifat fisika dan kimia sel serta cara menganalisa sel
Sifat fisika dan kimia sel serta cara menganalisa selAlfredo Bambang
 
Terapi gen dengan target gen ccr5 untuk pencegahan hiv
Terapi gen dengan target gen ccr5 untuk pencegahan hivTerapi gen dengan target gen ccr5 untuk pencegahan hiv
Terapi gen dengan target gen ccr5 untuk pencegahan hivAlfredo Bambang
 

Mehr von Alfredo Bambang (8)

Pembelahan sel dan siklus sel
Pembelahan sel dan siklus selPembelahan sel dan siklus sel
Pembelahan sel dan siklus sel
 
Struktur dan fungsi organel sel
Struktur dan fungsi organel selStruktur dan fungsi organel sel
Struktur dan fungsi organel sel
 
Sifat fisika dan kimia sel serta cara menganalisa sel
Sifat fisika dan kimia sel serta cara menganalisa selSifat fisika dan kimia sel serta cara menganalisa sel
Sifat fisika dan kimia sel serta cara menganalisa sel
 
dengue fever management
dengue fever managementdengue fever management
dengue fever management
 
Immunodefisiensi
ImmunodefisiensiImmunodefisiensi
Immunodefisiensi
 
Acinetobacter
Acinetobacter Acinetobacter
Acinetobacter
 
Terapi gen dengan target gen ccr5 untuk pencegahan hiv
Terapi gen dengan target gen ccr5 untuk pencegahan hivTerapi gen dengan target gen ccr5 untuk pencegahan hiv
Terapi gen dengan target gen ccr5 untuk pencegahan hiv
 
Avian influenza
Avian influenzaAvian influenza
Avian influenza
 

TOXOPLASMOSIS

  • 2. Anggota PBL 8 • Jessica Theo (2012060040) • Jesslyn Nathasya (2012060042) • Elen Angela (2012060043) • Denish Gunawan (2012060090) • Garry Grimaldi (2012060109) • Marcelin Suryana (2012060110) • Natasha Olivia Gunawan (2012060111) • Celine (2012060191) • Alfredo Bambang (2012060193) • Yustinus Harianto (2012060195) • Maria Gracia Devita Windharta (2012060196) • Felicia (2012060197) • Gabrielle Glenis (2012060212)
  • 3.
  • 6. Morfologi Takizoit • Takizoit : mirip bulan sabit dengan satu ujung runcing dan satu ujung membulat, panjang 4-8 mikron, satu inti di tengah • Tidak mempunyai alat pergerakan (silia, flagella, pseudopodia) • Dapat berputar, meluncur di permukaan, undulate movement (pergerakan seperti ombak)
  • 8. Morfologi Bradizoit • Kista (mengandung bradizoit) : – Di otak: bulat, lonjong – Di otot: panjang mengikuti bentuk sel otot (s/d 100 μm) • 5 – 8.5 x 1-3 μm • Stadium pembelahan yang lambat • Kista yang baru terbentuk hanya mengandung sedikit bradizoit → berukuran sekitar 5 μm • Bradizoit membelah secara endodyogeny • Kista paling sering di otak, mata, otot rangka dan otot jantung dan jarang menyerang jaringan organ visceral.
  • 11. Ookista dan Sporokista • Ookista : lonjong, 12,5 mikron • Ookista tersporulasi diameternya 1113 μm • Dalam setiap ookista terdapat 2 sporokista berbentuk elipsoidal / subspherical • Sporokista adalah stadium parasit yang terdapat pada ookista yang telah tersporulasi • Ukuran sporokista 2 x 6-8 μm • Sporokista membelah secara endodyogey menjadi 4
  • 13. Daur hidup dalam hospes definitif (kucing) • Dalam sel epitel usus halus kucing daur aseksual (skizogoni) & seksual (gametogoni, sporogoni)  menghasilkan oocyst • Oocyst2 sporocyst (@isi 4 sporozoit) • MASA PRAPATEN – 3-5 hari: dari kista – 5-10 hari: dari takizoid – 20-24 hari: dari ookista
  • 14. Daur hidup dalam hospes perantara (mamalia/burung) • Stadium aseksual • Oocyst tertelan mamalia/burung (HP) bentuk trofozoid membelah cepat takizoid (infeksi akut) berkembangbiak dalam sel (endodiogeni) sel penuh dengan takizoid 1)lisis sel kemudian menyebar ke seluruh tubuh; 2)bentuk dinding zoitocyst(isi bradizoit) MASA LATEN • 2 jalur: – Tertelan host lain: ulangi siklus – Tertelan kucing: jadi oocyst
  • 15.
  • 16.
  • 18.
  • 19. Epidemiologi • Infeksi Toxoplasma gondii sering terjadi di daerah dataran rendah yang bersuhu tinggi dan beriklim lembab.(1) • Penelitian penyebaran toxoplasmosis umumnya mengenai toxoplasmosis kongenital.(2)
  • 20. Tabel prevalensi zat anti T.gondii positif pada manusia di beberapa wilayah(3) Wilayah El Savador Indonesia Eskimo Prevalensi zat anti T.gondii positif 90% 2-63% 1%
  • 21. Tabel prevalensi zat anti T.gondii positif pada binatang(3) Binatang Anjing Kucing Babi Ternak Prevalensi zat anti T.gondii positif 75% 35-73% 11-36% <10%
  • 22. Tabel prevalensi toxoplasmosis kongenital di beberapa negara(3) Negara Belanda Vienna Paris New York Prevalensi zat anti T.gondii positif 6,5‰ 6-7‰ 3‰ 1,3‰
  • 23. Tabel insidensi infeksi Toxoplasma gondii pada 35.940 wanita hamil di Norwegia sejak 1992-1994(2) Masa Kehamilan Jumlah wanita yang terinfeksi Trimester 1 30 wanita (0,094%) Trimester 2 7 wanita (0,022%) Trimester 3 10 wanita (0,031%)
  • 24. Faktor Risiko • Kebiasaan makan daging kurang matang • Kucing perliharaan, tikus dan burung sebagai hospes perantara yang diburu kucing • Adanya lipas dan lalat yang memindahkan ookista dari tinja kucing ke makanan dan yang terakhir adalah adanya cacing tanah yang memindahkan ookista dari lapisan dalam permukaan tanah. • Transmisi lainnya adalah transmisi melalui ookista, ookista yang dikeluarkan kucing dapat berjumlah 10 juta butir sehari selama 2 minggu dan menjadi matang dalam 1-5 hari, dapat hidup di tanah lebih dari setahun. • Ookista hanya mati pada suhu 45-55 derajat celcius, dikeringkan, dicampur formalin, amonia atau larutan iodium.
  • 25.
  • 26. Mekanisme invasi • Invasi biasa terjadi di usus, lalu parasit akan memasuki sel berinti atau mati difagositosis • Parasit yang masuk ke sel berinti berkembang biak dan menyebabkan sel hospes pecah dan menyerang sel-sel lain • Penyebaran dilakukkan secara hematogen dan limfogen, dikarenakan adanya parasit didalam makrofag dan limfosit • T.gondii dapat menyerang semua sel berinti pada semua organ dan jaringan • Akan terbentuk kista jaringan bila sudah terjadi kekebalan dan ditemukan di berbagai jaringan
  • 27. • Kerusakan yang terjadi tergantung pada : – Usia – Virulensi strain Toxoplasma – Jumlah parasit – Organ yang diserang
  • 28. Patologi • Usia : pada bayi lebih berat dibandingkan orang dewasa • Organ yang diserang : lesi pada SSP dan mata biasanya lebih bersifat permanen dan berat karena tidak adanya mekanisme untuk regenerasi. – Kelainan pada SSP berupa nekrosis disertai kalsifikasi. • Infeksi akut : pada retina ditemukan reaksi peradangan fokal dengan edema dan infiltrasi leukosit yang dapat menyebabkan kerusakan total dan proses pembentukan sikatriks, disertai atrofi retina dan pigmentasi
  • 29. Jenis Toksoplasmosis • Toksoplasmosis akuista : pada orang dewasa – Jarang menimbulkan gejala (asimtomatik) – Pada ibu hamil yang menderita penyakit ini dapat mengakibatkan bayi yang menderita toksoplasmosis kongenital – Manifestasi Klinis : limfadenopati, rasa lelah, demam, nyeri otot, sakit kepala – Toxoplasma menyebabkan infeksi oportunistik yang disebabkan imunosupresi berhubungan dengan transplatasi organ dan penyebab keganasan
  • 30. • Kelainan susunan saraf pusat akibat Toxoplasma merupakan manifestasi klinis paling sering dari AIDS • Awal berupa sakit kepala, demam, letargi, perubahan mental, lalu berlanjut menjadi kelainan neurologik dan kejang. • Pada CT Scan dan MRI akan tampak lesi tunggal atau multipelring-enhancing lesions yang dikelilingi edema otak.
  • 31. Jenis Toxoplasmosis • Toksoplasmosis kongenital : – Makin muda usia janin, makin berat kerusakan organ tubuh. – Infeksi pada kehamilan muda dapat menyebabkan abortus spontan – Manifestasi klinis dapat langsung muncul setelah kelahiran atau setelah beberapa minggu sampai tahun. – Pada bayi lahir prematur gejala klinis tampak lebih berat
  • 32. Manifestasi Klinis • Eritroblastosis • Hidrops fetalis • TRIAD KLASIK : hidrosefalus, retinokoroiditis, dan kalsifikasi intrakranial. • Kelainan SSP sering meninggalkan gejala sisa, misalnya retardasi mental dan motorik.
  • 33.
  • 34.
  • 35. Cara Diagnosis • Uji Serologis (mencari antigen / antibodi spesifik) – Uji Agglutinasi Latex – ELISA (Enzyme Linked Immunoabsorbent Assay) – Deteksi IgE spesifik dengan metode ISAGA ( Immunosorbent Agglutination Assay) – IFA (Indirect Fluorescent Assay) – PCR – Kultur Sel – Sabin-Feldman dye test (IgG) → Gold Standard • Ada IgG terhadap toxoplasma → (+) → sel lisis → tidak terwarnai biru • Biopsi jaringan – Jarang dilakukan kecuali ada kecurigaan terhadap gejala penyakit tertentu yang mungkin disebabkan Toxoplasma gondii • Mikroskopi (pendeteksian ookista dll)
  • 37. Tes serologi Toksoplasmosis kongenital 1. Zat anti IgM (dibuat oleh janin yang terinfeksi dalam uterus) 2. Zat anti IgG (didapat dari ibu melalui plasenta) Pada bayi yg tidak terinfeksi : berangsurangsur menghilang Pada bayi yg terinfeksi : mulai dibentuk sendiri umur 2-3 bulan
  • 38. Toksoplasmosis akuisita 1. Zat anti IgG • Tidak cukup hanya sekali • Titer IgG meninggi secara bermakna pada pemeriksaan kedua kali dengan jangka waktu 3 minggu atau lebih
  • 39. Kelemahan Tes serologi • IgM tidak selalu dapat ditemukan pada neonatus • IgM ditemukan selama berbulan-bulan bahkan sampai lebih dari satu tahun • Pada penderita imunodefisiensi tidak dibentuk antibodi IgM dan tidak dapat ditemukan titer IgG yang meningkat
  • 40. Teknik PCR • Deteksi DNA parasit pada cairan tubuh dan jaringan • Cukup sensitif untuk cairan serebrospinal menunjukkan pleositosis, kadar protein meningkat • Sangat spesifik untuk diagnosis ensefalitis toksoplasmik
  • 41.
  • 42. Pirimetamin • Obat sekarang hanya bisa membunuh stadium takizoit T. gondii dan tidak membasmi stadium kista  membasmi infeksi akut, tidak untuk infeksi menahun yg bisa aktif kembali • Pirimetamin & sulfonamid bekerja sinergistik selama 3 minggu / sebulan • Pirimetamin menekan hemopoeisis & dapat menyebabkan trombositopenia dan leukopenia • Untuk cegah efek samping + as. Folinat atau ragi • Pirimetamin bersifat teratogenik  tidak untuk ibu hamil • Pirimetamin 50-75 mg/hari utk dewasa selama 3 hari, kemudian jadi 25 mg (0,5-1 mg/kg berat badan/hari) 3-4 hari sekali • As. Folinat 2-4 mg /hari atau ragi roti 5-10 g/hari 2 x seminggu
  • 43. Sulfonamid, Klindamisin, Kortikosteroid • Sulfonamid dapat menyebabkan trombositopenia & hematuria, 50-100 mg/kg berat badan/hari beberapa minggu / bulan • Spiramisin (macrolide) tidak menembus plasenta tapi ditemukan dengan konsentrasi di plasenta, 100mg/kg berat badan/hari selama 30-45 hari • Obat ini digunakan sebagai profilaksis untuk mencegah transmisi T. gondii ke janin, diberikan sampai aterm atau sampai bayi terbukti terinfeksi Toxoplasma, kalau terbukti maka pakai pirimetamin, sulfonamid, dan as. Folinat setelah kehamilan 12-18 minggu • Klindamisin efektif namun dapat menyebabkan kolitis pseudomembranosa / kolitis ulserativa  rutin pada bayi dan ibu hamil • Kortikosteroid digunakan untuk mengurangi peradangan pada mata  bukan untuk pengobatan tunggal
  • 44. Klaritromisin, Azitromisin, Atovaquone • Obat macrolide lain yaitu klaritromisin & azitromisin diberikan dengan pirimetamin pada penderita AIDS dengan ensefalitis toksoplasmik • Obat baru yaitu hidroksinaftokuinon (atovaquone) yg bila dikombinasikan dengan sulfadiazin atau obat aktif lain dapat membunuh kista jaringan pada mencit • Toksoplasmosis kongenital, diberi pirimetamin dengan loading dose 2 mg/kg berat badan
  • 45. Penderita immunocompromized (AIDS, keganasan) a. Terapi awal (diberi selama 6 minggu): – Pirimetamin + sulfadiazin +asam folinat – Alternatif: - Pirimetamin + asam folinat + klindamisin - Kotrimokaszol + sulfametoksazol - Pirimetamin + asam folinat + dapson / klaritromisin / azitromisin / atovaquone - Atovaquon + sulfadiazin - Atovaquon saja bila ada intoleransi thdp pirimetamin & sulfadiazin, pemberian steroid bila ada edema
  • 46. Penderita immunocompromized (AIDS, keganasan) b. Terapi pemeliharaan (supresif, profilaksis sekunder) diberikan seumur hidup, jika rekonstitusi imun tidak terjadi: – Pirimetamin + asam folinat +sulfadizin – Alternatif: - Klindamisin + pirimetamin + asam folinat - Atovaquone • Terapi supresif dapat dipertimbangkan untuk dihentikan jika terapi diberikan sedikitnya 6 minggu: - Pasien tidak mempunyai gejala dan tanda klinis ensefalopatis toksoplasmik - CD4+ dipertahankan > 200 sel/mm3 selama ≥ 6 bulan pada terapi antiretroviral - Profilaksis sekunder dimulai kembali jika CD4+ menurun sampai < 200 sel/mm3
  • 47. Penderita immunocompromized (AIDS, keganasan) c. Profilaksis primer – Pada pasien seropositif terhadap Toxoplasma dan mempunyai CD4+ < 200 sel/mm3: - TMP-SMX 1 tablet forte peroral - Dapson + pirimetamin + asam folinat - Atovaquon + pirimetamin + asam folinat • Profilaksis primer dihentikan jika pasien respon terhadap terapi antiretroviral dengan peningkatan CD4+ > 200 sel/mm3 selama sedikitnya 3 bulan. Profilaksis diberikan kembali bila CD4+ menurun sampai < 200 sel/mm3
  • 48. Pencegahan • Untuk mencegah infeksi T.gondii (terutama pada ibu hamil) harus menghindari makan daging kurang matang yang mungkin mengandung kista jaringan dan minum / makan yang terkontaminasi ookista matang yang terdapat dalam tinja kucing • Kista jaringan dalam daging tidak infektif bila sudah dipanaskan sampai 66oC atau diasap • Setelah memegang daging mentah (tukang jagal, tukang masak), sebaiknya tangan dicuci bersih dengan sabun • Makanan harus ditutup untuk menghindari lalat. • Sayur-mayur sebagai lalap harus dicuci bersih atau dimasak • Kucing peliharaan sebaiknya diberi makan matang dan dicegah berburu tikus dan burung.
  • 49. Referensi 1. Sutanto I, Ismid IS, Sjarifuddin PK, Sungkar S. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Edisi Keempat. FKUI. 2008 2. Soedarto. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran. Sagung Seto. 2011 3. SK Rai, S Uga, N Kataoka, T Matsumura. Atlas of Medical Parasitology. 1996 4. Chiodini PL, Moody AH, Manser DW. Atlas of Medical Helminthology and Protozoology 4th Edition. 2003 5. Gerald D. Schmidt & Larry S. Robert’s Foundation of Parasitology 8th edition. 2009 6. http://www.dpd.cdc.gov/dpdx/HTML/Para_Health.htm 7. http://www.pamf.org/serology/clinicianguide.html 8. http://path.upmc.edu/cases/case160/dx.html 9. CDC - Toxoplasmosis - Epidemiology & risk factors [Internet]. [cited 2013 Oct 27]. Available from: http://www.cdc.gov/parasites/toxoplasmosis/epi.html 10. Chandra, G. Toxoplasma gondii: Aspek biologi, epidemiologi, diagnosis, dan penatalaksanaannya [Internet]. [cited 2013 Oct 27]. Available from: http://tempo.co.id/medika/arsip/052001/pus-1.htm
  • 50. Thank You for Your Attention