1. Persamaan gas ideal menyatakan hubungan antara tekanan (P), volume (V), suhu (T), dan jumlah zat (n) pada suatu gas.
2. Persamaan ini merupakan kombinasi dari Hukum Boyle, Hukum Charles, dan Hukum Gay-Lussac.
3. Secara mikroskopis, persamaan ini didasarkan pada model partikel gas yang bergerak acak dalam suhu dan volume tertentu.
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
Gas Ideal - Kelompok 2
1. PERSAMAAN KEADAAN GAS IDEAL
DAN HUKUM BOYLE – GAY LUSSAC
KELOMPOK 2
1. HASYIM MUHAMMAD AGIEL
2. PENDAR PELANGI
3. SITI NIDAAN HOPIYYA PUTERI
4. ZHILAL KIBRIYA DARAJATI
2. A. PENDAHULUAN
• Gas merupakan wujud zat yang partikel penyusunnya terdiri atas sejumlah besar molekul yang
bergerak acak segala arah. Secara mikroskopis kehadiran suatu gas dijelaskan dengan besar-
besaran seperti tekanan, volume, dan temperatur. Pada bab ini anda akan mempelajari sifat-sifat
gas ideal yang berkaitan dengan tekanan, volume, dan temperatur tersebut secara mikroskopis,
yaitu dengan suatu anggapan atau model bahan yang terdiri atas partikel-partikel yang memiliki
karakteristik tertentu, seperti yang dikemukakan dalam teori kinetik gas
3. B. PEMBAHASAN
1. Hukum Boyle
2. Hukum Gay - Lussac
3. Hukum Boyle – Gay Lussac
4. Persamaan Keadaan Gas Ideal
4. 1. HUKUM BOYLE
• Hukum Boyle dikemukakan oleh fisikawan Inggris yang bernama Robert Boyle. Hasil percobaan Boyle
menyatakan bahwa apabila suhu gas yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan konstan, maka
tekanan gas berbanding terbalik dengan volumenya. Untuk gas yang berada dalam dua keadaan
keseimbangan yang berbeda pada suhu konstan.
• Untuk gas yang berada dalam dua keadaan keseimbangan yang berbeda pada suhu konstan, diperoleh
persamaan sebagai berikut.
• p1V1 = p2V2
• Keterangan:
p1 : tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2)
p2 : tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2)
V1 : volume gas pada keadaan 1 (m3)
V2 : volume gas pada keadaan 2 (m3)
5. Grafik hubungan volume dan tekanan gas pada suhu
konstan (isotermal). Jika dibuat grafik, maka akan
menghasilkan sebuah kurva yang disebut kurva
isotermal. Perhatikan gambar disamping. Kurva
isotermal merupakan kurva yang bersuhu sama.
6. 2. HUKUM GAY LUSAC
• Hukum Gay Lussac dikemukakan oleh kimiawan Perancis bernama Joseph Gay Iussac. Gay Lussac menyatakan
bahwa jika volume gas yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan konstan, maka tekanan gas sebanding
dengan suhu mutlaknya. Untuk gas yang berada dalam dua keadaan seimbang yang berbeda pada volume
konstan, diperoleh persamaan sebagai berikut.
• Keterangan:
T1 : suhu mutlak gas pada keadaan 1 (K)
T2 : suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K)
p1 : tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2)
p2 : tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2)
7. Grafik hubungan tekanan dan suhu gas pada volume konstan
(isokhorik) Apabila hubungan antara tekanan dan suhu gas pada
hukum Gay Lussac dilukiskan dalam grafik, maka hasilnya tampak
seperti pada gambar diatas. Kurva yang terjadi disebut
kurva isokhorik yang artinya volume sama.
8. 4. PERSAMAAN GAS IDEAL
• Persamaan gas ideal' adalah persamaan keadaan suatu gas ideal. Persamaan ini merupakan pendekatan
yang baik untuk karakteristik beberapa gas pada kondisi tertentu. Persamaan ini pertama kali dicetuskan
oleh Émile Clapeyron tahun 1834 sebagai kombinasi dari Hukum Boyle dan Hukum Charles.[1]Persamaan ini
umum dituliskan sebagai
9. HUKUM BOYLE GAY LUSSAC
Jadi jika ketiga hukum di gabungkan menjadi
𝑃𝑉
𝑇
= konstan
Dimana niali PV sebanding dengan T
Persamaan gas ideal ini di pelajari hanya jika gas dalam kerapatan rendah dan dalam
keadaan tertutup
Jadi molekul N gas tetap jika dalam keadaan tertutup
10. Tetapi apabila jumlah molekul N gas berubah maka dapat didimpulkan
V N
Jika suhu dan volume tetap maka tekanan P akan sebanding dengan jumlah molekul N
P N
Maka menurut hukum Boyle Gay Lussac PV sebanding dengan T maka
𝑃𝑉
𝑇
N
Pernyataan di atas hanya sebuah perbandingan belum persamaan, karena dari semua dimensi besaran belum sama antara tuas
kanaa dan kiri
Sedangkan tidak ada yang mempengaruhi dalam gas ideal selain P,V,N,R,T
Agar menjadi sebuah persamaan kita harus mengalikan kesebandingan diatas harus dikalikan konstantan yang besarnya dapat
menyamai dimensi dari besran di atas maka PV harus sama dengan NKT
[kg] 𝑚 −1
[𝑠]−2
[𝑚]3
=molekul[k][K]
menjadi [k]=
𝒌𝒈 [𝒔]−𝟐[𝒎] 𝟑
𝒎𝒐𝒍𝒆𝒌𝒖𝒍[𝑲]
11. Karena N merupakan jumlah molekul yang hanya berupa nilai dan tidak memiliki satuan maka satuan molekul dapat kita anggap 1 partikel
[k]=
[𝒋]
[𝑲]
inilah yang disebut konstanta Boltzmann yang besarnya
k = 1,38 X 𝟏𝟎^- 23 J/K
Maka dari itu PV = NKT
Kita tahu N adalah satuan zat yang besaran jumlah zat yang satuanya mol dan kita tahu bahwa bilangan avogadro adalah bilangan
yangmenyatakan banyaknya molekul dalam satu mol yang dikembangkan 𝑵 𝒂. besarnya yaitu 6,022 X 𝟏𝟎^
𝟐𝟑 molekul/mol. Maka hubungan
antara 𝑵 𝒂, N, dengan n adalah N=n𝑵 𝒂
Maka persamaannya menjadi PV = n𝑵 𝒂,KT
Untuk mengubah K ke dalam konstanta gas umum R, maka kita perlu menghilangkan 𝐍 𝐚. Dengan begitu hubungan antara 𝑵 𝒂.k dan R adalah
R = k𝑵 𝒂
Maka besar R sama dengan 1,38 X 𝟏𝟎^
- 23 (6,022 X 𝟏𝟎^
23) = 8,31 X J/mol.K
Sehingga dengan begitu persamaan akhir menjadi PV=nRT