Makalah ini membahas strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat, termasuk pendekatan komunitas, pendekatan kemandirian informasi, pendekatan tujuan khusus dan pendekatan demonstrasi. Strategi yang dibahas adalah strategi empiris-rasional, normatif-reedukatif, dan kekuasaan-paksaan. Strategi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat adalah memberdayakan masyarakat dalam pengambilan keputusan dan implementasi program
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
1. STRATEGI DAN PENDEKATAN DALAM PENGEMBANGAN
MASYARAKAT
( Makalah Mata Kuliah Pengembagan Masyarakat )
Oleh:
Alexandrya Hening W. 1214131009
Delia Aprilina S 1214131024
Ega Noveria Putri Hernanda 1214131031
Ganefo Valwogo Agus 1214131041
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2. 2013
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengembangan masyarakat pada masa lalu belum berjalan terlalu
baik, dikarenakan beberapa masalah yang mengahalangi.
Permasalahan ini umumnya terjadi dari segi sosial dan kesejahteraan
ekonomi masayarakat, dimana masyarakat hanya dijadikan sebagai
obyek oleh pemerintah dalam pengembangan masyarakat bukan
dijadikan subyek. Terkait dengan hal ini pula, pengembangan
masyarakat masih terpaku pada profesi dari praktisi pengembangan
masyarakat. Sehingga metode yang digunakan dalam pengembangan
masyarakat bukanlah didasarkan pada karakteristik masyarakat namun
didasarkan pada profesi.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui deskripsi strategi dan pendekatan dalam pengembangan
masyarakat.
2. Menganalisis strategi yang telah meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam berpartisipasi.
3. II. ISI
2.1 Deskripsi Strategi dan Pendekatan Pengembangan Masyarakat
Dalam Buku Pengembangan Masyarakat Ife dan Tesoriero (Openbooks,
2009) Edisi berbahasa Indonesia, stategi dan pendekatan yang dikemukan
mampu membantu proses pembangunan masyarakat, sebab dalam
menetapkan posisi kerja masyarakat dan layanan berbasis masyarakat dalam
suatu konteks yang lebih luas dari suatu pendekatan kepada pengembangan
masyarakat (community development).
Menurut Lee J Cary (Openbooks, 2009) menjelaskan pendekatan komunitas
menekankan tiga fitur atau bentuk pendekatan yang berbeda yaitu (1)
partisipasi popular atau partisipasi luas (popular or broad-based
participation); (2) komunitas sebagai konsep penting (community as an
important concept); dan (3) terkait dengan holistik alami (holistic-nature
concern).
Haward Y McClusky menguraikan pendekatan “information self-help”
mengikuti logika dari pendekatan komunitas dan “special purpose” dengan
tesis: informasi yang tepat dan bisa diaplikasikan oleh peserta CD yang
memiliki pengetahuan pada waktu yang pas bisa membuat perbedaan dalam
perngembangan komunitas. Strategi pendekatan eksperimental menerapkan
rancangan semi-eksperimental untuk kegiatan CD (dijelaskan oleh William
McNally Eversen dalam buku yang sama). George S Abshier menjelaskan
perbedaan antara pendekatan eksperimental dengan demonstrasi yaitu kalau
4. pendekatan eksperimental mencari jawaban sedangkan pendekatan
demonstrasi percaya jawaban sudah tersedia di komunitas. (Anonim,2011)
Seperi yang dikemukakan oleh Jack Rothman dalam bukunya yang berjudul
“Tiga Model pengorganisasian masyarakat dalam praktik pengembangan
masyarakat”.
1) locality development approach;
(2) social planning approach;
(3) dan social action approach.
Tujuan pendekatan locality development adalah meningkatkan kapasitas
komunitas, mengintegrasikan komunitas dan membantu komunitas lebih
mandiri, sehingga mampu menyelesaikan masalah. Pendekatan ini
mengasumsikan ada hubungan yang tidak serasi, ada persoalan standar
moral, dan komunitasnya adalah komunitas tradisional yang statis.
Penerapan pendekatan ini dalam strateginya adalah melibatkan seluruh
anggota komunitas untuk mencapai konsensus melalui komunikasi dan
diskusi.
Social planning approach menggunakan proses teknis mengatasi masalah
sosial (termasuk kemiskinan, perumahan, kesehatan dan lainnya) yang ada
melalui perubahan yang terencana berdasarkan hasil penelitian dan
perencanaan yang rasional. Praktisi berperan sebagai planner atau peneliti
yang membantu melalui riset atau penelitian menentukan prioritas masalah
dan menemukan kebutuhan dan keinginan komunitas. Komunitas bisa
sebagian atau kelompok bisa komunitas keseluruhan (level negara).
(Anonim,2011)
Social action approach didasarkan pada anggapan kelompok populasi yang
terbelakang perlu diorganisir agar beraliansi dengan yang lainnya, dengan
tujuan mendorong terjadinya respons dari komunitas yang lebih besar
untuk meningkatkan sumber daya atau perlakuan yang lebih adil dan
5. demokratis. Atau dengan kata lain kegiatan Community Development
mencoba meningkatkan posisi tawar dari kelompok atau populasi yang
termarjinal dalam akses atau pemanfaatan sumber daya alam melalui
perubahan institusi. Pendekatan ini melihat ada masalah ketidakadilan
sosial, peminggiran atau eksklusi, ketimpangan di dalam masyarakat atau
komunitas yang lebih kecil (Anonim,2011).
Selanjutnya, melalui proses social action approach mendorong
pembentukan organisasi massa yang akan menjadi medium ikut dalam
proses politik. Sasarannya adalah kekuasaan eksternal. Tujuan akhirnya
adalah mendapatkan kekuasaan secara obyektif melalui sistem yang
berlaku. Biasanya Community Development yang dilaksanakan oleh
pemerintah terfokus pada pelayanannya, sedangkan voluntary sector lebih
fokus pada masyarakatnya. Rothman juga menyinggung ada kemungkinan
pendekatan atau model CD lainnya yang muncul dari mutasi ketika
pendekatan dasar itu.
Seperti kutipan dari Hans Speigel di dalamnya terlihat bahwa maksudnya
ketika pengorganisasian masyarakat hanya dilakukan dengan satu
posibilities hanya akan menghasilkan sesuatu yang tidak maksimal atau
tidak menyentuh upaya pengembangan masyarakat. Rotman menjawab
catatan yang dikemukakan oleh Hans speigel dengan beberapa klasifikasi
pengorganisasian komunitas yaitu : pengembangan lokalitas, perencanaan
sosial, dan aksi sosial. Menurut Rothman menggunakan 12 variable praktis
untuk ketiga model CD-nya yaitu sebagai berikut :
1) tujuan (goal categories)
2) asumsi terkait dengan struktur komunitas dan kondisi persoalan
(assumptions concerning community struture and problem conditions);
3) strategi perubahan (basic change strategy);
4) karakteristik taktik dan teknik perubahan (characteristic change tactics
and techniques);
5) peran penting praktisi (salient practitioner roles);
6. 6) medium perubahan (medium of change);
7) orientasi pada struktur kekuasaan (orientation toward power structures);
8) definisi batas dari sistem klien atau konstituensi komunitas (boundary
definitions of the community client system or constituency);
9) asumsi terkait dengan kepentingan subbagian komunitas (assumptions
regarding interests of community subparts);
10) konsepsi kepentingan publik (conception of public interest);
11) konsepsi dari populasi atau konstituensi klien (conception of the client
population or constituency);
12) konsepsi peran dari klien (conception of client role).
Pengembangan komunitas atau community development (CD) menjadi cara
yang tepat untuk pemerintah atau institusi bisnis atau organisasi
kemasyarakatan untuk mendorong terjadinya perubahan sosial. Tujuan dari
program-program CD ini adalah untuk mengentaskan kemiskinan, mencari
solusi persoalan sosial yang dihadapi komunitas, dan mengatasi konflik di
dalam komunitas skala kecil maupun komunitas dalam skala yang lebih
besar, bahkan internasional.
Pada dasarnya, strategi dipandang sebagai sebuah upaya yang diatur untuk
mempengaruhi seseorang atau suatu sistem dalam hubungannya dengan
tujuan yang diinginkan oleh seorang pelaku. Ada tiga strategi dasar dalam
pengembangan masyarakat, yaitu Strategi Empiris-rasional, Strategi
Normatif-reedukatif, dan Strategi Kekuasaan-Paksaan (Power-Coercive).
Dapat dijelaskan, pemilihan strategi yang tepat didasarkan kepada asumsi-asumsi
yang digunakan oleh perencana terhadap kondisi masyarakat.
Asumsi tentang masyarakat menjadi pijakan kepada perencana untuk
mennetukan berbagai hal yang harus dipersiapkan dan dilakukan dalam
mewujudkan tujuan yang ingin dicapai.
1. Strategi Empiris-Rasional
Strategi Empiris Rasional didasarkan pada asumsi-asumsi sebagai berikut:
7. a. Manusia adalah mahluk rasional. Dengan demikian, musuh utama
rasionalitas manusia adalah kebodohan dan tahyul.
b. Manusia akan mengikuti kepentingan dirinya yang rasional.
c. Manusia akan menerima perubahan jika perubahan tersebut dapat
diterima dan dibenarkan secara rasional. Untuk itu, agen perubahan harus
dapat menunjukkan manfaat perubahan bagi sasaran perubahan. Karena
apabila manfaat dari perubahan itu tidak dapat mereka terima atau tidak
dapat terbukti, maka mereka tidak dapat meyakini perlunya perubahan
bagi mereka. Tujuan yang ingin dicapai adalah perubahan pengetahuan
melalui informasi atau dasar pemikiran intelektual.
2. Strategi Normatif-Reedukatif
Strategi Normatif-reedukatif didasarkan pada asumsi sebagai berikut:
1. Pola tindakan dan perilaku warga masyarakat didukung oleh:
a. Norma-norma sosial-budaya, dan
b. Komitmen individu terhadap norma-norma.
2. Norma sosial-budaya didukung oleh sikap dan sistem nilai dari indvidu
(pandangan normatif yang memperkuat komitmen mereka)
3. Perubahan pola perilaku atau tindakan masyarakat hanya kaan terjadi jika
orang dapat digerakan hatinya untuk mengubah orientasi normatif terhadap
pola lama dan mengembangkan komitmen terhadap pola yang baru. Tujuan
yang ingin dicapai adalah perubahan siskap, perasaan, dan pola hubungan.
3. Strategi Power-Coercive
Strategi Power-coercive didasarkan kepada asumsi:
8. 1. Manusia akan mengikuti keinginan dari pihak lain yang dipandangkan
memiliki kekuasaan lebih besar. Terlebih lagi bila sebagian sumber
pemenuhan kebutuhan dia berada pada pihak tersebut.
2. Masyarakat yang memiliki tingkat pengetahuan yang rendah dan situasi
masyarakat yang anomi menuntut peran yang lebih besar dari penguasa
untuk melakukan inisiatif dan pengaturan.
3. Manusia akan mengikuti perubahan yang terjadi ketika tidak memiliki
daya daya tawar dan kemampuan untuk mengoreksi.
4. Unsur kekuasaan yang digunakan:
a. Kekuasaan Politik
b. Kekuasaan Ekonomi
c. Kekuasaan Moral.
Tujuan yang ingin dicapai perubahan orientasi dan kemauan mengikuti arah
perubahan. Sebagai strategi dasar, operasionalisasinya akan terkait dengan
pendekatan dan model pengembangan masyarakat yang digunakan. Untuk
itu, perlu diperhatikan komponen-komponen yang perlu diperhatikan dalam
menyusun strategi pengembangan masyarakat.
Strategi memiliki kedudukan yang cukup sentral dalam proses
pengembangan masyarakat. Tanpa strategi dan komitmen dalam
pengembangan masyarakat menjadi hanya sebatas retorika yang tanpa
makna. Aksi yang dilakukan tanpa menggunakan strategi yang tepat tidak
dapat menjamin tercapainya hasil yang diharapkan.
2.2 Strategi Dalam Pengembangan Masyarakat Untuk Meningkatkatkan
Kemampuan Warga dalam Berpartisipasi
Strategi pengembangan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan dan
potensialitas warga dalam rangka membangun semangat berpartisipasi
9. mereka yaitu dalam proses pengambilan keputusan terhadap masalah-masalah
yang berpengaruh terhadap kehidupannya dan
mengimplementasikan keputusan tersebut. Juga mengembangkan
pemberdayaaan masyarakat, bukan mempertahankan hubungan
ketergantungan antara komunitas dengan stakeholder lainnya (pemerintah,
LSM, swasta)
No Strategi Keterangan
1 Rational- empirical Ada basis kekuatan-kekuatan
riset, kekuatan rasional
2 Normative- reeducative Lebih kepada revitalisasi nilai-nilai
dalam masyarakat
(reeducatived). Banyak nilai-nilai
kebudayaan tradisional
mendukung pembangunan
3 Power- coercive Ada kekuatan gender yang
dulu dilakukan berbasis
kekuasaan
Tabel 1. Perbandingan strategi pengembangan masyarakat
No Pendekatan
Pengembangan
Masyarakat
Keterangan
Asumsi Pemahaman
Komunitas
1 Pendekatan
komunitas
(community
approach)
Perhatian warga
komunitas pada
upaya perubahan
Keberhasilan
pengembangan
masyarakat
berkorelasi
dengan derajat
Menempati
wilayah yang
kecil
(lokalitas)
dengan batas-batas
yang
jelas.
10. atau peluang
warga komunitas
untuk
berpartisipasi.
2 Pendekatan
kemandirian
informasi
(information
self-help
approach)
Entitas yang
otonom, yang
meliputi
aspek
lokalitas,
struktur,
kultur dan
ekologis
3 Pendekatan tujuan
khusus, pemecahan
masalah (special-purpose,
problem-solving
approach)
Pendekatan pemecahan
masalah memandang
manusia sebagai
makhluk yang rasional
Manusia dan
komunitasnya mampu
menggabungkan
masalah-masalah dan
mencari solusi untuk
kepentingan warga
komunitas
Penekanan pada 3
elemen penting
yakni, kolektivitas
masyarakat, lokasi
geografis dan
pelembagaan yang
memberikan
identitas khusus
pada komunitas.
4 Pendekatan
demonstrasi
(demonstration
approach)
Manusia itu rasional
jika diberikan suatu
perubahan yang dapat
dilakukan maka
manusia itu akan
beradaptasi
Tanpa kerjasama dan
Sekumpulan
(kelompok) yang
memiliki kesamaan
interest atau
masalah, yang
dibedakan menjadi
komunitas pedesaan
dan perkotaan, grup
11. partisipasi dari
individu- individu
setempat tidak
demonstran yang
sukses.
media massa, dan
jalura ataupun
salaran komunikasi.
5 Pendekatan
eksperimental
(experimental
approach)
Suatu gagasana akan
bernilai apabila
gagasan tersebut dapat
dilaksanakan
Pengembangan
masyarakat
membutuhkan
percobaan dan
pengujian dari konsep-konsep
dan
prakteknya.
Kumpulan orang-orang
yang
mempunyai
kepentingan
bersama dalam
bidang 11ublic,
politik, ekonomi,
budaya dan
geografi.
6 Pendekatan konflik
kekuasaan (power
conflict approach)
Tindakan berbentuk
intervensi dalam
pengembangan
komunitas
berhubungan langsung
penciptaan konflik
antara sub komunitas
atau komponen dan
pembuat keputusan
pada komunitas yang
lebih besar.
Komunitas sebagai
suatu interaksi
komponen yang
kompleks, dan antar
komponen saling
mempengaruhi dari
privat dan yang
pada waktu dan
situasi yang berbeda
memiliki perbedaan
kapasitas dalam
kekuasaan.
Tabel 2. Pendekatan pengembangan masyarakat
12. III. PENUTUP
Dari data diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengembangan masyarakat untuk mengentaskan kemiskinan, mencari
solusi persoalan sosial yang dihadapi komunitas, dan mengatasi konflik di
dalam komunitas skala kecil maupun komunitas dalam skala yang lebih
besar, bahkan internasional.
2. Pendekatan locality development bertujuan untuk meningkatkan kapasitas
komunitas, mengintegrasikan komunitas dan membantu komunitas lebih
mandiri, sehingga mampu menyelesaikan masalah.
3. Ada tiga strategi dasar dalam pengembangan masyarakat, yaitu Strategi
Empiris-rasional, Strategi Normatif-reedukatif, dan Strategi Kekuasaan-
Paksaan (Power-Coercive).
13. DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2011. Makalah Strategi dan Pendekatana Pengembangan.
http://himawanfamz2604.wordpress.com/2011/05/. diakses 30 September
2013
Anonim.2011. Makalah Strategi Community Development. http://
http://www.openboooks.com/2009/06/community-development-jim- ife-frank.
html/2011/05/. diakses 30 September 2013