Dokumen tersebut merupakan daftar tokoh-tokoh tafsir beserta karya, masa hidup, dan corak penafsiran mereka. Beberapa tokoh terkenal meliputi al-Tabari, al-Zamakhsyari, al-Razi, dan al-Syafi'i. Mereka memiliki pendekatan yang beragam seperti tahlili, bi al-ra'yi, dan fiqhi dalam menafsirkan al-Qur'an.
1. N Nama Tafsir Nama Pengarang Masa Hidup Karya Corak Penafsiran Contoh Penafsiran
o.
Ma’ani al- Abu Zakariyya Yahya 144 – 207 H ● Al-Maqshud wa al- Tahlili corak satra, dengan ٌ b َاوُ اوُ ً ٌدَ ٌد
كفحححاواأ أححححدbisa dibaca ringan (fa’ disukun)
Qur’an bin Ziyad bin 761 – 822 M Mamdud ● al- mengungkapkan perbedaan sebagaimana qira’at Hamzah, Ya’qub dan Khalaf
Abdullah bin al- Mudzakkar wa al- antara ahli tafsir dan ahli dan dibaca berat (fa’ dlammah) oleh selain mereka.
Mandhur al-Daylami Mu’annats ● al-Lughat qira’at bahwa satu bacaan Ada dua pemahaman: jika ada fi’il nakirah
al-Farra’ ● Alah al-Kitab ● al- dapat dibaca dengan sesudahnya mengikutinya pada kaana wa
Ayyam wa al-Layali ● beberapa bacaan
akhwatuhaa seperti .ل حمأ يك حنأ لعب حدأ الل حأ أح حدأ نظي حر
ح ح هّح ح ح ح
1. Ikhtilaf Ahl a-Kufah wa
al-Bashrah wa al-Syam Ketika النظيحححححرdidahulukan, maka harus
fi al-Mashahif ● al-Jam’ dinashabkan seperti .لمأ يكنأ لعبدأ اللأ نظيراأ أحدJika
ّ ه
wa al-Tatsniyah fi al- nakirah itu sesudahnya maka isim ikut ketika rafa’.
Qur’an ● Musykil al- Bila mendahului tapi tidak ada yang mengikutinya
Lughah maka kembali pada fi’il kaana dan dinashabkan
(al-Ikhlash: 4)
Jami’ al- Abu Ja’far 224 – 310 H Adab al-Manasik ● Fash Bi al-Ma’tsur (al-Qur’an ََّ دِ اوُ ٌدَ َّ دِ اوُ ٌد
الراكعاونأ السِجاجدنونyaitu orang-orang yang shalat
Bayan fi Muhammad bin Jarir 839 – 923 M al-Bayan fi al-Qira’at ● dengan al-Qur’an atau dan ruku’ dalam shalatnya, yang ruku’ didalamnya
Ta’wil al- bin Yazid bin Katsir Tarikh al-Umam wa al- dengan periwayatan dari sebagaimana dikatakan al-Qasim dia berkata: al-
Qur’an bin Ghalib al-Amili Muluk ● Tahdzib al- Nabi, Sahabat, Tabi’in dan Husayn memberitahu kita, dia berkata: Manshur
2. al-Thabari Atsar ● ‘Ibarah al-Ru’ya seterusnya dengan bin Harun memberitahuku dari Abu Ishaq al-Fazari
● Lathif al-Qawl sanadnya dengan beberapa
dari Abu Raja’ dari al-Hasan bahwa أ الراكعححاون ََّ دِ اوُ ٌد
riwayat)
ََّ دِ اوُ ٌد
السِجاجدنونadalah shalat yang diwajibkan.
(al-Taubah: 112)
3. al-Kasysyaf Jar Allah Abu al- 467 – 538 H Kitab al-Faiq ● Asas al- Tahlili bi al-Ra’yi, al- َ ٌ اوُ ٌدb َاوُ ه ْ اوُ ٌدَ َّ ٌدَ ٌد
قلأ هاوأ اللأ أححد, هحاوadalah ضححميرأ الشححأنdan أ اللح
ُاو ُاو
َّ
‘an Haqaiq Qasim Mahmud bin 1074 – 1143 M Balaghah ● al- Lughawi dengan
adalah الشححأنsebagaimana dikatakan: أ هححاوأ زيححد
Ghawamidl ‘Umar bin Ahmad al- Mufashshal ● al- pendekatan Mu’tazilah.
al-Tanzil wa Zamakhsyari al- Mustaqsha fi Amtsal Memakai ilmu ma’ani, منطلقseakan akan dikatakan bahwa
‘Uyun al- Hanafi al-‘Arab ● Jawahir al- bayan, sastra, nahwu, sharaf الشححأنadalah ini, bahwasanya Allah Maha Esa,
Aqawil fi Lughah● al-Ajnas ● tiada yang menduainya. Tandanya adalah rafa’ pada
Wujuh al- Muqaddimah al-Adab fi mubtada’ dan khabar jumlah. Dan hukum jumlah
Ta’wil al-Lugah ● al-Amali ●
al-Ra’d fi al-Fara’idl ● pada kalimat ini adalah mufrad seperti أ زيدأ غلمك
al-Risalah al-Nashihah bahwa Zayd adalah mubtada’ fi al ma’na.
● Nukat al-A’rab fi Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas bahwa seorang
Gharib al-I’rab fi Gharib Quraisy berkata: Wahai Muhammad, sifatilah
al-Qur’an Tuhanmu yang kamu ajak kami pada-Nya. Maka
turunlah, yaitu: yang kamu tanyakan yang disifati
2. adalah Allah Yang Maha Esa, أحدartinya أ نواححدح
(satu) yang berasal dari .نوحدAbdullah dan Ubay
mengatakan: هاوأ اللأ أحدtanpa .قلDan dalam salah
ّ ه ْ اوُ ه
satu bacaan Nabi adalah اللأ أحدtanpa اللأ أحد
ّ ه ّ ه
(al-Ikhlash: 4)
al-Jami’ li Syams al-Din Abu 600 – 671 H Al-Asna fi Syarh Asma’ Tahlili corak Fiqhi, lebih أ إنأ اللححأ الأ يخفححىأ عليححهأ شحح يءأ فحح يأ الرضأ نوالأ فحح ي
ٌِدَه ْ ه ْ دِ ٌدَ د ِ ٌ دb ْ ٌدٌَدَ ه ْ دِ ٌدَ ه ْ دِ َّ َّ ٌدَ ه ٌَد
Ahkam al- Abdullah Muhammad 1204 – 1273 M Allah al-Husna ● al- banyak perhatian pada ayat-
Qur’an bin Ahmad bin Abu Tadzkirah bi Umur al- ayat hukum dengan segala
َِّ د
,الس حمِجاءini adalah pemberitahuan tentang ilmu
Allah tentang segala sesuatu dengan rinci. Dalam
Bakr bi Farah al- Akhirah ● al-Arjuzah persoalan khilafiyyah tetapi
4. al-Qur’an banyak contohnya. Dia Maha Tahu atas
Anshari al-Khazraji Jama’a fiha Asma’ al- tidak fanatik dengan
apa yang ada dan yang akan ada serta yang tidak
al-Qurthubi al-Maliki Nabi ● al-Tidzkar fi madzhab Maliki
ada. Dan bagaimana ‘Isa bisa menjadi Tuhan atau
Afdlal al-Adzkar
anak Tuhan sedang ia tidak mengetahui segalanya?
(Ali Imran: 5)
Latha’if al- Abu al-Qasim Abd 445 – 514 H Risalah al-Qusyairiyyah Tahlili dengan corak Dikatakan bahwa نصرةأ اللadalah ia fana dalam
ّ ه
Isyarat al-Karim bin 1052 – 1120 M fi’Ilm al-Tasawuf ● Tashawwufi, dipenuhi diri-Nya dan jauh dari hukum yang manusiawi juga
Hawazin bin Abd al- Nahw al-Qulub ● dengan ajaran-ajaran
bersih dari kotoran jiwa. Adapun الفت ححadalah ُه ْ ٌدَ ه ْ او
Malik al-Qusyairi al- Syikayah Ahl al-Sunnah tashawwuf
kenaikan-Nya pada tempat yang dekat dan menjadi
Naysaburi ● Syikayah Ahl al-Sima’
bersih dengan kekhususan yang dekat.
● Nasikh al-Hadits wa
Dipakaikannya pakaian perkumpulan dan
Masukhuhu ● Diwan
5. tercerabut dari sana. Dan Dia pada-Nya dari-Nya.
Syi’r ● al-Qashidah al-
Dan bagi diri-Nya dari-Nya dan mengungkap apa
Shufiyyah ● Syarh
yang tertutup di belakan rahasia Tuhan. Dan
Asma’ Allah al-Husna ●
mengenalkannya dengan pengetahuan-Nya yang
al-Haqa’iq wa al-
sempurna yang mana semua makhluk haus pada-
Raqa’iq ● Adab al-
Nya
Shufiyyah ● Kitab al-
(al-Nashr: 1)
Jawahir
6. Mafatih al- Abu Abdullah Fakhr 544 – 606 H Al-Arba’in fi Ushul al- Tahlili bi al-Ra’yi dengan , أ إذأ نِجادىأ ربهأ نداءأ خفيِجاZakariyya menjaga hukum
ًٌّدَ َّ اوُ دِ ً ٌدَ دِ ا ْ دِ ه
Ghoib al-Din Muhammad 1150 – 1210 M Din ● Ahkam al-Qiyasi pendekatan madzhab Allah dalam menyamarkan doanya karena keras
bin al-Hasan bin al- al-Syar’iy ● al-Mahshul Syafi’iyyah dan dan samar bagi Allah sama. Dan samar leih utama
Husayn al-Taymi al- fi ‘Ilm al-Ushul ● Asy’ariyyah. Modelnya karena jauh dari riya’ dan lebih menjadi ikhlash.
Razi al-Syafi’i Mukhtashar Akhlaq ● dengan penjelasan Kedua dia menyamarkannya agar tidak dicela
al-Manthiq al-Kabir ● munasabah antara ayat dan dalam mengharap seorang anak di masa tuanya.
Tafsir al-Fatihah ● surat, banyak membahas Ketiga merahasiakan dari pembantunya. keempat
Tafsir Surah al-Baqarah ilmu matematika, fisika, karena lemah dan usia renta sebagaimana dalam
‘ala Wajh ‘Aqli la Naqli astronomi, pembahasan
3. ● Tafsir Mafatih ketuhanan dengan filsafat gambaran suaranya yang samar dan
al-‘Ulum ● Nihayah al- logika dan madzhab fiqh mendengarkannya beberapa kali.
Ushul fi Dirayah al- Bila syarat berdoa adalah keras, maka bagaimana
Ushul ● Ta’sis al-Taqdis untuk menyatukan samar dan keras? Ada dua hal:
● Tashil al-Haqq ● al- pertama dia sudah berusaha mengeraskannya tapi
Khamis fi Ushul al-Din masih samar karena sudah lemah dan usianya yang
● ‘Ishmah al-Anbiya’ ● sudah renta walaupun dilakukan dengan maksimal.
Huduts al-‘Alam ● Dia ingin suaranya keras, tapi kenyataannya masih
Thariqah fi al-Kalam ● samar. Kedua ia berdoa dalam shalat karena Allah
Lubab al-Isyarat ● telah mengabulkannya dala, sholat sebagaimana
Manaqib al-Imam al- firman-Nya: أ فنِجادتهأ الملئكةأ نوهحاوأ قحِجائمأ يصحل يأ فح ي
ٌ اوُ ٌدَ يِّ دِحb ٌِدَ ٌدَ ه ْ اوُ ه ْ ٌدَ دِ ٌدَ اوُ ٌدَ اوُ ٌدَ د
Syafi’i
( المحححرابأ أنأ اللححأ يبش حركأ بيحيححىAli ‘Imran: 39)
ْ ه ْ دِ ه ْ دِ ٌدَ َّ َّ اوُ ٌدَ يِّ اوُ ٌدَ دِ ٌدَ ه
ٌَد
maka pengabulan ini menunjukkan bahwa doa ada
dalam shalat dan wajib melantunkannya dengan
samar.
(Maryam: 3)
Ibn Taimiyah Abu al-‘Abbas Taqiy 728 – 661 H Majmu’ah al-Rasa’il wa Tahlili bi al-Ma’tsur dan bi Orang-orang Nasrani kedudukannya di atas orang
al-Din Ahmad bin 1263 – 1328 M al-Masa’il ● al-Fatwa al-Ra’yi, kombinasi antara Yahudi. Orang Islam yang mengakui kerasulan Isa,
‘Abd al-Halim bin al-Hamawiyyah al- keduanya tidak termasuk kafir. Pada saat Allah mengubah
‘Abd al-Salam bin Kubra ● Minhaj al- syariatnya, kedudukan Muhammad SAW dan
Abdullah bin Abu al- Sunnah al-Nabawiyyah umatnya di atas kaum Nasrani. Ibnu Taimiyah
Qasim bin ● Ahadits al-Qashshash berargumen dengan Hadis dari riwayat Abi
Muhammad Ibnu ● Muqaddimah fi Ushul Hurairah RA, “Kami golongan para Nabi, agama
Taymiyah al-Harrani al-Tafsir ● Majmu’ kami adalah satu, sesungguhnya orang yang lebih
al-Hanbali al- Fatawa ● Tafsir Surah utama dengan Isa putra Maryam adalah saya
Dimasyqi Al-Kautsar karena tidak ada Nabi di antara saya dan dia”. Ibnu
7. Taimiyah mempertegas makna ayat di atas dengan
mengkorelasikan (munasabah) Q.S. al-Syura [42]:
13, Q.S. al-Mu’minun [23] 51-53, Q.S. al-
Mu’min(Ghafir) [40]: 51, dan Q.S. al-Shaffat [37]:
171-173. Ia menyatakan bahwa umat Yahudi
mendustakan Isa dan Muhammad SAW sebagai
rasul. Kemudian mempertegas dengan pernyataan
Q.S. al-Baqarah [2]: 90. Allah marah dua kali
kepada ahli kitab, pertama kepada umat yang
mendustakan Isa AS. Kedua, marah kepada umat
yang mendustakan Muhammad SAW.