Ada empat alasan mengapa mencalonkan diri sebagai rektor ITS. Pertama, model bisnis PTN ketinggalan zaman dan membebani mahasiswa. Kedua, lulusan PTN mengalami pengangguran dan kurangnya keterampilan lunak. Ketiga, tata kelola universitas kurang efektif dan transparan. Keempat, arsitektur pendidikan tinggi Indonesia tidak sejalan dengan karakter negara kepulauan.
2. Ada empat alasan pokok mengapa saya mencalonkan diri menjadi Carek ITS periode 2011-2015.
Pertama, model bisnis PTN –bahkan yang pernah/masih berstatus BHMN-, termasuk ITS,
saat ini sudah ketinggalan zaman. PTN saat ini, di tengah-tengah pendanaan APBN yang
terbatas, telah menjadi semakin tidak terjangkau bagi kalangan menengah ke bawah.
Untuk meningkatkan pendapatan, PTN menyiasatinya dengan manaikkan jumlah
mahasiswa dan membuka berbagai macam “jalur”
penerimaan mahasiswa, serta menaikkan SPP yang
sepenuhnya dipikul oleh orangtua mahasiswa. Sekalipun
tersedia banyak beasiswa, tetap saja jumlahnya terbatas,
sementara biaya operasional yang layak untuk menjadi
2
world-class university masih tidak terjangkau.
Halaman
3. Kedua, pada saat biaya pendidikan tinggi semakin tak terjangkau, ironically lulusan PTN
ternyata mengidap poor employability dan technopreneurship. Ini ditunjukkan oleh
angka pengangguran sarjana yang semakin tinggi. Employability yang re ndah ini bukan
karena kinerja akademik mereka, namun karena keterbelakangan soft-skills mereka,
termasuk gaya hidup yang tidak sehat. Pendidikan tinggi saat ini terlalu akademik,
memilih calon mahasiswa d engan kinerja akademik “sesaat” yang tinggi namun dengan
profil kepribadian yang terbelakang, dan gagal mengembangkan soft-skills (termasuk
kompetensi berbahasa asing) dan karakter. Alih-alih menyediakan solusi, PTN justru
menjadi bagian dari masalah –memberikan sinyal yang
keliru pada pendidikan dasar dan menengah tentang
kompetensi apa yang perlu dikuasai- antara lain dengan
3
menciptakan sarjana yang tidak kompeten. Ini tidak saja
Halaman
menunjukkan return on education investment yang rendah,
namun sekaligus merugikan mahasiswa sebagai konsumen.
4. Ketiga, tata kelola universitas (university governance) di PTN, termasuk ITS, tidak
efektif mengundang partisipasi yang lebih committed oleh civitas akademikanya.
Pola kerja yang dikembangkan saat ini rawan dengan moral hazards , kurang
transparan, yang berpotensi merusak integritas pribadi, dan institusi. Pola kerja
dan fungsi Senat ITS saat ini kurang efe ktif
membangun kebijakan PTN yang inovatif. Peran
karyawan dan mahasiswa kurang
terakomodasikan dalam proses-proses
pengambilan kebijakan. Inovasi –sebagai penciri
utama lembaga pendidikan tinggi- sepantasnya
4
dimulai dari inovasi kebijakan PTN.
Halaman
5. Keempat, arsitektur pendidikan tinggi Indonesia warisan Belanda hingga saat ini tidak
sejalan dengan fitrah Indonesia sebagai negara kepulauan yang hanya bisa berjaya jika
menjadi negara maritim. Infrastruktur kompetensi yang mendukung penguasaan IPTEK
kepulauan dan kemaritiman masih terbelakang. Tidak ada perguruan tinggi negeri yang
secara jelas menjadika n maritim sebagai visinya. Peran Indonesia dalam pembuatan
regulasi internasional di bidang maritim melalui diplomasi di International Maritime
Organization (IMO) kurang diperhitungkan. Ini tentu patut disayangkan karena
berpotensi merugikan Indonesia sendiri. Persoalan pembangunan negara kepulauan ini
dipersempit hanya sekedar persoalan perikanan, padahal prospek ekonomi negata
kepulauan ini jauh lebih luas dan menantang. Pada tahun 2007 Saya telah
memberanikan diri untuk mencalonkan diri sebagai calon rektor Universitas Indonesia,
5
untuk menagih UI –yang menyandang nama Indonesia- agar lebih peduli pada
Halaman
pengembangan IPTEK kepulauan. FTK ITS tidak akan pernah mampu memikul
pengembangan infrastruktur kompetensi yang dibutuhkan bagi negara kepulauan seluas benua Eropa ini.
7. 1. MODEL BISNIS PTN BARU
Dalam format sebagai Badan Layanan Umum saat ini, ITS dapat memulai model
bisnis baru dengan ciri-ciri pokok sebagai berikut :
1. Rekrutmen mahasiswa baru tidak lagi dilakukan hanya secara internal,
namun juga menyertakan Pemerintah Daerah, Kementrian, dan
Industri. Pola-pola “ikatan dinas” akan dikembangkan.
2. Proses pembelajaran yang terintegrasikan dengan dunia kerja di
birokrasi, dan industri melalui tugas kuliah, kerja praktek (magang), dan
tugas akhir.
3. Pembiayaan pendidikan bersama Pemerintah Daerah, Kementrian, dan
7
Industri, serta perbankan (skema student loan scheme). Artinya, biaya
Halaman
8. pendidikan tidak dipikul seluruhnya oleh mahasiswa atau orangtua mereka.
4. ITS aktif melakukan penempatan kerja bagi lulusan-lulusannya, dan
fasilitasi business start-ups bagi para teknoprener muda.
5. Fokus pendidikan akan bergeser ke pendidikan pascasarjana yang
berbasis penelitian untuk menghasilkan berbagai ragam Hak Atas
Kekayaan Intelektual. Sebuah prakarsa Knowledge Management akan
dikembangkan untuk mengkapitalisasikan khasanah kepakaran civitas
akademika ITS. Pengembangan perangkat lunak teknik (engineering
analysis software) secara mandiri oleh civitas akademika akan didukung agar ITS semakin mandiri dalam
pengadaan p erangkat keras analisis teknik ini.
6. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) dan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) akan
8
didorong agar independen. Sementara itu, Program D3 Sipil di Manyar akan didorong agar menjadi
Halaman
menjadi Politeknik Sipil untuk selanjutnya menjadi lembaga yang mandiri.
7. UPT ITS Press akan diperkuat untuk memfasilitasi penulisan buku karya civitas akademika ITS.
9. Bisnis model baru ini akan mendatangkan beberapa implikasi sebagai berikut:
Kapasitas pendidikan S1 akan dipertahankan atau bahkan diturunkan,
sementara kapasitas pendidikan pascasarjana ditingkatkan secara
signifikan.
Integrasi vertikal antara pendidikan pascasarjana dan penelitian, serta
pengembangan akan dilakukan, tidak seperti saat ini. Hubungan antara
LPPM dan Program Pascasarjana akan semakin disinerjikan. Hibah
Penelitian Dikti atau Menristek harus melibatkan mahasiswa, terutama
mahasiswa pascasarjana.
Tidak akan ada lagi dana SPI, namun SPP akan meningkat, namun tidak
dibebankan kepada mahasiswa atau orangtua mereka. Dengan demikian,
9
kebutuhan dana operasional PTN yang layak dapat dicapai tanpa
Halaman
membebani biaya kuliah mahasiswa.
10. 2. PENDIDIKAN SOFT-SKILLS DAN KARAKTER
Karena belajar adalah proses memaknai pengalaman, maka belajar tuntas hanya dapat dilakukan melalui siklus
Baca-Praktek-Tulis-Presentasi. Belajar tanpa praktek atau pengalaman bukanlah belajar yang sesungguhnya.
10
Karena tujuan belajar yang sesungguhnya adalah membangun karakter, maka penguasaan hard-skills harus
dipandang sebagai sekunder, sementara penguasaan soft-skills justru sebagai primer. Pendidikan karakter tidak
Halaman
dapat dilakukan melalui perkuliahan dan penambahan jam kuliah agama dan budi pekerti, namun hanya dapat
diwujudkan melalui teladan dan praktek karakter oleh mahasiswa, dosen dan karyawan.
11. Untuk membangun karakter dan soft skills mahasiswa, proses pembelajaran dan evaluasinya akan menggunakan
model portofolio, dengan ukuran kinerja belajar multi-kecerdasan, dan mendorong kegiatan berbasis proyek dan
berbasis laboratorium/studio/bengkel. Sumberdaya keuangan akan lebih dialokasikan di tingkat Program Studi dan
11
laboratorium/studio/bengkel. Ujian Tulis akan dikurangi hingga minimal. UPT Perpustakaan akan diperkuat secara
signifikan sekaligus dengan mendorong Tugas Baca secara ekstensif. Reading skills and habit yang sehat akan
Halaman
12. meningkatkan adaptabilitas lulusan ITS. UPT Pusat Bahasa akan diperkuat
sekaligus untuk mengembangkan alat ukur kemampuan berbahasa yang lebih
sesuai dengan kebutuhan lulusan ITS.
Pengalaman selama 10 tahun membina Tim ITS Maritime Challenge menunjukkan
bahwa belajar melalui makership/craftmanship dalam sebuah kelompok dengan
membuat sebuah produk teknik berskala kecil, adalah proses belajar karakter
dan soft skills yang efektif bagi mahasiswa teknik. Pendidikan tinggi teknik tidak cukup hanya melatih
mahasiswanya dengan ketrampilan menggunakan komputer dan perangkat lunak rekayasa, dan mendesain
dengan komputer, namun perlu mengetahui bagaimana menggunakan peralatan produksi dalam rangka
12
menghasilkan produk-produk teknik yang dibutuhkan pasar. Proses ini akan menumbuhkan etos kerja dan
kepekaan bisnis, dua hal yang dibutuhkan bagi setiap teknoprener.
Halaman
13. Kegiatan berkesenian dan berolahraga akan semakin memperoleh perhatian dalam proses belajar mahasiswa, dan
13
dinilai sebagai bagian penting dalam proses pembelajaran. UPT Fasor akan diperku at (terutama dengan kolam
Halaman
renang), dan UPT Seni (lukis, musik, tari dan teater) akan dibangun. Me ningkatkan apresiasi dan kegiatan seni dan
olah raga akan meningkatkan kapasitas belajar mahasiswa sekaligus membuat mereka lebih sehat.
14. 3. GOOD UNIVERSITY GOVERNANCE
Tata kelola PTN yang lebih baik akan dikembangkan dengan ciri-ciri pokok sebagai berikut :
1. Investasi ICT yang menjamin proses-proses perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi atas proses-proses bisnis kunci menjadi semakin
partisipatoris, transparan, dan akuntabel, dan paperless. Organisasi akan
semakin less-hierarchial, dan menjadi jejaring (network) dengan
hubungan antar simpul yang luwes. Rektorat akan berfungsi lebih sebagai
syndicator, sementara dosen di laboratorium dan program studi akan
berfungsi sebagai content providers. Hingga tingkat tertentu, mahasiswa
14
juga dapat bertindak tidak hanya sebagai users, namun juga content providers.
2. Peran Senat akan diperkuat dengan agen da making (legislasi) yang lebih jelas dan terukur. Keanggotaan
Halaman
senat akan melibatkan karyawan dan mahasiswa. Rektor tidak lagi sebagai Ketua Senat.
15. 3. Membangun tradisi berpikir kritis melalui pembentukan Majlis Debat (Debating chamber) ITS yang
diorganisasikan oleh Senat ITS. Mosi yang akan diajukan dapat diajukan oleh mahasiswa, karyawan, dan
dosen secara tertulis, baik untuk kepentingan internal ITS ataupun merespons perkembangan nasional
mutakhir. Risalah Debat akan menjadi masukan pokok rapat Senat ITS untuk diterjemahkan menjadi
peraturan yang bersifat internal maupun menjadi masukan bagi pemerintah. Fungsi-fungsi ini selama ini
belum dijalankan oleh PT, sehingga fungsinya sebagai Simpul Peringatan Dini sosial tidak dijalankan dengan
baik. Kesan PTN sebagai “menara gading” dan kumpulan manusia yang “berumah di atas awan” perlu
diubah dan “turun gunung” dengan mengambil sikap atas perkembangan nasional mutakhir.
4. Rektor hanya akan menjabat 1 masa jabatan (tidak bisa dipilih lagi untuk masa jabatan kedua). Hal ini
untuk mendorong regenerasi kepemimpinan dengan siklus yang lebih cepat, menghasilkan rektor yang
15
lebih muda umur, serta mendorong kinerja rektorat yang lebih optimal dalam rentang waktu jabatan yang
lebih pendek.
Halaman
16. 4. ITS SEBAGAI UNIVERSITAS MARITIM
Pergeseran paradigma pembangunan yang diprakarsai oleh almarhum Gus Dur
melalui pembentukan Departemen Eksplorasi Laut, kemudian menjadi
Departemen Kelautan dan Perikanan, terbukti belum berhasil menggeser
peradigma pembangunan yang masih berorientasi darat saat ini. Sebab utama
kondisi ini adalah keterbelakangan infrastruktur kompetensi nasional, serta
regulasi yang mendukung kegiatan pembangunan kepulauan dan kemaritiman.
Akibatnya, Pemerintah RI hingga saat ini tidak berhasil menegakkan pemerintahan
di laut secara efektif. Perairan Indonesia saat ini merupakan kawasan yang paling
16
berbahaya (karena adanya ancaman perompakan di laut) dan kawasan di mana
banyak terjadi kegiatan yang melanggar hukum (illegal) seperti pencurian ikan dan
Halaman
penangkapan ikan secara tidak bertanggungjawab dan tidak dilaporkan,
17. penyelundupan berbagai sumberdaya alam dan manusia, pembuangan limbah berbahaya di laut, penambangan
liar, dan reklamasi liar.
Industri pelayaran nasional saat ini mulai bangkit setelah ber tahun-tahun terpuruk. Industri galangan
kapal nasional dengan demikian juga ikut terpuruk. Iklim bisnis yang tidak kondusif, biaya modal yang tinggi, dan
perbankan yang tidak bersahabat telah menyebabkan investasi di sektor keluatan dan ke maritiman tidak
berkembang maksimal. Industri maritim juga mencakup industri penerbangan antar-pulau yang didukung oleh
teknologi pesawat bersayap tetap maupun rotary (helicopter) dengan
kemampuan take-off dan landing di landas pacu pendek maupun di
air. Industri transportasi laut, termasuk ferry penyeberangan maju,
dan transportasi udara akan menentukan inter-connectedness antar-
17
p ulau di Ind onesia.
Prospek industri berbasis sumberdaya kepulauan seperti
Halaman
wisata bahari, marikultur, off-shore fish farming, bioteknologi laut,
18. pembangkitan energi laut (OTEC), penambangan air laut dalam (deep sea water) dan mineral eksotik, industri
garam amat potensial namun mensyaratkan ketersediaan SDM yang kompeten dalam jumlah yang memadai.
Dalam perspektif seperti itu, topik-topik Tugas Akhir, Thesis dan Disertasi dapat diarahkan untuk
meningkatkan basis pengetahuan (knowledge-base) kepulauan dan kemaritiman yang dikaji di semua fakultas di
ITS, termasuk jurusan desain produk, serta desain interior untuk kapal-kapal penumpang, tanker, container, ferry
dsb dan kapal-kapal perang.
Dalam waktu 4 tahun ke depan paling tidak akan dilakukan perintisan pembukaan Fakultas Seni Rupa dan
Desain, Sekolah Bisnis, program studi teknik penerbangan, teknik energi laut, dan sosio-teknologi sebagai
pengembangan UPT Sosial-Humaniora.
Memilih maritim sebagai karakter pokoknya tidak saja merupakan bagian dari strategi diferensiasi ITS
18
sebagai knowledge enterprise dalam memenangkan persaingan di pasar pendidikan tinggi , namun juga
menempatkan ITS dalam posisi yang lebih tepat dalam upaya mengubah orientasi pembangunan saat ini yang
Halaman
berat-ke-darat menjadi lebih seimbang ke laut dan kepulauan.
19. PENUTUP
Keempat komponen rectorship platform tersebut Saya yakini akan menjadikan ITS sebagai model PTN
Abad 21 yang meneladankan integritas, teknoprenersip, dan solusi bagi Indonesia. ITS bukan sekedar tempat
dosen-dosennya mengajar dan karyawan-karyawanya bekerja, tapi benar-benar menjadi tempat mahasiswa
belajar untuk mengembangkan diri dan merayakan kehidupan.
Saya bukanlah orang sempurna, tanpa cacat dan kelemahan. Sebagai pemimpin, seorang calon rektor
perlu memulai pekerjaanya dengan membaca zaman, kemudian menjalin hubungan dengan manusia di
sekitarnya, menawarkan visi sebagai impian komunitasnya, dan kemudian memberi contoh bagaimana melakukan
inovasi untuk mencapai visi tersebut. Dalam rangka memikul amanah ini saya tidak akan bisa bekerja sendirian.
19
Saya akan tetap memerlukan bantuan dari para rekan kerja, serta seluruh civitas akademika untuk menjadikan ITS
sebagai perguruan tinggi yang patut dibanggakan Indonesia.
Halaman
21. 21 Halaman
Daniel ditemani Hanud, Fiah, David, dan Kate memantau jalannya
perlombaan Atlantic Challenge di Midland, Canada, 24-31 Juli 2010
22. Daniel Mohammad Rosyid
Tempat, tanggal lahir : Klaten, 2 Juli 1961
NIP : 131 782 038/
Pekerjaan : Guru Besar Riset Operasi dan Optimasi,
Jurusan Teknik Kelautan ITS Surabaya
Alamat kantor : Jurusan Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya, 60111
Telp./fax 031-5928105
Alamat : Jl. Teknik Industri D-27, Perum ITS Sukolilo, Surabaya
22
Email dmrosyid@oe.its.ac.id, blog www.danielrosyid.com
Halaman
Istri : Dra. Ratna Juwita, Apt.
Anak : 1. Iqbal Ibnu Rusyd, ST (Arsitektur ITS)
23. 2. Fathimah Rusyd, S.Ked (Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga)
3. Aisyah Rusyd (Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga)
4. Luqman Ibnu Rusyd (KlasXII, SMANegri 17, Surabaya)
Pendidikan :
1. S1, Teknik Perkapalan ITS Surabaya, 1986
2. S3 (Ph.D), Dept. of Marine Technology, the University of Newcastle upon Tyne, Inggris, 1991
3. CPM, Certified Professional Marketer, WAF Asia Pacific, 2006
Pengalaman Kerja:
1. 1986-1988 Inspektur Mutu, Departemen Pengendalian Mutu, Divisi Kapal Perang, PT. PAL Indonesia
2. 1988-sekarang, Dosen tetap, Jurusan Teknik Kelautan ITS Surabaya
23
3. 1991, GTZ Workshop facilitator, Polytechnic of Shipbuilding Development Project, ITS
4. 1992-sekarang : practicing Naval Architect
Halaman
5. 1995-1999 Koordinator Program Pascasarjana Teknologi Kelautan ITS
6. 1999-2003, Pembantu Rektor IV ITS Bidang Kerjasama dan Pemasaran
24. 7. 2001-2009, Anggota, dan Ketua Dewan Pakar Jawa Timur
8. 2000-2004, Assessor Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
9. 20005-2007, Ketua Dewan Pendidikan Jawa Timur
10. 2004-2007, Sekjen Konsorsium Kemitraan Bahari Regional Centre Jawa Timur
11. 20005-sekarang Ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Cab. Surabaya
12. 2006-2007, Tim Ahli pada Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi RI
13. 2005-sekarang, dosen pada Program Magister Administrasi Publik Konsentrasi Kebijakan Maritim,
Universitas Hang Tuah, Surabaya
14. 2005-sekarang, Dosen pada Program Studi Pembangunan, Jurusan Arsitektur FTSP ITS Surabaya
15. 2004-sekarang : Anggota Komite Tetap Kebijakan Publik KADINDA Jawa Timur
24
16. 2007-2008 AUSAID fellows, Brisbane International Education Exhibition, and Sidney Curriculum
Development
Halaman
17. 2009-skrg : Kordinator Gerakan Anak Indonesia Membaca
18. 2009-skrg : Ketua Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir (HAPPI) Cabang Jawa Timur
25. 19. 2010-skrg : Ketua Badan Koordinasi Sertifikasi Profesi (BKSP) Propinsi Jawa Timur
Publikasi :
Buku :
1. DM. Rosyid, dan D. Setyawan; “Kekuatan Struktur Kapal”, PT. Pradnya Paramita, 2002
2. Daniel M. Rosyid; “Pengantar Rekayasa Keandalan”, Airlangga University Press, 2007
3. DM. Rosyid, “OPTIMASI : Teknik Pengambilan Keputusan Secara Kuantitatif”, ITS Press, 2009
4. AB.Widodo dan DM Rosyid “Pengembangan Bambu Laminasi Untuk Aplikasi Struktur”. ITS Press, 2010
5. DM. Rosyid; “Pendidikan di Era Reformasi : Mau Kemana ?”, Surabaya Intellectual Club, 2008
6. Daniel M. Rosyid,”Transformasi Indonesia 2050 : Time Discipline dan Pendidikan Liberal Arts”, Panitya Dies
Natalais ITS ke-47, 2007
25
Jurnal Internasional :
1. Rosyid, D.M. and J.B. Caldwell, “Design Approach and Dimensional Similarity in Layout Optimization of
Halaman
Structural Systems”; International Journal of Computers and Structures, Vol. 40 No. 5. Pergamon Press,
1991
26. 2. Rosyid, D.M. “Elemental Reliability Index-based System Design for Skeletal Structures”, International
Journal of Structural Optimization, Springer Verlag Vol. 5, 1992
3. Rosyid, D.M., and Johnson, R.M. “Developing Sustainable Fishing Vessels for a Developing Country in the
21st Century”, International Journal of Small Craft Technology, RINA, 2005
Publikasi Internasional mutakhir (3):
1. Johnson, R.M, and Rosyid, D.M.”It is all in the Mind : A Case for Building a Replica”, the RINA Conference
on Historical Ships, London, 2007
2. Rosyid, D.M., “Rethinking Development Paradigm for the Archipelago Indonesia”, Proceedings of the
World Ocean Conference, Manado, 2009
26
3. Johnson, R.M., and Rosyid, D.M.,”Traditional Boats in Madura and East Java and their Relevance to a
Replica of Majapahit Ships”, Proceedings of the RINA Conference on Historical Ships, London 2009
Halaman
27. Karya Desain+Bangun
1. 16,7m Kapal (latih) Penangkap Ikan untuk Pemkab. Jembrana, Bali, dan Mercy Relief Singapore bagi
Nelayan NAD, 2005
2. 16,7m Kapal Layar Balo-Lambo untuk Mr. Gregoir Deniau, 2006
3. 35m Kapal Ferry Penumpang Cepat Long And Narrow Trimarran untuk PT. Sarana Pembangunan Jawa
Tengah 2006
Surabaya, 12 Agustus 2010
27
Daniel Mohammad Rosyid, Ph.D
Halaman