SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 214
KESELAMATAN KERJA
ANONDHO WIJANARKO

Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Keselamatan Kerja

1
LATAR BELAKANG KESELAMATAN KERJA

KECELAKAAN INDUSTRI KIMIA
Keselamatan Kerja

2






KECELAKAAN INDUSTRI KIMIA

Many potential dangerous chemical substances (risk)
Death or personal injury
High potential magnitude of the occured explosion
Financial loss occured after disaster accident (loss, damage or destruction of property
other than the product itself)
Health-care – continuous exposure to error (impact)
$1.35BN

$1.4BN
$1.2BN

$950M

$1BN
$800M
$600M
$400M
$200M
$0

$440M
$300M

$110M

'98

'99

'00

* 02 Loss Exceeding $50M include:
Gas, plant fire, Kuwait
Refinery fire, Japan
Power station flood, Washington State

Keselamatan Kerja

'01
$150M
$ 75M
$ 70M

3

'02*
FLIXBOROUGH, UK (1974) CYCLOHEXANE
vapour cloud explosion

(28 deaths, 104 injured
3000 evacuated)

Keselamatan Kerja

4
PIPER ALPHA (1988)

Keselamatan Kerja

(167 deaths)

5
PHILLIPS 66, PASADENA, TX 1989 (ISOBUTANE LEAK)

(23 deaths, 125 injured
1300 evacuated)

Keselamatan Kerja

6
CONCEPT SCIENCES (1999) - KOH + NH2OH (5 deaths)

Keselamatan Kerja

7
AMMONIUM NITRATE EXPLOSION, TOULOUSE, FRANCE (2001)

Keselamatan Kerja

8
Seveso, Italy (1976) – herbicide plant, runaway reaction,
chemical release, 447 injured, long term health problems,
$50,000,000
Bhopal, India (1984) - pesticide plant, chemical release, 2,500
dead, 200,000 injured, $250,000,000
Chernobyl, USSR (1986) – nuclear reactor, 31 dead, 237 injured,
long term health problems, $3,000,000,000.
Basle, Switzerland (1986) – chemical warehouse fire, 0 dead, 0
injured, environmental damage.

Keselamatan Kerja

9
PERATURAN KESELAMATAN KERJA
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA Per.05/MEN/1996 TENTANG
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
ILO CODE OF PRACTISE, PREVENTION OF MAJOR INDUSTRIAL
ACCIDENTS

Keselamatan Kerja

10
PREVENTION OF MAJOR
INDUSTRIAL ACCIDENTS
ILO CODE OF PRACTISE
Geneva, International Labour Orgasnization, 1991
ISBN 92-2-107101-4

Keselamatan Kerja

11
ILO CODE OF PRACTISE
Peraturan/standar ILO berupa panduan praktis yang ditetapkan di
industri dalam upaya mencegah terjadinya kecelakaan-kecelakaan
besar seiring dengan kenaikan produksi, penyimpanan dan
penggunaan bahan berbahaya
 Tujuan panduan praktis adalah untuk memberikan arahan tentang
pengaturan administasi, hukum dan sistem teknis untuk
pengendalian instalasi bersiko tinggi yang dilakukan dengan
memberikan perlindungan kepada pekerja, masyarakat dan
lingkungan dengan mencegah terjadinya kecelakan besar yang
mungkin terjadi dan meminimalisasikan dampak dari kecelakaan
tersebut
 Penerapan panduan praktis dilakukan pada instalasi beresiko
tinggi yang diidentifikasikan dengan keberadaan zat-zat
berbahaya yang membutuhkan perhatian tinggi.


Keselamatan Kerja

12
ILO CODE OF PRACTISE


Instalasi beresiko tinggi berdasarkan jenis dan kuantitasnya
menurut panduan praktis:










Industri kimia dan petrokimia
Industri penyulingan minyak
Instalasi penyimpanan gas alam cair (LNG)
Instalasi penyimpanan gas dan cairan yang mudah terbakar
Gudang bahan-bahan kimia
Instalasi penyulingan air bersih dengan menggunakan klorin
Industri Pupuk dan Pestisida

Instalasi beresiko tinggi berdasarkan jenis dan kuantitasnya diluar
cakupan panduan praktis:



Instalasi Nuklir
Pangkalan Militer (instalasi
persenjataaan)

biologi, nuklir dan kimia serta pusat

Keselamatan Kerja

13
ILO CODE OF PRACTISE
Instalasi beresiko tinggi adalah instalasi industri permanen atau
sementara, yang menyimpan, memproses atau memproduksi zatzat berbahaya dalam bentuk dan jumlah tertentu menurut
peraturan yang berlaku yang berpotensi menjadi penyebab
terjadinya kecelakaan besar.
 Identifikasi bahan berbahaya menurut jenis dan tingkat kuantitas
ambang terjadinya kecelakaan besar
 Bahan kimia sangat beracun : methyl isocyanate, phosgene
 Bahan
kimia beracun: acrylonitrile, ammonia, chlorine,
sulphur dioxide, hydrogen sulphide, hydrogen cyanide,
carbon disulphide, hydrogen fluoride, hydrogen chloride,
sulphur trioxide
 Gas dan cairan mudah terbakar
 Bahan peledak: ammonium nitrate, nitroglycerine, C4, PETN,
TNT


Keselamatan Kerja

14
ILO CODE OF PRACTISE


Alur informasi pada instalasi beresiko tinggi
 Manajemen keseluruhan instalasi beresiko tinggi harus
melaporkan secara rinci aktifitasnya kepada pihak yang
berwenang
 Laporan keselamatan kerja instalsi beresiko tinggi harus
disiapkan oleh manajemen dan berisi informasi teknis tentang
disain dan cara kerja instalasi, penjelasan rinci manajemen
keselamatan kerja dalam instalasi, informasi tentang bahaya
dari
instalasi
secara
sistematis,
teridentifikasi
dan
terdokumentasi serta informasi tentang bahaya kecelakaan
dan ketentuan keadaan darurat yang akan mengurangi
dampak dari kecelakaan yang akan terjadi.
 Semua informasi khususnya yang berkenaan dengan instalasi
beresiko tinggi harus disediakan bagi para pihak yang
berkepentingan.
 Informasi keselamatan kerja yang tepat khususnya pada
instalasi beresiko tinggi dikomunikasikan melalui pelatihan
kepada pekerja, dan dapat digunakan untuk persiapan
pekerjaan dan pengendalian dalam keadaan darurat.

Keselamatan Kerja

15
ILO CODE OF PRACTISE


Audit Instalasi beresiko tinggi
 Instalasi beresiko tinggi diaudit oleh manajemen audit yang
ditunjuk pemegang otoritas sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di wilayah instalasi itu berada
 Audit mencakup identifikasi kejadian tidak terkendali yang
memicu timbulnya kebakaran, ledakan atau terlepasnya zat-zat
beracun
 Audit mencakup estimasi potensi bahaya sebagai konsekuensi
dari ledakan, kebakaran maupun terlepasnya zat-zat beracun
 Audit mempertimbangkan potensi efek lanjutan yang terjadi
pada instalasi beresiko tinggi lainnya yang ada disekitarnya
 Audit
mempertimbangkan
kesesuaian
pengukuran
keselamatan kerja yang digunakan dalam identifikasi
kemungkinan terjadinya bahaya untuk menjamin validitas hasil
audit itu sendiri
 Audit memperhitungkan analisa resiko secara menyeluruh dari
keterkaitan antara kecelakaan besar yang mungkin timbul
dengan letak instalasi beresiko tinggi itu sendiri.

Keselamatan Kerja

16
ILO CODE OF PRACTISE


Manajemen pengendalian resiko kecelakaan dan pengamanan pada
instalasi beresiko tinggi meliputi:
 Disain, fabrikasi dan penginstalasian pabrik yang aman, termasuk
penggunaan komponen peralatan bermutu tinggi
 Pemeliharaan pabrik secara rutin
 Pengoperasian pabrik sesuai prosedur yang berlaku
 Pengelolaan keselamatan lingkungan kerja secara baik
 Inspeksi secara rutin terhadap keseluruhan instalasi yang diikuti
dengan perbaikan atau penggantian komponen peralatan yang
dibutuhkan
 Pengawasan rutin terhadap keamanan dan sistem pendukungnya

Ketersediaan dan inspeksi rutin peralatan keselamatan kerja yang
dapat digunakan dalam kondisi darurat
 Analisa bahaya dan resiko yang terjadi akibat kerusakan komponen
peralatan, pengoperasian instalasi yang abnormal, faktor kesalahan
manusia dan manajemen, pengaruh kecelakaan yang terjadi di sekitar
instalasi, bencana alam, tindakan kejahatan dan sabotase
 Analisa komprehensif terhadap modifikasi peralatan dan instalasi baru
 Penyebaran informasi dan pelatihan keselamatan kerja bagi setiap
pekerja pada instalasi tersebut
 Penyebaran informasi secara berkala kepada masyarakat yang tinggal
atau bekerja di sekitar lokasi instalasi industri

Keselamatan Kerja

17
ILO CODE OF PRACTISE



Analisa Bahaya dan Resiko meliputi:
 Identifikasi bahan beracun, reaktif dan eksplosif yang
disimpan, diproses atau diproduksi
 Identifikasi kegagalan potensial yang dapat menyebabkan
kondisi
pengoperasian
abnormal
dan
menimbulkan
kecelakaan
 Analisa konsekuensi dari kecelakaan yang terjadi terhadap
pekerja dan masyarakat sekitar
 Tindakan pencegahan terhadap terjadinya kecelakaan

Keselamatan Kerja

18
ILO CODE OF PRACTISE


HAZOP (an example of Hazard and Risk Analysis)
 Identifikasi penyimpangan/deviasi yang terjadi pada
pengoperasian suatu instalasi industri dan kegagalan
operasinya yang menimbulkan keadaan tidak terkendali
 Dilakukan pada tahap perencanaan untuk instalasi
industri baru
 Dilakukan sebelum melakukan modifikasi peralatan atau
penambahan instalasi baru dari instalasi industri lama
 Analisa sistematis terhadap kondisi kritis
disain
instalasi industri, pengaruhnya dan penyimpangan
potensial yang terjadi serta potensi bahayanya
 Dilakukan oleh kelompok para ahli dari multi disiplin
ilmu dan dipimpin oleh spesials keselamatan kerja yang
berpengalaman atau oleh konsultan pelatihan khusus

Keselamatan Kerja

19
ILO CODE OF PRACTISE


Perencanaan Keadaan Darurat




Bertujuan untuk melokalisasi bahaya dan meminimalisasi dampaknya
Identifikasi jenis-jenis kecelakaan yang potensial
On site emergency












Perencanaan keadaan darurat didasarkan pada konsekuensi yang timbul dari
kecelakaan besar yang potensial
Penanganan keadaan darurat dilakukan tenaga penanggulangan kecelakaan dalam
jumlah yang cukup
Perencanaan keadan darurat merupakan uji dan pengidentifikasian kelemahan instalasi
industri yang akan secepatnya diperbaiki
Antisipasi bahaya dengan memperhatikan: kekerapan terjadinya kecelakaan, hubungan
dengan pihak berwenang di luar lokasi, prosedur menghidupkan tanda bahaya,
komunikasi internal dan eksternal instalasi serta lokasi dan pola pengaturan dari pusat
pengelola gawat darurat
Fasilitas penanganan keadaan darurat: telepon, radio dan alat komunikasi internaleksternal yang memadai, peta yang menunjukan keberadaan bahan berbahaya, alat
penunjuk arah dan pengukur kecepatan angin, alat penyelamatan diri, daftar lengkap
pekerja, ...

Off site emergency






Perencanaan disiapkan oleh dan merupakan otoritas yang kompeten yang diatur melalui
kebijakan, peraturan atau perundangan.
Perencanaan ini merupakan antisipasi dari bahaya dalam skala besar dan
penanganannya terkait dengan otoritas lokal penanggulangan kecelakaan
Perencanaan didasarkan pada informasi atas konsekuensi yang timbul dari kecelakaan
besar yang potensial

Keselamatan Kerja

20
ILO CODE OF PRACTISE


Konsultan Keselamatan Kerja
Tugas dan wewenang:










Membuat analisa bahaya dan resiko serta mempersiapkan
laporan keselamatan kerja bekerjasama dengan manajemen
audit
Menetapkan garis besar disain dan operasi instalasi industri
yang aman, serta pengaplikasiannya dalam desain peralatan,
proses kendali, pengoperasian secara manual, ...
Menganalisa konsekuensi dari kecelakan potensial dengan
permodel dampak potensialnya
Menetapkan penanganan keadaan darurat on site dan
perencanaan keadaan darurat off site
Melakukan pelatihan pada pekerja

Keselamatan Kerja

21
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA
No. 1 Tahun 1970

Keselamatan Kerja

22
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA
No. 1 Tahun 1970


3 unsur keberlakuan UU
 Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.
 Adanya tenaga kerja yang bekerja disana.
 Adanya sumber-sumber bahaya kerja di tempat itu.



Pengawasan Keselamatan Kerja
 Pengawasan
secara langsung dilakukan pegawai
pengawas dan ahli keselamatan kerja.
 Pengawasan secara tidak langsung termasuk oleh
manajemen puncak yang hanya melakukan audit
terhadap usaha perbaikan dari hasil pelaporan pegawai
pengawas dan ahli keselamatan kerja.

Keselamatan Kerja

23
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA
No. 1 Tahun 1970


UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA mengatur
keselamatan kerja disegala tempat kerja baik itu di darat,
laut dan udara dalam wilayah NKRI



UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA bertujuan
untuk mengurangi kecelakaan, mengurangi adanya bahaya
peledakan, memaksa peningkatan kemampuan pekerja
dalam memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan
dan pemberian alat-alat pelindung kepada pekerja terutama
untuk pekerjaan yang memiliki resiko tinggi serta
membantu terciptanya lingkungan kerja yang kondusif
seperti penerangan tempat kerja, kebersihan, sirkulasi
udara serta hubungan yang serasi antara pekerja,
lingkungan kerja, peralatan dan proses kerja.

Keselamatan Kerja

24
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA
No. 1 Tahun 1970



Sumber bahaya kerja diidentifikasikan terkait erat dengan:
 Kondisi mesin, pesawat, alat kerja serta peralatan
lainnya
 Bahan berbahaya (Explosive, Flameable, Poison)
 Lingkungan
 Sifat pekerjaan
 Cara kerja
 Proses produksi

Keselamatan Kerja

25
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA
No. 1 Tahun 1970
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA berisi petunjuk
teknis mengenai apa yang harus dilakukan oleh dan kepada
pekerja untuk menjamin keselamatan pekeja itu sendiri,
keselamatan umum dan produk yang dihasilkan karena
begitu
banyak
proses
yang
dilakukan
dengan
memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang menyebabkan perubahan resikko pekerjaan
yang dihadapi pekerja di tempat kerjanya.

Keselamatan Kerja

26
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA
No. 1 Tahun 1970



Pengawasan Keselamatan Kerja
 Monitoring
dan pengambil keputusan tindakan
perbaikan keselamatan kerja
 Tindakan perbaikan keselamatan kerja (Continuous
Improvement) seperti perbaikan cara dan proses kerja,
pemeriksaan rutin kesehatan pekerja, retribusi
keselamatan kerja.

Keselamatan Kerja

27
HAZARD MANAGEMENT

Keselamatan Kerja

28
Latar Belakang


Kecelakaan industri terutama disebabkan oleh HUMAN FAILURE , di mana
sering ditemukan faktor manusia dalam penelusuran sebab terjadinya
kecelakaan. Pencegahan kecelakaan harus menempati perhatian yang
khusus dalam fungsi manajerial secara keseluruhan.



Bagian manajemen kekhususan (insinyur, teknisi, perancang, field
operator, lembaga pelatihan) sering kurang menghargai kebutuhan
untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip pencegahan terhadap kecelakaan
di dalam lingkup kerja mereka. Metode yang tidak aman merupakan
proporsi tertinggi dari penyebab terjadi kecelakaan. Keselamatan harus
menjadi bagian yang integral dari pelaksanaan industri manapun, dan
harus menjadi bahan pertimbangan sejak tahap perancangan, tahap
perencanaan produksi, serta pelatihan operator.

Keselamatan Kerja

29
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Tanggung jawab manajemen sebuah perusahaan yang berkaitan dengan
keselamatan kerja dalam kegiatan industri
Tanggung jawab Ekonomi
Biaya kecelakaan akibat kecelakaan dalam pabrik berimbas langsung pada hasil produksi dan
keselamatan pekerja lapangan, merugikan perusahaan, penanam saham, karyawan secara
keseluruhan dan pelanggan.
Biaya memperkenalkan dan mempertahankan organisasi keselamatan kerja untuk mengurangi
serta mengeliminasi kecelakaan.
Tanggung jawab terhadap Sumber Daya Manusia
Kewajiban untuk menyediakan lingkungan kerja yang aman dan sehat, menyediakan proses
kerja yang aman dalam rangka produksi maksimal.
Kewajiban untuk mengambil langkah-langkah eliminasi kondisi tidak aman yang dapat
berakibat terjadinya luka, kematian, stress, dan hal lainnya yang terjadi pada setiap karyawan
maupun keluarganya
Tanggung jawab Legislatif
Memastikan terpenuhinya undang-undang mengenai kecelakaan industri, keamanan terhadap
kesehatan dan kebakaran. Undang-undang ini terutama untuk melindungi karyawan dan
masyarakat secara umum, dan tidak hanya untuk melindungi bisnis yang dijalankan
perusahaan.

Keselamatan Kerja

30
ANALISA KESELAMATAN KERJA

 
Hazard Material Communication
Pengenalan bahan bahaya kepada para pekerja sehingga mampu melakukan tindakan
yang sesuai untuk menanganinya.
Analisa HIRA (Hazard Identification and Risk Assesstment)
Identifikasi bahaya dan kajian resiko kegiatan dalam proses operasi dan produksi
dipilah-pilah menjadi sub kegiatan yang lebih kecil dan spesifik.
JSA (Job Safety Analysis)
Varian dari analisa HIRA, JSA dilakukan apabila suatu aktivitas melakukan
pemasangan terhadap suatu peralatan tertentu dalam fasilitas operasi sebuah
pabrik/industri proses.
Analisa HAZID (Hazard Identification)
Proses pengidentifikasian terhadap bahaya yang mungkin terjadi secara umum pada
fasilitas operasi sebuah pabrik/ industri.
 
Analisa HAZOP
Identifikasi keselamatan, bahaya & masalah operasi yang berhubungan dengan proses
yang secara langsung mengancam keselamatan pekerja produksi/penyebab masalah
operasi.
Menentukan keseriusan dampak masalah teridentifikasi.
Identifikasi secara engineering & procedural safeguards yang sebelumnya telah dibuat.
Evaluasi kelayakan engineering & procedural procedural safeguards.
Rekomendasi safeguards atau prosedur operasi tambahan jika diperlukan.

Keselamatan Kerja

31
ASPEK PENTING KESELAMATAN
KERJA DALAM KEGIATAN INDUSTRI
KESELAMATAN KERJA SANGATLAH PENTING DALAM INDUSTRI, KARENA
BEBERAPA ASPEK BERIKUT:
Produktivitas
Kecelakaan dalam industri akan menghambat produksi atau bahkan
menghentikannya. Dengan demikian, akan terjadi loss of man-hour dan loss of
material.
Investasi
Kecelakaan dalam industri akan berakibat terhadap infrastruktur maupun mesin dan
peralatan yang ada di dalamnya. Dengan demikian, akan terjadi loss of asset, di mana
aset yang semula diharapkan dapat membantu produksi hingga jangka waktu lama
akan berkurang atau habis.
IMEJ PERUSAHAAN
Kecelakaan dalam industri menimbulkan masalah kepercayaan terhadap lingkungan
serta proses industri yang dijalankan perusahaan. Masalah ini berkaitan dengan
kepercayaan investor untuk tetap menanamkan modalnya, kepercayaan pelanggan
untuk tetap membeli, serta kepercayaan karyawan terhadap manajemen perusahaan.

Keselamatan Kerja

32
PENGENALAN BAHAN BERBAHAYA

Keselamatan Kerja

33
US Department of Transportation Regulation

Hazardous Material
Materials that were flammable,
explosive, corrosive, toxic, radioactive
or if it readily decomposes to oxygen at
elevated temperatures.

Keselamatan Kerja

34
US Department of Transportation Regulation

Corrosive Materials


Materials that evoke a chemical process
which converts minerals and metals into
unwanted products
 Acidity

(HCl, H2SO4, ClSO3H, HF, HCOOH,
CHCOOH) Oxidizing agent (HClO4, H2SO4 ,
HNO3) Hygroscopic (H2SO4), Alkalis (KOH,
NaOH)
Keselamatan Kerja

35
US Department of Transportation Regulation

Toxic Materials


Materials which, upon entering an human body is
capable of producing disease or death






Toxicity factor consist of (1) The quantity of the material (2)
The rate and extent to which the material is absorbed into
the bloodstream via intravenous, inhalation, intraperitoneal,
intramuscular, subcutaneous, oral or cutaneous (3) The rate
and extent to which the material is biologically transformed
in the body to breakdown product.
HEAVY METAL POISONS (Arsenic, Lead, Mercury salts), toxic
gases (Asphyxiant (CO, HCN, NO), Irritant (NO2, H2S, SO2)
Anesthetic (diethyl eter, N2O2)), organic pesticides (insecticide
Aldrin, DDT, Parathion, Chlordane, Diazinon, Dieldrine,
Lindane, Malathion, Methoxychlor, Carbyl)
Protection : (1) Recirculating oxygen (2) Demand
compressed air/O2 (3) Recirculating self generating oxygen
(4) suits wear that made of material impervious to the toxic
material
Keselamatan Kerja
36
US Department of Transportation Regulation

Explosive Materials


Materials in the form of compound or mixture of
compound which suddenly undergoes a very rapid
chemical transformation with the simultaneous
production of large quantities of heat and gases
(CO, CO2, N2, steam, O2) and always accompined
by a vigoros shock and an associated noise
(brisance)
 Nitroglycerin,

TNT, lead trinitroresorcinate (lead
styphnate), lead azide Pb(N3)2, mercury fulminate
(Hg(CNO)2,
cyclonite
(RDX),
tetryl,
pentraerythritol tetranitrate (PETN), dynamite
Keselamatan Kerja

37
U.S. Department of Labour Occupational Safety and Health Administration (OSH

MATERIAL SAFETY DATA SHEET (MSDS)

Keselamatan Kerja

38
Material Safety Data Sheet (MSDS)


A Material Safety Data Sheet (MSDS) is
designed to provide both workers and
emergency personnel with the proper
procedures for handling or working with a
particular
substance.
MSDS's
include
information such as physical data (melting
point, boiling point, flash point etc.), toxicity,
health effects, first aid, reactivity, storage,
disposal, protective equipment, and spill/leak
procedures. These are of particular use if a
spill or other accident occurs.

U.S. Department of Labour Occupational Safety and Health Administration (OSHA
Keselamatan Kerja

39
Material Safety Data Sheet (MSDS)
 Purpose:

Prepared by Chemical Manufacturers
or Importers to describe characteristics
of the product and to provide
information
concerning
potential
hazards

U.S. Department of Labour Occupational Safety and Health Administration (O

Keselamatan Kerja

40
Sections of an MSDS and Their
Significance
OSHA specifies the information to be
included on an MSDS, but does not prescribe
the precise format for an MSDS. A nonmandatory MSDS form (see OSHA Form 174
on page 6 of this manual) that meets the
Hazard
Communication
Standard
requirements has been issued and can be
used as is or expanded as needed. The
MSDS must be in English and must include at
least the following information.

U.S. Department of Labour Occupational Safety and Health Administration (OSHA
Keselamatan Kerja

41
SECTIONS OF AN MSDS AND THEIR SIGNIFICANCE
SECTION I. CHEMICAL IDENTITY
 SECTION II. HAZARDOUS INGREDIENTS
 SECTION III. PHYSICAL AND CHEMICAL CHARACTERISTICS
 SECTION IV. FIRE AND EXPLOSION HAZARD DATA
 SECTION V. REACTIVITY DATA
 SECTION VI. HEALTH HAZARDS
 SECTION VII. PRECAUTIONS FOR SAFE HANDLING AND USE
 SECTION VIII. CONTROL MEASURES


U.S. Department of Labour Occupational Safety and Health Administration (OSHA
Keselamatan Kerja

42
MATERIAL SAFETY DATA SHEET
PRODUCT NAME(S)

:

5 STAR Acetone

PRODUCT CODE

:

#5910 (GALLON)
SECTION I - MANUFACTURER IDENTIFICATION

MANUFACTURED FOR

:

5-Star Autobody Products

ADDRESS

:

9419 E. San Salvador Drive x{2013} Suite 4 Scottsdale, AZ 85258

EMERGENCY PHONE

:

Chemtrec (800)424-9300

INFORMATION PHONE

:

(480) 451-4451

D.O.T. Hazardous Class

:

Paint, Flammable Liquid UN 1090

SECTION II - HAZARDOUS INGREDIENTS
REPORTABLE COMPONENTS

CAS NUMBER

VAPOR PRESSURE

WEIGHT PERCENT

mm Hg @ temp
*ACETONE

67-64-1

185mm Hg @ 68 F

100%

*Indicates toxic chemical(s) subject to the reporting requirements of Section 313 of Title III and of 40 CFR 372.

Keselamatan Kerja

43
SECTION III - PHYSICAL CHARACTERISTICS
PHYSICAL FORM

:

LIQUID

COLOR

:

COLORLESS

ODOR

:

ACETONE

ODOR THRESHOLD

:

13 ppm

SPECIFIC GRAVITY @ 20C/68F (WATER=1)

:

0.79

VAPOR DENSITY (AIR=1

):

2.0

EVAPORATION RATE (n-butyl acetate=1

):

5.7

EVAPORATION RATE (diethyl ether=1)

:

2.1

BOILING POINT

:

56C/133F.

MELTING POINT

:

-94C/-137F.

Ph

:

NOT APPLICABLE

SOLUBILITY IN WATER

:

Complete

FLASH POINT (TAG CLOSED UP)

:

-20C/-4F

LOWER EXPLOSIVE LIMIT AT 25C/77F

:

2.8 VOLUME %

UPPER EXPLOSIVE LIMIT AT 24C/75F

:

13.2 VOLUME %

AUTOIGNITION TEMPERATURE (ASTM D 2155)

:

538C/1000F

SENSITIVITY TO MECHANICAL IMPACT

:

INSENSITIVE

SENSITIVITY TO STATIC DISCHARGE

:

MATERIAL IS UNLIKELY TO ACCUMULATE
A STATIC CHARGE WHICH COULD ACT AS

AN
Keselamatan KerjaIGNITION SOURCE
44
SECTION IV - FIRE AND EXPLOSION HAZARD DATA
FLASH POINT(Closed cup)

-20oC/-4oF.

APPROXIMATE FLAMMABLE LIMITS: 2.8%-13.2%

EXTINGUISHING MEDIA : Water Spray, Dry Chemical, Carbon Dioxide (CO2), Alcohol Foam
SPECIAL FIREFIGHTING PROCEDURES: Wear self-contained breathing apparatus and protective clothing. USE
WATER WITH CAUTION. The fire could easily be spread by the use of water in an area where the water could not be
contained. Use water spray to keep fire-exposed containers cool. Water may be ineffective in fighting the fire.
HAZARDOUS COMBUSTION PRODUCTS: Carbon Dioxide, Carbon Monoxide UNUSUAL FIRE AND EXPLOSION
HAZARDS: Extremely flammable. Vapors may cause a flash fire or ignite explosively. Vapors may travel considerable
distance to a source of ignition and flash back. Prevent backup of vapors or gases to explosive concentrations.
SECTION V - REACTIVITY DATA
STABILITY

: Stable

INCOMPATIBILITY

: Material can react violently with strong oxidizing agents, strong acids.

HAZARDOUS POLYMERIZATION

: Will not occur

Keselamatan Kerja

45
SECTION VI - HEALTH HAZARD DATA
EFFECTS OF EXPOSURE: Extensive human experience and animal data indicate that acetone is of low toxicity. However,
ingestion of very large amounts or inhalation of extremely high vapor concentrations can cause irritation, nausea,
vomiting, confusion, drowsiness, convulsions and coma with possible liver and kidney injury. Based on animal data and
structure-activity relationships, this product is NOT expected to cause nervous system damage.
INHALATION HEALTH RISKS AND SYMPTOMS OF EXPOSURE: High vapor concentrations may cause drowsiness and
irritation.
SKIN AND EYE CONTACT HEALTH RISKS AND SYMPTOMS OF EXPOSURE: Eyes: Causes ittitation to the eyes. However,
immediate flushing of the eyes with water will minimize any irritative effect. High vapor concentrations may cause irritation
to the eyes. Shin: Prolonged or repeated contact may cause drying, cracking or irritation.
INGESTION HEALTH RISKS AND SYPTOMS OF EXPOSURE: Expected to be a low ingestion hazard.
CARCINOGENICITY CLASSIFICATION:
International Agency for Research on Canser (IARC): Not Listed
American Conference of Governmental Industrial Hygienists (ACGIH): Not Listed
National Toxicology Program (NTP): Not Listed
Occupational Safety & Health Administration (OSHA): Not Listed
Chemical(s) subject to the reporting requirements of Section 313 or Title III of the Superfund Amendments and
Reauthorization ACT (SARA) of 1986 and 40 CFR Part 372: NONE
SARA (USA) Sections 311 and 312 hazard classification(s): Fire hazard, immediate (acute) health hazarad.
MEDICAL CONDITIONS GENERALLY AGGRAVATED BY EXPOSURE: Do not use this product if you have chronic lung or
breathing problems.
EMERGENCY AND FIRST AID PROCEDURES:
Inhalation: Move to fresh air. Treat symtomatically. Get medical attention if symptoms persist.
Eyes: Immediately flush with plenty of water for at least 15 minutes. If easy to do, remove contact lenses. Get medical
attention. In case of irritation from airborne exposure, move to fresh air. Get medical attention if symptoms persist.
Skin: Wash with soap and water. Remove contaminated clothing and shoes. Get medical attention if symptoms occur.
Wash contaminated clothing before reuse.
Ingestion: Seel medical advice.

Keselamatan Kerja

46
SECTION VII - PRECAUTIONS FOR SAFE HANDLING AND USE
STEPS TO BE TAKEN IN CASE MATERIAL IS RELEASED OR SPILLED: Remove all sources of ignition(sparks,
flames, and hot surfaces). Avoid breathing vapors. Ventilate area. Remove with an inert absorbent and nonsparking tools.
WASTE DISPOSAL METHOD: Disposed in accordance with state, federal and local regulations. Do not
incinerate closed containers.
PRECAUTIONS TO BE TAKEN IN HANDLING AND STORING: Keep containers tightly closed in a cool, dry well
ventilated area away from all possible ignition sources. Store large quantities of material in buildings designed
for the storage of flammable liquids.
OTHER PRECAUTIONS: Employees should be trained in safety measures that should be taken when using this
product.

SECTION VIII - CONTROL MEASURES
RESPIRATORY PROTECTION: Avoid breathing vapors or spray mist. Wear a properly fitted respirator
approved by NIOSH/MSHA (TC-23c)for use with paints during application and until all vapors are exhausted. In
confined areas, or where continueuous spray operations are typical, or proper respirator fit is not possible,
wear a positive-pressure supplied air respirator (TC-19c). In all cases follow respirator manufactures directions
for respirator use. Do not allow anyone without protection in the area.
VENTILATION: Provide sufficient ventilation to keep contaminates below applicable OSHA requirements.
PROTECTIVE GLOVES: Neoprene gloves impervious to organic solvents recommended.
EYE PROTECTION: Use safety eyewear designed to protect against liquid splash.
OTHER PROTECTIVE CLOTHING OR EQUIPMENT: Impervious coveralls recommended.
WORK/HYGIENIC PRACTICES: Eye wash and safety showers in the work place are recommended. Wash hands
before eating and smoking.

Keselamatan Kerja

47
SECTION IX - DISCLAIMER
The information contained in this safety data sheet is information from our suppliers and other sources. It is believed
to be reliable. This data is not to be taken as a warranty or representation for which this company assumes legal
responsibility.
We appreciate your interest in 5 Star Autobody Products! For more information about these and other 5 Star
Autobody Products or for the location of the 5 Star Distributor nearest you, contact us at:

5 STAR AUTOBODY PRODUCTS
9419 E. San Salvador Drive Suite #104 Scottsdale, AZ 85258
Phone: 480-451-4451

Keselamatan Kerja

48
PERALATAN KESELAMATAN KERJA

Keselamatan Kerja

49
PERALATAN KESELAMATAN
KERJA

SEPATU KERJA
COVERALLS/JACKET
SARUNG TANGAN KERJA
KACAMATA PENGAMAN
TOPI KESELAMATAN (HELM)
HELM PENGELASAN
ALAT PEMADAM KEBAKARAN

Keselamatan Kerja

50
PERALATAN KESELAMATAN
KERJA

TABIR PENGELASAN
PELINDUNG MUKA
PENUTUP TELINGA (EARPLUG)
PERALATAN PERLINDUNGAN PERNAPASAN
BREATHING APPARATUS
ALAT BANTU NAPAS
ABBRASIVE BLASTING
Keselamatan Kerja

51
EMERGENCY PLANNING

Keselamatan Kerja

52
Emergency plan
A

series of procedures for handling
sudden unexpected situations.
 Objectives is reduce the possible
consequences of the emergency by
 Preventing

facilities and injuries
 Reducing damage to buildings, stock and
equipment
 Accelerating the resumption of normal
operations
Keselamatan Kerja

53
Vulnerability Assessment


Prediction of emergencies occurence with
some degree of certainity by following steps:





Find which hazards pose a threat to any specific
enterprise
Records of past incidents and occupational
experience are not only sources of valuable
information
Broad the knowledge of both technological and
natural hazard by consulting with fire departments,
insurance companies, engineering consultants
and goverment departments.
Keselamatan Kerja

54
Technological Hazards
Fire
 Explosion
 Building collapse
 Spills of flamable liquid
 Accidental release of hazardous biological
agents or toxic material
 Other terrorist activities
 Exposure to ionizing radiation
 Loss of electrical power
 Loss of water supply
 Loss of communication


Keselamatan Kerja

55
Natural Hazards
 Floods
 Earthquake
 Tornados
 Other

severe wind storms
 Snow or ice storms
 Severe extremes in temperature (cold
or hot)
 Pandemic diseases
Keselamatan Kerja

56
Occured Hazards
The possibility of one event triggering
others must be considered
 An explosion may start a fire and
caused faliure
 An earthquake might initiate all the
event noted in the list of chemical and
physical hazards

Keselamatan Kerja

57
Identified major impact
 Sequential

events (ex. fire after explosion)

 Evacuation
 Casualties
 Damage

to plant infrastructure
 Loss of vital records or documents
 Damage to equipment
 Disruption of work
Keselamatan Kerja

58
Required actions
Declare emergency
 Sound the alert
 Evacuate danger zone
 Close main shutoffs
 Call for exernal aid
 Initiate rescue operations
 Attend to casualties
 Fight fire


Keselamatan Kerja

59
Needed resources consideration
Medical supplies
 Auxiliaries communication equipment
 Power generators
 Respirators
 Chemical and radiation detection equipment
 Mobil equipment
 Emergency protective clothing
 Fire fighting equipment
 Ambulance
 Rescue equipment
 Trained Personnel


Keselamatan Kerja

60
Elements of Emergency Plan
 All

possible
emergencies,
consequences, required action, written
procedures and the resources available
 Detailed list of personnel including their
home telephone numbers, their duty
and responsibilities
 Floor plans
 Large scale maps showing evacuation
routes and service condults (such as
gas and water lines)
Keselamatan Kerja

61
General guidelines for workplace
emergency plan


Objectives, a brief summary consists the
purpose of plans:






To reduce human injury and damage to property
in an emergency
To specifies staff members who may put the plan
into action
To identifies clearly whose staff members must be
on the site at all times when the premises are
occupied
To indicated clearly the extent of authority of
above personnel
Keselamatan Kerja

62
Emergency Organization
Emergency organization lead by an
emergency coordinator
 Appointed and trained individual act as
Emergency Coordinator as key in ensuring
that prompt and efficient action is taken to
minimize loss, and have possibility to recall
off duty employees to help
 Specific duties, responsibilities, authority and
resources of emergency organization must be
clearly defined.


Keselamatan Kerja

63
Responsibilities of Emergency
Organization

















Reporting the emergency
Activating the emergency plan
Assuming overal command
Establishing communication
Alerting staffs
Ordering evacuation
Alerting external agencies
Confirming evacuation complete
Alerting outside population of possible risk
Requesting external aid
Coordinating activities of various group
Advising relatives of casualties
Providing medical aid
Ensuring emergency shut offs are closed
Sounding the all – clear
Advising media Keselamatan Kerja

64
Available assisted external organizations
 Fire

departments
 Mobile rescue squads
 Ambulance services
 Police department
 Telephone company
 Hospitals
 Utility companies
 Industrial neighbours
 Goverment agencies
Keselamatan Kerja

65
Pre-planned Coordination


Pre-planned coordinating simulation is necessary to
avoid conflicting responsibilities such as fire brigades,
police, ambulance service, rescue squads and first
aid team which must be on the scene simultaneously.
An a pre-determined chain of command in such
situation is required to avoid organizational
difficulties. Under certain circumstances an outside
agency can assume command

Keselamatan Kerja

66
Communication
 Planning

an emergency control center
with alternate communication facilities
 Providing all personnel with alerting or
reporting responsibilities with current list
of phone number and addresses of
those people which may have to contact
 Maintain communication between key
personnel during emergency situation
Keselamatan Kerja

67
Emergency Procedures
Comprehensive plan procedures for handling
emergencies toward preventing disaster
 Determining factors of needed emergency
procedures









The degree of emergency
The size of organization
The capabilities of the organization in an
emergency situation
The immediately response of outside aid
The physical layout of the premises
The number of structures determine procedures
that are needed
Keselamatan Kerja

68
Common Elements of Procedures
 Pre-emergency

preparation
 Provisions for alerting
 Evacuating staffs
 Handling casualties
 Relocation of personnel with special
skills for emergency handling

Keselamatan Kerja

69
Evacuation Order









Identified evacuation routes, alternate means of
escape, make these known to all staffs, keep the
routes unobstructed
Specify safe location for staff to gather for head
counts to ensure that everyone has left the danger
zone. Assign individuals to assist handycapped
employees in emergency
Carry out treatment of the injured and search for the
missing simultaneously with efforts to contain the
emergency
Provide alternate sources of medical aid when
normal facilities may be in danger zone
Containing the extent of the property loss should
begin only when the safety of all staff and neighbours
at risk has been clearly established
Keselamatan Kerja
70
Procedure Testing and Revision








Exercise and drills may be conducted to practise all or critical
portions such as evacuation of the plan
An annual full scale exercise will help in maintaining a high level
of profiency
Knowledge of individual responsibilities can be evaluated
through paper tests or interview
A thorough and immediate review after each exercise, drill or
after an actual emergency will point out areas that require
improvement
Revise when shortcoming have become known, and should be
reviewed at least annualy
Changes in plant infrastructure, processes, material used and
key personnel are occasions for updating plan

Keselamatan Kerja

71
IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA DAN RESIKO

Keselamatan Kerja

72
BAHAYA


Situasi fisik yang berpotensi
menyebabkan kecelakaan pada
manusia, kerusakan pada aset,
kerusakan pada lingkungan dan
kombinasi yang terjadi diantaranya

Keselamatan Kerja

73
RESIKO


RESIKO ADALAH KOMBINASI DARI EFEK BAHAYA
DAN TINGKAT KEMUNGKINANNYA

Resiko = Efek Bahaya x Tingkat Kemungkinan
Bahaya
Efek bahaya bersifat tetap terdiri atas HIGH,
MEDIUM dan LOW
 Tingkat kemungkinan bahaya terdiri atas
HIGH, MEDIUM dan LOW


Keselamatan Kerja

74
Parameter
dalam
memperhitungkan
KEMUNGKINAN BAHAYA (contoh)

TINGKAT

PARAMETER

HIGH

MEDIUM

LOW

Frekuensi
timbulnya
bahaya

Setiap kali
pekerjaan itu
dilakukan

Sekali dalam 10
s/d 100

Satu kali selama
pekerjaan itu
dilakukan

Frekuensi
timbulnya efek
bahaya

Hampir setiap
kali pekerjaan
dilakukan

Sekali dalam 10
s/d 100

Sekali dalam
100 atau lebih

Tingkat
kemampuan
pelaksana
pekerjaan

Tanpa
pengalaman,
tidak pernah
melakukan
pekerjaan
sebelumnya

Kurang
berpengalaman

Berpengalaman,
memiliki
kemampuan
yang baik dan
sering
melakukan
pekerjaan itu

Keselamatan Kerja

75
Parameter dalam memperhitungkan EFEK BAHAYA
PARAMETER
Sumber Daya
Manusia

HIGH

MIDDLE

LOW

Kematian
Luka menengah,
Cacat, disfungsi tubuh tubuh masih dapat
melakukan kerja
Luka berat

Luka ringan

Kerusakan yang
menyebabkan
menurunnya
tingkat Produksi

Kerusakan kecil,
tidak
mempengaruhi
produksi

Aset

Kerusakan besar pada
peralatan
Produksi terhenti

Alat Proteksi

Alat proteksi tidak ada
Berada dalam
lingkungan dengan
keberadaan zat mudah
terbakar

Alat proteksi
minim

Alat proteksi
tersedia dengan
cukup, instalasi
terisolasi dengan
baik

Ketersediaan
waktu evakuasi

Kurang dari 1 menit

Antara 1-30 menit

Lebih dari 30
menit

Keselamatan Kerja

76
HAZARD ANALYSIS
The identification of undesired event, that
leads to the materialisation of the hazard
 The analysis of the mechanisms by which
those undesired event could occur
 The estimation of the extent, magnitude
and relative likehood of any harmful
effects


Keselamatan Kerja

77
HAZARD ANALYSIS
H a z a r d A n a ly s is
H IR A

H A Z ID

HAZO P

H a z a r d I d e n t ific a t io n
a n d R is k A s s e s m e n t

H a z a r d I d e n t ific a t io n

H a z a rd a n d
O p e r a b ilit y S t u d y

D a ily a n d S p e c ia l A c t iv it y

W h o le P la n t A p p lic a t io n

P la n t O p e r a t io n A p p lic a t io n

Keselamatan Kerja

78
HIRA




Identifikasi Bahaya dan Kajian Resiko (Hazard Identification and
Risk Assesment), analisa yang dilakukan pada AKTIVITAS HARIAN
DAN KHUSUS suatu instalasi industri
Tahapan HIRA







Pemilahan kegiatan yang akan dilakukan menjadi sub kegiatan
yang lebih kecil dan spesifik
Identifikasi potensi bahaya untuk setiap sub kegiatan
Determinasi resiko yang mungkin terjadi (efek bahaya dan
tingkat kemungkinannya)
Determinasi cara pencegahan dan penanggulangan terhadap
resiko bahaya
Kesimpulan potensi bahaya dan resiko yang dihadapi untuk
setiap kegiatan
Kesimpulan untuk keseluruhan pekerjaan

Keselamatan Kerja

79
PT Pertamina (Persero)

Kilang UP VI Balongan

Residue Catalytic Cracking (RCC) Unit

Keselamatan Kerja

80
HIRA pada Kilang UP VI Balongan
Potensi
Bahaya

Efek
Bahaya

Pemeliharaan
reaktor dan
kolom utama
pada RCC

terjatuh

Patah tulang,
disfungsi
tubuh dan
kematian

Pengisian
katalis ke
catalyst
storage

Katalis
tumpah
dan
tercecer

Pencemaran
lingkungan

Jenis
Kegiatan

Pengambilan
kerosene dari
DTU dan/atau
ARHDM

Kebocoran
pipa

Pencemaran
lingkungan,
kebakaran
dan ledakan

Tingkat
Efek
Bahaya

H

M

H

Tingkat
Kemungkinan

H

L

H

Keselamatan Kerja

Resiko

Penanggulangan
dan pencegahan

Resiko
Akhir

H

Pemakaian
safety helm
Pemakaian tali
pengaman

M

M

SOP yang jelas
dan pekerja yang
terlatih

L

H

Inspeksi dan
monitoring rutin
pada perpipaan
dengan indikator
baik.
Sistem pemadam
kebakaran yang
baik di sekitar
unit

M

81
HAZID


Identifikasi bahaya (Hazard Indentification), analisa
pencegahan
terjadinya
bahaya
pada
instalasi
industri/pabrik yang DILAKUKAN DENGAN MEMPERHATIKAN

KESELURUHAN ASPEK YANG ADA DIDALAMNYA


Keseluruhan aspek dari instalasi industri/pabrik itu adalah:
 Data informasi instalasi industri (PFD, P&ID, Lay Out,
data meteorologi, data sosial kultural masyarakat
sekitar, catatan peristiwa)
 Lokasi (fasilitas operasi, fasilitas pendukung)
 Resiko (SDM, lingkungan, aset, image)
 Faktor Pemicu Bahaya (proses operasi, transportasi,
geografis dan meteorologi, sosial kultural)
 Potensi
Bahaya (kebakaran dan ledakan besar,
tenggelam, pencemaran lingkungan)

Keselamatan Kerja

82
Parameter HAZID dalam memperhitungkan EFEK

BAHAYA

PARAMETER

MINOR

MAJOR

SEVERE

Sumber Daya
Manusia

Tidak ada kecelakaan

Kecelakaan tidak
fatal

Kecelakaan fatal

Aset

Kerugian lebih rendah
dari US$ 100’000

Kerugian diantara
US$ 100’000 s/d
1’000’000

Kerugian lebih
besar dari US$
1’000’000

Kerusakan kecil
pada lingkungan

Kerusakan besar
pada lingkungan

Lingkungan

Tidak ada kerusakan
lingkungan

Keselamatan Kerja

83
Parameter HAZID dalam memperhitungkan FREKUENSI

BAHAYA

(TINGKAT KEMUNGKINAN BAHAYA)
MOST
Frekuensi
Bahaya

LIKELY

UNLIKELY

Lebih dari 10 kali
dalam 10 tahun

Diantara 1 s/d 10
kali dalam 10
tahun

Kurang dari 1 kali
dalam 10 tahun

Keselamatan Kerja

84
PT PUPUK SRIWIJAYA

PUSRI-II Urea Plant

Keselamatan Kerja

85
HAZID pada Urea Plant PUSRI
POTENSI
BAHAYA

LOKASI

DESKRIPSI

PENYEBAB

Perumahan
karyawan

Tempat tinggal
karyawan PUSRI
yang terletak di luar
area Pabrik

Tekanan dan
suhu terlalu
tinggi pada
proses
operasi

Unit
Ammonia

Unit pembuatan NH3
dan CO dari udara,
gas alam dan steam

Tekanan dan
suhu terlalu
tinggi pada
proses
operasi

Unit Urea

Unit pembuatan Urea
dari NH3 dan CO

Tekanan dan
suhu terlalu
tinggi pada
proses
operasi

Unit Gas
Turbine
Generator

Unit pemenuhan
kebutuhan tenaga
listrik untuk pabrik,
kantor dan
perumahan

Tekanan dan
suhu terlalu
tinggi pada
proses
operasi

Unit
Pembangkit
Steam

Unit penghasil steam
utama untuk
berbagai proses,
digunakan pada
ammonia, urea dan
utility plant

Tekanan dan
suhu terlalu
tinggi pada
proses
operasi

Ledakan besar,
kebakaran

Unit
Pengolahan
Limbah

Unit tempat
pengolahan limbah
cair hasil proses
produksi

Kebocoran
Proses
Operasi

Pencemaran
lingkungan

Ledakan besar,
kebakaran

Ledakan besar,
kebakaran

Ledakan besar,
kebakaran

Ledakan besar,
kebakaran

Keselamatan Kerja

EFEK
BAHAYA

FREKUENSI
BAHAYA

PENCEGAHAN

Likely

Pengadaan unit
pemadam
kebakaran,
pengadaan alat
detektor
kebakaran

Likely

Pengecekan
secara rutin
Pengadaan
indikator tekanan
dan suhu

Likely

Pengecekan
secara rutin
Pengadaan
indikator tekanan
dan suhu

Likely

Pengecekan
secara rutin
Pengadaan
indikator tekanan
dan suhu

Severe

Likely

Pengecekan
secara rutin
Pengadaan
indikator tekanan
dan suhu

Severe

Likely

Pengecekan
secara rutin

Severe

Severe

Severe

Severe

86
HAZOP


Hazard Operability Study
 Identifikasi penyimpangan/deviasi yang terjadi pada
pengoperasian suatu instalasi industri dan kegagalan
operasinya yang menimbulkan keadaan tidak terkendali
 Dilakukan pada tahap perencanaan untuk instalasi
industri baru
 Dilakukan sebelum melakukan modifikasi peralatan atau
penambahan instalasi baru dari instalasi industri lama
 Analisa sistematis terhadap kondisi kritis
disain
instalasi industri, pengaruhnya dan penyimpangan
potensial yang terjadi serta potensi bahayanya
 Dilakukan oleh kelompok para ahli dari multi disiplin
ilmu dan dipimpin oleh spesials keselamatan kerja yang
berpengalaman atau oleh konsultan pelatihan khusus

Keselamatan Kerja

87
PUSRI Urea Plant
Ammonia Unit
101-B Primary Reformer

101-B

Keselamatan Kerja

88
HAZOP pada Urea Plant PUSRI
Lokasi
101-B
Primary
Reformer

No Gambar

Kata
Panduan

Parameter
Utama

Potensi Bahaya

AOP03-/04-X6PF-0103

No

No Flow

Reformer meledak,
plant shutdown

FI-91,FRC-3, FI-8,
FICA-19,FI-10,FRC-2

More

More Flow

Tekanan tinggi

FI-91,FRC-3, FI-8,
FICA-19,FI-10,FRC-2,
PRA-43

Less

Less Flow

Reaksi tak terjadi,
temperatur tinggi

FI-91,FRC-3, FI-8,
FICA-19,FI-10,FRC-2

More

More
Pressure

Reformer meledak

PDIA-53, PDIA-55,
PRA-43

More

Temperature

Merusak katalis,
reaktor meledak

TI-I-77 – TI-I-85, TI-I-3,
TI-I-117

Keselamatan Kerja

Pencegahan

89
BONTANG LNG PLANT

Keselamatan Kerja

90
OUTLINE
PENDAHULUAN




KOTA BONTANG
BONTANG LNG PLANT
PT BADAK NGL

PROSES PRODUKSI DI BONTANG LNG PLANT
KESELAMATAN KERJA, KESEHATAN DAN
LINGKUNGAN
ANALISA KESEHATAN DAN LINGKUNGAN
ANALISA KESELAMATAN KERJA
HIRA
HAZID
HAZOPS

KESIMPULAN
Keselamatan Kerja

91
KOTA BONTANG
Geografis, keadaan dan SDA
 Terletak

di pantai timur propinsi
Kalimantan Timur
 Daerahnya
dilalui
garis
khatulistiwa dan dikelilingi hutan
tropis basah dan juga hutan
mangroove
 Beriklim tropis basah
 Curah hujan cukup tinggi (20003000 mm/tahun)
 Terdapat kawasan hutan lindung
alami dengan pantai yang bersih
 Sumber
daya alam terbesar
berupa gas alam dan bahan baku
pupuk yang saat ini merupakan
komoditas ekspor utama

Keselamatan Kerja

92
Penduduk dan sosial masyarakat






Penduduk bontang terdiri dari suku bugis, banjar, kutai, dayak,
madura, dll
Jumlah penduduk pada 2002 tercatat 106.225 jiwa
Tingkat pertumbuhan penduduk cukup tinggi
Mayoritas penduduk bekerja sebagai karyawan, wiraswasta,
petani dan nelayan
Tingkat kesehatan masyarakat cukup baik

Keselamatan Kerja

93
Bontang LNG Plant










Bontang LNG Plant Terletak di Bontang
Selatan
Bermula dari ditemukannya cadangan gas
raksasa di lapangan badak oleh Huffco
pada 1972
Bontang LNG plant selesai dibangun dan
langsung memulai produksinya dengan 2
train yaitu train A dan B pada tahun 1977
Saat ini Bontang LNG Plant memiliki 8 train
yaitu A – H
Kapasitas produksi saat ini 22 juta ton
LNG/tahun dan 1.2 juta ton LPG/tahun
Hasil produksi hampir seluruhnya diekspor
ke Jepang, Korea dan Taiwan
Saat ini, hampir seluruh pekerjanya
sebagian besar orang Indonesia

Keselamatan Kerja

94
Bontang LNG Plant

Keselamatan Kerja

95
Produksi Bontang LNG
Plant
Tahun

Produksi LNG
(tons)

Pengapalan
LNG

Produksi LPG
(tons)

Pengapalan
LPG

1977

713.729

12

1978

3.332.043

58

-

1979

3.257.282

57

-

-

1980

4.155.302

72

-

-

1981

4.076.656

71

1982

4.263.888

74

-

-

1983

4.476.952

78

-

-

1984

7.298.748

125

-

-

1985

7.399.474

129

1986

7.067.191

126

-

1987

6.966.899

123

-

1988

8.063.054

145

52.744

1

1989

8.064.536

147

385.080

11

1990

9.799.297

178

465.263

13

-

-

Keselamatan Kerja

96
Produksi Bontang LNG Plant
(Continued)
1991

10.985.525

197

509.686

16

1992

11.789.147

211

582.134

15

1993

12.149.872

214

680.650

23

1994

14.107.104

249

785.895

23

1995

13.707.104

240

733.251

17

1996

15.214.927

245

945.040

21

1997

15.621.658

294

961.132

20

1998

16.413.427

309

976.305

25

1999

18.497.258

340

1.058.065

25

2000

20.588.062

380

931.120

21

2001

21.383.543

408

1.154.159

26

2002

20.219.962

356

906.057

20

Keselamatan Kerja

97
PT Badak NGL









Nama PT badak diambil dari nama
lapangan gas raksasa di daerah
badak
Didirikan pada 26 November 1974
Pada awalnya merupakan
perusahaan nonprofit dengan
pemegang saham Pertamina, Vico
dan Jilco
Merupakan operator Bontang LNG
Plant
Sangat memperhatikan aspek
keselamatan kerja dan lingkungan
Melakukan program bina masyarakat
Keselamatan Kerja

98
Penghargaan-penghargaan yang telah diterima
PT Badak NGL (COMPANY IMAGE)
Diberikan Oleh:

Penghargaan

Jumlah

British Safety
Council

Five Stars Award
Sword of Honor

2
6

USA

Award of Honor

7

Pemerintah RI

Patra Karya Raksatama
Patra Karya Nirbhaya Karya Utama
Patra Adikarya Bhumi Utama

2
1
2

Instansi
Internasional

”ISO14001 accreditation”
”Safety Award”
”Zero Accident”
”ISO 9001 version 2000 for Quality
Management System”

1

Keselamatan Kerja

99
Proses Produksi di Bontang LNG Plant

Keselamatan Kerja

100
Sumber-sumber gas alam








VICO
Lapangan mutiara, sambera, badak dan nilam
TOTAL INDONESIA
Lapangan tambora, tunu, senipah, bekapai, handil dan peciko
UNOCAL INDONESIA
Lapangan attaka dan west seno
Gas-gas dari sumur-sumur tsb dialirkan menuju bontang LNG Plant
dengan pipa transmisi 36” dan 42” dan tiba pada Bontang LNG
Plant pada tekanan sekitar 47 kg/cm2
Sebelum dialirkan ke setiap train sebagai feed gas, gas alam
tersebut terlebih dahulu dilewatkan ke Knock Out Drum untuk
menjalani proses pemisahan awal

Keselamatan Kerja

101
Komposisi Feed Gas
N2
CO2
C1
C2
C3
iC4
nC4
iC5
nC5
C6

0,12 %
5,80 %
83,7 %
4,95 %
3,30 %
0,70 %
0,80 %
0,30 %
0,20 %
0,13 %

Keselamatan Kerja

102
Produk Bontang LNG Plant
Komposisi LNG :
C1
min 85 %
N2
max 1 %
C4
max 2 %
C5+
max 0,1 %
H2S
max 0,025 ppbw / 100 ScF
Sulfur
max 1,3 gr / 100 ScF
Densitas
min 453 kg / m3
Keselamatan Kerja

103
Produk Bontang LNG Plant
(Continue..)
Komposisi LPG Propana :
C2
max 1,86 %
C3

min 96,25 %

C4

max 1,89 %

Komposisi LPG butana :
C3
max 4,64 %
C4

min 94,84 %

C5+ max 0,88 %
Keselamatan Kerja

104
Keselamatan kerja, kesehatan
dan lingkungan
Bahan baku dan produk yang terlibat

CH4/fuel gas

C3H8/propane

C2H4/ethylene

C3H6/propylene

nC4H10/butane

C5H12-C11H24/kondensat

(C6H14 - C12H26)/nafta

N2

CO2

Hg

Sulfur

Keselamatan Kerja

105
Masalah lingkungan

Sumber pencemar :

Limbah gas (CO2 , SOx , NOx ,dll)

Limbah cair (Limbah Hg, C5+,dll)

Limbah padat (partikulat, Smog, dll)
Dampak negatif dari beberapa aspek:

biologis
: *. flora dan fauna
*. manusia

fisika kimia
: #. kualitas udara
#. iklim makro
#. kualitas air

Sosial ekonomi
: +. Demonstrasi warga
+. Perkelahian
Keselamatan Kerja

106
Pengendalian pencemaran lingkungan
Cara yang dapat digunakan dalam pencegahan pencemaran
limbah adalah dengan melakukan pencegahan pencemaran
pada “sumber pencemar” di dalam area pabrik, seperti:
1. Penyempurnaan meode proses serta peralatan yang
dipakai
2. Menjaga kebersihan dari tumpahan/ceceran bahan kimia
serta ceceran lainnya
3. Menambah unit pemanfaatan hasil samping
4. Penggunaan kembali air buangan proses (daur ulang)
serta usaha-usaha lainnya yang tidak menimbulkan
gangguan terhadap peralatan manusia/karyawan serta
lingkungan.

Keselamatan Kerja

107
ANALISA KESELAMATAN KERJA
HIRA
Jenis kegiatan yang di buat HIRA:
a.Pembersihan Storage Tank
b.Pemasangan Instalasi Listrik
c.Pemasangan dan fitting pipa
d.Pengecekan alat (pemanas, indikator,
Heat exchanger,dll)
e.Pengangkutan bahan baku dan produk
Keselamatan Kerja

108
Tabel HIRA
Aktivitas

Pembersihan
tangki
penyimpanan

Potensi
bahaya

Efek
bahaya

Tergelincir

Cairan
Pembersih

...

Sisa
minyak

Keracun
an

Tingkat
efek
bahaya

L

M

Frekuensi
bahaya

H

H

Resiko

Pencegahan

M

Safety shoes
atau boot
dengan grip
khusus

L

M

Masker, alat
bantu
pernapasan

L

...

Keselamatan Kerja

109

Resiko
akhir
HAZID
Lokasi yang dibahas pada HAZID
1.
Well Facilities
2.
Main Office, gedung serba guna
3.
Plant keseluruhan
4.
LNG/LPG Tank Storage Facilities
5.
Small Refinery Facilities
6.
Main Facilities
7.
Loading Ship
8.
Pipeline Facilities
9.
Unit Pengolahan Limbah

Keselamatan Kerja

110
HAZID
No

1.

2.

Lokasi

Well
Facilities

Main
Office,
gedung
serbaguna

Deskripsi

Kebocora
Kompresor

Depan
gedung
main office
terjadi
pemogokan
kerja/demo

Penyebab

POTENSI
BAHAYA

EFEK
BAHAYA

*Korosi, kavitasi
atau karena
adanya
kandungan air
yang cukup
banyak pada gas
alam akibat suhu
dan tekanan gas
turun (kompressor
rusak)

+Plant shut
down (gas
tidak dapat
diambil dari
dalam tanah)
+Kebakaran
(karena gas
alam mudah
meledak)
+Pencemaran
lingkungan

Servere:
Kerugian
besar
karena
Plant shut
down,
Dapat
berakibat
kematian
bila terjadi
ledakan
besar

+Hancurnya
gedung
karena terjadi
bentrok
dengan warga
setempat, bisa
pula terjadi
kebakaran

Servere:
Dapat
terjadi
fatality

*Gaji karyawan
dinilai sudah
terlalu rendah
dengan kondisi
bahan-bahan
kebutuhan pokok
yang terus naik.
*pencemaran
lingkungan tempat
tinggal warga oleh
limbah pabrik atau
kebocoran gas.

Keselamatan Kerja

FREKUENS
I BAHAYA

unlikely

Unlikely

111

PENCEGAHA
N
Peremajaan
Kompressor,
pengecekan
alat secara
rutin,
menyiapkan
aliran bypass
agar tidak
sampai Plant
Shut Down
(PSD)

Selalu
memperhatikan
kebutuhan
rakyat kecil
No

3.

4.

Lokasi

Plant
keseluruh
an

LNG/ LPG
Tank
Storage
Facilities

Deskripsi

Seluruh
fasilitas
operasi
dan
pendukung plant
kebanjiran

Kebocoran tank
storage

Sebab

EFEK
BAHAYA

*Tempat
penampungan air
(DAM) rusak,
curah hujan
terlalu tinggi
dengan intensitas
yang besar

+Kebanjiran
(dapat
menyebabkan alat-alat
DAM rusak)
+Penyakit
+Plant Shut
Down

*Korosi, bencana
alam seperti
gempa bumi
hebat, banjir

+Dapat terjadi
ledakan
karena
LNG/LPG
mudah
meledak,
+kematian

FREKUENS
I BAHAYA

PENCEGAH
AN

Severe:
Karena
plant shut
down
kerugian
perusahaan besar

POTENSI
BAHAYA

Most:
Karena
daerah
Bontang
adalah
daerah
beriklim
tropik
basah
dengan
curah hujan
yang tinggi

Membuat
waduk, DAM,
membuang
sampah
pada
tempatnya

Severe:
Fatality
kerugian
produk
yang hilang
serta image
perusahaan turun

Keselamatan Kerja

Unlikely

112

Peremajaan
tank,
pemerikasaan
rutin,
penyimpanan
storage tank di
gedung atau
ruangan tertutup
No

Lokasi

LNG/ LPG
Tank
Storage
Facilities

Small
Refinery
Facilities
5.

(Fasilitas
pendukung
operasi)

Deskripsi

Pressure
Regulator
pd tangki
tidak
berfungsi
dengan
baik
sehingga
tekanan
tidak
terkontrol

Kebocoran
pompa
atau
pompa
tidak dapat
bekerja
dengan
baik

Sebab

*Tidak rutin
memeriksa
keadaan tangki
khususnya
Pressure
Regulator.

*Korosi, adanya
fraksi uap
(gelembunggelembung udara)
pada aliran inlet
pompa sehingga
pompa rusak

POTENSI
BAHAYA

+Kebakaran
dan ledakan
besar (karena
tekanan
terlalu tinggi
shg suhunya
lebih tinggi
daripada suhu
ignitation)

+Kerugian
materi yang
terbuang,
pompa yang
rusak

Keselamatan Kerja

EFEK
BAHAYA

Severe:
Fatality
kerugian
dalam
jumlah
besar

Minor

FREKUENS
I BAHAYA

PENCEGAHA
N

Unlikely

Peremajaan
fasilitas yang
sudah rusak,
rutin
memeriksa
tekanan pada
tangki

Most

113

Memeriksakan
pompa secara
rutin,
pengecekan dan
pengauditan
kondisi pompa,
menutup aliran
ke pompa dan
mengaktifkan
bypass line
No

Lokasi

Small
Refinery
Facilities
5

Deskripsi

Sebab

Kerusakan
boiler

*Suhu operasi
terlalu tinggi
melebihi suhu
maksimal boiler

(Fasilitas
pendukung
operasi)

Small
Refinery
Facilities
(Fasilitas
pendukung
operasi

Valve/katup macet
(aliran
tidak dapat
dibuka
atau
ditutup
dengan
baik)

*Korosi, friksi
terlalu besar

POTENSI
BAHAYA

+Gangguan
produksi,
turbin rusak
(tidak dapat
berfungsi
secara
maksimal)

+Plant Shut
Down (tidak
ada aliran
atau aliran
tidak dapat
ditahan
sehingga
menimbul-kan
kerusakan alat
lain)

Keselamatan Kerja

EFEK
BAHAYA

Minor

Major:
dapat
terjadi Plant
Shut Down

FREKUENS
I BAHAYA

PENCEGAHA
N

Unlikely

Membeli
boiler dengan
pertaha-nan
yang tinggi

Likely

Ada aliran
bypass atau
aliran cabang
yang dapat
digunakan
pada plant

114
No

6.

Lokasi

Main
utilities

Main
utilities

Deskripsi

Kebocoran
knock out
drum
sehingga
kondesat
liquid tidak
terpisah
dari feed
gas

CO2
absorber
mengalami
kerusa-kan

Cause

*KOD (knock out
drum) mengalami
fracture atau
fatique karena
pemakaian yang
terus menerus
dengan perawatan
yang minim

*Amine yang
mengabsorb CO2
terkontaminasi
sehingga kadar
CO2 yang dapat
diserap kecil, feed
gas tercemar
*Korosi lebih
besar dari korosi
allowance
absorber (3,2mm)

POTENSI
BAHAYA

EFEK
BAHAYA

+Kualitas
produk LNG
turun,
kemungki-nan
terjadi
kerusakan alat
lain krn masih
adanya
kondesat
liquid

Major:
Image
perusahaan turun,
kerugian
material
yang
terbuang

+Kualitas LNG
turun karena
adanya
kontaminan
dapat
menyebabkan kerusakan
alat lain
+Pd P dan T
yang terlalu
tinggi
absorber
dapat meledak

Keselamatan Kerja

Major:
Image
perusahaan
turun,
kerugian
asset
(absorber
dan alatalat lain)

FREKUENS
I BAHAYA

PENCEGAHA
N

Unlikely

Peremajaan
alat KOD dan
pemeriksa-an
secara rutin
sesuai
dengan SOP

Unlikely

Sebelum
masuk LNG
plant amine
mengalami
proses
pemurnian
terlebih
dahulu,
pemeriksa-an
rutin
temperatur
dan tekanan
indikator dan
kontroler

115
No

Lokasi

Main
utilities

Main
utilities

Deskripsi

Amine
regenerato
r tidak
dapat
berfungsi
dengan
baik
sehingga
regenerasi
amine
tidak
dapat
dilakukan
Kerusakan
feed dryer
sehingga
kandungan
outletnya
masih
mengandung
kadar H2O
cukup
tinggi

Sebab

POTENSI
BAHAYA

*Korosi, kadar
CO2 yang
diabsorb amine
terlalu besar
sehingga larutan
MDEA tidak
teregenerasi
dengan baik

+Masih
adanya
kandungan
CO2 pada
LNG/LPG
(kualitas
LNG/LPG
turun)

*Korosi lebih
besar daripada
korosi allowance
(1,5mm), tekanan
kerja lebih besar
daripada tekanan
kerja maksimum

+Turunnya
mutu LNG,
LPG

Keselamatan Kerja

EFEK
BAHAYA

Minor

Minor

FREKUENS
I BAHAYA

PENCEGAH
AN

Unlikely

Peremajaan
alat, adanya
regenerator
bertahap

Unlikely

Adanya
aliran recycle
produk untuk
pengurangan
kadar air
lagi, adanya
T dan P
controler

116
No

Lokasi

Deskripsi

Adanya
kebocoran
pipa aliran
outlet
mercury
(hg)
removel
vessel

Kerusakan
scrub
column
sehingga
metana
tidak dapat
dipisahkan dari
fraksi
berat
lainnya

Sebab

*Penyumbatan
partikel endapan,
korosi, kekentalan
aliran fluida terlalu
besar sehingga
dapat menjadi
penyumbatan
pipa

*Alat pengontrol
dan indikator T
dan P pada volum
tidak berfungsi
dengan baik
sehingga operator
dapat melakukan
kesalahan operasi
column

POTENSI
BAHAYA

EFEK
BAHAYA

FREKUENS
I BAHAYA

PENCEGAH
AN

+Pencemaran
lingkungan
oleh limbah
hg

Minor

Likely

Pengecekan
rutin sesuai
dengan SOP

Unlikely

Selalu
mengaudit
secara rutin
T dan P
indikator,
memilih
material
scrub column
yang tahan
korosi dan
tekanan
tinggi

+Kerugian
alat (scrub
column
mahal),
produk LNG
tidak dapat
diperoleh
(tidak dapat
terpisah dari
fraksi lain)

Keselamatan Kerja

Major:
Dapat
terjadi plant
shut down
karena
LNG tidak
dihasilkan

117
No

Lokasi

Deskripsi

DEETHANIZ
ER (C2),
DEPROPANI
ZER (C3),
DEBUTANIZ
ER (C4)
column,
scrub
column
overhead
condenser
(C5+) tidak
berfungsi
dengan
baik

Heat
exchan-ger
rusak
sehingga
C1, C2,
C3, C4, C5
tidak dapat
dicairkan

Sebab

POTENSI
BAHAYA

*Korosi, sudah
waktunya untuk
diganti (telah lama
dipakai dengan
perawatan yang
minim), T dan P
indikator dan
regulator rusak

+Kerugian
sangat besar
karena dapat
terjadi plant
shut down
(karena
pemisahan
C2, C3, C4,
C5+ dari fraksi
hidrokarbon
lain tidak
dapat
dilakukan

Major:
Produk
gagal
dihasilkan

*Suhu air
pendingin tidak
cukup rendah
untuk
mendinginkan gas
alam menjadi LNG
dan LPG

+Kerugian
besar karena
tidak terbentuk
LNG, LPG.
Gas C1-C5
dengan P
tinggi dpt
menimbulk-an
ledakan

Severe:
Jika sampai
terjadi
ledakan
dapat
menimbulka
n fatality

Keselamatan Kerja

EFEK
BAHAYA

FREKUENS
I BAHAYA

PENCEGAHA
N

Unlikely

Selalu
mengaudit
secara rutin T
dan P
indikator,
memilih
material
scrub column
yang tahan
korosi dan
tekanan
tinggi

Unlikely

Sistem
pendinginan
bertahap dari
media
pendingin

118
No

7.

8.

Lokasi

Deskripsi

Sebab

POTENSI
BAHAYA

EFEK
BAHAYA

Loading
ship

Kapal
karam
sehingga
tank
LNG/LPG
tumpah ke
lautan

*Kecerobohan
armada kapal
dalam
pengoperasian
kapal pengangkut
*Iklim (badai,
hujan keras)

+Pencemaran
lingkungan
(banyak ikan,
hewan,
tumbuhan laut
mati)

Severe:
Major
environmen
tal effect

Pipeline
facilities

Kebocoran
pipa
pengangkut gas
alam dari
badak field

*Korosi, tekanan
gas terlalu besar
sehingga dapat
terjadi blow out

+Kerugian
besar
terutama
karena
terbuangnya
gas alam

Major:
Tingkat
pencemara
n
lingkungan
yang cukup
tinggi

+Kerugian
besar
terutama
karena
terbuangnya
LPG, LNG
+Pencemaran
lingkungan

Severe:
Karena
LNG dan
LPG dapat
mencema-ri
daerah
pemukiman dan
sumber air
minum

Kebocoran
pipa
pengangkut LNG,
LPG

*Korosi, tekanan
cairan dan friksi
yang besar

Keselamatan Kerja

FREKUENSI
BAHAYA

PENCEGAHA
N

Likely

Memenuhi
SOP
pengoperasian kapal

Likely

Pengecekan
secara rutin
dan auditing
operasi

Unlikely

Pengecekan
secara rutin
dan auditing
operasi

119
No

9.

Lokasi

Des-kripsi

Unit
pengolaha
n limbah

Alat-alat
pengo-lah
limbah
tidak
berfungsi
dengan
baik
sehing-ga
limbah
yang
dibuang
dapat
mencemari
lingkungan

Sebab

*Alat-alat tersebut
sudah fatique,
fracture sudah
waktunya
keremajaan

POTENSI
BAHAYA

+Pencemaran
lingkungan

Keselamatan Kerja

EFEK
BAHAYA

Major:
Pencemaran
lingkungan
mence-mari
daerah
pemukiman

FREKUENS
I BAHAYA

PENCEGAHA
N

Unlikely

Selalu
mengaudit
secara rutin
T dan P
indikator,
memilih
material unit
pengolah-an
limbah yang
tahan korosi
dan tekanan
tinggi

120
HAZOPS
PLANT-5 : LIQUEFACTION SYSTEM
5HV-18
From
3E-12

5PV-15

TO 2K-1
5PV-13A

B/D
8"

5PV-2

6"

5TV-45

8"

5Y-5

5ESDV-2

LPG TO
PLT-17

B/D

5HV-2
Q

E

5E-2
LTSS

2"

2"

5EDPV- 1

LTSS

5PSV-13A/
B

5HV-3

B/D

A
K

AR

5Y-4

5Y-6

B/D

DRY
FLARE

5FV-2

5TV-2

5ESDV- 21
AG

AJ

AF

10"

AH

B/D

5C-2

5TV-1A
2"

5ESDV- 20

2"

5-E-1

B/D

B/D

5C-1

5HV-6

5LV-7

5PV-17
AE

5ESDV- 22

AD

AB

LNG
TO
STG

5ESDV-1
20"

5Y-3A/B

5HV-14

5HV-5
5Y-1

5G-1A/B

5HV-21

LTSS

12"
4HV-11

5Y-2

5HV-4

From
4E-9

AC

B/D

B/D
5TV-1B

5HV-44

REINJ.

4"

4C-7

66"

B/D

FG

FEED
GAS

Keselamatan Kerja

Zbn June 2001

121
Tabel HAZOPS
No No Aliran

1.

8”-FGBO3-201

Kata
Panduan

Par.
Utama

Aliran

Tidak
ada

Potensi
Bahaya

Pencegahan

Flash
5ESDV-20,
drum
PI & FI
separator
5C-1
kosong,
Instalasi
inhibit

Keselamatan Kerja

122

Ket.

Sistem
shutdown
jika tidak
ada
aliran
masuk
5C-1.
FI dan PI
dipasang
pada
pipa
aliran
masuk.
No

No
Aliran

Kata
Panduan

Aliran

Par.
Utama

Potensi
Bahaya

kecil

Tek.
Flash
drum
separato
r 5c-1
turun;
Level
turun

B’lebih

Tek
flash
drum
separato
r 5C-1
naik;Lev
el naik

Pencegahan

Keterangan

5ESDV- 20,
PI&FI,
LI &LC

Sis. shutdown jika
tekanan 5C-1 tidak
m’cukupi.
FI pada pipa aliran
masuk.
PI di dalam flash
drum 5C-1

5ESDV-20,
FI&FIC, LI
&LIT, PI

5ESDV-20, FI dan
FIC pada pipa
aliran masuk 5C1PI dan LI di
dalam 5C-1

Keselamatan Kerja

123
No
aliran

Kata
panduan

Temp

2

4”-fg
-bo3202

Aliran

Par.
Utama

Potensi
bahaya

Pencegahan

Keterangan

Naik

Suhu flash
drum naik;
Tek. Flash
drum naik

5esdv-20,
Ti&tic

TI di dalam
5C-1

Turun

No

Suhu flash
drum
turun;
Tek. Flash
dum turun

5esdv-20,
Ti&tic

TI di dalam
5C-1

Tdk
ada

Instalasi
inhibit,
ME tdk
dpt
bekerja

5esdv-21,
Pi

Dipasang
pada pipa

Keselamatan Kerja

124
No

No
Kata
Aliran Panduan

Aliran

Par.
Utama

Potensi
Bahaya

Kecil

Tek MHE 5E1 turun,
Suhu MHE
turun

Berlebih

Pencegahan

Keterangan

5ESDV-21,
PI, TI &TIC

5ESDV-21 & PI
Dipasang pd
pipa;
TI pd MHE 5E-1

5ESDV-21,
PI&PIC,
TI&TIC

5ESDV-21,
PI &PIC pd
pipa;
TI pd MHE
5E-1

Tek MHE 5E1 naik,
Suhu MHE
naik

Keselamatan Kerja

125
No

No
Aliran

Kata
Panduan

Potensi
Bahaya

Naik

Suhu MHE
5E-1 naik;
Tek MHE
5E-1 naik

Turun

Tekanan

Par.
Utama

Suhu MHE
5E-1
turun;
Tek MHE
5E-1 turun

Pencegahan

Keterangan

5ESDV-21, TI
&TIC,
PI &PIC

TI &PI pd
MHE
5E-1PIC dan
5ESDV pd
pipa

5ESDV-21,
TI&TIC,
PI&PIC

TI & PI pd
MHE
5E-1PIC dan
5ESDV-22
pada pipa

…

Keselamatan Kerja

126
Kesimpulan







Keselamatan kerja merupakan salah satu aspek
yang harus diperhatikan demi kelancaran proses
produksi suatu perusahaan.
Perusahaan juga perlu memperhatikan aspek
kesehatan dan lingkungan
PT Badak NGL sebagai salah satu perusahaan
pengolah gas alam, sudah memiliki standar
keselamatan dan kesehatan kerja yang baik.
Mari kita bersama mewujudkan tempat kerja yang
selamat dan sehat

Keselamatan Kerja

127
KESELAMATAN KERJA
British Petroleum Indonesia

Keselamatan Kerja

128
Profil Perusahaan
BP Internasional adalah grup petroleum dan
petrokimia terbesar di dunia
Operasinya global, >100,000 karyawan serta
strongholds di Eropa, Amerika Utara &
Selatan, Australasia & Afrika.
Saat ini bisnis BP sedang berkembang di
bidang gas & tenaga, serta pengembangan
solar
Keuntungan tahun 2001 adalah sebesar
US$13 milyar
Keselamatan Kerja

129
Profil Perusahaan (Cont’d)
Grup BP beroperasi di Indonesia, sejak tahun
1971.
Hulu  eksplorasi & produksi, bahan kimia,
gas, energi & sumber daya terbaharui
Hilir serta penyulingan & pemasaran
BP adalah operator minyak dan gas lepas
pantai terbesar di Indonesia, serta pemasok
utama gas alam pulau Jawa.
Keselamatan Kerja

130
Profil Perusahaan (Cont’d)
Aktivitas hulu dan hilir dipusatkan di Jakarta.
Operasi hulu di lapangan paling besar
berlokasi di pulau Pagerungan (Jawa Timur)
dan Jawa Barat. Aktivitas lainnya (kimia,
solar, pelumas) juga terkonsentrasi di pulau
Jawa.
BP
Indonesia
mempekerjakan
1540
karyawan dengan mayoritas (93%) penduduk
Indonesia.
Keselamatan Kerja

131
Konsumen

bor
Gas
Compresor 2

Production
Separator

Well

NLG

PLN
Atmospheric
Separator

Gas
Compresor 1

Proses Produksi
Booster Gas
Compresor

Crude Oil
Pump

Tanker

Keselamatan Kerja

132
Aspek Kesehatan
Utilitas Lain dalam Proses
Asbes
Silika
Uap logam
NORM
Radiasi Ion
Glycol
Hidrokarbon Aromatik
Hidrogen Sulfida
Metanol
Ashpyxiates
Keselamatan Kerja

133
Standar Kerja di BP
Fasilitas
Panas
Masuk Ruangan Tertutup
Isolasi Energi
Pembukaan & Pemasangan Blind
Peralatan Safety yang diNon-aktifkan
Tagging & Flagging

Keselamatan Kerja

134
Standar Masuk Ruangan
Tertutup
Mengenali bahaya dengan tepat:

Mengunjungi lokasi kerja, identifikasi bahaya.

Menyusun JSA

Gas Tester yang disetujui harus digunakan
untuk memeriksa adanya kekurangan/kelebihan
oksigen dan udara beracun.
Melakukan pengawasan, penjagaan dan tindakan
termasuk tindakan darurat untuk mengevakuasi
guna melindungi personil yang terlibat dalam tugas
tersebut.
Mengkoordinasikan semua izin dan prosedur
keselamatan yang perlu termasuk kerja panas dan
atau isolasi energi.
Keselamatan Kerja

135
Cont’d
Pelatihan untuk Masuk Ruang Tetutup





AGT (Authorized Gas Testers)
Tim penyelamat akan menerima peralatan
perlindungan perorangan (PPE) dan peralatan
penyelamatan (termasuk perangkat BA, Breathing
Apparatus) dan dilatih cara penggunaannya.
Mereka harus dilatih oleh anggota tim kebakaran.
Personil yang baru tidak boleh menangani tugas
diatas kecuali jika sedang dalam pelatihan dan
didampingi oleh personil yang kompeten yang
mengenal bahaya-bahaya masuk ruang tertutup.

Keselamatan Kerja

136
Prosedur Tagging dan Lagging
Menetapkan persyaratan tagging dan flagging
untuk mencegah terjadinya cedera akibat
kecelakaan dengan cara memastikan bahwa
semua personil mengetahui bahwa katupkatup atau peralatan dalam keadaan tidak
normal.
Tagging dan flagging  elemen visual untuk
mengingatkan
personil
akan
adanya
peralatan yang tidak pada tempatnya/terisolir.
Bendera
Tag
Keselamatan Kerja

137
Aspek Lingkungan
Limbah berbahaya dan beracun
Limbah yang tidak Berbahaya
Limbah rumahtangga

Keselamatan Kerja

138
Limbah Bahan Berbahaya &
Beracun (Limbah B3)
Lumpur bor, solvent, zat asam, baterai, berbagai macam
bahan kimia komersial, logam berat, lumpur minyak
(sludge), bahan-bahan yang mudah terbakar, meledak,
reaktif, menyebabkan infeksi, dan/atau bahan-bahan
korosif.
Penanganan:
 Tidak boleh dibuang langsung ke dalam air, tanah/ke
udara.
 Pihak-pihak yang menghasilkan limbah B3 harus
menjamin
bahwa
limbah
tersebut
diproses,
diolah/dibuang sebagaimana mestinya.
 Tidak boleh disimpan lebih dari 90 hari dan hanya di
kawasan yang memenuhi standar-standar tertentu.
 Pengiriman limbah B3 harus dilakukan ke fasilitas
pengolahan yang disetujui.
 Aktivitas penanganan limbah B3 harus dilaporkan
kepada Bagian HSE.
Keselamatan Kerja
139
Limbah yang tidak Berbahaya
Saringan molekular yang digunakan dalam
penyerapan air, drum yang tidak bisa
digunakan
yang
telah
dibersihkan
sebagaimana
mestinya,
kaleng-kaleng
aerosol yang kosong, semen sisa, material
packing, bola lampu neon, sebagian besar
bahan penyerap/kain kotor.

Keselamatan Kerja

140
Limbah Rumahtangga
Limbah Padat


Semua limbah yang bisa terurai secara alamiah
boleh dikirim ke lahan penimbunan / dijadikan
kompos. (contoh: sisa makanan, sampah)



Semua limbah tidak bisa terurai secara alamiah
harus dibuang ke lahan penimbunan tanah yang
sehat dan diizinkan. (contoh: plastik, gelas, kaleng
logam, besi tua)

Keselamatan Kerja

141
(cont’d)
Limbah cair






Limbah sanitasi (limbah manusia dan grey water
dari pencucian dan dapur) harus diolah dalam
septic tank atau sistem pengolahan lain yang
sesuai sebelum dibuang.
Limbah cair rumahtangga/kantor bisa terjadi dari
larutan detergen pencuci bekas yang sudah
lama/tidak digunakan, thinner, toner, dsb.
Cairan ini tidak boleh dibuang langsung ke air
permukaan dan pada umumnya tidak boleh
dikeluarkan melalui tempat pencucian piring atau
saluran pembuangan lain.
Keselamatan Kerja

142
Aspek Keselamatan
PPE (Personal Protective Equipment)
Penggunaan peralatan & instalasi lain
Transportasi (udara & air)

Keselamatan Kerja

143
Personal Protective Equipment
Topi keselamatan (helm)
Sepatu kerja Coveralls
Sarung tangan kerja
Kacamata pengaman
Helm pengelasan
Tabir pengelasan
Pelindung muka
Penutup telinga (earplug)
Peralatan perlindungan pernapasan
Breathing apparatus
Alat bantu napas
Abbrasive blasting
Keselamatan Kerja

144
Penggunaan Peralatan/Fasilitas
Scaffold
Pelindung jatuh




Sabuk, tali peredam kejut (self retracting
lifeline,
sambungan angker, & penyangga angker

Tangga
Rigging
Penanganan & pengambilan sampel
berbahaya
Keselamatan Kerja

145
Perancah (Scaffold)










Pastikan ground/decking cukup untuk menahan beban
Semua tiang standar vertical dibangun tegak lurus
terhadap ground
Punya ikat depan & samping
Ada pagar pengaman
Tempat berpijak terbuat dari scaffold boards, papan /
batangan besi
Tangga akses kencang
Terlindung dari angin (clamp logam)
Personil memakai life jacket & sabuk keselamatan
Memberi tanda peringatan & batas
Keselamatan Kerja

146
Transportasi
Transportasi juga merupakan potensi
bahaya
peraturan & prosedur
Udara
Helikopter
Dibuat prosedur standar & larangan
Air

Kapal
Dibuat standar penggunaan (pemeriksaan
awal & pembatasan, check-in, naik ke kapal,
jika ada hambatan cuaca)
Keselamatan Kerja

147
Analisa Keselamatan Kerja
Analisa KK di BP:
JSA (Job Safety Analysis)
Hanya dilakukan bila suatu pekerjaan akan
dilakukan.
HAZOP

Keselamatan Kerja

148
HAZOP
Tujuan dilakukan HAZOP :
 Identifikasi keselamatan, bahaya & masalah operasi
yang berhubungan dengan proses yang secara
langsung
mengancam
keselamatan
pekerja
produksi/penyebab masalah operasi.
 Menentukan
keseriusan
dampak
masalah
teridentifikasi.
 Identifikasi
secara engineering & procedural
safeguards yang sebelumnya telah dibuat.
 Evaluasi
kelayakan engineering & procedural
procedural safeguards.
 Rekomendasi safeguards atau prosedur operasi
tambahan jika diperlukan.
Keselamatan Kerja

149
Ruang Lingkup Studi
(HAZOP cont’d)
Dilakukan pada 4 platforms Uniform Complex :
U Flow
UB
UWA
UW Flow
K Platforms:
KA
K Process
K Compression yang terhubung dengan
Uniform Complex
Keselamatan Kerja

150
Metodologi Studi
Kolom Kepala

Deskripsi

No

Nomor yang direferensi

Guide Word / Deviation

Kata-kata panduan yang dijadikan
standard untuk menganalisis dan
menentukan potensi masalah

Possible Causes

Penyebab atau masalah yang
teridentifikasi

Possible Consequences

Deskripsi konsekuensi dampak yang
mungkin terjadi dari penyebab
Tersebut

Type

Jenis masalah yang terlibat
termasuk operasional, keselamatan,
keuangan dan peraturan

Safeguard

Deskripsi petunjuk keselamatan

Recommendations / Comments

Deskripsi kegiatan yg direkomendasi

Action Party

Bagian yang bertanggung jawab
atas kejadian

Keselamatan Kerja

151
Probability

Matriks Tingkat Resiko

Medium

Low

> 1 in 10,
Likely

Potensial Consequences

High

1 in 10 –
1000,
sometimes

< 1 in
1000,
extremely
unlikely

Hazard

Personnel

Asset

Environment

Very High

Multiple
Fatality

>$5

1K-10K bbls spill

H

H

H

High

Single
Fatality

$0.5-$5

100-1K bbls spill

H

H

H

Medium

Permanent
Disability

$0.1$0.5

15-100bbls spills

H

M

M

Low

Minor Injuries

$0.001$0.1

1-15 bbls spill

M

M

L

Very Low

First Aid
(single injury)

<$0.1

<1 bbls spill

M

L

L

Keselamatan Kerja

152
Tingkat Resiko






Low Priority
resiko tidak serius & aktifitas yang direkomendasi
tidak digunakan untuk major modification.
Medium Priority
resiko
cukup
signifikan
&
aktifitas
yang
direkomendasikan perlu investigasi lanjut untuk dapat
solusi terbaik.
High Priority
resiko signifikan & berhubungan dengan desain /
filosofi keselamatan. Aktifitas dilakukan segera untuk
dapat solusi optimal & implementasi dilaksanakan
secepat mungkin.
Keselamatan Kerja

153
Kata Panduan
Kata Panduan

Kata Panduan

Kata Panduan

Kata Panduan

No Flow

More Level

Composition

Personnel Safety

Less Flow

Less Pressure

Corrosion/Erosion

External Factors

More Flow

More Pressure

Instrumentation

Operations

Reverse Flow

Less Temperature

Relief

Maintenance

Misdirected Flow

More Temperature

Personnel Safety

Drawing

Less Level

Contaminants

Relief

Keselamatan Kerja

154
Analisa Kerugian
SDM
Semua
pembayaran
kesehatan
karyawan
ditangggung penuh oleh perusahaan.
Jika kecelakaan kerja terjadi di tempat kerja maka
perusahaan menyediakan alat pengangkutan korban
menuju rumah sakit, semua biaya pengobatan dan
perawatan ditangggung sampai dapat bekerja
kembali.
Jika pekerja tidak dapat bekerja / cacat karena
kecelakaan, meninggal karena kecelakaan /
meningggal mendadak di tempat kerja maka
perusahaan memberikan santunan untuk pekerja dan
atau keluarganya sebesar 72 x Upah.
Keselamatan Kerja

155
Asset
Semua
peralatan yang dimiliki perusahaan
diasuransikan.
Jika kecelakaan tidak besar maka perusahan
memperbaiki sendiri.

Lingkungan
Jika terjadi kerusakan lingkungan yang disebabkan
oleh kecelakan maupun operasi perusahaan, maka
perusahaan berusaha memenuhi kewajiban sesuai
dengan klaim yang ada.

Produktivitas
Perusahaan
langsung
menghentikan
aktifitas
produksi jika terjadi kecelakaan.
Selain itu warning kecil pun juga menjadi perhatian
utama. Sangat memungkinkan jika suatu warning
kecil dapat menghentikan operasi produksi.
Keselamatan Kerja

156
KILANG UNIT PENGOLAHAN V
PERTAMINA BALIKPAPAN

Keselamatan Kerja

157
Sejarah dan latar belakang







1897 → ditemukan sumber minyak di Sanga, Tarakan,
Samboja, dan Bunyu
1946 → direnovasi karena hancur dalam PD II,
membangun PMK I & II, Wax Plant, HVU I
1997 → PMK I & II diganti menjadi CDU V, dan HVU I
menjadi HVU III
Crude Oil berasal dari Minas, Tanjung Sepinggan,
Badak, Handil, Bekapai, Arjuna, Attaka, dll. Kadangkadang berasal dari luar negeri : Jabiru, Chalyst,
Crude(Auatralia), dan Tapis crude(Malaysia)
Produk → motor gasoline, kerosene, avtur, solar, minyak
diesel, fuel oil, Heavy Naphta, LPG, wax
Keselamatan Kerja

158
IKHTISAR KILANG
KILANG BALIKPAPAN I
 Crude Distillation Unit
 Unit Penyulingan Hampa (HVU III)
 W Plant
ax
 Dehydration Plant
KILANG BALIKPAPAN II
 Hydroskimming Complex (HSC)
 Hydrocracking Complex (HCC)

Keselamatan Kerja

159
PLANT PENUNJANG







Fuel Gas System, Plant 15
Flare System, Plant 19
Caustic Soda Plant, Plant 25
BFW and Steam, Plant 31
Cooling W
ater System, Plant 32
Air and Nitrogen Plant, Plant 35

Keselamatan Kerja

160
CRUDE OIL (MINYAK BUMI)






Secara fisik merupakan cairan yang mengandung gas, cairan,
dan elemen-elemen padat yang terlarut di dalamnya
Terbentuk dari peristiwa dekomposisi berbagai macam hewan
dan tumbuhan jutaan tahun yang lalu
Umumnya bercampur dengan air garam dan gas alam, yang
membentuk 3 lapisan
Dipergunakan luas sebagai bahan bakar
Berdasarkan strukturnya, dibagi menjadi 4 golongan utama :
1. Senyawa golongan parafin
2. Senyawa golongan naphten
3. Senyawa golongan aromatik
4. Senyawa golongan olefin

Keselamatan Kerja

161
PROSES

Minyak Mentah
Pemanasan Awal
Desalter
Crude heater
Kolom Destilasi
Produk
Keselamatan Kerja

162
Kerosene
HGO

LGO

Produk

Overhead Liquid

Overhead vapor

Reduced Crude
Keselamatan Kerja

163
Aspek Keselamatan Material
Potensi
Bahaya

Material

Cr ude Oil
(bahan baku)

•
•
•
•

Ir itasi mata
Ir itasi salur an
pernapasan
Ir itasi kulit
Gangguan
syar af

Penanganan

•
•
•
•

Jika ter kena mata, seger a basuh dengan air
Jika ter telan jangan dimuntahkan, segera hubungi dokter
Bawa kor ban ke udara segar jika ter hir up
Jika ter bakar , padamkan dengan dr y chemical, CO 2 , water spr ay

Keselamatan Kerja

164
Material
pr oduk

LPG

Potensi Bahaya

Penanganan

Pada
•Pada konsentr asi uap yang
tinggi
dapat
menyebabkan
ir itasi dan rasa ter bakar pada
mata dan kulit.
Jika
terhirup
dapat
•Jika
menyebabkan
asphyx iant,
pusing, nausea dan pingsan

Segera
•Segera cuci dengan air
Jika
•Jika ter hir up seger a beri udar a segar
dan perawatan medis
Jika
•Jika ter jadi kebakaran gunakan fir e
ex tinguisher dry chemical, CO 2 atau
water spr ay
• Jauhkan LPG dari sumber api atau
panas

Keselamatan Kerja

165
•
Kerosene
•

Menyebabkan iritasi pada kulit jika
mengalami kontak yang lama dan
berulang.
Berakibat fatal jika terbawa dalam
respirasi dan menyebabkan iritasi pada
gastrointestinal serta diare

Segera
•Segera cuci kulit yang terkena ir itasi dengan air
sabun.
Jika
•Jika tertelan jangan muntahkan dengan paksa,
beri perawatan medis.
Segera
•Segera padamkan api yang timbul dengan
menggunakan ex tinguisher CO 2 , dry chemical,
foam atau water spray.

Keselamatan Kerja

166
•
•
Light
naptha

•

Iritasi ringan pada mata dan kulit
Jika tertelan dapat merusakparuparu dan saluran pernafasan
Kontak terlalu lama danberulang
dapat menyebabkan kanker kulit dan
mer usak sistem saraf pheripheral

Segera
•Segera basahi mata dengan air dan untuk kulit
gunakan air sabun (jika terjadi iritasi).
Jika
•Jika terhirup segera beri udara segar
Jika
•Jika tertelan jangan muntahkansecara paksa,
segera beri perawatan medis Jauhkan dari
sumber api dan panas

Keselamatan Kerja

167
heavy
naptha

• Iritasi ringan jika terkena mata dan
kulit.
Jika
•Jika tertelan atau terhir up
menyebabkan batuk, cegukan, sesak
nafas, sakit kepala, nausea dan tidak
sadarkan diri (jika tertelan dalam
jumlah besar)

Basahi
•Basahi mata atau kulit yang terkena iritasi
dengan air bersih.
Jika
•Jika terhirup segera beri udara segar dan jika
tertelan segera beri perawatan medis.
Jika
•Jika terjadi kebakaran segera padamkan
menggunakan dry chemical, CO 2 , foam atau
water spray.

Keselamatan Kerja

168
Gas Oil

• Iritasi ringan pada mata dan kulit
Jika
•Jika tertelan dapat merusak paruparu dan salur an pernafasan

Segera
•Segera basahi mata dengan air dan untuk
kulit gunakan air sabun (jika terjadi iritasi).
Jika
•Jika terhirup segera beri udara segar
Jika
•Jika tertelan jangan muntahkan secara
paksa, segera beri perawatan medis

Keselamatan Kerja

169
Lindungan Lingkungan
Effluent Water Treatment Plant
 Elevatic Flare Stack
 Alat Peredam Kebisingan
 Incinerator


Keselamatan Kerja

170
HIRA (HAZARD IDENTIFICATION AND
RISK ASSESMENT)



Merupakan identifikasi resiko terhadap suatu
kegiatan
Contoh kegiatan yang diidentifikasi antara
lain:
- Pengecekan berkala kondisi operasi oleh
operator lapangan
- Memperbaiki pompa
- Mengganti sambungan pipa yang dilas

Keselamatan Kerja

171
1

Jenis kegiatan

Hazard potency

Tingkat
efek
bahaya

Tingkat
kemungkinan

Resiko

Pencegahan

Resiko
akhir

Iritasi mata

No

M

L

L

Menggunakan
google

L

M

Menggunakan
masker full
face dan
respiratory
mask

L

M

mengecek
kondisi pipa
dan memakai
respiratory
mask

L

Pengecekan
berkala
kondisi
operasi
Keracunan gas
bocor

2

Mengganti
sambungan
pipa yang dilas

Keracunan sisa
gas yang masih
terperangkap di
pipa

M

H

L

M

Keselamatan Kerja

172
Panas yang
besar dari
percikan api
las

M

M

M

Menyiapkan
fire
extiguisher
yang cocok

L

M

Memastikan
tidak ada gas
yang tersisa di
pipa

L

Mengganti
sambungan
pipa yang
dilas
Percikan api
mengenai gas

H

M

Keselamatan Kerja

173
Hazid (Hazard Identification)
 Merupakan

proses identifikasi bahaya
yang mungkin terjadi terhadap plant
yang mencakup setiap bagian plant
tersebut
 Contoh bagian plant yang diidentifikasi
resiko bahaya yang mungkin terjadi
adalah storage tank dan pipe rack

Keselamatan Kerja

174
No

Description

Location

Cause

Hazard
potency

1

Tempat
penyimpan-an
bahan baku
atau produk

Hazard
frequency

prevention

Major

Kelebihan
kapasitas
(overload)

Hazard
effect

Likely

LC, FC, PC

Unlike ly

Konstruksi
tahan gempa
dan
pemasangan
seismograf

Storage
tank
Tangki
pecah
Gempa bumi

Keselamatan Kerja

Severe

175
Keba-karan

Tangki
terbakar
dan
meledak



Severe

Unlikely




Fire alarn
Fire extinguisher
water sprinkle



Korosi

Pondasi
piperack rubuh
karena korosi
2

Tempat
meletakkan
kumpulan
pipa

Kebocoran

Pipa-pipa
berjatuh-an

Keba-karan

Pipa
terbakar

Major

Likely





Major

Unlikely


Corrosion inhibitor
maintanance
secara berkala

Pengecekan
berkala
Renovasi piperack

Piperack


Major

Keselamatan Kerja

Unlikely




176

Fire alarn
Fire extinguisher
water sprinkle
HAZOPS
(Hazard and Operability Study)
 Merupakan

proses identifikasi bahaya
yang mungkin terjadi terhadap suatu
bagian pemrosesan pada pabrik
 Dilakukan
pada
saat
sebelum
membangun pabrik, akan mengganti
salah satu atau lebih alat
 Parameter dasar HAZOPS adalah flow,
temperature, pressure
Keselamatan Kerja

177
No
No

Peralatan
Peralatan

Deviasi
Para
meter

Kata
panduan

No

Furnace
Furnace

1

Penyebab

Akibat

Implikasi

Pence
gahan

Ket.

Penyumbatan
pada aliran
masuk

Beban
furnace
berlebih

Furnace
meledak

FC dan
TC

LC,
LALL

Bukaan valve
terlalu besar

Pemanasan
di furnace
tidak optimal

Hasil
pemanasan
kurang
sempurna

TC

LAHH

Flow

More

Keselamatan Kerja

178
Reverse

Suhu

Less

Penyumbatan
pada pipa
keluaran
furnace

Aliran bahan
bakar kecil

Bercampurnya
aliran crude panas
dan dingin

Kerusakan
pada
furnace

PC

Crude kurang panas

Kolom
destilasi
bekerja
berat

TC

Keselamatan Kerja

179

Pengecekan
berkala
Crude terlalu panas

More

Aliran
bahan
bakar
terlalu
besar

Komponen ringan
menguap
TC

Beban panas furnace
berlebih

Pemborosan biaya
bahan bakar

Less

Aliran
masuk
furnace
berkurang

Temperatur furnace
menurun

Beban kerja furnace
bertambah

PC

PI

More

Aliran
masuk
furnace
bertambah

Temperatur furnace
meningkat

Kerusakan furnace

PC

PI

Pressure

Keselamatan Kerja

180
KESIMPULAN
 Analisis

identifikasi bahaya suatu pabrik
perlu
dilakukan
untuk
menjamin
keselamatan para pekerja dan investasi
pabrik.
 Peningkatan kinerja pabrik sangat
ditentukan oleh keselamatan dan
kesehatan kerja.

Keselamatan Kerja

181
KESELAMATAN KERJA
PT Ecogreen Oleochemicals

Keselamatan Kerja

182
PTEcogreen Oleochemicals
Ecogreen Oleochemical
PT
 Profil

Perusahaan
• Diagram Alir Proses
Profil Perusahaan
 Reaksi-Reaksi
• Diagram Alir Proses
 Analisa Keselamatan Kerja
• Reaksi-Reaksi
 Aspek Kesehatan dan Lingkungan

• Analisa Keselamatan Kerja
• Aspek Kesehatan,
Keselamatan dan Lingkungan
Lokasi Pabrik
PT Ecogreen Oleochemicals berlokasi
di Kabil, Pulau Batam, Propinsi Riau,
Indonesia, sekitar 20 km sebelah
tenggara Singapura. Daerah Kabil
terietak di tepi laut. bagian tenggara
Pulau Batam dengan rata-rata suhu
udara 29°C dan kelembaban sekitar
85%.
Keselamatan Kerja

184
Lokasi Pabrik
Tata Letak Pabrik
Area pabrik dapat dibagi menjadi dua
bagian, yaitu area proses dan area non
proses: Pada area proses ditempatkan
peralatan dan bangunan untuk proses
produksi, termasuk utilitas, tank farm,
pusat pengendali (control center), serta
pengemasan, pcngisian truk tanki, dan
gudang penyimpanan produk
Keselamatan Kerja

186
Kapasitas


Di Indonesia, plant saturated fatty alcohol
milik Ecogreen yang pertama adalah di
Medan dengan kapasitas 30,000 MT/tahun
mulai beroperasi secara komersial pada
tahun 1991. Tiga tahun kemudian plant
kedua didirikan di Batam dengan kapasitas
60,000 MT/tahun untuk fatty alcohol,
9,000MT/tahun untuk gliserin dan 6,000 MT
untuk metilester
Keselamatan Kerja

187
BAHAN BAKU
 Minyak

dan lemak nabati
 Minyak kernel kelapa sawit (CPO)
 Minyak Kelapa (coconut oil)

Keselamatan Kerja

188
Produk dan Pemasaran
Berbagai macam produk yang diproduksi :
 Indonesia : saturated fatty alcohol, shortchain fatty acid dan gliserin.
 Jerman : sorbitol powder dan liquid, primary
fatty amines, unsaturated fatty alcohol dan
specialty ester.
 Singapura : natural alcohol dan nonyl phenol
ethoaylates.

Keselamatan Kerja

189
Diagram Alir Proses Pabrik

Keselamatan Kerja

190
Reaksi Trans-esterifikasi

Keselamatan Kerja

191
Reaksi Dehidrogenasi

Keselamatan Kerja

192
Analisa Keselamatan Kerja
 Analisa

HIRA
 Analisa HAZID
 Analisa HAZOPS

Keselamatan Kerja

193
Analisa HIRA(lanjutan)

Keselamatan Kerja

194
Analisa HAZID

Keselamatan Kerja

195
Analisa HAZID (lanjutan)

Keselamatan Kerja

196
Analisa HAZID(lanjutan)

Keselamatan Kerja

197
Analisa HAZID (lanjutan)

Keselamatan Kerja

198
Analisa HIRA

Keselamatan Kerja

199
Analisa HAZID (lanjutan)

Keselamatan Kerja

200
Analisa Hazops
• Pompa

• Kompresor
• Heat Exchanger
• Reaktor (Hidrogenasi)
• Separator
• Degasser
Keselamatan Kerja

201
cooler
H2

Cooler

Cooler

pump

P3

Hasil
Fatty
alcohol

Hasil2
C2

P2

Fatty
alcohol2

C3

P4
Analisa Hazops (pompa)

Keselamatan Kerja

203
Analisa Hazops (kompresor)

Keselamatan Kerja

204
Keselamatan Kerja

205
Keselamatan Kerja

206
Keselamatan Kerja

207
Keselamatan Kerja

208
Aspek Kesehatan, Keselamatan
Kerja dan Lingkungan
Aspek

Kesehatan

 Bahan

baku (minyak kelapa & kelapa
sawit) : tidak berbahaya
 Produk
(fatty alkohol) :
tidak
berbahaya

Keselamatan Kerja

209
Aspek

Keselamatan Kerja :

Pembentukan
Panitia
Pembina
Keselamatan Kerja (P2K3) untuk
membuat program jangka pendek dan
jangka panjang demi kepentingan masa
depan dan keselamatan kerja seluruh
komponen
PT
Ecogreen
Oleochemicals.
Keselamatan Kerja

210
Dasar Pembentukan P2K3 :
1.

2.
3.
4.

Setiap tenaga kerja berhak mendapat
perlindungan atas keselamatannya dalam
melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan
hidup dan meningkatkan produksi serta
produktivitas perusahaan.
Setiap orang lainnya yang berada di tempat
kerja perlu terjamin pula keselamatannya.
Setiap sumber produksi perlu dipakai dan
dipergunakan secara aman dan efisien.
Perlu diadakan segala daya upaya untuk
membina norma-norma perlindungan kerja.
Keselamatan Kerja

211
Program-Program P2K3 :
 Pemenuhan

kelengkapan klinik khusus di
PT Ecogreen Oleochemicals
 Membenahi hydran yang ada di dalam
maupun diluar areal pabrik
 Mengadakan
pengecekan
tabung
pemadam secara berkala rutin.
 Membuat layout area yang dianggap
berbahaya
 Mengadakan
training
pemadaman
kebakaran kepada seluruh karyawan.
Keselamatan Kerja

212
Perlengkapan Umum
Keselamatan
 Sarung

tangan
 Wearpak
 Masker
 Goggle
 Alat pemadam kebakaran
 Denah evakuasi dan posisi alat
pemadam
Keselamatan Kerja

213
Aspek

Lingkungan

Sebagian besar bahan bersifat alami :
aman
- Gas yang dibuang : CO & CO 2
-

Keselamatan Kerja

214

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Teknik produksi mesin industri jilid 2
Teknik produksi mesin industri jilid 2Teknik produksi mesin industri jilid 2
Teknik produksi mesin industri jilid 2Alen Pepa
 
Elemen Mesin II - Rodagigi Lurus
Elemen Mesin II - Rodagigi LurusElemen Mesin II - Rodagigi Lurus
Elemen Mesin II - Rodagigi LurusCharis Muhammad
 
Tugas ke 2 ekonomi teknik
Tugas ke 2 ekonomi teknikTugas ke 2 ekonomi teknik
Tugas ke 2 ekonomi teknikcondro23
 
Elemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - BantalanElemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - BantalanCharis Muhammad
 
Analisis Kasus Kecelakaan Kerja-Pria Terkubur Hidup-Hidup Tanah Galian RS Sil...
Analisis Kasus Kecelakaan Kerja-Pria Terkubur Hidup-Hidup Tanah Galian RS Sil...Analisis Kasus Kecelakaan Kerja-Pria Terkubur Hidup-Hidup Tanah Galian RS Sil...
Analisis Kasus Kecelakaan Kerja-Pria Terkubur Hidup-Hidup Tanah Galian RS Sil...Sariana Csg
 
Perencanaan Perawatan dan perbaikan
Perencanaan Perawatan dan perbaikanPerencanaan Perawatan dan perbaikan
Perencanaan Perawatan dan perbaikanHamid Abdillah
 
Bahan Paparan Inspeksi Teknis, Pemeriksaan Keselamatan dan PLO Pertagas.pptx
Bahan Paparan Inspeksi Teknis, Pemeriksaan Keselamatan dan PLO Pertagas.pptxBahan Paparan Inspeksi Teknis, Pemeriksaan Keselamatan dan PLO Pertagas.pptx
Bahan Paparan Inspeksi Teknis, Pemeriksaan Keselamatan dan PLO Pertagas.pptxTSulistomo
 
PTM alat berat alat pengangkut material
PTM alat berat   alat pengangkut materialPTM alat berat   alat pengangkut material
PTM alat berat alat pengangkut materialOkitanawa Everrobert
 
Presentasi Mesin Frais, Bor, Gurdi
Presentasi Mesin Frais, Bor, GurdiPresentasi Mesin Frais, Bor, Gurdi
Presentasi Mesin Frais, Bor, GurdiEssyKarundeng
 
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politek...
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politek...Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politek...
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politek...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
Peralatan Produksi Lepas Pantai (Offshore Production Facility)
Peralatan Produksi Lepas Pantai (Offshore Production Facility)Peralatan Produksi Lepas Pantai (Offshore Production Facility)
Peralatan Produksi Lepas Pantai (Offshore Production Facility)Muhammad Febriyan Firdaus
 
Teori pengelasan dan fabrikasi
Teori pengelasan dan fabrikasiTeori pengelasan dan fabrikasi
Teori pengelasan dan fabrikasiAmal Mulia
 
Makalah jsa mesin bubut
Makalah jsa mesin bubutMakalah jsa mesin bubut
Makalah jsa mesin bubutMuhammad Arham
 
85321 midship section (1) (1)
85321 midship section (1) (1)85321 midship section (1) (1)
85321 midship section (1) (1)Dimas Romansyah
 
272367230 sni-08-0460-2004-lift-penumpang
272367230 sni-08-0460-2004-lift-penumpang272367230 sni-08-0460-2004-lift-penumpang
272367230 sni-08-0460-2004-lift-penumpangBagus Trilaksono
 

Was ist angesagt? (20)

Teknik produksi mesin industri jilid 2
Teknik produksi mesin industri jilid 2Teknik produksi mesin industri jilid 2
Teknik produksi mesin industri jilid 2
 
Elemen Mesin II - Rodagigi Lurus
Elemen Mesin II - Rodagigi LurusElemen Mesin II - Rodagigi Lurus
Elemen Mesin II - Rodagigi Lurus
 
Conveyor
ConveyorConveyor
Conveyor
 
Tugas ke 2 ekonomi teknik
Tugas ke 2 ekonomi teknikTugas ke 2 ekonomi teknik
Tugas ke 2 ekonomi teknik
 
Elemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - BantalanElemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - Bantalan
 
Analisis Kasus Kecelakaan Kerja-Pria Terkubur Hidup-Hidup Tanah Galian RS Sil...
Analisis Kasus Kecelakaan Kerja-Pria Terkubur Hidup-Hidup Tanah Galian RS Sil...Analisis Kasus Kecelakaan Kerja-Pria Terkubur Hidup-Hidup Tanah Galian RS Sil...
Analisis Kasus Kecelakaan Kerja-Pria Terkubur Hidup-Hidup Tanah Galian RS Sil...
 
MANAJEMEN REKAYASA
MANAJEMEN REKAYASAMANAJEMEN REKAYASA
MANAJEMEN REKAYASA
 
Perencanaan Perawatan dan perbaikan
Perencanaan Perawatan dan perbaikanPerencanaan Perawatan dan perbaikan
Perencanaan Perawatan dan perbaikan
 
Bahan Paparan Inspeksi Teknis, Pemeriksaan Keselamatan dan PLO Pertagas.pptx
Bahan Paparan Inspeksi Teknis, Pemeriksaan Keselamatan dan PLO Pertagas.pptxBahan Paparan Inspeksi Teknis, Pemeriksaan Keselamatan dan PLO Pertagas.pptx
Bahan Paparan Inspeksi Teknis, Pemeriksaan Keselamatan dan PLO Pertagas.pptx
 
Materi aerodinamika
Materi aerodinamikaMateri aerodinamika
Materi aerodinamika
 
PTM alat berat alat pengangkut material
PTM alat berat   alat pengangkut materialPTM alat berat   alat pengangkut material
PTM alat berat alat pengangkut material
 
Presentasi Mesin Frais, Bor, Gurdi
Presentasi Mesin Frais, Bor, GurdiPresentasi Mesin Frais, Bor, Gurdi
Presentasi Mesin Frais, Bor, Gurdi
 
Perhitungan propulsi kapal
Perhitungan propulsi kapalPerhitungan propulsi kapal
Perhitungan propulsi kapal
 
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politek...
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politek...Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politek...
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politek...
 
Resiko & peluang
Resiko & peluangResiko & peluang
Resiko & peluang
 
Peralatan Produksi Lepas Pantai (Offshore Production Facility)
Peralatan Produksi Lepas Pantai (Offshore Production Facility)Peralatan Produksi Lepas Pantai (Offshore Production Facility)
Peralatan Produksi Lepas Pantai (Offshore Production Facility)
 
Teori pengelasan dan fabrikasi
Teori pengelasan dan fabrikasiTeori pengelasan dan fabrikasi
Teori pengelasan dan fabrikasi
 
Makalah jsa mesin bubut
Makalah jsa mesin bubutMakalah jsa mesin bubut
Makalah jsa mesin bubut
 
85321 midship section (1) (1)
85321 midship section (1) (1)85321 midship section (1) (1)
85321 midship section (1) (1)
 
272367230 sni-08-0460-2004-lift-penumpang
272367230 sni-08-0460-2004-lift-penumpang272367230 sni-08-0460-2004-lift-penumpang
272367230 sni-08-0460-2004-lift-penumpang
 

Andere mochten auch

Andere mochten auch (20)

Metode hirac
Metode hiracMetode hirac
Metode hirac
 
Hira
HiraHira
Hira
 
Pembuatan JSA, HIRA, SOP, WI pada konstruksi gedung
Pembuatan JSA, HIRA, SOP, WI pada konstruksi gedungPembuatan JSA, HIRA, SOP, WI pada konstruksi gedung
Pembuatan JSA, HIRA, SOP, WI pada konstruksi gedung
 
Sop hira
Sop hiraSop hira
Sop hira
 
Induction QHSE
Induction QHSEInduction QHSE
Induction QHSE
 
Hazard Identification & Risk Analysis (HIRA)
Hazard Identification & Risk Analysis (HIRA)Hazard Identification & Risk Analysis (HIRA)
Hazard Identification & Risk Analysis (HIRA)
 
BLASTING CLOTH
BLASTING CLOTHBLASTING CLOTH
BLASTING CLOTH
 
Ipi124536
Ipi124536Ipi124536
Ipi124536
 
Hazop
HazopHazop
Hazop
 
MAY2016 - CMT REPORT
MAY2016 - CMT REPORTMAY2016 - CMT REPORT
MAY2016 - CMT REPORT
 
Keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
Keselamatan dan kesehatan kerja (k3)Keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
Keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
 
Lampiran kepmen 186 th 1999
Lampiran kepmen 186 th 1999Lampiran kepmen 186 th 1999
Lampiran kepmen 186 th 1999
 
NEW CROSBY PRODUCTS
NEW CROSBY PRODUCTSNEW CROSBY PRODUCTS
NEW CROSBY PRODUCTS
 
184 HAZARDS
184 HAZARDS184 HAZARDS
184 HAZARDS
 
K3 DALAM PENGELASAN
K3 DALAM PENGELASANK3 DALAM PENGELASAN
K3 DALAM PENGELASAN
 
JAN2016 - IMPROVEMENT REPORT
JAN2016 - IMPROVEMENT REPORTJAN2016 - IMPROVEMENT REPORT
JAN2016 - IMPROVEMENT REPORT
 
Pedoman quality control
Pedoman quality controlPedoman quality control
Pedoman quality control
 
Ktf standard
Ktf standardKtf standard
Ktf standard
 
Safety PPE Poster (ONE SAFETY)
Safety PPE Poster (ONE SAFETY)Safety PPE Poster (ONE SAFETY)
Safety PPE Poster (ONE SAFETY)
 
Safety in Erection of Steel Structures
Safety in Erection of Steel StructuresSafety in Erection of Steel Structures
Safety in Erection of Steel Structures
 

Ähnlich wie Keselamatankerja

menerapkan_k3.pdf
menerapkan_k3.pdfmenerapkan_k3.pdf
menerapkan_k3.pdfFitriYunus
 
K3_Konstruksi umg.pdf
K3_Konstruksi umg.pdfK3_Konstruksi umg.pdf
K3_Konstruksi umg.pdfAndik48
 
kesehatan-dan-keselamatan-kerja-dan-lingkungan-hidup.ppt
kesehatan-dan-keselamatan-kerja-dan-lingkungan-hidup.pptkesehatan-dan-keselamatan-kerja-dan-lingkungan-hidup.ppt
kesehatan-dan-keselamatan-kerja-dan-lingkungan-hidup.pptNursaadah71
 
K3: Dasar-Dasar Keselamtan Kerja dan Bahaya
K3: Dasar-Dasar Keselamtan Kerja dan BahayaK3: Dasar-Dasar Keselamtan Kerja dan Bahaya
K3: Dasar-Dasar Keselamtan Kerja dan BahayaMokh Afifuddin Machfudz
 
LANGKAH - LANGKAH PENCEGAHAN KEMALANGAN DI TEMPAT KERJA
LANGKAH - LANGKAH PENCEGAHAN KEMALANGAN DI TEMPAT KERJALANGKAH - LANGKAH PENCEGAHAN KEMALANGAN DI TEMPAT KERJA
LANGKAH - LANGKAH PENCEGAHAN KEMALANGAN DI TEMPAT KERJAfnurizdian
 
Tugas ppt dr.sus higiene industri
Tugas ppt dr.sus higiene industriTugas ppt dr.sus higiene industri
Tugas ppt dr.sus higiene industri013AnggitaNurFadila
 
k3-170411031246.pdf
k3-170411031246.pdfk3-170411031246.pdf
k3-170411031246.pdfSaid878643
 
PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH ZAT KIMIA.pdf
PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH ZAT KIMIA.pdfPENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH ZAT KIMIA.pdf
PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH ZAT KIMIA.pdfHendraKelana4
 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.ppt
Keselamatan dan Kesehatan  Kerja.pptKeselamatan dan Kesehatan  Kerja.ppt
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.pptAmiMiftahul1
 
FSWP induction.ppt
FSWP induction.pptFSWP induction.ppt
FSWP induction.pptNugrohoDavid
 
bahan ajar telkom university pk dan e
bahan ajar telkom university pk dan ebahan ajar telkom university pk dan e
bahan ajar telkom university pk dan eaanansor
 
chemical management : chemical control and scheduled waste handler.pdf
chemical management : chemical control and scheduled waste handler.pdfchemical management : chemical control and scheduled waste handler.pdf
chemical management : chemical control and scheduled waste handler.pdfmamu21
 
Lembar data keselamatan bahan presentasi
Lembar data keselamatan bahan presentasiLembar data keselamatan bahan presentasi
Lembar data keselamatan bahan presentasiNasrul27
 
1 penerapan keselamatan kesehatan kerja &amp; lh
1 penerapan keselamatan kesehatan kerja &amp; lh1 penerapan keselamatan kesehatan kerja &amp; lh
1 penerapan keselamatan kesehatan kerja &amp; lhmuhammad reza
 
1. bahaya dan resiko
1. bahaya dan resiko1. bahaya dan resiko
1. bahaya dan resikosonnyluckyta
 

Ähnlich wie Keselamatankerja (20)

Keselamatan Kerja
Keselamatan KerjaKeselamatan Kerja
Keselamatan Kerja
 
menerapkan_k3.pdf
menerapkan_k3.pdfmenerapkan_k3.pdf
menerapkan_k3.pdf
 
K3_Konstruksi umg.pdf
K3_Konstruksi umg.pdfK3_Konstruksi umg.pdf
K3_Konstruksi umg.pdf
 
kesehatan-dan-keselamatan-kerja-dan-lingkungan-hidup.ppt
kesehatan-dan-keselamatan-kerja-dan-lingkungan-hidup.pptkesehatan-dan-keselamatan-kerja-dan-lingkungan-hidup.ppt
kesehatan-dan-keselamatan-kerja-dan-lingkungan-hidup.ppt
 
01 k3 lh
01 k3 lh01 k3 lh
01 k3 lh
 
K3: Dasar-Dasar Keselamtan Kerja dan Bahaya
K3: Dasar-Dasar Keselamtan Kerja dan BahayaK3: Dasar-Dasar Keselamtan Kerja dan Bahaya
K3: Dasar-Dasar Keselamtan Kerja dan Bahaya
 
Pengantar k3
Pengantar k3 Pengantar k3
Pengantar k3
 
LANGKAH - LANGKAH PENCEGAHAN KEMALANGAN DI TEMPAT KERJA
LANGKAH - LANGKAH PENCEGAHAN KEMALANGAN DI TEMPAT KERJALANGKAH - LANGKAH PENCEGAHAN KEMALANGAN DI TEMPAT KERJA
LANGKAH - LANGKAH PENCEGAHAN KEMALANGAN DI TEMPAT KERJA
 
HSE MANAJEMEN SYSTEM
HSE MANAJEMEN SYSTEMHSE MANAJEMEN SYSTEM
HSE MANAJEMEN SYSTEM
 
Tugas ppt dr.sus higiene industri
Tugas ppt dr.sus higiene industriTugas ppt dr.sus higiene industri
Tugas ppt dr.sus higiene industri
 
k3-170411031246.pdf
k3-170411031246.pdfk3-170411031246.pdf
k3-170411031246.pdf
 
PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH ZAT KIMIA.pdf
PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH ZAT KIMIA.pdfPENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH ZAT KIMIA.pdf
PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH ZAT KIMIA.pdf
 
04_Menerapkan K3.pdf
04_Menerapkan K3.pdf04_Menerapkan K3.pdf
04_Menerapkan K3.pdf
 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.ppt
Keselamatan dan Kesehatan  Kerja.pptKeselamatan dan Kesehatan  Kerja.ppt
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.ppt
 
FSWP induction.ppt
FSWP induction.pptFSWP induction.ppt
FSWP induction.ppt
 
bahan ajar telkom university pk dan e
bahan ajar telkom university pk dan ebahan ajar telkom university pk dan e
bahan ajar telkom university pk dan e
 
chemical management : chemical control and scheduled waste handler.pdf
chemical management : chemical control and scheduled waste handler.pdfchemical management : chemical control and scheduled waste handler.pdf
chemical management : chemical control and scheduled waste handler.pdf
 
Lembar data keselamatan bahan presentasi
Lembar data keselamatan bahan presentasiLembar data keselamatan bahan presentasi
Lembar data keselamatan bahan presentasi
 
1 penerapan keselamatan kesehatan kerja &amp; lh
1 penerapan keselamatan kesehatan kerja &amp; lh1 penerapan keselamatan kesehatan kerja &amp; lh
1 penerapan keselamatan kesehatan kerja &amp; lh
 
1. bahaya dan resiko
1. bahaya dan resiko1. bahaya dan resiko
1. bahaya dan resiko
 

Keselamatankerja

  • 1. KESELAMATAN KERJA ANONDHO WIJANARKO Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Indonesia Keselamatan Kerja 1
  • 2. LATAR BELAKANG KESELAMATAN KERJA KECELAKAAN INDUSTRI KIMIA Keselamatan Kerja 2
  • 3.      KECELAKAAN INDUSTRI KIMIA Many potential dangerous chemical substances (risk) Death or personal injury High potential magnitude of the occured explosion Financial loss occured after disaster accident (loss, damage or destruction of property other than the product itself) Health-care – continuous exposure to error (impact) $1.35BN $1.4BN $1.2BN $950M $1BN $800M $600M $400M $200M $0 $440M $300M $110M '98 '99 '00 * 02 Loss Exceeding $50M include: Gas, plant fire, Kuwait Refinery fire, Japan Power station flood, Washington State Keselamatan Kerja '01 $150M $ 75M $ 70M 3 '02*
  • 4. FLIXBOROUGH, UK (1974) CYCLOHEXANE vapour cloud explosion (28 deaths, 104 injured 3000 evacuated) Keselamatan Kerja 4
  • 5. PIPER ALPHA (1988) Keselamatan Kerja (167 deaths) 5
  • 6. PHILLIPS 66, PASADENA, TX 1989 (ISOBUTANE LEAK) (23 deaths, 125 injured 1300 evacuated) Keselamatan Kerja 6
  • 7. CONCEPT SCIENCES (1999) - KOH + NH2OH (5 deaths) Keselamatan Kerja 7
  • 8. AMMONIUM NITRATE EXPLOSION, TOULOUSE, FRANCE (2001) Keselamatan Kerja 8
  • 9. Seveso, Italy (1976) – herbicide plant, runaway reaction, chemical release, 447 injured, long term health problems, $50,000,000 Bhopal, India (1984) - pesticide plant, chemical release, 2,500 dead, 200,000 injured, $250,000,000 Chernobyl, USSR (1986) – nuclear reactor, 31 dead, 237 injured, long term health problems, $3,000,000,000. Basle, Switzerland (1986) – chemical warehouse fire, 0 dead, 0 injured, environmental damage. Keselamatan Kerja 9
  • 10. PERATURAN KESELAMATAN KERJA UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970 PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA Per.05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ILO CODE OF PRACTISE, PREVENTION OF MAJOR INDUSTRIAL ACCIDENTS Keselamatan Kerja 10
  • 11. PREVENTION OF MAJOR INDUSTRIAL ACCIDENTS ILO CODE OF PRACTISE Geneva, International Labour Orgasnization, 1991 ISBN 92-2-107101-4 Keselamatan Kerja 11
  • 12. ILO CODE OF PRACTISE Peraturan/standar ILO berupa panduan praktis yang ditetapkan di industri dalam upaya mencegah terjadinya kecelakaan-kecelakaan besar seiring dengan kenaikan produksi, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya  Tujuan panduan praktis adalah untuk memberikan arahan tentang pengaturan administasi, hukum dan sistem teknis untuk pengendalian instalasi bersiko tinggi yang dilakukan dengan memberikan perlindungan kepada pekerja, masyarakat dan lingkungan dengan mencegah terjadinya kecelakan besar yang mungkin terjadi dan meminimalisasikan dampak dari kecelakaan tersebut  Penerapan panduan praktis dilakukan pada instalasi beresiko tinggi yang diidentifikasikan dengan keberadaan zat-zat berbahaya yang membutuhkan perhatian tinggi.  Keselamatan Kerja 12
  • 13. ILO CODE OF PRACTISE  Instalasi beresiko tinggi berdasarkan jenis dan kuantitasnya menurut panduan praktis:         Industri kimia dan petrokimia Industri penyulingan minyak Instalasi penyimpanan gas alam cair (LNG) Instalasi penyimpanan gas dan cairan yang mudah terbakar Gudang bahan-bahan kimia Instalasi penyulingan air bersih dengan menggunakan klorin Industri Pupuk dan Pestisida Instalasi beresiko tinggi berdasarkan jenis dan kuantitasnya diluar cakupan panduan praktis:   Instalasi Nuklir Pangkalan Militer (instalasi persenjataaan) biologi, nuklir dan kimia serta pusat Keselamatan Kerja 13
  • 14. ILO CODE OF PRACTISE Instalasi beresiko tinggi adalah instalasi industri permanen atau sementara, yang menyimpan, memproses atau memproduksi zatzat berbahaya dalam bentuk dan jumlah tertentu menurut peraturan yang berlaku yang berpotensi menjadi penyebab terjadinya kecelakaan besar.  Identifikasi bahan berbahaya menurut jenis dan tingkat kuantitas ambang terjadinya kecelakaan besar  Bahan kimia sangat beracun : methyl isocyanate, phosgene  Bahan kimia beracun: acrylonitrile, ammonia, chlorine, sulphur dioxide, hydrogen sulphide, hydrogen cyanide, carbon disulphide, hydrogen fluoride, hydrogen chloride, sulphur trioxide  Gas dan cairan mudah terbakar  Bahan peledak: ammonium nitrate, nitroglycerine, C4, PETN, TNT  Keselamatan Kerja 14
  • 15. ILO CODE OF PRACTISE  Alur informasi pada instalasi beresiko tinggi  Manajemen keseluruhan instalasi beresiko tinggi harus melaporkan secara rinci aktifitasnya kepada pihak yang berwenang  Laporan keselamatan kerja instalsi beresiko tinggi harus disiapkan oleh manajemen dan berisi informasi teknis tentang disain dan cara kerja instalasi, penjelasan rinci manajemen keselamatan kerja dalam instalasi, informasi tentang bahaya dari instalasi secara sistematis, teridentifikasi dan terdokumentasi serta informasi tentang bahaya kecelakaan dan ketentuan keadaan darurat yang akan mengurangi dampak dari kecelakaan yang akan terjadi.  Semua informasi khususnya yang berkenaan dengan instalasi beresiko tinggi harus disediakan bagi para pihak yang berkepentingan.  Informasi keselamatan kerja yang tepat khususnya pada instalasi beresiko tinggi dikomunikasikan melalui pelatihan kepada pekerja, dan dapat digunakan untuk persiapan pekerjaan dan pengendalian dalam keadaan darurat. Keselamatan Kerja 15
  • 16. ILO CODE OF PRACTISE  Audit Instalasi beresiko tinggi  Instalasi beresiko tinggi diaudit oleh manajemen audit yang ditunjuk pemegang otoritas sesuai dengan ketentuan yang berlaku di wilayah instalasi itu berada  Audit mencakup identifikasi kejadian tidak terkendali yang memicu timbulnya kebakaran, ledakan atau terlepasnya zat-zat beracun  Audit mencakup estimasi potensi bahaya sebagai konsekuensi dari ledakan, kebakaran maupun terlepasnya zat-zat beracun  Audit mempertimbangkan potensi efek lanjutan yang terjadi pada instalasi beresiko tinggi lainnya yang ada disekitarnya  Audit mempertimbangkan kesesuaian pengukuran keselamatan kerja yang digunakan dalam identifikasi kemungkinan terjadinya bahaya untuk menjamin validitas hasil audit itu sendiri  Audit memperhitungkan analisa resiko secara menyeluruh dari keterkaitan antara kecelakaan besar yang mungkin timbul dengan letak instalasi beresiko tinggi itu sendiri. Keselamatan Kerja 16
  • 17. ILO CODE OF PRACTISE  Manajemen pengendalian resiko kecelakaan dan pengamanan pada instalasi beresiko tinggi meliputi:  Disain, fabrikasi dan penginstalasian pabrik yang aman, termasuk penggunaan komponen peralatan bermutu tinggi  Pemeliharaan pabrik secara rutin  Pengoperasian pabrik sesuai prosedur yang berlaku  Pengelolaan keselamatan lingkungan kerja secara baik  Inspeksi secara rutin terhadap keseluruhan instalasi yang diikuti dengan perbaikan atau penggantian komponen peralatan yang dibutuhkan  Pengawasan rutin terhadap keamanan dan sistem pendukungnya  Ketersediaan dan inspeksi rutin peralatan keselamatan kerja yang dapat digunakan dalam kondisi darurat  Analisa bahaya dan resiko yang terjadi akibat kerusakan komponen peralatan, pengoperasian instalasi yang abnormal, faktor kesalahan manusia dan manajemen, pengaruh kecelakaan yang terjadi di sekitar instalasi, bencana alam, tindakan kejahatan dan sabotase  Analisa komprehensif terhadap modifikasi peralatan dan instalasi baru  Penyebaran informasi dan pelatihan keselamatan kerja bagi setiap pekerja pada instalasi tersebut  Penyebaran informasi secara berkala kepada masyarakat yang tinggal atau bekerja di sekitar lokasi instalasi industri Keselamatan Kerja 17
  • 18. ILO CODE OF PRACTISE  Analisa Bahaya dan Resiko meliputi:  Identifikasi bahan beracun, reaktif dan eksplosif yang disimpan, diproses atau diproduksi  Identifikasi kegagalan potensial yang dapat menyebabkan kondisi pengoperasian abnormal dan menimbulkan kecelakaan  Analisa konsekuensi dari kecelakaan yang terjadi terhadap pekerja dan masyarakat sekitar  Tindakan pencegahan terhadap terjadinya kecelakaan Keselamatan Kerja 18
  • 19. ILO CODE OF PRACTISE  HAZOP (an example of Hazard and Risk Analysis)  Identifikasi penyimpangan/deviasi yang terjadi pada pengoperasian suatu instalasi industri dan kegagalan operasinya yang menimbulkan keadaan tidak terkendali  Dilakukan pada tahap perencanaan untuk instalasi industri baru  Dilakukan sebelum melakukan modifikasi peralatan atau penambahan instalasi baru dari instalasi industri lama  Analisa sistematis terhadap kondisi kritis disain instalasi industri, pengaruhnya dan penyimpangan potensial yang terjadi serta potensi bahayanya  Dilakukan oleh kelompok para ahli dari multi disiplin ilmu dan dipimpin oleh spesials keselamatan kerja yang berpengalaman atau oleh konsultan pelatihan khusus Keselamatan Kerja 19
  • 20. ILO CODE OF PRACTISE  Perencanaan Keadaan Darurat    Bertujuan untuk melokalisasi bahaya dan meminimalisasi dampaknya Identifikasi jenis-jenis kecelakaan yang potensial On site emergency       Perencanaan keadaan darurat didasarkan pada konsekuensi yang timbul dari kecelakaan besar yang potensial Penanganan keadaan darurat dilakukan tenaga penanggulangan kecelakaan dalam jumlah yang cukup Perencanaan keadan darurat merupakan uji dan pengidentifikasian kelemahan instalasi industri yang akan secepatnya diperbaiki Antisipasi bahaya dengan memperhatikan: kekerapan terjadinya kecelakaan, hubungan dengan pihak berwenang di luar lokasi, prosedur menghidupkan tanda bahaya, komunikasi internal dan eksternal instalasi serta lokasi dan pola pengaturan dari pusat pengelola gawat darurat Fasilitas penanganan keadaan darurat: telepon, radio dan alat komunikasi internaleksternal yang memadai, peta yang menunjukan keberadaan bahan berbahaya, alat penunjuk arah dan pengukur kecepatan angin, alat penyelamatan diri, daftar lengkap pekerja, ... Off site emergency    Perencanaan disiapkan oleh dan merupakan otoritas yang kompeten yang diatur melalui kebijakan, peraturan atau perundangan. Perencanaan ini merupakan antisipasi dari bahaya dalam skala besar dan penanganannya terkait dengan otoritas lokal penanggulangan kecelakaan Perencanaan didasarkan pada informasi atas konsekuensi yang timbul dari kecelakaan besar yang potensial Keselamatan Kerja 20
  • 21. ILO CODE OF PRACTISE  Konsultan Keselamatan Kerja Tugas dan wewenang:      Membuat analisa bahaya dan resiko serta mempersiapkan laporan keselamatan kerja bekerjasama dengan manajemen audit Menetapkan garis besar disain dan operasi instalasi industri yang aman, serta pengaplikasiannya dalam desain peralatan, proses kendali, pengoperasian secara manual, ... Menganalisa konsekuensi dari kecelakan potensial dengan permodel dampak potensialnya Menetapkan penanganan keadaan darurat on site dan perencanaan keadaan darurat off site Melakukan pelatihan pada pekerja Keselamatan Kerja 21
  • 22. UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja 22
  • 23. UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970  3 unsur keberlakuan UU  Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.  Adanya tenaga kerja yang bekerja disana.  Adanya sumber-sumber bahaya kerja di tempat itu.  Pengawasan Keselamatan Kerja  Pengawasan secara langsung dilakukan pegawai pengawas dan ahli keselamatan kerja.  Pengawasan secara tidak langsung termasuk oleh manajemen puncak yang hanya melakukan audit terhadap usaha perbaikan dari hasil pelaporan pegawai pengawas dan ahli keselamatan kerja. Keselamatan Kerja 23
  • 24. UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970  UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA mengatur keselamatan kerja disegala tempat kerja baik itu di darat, laut dan udara dalam wilayah NKRI  UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA bertujuan untuk mengurangi kecelakaan, mengurangi adanya bahaya peledakan, memaksa peningkatan kemampuan pekerja dalam memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan dan pemberian alat-alat pelindung kepada pekerja terutama untuk pekerjaan yang memiliki resiko tinggi serta membantu terciptanya lingkungan kerja yang kondusif seperti penerangan tempat kerja, kebersihan, sirkulasi udara serta hubungan yang serasi antara pekerja, lingkungan kerja, peralatan dan proses kerja. Keselamatan Kerja 24
  • 25. UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970  Sumber bahaya kerja diidentifikasikan terkait erat dengan:  Kondisi mesin, pesawat, alat kerja serta peralatan lainnya  Bahan berbahaya (Explosive, Flameable, Poison)  Lingkungan  Sifat pekerjaan  Cara kerja  Proses produksi Keselamatan Kerja 25
  • 26. UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970 UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA berisi petunjuk teknis mengenai apa yang harus dilakukan oleh dan kepada pekerja untuk menjamin keselamatan pekeja itu sendiri, keselamatan umum dan produk yang dihasilkan karena begitu banyak proses yang dilakukan dengan memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menyebabkan perubahan resikko pekerjaan yang dihadapi pekerja di tempat kerjanya. Keselamatan Kerja 26
  • 27. UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970  Pengawasan Keselamatan Kerja  Monitoring dan pengambil keputusan tindakan perbaikan keselamatan kerja  Tindakan perbaikan keselamatan kerja (Continuous Improvement) seperti perbaikan cara dan proses kerja, pemeriksaan rutin kesehatan pekerja, retribusi keselamatan kerja. Keselamatan Kerja 27
  • 29. Latar Belakang  Kecelakaan industri terutama disebabkan oleh HUMAN FAILURE , di mana sering ditemukan faktor manusia dalam penelusuran sebab terjadinya kecelakaan. Pencegahan kecelakaan harus menempati perhatian yang khusus dalam fungsi manajerial secara keseluruhan.  Bagian manajemen kekhususan (insinyur, teknisi, perancang, field operator, lembaga pelatihan) sering kurang menghargai kebutuhan untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip pencegahan terhadap kecelakaan di dalam lingkup kerja mereka. Metode yang tidak aman merupakan proporsi tertinggi dari penyebab terjadi kecelakaan. Keselamatan harus menjadi bagian yang integral dari pelaksanaan industri manapun, dan harus menjadi bahan pertimbangan sejak tahap perancangan, tahap perencanaan produksi, serta pelatihan operator. Keselamatan Kerja 29
  • 30. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Tanggung jawab manajemen sebuah perusahaan yang berkaitan dengan keselamatan kerja dalam kegiatan industri Tanggung jawab Ekonomi Biaya kecelakaan akibat kecelakaan dalam pabrik berimbas langsung pada hasil produksi dan keselamatan pekerja lapangan, merugikan perusahaan, penanam saham, karyawan secara keseluruhan dan pelanggan. Biaya memperkenalkan dan mempertahankan organisasi keselamatan kerja untuk mengurangi serta mengeliminasi kecelakaan. Tanggung jawab terhadap Sumber Daya Manusia Kewajiban untuk menyediakan lingkungan kerja yang aman dan sehat, menyediakan proses kerja yang aman dalam rangka produksi maksimal. Kewajiban untuk mengambil langkah-langkah eliminasi kondisi tidak aman yang dapat berakibat terjadinya luka, kematian, stress, dan hal lainnya yang terjadi pada setiap karyawan maupun keluarganya Tanggung jawab Legislatif Memastikan terpenuhinya undang-undang mengenai kecelakaan industri, keamanan terhadap kesehatan dan kebakaran. Undang-undang ini terutama untuk melindungi karyawan dan masyarakat secara umum, dan tidak hanya untuk melindungi bisnis yang dijalankan perusahaan. Keselamatan Kerja 30
  • 31. ANALISA KESELAMATAN KERJA   Hazard Material Communication Pengenalan bahan bahaya kepada para pekerja sehingga mampu melakukan tindakan yang sesuai untuk menanganinya. Analisa HIRA (Hazard Identification and Risk Assesstment) Identifikasi bahaya dan kajian resiko kegiatan dalam proses operasi dan produksi dipilah-pilah menjadi sub kegiatan yang lebih kecil dan spesifik. JSA (Job Safety Analysis) Varian dari analisa HIRA, JSA dilakukan apabila suatu aktivitas melakukan pemasangan terhadap suatu peralatan tertentu dalam fasilitas operasi sebuah pabrik/industri proses. Analisa HAZID (Hazard Identification) Proses pengidentifikasian terhadap bahaya yang mungkin terjadi secara umum pada fasilitas operasi sebuah pabrik/ industri.   Analisa HAZOP Identifikasi keselamatan, bahaya & masalah operasi yang berhubungan dengan proses yang secara langsung mengancam keselamatan pekerja produksi/penyebab masalah operasi. Menentukan keseriusan dampak masalah teridentifikasi. Identifikasi secara engineering & procedural safeguards yang sebelumnya telah dibuat. Evaluasi kelayakan engineering & procedural procedural safeguards. Rekomendasi safeguards atau prosedur operasi tambahan jika diperlukan. Keselamatan Kerja 31
  • 32. ASPEK PENTING KESELAMATAN KERJA DALAM KEGIATAN INDUSTRI KESELAMATAN KERJA SANGATLAH PENTING DALAM INDUSTRI, KARENA BEBERAPA ASPEK BERIKUT: Produktivitas Kecelakaan dalam industri akan menghambat produksi atau bahkan menghentikannya. Dengan demikian, akan terjadi loss of man-hour dan loss of material. Investasi Kecelakaan dalam industri akan berakibat terhadap infrastruktur maupun mesin dan peralatan yang ada di dalamnya. Dengan demikian, akan terjadi loss of asset, di mana aset yang semula diharapkan dapat membantu produksi hingga jangka waktu lama akan berkurang atau habis. IMEJ PERUSAHAAN Kecelakaan dalam industri menimbulkan masalah kepercayaan terhadap lingkungan serta proses industri yang dijalankan perusahaan. Masalah ini berkaitan dengan kepercayaan investor untuk tetap menanamkan modalnya, kepercayaan pelanggan untuk tetap membeli, serta kepercayaan karyawan terhadap manajemen perusahaan. Keselamatan Kerja 32
  • 34. US Department of Transportation Regulation Hazardous Material Materials that were flammable, explosive, corrosive, toxic, radioactive or if it readily decomposes to oxygen at elevated temperatures. Keselamatan Kerja 34
  • 35. US Department of Transportation Regulation Corrosive Materials  Materials that evoke a chemical process which converts minerals and metals into unwanted products  Acidity (HCl, H2SO4, ClSO3H, HF, HCOOH, CHCOOH) Oxidizing agent (HClO4, H2SO4 , HNO3) Hygroscopic (H2SO4), Alkalis (KOH, NaOH) Keselamatan Kerja 35
  • 36. US Department of Transportation Regulation Toxic Materials  Materials which, upon entering an human body is capable of producing disease or death    Toxicity factor consist of (1) The quantity of the material (2) The rate and extent to which the material is absorbed into the bloodstream via intravenous, inhalation, intraperitoneal, intramuscular, subcutaneous, oral or cutaneous (3) The rate and extent to which the material is biologically transformed in the body to breakdown product. HEAVY METAL POISONS (Arsenic, Lead, Mercury salts), toxic gases (Asphyxiant (CO, HCN, NO), Irritant (NO2, H2S, SO2) Anesthetic (diethyl eter, N2O2)), organic pesticides (insecticide Aldrin, DDT, Parathion, Chlordane, Diazinon, Dieldrine, Lindane, Malathion, Methoxychlor, Carbyl) Protection : (1) Recirculating oxygen (2) Demand compressed air/O2 (3) Recirculating self generating oxygen (4) suits wear that made of material impervious to the toxic material Keselamatan Kerja 36
  • 37. US Department of Transportation Regulation Explosive Materials  Materials in the form of compound or mixture of compound which suddenly undergoes a very rapid chemical transformation with the simultaneous production of large quantities of heat and gases (CO, CO2, N2, steam, O2) and always accompined by a vigoros shock and an associated noise (brisance)  Nitroglycerin, TNT, lead trinitroresorcinate (lead styphnate), lead azide Pb(N3)2, mercury fulminate (Hg(CNO)2, cyclonite (RDX), tetryl, pentraerythritol tetranitrate (PETN), dynamite Keselamatan Kerja 37
  • 38. U.S. Department of Labour Occupational Safety and Health Administration (OSH MATERIAL SAFETY DATA SHEET (MSDS) Keselamatan Kerja 38
  • 39. Material Safety Data Sheet (MSDS)  A Material Safety Data Sheet (MSDS) is designed to provide both workers and emergency personnel with the proper procedures for handling or working with a particular substance. MSDS's include information such as physical data (melting point, boiling point, flash point etc.), toxicity, health effects, first aid, reactivity, storage, disposal, protective equipment, and spill/leak procedures. These are of particular use if a spill or other accident occurs. U.S. Department of Labour Occupational Safety and Health Administration (OSHA Keselamatan Kerja 39
  • 40. Material Safety Data Sheet (MSDS)  Purpose: Prepared by Chemical Manufacturers or Importers to describe characteristics of the product and to provide information concerning potential hazards U.S. Department of Labour Occupational Safety and Health Administration (O Keselamatan Kerja 40
  • 41. Sections of an MSDS and Their Significance OSHA specifies the information to be included on an MSDS, but does not prescribe the precise format for an MSDS. A nonmandatory MSDS form (see OSHA Form 174 on page 6 of this manual) that meets the Hazard Communication Standard requirements has been issued and can be used as is or expanded as needed. The MSDS must be in English and must include at least the following information. U.S. Department of Labour Occupational Safety and Health Administration (OSHA Keselamatan Kerja 41
  • 42. SECTIONS OF AN MSDS AND THEIR SIGNIFICANCE SECTION I. CHEMICAL IDENTITY  SECTION II. HAZARDOUS INGREDIENTS  SECTION III. PHYSICAL AND CHEMICAL CHARACTERISTICS  SECTION IV. FIRE AND EXPLOSION HAZARD DATA  SECTION V. REACTIVITY DATA  SECTION VI. HEALTH HAZARDS  SECTION VII. PRECAUTIONS FOR SAFE HANDLING AND USE  SECTION VIII. CONTROL MEASURES  U.S. Department of Labour Occupational Safety and Health Administration (OSHA Keselamatan Kerja 42
  • 43. MATERIAL SAFETY DATA SHEET PRODUCT NAME(S) : 5 STAR Acetone PRODUCT CODE : #5910 (GALLON) SECTION I - MANUFACTURER IDENTIFICATION MANUFACTURED FOR : 5-Star Autobody Products ADDRESS : 9419 E. San Salvador Drive x{2013} Suite 4 Scottsdale, AZ 85258 EMERGENCY PHONE : Chemtrec (800)424-9300 INFORMATION PHONE : (480) 451-4451 D.O.T. Hazardous Class : Paint, Flammable Liquid UN 1090 SECTION II - HAZARDOUS INGREDIENTS REPORTABLE COMPONENTS CAS NUMBER VAPOR PRESSURE WEIGHT PERCENT mm Hg @ temp *ACETONE 67-64-1 185mm Hg @ 68 F 100% *Indicates toxic chemical(s) subject to the reporting requirements of Section 313 of Title III and of 40 CFR 372. Keselamatan Kerja 43
  • 44. SECTION III - PHYSICAL CHARACTERISTICS PHYSICAL FORM : LIQUID COLOR : COLORLESS ODOR : ACETONE ODOR THRESHOLD : 13 ppm SPECIFIC GRAVITY @ 20C/68F (WATER=1) : 0.79 VAPOR DENSITY (AIR=1 ): 2.0 EVAPORATION RATE (n-butyl acetate=1 ): 5.7 EVAPORATION RATE (diethyl ether=1) : 2.1 BOILING POINT : 56C/133F. MELTING POINT : -94C/-137F. Ph : NOT APPLICABLE SOLUBILITY IN WATER : Complete FLASH POINT (TAG CLOSED UP) : -20C/-4F LOWER EXPLOSIVE LIMIT AT 25C/77F : 2.8 VOLUME % UPPER EXPLOSIVE LIMIT AT 24C/75F : 13.2 VOLUME % AUTOIGNITION TEMPERATURE (ASTM D 2155) : 538C/1000F SENSITIVITY TO MECHANICAL IMPACT : INSENSITIVE SENSITIVITY TO STATIC DISCHARGE : MATERIAL IS UNLIKELY TO ACCUMULATE A STATIC CHARGE WHICH COULD ACT AS AN Keselamatan KerjaIGNITION SOURCE 44
  • 45. SECTION IV - FIRE AND EXPLOSION HAZARD DATA FLASH POINT(Closed cup) -20oC/-4oF. APPROXIMATE FLAMMABLE LIMITS: 2.8%-13.2% EXTINGUISHING MEDIA : Water Spray, Dry Chemical, Carbon Dioxide (CO2), Alcohol Foam SPECIAL FIREFIGHTING PROCEDURES: Wear self-contained breathing apparatus and protective clothing. USE WATER WITH CAUTION. The fire could easily be spread by the use of water in an area where the water could not be contained. Use water spray to keep fire-exposed containers cool. Water may be ineffective in fighting the fire. HAZARDOUS COMBUSTION PRODUCTS: Carbon Dioxide, Carbon Monoxide UNUSUAL FIRE AND EXPLOSION HAZARDS: Extremely flammable. Vapors may cause a flash fire or ignite explosively. Vapors may travel considerable distance to a source of ignition and flash back. Prevent backup of vapors or gases to explosive concentrations. SECTION V - REACTIVITY DATA STABILITY : Stable INCOMPATIBILITY : Material can react violently with strong oxidizing agents, strong acids. HAZARDOUS POLYMERIZATION : Will not occur Keselamatan Kerja 45
  • 46. SECTION VI - HEALTH HAZARD DATA EFFECTS OF EXPOSURE: Extensive human experience and animal data indicate that acetone is of low toxicity. However, ingestion of very large amounts or inhalation of extremely high vapor concentrations can cause irritation, nausea, vomiting, confusion, drowsiness, convulsions and coma with possible liver and kidney injury. Based on animal data and structure-activity relationships, this product is NOT expected to cause nervous system damage. INHALATION HEALTH RISKS AND SYMPTOMS OF EXPOSURE: High vapor concentrations may cause drowsiness and irritation. SKIN AND EYE CONTACT HEALTH RISKS AND SYMPTOMS OF EXPOSURE: Eyes: Causes ittitation to the eyes. However, immediate flushing of the eyes with water will minimize any irritative effect. High vapor concentrations may cause irritation to the eyes. Shin: Prolonged or repeated contact may cause drying, cracking or irritation. INGESTION HEALTH RISKS AND SYPTOMS OF EXPOSURE: Expected to be a low ingestion hazard. CARCINOGENICITY CLASSIFICATION: International Agency for Research on Canser (IARC): Not Listed American Conference of Governmental Industrial Hygienists (ACGIH): Not Listed National Toxicology Program (NTP): Not Listed Occupational Safety & Health Administration (OSHA): Not Listed Chemical(s) subject to the reporting requirements of Section 313 or Title III of the Superfund Amendments and Reauthorization ACT (SARA) of 1986 and 40 CFR Part 372: NONE SARA (USA) Sections 311 and 312 hazard classification(s): Fire hazard, immediate (acute) health hazarad. MEDICAL CONDITIONS GENERALLY AGGRAVATED BY EXPOSURE: Do not use this product if you have chronic lung or breathing problems. EMERGENCY AND FIRST AID PROCEDURES: Inhalation: Move to fresh air. Treat symtomatically. Get medical attention if symptoms persist. Eyes: Immediately flush with plenty of water for at least 15 minutes. If easy to do, remove contact lenses. Get medical attention. In case of irritation from airborne exposure, move to fresh air. Get medical attention if symptoms persist. Skin: Wash with soap and water. Remove contaminated clothing and shoes. Get medical attention if symptoms occur. Wash contaminated clothing before reuse. Ingestion: Seel medical advice. Keselamatan Kerja 46
  • 47. SECTION VII - PRECAUTIONS FOR SAFE HANDLING AND USE STEPS TO BE TAKEN IN CASE MATERIAL IS RELEASED OR SPILLED: Remove all sources of ignition(sparks, flames, and hot surfaces). Avoid breathing vapors. Ventilate area. Remove with an inert absorbent and nonsparking tools. WASTE DISPOSAL METHOD: Disposed in accordance with state, federal and local regulations. Do not incinerate closed containers. PRECAUTIONS TO BE TAKEN IN HANDLING AND STORING: Keep containers tightly closed in a cool, dry well ventilated area away from all possible ignition sources. Store large quantities of material in buildings designed for the storage of flammable liquids. OTHER PRECAUTIONS: Employees should be trained in safety measures that should be taken when using this product. SECTION VIII - CONTROL MEASURES RESPIRATORY PROTECTION: Avoid breathing vapors or spray mist. Wear a properly fitted respirator approved by NIOSH/MSHA (TC-23c)for use with paints during application and until all vapors are exhausted. In confined areas, or where continueuous spray operations are typical, or proper respirator fit is not possible, wear a positive-pressure supplied air respirator (TC-19c). In all cases follow respirator manufactures directions for respirator use. Do not allow anyone without protection in the area. VENTILATION: Provide sufficient ventilation to keep contaminates below applicable OSHA requirements. PROTECTIVE GLOVES: Neoprene gloves impervious to organic solvents recommended. EYE PROTECTION: Use safety eyewear designed to protect against liquid splash. OTHER PROTECTIVE CLOTHING OR EQUIPMENT: Impervious coveralls recommended. WORK/HYGIENIC PRACTICES: Eye wash and safety showers in the work place are recommended. Wash hands before eating and smoking. Keselamatan Kerja 47
  • 48. SECTION IX - DISCLAIMER The information contained in this safety data sheet is information from our suppliers and other sources. It is believed to be reliable. This data is not to be taken as a warranty or representation for which this company assumes legal responsibility. We appreciate your interest in 5 Star Autobody Products! For more information about these and other 5 Star Autobody Products or for the location of the 5 Star Distributor nearest you, contact us at: 5 STAR AUTOBODY PRODUCTS 9419 E. San Salvador Drive Suite #104 Scottsdale, AZ 85258 Phone: 480-451-4451 Keselamatan Kerja 48
  • 50. PERALATAN KESELAMATAN KERJA SEPATU KERJA COVERALLS/JACKET SARUNG TANGAN KERJA KACAMATA PENGAMAN TOPI KESELAMATAN (HELM) HELM PENGELASAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN Keselamatan Kerja 50
  • 51. PERALATAN KESELAMATAN KERJA TABIR PENGELASAN PELINDUNG MUKA PENUTUP TELINGA (EARPLUG) PERALATAN PERLINDUNGAN PERNAPASAN BREATHING APPARATUS ALAT BANTU NAPAS ABBRASIVE BLASTING Keselamatan Kerja 51
  • 53. Emergency plan A series of procedures for handling sudden unexpected situations.  Objectives is reduce the possible consequences of the emergency by  Preventing facilities and injuries  Reducing damage to buildings, stock and equipment  Accelerating the resumption of normal operations Keselamatan Kerja 53
  • 54. Vulnerability Assessment  Prediction of emergencies occurence with some degree of certainity by following steps:    Find which hazards pose a threat to any specific enterprise Records of past incidents and occupational experience are not only sources of valuable information Broad the knowledge of both technological and natural hazard by consulting with fire departments, insurance companies, engineering consultants and goverment departments. Keselamatan Kerja 54
  • 55. Technological Hazards Fire  Explosion  Building collapse  Spills of flamable liquid  Accidental release of hazardous biological agents or toxic material  Other terrorist activities  Exposure to ionizing radiation  Loss of electrical power  Loss of water supply  Loss of communication  Keselamatan Kerja 55
  • 56. Natural Hazards  Floods  Earthquake  Tornados  Other severe wind storms  Snow or ice storms  Severe extremes in temperature (cold or hot)  Pandemic diseases Keselamatan Kerja 56
  • 57. Occured Hazards The possibility of one event triggering others must be considered  An explosion may start a fire and caused faliure  An earthquake might initiate all the event noted in the list of chemical and physical hazards Keselamatan Kerja 57
  • 58. Identified major impact  Sequential events (ex. fire after explosion)  Evacuation  Casualties  Damage to plant infrastructure  Loss of vital records or documents  Damage to equipment  Disruption of work Keselamatan Kerja 58
  • 59. Required actions Declare emergency  Sound the alert  Evacuate danger zone  Close main shutoffs  Call for exernal aid  Initiate rescue operations  Attend to casualties  Fight fire  Keselamatan Kerja 59
  • 60. Needed resources consideration Medical supplies  Auxiliaries communication equipment  Power generators  Respirators  Chemical and radiation detection equipment  Mobil equipment  Emergency protective clothing  Fire fighting equipment  Ambulance  Rescue equipment  Trained Personnel  Keselamatan Kerja 60
  • 61. Elements of Emergency Plan  All possible emergencies, consequences, required action, written procedures and the resources available  Detailed list of personnel including their home telephone numbers, their duty and responsibilities  Floor plans  Large scale maps showing evacuation routes and service condults (such as gas and water lines) Keselamatan Kerja 61
  • 62. General guidelines for workplace emergency plan  Objectives, a brief summary consists the purpose of plans:     To reduce human injury and damage to property in an emergency To specifies staff members who may put the plan into action To identifies clearly whose staff members must be on the site at all times when the premises are occupied To indicated clearly the extent of authority of above personnel Keselamatan Kerja 62
  • 63. Emergency Organization Emergency organization lead by an emergency coordinator  Appointed and trained individual act as Emergency Coordinator as key in ensuring that prompt and efficient action is taken to minimize loss, and have possibility to recall off duty employees to help  Specific duties, responsibilities, authority and resources of emergency organization must be clearly defined.  Keselamatan Kerja 63
  • 64. Responsibilities of Emergency Organization                 Reporting the emergency Activating the emergency plan Assuming overal command Establishing communication Alerting staffs Ordering evacuation Alerting external agencies Confirming evacuation complete Alerting outside population of possible risk Requesting external aid Coordinating activities of various group Advising relatives of casualties Providing medical aid Ensuring emergency shut offs are closed Sounding the all – clear Advising media Keselamatan Kerja 64
  • 65. Available assisted external organizations  Fire departments  Mobile rescue squads  Ambulance services  Police department  Telephone company  Hospitals  Utility companies  Industrial neighbours  Goverment agencies Keselamatan Kerja 65
  • 66. Pre-planned Coordination  Pre-planned coordinating simulation is necessary to avoid conflicting responsibilities such as fire brigades, police, ambulance service, rescue squads and first aid team which must be on the scene simultaneously. An a pre-determined chain of command in such situation is required to avoid organizational difficulties. Under certain circumstances an outside agency can assume command Keselamatan Kerja 66
  • 67. Communication  Planning an emergency control center with alternate communication facilities  Providing all personnel with alerting or reporting responsibilities with current list of phone number and addresses of those people which may have to contact  Maintain communication between key personnel during emergency situation Keselamatan Kerja 67
  • 68. Emergency Procedures Comprehensive plan procedures for handling emergencies toward preventing disaster  Determining factors of needed emergency procedures        The degree of emergency The size of organization The capabilities of the organization in an emergency situation The immediately response of outside aid The physical layout of the premises The number of structures determine procedures that are needed Keselamatan Kerja 68
  • 69. Common Elements of Procedures  Pre-emergency preparation  Provisions for alerting  Evacuating staffs  Handling casualties  Relocation of personnel with special skills for emergency handling Keselamatan Kerja 69
  • 70. Evacuation Order      Identified evacuation routes, alternate means of escape, make these known to all staffs, keep the routes unobstructed Specify safe location for staff to gather for head counts to ensure that everyone has left the danger zone. Assign individuals to assist handycapped employees in emergency Carry out treatment of the injured and search for the missing simultaneously with efforts to contain the emergency Provide alternate sources of medical aid when normal facilities may be in danger zone Containing the extent of the property loss should begin only when the safety of all staff and neighbours at risk has been clearly established Keselamatan Kerja 70
  • 71. Procedure Testing and Revision       Exercise and drills may be conducted to practise all or critical portions such as evacuation of the plan An annual full scale exercise will help in maintaining a high level of profiency Knowledge of individual responsibilities can be evaluated through paper tests or interview A thorough and immediate review after each exercise, drill or after an actual emergency will point out areas that require improvement Revise when shortcoming have become known, and should be reviewed at least annualy Changes in plant infrastructure, processes, material used and key personnel are occasions for updating plan Keselamatan Kerja 71
  • 72. IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA DAN RESIKO Keselamatan Kerja 72
  • 73. BAHAYA  Situasi fisik yang berpotensi menyebabkan kecelakaan pada manusia, kerusakan pada aset, kerusakan pada lingkungan dan kombinasi yang terjadi diantaranya Keselamatan Kerja 73
  • 74. RESIKO  RESIKO ADALAH KOMBINASI DARI EFEK BAHAYA DAN TINGKAT KEMUNGKINANNYA Resiko = Efek Bahaya x Tingkat Kemungkinan Bahaya Efek bahaya bersifat tetap terdiri atas HIGH, MEDIUM dan LOW  Tingkat kemungkinan bahaya terdiri atas HIGH, MEDIUM dan LOW  Keselamatan Kerja 74
  • 75. Parameter dalam memperhitungkan KEMUNGKINAN BAHAYA (contoh) TINGKAT PARAMETER HIGH MEDIUM LOW Frekuensi timbulnya bahaya Setiap kali pekerjaan itu dilakukan Sekali dalam 10 s/d 100 Satu kali selama pekerjaan itu dilakukan Frekuensi timbulnya efek bahaya Hampir setiap kali pekerjaan dilakukan Sekali dalam 10 s/d 100 Sekali dalam 100 atau lebih Tingkat kemampuan pelaksana pekerjaan Tanpa pengalaman, tidak pernah melakukan pekerjaan sebelumnya Kurang berpengalaman Berpengalaman, memiliki kemampuan yang baik dan sering melakukan pekerjaan itu Keselamatan Kerja 75
  • 76. Parameter dalam memperhitungkan EFEK BAHAYA PARAMETER Sumber Daya Manusia HIGH MIDDLE LOW Kematian Luka menengah, Cacat, disfungsi tubuh tubuh masih dapat melakukan kerja Luka berat Luka ringan Kerusakan yang menyebabkan menurunnya tingkat Produksi Kerusakan kecil, tidak mempengaruhi produksi Aset Kerusakan besar pada peralatan Produksi terhenti Alat Proteksi Alat proteksi tidak ada Berada dalam lingkungan dengan keberadaan zat mudah terbakar Alat proteksi minim Alat proteksi tersedia dengan cukup, instalasi terisolasi dengan baik Ketersediaan waktu evakuasi Kurang dari 1 menit Antara 1-30 menit Lebih dari 30 menit Keselamatan Kerja 76
  • 77. HAZARD ANALYSIS The identification of undesired event, that leads to the materialisation of the hazard  The analysis of the mechanisms by which those undesired event could occur  The estimation of the extent, magnitude and relative likehood of any harmful effects  Keselamatan Kerja 77
  • 78. HAZARD ANALYSIS H a z a r d A n a ly s is H IR A H A Z ID HAZO P H a z a r d I d e n t ific a t io n a n d R is k A s s e s m e n t H a z a r d I d e n t ific a t io n H a z a rd a n d O p e r a b ilit y S t u d y D a ily a n d S p e c ia l A c t iv it y W h o le P la n t A p p lic a t io n P la n t O p e r a t io n A p p lic a t io n Keselamatan Kerja 78
  • 79. HIRA   Identifikasi Bahaya dan Kajian Resiko (Hazard Identification and Risk Assesment), analisa yang dilakukan pada AKTIVITAS HARIAN DAN KHUSUS suatu instalasi industri Tahapan HIRA       Pemilahan kegiatan yang akan dilakukan menjadi sub kegiatan yang lebih kecil dan spesifik Identifikasi potensi bahaya untuk setiap sub kegiatan Determinasi resiko yang mungkin terjadi (efek bahaya dan tingkat kemungkinannya) Determinasi cara pencegahan dan penanggulangan terhadap resiko bahaya Kesimpulan potensi bahaya dan resiko yang dihadapi untuk setiap kegiatan Kesimpulan untuk keseluruhan pekerjaan Keselamatan Kerja 79
  • 80. PT Pertamina (Persero) Kilang UP VI Balongan Residue Catalytic Cracking (RCC) Unit Keselamatan Kerja 80
  • 81. HIRA pada Kilang UP VI Balongan Potensi Bahaya Efek Bahaya Pemeliharaan reaktor dan kolom utama pada RCC terjatuh Patah tulang, disfungsi tubuh dan kematian Pengisian katalis ke catalyst storage Katalis tumpah dan tercecer Pencemaran lingkungan Jenis Kegiatan Pengambilan kerosene dari DTU dan/atau ARHDM Kebocoran pipa Pencemaran lingkungan, kebakaran dan ledakan Tingkat Efek Bahaya H M H Tingkat Kemungkinan H L H Keselamatan Kerja Resiko Penanggulangan dan pencegahan Resiko Akhir H Pemakaian safety helm Pemakaian tali pengaman M M SOP yang jelas dan pekerja yang terlatih L H Inspeksi dan monitoring rutin pada perpipaan dengan indikator baik. Sistem pemadam kebakaran yang baik di sekitar unit M 81
  • 82. HAZID  Identifikasi bahaya (Hazard Indentification), analisa pencegahan terjadinya bahaya pada instalasi industri/pabrik yang DILAKUKAN DENGAN MEMPERHATIKAN KESELURUHAN ASPEK YANG ADA DIDALAMNYA  Keseluruhan aspek dari instalasi industri/pabrik itu adalah:  Data informasi instalasi industri (PFD, P&ID, Lay Out, data meteorologi, data sosial kultural masyarakat sekitar, catatan peristiwa)  Lokasi (fasilitas operasi, fasilitas pendukung)  Resiko (SDM, lingkungan, aset, image)  Faktor Pemicu Bahaya (proses operasi, transportasi, geografis dan meteorologi, sosial kultural)  Potensi Bahaya (kebakaran dan ledakan besar, tenggelam, pencemaran lingkungan) Keselamatan Kerja 82
  • 83. Parameter HAZID dalam memperhitungkan EFEK BAHAYA PARAMETER MINOR MAJOR SEVERE Sumber Daya Manusia Tidak ada kecelakaan Kecelakaan tidak fatal Kecelakaan fatal Aset Kerugian lebih rendah dari US$ 100’000 Kerugian diantara US$ 100’000 s/d 1’000’000 Kerugian lebih besar dari US$ 1’000’000 Kerusakan kecil pada lingkungan Kerusakan besar pada lingkungan Lingkungan Tidak ada kerusakan lingkungan Keselamatan Kerja 83
  • 84. Parameter HAZID dalam memperhitungkan FREKUENSI BAHAYA (TINGKAT KEMUNGKINAN BAHAYA) MOST Frekuensi Bahaya LIKELY UNLIKELY Lebih dari 10 kali dalam 10 tahun Diantara 1 s/d 10 kali dalam 10 tahun Kurang dari 1 kali dalam 10 tahun Keselamatan Kerja 84
  • 85. PT PUPUK SRIWIJAYA PUSRI-II Urea Plant Keselamatan Kerja 85
  • 86. HAZID pada Urea Plant PUSRI POTENSI BAHAYA LOKASI DESKRIPSI PENYEBAB Perumahan karyawan Tempat tinggal karyawan PUSRI yang terletak di luar area Pabrik Tekanan dan suhu terlalu tinggi pada proses operasi Unit Ammonia Unit pembuatan NH3 dan CO dari udara, gas alam dan steam Tekanan dan suhu terlalu tinggi pada proses operasi Unit Urea Unit pembuatan Urea dari NH3 dan CO Tekanan dan suhu terlalu tinggi pada proses operasi Unit Gas Turbine Generator Unit pemenuhan kebutuhan tenaga listrik untuk pabrik, kantor dan perumahan Tekanan dan suhu terlalu tinggi pada proses operasi Unit Pembangkit Steam Unit penghasil steam utama untuk berbagai proses, digunakan pada ammonia, urea dan utility plant Tekanan dan suhu terlalu tinggi pada proses operasi Ledakan besar, kebakaran Unit Pengolahan Limbah Unit tempat pengolahan limbah cair hasil proses produksi Kebocoran Proses Operasi Pencemaran lingkungan Ledakan besar, kebakaran Ledakan besar, kebakaran Ledakan besar, kebakaran Ledakan besar, kebakaran Keselamatan Kerja EFEK BAHAYA FREKUENSI BAHAYA PENCEGAHAN Likely Pengadaan unit pemadam kebakaran, pengadaan alat detektor kebakaran Likely Pengecekan secara rutin Pengadaan indikator tekanan dan suhu Likely Pengecekan secara rutin Pengadaan indikator tekanan dan suhu Likely Pengecekan secara rutin Pengadaan indikator tekanan dan suhu Severe Likely Pengecekan secara rutin Pengadaan indikator tekanan dan suhu Severe Likely Pengecekan secara rutin Severe Severe Severe Severe 86
  • 87. HAZOP  Hazard Operability Study  Identifikasi penyimpangan/deviasi yang terjadi pada pengoperasian suatu instalasi industri dan kegagalan operasinya yang menimbulkan keadaan tidak terkendali  Dilakukan pada tahap perencanaan untuk instalasi industri baru  Dilakukan sebelum melakukan modifikasi peralatan atau penambahan instalasi baru dari instalasi industri lama  Analisa sistematis terhadap kondisi kritis disain instalasi industri, pengaruhnya dan penyimpangan potensial yang terjadi serta potensi bahayanya  Dilakukan oleh kelompok para ahli dari multi disiplin ilmu dan dipimpin oleh spesials keselamatan kerja yang berpengalaman atau oleh konsultan pelatihan khusus Keselamatan Kerja 87
  • 88. PUSRI Urea Plant Ammonia Unit 101-B Primary Reformer 101-B Keselamatan Kerja 88
  • 89. HAZOP pada Urea Plant PUSRI Lokasi 101-B Primary Reformer No Gambar Kata Panduan Parameter Utama Potensi Bahaya AOP03-/04-X6PF-0103 No No Flow Reformer meledak, plant shutdown FI-91,FRC-3, FI-8, FICA-19,FI-10,FRC-2 More More Flow Tekanan tinggi FI-91,FRC-3, FI-8, FICA-19,FI-10,FRC-2, PRA-43 Less Less Flow Reaksi tak terjadi, temperatur tinggi FI-91,FRC-3, FI-8, FICA-19,FI-10,FRC-2 More More Pressure Reformer meledak PDIA-53, PDIA-55, PRA-43 More Temperature Merusak katalis, reaktor meledak TI-I-77 – TI-I-85, TI-I-3, TI-I-117 Keselamatan Kerja Pencegahan 89
  • 91. OUTLINE PENDAHULUAN    KOTA BONTANG BONTANG LNG PLANT PT BADAK NGL PROSES PRODUKSI DI BONTANG LNG PLANT KESELAMATAN KERJA, KESEHATAN DAN LINGKUNGAN ANALISA KESEHATAN DAN LINGKUNGAN ANALISA KESELAMATAN KERJA HIRA HAZID HAZOPS KESIMPULAN Keselamatan Kerja 91
  • 92. KOTA BONTANG Geografis, keadaan dan SDA  Terletak di pantai timur propinsi Kalimantan Timur  Daerahnya dilalui garis khatulistiwa dan dikelilingi hutan tropis basah dan juga hutan mangroove  Beriklim tropis basah  Curah hujan cukup tinggi (20003000 mm/tahun)  Terdapat kawasan hutan lindung alami dengan pantai yang bersih  Sumber daya alam terbesar berupa gas alam dan bahan baku pupuk yang saat ini merupakan komoditas ekspor utama Keselamatan Kerja 92
  • 93. Penduduk dan sosial masyarakat      Penduduk bontang terdiri dari suku bugis, banjar, kutai, dayak, madura, dll Jumlah penduduk pada 2002 tercatat 106.225 jiwa Tingkat pertumbuhan penduduk cukup tinggi Mayoritas penduduk bekerja sebagai karyawan, wiraswasta, petani dan nelayan Tingkat kesehatan masyarakat cukup baik Keselamatan Kerja 93
  • 94. Bontang LNG Plant        Bontang LNG Plant Terletak di Bontang Selatan Bermula dari ditemukannya cadangan gas raksasa di lapangan badak oleh Huffco pada 1972 Bontang LNG plant selesai dibangun dan langsung memulai produksinya dengan 2 train yaitu train A dan B pada tahun 1977 Saat ini Bontang LNG Plant memiliki 8 train yaitu A – H Kapasitas produksi saat ini 22 juta ton LNG/tahun dan 1.2 juta ton LPG/tahun Hasil produksi hampir seluruhnya diekspor ke Jepang, Korea dan Taiwan Saat ini, hampir seluruh pekerjanya sebagian besar orang Indonesia Keselamatan Kerja 94
  • 96. Produksi Bontang LNG Plant Tahun Produksi LNG (tons) Pengapalan LNG Produksi LPG (tons) Pengapalan LPG 1977 713.729 12 1978 3.332.043 58 - 1979 3.257.282 57 - - 1980 4.155.302 72 - - 1981 4.076.656 71 1982 4.263.888 74 - - 1983 4.476.952 78 - - 1984 7.298.748 125 - - 1985 7.399.474 129 1986 7.067.191 126 - 1987 6.966.899 123 - 1988 8.063.054 145 52.744 1 1989 8.064.536 147 385.080 11 1990 9.799.297 178 465.263 13 - - Keselamatan Kerja 96
  • 97. Produksi Bontang LNG Plant (Continued) 1991 10.985.525 197 509.686 16 1992 11.789.147 211 582.134 15 1993 12.149.872 214 680.650 23 1994 14.107.104 249 785.895 23 1995 13.707.104 240 733.251 17 1996 15.214.927 245 945.040 21 1997 15.621.658 294 961.132 20 1998 16.413.427 309 976.305 25 1999 18.497.258 340 1.058.065 25 2000 20.588.062 380 931.120 21 2001 21.383.543 408 1.154.159 26 2002 20.219.962 356 906.057 20 Keselamatan Kerja 97
  • 98. PT Badak NGL       Nama PT badak diambil dari nama lapangan gas raksasa di daerah badak Didirikan pada 26 November 1974 Pada awalnya merupakan perusahaan nonprofit dengan pemegang saham Pertamina, Vico dan Jilco Merupakan operator Bontang LNG Plant Sangat memperhatikan aspek keselamatan kerja dan lingkungan Melakukan program bina masyarakat Keselamatan Kerja 98
  • 99. Penghargaan-penghargaan yang telah diterima PT Badak NGL (COMPANY IMAGE) Diberikan Oleh: Penghargaan Jumlah British Safety Council Five Stars Award Sword of Honor 2 6 USA Award of Honor 7 Pemerintah RI Patra Karya Raksatama Patra Karya Nirbhaya Karya Utama Patra Adikarya Bhumi Utama 2 1 2 Instansi Internasional ”ISO14001 accreditation” ”Safety Award” ”Zero Accident” ”ISO 9001 version 2000 for Quality Management System” 1 Keselamatan Kerja 99
  • 100. Proses Produksi di Bontang LNG Plant Keselamatan Kerja 100
  • 101. Sumber-sumber gas alam      VICO Lapangan mutiara, sambera, badak dan nilam TOTAL INDONESIA Lapangan tambora, tunu, senipah, bekapai, handil dan peciko UNOCAL INDONESIA Lapangan attaka dan west seno Gas-gas dari sumur-sumur tsb dialirkan menuju bontang LNG Plant dengan pipa transmisi 36” dan 42” dan tiba pada Bontang LNG Plant pada tekanan sekitar 47 kg/cm2 Sebelum dialirkan ke setiap train sebagai feed gas, gas alam tersebut terlebih dahulu dilewatkan ke Knock Out Drum untuk menjalani proses pemisahan awal Keselamatan Kerja 101
  • 102. Komposisi Feed Gas N2 CO2 C1 C2 C3 iC4 nC4 iC5 nC5 C6 0,12 % 5,80 % 83,7 % 4,95 % 3,30 % 0,70 % 0,80 % 0,30 % 0,20 % 0,13 % Keselamatan Kerja 102
  • 103. Produk Bontang LNG Plant Komposisi LNG : C1 min 85 % N2 max 1 % C4 max 2 % C5+ max 0,1 % H2S max 0,025 ppbw / 100 ScF Sulfur max 1,3 gr / 100 ScF Densitas min 453 kg / m3 Keselamatan Kerja 103
  • 104. Produk Bontang LNG Plant (Continue..) Komposisi LPG Propana : C2 max 1,86 % C3 min 96,25 % C4 max 1,89 % Komposisi LPG butana : C3 max 4,64 % C4 min 94,84 % C5+ max 0,88 % Keselamatan Kerja 104
  • 105. Keselamatan kerja, kesehatan dan lingkungan Bahan baku dan produk yang terlibat  CH4/fuel gas  C3H8/propane  C2H4/ethylene  C3H6/propylene  nC4H10/butane  C5H12-C11H24/kondensat  (C6H14 - C12H26)/nafta  N2  CO2  Hg  Sulfur Keselamatan Kerja 105
  • 106. Masalah lingkungan Sumber pencemar :  Limbah gas (CO2 , SOx , NOx ,dll)  Limbah cair (Limbah Hg, C5+,dll)  Limbah padat (partikulat, Smog, dll) Dampak negatif dari beberapa aspek:  biologis : *. flora dan fauna *. manusia  fisika kimia : #. kualitas udara #. iklim makro #. kualitas air  Sosial ekonomi : +. Demonstrasi warga +. Perkelahian Keselamatan Kerja 106
  • 107. Pengendalian pencemaran lingkungan Cara yang dapat digunakan dalam pencegahan pencemaran limbah adalah dengan melakukan pencegahan pencemaran pada “sumber pencemar” di dalam area pabrik, seperti: 1. Penyempurnaan meode proses serta peralatan yang dipakai 2. Menjaga kebersihan dari tumpahan/ceceran bahan kimia serta ceceran lainnya 3. Menambah unit pemanfaatan hasil samping 4. Penggunaan kembali air buangan proses (daur ulang) serta usaha-usaha lainnya yang tidak menimbulkan gangguan terhadap peralatan manusia/karyawan serta lingkungan. Keselamatan Kerja 107
  • 108. ANALISA KESELAMATAN KERJA HIRA Jenis kegiatan yang di buat HIRA: a.Pembersihan Storage Tank b.Pemasangan Instalasi Listrik c.Pemasangan dan fitting pipa d.Pengecekan alat (pemanas, indikator, Heat exchanger,dll) e.Pengangkutan bahan baku dan produk Keselamatan Kerja 108
  • 110. HAZID Lokasi yang dibahas pada HAZID 1. Well Facilities 2. Main Office, gedung serba guna 3. Plant keseluruhan 4. LNG/LPG Tank Storage Facilities 5. Small Refinery Facilities 6. Main Facilities 7. Loading Ship 8. Pipeline Facilities 9. Unit Pengolahan Limbah Keselamatan Kerja 110
  • 111. HAZID No 1. 2. Lokasi Well Facilities Main Office, gedung serbaguna Deskripsi Kebocora Kompresor Depan gedung main office terjadi pemogokan kerja/demo Penyebab POTENSI BAHAYA EFEK BAHAYA *Korosi, kavitasi atau karena adanya kandungan air yang cukup banyak pada gas alam akibat suhu dan tekanan gas turun (kompressor rusak) +Plant shut down (gas tidak dapat diambil dari dalam tanah) +Kebakaran (karena gas alam mudah meledak) +Pencemaran lingkungan Servere: Kerugian besar karena Plant shut down, Dapat berakibat kematian bila terjadi ledakan besar +Hancurnya gedung karena terjadi bentrok dengan warga setempat, bisa pula terjadi kebakaran Servere: Dapat terjadi fatality *Gaji karyawan dinilai sudah terlalu rendah dengan kondisi bahan-bahan kebutuhan pokok yang terus naik. *pencemaran lingkungan tempat tinggal warga oleh limbah pabrik atau kebocoran gas. Keselamatan Kerja FREKUENS I BAHAYA unlikely Unlikely 111 PENCEGAHA N Peremajaan Kompressor, pengecekan alat secara rutin, menyiapkan aliran bypass agar tidak sampai Plant Shut Down (PSD) Selalu memperhatikan kebutuhan rakyat kecil
  • 112. No 3. 4. Lokasi Plant keseluruh an LNG/ LPG Tank Storage Facilities Deskripsi Seluruh fasilitas operasi dan pendukung plant kebanjiran Kebocoran tank storage Sebab EFEK BAHAYA *Tempat penampungan air (DAM) rusak, curah hujan terlalu tinggi dengan intensitas yang besar +Kebanjiran (dapat menyebabkan alat-alat DAM rusak) +Penyakit +Plant Shut Down *Korosi, bencana alam seperti gempa bumi hebat, banjir +Dapat terjadi ledakan karena LNG/LPG mudah meledak, +kematian FREKUENS I BAHAYA PENCEGAH AN Severe: Karena plant shut down kerugian perusahaan besar POTENSI BAHAYA Most: Karena daerah Bontang adalah daerah beriklim tropik basah dengan curah hujan yang tinggi Membuat waduk, DAM, membuang sampah pada tempatnya Severe: Fatality kerugian produk yang hilang serta image perusahaan turun Keselamatan Kerja Unlikely 112 Peremajaan tank, pemerikasaan rutin, penyimpanan storage tank di gedung atau ruangan tertutup
  • 113. No Lokasi LNG/ LPG Tank Storage Facilities Small Refinery Facilities 5. (Fasilitas pendukung operasi) Deskripsi Pressure Regulator pd tangki tidak berfungsi dengan baik sehingga tekanan tidak terkontrol Kebocoran pompa atau pompa tidak dapat bekerja dengan baik Sebab *Tidak rutin memeriksa keadaan tangki khususnya Pressure Regulator. *Korosi, adanya fraksi uap (gelembunggelembung udara) pada aliran inlet pompa sehingga pompa rusak POTENSI BAHAYA +Kebakaran dan ledakan besar (karena tekanan terlalu tinggi shg suhunya lebih tinggi daripada suhu ignitation) +Kerugian materi yang terbuang, pompa yang rusak Keselamatan Kerja EFEK BAHAYA Severe: Fatality kerugian dalam jumlah besar Minor FREKUENS I BAHAYA PENCEGAHA N Unlikely Peremajaan fasilitas yang sudah rusak, rutin memeriksa tekanan pada tangki Most 113 Memeriksakan pompa secara rutin, pengecekan dan pengauditan kondisi pompa, menutup aliran ke pompa dan mengaktifkan bypass line
  • 114. No Lokasi Small Refinery Facilities 5 Deskripsi Sebab Kerusakan boiler *Suhu operasi terlalu tinggi melebihi suhu maksimal boiler (Fasilitas pendukung operasi) Small Refinery Facilities (Fasilitas pendukung operasi Valve/katup macet (aliran tidak dapat dibuka atau ditutup dengan baik) *Korosi, friksi terlalu besar POTENSI BAHAYA +Gangguan produksi, turbin rusak (tidak dapat berfungsi secara maksimal) +Plant Shut Down (tidak ada aliran atau aliran tidak dapat ditahan sehingga menimbul-kan kerusakan alat lain) Keselamatan Kerja EFEK BAHAYA Minor Major: dapat terjadi Plant Shut Down FREKUENS I BAHAYA PENCEGAHA N Unlikely Membeli boiler dengan pertaha-nan yang tinggi Likely Ada aliran bypass atau aliran cabang yang dapat digunakan pada plant 114
  • 115. No 6. Lokasi Main utilities Main utilities Deskripsi Kebocoran knock out drum sehingga kondesat liquid tidak terpisah dari feed gas CO2 absorber mengalami kerusa-kan Cause *KOD (knock out drum) mengalami fracture atau fatique karena pemakaian yang terus menerus dengan perawatan yang minim *Amine yang mengabsorb CO2 terkontaminasi sehingga kadar CO2 yang dapat diserap kecil, feed gas tercemar *Korosi lebih besar dari korosi allowance absorber (3,2mm) POTENSI BAHAYA EFEK BAHAYA +Kualitas produk LNG turun, kemungki-nan terjadi kerusakan alat lain krn masih adanya kondesat liquid Major: Image perusahaan turun, kerugian material yang terbuang +Kualitas LNG turun karena adanya kontaminan dapat menyebabkan kerusakan alat lain +Pd P dan T yang terlalu tinggi absorber dapat meledak Keselamatan Kerja Major: Image perusahaan turun, kerugian asset (absorber dan alatalat lain) FREKUENS I BAHAYA PENCEGAHA N Unlikely Peremajaan alat KOD dan pemeriksa-an secara rutin sesuai dengan SOP Unlikely Sebelum masuk LNG plant amine mengalami proses pemurnian terlebih dahulu, pemeriksa-an rutin temperatur dan tekanan indikator dan kontroler 115
  • 116. No Lokasi Main utilities Main utilities Deskripsi Amine regenerato r tidak dapat berfungsi dengan baik sehingga regenerasi amine tidak dapat dilakukan Kerusakan feed dryer sehingga kandungan outletnya masih mengandung kadar H2O cukup tinggi Sebab POTENSI BAHAYA *Korosi, kadar CO2 yang diabsorb amine terlalu besar sehingga larutan MDEA tidak teregenerasi dengan baik +Masih adanya kandungan CO2 pada LNG/LPG (kualitas LNG/LPG turun) *Korosi lebih besar daripada korosi allowance (1,5mm), tekanan kerja lebih besar daripada tekanan kerja maksimum +Turunnya mutu LNG, LPG Keselamatan Kerja EFEK BAHAYA Minor Minor FREKUENS I BAHAYA PENCEGAH AN Unlikely Peremajaan alat, adanya regenerator bertahap Unlikely Adanya aliran recycle produk untuk pengurangan kadar air lagi, adanya T dan P controler 116
  • 117. No Lokasi Deskripsi Adanya kebocoran pipa aliran outlet mercury (hg) removel vessel Kerusakan scrub column sehingga metana tidak dapat dipisahkan dari fraksi berat lainnya Sebab *Penyumbatan partikel endapan, korosi, kekentalan aliran fluida terlalu besar sehingga dapat menjadi penyumbatan pipa *Alat pengontrol dan indikator T dan P pada volum tidak berfungsi dengan baik sehingga operator dapat melakukan kesalahan operasi column POTENSI BAHAYA EFEK BAHAYA FREKUENS I BAHAYA PENCEGAH AN +Pencemaran lingkungan oleh limbah hg Minor Likely Pengecekan rutin sesuai dengan SOP Unlikely Selalu mengaudit secara rutin T dan P indikator, memilih material scrub column yang tahan korosi dan tekanan tinggi +Kerugian alat (scrub column mahal), produk LNG tidak dapat diperoleh (tidak dapat terpisah dari fraksi lain) Keselamatan Kerja Major: Dapat terjadi plant shut down karena LNG tidak dihasilkan 117
  • 118. No Lokasi Deskripsi DEETHANIZ ER (C2), DEPROPANI ZER (C3), DEBUTANIZ ER (C4) column, scrub column overhead condenser (C5+) tidak berfungsi dengan baik Heat exchan-ger rusak sehingga C1, C2, C3, C4, C5 tidak dapat dicairkan Sebab POTENSI BAHAYA *Korosi, sudah waktunya untuk diganti (telah lama dipakai dengan perawatan yang minim), T dan P indikator dan regulator rusak +Kerugian sangat besar karena dapat terjadi plant shut down (karena pemisahan C2, C3, C4, C5+ dari fraksi hidrokarbon lain tidak dapat dilakukan Major: Produk gagal dihasilkan *Suhu air pendingin tidak cukup rendah untuk mendinginkan gas alam menjadi LNG dan LPG +Kerugian besar karena tidak terbentuk LNG, LPG. Gas C1-C5 dengan P tinggi dpt menimbulk-an ledakan Severe: Jika sampai terjadi ledakan dapat menimbulka n fatality Keselamatan Kerja EFEK BAHAYA FREKUENS I BAHAYA PENCEGAHA N Unlikely Selalu mengaudit secara rutin T dan P indikator, memilih material scrub column yang tahan korosi dan tekanan tinggi Unlikely Sistem pendinginan bertahap dari media pendingin 118
  • 119. No 7. 8. Lokasi Deskripsi Sebab POTENSI BAHAYA EFEK BAHAYA Loading ship Kapal karam sehingga tank LNG/LPG tumpah ke lautan *Kecerobohan armada kapal dalam pengoperasian kapal pengangkut *Iklim (badai, hujan keras) +Pencemaran lingkungan (banyak ikan, hewan, tumbuhan laut mati) Severe: Major environmen tal effect Pipeline facilities Kebocoran pipa pengangkut gas alam dari badak field *Korosi, tekanan gas terlalu besar sehingga dapat terjadi blow out +Kerugian besar terutama karena terbuangnya gas alam Major: Tingkat pencemara n lingkungan yang cukup tinggi +Kerugian besar terutama karena terbuangnya LPG, LNG +Pencemaran lingkungan Severe: Karena LNG dan LPG dapat mencema-ri daerah pemukiman dan sumber air minum Kebocoran pipa pengangkut LNG, LPG *Korosi, tekanan cairan dan friksi yang besar Keselamatan Kerja FREKUENSI BAHAYA PENCEGAHA N Likely Memenuhi SOP pengoperasian kapal Likely Pengecekan secara rutin dan auditing operasi Unlikely Pengecekan secara rutin dan auditing operasi 119
  • 120. No 9. Lokasi Des-kripsi Unit pengolaha n limbah Alat-alat pengo-lah limbah tidak berfungsi dengan baik sehing-ga limbah yang dibuang dapat mencemari lingkungan Sebab *Alat-alat tersebut sudah fatique, fracture sudah waktunya keremajaan POTENSI BAHAYA +Pencemaran lingkungan Keselamatan Kerja EFEK BAHAYA Major: Pencemaran lingkungan mence-mari daerah pemukiman FREKUENS I BAHAYA PENCEGAHA N Unlikely Selalu mengaudit secara rutin T dan P indikator, memilih material unit pengolah-an limbah yang tahan korosi dan tekanan tinggi 120
  • 121. HAZOPS PLANT-5 : LIQUEFACTION SYSTEM 5HV-18 From 3E-12 5PV-15 TO 2K-1 5PV-13A B/D 8" 5PV-2 6" 5TV-45 8" 5Y-5 5ESDV-2 LPG TO PLT-17 B/D 5HV-2 Q E 5E-2 LTSS 2" 2" 5EDPV- 1 LTSS 5PSV-13A/ B 5HV-3 B/D A K AR 5Y-4 5Y-6 B/D DRY FLARE 5FV-2 5TV-2 5ESDV- 21 AG AJ AF 10" AH B/D 5C-2 5TV-1A 2" 5ESDV- 20 2" 5-E-1 B/D B/D 5C-1 5HV-6 5LV-7 5PV-17 AE 5ESDV- 22 AD AB LNG TO STG 5ESDV-1 20" 5Y-3A/B 5HV-14 5HV-5 5Y-1 5G-1A/B 5HV-21 LTSS 12" 4HV-11 5Y-2 5HV-4 From 4E-9 AC B/D B/D 5TV-1B 5HV-44 REINJ. 4" 4C-7 66" B/D FG FEED GAS Keselamatan Kerja Zbn June 2001 121
  • 122. Tabel HAZOPS No No Aliran 1. 8”-FGBO3-201 Kata Panduan Par. Utama Aliran Tidak ada Potensi Bahaya Pencegahan Flash 5ESDV-20, drum PI & FI separator 5C-1 kosong, Instalasi inhibit Keselamatan Kerja 122 Ket. Sistem shutdown jika tidak ada aliran masuk 5C-1. FI dan PI dipasang pada pipa aliran masuk.
  • 123. No No Aliran Kata Panduan Aliran Par. Utama Potensi Bahaya kecil Tek. Flash drum separato r 5c-1 turun; Level turun B’lebih Tek flash drum separato r 5C-1 naik;Lev el naik Pencegahan Keterangan 5ESDV- 20, PI&FI, LI &LC Sis. shutdown jika tekanan 5C-1 tidak m’cukupi. FI pada pipa aliran masuk. PI di dalam flash drum 5C-1 5ESDV-20, FI&FIC, LI &LIT, PI 5ESDV-20, FI dan FIC pada pipa aliran masuk 5C1PI dan LI di dalam 5C-1 Keselamatan Kerja 123
  • 124. No aliran Kata panduan Temp 2 4”-fg -bo3202 Aliran Par. Utama Potensi bahaya Pencegahan Keterangan Naik Suhu flash drum naik; Tek. Flash drum naik 5esdv-20, Ti&tic TI di dalam 5C-1 Turun No Suhu flash drum turun; Tek. Flash dum turun 5esdv-20, Ti&tic TI di dalam 5C-1 Tdk ada Instalasi inhibit, ME tdk dpt bekerja 5esdv-21, Pi Dipasang pada pipa Keselamatan Kerja 124
  • 125. No No Kata Aliran Panduan Aliran Par. Utama Potensi Bahaya Kecil Tek MHE 5E1 turun, Suhu MHE turun Berlebih Pencegahan Keterangan 5ESDV-21, PI, TI &TIC 5ESDV-21 & PI Dipasang pd pipa; TI pd MHE 5E-1 5ESDV-21, PI&PIC, TI&TIC 5ESDV-21, PI &PIC pd pipa; TI pd MHE 5E-1 Tek MHE 5E1 naik, Suhu MHE naik Keselamatan Kerja 125
  • 126. No No Aliran Kata Panduan Potensi Bahaya Naik Suhu MHE 5E-1 naik; Tek MHE 5E-1 naik Turun Tekanan Par. Utama Suhu MHE 5E-1 turun; Tek MHE 5E-1 turun Pencegahan Keterangan 5ESDV-21, TI &TIC, PI &PIC TI &PI pd MHE 5E-1PIC dan 5ESDV pd pipa 5ESDV-21, TI&TIC, PI&PIC TI & PI pd MHE 5E-1PIC dan 5ESDV-22 pada pipa … Keselamatan Kerja 126
  • 127. Kesimpulan     Keselamatan kerja merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan demi kelancaran proses produksi suatu perusahaan. Perusahaan juga perlu memperhatikan aspek kesehatan dan lingkungan PT Badak NGL sebagai salah satu perusahaan pengolah gas alam, sudah memiliki standar keselamatan dan kesehatan kerja yang baik. Mari kita bersama mewujudkan tempat kerja yang selamat dan sehat Keselamatan Kerja 127
  • 128. KESELAMATAN KERJA British Petroleum Indonesia Keselamatan Kerja 128
  • 129. Profil Perusahaan BP Internasional adalah grup petroleum dan petrokimia terbesar di dunia Operasinya global, >100,000 karyawan serta strongholds di Eropa, Amerika Utara & Selatan, Australasia & Afrika. Saat ini bisnis BP sedang berkembang di bidang gas & tenaga, serta pengembangan solar Keuntungan tahun 2001 adalah sebesar US$13 milyar Keselamatan Kerja 129
  • 130. Profil Perusahaan (Cont’d) Grup BP beroperasi di Indonesia, sejak tahun 1971. Hulu  eksplorasi & produksi, bahan kimia, gas, energi & sumber daya terbaharui Hilir serta penyulingan & pemasaran BP adalah operator minyak dan gas lepas pantai terbesar di Indonesia, serta pemasok utama gas alam pulau Jawa. Keselamatan Kerja 130
  • 131. Profil Perusahaan (Cont’d) Aktivitas hulu dan hilir dipusatkan di Jakarta. Operasi hulu di lapangan paling besar berlokasi di pulau Pagerungan (Jawa Timur) dan Jawa Barat. Aktivitas lainnya (kimia, solar, pelumas) juga terkonsentrasi di pulau Jawa. BP Indonesia mempekerjakan 1540 karyawan dengan mayoritas (93%) penduduk Indonesia. Keselamatan Kerja 131
  • 132. Konsumen bor Gas Compresor 2 Production Separator Well NLG PLN Atmospheric Separator Gas Compresor 1 Proses Produksi Booster Gas Compresor Crude Oil Pump Tanker Keselamatan Kerja 132
  • 133. Aspek Kesehatan Utilitas Lain dalam Proses Asbes Silika Uap logam NORM Radiasi Ion Glycol Hidrokarbon Aromatik Hidrogen Sulfida Metanol Ashpyxiates Keselamatan Kerja 133
  • 134. Standar Kerja di BP Fasilitas Panas Masuk Ruangan Tertutup Isolasi Energi Pembukaan & Pemasangan Blind Peralatan Safety yang diNon-aktifkan Tagging & Flagging Keselamatan Kerja 134
  • 135. Standar Masuk Ruangan Tertutup Mengenali bahaya dengan tepat:  Mengunjungi lokasi kerja, identifikasi bahaya.  Menyusun JSA  Gas Tester yang disetujui harus digunakan untuk memeriksa adanya kekurangan/kelebihan oksigen dan udara beracun. Melakukan pengawasan, penjagaan dan tindakan termasuk tindakan darurat untuk mengevakuasi guna melindungi personil yang terlibat dalam tugas tersebut. Mengkoordinasikan semua izin dan prosedur keselamatan yang perlu termasuk kerja panas dan atau isolasi energi. Keselamatan Kerja 135
  • 136. Cont’d Pelatihan untuk Masuk Ruang Tetutup    AGT (Authorized Gas Testers) Tim penyelamat akan menerima peralatan perlindungan perorangan (PPE) dan peralatan penyelamatan (termasuk perangkat BA, Breathing Apparatus) dan dilatih cara penggunaannya. Mereka harus dilatih oleh anggota tim kebakaran. Personil yang baru tidak boleh menangani tugas diatas kecuali jika sedang dalam pelatihan dan didampingi oleh personil yang kompeten yang mengenal bahaya-bahaya masuk ruang tertutup. Keselamatan Kerja 136
  • 137. Prosedur Tagging dan Lagging Menetapkan persyaratan tagging dan flagging untuk mencegah terjadinya cedera akibat kecelakaan dengan cara memastikan bahwa semua personil mengetahui bahwa katupkatup atau peralatan dalam keadaan tidak normal. Tagging dan flagging  elemen visual untuk mengingatkan personil akan adanya peralatan yang tidak pada tempatnya/terisolir. Bendera Tag Keselamatan Kerja 137
  • 138. Aspek Lingkungan Limbah berbahaya dan beracun Limbah yang tidak Berbahaya Limbah rumahtangga Keselamatan Kerja 138
  • 139. Limbah Bahan Berbahaya & Beracun (Limbah B3) Lumpur bor, solvent, zat asam, baterai, berbagai macam bahan kimia komersial, logam berat, lumpur minyak (sludge), bahan-bahan yang mudah terbakar, meledak, reaktif, menyebabkan infeksi, dan/atau bahan-bahan korosif. Penanganan:  Tidak boleh dibuang langsung ke dalam air, tanah/ke udara.  Pihak-pihak yang menghasilkan limbah B3 harus menjamin bahwa limbah tersebut diproses, diolah/dibuang sebagaimana mestinya.  Tidak boleh disimpan lebih dari 90 hari dan hanya di kawasan yang memenuhi standar-standar tertentu.  Pengiriman limbah B3 harus dilakukan ke fasilitas pengolahan yang disetujui.  Aktivitas penanganan limbah B3 harus dilaporkan kepada Bagian HSE. Keselamatan Kerja 139
  • 140. Limbah yang tidak Berbahaya Saringan molekular yang digunakan dalam penyerapan air, drum yang tidak bisa digunakan yang telah dibersihkan sebagaimana mestinya, kaleng-kaleng aerosol yang kosong, semen sisa, material packing, bola lampu neon, sebagian besar bahan penyerap/kain kotor. Keselamatan Kerja 140
  • 141. Limbah Rumahtangga Limbah Padat  Semua limbah yang bisa terurai secara alamiah boleh dikirim ke lahan penimbunan / dijadikan kompos. (contoh: sisa makanan, sampah)  Semua limbah tidak bisa terurai secara alamiah harus dibuang ke lahan penimbunan tanah yang sehat dan diizinkan. (contoh: plastik, gelas, kaleng logam, besi tua) Keselamatan Kerja 141
  • 142. (cont’d) Limbah cair    Limbah sanitasi (limbah manusia dan grey water dari pencucian dan dapur) harus diolah dalam septic tank atau sistem pengolahan lain yang sesuai sebelum dibuang. Limbah cair rumahtangga/kantor bisa terjadi dari larutan detergen pencuci bekas yang sudah lama/tidak digunakan, thinner, toner, dsb. Cairan ini tidak boleh dibuang langsung ke air permukaan dan pada umumnya tidak boleh dikeluarkan melalui tempat pencucian piring atau saluran pembuangan lain. Keselamatan Kerja 142
  • 143. Aspek Keselamatan PPE (Personal Protective Equipment) Penggunaan peralatan & instalasi lain Transportasi (udara & air) Keselamatan Kerja 143
  • 144. Personal Protective Equipment Topi keselamatan (helm) Sepatu kerja Coveralls Sarung tangan kerja Kacamata pengaman Helm pengelasan Tabir pengelasan Pelindung muka Penutup telinga (earplug) Peralatan perlindungan pernapasan Breathing apparatus Alat bantu napas Abbrasive blasting Keselamatan Kerja 144
  • 145. Penggunaan Peralatan/Fasilitas Scaffold Pelindung jatuh   Sabuk, tali peredam kejut (self retracting lifeline, sambungan angker, & penyangga angker Tangga Rigging Penanganan & pengambilan sampel berbahaya Keselamatan Kerja 145
  • 146. Perancah (Scaffold)          Pastikan ground/decking cukup untuk menahan beban Semua tiang standar vertical dibangun tegak lurus terhadap ground Punya ikat depan & samping Ada pagar pengaman Tempat berpijak terbuat dari scaffold boards, papan / batangan besi Tangga akses kencang Terlindung dari angin (clamp logam) Personil memakai life jacket & sabuk keselamatan Memberi tanda peringatan & batas Keselamatan Kerja 146
  • 147. Transportasi Transportasi juga merupakan potensi bahaya peraturan & prosedur Udara Helikopter Dibuat prosedur standar & larangan Air Kapal Dibuat standar penggunaan (pemeriksaan awal & pembatasan, check-in, naik ke kapal, jika ada hambatan cuaca) Keselamatan Kerja 147
  • 148. Analisa Keselamatan Kerja Analisa KK di BP: JSA (Job Safety Analysis) Hanya dilakukan bila suatu pekerjaan akan dilakukan. HAZOP Keselamatan Kerja 148
  • 149. HAZOP Tujuan dilakukan HAZOP :  Identifikasi keselamatan, bahaya & masalah operasi yang berhubungan dengan proses yang secara langsung mengancam keselamatan pekerja produksi/penyebab masalah operasi.  Menentukan keseriusan dampak masalah teridentifikasi.  Identifikasi secara engineering & procedural safeguards yang sebelumnya telah dibuat.  Evaluasi kelayakan engineering & procedural procedural safeguards.  Rekomendasi safeguards atau prosedur operasi tambahan jika diperlukan. Keselamatan Kerja 149
  • 150. Ruang Lingkup Studi (HAZOP cont’d) Dilakukan pada 4 platforms Uniform Complex : U Flow UB UWA UW Flow K Platforms: KA K Process K Compression yang terhubung dengan Uniform Complex Keselamatan Kerja 150
  • 151. Metodologi Studi Kolom Kepala Deskripsi No Nomor yang direferensi Guide Word / Deviation Kata-kata panduan yang dijadikan standard untuk menganalisis dan menentukan potensi masalah Possible Causes Penyebab atau masalah yang teridentifikasi Possible Consequences Deskripsi konsekuensi dampak yang mungkin terjadi dari penyebab Tersebut Type Jenis masalah yang terlibat termasuk operasional, keselamatan, keuangan dan peraturan Safeguard Deskripsi petunjuk keselamatan Recommendations / Comments Deskripsi kegiatan yg direkomendasi Action Party Bagian yang bertanggung jawab atas kejadian Keselamatan Kerja 151
  • 152. Probability Matriks Tingkat Resiko Medium Low > 1 in 10, Likely Potensial Consequences High 1 in 10 – 1000, sometimes < 1 in 1000, extremely unlikely Hazard Personnel Asset Environment Very High Multiple Fatality >$5 1K-10K bbls spill H H H High Single Fatality $0.5-$5 100-1K bbls spill H H H Medium Permanent Disability $0.1$0.5 15-100bbls spills H M M Low Minor Injuries $0.001$0.1 1-15 bbls spill M M L Very Low First Aid (single injury) <$0.1 <1 bbls spill M L L Keselamatan Kerja 152
  • 153. Tingkat Resiko    Low Priority resiko tidak serius & aktifitas yang direkomendasi tidak digunakan untuk major modification. Medium Priority resiko cukup signifikan & aktifitas yang direkomendasikan perlu investigasi lanjut untuk dapat solusi terbaik. High Priority resiko signifikan & berhubungan dengan desain / filosofi keselamatan. Aktifitas dilakukan segera untuk dapat solusi optimal & implementasi dilaksanakan secepat mungkin. Keselamatan Kerja 153
  • 154. Kata Panduan Kata Panduan Kata Panduan Kata Panduan Kata Panduan No Flow More Level Composition Personnel Safety Less Flow Less Pressure Corrosion/Erosion External Factors More Flow More Pressure Instrumentation Operations Reverse Flow Less Temperature Relief Maintenance Misdirected Flow More Temperature Personnel Safety Drawing Less Level Contaminants Relief Keselamatan Kerja 154
  • 155. Analisa Kerugian SDM Semua pembayaran kesehatan karyawan ditangggung penuh oleh perusahaan. Jika kecelakaan kerja terjadi di tempat kerja maka perusahaan menyediakan alat pengangkutan korban menuju rumah sakit, semua biaya pengobatan dan perawatan ditangggung sampai dapat bekerja kembali. Jika pekerja tidak dapat bekerja / cacat karena kecelakaan, meninggal karena kecelakaan / meningggal mendadak di tempat kerja maka perusahaan memberikan santunan untuk pekerja dan atau keluarganya sebesar 72 x Upah. Keselamatan Kerja 155
  • 156. Asset Semua peralatan yang dimiliki perusahaan diasuransikan. Jika kecelakaan tidak besar maka perusahan memperbaiki sendiri. Lingkungan Jika terjadi kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh kecelakan maupun operasi perusahaan, maka perusahaan berusaha memenuhi kewajiban sesuai dengan klaim yang ada. Produktivitas Perusahaan langsung menghentikan aktifitas produksi jika terjadi kecelakaan. Selain itu warning kecil pun juga menjadi perhatian utama. Sangat memungkinkan jika suatu warning kecil dapat menghentikan operasi produksi. Keselamatan Kerja 156
  • 157. KILANG UNIT PENGOLAHAN V PERTAMINA BALIKPAPAN Keselamatan Kerja 157
  • 158. Sejarah dan latar belakang      1897 → ditemukan sumber minyak di Sanga, Tarakan, Samboja, dan Bunyu 1946 → direnovasi karena hancur dalam PD II, membangun PMK I & II, Wax Plant, HVU I 1997 → PMK I & II diganti menjadi CDU V, dan HVU I menjadi HVU III Crude Oil berasal dari Minas, Tanjung Sepinggan, Badak, Handil, Bekapai, Arjuna, Attaka, dll. Kadangkadang berasal dari luar negeri : Jabiru, Chalyst, Crude(Auatralia), dan Tapis crude(Malaysia) Produk → motor gasoline, kerosene, avtur, solar, minyak diesel, fuel oil, Heavy Naphta, LPG, wax Keselamatan Kerja 158
  • 159. IKHTISAR KILANG KILANG BALIKPAPAN I  Crude Distillation Unit  Unit Penyulingan Hampa (HVU III)  W Plant ax  Dehydration Plant KILANG BALIKPAPAN II  Hydroskimming Complex (HSC)  Hydrocracking Complex (HCC) Keselamatan Kerja 159
  • 160. PLANT PENUNJANG       Fuel Gas System, Plant 15 Flare System, Plant 19 Caustic Soda Plant, Plant 25 BFW and Steam, Plant 31 Cooling W ater System, Plant 32 Air and Nitrogen Plant, Plant 35 Keselamatan Kerja 160
  • 161. CRUDE OIL (MINYAK BUMI)      Secara fisik merupakan cairan yang mengandung gas, cairan, dan elemen-elemen padat yang terlarut di dalamnya Terbentuk dari peristiwa dekomposisi berbagai macam hewan dan tumbuhan jutaan tahun yang lalu Umumnya bercampur dengan air garam dan gas alam, yang membentuk 3 lapisan Dipergunakan luas sebagai bahan bakar Berdasarkan strukturnya, dibagi menjadi 4 golongan utama : 1. Senyawa golongan parafin 2. Senyawa golongan naphten 3. Senyawa golongan aromatik 4. Senyawa golongan olefin Keselamatan Kerja 161
  • 162. PROSES Minyak Mentah Pemanasan Awal Desalter Crude heater Kolom Destilasi Produk Keselamatan Kerja 162
  • 164. Aspek Keselamatan Material Potensi Bahaya Material Cr ude Oil (bahan baku) • • • • Ir itasi mata Ir itasi salur an pernapasan Ir itasi kulit Gangguan syar af Penanganan • • • • Jika ter kena mata, seger a basuh dengan air Jika ter telan jangan dimuntahkan, segera hubungi dokter Bawa kor ban ke udara segar jika ter hir up Jika ter bakar , padamkan dengan dr y chemical, CO 2 , water spr ay Keselamatan Kerja 164
  • 165. Material pr oduk LPG Potensi Bahaya Penanganan Pada •Pada konsentr asi uap yang tinggi dapat menyebabkan ir itasi dan rasa ter bakar pada mata dan kulit. Jika terhirup dapat •Jika menyebabkan asphyx iant, pusing, nausea dan pingsan Segera •Segera cuci dengan air Jika •Jika ter hir up seger a beri udar a segar dan perawatan medis Jika •Jika ter jadi kebakaran gunakan fir e ex tinguisher dry chemical, CO 2 atau water spr ay • Jauhkan LPG dari sumber api atau panas Keselamatan Kerja 165
  • 166. • Kerosene • Menyebabkan iritasi pada kulit jika mengalami kontak yang lama dan berulang. Berakibat fatal jika terbawa dalam respirasi dan menyebabkan iritasi pada gastrointestinal serta diare Segera •Segera cuci kulit yang terkena ir itasi dengan air sabun. Jika •Jika tertelan jangan muntahkan dengan paksa, beri perawatan medis. Segera •Segera padamkan api yang timbul dengan menggunakan ex tinguisher CO 2 , dry chemical, foam atau water spray. Keselamatan Kerja 166
  • 167. • • Light naptha • Iritasi ringan pada mata dan kulit Jika tertelan dapat merusakparuparu dan saluran pernafasan Kontak terlalu lama danberulang dapat menyebabkan kanker kulit dan mer usak sistem saraf pheripheral Segera •Segera basahi mata dengan air dan untuk kulit gunakan air sabun (jika terjadi iritasi). Jika •Jika terhirup segera beri udara segar Jika •Jika tertelan jangan muntahkansecara paksa, segera beri perawatan medis Jauhkan dari sumber api dan panas Keselamatan Kerja 167
  • 168. heavy naptha • Iritasi ringan jika terkena mata dan kulit. Jika •Jika tertelan atau terhir up menyebabkan batuk, cegukan, sesak nafas, sakit kepala, nausea dan tidak sadarkan diri (jika tertelan dalam jumlah besar) Basahi •Basahi mata atau kulit yang terkena iritasi dengan air bersih. Jika •Jika terhirup segera beri udara segar dan jika tertelan segera beri perawatan medis. Jika •Jika terjadi kebakaran segera padamkan menggunakan dry chemical, CO 2 , foam atau water spray. Keselamatan Kerja 168
  • 169. Gas Oil • Iritasi ringan pada mata dan kulit Jika •Jika tertelan dapat merusak paruparu dan salur an pernafasan Segera •Segera basahi mata dengan air dan untuk kulit gunakan air sabun (jika terjadi iritasi). Jika •Jika terhirup segera beri udara segar Jika •Jika tertelan jangan muntahkan secara paksa, segera beri perawatan medis Keselamatan Kerja 169
  • 170. Lindungan Lingkungan Effluent Water Treatment Plant  Elevatic Flare Stack  Alat Peredam Kebisingan  Incinerator  Keselamatan Kerja 170
  • 171. HIRA (HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESMENT)   Merupakan identifikasi resiko terhadap suatu kegiatan Contoh kegiatan yang diidentifikasi antara lain: - Pengecekan berkala kondisi operasi oleh operator lapangan - Memperbaiki pompa - Mengganti sambungan pipa yang dilas Keselamatan Kerja 171
  • 172. 1 Jenis kegiatan Hazard potency Tingkat efek bahaya Tingkat kemungkinan Resiko Pencegahan Resiko akhir Iritasi mata No M L L Menggunakan google L M Menggunakan masker full face dan respiratory mask L M mengecek kondisi pipa dan memakai respiratory mask L Pengecekan berkala kondisi operasi Keracunan gas bocor 2 Mengganti sambungan pipa yang dilas Keracunan sisa gas yang masih terperangkap di pipa M H L M Keselamatan Kerja 172
  • 173. Panas yang besar dari percikan api las M M M Menyiapkan fire extiguisher yang cocok L M Memastikan tidak ada gas yang tersisa di pipa L Mengganti sambungan pipa yang dilas Percikan api mengenai gas H M Keselamatan Kerja 173
  • 174. Hazid (Hazard Identification)  Merupakan proses identifikasi bahaya yang mungkin terjadi terhadap plant yang mencakup setiap bagian plant tersebut  Contoh bagian plant yang diidentifikasi resiko bahaya yang mungkin terjadi adalah storage tank dan pipe rack Keselamatan Kerja 174
  • 175. No Description Location Cause Hazard potency 1 Tempat penyimpan-an bahan baku atau produk Hazard frequency prevention Major Kelebihan kapasitas (overload) Hazard effect Likely LC, FC, PC Unlike ly Konstruksi tahan gempa dan pemasangan seismograf Storage tank Tangki pecah Gempa bumi Keselamatan Kerja Severe 175
  • 176. Keba-karan Tangki terbakar dan meledak  Severe Unlikely   Fire alarn Fire extinguisher water sprinkle  Korosi Pondasi piperack rubuh karena korosi 2 Tempat meletakkan kumpulan pipa Kebocoran Pipa-pipa berjatuh-an Keba-karan Pipa terbakar Major Likely   Major Unlikely  Corrosion inhibitor maintanance secara berkala Pengecekan berkala Renovasi piperack Piperack  Major Keselamatan Kerja Unlikely   176 Fire alarn Fire extinguisher water sprinkle
  • 177. HAZOPS (Hazard and Operability Study)  Merupakan proses identifikasi bahaya yang mungkin terjadi terhadap suatu bagian pemrosesan pada pabrik  Dilakukan pada saat sebelum membangun pabrik, akan mengganti salah satu atau lebih alat  Parameter dasar HAZOPS adalah flow, temperature, pressure Keselamatan Kerja 177
  • 179. Reverse Suhu Less Penyumbatan pada pipa keluaran furnace Aliran bahan bakar kecil Bercampurnya aliran crude panas dan dingin Kerusakan pada furnace PC Crude kurang panas Kolom destilasi bekerja berat TC Keselamatan Kerja 179 Pengecekan berkala
  • 180. Crude terlalu panas More Aliran bahan bakar terlalu besar Komponen ringan menguap TC Beban panas furnace berlebih Pemborosan biaya bahan bakar Less Aliran masuk furnace berkurang Temperatur furnace menurun Beban kerja furnace bertambah PC PI More Aliran masuk furnace bertambah Temperatur furnace meningkat Kerusakan furnace PC PI Pressure Keselamatan Kerja 180
  • 181. KESIMPULAN  Analisis identifikasi bahaya suatu pabrik perlu dilakukan untuk menjamin keselamatan para pekerja dan investasi pabrik.  Peningkatan kinerja pabrik sangat ditentukan oleh keselamatan dan kesehatan kerja. Keselamatan Kerja 181
  • 182. KESELAMATAN KERJA PT Ecogreen Oleochemicals Keselamatan Kerja 182
  • 183. PTEcogreen Oleochemicals Ecogreen Oleochemical PT  Profil Perusahaan • Diagram Alir Proses Profil Perusahaan  Reaksi-Reaksi • Diagram Alir Proses  Analisa Keselamatan Kerja • Reaksi-Reaksi  Aspek Kesehatan dan Lingkungan • Analisa Keselamatan Kerja • Aspek Kesehatan, Keselamatan dan Lingkungan
  • 184. Lokasi Pabrik PT Ecogreen Oleochemicals berlokasi di Kabil, Pulau Batam, Propinsi Riau, Indonesia, sekitar 20 km sebelah tenggara Singapura. Daerah Kabil terietak di tepi laut. bagian tenggara Pulau Batam dengan rata-rata suhu udara 29°C dan kelembaban sekitar 85%. Keselamatan Kerja 184
  • 186. Tata Letak Pabrik Area pabrik dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu area proses dan area non proses: Pada area proses ditempatkan peralatan dan bangunan untuk proses produksi, termasuk utilitas, tank farm, pusat pengendali (control center), serta pengemasan, pcngisian truk tanki, dan gudang penyimpanan produk Keselamatan Kerja 186
  • 187. Kapasitas  Di Indonesia, plant saturated fatty alcohol milik Ecogreen yang pertama adalah di Medan dengan kapasitas 30,000 MT/tahun mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1991. Tiga tahun kemudian plant kedua didirikan di Batam dengan kapasitas 60,000 MT/tahun untuk fatty alcohol, 9,000MT/tahun untuk gliserin dan 6,000 MT untuk metilester Keselamatan Kerja 187
  • 188. BAHAN BAKU  Minyak dan lemak nabati  Minyak kernel kelapa sawit (CPO)  Minyak Kelapa (coconut oil) Keselamatan Kerja 188
  • 189. Produk dan Pemasaran Berbagai macam produk yang diproduksi :  Indonesia : saturated fatty alcohol, shortchain fatty acid dan gliserin.  Jerman : sorbitol powder dan liquid, primary fatty amines, unsaturated fatty alcohol dan specialty ester.  Singapura : natural alcohol dan nonyl phenol ethoaylates. Keselamatan Kerja 189
  • 190. Diagram Alir Proses Pabrik Keselamatan Kerja 190
  • 193. Analisa Keselamatan Kerja  Analisa HIRA  Analisa HAZID  Analisa HAZOPS Keselamatan Kerja 193
  • 201. Analisa Hazops • Pompa • Kompresor • Heat Exchanger • Reaktor (Hidrogenasi) • Separator • Degasser Keselamatan Kerja 201
  • 209. Aspek Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan Aspek Kesehatan  Bahan baku (minyak kelapa & kelapa sawit) : tidak berbahaya  Produk (fatty alkohol) : tidak berbahaya Keselamatan Kerja 209
  • 210. Aspek Keselamatan Kerja : Pembentukan Panitia Pembina Keselamatan Kerja (P2K3) untuk membuat program jangka pendek dan jangka panjang demi kepentingan masa depan dan keselamatan kerja seluruh komponen PT Ecogreen Oleochemicals. Keselamatan Kerja 210
  • 211. Dasar Pembentukan P2K3 : 1. 2. 3. 4. Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas perusahaan. Setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin pula keselamatannya. Setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan efisien. Perlu diadakan segala daya upaya untuk membina norma-norma perlindungan kerja. Keselamatan Kerja 211
  • 212. Program-Program P2K3 :  Pemenuhan kelengkapan klinik khusus di PT Ecogreen Oleochemicals  Membenahi hydran yang ada di dalam maupun diluar areal pabrik  Mengadakan pengecekan tabung pemadam secara berkala rutin.  Membuat layout area yang dianggap berbahaya  Mengadakan training pemadaman kebakaran kepada seluruh karyawan. Keselamatan Kerja 212
  • 213. Perlengkapan Umum Keselamatan  Sarung tangan  Wearpak  Masker  Goggle  Alat pemadam kebakaran  Denah evakuasi dan posisi alat pemadam Keselamatan Kerja 213
  • 214. Aspek Lingkungan Sebagian besar bahan bersifat alami : aman - Gas yang dibuang : CO & CO 2 - Keselamatan Kerja 214

Hinweis der Redaktion

  1. Seveso, Italy (1976) – herbicide plant, runaway reaction, chemical release, 447 injured, long term health problems, $50,000,000 Bhopal, India (1984) - pesticide plant, chemical release, 2,500 dead, 200,000 injured, $250,000,000 Chernobyl, USSR (1986) – nuclear reactor, 31 dead, 237 injured, long term health problems, $3,000,000,000. Basle, Switzerland (1986) – chemical warehouse fire, 0 dead, 0 injured, environmental damage.