Dokumen tersebut membahas tentang suhu, kalor, dan perpindahan kalor. Secara singkat, dokumen menjelaskan konsep suhu dan kalor serta cara mengukur suhu dengan termometer. Selanjutnya dibahas mengenai jenis-jenis perpindahan kalor melalui konduksi, konveksi, dan radiasi beserta rumus-rumus yang terkait.
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
SUHU DAN KALOR
1. SUHU DAN KALOR
1. Lina Kurniawati
(4201412091)
2. Ita Kurnia Sari
(4201412105)
2. • KD :
Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada
kehidupan sehari-hari
• Tujuan :
Menguasai konsep suhu dan kalor.
Menguasai pengaruh kalor terhadap zat.
Memahami konsep perpindahan kalor dan manfaatnya.
pendahuluan
3. • Suhu atau temperatur merupakan indikator panas
atau dinginya benda
Es dikatakan bersuhu rendah Api dikatakan bersuhu tinggi
SUHU
4. PENGUKURAN SUHU
• Untuk mengetahui besar suhu
suatu benda dapat digunakan alat
ukur yang disebut termometer.
• Caranya adalah dengan
menempelkan termometer pada
benda tersebut. Setelah
termometer disentuhkan maka
akan terjadi aliran kalor dari
benda ke termometer.
5. - Untuk Mengukur Temperatur Secara Kuantitatif, perlu skala numerik.
- Beberapa Skala Termometer :
CELCIUS, KELVIN, REAMUR, FAHRENHEIT
6. Perbandingan skala dari berbagai termometer:
C R F K Rk
100 80 180 100 180
5 4 9 5 9
Konversi Suhu Celcius - Fahrenheit
F = 9/5 C + 32°
Konversi Suhu Fahrenheit - Celcius
C = 5/9 (F – 32°)
Konversi Suhu Celcius – Reamur
R = 4/5 C
Konversi Suhu Reamur - Celcius
C = 5/4 R
Konversi Suhu Reamur - Fahrenheit
F = 9/4 R + 32°
Konversi Suhu Fahrenheit - Reamur
R = 4/9 (F – 32°)
Konversi Suhu Celcius - Kelvin
K = C + 273
7. Suhu suatu ruangan menunjukkan angka 32 jika diukur
dengan termometer Celcius. Tentukanlah jika diukur dengan:
a. Reamur
b. Fahrenheit
c. Kelvin
d. Rankine
Penyelesaian:
a. t°R= t°C =
b. t°R= t°C+ 32=
c. tK = t°C +273 = 32+273=305K
d. t°Rk = t°C + 491=
5
4
R 4,2532
5
4
5
9
F 6,893232
5
9
5
9
kR 6,5484916,5749132
5
9
8. • Kalor adalah salah satu bentuk energi yang mengalir karena
adanya perbedaan suhu dan atau karena adanya usaha atau
kerja yang dilakukan pada sistem.
• Kalor mempunyai satuan kalori, satu kalori didefinisikan
sebagai kalor yang dibutuhkan 1 gram air untuk menaikkan
suhunya 1OC.
• Dalam sistem SI satuan kalor adalah Joule. (1 kalori ≈ 4,18
joule)
9. Kuantitas panas atau kalor dalam suatu bahan dilambangkan dengan
ΔQ yang berkaitan dengan perubahan suhu ΔT. Besar kuantitas kalor
Q yang diperlukan untuk meningkatkan suhu benda dari T1 menjadi T2
berbanding lurus dengan:
• Massa benda m; semakin besar massa benda yang akan
dipanaskan, maka semakin besar pula kuantitas kalor yang
diperlukan.
• Jenis benda atau sifat alami benda; besar kalor yang diperlukan
untuk memanaskan 1 kg tembaga tidaklah sama dengan yang
diperlukan untuk memanaskan 1 kg air.
10. Kalor jenis
• Kalor jenis adalah besarnya kalor yang dibutuhkan untuk
meningkatkan 1°C dalam setiap 1 kg massa.
• Kalor jenis dinyatakan dengan persamaan:
C =
Dengan c = kalor jenis (J/kg°C atau J/kg K)
m = massa zat (kg)
ΔT = perubahan suhu (°C atau K)
Tm
Q
11.
12. Tabel 5.1: Tabel Kalor Jenis
Bahan
Kalor Jenis
(J/kg°C)
Bahan
Kalor Jenis
(J/kg°C)
Alumunium 910 Besi 470
Berilium 1.970
Batu kapur
(CaCO3)
879
Tembaga 390 Raksa (Hg) 138
Etanol 2.428 Perak 234
Es 2.100 Air 4.200
13. Kapasitas Kalor
• Kapasitas kalor adalah besar kalor yang diperlukan untuk
meningkatkan suhu zat tanpa memperhatikan massa zat. Kapasitas
kalor dilambangkan dengan C
• (perhatikan perbedaan simbol C dan c).
• Kapasitas kalor dinyatakan dengan persamaan:
atau
T
Q
C
TCQ
17. Pemuaian Panjang Zat Padat :
• L = Lo.. t
• Lt = Lo + L
• Lt = Lo [1 + .t ]
• t = t2 – t1
Keterangan :
• Lo = panjang mula-mula benda ( m atau cm )
• Lt = panjang akhir benda ( m atau cm )
• L = pertambahan panjang benda ( m atau cm )
• t = perubahan suhu benda ( C )
• t1 = suhu mula-mula benda ( C )
• t2 = suhu akhir benda ( C )
• = koefesiem muai panjang benda ( /C )
18. • Koefisien muai panjang zat padat adalah
bilangan yang menyatakan besarnya pemuaian
panjang benda setiap satuan panjang suatu
benda ketika suhunya dinaikkan sebesar 1C.
• Koefisien muai panjang zat padat nilainya
ditentukan oleh jenis zat padat tersebut, dan
nilainya berbeda satu sama lainnya.
19. Tabel Koefisien Muai Bahan
No Nama Zat
Nilai
(dalam ( /C )
1 Aluminium 0,000024
2 Tembaga 0,000017
3 Besi 0,000012
4 Baja 0,000011
5 Timah 0,000030
6 Kuningan 0,000018
7 Perak 0,000020
20. Pemuaian Luas Zat Padat :
• A = Ao. . t = Ao. 2. t
• = 2.
• At = Ao + A
• At = Ao [1 + .t ]
• t = t2 – t1
Keterangan :
• Ao = luas mula-mula benda ( m2 atau cm2 )
• At = luas akhir benda ( m2 atau cm2 )
• A = pertambahan luas benda ( m2 atau cm2 )
• t = perubahan suhu benda ( C )
• t1 = suhu mula-mula benda ( C )
• t2 = suhu akhir benda ( C )
• = koefesiem muai luas benda ( /C )
21. Pemuaian Volume Zat Padat
Keterangan :
Vo = volume mula-mula benda ( m3 atau cm3 )
Vt = volume akhir benda ( m3 atau cm3 )
V = pertambahan volume benda ( m3 atau cm3 )
t = perubahan suhu benda ( C )
t1 = suhu mula-mula benda ( C )
t2 = suhu akhir benda ( C )
= koefesiem muai volume benda ( /C )
• V = Vo.. t = Vo.3. t
• = 3.
• Vt = Vo + V
• Vt = Vo [1 + .t ]
• t = t2 – t1
22.
23.
24. Jika sistem terisolir, yaitu aliran kalor bebas
dari pengaruh lingkungan, maka berlaku
hukum kekekalan energy kalor (asas black)
yaitu:
“ Jumlah kalor yang dilepas oleh zat yang
panas sama dengan jumlah kalor yang diserap
oleh zat yang dingin.”
28. K
O
N
D
U
K
S
I
Perpindahan kalor yang tanpa disertai
perpindahan zat perantara
A = luas permukaan (m2)
d = ketebalan benda (m)
T1 = suhu pada salah satu ujung benda (K)
ΔT = perbedaan suhu (K)
ΔT = T1 – T2
A
d T1
T2 = suhu pada ujung lain benda (K)
T2
29. Laju Konduksi
d
TAk
t
Q
t
Q
= laju konduksi (J/s)
k = konduktivitas termal zat (W/m K)
A = luas permukaan (m2)
ΔT = perbedaan suhu (K) = T1 – T2
d = ketebalan benda (m)
33. Laju Konveksi
TAh
t
Q
t
Q
= laju konveksi (J/s)
h = koefisien konveksi (W/m2 K)
A = luas permukaan benda yang bersentuhan
ΔT = perbedaan suhu antara benda dan fluida(K)
dengan fluida(m2)