Survei terintegrasi tahun 2007 mengenai kelompok berisiko di beberapa kota Indonesia menemukan:
1. Prevalensi HIV dan IMS tinggi di kalangan wanita penjual seks, lelaki homoseksual, dan waria
2. Tingkat penggunaan kondom yang konsisten masih rendah pada kelompok-kelompok tersebut
3. Pengguna napza suntik juga mengalami prevalensi HIV dan hepatitis tinggi serta masih banyak yang berbagi jarum suntik
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Hasil Surveilans Terintegrasi Biologis & Perilaku pada Kelompok Risiko Tinggi 2007
1. Ringkasan
Hasil Surveilans Terintegrasi Biologis &
Perilaku pada Kelompok Risiko Tinggi 2007 di
Beberapa Kota, Indonesia
Tjandra Yoga Aditama
DirJen PP & PL – DepKes RI
2. Metodologi
• Ada 4 kelompok sasaran:
– Wanita penjaja seksual (WPS)
– Lelaki berisiko tinggi
– Lelaki suka lelaki
– Waria
– Pengguna napza suntik
• Metode pemilihan sampel:
– Sampel Kluster tempat dan Waktu
– Respondent Driven Sampling
12. Median Jumlah Klien Seminggu
Terakhir per Kota
5 5
8
6
5
6
14
4
3
4
6
1
6
3
1
0
2
4
6
8
10
12
14
16
North
Sumatra
Riau
Islands
Jakarta West Java Central
Java
East Java Bali Tanah
Papua
Direct FSWs Indirect FSWs
13. Pemanfaatan Layanan Tes HIV
dan IMS
50.6
44.4
62.6
36
29
40.2
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Ever HIV test HIV tested past year Visit STI Clinic in the Past 3 months
Direct FSWs Indirect FSWs
14. Tren Pemakaian Kondom Terakhir &
Selalu Pakai Kondom Seminggu Terakhir
pada WPS, 2002 -2007
54.8
60.8 65.8
52.7
56.9
66.2
22
29.8
35.6
25
31.9
34.8
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
2002 2004 2007
Last Condom Use Direct FSW
Last Condom Use Indirect FSW
Always Condom Use in the past week Direct FSW
Always Condom Use in the past week Indirect FSW
15. Prevalensi HIV pada WPS di
beberapa Kota, 2007
16.9
14.4
14.0
11.6 11.6
10.1 10.0
6.6
6.0
8.3
2.5
8.8
3.3
2.4
5.7
1.6
4.0
0
5
10
15
20
25
30
Sorong Jayapura Denpasar Batam Bandung Surabaya Jakarta Semarang Medan
City
PercentofHIV
Direct FSWs Indirect FSWs
16. Tren Prevalensi Klamidia pada
WPS, 2003 - 2007
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
2003 2005 2007
CT
Medan
Semarang
Banyuwangi
Jayapura
17. Tren Prevalensi Gonore pada
WPS, 2003-2007
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
2003 2005 2007
NG
Medan
Semarang
Banyuwangi
Jayapura
18. Prevalensi IMS (gonore atau
klamidia) pada WPS, 2007
66.8
64.9
62.2
56.0
44.2
35.1
31.7
37.6
38.7
36.0
38.53
28.8
0
20
40
60
80
100
Bandung Medan Jakarta Semarang Jayapura Surabaya
City
PercentagesofNGorCT
Direct FSWs Indirect FSWs
19. Prevalensi Sifilis pada WPS, 2007
25.7
20.5
13.6
12.2 12.4
8.5
6.6
11.5
14.8
2.9 2.9 2.8 3.2
2.4
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Jakarta Medan Bandung Jayapura Sorong Surabaya Semarang
Direct FSWs Indirect FSWs
20. Prevalensi HIV lebih tinggi pada
WPS yang lebih muda usia
HIV prevalence by age group and type of FSW
12.8
5.8
9.4
3.9
0
2
4
6
8
10
12
14
DFSW IFSW
HIVprevalence(%)
Aged <25 years
Aged >=25 years
23. Pria berisiko tinggi punyak banyak
pasangan seks, terutama Sopir truk &
Pelaut
Sexual partner past year among those who ever had sex, by
profession
7 9
13
5
17
19
24
19
29
21
45
60
35
28
64
61
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Dock workers Moto-taxi Seafearer Truckers
%
No partner
past year
Casual past
year
FSW past
year
Multiple
partners
past year
24. HIV juga sudah ditemukan pada
pria berisiko tinggi di luar Papua
HIV prevalence, by profession
1.2
1.0
0.5
0.2
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
Dock workers Moto-taxi Seafearer Truckers
%
SAMPLE IN PAPUA
25. Prevalensi IMS cukup tinggi
dan bervariasi di berbagai
wilayah
8.3
7.4
1.6
3.2
4.5
9.3
12.0
1.3
5.7
3.1
3.6
12.3
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
DKI Jawa Tengah Sumut Jawa Timur Irian Jaya Papua Riau
Syphilis CT or NG
27. LSL umumnya berusia muda, dan
tidak menikah
37.9
41.2
21.0
79.6
15.4
5.1
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
15-24 25-39 >=35 Never married Married Separated /
widower
Age Group Marrtal Status
28. Tingkat Pendidikan LSL cukup
Tinggi
Highest level completed at school
4
13
58
24
0
10
20
30
40
50
60
70
Elementary Junior high Senior high College/uni
%
29. Sebagian besar LSL bekerja dan
berpenghasilan
Source of income in the past month
45
26
9
7 7 6
0 1
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Job w/ salary Independent
worker
Beauty
parlor/salon
Unemployed Student Trader Other Sell sex
%
30. Lebih dari 1/3 LSL adalah
biseksual
Proportion of homosexual and bisexual among Indonesian MSM
Homosexual, 61 Bisexual, 39
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
1
31. LSL mempunyai berbagai jenis
pasangan seks
Type of partners in the past year
87
48
20
16
41
14
10
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Male casual
partner
Male client MSW Waria Female casual Female client FSW
%
32. Median jumlah pasangan seks LSL
pada sebulan terakhir
10
3
4
7
2
4
2
2
4.5
3
2
2
0
2
4
6
8
10
12
14
Jakarta Bandung Surabaya Medan Batam Malang
Median Number of Female partners
Median Number of Male partners
33. Cukup banyak LSL yang menggunakan
narkoba
Used methamphetamine past 3 months
31
25
10 10
8
5
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Jakarta Batam Medan Surabaya Bandung Malang
%
34. Sebagian besar LSL melkaukan seks
anal insertif yang tidak aman
Unprotected sex in insertive anal sex past month
16
23
11
16
17
18
58
62
67
64
72
77
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Bandung
Malang
Surabaya
Batam
Jakarta
Medan
No insertive
anal sex
Always
condom
Not always
condom
35. Ternyata juga pada seks anal yang
reseptif….!
Exposure to unprotected receptive anal sex
24
17
12
11
18
18
59
61
65
66
73
75
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Jakarta
Batam
Medan
Malang
Surabaya
Bandung
No receptive
anal sex
Always
condom
Not always
condom
36. Pasangan seks kasual & Klien pria yang
umumnya seks anal tak aman
Exposure to unprotected sex with male partners in the past month
42
20
7
1
25
66
88
97
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Male casual partner
Male client
MSW
Waria sex workers
Not always
condom
Always
condom
No anal sex
No partner
37. Prevalence IMS tinggi dan juga Prevalensi
HIV pada LSL
8.1
5.6
2.0
33.2 33.6
29.3
8.4
5.2 5.2
0
10
20
30
40
50
Jakarta Surabaya Bandung
HIV Rectal STI Urethral STI
45. Penasun berusia muda dan
sebgain besar adalah pria
31.1
46.9
22.0
96.2
3.9
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
<=24 25-29 >=30 Male Female
Age Group Gender
46. Seperempat Penasun menikah
Marital status of IDU, by gender
68
28
4
47
21
32
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Never married Currently married Separated / widowed
%
Men
Women
47. Sebagian besar Penasun bekerja tidak
jelas, hanya sekitar 27% berpenghasilan
tetapSource of income of IDU
51
27
7 6 6
2 1
0
10
20
30
40
50
60
Odd jobs Job w/ salary Student Family support No source of
income
Other Snatching
stealing
%
48. Sejak usia muda mengawali
perilaku menyuntik
Age at first injection
29 29
26
16
0
5
10
15
20
25
30
<=18 19 to 21 22 to 25 > 25
%
49. Sudah cukup lama perilaku menyuntik
dilakukan di beberapa kota
Number of years since first injection, by city
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Semarang
Jakarta
Malang
Medan
Bandung
Surabaya
< =2 years
3-6 years
7-20 years
50. Heroin, amfetamin & subutex:
napza yang sering dipakai
Substance of abuse in the past year
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Heroin
Amphetamine
Subutex
Benzodiazepine
Ecstasy
Codein
Methadone
Opium
LSD
Ketamine
Injected
Not injected
Not used
51. Cakupan layanan jarum steril meningkat, juga
penurunan pakai jarum bersama (except Jakarta)
96
52
16
73
37
63
66
24
33
75
56
4
51
33
13
1
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
2004 2007 2004 2007
Received needle from NEP past week Shared needles past week
%
Medan
Jakarta
Bandung
Surabaya
53. Penasun juga aktif melakukan
seks dengan banyak pasangan
Number of sexual partners reported by IDU in the past year
23 30 47
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
1
No partner
Single partner
Multiple partner
54. Prevalensi HIV sudah sangat tinggi
pada penasun di mana mana
HIV prevalence among IDU, by province
56 56 55
43
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Medan Surabaya Jakarta Bandung
%
55. Kesimpulan
• Tren Peningkatan penularan HIV dan IMS pada
semua kelompok berisiko, perlu mendorong
perluasan dan intesifikasi upaya-upaya
penanggulangan.
• Layanan tes HIV perlu ditingkatkan, termasuk
pasangan kelompok berisiko.
• Peningkatan promosi jarum dan kondom telah
menunjukkan upaya pencegahan, perlu
diperluas agar berdampak pada epidemi HIV di
Indonesia.