SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 27
Sejarah dan Metode
Pengawasan Pemilu
Ahsanul Minan, MH
Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia
Materi disampaikan dalam acara Sekolah Kader Pengawasan Pemilu, Bawaslu RI, 16 Juli 2018
Review Film Pendek
Siapa korban?
Mengapa bisa terjadi?
PEMILU:
Instrument pergantian kepemimpinan politik secara
reguler, damai, dan partisipatif.
Instrument partisipasi rakyat dalam politik dan
pemerintahan (melalui fungsi partisipasi rakyat dalam
pemilihan kepemimpinan politik).
Instrument partisipasi rakyat dalam mengevaluasi kinerja
kepemimpinan politik (reward and punishment).
URGENSI PEMILU DALAM NEGARA DEMOKRATIS
Apa Perbedaan Pemantauan
Pemilu dengan Pengawasan
Pemilu?
Apa Perbedaan Pemantauan oleh
Pemantau Pemilu Internasional dengan
Pemantau Pemilu domestik?
Perbedaan Definisi Pengamatan, Pemantauan, dan
Pengawasan Pemilu
Election Observation Election Monitoring Election Supervision
Guideline for African
Union Electoral
Observation and
Monitoring Mission
Observation involves
gathering information
and making an informed
judgement
Monitoring involve the
authority to observe an
election process and to
intervene in that process
if relevant laws and
procedure are being
violated or ignored
Supervision and audit
involves the process of
certifying the validity of
all or some of the steps
in election processes
either prior to or after
the election take place
Code of conduct:
Ethical and
Professional
Observation of
Election (International
IDEA)
Observation involves
gathering information
and making an informed
judgement from that
information
Monitoring involve the
authority to observe an
election process and to
intervene in that process
if relevant laws and
procedure are being
violated or ignored
Supervision involves the
process of certifying the
validity of all or some of
the steps in election
processes
Pengawasan Pemilu-Pengalaman
Internasional
Pengawasan pemilu diyakini dapat berkontribusi dalam proses pelaksanaan konsolidasi demokrasi
melalui penanaman kepercayaan aktor-aktor politik baik di dalam negeri maupun di dunia
internasional.
Gagasan dan praktek pemantauan pemilu oleh lembaga pemantau internasional telah dimulai sejak
lama. Praktek ini pertama kali terjadi pada tahun 1857 dimana pemantau dari Prancis, Inggris,
Prussia, Russia, Austria and Turki mengawasi pelaksanaan pemilu di Moldavia dan Wallachia1.
Pemantauan pemilu ini menjadi semakin menggejala paska berakhirnya perang dingin dan
munculnya konsensus global tentang nilai-nilai demokrasi.
Meskipun demikian, pemantauan pemilu oleh komunitas internasional dianggap memiliki
kelemahan karena kurangnya pengetahuan pemantau terhadap sistem hukum dan politik yang
diterapkan di negara yang sedang diawasi, serta berpotensi menghasilkan bias. Oleh karena itu
pada umumnya pemantau internasional hanya melakukan pemantauan semata, tanpa terlibat
dalam melakukan penilaian maupun validasi terhadap hasil pemilu
A decade of monitoring elections: the people and the practice, OSCE Office for Democratic Institutions and Human Rights (ODIHR), 2005, reprinted 2008, p. 1
Kelebihan Pengawasan Pemilu Domestik
Pengawasan pemilu oleh lembaga pemantau/pengawas domestik memiliki
beberapa kelebihan yakni;
1. dapat secara efektif mendorong keterlibatan masyarakat sipil dalam
proses Pemilu, tidak hanya sebagai obyek pemberi suara melainkan
juga mengawal integritas penyelenggaraan Pemilu melalui fungsi
pengawasan.
2. lembaga pemantau domestic pada umumnya memiliki pemahaman
yang lebih baik tentang kerangka dan system hokum setempat.
Dengan demikian, lembaga pemantau domestik dapat secara efektif
membuat laporan dan rekomendasi untuk perubahan dan perbaikan
sistem hukum dan praktek kepemiluan
Pengawasan Pemilu di Indonesia
 Salah satu keunikan dalam manajemen Pemilu di Indonesia adalah system
pengawasan pemilu.
 Apabila di Negara-Negara lain pada umumnya pengawasan pemilu dilakukan oleh
masyarakat dan peserta pemilu, maka di Indonesia, pengawasan pemilu dilakukan
oleh lembaga yang secara khusus bertugas melakukan pengawasan pemilu.
 Faktor distrust terhadap peserta pemilu dan KPU disinyalir menjadi penyebab
dibuatnya pengaturan tentang kelembagaan yang secara khusus melakukan
pengawasan pemilu.
 Lembaga Pengawas Pemilu di Indonesia berbeda dengan Pemantau, karena di
samping memiliki fungsi pengawasan, juga memiliki fungsi penegakan hokum
pemilu (meskipun dalam konteks kewenangan terbatas)
DINAMIKA PENGAWASAN PEMILU
1. Kelembagaan
Pengawas Pemilu
dibentuk dari tingkat
Pusat hingga
kecamatan, bersifat
kepanitiaan (adhoc).
2. Keanggotaan terdiri
atas unsur Pemerintah
dan Perwakilan Partai
Politik
3. Kewenangannya
melakukan
pengawasan pemilu
dan menyelesaikan
pelanggaran pemilu
1. Kelembagaan Pengawas
Pemilu dibentuk oleh
Lembaga Peradilan (MA di
tingkat Pusat, Pengadilan
Tinggi di Tingkat Provinsi, dan
Pengadilan Negeri di tingkat
Kabupaten hingga
kecamatan), bersifat
kepanitiaan (adhoc).
2. Keanggotaan terdiri atas
unsur kepolisian, kejaksaan,
akademisi, tokoh masyarakat,
dan pers
3. Kewenangannya melakukan
pengawasan pemilu dan
menyelesaikan pelanggaran
pemilu .
4. Pelanggaran pidana
diselesaikan oleh Pengadilan
5. Pelanggaran administrasi
diselesaikan oleh KPU
6. Sengketa Pemilu diselesaikan
oleh Panwaslu
1. Kelembagaan Pengawas
Pemilu tingkat Pusat
dibentuk Pemerintah dan
DPR, bersifat permanen.
2. Kelembagaan Pengawas
Pemilu tingkat provinsi-
Desa dibentuk Bawaslu
secara berjenjang, bersifat
adhoc.
3. Keanggotaan terdiri atas
unsur tokoh masyarakat
4. Kewenangannya
melakukan pengawasan
pemilu dan menyelesaikan
pelanggaran pemilu .
5. Pelanggaran pidana
diselesaikan oleh
Pengadilan
6. Pelanggaran administrasi
diselesaikan oleh KPU
7. Sengketa Pemilu
diselesaikan oleh Panwaslu
1. Kelembagaan Pengawas Pemilu
tingkat Pusat dibentuk Pemerintah
dan DPR, bersifat permanen.
2. Kelembagaan Pengawas Pemilu
tingkat provinsi dibentuk Bawaslu
secara, bersifat permanen.
3. Kelembagaan Pengawas Pemilu
tingkat Kabupaten-Desa dibentuk
Bawaslu secara berjenjang, bersifat
adhoc.
4. Keanggotaan terdiri atas unsur
tokoh masyarakat
5. Kewenangannya melakukan
pengawasan pemilu dan
menyelesaikan pelanggaran
pemilu .
6. Pelanggaran pidana diselesaikan
oleh Pengadilan
7. Pelanggaran administrasi
diselesaikan oleh KPU
8. Sengketa Pemilu diselesaikan oleh
Panwaslu
9. Penambahan kewenagan
peyelesaian sengketa Tata Usaha
Negara Pemilu
1. Penambahan Tugas melakukan Akreditasi
Pemantau (Pasal 437)
2. Memiliki legal standing untuk
mengajukan permohonan pengujian
Peraturan KPU
3. Penguatan institusi: Penambahan jumlah
komisioner daerah; penambahan Deputi,
status Panwaskab/kota menjadi
permanen
4. Penambahan kewenangan:
• memeriksa dan memutus
pelanggaran administrasi Pasal 95
huruf b
• memeriksa, mengkaji, dan memuttrs
pelanggaran politik uang; Pasal 95
huruf c
• meminta bahan keterangan yang
dibuhrhkan kepada pihak yang
berkaitan dalam rangka pencegatran
dan penindakan pelanggaran Pemilu
dan sengketa proses pemilu (Pasal 95
huruf g)
5. Tugas mengawasi penataan dan
penetapan daerah pemilihan DPRD
kabupaten/kota; (Pasal 93 huruf d angka
2) Tugas ini sebelumnya tidak ada dalam
UU Penyelenggara Pemilu.
6. Tugas mencegah terjadinya praktik politik
uang & netralitas ASN, TNI, POLRI. Pasal
93 huruf e & f
7. Penambahan tugas memfasilitasi pelatihan
saksi peserta pemilu
Pemilu
1987-1999
Pemilu
2004
Pemilu
2009
Pemilu
2014
Pemilu
2019
Survei LSI-IFES, Oktober 2014
PERSEPSI MASYARAKAT
TERHADAP
NETRALITAS PENGAWAS PEMILU PADA PEMILU 2014
5 Keunikan Bawaslu
Bawaslu merupakan satu-satunya lembaga negara di dunia yang bertugas melakukan pengawasan
Pemilu. Pada umumnya kerja pengawasan Pemilu dilakukan oleh peserta pemilu, masyarakat, atau
Komisi Pemilu.
Bawaslu memiliki sifat quasi masyarakat sipil. Bawaslu merupakan lembaga negara yg menjalankan
fungsi pengawasan layaknya pengawasan yg dilakukan oleh masyarakat sipil. Lembaga negara lainnya
yg memiliki sifat serupa adalah Ombudsman RI.
Bawaslu memiliki kewenangan yg unik karena menggabungkan 3 fungsi yg pada umumnya dijalankan
secara terpisah oleh lembaga negara. Bawaslu memiliki: 1) kewenangan regulasi (mengatur internal &
sebagian eksternal terkait penyelesaian sengketa), 2) kewenangan pengawasan, 3) kewenangan
penindakan.
Bawaslu memiliki sifat Status kelembagaan yg unik, pada tingkat pusat dan provinsi bersifat
permanen, sedangkan pada tingkat Kabupaten/kota ke bawah bersifat adhoc.
Bawaslu merupakan lembaga negara yang bersifat extra-ordinary, yang selalu menghadapi
ketidakpastian masa depan eksistensial, karena sangat bergantung kepada political mood pembentuk
undang-undang yg notabenenya sebagian besar adalah kempetitor dalam pemilu yang menjadi obyek
pengawasannya. Lembaga negara lain yang memiliki kemiripan sifat ini adalah KPK.
Mengamati; seluruh proses penyelenggaraan
tahapan pemilu baik oleh penyelenggara
pemilu, peserta pemilu, maupun pihak lain
seperti Pemerintah, media massa, dan lain-lain.
Pengertian Pengawasan Pemilu
Mengkaji; yakni kegiatan menganalisa kejadian-
kejadian tertentu dalam proses penyelenggaraan
pemilu yang patut diduga merupakan bentuk
pelanggaran pemilu.
Memeriksa; yakni kegiatan melihat dan mencermati
bukti-bukti awal yang didapatkan terkait dengan
dugaan pelanggaran yang terjadi, sebagai
pendukung dalam proses pengkajian.
Menilai; yakni kegiatan untuk menilai dan menyimpulkan
hasil kegiatan pengawasan.
TEMUAN
DUGAAN
PELANGGARAN
PENIND
AKAN
PERSPEKTIF KERAWANAN PEMILU
LEGAL COMPLIANCE
Pidana Pemilu
BUKAN
PELANGGARAN
SECURITY / CONFLICT
Konflik antar Peserta
Pemilu / antar pendukung
(horizontal conflict)
Konflik antara peserta
pemilu dengan
Penyelenggara Pemilu
(KPU / Pengawas) vertical
conflict
Konflik peserta
pemilu/masyarakat dengan
Pemerintah
Administrasi
Pemilu
Kode Etik
Penyelenggara
Pemilu
Sengketa Pemilu
Sengketa Hasil Pemilu
PELANGGARAN tidak
terhadap UU Pemilu,
tetapi berkaitan dengan
proses pemilu
PELANGGARAN
PELANGGARAN BERDAYA
RUSAK TINGGI
PELANGGARAN
BERDAYA RUSAK
RENDAH
Daya rusak terhadap
integritas pemilu (fairness,
accountability)
Daya rusak tatanan
demokrasi dan good & cleand
governance
Daya rusak terhadap
moralitas bangsa
Mengganggu keindahan
kota
Mengganggu ketentraman
masyarakat
Manipulasi dana
kampanye, manipulasi
hasil penghitungan suara
Korupsi politik (bansos),
abuse of power
Money politik, isu sara,
politik identitas
Pemasangan
atribut
Kampanye
pawai
KARAKTERISTIK PELANGGARAN PEMILU
TANTANGAN DAN KENDALA PENGAWASAN PEMILU
Kendala Regulasi
Kendala
Struktural
Kendala Kultural
Perlu Keterlibatan Masyarakat dalam Pengawasan Pemilu
Keterbatasan kewenangan
pengawas
Keterbatasan daya dukung
institusional
Akses informasi/data
Lemahnya budaya hukum
di lingkungan
penyelenggara pemilu
Keterbatasan struktur dan
jumlah pengawas
Lemahnya budaya hukum
di lingkungan peserta
pemilu
Kurang jelas & tegasnya
pengaturan
Lemahnya budaya hukum
di lingkungan masyarakat
& penegak hukum
Memastikan terlindunginya hak politik warga masyarakat
Memastikan terwujudnya pemilu yang bersih, transparan,
dan berintegritas dari sisi penyelenggara dan
penyelenggaraannya.
Mendorong terwujudnya pemilu sebagai instrument
penentuan kepemimpinan politik dan evaluasi
kepemimpinan politik.
Mendorong munculnya kepemimpinan politik yang sesuai
dengan aspirasi terbesar rakyat.
MENGAPA MASYARAKAT HARUS TERLIBAT ?
Resiko terhadap masa depan bangsa (karena hasil yang tidak
maksimal dari pemilu);
• Lemahnya kapasitas kepemimpinan yang dihasilkan
• Legitimasi politiknya dipertanyakan
• Melemahnya orientasi pemimpin pada pembangunan negara
hukum yg demokratis
Apa Resiko Ketidakterlibatan Masyarakat
Dalam Pengawasan Pemilu ?
Resiko terhadap penyelenggaraan pemilu;
• Menghasilkan konflik kekerasan (from election to violance)
• Hilangnya kepercayaan rakyat
Resiko terhadap demokrasi;
• Terjadi arus balik: dari demokrasi menuju tirani baru
• Apatisme terhadap demokrasi(ada kecenderungan melihat masa
lalu, meskipun otoritarian, tetapi dianngap lebih stabil)
Peningkatan Peran Masyarakat dalam Pemilu
Masyarakat sebagai Voters
• Akses informasi tentang
prosedur
penyelenggaraan pemilu
• Akses informasi tentang
profil peserta pemilu
• Hak untuk memberikan
suara
Masyarakat sebagai
Observers
• Akses informasi terkait
proses penyelenggaraan
pemilu dari
penyelenggara pemilu
• Hak untuk diakui
keberadaan dan
perannya dalam
memantau pemilu
• Hak untuk
menyampaikan
temuan/laporan dan
rekomendasi perbaikan
atas penyelenggaraan
pemilu
Masyarakat sebagai Judges
• Penyediaan berbagai hak
akses dan jaminan atas
pemenuhan berbagai
hak tersebut akan
berguna bagi masyarakat
untuk menjalankan
perannya sebagai hakim
dalam menilai
penyelenggaraan pemilu,
dan sekaligus preferensi
dalam menentukan
pilihannya di dalam bilik
suara
Model & Karakteristik Aktifitas Pemantauan Pemilu oleh Masyarakat
Organized Election Observers Individual Election Observers
Well Organized
Well informed
Somewhat well funded
Memiliki ketertarikan untuk
memantau banyak tahapan
dalam pemilu
Less-informed
Fully voluntarily observation
Umumnya tertarik untuk
memantau tahapan pendaftaran
pemilih, kampanye, dan
pemungutan+penghitungan
suara
Less-organized
KERAWANAN PEMILU
Analisa Kerawanan Pemilu dapat dilakukan melalui pendekatan:
ANALISA AKTOR (analisa berbasis aktor yang berpotensi
melakukan pelanggaran pemilu)
ANALISA MODUS (analisa berbasis modus pelanggaran
pemilu)
ANALISA DAMPAK (analisa berbasis ukuran dampak
pelanggaran pemilu, baik terhadap integritas proses
penyelenggaraan pemilu, integritas hasil pemilu, maupun
terhadap kualitas kehidupan demokrasi)
ANALISIS STAKEHOLDER PEMILU
KPU
BAWASLU
/PANWASLU PARPOL /
CALON
PEMANTAU
PEMERINTAH
MEDIA
MASSA
MASYARAKAT
TOKOH
MASY.
PENGUSAHA
DPR
Apa Bentuk Partisipasi Pengawasan yang harus dilakukan Masyarakat?
Mulailah dari hal sederhanaTahapan
Penetapan
Parpol
Peserta
Pemilu
Awasi dan laporkan jika ada partai
politik yang memanipulasi data
persyaratan
Tahapan
Pencalon
anggota
DPR/DPRD
Awasi dan laporkan jika ada caleg yang
memanipulasi data persyaratan (ijazah),
berkelakuan tidak baik, dll
Tahapan
Kampanye
Awasi dan laporkan jika ada yang
mempermainkan isu SARA dalam
kampanye.
Jangan terlibat penyebaran hoax
Tahapan
Pemunguta
n &
Penghitung
an suara
Awasi dan laporkan jika ada
pelanggaran.
Laporkan photo C1 ke Panwas melalui
aplikasi atau medsos
Tahapan
Pendaftaran
Pemilih
Awasi dan laporkan jika ada pemilih
yang belum terdaftar, dll.
 Ikut memantau pelaksanaan pemilu untuk memastikan pemilu
berlangsung sesuai dengan peraturan perundang-undangan
 Melakukan kajian terhadap persoalan-persoalan kepemiluan
 Ikut mencegah terjadinya pelanggaran pemilu sesuai dengan
peran sosialnya masing-masing
 Menyampaikan laporan pelanggaran pemilu
 Menyampaikan informasi dugaan pelanggaran pemilu
 Mendukung terciptanya ketaataan peserta pemilu maupun
penyelenggara pemilu terhadap ketentuan peraturan
perundang-undangan.
BAGAIMANA?
Bridging instrument untuk mengefektifkan komunikasi
dan relasi antar stakeholder pemilu.
Membantu mendorong terciptanya transparansi,
akuntabilitas dan integritas pemilu melalui fungsi watch
dog.
DIMANA DAN APA PERAN MEDIA ?
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MANAJEMEN PEMILU DI INDONESIA
KELEBIHAN
Kelembagaan Penyelenggara Pemilu (KPU dan Bawaslu) telah
mengalami penguatan eksistensi dan peran, baik dari sisi
independensi, kewenangan, maupun system pengendalian
etika.
Sistem kepartaian telah mulai menemukan bentuknya menjadi
system kepartaian sederhana moderat. System
penyederhanaan partai melalui pengetatan syarat
pembentukan partai dan penerapan parliamentary threshold
telah dapat diterapkan
Sistem penyelesaian keberatan atas hasil pemilu melalui
Mahkamah Konsitusi telah berjalan dan diakui sehingga dapat
menjadi katalisator konflik
KEKURANGAN
Beberapa aspek teknis manajerial pemilu (system pendaftaran pemilih, system
distribusi logistic pemilu, system perekaman hasil penghitungan suara) masih
belum memadai dan perlu disempurnakan. Daya dukung teknologi informasi
sangat dibutuhkan dalam rangka penyempurnaan system ini.
Sistem organisasi penyelenggara pemilu yang bersifat adhoc, dan tanpa disertai
system manajemen SDM yang baik, menyebabkan lemahnya kinerja organisasi.
Komisioner yang selalu berganti tanpa disertai system pengembangan kapasitas
yang kuat, menyebabkan isu penguasaan kapasitas teknis kepemiluan selalu
menjadi kendala.
Masih terdapat “kebiasaan” yang tidak sehat di kalangan parlemen dan pemerintah
untuk selalu melakukan perubahan Undang-undang Pemilu setiap 5 tahun, tanpa
disertai grand design pengembangan system pemilu yang jelas. Akibatnya
perubahan rutin lebih cenderung bersifat tambal sulam dan reaksioner
TANTANGAN PELEMBAGAAN MANAJEMEN PEMILU DI
INDONESIA DI MASA MENDATANG
Menemukan formula penentuan alokasi kursi di daerah pemilihan (seat allocation) secara lebih
proporsional
Menemukan formula penghitungan perolehan kursi yang lebih mencerminkan hasil pemilu
yang proposional
Memperbaiki dan menyempurnakan system penegakan hokum (electoral legal framework),
sehingga dapat lebih terintegrasi, efektif, dan efisien
Merumuskan system pengelolaan daftar pemilih yang kredibel
LESSON LEARNT
Lingkungan
Politik
• Selalu memberi pengaruh warna terhadap system kepartaian maupun system pemilu yang hendak diterapkan
• Tak jarang dapat menjadi ancaman terhadap independensi dan professionalitas lembaga penyelenggara pemilu, terutama jika undang-undang
pemilu selalu direvisi secara rutin setiap menjelang pemilu
Grand design
• Grand design system pemilu perlu dimiliki oleh setiap Negara, untuk memberi arah jalan perbaikan system pemilu.
• Ketiadaan gran design system pemilu akan menyebabkan proses revisi kerangka system dan kerangka hokum pemilu menjadi bersifat reaksioner
dan parsial
Kelembagaan
• Kelembagaan penyelenggara pemilu yang independen dan professional sangat diperlukan untuk mengawal proses pelaksanaan pemilu secara
demokratis dan kredibel
• Kelembagaan penyelenggara pemilu di Negara yang berada dalam situasi transisi demokrasi dapat mempertimbangkan model di Indonesia,
dimana terdapat KPU-Bawaslu-DKPP, ditambah lembaga penegak hokum terkait. Konfigurasi ini dapat menghasilkan proses saling control yang
pada akhirnya menumbuhkan kepercayaan public dan peserta pemilu terhadap integritas penyelenggara pemilu.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Pemilih pemula sosialisasi
Pemilih pemula sosialisasiPemilih pemula sosialisasi
Pemilih pemula sosialisasiMuktar Eneste
 
Presentasi penanganan pelanggaran pemilu
Presentasi penanganan pelanggaran pemiluPresentasi penanganan pelanggaran pemilu
Presentasi penanganan pelanggaran pemiluBilly Adam Fisher
 
PENINGKATAN PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PEMILU
PENINGKATAN PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PEMILUPENINGKATAN PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PEMILU
PENINGKATAN PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PEMILUAN ASYUF
 
Sosialisasi Pengawasan Partisipatif
Sosialisasi Pengawasan PartisipatifSosialisasi Pengawasan Partisipatif
Sosialisasi Pengawasan PartisipatifAhsanul Minan
 
PEMILIH PEMULA
PEMILIH PEMULAPEMILIH PEMULA
PEMILIH PEMULAAN ASYUF
 
Pemilu dan peran serta pemilih pemula
Pemilu dan peran serta pemilih pemulaPemilu dan peran serta pemilih pemula
Pemilu dan peran serta pemilih pemulaBima Faqih
 
Pengawasan pemutakhiran data pemilih
Pengawasan pemutakhiran data pemilihPengawasan pemutakhiran data pemilih
Pengawasan pemutakhiran data pemilihsundulangit
 
Potensi kerawanan pemilu-updated
Potensi kerawanan pemilu-updatedPotensi kerawanan pemilu-updated
Potensi kerawanan pemilu-updatedAhsanul Minan
 
Pemilu dan pemilukada berkualitas
Pemilu dan pemilukada berkualitasPemilu dan pemilukada berkualitas
Pemilu dan pemilukada berkualitasElection Commision
 
PARTISIPASI PEMILU SEBAGAI PERAN MASYARAKAT DALAM TATA KELOLA PEMERINTAHAN YA...
PARTISIPASI PEMILU SEBAGAI PERAN MASYARAKAT DALAM TATA KELOLA PEMERINTAHAN YA...PARTISIPASI PEMILU SEBAGAI PERAN MASYARAKAT DALAM TATA KELOLA PEMERINTAHAN YA...
PARTISIPASI PEMILU SEBAGAI PERAN MASYARAKAT DALAM TATA KELOLA PEMERINTAHAN YA...BADAR_HAMID
 
Peta kerawanan pemilu 2019 - BAWASLU
Peta kerawanan pemilu 2019 - BAWASLUPeta kerawanan pemilu 2019 - BAWASLU
Peta kerawanan pemilu 2019 - BAWASLUAvida Virya
 
PEMUTAKHIRAN DAN PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH PEMILU 2024.pptx
PEMUTAKHIRAN DAN PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH PEMILU 2024.pptxPEMUTAKHIRAN DAN PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH PEMILU 2024.pptx
PEMUTAKHIRAN DAN PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH PEMILU 2024.pptxKPUTTS
 
Memahami UU Pemilu Nomor 7 tahun 2017
Memahami UU Pemilu Nomor 7 tahun 2017Memahami UU Pemilu Nomor 7 tahun 2017
Memahami UU Pemilu Nomor 7 tahun 2017Ahsanul Minan
 
materi_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2.ppt
materi_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2.pptmateri_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2.ppt
materi_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2.pptFHUPR
 
Pemilih cerdas, pemimpin berkualitas
Pemilih cerdas, pemimpin berkualitasPemilih cerdas, pemimpin berkualitas
Pemilih cerdas, pemimpin berkualitasMuktar Eneste
 
Strategi pengawasan pemilu presiden dan wakil presiden
Strategi pengawasan pemilu presiden dan wakil presidenStrategi pengawasan pemilu presiden dan wakil presiden
Strategi pengawasan pemilu presiden dan wakil presidenAhsanul Minan
 
PPT DR. ILHAM 18 JANUARI 2024 BEKAL BIMTEK PTPS.pptx
PPT DR. ILHAM 18 JANUARI 2024 BEKAL BIMTEK PTPS.pptxPPT DR. ILHAM 18 JANUARI 2024 BEKAL BIMTEK PTPS.pptx
PPT DR. ILHAM 18 JANUARI 2024 BEKAL BIMTEK PTPS.pptxSarnidasari
 

Was ist angesagt? (20)

Pemilih pemula sosialisasi
Pemilih pemula sosialisasiPemilih pemula sosialisasi
Pemilih pemula sosialisasi
 
Presentasi penanganan pelanggaran pemilu
Presentasi penanganan pelanggaran pemiluPresentasi penanganan pelanggaran pemilu
Presentasi penanganan pelanggaran pemilu
 
PENINGKATAN PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PEMILU
PENINGKATAN PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PEMILUPENINGKATAN PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PEMILU
PENINGKATAN PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PEMILU
 
fasilitasi dan pembinaan.pptx
fasilitasi dan pembinaan.pptxfasilitasi dan pembinaan.pptx
fasilitasi dan pembinaan.pptx
 
Sosialisasi Pengawasan Partisipatif
Sosialisasi Pengawasan PartisipatifSosialisasi Pengawasan Partisipatif
Sosialisasi Pengawasan Partisipatif
 
PEMILIH PEMULA
PEMILIH PEMULAPEMILIH PEMULA
PEMILIH PEMULA
 
Pemilu dan peran serta pemilih pemula
Pemilu dan peran serta pemilih pemulaPemilu dan peran serta pemilih pemula
Pemilu dan peran serta pemilih pemula
 
Pengawasan pemutakhiran data pemilih
Pengawasan pemutakhiran data pemilihPengawasan pemutakhiran data pemilih
Pengawasan pemutakhiran data pemilih
 
Potensi kerawanan pemilu-updated
Potensi kerawanan pemilu-updatedPotensi kerawanan pemilu-updated
Potensi kerawanan pemilu-updated
 
Sosialisasi pemilih pemula
Sosialisasi pemilih pemulaSosialisasi pemilih pemula
Sosialisasi pemilih pemula
 
Pemilu dan pemilukada berkualitas
Pemilu dan pemilukada berkualitasPemilu dan pemilukada berkualitas
Pemilu dan pemilukada berkualitas
 
PENANGANAN PELANGGARAN PADA PILKADA TAHUN 2020
PENANGANAN PELANGGARAN PADA PILKADA TAHUN 2020PENANGANAN PELANGGARAN PADA PILKADA TAHUN 2020
PENANGANAN PELANGGARAN PADA PILKADA TAHUN 2020
 
PARTISIPASI PEMILU SEBAGAI PERAN MASYARAKAT DALAM TATA KELOLA PEMERINTAHAN YA...
PARTISIPASI PEMILU SEBAGAI PERAN MASYARAKAT DALAM TATA KELOLA PEMERINTAHAN YA...PARTISIPASI PEMILU SEBAGAI PERAN MASYARAKAT DALAM TATA KELOLA PEMERINTAHAN YA...
PARTISIPASI PEMILU SEBAGAI PERAN MASYARAKAT DALAM TATA KELOLA PEMERINTAHAN YA...
 
Peta kerawanan pemilu 2019 - BAWASLU
Peta kerawanan pemilu 2019 - BAWASLUPeta kerawanan pemilu 2019 - BAWASLU
Peta kerawanan pemilu 2019 - BAWASLU
 
PEMUTAKHIRAN DAN PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH PEMILU 2024.pptx
PEMUTAKHIRAN DAN PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH PEMILU 2024.pptxPEMUTAKHIRAN DAN PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH PEMILU 2024.pptx
PEMUTAKHIRAN DAN PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH PEMILU 2024.pptx
 
Memahami UU Pemilu Nomor 7 tahun 2017
Memahami UU Pemilu Nomor 7 tahun 2017Memahami UU Pemilu Nomor 7 tahun 2017
Memahami UU Pemilu Nomor 7 tahun 2017
 
materi_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2.ppt
materi_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2.pptmateri_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2.ppt
materi_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2.ppt
 
Pemilih cerdas, pemimpin berkualitas
Pemilih cerdas, pemimpin berkualitasPemilih cerdas, pemimpin berkualitas
Pemilih cerdas, pemimpin berkualitas
 
Strategi pengawasan pemilu presiden dan wakil presiden
Strategi pengawasan pemilu presiden dan wakil presidenStrategi pengawasan pemilu presiden dan wakil presiden
Strategi pengawasan pemilu presiden dan wakil presiden
 
PPT DR. ILHAM 18 JANUARI 2024 BEKAL BIMTEK PTPS.pptx
PPT DR. ILHAM 18 JANUARI 2024 BEKAL BIMTEK PTPS.pptxPPT DR. ILHAM 18 JANUARI 2024 BEKAL BIMTEK PTPS.pptx
PPT DR. ILHAM 18 JANUARI 2024 BEKAL BIMTEK PTPS.pptx
 

Ähnlich wie Sekolah kader pengawas pemilu

MARIYUDI - Pembekalan Panwascam Aceh Utara 2022.ppt
MARIYUDI - Pembekalan Panwascam Aceh Utara 2022.pptMARIYUDI - Pembekalan Panwascam Aceh Utara 2022.ppt
MARIYUDI - Pembekalan Panwascam Aceh Utara 2022.pptMariyudi Sofyan
 
Purple and Orange Business Workplan Presentation.pptx
Purple and Orange Business Workplan Presentation.pptxPurple and Orange Business Workplan Presentation.pptx
Purple and Orange Business Workplan Presentation.pptxbrigita31
 
Sosialisasi_pengawasan_partisipatif_Bawa (1).pptx
Sosialisasi_pengawasan_partisipatif_Bawa (1).pptxSosialisasi_pengawasan_partisipatif_Bawa (1).pptx
Sosialisasi_pengawasan_partisipatif_Bawa (1).pptxAljunaidBakari1
 
Kajian teori e voting pemilu
Kajian teori e voting pemiluKajian teori e voting pemilu
Kajian teori e voting pemiluTrinandha Yudha
 
Tugas powerpoint seppty warbianti
Tugas powerpoint seppty warbiantiTugas powerpoint seppty warbianti
Tugas powerpoint seppty warbiantiRoad Hog
 
Sekretariat bawaslu professional
Sekretariat bawaslu professionalSekretariat bawaslu professional
Sekretariat bawaslu professionalAhsanul Minan
 
Presentasi Pemilih Pemula .pptx
Presentasi Pemilih Pemula .pptxPresentasi Pemilih Pemula .pptx
Presentasi Pemilih Pemula .pptxpieterpattiasina2
 
Makalah pemilu di indonesia
Makalah pemilu di indonesiaMakalah pemilu di indonesia
Makalah pemilu di indonesiaWarnet Raha
 
PPT_TUGAS_MTK-EKONOMI_LOGARITMA.pptx
PPT_TUGAS_MTK-EKONOMI_LOGARITMA.pptxPPT_TUGAS_MTK-EKONOMI_LOGARITMA.pptx
PPT_TUGAS_MTK-EKONOMI_LOGARITMA.pptxIndraWan53
 
Komitmen moral polisi new1;AKBP H.DADANG DJOKO KARYANTO,AMd Mar,SH,SIP,MH
Komitmen moral polisi new1;AKBP H.DADANG DJOKO KARYANTO,AMd Mar,SH,SIP,MHKomitmen moral polisi new1;AKBP H.DADANG DJOKO KARYANTO,AMd Mar,SH,SIP,MH
Komitmen moral polisi new1;AKBP H.DADANG DJOKO KARYANTO,AMd Mar,SH,SIP,MHDadang DjokoKaryanto
 
materi_29_Sistem Penyelenggaraan dalam Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Waliko...
materi_29_Sistem Penyelenggaraan dalam Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Waliko...materi_29_Sistem Penyelenggaraan dalam Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Waliko...
materi_29_Sistem Penyelenggaraan dalam Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Waliko...PanwasluKecamatanHul
 
pmlhpmula-131003172201-phpapp01.pptx
pmlhpmula-131003172201-phpapp01.pptxpmlhpmula-131003172201-phpapp01.pptx
pmlhpmula-131003172201-phpapp01.pptxRusmanto (Uman)
 

Ähnlich wie Sekolah kader pengawas pemilu (20)

pengawas pemilu.pptx
pengawas pemilu.pptxpengawas pemilu.pptx
pengawas pemilu.pptx
 
MARIYUDI - Pembekalan Panwascam Aceh Utara 2022.ppt
MARIYUDI - Pembekalan Panwascam Aceh Utara 2022.pptMARIYUDI - Pembekalan Panwascam Aceh Utara 2022.ppt
MARIYUDI - Pembekalan Panwascam Aceh Utara 2022.ppt
 
Purple and Orange Business Workplan Presentation.pptx
Purple and Orange Business Workplan Presentation.pptxPurple and Orange Business Workplan Presentation.pptx
Purple and Orange Business Workplan Presentation.pptx
 
Sosialisasi_pengawasan_partisipatif_Bawa (1).pptx
Sosialisasi_pengawasan_partisipatif_Bawa (1).pptxSosialisasi_pengawasan_partisipatif_Bawa (1).pptx
Sosialisasi_pengawasan_partisipatif_Bawa (1).pptx
 
Pemilu
PemiluPemilu
Pemilu
 
PEMILU 2014.pptx
PEMILU 2014.pptxPEMILU 2014.pptx
PEMILU 2014.pptx
 
Kajian teori e voting pemilu
Kajian teori e voting pemiluKajian teori e voting pemilu
Kajian teori e voting pemilu
 
Tugas powerpoint seppty warbianti
Tugas powerpoint seppty warbiantiTugas powerpoint seppty warbianti
Tugas powerpoint seppty warbianti
 
Sekretariat bawaslu professional
Sekretariat bawaslu professionalSekretariat bawaslu professional
Sekretariat bawaslu professional
 
Presentasi Pemilih Pemula .pptx
Presentasi Pemilih Pemula .pptxPresentasi Pemilih Pemula .pptx
Presentasi Pemilih Pemula .pptx
 
Makalah pemilu
Makalah pemiluMakalah pemilu
Makalah pemilu
 
Makalah pemilu
Makalah pemiluMakalah pemilu
Makalah pemilu
 
Makalah pemilu di indonesia
Makalah pemilu di indonesiaMakalah pemilu di indonesia
Makalah pemilu di indonesia
 
Makalah pemilu di indonesia
Makalah pemilu di indonesiaMakalah pemilu di indonesia
Makalah pemilu di indonesia
 
Makalah pemilu di indonesia
Makalah pemilu di indonesiaMakalah pemilu di indonesia
Makalah pemilu di indonesia
 
PPT_TUGAS_MTK-EKONOMI_LOGARITMA.pptx
PPT_TUGAS_MTK-EKONOMI_LOGARITMA.pptxPPT_TUGAS_MTK-EKONOMI_LOGARITMA.pptx
PPT_TUGAS_MTK-EKONOMI_LOGARITMA.pptx
 
Komitmen moral polisi new1;AKBP H.DADANG DJOKO KARYANTO,AMd Mar,SH,SIP,MH
Komitmen moral polisi new1;AKBP H.DADANG DJOKO KARYANTO,AMd Mar,SH,SIP,MHKomitmen moral polisi new1;AKBP H.DADANG DJOKO KARYANTO,AMd Mar,SH,SIP,MH
Komitmen moral polisi new1;AKBP H.DADANG DJOKO KARYANTO,AMd Mar,SH,SIP,MH
 
materi_29_Sistem Penyelenggaraan dalam Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Waliko...
materi_29_Sistem Penyelenggaraan dalam Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Waliko...materi_29_Sistem Penyelenggaraan dalam Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Waliko...
materi_29_Sistem Penyelenggaraan dalam Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Waliko...
 
Renstra BAWASLU
Renstra BAWASLURenstra BAWASLU
Renstra BAWASLU
 
pmlhpmula-131003172201-phpapp01.pptx
pmlhpmula-131003172201-phpapp01.pptxpmlhpmula-131003172201-phpapp01.pptx
pmlhpmula-131003172201-phpapp01.pptx
 

Mehr von Ahsanul Minan

Analisa Stakeholder Dalam Mempromosikan Open Data dan Data.pptx
Analisa Stakeholder Dalam Mempromosikan Open Data dan Data.pptxAnalisa Stakeholder Dalam Mempromosikan Open Data dan Data.pptx
Analisa Stakeholder Dalam Mempromosikan Open Data dan Data.pptxAhsanul Minan
 
Keterbukaan Informasi Pemilu
Keterbukaan Informasi PemiluKeterbukaan Informasi Pemilu
Keterbukaan Informasi PemiluAhsanul Minan
 
Digitalisasi Pengawasan Partisipatif
Digitalisasi Pengawasan PartisipatifDigitalisasi Pengawasan Partisipatif
Digitalisasi Pengawasan PartisipatifAhsanul Minan
 
Refleksi sistem penegakan hukum pemilu
Refleksi sistem penegakan hukum pemiluRefleksi sistem penegakan hukum pemilu
Refleksi sistem penegakan hukum pemiluAhsanul Minan
 
Tantangan Penerapan e-Voting di Indonesia
Tantangan Penerapan e-Voting di IndonesiaTantangan Penerapan e-Voting di Indonesia
Tantangan Penerapan e-Voting di IndonesiaAhsanul Minan
 
Dana kampanye pemilu serentak 2019
Dana kampanye pemilu serentak 2019Dana kampanye pemilu serentak 2019
Dana kampanye pemilu serentak 2019Ahsanul Minan
 
Keterbukaan Informasi Publik
Keterbukaan Informasi PublikKeterbukaan Informasi Publik
Keterbukaan Informasi PublikAhsanul Minan
 
Restatement pasal 71 UU Pemilihan Gubernur, Bupati, Walikota
Restatement pasal 71 UU Pemilihan Gubernur, Bupati, WalikotaRestatement pasal 71 UU Pemilihan Gubernur, Bupati, Walikota
Restatement pasal 71 UU Pemilihan Gubernur, Bupati, WalikotaAhsanul Minan
 
Potret politik perempuan.pdf
Potret politik perempuan.pdfPotret politik perempuan.pdf
Potret politik perempuan.pdfAhsanul Minan
 
Tantangan kelembagaan institusi penyelenggara pemilu
Tantangan kelembagaan institusi penyelenggara pemiluTantangan kelembagaan institusi penyelenggara pemilu
Tantangan kelembagaan institusi penyelenggara pemiluAhsanul Minan
 
Science and Research
Science and Research Science and Research
Science and Research Ahsanul Minan
 
Hans Kelsen: Law & Moral
Hans Kelsen: Law & MoralHans Kelsen: Law & Moral
Hans Kelsen: Law & MoralAhsanul Minan
 
Kelembagaan pengawas pemilu di aceh
Kelembagaan pengawas pemilu di acehKelembagaan pengawas pemilu di aceh
Kelembagaan pengawas pemilu di acehAhsanul Minan
 
Penyitaan oleh bawaslu
Penyitaan oleh bawasluPenyitaan oleh bawaslu
Penyitaan oleh bawasluAhsanul Minan
 
Menyoal revisi UU MD3
Menyoal revisi UU MD3Menyoal revisi UU MD3
Menyoal revisi UU MD3Ahsanul Minan
 
Tantangan pembangunan hukum di indonesia
Tantangan pembangunan hukum di indonesiaTantangan pembangunan hukum di indonesia
Tantangan pembangunan hukum di indonesiaAhsanul Minan
 
Perlindungan suara pemilih
Perlindungan suara pemilihPerlindungan suara pemilih
Perlindungan suara pemilihAhsanul Minan
 
Standard pengawasan pungut hitung Pemilu
Standard pengawasan pungut hitung PemiluStandard pengawasan pungut hitung Pemilu
Standard pengawasan pungut hitung PemiluAhsanul Minan
 
Gender & hukum islam di indonesia
Gender & hukum islam di indonesiaGender & hukum islam di indonesia
Gender & hukum islam di indonesiaAhsanul Minan
 
Isu Krusial dalam Pilkada 2018
Isu Krusial dalam Pilkada 2018Isu Krusial dalam Pilkada 2018
Isu Krusial dalam Pilkada 2018Ahsanul Minan
 

Mehr von Ahsanul Minan (20)

Analisa Stakeholder Dalam Mempromosikan Open Data dan Data.pptx
Analisa Stakeholder Dalam Mempromosikan Open Data dan Data.pptxAnalisa Stakeholder Dalam Mempromosikan Open Data dan Data.pptx
Analisa Stakeholder Dalam Mempromosikan Open Data dan Data.pptx
 
Keterbukaan Informasi Pemilu
Keterbukaan Informasi PemiluKeterbukaan Informasi Pemilu
Keterbukaan Informasi Pemilu
 
Digitalisasi Pengawasan Partisipatif
Digitalisasi Pengawasan PartisipatifDigitalisasi Pengawasan Partisipatif
Digitalisasi Pengawasan Partisipatif
 
Refleksi sistem penegakan hukum pemilu
Refleksi sistem penegakan hukum pemiluRefleksi sistem penegakan hukum pemilu
Refleksi sistem penegakan hukum pemilu
 
Tantangan Penerapan e-Voting di Indonesia
Tantangan Penerapan e-Voting di IndonesiaTantangan Penerapan e-Voting di Indonesia
Tantangan Penerapan e-Voting di Indonesia
 
Dana kampanye pemilu serentak 2019
Dana kampanye pemilu serentak 2019Dana kampanye pemilu serentak 2019
Dana kampanye pemilu serentak 2019
 
Keterbukaan Informasi Publik
Keterbukaan Informasi PublikKeterbukaan Informasi Publik
Keterbukaan Informasi Publik
 
Restatement pasal 71 UU Pemilihan Gubernur, Bupati, Walikota
Restatement pasal 71 UU Pemilihan Gubernur, Bupati, WalikotaRestatement pasal 71 UU Pemilihan Gubernur, Bupati, Walikota
Restatement pasal 71 UU Pemilihan Gubernur, Bupati, Walikota
 
Potret politik perempuan.pdf
Potret politik perempuan.pdfPotret politik perempuan.pdf
Potret politik perempuan.pdf
 
Tantangan kelembagaan institusi penyelenggara pemilu
Tantangan kelembagaan institusi penyelenggara pemiluTantangan kelembagaan institusi penyelenggara pemilu
Tantangan kelembagaan institusi penyelenggara pemilu
 
Science and Research
Science and Research Science and Research
Science and Research
 
Hans Kelsen: Law & Moral
Hans Kelsen: Law & MoralHans Kelsen: Law & Moral
Hans Kelsen: Law & Moral
 
Kelembagaan pengawas pemilu di aceh
Kelembagaan pengawas pemilu di acehKelembagaan pengawas pemilu di aceh
Kelembagaan pengawas pemilu di aceh
 
Penyitaan oleh bawaslu
Penyitaan oleh bawasluPenyitaan oleh bawaslu
Penyitaan oleh bawaslu
 
Menyoal revisi UU MD3
Menyoal revisi UU MD3Menyoal revisi UU MD3
Menyoal revisi UU MD3
 
Tantangan pembangunan hukum di indonesia
Tantangan pembangunan hukum di indonesiaTantangan pembangunan hukum di indonesia
Tantangan pembangunan hukum di indonesia
 
Perlindungan suara pemilih
Perlindungan suara pemilihPerlindungan suara pemilih
Perlindungan suara pemilih
 
Standard pengawasan pungut hitung Pemilu
Standard pengawasan pungut hitung PemiluStandard pengawasan pungut hitung Pemilu
Standard pengawasan pungut hitung Pemilu
 
Gender & hukum islam di indonesia
Gender & hukum islam di indonesiaGender & hukum islam di indonesia
Gender & hukum islam di indonesia
 
Isu Krusial dalam Pilkada 2018
Isu Krusial dalam Pilkada 2018Isu Krusial dalam Pilkada 2018
Isu Krusial dalam Pilkada 2018
 

Sekolah kader pengawas pemilu

  • 1. Sejarah dan Metode Pengawasan Pemilu Ahsanul Minan, MH Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia Materi disampaikan dalam acara Sekolah Kader Pengawasan Pemilu, Bawaslu RI, 16 Juli 2018
  • 2. Review Film Pendek Siapa korban? Mengapa bisa terjadi?
  • 3. PEMILU: Instrument pergantian kepemimpinan politik secara reguler, damai, dan partisipatif. Instrument partisipasi rakyat dalam politik dan pemerintahan (melalui fungsi partisipasi rakyat dalam pemilihan kepemimpinan politik). Instrument partisipasi rakyat dalam mengevaluasi kinerja kepemimpinan politik (reward and punishment). URGENSI PEMILU DALAM NEGARA DEMOKRATIS
  • 4. Apa Perbedaan Pemantauan Pemilu dengan Pengawasan Pemilu? Apa Perbedaan Pemantauan oleh Pemantau Pemilu Internasional dengan Pemantau Pemilu domestik?
  • 5. Perbedaan Definisi Pengamatan, Pemantauan, dan Pengawasan Pemilu Election Observation Election Monitoring Election Supervision Guideline for African Union Electoral Observation and Monitoring Mission Observation involves gathering information and making an informed judgement Monitoring involve the authority to observe an election process and to intervene in that process if relevant laws and procedure are being violated or ignored Supervision and audit involves the process of certifying the validity of all or some of the steps in election processes either prior to or after the election take place Code of conduct: Ethical and Professional Observation of Election (International IDEA) Observation involves gathering information and making an informed judgement from that information Monitoring involve the authority to observe an election process and to intervene in that process if relevant laws and procedure are being violated or ignored Supervision involves the process of certifying the validity of all or some of the steps in election processes
  • 6. Pengawasan Pemilu-Pengalaman Internasional Pengawasan pemilu diyakini dapat berkontribusi dalam proses pelaksanaan konsolidasi demokrasi melalui penanaman kepercayaan aktor-aktor politik baik di dalam negeri maupun di dunia internasional. Gagasan dan praktek pemantauan pemilu oleh lembaga pemantau internasional telah dimulai sejak lama. Praktek ini pertama kali terjadi pada tahun 1857 dimana pemantau dari Prancis, Inggris, Prussia, Russia, Austria and Turki mengawasi pelaksanaan pemilu di Moldavia dan Wallachia1. Pemantauan pemilu ini menjadi semakin menggejala paska berakhirnya perang dingin dan munculnya konsensus global tentang nilai-nilai demokrasi. Meskipun demikian, pemantauan pemilu oleh komunitas internasional dianggap memiliki kelemahan karena kurangnya pengetahuan pemantau terhadap sistem hukum dan politik yang diterapkan di negara yang sedang diawasi, serta berpotensi menghasilkan bias. Oleh karena itu pada umumnya pemantau internasional hanya melakukan pemantauan semata, tanpa terlibat dalam melakukan penilaian maupun validasi terhadap hasil pemilu A decade of monitoring elections: the people and the practice, OSCE Office for Democratic Institutions and Human Rights (ODIHR), 2005, reprinted 2008, p. 1
  • 7. Kelebihan Pengawasan Pemilu Domestik Pengawasan pemilu oleh lembaga pemantau/pengawas domestik memiliki beberapa kelebihan yakni; 1. dapat secara efektif mendorong keterlibatan masyarakat sipil dalam proses Pemilu, tidak hanya sebagai obyek pemberi suara melainkan juga mengawal integritas penyelenggaraan Pemilu melalui fungsi pengawasan. 2. lembaga pemantau domestic pada umumnya memiliki pemahaman yang lebih baik tentang kerangka dan system hokum setempat. Dengan demikian, lembaga pemantau domestik dapat secara efektif membuat laporan dan rekomendasi untuk perubahan dan perbaikan sistem hukum dan praktek kepemiluan
  • 8. Pengawasan Pemilu di Indonesia  Salah satu keunikan dalam manajemen Pemilu di Indonesia adalah system pengawasan pemilu.  Apabila di Negara-Negara lain pada umumnya pengawasan pemilu dilakukan oleh masyarakat dan peserta pemilu, maka di Indonesia, pengawasan pemilu dilakukan oleh lembaga yang secara khusus bertugas melakukan pengawasan pemilu.  Faktor distrust terhadap peserta pemilu dan KPU disinyalir menjadi penyebab dibuatnya pengaturan tentang kelembagaan yang secara khusus melakukan pengawasan pemilu.  Lembaga Pengawas Pemilu di Indonesia berbeda dengan Pemantau, karena di samping memiliki fungsi pengawasan, juga memiliki fungsi penegakan hokum pemilu (meskipun dalam konteks kewenangan terbatas)
  • 9. DINAMIKA PENGAWASAN PEMILU 1. Kelembagaan Pengawas Pemilu dibentuk dari tingkat Pusat hingga kecamatan, bersifat kepanitiaan (adhoc). 2. Keanggotaan terdiri atas unsur Pemerintah dan Perwakilan Partai Politik 3. Kewenangannya melakukan pengawasan pemilu dan menyelesaikan pelanggaran pemilu 1. Kelembagaan Pengawas Pemilu dibentuk oleh Lembaga Peradilan (MA di tingkat Pusat, Pengadilan Tinggi di Tingkat Provinsi, dan Pengadilan Negeri di tingkat Kabupaten hingga kecamatan), bersifat kepanitiaan (adhoc). 2. Keanggotaan terdiri atas unsur kepolisian, kejaksaan, akademisi, tokoh masyarakat, dan pers 3. Kewenangannya melakukan pengawasan pemilu dan menyelesaikan pelanggaran pemilu . 4. Pelanggaran pidana diselesaikan oleh Pengadilan 5. Pelanggaran administrasi diselesaikan oleh KPU 6. Sengketa Pemilu diselesaikan oleh Panwaslu 1. Kelembagaan Pengawas Pemilu tingkat Pusat dibentuk Pemerintah dan DPR, bersifat permanen. 2. Kelembagaan Pengawas Pemilu tingkat provinsi- Desa dibentuk Bawaslu secara berjenjang, bersifat adhoc. 3. Keanggotaan terdiri atas unsur tokoh masyarakat 4. Kewenangannya melakukan pengawasan pemilu dan menyelesaikan pelanggaran pemilu . 5. Pelanggaran pidana diselesaikan oleh Pengadilan 6. Pelanggaran administrasi diselesaikan oleh KPU 7. Sengketa Pemilu diselesaikan oleh Panwaslu 1. Kelembagaan Pengawas Pemilu tingkat Pusat dibentuk Pemerintah dan DPR, bersifat permanen. 2. Kelembagaan Pengawas Pemilu tingkat provinsi dibentuk Bawaslu secara, bersifat permanen. 3. Kelembagaan Pengawas Pemilu tingkat Kabupaten-Desa dibentuk Bawaslu secara berjenjang, bersifat adhoc. 4. Keanggotaan terdiri atas unsur tokoh masyarakat 5. Kewenangannya melakukan pengawasan pemilu dan menyelesaikan pelanggaran pemilu . 6. Pelanggaran pidana diselesaikan oleh Pengadilan 7. Pelanggaran administrasi diselesaikan oleh KPU 8. Sengketa Pemilu diselesaikan oleh Panwaslu 9. Penambahan kewenagan peyelesaian sengketa Tata Usaha Negara Pemilu 1. Penambahan Tugas melakukan Akreditasi Pemantau (Pasal 437) 2. Memiliki legal standing untuk mengajukan permohonan pengujian Peraturan KPU 3. Penguatan institusi: Penambahan jumlah komisioner daerah; penambahan Deputi, status Panwaskab/kota menjadi permanen 4. Penambahan kewenangan: • memeriksa dan memutus pelanggaran administrasi Pasal 95 huruf b • memeriksa, mengkaji, dan memuttrs pelanggaran politik uang; Pasal 95 huruf c • meminta bahan keterangan yang dibuhrhkan kepada pihak yang berkaitan dalam rangka pencegatran dan penindakan pelanggaran Pemilu dan sengketa proses pemilu (Pasal 95 huruf g) 5. Tugas mengawasi penataan dan penetapan daerah pemilihan DPRD kabupaten/kota; (Pasal 93 huruf d angka 2) Tugas ini sebelumnya tidak ada dalam UU Penyelenggara Pemilu. 6. Tugas mencegah terjadinya praktik politik uang & netralitas ASN, TNI, POLRI. Pasal 93 huruf e & f 7. Penambahan tugas memfasilitasi pelatihan saksi peserta pemilu Pemilu 1987-1999 Pemilu 2004 Pemilu 2009 Pemilu 2014 Pemilu 2019
  • 10. Survei LSI-IFES, Oktober 2014 PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP NETRALITAS PENGAWAS PEMILU PADA PEMILU 2014
  • 11. 5 Keunikan Bawaslu Bawaslu merupakan satu-satunya lembaga negara di dunia yang bertugas melakukan pengawasan Pemilu. Pada umumnya kerja pengawasan Pemilu dilakukan oleh peserta pemilu, masyarakat, atau Komisi Pemilu. Bawaslu memiliki sifat quasi masyarakat sipil. Bawaslu merupakan lembaga negara yg menjalankan fungsi pengawasan layaknya pengawasan yg dilakukan oleh masyarakat sipil. Lembaga negara lainnya yg memiliki sifat serupa adalah Ombudsman RI. Bawaslu memiliki kewenangan yg unik karena menggabungkan 3 fungsi yg pada umumnya dijalankan secara terpisah oleh lembaga negara. Bawaslu memiliki: 1) kewenangan regulasi (mengatur internal & sebagian eksternal terkait penyelesaian sengketa), 2) kewenangan pengawasan, 3) kewenangan penindakan. Bawaslu memiliki sifat Status kelembagaan yg unik, pada tingkat pusat dan provinsi bersifat permanen, sedangkan pada tingkat Kabupaten/kota ke bawah bersifat adhoc. Bawaslu merupakan lembaga negara yang bersifat extra-ordinary, yang selalu menghadapi ketidakpastian masa depan eksistensial, karena sangat bergantung kepada political mood pembentuk undang-undang yg notabenenya sebagian besar adalah kempetitor dalam pemilu yang menjadi obyek pengawasannya. Lembaga negara lain yang memiliki kemiripan sifat ini adalah KPK.
  • 12. Mengamati; seluruh proses penyelenggaraan tahapan pemilu baik oleh penyelenggara pemilu, peserta pemilu, maupun pihak lain seperti Pemerintah, media massa, dan lain-lain. Pengertian Pengawasan Pemilu Mengkaji; yakni kegiatan menganalisa kejadian- kejadian tertentu dalam proses penyelenggaraan pemilu yang patut diduga merupakan bentuk pelanggaran pemilu. Memeriksa; yakni kegiatan melihat dan mencermati bukti-bukti awal yang didapatkan terkait dengan dugaan pelanggaran yang terjadi, sebagai pendukung dalam proses pengkajian. Menilai; yakni kegiatan untuk menilai dan menyimpulkan hasil kegiatan pengawasan. TEMUAN DUGAAN PELANGGARAN PENIND AKAN
  • 13. PERSPEKTIF KERAWANAN PEMILU LEGAL COMPLIANCE Pidana Pemilu BUKAN PELANGGARAN SECURITY / CONFLICT Konflik antar Peserta Pemilu / antar pendukung (horizontal conflict) Konflik antara peserta pemilu dengan Penyelenggara Pemilu (KPU / Pengawas) vertical conflict Konflik peserta pemilu/masyarakat dengan Pemerintah Administrasi Pemilu Kode Etik Penyelenggara Pemilu Sengketa Pemilu Sengketa Hasil Pemilu PELANGGARAN tidak terhadap UU Pemilu, tetapi berkaitan dengan proses pemilu PELANGGARAN
  • 14. PELANGGARAN BERDAYA RUSAK TINGGI PELANGGARAN BERDAYA RUSAK RENDAH Daya rusak terhadap integritas pemilu (fairness, accountability) Daya rusak tatanan demokrasi dan good & cleand governance Daya rusak terhadap moralitas bangsa Mengganggu keindahan kota Mengganggu ketentraman masyarakat Manipulasi dana kampanye, manipulasi hasil penghitungan suara Korupsi politik (bansos), abuse of power Money politik, isu sara, politik identitas Pemasangan atribut Kampanye pawai KARAKTERISTIK PELANGGARAN PEMILU
  • 15. TANTANGAN DAN KENDALA PENGAWASAN PEMILU Kendala Regulasi Kendala Struktural Kendala Kultural Perlu Keterlibatan Masyarakat dalam Pengawasan Pemilu Keterbatasan kewenangan pengawas Keterbatasan daya dukung institusional Akses informasi/data Lemahnya budaya hukum di lingkungan penyelenggara pemilu Keterbatasan struktur dan jumlah pengawas Lemahnya budaya hukum di lingkungan peserta pemilu Kurang jelas & tegasnya pengaturan Lemahnya budaya hukum di lingkungan masyarakat & penegak hukum
  • 16. Memastikan terlindunginya hak politik warga masyarakat Memastikan terwujudnya pemilu yang bersih, transparan, dan berintegritas dari sisi penyelenggara dan penyelenggaraannya. Mendorong terwujudnya pemilu sebagai instrument penentuan kepemimpinan politik dan evaluasi kepemimpinan politik. Mendorong munculnya kepemimpinan politik yang sesuai dengan aspirasi terbesar rakyat. MENGAPA MASYARAKAT HARUS TERLIBAT ?
  • 17. Resiko terhadap masa depan bangsa (karena hasil yang tidak maksimal dari pemilu); • Lemahnya kapasitas kepemimpinan yang dihasilkan • Legitimasi politiknya dipertanyakan • Melemahnya orientasi pemimpin pada pembangunan negara hukum yg demokratis Apa Resiko Ketidakterlibatan Masyarakat Dalam Pengawasan Pemilu ? Resiko terhadap penyelenggaraan pemilu; • Menghasilkan konflik kekerasan (from election to violance) • Hilangnya kepercayaan rakyat Resiko terhadap demokrasi; • Terjadi arus balik: dari demokrasi menuju tirani baru • Apatisme terhadap demokrasi(ada kecenderungan melihat masa lalu, meskipun otoritarian, tetapi dianngap lebih stabil)
  • 18. Peningkatan Peran Masyarakat dalam Pemilu Masyarakat sebagai Voters • Akses informasi tentang prosedur penyelenggaraan pemilu • Akses informasi tentang profil peserta pemilu • Hak untuk memberikan suara Masyarakat sebagai Observers • Akses informasi terkait proses penyelenggaraan pemilu dari penyelenggara pemilu • Hak untuk diakui keberadaan dan perannya dalam memantau pemilu • Hak untuk menyampaikan temuan/laporan dan rekomendasi perbaikan atas penyelenggaraan pemilu Masyarakat sebagai Judges • Penyediaan berbagai hak akses dan jaminan atas pemenuhan berbagai hak tersebut akan berguna bagi masyarakat untuk menjalankan perannya sebagai hakim dalam menilai penyelenggaraan pemilu, dan sekaligus preferensi dalam menentukan pilihannya di dalam bilik suara
  • 19. Model & Karakteristik Aktifitas Pemantauan Pemilu oleh Masyarakat Organized Election Observers Individual Election Observers Well Organized Well informed Somewhat well funded Memiliki ketertarikan untuk memantau banyak tahapan dalam pemilu Less-informed Fully voluntarily observation Umumnya tertarik untuk memantau tahapan pendaftaran pemilih, kampanye, dan pemungutan+penghitungan suara Less-organized
  • 20. KERAWANAN PEMILU Analisa Kerawanan Pemilu dapat dilakukan melalui pendekatan: ANALISA AKTOR (analisa berbasis aktor yang berpotensi melakukan pelanggaran pemilu) ANALISA MODUS (analisa berbasis modus pelanggaran pemilu) ANALISA DAMPAK (analisa berbasis ukuran dampak pelanggaran pemilu, baik terhadap integritas proses penyelenggaraan pemilu, integritas hasil pemilu, maupun terhadap kualitas kehidupan demokrasi)
  • 21. ANALISIS STAKEHOLDER PEMILU KPU BAWASLU /PANWASLU PARPOL / CALON PEMANTAU PEMERINTAH MEDIA MASSA MASYARAKAT TOKOH MASY. PENGUSAHA DPR
  • 22. Apa Bentuk Partisipasi Pengawasan yang harus dilakukan Masyarakat? Mulailah dari hal sederhanaTahapan Penetapan Parpol Peserta Pemilu Awasi dan laporkan jika ada partai politik yang memanipulasi data persyaratan Tahapan Pencalon anggota DPR/DPRD Awasi dan laporkan jika ada caleg yang memanipulasi data persyaratan (ijazah), berkelakuan tidak baik, dll Tahapan Kampanye Awasi dan laporkan jika ada yang mempermainkan isu SARA dalam kampanye. Jangan terlibat penyebaran hoax Tahapan Pemunguta n & Penghitung an suara Awasi dan laporkan jika ada pelanggaran. Laporkan photo C1 ke Panwas melalui aplikasi atau medsos Tahapan Pendaftaran Pemilih Awasi dan laporkan jika ada pemilih yang belum terdaftar, dll.
  • 23.  Ikut memantau pelaksanaan pemilu untuk memastikan pemilu berlangsung sesuai dengan peraturan perundang-undangan  Melakukan kajian terhadap persoalan-persoalan kepemiluan  Ikut mencegah terjadinya pelanggaran pemilu sesuai dengan peran sosialnya masing-masing  Menyampaikan laporan pelanggaran pemilu  Menyampaikan informasi dugaan pelanggaran pemilu  Mendukung terciptanya ketaataan peserta pemilu maupun penyelenggara pemilu terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan. BAGAIMANA?
  • 24. Bridging instrument untuk mengefektifkan komunikasi dan relasi antar stakeholder pemilu. Membantu mendorong terciptanya transparansi, akuntabilitas dan integritas pemilu melalui fungsi watch dog. DIMANA DAN APA PERAN MEDIA ?
  • 25. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MANAJEMEN PEMILU DI INDONESIA KELEBIHAN Kelembagaan Penyelenggara Pemilu (KPU dan Bawaslu) telah mengalami penguatan eksistensi dan peran, baik dari sisi independensi, kewenangan, maupun system pengendalian etika. Sistem kepartaian telah mulai menemukan bentuknya menjadi system kepartaian sederhana moderat. System penyederhanaan partai melalui pengetatan syarat pembentukan partai dan penerapan parliamentary threshold telah dapat diterapkan Sistem penyelesaian keberatan atas hasil pemilu melalui Mahkamah Konsitusi telah berjalan dan diakui sehingga dapat menjadi katalisator konflik KEKURANGAN Beberapa aspek teknis manajerial pemilu (system pendaftaran pemilih, system distribusi logistic pemilu, system perekaman hasil penghitungan suara) masih belum memadai dan perlu disempurnakan. Daya dukung teknologi informasi sangat dibutuhkan dalam rangka penyempurnaan system ini. Sistem organisasi penyelenggara pemilu yang bersifat adhoc, dan tanpa disertai system manajemen SDM yang baik, menyebabkan lemahnya kinerja organisasi. Komisioner yang selalu berganti tanpa disertai system pengembangan kapasitas yang kuat, menyebabkan isu penguasaan kapasitas teknis kepemiluan selalu menjadi kendala. Masih terdapat “kebiasaan” yang tidak sehat di kalangan parlemen dan pemerintah untuk selalu melakukan perubahan Undang-undang Pemilu setiap 5 tahun, tanpa disertai grand design pengembangan system pemilu yang jelas. Akibatnya perubahan rutin lebih cenderung bersifat tambal sulam dan reaksioner
  • 26. TANTANGAN PELEMBAGAAN MANAJEMEN PEMILU DI INDONESIA DI MASA MENDATANG Menemukan formula penentuan alokasi kursi di daerah pemilihan (seat allocation) secara lebih proporsional Menemukan formula penghitungan perolehan kursi yang lebih mencerminkan hasil pemilu yang proposional Memperbaiki dan menyempurnakan system penegakan hokum (electoral legal framework), sehingga dapat lebih terintegrasi, efektif, dan efisien Merumuskan system pengelolaan daftar pemilih yang kredibel
  • 27. LESSON LEARNT Lingkungan Politik • Selalu memberi pengaruh warna terhadap system kepartaian maupun system pemilu yang hendak diterapkan • Tak jarang dapat menjadi ancaman terhadap independensi dan professionalitas lembaga penyelenggara pemilu, terutama jika undang-undang pemilu selalu direvisi secara rutin setiap menjelang pemilu Grand design • Grand design system pemilu perlu dimiliki oleh setiap Negara, untuk memberi arah jalan perbaikan system pemilu. • Ketiadaan gran design system pemilu akan menyebabkan proses revisi kerangka system dan kerangka hokum pemilu menjadi bersifat reaksioner dan parsial Kelembagaan • Kelembagaan penyelenggara pemilu yang independen dan professional sangat diperlukan untuk mengawal proses pelaksanaan pemilu secara demokratis dan kredibel • Kelembagaan penyelenggara pemilu di Negara yang berada dalam situasi transisi demokrasi dapat mempertimbangkan model di Indonesia, dimana terdapat KPU-Bawaslu-DKPP, ditambah lembaga penegak hokum terkait. Konfigurasi ini dapat menghasilkan proses saling control yang pada akhirnya menumbuhkan kepercayaan public dan peserta pemilu terhadap integritas penyelenggara pemilu.