Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut membahas tentang penelitian sosial sebagai proses untuk mempelajari masalah sosial secara logis dan sistematis.
2. Terdapat berbagai sumber pengetahuan yang dibahas seperti tradisi, otoritas, dan pengetahuan ilmiah.
3. Dokumen tersebut juga membedah metode penelitian kuantitatif dan kualitatif serta tahapan-
2. Non-scientific Pre-scientific
MEMBANGUN PENGETAHUAN BARU
Penelitian sosial merupakan sebuah proses untuk
mempelajari masalah-masalah sosial dengan
menggunakan cara berpikir yang logis dan
mematuhi prosedur dan aturan
Mendapatkan jawaban
atas masalah dan
menghasilkan
pengetahuan baru.
OTORITAS TRADISI COMMON SENSE PERSONAL EXPERIENCEMITOS MEDIA
Mendasarkan pada
prinsip scientific
3. Sistem untuk memproduksi pengetahuan, dan
Pengetahuan untuk memproduksi sistem
asumsi-asumsi mengenai karakter alami dunia pengetahuan; serangkaian
prosedur, teknik dan instrument-instrumen untuk mendapatkan pengetahuan,
yang terus berkembang selama bertahun tahun meskipun cukup lambat
SCIENCE
Pengetahuan mengenai science dikelompokkan ke dalam teori teori
teori sosial didefinisikan sebagai sebuah sistem mengenai keterhubungan gagasan
atau ide-ide yang membentuk pengetahuan tentang dunia kemasyarakatan
Junk-sciencePseudoscience
Penyimpangan
The Scientific Community
Menjaga kemurnian science
universalis
organised skeptisism
disinteretedness
komunalisme
kejujuran
Metode scientific Perilaku scientific
4. 7 Tahapan dalam Melakukan Riset
TEORI
Tentukan Topik
Publikasikan
Intepretasikan
Data
Analisa Data Cara &
kumpulkan data
Buat desain
penelitian
Susun Pertanyaan
Penelitian
Dalam prakteknya, ketujuh langkah tersebut dapat saja dilakukan secara berulang atau melompat,
misalnya, misalnya langkah pertama tidak dimulai dengan menentukan topik, tetapi justru dimulai
dengan merumuskan research questions. Pada prinsipnya, penelitian merupakan proses yang interaktif,
dimana masing-masing langkah dapat dicampur atau dipertukarkan.
5. Penelitian sosial Kualitatif dan Kuantitatif
Metode Kuantitatif Metode Kualitatif
Mengukur fakta obyektif Membangun realitas sosial, makna kultural
Fokus pada variabel Fokus pada proses interaksi, kejadian
Keandalan diutamakan Otentisitas yang diutamakan
Bebas nilai Nilai-nilai tetap ada dan tampak eksplisit
Tidak terikat pada konteks Terikat pada situasi
Banyak kasus (data) Sedikit kasus (fokus)
Analisa statistik Analisa thematic
Peneliti tidak bersentuhan langsung (detached) Peneliti terlibat langsung
Ragin menjelaskan bahwa metode kuantitatif digunakan untuk merangkum data-data untuk dapat
menemukan gambar besarnya, sedangkan metode kualitatif mendalami data untuk melihat aspek-aspek
dalam kasus secara lebih jelas dan dalam.
6. CATATAN 1:
Penjelasan yang disampaikan dalam chapter ini memiliki 2 keunggulan
berupa:
penjelasan yang singkat namun jelas. Akan tetapi kelemahan -yang
harus dimaklumi karena sifatnya sebagai pengantar- nya adalah
penjelasan dalam chapter ini masih berada pada level kulit luarnya
saja.
berhasil dalam membangun kesan pembaca bahwa riset itu
merupakan kegiatan yang menyenangkan, dapat dipraktekkan dalam
kegiatan sehari-hari, dan memiliki manfaat yang besar untuk
memproduksi pengetahuan yang ilmiah. Melalui penjelasan dalam
chapter 1 ini, pembaca akan terdorong untuk mempelajari lebih lanjut
metodologi riset sosial (yang akan dijelaskan di chapter-chapter
berikutnya) dengan penuh semangat dan optimisme karena
memahami arti penting riset sosial dan -sekali lagi- mudah.
7. Catatan 2:
Di sisi lain, terdapat beberapa bagian/statement dalam chapter 1 ini yang perlu didiskusikan lebih lanjut;
• Penggunaan imajinasi dan kreatifitas dalam melakukan penelitian sebagaimana disebutkan oleh penulis chapter 1 ini
menarik untuk dielaborasi lebih lanjut. Apa maksud imajinasi dan kreatifitas dalam melakukan penelitian? Pada
tahap/langkah mana dalam penelitian ini dimana imajinasi dan kreatifitas peneliti diperlukan? Apakah imajinasi dan
kreatifitas boleh digunakan pada saat melakukan intepretasi dan analisa data serta pembuatan kesimpulan penelitian?
• Dalam menjelaskan tentang otoritas sebagai salah satu sumber pengetahuan, penulis chapter 1 mempersyaratkan
bahwa pengetahuan yang bersumber dari otoritas perlu diuji kebenarannya.
• Penjelasan penulis dalam chapter 1 ini sangat baik, namun akan lebih baik lagi jika ditambahkan dengan penjelasan
tentang adanya instrument pengujian validitas pengetahuan yang disampaikan oleh otoritas sebagaimana
dikembangkan dalam dispilin ilmu hadist.
• Dalam disiplin ilmu hadist dikembangkan instrument pengujian validitas dengan menggunakan metode “kritik
sanad dan kritik matan”. Kritik sanad adalah metode pengujian terhadap integritas dan kredibilitas personal
otoritas/individu yang memberitakan hadist dari Nabi, untuk melacak dan menentukan apakah individu yang
menyampaikan hadist tersebut layak dipercaya atau tidak. Sedangkan kritik matan adalah instrument pengujian
atas materi informasi/ajaran (yang diklaim berasal dari) nabi, untuk menilai dan menentukan apakah materinya
benar dan/atau tidak terdistorsi, dengan cara membandingkannya dengan norma dalam al-qur’an dan hadist lain
yang terkait.
• Metodologi kritik sanad dan kritik matan hadist ini dipergunakan oleh para ahli hadist dalam melakukan penelitian
terhadap hadist-hadist Nabi yang menghasilkan beberapa kitab hadist antara lain: Kitab Shohih Bukhori, shohih
Muslim, Suna Abi Dawud, dan lain-lain.
• Kedua metodologi ini pada dasarnya dapat dikategorikan sebagai metode penelitian sosial.
8. Catatan 3:
• Dalam menjelaskan tentang tradisi sebagai salah satu sumber pengetahuan, penulis chapter 1 secara ringkas namun
jelas menjelaskan bahwa tradisi merupakan salah satu sumber menjelaskan bahwa tradisi merupakan salah satu sumber
pengetahuan yang sering dipergunakan oleh masyarakat untuk menunjang kebutuhan kehidupan sehari-hari. Penulis
chapter 1 menyampaikan bahwa pengetahuan yang bersumber dari tradisi dapat mengandung kebenaran, tetapi juga
dapat pula mengandung kesalahan, sehingga perlu diuji validitasnya. Penjelasan ini akan lebih baik lagi jika dilengkapi
dengan praktek ilmiah yang diterapkan dalam sistem pembentukan hukum Islam, yang menggunakan pendekatan
kajian atas Urf (yang pengertiannya mencakup tradisi dan common sense).
• Penulis Chapter 1 mengungkapkan bahwa metode scientific dalam memproduksi pengetahuan baru mulai dipakai pada
abad pencerahan. Penjelasan ini kurang begitu tepat jika dimaksudkan untuk mengatakan bahwa abad pencerahan
merupakan tonggak waktu dimana metode scientific dipergunakan oleh manusia, kecuali jika statement itu
dimaksudkan untuk menunjuk tonggak awal penggunaan metode scientific di Eropa. Dalam dunia Islam, pendekatan
saintifik telah lama dipergunakan metode dalam memproduksi pengetahuan, di antaranya dapat kita lihat dalam disiplin
ilmu hukum Islam (fikih), ilmu hadist, dan beberapa ilmu alam (yang dikembangkan dari banyak literatur Yunani Kuno),
hal ini tak dapat dilepaskan dari pengaruh kebudayaan lain seperti kebudayaan Yunani kuno yang telah sejak lama
mempraktekkan prosedur prosedur scientific dalam perkembangan peradaban Islam.