2. Politik merupakan instrumen penting dalam
mewujudkan tatanan hidup berbangsa,
bermasyarakat, dan bernegara;
Politik dapat memfasilitasi sebuah kolaborasi
di antara elemen-elemen bangsa dalam
membangun kebersamaan yang produktif;
Politik juga menjadi corong aspirasi dalam
mewujudkan kedaulatan dan kemandirian.
3. Partai politik adalah sebuah alat untuk
mencapai tujuan politik;
Jika tujuan politik itu adalah kekuasaan, maka
partai politik menjadi alat untuk memperoleh
kekuasaan;
Tapi jika tujuannya untuk mencapai
kesejahteraan maka partai politik pula dapat
menjadi alat mencapai kesejahteraan.
4. Partisipasi adalah sebuah keterlibatan dalam
proses politik, seperti pemilu untuk mencapai
kekuasaan;
Partisipasi dapat diekspresikan dalam banyak
hal, termasuk mbil bagian, usulan-usulan,
ataupun protes dan demonstrasi;
Partisipasi juga bisa menjadi alat kontrol
jalannya kekuasaan.
5. Partisipasi dapat mengambil bentuk oposisi,
sehingga oposisi jangan dianggap sebagai
lawan dalam politik;
Oposisi justeru harus ditempatkan dalam
posisi yang sehat dn konstruktif;
Oposisi sejatinya dapat mengambil tempat
yang setara dengan kekuasaan. Ia menjadi
kekuatan penyeimbang.
6. Kader dalam politik menjadi kekuatan yang
dapat memelihara kontinuitas cita-cita politik
sesuatu kekuatan politik tertenu;
Kader harus memperoleh hak yang sama,
termasuk hak memainkan kekuasaan;
Kader menjadi tulang punggung suatu
kekuatan politik seperti partai politik;
7. Pendidikan politik adalah suatu mekanisme
yang selalu melekat dalam suatu kekuatan
politik, termasuk partai politik;
Partai politik berkewajiban melakukan
pendidikan politik bagi kadernya dan juga
masyarakatnya;
Pendidikan politik dapat dilakukan dalam
“ruang” formal ataupun dalam proses politik
praktis dan pragmatis.
8. Ada kesan beragam tentang politik di
masyarakat, baik dan buruk;
Kesan itu dibentuk oleh orang-orang ataupun
“oknum” tertentu yang menjadikan citra
politik menjadi buruk;
Kesan buruk biasanya diperankan oleh
mereka yang rendah tingkat pendidikan
politiknya.