5. Ground Rules
1. Mendengar dan berpartisipasi aktif di dalam
kelas.
2. Mulailah dengan memahami dan kemudian
menjadi paham.
3. Hadir tepat waktu termasuk pada saat kembali ke
kelas setelah istirahat.
4. Handphone dimatikan/dialihkan ke nada getar.
6. 6
LATAR BELAKANG
1. Auditor harus memahami rancangan sistem
pengendalian intern dan menguji
penerapannya – Butir 3021 SA APIP
2. Tujuan pemahaman dan pengujian tsb utk
menentukan:
Saat pelaksanaan audit
Jangka waktu audit
Prosedur audit yang diperlukan
7. 7
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
Setelah mengikuti Diklat ini, peserta diharapkan
mampu memahami Sistem Pengendalian
Manajemen(SPM) dan fungsinya dalam
pelaksanaan audit
8. 8
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
Peserta diklat mampu:
1. Menjelaskan kembali latar belakang dan
perkembangan SPM, pengertian dan konsep dasar
SPM, jenis-jenis pengendalian dan keterbatasan
SPM
2. Menjelaskan kembali tujuan perancangan,
persyaratan, dan penanggung jawab SPM
3. Menjelaskan kembali sarana dan komponen SPM
4. Melaksanakan prosedur dan metode penilaian SPM
sebagai media penilaian keandalan SPM
9. 9
P
M
S
• Konsep Dasar
• Sarana dan Unsur
• Prosedur & Metode Pemahaman
POKOK BAHASAN
• Tujuan dan Persyaratan
14. 14
JENIS PENGAWASAN
Empat Jenis Pengawasan
1. Pengawasan Melekat (Waskat)
2. Pengawasan Fungsional (Wasnal)
3. Pengawasan Legislatif (Wasleg)
4. Pengawasan Masyarakat (Wasmas)
(SANRI, 1996)
15. 15
TELAAH &
UJI SPM
LAPORAN
HASIL
AUDIT
AUDIT
LANJUTAN
Proses Temuan Pemeriksaan
SURVEI
PENDA-
HULUAN
TAO FAO AO
DALAM POLA PIKIR BUKAN POLA TINDAK
JIKA TIDAK TERUNGKAP TAO, TIDAK DIJUMPAI TEMUAN
BERARTI ATAU TIDAK MENDUKUNG AO, AUDIT DIHENTIKAN
DAN SUSUN LAPORAN TANPA TEMUAN.
17. 17
MANFAAT PEMAHAMAN SPM
BAGI AUDITOR
a. Menghindari terjadinya risiko audit
b. Dasar menetapkan arah, luas, sifat
dan lamanya audit
c. Mempercepat proses audit karena
sudah terarah
19. 19
PENGERTIAN PENGENDALIAN
Arti Sempit
Internal check
•Lbh dr internal check
•Rencana organisasi,
•Metode dan
upaya koordinasi
Proses yg
dipengaruhi
manusia
•Efektivitas & Efisiensi
•Keandalan LapKeu
•Ketaatan
AICPA (1949)Bennett (1930) COSO (1992)
Deteksi
penyimpangan/
fraud
•Perlindungan aset
•Keandalan data akuntansi
•Efisiensi operasi
•Ketaatan
20. 20
SISTEM PENGENDALIAN INTERN
Pendekatan COSO
5 komponen
pengendalian
Rangkaian
terjalin
erat
Lingkungan Pengendalian
menjadi landasan komponen lainnya
Dalam Lingkungan Pengendalian
manajemen menaksir risiko untuk
pencapaian tujuan
Aktivitas pengendalian diimplementasikan
memastikan arahan manajemen diikuti
Informasi relevan dicatat, diinformasikan
ke seluruh bagian organisasi
Seluruh proses dipantau terus-menerus,
diperbaiki bila perlu
21. 21
KONSEP DASAR
Komponen operasi atau kegiatan yang
terpasang secara terus menerus (A
continuous built-in component of
operations)
Pengendalian manajemen
dipengaruhi oleh manusia
Memberikan keyakinan yang
memadai, bukan keyakinan yang
mutlak
23. 23
1. Pengendalian Pencegahan
Contoh :
Kejujuran,
personel yang kompeten,
pemisahan fungsi,
reviu pengawasan,
pengendalian ganda
Pengendalian dirancang
mencegah sesuatu tak
diinginkan sebelum terjadi
Susah
nich..!
24. 24
2. Pengendalian Deteksi
Contoh :
Rekonsiliasi bank,
Pengecekan kinerja
Cek fisik,
Konfirmasi piutang
Pengendalian dimaksudkan
mendeteksi suatu kesalahan
yang telah terjadi. Ada apa
nich..?
25. 25
3. Pengendalian Koreksi
Pengendalian melalui koreksi
terhadap masalah yang
terdeteksi oleh pengendalian
deteksi.
Contoh :
Memperbaiki penyimpangan yang
terjadi,
Memberi sanksi kepada petugas yang
melakukan penyimpangan
Waduuh..
ada yang
keliru nich..!
26. 26
4. Pengendalian Pengarahan
Contoh :
Supervisi atasan atas bawahan,
Pengawasan mandor pada pekerja.
• Pengendalian pada saat kegiatan
sedang berlangsung, agar
kegiatan dilaksanakan sesuai
kebijakan atau ketentuan berlaku
Siap
Pak..!
27. 27
5. Pengendalian Pengganti
Contoh :
Pengawasan langsung pimpinan
organisasi kecil karena
pemisahan fungsi tidak dapat
dilakukan
• Pengendalian yang
dimaksudkan memperkuat
pengendalian karena tidak
terlaksananya suatu aktivitas
pengendalian
Terpaksa ikut
nyemplung..!
Boss
28. 28
1. Pertimbangan kurang matang
2. Pelaksana gagal menerjemahkan perintah
3. Pengabaian manajemen
(beda dengan intervensi manajemen )
4. Kolusi
mengabaikan kebijakan
/prosedur untuk
kepentingan organisasi
Keterbatasan
pengendalian manajemen
29. 29
1. Pertimbangan kurang matang
Keputusan/kebijakan yang diambil tidak
didasarkan suatu pertimbangan rasional
berdasarkan informasi yang ada
Keterbatasan
pengendalian manajemen
30. 30
• Sikap tidak peduli,
membiarkan terjadinya
penyimpangan, terlalu
percaya.
2. Pengabaian manajemen
management override
Keterbatasan
pengendalian manajemen
31. 31
3. Gagal menerjemahkan perintah
• Kesengajaan, ketidakmampuan
/teliti dalam menafsirkan dan
menerapkan kebijakan dan
prosedur
• Hasil yg dicapai tidak sesuai yg
diharapkan
Keterbatasan
pengendalian manajemen
32. 32
4. Kolusi
collusion
• Kerjasama dua orang atau lebih
untuk melakukan tindakan yg
bertujuan mendapatkan
keuntungan pribadi/golongan.
Keterbatasan
pengendalian manajemen
33. PERKEMBANGAN SISTEM PENGENDALIAN
INTERN DI INDONESIA
1. Instruksi Presiden No. 15 Tahun 1983 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengawasan dan Instruksi Presiden No. 1 Tahun 1989
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan Melekat, Keputusan
Menteri PAN No. 30 Tahun 1994 tentang petunjuk Pelaksanaan
Pengawasan Melekat yang diperbaharui dengan Keputusan
Menteri PAN No. KEP/46/M.PAN/2004:
Unsur-unsur Waskat adalah :
2. Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
33
34. 34
DASAR HUKUM SPIP
34
Pasal 55 ayat (4) : Menteri/Pimpinan lembaga selaku Pengguna
Anggaran/Pengguna Barang memberikan pernyataan bahwa pengelolaan
APBN telah diselenggarakan berdasarkan Sistem Pengendalian Intern
yang memadai dan akuntansi keuangan telah diselenggarakan sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).
Pasal 56 ayat (4) : hal yang sama utk Kepala SKPD
Pasal 58 ayat (1) dan (2) : Dalam rangka meningkatkan kinerja,
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, Presiden
selaku Kepala Pemerintah mengatur dan menyelenggarakan Sistem
Pengendalian Intern di lingkungan pemerintah secara menyeluruh. SPI
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
35. DEFINISI SPIP
35
PP 60/2008
Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang
integral pada tindakan dan kegiatan yang
dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan
dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan
memadai atas tercapainya tujuan organisasi
melalui kegiatan yang efektif dan efisien,
keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset
negara, dan ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan.
38. 38
Tujuan PERANCANGAN SISTEM
pengendalian manajemen
• Diperolehnya keandalan dan
integritas informasi
• Kepatuhan pada kebijakan,
rencana, prosedur, dan peraturan
perundang-undangan yang
berlaku.
• Melindungi aset organisasi
• Pencapaian kegiatan yang efisien
dan efektif
39. 39
Informasi yang dapat diandalkan
Didukung data sah, lengkap, tepat waktu
Diotorisasi pejabat berwenang
Dinilai dengan mata uang berlaku
sesuai ketentuan
Dikelompokkan & dicatat pada pos
yang sesuai
Diikhtisarkan & dicatat dengan
penjelasan cukup dan mudah
dipahami
40. 40
Taat pada ketentuan
Kegiatan yang dilaksanakan tidak
sesuai dengan kebijakan, prosedur,
rencana, dan peraturan yang berlaku
akan merugikan organisasi
41. 41
Pengamanan aset/harta
Pengamanan aset dilakukan
dengan:
penyediaan petugas
pengamanan
penggunaan password
akses komputer
pembatasan individu
penggunaan asset
42. 42
Ekonomis & Efisien
Ekonomis
Perolehan
Aset
Beli dengan harga
menguntungkan
Tepat waktu
Tepat mutu
Tepat jumlah
Tepat harga
Taat azas
Efisien
Pemanfaatan
Aset
Sumber daya
terbatas
Hasil kualitas tinggi
/pelayanan prima
47. 47
SYARAT-SYARAT SPM
a. Keyakinan memadai
b. Dukungan perilaku
c. Integritas dan kompetensi
d. Tujuan pengendalian
e. Pengendalian monitoring
Standar Umum
48. 48
SYARAT-SYARAT SPM
a. Pendokumentasian
b. Pencatatan benar & tepat waktu
c. Otorisasi & pelaksanaan transaksi
oleh personil yang tepat
d. Pemisahan tugas, atas otorisasi,
pemrosesan, pencatatan, & reviu
e. Supervisi berkesinambungan oleh
personil kompeten
f. Pembatasan akses pada sumber-
daya/catatan dan akuntabilitasnya
Standar Rinci
49. 49
1. Kompetensi karyawan sesuai tanggung jawab
2. Pemisahan tanggungjawab & fungsi
3. Sistem pemberian wewenang, tujuan, teknik, dan
pengawasan atas aktiva, utang, penerimaan dan
pengeluaran
4. Pengendalian penggunaan aktiva, dokumen, dan
formulir penting
5. Pembandingan catatan aktiva & utang dengan
fisiknya
Pemenuhan unsur perancangan SPM
50. 50
SYARAT-SYARAT PERANCANGAN
SPM MENURUT INTOSAI
a. Terintegrasi – bukan ditambahkan pada kegiatan
b. Harus ada dukungan dan peran serta manusia
c. Dirancang untuk mencapai tujuan organisasi
d. Dapat mengurangi dan mencegah terjadinya risiko
e. Memberikan manfaat yang lebih besar daripada biaya
52. 53
Sarana dan komponen SPM
Media yang dipakai dalam
menilai efektivitas suatu
SPM
8 Unsur
5 unsur
(COSO)
53. 54
SPM 8 UNSUR vs SPIP
Pngorgnisasian
Kebijakan
Prosedur
Personalia
Perencanaan
Pencatatan
Pelaporan
Reviu Intern
Cakupan :
•8 UNSUR hanya hard control
•SPIP mencakup hard control dan soft control
•SPIP lebih fokus pada diri manusia
57. 58
FAKTOR PENTING DALAM PENGORGANISASIAN
1 PROSES PEMBENTUKANNYA MENGACU PADA
EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS
2 PERSYARATAN KOMPETENSI SDM
3 PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
4 PERTANGGUNGJAWABAN PELAKS TUGAS DAN
KINERJA
5 PENDEFINISIAN WEWENANG DAN TANGGUNG
JAWAB SEIMBANG DENGAN TUGAS DAN
FUNGSINYA
6 PENDELEGASIAN WEWENANG DIIKUTI DENGAN
TANGGUNG JAWAB YANG SESUAI DENGAN TUGAS
DAN FUNGSI
58. 59
Departementalisasi
Organisasi Audit - BPKP
Kepala
Deputi
Investigasi
Deputi
Polsoskam
Deputi
Akuntan
Negara
Sekretaris
Utama
Deputi
Perekonomian
Deputi
Pengawasan
Keuangan
Daerah
59. 60
Departementalisasi
Organisasi Audit - BPKP
Deputi
Akuntan
Negara
Direktur
Pengawasan
Usaha
Perminyakan
Direktur
Pengawasan
Usaha
Perhubungan dan
Pariwisata
Direktur
Pengawasan
Usaha
Manufaktur
Direktur
Pengawasan
Usaha
Perkebunan
Direktur
Pengawasan
BUMD
Subdiit
Perhubungan
Subdit
Pariwisata
PFA
60. 61
Departementalisasi Organisasi Audit –
State of Ohio Office of The Auditor
Auditor Of State
Direktur
Audit Keuangan
Direktur
Audit Kinerja
Direktur
Jasa Manajemen
Direktur
Penunjang
Direktur
Audit Investigasi
63. 64
1. Jelas dan dibuat secara tertulis
2. Efektif dikomunikasikan kepada
seluruh personil
3. Tidak bertentangan dengan aturan
yang lebih tinggi
4. Ditinjau secara berkala
5. Selaras dengan tujuan organisasi
6. Meningkatkan disiplin kerja
FAKTOR YG HARUS DIPERHATIKAN DLM KEBIJAKAN
66. 67
SYARAT PERENCANAAN YANG BAIK
1. SETIAP KEGIATAN HRS DIRENCANAKAN LEBIH
DAHULU
2. PILIHAN ALTERNATIF YG SESUAI DENGAN ATURAN
DAN PALING MENGUNTUNGKAN
3. SEREALISTIS MUNGKIN MEMPERHATIKAN KONDISI
YG ADA
4. MELIBATKAN UNSUR PIMPINAN DAN BAWAHAN
5. DIKOMUNIKASIKAN SECARA EFEKTIF
68. 69
PENGERTIAN
Prosedur menjelaskan langkah-
langkah nyata harus dilakukan
memenuhi kebijakan
Prosedur, alat manajemen
untuk menjamin
terlaksananya aktivitas
sesuai dengan kebijakan
pimpinan
Pedoman atau arah yang jelas
tentang apa yang harus
dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan manajemen
69. 70
SYARAT-SYARAT PROSEDUR YANG BAIK
1. Prosedur hrs selaras dengan kebijakan
2. Prosedur dibuat tertulis dan sistematis
3. Mempertimbangkan peraturan perundangan
yang terkait
4. Memperhatikan unsur pengecekan internal
(cross check)
5. Tidak duplikatif dan tidak bertentangan satu
sama lain
6. Sederhana dan mudah dipahami
7. Ditinjau secara berkala
73. 74
SYARAT PENCATATAN YANG BAIK
1. TELITI, AKURAT DAN TEPAT
WAKTU
2. MENJAMIN PENGENDALIAN YG
CUKUP ATAS HARTA DAN
KEWAJIBAN
3. PENCATATAN DIPISAHKAN DARI
FUNGSI PENGUASAAN DAN
PENYIMPANAN
4. PENGECEKAN INTERNAL ANTAR
CATATAN
5. DIREVIU SECARA BERKALA
75. 76
PELAPORAN
Pengertian :
1. suatu bentuk penyampaian informasi tertulis
dari unit yang lebih rendah kepada unit kerja
yang lebih tinggi (bawahan kepada atasan).
2. Sarana pertanggunjawaban pelaksanaan
kegiatan :
• What, apa yang telah terjadi
• Where, dimana kejadiannya
• When, kapan peristiwa terjadi
• Why, mengapa hal itu terjadi (bila ada
deviasi)
• Who, siapa bertanggungjawab atas
kejadian
• How, bagaimana hal tersebut terjadi
77. 78
SYARAT PELAPORAN YANG BAIK
1. MEMBERIKAN INFORMASI
TERKINI
2. MENGANDUNG KEBENARAN,
OBYEKTIF DAN DAPAT
DIBUKTIKAN
3. TEPAT WAKTU
4. ADA KEHARUSAN MEMBUAT
LAPORAN SCR TERTULIS
5. DIDUKUNG BUKTI YG
MEMADAI
79. 80
PERSONIL
PENGERTIAN
1. Personil merupakan sub sistem dalam suatu
organisasi yang diciptakan agar pegawai dapat
dimanfaatkan secara efisien dan efektif untuk
mencapai tujuan organisasi.
2. Usaha untuk meningkatkan kemampuan,
semangat dan gairah kerja, serta disiplin
pegawai.
80. 81
PENGELOLAAN PERSONIL YANG BAIK
1. Penempatan pegawai berdasarkan prinsip
the right man on the right place
2. Diangkat menurut kualifikasi yang
dibutuhkan (formasi)
3. Ada supervisi yang memadai
4. Reward and Punishment
5. Ada program pembinaan secara
berkesinambungan (Diklat untuk
meningkatkan kemampuan, keahlian,
ketrampilan dan pengembangan karir
pegawai)
6. Ada kebijakan rotasi dan mutasi
83. 84
REVIU INTERN
Supervisi merupakan pengawasan atasan
langsung yang dari hasilnya dapat melakukan
tindakan langsung terhadap bawahannya.
Reviu intern bisa berbentuk audit intern atau
inspeksi oleh staf yang independen dari
kegiatan/operasi yang direviu.
Reviu intern tidak dapat melakukan tindakan
langsung dari hasil reviunya, tetapi
bertanggungjawab memberi
saran/rekomendasi.
84. 85
SYARAT REVIU INTERN YANG BAIK
1. KEDUDUKAN ORGANISASI YG TEPAT
2. LINGKUP TUGAS JELAS
3. PERSONIL YANG KOMPETEN
4. TUJUAN PEKERJAAN UTK PERBAIKAN
5. ADA PEMANTAUAN TINDAK LANJUT
6. PROGRAM PENINGKATAN PENGETAHUAN
DAN KETRAMPILAN SECARA
BERKESINAMBUNGAN
85. 86
Kasus 1 & 2 (hal 74-75)
- Diskusi Kelompok
- Pembahasan
89. 90
Lingkungan pengendalian
Manager
Kondisi yang diciptakan
dalam instansi pemerintah
dengan membangun
“atmosfir” yg kondusif guna
mendorong
terimplemetasinya SPIP
Kesadaran semua
personil akan pentingnya
pengendalian
91. Prasyarat Lingkungkan Pengendalian
Dalam Instansi Pemerintah terdapat pegawai yang:
1. Kompeten
2. memahami tanggung jawab
3. memahami batasan kewenangan
4. Memiliki pengetahuan yang memadai
5. Memiliki kesadaran dan komitmen melakukan apa yang benar
6. Berkomitmen mematuhi kebijakan dan prosedur, termasuk
standar etika dan perilaku
92. 94
Lingkungan Pengendalian
Sub Unsur
1. Integritas & Nilai Etika
2. Komitmen Kompetensi
3. Kepemimpinan yg kondusif
5. Struktur Organisasi
6. Kebijakan SDM
& Aplikasinya
7. Peran APIP
8. Hub Kerja dgn IP Lain
4. Wewenang & tanggung jwb
93. 95
Integritas dan Nilai Etika
• Etika memuat nilai moral yg diyakini benar
• Integritas: kepribadian yg jujur, berani,
bijaksana, dan bertanggung jawab
Implementasi penegakan integritas dan nilai etika:
1. Ada aturan perilaku
2. Keteladanan pelaksanaan aturan perilaku
3. Tindakan disiplin utk merespon deviasi/pelanggaran
4. Menjelaskan dan mempertanggungjawabkan adanya
intervensi/pengabaian manajemen
5. Menghapus kebijakan atau penugasan yg memberi
ruang untuk perilaku yg tak etis
95. 97
Komitmen thd Kompetensi
Mencakup pertimbangan manajemen atas tingkat
kompetensi utk tugas tertentu
Implementasi:
1. Identifikasi dan definisi tugas dalam suatu pekerjaan
dan jabatan — uraian tugas
2. Penyusunan standar kompetensi
3. program pelatihan utk kompetensi pekerjaan
4. Pemilihan pimpinan yg memiliki kemampuan manajerial
dan pengalaman teknis
Tingkat kompetensi diterjemahkan dlm
pengetahuan dan keahlian yang dipersyaratkan
96. 98
Kepemimpinan yang Kondusif
Kemauan dan kepiawaian
pemimpin yg mampu menciptakan
iklim kondusif yg dapat memotivasi
staf agar mau bekerja mencapai
tujuan yang telah ditetapkan
Implementasi:
1. Mempertimbangkan risiko dalam membuat keputusan
2. Menerapkan manajemen berbasis kinerja
3. Sikap positif pimpinan mendukung fungsi tertentu
4. Melindungi aset dan informasi dari akses yg tak sah
5. Interaksi intensif antara pimpinan puncak dgn manajemen
di bawahnya
6. Respon positif atas pelaporan keu, anggaran, prog & Keg
Perlu gaya
kepemimpinan
yang cocok
dgn kondisi IP
97. 99
Struktur Organisasi
Empat sasaran pembentukan struktur organisasi:
1. Mengakomodir seluruh pekerjaan
2. Membagi beban pekerjaan secara seimbang
3. Koordinasi yang terpadu dan harmonis
4. Adanya pemisahan fungsi yang jelas
Implementasi:
1. Penyesuaian struktur dgn ukuran dan sifat IP
2. Kejelasan wewenang dan tanggung jawab
3. Kejelasan hubungan dan jenjang pelaporan intern
4. Penyesuaian terhadap perubahan lingkungan
strategis
5. Penetapan jumlah posisi pimpinan
98. 100
Wewenang dan Tanggug jawab
Implementasi:
1.Pemberian wewenang sesuai dengan
tingkat tanggung jawab pegawai
2.Pegawai paham bhw wewenang dan tg jwb
diberikan terkait dgn pihak lain dlm IP
3.Pegawai paham bhw wewenang dan tg jwb
diberikan terkait dgn penerapan SPIP
Mempertimbgkan kapasitas pegawai:
-Pengetahuan & Keahlian
-Pemahaman yg tepat atas tujuan IP
dan tindakannya terkait tujuan IP
99. 101
Penyusunan dan penerapan kebijakan SDM
Harus diciptakan kebijakan dan prosedur rekruitmen,
pelatihan, pengembangan, promosi, dan kompensasi
yang sesuai dengan aturan perilaku dan nilai etika
Implementasi:
1. Penetapan kebijakan dan prosedur pengelolaan SDM,
sejak rekrutmen sampai pemberhentian
2. Penelusuran latar belakang calon pegawai dalam
rekrutmen
3. Supervisi yang memadai thd pegawai secara periodik
100. Peran APIP yang Efektif
Peran
APIP
Keyakinan
memadai
Peringatan
dini
Efektivitas
MR
Tata kelola
yang baik
102
101. Hub Kerjasama dgn IP Lain
• proses pemilahan
tugas dan
kewenangan
masing-masing
instansi
Koordinasi
• mengidentifikasi
keterkaitan tugas
yang memiliki
keterkaitan satu
sama lain
Koordinasi • menetapkan
keterkaitan tersebut
sebagai butir-butir
yang akan
dikoordinasikan
Koordinasi
Saling uji Saling uji
103
103. 105
Tahap Penilaian Risiko
1.Pahami Tujuan yang ingin dicapai
(tingkat Instansi dan Kegiatan)
2.Identifikasi Risiko Terkait
3.Analisis Risiko – signifikansi dampak
dan kemungkinan terjadinya
Modul Hal 61
104. 106
Tindakan yg diperlukan untuk
mengatasi risiko; penetapan dan
pelaksanaan kebijakan dan
prosedur utk memastikan bahwa
tindakan mengatasi risiko telah
dilaksanakan secara efektif
Aktivitas Pengendalian
Karakteristik:
1. Diutamakan pd kegiatan pokok
2. Dikaitkan dengan penilaian risiko
3. Sesuai sifat khusus instansi
4. Ditetapkan secara tertulis
5. Dilaksanakan sesuai dgn yg tertulis
6. Dievaluasi secara teratur
107. Psl 18 (3)
a.Reviu atas
Kinerja
b.Pembinaan
SDM
c.Pengendalia
n Sistem
Informasi
d.Pengendalian
Fisik atas Aset
e. Penetapan
dan Reviu
Kinerja
f. Pemisahan
Fungsi
g.Otorisasi h.Pencatatan
i.Pembatasan
Akses
j.Akuntabilitas k.Dokumentasi
108. INFORMASI & KOMUNIKASI
110
Pimpinan
Pihak yg
berkepentingan
Sistem
Informasi
Feedback
Internal
Eksternal
1. Informasi Keuangan
2. Informasi
Non Keuangan
Sumber
SI mendukung keputusan strategis &
terintegrasi dgn kegiatan operasi
Pengguna
109. K U A L I T A S I N F O R M A S I
111
Kualitas
Informasi
Sesuai
kebutuhan
Tepat
Waktu
Mutakhir
Akurat
Dapat
Diakses
110. EFEKTIF
JENIS KOMUNIKASI
113
1. Komunikasi
Internal
2. Komunikasi
Eksternal
Pimpinan Instansi
menyediakan &
memafaatkan
berbagai bentuk
& sarana
komunikasi
Pimpinan Instansi
mengelola,
mengembangkan
& memperbaharui
SI secara terus
menerus
112. FOKUS PEMANTAUAN BERKELANJUTAN
BERGANTUNG PADA
KEDUDUKAN DAN TGJWB :
Staf Pelaksanaan tugasnya
Supervisor Tugas, fungsi dan pelaksanan
staff dibawahnya
Manajemen Menengah PI dalam unit yang
dipimpinnya
Pimpinan Pencapaian tujuan organisasi
113. PEMANTAUAN BERKELANJUTAN
1. Pimpinan Instansi Pemerintah memiliki strategi untuk
memastikan bahwa monitoring yang sedang berjalan
efektif dan melaksanakan evaluasi terpisah bila terjadi
keadaan kritis.
2. Dalam kegiatan rutin, terdapat informasi yang
menggambarkan apakah pengendalian intern berfungsi
dengan baik.
3. Komunikasi dengan pihak luar dikonfirmasikan dengan
data intern yang dimiliki oleh organisasi.
4. Struktur organisasi yang sesuai kebutuhan, dan adanya
supervisi untuk mengawasi fungsi pengendalian intern.
114. 5. Adanya pembandingan data yang dicatat dengan fisiknya
secara periodik
6. Respon yang segera terhadap rekomendasi auditor
ekstern dan intern sebagai alat untuk memperkuat
pengendalian intern
7. Pertemuan rutin pimpinan instansi pemerintah dengan
staf dan pelaksanaan pelatihan digunakan untuk
memperoleh umpanbalik agar diketahui apakah
pengendalian intern telah berjalan efektif.
8. Adanya pemantauan secara teratur kepada seluruh
pegawai untuk mengetahui tingkat pemahaman dan
kepatuhan terhadap aturan perilaku yang berlaku.
PEMANTAUAN BERKELANJUTAN
115. EVALUASI TERPISAH
• Evaluasi pengendalian secara periodik
dan tidak menyatu dengan kegiatan
sehari-hari organisasi
• Semakin efektif pemantauan
berkelanjutan, semakin rendah
dilakukannya evaluasi terpisah
• Frekuensinya disesuaikan dengan
risiko
116. EVALUASI TERPISAH
1. Ruang lingkup dan frekuensi evaluasi yang terpisah
terhadap pengendalian internal IP sudah memadai
2. Metode evaluasi pengendalian intern IP harus logis dan
memadai
3. Bila evaluasi terpisah dilakukan oleh auditor internal
(Inspektorat) harus dilaksanakan oleh sumberdaya yang
memiliki kemampuan yang memadai dan independen
4. Kelemahan yang ditemukan selama evaluasi terpisah
segera diatasi
117. TINDAK LANJUT
1. IP memiliki mekanisme untuk memastikan adanya
penyelesaian atas temuan hasil audit dan reviu
lainnya dengan segera
2. Pimpinan instansi pemerintah tanggap atas temuan-
temuan dan rekomendasi audit dan reviu lainnya
yang bertujuan memperkuat pengendalian intern.
3. IP menindaklanjuti temuan dan rekomendasi audit
dan reviu lainnya dengan tepat.
120. 123
Tahapan PENILAIAN spm –
dalam penugasan audit
SURVEI
PENDAHULUAN
REVIU SPM
IC baik?
AUDIT LANJUTAN
(substantive test)
TEST OF
CONTROL
Tdk
Ya
•On site tour
•Study of document
•Writen description of the auditiee
•Analytical procedures
•Melakukan test of control
•Menaksir risiko pengendalian
•Membuat PKALanjutan
•Menggambarkan SPM :
•ICQ
•Flowcharts
•Narrative
•Menganalisis SPM :
•Walk through test
•Limited testing of the system
121. 125
PROSEDUR PENILAIAN SPM
Dalam Audit Operasional
Sasaran Audit
Sementara (TAO)
Sasaran Audit
Pasti (FAO).
untuk memastikan
Pahami SPM
-8 Unsur (dahulu)
-5 Unsur (terkini)
Hal yg Diperhatikan:
1. Rancangan
2. Implementasi
122. 126
PROSEDUR PEMAHAMAN SPM
1. Membaca kebijakan dan
pedoman/sistem
2. Modifikasi dan evaluasi pengalaman
auditor yang lalu – (dlm repeat audit
krn SPM tak berubah signifikan)
3. Tanya jawab dgn pejabat dan staf
4. Memeriksa dokumen dan catatan
5. Observasi
Rancangan
Implementasi
123. 127
METODE PEMAHAMAN SPM
Pemahaman SPM dengan cara:
1. Uraian tertulis/narasi – contoh hal 78-80
2. Bagan arus (penyajian prosedur pengendalian
menggunakan simbol-simbol) – contoh hal 82-83
3. Daftar Pertanyaan/kuesioner pengendalian intern
– diisi sendiri oleh auditor
Sering disebut juga sebagai
Pendokumentasian prosedur
Pemahaman/pengujian SPM
125. 129
Control Self Assessment (CSA)
Identifikasi efektivitas pengendalian yang
dilakukan sendiri oleh manajemen yang
melibatkan auditor internal sebagai
fasilitator.
Hasilnya dilaporkan kepada manajemen
puncak oleh internal auditor
Dikembangkan oleh Gulf Canada Resources Ltd - 1987
126. 130
Bentuk CSA – facilitated meeting by internal auditor
Mengungkap 4 fakta penting :
Jika fasilitator tidak punya agenda tersembunyi, orang
akan cenderung jujur
Jika menemukan sendiri masalahnya, akan menjadi
lebih terlibat dibanding ditemukan oleh auditor
Jika fasilitator tidak memaknai “control” secara
sempit, peserta lebih mampu menganalisis faktor
signifikan untuk mencapai tujuan
Masalah pengendalian lebih dikaitkan dengan
budaya, komunikasi, etika, dan kepemimpinan
Control Self Assessment (CSA)
127. 131
• Facilitated meeting
• Untuk mengases risk dan control
atas sasaran tertentu
• Berlangsung sekitar 2 – 4 jam
128. 132
1. Kasus No 3
Hal 95 – 98
2. Kasus Audit Kinerja
Pendidikan