Modul ini membahas tentang pembuatan dan penggunaan media pembelajaran konvensional dan modern untuk menunjang proses penyampaian materi pembelajaran. Terdapat contoh pembuatan media seperti flipchart, powerpoint, flashcard, flanelgraf, peta konsep, dan kartu pasangan. Prinsip penggunaan media antara lain media sebagai bagian integral dalam pengajaran, sebagai sumber belajar, guru harus menguasai teknik media, dan penggunaan multimedia untuk merangsang motiv
11. b. salinan lampiran permendikbud no. 69 th 2013 ttg kurikulum sma ma
Media Pembelajaran Konvensional
1. M O D U L – 3
PEMBUATAN DAN
PENGGUNAAN MEDIA
Standar Kompetensi:
Setelah mempelajari modul – 3 peserta diklat PLPG
diharapkan mampu membuat dan menggunakan media
pembelajaran yang dapat menunjang dalam proses
penyampaian materi.
Kompetensi Dasar:
1. Membuat media pembelajaran konvensional yang
sederhana dan menarik.
2. Menyebutkan beberapa prinsip penggunaan media.
3. Menggunakan media moderen dan konvensional
dalam proses penyampaian materi pembelajaran.
A.
Pembuatan Media Konvensional
Pembuatan media pembelajaran yang baik harus
memenuhi beberapa syarat, diantaranya adalah Media
pembelajaran harus dapat meningkatkan motivasi pembelajar,
karena media mempunyai tujuan memberikan motivasi
kepada pembelajar. Selain itu media yang dibuat juga harus
dapat merangsang pembelajar, seperti mengingat apa yang
sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru.
Media yang baik juga akan dapat mengaktifkan pembelajar
dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan juga
mendorong peserta didik untuk melakukan praktek-praktek
dengan benar.
34
Modul Media Pembelajaran
2. Ada beberapa kriteria untuk menilai keefektifan
sebuah media yang dibuat. Hubbard mengusulkan sembilan
kriteria untuk menilainya (Hubbard, 1983), yaitu:
1. Biaya. Biaya memang harus dinilai dengan hasil yang
akan dicapai dengan penggunaan media itu.
2. Ketersedian fasilitas listrik.
3. Ketersediaan kelas yang cocok dengan ukuran media
yang dibuat.
4. Keringkasan media yang dibuat.
5. Media yang dibuat dapat dirubah atau dimodifikasi.
6. Ketersediaan waktu dan tenaga penyiapan untuk
menggunakan media.
7. Media yang dibuat memiliki pengaruh positif yang
ditimbulkan dari penggunaannya.
8. Media
yang
dibuat
sangat
rendahnya
tingkat
kerumitannya.
9. Media yang dibuat sangat epektif dan efesien untuk
digunakan.
Semakin banyak tujuan pembelajaran yang bisa
dicapai dengan menggunakan media, maka semakin baiklah
media itu.
Kriteria di atas lebih diperuntukkan bagi media
konvensional. Thorn mengajukan enam kriteria untuk menilai
multimedia interaktif (Thorn, 1995). Kriteria penilaian yang
pertama adalah kemudahan navigasi. Sebuah program harus
dirancang sesederhana mungkin sehingga pembelajar tidak
perlu belajar komputer lebih dahulu. Kriteria yang kedua
adalah kandungan kognisi. Kriteria yang ketiga adalah
pengetahuan dan presentasi informasi. Kedua kriteria ini
adalah untuk menilai isi dari program itu sendiri, apakah
program telah memenuhi kebutuhan pembelajaran si
pembelajar atau belum. Kriteria keempat adalah integrasi
media di mana media harus mengintegrasikan aspek dan
ketrampilan yang harus dipelajari. Kriteria yang kelima adalah
estetika. Untuk menarik minat peserta didik program harus
35
Modul Media Pembelajaran
3. mempunyai tampilan yang artistik maka estetika juga
merupakan sebuah kriteria. Kriteria penilaian yang keenam
adalah fungsi secara keseluruhan. Program yang
dikembangkan harus memberikan pembelajaran yang
diinginkan oleh peserta didik. Sehingga pada waktu seorang
selesai menjalankan suatu program dia akan merasa telah
belajar sesuatu.
Pembuata media tidak bisa dilakukan secara
serampangan, tapi harus benar-benar memenuhi kriteria
pembuatan media. Di bawah ini dicontohkan pembuatan
media pembelajaran.
1.
FLIP CHART
Flipchart adalah lembaran-lembaran kertas yang menyerupai
kalender atau album yang berukuran 50×70 cm, atau ukuran
kecil 21×28 cm sebagai flipbook yang disusun dengan urutan
dan diikat pada bagian atasnya. Flipchart hanya cocok untuk
pembelajaran kelompok kecil yaitu 30 orang, sedangkan
flipbook untuk 4-5 orang. Penyajian informasi dalam flipchart
dapat berupa gambar, huruf, diagram, dan angka. Selanjutnya
Cara mendesain flipchart :
1. Tentukan tujuan pembelajaran
2. Tentukan bentuk flipchart
3. Membuat ringkasan materi
4. Merancang draf kasar
5. Memilih warna yang sesuai
6. Menentukan bentuk dan ukuran huruf yang sesuai
Pembuatan dan Penggunaan Media
36
4. 2.
MICROSOFT POWERPOINT
Microsoft Powerpoint adalah program aplikasi
presentasi yang merupakan salah satu program aplikasi di
bawah Microsoft Office, misalnya Microsoft Office 2000.
Keuntungan terbesar dari program ini adalah tidak perlunya
pembelian piranti lunak karena sudah berada di dalam
Microsoft Office. Jadi pada waktu penginstalan program
Microsoft Office dengan sendirinya program ini akan terinstal.
Hal ini akan mengurangi beban hambatan pengembangan
pembelajaran dengan komputer seperti dikemukakan oleh
Lee.
Keuntungan lain dari program ini adalah sederhananya
tampilan ikon-ikon. Ikon-ikon pembuatan presentasi kurang
lebih sama dengan ikon-ikon Microsoft Word yang sudah
dikenal oleh kebanyakan pemakai komputer. Pemakai tidak
harus mempelajari bahasa pemrograman. Dengan ikon yang
dikenal dan pengoprasian tanpa bahasa program maka
hambatan lain dari pembelajaran dengan komputer dapat
dikurangi yaitu hanbatan pengetahuan tehnis dan teori. Guru
dapat membuat sebuah program pembelajaran tanpa harus
belajar bahasa komputer terlebih dahulu.
Meskipun program aplikasi ini sebenarnya merupakan
program untuk membuat presentasi namun fasilitas yang ada
dapat dipergunakan untuk membuat program pembelajaran.
Program yang dihasilkanpun akan cukup menarik.
Keuntungan lainnya adalah bahwa program ini bisa
disambungkan ke jaringan internet.
Langkah-langkah pembuatannya sebagai berikut:
•
Memasukkan Teks, Gambar, Suara dan Video
Fasilitas yang penting dari program apliokasi ini
adalah fasilitas untuk menampilkan teks. Dengan fasilitas
ini pembuat program bisa menampilkan berbagai teks
37
Modul Media Pembelajaran
5. •
untuk berbagai keperluan misalnya untuk pembelajaran
menulis, membaca atau pembelajaran yang lain.
Cara memasukan teks ke dalam program aplikasi
ini cukuip sederhana. Sesudah pemakai menghidupkan
komputer dan masuk program Power point 2000 dan
sesudah memilih jenis tampilan layar maka pemakai dapat
menekan menu insert sesudah itu akan muncul berbagai
pilihan. Salah satu pilihan itu adalah insert textbox. Tekan
menu ini dan akan muncul kotak teks di dalam tampilan
presentasi. Langkah berikutnya adalah mengkopi teks
yang ingin dimasukkan dan kemudian menempelkannya
(paste) pada kotak yang tersedia. Apabila tidak ingin
mengkopi bisa juga menulis langsung dalan kotak teks
yang sudah tersedia.
Untuk memasukan gambar langkahnyapun sama
dengan cara memasukkan teks. Pertama tekan menu
insert sesudah itu pilih menu insert picture. Sesudah menu
ini dipilih akan muncul dua pilihan from file ... dan from clip
art... Apabila pemrogram ingin memasukkan gambar dari
file maka tekan pilihan pertama dan apabila ingin memakai
gambar dari clip art yang sudah ada di komputer maka
tekan pilihan yang kedua.
Suara dan video merupakan dua fasilitas yang
disediakan oleh Microsoft Powerpoint 2000 yang sangat
mendukung pemrograman pembelajaran bahasa. Untuk
memasukkan video tekan menu insert dan selanjutnya
tekan menu movies and sounds. Maka akan muncul dua
pilihan untuk masing-masing. Untuk suara (sounds) akan
muncul sounds from file dan sounds from Gallery demikian
pula untuk movies akan muncul pilihan Movies from file
atau Movies from Gallery. Pemrogram tinggal memilih
jenis file yang akan dimasukkan.
Membuat tampilan menarik
Ada beberapa fasilitas yang disediakan untuk
membuat tampilan menarik. Fasilitas yang pertama adalah
Pembuatan dan Penggunaan Media
38
6. background. Background akan memperindah tampilan
program. Ada beberapa jenis background yang
ditawarkan, yang pertama adalah dengan memberi warna,
yang kedua dengan memberi tekstur dan yang ketiga
adalah memasang gambar dari file sendiri.
Langkah pemasangan background adalah dengan
menekan menu format dan kemudian menekan menu
background. Sesudah itu akan muncul pilihan background
fill, more color dan fill effects. Apabila pemrogram ingin
memilih warna yang sudah ada maka tekan apply, apabila
ingin memilih warna sendiri tekan more color, pilih warna
dan tekan apply, dan apabila ingin memberi tekstur atau
gambar sendiri maka tekan fill effects, pilih tekstur atau
gambar dan tekan apply.
Fasilitas lain yang akan membuat tampilan lebih
menarik adalah fasilitas animasi. Dengan fasilitas ini
gambar-gambar dan teks akan muncul ke layar dengan
cara tampil yang bervariasi. Fasilitas animasi ini
memungkinkan gambar atau objek lain tampil dari arah
yang berbeda atau dengan cara yang berbeda. Objek bisa
melayang dari atas, bawah, kanan, kiri, atau dari sudut.
Objek juga bisa muncul dari tengah atau dari pinggir.
Dengan sedikit kreatifitas fasilitas ini bisa menghasilkan
language games yang menarik.
Pembuatan animasi dimulai dengan memilih objek
yang akan dibuat animasi dengan cara mengklik objek itu.
Sesudah itu pilih menu Slide Show dan kemudian memilih
menu Custom Animation. Sesudah menekan menu itu
akan muncul berbagai pilihan diantaranya order and timing
untuk mengatur urutan dan waktu tampil ke layar dan juga
pilihan effects untuk mengatur efek yang diinginkan.
39
Modul Media Pembelajaran
7. 3.
FLASH CARD
Flashcard adalah media pembelajaran dalam bentuk
kartu bergambar yang berukuran 25×30 cm. Cara pembuatan
flash card sebagai berikut:
• Siapkan kertas tebal
•
Tandai kertas sehingga kertas berukuran 25×30 cm
•
Potong kertas
•
Tempelkan atau buat objek dikertas tersebut
•
Beri tulisan
4.
FLANEL GRAF
Flanelgraf adalah media pembelajaran berupa
guntingan-guntingan gambar atau tulisan yang pada bagian
belakangnya dilampisi ampelas atau boleh juga menggunakan
kain flanel. Adapun cara pembuatannya:
•
•
•
•
5.
Siapkan
papan
yang
berfungsi
untuk
menempelkan gambar-gambar, papan terbuat dari kayu
yang dilapisi karpet dengan ukuran 50×75 cm.
Siapkan gambar atau tulisan yang akan
digunting.
Pada gambar atau tulisan yang sudah digunting
dilampisi ampelas atau kain flanel dibelakangnya.
Maka gambar atau tulisan sudah siap untuk
digunakan.
PETA KONSEP
Peta Konsep adalah suatu diagram yang berdimensi dua,
yaitu analogi dengan sebuah peta jalan yang tidak hanya
mengidentifikasi butir-butir utama, tapi juga menggambarkan
hubungan antara konsep-konsep utama, misalnya:
Pembuatan dan Penggunaan Media
40
8. Fungsi Al-Qur’an Bagi Manusia
Fungsi Al-Qur’an Bagi Mns
Hudan
Basyiron wa Nadziro
Furqon
Cara pembuatannya:
• Pembuatannya menggunakan diagram
• Pengurutan diagram dari yang global atau umum ke yang
khusus
• Sebaiknya menggunakan kertas berwarna lebih menarik
• Yang ditulis hanya yang pokok-pokok saja.
6.
41
KARTU PASANGAN
Kartu pasangan adalah sejenis media dari kartu yang dibuat
menggunakan pasangan. Kartu ini bisa saja berisi pertanyaan
dan jawaban, tepi harus dibedakan antara kartu pertanyaan
dan kartu jawaban. Sementara dalam pembelajaran peserta
mencari pasangan kartu yang dimilikinya.
Cara pembuatannya:
•
Siapkan kerta berkualitas bagus, misalnya jenis kertas
yang dibuat untuk kartu song atau kartu remi.
•
Buat ukuran kertas tersebut 5.5 x 8.5 cm
•
Potong kertas tersebut sesui dengan ukuran.
•
Warna kartu atau kertas pertanyaan dan jawaban
harus sama.
•
Buatlah pertanyaan yang diinginkan guru dalam kartu
tersebut.
•
Buat juga kartu jawaban dalam kartu yang berbeda
dengan kualitas, ukuran, dan warna yang sama dengan
kartu pertanyaan.
Modul Media Pembelajaran
9. B.
Prinsip Penggunaan Media
Media pembelajaran, misalnya untuk materi pendidikan
agama Islam, dapat digunakan dalam rangka upaya
peningkatan interaksi belajar mengajar. Oleh karena itu harus
diperhatikan prinsip-prinsip penggunaannya. Menurut Asnawir
(2002: 19) prinsip-prinsip penggunaan media pembelajaran
adalah sebagai berikut:
1.
Pengunaan media pembelajaran hendaknya
dipandang sebagai bagian yang integral dari suatu sistem
pengajaran dan bukan hanya sebagai alat bantu yang
berfungsi sebagai tambahan yang digunakan bila
dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan bila sewaktuwaktu digunakan.
2.
Media pembelajaran hendaknya dipandang
sebagai sumber belajar yang digunakan dalam usaha
memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses
belajar mengajar.
3.
Guru hendaknya dapat mengasai teknik-teknik dari
suatu media pembelajaran yang digunakan.
4.
Guru seharusnya memperhitungkan untung
ruginya pemanfaatan suatu media pembelajaran.
5.
Penggunaan
media
pembelajaran
harus
diorganisir secara sistematis.
6.
Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan
lebih dari beberapa macam media, maka guru dapat
memanfaatkan multimedia yang menguntungkan dan
memperlancar proses belajar mengajar dan dapat
merangsang motivasi belajar peserta didik sehingga dapat
meningkatkan interaksi belajar mengajar.
Menurut Arief Sukadi S.S dan Radikun (1998: 173174) prinsip-prinsip penggunaan media adalah sebagai
berikut:
1. Tidak ada satupun teknik atau strategi mengajar dan
media pembelajaran yang harus dipakai tanpa melibatkan
Pembuatan dan Penggunaan Media
42
10. 2.
3.
4.
5.
6.
7.
43
strategi mengajar dan media lainnya. Oleh sebab itu
sebaiknya dalam proses belajar mengajar dipergunakan
teknik dan media pembelajaran sesuai dengan tujuan
belajar dan kebutuhan belajar.
Tidak ada satu mediapun yang sessuai dan cocok dengan
segala macam kegiatan belajar. Oleh karena itu sebaiknya
sebelum melaksanakan proses belajar mengajar dipilih
satu bentuk media yang cocok dan sesuai dengan tujuan
dan kebutuhan belajar.
Media tertentu lebih cepat dipakai untuk tujuan
pembelajaran tertentu dibanding media lain.
Pengunaan berbagai media secara berlebihan dan tidak
berdasarkan teori pemilihan media dalam tempo relatif
kurang akan menyebabkan kaburnya isi materi ini berarti
bukan pendekatan multi media.
Sebelum menggunakan suatu media dalam proses belajar
mengajar sebaiknya guru melakukan persiapan yang
cukup dan cermat. Karena hanya dengan cara demikian
guru dapat menguasai seluruh materi dan proses belajar
mengajar akan berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. Bila dianggap perlu maka guru sebaiknya
mempersiapkan bahan tambahan agar dapat memperluas
dan memperdalam topik yang dibahasnya.
Selama belajar menggunakan media, sebaiknya siswa
juga dipersiapkan sebelumnya dan siswa juga harus
diperlakukan
sebaik-baiknya
sesuai
dengan
karakteristiknya sehingga dapat berperan sebagai siswa
yang berperan aktif dan bertangungjawab dalam proses
belajar mengajar dan juga dapat meningkatkan interaksi
belajar.
Media perlu diusahakan agar dapat menjadi bagian
intregal dari sistem pendidkan. Yakni media harus
diperlakukan secara tepat dan proposional, sehingga tidak
hanya sebagai alat Bantu mengajar tetapi betul- betul
merupakan satu mata rantai dalam sistem pendidikan.
Modul Media Pembelajaran
11. 8. Jangan sekali-kali menggunakan media hanya untuk
mengisi waktu kosong dengan tujuan sebagai hiburan
semata, karena dengan demikian tanggapan siswa
selanjutnya terhadap media betul- betul sebagai hiburan.
Dan untuk mengubah situasi akan sulit sekali.
C.
Langkah-Langkah Penggunaan Media
Pembelajaran
Penggunaan media dalam proses pembelajaran perlu
memperhatihan empat tahapan, yaitu persiapan, penyajian,
penerapan, dan kelanjutan. Pada tahapan-tahapan tersebut
perlu adanya langkah-langkan yang dipesiapkan shingga pada
masing-masing tahapan jelas apa saja yang harus
dipersiapkan.
Pada tahap persiapan guru sebagai pengguna media
dalam proses penyampaian materi di kelas harus mempelajari
tujus, mempersiapkan materi ajar, selanjutnya memilih media
yang sesuai, berusaha melatih diri menggunakan media yang
akan dipakai sampai lancar, dan melakukan pemeriksaan
tempat mengajar untuk memastikan bisa atau tidak media
yang sudah dipilih untuk digunakan dalam ruangan yang akan
dipakai untuk menyampaikan materi.
Persiapan menghadapi tahap penyajian sebagai guru
yang akan menggunakan media mempersiapkan hal-hal
sebagai berikut:
1.
Menyusun kata pendahuluan agar punya
persiapan apa saja pengantar yang akan disampaikan
oleh guru kepada peserta didik. Hal ini perlu dilakukan
karena kata-kata awal dapat memotivasi peserta didik dan
mengetahui apa saja yang akan dibahas oleh guru dalam
penyampaian materi.
2.
Berusaha untuk menarik perhatian peserta
didik agar mereka pokus pada terhadap materi yang akan
disampaikan dengan menggunakan media.
Pembuatan dan Penggunaan Media
44
12. 3.
Menyatakan tujuan yang akan dicapai
setelah proses pembelajaran selesai dilaksanakan.
Sehingga indikator-indikator yang ditetapkan guru dapat
dicapai.
4.
Berusaha untuk menggunakan media yang
sesuai dengan tujuan, materi, dan kondisi peserta didik.
5.
Penampilan yang bermutu juga menjadi
sangat urgen bagi guru. Guru tidak boleh berpenampilan
terlalu berlebihan dan tidak boleh juga terlalu ”kere”.
Pada tahap penerapan guru harus menggunakan
media yang sudah ditetapkan yang sudah melalui
pertimbangan yang sangat matang. Penggunaannya harus
diusahakan secara maksimal agar apa yang menjadi sasaran
dari penggunaan media itu dapat dircapai dengan sempurna.
Setelah materi disampaikan kepada peserta didik dalam
proses pembelajaran dengan menggunakan media, guru
harus mengevaluasi penggunaan media dengan cara
mengajukan pertanyaan baik kepada peserta didik maupun
guru seprofesi. Terakhir dari tahap ini adalah mendiskusikan
media yang digunakan dengan teman sejawat.
Tahap yang keempat adalah kelanjutan. Pada tahap ini
hendaknya guru terus menggunakan secara berkelanjutan
dan mendiskusikan media yang digunakan.
Berikut ini adalah contoh-contoh teknik menggunakan
media berdasarkan fungsi media yang berbeda di dalam suatu
pembelajaran kelompok, yaitu: sebagai alat berbagi
pengalaman, sebagai alat berbagi peran, sebagai alat
penyadaran dan motivasional, sebagai alat bantu penjelasan,
sebagai alat analisis, dan sebagainya. Walau jenis dan fungsi
media berbeda, namun secara umum penggunaan media
tetap mengacu pada daur pembelajaran berbasis pengalaman
peserta. Sebaiknya kita menghindari penggunaan media
sebagai bahan ceramah saja. Suatu media bisa mencakup
beberapa fungsi sekaligus, namun biasanya terdapat fungsi
45
Modul Media Pembelajaran
13. tertentu yang ditonjolkan. Berikut ini adalah contoh-contoh
teknik penggunaan media untuk berbagai fungsi berbeda.
1.
Media sebagai Alat Berbagi Pengalaman (Media
Diskusi)
Media sebagai alat berbagi pengalaman adalah
media yang bisa mendorong semua peserta untuk
berdiskusi dan bertukar pikiran/ informasi (dalam diskusi
kelompok atau pleno). Langkah penggunaannya sebagai
berikut:
Fasilitator membagikan media kepada
kelompok dan menjelaskan cara menggunakannya
sebagai bahan diskusi (misal: media gambar,
“fotonovela” atau komik foto, lembar kasus, dan
sebagainya).
Peserta melaksanakan diskusi kelompok
dengan menggunakan media tersebut.
Pada saat pleno, kelompok juga
menggunakan media untuk menampilkan hasil
kerjanya, misalnya:
Hasil diskusi ditampilkan dalam
bentuk visual (gambar, skema, tabel).
Hasil analisa kasus dirumuskan di
atas flipchart
Pelajaran-pelajaran ditulis di atas
kartu-kartu metaplan, dan sebagainya.
2.
Media sebagai Alat Berbagi Peran
Media sebagai alat berbagi peran adalah media
yang mendorong kegiatan bersama (melibatkan sesama
peserta
atau
peserta
dengan
fasilitator
untuk
melaksanakan kegiatan bersama).
• Fasilitator menjelaskan cara menggunakan media
untuk melaksanakan suatu kegiatan (tugas tim),
misalnya:
Lembar praktek/kerja kelompok;
Pembuatan dan Penggunaan Media
46
14. Panduan simulasi/bermain peran;
Media untuk melakukan permainan
(games).
• Peserta menggunakan media untuk melaksanakan
suatu kegiatan dan melakukan pembagian tugas di
antara mereka (siapa mengerjakan apa).
3.
Media sebagai Alat Penyadaran/Motivasional
Media penyadaran adalah media yang bersifat
menggugah perasaan dan mendorong peserta merefleksi
sikap-nilai mereka. Media motivasional adalah media yang
menimbulkan semangat untuk bertindak dan memecahkan
masalah yang terjadi dalam situasi nyata peserta. Langkah
penggunaannya sebagai berikut:
• Apabila media akan digunakan peserta, fasilitator
menjelaskan cara menggunakan media untuk
melakukan suatu kegiatan (poster, role-play, lembar
kasus, drama, permainan). Fasilitator bisa juga
menayangkan media yang menggugah (cuplikan film,
“dongeng dijital”) untuk dilanjutkan dengan diskusi
pembahasan.
• Untuk mengembangkan proses penyadaran, fasilitator
mempersiapkan pertanyaan kunci yang bersifat refleksi
sikapnilai (renungan). Peserta menarik pelajaran
(lesson learned) dari kegiatan/media tersebut dan
melakukan perenungan bersama.
• Untuk mengembangkan proses motivasional, fasilitator
menyiapkan pertanyaan kunci untuk mengembangkan
pendapat, gagasan tindakan terhadap situasi nyata
yang mereka alami yang serupa dengan situasi yang
ditampilkan dalam media.
4.
Media sebagai Alat Bantu Penjelasan
Media sebagai alat bantu adalah media yang bisa
digunakan oleh fasilitator maupun peserta untuk
menjelaskan sesuatu pembahasan (presentasi, ceramah,
47
Modul Media Pembelajaran
15. memberi penjelasan, dan sebagainya). Langkahnya
sebagai berikut:
• Guru/Fasilitator
menggunakan
media
untuk
menjelaskan, misalnya:
Transparansi atau powerpoint slide untuk
menjelaskan materi belajar atau tugas kelompok
(metode ceramah)
Flipchart untuk menjelaskan penugasan kepada
peserta
Kartu-kartu
metaplan
untuk
menjelaskan
kesimpulan diskusi pleno, dan sebagainya.
• Media juga bisa digunakan oleh peserta untuk
menjelaskan sesuatu (misal: gambar, flipchart,
metaplan, transparansi, power point, dan sebagainya).
• Fasilitator kemudian meminta semua peserta untuk
memberikan tanggapan, masukan, komentar, atau
pertanyaan terhadap penjelasan.
5.
Media sebagai Alat Analisa Masalah
Media analisa masalah digunakan sebagai alat
bantu untuk melihat semua sudut pandang dan faktor yang
saling berkaitan terhadap suatu permasalahan. Media ini
harus bisa menggambarkan suatu kerangka atau sistem
pemikiran agar mudah dianalisa.
• Fasilitator menjelaskan cara menggunakan media
sebagai bahan diskusi analisis (misal: media
gambar, lembar kasus, panduan role play, format
analisa SWOT atau format analisa pohon masalah,
dsb.).
• Peserta menggunakan media untuk melakukan
analisa masalah, sebab-akibat masalah, dan
mengembangkan alternatif pemecahan masalah
dan pilihan tindakan.
D.
Penggunaan Media Pembelajaran
Pembuatan dan Penggunaan Media
48
16. 1. Media dua dimensi pada bidang tidak transparan
Nana Sujana dan Ahmad Riva’i menyebutkan
media visual dua dimensi pada bidang tidak transparan ini
dengan sebutan media grafis13. Grafis berasal dari bahasa
Yunani “graphikos” yang artinya melukiskan atau
menggambarkan dengan garis-gari. Sebagai kata sifat,
grafik juga dapat diartikan penjelasan yang hidup, atau
penjelasan yang kuat, atau penyajian yang efektif. Media
ini juga dapat diartikan media yang mengkombinasikan
fakta dan gagasan dengan jelas, kuat dan terpadu melalui
kombinasi pengungkapan kata-kata dan gambar. Media
visual dua dimensi pada bidang tidak transparan ini antara
lain seperti gambar, gafik (termasuk diagram, bagan, peta
konsep), peta, poster, foto, karton dan lain-lain.
1. GAMBAR
Gambar merupakan alat visual yang penting dan
mudah diperoleh. Dikatakan penting karena dapat
memberikan gambaran visual nyata tentang masalah yang
digambarkannya. Gambar dapat membuat peserta didik
dapat menangkap ide atau informasi yang terkandung di
dalamnya. Gambar dapat digunakan sebagai media
pembelajaran bahasa (Arab, Inggris), pendidikan amaga
Islam, sejarah, ekonomi, sosiologi dan lain-lain. Gambar
yang kehadirannya sebagai media visual bukan hanya
untuk dipandang-pandang atau sebagai hiasan dinding
saja. Sebagai media visual yang tidak boleh dilupakan
adalah bahwa pengertian peserta didik terhadap sebuah
gambar sangat berbeda dengan orang dewasa.
Penggunaan gambar harus sesuai dengan standar
kompetensi serta indikator yang sudah ditetapkan, ada
13
Lihat! Nana Sujana dan Ahmad Rifa’I, Media Pengajaran,Sinar Baru Bandung,
halaman:19
49
Modul Media Pembelajaran
17. hubungannya dengan materi pembelajaran yang sedang
disampaikan atau seseuai dengan masalah yang sedang
dihadapi. Penggunaan gambar harus pula dapat
membangkitkan motivasi peserta didik dalam proses
pembelajaran sehingga lahir pula minat belajar mereka.
Gambar diharapkan dapat membantu peserta didik untuk
menjawab pertanyaan yang timbul dalam pikirannya.
Contoh: mengenalkan jamal ()جم ملsebagai seekor
ٌ(s ٌَلَ ٌل
hewan yang hidup di padang pasir tidak dengan
menyebutkan artinya dengan bahasa Indonesia sa’at
mengajarkan bahasa Arab, tapi cukup dengan
menunjukkan gambarnya.
جمل بسنـنام وحاحد
ِاَ اَ ب ٌ اَ ٍ اَ د
atau mengajarkan cara bertayamum yang baik kepada
peserta didik dengan urutan sebagai berikut:
Pembuatan dan Penggunaan Media
50
21. Pemilihan gambar mempunyai kareteria agar
gambar benar-benar bermanfa’at bagi peserta didik,
diantara kareteria gambar yang dipilih sebagai berikut:
1. Gambar harus bagus, jelas, menarik, mudah
dimengerti, dan ukurannya dapat dijangkau oleh
penglihatan peserta didik dan dapat memperlihatkan
detail yang ada;
2. Apa yang tergambar harus cukup penting dan cocok
untuk hal yang sedang dipelajari atau masalah yang
sedang dihadapi;
3. Gambar
harus
benar
dan
autentik,
artinya
menggambarkan keadaan yang serupa jika dilihat
dalam keadaan yang sebenarnya;
4. Gambar harus sederhana. Gambar yang rumit sering
mengalihkan perhatian dari hal-hal yang penting;
5. Gambar harus sesuai dengan kecerdasan orang yang
melihat (peserta didik);
6. Warna gambar harus menarik perhatian peserta didik ;
7. Ukuran gambar dengan perbandingn jumlah peserta
didik harus seimbang.14
Memperlihatkan gambar kepada peserta didik
mempunyai cara-cara tertentu, namun demikian guru juga
kadang-kadang
mempuanyai
terik-terik
tersendiri.
Kemungkinan-kemungkinan cara yang dapat digunakan
guru dalam memperlihatkan gambar sebagai berikut:
1. Jika gambar yang akan ditampilkan itu besar cukup
dengan digantungkan atau dilengketkan di papan tulis
dengan menggunakan paku payung atau isolasi yang
kuat supaya tidak mudah lepas.
14
Lihat! Amir Hamzah, Media Audio – Visual Untuk Pengajaran, Penerangan dan
Penyuluhan, Gramedia Jakarta, 1988, hal.29
Pembuatan dan Penggunaan Media
54
22. 2. Jika gambar yang akan ditampilkan itu berukuran kecil
maka gambar tersebut harus diedarkan untuk
diperlihatkan kapada peserta didik secara bergiliran.
3. Cara-cara lain yang mungkin dapat digunakan untuk
memperlihatkan gambar pada peserta didik.
Gambar sebagai media juga mempunyai kelebihan
dan kekurangan yang perlu diperhatikan oleh guru. Untuk
lebih jelasnya dapt dilihat pada table berikut:
KELEBIHAN GAMBAR
1.
Mudah digunakan
dalam proses
pembelajaran
2.
Harganya relatif
murah
3.
Mudah diperoleh
4.
Dapat digunakan
pada berbagai tingkat
dan jenjang
5.
Mudah
mengaturnya
6.
mudah
menyimpannya
KEKURANGAN GAMBAR
1.
Tidak cocok untuk
kelompok besar
2.
Sukar untuk
melukiskan yang
sebenarnya
3.
Mudah rusak
4.
Tidak bergerak
AYOLAH ! SAMA – SAMA
KITA MENYAKSIKAN
PENYEMBELIHAN HEWAN QURBAN
55
Modul Media Pembelajaran
23. 2. GRAFIK
Grafik adalah gambar sederhana yang merupakan
penggambaran data kuantitatif yang akurat dalam bentuk
yang menarik dan mudah dimengerti. Biasanya grafik
digunakan untuk menerangkan perkembangan dan
perbandingan sesuatu yng diajarkan atau dibicarakan.
Media jenis ini sering digunakan dalam pembelajaran
geografi atau sejarah, ekonomi, sosiologi, matematika dan
lain-lain yang mungkin bisa menggunakan grafik.
Misalnya:
Diagram adalah susunan garis-garis dan lebih
menyerupai peta dari pada gambar. Misalnya diagram
ruang belajar selalu menunjukkan bagaimana dan dimana
posisi tempat duduk peserta didik, dimana letaknya atau
posisi guru, letak papan tulis, lemari dan lain-lain.
KEADAAN GURU DI SEBUAH SEKOLAH
BERDASARKAN JENJANG PENDIDIKAN
80
70
60
50
D-3
40
S- 1
30
S- 2
20
10
0
Th.2001
Th.2002
Th.2004
Pembuatan dan Penggunaan Media
Th.2005
56
24. Diagram juga sering digunakan utnuk menjelaskan
letak bagian sebuah alat atau mesin serta hubungannya
antara satu bagian dengan bagian lainnya, misalnya:
Dalam pengajaran bahasa Arab juga diagram
kadang-kadang digunakan untuk menerangkan dimana
letak atau posisi makhorij al-huruf, misalnya:
57
Modul Media Pembelajaran
25. Bagan juga salah satu media sering digunakan
guru dalam menjelaskan materi pembelajaran, misalnya
pada mata pelajaran ekonomi yang menjelaskan sebuah
organisasi Badan Usaha Unit Desa (BUUD) atau Koperasi
Unit Desa (KUD):
Selain di atas ada lagi media yang sering
digunakan guru ketika menjelas materi pembelajaran
kepada peserta didik yaitu Peta Konsep. Peta Konsep
adalah suatu diagram yang berdimensi dua, yaitu analogi
dengan sebuah peta jalan yang tidak hanya
mengidentifikasi
butir-butir
utama,
tapi
juga
Pembuatan dan Penggunaan Media
58
26. menggambarkan hubungan antara konsep-konsep utama,
misalnya:
PETA KONSEP
KITAB-KITAB
ALLAH
TAURAT
ZABUR
INJIL
AL-QUR’AN
3. PETA
Peta adalah skala terkecil tentang gambaran dunia
yang sebenarnya. Secara langsung atau tidak peta dapat
mengungkapkan informasi yang sangat banyak misalnya
lokasi atau daerah, luas suatu daerah, bentuknya,
penyeberan penduduknya, daratan, perairan, iklim,
sumber ekonomi serta hubungan antara satu dengan yang
59
Modul Media Pembelajaran
27. lain15. Dengan menggunakan peta sebagai media orang
dapat memvisualisasikan suatu kejadian di suatu tempat,
apa yang ada di permukaan bumi, dapat menunjukkan dan
letak suatu tempat dan lain-lain.
Peta merupakan komposisi yang abstrak, mulai
dari titik-titik, garis-garis, symbol-simbol, bidang, warna
dan lain-lain. Peta sebagai media pembelajaran dapat
membingungkan peserta didik dalam mengartikannya.
Oleh karena itu peserta didik harus segra melihat makna
yang terkandung dalam peta yang dipelajarinya itu agar
mereka memiliki rasa kesanggupan untuk membaca dan
memahami peta dimaksud. Sebagai seorang pendidik,
guru harus dapat memberikan kesan yang baik kepada
peserta didik tentang penggunaan peta sehingga peserta
didik merasa mudah dan memiliki kepercayaan diri dalam
membaca, memahami dan menggunkan peta.
Selain hal tersebut, bahwa penggunaan peta juga
harus dimulai dari penggunaan peta yang sangat
sederhana. Misalnya sebuah garis yang menunjukkan
jalan yang menghubungkan peserta didik dangan sekolah
tempatnya belajar. Kemudian dilanjutkan dengan peta
yang menggambarkan sekolah tempat peserta didik
belajar dan pekarangannya. Selanjutnya peta yang
menggam-barkan tempat tinggal peserta didik dan
seterusnya.
Penggunaan peta tersebut peserta didik harus
diberikan waktu yang cukup untuk mengamatinya
sendirian, gunanya agar peserta didik dapat memusatkan
perhatiannya terlebih dahulu pada bagian-bagian yang
dianggap menarik menurut mereka. Perlu ditakankan
bahwa pengalaman pertama terhadap peta peserta didik
tidak boleh tergesa-gesa. Pendidik sebagai guru ketika
15
Ibid, halaman 57
Pembuatan dan Penggunaan Media
60
28. memahamkan sebuat peta kepada peserta didik tidak
ubahnya seperti mengajari peserta didik yang baru belajar
membaca rangkaian huruf-huruf menjadi kata-kata yang
pada akhirnya menjadi sebuah kalimat.
Peta sangat bermanfa’at digunakan untuk
mengajarkan geografi, bahasa dalam latihan dialog,
sejarah, matematika dan lain-lain. Lewat peta juga peserta
didik dapat mepelajari jalur lalu lintas darat, laut dan
udara. Lewat peta juga guru dapat bertukar pikiran dengan
peserta didik mana jalan yang lebih dekat untuk ditempuh
ketika menuju suatu tempat yang diinginkan. Lewat peta
juga guru dapat meninformasikan kepada peserta didik
tantang jarak suatu tempat dengan tempat yang lain. Jadi
peta dapat menggambarkan data lokasi dan menjadi
sumber informasi dari suatu lokasi. Peta juga dapat
menggambarkan keadaan permukaan bumi dan
hubungannya dengan manusia yang mendiami bumi ini,
sehingga memudahkan seseorang untuk melakukan
dialog tentang sesuatu yang berkaitan dengan bumi.
4. POSTER
61
Modul Media Pembelajaran
29. Poster adalah gambar berukuran besar yang
memberi penekanan pada satu atau dua ide pokok
sehingga dapat dimengerti dengan mudah walaupun
hanya dengan melihat sepintas saja. Poster yang baik
adalah poster yang dapat:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
dapat menarik perhatian orang atau peserta didik
melihatnya;
dapat menanamkan pesan yang terkandung dalam
poster itu kepada yang melihatnya, termasuk peserta
didik;
poster harus sederhana sehingga pengamat tidak
memerlukan
pemikiran
secara
rinci
untuk
memahaminya;
antara ilustrasi dan subyek harus serasi;
kalimatnya tidak boleh banyak dan tidak pula
panjang;
kata-katanya mudah dimengerti.
MARI BERKORBAN!
Pada tgl. 10, 11, 12, 13
Di bulan Zulhijjah.
Pembuatan dan Penggunaan Media
62
30. Poster dapat membantu peserta didik dalam
proses pembelajaran bahasa. Peserta didik dapat disuruh
untuk membuat cerita dari poster yang dilihatnya baik
dalam bahasa Arab, Indonesia, Inggris dan lain-lain.
5. KARTUN
Kartun salah satu media yang cukup unik untuk
mengkomunikasikan gagasan atau ide. Kartun adalah
penggambaran dalam bentuk lukisan karikatur tentang
manusia yang didesain untuk mempengaruhi opini
masyarakat atau peserta didik. Kartun mempunyai
manfaat penting dalam pembelajaran terutama dalam
menjelaskan rangkaian isi materi pembelajaran dalam satu
urutan yang logis atau memngandung makna.
Pemilihan kartun perlu dipikirkan oleh guru,
misalnya apakah sesuai untuk pembelajaran bahasa atau
tidak. Oleh sebab itu pemilihannya haruslah berdasarkan
hal-hal sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
63
Kartun yang dipilih harus mempunyai hubungan
dengan peserta didik terutama hubungannya dengan
pengalaman mereka;
Kartun tersebut harus pula cocok dengan peserta
didik;
Kartun yang disajikan harus dapat menarik minat
peserta didik;
Kartun harus dapat membantu dan melatih
kecerdasan peserta didik;
Rangkaian kartun harus dapat dengan mudah
dipahami peserta didik, baik berdasarkan usia, alam
atau lingkungan, standar kompetensi, indikator dan
sebagainya;
Urutan kartun sebaiknya menggunakan angka urutan.
Modul Media Pembelajaran
31. Kartun: Tentang kebrsihan lingkungan
Kartun: bekerja hanya karena Allah
BUNG….!
IKUTI ATURAN
Kartun: lalu lintas jalan raya
Pembuatan dan Penggunaan Media
64
32. NAK…! BELAJAR
KELOMPOK ITU BAGUS
Kartun: pendidikan
WAH…!
SURAU INI
DIGEMBOK
Kartun: relegius
65
Modul Media Pembelajaran
33. Pak Dewan …
tolong kami pak
Makanya
dukung saya!
Kartun: politik
Disamping kartun digunakan sebagai sarana untuk
menumbuhkan minat peserta didik dalam menerima materi
pembelajaran kartun juga dapat digunakan sebagai ilustrasi
dalam kegiatan pembelajaran. Namun begitu, juga harus sangat
selektif dalam memilih kartun yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran. Kartun dapat digunaklan dalam menyampaikan
materi materi pembelajaran, misalnya dalam pembelajaran
bahasa, sosiologi, antropologi dan lain-lain.
Kartun sebagai salah satu media pembelajaran mempuanyai
kelebihan dan kekurangan sebagimana juga media-media yang
lain. Kelebihan dan kekurangan media kartun dapat dilihat pada
table berikut:
Pembuatan dan Penggunaan Media
66
34. 1.
2.
3.
4.
5.
6.
MEDIA KARTUN
KELEBIHAN
KEKURANGAN
Disenangi oleh
1.
Guru yang tidak
a. Pengertian
peserta didik karena watak
pandai menggambar
lucunya sangat menghibur
menjadi kesulitan
Menarik minat baca
tersendiri
Sangat ekonomis
2.
Kartun yang sesuai
Dapat digunakan
untuk suatu materi jarang
menyampaiakan materi
tersedia dipasaran
yang bermacam-macam
Materi lebih mudah
dipahami
Mudah diperoleh dan
dibuat
2. Media visual dua dimensi pada bidang transparan
Pada bagian ini akan dibicarakan media
pembelajaran dua dimensi pada bidang transparan atau
media tembus cahaya. Pada bagian akan dibicarakan
beberapa media saja, yaitu slaid, filmstrip dan lembaran
transparan pada overhead proyektor (OHV).
Slaid
1. SLAID
adalah bidang transparan yang bergambar.
Bidang transparan itu bias terjadi dari kaca, plastik
jernih atau seluloid. Selanjutnya gambar yang
digunbakan itu bias dari hasil karya atau lukisan tangan
dan bias juga dari hasil pemotretan. Pada bagian ini
yang akan dijelaskan adalah seluloid. Seluloid
merupakan hasil pemotretan dengan ukuran lebih
kurang 36 mm x 24 mm dan diberi bingkai dengan
kadbod atau plastik. Oleh karena itu kamera yang
67
Modul Media Pembelajaran
35. digunakan seharusnya kamera yang menggunakan
filem berukuran 35 mm.
Slaid sebagai media pembelajaran visual sangat
mudah digunakan, mudah disimpan, sederhana dalam
pembuatan. Filem yang digunakan sebaiknya adalah
filem berwarna, hal ini dilakukan karena filem berwarna
akan lebih menarik perhatian peserta didik.
Filem yang digunakan untuk membuat slaid
berwarna adalah filem husus yang disebut dengan
“reversal” . Filem ini ada dua jenis:
1. Kodachrome, filem ini harus dicuci dan diproses
ditempat khusus yang akan dikembalikan sebagai
“filem slaid berwarna yang sudah lengkap dengan
bingkainya”.
2. Ektachrom, yaitu filem yang dapat diproses sendiri,
jika mempunyai kelengkapat alat dan kemahiran, tapi
juga dapat diproses di studio-studio yang biasa
ditemui.
Agar slaid dapat difungsikan sebagai media
pembelajaran penggunaannya memerlukan bantuan
alat yang disebut proyektor. Proyektor yang dapat
digunakan ada beberapa jenis diantara proyektor tanpa
Pembuatan dan Penggunaan Media
68
36. suara, proyektor bersuara, proyektor manual dan
proyektor otomatis.
Proyektor manual otomatis
1.
3.
5.
7.
Swis pasang-tutup
Tempat letak slaid
Grill Udara
Pengalihan slaid
belakang
9. Penyambung remot
2. Tempat letak fius
4. enolak/pemilih slaid
6. Pengalihan slaid ke depan
8. Pemokus ke depan/ke
10.Penggerak focus manual
Proyektor otomatis tanpa audio/suara
69
Modul Media Pembelajaran
37. Proyektor otomatis dan bersuara
b.
Prinsip Penggunaan Slaid
Ada empat prinsip yang perlu diperhtikan dalam
menggunakan slaid dalam proses pembelajaran yaitu
persiapan guru, persiapan peserta didik, penyajian atau
penayangan dan hasil setelah penyajian atau
penayangan. Untuk lebih jelasnya perhatikan table
berikut ini.
a.
b.
1
PERSIAPAN
GURU
atur cahaya seperlunya
pastikan audio dapat
didengar dengan jelas dan mengikuti
tayangan
c.
pastikan bahwa peserta
didik dapat melihat dengan jelas
d.
usahakan menonton
lebih dahulu sebelum menyajikan
Pembuatan dan Penggunaan Media
70
38. a.
b.
2
PERSIAPKAN
PESERTA
DIDIK
c.
d.
e.
f.
a.
b.
3
PENYAJIAN/
PENAYANGAN
c.
d.
e.
71
peserta didik sudah siap
di ruangan sebelum penayangan
membicarakan persoalan
yang menarik perhatian harus
didahulukan dari tayangan
jelaskan dengan ringklas
isi kandungan yang akan ditayangkan
utarakan hal-hal yang
harus diperhatikan peserta didik
jelaskan mufradat atau
perbedaharan kata yang penting
(untuk pembelajaran bahasa)
hubungkan tayangan
dengan kehidupan sehari-hari
tayangan harus dianggap suatu
yang biasa saja dan merupakan
bagian dari proses pembelajaran
(bukan hanya sebagai tontonan tak
bermakna)
usahakan peserta didik dalam
keadaan tenang pada saat
penayangan
hentikan tayangan pada bagian
tertentu (jika memerlukan penjelasan
guru)
sebaiknya penayangan dalam kelas
sehingga peserta didik dapat
menggunakan buku dan alat tulis
lainnya
arahkan dan usahakn agar peserta
didik dapat mengambil hal-hal yang
berlawanan dengan fikirannya
Modul Media Pembelajaran
39. a.
4
SETELAH
PENAYANGAN
c.
tanya pada peserta didik apakah
ada persoalan atau ulasan untuk
dibicarakan
b.
ajukan pertanyaan persoalanpersoalan pada peserta didik yang
berhubungan dengan tayangan
tersebut
c.
jangan lupa memberikan
pekerjaan rumah sebagai aktivitas
tambahan setelah melihat tayangan
seperti membuat karangan atau
bacaan tambahan
d.
jelaskann hal-hal yang kurang
atau belum dipahami oleh peserta
didik dan betulkan jika mereka ada
kekliruan (jika sangat diperlukan
putar kembali slaidnya)
Keistimewaan dan kekurangan slaid
Keistimewaan menggunakan slaid sebagai media
dalam
proses
pembelajaran.
Disamping
keistimewaannya
adapula
kelemahan
atau
kekurangannya. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel
berikut ini.
Pembuatan dan Penggunaan Media
72
40. KEISTIMEWAAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
urutan slaid dapat diatur
sesuai kebutuhan
rancangan
pembelajaran dapat
diperbaharui tan perubahan
besar dan peralatannya
sederhana
waktu penggunaan
diatur oleh guru
sepenuhnya
ukurannya kecil mudah
untuk dibawa atau disimpan
pertukaran slaid dapat
dilakukan otomatis dan
manual
slaid yang memiliki
audio dapat
menggabungkan dua dria
sekaligus
slaid dapat dibuat
dengan kanera berukuran
35 mm
KEKURANGAN
1.
penyedianaan bahan
agak mahal dan rumit
2.
gerakan bersambung
seperti dalam filem tidak
dapat ditunjukkan
3.
pertukaran slaid
otomatis akan tergendala
jika mengalamim kerusakan
4.
tidak dapat digunakan
tanpa proyektor.
d.
Khuthuwat/Langkah Pembuatan
Sebelum
membuat
slaid
terlebih
dahulu
pembuat/guru harus menggetahui beberapa hal penting
yaitu:
1)
2)
3)
4)
73
apa yang menjadi tujuan,
apa kompetensi dasar dan indikator ingin diperoleh
dengan slaid yang akan dibuatnya
apa yang harus divisualisasikan
bagaimana memvisualisasikannya
Modul Media Pembelajaran
41. 5)
6)
berapa dana yang dibutuhkan untuk pembuatannya
berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
membuatnya
Khuthuwat atau tahap-tahap pembuatannya sebagai
berikut:
1)
2)
3)
membuat plening atau perencanaan
melukukan riset dan survei
membuat skript (naskah) beserta komentar
4) membuat story-board16
5) membuat shoting skript
6) melakukan pemotretan di lapangan (tempat yang
diinginkan)
7) membuat
judul
dan
caption,
kemudian
memotretnya
8) membuat grafis, diagram atau bagan yang
diperlukan, kemudian memotretnya
9) mengirim filem ke laboratorium/pabrik untuk
pencucian
10) setelah dicuci, hasil pemotretan dipisah-pisahkan
dan diberi bingkai
11) numbering / memberi nomor pada tiap bingkai
sesuai dengan skript.
e.
1)
2)
Penggunaan Slaid dalam Proses Pembelajaran
berikan pengarahan kepada peserta didik agar
menumpukan perhatiannya pada materi yang akan
disajikan
mengingatkan peserta didik agar mencatat pokokpokok pikiran yang penting yang didapati dari
tayangan slaid
16
Story Board adalah papan tempat meletakkan sketsa-sketsa tentang bagaimana
kira-kira urutan salaid atau foto-foto dari awal sampai akhir beserta grafis dan sebagainya.
Pembuatan dan Penggunaan Media
74
42. 3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
75
tayangkan slaid melalui proyektor yang ada
buat pembagian waktu penayangan agar tidak
terlalu monoton peserta didik melihat slaid
tayangkan selaid dalam lima menit babak pertama
ajukan beberapa pertanyaan ringan yang terdapat
dalam slaid
tayangkan lagi sebagai lanjutan kurang lebih 20
menit pada babak ke dua
ajukan lagi beberapa pertanyaan yang terdapat
dalam slaid dan yang berhubungan dengan materi
pembelajaran
arahkan
jika
terjadi
perbedaan
pendapat
dikalangan peserta didik
tayangkan lagi slai itu sebagai lanjutan dalam 10
menit pada babak ke tiga
ajukan pertanyaan untuk mengetahui tingkat
pemahaman peserta didik terhadap materi yang
sudah disajikan
usahan agar peserta didik berusaha untuk
menjelaskan yang sudah mereka pahami dari
melihat slaid
pada 10 menit terakhir (babak ke empat) lakukan
dialog dengan peserta didik sambil memberikan
catatan penting kepada peserta didik tentang
materi yang dipelajarinya. Usahan peserta didik
memiliki keberanian untuk berdialog dengan
gurunya dalam proses pembelajaran
pada bagian penutup arahkan peserta didik untuk
membuat tugas yang berhubungan dengan materi
yang diberikan agar mereka lebih terampil, jika
materi bahasa mungkin saja dengan memberikan
tugas kepada peserta didik agar mereka membuat
karangan tertulis yang berhubungna dengan materi
yang dibahas.
Modul Media Pembelajaran
43. 2. FILMSTRIPS
Gb. Filmstrip
Filmstrip adalah lajur film 35 mm yang panjangnya
1 sampai 1,5 meter. Dalam lajur film itu dicetak foto-foto
sehingga menjadi gambar-gamnbar yang positif diatas
bidang yang transparan. Semua gambar positif itu sama
besarnya. Setiap bidang gambar yang sama besarnya
disebut “frame”. Ukuran frame itu ada dua, yaitu ukuran
24 x 36 mm yang disebut dengan “double frame” dan
yng kedua setengah dari ukuran tersebut yang disebut
dengan “single frame”. Dalam filmstrip ini gambar
disusun haris berurutan dari nomor 1, 2, 3, 4, 5,
…….dan seterusnya samapi selesai dan merupakan
materi atau cerita yang lengkap. Foto-foto yang telah
ada dicetak dalam film itu harus diberi atau disertai
keterangan singkat di bawahnya yang disebut “caption”.
Pembuatan dan Penggunaan Media
76
44. Caption atau keterangan pendek itu dapat diganti
dengan komentar yang diucapkan atau dibacakan.
Komenter itu boleh juga direkam pada pita rekaman
yang disesuaikan dengan gambar-gambar yang
ditayangkan.
Membuat filmstrip lebih rumit dibandingkan dengan
membuat slaid. Membuat filemstrip disamping camera
dibutuhkan peralatan yang lain. Penyajiannya juga
harus menggunakan proyektor tersendiri tidak sama
dengan proyektor slaid. Harganya proyektornya relatif
lebih mahal. Alasan tersebut menjadi alas an bahwa
film
strip
jarang
digunakan
sebagai
media
pembelajaran.
Gb.Proyektor Filmstrip
Kelebihan dan kekurangan filmstrip dapat dilihat
pada tabel berikut:
77
Modul Media Pembelajaran
45. KELEBIHAN FILMSTRIP
1.
2.
3.
4.
5.
Framenya sudah
diatur terlebih dahulu,
bersambung menjadi selajur
film
tiap frame dapat
ditunjukkan selama
dibutuhkan untuk
menerangkan materi
pembelajaran
film yang terlewat
dapat diulang dengan mudah
Menyimpannya relatif
mudah
Proyektornya mudah
dioperasionalkan.
KEKURANGAN FILMSTRIP
1.
jika satu frame saja ada
yang cacat, berarti semua
filmstrip rusak
2.
tidak bias mengambil
yang penting-penting saja
3.
satu gambar saja tidak
cocok berarti sumua
gambar menjadi
ketinggalan
4.
proyektornya sulit untuk
mendapatkan.
3. OVERHEAD PROYEKTOR
Overhead proyektor adalah sejenis perangkat
keras yang sangat sederhana yang mempunyai pentas
permukaan kaca sebagai pentas transparan tempat
meletakkan benda transparan yang akan ditampilkan.
Overhead Proyektor lebih dikenal orang dengan OHP.
OHP merupakan salah satu media pembelajaran
yang dirancang khusus untuk memancarkan imej dari
lutsiner dan bahan-bahan tembus cahaya lainnya. OHP
digunakan diruang penerangannya atau cahayanya
Pembuatan dan Penggunaan Media
78
46. harus diatur sehingga hasil yang ditampilkan melalui
OHP akan nampak lebih jelas.
Mekanisme OHP juga sangat sederhana. Pada
OHP terdapat sebuah bola lampu yang berkapasitas
tinggi. Di bagian atas bola lampu terdapat selembar
cermin dan sebuah system lensa objektif. Satu system
lensa kondenser (fresnel) mengarahkan cahaya dari
lampu melalui pentas transparan ke lensa objektif yang
memnacarkan cahaya melalui sudut 90º ke atas skrim.
Satu system pendingin berupa kipas yang berfungsi
untuk mendinginkan lampu yang terdapat dalam OHP.
Cara menggunakan sangat sedrhana yaitu cukup
meletakkan
benda transparan sebagai
media
pembelajaran yang sudah dirancang dengan materi
pembelajaran, selanjutnya tekan power untuk
menghidupkan OHP, setelah itu gambar akan muncul
pada layar skrim. Setelah itu stel kecerahannya agar
dapat dengan mudah dan jelas dilihat peserta didik.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar berikut:
79
Modul Media Pembelajaran
48. 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
praktis untuk semua
ukuran kelas
dapat mengamati
respon peserta didik
peserta didik mudah
mencatat
kombinasi warna
menjadi lebih menarik
teknik penyajian
materi menjadi
bervariasi
dapat digunakan
berulang kali
penyusunan kembali
lebih mudah
dapat dihentikan
sesuai kebutuhan
tidak membutuhkan
operator
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
setiap OHP harus ada
benda transparan
membutuhkan
persiapan terencana
memakainya
membutuhkan
keterampilan husus
memerlukan
penataan ruang yang
baik
menuntut perhatian
untuk menghilangkan
distorsi proyeksi
menuntut cara kerja
yang sistimatis dan
terarah
membutuhkan
keterampilan penulisan
materi.
3. Media visual tiga dimensi
Media visual tiga dimensi yang paling sering
digunakan adalah model dan boneka. Benda-benda
seperti
ini
digunakan
karena
sangat
mudah
mengadakannya dan mudah untuk dibawa-bawa. Pada
bagian ini akan dibahas beberapa media visual tiga
dimensi.
1. BENDA ASLI
Benda asli adalah benda yang sebenarnya yang
digunakan guru dalam proses pembelajaran sebagai
media. Benda asli merupakan media yang paling efektif
untuk mrngikutkan serta berbagai indera dalam proses
pembelajaran. Hal ini dikarenakan bahwa benda asli
81
Modul Media Pembelajaran
49. memiliki ukuran besar, tekstur, berat, warna dan
adakalanya disertai gerak dan bunyi di samping
keasliannya. Amir Hamzah Suleiman menyatakan bahwa
benda asli adalah benda dalam keadaan sebenarnya dan
seutuhnya .17
Jika dibandingkan antara guru menjelaskan
dengan peserta didik melakukan eksprimen dan
mengamati sendiri ternyata peserta didik lebih antusias
melaksanakan pengamatan. Misalnya ketika guru
menjelaskan tentang urat, daun, batang dan lainnya pada
tumbuhan kacang, ternyata anak akan lebih senang dan
tertarik jika mengamati langsung terhadap benda asli yaitu
kacang yang tumbuh dan terus berkembang. Seorang
peserta didik yang hobi beternak ikan, dia akan lebih
senang ikut orang yang beternak ikan dan melihat serta
mengamati langsung bentuk-bentuk makanan dan vitamin
yang dikonsumsi oleh ikan, di samping itu peserta didik
akan dapat membedakan bermacam-macam ikan,
makanan dan vitamin yang harus dikonsumsinya. Jika
hanya mendengarkan penjelasan guru terus mungkin
peserta didik akan cepat bosan, tapi dengan melakukan
pengamatan dan melihat benda aslinya peserta didik akan
lebih bergairah dalam belajarnya.
Dalam bidang bahasa juga peserta didik akan lebih
mudah mengenal makna mufradat atau jumlah melalui
benda asli yang ditampilkan. Misalnya peserta didik
diminta untuk membedakan antara “ ”كراسةdan “ ”كتابatau
membedakan antara “ ”حـقـيــبـــــةdan “.”محفظة
هذه كراسة جميلة
ذلك كتاب جديد
الكراسة فى الحقيبـة
ّا
.1
.2
.3
17
Amir Hamzah Suleiman, Media Audio-Visual untuk pengajaran, penerangan dan
penyuluhan, Gramedia, Jakarta, 1988, hal.135
Pembuatan dan Penggunaan Media
82
50. 4. الكتاب الجديد والقاموس والشريط فى المحفظة
Dalam hal seperti itu guru harus menunjukkan benda asli
kepada peserta didik makna mufradat yang bergaris
bawah. Semua benda tersebut didapati di sekolah.
Seluruh materi pelajaran akan lebih mudah dimengerti
oleh peserta didik dan lebih baik dan sempurna tinggal
dalam ingatan jika dipelajari melalui hubungannya dengan
benda yang sebenarnya atau benda asli18.
2. MODEL
Model adalah benda yang dibuat dalam bentuk tiga
dimensi sehingga menyerupai benda asli yang digunakan
untuk menjelaskan materi pembelajaran tentang hal-hal
yang tidak diperoleh dari benda sebenarnya. Mengapa
dibuat model? Karena bebrapa hal misalnya karena
besarnya benda asli yang sangat sulit untuk dibawa ke
sekolah, atau memang tidak mungkin untuk dibawa ke
sekolah. Atau juga benda yang akan dikenalkan kepada
peserta didik ukuran sangat kecil sehingga sulit peserta
didik untuk melihat dan memahaminya. Atau juga benda
aslinya sangat berbahaya untuk dibawa ke sekolah.
Untuk mempelajari materi sain biologi misalnya
yang berkaitan dengan anatomi tubuh manusia, guru
cukup membawa model kerangka tubuh seprti bagian
kerangka dada, bagian kepala, atau mata dan lain
sebagainya. Sehingga dengan model tersebut peserta
didik akan lebih terkesan dalam menerima materi
pembelajaran. Begitu juga halnya dalam mata pelajaran
lainnya seperti bahasa, matematika, sejarah, antropologi,
pendidikan agama Islam dan sebagainya.
Pengalaman sensoris dalam belajar sangat
penting, pengalaman sensori yang ada pada peserta didik
18
83
lihat! Amir Hamzah Suleiman, Ibid, halaman 135.
Modul Media Pembelajaran
51. perlu mendapatkan perhatian dari para pendidik. Untuk
membantu mengembangakan pengalaman sensoris
peserta didik itu maka model merupakan media visual
yang efektif untuk membantu menyampaikan materi
pembelajaran kepada peserta didik. Mengapa model
merupakan media visual yang efektif untuk menyampaikan
materi pembelajaran? Jawabannya adalah sebagai
berikut:
Pertama, Model merupakan media tiga dimensi, ini
merupakan suatu kelebihan dibandingkan dengan gambar
yang merupakan dua dimensi. Model lebih mendekatkan
peserta didik utnuk mengenal yang lebih realita. Media ini
bukan saja dapat dilihat tapi juga dapat diraba. Misalkan
saja guru mengenalkan model kapal dan bagianbagiannya pasti lebih mudah dicerna oleh peserta didik
untuk memahaminya, baik mengenalkan kapal tersebut
pada SMK maupun dalam mengenalkan benda-benda
atau bagian-bagian dari kapal dalam pembelajaran
bahasa. Contoh lain dalam mengenalkan anggota tubuh
manusia, baik untuk mata pelajaran biologi maupun mata
pelajaran bahasa.
Kedua, Model dapat merupakan benda dalam ukuran lebih
kecil atau ukuran yang lebih besar dari benda sebenarnya
sehingga suatu benda tersebut menjadi lebih dipelajari.
Misalnya mengenalkan bumi yang begitu besar dan luas
cukup dengan model yang lebih kecil dan mudan untuk
dipahami yaitu globe, dalam bahasa Arab disebut الكــرة
الضرضية
Contoh lain untuk binatang yang memiliki satu sel, karena
binatang tersebut terlalu kecil maka dapat dibuatkan
modelnya yang lebih besar.
Ketiga, model dapat memperlihatkan bagian-bagian
penting dari sebuah benda yang asli yang berada pada
bagian yang tertutup. Misalnya mengenalkan gigi manisia
Pembuatan dan Penggunaan Media
84
52. atau gigi hewan, atau mengenalkan paru-paru manusia,
jantungnya, usus besar dan kecilnya dan lain-lain
sehingga yang dikenalkan itu lebih mudah untuk dicerna
peserta didik.
Keempat, model ada yang dapat dibongkar pasang
misalnya torso atau model manusia. Media model seperti
torso ini memudahkan peserta didik untuk mengetahui
tempat letak bagian-bagian dalam tubuh manusia.
Kelima, model dapat dibuat bagian-bagin tertentu saja
atau seluruhnya tergantung bagian yang mau dijelaskan
kepada peserta didik, misalnya seorang guru di STM ingin
mengenalkan satuy bagian atau satu sisi dari mesin cukup
membawa model bagian yang akan dikenalkan saja tidak
perlu membawa bagian yang lain.
Keenam, pewarnaan pada bagian yang penting agar
peserta didik mempunyai perhatian khusus dapat
dilakukan guru dengan mudah. Hal itu dilakukan agar
peserta didik lebih jelas dalam memahaminya dan lebih
manarik perhatiannya.
Dalam penggunaan model sebagai media
pembelajaran guru harus melihat apa yang menjadi
kompetnsi dasar dan indikator yang ingin capai dari proses
pembelajaran yang dilaksanakan, disamping dia juga
harus memperhatikan materi, strategi dan metode yang
akan digunakan. Keadaan dan kondisi peserta didik selalu
mengharuskan guru menggunakan media dan metode
yang sangat bervariasi yang dibantu oleh strategi dalam
menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik.
3.
SPECIMEN salam bahasa Indonesia disebut barang
Specimen
contoh. Specimen atau barang contoh adalah sebahagian
dari sejenis atau sebagian dari sekelompok yang sama
untuk dijadikan contoh. Misalnya mengambil seekor kupu-
85
Modul Media Pembelajaran
53. kupu dari sekian banyak kupu-kupu lalu diawetkan untuk
dijadikan media sebagai contoh dari sekian banyak kupukupu yang akan dijelsakan. Bank Indonesia sering
menunjukkan specimen uang kertas setiap kali pertukaran.
Bianya uang kertas yang dujadikan contoh ada tulisan
kata specimen.
SPECIMEN
SPECIMEN
Ket. Hanya sebagai contoh, bukan alat tukar
Peserta didik dapat disuruh mengumpulkan
beberapa lembar daun, kemudian mereka disuruh untuk
mengawetkannya, ketika belajar perintahkan mereka
untuk membedakan antara daun yang satu dengan
lainnya. Perintahkan pada peserta didik agar memberikan
tempat yang baik untuk specimen sehingga mudah untuk
dibawa ke mana-mana atau dibawa ke kelas untuk
digunakan sebagai media pembelajaran.
4. MOCK-UP
Mock-up adalah alat tiruan sederhana dari benda
yang sebenarnya. Alat ini selalu digunakan dalam
menyajikan materi yang berkaitan dengan otomotif. Dalam
pendidikan kemeliteran juga alat tiruan sederhana ini
Pembuatan dan Penggunaan Media
86
54. sering digunakan untuk menjelaskan fungsi dari bagianbagian senjata. Alat tiruan sederhana ini sebagai media
pembelajaran mempermudah guru dalam menjelaskan
materi pembelajaran dan memudahkan peserta didik
menerima penjelasan materi karena dapat dilihat dengan
jelas. Media pembelajaran ini sangat efektif untuk belajar
dan dapat menambah realitas. Misalnya mengajari peserta
didik membaca waktu, maka guru dapat membuat mockup atau alat tiruan sederhana yaitu membuat jam dari
karton tebal sehingga perputaran jarum jam dapat dibaca
oleh peserta didik dengan mudah, menyenangkan dan
bergembira.
Pembuatan mock-up ini dapat diajarkan kepada
peserta didik. Misalnya, pearalatan untuk membuat
sebuah jam sangat sederhana yaitu karton 3mm atau
papan triplek 3mm dengan ukuran 30 cm x 30 cm,
penggaris, pisau, gergaji triplek, cat, gunting kertas.
Selanjutnya ajarilah peserta didik membuat media
tersebut, tapi yang sebaiknya adalah guru yang
membuatnya sehingga di sekolah hanya tinggal
menggunakan saja.
5. BAK PASIR
Bak pasir tidak saja cocok untuk belajar di taman
kanak-kanak, kenyataannya juga sangat bagus untuk
menvisualisasikan suatu keadaan untuk diperhatikan
untuk usia sekolah pada tingkat dasar, menengah,
perguruan tinggi dan lain-lain. Norman Bel Geddes adalah
seorang berbangsa Amerika pernah memvisualisasikan
peperangan di Midway dan Laut Koreal di bak pasir, hal itu
dilakukan saat perang dunia kedua sedang berkecamuk.
Orang menganggap bahwa gambar yang dibuat dalam
bak pasir itu adalah hasil dari pemotretan sebuat fhoto
87
Modul Media Pembelajaran
55. oleh seorang fotografer ternama, setelah dilihat dengan
teliti ternyata bukan hasil pemotretan seorang fotografer,
tapi adalah buatan tangan manusia.
Menggunakan model-model kecil, pemandangan
dan suatu tempat dengan menggunakan bak pasir bisa
menjadi sangat hidup. Cermin diletakkan di bak pasir akan
kelihatan seperti danau. Benda-benda dapat dibuat dari
karton atau balok-balok kayu kecil. Bagian belakang bak
pasir dapat ditegakkan triplek yang diberi gambar gunung,
langit biru, awan, pesawat, maka kelihatanlah seperti
sebuah pentas.
Bak pasir dapat digunakan untuk untuk penyuluhan
pertanian, pembelajaran hortikultura, pembelajaran
dekorasi exterior, untuk menjelaskan akibat terjadinya
erosi yang disebabkan oleh banjir, abrasi yang disebabkan
penebangan hutan. Juga dapat digunakan untuk
menjelaskan bagaimana menyalurkan air untuk irigasi,
pemeliharaan ikan di kolam dan memberi gambaran
bagaimana orang harus menebang hutan dan menanam
kembali pohon-pohon keras yang dapat tumbuh dengan
cepat dan lain sebagainya.
Pembuatan bak pasir tersebut sangat sederhana
dan dapat dilakukan dengan gotong royong. Ukuran yang
ingin dibuat tergantung dari tempat yang tersedia,
misalnya dibuat dengan ukuran 2 x 3 meter dengan
ketebalan 15 cm atau lebih.
Pembuatan dan Penggunaan Media
88
56. Gb. Bak Pasir
Kelebihan bak pasir adalah dapat digunakan
berulang kali dikarenakan mudah menysunnya kembali
dan dapat langsung dilakukan oleh peserta didik, dapat
dilihat dari segala sudut. Namun demikian punya
kelemahan yang tidak dapat dielakkan yaitu rumah-rumah
dan pohon-pohon mudah roboh. Yang terdapat dalam bak
pasir itu tidak permanen.
4. Penggunaan Media Audio Visual
edia audio-visual adalah media yang dapat
menghasilak suara dan gambar dalam satu unit. Jika
filmstrip diikuti dengan suara yang bersumber dari pita
rekaman maka tidak disebut media audio-visual karena
gambar dan suara tidak sama sumbernya. Yang akan
dibahas pada bagian ini adalah televisi, VCD dan film
bersuara. Secara lebih spesipik akan dibicarakan satu
persatu.
1. TELEVISI
Televisi adalah satu sistem elektronik untuk
memancarkan gambar-gambar bergerak atau tidak
89
Modul Media Pembelajaran
57. bergerak yang disertai bunyi melalui kawat pancaran atau
lapisan udara19. Sistem ini terdiri dari alat yang dapat
menukarkan cahaya dan bunyi melalui tenaga eletrik,
selanjutnya tenaga eletrik ditukarkan balik ke cahaya yang
dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar. Bila siaran
televisi
itu
menyiarkan
atau
mempersembahkan
rancangan pendidikan maka disebut dengan televisi
pendidikan. Dengan televisi pendidikan peserta didik dapat
menggunakan dria lihat (mata) dan dria dengarnya
(telinga) secara bersamaan. Penggunaan dua dria
tersebut tentunya akan lebih baik bagi peserta didik dalam
menerima materi pembelajaran. Hasilnya juga dapat
diserap dengan lebih baik dan sempurna peserta didik bila
dibandingkan dengan menggunakan satu dria saja. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa prosentase terbesar
seseorang menerima sesuatu adalah melalui dria lihat dan
dria dengar.
Televisi memberikan pengaruh social yang sangat
besar terhadap masyarakat, baik di kalangan anak-anak,
remaja maupun dewasa. Pengaruh ini dapat dilihat antara
lain dalam percakapan dan perbuatan sehari-hari.
Kemajuan berbicara sangat kentara setelah melihat
televisi dan sangat kuat ingatan yang diperoleh dari
menonton televisi tersebut.
19
Mat Nor Husein dan Abd. Rahman Abd. Rasyid, Alat Bantu Mengajar Dalam
pengajaran Bahasa, Malaysia: Longman Sdn. Bhd., tahun 1990, hal. 181
Pembuatan dan Penggunaan Media
90
58. Pada masyarakat kita Indonesia sekarang televisi
tidak lagi merupakan barang mewah. Hampir seluruh
masyarakat mempunyai televisi, berbeda dengan 15 atau
20 tahun yang lalu televisi merupakan salah satu barang
mewah yang sulit untuk dijangkau masyarakat pada
umumnya. Jadi sudah sangat layak jika televi sekaramg ini
memproduk dan memancarkan siaran pendidikan secara
rutin, sehingga siaran tersebut dapat sampai kepada
peserta didik di sekolah, sehingga sebutan televisi menjadi
televisi pendidikan.
Langkah-langkah penggunaan televisi sebagai
televisi pendidikan yaitu harus adanya persiapan dan
pelaksanaan, kegiatan lanjutan.
1. Langkah persiapan meliputi persiapan guru dan peserta
didik. Pada langkah ini guru menetapkan penggunaan
televisi pendidikan dalam proses pembelajaran, guru
menyiapkan jenis program, waktu penayangan,
menghubungi stasiun yang akan memancarkannya, nilai
pendidikan yang akan diberikan, jenjang dan tingkatan
peserta didik dan para pelaku. Selain itu guru juga harus
mempersiapkan peserta didik yang akan mengkonsumsi
siaran yang dipancarkan supaya mereka dalam keadaan
siap. Selanjut peserta didik mempesiapkan pula
perlengkapan belajar yang diperlukan agar mereka
mudah untuk membuat catatan dan lain sebagainya.
2. Pada langkah pelaksanaan ini peserta didik menonton
atau melihat dan mendengar, mengikuti proses yang
berlangsung dengan penuh konsentrasi dan membuat
catatan-catatan penting yang ditemukan dalam siaran
tersebut.
91
Modul Media Pembelajaran
59. 3. Kegiatan lanjutan dilakukan dalam bentuk diskusi kelas
yang bertujuan untuk menilai program yang dipancarkan,
menjelaskan hal-hal yang kurang atau belum dimengerti
oleh peserta didik, membuat resume atau kesimpulan
dan membantu mendiskriminasikan persoalan-persoalan.
Jenis siaran yang dapat ditampilkan melalui televisi
siaran pendidikan dapat dilakukan dengan bermacammacam cara misalnya ceramah biasa, ceramah dengan
menggunakan alat peraga, wawancara, diskusi, program
kuis, drama atau sinetron, dan lain-lain.
Coba tuan-tuan cari kelebihan kekurangan
penggunaan televisi pendidikan sebagai
media pembelajaran !
2. V C D / DVD
VCD set sekarang sudah menjamur dan tersebar di
kalangan masyarakat Indonesia sebagai pengganti vidio
kaset set. Penggunaa dan pengoperasionalan VCD jauh
lebih mudah dibandingkan dengan vidio kaset.
Perancangan materi dapat dilakukan oleh guru bersama
dengan guru sefrofesi, atau membeli yang sudah jadi.
VCD dapat menarik perhatian peserta didik jika digunakan
untuk menyajikan materi pembelajaran karena bergambar
dan besuara.
Pembuatan materi pembelajaran yang dirancang
dalam VCD terlebih dahulu guru harus membuatnya
melalui kamera tangan atau menggunakan kamera
shoting. Setelah dishoting dengan menggunakan kamera
Pembuatan dan Penggunaan Media
92
60. lalu diolah melalui komputer dengan program khusus.
Sehingga semua yang sudah di shoting tadi dapat
dipindakan dalam sekeping CD yang siap untuk diputar.
Materi dapat dirancang sedemikian rupa misalnya
dengan mengadakan diskusi sambil santai, materi diolah
melalui sebuah drama, ceramah, dan lain sebagainya
yang mungkin dapat ditampilkan. Materi yang mungkin
dianggap peserta didik sulit akan dapat disenangi oleh
mereka jika disajikan dalam bentuk tontonan, misalnya
saja materi bahasa Arab, bahasa Inggeri, matematika,
fisika, kimia dan lain-lain.
3. FILM BERSUARA
Film yang dimaksud akan digunakan sebagai
media pembelajaran bukanlah film yang diproduksi oleh
Hollywood yang belakang banyak ditantang oleh
masyarakat Indonesia karena pornografi dan fornoaksinya.
Film Bersuara adalah film yang sakaligus menghasilkan
gambar dan suara yang diproduksi untuk penyuluhan
masyarakat dan peserta didik di sekolah-sekolah misalnya
film Janur Kuning, Keluarga Berencana, Salah Asuhan,
anak tiri dan lain-lain yang sesuai dengan dunia
pendidikan.
Film digunakan dalam proses pembelajaran
memang bagus dan sangat menarik perhatian peserta
didik karena film bukan memberikan fakta-fakta tapi juga
menjawab berbagai persoalan dan belajar untuk mengerti
terhadap diri sendiri, lingkungan dan sebagainya. Selain
dari itu melalui film ini juga peserta didik dapat
memperoleh kecakapan, sikap dan pemahaman yang
akan membantu mereka hidup dalam satu tatanan
masyarakat. Jadi film tidak lagi dianggap sebagai alat
supplementer saja, tapi merupakan media yang
93
Modul Media Pembelajaran
61. pundamental untuk dipelajari secara ilmiah dan dinilai
secara lebih kritis.
Film ini merupakan perkembangan dari gambar
biasa (gambar tidak bergerak). Pada sebuah film tiap
gambar disebut dengan frame. Film diproyeksikan melalui
lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar
terlihat gambar yang hidup. Film itu bergerak frame demi
frame di depan lensa dan terlihat pada layar. Gambargambar tersebut dengan cepat bergantian dan
memberikan proses visual yang kontinu sehingga secara
berurutan dapat melukiskan suatu peristiwa, cerita, bendabenda murni seperti kejadian sebenarnya.
Pembuatan film yang sesuai untuk dunia
pendidikan tidak dapat dibuat oleh orang sembarangan,
tapi membutuhkan tenaga-tenaga professional dalam
bidang perfileman dan bekerjasama dengan tenaga
kependidikan. Sehingga benar-benar film pendidikan itu
dapat dikonsumsi oleh peserta didik sesuai dengan tingkat
dan jenjang pendidikan.
BANG-BANG YOK
KITE CARI YOK !,
APE KELEBIHAN
DAN KELEMAHAN
FILM SEBAGAI
MEDIA
PEMBELAJARAN?
5. Penggunaan Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran
a.
Pengertian
Media-media grafis, tiga dimensi, dan proyeksi seperti
telah dikemukakan diatas pada dasarnya memvisualkan
fakta, gagasan, kejadian, peristiwa dalam bentuk tiruan
Pembuatan dan Penggunaan Media
94
62. dari keadaan yang sebenarnya untuk dibahas di ruang
kelas dan membantu proses pembelajran dalam kelas. Hal
tersbut membuat peserta didik tidak pernah menyentuh
dan
mengalaminya
langsung,
berbeda
dengan
lingkungan yang berada di luar kelas peserta didik
berhadapan atau berhubungan langsung secara aktual
untuk dipelajari dan diamati dalam proses pembelajaran.
Cara ini tentunya dapat membuat meteri pembelajaran
lebih bermakna bagi peserta didik, dimana pserta didik
mendapat pengalaman secara langsung, pengalaman
peserta didik lebih dapat dipertanggungjawabkan.
Membawa peserta didik belajar ke luar kelas membuat
waktu belajar menjadi tak terbatas. Artinya bias jadi
peserta didik membutuhkan waktu yang lama atau juga
menggunakan waktu yang relativ singkat.
b.
Kelebihan Dan Kekurangan Lingkungan Sebagai
Media
Memang sangat bagus proses pembelajaran yang
menggunakan lingkungan sebagai media, namun demikian
kita perlu juga mengetahui atau melihat kelebihan dan
kekurangannya, karena pada semua media selalu saja ada
kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan Lingkungan
95
Kekurangan yang sering
terjadi dalam Lingkungan
Modul Media Pembelajaran
63. 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
kegiatan pembelajaran
lebih menarik perhatian
peserta didik
materi yang disajikan
menjadi tidak
membosankan
belajar akan lebih
bermakna bagi peserta
didik
materi belajar akan
lebih dapat diperkaya
kegiatan belajar
peserta didik lebih
komprehensif dan lebih
aktif
sumber belajar
menjadi lebih kaya
peserta didik dapat
memahami dan
menghayati aspek-aspek
kehidupan yang ada di
lingkungannya
1.
pembelajaran kurang
dipersiapkan
2.
tujuan dan
indikatornya selalu kurang
terdesain dengan baik
3.
guru yang tidak siap
akan menghabiskan waktu
yang cukup lama
4.
guru yang mengajar
masih menggunakan ala
tradisional menganggap
pembelajaran
menggunakan lingkungan
selalu sia-sia
Oleh karena itu guru atau pendidik harus benar-benar
profesional dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah,
khususnya dalam penggunaan media pembelajaran dan
pemilihan metode yang digunakan disamping guru harus
sering berlatih menggunakan media.
c.
Tekhnik Penggunaan Lingkungan
Penggunaan lingkungan sebagai media dan sumber
belajar memerlukan tekhnik-tekhnik yang jitu. Ada bebrapa
Pembuatan dan Penggunaan Media
96
64. tekhnik menggunakan lingkungan sebagai media dan
sumber belajar, antara lain:
1) Survey, yaitu dengan cara peserta didik mengunjungi
lingkungan misalnya mengunjungi suatu kelompok
masyarakat untuk mempelajari proses sosial, budaya,
ekonomi, kependudukan dan lain-lain. Pembelajaran
yang dilakukan melalui observasi atau wawancara
dengan berbagai pihak yang diperlukan, mempelajari
data-data yang ada secara riil, kemudian hasilnya
dicatat dan dibuat laporan tertulis dan dilaporkan
kepada guru di sekolah pasti hasilnya akan lebih baik.
Cara ini sangat cocok untuk mata pelajaran ilmu sosial
dan kemasyarakatan, misalnya sejarah, ekonomi,
geografi dan kependudukan, hukum, sosiologi,
antropologi, bahasa dan kesenian.
Katakanlah: Berjalanlah kamu (di muka) bumi, lalu
perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang
berdosa.
2)
97
Dari ayat tersebut ada isyarat bahwa kita disuruh
memperhatikan selanjutnya mengambil pelajaranpelajaran dari akibat yang dilakukan oleh orang-orang
yang berdosa. Kita dapat mempelajari sejarah
kehiupan orang lain, sistim ekonominya dan lain-lain.
Kemping atau berkemah, yaitu dengan cara peserta
didik mengunjungi lingkungan dan memerlukan waktu
untuk bermalam di lingkungan tersebut dengan
membuata tenda darurat. Berkemah memerlukan waktu
cukup karena peserta didik harus dapat menghayati
bagaimana kehidupan dan siatuasi alam, misalnya
untuk mengetahui iklim, suhu, suasana dan lain-lain.
Berkemah atau kemping ini cocok untuk beberpa mata
pelajaran atau bidang studi seperti ilmu pengetahuan
alam, ekologi, fisika, kimia, biologi, bahasa (khusunya
Modul Media Pembelajaran
65. berbicara) dan lain-lain. Melaui cara ini peserta didik
dituntut untuk merekam apa yang dialami, dirasakan,
dilihat, dikerjakan dan membica-rakan dengan temanteman selama perkemahan berlangsung. Hasilnya di
bawa kesekolah untuk dibicarakan lebih lanjut atau
didiskusikan bersama-sama.
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tandatanda (kekuasaan) kami di segala wilayah bumi dan
pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka
bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup
bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas
segala sesuatu? (QS. Al-Fushshilat:53)
3) Field Trip atau Karyawisata, yaitu proses pembelajaran
yang dilakukan denga tekhnik atau cara melakukan
kunjungan ke luar sekolah. Hal tersebut dilakukan untuk
mempelaari objek tertentu sebagai bagian integral dari
bagian kurikuler di sekolah. Sebaiknya sebelum
melakukan karyawisata peserta didik bersama guru
merencanakan objek yang akan dipelajari dan cara
mempelajarinya selanjutnya kapan sebaiknya dipelajari.
Perlu diperhatikan bahwa objek karyawisata harus
relevan dengan materi pembelajaran misalnya
karyawisata dengan mengunjungi mesium untuk mata
pelajaran sejarah, kebun binatan (hadiqah haiwanat)
untuk mata pelajaran biologi, taman mini untuk mata
pelajaran ilmu bumi dan kebudayaan, peneropongan
bintang untuk mata pelajaran fisika dan astronomi dan
lain-lain. Jangan sekali-kali memaksakan materi atau
dicocok-cocokan saja, hal itu dapat berakibat fatal
dalam proses pembelajaran.
Pembuatan dan Penggunaan Media
98
66.
Dan demikian (pula) di antara manusia, binatangbinatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang
bermacam-macam
warnanya
(dan
jenisnya).
Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara
hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama[orang-orang yang
mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah].
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun. (QS. Fathir: 28)
4)
5)
6)
99
Praktek Lapangan, cara ini dilakukan peserta didik
untuk mendapatkan keterampilan dan kecakapan
khusus. Misalnya mahasiswa jurusan Pendidikan
Bahasa Arab diterjunkan ke madrasah atau pesantren
untuk memperoleh ketermpila mengajarkan bahasa
Arab kepada peserta didik. Siswa STM jurusan mesin
diterjunkan ke show room untuk mendapatkan
keterampilan otomotif. Mahasiswa fakultas Ekonomi
jurusan akutansi diterjunkan ke instansi terkait untuk
mendapatkan keterampilan di bidang akuntan dan lainlain.
Pelayanan dan Pengabdian pada Masyarakat, cara
atau tekhnik ini dilakukan dalam rangka memberikan
bantuan, bakti sosial, penyuluhan dan lain sebagainya.
Cara ini guru dan peserta didik secara bersama-sama
terjun langsung di masyarakat.
Mendatangkan Nara Sumber, cara ini dilakukan dengan
mengundang orang atau pakar atau tokoh masyarakat
ke sekolah yang terkait dengan mata pelajaran. Pakar
tersebut diminta untuk menjelskan materi secara
langsung
kepada
peserta
didik,
misalnya
mendatangkan dokter untuk menjelaskan masalah yang
berkaitan dengan kesehatan, mendatang orang asing
Modul Media Pembelajaran
67. (Arab – Inggris) untuk latihan berbicara secara
langsung, dan lain-lain. Perlu diingat bahwa dalam
mendatangkan nara sumber ini yang diperlukan adalah
keahliannya bukan jabatannya.
Dan kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali
orang-orang lelaki yang kami beri wahyu kepada
mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang
mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui,
(QS.al-Nahl:43)
Suatu keharusan bahwa sebelum mengundang atau
mendatangkan pakar terlebih dahulu harus dipersiapkan
topik yang akan dibahas atau dibicarakan, siapa yang paling
tepat didatangkan sebagai nara sumber, kapan waktu yang
cocok untuk membahasnya, bagaimana menghubunginya
dan apa yang harus dilkukan oleh peserta didik dalam
proses pembelajaran.
Tekhnik-tekhnik di atas sangat menarik untuk kegiatan
belajar peserta didik, selain itu tekhnik-tekhnik tersebut juga
dapat digunakan untuk belajar berkelompok. Selanjutnya
tekhnik-tekhnik tersebut dapat dijadikn media kerjasama
antara sekolah dan masyarakat. Hubungan sekolan dengan
masyarakat sangat penting dalam dunia pendidikan. Oleh
karena itu hubungan tersebut harus dilakukan, karena
masukan-masukan dari masyarakat sangat besar maknanya
bagi dunia pendidikan terutama di sekolah. Disamping itu
masukan-masukan masyarakat tersebut dapat menunjang
program-program pendidikan di sekolah agar lebih relevan
dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat dan sekaligus
dapat memperkaya media dan sumber belajar bagi peserta
didik di sekolah.
d.
Kategorisasi Lingkungan Belajar
Pembuatan dan Penggunaan Media
100
68. Lingkungan masyarakat dapat digunakan sebagai
media dan sumber beajar di sekolah dapat dikategorikan
menjadi tiga yaitu lingkungan sosial, lingkungan alam dan
lingkungan buatan.
1) Lingkungan Sosial, yaitu tempat peserta didik
melakuka interaksi dengan kehidupan masyarakat.
Lingkungan soaial sebagai media dan sumber belajar
berkaitan dengan interaksi sesama manusia dan
kehidupan masyarakat sangat tepat digunakan untuk
mempelajari ilmu sosial dan kemanusiaan seperti
organisasi sosial, adat istiadat, mata pencarian,
kebudayaan,
penidikan,
kependuukan,
struktur
pemerintah, agama dan sistm nilai. Dalam proses
pembelajaran penggunaan lingkungan sosial sebagai
media dan sumber belajar seharusnya dimulai dari
lingkungan yang sangat dekat dengan peserta didik,
misalnya lingkungan keluarga, ligkungan tetangga,
rukun tetangga, lingkungan rukun warga, kelurahan,
kecamatan dan seterusnya. Tentunya hal tersebut
harus pula disesuaikan dengan kurikulum di sekolah,
sesuai dengan tingkat satuan pendidikan, dan sesuai
pula dengan tingkat perkembangan peserta didik.
Misalnya, dalam pembelajaran ilmu bumi dan
kependudukan (geografi) peserta didik ditugaskan
untuk mempelajari asfek kependudukan di tingkat
Rukun Tetangga. Peserta didik diminta untuk
mempelajari jumlah penduduk, jumlah Kepala Keluarga,
kategori penduduk berdasarkan usia, jenis kelamin,
jenjang pendidikan, mata pencarian, peserta KB,
pertambahan penduduk rata-rata setiap tahun, dan lainlain. Untuk mencari hal tersebut peserta didik harus
menjumpai dan mewawancarai Ketua RT setempat.
Selanjutnya peserta didik melaporkan hasil yang
diperoleh di lapangan kepada pihak guru atau sekolah.
101
Modul Media Pembelajaran
69. 2)
3)
Yakinlah bahwa hal itu dapat membuat peserta didik
lebih aktif dan kreatif dan produktif.
Lingkungan Alam, yaitu lingkungan yang berkaitan
dengan sesuatu yang bersifat alami misalnya geografis,
iklim, suhu udara, musim, curah hujan flora (tumbuhan),
fauna (hewan), sumber daya alam (air, hutan, tanah,
batu-batuan dan lain-lain). Lingan ini sangat tepat untuk
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Mengingat
gejala alam yang bersifat relatif maka akan lebih mudah
dipelajari para peserta didik. Gejala-gejala lain yang
dapat dipelajari adalah kerusakan lingkungan alam
yang disebbkan oleh erosi, penggundulan Hutan,
pencemaran air, tanah, udara, dan sebagainya.
Dengan mempelajari lingkungan alam ini diharapkan
para peserta didik lebih memahami materi pelajaran di
sekolah serta dapat menumbuhkan cinta alam di
kalangan peserta didik. Misalnya dalam rangka
mempelajari IPA peserta didik diminta mempelajari
lingkungan alam di sekitar tempat tinggalnya. Peserta
didik diminta untuk mencatat dan mempelajari suhu
udara, jenis tumbuan, hewan, batu-batuan, kerusakan
lingkungan, pencemaran dan lain-lain, baik secara
individu maupun kelompok. Pasti peserta didik akan
mendapatkan sesuatu yang sangat berharga baginya
dan pengalamannya bertambah pula.
Lingkungan Buatan, yaitu lingkungan yang sengaja
diciptakan atau dibangun manusia untuk tujuan-tujuan
tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Contoh lingkungan buatan diantaranya adalah irigasi
atau pengairan, bendungan, pertamanan, kebun
binatang, perkebunan, penghijauan dan pembangkit
tenaga listrik. Peserta didik dapat mempelajari
lingkungan buatan dari berbagai asfek misalnya
prosesnya,
pemanfaatannya,
fungsinya,
pemeliharaannya, daya dukungnya serta asfek-asfek
Pembuatan dan Penggunaan Media
102
70. lain yang berkaitan dengan pembangunan dan
kepentingan manusia dan masyarakat pada umumnya.
Lingkungan buatan
dapat dikaitkan dengan
kepentingan berbagai bidang studi yang diberikan di
sekolah.
Jelaslah bahwa penggunaan lingkungan dalam proses
pembelajaran dapat dilaksanakan dalam jam pelajaran atau
di luar jam pelajaran dalam bentuk penugasan kepada
peserta didik dalam waktu khusus yang sengaja disiapkan
pada akhir atau pertengahan semester.
e.
Prosedur Penggunaan Lingkungan
Menggunakan lingkungan sebagai media dan sumber
belajar dalam proses pembelajaran sangat memerlukan
persiapan dan perencanaan yang matang oleh para guru.
Tanpa adanya persiapan dan perencanaan akan membuat
kerja menjadi sia-sia, tak terkendali, tujuan menjadi kabur,
dan kerja peserta didik menjadi tak terarah. Oleh karena itu
ada beberpa prosedur atau langkah yang harus ditempuh
dalam menggunakan lingkungan sebagai media dan sumber
belajar. Langkah-langkah atau proseur yang harus
dipersiapkan meliputi persiapan, pelaksanaan dan tindak
lanjut.
Persiapan, ada beberpa prosedur yang harus dilalui pada
langkah persiapan ini, yaitu:
1) guru menentukan standar kompetensi yang ingin
dicapai diri penggunaan lingkungan yang ditetapkan
sebagai media dan sumber belajar, misalnya peserta
didik dapat menjelaskan sistim kerja mesin
penggilingan padi;
2) guru menentukan objek yang harus dikunjungi. Perlu
juga dipertimbangkan jauh atau dekatnya lokasi yang
akan dikunjungi, kemudahan jangkauannya, tidak
memerlukan waktu yang lama, dan lain-lain;
103
Modul Media Pembelajaran
71. 3)
4)
5)
guru menentukan cara belajar peserta didik pada saat
kunjungan dilaksanakan, misalnya mencatat yang
terjadi, atau mengamati kejadian, dan lain-lain;
guru dan peserta didik menyiapkan perizinan jika
diperlukan;
guru membuat persiapan teknis yang diperlukan untuk
kegiatan belajar, misalnya tata tertib perjalanan dan di
tempat tujuan, perlengkapan, dan lain-lain;
Pelaksanaan, yaitu melakukan kegiatan belajar di tempat
tujuan sesuai dengan rencana yang telah disiapkan,
proseurnya sebgai berikut:
1) petugas menjelaskan objek yang dikunjungi sesuai
dengan permintaan sebelumnya;
2) peserta didik dibenarkan mengajukan beberapa
pertanyaan melalui kelompoknya masing-masing agar
lebih hemat waktu;
3) peserta didik mencatat informasi yang diperoleh dari
penjelasan petugas;
4) peserta didik dibimbing petugas untuk melihat dan
mengamati objek yang sedang dipelajari;
5) dalam proses ini, petugas memberikan penjelasan
kepada peserta didik berkenaan dengan cara kerja atau
proses kerja, mekanisme suatu objek (alat) yang
sedang diamati atau dipelajari;
6) peserta didik boleh bertanya lebih rinci atau juga boleh
mempraktekkan jika memungkinkan serta mencatatnya;
7) peserta didik mendiskusikan hasil belajarnya dalam
kelompoknya masing-masing agar lebih lengkap dan
paham materi yang dipelajari itu.
Apabila objek kunjungan bersifat bebas dan tidak perlu
ada tugas mendampinginya maka peserta didik langsung
saja mempelajari objek kajian dengan mencatat,
mengamati, atau wawancara dengan siapa saja yang
menguasai persoalan tersebut. Objek kunjungan bersifat
Pembuatan dan Penggunaan Media
104
72. bebas itu seperti mempelajari lingkungan sosial dengan
berkemah dan lain sebagainya.
Tindak Lanjut, adalah kegiatan belajar di kelas untuk
membahas dan mendiskusikan hasil belajar dari lingkungan.
Yang harus dilakukan peserta didik adalah:
1) setiap kelompok harus melaporkan hasil belajar di
lingkungan untuk dibahas secara bersama;
2) guru meminta agar para peserta didik mengemukakan
kesan-kesan kegiatan belajar yang diperoleh dari
lingkungan;
3) peserta didik menyimpulkan materi yang diperoleh dan
dihubungkan dengan materi pembelajaran bidang studi;
4) guru memberikan penilaian terhadap kegiatan belajar
peserta didik dan menjelaskan hasil-hasil yang
dicapainya;
5) guru memberika tugas PR berbentuk membuat atau
menyusun laporan yang lebih sempurna, atau membuat
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan hasil
kunjungan, atau membuat karangan yang berkaitan
dengan kesan-kesan yang diperoleh peserta didik dari
hasil kegiatan beljarnya;
6) Pembelajaran dengan menggunakan lingkungan
sebagai media dan sumber belajar seperti di atas
biasanya
disebut
dengan
pembelajaran
yang
menggunakan pendekatan e k o l o g i atau
pendekatan lingkungan. Dalam upaya pembaharuan
atau pengembangan kurikulum pendekatan ekologi ini
muthlak dibutuhkan sehingga lingkungan yang ada di
sekita sekolah dan peserta didik betul-betul menjadi
sasaran, media dan sumber belajar peserta didik dalam
proses pendidikan dan pembelajaran.
EVALUASI
105
Modul Media Pembelajaran
73. 1.
Tuliskan 5 dari 9 kriteria media yang efektif
menurut Hubbard!
2.
Buatkan media peta konsep untuk materi
Pendidikan Agama Islam!
3.
Tuliskan tahapan penggunaan media!
Pembuatan dan Penggunaan Media
106
74. DAFTAR PUSTAKA
Abu Anwar, Media Pembelajaran, Suska Press, (Pekanbaru –
Riau: 2007)
Alan
Chute Thomson.M dan Hancock, The McGraw-Hill
Handbook of Distence Learning, (New York: The
McGraw-Hill, 1999)
Amir Hamzah Sulaiman,Media Audio Visual, (Jakarta: Gramedia,
1988)
Arief Sardiman dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: Rajawali, 1990)
Dasim
Budimansyah, Model Pembelajaran dan
Portopolio, (Bandung: Genesindo, 2002)
Penilaian
J.P. Chaplin, Dictionary of Psychology, terj. Kartini Kartono,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999)
Jalaluddin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta:
Rajawali Press, 1999)
Kamrani
Buseri, Antologi Pendidikan
(Jogjakarta: UII Press, 2003)
Islam
dan
Dakwah,
Muhammad Nurdin, Kiat Menjadi Guru Profesional, (Jogjakarta:
Prisma Shophie, 2004)
Mukhtar,
Desain Pembelajaran Pendidikan
(Jakarta: Misaka Galiza, 2003)
Agama
Islam,
Mulyasa, Menejemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2003)
107
Modul Media Pembelajaran
75. Nana Sujana dan Ahmad Rifa’I, Media Pengajaran, (Bandung:
Sinar Baru, tt)
Oemar Hamalik, Media Pendidikan, Bandung: Alumni, 1986
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara,
2004)
UU-RI No.20 Tahun 2003, Sistim Pendidikan Nasional, (Jakarta:
Kaldera Pustaka Nusantara, 2003)
Pembuatan dan Penggunaan Media
108