SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 7
PENCEMARAN LAUT DAN UPAYA PENEGAKAN
        HUKUMNYA DI INDONESIA



                    MAKALAH




                       AHDIAT
                    P 0201212401




              PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH
         KONSENTRASI MANAJEMEN KELAUTAN
              UNIVERSITAS HASANUDDIN
                    MAKASSAR
                       2012
PENCEMARAN LAUT DAN UPAYA PENEGAKAN HUKUMNYA DI INDONESIA



A. Pendahuluan
   Pencemaran laut merupakan suatu peristiwa masuknya material pencemar seperti partikel kimia,
   limbah industri, limbah pertanian dan perumahan, ke dalam laut, yang bisa merusak lingkungan laut.
   Material berbahaya tersebut memiliki dampak yang bermacam-macam dalam perairan. Ada yang
   berdampak langsung, maupun tidak langsung.
   Sebagian besar sumber pencemaran laut berasal dari daratan, baik tertiup angin, terhanyut maupun
   melalui tumpahan. Salah satu penyebab pencemaran laut adalah kapal yang dapat mencemari
   sungai dan samudera dalam banyak cara. Misalnya melalui tumpahan minyak, air penyaring dan
   residu bahan bakar. Polusi dari kapal dapat mencemari pelabuhan, sungai dan lautan. Kapal juga
   membuat polusi suara yang mengganggu kehidupan organisme perairan, dan air dari balast tank
   yang bisa mempengaruhi suhu air sehingga menganggu kenyamanan organisme yang hidup dalam
   air.
   Bahan pencemar laut lainnya yang juga memberikan dampak yang negatif ke perairan adalah limbah
   plastik yang bahkan telah menjadi masalah global. Sampah plastik yang dibuang, terapung dan
   terendap di lautan. Massa plastik di lautan diperkirakan yang menumpuk hingga seratus juta metrik
   ton. Kondisi ini sangat berpengaruh buruk, dan sangat sulit terurai oleh bakteri. Sumber sampah
   plastik di laut juga berasal dari Jaring ikan yang sengaja dibuang atau tertinggal di dasar laut.
   Limbah kimia yang bersifat toxic (racun) yang masuk ke perairan laut akan menimbulkan efek yang
   sangat berbahaya. Kelompok limbah kimia ini terbagi dua, pertama kelompok racun yang sifatnya
   cenderung masuk terus menerus seperti pestisida, furan, dioksin dan fenol. Terdapat pula logam
   berat, suatu unsur kimia metalik yang memiliki kepadatan yang relatif tinggi dan bersifat racun atau
   beracun pada konsentrasi rendah. Contoh logam berat yang sering mencemari adalah air raksa,
   timah, nikel, arsenik dan kadmium.
   Ketika pestisida masuk ke dalam ekosistem laut, mereka segera diserap ke dalam jaring makanan di
   laut. Dalam jaring makanan, pestisida ini dapat menyebabkan mutasi, serta penyakit, yang dapat
   berbahaya bagi hewan laut, seluruh penyusun rantai makanan termasuk manusia. Racun semacam
   itu dapat terakumulasi dalam jaringan berbagai jenis organisme laut yang dikenal dengan istilah
   bioakumulasi. Racun ini juga diketahui terakumulasi dalam dasar perairan yang berlumpur. Bahan-
bahan ini dapat menyebabkan mutasi keturunan dari organisme yang tercemar serta penyakit dan
    kematian secara massal seperti yang terjadi pada kasus yang terjadi di Teluk Minamata.
    Bahan kimia anorganik lain yang bisa berbahaya bagi ekosistem laut adalah nitrogen, dan fosfor.
    Sumber dari limbah ini umumnya berasal dari sisa pupuk pertanian yang terhanyut kedalam
    perairan, juga dari limbah rumah tangga berupa detergent yang banyak mengandung fosfor.
    Senyawa kimia ini dapat menyebabkan eutrofikasi, karena senyawa ini merupakan nutrien bagi
    tumbuhan air seperti alga dan phytoplankton. Tingginya konsentrasi bahan tersebut menyebabkan
    pertumbuhan tumbuhan air ini akan meningkat dan akan mendominasi perairan, sehingga
    menganggu organisme lain bahkan bisa mematikan.
    Lautan biasanya menyerap karbondioksida dari atmosfer. Karena kadar karbondioksida atmosfer
    meningkat, lautan menjadi lebih asam. Potensi peningkatan keasaman laut dapat mempengaruhi
    kemampuan karang dan hewan bercangkang lainnya untuk membentuk cangkang atau rangka.
    Kehidupan laut dapat rentan terhadap pencemaran kebisingan atau suara dari sumber seperti kapal
    yang lewat, survei seismik eksplorasi minyak, dan frekuensi sonar angkatan laut. Perjalanan suara
    lebih cepat di laut daripada di udara.
B. Insiden Montara
    Tumpahan minyak Montara adalah sebuah kejadian bocornya minyak mentah ke Laut Timor akibat
    meledak dan terbakarnya unit pengeboran West Atlas milik ladang minyak Montara (Wikipedia,
    2012)1. Pencemaran Laut Timor oleh PTTEP, salah satu perusahaan pengeboran dari Thailand di
    ladang minyak Montara, Australia, Augustus 2009, sedang dinegosiasikan secara serius antara
    Indonesia, Timor Leste, Australia, dan pihak perusahaan pengebor. Kasus itu merupakan masalah
    hangat yang sedang dibicarakan ketiga negara dan perusahaan pencemar. Tumpahan minyak
    mentah di Laut Timor dilakukan perusahaan pengebor, 28 August 2009. Pascapencemaran, terjadi
    sejumlah kasus yang melanda masyarakat pesisir seperti gagal budidaya rumput laut, penghasilan
    tangkapan ikan berkurang, sejumlah jenis ikan berkurang, dan nelayan berkurang penghasilan
    (Kompas, 2012).2
    Dikabarkan bahwa Minyak mentah serta partikel lainnya yang dimuntahkan dari ladang gas Montara
    itu rata-rata mencapai 500.000 liter setiap hari atau sekitar 1.200 barel,3 (Goblue, 2009) yang
    berdampak pada meluasnya daerah tercemar hingga sekitar 90.000 kilometer persegi dan mencapai


1
  Tumpahan minyak Montara. http://id.wikipedia.org/wiki/Tumpahan_minyak_Montara
2
  Pencemaran Laut Timor Dinegosiasikan Serius.
http://regional.kompas.com/read/2012/09/23/19523067/Pencemaran.Laut.Timor.Dinegosiasikan.Serius.
3
  Tumpahan Minyak Montara Terus Ancam Laut Timor http://www.goblue.or.id/tumpahan-minyak-montara-terus-ancam-laut-timor
4
     perairan Indonesia           dan mengancam kehidupan 17.000 masyarakat pesisir Laut Timor, Nusa
     Tenggara Timur (NTT).5
C. Sianida Di Laut Halmahera
     Nusa Halmehera Minerals (NML) adalah anak perusahan dari Australia Newcrest Mining Ltd. NML
     berbasis di Melbbourne–gordon golt dengan tingkat produksi emas per tahun kurang lebih 700 ribu
     ouncer. Perusahan Asing ini telah melakukan eksploitasi emas di Maluku Utara sejak tahun 190-an.
     Di Maluku Utara Ekspolitasi tersebut tepatnya dilakukan dibukit toguraci, gosowong dan sekitarnya
     yang berbatasan dengan dua kebupaten diantaranya, Kabupaten Halmahera Barat dan Kabupaten
     Halmahera Utara6 (Syarif, 2007). Tiga sungai di dekat lokasi tempat beroperasinya PT Nusa
     Halmahera Mineral (NHM) yang beroperasi di Ternate, Maluku Utara diduga tercemar limbah
     tambang milik perusahaan itu. Tiga sungai itu adalah Sambiki, Bora dan Tambobo yang bermuara ke
     Teluk Kao7 (Greenradio, 2011).
     Sejak penambangan emas yang dikelola PT Nusa Halmahera Mineral (NHM) beroperasi di Kabupaten
     Halmahera Utara, Maluku Utara, banyak nelayan di pesisir Teluk Kao berhenti melaut. Kondisi
     serupa terjadi di pesisir di Teluk Kao lainnya, yakni Desa Balisosang, Malifut. Diduga hilangnya ikan
     teri dan udang di Teluk Kao terkait aktivitas penambangan emas. Limbah dari penambangan itu
     dibuang ke Sungai Kobok dan Bora di Malifut. Kedua sungai tersebut mengalir ke Teluk Kao. Direktur
     Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Maluku Utara Ismed Soelaiman mengatakan, hasil
     penelitian yang dilakukan Walhi, Februari 2010, air kedua sungai mengandung logam sianida di atas
     ambang batas yang diatur Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
     Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air 8
D. Arsen di Teluk Buyat
     Pencemaran laut akibat kegiatan penambangan PT. Newmont Minahasa Raya (NMR) terjadi mulai
     tahun 1996–1997 dengan 2000-5000 kubik ton limbah setiap hari di buang oleh PT. NMR ke perairan
     di teluk Buyat yang di mulai sejak Maret 1996. Menurut PT. NMR, buangan limbah tersebut,
     terbungkus lapisan termoklin pada kedalaman 82 meter9. Akibat kegiatan pertambangan skala besar
     oleh PT. Newmont Minahasa Raya (NMR), ekosistem perairan laut di teluk Buyat rusak parah akibat

4
  Tumpahan minyak Montara http://mukhtar-api.blogspot.com/2012/09/tumpahan-minyak-montara.html
5
  Tumpahan Minyak Montara Ancam 17 Ribu Rakyat Pesisir http://malthuf.wordpress.com/tumpahan-minyak-montara-ancam-17-ribu-rakyat-
pesisir/
6
  Penambangan Nusa Halmahera Mineral’s di Maluku Utara (Sebuah Tinjauan Ekologi) http://boetila.blogspot.com/2007/12/penambangan-
nusa-halmahera-minerals-di.html
7
  PT NHM Diduga Cemari Teluk Kao http://www.greenradio.fm/news/latest/6627-pt-nhm-diduga-cemari-teluk-kao
8
  Nelayan Teluk Kao Kehilangan Mata Pencaharian http://nasional.kompas.com/read/2011/04/11/03442562/
9
  PT. Newmont Minahasa Raya Pencemar Teluk Buyat http://pseudorechtspraak.wordpress.com/2012/04/06/pt-newmont-minahasa-raya-
pencemar-teluk-buyat/
buangan 2000 ton tailing setiap hari. Bukan saja itu, kondisi masyarakat di sekitar Teluk Buyat yang
     mengantungkan hidupnya dari hasil laut dan harus bertahan hidup di wilayah tersebut karena
     tekanan kemiskinan harus menerima akibat dari pencemaran dan perusakan ekosistem Perairan
     Teluk Buyat. Terkontaminasi logam berat arsen, lahan tangkapan ikan berpindah jauh ketengah laut,
     yang semuanya itu menurunkan kualitas hidup sebagian masyarakat Desa Buyat tepatnya
     masyarakat di dusun V Desa Buyat Pante. Limbah yang akan mengakibatkan biaya tambahan bagi
     masyarakat akibat kegiatan perusahaan yang seharusnya tidak keluar ke alam bebas, justru sengaja
     dikeluarkan melalui pipa sepanjang 900 meter dari tepi pantai Teluk Buyat10 (Kumurur, 2006).
E. Limbah Mercury di Laut Buru
     Pencemaran air akibat penggunaan merkuri pada mesin pengolahan emas di kawasan tambang
     emas di Kabupaten Buru makin memprihatinkan. Limbah mercury bahkan sudah mencemari laut
     melalui sejumlah sungai. Akibatnya sejumlah biota laut di perairan laut Buru mulai mati11 (Moluken,
     2012) dan Enam ribu hektare sawah Namlea kini tercemar buangan limbah air raksa atau zat
     mercury dari penambangan illegal. Pengunaan air raksa atau zat berbahaya mercury oleh para
     penambang ilegal ini, kini menimbulkan dampak buruk yang cukup luas. Selain tak terkontrol,
     aktivitas penambangan dengan meggunakan air raksa atau zat mercury ini kini bebas dan makin
     brutal. Ribuan hektare lahan kayu putih yang menjadi primadona Kabupaten Buru, kini rusak parah,
     selain itu tiga belas titik air sungai yang ada di Kabupaten Buru, kini diduga telah tercemar air raksa
     atau zat mercury. Aktivitas penambangan ilegal secara tradisional yang dilakukan dengan
     menggunakan air raksa atau zat mercury ini juga diduga telah mencemari laut di Teluk Namlea,
     Kabupaten Buru yang menjadi tempat mata pencaharian nelayan setempat12.
F. Penegakan Hukum Kasus Pencemaran Laut
     Harus diakui dalam pengimplementasian dan penegakkan hukum (law enforcement) bidang
     kelautan di Indonesia masih lemah. Selama ini persoalan penegakan hukum dan peraturan di laut
     senantiasa tumpang tindih dan cenderung menciptakan konflik antar sektor pembangunan, institusi
     dan aparat pemerintah, serta konflik horizontal antar masyarakat.
     Untuk penegakan hukum lingkungan laut belum jelas dan terjadi carut marut, sehingga untuk
     menyelesaikan permasalahan ini diperlukan suatu badan hukum (badan khusus) yang menangani
     keselamatan dan keamanan di laut yang terdapat di wilayah yuridis dan untuk wilayah ZEE sudah

10
   Pencemaran Perairan Teluk Buyat, Sulawesi Utara Indonesia http://veronicakumurur.blogspot.com/2006/08/oleh-veronica-kumurur-kasus-
buyat.html
11
   Pencemaran Limbah Mercury di Laut Buru Makin Memprihatinkan http://www.moluken.com/2012/09/19/pencemaran-limbah-mercury-di-
laut-buru-makin-mprihatinkan/
12
   Penambangan Ilegal di Pulau Buru Kian Meluas http://news.liputan6.com/read/452904/penambangan-ilegal-di-pulau-buru-kian-meluas
menjadi tanggung jawab TNI AL, seperti yang ada di negara USA dan Jepang terdapat suatu badan
        yang bertugas yaitu Coast Guard yang sesuai dengan aturan internasioanal (TZMKO).
        Oleh karenanya dibutuhkan perangkat hukum dan peraturan yang dapat menjamin interaksi antar
        sektor yang saling menguntungkan. Terdapatnya perangkat hukum membutuhkan aparatur penegak
        hukum yang memiliki komitmen untuk menegakkan peraturan. Tanpa itu semua, persoalan di laut
        dan pesisir akan menjadi tumpang tindih dan bermuara pada kerusakan lingkungan dan kemiskinan
        dalam masyarakat.
        Peran aparatur penegak hukum, seperti TNI, Polri, kejaksaan, dan pengadilan dalam pembangunan
        kelautan sangat penting dan strategis. Hal ini mengingat banyak kasus yang terjadi dalam
        pembangunan kelautan dilatarbelakangi oleh persoalan hukum. Contoh muktahir dari pentingnya
        peran hukum dalam pembangunan kelautan adalah kasus pertambangan baik di darat maupun di
        laut Indonesia.
        Kasus lemahnya penanganan hukum pada kasus-kasus pertambangan yang berakibat pada rusaknya
        ekosistem laut serta semakin memiskinkan masyarakat pesisir khususnya nelayan merupakan
        contoh kasus dari persoalan tumpang tindihnya peraturan dan kebijakan. Tumpang tindih peraturan
        itu membuat kegiatan penambangan membawa berbagai implikasi negatif bagi ekonomi,
        lingkungan, sosial, dan politik. Masyarakat di pesisir terutama nelayan yang menyandarkan diri pada
        kegiatan perikanan menderita kerugian.
        Kerusakan lingkungan perairan laut dihadapkan juga pada minimnya instrumen hukum dan
        peraturan perundang-undangan nasional yang lebih rinci dan komprehensif dalam mengatur
        pengelolaan wilayah pesisir dan perlindungan serta pelestarian lingkungan laut. Padahal Konvensi
        Hukum Laut 1982 yang lebih dikenal dengan Hukum Laut Internasional (United Nation Convention
        on the Law of The Sea/UNCLOS 1982)13 pada Bab XII sangat perinci dan komprehensif dalam
        mensikapi kerusakan lingkungan laut.
        Hukum dan peraturan perundang-undangan nasional (municipal law) yang terkait dengan
        pengelolaan wilayah pesisir dan laut masih sangat jauh dari yang diharapkan. Seperti Undang-
        undang (UU) No. 23 Tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup dan turunannya, yaitu Peraturan
        Pemerintah (PP) No. 19 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran dan atau Perusakan Laut.
        UU No. 23 Tahun 1997 yang disebutkan “paling lengkap” itu ternyata sangat kering dan jauh dari
        bahasan perlindungan dan pelestarian lingkungan laut. Oleh karena itu, untuk lebih menciptakan
        kepastian dan kekuatan hukum dalam rangka mewujudkan kelestarian lingkungan di wilayah laut,

13
     UNCLOS http://www.un.org/Depts/los/convention_agreements/texts/unclos/unclos_e.pdf
maka RUU Lingkungan Hidup yang sedang dibahas dapat memuat butir-butir penting perlindungan
   dan pelestarian lingkungan laut sebagaimana yang dimuat dalam UNCLOS 1982.
   Patut diingatkan bahwa tatkala kita telah meratifikasi UNCLOS 1982 dengan UU No. 17 Tahun 1985,
   berarti kita telah menyepakati isinya, sehingga kita berkewajiban menuangkan dalam peraturan dan
   perundang-undangan nasional. Sebagai pihak yang paling bertanggung jawab, maka sudah
   semestinya pemerintah melakukan pengawasan dan pengelolaan secara serius, baik dengan cara
   membuat undang-undang yang jelas dan menegakkannya dengan sungguh-sungguh. Presiden
   periode 2004-2009 diharapkan memperhatikan pesan-pesan hukum masyarakat dunia ini demi
   kesejahteraan nasional, khususnya masyarakat nelayan dan pelestarian alam perairannya.


Daftar Pustaka
Goblue. 2009. Tumpahan Minyak Montara Terus Ancam Laut Timor
         http://www.goblue.or.id/tumpahan-minyak-montara-terus-ancam-laut-timor (di posting pada
         tanggal 26 Oktober 2009 dan di akses pada tanggal 23 November 2012)
Greenradio. 2011. PT NHM Diduga Cemari Teluk Kao. http://www.greenradio.fm/news/latest/6627-pt-
         nhm-diduga-cemari-teluk-kao (di posting pada tanggal 18 August 2011 dan di akses pada tanggal
         23 November 2012)
Kumurur, V. 2006. Pencemaran Perairan Teluk Buyat, Sulawesi Utara Indonesia
         http://veronicakumurur.blogspot.com/2006/08/oleh-veronica-kumurur-kasus-buyat.html (di
         posting pada tanggal 19 Agustus 2006 dan di akses pada tanggal 23 November 2012)
Kompas. 2011. Nelayan Teluk Kao Kehilangan Mata Pencaharian.
         http://nasional.kompas.com/read/2011/04/11/03442562/ (di posting pada tanggal 11 April
         2011 dan di akses pada tanggal 23 November 2012)
Kompas. 2012. Pencemaran Laut Timor Dinegosiasikan Serius
         http://regional.kompas.com/read/2012/09/23/19523067/Pencemaran.Laut.Timor.Dinegosiasika
         n.Serius. (di posting pada tanggal 23 September 2012 dan di akses pada tanggal 23 November
         2012)
Mukhtar. 2012. Tumpahan minyak Montara http://mukhtar-api.blogspot.com/2012/09/tumpahan-
         minyak-montara.html (di posting pada tanggal 10 September 2012 dan di akses pada tanggal 23
         November 2012)
Moluken. 2012. Pencemaran Limbah Mercury di Laut Buru Makin Memprihatinkan
         http://www.moluken.com/2012/09/19/pencemaran-limbah-mercury-di-laut-buru-makin-
         mprihatinkan/ (di posting pada tanggal 19 September 2012 dan di akses pada tanggal 23
         November 2012)
Syarif. 2007. Penambangan Nusa Halmahera Mineral’s di Maluku Utara (Sebuah Tinjauan Ekologi)
         http://boetila.blogspot.com/2007/12/penambangan-nusa-halmahera-minerals-di.html (di
         posting pada tanggal 20 Desember 2007 dan di akses pada tanggal 23 November 2012)
Wikipedia, 2012. Tumpahan Minyak Montara. http://id.wikipedia.org/wiki/Tumpahan_minyak_Montara
         (di posting pada tanggal 26 Januari 2012 dan di akses pada tanggal 23 November 2012)

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Pengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur Gali
Pengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur GaliPengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur Gali
Pengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur GaliHesty Kartika Dewi
 
Pengantar oseanografi
Pengantar oseanografiPengantar oseanografi
Pengantar oseanografinaufalulhaq2
 
Pedoman Pemeliharaan dan Rehabilitasi Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pemeliharaan dan Rehabilitasi Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Pemeliharaan dan Rehabilitasi Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pemeliharaan dan Rehabilitasi Sistem Penyediaan Air Minuminfosanitasi
 
Bab viii surveilans epid
Bab viii surveilans epidBab viii surveilans epid
Bab viii surveilans epidNajMah Usman
 
Dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbah
Dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbahDasar dasar teknik dan pengelolaan air limbah
Dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbahinfosanitasi
 
Pengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan
Pengaruh Lingkungan Terhadap KesehatanPengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan
Pengaruh Lingkungan Terhadap KesehatanjajarM
 
Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan LingkunganPerencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungannesyaazzura
 
Isu strategis, permasalahan dan tantangan pengembangan sistem pengelolaan air...
Isu strategis, permasalahan dan tantangan pengembangan sistem pengelolaan air...Isu strategis, permasalahan dan tantangan pengembangan sistem pengelolaan air...
Isu strategis, permasalahan dan tantangan pengembangan sistem pengelolaan air...Joy Irman
 
Ppt IPL permasalahan lingkungan pesisir Riau
Ppt IPL permasalahan lingkungan pesisir RiauPpt IPL permasalahan lingkungan pesisir Riau
Ppt IPL permasalahan lingkungan pesisir RiauAziza Syilpa
 
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan Kesling dan Per...
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan  Kesling dan Per...Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan  Kesling dan Per...
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan Kesling dan Per...Adelina Hutauruk
 
form-inspeksi-sanitasii
form-inspeksi-sanitasiiform-inspeksi-sanitasii
form-inspeksi-sanitasiiSyaiful Bahri
 
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)Heri Romansyah
 
perencanaan intake
perencanaan intakeperencanaan intake
perencanaan intakeReza Nuari
 

Was ist angesagt? (20)

Pengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur Gali
Pengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur GaliPengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur Gali
Pengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur Gali
 
Praktikum 2 debu
Praktikum 2 debuPraktikum 2 debu
Praktikum 2 debu
 
Pengantar oseanografi
Pengantar oseanografiPengantar oseanografi
Pengantar oseanografi
 
Pedoman Pemeliharaan dan Rehabilitasi Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pemeliharaan dan Rehabilitasi Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Pemeliharaan dan Rehabilitasi Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pemeliharaan dan Rehabilitasi Sistem Penyediaan Air Minum
 
Manusia dan lingkungan
Manusia dan lingkunganManusia dan lingkungan
Manusia dan lingkungan
 
Bab viii surveilans epid
Bab viii surveilans epidBab viii surveilans epid
Bab viii surveilans epid
 
Magang fix
Magang fixMagang fix
Magang fix
 
Dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbah
Dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbahDasar dasar teknik dan pengelolaan air limbah
Dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbah
 
Penyediaan air bersih
Penyediaan air bersihPenyediaan air bersih
Penyediaan air bersih
 
Evaluasi dalam Promosi Kesehatan
Evaluasi dalam Promosi KesehatanEvaluasi dalam Promosi Kesehatan
Evaluasi dalam Promosi Kesehatan
 
Pengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan
Pengaruh Lingkungan Terhadap KesehatanPengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan
Pengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan
 
Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan LingkunganPerencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
 
Isu strategis, permasalahan dan tantangan pengembangan sistem pengelolaan air...
Isu strategis, permasalahan dan tantangan pengembangan sistem pengelolaan air...Isu strategis, permasalahan dan tantangan pengembangan sistem pengelolaan air...
Isu strategis, permasalahan dan tantangan pengembangan sistem pengelolaan air...
 
Ppt IPL permasalahan lingkungan pesisir Riau
Ppt IPL permasalahan lingkungan pesisir RiauPpt IPL permasalahan lingkungan pesisir Riau
Ppt IPL permasalahan lingkungan pesisir Riau
 
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan Kesling dan Per...
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan  Kesling dan Per...Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan  Kesling dan Per...
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan Kesling dan Per...
 
form-inspeksi-sanitasii
form-inspeksi-sanitasiiform-inspeksi-sanitasii
form-inspeksi-sanitasii
 
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)
 
perencanaan intake
perencanaan intakeperencanaan intake
perencanaan intake
 
Kesehatan lingkungan dan masyarakat
Kesehatan lingkungan dan masyarakatKesehatan lingkungan dan masyarakat
Kesehatan lingkungan dan masyarakat
 
Sni 6774 2008.air bersih
Sni 6774 2008.air bersihSni 6774 2008.air bersih
Sni 6774 2008.air bersih
 

Andere mochten auch

PENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyah
PENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyahPENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyah
PENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyahYuliansyah Haroni
 
PENGARUH PENCEMARAN AIR LAUT TERHADAP KAUM NELAYAN DAN LINGKUNGAN SEKITAR PANTAI
PENGARUH PENCEMARAN AIR LAUT TERHADAP KAUM NELAYAN DAN LINGKUNGAN SEKITAR PANTAIPENGARUH PENCEMARAN AIR LAUT TERHADAP KAUM NELAYAN DAN LINGKUNGAN SEKITAR PANTAI
PENGARUH PENCEMARAN AIR LAUT TERHADAP KAUM NELAYAN DAN LINGKUNGAN SEKITAR PANTAIyohananda eka putri
 
185071809 makalah-pencemaran-laut
185071809 makalah-pencemaran-laut185071809 makalah-pencemaran-laut
185071809 makalah-pencemaran-laut432414005
 
Kepedulian lingkungan
Kepedulian lingkunganKepedulian lingkungan
Kepedulian lingkunganMayeng Coey
 
Pencegahan polusi kapal
Pencegahan polusi kapalPencegahan polusi kapal
Pencegahan polusi kapalComputers
 
PENGARUH BANYAKNYA RAGI TAPE TERHADAP VOLUME AIR DAN PH TAPE NASI
PENGARUH BANYAKNYA RAGI TAPE TERHADAP VOLUME AIR DAN PH TAPE NASIPENGARUH BANYAKNYA RAGI TAPE TERHADAP VOLUME AIR DAN PH TAPE NASI
PENGARUH BANYAKNYA RAGI TAPE TERHADAP VOLUME AIR DAN PH TAPE NASISiti Nur Hasanah
 
Pencemaran Laut di Indonesia
Pencemaran Laut di IndonesiaPencemaran Laut di Indonesia
Pencemaran Laut di IndonesiaKarina Oriza
 
I Putu Deni SCM
I Putu Deni SCM I Putu Deni SCM
I Putu Deni SCM I Putu Deni
 
Isps code guidelines
Isps code guidelinesIsps code guidelines
Isps code guidelinesnwvirus
 
Marine pollution
Marine pollutionMarine pollution
Marine pollutionArun kumar
 
Water pollution in indonesia
Water pollution in indonesiaWater pollution in indonesia
Water pollution in indonesiaFiddy Prasetiya
 
PEDOMAN KHUSUS KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELAYARAN
PEDOMAN KHUSUS KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELAYARANPEDOMAN KHUSUS KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELAYARAN
PEDOMAN KHUSUS KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELAYARANDhamar Pamilih
 
Marine Pollution Control. - Dr. J.S. Pandey
Marine Pollution Control. - Dr. J.S. Pandey Marine Pollution Control. - Dr. J.S. Pandey
Marine Pollution Control. - Dr. J.S. Pandey Ecotist
 

Andere mochten auch (20)

POLUSI LAUT
POLUSI LAUTPOLUSI LAUT
POLUSI LAUT
 
PENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyah
PENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyahPENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyah
PENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyah
 
PENGARUH PENCEMARAN AIR LAUT TERHADAP KAUM NELAYAN DAN LINGKUNGAN SEKITAR PANTAI
PENGARUH PENCEMARAN AIR LAUT TERHADAP KAUM NELAYAN DAN LINGKUNGAN SEKITAR PANTAIPENGARUH PENCEMARAN AIR LAUT TERHADAP KAUM NELAYAN DAN LINGKUNGAN SEKITAR PANTAI
PENGARUH PENCEMARAN AIR LAUT TERHADAP KAUM NELAYAN DAN LINGKUNGAN SEKITAR PANTAI
 
185071809 makalah-pencemaran-laut
185071809 makalah-pencemaran-laut185071809 makalah-pencemaran-laut
185071809 makalah-pencemaran-laut
 
Kepedulian lingkungan
Kepedulian lingkunganKepedulian lingkungan
Kepedulian lingkungan
 
Marpol
MarpolMarpol
Marpol
 
Pencegahan polusi kapal
Pencegahan polusi kapalPencegahan polusi kapal
Pencegahan polusi kapal
 
PENGARUH BANYAKNYA RAGI TAPE TERHADAP VOLUME AIR DAN PH TAPE NASI
PENGARUH BANYAKNYA RAGI TAPE TERHADAP VOLUME AIR DAN PH TAPE NASIPENGARUH BANYAKNYA RAGI TAPE TERHADAP VOLUME AIR DAN PH TAPE NASI
PENGARUH BANYAKNYA RAGI TAPE TERHADAP VOLUME AIR DAN PH TAPE NASI
 
Pencemaran Laut di Indonesia
Pencemaran Laut di IndonesiaPencemaran Laut di Indonesia
Pencemaran Laut di Indonesia
 
I Putu Deni SCM
I Putu Deni SCM I Putu Deni SCM
I Putu Deni SCM
 
Isps code guidelines
Isps code guidelinesIsps code guidelines
Isps code guidelines
 
Marine pollution
Marine pollutionMarine pollution
Marine pollution
 
Marine polution annex v
Marine polution annex vMarine polution annex v
Marine polution annex v
 
juknis-penyusunan-rip
juknis-penyusunan-ripjuknis-penyusunan-rip
juknis-penyusunan-rip
 
Marine pollution
Marine pollutionMarine pollution
Marine pollution
 
Water pollution in indonesia
Water pollution in indonesiaWater pollution in indonesia
Water pollution in indonesia
 
Isps code
Isps codeIsps code
Isps code
 
PEDOMAN KHUSUS KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELAYARAN
PEDOMAN KHUSUS KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELAYARANPEDOMAN KHUSUS KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELAYARAN
PEDOMAN KHUSUS KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELAYARAN
 
Marine Pollution Control. - Dr. J.S. Pandey
Marine Pollution Control. - Dr. J.S. Pandey Marine Pollution Control. - Dr. J.S. Pandey
Marine Pollution Control. - Dr. J.S. Pandey
 
Marpol annex vi
Marpol annex viMarpol annex vi
Marpol annex vi
 

Ähnlich wie Pencemaran Laut dan Upaya Hukum

2 kuncowati pencemaran minyak di laut
2 kuncowati   pencemaran minyak di laut2 kuncowati   pencemaran minyak di laut
2 kuncowati pencemaran minyak di lautDidik Purwiyanto Vay
 
Tugas softskill
Tugas softskillTugas softskill
Tugas softskillmenymeni
 
Makalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu KarangMakalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu KarangAdy Purnomo
 
Potensi_and_Degradasi_Sumber_Daya_Kelaut.pptx
Potensi_and_Degradasi_Sumber_Daya_Kelaut.pptxPotensi_and_Degradasi_Sumber_Daya_Kelaut.pptx
Potensi_and_Degradasi_Sumber_Daya_Kelaut.pptxAngga Herlambang
 
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''Sutrisna Sandi
 
Tugas akhir PPG daljab profesional modul 3 desty
Tugas akhir PPG daljab profesional modul 3 destyTugas akhir PPG daljab profesional modul 3 desty
Tugas akhir PPG daljab profesional modul 3 destyDesty Erni
 
Makalah toksikologi toksisitas emas (diva) revisi
Makalah toksikologi toksisitas emas (diva) revisiMakalah toksikologi toksisitas emas (diva) revisi
Makalah toksikologi toksisitas emas (diva) revisiVioniYuliza
 
Ratih h pdf (06 03-14-02-45-44)
Ratih h pdf (06 03-14-02-45-44)Ratih h pdf (06 03-14-02-45-44)
Ratih h pdf (06 03-14-02-45-44)Triswan Suseno
 
Bioremediasi sebagai alternatif penanganan pencemaran akibat tambang batubara
Bioremediasi sebagai alternatif penanganan pencemaran akibat tambang batubaraBioremediasi sebagai alternatif penanganan pencemaran akibat tambang batubara
Bioremediasi sebagai alternatif penanganan pencemaran akibat tambang batubaraAlfi Nugraha
 
Kerusakan Lingkungan DI Bangka-Pengling
Kerusakan Lingkungan DI Bangka-PenglingKerusakan Lingkungan DI Bangka-Pengling
Kerusakan Lingkungan DI Bangka-PenglingAdel del
 
Pengetahuan Lingkungan
Pengetahuan  LingkunganPengetahuan  Lingkungan
Pengetahuan LingkunganAdel del
 
Dampak Lingkungan Akibat Lahan Penambangan Batubara Di Daerah Kalimantan Selatan
Dampak Lingkungan Akibat Lahan Penambangan Batubara Di Daerah Kalimantan SelatanDampak Lingkungan Akibat Lahan Penambangan Batubara Di Daerah Kalimantan Selatan
Dampak Lingkungan Akibat Lahan Penambangan Batubara Di Daerah Kalimantan SelatanFarhan Luqman Al-Hakim
 

Ähnlich wie Pencemaran Laut dan Upaya Hukum (20)

2 kuncowati pencemaran minyak di laut
2 kuncowati   pencemaran minyak di laut2 kuncowati   pencemaran minyak di laut
2 kuncowati pencemaran minyak di laut
 
Tugas softskill
Tugas softskillTugas softskill
Tugas softskill
 
Dampak tumahan minyak
Dampak tumahan minyakDampak tumahan minyak
Dampak tumahan minyak
 
tugas 2 aplikom
tugas 2 aplikomtugas 2 aplikom
tugas 2 aplikom
 
shantika maylana
shantika maylanashantika maylana
shantika maylana
 
Makalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu KarangMakalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu Karang
 
Tinjauan Pustaka
Tinjauan PustakaTinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka
 
Potensi_and_Degradasi_Sumber_Daya_Kelaut.pptx
Potensi_and_Degradasi_Sumber_Daya_Kelaut.pptxPotensi_and_Degradasi_Sumber_Daya_Kelaut.pptx
Potensi_and_Degradasi_Sumber_Daya_Kelaut.pptx
 
Tugas apkom
Tugas apkomTugas apkom
Tugas apkom
 
Presentation3
Presentation3Presentation3
Presentation3
 
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''
 
Tugas akhir PPG daljab profesional modul 3 desty
Tugas akhir PPG daljab profesional modul 3 destyTugas akhir PPG daljab profesional modul 3 desty
Tugas akhir PPG daljab profesional modul 3 desty
 
Makalah toksikologi toksisitas emas (diva) revisi
Makalah toksikologi toksisitas emas (diva) revisiMakalah toksikologi toksisitas emas (diva) revisi
Makalah toksikologi toksisitas emas (diva) revisi
 
Pencemaran
PencemaranPencemaran
Pencemaran
 
Ratih h pdf (06 03-14-02-45-44)
Ratih h pdf (06 03-14-02-45-44)Ratih h pdf (06 03-14-02-45-44)
Ratih h pdf (06 03-14-02-45-44)
 
Bioremediasi sebagai alternatif penanganan pencemaran akibat tambang batubara
Bioremediasi sebagai alternatif penanganan pencemaran akibat tambang batubaraBioremediasi sebagai alternatif penanganan pencemaran akibat tambang batubara
Bioremediasi sebagai alternatif penanganan pencemaran akibat tambang batubara
 
Kerusakan Lingkungan DI Bangka-Pengling
Kerusakan Lingkungan DI Bangka-PenglingKerusakan Lingkungan DI Bangka-Pengling
Kerusakan Lingkungan DI Bangka-Pengling
 
Pengetahuan Lingkungan
Pengetahuan  LingkunganPengetahuan  Lingkungan
Pengetahuan Lingkungan
 
Dampak Lingkungan Akibat Lahan Penambangan Batubara Di Daerah Kalimantan Selatan
Dampak Lingkungan Akibat Lahan Penambangan Batubara Di Daerah Kalimantan SelatanDampak Lingkungan Akibat Lahan Penambangan Batubara Di Daerah Kalimantan Selatan
Dampak Lingkungan Akibat Lahan Penambangan Batubara Di Daerah Kalimantan Selatan
 
Assiment moral 2014
Assiment moral 2014Assiment moral 2014
Assiment moral 2014
 

Pencemaran Laut dan Upaya Hukum

  • 1. PENCEMARAN LAUT DAN UPAYA PENEGAKAN HUKUMNYA DI INDONESIA MAKALAH AHDIAT P 0201212401 PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH KONSENTRASI MANAJEMEN KELAUTAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012
  • 2. PENCEMARAN LAUT DAN UPAYA PENEGAKAN HUKUMNYA DI INDONESIA A. Pendahuluan Pencemaran laut merupakan suatu peristiwa masuknya material pencemar seperti partikel kimia, limbah industri, limbah pertanian dan perumahan, ke dalam laut, yang bisa merusak lingkungan laut. Material berbahaya tersebut memiliki dampak yang bermacam-macam dalam perairan. Ada yang berdampak langsung, maupun tidak langsung. Sebagian besar sumber pencemaran laut berasal dari daratan, baik tertiup angin, terhanyut maupun melalui tumpahan. Salah satu penyebab pencemaran laut adalah kapal yang dapat mencemari sungai dan samudera dalam banyak cara. Misalnya melalui tumpahan minyak, air penyaring dan residu bahan bakar. Polusi dari kapal dapat mencemari pelabuhan, sungai dan lautan. Kapal juga membuat polusi suara yang mengganggu kehidupan organisme perairan, dan air dari balast tank yang bisa mempengaruhi suhu air sehingga menganggu kenyamanan organisme yang hidup dalam air. Bahan pencemar laut lainnya yang juga memberikan dampak yang negatif ke perairan adalah limbah plastik yang bahkan telah menjadi masalah global. Sampah plastik yang dibuang, terapung dan terendap di lautan. Massa plastik di lautan diperkirakan yang menumpuk hingga seratus juta metrik ton. Kondisi ini sangat berpengaruh buruk, dan sangat sulit terurai oleh bakteri. Sumber sampah plastik di laut juga berasal dari Jaring ikan yang sengaja dibuang atau tertinggal di dasar laut. Limbah kimia yang bersifat toxic (racun) yang masuk ke perairan laut akan menimbulkan efek yang sangat berbahaya. Kelompok limbah kimia ini terbagi dua, pertama kelompok racun yang sifatnya cenderung masuk terus menerus seperti pestisida, furan, dioksin dan fenol. Terdapat pula logam berat, suatu unsur kimia metalik yang memiliki kepadatan yang relatif tinggi dan bersifat racun atau beracun pada konsentrasi rendah. Contoh logam berat yang sering mencemari adalah air raksa, timah, nikel, arsenik dan kadmium. Ketika pestisida masuk ke dalam ekosistem laut, mereka segera diserap ke dalam jaring makanan di laut. Dalam jaring makanan, pestisida ini dapat menyebabkan mutasi, serta penyakit, yang dapat berbahaya bagi hewan laut, seluruh penyusun rantai makanan termasuk manusia. Racun semacam itu dapat terakumulasi dalam jaringan berbagai jenis organisme laut yang dikenal dengan istilah bioakumulasi. Racun ini juga diketahui terakumulasi dalam dasar perairan yang berlumpur. Bahan-
  • 3. bahan ini dapat menyebabkan mutasi keturunan dari organisme yang tercemar serta penyakit dan kematian secara massal seperti yang terjadi pada kasus yang terjadi di Teluk Minamata. Bahan kimia anorganik lain yang bisa berbahaya bagi ekosistem laut adalah nitrogen, dan fosfor. Sumber dari limbah ini umumnya berasal dari sisa pupuk pertanian yang terhanyut kedalam perairan, juga dari limbah rumah tangga berupa detergent yang banyak mengandung fosfor. Senyawa kimia ini dapat menyebabkan eutrofikasi, karena senyawa ini merupakan nutrien bagi tumbuhan air seperti alga dan phytoplankton. Tingginya konsentrasi bahan tersebut menyebabkan pertumbuhan tumbuhan air ini akan meningkat dan akan mendominasi perairan, sehingga menganggu organisme lain bahkan bisa mematikan. Lautan biasanya menyerap karbondioksida dari atmosfer. Karena kadar karbondioksida atmosfer meningkat, lautan menjadi lebih asam. Potensi peningkatan keasaman laut dapat mempengaruhi kemampuan karang dan hewan bercangkang lainnya untuk membentuk cangkang atau rangka. Kehidupan laut dapat rentan terhadap pencemaran kebisingan atau suara dari sumber seperti kapal yang lewat, survei seismik eksplorasi minyak, dan frekuensi sonar angkatan laut. Perjalanan suara lebih cepat di laut daripada di udara. B. Insiden Montara Tumpahan minyak Montara adalah sebuah kejadian bocornya minyak mentah ke Laut Timor akibat meledak dan terbakarnya unit pengeboran West Atlas milik ladang minyak Montara (Wikipedia, 2012)1. Pencemaran Laut Timor oleh PTTEP, salah satu perusahaan pengeboran dari Thailand di ladang minyak Montara, Australia, Augustus 2009, sedang dinegosiasikan secara serius antara Indonesia, Timor Leste, Australia, dan pihak perusahaan pengebor. Kasus itu merupakan masalah hangat yang sedang dibicarakan ketiga negara dan perusahaan pencemar. Tumpahan minyak mentah di Laut Timor dilakukan perusahaan pengebor, 28 August 2009. Pascapencemaran, terjadi sejumlah kasus yang melanda masyarakat pesisir seperti gagal budidaya rumput laut, penghasilan tangkapan ikan berkurang, sejumlah jenis ikan berkurang, dan nelayan berkurang penghasilan (Kompas, 2012).2 Dikabarkan bahwa Minyak mentah serta partikel lainnya yang dimuntahkan dari ladang gas Montara itu rata-rata mencapai 500.000 liter setiap hari atau sekitar 1.200 barel,3 (Goblue, 2009) yang berdampak pada meluasnya daerah tercemar hingga sekitar 90.000 kilometer persegi dan mencapai 1 Tumpahan minyak Montara. http://id.wikipedia.org/wiki/Tumpahan_minyak_Montara 2 Pencemaran Laut Timor Dinegosiasikan Serius. http://regional.kompas.com/read/2012/09/23/19523067/Pencemaran.Laut.Timor.Dinegosiasikan.Serius. 3 Tumpahan Minyak Montara Terus Ancam Laut Timor http://www.goblue.or.id/tumpahan-minyak-montara-terus-ancam-laut-timor
  • 4. 4 perairan Indonesia dan mengancam kehidupan 17.000 masyarakat pesisir Laut Timor, Nusa Tenggara Timur (NTT).5 C. Sianida Di Laut Halmahera Nusa Halmehera Minerals (NML) adalah anak perusahan dari Australia Newcrest Mining Ltd. NML berbasis di Melbbourne–gordon golt dengan tingkat produksi emas per tahun kurang lebih 700 ribu ouncer. Perusahan Asing ini telah melakukan eksploitasi emas di Maluku Utara sejak tahun 190-an. Di Maluku Utara Ekspolitasi tersebut tepatnya dilakukan dibukit toguraci, gosowong dan sekitarnya yang berbatasan dengan dua kebupaten diantaranya, Kabupaten Halmahera Barat dan Kabupaten Halmahera Utara6 (Syarif, 2007). Tiga sungai di dekat lokasi tempat beroperasinya PT Nusa Halmahera Mineral (NHM) yang beroperasi di Ternate, Maluku Utara diduga tercemar limbah tambang milik perusahaan itu. Tiga sungai itu adalah Sambiki, Bora dan Tambobo yang bermuara ke Teluk Kao7 (Greenradio, 2011). Sejak penambangan emas yang dikelola PT Nusa Halmahera Mineral (NHM) beroperasi di Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara, banyak nelayan di pesisir Teluk Kao berhenti melaut. Kondisi serupa terjadi di pesisir di Teluk Kao lainnya, yakni Desa Balisosang, Malifut. Diduga hilangnya ikan teri dan udang di Teluk Kao terkait aktivitas penambangan emas. Limbah dari penambangan itu dibuang ke Sungai Kobok dan Bora di Malifut. Kedua sungai tersebut mengalir ke Teluk Kao. Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Maluku Utara Ismed Soelaiman mengatakan, hasil penelitian yang dilakukan Walhi, Februari 2010, air kedua sungai mengandung logam sianida di atas ambang batas yang diatur Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air 8 D. Arsen di Teluk Buyat Pencemaran laut akibat kegiatan penambangan PT. Newmont Minahasa Raya (NMR) terjadi mulai tahun 1996–1997 dengan 2000-5000 kubik ton limbah setiap hari di buang oleh PT. NMR ke perairan di teluk Buyat yang di mulai sejak Maret 1996. Menurut PT. NMR, buangan limbah tersebut, terbungkus lapisan termoklin pada kedalaman 82 meter9. Akibat kegiatan pertambangan skala besar oleh PT. Newmont Minahasa Raya (NMR), ekosistem perairan laut di teluk Buyat rusak parah akibat 4 Tumpahan minyak Montara http://mukhtar-api.blogspot.com/2012/09/tumpahan-minyak-montara.html 5 Tumpahan Minyak Montara Ancam 17 Ribu Rakyat Pesisir http://malthuf.wordpress.com/tumpahan-minyak-montara-ancam-17-ribu-rakyat- pesisir/ 6 Penambangan Nusa Halmahera Mineral’s di Maluku Utara (Sebuah Tinjauan Ekologi) http://boetila.blogspot.com/2007/12/penambangan- nusa-halmahera-minerals-di.html 7 PT NHM Diduga Cemari Teluk Kao http://www.greenradio.fm/news/latest/6627-pt-nhm-diduga-cemari-teluk-kao 8 Nelayan Teluk Kao Kehilangan Mata Pencaharian http://nasional.kompas.com/read/2011/04/11/03442562/ 9 PT. Newmont Minahasa Raya Pencemar Teluk Buyat http://pseudorechtspraak.wordpress.com/2012/04/06/pt-newmont-minahasa-raya- pencemar-teluk-buyat/
  • 5. buangan 2000 ton tailing setiap hari. Bukan saja itu, kondisi masyarakat di sekitar Teluk Buyat yang mengantungkan hidupnya dari hasil laut dan harus bertahan hidup di wilayah tersebut karena tekanan kemiskinan harus menerima akibat dari pencemaran dan perusakan ekosistem Perairan Teluk Buyat. Terkontaminasi logam berat arsen, lahan tangkapan ikan berpindah jauh ketengah laut, yang semuanya itu menurunkan kualitas hidup sebagian masyarakat Desa Buyat tepatnya masyarakat di dusun V Desa Buyat Pante. Limbah yang akan mengakibatkan biaya tambahan bagi masyarakat akibat kegiatan perusahaan yang seharusnya tidak keluar ke alam bebas, justru sengaja dikeluarkan melalui pipa sepanjang 900 meter dari tepi pantai Teluk Buyat10 (Kumurur, 2006). E. Limbah Mercury di Laut Buru Pencemaran air akibat penggunaan merkuri pada mesin pengolahan emas di kawasan tambang emas di Kabupaten Buru makin memprihatinkan. Limbah mercury bahkan sudah mencemari laut melalui sejumlah sungai. Akibatnya sejumlah biota laut di perairan laut Buru mulai mati11 (Moluken, 2012) dan Enam ribu hektare sawah Namlea kini tercemar buangan limbah air raksa atau zat mercury dari penambangan illegal. Pengunaan air raksa atau zat berbahaya mercury oleh para penambang ilegal ini, kini menimbulkan dampak buruk yang cukup luas. Selain tak terkontrol, aktivitas penambangan dengan meggunakan air raksa atau zat mercury ini kini bebas dan makin brutal. Ribuan hektare lahan kayu putih yang menjadi primadona Kabupaten Buru, kini rusak parah, selain itu tiga belas titik air sungai yang ada di Kabupaten Buru, kini diduga telah tercemar air raksa atau zat mercury. Aktivitas penambangan ilegal secara tradisional yang dilakukan dengan menggunakan air raksa atau zat mercury ini juga diduga telah mencemari laut di Teluk Namlea, Kabupaten Buru yang menjadi tempat mata pencaharian nelayan setempat12. F. Penegakan Hukum Kasus Pencemaran Laut Harus diakui dalam pengimplementasian dan penegakkan hukum (law enforcement) bidang kelautan di Indonesia masih lemah. Selama ini persoalan penegakan hukum dan peraturan di laut senantiasa tumpang tindih dan cenderung menciptakan konflik antar sektor pembangunan, institusi dan aparat pemerintah, serta konflik horizontal antar masyarakat. Untuk penegakan hukum lingkungan laut belum jelas dan terjadi carut marut, sehingga untuk menyelesaikan permasalahan ini diperlukan suatu badan hukum (badan khusus) yang menangani keselamatan dan keamanan di laut yang terdapat di wilayah yuridis dan untuk wilayah ZEE sudah 10 Pencemaran Perairan Teluk Buyat, Sulawesi Utara Indonesia http://veronicakumurur.blogspot.com/2006/08/oleh-veronica-kumurur-kasus- buyat.html 11 Pencemaran Limbah Mercury di Laut Buru Makin Memprihatinkan http://www.moluken.com/2012/09/19/pencemaran-limbah-mercury-di- laut-buru-makin-mprihatinkan/ 12 Penambangan Ilegal di Pulau Buru Kian Meluas http://news.liputan6.com/read/452904/penambangan-ilegal-di-pulau-buru-kian-meluas
  • 6. menjadi tanggung jawab TNI AL, seperti yang ada di negara USA dan Jepang terdapat suatu badan yang bertugas yaitu Coast Guard yang sesuai dengan aturan internasioanal (TZMKO). Oleh karenanya dibutuhkan perangkat hukum dan peraturan yang dapat menjamin interaksi antar sektor yang saling menguntungkan. Terdapatnya perangkat hukum membutuhkan aparatur penegak hukum yang memiliki komitmen untuk menegakkan peraturan. Tanpa itu semua, persoalan di laut dan pesisir akan menjadi tumpang tindih dan bermuara pada kerusakan lingkungan dan kemiskinan dalam masyarakat. Peran aparatur penegak hukum, seperti TNI, Polri, kejaksaan, dan pengadilan dalam pembangunan kelautan sangat penting dan strategis. Hal ini mengingat banyak kasus yang terjadi dalam pembangunan kelautan dilatarbelakangi oleh persoalan hukum. Contoh muktahir dari pentingnya peran hukum dalam pembangunan kelautan adalah kasus pertambangan baik di darat maupun di laut Indonesia. Kasus lemahnya penanganan hukum pada kasus-kasus pertambangan yang berakibat pada rusaknya ekosistem laut serta semakin memiskinkan masyarakat pesisir khususnya nelayan merupakan contoh kasus dari persoalan tumpang tindihnya peraturan dan kebijakan. Tumpang tindih peraturan itu membuat kegiatan penambangan membawa berbagai implikasi negatif bagi ekonomi, lingkungan, sosial, dan politik. Masyarakat di pesisir terutama nelayan yang menyandarkan diri pada kegiatan perikanan menderita kerugian. Kerusakan lingkungan perairan laut dihadapkan juga pada minimnya instrumen hukum dan peraturan perundang-undangan nasional yang lebih rinci dan komprehensif dalam mengatur pengelolaan wilayah pesisir dan perlindungan serta pelestarian lingkungan laut. Padahal Konvensi Hukum Laut 1982 yang lebih dikenal dengan Hukum Laut Internasional (United Nation Convention on the Law of The Sea/UNCLOS 1982)13 pada Bab XII sangat perinci dan komprehensif dalam mensikapi kerusakan lingkungan laut. Hukum dan peraturan perundang-undangan nasional (municipal law) yang terkait dengan pengelolaan wilayah pesisir dan laut masih sangat jauh dari yang diharapkan. Seperti Undang- undang (UU) No. 23 Tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup dan turunannya, yaitu Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran dan atau Perusakan Laut. UU No. 23 Tahun 1997 yang disebutkan “paling lengkap” itu ternyata sangat kering dan jauh dari bahasan perlindungan dan pelestarian lingkungan laut. Oleh karena itu, untuk lebih menciptakan kepastian dan kekuatan hukum dalam rangka mewujudkan kelestarian lingkungan di wilayah laut, 13 UNCLOS http://www.un.org/Depts/los/convention_agreements/texts/unclos/unclos_e.pdf
  • 7. maka RUU Lingkungan Hidup yang sedang dibahas dapat memuat butir-butir penting perlindungan dan pelestarian lingkungan laut sebagaimana yang dimuat dalam UNCLOS 1982. Patut diingatkan bahwa tatkala kita telah meratifikasi UNCLOS 1982 dengan UU No. 17 Tahun 1985, berarti kita telah menyepakati isinya, sehingga kita berkewajiban menuangkan dalam peraturan dan perundang-undangan nasional. Sebagai pihak yang paling bertanggung jawab, maka sudah semestinya pemerintah melakukan pengawasan dan pengelolaan secara serius, baik dengan cara membuat undang-undang yang jelas dan menegakkannya dengan sungguh-sungguh. Presiden periode 2004-2009 diharapkan memperhatikan pesan-pesan hukum masyarakat dunia ini demi kesejahteraan nasional, khususnya masyarakat nelayan dan pelestarian alam perairannya. Daftar Pustaka Goblue. 2009. Tumpahan Minyak Montara Terus Ancam Laut Timor http://www.goblue.or.id/tumpahan-minyak-montara-terus-ancam-laut-timor (di posting pada tanggal 26 Oktober 2009 dan di akses pada tanggal 23 November 2012) Greenradio. 2011. PT NHM Diduga Cemari Teluk Kao. http://www.greenradio.fm/news/latest/6627-pt- nhm-diduga-cemari-teluk-kao (di posting pada tanggal 18 August 2011 dan di akses pada tanggal 23 November 2012) Kumurur, V. 2006. Pencemaran Perairan Teluk Buyat, Sulawesi Utara Indonesia http://veronicakumurur.blogspot.com/2006/08/oleh-veronica-kumurur-kasus-buyat.html (di posting pada tanggal 19 Agustus 2006 dan di akses pada tanggal 23 November 2012) Kompas. 2011. Nelayan Teluk Kao Kehilangan Mata Pencaharian. http://nasional.kompas.com/read/2011/04/11/03442562/ (di posting pada tanggal 11 April 2011 dan di akses pada tanggal 23 November 2012) Kompas. 2012. Pencemaran Laut Timor Dinegosiasikan Serius http://regional.kompas.com/read/2012/09/23/19523067/Pencemaran.Laut.Timor.Dinegosiasika n.Serius. (di posting pada tanggal 23 September 2012 dan di akses pada tanggal 23 November 2012) Mukhtar. 2012. Tumpahan minyak Montara http://mukhtar-api.blogspot.com/2012/09/tumpahan- minyak-montara.html (di posting pada tanggal 10 September 2012 dan di akses pada tanggal 23 November 2012) Moluken. 2012. Pencemaran Limbah Mercury di Laut Buru Makin Memprihatinkan http://www.moluken.com/2012/09/19/pencemaran-limbah-mercury-di-laut-buru-makin- mprihatinkan/ (di posting pada tanggal 19 September 2012 dan di akses pada tanggal 23 November 2012) Syarif. 2007. Penambangan Nusa Halmahera Mineral’s di Maluku Utara (Sebuah Tinjauan Ekologi) http://boetila.blogspot.com/2007/12/penambangan-nusa-halmahera-minerals-di.html (di posting pada tanggal 20 Desember 2007 dan di akses pada tanggal 23 November 2012) Wikipedia, 2012. Tumpahan Minyak Montara. http://id.wikipedia.org/wiki/Tumpahan_minyak_Montara (di posting pada tanggal 26 Januari 2012 dan di akses pada tanggal 23 November 2012)