SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 9
PERILAKU KONSUMEN TUGAS 9 
PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP PEMBELIAN DAN KONSUMEN 
NAMA 
AGUS TOMI 
(NPM : 10212402) 
KELAS : 3EA09 
DOSEN – SUDARYONO 
UNIVERSITAS GUNADARMA – DEPOK 
TAHUN 2014 - 2015
BAB I 
Pendahuluan 
Latar Belakang 
Budaya merupakan konsep yang meliputi banyak hal (luas). Hal tersebut termasuk segala sesuatu 
dari pengaruh proses pemikiran individu dan perilakunya. Ketika budaya tidak menentukan sifat 
dasar dari frekuensi pada dorongan biologis seperti lapar atau seks, hal tersebut berpengaruh jika, 
kapan, dan bagaiman dorongan ini akan memberi kepuasan. Budaya adalah hal yang diperoleh. Ia 
nya tidak dimasukkan mewarisi respon dan kecenderungan. Bagaimanapun, semenjak perilaku 
manusia dari perilaku. Kerumitan dari masyarakat modern merupakan kesungguhan dimana budaya 
jarang memberikan ketentuan yang terperinci atas perilaku yang tepat. Budaya terutama dijalankan 
oleh keadaan yang batasannya cukup bebas pada perilaku individu dan oleh pengaruh fungsinya dari 
institusi seperti keluarga dan media massa. Kemudian, budaya memberikan kerangka dalam yang 
mana individu dan rumah tanga gaya hidup menyusun. Batasan dimana perangkat budaya dalam 
perilaku disebut norma, yang merupakan aturan sederhana dimana menentukan atau melarang 
beberapa perilaku dalam situasi yang spesifik. Norma dijalankan dari nilai budaya. Dimana nilai 
budaya adalah kepercayaan yang dipertahankan dimana menguatkan apa yang diinginkan. 
Pelanggaran dari norma budaya berakhir dengan sangsi yang merupakan hukuman dari pencelaan 
sosial yang ringan untuk dibuang dari kelompok. 
Tujuan 
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana 
kebudayaan mempengaruhi pembelian dan konsumsi seseorang. Untuk mengetahui apakah teori 
yang diterima oleh pemasar selama ini sesuai dengan pembelian dan konsumsi masyarakat. 
Rumusan masalah 
1. Pengertian kebudayaan? 
2. Dimanakah seseorang menemukan nilai-nilai yang dianutnya? 
3. Pengaruh kebudayaan terhadap perilaku konsumen ? 
4. Dampak nilai-nilai inti terhadap pemasar ? 
BAB II 
Pembahasan
1. PENGERTIAN KEBUDAYAAN 
Kebudayaan dalam bahasa Inggris disebut culture. Kata tersebut sebenarnya berasal dari bahasa 
Latin = colere yang berarti pemeliharaan, pengolahan tanah menjadi tanah pertanian. Sedangkan 
kata budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu kata buddayah. Kata buddayah berasal dari kata 
budhi atau akal. Manusia memiliki unsur-unsur potensi budaya yaitu pikiran (cipta), rasa dan 
kehendak (karsa). Hasil ketiga potensi budaya itulah yang disebut kebudayaan. Dengan kata lain 
kebudayaan adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. 
Dengan cipta manusia mengembangkan kemampuan alam pikir yang menimbulkan ilmu 
pengetahuan. Dengan rasa manusia menggunakan panca inderanya yang menimbulkan karya-karya 
seni atau kesenian. Dengan karsa manusia menghendaki kesempurnaan hidup, kemuliaan dan 
kebahagiaan sehingga berkembanglah kehidupan beragama dan kesusilaan. 
Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 
1. kebudayaan itu hanya dimiliki oleh masyarakat manusia; 
2. kebudayaan itu tidak diturunkan secara biologis melainkan diperoleh melalui proses belajar; dan 
3. kebudayaan itu didapat, didukung dan diteruskan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. 
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw 
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh 
kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural- 
Determinism. 
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di 
dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan 
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. 
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan 
cipta masyarakat. Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan 
adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan 
yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu 
bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh 
manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, 
misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang 
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. 
2. TEMPAT SESEORANG MENEMUKAN NILAI-NILAI YANG DIANUTNYA
Individu tidak lahir dengan membawa nilai-nilai (values). Nilai-nilai ini diperoleh dan berkembang 
melalui informasi, lingkungan keluarga, serta budaya sepanjang perjalanan hidupnya. Mereka belajar 
dari keseharian dan menentukan tentang nilai-nilai mana yang benar dan mana yang salah. Untuk 
memahami perbedaan nilai-nilai kehidupan ini sangat tergantung pada situasi dan kondisi dimana 
mereka tumbuh dan berkembang. Nilai-nilai tersebut diambil dengan berbagai cara antara lain: 
(1) Model atau contoh, dimana individu belajar tentang nilai-nilai yang baik atau buruk melalui 
observasi perilaku keluarga, sahabat, teman sejawat dan masyarakat lingkungannya dimana dia 
bergaul; 
(2) Moralitas, diperoleh dari keluarga, ajaran agama, sekolah, dan institusi tempatnya bekerja dan 
memberikan ruang dan waktu atau kesempatan kepada individu untuk mempertimbangkan nilai-nilai 
yang berbeda. 
(3) Sesuka hati adalah proses dimana adaptasi nilai-nilai ini kurang terarah dan sangat tergantung 
kepada nilai-nilai yang ada di dalam diri seseorang dan memilih serta mengembangkan sistem nilai-nilai 
tersebut menurut kemauan mereka sendiri. Hal ini lebih sering disebabkan karena kurangnya 
pendekatan, atau tidak adanya bimbingan atau pembinaan sehingga dapat menimbulkan 
kebingungan, dan konflik internal bagi individu tersebut. 
(4) Penghargaan dan Sanksi : Perlakuan yang biasa diterima seperti: mendapatkan penghargaan bila 
menunjukkan perilaku yang baik, dan sebaliknya akan mendapat sanksi atau hukuman bila 
menunjukkan perilaku yang tidak baik. 
(5) Tanggung jawab untuk memilih : adanya dorongan internal untuk menggali nilai-nilai tertentu 
dan mempertimbangkan konsekuensinya untuk diadaptasi. Disamping itu, adanya dukungan dan 
bimbingan dari seseorang yang akan menyempurnakan perkembangan sistem nilai dirinya sendiri. 
3. PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP PERILAKU KONSUMEN 
Pengertian perilaku konsumen menurut Shiffman dan Kanuk (2000) adalah perilaku yang 
diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan 
produk, jasa, atau ide yang diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan 
kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan. Selain itu perilaku 
konsumen menurut Loudon dan Della Bitta (1993) adalah proses pengambilan keputusan dan 
kegiatan fisik individu-individu yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, 
menggunakan, atau mengabaikan barang-barang dan jasa-jasa. Menurut Ebert dan Griffin (1995) 
consumer behavior dijelaskan sebagai upaya konsumen untuk membuat keputusan tentang suatu 
produk yang dibeli dan dikonsumsi. 
Model perilaku konsumen
Konsumen mengambil banyak macam keputusan membeli setiap hari. Kebanyakan perusahaan 
besar meneliti keputusan membeli konsumen secara amat rinci untuk menjawab pertanyaan 
mengenai apa yang dibeli konsumen, dimana mereka membeli, bagaimana dan berapa banyak 
mereka membeli, serta mengapa mereka membeli. 
Faktor Budaya 
Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen. Pengiklan 
harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas social pembeli. 
Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya 
merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh seorang 
anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya. Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya 
– sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik 
untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, 
kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis. Banyak subbudaya membentuk segmen pasar 
penting dan pemasar seringkali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan 
dengan kebutuhan konsumen. 
Kelas-kelas sosial adalah masyarakat yang relatif permanen dan bertahan lama dalam suatu 
masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku 
yang serupa. Kelas sosial bukan ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi 
diukur dari kombinasi pendapatan, pekerjaan, pendidikan, kekayaan dan variable lain. 
Pengaruh Budaya Yang Tidak Disadari 
Dengan adanya kebudayaan, perilaku konsumen mengalami perubahan . Dengan memahami 
beberapa bentuk budaya dari masyarakat, dapat membantu pemasar dalam memprediksi 
penerimaan konsumen terhadap suatu produk. Pengaruh budaya dapat mempengaruhi masyarakat 
secara tidak sadar. Pengaruh budaya sangat alami dan otomatis sehingga pengaruhnya terhadap 
perilaku sering diterima begitu saja. 
Pengaruh Budaya dapat Memuaskan Kebutuhan 
Budaya yang ada di masyarakat dapat memuaskan kebutuhan masyarakat. Budaya dalam suatu 
produk yang memberikan petunjuk, dan pedoman dalam menyelesaikan masalah dengan 
menyediakan metode “Coba dan buktikan” dalam memuaskan kebutuhan fisiologis, personal dan 
sosial. Misalnya dengan adanya budaya yang memberikan peraturan dan standar mengenai kapan 
waktu kita makan, dan apa yang harus dimakan tiap waktu seseorang pada waktu makan. Begitu 
juga hal yang sama yang akan dilakukan konsumen misalnya sewaktu mengkonsumsi makanan 
olahan dan suatu obat. 
Pengaruh Budaya dapat Dipelajari 
Budaya dapat dipelajari sejak seseorang sewaktu masih kecil, yang memungkinkan seseorang mulai 
mendapat nilai-nilai kepercayaan dan kebiasaan dari lingkungan yang kemudian membentuk budaya 
seseorang. Berbagai macam cara budaya dapat dipelajari. Seperti yang diketahui secara umum yaitu 
misalnya ketika orang dewasa dan rekannya yang lebih tua mengajari anggota keluarganya yang 
lebih muda mengenai cara berperilaku. Ada juga misalnya seorang anak belajar dengan meniru
perilaku keluarganya, teman atau pahlawan di televisi. Begitu juga dalam dunia industri, perusahaan 
periklanan cenderung memilih cara pembelajaran secara informal dengan memberikan model untuk 
ditiru 
masyarakat.Misalnya dengan adanya pengulangan iklan akan dapat membuat nilai suatu produk dan 
pembentukan kepercayaan dalam diri masyarakat. Seperti biasanya iklan sebuah produk akan 
berupaya mengulang kembali akan iklan suatu produk yang dapat menjadi keuntungan dan 
kelebihan dari produk itu sendiri. Iklan itu tidak hanya mampu mempengaruhi persepsi sesaat 
konsumen mengenai keuntungan dari suatu produk, namun dapat juga memepengaruhi persepsi 
generasi mendatang mengenai keuntungan yang akan didapat dari suatu kategori produk tertentu. 
Pengaruh Budaya yang Berupa Tradisi 
Tradisi adalah aktivitas yang bersifat simbolis yang merupakan serangkaian langkah-langkah 
(berbagai perilaku) yang muncul dalam rangkaian yang pasti dan terjadi berulang-ulang. Tradisi yang 
disampaikan selama kehidupan manusia, dari lahir hingga mati. Hal ini bisa jadi sangat bersifat 
umum. Hal yang penting dari tradisi ini untuk para pemasar adalah fakta bahwa tradisi cenderung 
masih berpengaruh terhadap masyarakat yang menganutnya. Misalnya yaitu natal, yang selalu 
berhubungan dengan pohon cemara. Dan untuk tradisi-tradisi misalnya pernikahan, akan 
membutuhkan perhiasan-perhiasan sebagai perlengkapan acara tersebut. 
4. DAMPAK NILAI – NILAI INTI TERHADAP PEMASAR 
Kebutuhan 
Konsep dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia adalah 
pernyataan dari rasa kahilangan, dan manusia mempunyai banyak kebutuhan yang kompleks. 
Kebutuhan manusia yang kompleks tersebut karena ukan hanya fisik (makanan, pakaian, perumahan 
dll), tetapi juga rasa aman, aktualisasi diri, sosialisasi, penghargaan, kepemilikan. Semua kebutuhan 
berasal dari masyarakat konsumen, bila tidak puas consumen akan mencari produk atau jasa yang 
dapat memuaskan kebutuhan tersebut. 
Keinginan 
Bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaza dan kepribadian individual dinamakan 
keinginan. Keinginan digambarkan dalam bentuk obyek yang akan memuaskan kebutuhan mereka 
atau keinginan adalah hasrat akan penawar kebutuhan yang spesifik. Masyarakat yang semakin 
berkembang, keinginannya juga semakin luas, tetapi ada keterbatasan dana, waktu, tenaga dan 
ruang, sehingga dibutuhkan perusahaan yang bisa memuaskan keinginan sekaligus memenuhi 
kebutuhan manusia dengan menenbus keterbatasan tersebut, paling tidak meminimalisasi 
keterbatasan sumber daya. Contoh : manusia butuh makan, tetapi keinginan untuk memuaskan 
lapar tersebut terhgantung dari budayanya dan lingkungan tumbuhnya. 
Permintaan
Dengan keinginan dan kebutuhan serta keterbatasan sumber daya tersebut, akhirnya manusia 
menciptakan permintaan akan produk atau jasa dengan manfaat yang paling memuaskan. Sehingga 
muncullah istilah permintaan, yaitu keinginan menusia akan produk spesifik yang didukung oleh 
kemampuan dan ketersediaan untuk membelinya. 
5. PERUBAHAN NILAI 
Budaya juga perlu mengalami perubahan nilai. Ada beberapa aspek dari perlunya perluasan 
perubahan budaya yaitu : 
1. Budaya merupakan konsep yang meliputi banyak hal atau luas. Hal tersebut termasuk segala 
sesuatu dari pengaruh proses pemikiran individu dan perilakunya. Ketika budaya tidak menentukan 
sifat dasar dari frekuensi pada dorongan biologis seperti lapar, hal tersebut berpengaruh jika waktu 
dan cara dari dorongan ini akan memberi kepuasan. 
2. Budaya adalah hal yang diperoleh. Namun tidak memaksudkan mewarisi respon dan 
kecenderungan. Bagaimanapun juga, bermula dari perilaku manusia tersebut. 
3. Kerumitan dari masyarakat modern yang merupakan kebenaran budaya yang jarang memberikan 
ketentuan yang terperinci atas perilaku yang tepat. 
Variasi nilai perubahan dalam nilai budaya terhadap pembelian dan konsumsi 
Nilai budaya memberikan dampak yang lebih pada perilaku konsumen dimana dalam hal ini 
dimasukkan kedalam kategori-kategori umum yaitu berupa orientasi nilai-nilai lainnya yaitu 
merefleksi gambaran masyarakat dari hubungan yang tepat antara individu dan kelompok dalam 
masyarakat. Hubungan ini mempunyai pengaruh yang utama dalam praktek pemasaran. Sebagai 
contoh, jika masyarakat menilai aktifitas kolektif, konsumen akan melihat kearah lain pada pedoman 
dalam keputusan pembelanjaan dan tidak akan merespon keuntungan pada seruan promosi untuk 
“menjadi seorang individual”. Dan begitu juga pada budaya yang individualistik. Sifat dasar dari nilai 
yang terkait ini termasuk individual/kolektif, kaum muda/tua, meluas/batas keluarga, 
maskulin/feminim, persaingan/kerjasama, dan perbedaan/keseragaman. 
Individual/kolektif 
Budaya individualis terdapat pada budaya Amerika, Australia, Inggris, Kanada, New Zealand, dan 
Swedia. Sedangkan Taiwan, Korea, Hongkong, Meksiko, Jepang, India, dan Rusia lebih kolektifis 
dalam orientasi mereka. Nilai ini adalah faktor kunci yang membedakan budaya, dan konsep diri 
yang berpengaruh besar pada individu. Tidak mengherankan, konsumen dari budaya yang memiliki 
perbedaan nilai, berbeda pula reaksi mereka pada produk asing, iklan, dan sumber yang lebih disukai 
dari suatu informasi. Seperti contoh, konsumen dari Negara yang lebih kolektifis cenderung untuk 
menjadi lebih suka meniru dan kurang inovatif dalam pembelian mereka dibandingkan dengan
budaya individualistik. Dalam tema yang diangkat seperti ” be your self” dan “stand out”, mungkin 
lebih efektif dinegara amerika tapi secara umum tidak di negara Jepang, Korea, atau Cina. 
Usia muda/tua 
Dalam hal ini apakah dalam budaya pada suatu keluarga, anak-anak sebagai kaum muda lebih 
berperan dibandingkan dengan orang dewasa dalam pembelian. Dengan kata lain adalah melihat 
faktor budaya yang lebih bijaksana dalam melihat sisi dari peran usia. Seperti contoh di Negara 
kepulauan Fiji, para orang tua memilih untuk menyenangkan anak mereka dengan membeli suatu 
barang. Hal ini berbeda dengan para orang tua di Amerika yang memberikan tuntutan yang positif 
bagi anak mereka. Disamping itu, walaupun Cina memiliki kebijakan yang mengharuskan untuk 
membatasi keluarga memiliki lebih dari satu anak, tetapi bagi budaya mereka anak merupakan 
“kaisar kecil” bagi mereka. Jadi, apapun yang mereka inginkan akan segera dipenuhi. Dengan kata 
lain, penting untuk diingat bahwa segmen tradisional dan nilai masih berpengaruh dan pera pemasar 
harus menyesuaikan bukan hanya pada lintas budaya melainkan juga pada budaya didalamnya. 
Luas/batasan keluarga 
Yang dimaksud disini adalah bagaimana keluarga dalam suatu budaya membuat suatu keputusan 
penting bagi anggota keluarganya. Dengan kata lain apakah peran orang dewasa (orang tua) 
memiliki kebijakan yang lebih dalam memutuskan apa yang terbaik bagi anaknya. Atau malah 
sebaliknya anak-anak memberi keputusan sendiri apa yang terbaik bagi diri mereka sendiri. Dan bisa 
dikatakan juga bahwa pengaruh pembelian oleh orang tua akan berpengaruh untuk seterusnya pada 
anak. Seperti contoh pada beberapa budaya yaitu seperti di Meksiko, sama halnya dengan Amerika, 
peran orang dewasa sangat berpengaruh. Para orang tua lebih memiliki kecenderungan dalam 
mengambil keputusan dalam membeli. Begitu juga para orang dewasa muda di Thailand yang hidup 
sendiri diluar dari orang tua atau keluarga mereka. Tetapi ketergantungan dalam membeli masih 
dipengaruhi oleh orang tua maupun keluarga mereka. Yang lain halnya di India, sesuatu hal yang 
akan dibeli diputuskan bersama-sama dalam satu keluarga yaitu seperti diskusi keluarga diantara 
mereka. 
BAB III 
Penutup 
Kesimpulan 
Kebudayaan yang semakin berkembang mengakibatkan pembelian dan konsumsi yang berubah pula. 
Kebudayaan secara tidak langsung telah mempengaruhi dalam segala aspek kehidupan manusia. 
Para pemasar dapat melihat perkembangan kebudayaan dengan cara melalui penjualan produk yang 
dijual pada konsumen serta pengaruhnya terhadap pembelian dan konsumsi mereka. Seraya melihat 
perubahan-perubahan nilai kebudayaan yang terjadi pada masyarakat. 
Saran 
Diharapkan para pemasar dapat meramal dan melihat peluang dari kebudayaan yang dapat 
mempengaruhi pembelian dan konsumen dimasa mendatang. Perkembangan pembelian dan
konsumsi seseorang hendaknya mengikuti perkembangan kebudayaan masyarakat di suatu wilayah 
pemasaran tersebut. Dalam perkembangan kebudayaan diharapkan teknologi dalam pembuatan 
produk dapat ditingkatkan sehingga pembelian dan konsumsi dapat meningkat pula.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt? (16)

Materi perilaku konsumen putri wulan eka gw 15210470
Materi perilaku konsumen putri wulan eka gw 15210470Materi perilaku konsumen putri wulan eka gw 15210470
Materi perilaku konsumen putri wulan eka gw 15210470
 
Pembahasan analisis perilaku konsumen
Pembahasan   analisis perilaku konsumenPembahasan   analisis perilaku konsumen
Pembahasan analisis perilaku konsumen
 
Perilaku konsumen
Perilaku konsumenPerilaku konsumen
Perilaku konsumen
 
Tugas soft skill ke 6
Tugas soft skill ke 6Tugas soft skill ke 6
Tugas soft skill ke 6
 
Rangkuman mata kuliah perilaku konsumen
Rangkuman mata kuliah perilaku konsumenRangkuman mata kuliah perilaku konsumen
Rangkuman mata kuliah perilaku konsumen
 
Perilaku konsumen prof ujang 12. lingkungan situasi konsumen
Perilaku konsumen prof ujang 12. lingkungan situasi konsumenPerilaku konsumen prof ujang 12. lingkungan situasi konsumen
Perilaku konsumen prof ujang 12. lingkungan situasi konsumen
 
Tugas softskill perilaku konsumen Rangkuman BAB 1 & 2
Tugas softskill perilaku konsumen Rangkuman BAB 1 & 2Tugas softskill perilaku konsumen Rangkuman BAB 1 & 2
Tugas softskill perilaku konsumen Rangkuman BAB 1 & 2
 
Psikologi konsumen (Psikologi Industri)
Psikologi konsumen (Psikologi Industri)Psikologi konsumen (Psikologi Industri)
Psikologi konsumen (Psikologi Industri)
 
Makalah psikologi konsumen
Makalah psikologi konsumenMakalah psikologi konsumen
Makalah psikologi konsumen
 
Konsep dasar perilaku konsumen
Konsep dasar perilaku konsumenKonsep dasar perilaku konsumen
Konsep dasar perilaku konsumen
 
perilaku konsumen
perilaku konsumenperilaku konsumen
perilaku konsumen
 
Modul perilaku konsumen-1
Modul perilaku konsumen-1Modul perilaku konsumen-1
Modul perilaku konsumen-1
 
contoh karya tulis tentang perilaku konsumtif
contoh karya tulis tentang perilaku konsumtifcontoh karya tulis tentang perilaku konsumtif
contoh karya tulis tentang perilaku konsumtif
 
Resume Perilaku Konsumen
Resume Perilaku KonsumenResume Perilaku Konsumen
Resume Perilaku Konsumen
 
Perilaku konsumen tugas 1
Perilaku konsumen   tugas 1Perilaku konsumen   tugas 1
Perilaku konsumen tugas 1
 
Tugas
TugasTugas
Tugas
 

Andere mochten auch

PERILAKU KONSUMEN 1 & 2
PERILAKU KONSUMEN 1 & 2PERILAKU KONSUMEN 1 & 2
PERILAKU KONSUMEN 1 & 2
nebiil
 
Chapter12influence of-culture-on-consumer-behavior-091011084930-phpapp02
Chapter12influence of-culture-on-consumer-behavior-091011084930-phpapp02Chapter12influence of-culture-on-consumer-behavior-091011084930-phpapp02
Chapter12influence of-culture-on-consumer-behavior-091011084930-phpapp02
Dr. Ravneet Kaur
 
Culture of Consumer Behavior
Culture of Consumer BehaviorCulture of Consumer Behavior
Culture of Consumer Behavior
Rupesh Poddar
 

Andere mochten auch (17)

Perilaku konsumen prof ujang 8. budaya
Perilaku konsumen prof ujang 8. budayaPerilaku konsumen prof ujang 8. budaya
Perilaku konsumen prof ujang 8. budaya
 
Budaya dan Perilaku Konsumen
Budaya dan Perilaku KonsumenBudaya dan Perilaku Konsumen
Budaya dan Perilaku Konsumen
 
Apotek Hjärtat - Acando Inspiration Day
Apotek Hjärtat - Acando Inspiration DayApotek Hjärtat - Acando Inspiration Day
Apotek Hjärtat - Acando Inspiration Day
 
Perilaku konsumen
Perilaku konsumenPerilaku konsumen
Perilaku konsumen
 
Laporan praktikum analisis deskriptif (ketersediaan fasilitas kesehatan berup...
Laporan praktikum analisis deskriptif (ketersediaan fasilitas kesehatan berup...Laporan praktikum analisis deskriptif (ketersediaan fasilitas kesehatan berup...
Laporan praktikum analisis deskriptif (ketersediaan fasilitas kesehatan berup...
 
Pertemuan 5
Pertemuan 5Pertemuan 5
Pertemuan 5
 
Perilaku konsumen prof ujang 5. proses belajar konsumen www.sekolahbisnisind...
Perilaku konsumen prof ujang 5. proses belajar konsumen  www.sekolahbisnisind...Perilaku konsumen prof ujang 5. proses belajar konsumen  www.sekolahbisnisind...
Perilaku konsumen prof ujang 5. proses belajar konsumen www.sekolahbisnisind...
 
Ppt aspekperilakukonsumen
Ppt aspekperilakukonsumenPpt aspekperilakukonsumen
Ppt aspekperilakukonsumen
 
Bab 7. pengambilan keputusan o leh konsumen
Bab 7. pengambilan keputusan o leh konsumenBab 7. pengambilan keputusan o leh konsumen
Bab 7. pengambilan keputusan o leh konsumen
 
Perilaku konsumen_AB.4
Perilaku konsumen_AB.4Perilaku konsumen_AB.4
Perilaku konsumen_AB.4
 
Cara Mendirikan Karang Taruna
Cara Mendirikan Karang TarunaCara Mendirikan Karang Taruna
Cara Mendirikan Karang Taruna
 
Presentasi sistem informasi akuntansi pada apotek kimia farma
Presentasi sistem informasi akuntansi pada apotek kimia farmaPresentasi sistem informasi akuntansi pada apotek kimia farma
Presentasi sistem informasi akuntansi pada apotek kimia farma
 
PERILAKU KONSUMEN 1 & 2
PERILAKU KONSUMEN 1 & 2PERILAKU KONSUMEN 1 & 2
PERILAKU KONSUMEN 1 & 2
 
Chapter12influence of-culture-on-consumer-behavior-091011084930-phpapp02
Chapter12influence of-culture-on-consumer-behavior-091011084930-phpapp02Chapter12influence of-culture-on-consumer-behavior-091011084930-phpapp02
Chapter12influence of-culture-on-consumer-behavior-091011084930-phpapp02
 
Chapter 12 Influence Of Culture On Consumer Behavior
Chapter 12 Influence Of Culture On Consumer BehaviorChapter 12 Influence Of Culture On Consumer Behavior
Chapter 12 Influence Of Culture On Consumer Behavior
 
Culture of Consumer Behavior
Culture of Consumer BehaviorCulture of Consumer Behavior
Culture of Consumer Behavior
 
Consumer Behavior
Consumer BehaviorConsumer Behavior
Consumer Behavior
 

Ähnlich wie Perilaku konsumen tugas 9

Tugas soft skill ke 6
Tugas soft skill ke 6Tugas soft skill ke 6
Tugas soft skill ke 6
Mira Erviana
 
Tugas soft skill ke 6
Tugas soft skill ke 6Tugas soft skill ke 6
Tugas soft skill ke 6
Mira Erviana
 
Tugas soft skill ke 6
Tugas soft skill ke 6Tugas soft skill ke 6
Tugas soft skill ke 6
Mira Erviana
 
Tugas soft skill ke 6
Tugas soft skill ke 6Tugas soft skill ke 6
Tugas soft skill ke 6
Mira Erviana
 
perilaku konsumen perilaku konsumen perilaku konsumen perilaku konsumen
perilaku konsumen perilaku konsumen perilaku konsumen perilaku konsumenperilaku konsumen perilaku konsumen perilaku konsumen perilaku konsumen
perilaku konsumen perilaku konsumen perilaku konsumen perilaku konsumen
wawanangriawan
 
sajian antropologi Konsep kebudayaan
sajian antropologi Konsep kebudayaansajian antropologi Konsep kebudayaan
sajian antropologi Konsep kebudayaan
desliana_korea
 
Bagaimana cara kebudayaan mempengaruhi konsep diri
Bagaimana cara kebudayaan mempengaruhi konsep diriBagaimana cara kebudayaan mempengaruhi konsep diri
Bagaimana cara kebudayaan mempengaruhi konsep diri
Raffy Mundung
 
Presentation4
Presentation4Presentation4
Presentation4
DEDI91
 

Ähnlich wie Perilaku konsumen tugas 9 (20)

Tugas soft skill ke 6
Tugas soft skill ke 6Tugas soft skill ke 6
Tugas soft skill ke 6
 
Tugas soft skill ke 6
Tugas soft skill ke 6Tugas soft skill ke 6
Tugas soft skill ke 6
 
Tugas soft skill ke 6
Tugas soft skill ke 6Tugas soft skill ke 6
Tugas soft skill ke 6
 
Tugas soft skill ke 6
Tugas soft skill ke 6Tugas soft skill ke 6
Tugas soft skill ke 6
 
Budaya Perilaku Konsumen.ppt
Budaya  Perilaku Konsumen.pptBudaya  Perilaku Konsumen.ppt
Budaya Perilaku Konsumen.ppt
 
Rainbow
RainbowRainbow
Rainbow
 
Kebudayaan (peradaban) ilmu budaya dasar
Kebudayaan (peradaban) ilmu budaya dasarKebudayaan (peradaban) ilmu budaya dasar
Kebudayaan (peradaban) ilmu budaya dasar
 
perilaku konsumen perilaku konsumen perilaku konsumen perilaku konsumen
perilaku konsumen perilaku konsumen perilaku konsumen perilaku konsumenperilaku konsumen perilaku konsumen perilaku konsumen perilaku konsumen
perilaku konsumen perilaku konsumen perilaku konsumen perilaku konsumen
 
Sosbud 1
Sosbud 1Sosbud 1
Sosbud 1
 
sajian antropologi Konsep kebudayaan
sajian antropologi Konsep kebudayaansajian antropologi Konsep kebudayaan
sajian antropologi Konsep kebudayaan
 
aplikasi konsep keperawatan lintas budaya.ppt
aplikasi konsep keperawatan lintas budaya.pptaplikasi konsep keperawatan lintas budaya.ppt
aplikasi konsep keperawatan lintas budaya.ppt
 
Bagaimana cara kebudayaan mempengaruhi konsep diri
Bagaimana cara kebudayaan mempengaruhi konsep diriBagaimana cara kebudayaan mempengaruhi konsep diri
Bagaimana cara kebudayaan mempengaruhi konsep diri
 
Perilaku konsumen
Perilaku konsumenPerilaku konsumen
Perilaku konsumen
 
Makalah sosial budaya STIP WUNA
Makalah sosial budaya STIP WUNA Makalah sosial budaya STIP WUNA
Makalah sosial budaya STIP WUNA
 
Komunikasi Lintas Budaya, kebudayaan konteks komunikasi
Komunikasi Lintas Budaya, kebudayaan konteks komunikasiKomunikasi Lintas Budaya, kebudayaan konteks komunikasi
Komunikasi Lintas Budaya, kebudayaan konteks komunikasi
 
Perilaku konsumen
Perilaku konsumenPerilaku konsumen
Perilaku konsumen
 
Makalah sosial budaya
Makalah sosial budayaMakalah sosial budaya
Makalah sosial budaya
 
Presentation4
Presentation4Presentation4
Presentation4
 
Nilai-nilai Kultural Masyarakat Indonesia.pptx
Nilai-nilai Kultural Masyarakat Indonesia.pptxNilai-nilai Kultural Masyarakat Indonesia.pptx
Nilai-nilai Kultural Masyarakat Indonesia.pptx
 
Perilaku konsumen
Perilaku konsumenPerilaku konsumen
Perilaku konsumen
 

Kürzlich hochgeladen

presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianpresentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
HALIABUTRA1
 
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get CytotecAbortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
jaanualu31
 
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okebsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
galuhmutiara
 
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotecAbortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 

Kürzlich hochgeladen (18)

kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
 
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianpresentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
 
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get CytotecAbortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
 
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptxTEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
 
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptKarakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
 
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
 
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
 
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptxPEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
 
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptPresentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
 
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaanReview Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
 
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdfSlide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
 
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okebsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
 
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptxMETODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
 
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsungSaham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
 
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
 
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.pptsejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
 
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotecAbortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
 

Perilaku konsumen tugas 9

  • 1. PERILAKU KONSUMEN TUGAS 9 PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP PEMBELIAN DAN KONSUMEN NAMA AGUS TOMI (NPM : 10212402) KELAS : 3EA09 DOSEN – SUDARYONO UNIVERSITAS GUNADARMA – DEPOK TAHUN 2014 - 2015
  • 2. BAB I Pendahuluan Latar Belakang Budaya merupakan konsep yang meliputi banyak hal (luas). Hal tersebut termasuk segala sesuatu dari pengaruh proses pemikiran individu dan perilakunya. Ketika budaya tidak menentukan sifat dasar dari frekuensi pada dorongan biologis seperti lapar atau seks, hal tersebut berpengaruh jika, kapan, dan bagaiman dorongan ini akan memberi kepuasan. Budaya adalah hal yang diperoleh. Ia nya tidak dimasukkan mewarisi respon dan kecenderungan. Bagaimanapun, semenjak perilaku manusia dari perilaku. Kerumitan dari masyarakat modern merupakan kesungguhan dimana budaya jarang memberikan ketentuan yang terperinci atas perilaku yang tepat. Budaya terutama dijalankan oleh keadaan yang batasannya cukup bebas pada perilaku individu dan oleh pengaruh fungsinya dari institusi seperti keluarga dan media massa. Kemudian, budaya memberikan kerangka dalam yang mana individu dan rumah tanga gaya hidup menyusun. Batasan dimana perangkat budaya dalam perilaku disebut norma, yang merupakan aturan sederhana dimana menentukan atau melarang beberapa perilaku dalam situasi yang spesifik. Norma dijalankan dari nilai budaya. Dimana nilai budaya adalah kepercayaan yang dipertahankan dimana menguatkan apa yang diinginkan. Pelanggaran dari norma budaya berakhir dengan sangsi yang merupakan hukuman dari pencelaan sosial yang ringan untuk dibuang dari kelompok. Tujuan Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana kebudayaan mempengaruhi pembelian dan konsumsi seseorang. Untuk mengetahui apakah teori yang diterima oleh pemasar selama ini sesuai dengan pembelian dan konsumsi masyarakat. Rumusan masalah 1. Pengertian kebudayaan? 2. Dimanakah seseorang menemukan nilai-nilai yang dianutnya? 3. Pengaruh kebudayaan terhadap perilaku konsumen ? 4. Dampak nilai-nilai inti terhadap pemasar ? BAB II Pembahasan
  • 3. 1. PENGERTIAN KEBUDAYAAN Kebudayaan dalam bahasa Inggris disebut culture. Kata tersebut sebenarnya berasal dari bahasa Latin = colere yang berarti pemeliharaan, pengolahan tanah menjadi tanah pertanian. Sedangkan kata budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu kata buddayah. Kata buddayah berasal dari kata budhi atau akal. Manusia memiliki unsur-unsur potensi budaya yaitu pikiran (cipta), rasa dan kehendak (karsa). Hasil ketiga potensi budaya itulah yang disebut kebudayaan. Dengan kata lain kebudayaan adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan cipta manusia mengembangkan kemampuan alam pikir yang menimbulkan ilmu pengetahuan. Dengan rasa manusia menggunakan panca inderanya yang menimbulkan karya-karya seni atau kesenian. Dengan karsa manusia menghendaki kesempurnaan hidup, kemuliaan dan kebahagiaan sehingga berkembanglah kehidupan beragama dan kesusilaan. Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. kebudayaan itu hanya dimiliki oleh masyarakat manusia; 2. kebudayaan itu tidak diturunkan secara biologis melainkan diperoleh melalui proses belajar; dan 3. kebudayaan itu didapat, didukung dan diteruskan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural- Determinism. Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. 2. TEMPAT SESEORANG MENEMUKAN NILAI-NILAI YANG DIANUTNYA
  • 4. Individu tidak lahir dengan membawa nilai-nilai (values). Nilai-nilai ini diperoleh dan berkembang melalui informasi, lingkungan keluarga, serta budaya sepanjang perjalanan hidupnya. Mereka belajar dari keseharian dan menentukan tentang nilai-nilai mana yang benar dan mana yang salah. Untuk memahami perbedaan nilai-nilai kehidupan ini sangat tergantung pada situasi dan kondisi dimana mereka tumbuh dan berkembang. Nilai-nilai tersebut diambil dengan berbagai cara antara lain: (1) Model atau contoh, dimana individu belajar tentang nilai-nilai yang baik atau buruk melalui observasi perilaku keluarga, sahabat, teman sejawat dan masyarakat lingkungannya dimana dia bergaul; (2) Moralitas, diperoleh dari keluarga, ajaran agama, sekolah, dan institusi tempatnya bekerja dan memberikan ruang dan waktu atau kesempatan kepada individu untuk mempertimbangkan nilai-nilai yang berbeda. (3) Sesuka hati adalah proses dimana adaptasi nilai-nilai ini kurang terarah dan sangat tergantung kepada nilai-nilai yang ada di dalam diri seseorang dan memilih serta mengembangkan sistem nilai-nilai tersebut menurut kemauan mereka sendiri. Hal ini lebih sering disebabkan karena kurangnya pendekatan, atau tidak adanya bimbingan atau pembinaan sehingga dapat menimbulkan kebingungan, dan konflik internal bagi individu tersebut. (4) Penghargaan dan Sanksi : Perlakuan yang biasa diterima seperti: mendapatkan penghargaan bila menunjukkan perilaku yang baik, dan sebaliknya akan mendapat sanksi atau hukuman bila menunjukkan perilaku yang tidak baik. (5) Tanggung jawab untuk memilih : adanya dorongan internal untuk menggali nilai-nilai tertentu dan mempertimbangkan konsekuensinya untuk diadaptasi. Disamping itu, adanya dukungan dan bimbingan dari seseorang yang akan menyempurnakan perkembangan sistem nilai dirinya sendiri. 3. PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP PERILAKU KONSUMEN Pengertian perilaku konsumen menurut Shiffman dan Kanuk (2000) adalah perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan. Selain itu perilaku konsumen menurut Loudon dan Della Bitta (1993) adalah proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu-individu yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan barang-barang dan jasa-jasa. Menurut Ebert dan Griffin (1995) consumer behavior dijelaskan sebagai upaya konsumen untuk membuat keputusan tentang suatu produk yang dibeli dan dikonsumsi. Model perilaku konsumen
  • 5. Konsumen mengambil banyak macam keputusan membeli setiap hari. Kebanyakan perusahaan besar meneliti keputusan membeli konsumen secara amat rinci untuk menjawab pertanyaan mengenai apa yang dibeli konsumen, dimana mereka membeli, bagaimana dan berapa banyak mereka membeli, serta mengapa mereka membeli. Faktor Budaya Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen. Pengiklan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas social pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya. Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya – sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis. Banyak subbudaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar seringkali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Kelas-kelas sosial adalah masyarakat yang relatif permanen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial bukan ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur dari kombinasi pendapatan, pekerjaan, pendidikan, kekayaan dan variable lain. Pengaruh Budaya Yang Tidak Disadari Dengan adanya kebudayaan, perilaku konsumen mengalami perubahan . Dengan memahami beberapa bentuk budaya dari masyarakat, dapat membantu pemasar dalam memprediksi penerimaan konsumen terhadap suatu produk. Pengaruh budaya dapat mempengaruhi masyarakat secara tidak sadar. Pengaruh budaya sangat alami dan otomatis sehingga pengaruhnya terhadap perilaku sering diterima begitu saja. Pengaruh Budaya dapat Memuaskan Kebutuhan Budaya yang ada di masyarakat dapat memuaskan kebutuhan masyarakat. Budaya dalam suatu produk yang memberikan petunjuk, dan pedoman dalam menyelesaikan masalah dengan menyediakan metode “Coba dan buktikan” dalam memuaskan kebutuhan fisiologis, personal dan sosial. Misalnya dengan adanya budaya yang memberikan peraturan dan standar mengenai kapan waktu kita makan, dan apa yang harus dimakan tiap waktu seseorang pada waktu makan. Begitu juga hal yang sama yang akan dilakukan konsumen misalnya sewaktu mengkonsumsi makanan olahan dan suatu obat. Pengaruh Budaya dapat Dipelajari Budaya dapat dipelajari sejak seseorang sewaktu masih kecil, yang memungkinkan seseorang mulai mendapat nilai-nilai kepercayaan dan kebiasaan dari lingkungan yang kemudian membentuk budaya seseorang. Berbagai macam cara budaya dapat dipelajari. Seperti yang diketahui secara umum yaitu misalnya ketika orang dewasa dan rekannya yang lebih tua mengajari anggota keluarganya yang lebih muda mengenai cara berperilaku. Ada juga misalnya seorang anak belajar dengan meniru
  • 6. perilaku keluarganya, teman atau pahlawan di televisi. Begitu juga dalam dunia industri, perusahaan periklanan cenderung memilih cara pembelajaran secara informal dengan memberikan model untuk ditiru masyarakat.Misalnya dengan adanya pengulangan iklan akan dapat membuat nilai suatu produk dan pembentukan kepercayaan dalam diri masyarakat. Seperti biasanya iklan sebuah produk akan berupaya mengulang kembali akan iklan suatu produk yang dapat menjadi keuntungan dan kelebihan dari produk itu sendiri. Iklan itu tidak hanya mampu mempengaruhi persepsi sesaat konsumen mengenai keuntungan dari suatu produk, namun dapat juga memepengaruhi persepsi generasi mendatang mengenai keuntungan yang akan didapat dari suatu kategori produk tertentu. Pengaruh Budaya yang Berupa Tradisi Tradisi adalah aktivitas yang bersifat simbolis yang merupakan serangkaian langkah-langkah (berbagai perilaku) yang muncul dalam rangkaian yang pasti dan terjadi berulang-ulang. Tradisi yang disampaikan selama kehidupan manusia, dari lahir hingga mati. Hal ini bisa jadi sangat bersifat umum. Hal yang penting dari tradisi ini untuk para pemasar adalah fakta bahwa tradisi cenderung masih berpengaruh terhadap masyarakat yang menganutnya. Misalnya yaitu natal, yang selalu berhubungan dengan pohon cemara. Dan untuk tradisi-tradisi misalnya pernikahan, akan membutuhkan perhiasan-perhiasan sebagai perlengkapan acara tersebut. 4. DAMPAK NILAI – NILAI INTI TERHADAP PEMASAR Kebutuhan Konsep dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia adalah pernyataan dari rasa kahilangan, dan manusia mempunyai banyak kebutuhan yang kompleks. Kebutuhan manusia yang kompleks tersebut karena ukan hanya fisik (makanan, pakaian, perumahan dll), tetapi juga rasa aman, aktualisasi diri, sosialisasi, penghargaan, kepemilikan. Semua kebutuhan berasal dari masyarakat konsumen, bila tidak puas consumen akan mencari produk atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut. Keinginan Bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaza dan kepribadian individual dinamakan keinginan. Keinginan digambarkan dalam bentuk obyek yang akan memuaskan kebutuhan mereka atau keinginan adalah hasrat akan penawar kebutuhan yang spesifik. Masyarakat yang semakin berkembang, keinginannya juga semakin luas, tetapi ada keterbatasan dana, waktu, tenaga dan ruang, sehingga dibutuhkan perusahaan yang bisa memuaskan keinginan sekaligus memenuhi kebutuhan manusia dengan menenbus keterbatasan tersebut, paling tidak meminimalisasi keterbatasan sumber daya. Contoh : manusia butuh makan, tetapi keinginan untuk memuaskan lapar tersebut terhgantung dari budayanya dan lingkungan tumbuhnya. Permintaan
  • 7. Dengan keinginan dan kebutuhan serta keterbatasan sumber daya tersebut, akhirnya manusia menciptakan permintaan akan produk atau jasa dengan manfaat yang paling memuaskan. Sehingga muncullah istilah permintaan, yaitu keinginan menusia akan produk spesifik yang didukung oleh kemampuan dan ketersediaan untuk membelinya. 5. PERUBAHAN NILAI Budaya juga perlu mengalami perubahan nilai. Ada beberapa aspek dari perlunya perluasan perubahan budaya yaitu : 1. Budaya merupakan konsep yang meliputi banyak hal atau luas. Hal tersebut termasuk segala sesuatu dari pengaruh proses pemikiran individu dan perilakunya. Ketika budaya tidak menentukan sifat dasar dari frekuensi pada dorongan biologis seperti lapar, hal tersebut berpengaruh jika waktu dan cara dari dorongan ini akan memberi kepuasan. 2. Budaya adalah hal yang diperoleh. Namun tidak memaksudkan mewarisi respon dan kecenderungan. Bagaimanapun juga, bermula dari perilaku manusia tersebut. 3. Kerumitan dari masyarakat modern yang merupakan kebenaran budaya yang jarang memberikan ketentuan yang terperinci atas perilaku yang tepat. Variasi nilai perubahan dalam nilai budaya terhadap pembelian dan konsumsi Nilai budaya memberikan dampak yang lebih pada perilaku konsumen dimana dalam hal ini dimasukkan kedalam kategori-kategori umum yaitu berupa orientasi nilai-nilai lainnya yaitu merefleksi gambaran masyarakat dari hubungan yang tepat antara individu dan kelompok dalam masyarakat. Hubungan ini mempunyai pengaruh yang utama dalam praktek pemasaran. Sebagai contoh, jika masyarakat menilai aktifitas kolektif, konsumen akan melihat kearah lain pada pedoman dalam keputusan pembelanjaan dan tidak akan merespon keuntungan pada seruan promosi untuk “menjadi seorang individual”. Dan begitu juga pada budaya yang individualistik. Sifat dasar dari nilai yang terkait ini termasuk individual/kolektif, kaum muda/tua, meluas/batas keluarga, maskulin/feminim, persaingan/kerjasama, dan perbedaan/keseragaman. Individual/kolektif Budaya individualis terdapat pada budaya Amerika, Australia, Inggris, Kanada, New Zealand, dan Swedia. Sedangkan Taiwan, Korea, Hongkong, Meksiko, Jepang, India, dan Rusia lebih kolektifis dalam orientasi mereka. Nilai ini adalah faktor kunci yang membedakan budaya, dan konsep diri yang berpengaruh besar pada individu. Tidak mengherankan, konsumen dari budaya yang memiliki perbedaan nilai, berbeda pula reaksi mereka pada produk asing, iklan, dan sumber yang lebih disukai dari suatu informasi. Seperti contoh, konsumen dari Negara yang lebih kolektifis cenderung untuk menjadi lebih suka meniru dan kurang inovatif dalam pembelian mereka dibandingkan dengan
  • 8. budaya individualistik. Dalam tema yang diangkat seperti ” be your self” dan “stand out”, mungkin lebih efektif dinegara amerika tapi secara umum tidak di negara Jepang, Korea, atau Cina. Usia muda/tua Dalam hal ini apakah dalam budaya pada suatu keluarga, anak-anak sebagai kaum muda lebih berperan dibandingkan dengan orang dewasa dalam pembelian. Dengan kata lain adalah melihat faktor budaya yang lebih bijaksana dalam melihat sisi dari peran usia. Seperti contoh di Negara kepulauan Fiji, para orang tua memilih untuk menyenangkan anak mereka dengan membeli suatu barang. Hal ini berbeda dengan para orang tua di Amerika yang memberikan tuntutan yang positif bagi anak mereka. Disamping itu, walaupun Cina memiliki kebijakan yang mengharuskan untuk membatasi keluarga memiliki lebih dari satu anak, tetapi bagi budaya mereka anak merupakan “kaisar kecil” bagi mereka. Jadi, apapun yang mereka inginkan akan segera dipenuhi. Dengan kata lain, penting untuk diingat bahwa segmen tradisional dan nilai masih berpengaruh dan pera pemasar harus menyesuaikan bukan hanya pada lintas budaya melainkan juga pada budaya didalamnya. Luas/batasan keluarga Yang dimaksud disini adalah bagaimana keluarga dalam suatu budaya membuat suatu keputusan penting bagi anggota keluarganya. Dengan kata lain apakah peran orang dewasa (orang tua) memiliki kebijakan yang lebih dalam memutuskan apa yang terbaik bagi anaknya. Atau malah sebaliknya anak-anak memberi keputusan sendiri apa yang terbaik bagi diri mereka sendiri. Dan bisa dikatakan juga bahwa pengaruh pembelian oleh orang tua akan berpengaruh untuk seterusnya pada anak. Seperti contoh pada beberapa budaya yaitu seperti di Meksiko, sama halnya dengan Amerika, peran orang dewasa sangat berpengaruh. Para orang tua lebih memiliki kecenderungan dalam mengambil keputusan dalam membeli. Begitu juga para orang dewasa muda di Thailand yang hidup sendiri diluar dari orang tua atau keluarga mereka. Tetapi ketergantungan dalam membeli masih dipengaruhi oleh orang tua maupun keluarga mereka. Yang lain halnya di India, sesuatu hal yang akan dibeli diputuskan bersama-sama dalam satu keluarga yaitu seperti diskusi keluarga diantara mereka. BAB III Penutup Kesimpulan Kebudayaan yang semakin berkembang mengakibatkan pembelian dan konsumsi yang berubah pula. Kebudayaan secara tidak langsung telah mempengaruhi dalam segala aspek kehidupan manusia. Para pemasar dapat melihat perkembangan kebudayaan dengan cara melalui penjualan produk yang dijual pada konsumen serta pengaruhnya terhadap pembelian dan konsumsi mereka. Seraya melihat perubahan-perubahan nilai kebudayaan yang terjadi pada masyarakat. Saran Diharapkan para pemasar dapat meramal dan melihat peluang dari kebudayaan yang dapat mempengaruhi pembelian dan konsumen dimasa mendatang. Perkembangan pembelian dan
  • 9. konsumsi seseorang hendaknya mengikuti perkembangan kebudayaan masyarakat di suatu wilayah pemasaran tersebut. Dalam perkembangan kebudayaan diharapkan teknologi dalam pembuatan produk dapat ditingkatkan sehingga pembelian dan konsumsi dapat meningkat pula.