1. MOBILISASI & IMOBILISASI
Mobilisasi adalah kebutuhan manusia untuk melakukan
aktivitas karena aktivitas dilakukan secara bebas dari satu
tempat ke tempat lain. (Suratun, Heryati, Manurung, dan
Raenah, 2008).
Tubuh dapat mengalami ketidakmampuan untuk bergerak
secara aktif akibat berbagai penyakit atau impairment
(gangguan pada alat/organ tubuh) yang bersifat fisik atau
mental, disebut juga dengan gangguan mobilisasi
(imobilisasi).
2. GAnGGuAn MOBILISASI
Menurut NANDA gangguan mobilisasi fisik
(Imobilisasi) adalah kondisi dimana seseorang
mengalami atau beresiko mengalami
keterbatasan fisik.
(kim et all 1995)
3. GanGGuan Mobilisasi
Imobilisasi terdiri dari dua jenis :
a) Imobilisasi parsial (sebagian) penderita yang
mengalami fraktur tulang pada kaki (pada kasus)
b) Imobilisasi keseluruhan penderita yang
mengalami ketidaksadaran diri
4. Penatalaksanaan Pasien
Fraktur ke teMPat tidur
Sebelum memindahkan klien, perawat perlu mengkaji:
(Sumarwati., et al, 2006)
kemampuan fisik klien
kemampuan memahami instruksi
derajat kenyamanan atau ketidaknyamanan saat bergerak
berat badan klien
adanya hipotensi ortostatik (saat berdiri), dan
kemampuan perawat memindahkan klien
Selain iyu, perawat juga harus menjelaskan kepada klien
mengenai prosedur dan gambaran yang diharapkan.
5. prosedur pemindahan pasien ke
brankar
Atur brankar dalam posisi terkunci dengan sudut 90 derajat terhadap
tempat tidur.
Dua atau tiga orang perawat menghadap ke tempat tidur / pasien.
Silangkan tangan pasien ke depan dada.
Tekuk lutut anda, kemudian masukkan tangan anda ke bawah tubuh
pasien.
Perawat 1 meletakkan tangan dibawah leher/bahu dan bawah pinggang;
perawat 2 meletakkan tangan di bawah pinggang dan panggul pasien;
perawat 3 meletakkan tangan dibawah pinggul dan kaki.
Pada hitungan ketiga, angkat pasien bersama-sama dan pindahkan ke
brankar.
Atur posisi pasien, dan pasang pengaman
Tinggikan tingkat tempat tidur, sehingga sedikit lebih tinggi dari
brankar.
6. Cont’d
Pastikan rem terkunci pada kedua tempat tidur dan brankar.
Lepaskan bantal dari tempat tidur dan letakkan di brankar.
Bantu pasien miring menjauhi brankar, lalu pasang sliding board dibawah
tubuh pasien.
Bantu pasien kembali ke posisi telentang diatas sliding board dan
silangkan lengan di dada.
Perawat mengatur satu kaki di depan dengan lutut dan pinggul sedikit
fleksi, pertahankan body align dengan punggung tetap lurus.
Pada hitungan ketiga, dua perawat pada sisi brankar secara lembut
menarik sliding board ke arah mereka.
Miringkan pasien dan angkat sliding board.
Atur pasien ke tengah brankar.
Pastikan pasien merasa nyaman dan pasang rel pengaman brankar
(Brunner & Sudarth, 2000).
7. Catatan buat yg presentasi
Menurut gue langkah2 itu gausa dijelasin waktu presentasi
karna bakalan makan waktu banget (di skip aja ntar)
8. RefeRensi
Brooker, Christine. (2001). Kamus Saku Keperawatan. Jakarta: EGC.
Brunner & Sudarth. (2000). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8.
Jakarta: EGC.
Potter, PA. & Perry, A.G. (2009). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses, dan Praktik. Edisi 4, Vol 2. Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanne C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:
EGC.
Sumarwati M. dkk. (2006). Buku Praktikum PKKDM I dan II. Editor: Hanny
Handiyani. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI
Suratun. dkk. (2008). Klien Gangguan Muskoloskeletal: Seri Asuhan Keperawatan.
Jakarta: EGC
Hinweis der Redaktion
Hipotensi ortostatik adalah penurunan tekanan darah yang terjadi tiba-tiba saat berubah posisi dari telentang ke posisi duduk atau tegak.