SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 17
Disampaikan pada acara Sosialisasi Peraturan Per-UU
D.I. Yogyakarta, 20 September 2013
Pasal 76 ayat (5) UU 18/2009:
“Ketentuan lebih lanjut mengenai
kemudahan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan
Pemerintah”
“Perorangan warga negara Indonesia atau
korporasi yang melakukan usaha peternakan,
yang berdasarkan jenis dan jumlahnya tidak
memerlukan ijin berusaha”.
Untuk “peternak yang memerlukan ijin”,
ketentuannya akan diatur dalam PP tersendiri.
PemPus dan
PemDa
Stakeholder
peternakan
dan keswan
Peningkatan
kesejahteraan
peternak
Bekerjasama
pemberdayaan
sendiri
Pemerintah dan
stakehorder
bersama
Pasal 76 ayat 3 “pemerintah dan pemda bersama pemangku kepentingan di
bidang peternakan dan keswan melakukan pemberdayaan peternak guna
meningkatkan kesejahteraan peternak”
Pelaksanaan
Pemberdayaan
Akses sumber pembiayaan
& permodalan, IPTEK, Info
Pelayanan pet, kes hewan
dan bantuan teknik
Penghindaran pengenaan
ekonomi biaya tinggi
Kemitraan dlm meningkatkan
sinergi antar pelaku
Pemanfaatan
sumberdaya dalam negeri
Pengembangan kawasan
usaha peternakan
Promosi dan pemasaran
Perlindungan harga ternak &
produk hewan dari LN
POKNAK,
GAPOKNAKPemerintah
Kemudahan yang diberikan kepada peternak bagi kemajuan usahanya
(Pasal 76 ayat 2)
Penciptaan iklim usaha
Kondusif & pe↑an wirausaha
Akses Penyedia akses Jenis Cara
Pembiayaan
dan
permodalan
(1) Pemerintah pusat dan
pemerintah daerah; dan
(2) masyarakat,
perbankan, lembaga
non-bank, badan usaha
lainnya
Bantuan untuk
pengembangan
usaha bagi peternak
Disalurkan melalui
kelompok peternak
atau gabungan
kelompok peternak
Ilmu
pengetahuan
dan teknologi
(dari hulu sd
hilir)
Menteri, Gubernur, dan
bupati/walikota sesuai
kewenangannya
Diutamakan iptek
dari hasil penelitian
dan pengembangan
dari dalam negeri
Pendampingan;
pendidikan-
pelatihan; dan
penyuluhan
Informasi Menteri, Gubernur, dan
bupati/walikota sesuai
kewenangannya
Dapat dibaca di
Pasal 9 ayat 2
Diberikan melalui
media elektronik,
media cetak, dan
media lain yang
mudah dan cepat
BAB II (PASAL 4 SD 9):
AKSES SUMBER PEMBIAYAAN, PERMODALAN, ILMU PENGETAHUAN DAN
TEKNOLOGI, SERTA INFORMASI
Akses Penyedia akses Jenis layanan Cara
Pelayanan
peternakan
dan keswan
Pemerintah dan
pemerintah
daerah sesuai
kewenangannya
Dapat dibaca pada pasal
10 dan pasal 11
Tatacara
pemberian
pelayanan diatur
dengan Peraturan
Menteri
Bantuan
teknik
Menteri,
Gubernur,
Bupati/ walikota
sesuai
kewenangannya
Dapat dibaca pada Pasal
14
Tata cara
pemberian
bantuan teknik
diatur dengan
peraturan Menteri
Penghindaran
pengenaan
ekonomi
biaya tinggi
Menteri, menteri/
pimp lembaga
pemerintah non
kementerian,
gubernur,
bupati/ walikota
Kemudahan yang terkait
dengan kebijakan,
perdagangan, dan
prasarana/sarana, dalam
hal fasilitasi kegiatan
budidaya, panen,
pascapanen, distribusi,
penyimpanan produk
Tata cara
penyediaan
kemudahan diatur
dengan Peraturan
Menteri; dan
dengan peraturan
per-UU-an
BAB III (PASAL 10 SD 15):
PELAYANAN PETERNAKAN, PELAYANAN KESWAN, DAN BANTUAN TEKNIK
BAB IV (PASAL 16 SD 18):
AKSES PENGHINDARAN PENGENAAN EKONOMI BIAYA TINGGI
Penyediaan
sarana
produksi,
budidaya,
pascapanen,
pemasaran
atau
distribusi
ternak dan
produk
hewan
Menteri, menteri/
pimp lembaga
pemerintah non
kementerian,
gubernur,
bupati/ walikota
Kemudahan yang terkait
dengan kebijakan,
perdagangan, dan
prasarana/sarana, dalam
hal fasilitasi kegiatan
budidaya, panen,
pascapanen, distribusi,
penyimpanan produk
Tata cara
penyediaan
kemudahan diatur
dengan Peraturan
Menteri; dan
dengan peraturan
per-UU-an
Akses Penyedia akses Jenis kemudahan Cara
Jenis
kemitraan
usaha
Bentuk kemitraan Kewajiban peternak dan
persh peternakan
Peran Gubernur dan
Bupati/ Walikota
(1) Antar
peternak:
(2) peternak
dng perush
peternakan
(3) peternak
dng perush
bidang lain
Bagi hasil; sewa;
atau inti-plasma,
yang harus
dibuat dalam
bentuk
perjanjian
tertulis (minimal
berisi: harga
dasar, jaminan
pemasaran,
pembagian
keuntungan,
mekanisme
pembayaran)
Perusahaan peternakan
harus melaksanakan
pendidikan, pelatihan,
penyuluhan, dan/atau
proses alih teknologi
Peternak harus mengikuti
kegiatan yang
dilaksanakan persh
peternakan tersebut di
atas
Melakukan
pembinaan dalam
pelaksanaan
kemitraan sesuai
kewenangannya,
yang sesuai
dengan ketentuan
peraturan per-
UU-an
BAB V (PASAL 19 sd 22):
AKSES KEMITRAAN DALAM MENINGKATKAN SINERGI ANTAR PELAKU USAHA
Akses Yang disediakan Peran Menteri Peran Menteri,
Gubernur, dan
Bupati/Walikota
Pencipta
an iklim
usaha
uang
kondusif
Kepastian berusaha;
kemudahan layanan
pendaftaran usaha;
tidak adanya praktik
persaingan tidak sehat;
status kesehatan hewan
yang baik
Menetapkan tempat
pemasukan sarana
produksi, ternak, dan
produk hewan dari
luar negeri untuk
melindungi
sumberdaya ternak
dari serangan
penyakit
Menetapkan program
pemberdayaan
peternak,
kompensasi atas
pembunuhan ternak
sehat; dan fasilitasi
diversifikasi usaha
bagi peternak
Peningka
tan
kewiraus
ahaan
Peningkatan
kewirausahaan
peternak melalui;
pendidikan dan
pelatihan; penyuluhan;
dan fasilitasi
pengembangan
kelembagaan (Poknak,
Gapoknak, BUMP) dan
asosiasi
Mengatur ketentuan
lebih lanjut mengenai
peningkatan
kewirausahaan
----
BAB VI (PASAL 23 SD 35):
PENCIPTAAN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF DAN PENINGKATAN KEWIRAUSAHAAN
PERIHAL POKNAK GAPOKNAK BUMP ASOSIASI
Dasar
pembentuka
n
Kesamaan kepentingan; jenis ternak, dan kondisi
lingkungan
Kesamaan
kepentingan
Pembentuk Oleh, dari, dan untuk peternak
Kegiatan Peningkatan
kemampuan
anggota;
penampungan dan
penyaluran aspirasi;
penyelesaian
masalah antar
anggota
Pengembangan
kemitraan
usaha;
penampunagn
dan penyaluran
aspirasi;
penyelesaian
masalah antar
anggota
Penyusunan
rencana usaha
yang layak
ekonomi dan
perbankan;
diversifikasi
usaha; dan
kemitraan usaha
Memperjuangka
n kepentingan;
memberi
masukan
kepada
pemerintah;
promosi usaha
anggota;
advokasi
pelaksanaan
kewirausahaan
BAB VI (LANJUTAN) ---- KELEMBAGAAN PETERNAK
Jenis sumberdaya Ketentuan
Sumberdaya alam (SDG
ternak, benih/bibit,
pakan, sumber air)
Diutamakan yang dihasilkan
dari teknologi yang diciptakan
oleh bangsa Indonesia; dan
usaha yang dilakukan dengan
modal dalam negeri
Sumberdaya manusia
(yang kompeten di
bidang peternakan dan
keswan)
Diutamakan warga negara
Indonesia
BAB VII (PASAL 36 SD 38):
PEMANFAATAN SUMBERDAYA DALAM NEGERI)
Syarat kawasan Fungsi kawasan Peran pemda
(kab/kota)
Bebas patogen;
tersedia sumber air
dan pakan; tersedia
prasarana yang
memadai (jalan,
pasar, dll); dan
sesuai dengan
peraturan per-UU-
an di bidang tata
ruang
Lahan penggembalaan
umum; kegiatan usaha
budidaya ternak; dan
penghasil tumbuhan
pakan
Menyediakan
prasaran;
menetapkan lokasi
kawasan usaha
peternakan;
menetapkan lokasi
penggembalaan
umum (jika belum
ada kawasan)
BAB VIII (PASAL 39 SD 42):
KAWASAN USAHA PETERNAKAN
Tujuan adanya kawasan adalah untuk menjamin kepastian usaha
budidaya ternak
Pengelolaan lahan penggembalaan umum dilakukan sesuai dengan
pedoman yang ditetapkan oleh Menteri
BAB IX (PASAL 43): PROMOSI DAN PEMASARAN
Menteri, gubernur, dan bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya memfasilitasi promosi dan pemasaran
Ternak dan Produk Hewan melalui:
1. Pembangunan dan pengelolaan pasar Hewan dan
pasar produk Hewan yang memenuhi higiene dan
sanitasi serta ketertiban umum;
2. Fasilitasi kepada Badan Usaha Milik Peternak untuk
mengembangkan pasar;
3. Pengembangan sistem pemasaran dan promosi hasil
Peternakan;
4. Pengembangan pasar hewan
5. Penyediaan sistem informasi pasar; dan
6. Pemberian kewajiban kepada pasar modern untuk
mengutamakan penjualan Produk Hewan dalam
negeri.
Jenis perlindungan Dilakukan melalui
Perlindungan harga
ternak
1.Penetapan jumlah, jenis, dan klasifikasi
ternak yang dapat dimasukkan dari LN
2.Penetapan ternak bibit dan bukan bibit
3.Penetapan harga dasar ternak
4.Kemudahan kepada peternak untuk menjual
ternak bibit ke seluruh Indonesia
Perlindungan harga
produk hewan
1.Penetapan jumlah dan jenis produk hewan
yang masuk dari LN dan unit usaha di negara
asal
2.Pengaturan mengenai penyerapan produk
dalam negeri bagi importir
3.Pemberian jaminan ASUH bagi produk yang
disyaratkan halal
BAB X (PASAL 44 SD 46):
PERLINDUNGAN HARGA TERNAK DAN PRODUK HEWAN
Perihal Otoritas yang melakukan
Perlindungan harga ternak Menteri, Gubernur,
Bupati/Walikota sesuai
kewenangan
Penetapan jumlah, jenis, dan klasifikasi
ternak yang dapat masuk dari LN
Menteri melalui koordinasi
dengan Menteri Perdagangan
Penetapan jumlah dan jenis produk
hewan dan pengaturan mengenai
penyerapan produk hewan di dalam
negeri oleh importir
Pengklasifikasian ternak bibit dan ternak
bukan bibit
MenteriPengawasan penerapan jaminan halal
bagi produk hewan yang dipersyaratkan
ASUH (aman, sehat, utuh)
Pemberian kemudahan kepada peternak
untuk menjual ternak bibit ke seluruh
wilayah RI
Gubernur
BAB X (LANJUTAN)
TERIMA KASIH

Weitere ähnliche Inhalte

Ähnlich wie Pp pemberdayaan

Pelatihan lebak kelembagaan (yuti)
Pelatihan lebak   kelembagaan (yuti)Pelatihan lebak   kelembagaan (yuti)
Pelatihan lebak kelembagaan (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN DI LOKASI FOOD ESTATE
SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN DI LOKASI FOOD ESTATESISTEM PENYULUHAN PERTANIAN DI LOKASI FOOD ESTATE
SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN DI LOKASI FOOD ESTATENazaruddin Margolang
 
KEBIJAKAN SEKTOR HILIR PERUNGGASAN
KEBIJAKAN SEKTOR HILIR PERUNGGASANKEBIJAKAN SEKTOR HILIR PERUNGGASAN
KEBIJAKAN SEKTOR HILIR PERUNGGASANheru dumadi
 
kebijakan dan Strategi BPDPKS dalam pengembangan Sawit - 5 Des 2023.pdf
kebijakan dan Strategi BPDPKS dalam pengembangan  Sawit - 5 Des 2023.pdfkebijakan dan Strategi BPDPKS dalam pengembangan  Sawit - 5 Des 2023.pdf
kebijakan dan Strategi BPDPKS dalam pengembangan Sawit - 5 Des 2023.pdfadhinugroho60
 
PERHUTANAN SOSIAL PADA HUTAN PRODUKSI
PERHUTANAN SOSIAL  PADA HUTAN PRODUKSIPERHUTANAN SOSIAL  PADA HUTAN PRODUKSI
PERHUTANAN SOSIAL PADA HUTAN PRODUKSIAdi Pujakesuma
 
Pengawasan Keamanan Produk Hewan (Kesmavet) Syamsul Maarif (1).pptx
Pengawasan Keamanan Produk Hewan (Kesmavet) Syamsul Maarif (1).pptxPengawasan Keamanan Produk Hewan (Kesmavet) Syamsul Maarif (1).pptx
Pengawasan Keamanan Produk Hewan (Kesmavet) Syamsul Maarif (1).pptxkemenaghajids83
 
02. Pemasaran dengan sistem agribisnis.pdf
02. Pemasaran dengan sistem agribisnis.pdf02. Pemasaran dengan sistem agribisnis.pdf
02. Pemasaran dengan sistem agribisnis.pdfDianFauzi3
 
Paradigma Pembangunan Pertanian Indonesia
Paradigma Pembangunan Pertanian IndonesiaParadigma Pembangunan Pertanian Indonesia
Paradigma Pembangunan Pertanian IndonesiaRenaYunita2
 
1 Materi - Kebijakan Pembangunan Pertanian Berbasis Smart Farming.pptx
1 Materi - Kebijakan Pembangunan Pertanian Berbasis Smart Farming.pptx1 Materi - Kebijakan Pembangunan Pertanian Berbasis Smart Farming.pptx
1 Materi - Kebijakan Pembangunan Pertanian Berbasis Smart Farming.pptxratnaermawati3
 
MANAJEMEN_AGRIBISNIS_pptx (2).pptx
MANAJEMEN_AGRIBISNIS_pptx (2).pptxMANAJEMEN_AGRIBISNIS_pptx (2).pptx
MANAJEMEN_AGRIBISNIS_pptx (2).pptxnelvameyriani1
 
PAPARAN PROG.KEG 2016 Fix DISNAKBUN.ppt
PAPARAN PROG.KEG 2016 Fix DISNAKBUN.pptPAPARAN PROG.KEG 2016 Fix DISNAKBUN.ppt
PAPARAN PROG.KEG 2016 Fix DISNAKBUN.ppthidayat129353
 
8. peranan sektor pertanian
8. peranan sektor pertanian8. peranan sektor pertanian
8. peranan sektor pertanianFindi Rifa'i
 
Power_Point_Agribisnis.pptx
Power_Point_Agribisnis.pptxPower_Point_Agribisnis.pptx
Power_Point_Agribisnis.pptxPuteriAprilani2
 
Dasar agromakanan (2011-2020)
Dasar agromakanan (2011-2020)Dasar agromakanan (2011-2020)
Dasar agromakanan (2011-2020)DamiaLZ
 
Strategi percepatan bisnis peremajaan kelapa sawit
Strategi percepatan bisnis peremajaan kelapa sawitStrategi percepatan bisnis peremajaan kelapa sawit
Strategi percepatan bisnis peremajaan kelapa sawitvinasiringoringo
 
KULIAH 3.AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI.pdf
KULIAH 3.AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI.pdfKULIAH 3.AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI.pdf
KULIAH 3.AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI.pdfFebriskaPutriZuhairi
 
Peranan sektor pertanian terhadap perekonomian indonesia
Peranan sektor pertanian terhadap perekonomian indonesiaPeranan sektor pertanian terhadap perekonomian indonesia
Peranan sektor pertanian terhadap perekonomian indonesiaachmadseno15
 

Ähnlich wie Pp pemberdayaan (20)

Pelatihan lebak kelembagaan (yuti)
Pelatihan lebak   kelembagaan (yuti)Pelatihan lebak   kelembagaan (yuti)
Pelatihan lebak kelembagaan (yuti)
 
SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN DI LOKASI FOOD ESTATE
SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN DI LOKASI FOOD ESTATESISTEM PENYULUHAN PERTANIAN DI LOKASI FOOD ESTATE
SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN DI LOKASI FOOD ESTATE
 
Kementerian pertanian[1]
Kementerian pertanian[1]Kementerian pertanian[1]
Kementerian pertanian[1]
 
KEBIJAKAN SEKTOR HILIR PERUNGGASAN
KEBIJAKAN SEKTOR HILIR PERUNGGASANKEBIJAKAN SEKTOR HILIR PERUNGGASAN
KEBIJAKAN SEKTOR HILIR PERUNGGASAN
 
kebijakan dan Strategi BPDPKS dalam pengembangan Sawit - 5 Des 2023.pdf
kebijakan dan Strategi BPDPKS dalam pengembangan  Sawit - 5 Des 2023.pdfkebijakan dan Strategi BPDPKS dalam pengembangan  Sawit - 5 Des 2023.pdf
kebijakan dan Strategi BPDPKS dalam pengembangan Sawit - 5 Des 2023.pdf
 
PERHUTANAN SOSIAL PADA HUTAN PRODUKSI
PERHUTANAN SOSIAL  PADA HUTAN PRODUKSIPERHUTANAN SOSIAL  PADA HUTAN PRODUKSI
PERHUTANAN SOSIAL PADA HUTAN PRODUKSI
 
Pengawasan Keamanan Produk Hewan (Kesmavet) Syamsul Maarif (1).pptx
Pengawasan Keamanan Produk Hewan (Kesmavet) Syamsul Maarif (1).pptxPengawasan Keamanan Produk Hewan (Kesmavet) Syamsul Maarif (1).pptx
Pengawasan Keamanan Produk Hewan (Kesmavet) Syamsul Maarif (1).pptx
 
02. Pemasaran dengan sistem agribisnis.pdf
02. Pemasaran dengan sistem agribisnis.pdf02. Pemasaran dengan sistem agribisnis.pdf
02. Pemasaran dengan sistem agribisnis.pdf
 
Paradigma Pembangunan Pertanian Indonesia
Paradigma Pembangunan Pertanian IndonesiaParadigma Pembangunan Pertanian Indonesia
Paradigma Pembangunan Pertanian Indonesia
 
1 Materi - Kebijakan Pembangunan Pertanian Berbasis Smart Farming.pptx
1 Materi - Kebijakan Pembangunan Pertanian Berbasis Smart Farming.pptx1 Materi - Kebijakan Pembangunan Pertanian Berbasis Smart Farming.pptx
1 Materi - Kebijakan Pembangunan Pertanian Berbasis Smart Farming.pptx
 
Pa powerpoint
Pa powerpointPa powerpoint
Pa powerpoint
 
MANAJEMEN_AGRIBISNIS_pptx (2).pptx
MANAJEMEN_AGRIBISNIS_pptx (2).pptxMANAJEMEN_AGRIBISNIS_pptx (2).pptx
MANAJEMEN_AGRIBISNIS_pptx (2).pptx
 
PAPARAN PROG.KEG 2016 Fix DISNAKBUN.ppt
PAPARAN PROG.KEG 2016 Fix DISNAKBUN.pptPAPARAN PROG.KEG 2016 Fix DISNAKBUN.ppt
PAPARAN PROG.KEG 2016 Fix DISNAKBUN.ppt
 
8. peranan sektor pertanian
8. peranan sektor pertanian8. peranan sektor pertanian
8. peranan sektor pertanian
 
Power_Point_Agribisnis.pptx
Power_Point_Agribisnis.pptxPower_Point_Agribisnis.pptx
Power_Point_Agribisnis.pptx
 
Succes Story Transfer Prima Tani
Succes Story Transfer Prima TaniSucces Story Transfer Prima Tani
Succes Story Transfer Prima Tani
 
Dasar agromakanan (2011-2020)
Dasar agromakanan (2011-2020)Dasar agromakanan (2011-2020)
Dasar agromakanan (2011-2020)
 
Strategi percepatan bisnis peremajaan kelapa sawit
Strategi percepatan bisnis peremajaan kelapa sawitStrategi percepatan bisnis peremajaan kelapa sawit
Strategi percepatan bisnis peremajaan kelapa sawit
 
KULIAH 3.AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI.pdf
KULIAH 3.AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI.pdfKULIAH 3.AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI.pdf
KULIAH 3.AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI.pdf
 
Peranan sektor pertanian terhadap perekonomian indonesia
Peranan sektor pertanian terhadap perekonomian indonesiaPeranan sektor pertanian terhadap perekonomian indonesia
Peranan sektor pertanian terhadap perekonomian indonesia
 

Mehr von Galuh Insani

Lowongan PT. Super Unggas Jaya
Lowongan PT. Super Unggas JayaLowongan PT. Super Unggas Jaya
Lowongan PT. Super Unggas JayaGaluh Insani
 
Seminar crossbreeding 26 juni tety hartatik (final)
Seminar crossbreeding  26 juni tety hartatik (final)Seminar crossbreeding  26 juni tety hartatik (final)
Seminar crossbreeding 26 juni tety hartatik (final)Galuh Insani
 
Sprint 2014 (sinergi pangan pakan-energi terbarukan)
Sprint 2014 (sinergi pangan pakan-energi terbarukan)Sprint 2014 (sinergi pangan pakan-energi terbarukan)
Sprint 2014 (sinergi pangan pakan-energi terbarukan)Galuh Insani
 
Kebijakan Penerimaan Mahasiswa Baru UGM 2014
Kebijakan Penerimaan Mahasiswa Baru UGM 2014Kebijakan Penerimaan Mahasiswa Baru UGM 2014
Kebijakan Penerimaan Mahasiswa Baru UGM 2014Galuh Insani
 
Pt new hope indonesia
Pt new hope indonesiaPt new hope indonesia
Pt new hope indonesiaGaluh Insani
 
Lowongan mitra tirta abadi
Lowongan mitra tirta abadiLowongan mitra tirta abadi
Lowongan mitra tirta abadiGaluh Insani
 
Daily conversation bahasa indonesia
Daily conversation bahasa indonesiaDaily conversation bahasa indonesia
Daily conversation bahasa indonesiaGaluh Insani
 
Charoen pokphand job fair polines_mar 2014
Charoen pokphand job fair polines_mar 2014Charoen pokphand job fair polines_mar 2014
Charoen pokphand job fair polines_mar 2014Galuh Insani
 
Hitachi campus talk ugm
Hitachi campus talk   ugmHitachi campus talk   ugm
Hitachi campus talk ugmGaluh Insani
 
Hitachi campus talk revisi
Hitachi campus talk revisiHitachi campus talk revisi
Hitachi campus talk revisiGaluh Insani
 
Charoen pokphand open recruitment @ salatiga 12 feb 2014
Charoen pokphand open recruitment @ salatiga 12 feb 2014Charoen pokphand open recruitment @ salatiga 12 feb 2014
Charoen pokphand open recruitment @ salatiga 12 feb 2014Galuh Insani
 

Mehr von Galuh Insani (20)

Lowongan PT. Super Unggas Jaya
Lowongan PT. Super Unggas JayaLowongan PT. Super Unggas Jaya
Lowongan PT. Super Unggas Jaya
 
Knu
KnuKnu
Knu
 
Seminar crossbreeding 26 juni tety hartatik (final)
Seminar crossbreeding  26 juni tety hartatik (final)Seminar crossbreeding  26 juni tety hartatik (final)
Seminar crossbreeding 26 juni tety hartatik (final)
 
Belgia
BelgiaBelgia
Belgia
 
Wmp
WmpWmp
Wmp
 
Bet
BetBet
Bet
 
Bahan dir jogja
Bahan dir jogjaBahan dir jogja
Bahan dir jogja
 
SLP 2014
SLP 2014SLP 2014
SLP 2014
 
Lowongan
LowonganLowongan
Lowongan
 
Sprint 2014 (sinergi pangan pakan-energi terbarukan)
Sprint 2014 (sinergi pangan pakan-energi terbarukan)Sprint 2014 (sinergi pangan pakan-energi terbarukan)
Sprint 2014 (sinergi pangan pakan-energi terbarukan)
 
Kebijakan Penerimaan Mahasiswa Baru UGM 2014
Kebijakan Penerimaan Mahasiswa Baru UGM 2014Kebijakan Penerimaan Mahasiswa Baru UGM 2014
Kebijakan Penerimaan Mahasiswa Baru UGM 2014
 
Pt new hope indonesia
Pt new hope indonesiaPt new hope indonesia
Pt new hope indonesia
 
Lowongan mitra tirta abadi
Lowongan mitra tirta abadiLowongan mitra tirta abadi
Lowongan mitra tirta abadi
 
New hope liuhe
New hope liuheNew hope liuhe
New hope liuhe
 
Daily conversation bahasa indonesia
Daily conversation bahasa indonesiaDaily conversation bahasa indonesia
Daily conversation bahasa indonesia
 
Charoen pokphand job fair polines_mar 2014
Charoen pokphand job fair polines_mar 2014Charoen pokphand job fair polines_mar 2014
Charoen pokphand job fair polines_mar 2014
 
Hitachi campus talk ugm
Hitachi campus talk   ugmHitachi campus talk   ugm
Hitachi campus talk ugm
 
Hitachi campus talk revisi
Hitachi campus talk revisiHitachi campus talk revisi
Hitachi campus talk revisi
 
Peksi
PeksiPeksi
Peksi
 
Charoen pokphand open recruitment @ salatiga 12 feb 2014
Charoen pokphand open recruitment @ salatiga 12 feb 2014Charoen pokphand open recruitment @ salatiga 12 feb 2014
Charoen pokphand open recruitment @ salatiga 12 feb 2014
 

Pp pemberdayaan

  • 1. Disampaikan pada acara Sosialisasi Peraturan Per-UU D.I. Yogyakarta, 20 September 2013
  • 2. Pasal 76 ayat (5) UU 18/2009: “Ketentuan lebih lanjut mengenai kemudahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah”
  • 3. “Perorangan warga negara Indonesia atau korporasi yang melakukan usaha peternakan, yang berdasarkan jenis dan jumlahnya tidak memerlukan ijin berusaha”. Untuk “peternak yang memerlukan ijin”, ketentuannya akan diatur dalam PP tersendiri.
  • 4. PemPus dan PemDa Stakeholder peternakan dan keswan Peningkatan kesejahteraan peternak Bekerjasama pemberdayaan sendiri Pemerintah dan stakehorder bersama Pasal 76 ayat 3 “pemerintah dan pemda bersama pemangku kepentingan di bidang peternakan dan keswan melakukan pemberdayaan peternak guna meningkatkan kesejahteraan peternak”
  • 5. Pelaksanaan Pemberdayaan Akses sumber pembiayaan & permodalan, IPTEK, Info Pelayanan pet, kes hewan dan bantuan teknik Penghindaran pengenaan ekonomi biaya tinggi Kemitraan dlm meningkatkan sinergi antar pelaku Pemanfaatan sumberdaya dalam negeri Pengembangan kawasan usaha peternakan Promosi dan pemasaran Perlindungan harga ternak & produk hewan dari LN POKNAK, GAPOKNAKPemerintah Kemudahan yang diberikan kepada peternak bagi kemajuan usahanya (Pasal 76 ayat 2) Penciptaan iklim usaha Kondusif & pe↑an wirausaha
  • 6. Akses Penyedia akses Jenis Cara Pembiayaan dan permodalan (1) Pemerintah pusat dan pemerintah daerah; dan (2) masyarakat, perbankan, lembaga non-bank, badan usaha lainnya Bantuan untuk pengembangan usaha bagi peternak Disalurkan melalui kelompok peternak atau gabungan kelompok peternak Ilmu pengetahuan dan teknologi (dari hulu sd hilir) Menteri, Gubernur, dan bupati/walikota sesuai kewenangannya Diutamakan iptek dari hasil penelitian dan pengembangan dari dalam negeri Pendampingan; pendidikan- pelatihan; dan penyuluhan Informasi Menteri, Gubernur, dan bupati/walikota sesuai kewenangannya Dapat dibaca di Pasal 9 ayat 2 Diberikan melalui media elektronik, media cetak, dan media lain yang mudah dan cepat BAB II (PASAL 4 SD 9): AKSES SUMBER PEMBIAYAAN, PERMODALAN, ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI, SERTA INFORMASI
  • 7. Akses Penyedia akses Jenis layanan Cara Pelayanan peternakan dan keswan Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai kewenangannya Dapat dibaca pada pasal 10 dan pasal 11 Tatacara pemberian pelayanan diatur dengan Peraturan Menteri Bantuan teknik Menteri, Gubernur, Bupati/ walikota sesuai kewenangannya Dapat dibaca pada Pasal 14 Tata cara pemberian bantuan teknik diatur dengan peraturan Menteri Penghindaran pengenaan ekonomi biaya tinggi Menteri, menteri/ pimp lembaga pemerintah non kementerian, gubernur, bupati/ walikota Kemudahan yang terkait dengan kebijakan, perdagangan, dan prasarana/sarana, dalam hal fasilitasi kegiatan budidaya, panen, pascapanen, distribusi, penyimpanan produk Tata cara penyediaan kemudahan diatur dengan Peraturan Menteri; dan dengan peraturan per-UU-an BAB III (PASAL 10 SD 15): PELAYANAN PETERNAKAN, PELAYANAN KESWAN, DAN BANTUAN TEKNIK
  • 8. BAB IV (PASAL 16 SD 18): AKSES PENGHINDARAN PENGENAAN EKONOMI BIAYA TINGGI Penyediaan sarana produksi, budidaya, pascapanen, pemasaran atau distribusi ternak dan produk hewan Menteri, menteri/ pimp lembaga pemerintah non kementerian, gubernur, bupati/ walikota Kemudahan yang terkait dengan kebijakan, perdagangan, dan prasarana/sarana, dalam hal fasilitasi kegiatan budidaya, panen, pascapanen, distribusi, penyimpanan produk Tata cara penyediaan kemudahan diatur dengan Peraturan Menteri; dan dengan peraturan per-UU-an Akses Penyedia akses Jenis kemudahan Cara
  • 9. Jenis kemitraan usaha Bentuk kemitraan Kewajiban peternak dan persh peternakan Peran Gubernur dan Bupati/ Walikota (1) Antar peternak: (2) peternak dng perush peternakan (3) peternak dng perush bidang lain Bagi hasil; sewa; atau inti-plasma, yang harus dibuat dalam bentuk perjanjian tertulis (minimal berisi: harga dasar, jaminan pemasaran, pembagian keuntungan, mekanisme pembayaran) Perusahaan peternakan harus melaksanakan pendidikan, pelatihan, penyuluhan, dan/atau proses alih teknologi Peternak harus mengikuti kegiatan yang dilaksanakan persh peternakan tersebut di atas Melakukan pembinaan dalam pelaksanaan kemitraan sesuai kewenangannya, yang sesuai dengan ketentuan peraturan per- UU-an BAB V (PASAL 19 sd 22): AKSES KEMITRAAN DALAM MENINGKATKAN SINERGI ANTAR PELAKU USAHA
  • 10. Akses Yang disediakan Peran Menteri Peran Menteri, Gubernur, dan Bupati/Walikota Pencipta an iklim usaha uang kondusif Kepastian berusaha; kemudahan layanan pendaftaran usaha; tidak adanya praktik persaingan tidak sehat; status kesehatan hewan yang baik Menetapkan tempat pemasukan sarana produksi, ternak, dan produk hewan dari luar negeri untuk melindungi sumberdaya ternak dari serangan penyakit Menetapkan program pemberdayaan peternak, kompensasi atas pembunuhan ternak sehat; dan fasilitasi diversifikasi usaha bagi peternak Peningka tan kewiraus ahaan Peningkatan kewirausahaan peternak melalui; pendidikan dan pelatihan; penyuluhan; dan fasilitasi pengembangan kelembagaan (Poknak, Gapoknak, BUMP) dan asosiasi Mengatur ketentuan lebih lanjut mengenai peningkatan kewirausahaan ---- BAB VI (PASAL 23 SD 35): PENCIPTAAN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF DAN PENINGKATAN KEWIRAUSAHAAN
  • 11. PERIHAL POKNAK GAPOKNAK BUMP ASOSIASI Dasar pembentuka n Kesamaan kepentingan; jenis ternak, dan kondisi lingkungan Kesamaan kepentingan Pembentuk Oleh, dari, dan untuk peternak Kegiatan Peningkatan kemampuan anggota; penampungan dan penyaluran aspirasi; penyelesaian masalah antar anggota Pengembangan kemitraan usaha; penampunagn dan penyaluran aspirasi; penyelesaian masalah antar anggota Penyusunan rencana usaha yang layak ekonomi dan perbankan; diversifikasi usaha; dan kemitraan usaha Memperjuangka n kepentingan; memberi masukan kepada pemerintah; promosi usaha anggota; advokasi pelaksanaan kewirausahaan BAB VI (LANJUTAN) ---- KELEMBAGAAN PETERNAK
  • 12. Jenis sumberdaya Ketentuan Sumberdaya alam (SDG ternak, benih/bibit, pakan, sumber air) Diutamakan yang dihasilkan dari teknologi yang diciptakan oleh bangsa Indonesia; dan usaha yang dilakukan dengan modal dalam negeri Sumberdaya manusia (yang kompeten di bidang peternakan dan keswan) Diutamakan warga negara Indonesia BAB VII (PASAL 36 SD 38): PEMANFAATAN SUMBERDAYA DALAM NEGERI)
  • 13. Syarat kawasan Fungsi kawasan Peran pemda (kab/kota) Bebas patogen; tersedia sumber air dan pakan; tersedia prasarana yang memadai (jalan, pasar, dll); dan sesuai dengan peraturan per-UU- an di bidang tata ruang Lahan penggembalaan umum; kegiatan usaha budidaya ternak; dan penghasil tumbuhan pakan Menyediakan prasaran; menetapkan lokasi kawasan usaha peternakan; menetapkan lokasi penggembalaan umum (jika belum ada kawasan) BAB VIII (PASAL 39 SD 42): KAWASAN USAHA PETERNAKAN Tujuan adanya kawasan adalah untuk menjamin kepastian usaha budidaya ternak Pengelolaan lahan penggembalaan umum dilakukan sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri
  • 14. BAB IX (PASAL 43): PROMOSI DAN PEMASARAN Menteri, gubernur, dan bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya memfasilitasi promosi dan pemasaran Ternak dan Produk Hewan melalui: 1. Pembangunan dan pengelolaan pasar Hewan dan pasar produk Hewan yang memenuhi higiene dan sanitasi serta ketertiban umum; 2. Fasilitasi kepada Badan Usaha Milik Peternak untuk mengembangkan pasar; 3. Pengembangan sistem pemasaran dan promosi hasil Peternakan; 4. Pengembangan pasar hewan 5. Penyediaan sistem informasi pasar; dan 6. Pemberian kewajiban kepada pasar modern untuk mengutamakan penjualan Produk Hewan dalam negeri.
  • 15. Jenis perlindungan Dilakukan melalui Perlindungan harga ternak 1.Penetapan jumlah, jenis, dan klasifikasi ternak yang dapat dimasukkan dari LN 2.Penetapan ternak bibit dan bukan bibit 3.Penetapan harga dasar ternak 4.Kemudahan kepada peternak untuk menjual ternak bibit ke seluruh Indonesia Perlindungan harga produk hewan 1.Penetapan jumlah dan jenis produk hewan yang masuk dari LN dan unit usaha di negara asal 2.Pengaturan mengenai penyerapan produk dalam negeri bagi importir 3.Pemberian jaminan ASUH bagi produk yang disyaratkan halal BAB X (PASAL 44 SD 46): PERLINDUNGAN HARGA TERNAK DAN PRODUK HEWAN
  • 16. Perihal Otoritas yang melakukan Perlindungan harga ternak Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai kewenangan Penetapan jumlah, jenis, dan klasifikasi ternak yang dapat masuk dari LN Menteri melalui koordinasi dengan Menteri Perdagangan Penetapan jumlah dan jenis produk hewan dan pengaturan mengenai penyerapan produk hewan di dalam negeri oleh importir Pengklasifikasian ternak bibit dan ternak bukan bibit MenteriPengawasan penerapan jaminan halal bagi produk hewan yang dipersyaratkan ASUH (aman, sehat, utuh) Pemberian kemudahan kepada peternak untuk menjual ternak bibit ke seluruh wilayah RI Gubernur BAB X (LANJUTAN)