SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 20
I.

Judul Praktikum
1. Spektroskopi gamma
2. Penentuan Efisiensi Detektor Geiger Muller
3. Hukum Kuadrat Terbalik
4. Dead Time Detektor

II.

Latar Belakang
Pengetahuan tentang inti isotop radioaktif dapat diperoleh dengan menganalisa partikel –
partikel yang dipancarkan oleh inti tersebut. Analisa ini diantaranya digunakan untuk mengetahui
informasi jenis partikel radiasi, arah gerak, kecepatan, momentum atau tenaga, muatan, massa
serta spin. Dengan demikian, untuk mengetahui informasi tentang partikel radiasi, diperlukan
suatu eksperimen menggunakan peralatan deteksi radiasi. Namun sayangnya, semua informasi
ini tidak dapat diperoleh jika hanya menggunakan satu jenis peralatan deteksi.
(Suharyana et all 2002)
Detektor merupakan suatu alat yang dapat memberikan informasi mengenai radiasi suatu
isotope dengan cara melihat cacahan atau aktivitas radiasi yang dikeluarkan oleh sebuah isotope.
Dan sebgaimana yang telah diketahui bahwa suatu alat tertentu pastilah memiliki tingkat kualitas
tertentu, begitu pula dengan detektor radiasi Geiger-Muller. Detektor ini memiliki tingkat
keakuratan pengukuran atau yang lebih sering disebut efisiensi. Beberapa faktor yang
menyebabkan munculnya efisiensidetektor Geiger-Muller adalah jarak sumber radiasi dengan
detektor dan sudut ruang, dan lebar windowdari detektor. Oleh karena itu dilakukanlah praktikum
mengenai efisiensi detector, agar mahasiswa dapat mengitung tingkat efisiensi dari suatu
detector Geiger-Muller.
Detektor Geiger-Muller juga mempunyai sifat yang mendasar pada pengukuran pulsapulsa elektrik yang terbentuk dari radiasi yang disebabkan oleh suatu sumber radiasi. Detektor
Geiger-Muller mempunyai selang waktu saat radiasi masuk ke detektor untuk menjadi pulsa
yang diperlihatkan pada layar digital counter. Selain dalam detektor dari sifat-sifat radiasi
terhadap jarakpun juga terdapat suatu hukum kuadrat terbalik yang mengkaitkan antara cacah
radiasi dengan jarak detektor ke sumber radioaktif.
Tidak hanya Geiger Muller yang dijadikan sebagai detektor, tetapi juga digunakan
detektor NaI(Tl). Dalam detektor tersebut akan dihasilkan sebuah spektrum yang dapat dianalisa
bagaimana kejadian yang terjadi saat muncul spektrum. Spektrum tersebut yang dapat dianalisa
dan dapat ditemukan hasil yang berkelanjutan.

III.
1.
2.
3.
4.

Tujuan Praktikum
Mengetahui spectrum Cs-137 dan Co-60
Menentukan nilai efisiensi detector dengan sumber radiasi Cs-137 dan Co-60
Menentukan hubungan grafik antara jarak kuadrat terbalik dengan nilai cacahnya
Menentukan dead time dari suatu detector
IV.

Dasar Teori
Sejak ditemukan detektor radiasi pengion oleh Hans Geiger pada tahun 1908,
kemudiantahun 1928 disempurnakan oleh Walther Mueller menjadi tabung detektor GeigerMueller yangkonstruksinya sederhana dibandingkan dengan jenis detektor yang lain. Detektor
Geiger-Mueller terdiri dari suatu tabung logam atau gelas dilapisi logam yang biasanya diisi gas
seperti argon, neon, helium atau lainnya (gas mulia dan gas poliatomik) dengan perbandingan
tertentu.

Pencacah Geiger, atau disebut juga Pencacah Geiger-Müller merupakan salah satu jenis
detektor isian gas yang bekerja berdasarkan prinsip ionisasi oleh radiasi yang masuk terhadap
molekul yang berada dalam detektor. Pencacah Geiger bisa digunakan untuk mendeteksi radiasi
alpha dan beta. Sensornya adalah sebuah tabung Geiger-Müller, sebuah tabung yang diisi oleh
gas yang akan bersifat konduktor ketika partikel atau foton radiasi menyebabkan gas (umumnya
Argon) menjadi konduktif. Alat tersebut akan membesarkan sinyal dan menampilkan pada
indikatornya yang bisa berupa jarum penunjuk, lampu atau bunyi klik dimana satu bunyi
menandakan satu partikel. Pada kondisi tertentu, pencacah Geiger dapat digunakan untuk
mendeteksi radiasi gamma, walaupun tingkat reliabilitasnya kurang. Pencacah geiger tidak bisa
digunakan untuk mendeteksi neutron.
Cara kerja dari Detektor ini adalah Tegangan diberikan antara anoda dan katoda diatur
sesuai dengan jenis gas dan aktivitas unsur yang diukur. Tegangan ini harus lebih tinggi daripada
nilai ambang yang didasarkan pada gas dan geometri tabung. Partikel-partikel radiasi akan
menembus jendela tipis pada salah satu ujung detektor dan masuk ke dalamnya. Partikel
radioaktif ini lalu menumbuk atom-atom gas sehingga atom-atom gas akan mengeluarkan
electron-elektron.
Elektron yang terlepas saat tumbukan itu ditarik ke anoda. Karena melepaskan
elektron,atom-atom gas berubah menjadi ion-ion positif. Ion-ion ini kemudian tertarik ke arah
katoda.Peristiwa ini berlangsung dalam waktu singkat. Jadi bila ada radiasi yang masuk ke
dalamtabung tersebut, maka terjadilah ionisasi atom-atom atau molekul-molekul gas dalam
tabungitu. Ion positif akan bergerak ke katoda sedangkan ion negatif akan bergerak ke anoda .
Detektor Geiger Muller hanya mendeteksi partikel bermuatan, karena foton
tidak bermuatan dan karena tidak menghasilkan ion di dalam gas, maka tidak dideteksi. Efisiensi
detektor Geiger sebesar 99% untuk elektron (beta), tetapi kurang dari 1% untuk sinar X atausinar
gamma. Bagaimanapun, efisiensi untuk mendeteksi sinar X dan gamma rendah .
Persamaan Efisiensi dinyatakan sebagai :

Intensitas cahaya atau gelombang linear lain yang memancar dari titik sumber berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak dari sumber. Jadi obyek (ukuran yang sama) dua kali lebih jauh,
hanya menerima seperempat dari energi (dalam jangka waktu yang sama). Lebih umum, radiasi
yaitu intensitas (energi persatuan luas) dari sebuah bola wavefront berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak dari titik sumber (dengan asumsitidak ada kerugian yang disebabkan oleh
penyerapan atau hamburan).Hubungan intensitas dengan jarak dari sumber:
I ~ 1/r2
dengan I = intensitas radiasi
r = jarak dari sumber
Misalkan daya total yang diradiasikan dari sebuah titik adalah P pada jarak yang jauh dari
sumber, daya ini akan didistribusikan pada luasan permukaan berjari- jari r (jarak dari sumber),
sehingga intensitas yang dipancarkan pada jarak r dari sumber radiasi adalah:
I = P/4πr2
dengan I = intensitas (W/m2)
P = daya yang dipancarkan (W)
r = jarak dari sumber (m)

Proses pengubahan sebuah radiasi menjadi pulsa listrik dan akhirnya tercatat sebagai sebuah
cacahan memerlukan selang waktu tertentu yang sangat dipengaruhi oleh kecepatan detektor dan
peralatan penunjangnya. Selang waktu tersebut dinamakan sebagai waktu mati (dead time) dari
sistem pencacah karena selama selang waktu tersebut sistem pencacah tidak dapat mendeteksi
radiasi yang datang. Dengan kata lain, radiasi yang datang berurutan dengan selang waktu yang
lebih singkat daripada waktu matinya tidak dapat dicacah atau tidak terhitung oleh sistem
pencacah.
Karena intensitas radiasi yang dipancarkan oleh suatu sumber bersifat acak (random) maka
terdapat kemungkinan bahwa beberapa radiasi yang mengenai detektor tidak tercatat, semakin
tinggi intensitasnya (laju cacahnya) semakin banyak radiasi yang tidak tercatat sehingga hasil
pengukuran sistem pencacah lebih sedikit dari seharusnya.
Salah satu metode yang sering digunakan untuk mengeliminasi masalah waktu mati ini adalah
menggunakan persamaan berikut.
Rk adalah laju cacah setelah dikoreksi, Ru adalah laju cacah yang dihasilkan sistem pencacah
dan t adalah waktu mati sistem pencacah. Waktu mati sistem pencacah ( t ) dapat ditentukan
dengan cara pengukuran dua sumber yang identik.

R1 adalah laju cacah sumber 1, R2 adalah laju cacah sumber 2, R12 adalah laju cacah sumber 1
dan sumber 2 bersama-sama, sedang Rb adalah laju cacah latar belakang.
Waktu mati sistem pencacah yang menggunakan detekor GM adalah sekitar ratusan µdetik
sedangkan detektor NaI(Tl) di bawah 10 µdetik. Jadi sumber yang akan digunakan (R1 dan R2)
untuk melakukan penentuan waktu mati sistem pencacah harus disesuaikan. Aktivitas masingmasing sumber (R1 atau R2) dipilih yang masih belum terlalu dipengaruhi waktu mati tetapi bila
dicacah bersama-sama harus telah dipengaruhi oleh waktu mati.
Bila aktivitas sumber terlalu kecil sehingga keduanya belum dipengaruhi oleh waktu mati maka
nilai waktu mati yang diperoleh tidak benar, bahkan sering bernilai negatif, karena pembilang
persamaan di atas bernilai negatif. Sebaliknya bila aktivitasnya terlalu besar maka detektor akan
mengalami saturasi sehingga nilai waktu matinya juga salah, bisa bernilai negatif karena
penyebutnya yang bernilai negatif.
Terbentukmnya sinar gamma merupakan hasil disentigrasi inti atom.Inti atom yang
mengalami disentegrasi dengan memancarkan sinar alfa akan terbentuk inti-inti baru dengan
memiliki tingkat energi yang agak tinggi.Kemudian terjadi Proses transisi ke tingkat energi yang
lebih rendah atau tingkat dasar sambil memancarkan sinar gamma. Sinar gamma sama halnya
dengan sinar X,termasuk gelombang elektromagnetis,jika sinar gamma menembus lapisan materi
setebal X maka intensitas akan berkurang.
Spektrum sinar gamma dari suatu unsur adalah spektrum garis, yang memperlihatkan
adanya foton sinar gamma, bila sebuah inti pindah dari keadaan energi yang lebih tinggi ke
keadaan yang lebih rendah. Tenaga sinar gamma bersifat diskrit dan karakteristik, masingmasing mempunyai energi gamma dalam bentuk spektrum energi tertentu.
Apabila radiasi gamma dari sumber radiasi terpancar ke segala arah, intensitas radiasi gamma di
suatu titik akan menjadi lemah karena berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya dari sumber
radiasi. Hal ini disebut hukum kuadrat terbalik. Oleh karena intensitas radiasi gamma menjadi
lemah berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya dari sumber radiasi, maka jarak dari sumber
radiasi merupakan faktor utama dalam melakukan penahanan. Untuk radiasi gamma yang
mempunyai aktivitas 1 Currie, persentase paparan radiasinya pada titik yang berjarak 1 m
disingkat rhm (Rontgen per jam pada jarak 1 m), yang disebut juga konstanta gamma.
Gambar 3. Berkas radiasi sempit
Sumber http:// mext-atm.jst.go.jpa
Seperti ditunjukkan pada Gambar 1, jika radiasi gamma dengan intensitas tertentu menembus
bahan penahan, maka intensitas radiasinya akan berkurang secara eksponensial sebanding
dengan tebal bahan penahan. Koefisien pengurangan intensitas radiasi gamma yang berenergi
antara 1-3 MeV tidak berubah karena tebal bahan, sehingga dapat dianggap bahwa kemampuan
penahanan hanya berkaitan dengan rapat jenis materi.
Detektor kelipan inorganik yang sering digunakan untuk spektroskopi adalah kristal
tunggal alkali halida seperti NaI. Mekanisme kerja detektor adalah sebagai berikut. Karena NaI
merupakan material isolator, maka pita valensi biasanya penuh sedangkan pita konduksi dalam
keadaan kosong. Sebuah radiasi dapat mengeksitasi sebuah elektron menyeberangi celah pita
dari pita valensi ke pita konduksi. Tetapi elektron ini akan kehilangan energinya dengan
memancarkan sebuah photon dan kembali ke pita valensi. Untuk meningkatkan kebolehjadian
emisi photon dan mengurangi serapan cahaya oleh kristal, sejumlah kecil material yang
dinamakan aktivator ditambahkan ke dalam NaI. Aktivator yang banyak digunakan adalah
thalium sehingga detektornya dinamakan NaI(Tl).

V.

Metodologi Penelitian :

a. Alat dan Bahan :
Spektroskopi gamma



Multi Channel Analyzer (MCA)
Detektor NaI(Tl)


Sumber radiasi Cs-137 dan Co-60
Efisiensi detetor







Seperangkat peralatan Geiger Muller
Cs-137
Co-60
Penggaris
Stopwatch
Hukum kuadrat terbalik







Satu set Detektor Geiger Muller
Counter
Power Supply
Mistar
6) Co-60 dan Cs-135

Dead Time







Detector Geiger Muller
Counter (pencacah)
Sumber Radio aktif Cs-137 dan Co-60
Stopwatch
Mistar

b. Cara Kerja :
Spektroskopi gamma








Menyalakan MCA dan detector NaI(Tl)
Menyalakan Komputer
Mengatur Skala power dan skala high voltage
Mengatur waktu pencacagan
Memilih sampel radioaktif sampel radioaktif
Melakukan pencacahan
Mengamati photopeak



Melakukan pengaturan pada skala dan intensitas
Melakukan pengamatan terhadap nomor channel photopeak dari sampel radioaktif


Efisiensi detektor







Meyiapkan alat dan bahan yang dipakai.
Merangkai alat yang dipakai.
Menghubungkan detector dengan PLN.
Melakukan cacah latar selama 30 detik.
Melakukan pencacahan dengan variasi bahan Radiasi Cs-137 dan Co-60 selama 30 detik.
Mencatat hasil pencacahan dan melakukan pencacahan dengan variasi jarak selama 60
detik.

Hukum kuadrat terbalik







Merangkai rangkaian alat detector Geiger Muller.
Menyusun rangkaian alat detector Geiger Muller dengan benar.
Menentukan nilai cacah latar detektor.
Menentukan nilai cacah dari Co-60 dan Cs-135 dengan memvariasikan nilai jarak.
Menentukan hubungan grafik antara jarak kuadrat terbalik dengan nilai pencacahnya.

Dead Time







VI.
1.

Detector GM dioperasikan pada tegangan kerja.
Sumber Cs-137 ditempatkan pada jarak tertentu dan dicatat cacahnya .
Sumber Co-60 ditempatkan pada jarak yang sama tanpa mengubah kedudukan sumber
Cs-137 dan dicatat cacahnya.
Sumber Cs-137 diambil dan dicatat cacahnya.
Kedua sumber diambil dan dicatat cacah latarnya.
Pencacahan dilakukan dengan interval 30 detik sebanyak 10 kali.
Data Pengamatan Data Pengamatan
Sperktrometri Gamma
Channel

Cacah
latar

Cacah
Cs-137

Cacah
Co-60

Channel

Cacah
latar

Cacah
Cs-137

Cacah
Co-60

1
2
3
4
5
6
7
8
9

0
0
6
84
92
91
87
86
87

0
0
-6
1154
1444
1528
1524
1449
1394

0
0
-6
1235
1613
1649
1584
1520
1451

129
130
131
132
133
134
135
136
137

17
25
22
16
17
17
11
12
17

-4
-17
-19
1
-5
-7
-2
4
-9

870
801
807
796
812
795
770
762
823
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50

95
81
83
78
95
81
66
71
58
63
65
58
77
70
59
55
64
55
64
49
63
45
51
49
48
55
51
31
36
48
46
33
36
41
38
32
40
38
36
30
31

1327
1341
1396
1376
1359
1324
1277
1342
1217
1314
1313
1288
1277
1264
1328
1237
1249
1242
1264
1269
1207
1322
1329
1302
1310
1254
1298
1278
1232
1103
1073
1014
886
797
724
559
522
454
458
323
310

1464
1460
1461
1359
1341
1302
1333
1267
1296
1313
1250
1225
1188
1193
1170
1136
1090
1123
1110
1084
1069
1065
1109
1033
1057
999
1016
1027
1029
947
993
994
961
987
949
927
1001
991
935
967
1013

138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178

13
12
14
19
12
18
21
20
11
16
10
18
15
20
14
20
18
16
17
24
18
26
21
22
18
16
11
11
12
16
12
9
6
7
12
12
9
15
15
14
13

-7
-3
-4
-2
1
-6
-8
0
-1
-5
5
-8
2
-10
-2
-2
-3
-5
-3
-12
-7
-14
-2
-3
-11
-2
1
0
2
-4
-6
-2
3
2
0
-5
0
-10
0
-8
-6

781
775
825
715
797
788
870
831
914
939
961
1009
1083
1156
1220
1197
1311
1235
1360
1363
1362
1333
1293
1227
1237
1134
1112
963
961
846
791
717
745
622
678
642
688
643
719
780
789
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91

40
30
35
34
36
27
25
31
34
32
34
23
37
34
41
37
45
46
35
46
38
50
50
56
50
37
51
34
45
31
38
45
32
29
18
33
25
19
20
29
22

263
247
202
206
200
198
229
253
281
324
400
562
700
865
1105
1422
1714
2109
2468
2718
3127
3371
3698
3831
3775
3646
3272
3072
2794
2299
2010
1531
1212
896
694
499
325
295
208
147
113

942
973
1016
976
1014
1025
926
963
946
926
964
980
936
935
948
915
965
912
913
980
948
963
994
950
992
966
994
995
1014
1028
907
1047
1017
965
969
1010
1040
1074
1045
1078
1100

179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219

9
9
15
18
13
16
10
21
16
13
19
12
12
10
5
4
3
9
6
7
1
4
3
2
1
1
2
3
3
1
0
0
0
1
2
1
0
0
1
1
0

-2
2
-6
-10
-4
-4
-2
-10
2
0
-11
-7
-10
-3
2
1
0
-5
-2
-4
2
-4
-1
1
0
-1
0
-3
0
-1
1
1
1
-1
-2
2
0
1
0
-1
0

834
868
922
977
922
891
924
893
922
883
750
725
657
625
533
475
408
355
289
262
192
149
110
124
98
88
63
57
54
50
27
26
34
25
33
21
24
22
20
17
13
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128

25
25
36
21
21
33
23
25
21
24
23
30
24
32
25
21
23
22
20
17
25
20
19
19
28
22
24
16
18
20
30
22
16
21
9
13
24

64
44
24
33
12
-1
12
4
-4
-3
3
-7
4
-10
-5
-1
-5
-6
4
6
-7
3
1
-3
-5
-7
-7
9
8
0
-16
0
-2
-3
13
2
-11

1075
1116
1137
1108
1139
1117
1113
1130
1130
1075
1123
1170
1237
1182
1269
1183
1204
1252
1191
1235
1275
1197
1271
1239
1186
1145
1158
1137
1081
1117
1033
1029
1021
940
904
912
865

220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
243
244
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255

1
1
1
0
0
1
0
0
1
2
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
2
0
0
0
1
0
2
0
0
0
1
1
1
0
0
0

-1
-1
0
0
2
1
0
1
-1
-2
0
0
0
0
0
-1
0
1
2
0
-2
2
0
0
-1
0
-2
0
0
1
-1
0
-1
1
1
0

9
28
19
14
20
15
14
16
26
15
14
19
15
20
15
15
14
9
17
17
16
21
14
12
12
14
10
18
13
12
8
15
10
10
9
0

Keterangan : Semua cacah Co-60, Cs-137 dan Ba-133 sudah merupakan cacah bersih.
2.

Efisiensi detektor dan hukum kuadrat terbalik
R1=8.5 R2=8
R3=7 R4=6
N0 t
cacah
latar Co-60 Co-60 Co-60 Co-60
1
30 6
10
13
13
9
2
60 16
23
28
26
26
3
90 24
38
45
42
34
4
120 30
50
64
54
49
5
150 45
70
77
73
67
6
180 55
75
94
86
81
7
210 66
85
106
98
97
8
240 76
95
112
107
110
9
270 90
110
126
125
126
10 300 96
118
136
134
148

R5=5
Co-60
13
32
47
62
78
98
114
134
148
164

R1=8.5 R2=8
N0 t
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
3.
Time
30
60
90
120
150

30
60
90
120
150
180
210
240
270
300

cacah
latar
6
16
24
30
45
55
66
76
90
96

R3=7

R4=6

R5=5

Cs-135
33
54
80
95
121
142
170
197
214
239

Cs-135
27
63
83
105
125
155
176
208
232
253

Cs-135
38
74
118
162
192
230
264
291
324
345

Cs-135
44
81
115
144
175
212
254
289
333
372

Cs-135
31
57
79
111
137
165
184
202
231
254

Dead Time

Pulsa Cacah
Cs
Cs
34 0,93
66 1,07
96 1,00
128 1,07
164 1,20

Cs*
0,57
0,73
0,73
0,87
0,70

Pulsa Cacah
Co
Co
11 0,67
22 0,37
35 0,43
46 0,37
62 0,53

Co*
0,30
0,03
0,17
0,17
0,03

Pulsa
Cs + Co
33
61
91
120
144

Cacah
Cs + Co
0,90
0,93
1,00
0,97
0,80

(Co+Cs)*
0,53
0,60
0,73
0,77
0,30

Pulsa
latar Cacahlatar
6
0,37
16
0,33
24
0,27
30
0,20
45
0,50

dead
time

2,47
191 0,90
219 0,93
231 0,40
259 0,93
277 0,60
Cs* rata-rata

VII.

0,57
0,57
0,07
0,47
0,40
0,567

84 0,73
92 0,27
105 0,43
117 0,40
133 0,53
Co* rata-rata

0,40
-0,10
0,10
-0,07
0,33
0,14

164
0,67
202
1,27
222
0,67
256
1,13
291
1,17
(Co+Cs)* rata-rata

0,33
0,90
0,33
0,67
0,97
0,61

55
66
76
90
96

0,33
0,37
0,33
0,47
0,20

Pembahasan

Spektroskopi gamma
Dalam percobaan ini ingin mengetahui spektrum pancaran sinar gamma yang dikeluarkan oleh sebuah
sumber Co-60 dan Cs-137. Alat yang digunakan untuk praktikum kali ini adalah detektor NaI(Tl) dengan
output MCA (Multi Channel Analyzer). Spektrum pancaran sinar gamma langsung terlihat saat
praktikum, di tampakkan dalam Multi Channel Analyzer. Tetapi karena data tersebut tidak dapat
disimpan maka harus di buat ulang grafik antar intensitas dan channel yang di dapat pada percobaan
yang ada.

2000

Hubungan Channel dan Intensitas
Co-60

1500
Intensitas

180
210
240
270
300

1000
500
0
0
-500

50

100

150

200

250

300

Channel

Gambar 1 Hubungan Channel dan Intensitas Co-60
Dalam grafik yang pertama digambarkan hubungan antara channel dan intensitas dari Co-60. Hasilnya
adalah seperti yang sudah digambarkan, pada lingkaran merah terdapat intensitas yang diakibatkan oleh
efek Compton dan diakhiri dengan Compton edge. Setelah itu terdapat puncak-puncak kembali itu
adalah foto Peak. Foto Peak terjadi karena puncak tersebut terbentuk akibat cahaya. Atau akibat efek
foto listrik. Di dalam grafik Co-60 ada dua puncak.
Intensitas

Hubungan Channel dan Intensitas
Cc-137
4500
4000
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
-500 0

50

100

150
Channel

200

250

300

Gambar 2 Hubungan Channel dan Intensitas Cs-137

Sementara pada Cs-137 hasilnya juga sama. Dalam lingkar merah juga terdapat sama seperti grafik Co60 yaitu yang diakibatkan oleh efek Compton. Yang kedua juga sama yaitu lingkar biru terjadi karena
efek foto listrik. Tetapi pada Cs-137 hanya terdapat 1 puncak.
Efisiensi detektor

Efisiensi detektor merupakan tingkat keakuratan dari suatu alat untuk mendeteksi
aktivitas radiasi yang dikeluarkan oleh radioisotope. Dan dalam percobaan ini akan dihitung nilai
efisiensi dari sebuah detector Giger Muller, Dan sebelum dibahas lebih lanjut berikut ini adalah
spesifikasi untuk detector yang akan dicari nilai efisiensinya.
1) Merk

: PHYWE

2) Order

: 13603 93

3) Tipe

: digitalzähler 6-dekaden

4) No.Serial

: 449800028733

5) Teg. utama

: 230 V

6) Rating daya

: 20VA

7) Fuse

:M0,2A

Pada percobaan ini akan digunakan dua buah radioisotope yakni Co-60 dan Cs-137.
Dimana hasil cacahan yang akan di deteksi oleh detector untuk kedua radioisotope tersebut
berbeda. Adapun untuk mencari nilai efisiensi dari detector ini adalah dengan menentukan
besaran yang berkaitan. Dari percobaan ini akan didapatkan beberapa besaran yakni jumlah
cacahan radiasi terhadap sumber dan latar, waktu cacahan, dan variasi jarak radioisotope
terhadap detector. Dan besaran yang sudah diketahui dari sumber adalah waktu paruh dari kedua
sumebr radiasi (radioisotope) serta waktu pembuatan radioisotope tersebut.
Langkah pertama dari penentuan efisiensi ini adalah dengan cara melakukan cacah latar,
atau pencacahan detector terhadap aktivitas radiasi dari alam, dimana pencacahan ini dilakukan
selama 300 sekon dengan range 30 sekon, sehingga didapatkan data sebanyak sepuluh buah.
Kemudian dilakukan pencacahan terhadap sumber radiasi Co-60, dimana meknisme
pengambilan data untuk pencacahan terhadap sumber ini sama seperti cacah latar, namun pada
step ini dilakukan variasi jarak sebanyak 5 kali yakni 8,5cm ; 8cm ; 7 cm; 6 cm; 5 cm, serta
detector Geiger Muller ini diarahkan pada sumebr radiasi. Begitu pula pada saat melakukan
pencacahan terhadapa sumber radiasi Cs-137, langkah yang dilakukan untuk mencacah aktivitas
radiasinya sama seperti langkah yang dilakukan untuk mencacah aktivitas radiasi Co-60.
Adapun tujuan dari melakukan pencacahan latar adalah untuk menentukan jumlah
cacahan bersih dari sumber radiasi Cs-137 dan Co-60, dengan cara mengurangkan jumlah
cacahan pada waktu yang sama antara sumber radiasi dan cacah latar. Sehingga akan didapatkan
Aktivitas radiasi (cacahan) yang tidak tercampur oleh radiasi alam.
Dimana untuk menentukan Aktivitas radiasi dari radioisotope digunakan persamaan

Rt merupakan aktivitas radiasi dari suatu radioisotope pada saat ini (aktivitas yang tersisa),
sedangkan Ro merupakan aktivitas awal, dimana dalam percobaan ini aktivitas awal dari radioisotope
tersebut didapatkan dengan melakukan rata-rata terhadap hasil pengurangan antara cacah radioisotope
dengan cacah latar per 30 sekon,t merupakan tahun dilakukannya praktikum. Dan informasi waktu paruh
dari kedua radioisotope tersebut adalah, untuk Cs-137 memiliki waktu paruh selama 31,37 tahun
sedangkan Co-60 memiliki waktu paruh 5,3 tahun.
Untuk menghitung efisiensi dari detector digunakan persamaan
x 100 %
Dimana dari perhitungan yang dilakukan didapatkan nilai efisiensi detector dengan sumber raiosiotop
Co-60
Co-60
η (%)
0.085 0.00569106
0.008 0.01056911
0.007 0.01056911
0.006 0.01382114
0.005 0.01869919
Jika dilihat dari hasil yang didapatkan diatas nilai efisiensi dari suatu detetkor untuk sumber
radiasi memiliki efisiensi tertinggi pada saat jarak antara sumber radiasi dan detector 0,005m dengan
nilaiefisiensi sebesar 0.01869919 % dan efisiensi terendah pada jarak 0,085 dengan efisiensinya hanya
sebesar 0.00569106%.
Jarak(m)
Sedangkan untuk sumber radiasi Cs -137 nilai efisiensi yang didapatkan dari perhitungan adalah
Cs-137
η (%)
0.085 0.00058
0.008 0.00064
0.007 0.00063
0.006
0.001
0.005 0.00111
Nilai efisiensi dari sumber radiasi Cs-137 juga menunjukkan hal yang sama seperti efisiensi
dengan sumber Co-60 yakni nilai efisiensi terbesar terjadi pada saat jarak antara sumber radiasi dan
detector semakin dekat, hal ini dikarenakan aktivitas radiasi dari suatu radioisotope yang ditangkap oleh
detektor akan semakin banyak jika jarak anatara keduanya semakin dekat, dan apabila jarak antara
keduanya semakin jauh maka intensitas radiasi akan semakin kecil dikarenakan radiasi tersebut akan
tersebar ke lingkungan sebelum terdeteksi oleh detector.
Jarak(m)

Hukum Kuadrat Terbalik

Pada percobaan Geiger Muller kali ini bertujuan untuk menentukan hubungan antara jarak
kuadrat terbalik dengan nilai pencacahan dari suatu detector yang dapat dihubungkan dengan
metode grafik hubungan antara 1/r2 untuk jarak kuadrat terbalik dan N untuk nilai pencacah).Alat
dan bahan yang digunakan untuk praktikum kali ini adalah satu set detector Geiger Muller
digunakan untuk mendeteksi suatu radiasi ionisasi seperti alfa dan beta,serta dapat menentukan
nilai cacah latar dan nilai cacah untuk Co-60 dan Cs-135 dengan memvariasikan nilai
jarak,Power Supply digunakan untuk menjalankan sumber tegangan dari suatu detector,mistar
digunakan untuk mengukur jarak dari percobaan detector Co-60 dan Cs-135,dari hasil data
praktikum ini dari percobaan detector Co-60 dan detector Cs-135 dapat diolah menjadi bentuk
hubungan grafik antara kuadrat jarak terbalik dengan nilai pencacahnya , dimana kuadrat jarak
terbalik sebagai abisis (sebagai sumbu x ) dan nilai pencacah sebagai ordinat (sebagai sumbu y),
untuk nilai jarak ( r ) dapat ditentukan dari nilai variasi jarak dari suatu detector Co-60 dan
detector Cs-135 dengan menggunakan mistar secara langsung sebanyak 5 variasi dan dapat
menentukan nilai pencacah ( n ) yang dapat diperoleh dari pengamatan nilai keluaran suatu
detector yang dilakukan sebanyak 10 kali untuk data pencacahan suatu detector yang
terbaca,dimana dari setiap nilai pencacah detector dihitung selama 30 detik.Setelah 30 detik bisa
mencatat nilai cacahnya yang terbaca dari detector tersebut dan melakukan percobaan untuk nilai
cacah sebanyak 10 data.Nilai cacah detector yang didapat 10 data dapat dihitung nilai rata –
ratanya dari setiap variasi jarak yang didapat 5 data dan dapat diolah menjadi data untuk kuadrat
jarak terbalik dengan nilai pencacah rata-rata detector pada detector Co-60 dan Cs-135.Dari data
tersebut dapat dibuat hubungan grafik antara jarak kuadrat terbalik dengan nilai
pencacahnya,dimana jarak kuadrat terbalik sebagai (x) dan nilai pencacahnya sebagai (y).
1) Grafik hubungan antara 1/r2 dengan N untuk detector Co-60 :
Grafik Hubungan I dan 1/r2
I ( itensitas) (imf)

100
80
60
y = 1.783x + 50.57
R² = 0.568

40
20
0
0

5

10

15

20

25

1/r2 (m-2 )

Dari grafik di atas tampak terlihat jelas bahwa untuk grafik detector Co-60 garis biru dari data
percobaan menunjukkan bahwa garis tersebut tidak linier, maka garis yang tidak beraturan
tersebut dapat ditentukan nilai pendekatan dengan regresi linier dimana persamaan liniernya
adalah y = 1,783x + 50,57 dengan nilai R2 = 0,568. Ini menunjukkan bahwa Rn sebanding
dengan nilai kuadrat jarak terbalik atau 1/r2 dengan nilai factor pengalinya adalah 1,783
2) Grafik hubungan antara 1/r2 dengan N untuk detector Cs-135 :

Grafik Hubungan I dan 1/r2
I ( itensitas) (imf)

250
y = 9.186x + 27.39
R² = 0.81

200
150
100
50
0
0

5

10

15

20

25

1/r2 (m-2 )

Dari grafik di atas tampak terlihat jelas bahwa untuk grafik detector Cs-135 garis biru dari data
percobaan juga sama seperti grafik detector Co-60 garis juga tidak linier, maka dapat ditentukan
nilai pendekatan dengan regresi linier dimana persamaan liniernya adalah y = 9,186x + 27,39
dengan nilai R2 = 0,81. Hal Ini menunjukkan bahwa Rn sebanding dengan nilai kuadrat jarak
terbalik atau 1/r2 dengan nilai factor pengalinya adalah 9,186
Dari kedua grafik tersebut baik detector Co-60 dan Cs-135, menunjukkan kedua grafik semakin
besar kuadrat jarak terbalik dari data percobaan tersebut dan semakin cepat nilai pencacah dari
suatu detektor
Dead Time
Radiasi dapat dideteksi dengan satu detektor. Prosesnya adalah dengan mengubah radiasi
tersebut menjadi pulsa-pulsa listrik sehingga saat satu sumber radiasi diukur radiasinya, manusia
dapat membaca dengan pengubahan radiasi tersebut menjadi pulsa listrik dan ditampakkan
dengan bahasa manusia yang bisa dimengerti. Tetapi dalam proses pengubahan tersebut terdapat
selang waktu yang disebut deadtime. Untuk mengukur deadtime tersebut diperlukan praktikum
ini.
Yang akan dikukur deadtime-nya adalah detektor Geiger Muller. Sumber yang digunakan
adalah dengan mengukur radiasi dari Co-60 dan Cs-137. Cara kerjanya adalah mengukur pulsa
latar terlebih dahulu, kemudian mengukur pulsa dari satu sumber, selanjutnya adalah mengukur
dua sumber sekaligus, dan yang terakhir mengukur sebuah sumber yang belum diukur tadi.
Dalam pengukuran cacah latar tersebut digunakan untuk mengukur radiasi di alam
terbuka tanpa suatu sumber. Dalam pengukuran ini pulsa diukur setiap 30 detik sekali. Pulsa
diukur dari detik ke 30 sampai ke 300, dan dari data tersebut didapatkan 10 data. Pengukuran ini
dilakukan pertama kali karena pada saat itulah keadaan di tempat tersebut belum terpengaruh
dengan sumber radiasi lain.
Langkah selanjutnya adalah pengukuran cacah untuk sumber Co-60. Dalam pengukuran
ini sama dengan pengukuran cacah latar, tetapi terdapat suatu sumber yang diletakkan di depan
detektor. Data yang diambil dari detik ke 30 sampai 300. Dengan selang waktu 30 detik sehingga
mendapatkan 10 data. Data yang didapat dari detektor tidaklah murni dari Co-60. Terdapat cacah
pulsa yang disebabkan oleh radiasi yang dari alam adu sumber yang cacahnya tadi telah diukur
sehingga pada saat pengolahan data dalam cacahnya setiap sumber radiasi sesal dikurangi oleh
cacah latar.
Dilanjutkan ke dua sumber radiasi, untuk dua sumber ini hanya disusun sehingga sumber Co-60
dan Cs-137 dapat bergabung, dan didapatkan cacah tiap 30 detiknya. Hasil yang didapatkan ini
10 data seperti hasil yang sebelumnya. Selanjutnya adalah pengukuran dengan sumber Cs-137
sama dengan pengukuran yang lainnya, pengukuran ini diambil 10 data.
Dari detektor Geiger Muller tersebut yang ditampilkan adalah pulsa bukan cacah. Perlu
diingatkan lagi bahwa pulsa bersifat kontinu sebaliknya cacah bersifat diskrit sehingga bisa
dibedakan antara cacah dan pulsa, dengan kata lain cacah radiasi berdasarkan waktu sesaat.
Diingatkan pula bahwa dalam pengukuran sebuah sumber juga selalu pulsa sumber dikurangi
dengan pulsa cacah latar sehingga pulsa murni dari sumber dapat dilihat.
Untuk hasil yang didapat dapat dilihat bahwa yang dicetak kuning adalah pulsa dari
masing-masing sumber kemudian untuk cacah adalah pulsa dibagi dengan waktu yang
dibutuhkan kemudian untuk sumber* adalah jumlah cacah sumber murni tanpa dipengaruhi oleh
cacah latar dari alam.
Pulsa Cacah
Cs*
Co
Co
0,57 11
0,67
0,73 22
0,37
0,73 35
0,43
0,87 46
0,37
0,70 62
0,53
0,57 84
0,73
0,57 92
0,27
0,07 105
0,43
0,47 117
0,40
0,40 133
0,53
0,567 Co* rata-rata

Co*
0,30
0,03
0,17
0,17
0,03
0,40
-0,10
0,10
-0,07
0,33
0,14

Pulsa
Cacah
Cs + Co Cs + Co
33
0,90
61
0,93
91
1,00
120
0,97
144
0,80
164
0,67
202
1,27
222
0,67
256
1,13
291
1,17
(Co+Cs)* rata-rata

Pulsa
(Co+Cs)* latar
0,53
6
0,60
16
0,73
24
0,77
30
0,30
45
0,33
55
0,90
66
0,33
76
0,67
90
0,97
96
0,61

dead
Cacahlatar time
0,37
0,33
0,27
0,20
0,50
0,33
2,47
0,37
0,33
0,47
0,20

Untuk mengukur deadtime dapat digunakan persamaan :
Dead Time =
Dead Time sudah ditemukan dengan persamaan tersebut sehingga dapat disimpulkan bahwa
selang waktu yang dibutuhkan oleh detektor Geiger Muller Leybold Didactic GMBH 57548,
Waooo11422 yang dibuat oleh Jerman ini adalah 2,47 detik.

VIII.

Kesimpulan
Spektroskopi gamma

Hubungan Channel dan Intensitas
2000
Co-60
1500
Intensitas

Time
30
60
90
120
150
180
210
240
270
300

Pulsa Cacah
Cs
Cs
34
0,93
66
1,07
96
1,00
128
1,07
164
1,20
191
0,90
219
0,93
231
0,40
259
0,93
277
0,60
Cs* rata-rata

1000
500
0
-500

0

50

100

150
Channel

200

250

300
Hubungan Channel dan Intensitas
Cc-137
5000

Intensitas

4000
3000
2000
1000
0
-1000 0

50

100

150
Channel

200

250

300

Efisiensi detektor
Efisiensi dalam hal ini berarti kuantitas yang menyatakan fraksi parikel radiasi yang tercacah
oleh detector. Dimana nilai dari efisiensi tersebut akan semakin besar disaat jarak antara detector dan
sumber radiasi semain dekat, dan nilai efisiensi akan semakin kecil disaat jarak anatara detektor dan
sumber radiasi semakin menjauh.
Jarak(m)
0.085
0.008
0.007
0.006
0.005

Jarak(m) Cs-137
Co-60
η (%)
η (%)
0.00569106
0.085 0.00058
0.01056911
0.008 0.00064
0.01056911
0.007 0.00063
0.01382114
0.006
0.001
0.01869919
0.005 0.00111

Hukum Kuadrat Terbalik

Dari kedua grafik tersebut baik detector Co-60 dan Cs-135, menunjukkan kedua grafik
semakin besar kuadrat jarak terbalik dari data percobaan tersebut dan semakin cepat nilai
pencacah dari suatu detector.

Dead Time
Dead time dari detektor Geiger Muller adalah 2,47 detik.
IX.







Daftar Pustaka

Irwan, Dimas. 2002. Karakteristik Detektor Proporsional 4. Jurusan Fisika FMIPA UNS.
Suparno,dkk.
2011.Petunjuk
Praktikum
ADPR
“Detektor
Geiger
Muller”.Yogyakarta:STTNBATAN
Beiser, A. 1983. Konsep Fisika Modern. Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga
http://www.batan.go.id/pusdiklat/elearning/Pengukuran_Radiasi/Pencacah_05.html
http://www.batan.go.id/ensiklopedi/08/01/02/06/08-01-02-06.html

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Was ist angesagt? (20)

Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2
 
Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek FotolistrikLaporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
 
Laporan cincin newton optik
Laporan cincin newton optik Laporan cincin newton optik
Laporan cincin newton optik
 
Laporan Resmi Percobaan Tetes Minyak Milikan
Laporan Resmi Percobaan Tetes Minyak MilikanLaporan Resmi Percobaan Tetes Minyak Milikan
Laporan Resmi Percobaan Tetes Minyak Milikan
 
Laporan praktikum spektrometer atom
Laporan praktikum spektrometer atomLaporan praktikum spektrometer atom
Laporan praktikum spektrometer atom
 
Efek hall ugm2014
Efek hall ugm2014Efek hall ugm2014
Efek hall ugm2014
 
Interaksi foton
Interaksi fotonInteraksi foton
Interaksi foton
 
Fisika Zat Padat "Model Einstein"
Fisika Zat Padat "Model Einstein"Fisika Zat Padat "Model Einstein"
Fisika Zat Padat "Model Einstein"
 
Laporan Eksperimen Tetes Minyak Millikan
Laporan Eksperimen Tetes Minyak MillikanLaporan Eksperimen Tetes Minyak Millikan
Laporan Eksperimen Tetes Minyak Millikan
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
 
Lismafisika
LismafisikaLismafisika
Lismafisika
 
Statistik Fermi dirac
Statistik Fermi diracStatistik Fermi dirac
Statistik Fermi dirac
 
MODUL FISIKA KUANTUM
MODUL FISIKA KUANTUMMODUL FISIKA KUANTUM
MODUL FISIKA KUANTUM
 
Laporan Resmi Percobaan Spektrometer
Laporan Resmi Percobaan SpektrometerLaporan Resmi Percobaan Spektrometer
Laporan Resmi Percobaan Spektrometer
 
Dosimetri:: Satuan Radiasi
Dosimetri:: Satuan RadiasiDosimetri:: Satuan Radiasi
Dosimetri:: Satuan Radiasi
 
Teori dasar tld
Teori dasar tldTeori dasar tld
Teori dasar tld
 
Peluruhan alfa
Peluruhan alfaPeluruhan alfa
Peluruhan alfa
 
Eksperimen hamburan rutherford kel. 1
Eksperimen hamburan rutherford kel. 1Eksperimen hamburan rutherford kel. 1
Eksperimen hamburan rutherford kel. 1
 
Difraksi Sinar-X
Difraksi Sinar-XDifraksi Sinar-X
Difraksi Sinar-X
 

Ähnlich wie Laporan efisiensi detektor, dead time, spektroskopi gamma, dan hukum kuadrat terbalik

n ,mnkj,Percobaan geiger muller
n ,mnkj,Percobaan geiger mullern ,mnkj,Percobaan geiger muller
n ,mnkj,Percobaan geiger mullerchyrmdhnty
 
Ppt geiger muller klompok 1
Ppt geiger muller klompok 1Ppt geiger muller klompok 1
Ppt geiger muller klompok 1Ernhy Hijoe
 
deteksi-radioaktif deteksi radioaktif deteksi
deteksi-radioaktif deteksi radioaktif deteksideteksi-radioaktif deteksi radioaktif deteksi
deteksi-radioaktif deteksi radioaktif deteksibatan5455
 
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1Laporan lengkap geiger muller kelompok 1
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1Ernhy Hijoe
 
PPT Zat Radioaktif
PPT Zat RadioaktifPPT Zat Radioaktif
PPT Zat Radioaktifworodyah
 
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasikRyzkha Gso
 
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1Laporan lengkap geiger muller kelompok 1
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1Annis Kenny
 
Percobaan geiger muller
Percobaan geiger mullerPercobaan geiger muller
Percobaan geiger mullerFani Diamanti
 
Identifikasi spektrometri
Identifikasi spektrometriIdentifikasi spektrometri
Identifikasi spektrometriAris Widodo
 
Laporan percobaan 3 spektrometri
Laporan percobaan 3 spektrometriLaporan percobaan 3 spektrometri
Laporan percobaan 3 spektrometriniluh srimaharani
 
Fisika Inti
Fisika Inti Fisika Inti
Fisika Inti FKIP UHO
 
Bahan ajar fisika gelombang elektromagnetik
Bahan ajar fisika gelombang elektromagnetikBahan ajar fisika gelombang elektromagnetik
Bahan ajar fisika gelombang elektromagnetikeli priyatna laidan
 

Ähnlich wie Laporan efisiensi detektor, dead time, spektroskopi gamma, dan hukum kuadrat terbalik (20)

n ,mnkj,Percobaan geiger muller
n ,mnkj,Percobaan geiger mullern ,mnkj,Percobaan geiger muller
n ,mnkj,Percobaan geiger muller
 
Ppt geiger muller klompok 1
Ppt geiger muller klompok 1Ppt geiger muller klompok 1
Ppt geiger muller klompok 1
 
deteksi-radioaktif deteksi radioaktif deteksi
deteksi-radioaktif deteksi radioaktif deteksideteksi-radioaktif deteksi radioaktif deteksi
deteksi-radioaktif deteksi radioaktif deteksi
 
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1Laporan lengkap geiger muller kelompok 1
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1
 
Detektor radiasi
Detektor radiasiDetektor radiasi
Detektor radiasi
 
Laporan Praktikum Rutherford
Laporan Praktikum Rutherford Laporan Praktikum Rutherford
Laporan Praktikum Rutherford
 
PPT Zat Radioaktif
PPT Zat RadioaktifPPT Zat Radioaktif
PPT Zat Radioaktif
 
Aas 1
Aas 1Aas 1
Aas 1
 
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
 
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1Laporan lengkap geiger muller kelompok 1
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1
 
Laporan spektronic
Laporan spektronicLaporan spektronic
Laporan spektronic
 
Radioaktif
RadioaktifRadioaktif
Radioaktif
 
Percobaan geiger muller
Percobaan geiger mullerPercobaan geiger muller
Percobaan geiger muller
 
Identifikasi spektrometri
Identifikasi spektrometriIdentifikasi spektrometri
Identifikasi spektrometri
 
Radioaktif
RadioaktifRadioaktif
Radioaktif
 
Aas
AasAas
Aas
 
Laporan percobaan 3 spektrometri
Laporan percobaan 3 spektrometriLaporan percobaan 3 spektrometri
Laporan percobaan 3 spektrometri
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
 
Fisika Inti
Fisika Inti Fisika Inti
Fisika Inti
 
Bahan ajar fisika gelombang elektromagnetik
Bahan ajar fisika gelombang elektromagnetikBahan ajar fisika gelombang elektromagnetik
Bahan ajar fisika gelombang elektromagnetik
 

Kürzlich hochgeladen

Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024RoseMia3
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 

Laporan efisiensi detektor, dead time, spektroskopi gamma, dan hukum kuadrat terbalik

  • 1. I. Judul Praktikum 1. Spektroskopi gamma 2. Penentuan Efisiensi Detektor Geiger Muller 3. Hukum Kuadrat Terbalik 4. Dead Time Detektor II. Latar Belakang Pengetahuan tentang inti isotop radioaktif dapat diperoleh dengan menganalisa partikel – partikel yang dipancarkan oleh inti tersebut. Analisa ini diantaranya digunakan untuk mengetahui informasi jenis partikel radiasi, arah gerak, kecepatan, momentum atau tenaga, muatan, massa serta spin. Dengan demikian, untuk mengetahui informasi tentang partikel radiasi, diperlukan suatu eksperimen menggunakan peralatan deteksi radiasi. Namun sayangnya, semua informasi ini tidak dapat diperoleh jika hanya menggunakan satu jenis peralatan deteksi. (Suharyana et all 2002) Detektor merupakan suatu alat yang dapat memberikan informasi mengenai radiasi suatu isotope dengan cara melihat cacahan atau aktivitas radiasi yang dikeluarkan oleh sebuah isotope. Dan sebgaimana yang telah diketahui bahwa suatu alat tertentu pastilah memiliki tingkat kualitas tertentu, begitu pula dengan detektor radiasi Geiger-Muller. Detektor ini memiliki tingkat keakuratan pengukuran atau yang lebih sering disebut efisiensi. Beberapa faktor yang menyebabkan munculnya efisiensidetektor Geiger-Muller adalah jarak sumber radiasi dengan detektor dan sudut ruang, dan lebar windowdari detektor. Oleh karena itu dilakukanlah praktikum mengenai efisiensi detector, agar mahasiswa dapat mengitung tingkat efisiensi dari suatu detector Geiger-Muller. Detektor Geiger-Muller juga mempunyai sifat yang mendasar pada pengukuran pulsapulsa elektrik yang terbentuk dari radiasi yang disebabkan oleh suatu sumber radiasi. Detektor Geiger-Muller mempunyai selang waktu saat radiasi masuk ke detektor untuk menjadi pulsa yang diperlihatkan pada layar digital counter. Selain dalam detektor dari sifat-sifat radiasi terhadap jarakpun juga terdapat suatu hukum kuadrat terbalik yang mengkaitkan antara cacah radiasi dengan jarak detektor ke sumber radioaktif. Tidak hanya Geiger Muller yang dijadikan sebagai detektor, tetapi juga digunakan detektor NaI(Tl). Dalam detektor tersebut akan dihasilkan sebuah spektrum yang dapat dianalisa bagaimana kejadian yang terjadi saat muncul spektrum. Spektrum tersebut yang dapat dianalisa dan dapat ditemukan hasil yang berkelanjutan. III. 1. 2. 3. 4. Tujuan Praktikum Mengetahui spectrum Cs-137 dan Co-60 Menentukan nilai efisiensi detector dengan sumber radiasi Cs-137 dan Co-60 Menentukan hubungan grafik antara jarak kuadrat terbalik dengan nilai cacahnya Menentukan dead time dari suatu detector
  • 2. IV. Dasar Teori Sejak ditemukan detektor radiasi pengion oleh Hans Geiger pada tahun 1908, kemudiantahun 1928 disempurnakan oleh Walther Mueller menjadi tabung detektor GeigerMueller yangkonstruksinya sederhana dibandingkan dengan jenis detektor yang lain. Detektor Geiger-Mueller terdiri dari suatu tabung logam atau gelas dilapisi logam yang biasanya diisi gas seperti argon, neon, helium atau lainnya (gas mulia dan gas poliatomik) dengan perbandingan tertentu. Pencacah Geiger, atau disebut juga Pencacah Geiger-Müller merupakan salah satu jenis detektor isian gas yang bekerja berdasarkan prinsip ionisasi oleh radiasi yang masuk terhadap molekul yang berada dalam detektor. Pencacah Geiger bisa digunakan untuk mendeteksi radiasi alpha dan beta. Sensornya adalah sebuah tabung Geiger-Müller, sebuah tabung yang diisi oleh gas yang akan bersifat konduktor ketika partikel atau foton radiasi menyebabkan gas (umumnya Argon) menjadi konduktif. Alat tersebut akan membesarkan sinyal dan menampilkan pada indikatornya yang bisa berupa jarum penunjuk, lampu atau bunyi klik dimana satu bunyi menandakan satu partikel. Pada kondisi tertentu, pencacah Geiger dapat digunakan untuk mendeteksi radiasi gamma, walaupun tingkat reliabilitasnya kurang. Pencacah geiger tidak bisa digunakan untuk mendeteksi neutron. Cara kerja dari Detektor ini adalah Tegangan diberikan antara anoda dan katoda diatur sesuai dengan jenis gas dan aktivitas unsur yang diukur. Tegangan ini harus lebih tinggi daripada nilai ambang yang didasarkan pada gas dan geometri tabung. Partikel-partikel radiasi akan menembus jendela tipis pada salah satu ujung detektor dan masuk ke dalamnya. Partikel radioaktif ini lalu menumbuk atom-atom gas sehingga atom-atom gas akan mengeluarkan electron-elektron. Elektron yang terlepas saat tumbukan itu ditarik ke anoda. Karena melepaskan elektron,atom-atom gas berubah menjadi ion-ion positif. Ion-ion ini kemudian tertarik ke arah katoda.Peristiwa ini berlangsung dalam waktu singkat. Jadi bila ada radiasi yang masuk ke
  • 3. dalamtabung tersebut, maka terjadilah ionisasi atom-atom atau molekul-molekul gas dalam tabungitu. Ion positif akan bergerak ke katoda sedangkan ion negatif akan bergerak ke anoda . Detektor Geiger Muller hanya mendeteksi partikel bermuatan, karena foton tidak bermuatan dan karena tidak menghasilkan ion di dalam gas, maka tidak dideteksi. Efisiensi detektor Geiger sebesar 99% untuk elektron (beta), tetapi kurang dari 1% untuk sinar X atausinar gamma. Bagaimanapun, efisiensi untuk mendeteksi sinar X dan gamma rendah . Persamaan Efisiensi dinyatakan sebagai : Intensitas cahaya atau gelombang linear lain yang memancar dari titik sumber berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dari sumber. Jadi obyek (ukuran yang sama) dua kali lebih jauh, hanya menerima seperempat dari energi (dalam jangka waktu yang sama). Lebih umum, radiasi yaitu intensitas (energi persatuan luas) dari sebuah bola wavefront berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dari titik sumber (dengan asumsitidak ada kerugian yang disebabkan oleh penyerapan atau hamburan).Hubungan intensitas dengan jarak dari sumber: I ~ 1/r2 dengan I = intensitas radiasi r = jarak dari sumber Misalkan daya total yang diradiasikan dari sebuah titik adalah P pada jarak yang jauh dari sumber, daya ini akan didistribusikan pada luasan permukaan berjari- jari r (jarak dari sumber), sehingga intensitas yang dipancarkan pada jarak r dari sumber radiasi adalah: I = P/4πr2 dengan I = intensitas (W/m2) P = daya yang dipancarkan (W) r = jarak dari sumber (m) Proses pengubahan sebuah radiasi menjadi pulsa listrik dan akhirnya tercatat sebagai sebuah cacahan memerlukan selang waktu tertentu yang sangat dipengaruhi oleh kecepatan detektor dan peralatan penunjangnya. Selang waktu tersebut dinamakan sebagai waktu mati (dead time) dari sistem pencacah karena selama selang waktu tersebut sistem pencacah tidak dapat mendeteksi radiasi yang datang. Dengan kata lain, radiasi yang datang berurutan dengan selang waktu yang lebih singkat daripada waktu matinya tidak dapat dicacah atau tidak terhitung oleh sistem pencacah. Karena intensitas radiasi yang dipancarkan oleh suatu sumber bersifat acak (random) maka terdapat kemungkinan bahwa beberapa radiasi yang mengenai detektor tidak tercatat, semakin tinggi intensitasnya (laju cacahnya) semakin banyak radiasi yang tidak tercatat sehingga hasil pengukuran sistem pencacah lebih sedikit dari seharusnya. Salah satu metode yang sering digunakan untuk mengeliminasi masalah waktu mati ini adalah menggunakan persamaan berikut.
  • 4. Rk adalah laju cacah setelah dikoreksi, Ru adalah laju cacah yang dihasilkan sistem pencacah dan t adalah waktu mati sistem pencacah. Waktu mati sistem pencacah ( t ) dapat ditentukan dengan cara pengukuran dua sumber yang identik. R1 adalah laju cacah sumber 1, R2 adalah laju cacah sumber 2, R12 adalah laju cacah sumber 1 dan sumber 2 bersama-sama, sedang Rb adalah laju cacah latar belakang. Waktu mati sistem pencacah yang menggunakan detekor GM adalah sekitar ratusan µdetik sedangkan detektor NaI(Tl) di bawah 10 µdetik. Jadi sumber yang akan digunakan (R1 dan R2) untuk melakukan penentuan waktu mati sistem pencacah harus disesuaikan. Aktivitas masingmasing sumber (R1 atau R2) dipilih yang masih belum terlalu dipengaruhi waktu mati tetapi bila dicacah bersama-sama harus telah dipengaruhi oleh waktu mati. Bila aktivitas sumber terlalu kecil sehingga keduanya belum dipengaruhi oleh waktu mati maka nilai waktu mati yang diperoleh tidak benar, bahkan sering bernilai negatif, karena pembilang persamaan di atas bernilai negatif. Sebaliknya bila aktivitasnya terlalu besar maka detektor akan mengalami saturasi sehingga nilai waktu matinya juga salah, bisa bernilai negatif karena penyebutnya yang bernilai negatif. Terbentukmnya sinar gamma merupakan hasil disentigrasi inti atom.Inti atom yang mengalami disentegrasi dengan memancarkan sinar alfa akan terbentuk inti-inti baru dengan memiliki tingkat energi yang agak tinggi.Kemudian terjadi Proses transisi ke tingkat energi yang lebih rendah atau tingkat dasar sambil memancarkan sinar gamma. Sinar gamma sama halnya dengan sinar X,termasuk gelombang elektromagnetis,jika sinar gamma menembus lapisan materi setebal X maka intensitas akan berkurang. Spektrum sinar gamma dari suatu unsur adalah spektrum garis, yang memperlihatkan adanya foton sinar gamma, bila sebuah inti pindah dari keadaan energi yang lebih tinggi ke keadaan yang lebih rendah. Tenaga sinar gamma bersifat diskrit dan karakteristik, masingmasing mempunyai energi gamma dalam bentuk spektrum energi tertentu. Apabila radiasi gamma dari sumber radiasi terpancar ke segala arah, intensitas radiasi gamma di suatu titik akan menjadi lemah karena berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya dari sumber radiasi. Hal ini disebut hukum kuadrat terbalik. Oleh karena intensitas radiasi gamma menjadi lemah berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya dari sumber radiasi, maka jarak dari sumber radiasi merupakan faktor utama dalam melakukan penahanan. Untuk radiasi gamma yang mempunyai aktivitas 1 Currie, persentase paparan radiasinya pada titik yang berjarak 1 m disingkat rhm (Rontgen per jam pada jarak 1 m), yang disebut juga konstanta gamma.
  • 5. Gambar 3. Berkas radiasi sempit Sumber http:// mext-atm.jst.go.jpa Seperti ditunjukkan pada Gambar 1, jika radiasi gamma dengan intensitas tertentu menembus bahan penahan, maka intensitas radiasinya akan berkurang secara eksponensial sebanding dengan tebal bahan penahan. Koefisien pengurangan intensitas radiasi gamma yang berenergi antara 1-3 MeV tidak berubah karena tebal bahan, sehingga dapat dianggap bahwa kemampuan penahanan hanya berkaitan dengan rapat jenis materi. Detektor kelipan inorganik yang sering digunakan untuk spektroskopi adalah kristal tunggal alkali halida seperti NaI. Mekanisme kerja detektor adalah sebagai berikut. Karena NaI merupakan material isolator, maka pita valensi biasanya penuh sedangkan pita konduksi dalam keadaan kosong. Sebuah radiasi dapat mengeksitasi sebuah elektron menyeberangi celah pita dari pita valensi ke pita konduksi. Tetapi elektron ini akan kehilangan energinya dengan memancarkan sebuah photon dan kembali ke pita valensi. Untuk meningkatkan kebolehjadian emisi photon dan mengurangi serapan cahaya oleh kristal, sejumlah kecil material yang dinamakan aktivator ditambahkan ke dalam NaI. Aktivator yang banyak digunakan adalah thalium sehingga detektornya dinamakan NaI(Tl). V. Metodologi Penelitian : a. Alat dan Bahan : Spektroskopi gamma   Multi Channel Analyzer (MCA) Detektor NaI(Tl)
  • 6.  Sumber radiasi Cs-137 dan Co-60 Efisiensi detetor      Seperangkat peralatan Geiger Muller Cs-137 Co-60 Penggaris Stopwatch Hukum kuadrat terbalik      Satu set Detektor Geiger Muller Counter Power Supply Mistar 6) Co-60 dan Cs-135 Dead Time      Detector Geiger Muller Counter (pencacah) Sumber Radio aktif Cs-137 dan Co-60 Stopwatch Mistar b. Cara Kerja : Spektroskopi gamma        Menyalakan MCA dan detector NaI(Tl) Menyalakan Komputer Mengatur Skala power dan skala high voltage Mengatur waktu pencacagan Memilih sampel radioaktif sampel radioaktif Melakukan pencacahan Mengamati photopeak  Melakukan pengaturan pada skala dan intensitas Melakukan pengamatan terhadap nomor channel photopeak dari sampel radioaktif 
  • 7. Efisiensi detektor       Meyiapkan alat dan bahan yang dipakai. Merangkai alat yang dipakai. Menghubungkan detector dengan PLN. Melakukan cacah latar selama 30 detik. Melakukan pencacahan dengan variasi bahan Radiasi Cs-137 dan Co-60 selama 30 detik. Mencatat hasil pencacahan dan melakukan pencacahan dengan variasi jarak selama 60 detik. Hukum kuadrat terbalik      Merangkai rangkaian alat detector Geiger Muller. Menyusun rangkaian alat detector Geiger Muller dengan benar. Menentukan nilai cacah latar detektor. Menentukan nilai cacah dari Co-60 dan Cs-135 dengan memvariasikan nilai jarak. Menentukan hubungan grafik antara jarak kuadrat terbalik dengan nilai pencacahnya. Dead Time       VI. 1. Detector GM dioperasikan pada tegangan kerja. Sumber Cs-137 ditempatkan pada jarak tertentu dan dicatat cacahnya . Sumber Co-60 ditempatkan pada jarak yang sama tanpa mengubah kedudukan sumber Cs-137 dan dicatat cacahnya. Sumber Cs-137 diambil dan dicatat cacahnya. Kedua sumber diambil dan dicatat cacah latarnya. Pencacahan dilakukan dengan interval 30 detik sebanyak 10 kali. Data Pengamatan Data Pengamatan Sperktrometri Gamma Channel Cacah latar Cacah Cs-137 Cacah Co-60 Channel Cacah latar Cacah Cs-137 Cacah Co-60 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 0 6 84 92 91 87 86 87 0 0 -6 1154 1444 1528 1524 1449 1394 0 0 -6 1235 1613 1649 1584 1520 1451 129 130 131 132 133 134 135 136 137 17 25 22 16 17 17 11 12 17 -4 -17 -19 1 -5 -7 -2 4 -9 870 801 807 796 812 795 770 762 823
  • 8. 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 95 81 83 78 95 81 66 71 58 63 65 58 77 70 59 55 64 55 64 49 63 45 51 49 48 55 51 31 36 48 46 33 36 41 38 32 40 38 36 30 31 1327 1341 1396 1376 1359 1324 1277 1342 1217 1314 1313 1288 1277 1264 1328 1237 1249 1242 1264 1269 1207 1322 1329 1302 1310 1254 1298 1278 1232 1103 1073 1014 886 797 724 559 522 454 458 323 310 1464 1460 1461 1359 1341 1302 1333 1267 1296 1313 1250 1225 1188 1193 1170 1136 1090 1123 1110 1084 1069 1065 1109 1033 1057 999 1016 1027 1029 947 993 994 961 987 949 927 1001 991 935 967 1013 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 13 12 14 19 12 18 21 20 11 16 10 18 15 20 14 20 18 16 17 24 18 26 21 22 18 16 11 11 12 16 12 9 6 7 12 12 9 15 15 14 13 -7 -3 -4 -2 1 -6 -8 0 -1 -5 5 -8 2 -10 -2 -2 -3 -5 -3 -12 -7 -14 -2 -3 -11 -2 1 0 2 -4 -6 -2 3 2 0 -5 0 -10 0 -8 -6 781 775 825 715 797 788 870 831 914 939 961 1009 1083 1156 1220 1197 1311 1235 1360 1363 1362 1333 1293 1227 1237 1134 1112 963 961 846 791 717 745 622 678 642 688 643 719 780 789
  • 9. 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 40 30 35 34 36 27 25 31 34 32 34 23 37 34 41 37 45 46 35 46 38 50 50 56 50 37 51 34 45 31 38 45 32 29 18 33 25 19 20 29 22 263 247 202 206 200 198 229 253 281 324 400 562 700 865 1105 1422 1714 2109 2468 2718 3127 3371 3698 3831 3775 3646 3272 3072 2794 2299 2010 1531 1212 896 694 499 325 295 208 147 113 942 973 1016 976 1014 1025 926 963 946 926 964 980 936 935 948 915 965 912 913 980 948 963 994 950 992 966 994 995 1014 1028 907 1047 1017 965 969 1010 1040 1074 1045 1078 1100 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 9 9 15 18 13 16 10 21 16 13 19 12 12 10 5 4 3 9 6 7 1 4 3 2 1 1 2 3 3 1 0 0 0 1 2 1 0 0 1 1 0 -2 2 -6 -10 -4 -4 -2 -10 2 0 -11 -7 -10 -3 2 1 0 -5 -2 -4 2 -4 -1 1 0 -1 0 -3 0 -1 1 1 1 -1 -2 2 0 1 0 -1 0 834 868 922 977 922 891 924 893 922 883 750 725 657 625 533 475 408 355 289 262 192 149 110 124 98 88 63 57 54 50 27 26 34 25 33 21 24 22 20 17 13
  • 10. 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 25 25 36 21 21 33 23 25 21 24 23 30 24 32 25 21 23 22 20 17 25 20 19 19 28 22 24 16 18 20 30 22 16 21 9 13 24 64 44 24 33 12 -1 12 4 -4 -3 3 -7 4 -10 -5 -1 -5 -6 4 6 -7 3 1 -3 -5 -7 -7 9 8 0 -16 0 -2 -3 13 2 -11 1075 1116 1137 1108 1139 1117 1113 1130 1130 1075 1123 1170 1237 1182 1269 1183 1204 1252 1191 1235 1275 1197 1271 1239 1186 1145 1158 1137 1081 1117 1033 1029 1021 940 904 912 865 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 1 1 1 0 0 1 0 0 1 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 2 0 0 0 1 0 2 0 0 0 1 1 1 0 0 0 -1 -1 0 0 2 1 0 1 -1 -2 0 0 0 0 0 -1 0 1 2 0 -2 2 0 0 -1 0 -2 0 0 1 -1 0 -1 1 1 0 9 28 19 14 20 15 14 16 26 15 14 19 15 20 15 15 14 9 17 17 16 21 14 12 12 14 10 18 13 12 8 15 10 10 9 0 Keterangan : Semua cacah Co-60, Cs-137 dan Ba-133 sudah merupakan cacah bersih.
  • 11. 2. Efisiensi detektor dan hukum kuadrat terbalik R1=8.5 R2=8 R3=7 R4=6 N0 t cacah latar Co-60 Co-60 Co-60 Co-60 1 30 6 10 13 13 9 2 60 16 23 28 26 26 3 90 24 38 45 42 34 4 120 30 50 64 54 49 5 150 45 70 77 73 67 6 180 55 75 94 86 81 7 210 66 85 106 98 97 8 240 76 95 112 107 110 9 270 90 110 126 125 126 10 300 96 118 136 134 148 R5=5 Co-60 13 32 47 62 78 98 114 134 148 164 R1=8.5 R2=8 N0 t 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 3. Time 30 60 90 120 150 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 cacah latar 6 16 24 30 45 55 66 76 90 96 R3=7 R4=6 R5=5 Cs-135 33 54 80 95 121 142 170 197 214 239 Cs-135 27 63 83 105 125 155 176 208 232 253 Cs-135 38 74 118 162 192 230 264 291 324 345 Cs-135 44 81 115 144 175 212 254 289 333 372 Cs-135 31 57 79 111 137 165 184 202 231 254 Dead Time Pulsa Cacah Cs Cs 34 0,93 66 1,07 96 1,00 128 1,07 164 1,20 Cs* 0,57 0,73 0,73 0,87 0,70 Pulsa Cacah Co Co 11 0,67 22 0,37 35 0,43 46 0,37 62 0,53 Co* 0,30 0,03 0,17 0,17 0,03 Pulsa Cs + Co 33 61 91 120 144 Cacah Cs + Co 0,90 0,93 1,00 0,97 0,80 (Co+Cs)* 0,53 0,60 0,73 0,77 0,30 Pulsa latar Cacahlatar 6 0,37 16 0,33 24 0,27 30 0,20 45 0,50 dead time 2,47
  • 12. 191 0,90 219 0,93 231 0,40 259 0,93 277 0,60 Cs* rata-rata VII. 0,57 0,57 0,07 0,47 0,40 0,567 84 0,73 92 0,27 105 0,43 117 0,40 133 0,53 Co* rata-rata 0,40 -0,10 0,10 -0,07 0,33 0,14 164 0,67 202 1,27 222 0,67 256 1,13 291 1,17 (Co+Cs)* rata-rata 0,33 0,90 0,33 0,67 0,97 0,61 55 66 76 90 96 0,33 0,37 0,33 0,47 0,20 Pembahasan Spektroskopi gamma Dalam percobaan ini ingin mengetahui spektrum pancaran sinar gamma yang dikeluarkan oleh sebuah sumber Co-60 dan Cs-137. Alat yang digunakan untuk praktikum kali ini adalah detektor NaI(Tl) dengan output MCA (Multi Channel Analyzer). Spektrum pancaran sinar gamma langsung terlihat saat praktikum, di tampakkan dalam Multi Channel Analyzer. Tetapi karena data tersebut tidak dapat disimpan maka harus di buat ulang grafik antar intensitas dan channel yang di dapat pada percobaan yang ada. 2000 Hubungan Channel dan Intensitas Co-60 1500 Intensitas 180 210 240 270 300 1000 500 0 0 -500 50 100 150 200 250 300 Channel Gambar 1 Hubungan Channel dan Intensitas Co-60 Dalam grafik yang pertama digambarkan hubungan antara channel dan intensitas dari Co-60. Hasilnya adalah seperti yang sudah digambarkan, pada lingkaran merah terdapat intensitas yang diakibatkan oleh efek Compton dan diakhiri dengan Compton edge. Setelah itu terdapat puncak-puncak kembali itu adalah foto Peak. Foto Peak terjadi karena puncak tersebut terbentuk akibat cahaya. Atau akibat efek foto listrik. Di dalam grafik Co-60 ada dua puncak.
  • 13. Intensitas Hubungan Channel dan Intensitas Cc-137 4500 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 -500 0 50 100 150 Channel 200 250 300 Gambar 2 Hubungan Channel dan Intensitas Cs-137 Sementara pada Cs-137 hasilnya juga sama. Dalam lingkar merah juga terdapat sama seperti grafik Co60 yaitu yang diakibatkan oleh efek Compton. Yang kedua juga sama yaitu lingkar biru terjadi karena efek foto listrik. Tetapi pada Cs-137 hanya terdapat 1 puncak. Efisiensi detektor Efisiensi detektor merupakan tingkat keakuratan dari suatu alat untuk mendeteksi aktivitas radiasi yang dikeluarkan oleh radioisotope. Dan dalam percobaan ini akan dihitung nilai efisiensi dari sebuah detector Giger Muller, Dan sebelum dibahas lebih lanjut berikut ini adalah spesifikasi untuk detector yang akan dicari nilai efisiensinya. 1) Merk : PHYWE 2) Order : 13603 93 3) Tipe : digitalzähler 6-dekaden 4) No.Serial : 449800028733 5) Teg. utama : 230 V 6) Rating daya : 20VA 7) Fuse :M0,2A Pada percobaan ini akan digunakan dua buah radioisotope yakni Co-60 dan Cs-137. Dimana hasil cacahan yang akan di deteksi oleh detector untuk kedua radioisotope tersebut berbeda. Adapun untuk mencari nilai efisiensi dari detector ini adalah dengan menentukan besaran yang berkaitan. Dari percobaan ini akan didapatkan beberapa besaran yakni jumlah
  • 14. cacahan radiasi terhadap sumber dan latar, waktu cacahan, dan variasi jarak radioisotope terhadap detector. Dan besaran yang sudah diketahui dari sumber adalah waktu paruh dari kedua sumebr radiasi (radioisotope) serta waktu pembuatan radioisotope tersebut. Langkah pertama dari penentuan efisiensi ini adalah dengan cara melakukan cacah latar, atau pencacahan detector terhadap aktivitas radiasi dari alam, dimana pencacahan ini dilakukan selama 300 sekon dengan range 30 sekon, sehingga didapatkan data sebanyak sepuluh buah. Kemudian dilakukan pencacahan terhadap sumber radiasi Co-60, dimana meknisme pengambilan data untuk pencacahan terhadap sumber ini sama seperti cacah latar, namun pada step ini dilakukan variasi jarak sebanyak 5 kali yakni 8,5cm ; 8cm ; 7 cm; 6 cm; 5 cm, serta detector Geiger Muller ini diarahkan pada sumebr radiasi. Begitu pula pada saat melakukan pencacahan terhadapa sumber radiasi Cs-137, langkah yang dilakukan untuk mencacah aktivitas radiasinya sama seperti langkah yang dilakukan untuk mencacah aktivitas radiasi Co-60. Adapun tujuan dari melakukan pencacahan latar adalah untuk menentukan jumlah cacahan bersih dari sumber radiasi Cs-137 dan Co-60, dengan cara mengurangkan jumlah cacahan pada waktu yang sama antara sumber radiasi dan cacah latar. Sehingga akan didapatkan Aktivitas radiasi (cacahan) yang tidak tercampur oleh radiasi alam. Dimana untuk menentukan Aktivitas radiasi dari radioisotope digunakan persamaan Rt merupakan aktivitas radiasi dari suatu radioisotope pada saat ini (aktivitas yang tersisa), sedangkan Ro merupakan aktivitas awal, dimana dalam percobaan ini aktivitas awal dari radioisotope tersebut didapatkan dengan melakukan rata-rata terhadap hasil pengurangan antara cacah radioisotope dengan cacah latar per 30 sekon,t merupakan tahun dilakukannya praktikum. Dan informasi waktu paruh dari kedua radioisotope tersebut adalah, untuk Cs-137 memiliki waktu paruh selama 31,37 tahun sedangkan Co-60 memiliki waktu paruh 5,3 tahun. Untuk menghitung efisiensi dari detector digunakan persamaan x 100 % Dimana dari perhitungan yang dilakukan didapatkan nilai efisiensi detector dengan sumber raiosiotop Co-60 Co-60 η (%) 0.085 0.00569106 0.008 0.01056911 0.007 0.01056911 0.006 0.01382114 0.005 0.01869919 Jika dilihat dari hasil yang didapatkan diatas nilai efisiensi dari suatu detetkor untuk sumber radiasi memiliki efisiensi tertinggi pada saat jarak antara sumber radiasi dan detector 0,005m dengan nilaiefisiensi sebesar 0.01869919 % dan efisiensi terendah pada jarak 0,085 dengan efisiensinya hanya sebesar 0.00569106%. Jarak(m)
  • 15. Sedangkan untuk sumber radiasi Cs -137 nilai efisiensi yang didapatkan dari perhitungan adalah Cs-137 η (%) 0.085 0.00058 0.008 0.00064 0.007 0.00063 0.006 0.001 0.005 0.00111 Nilai efisiensi dari sumber radiasi Cs-137 juga menunjukkan hal yang sama seperti efisiensi dengan sumber Co-60 yakni nilai efisiensi terbesar terjadi pada saat jarak antara sumber radiasi dan detector semakin dekat, hal ini dikarenakan aktivitas radiasi dari suatu radioisotope yang ditangkap oleh detektor akan semakin banyak jika jarak anatara keduanya semakin dekat, dan apabila jarak antara keduanya semakin jauh maka intensitas radiasi akan semakin kecil dikarenakan radiasi tersebut akan tersebar ke lingkungan sebelum terdeteksi oleh detector. Jarak(m) Hukum Kuadrat Terbalik Pada percobaan Geiger Muller kali ini bertujuan untuk menentukan hubungan antara jarak kuadrat terbalik dengan nilai pencacahan dari suatu detector yang dapat dihubungkan dengan metode grafik hubungan antara 1/r2 untuk jarak kuadrat terbalik dan N untuk nilai pencacah).Alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum kali ini adalah satu set detector Geiger Muller digunakan untuk mendeteksi suatu radiasi ionisasi seperti alfa dan beta,serta dapat menentukan nilai cacah latar dan nilai cacah untuk Co-60 dan Cs-135 dengan memvariasikan nilai jarak,Power Supply digunakan untuk menjalankan sumber tegangan dari suatu detector,mistar digunakan untuk mengukur jarak dari percobaan detector Co-60 dan Cs-135,dari hasil data praktikum ini dari percobaan detector Co-60 dan detector Cs-135 dapat diolah menjadi bentuk hubungan grafik antara kuadrat jarak terbalik dengan nilai pencacahnya , dimana kuadrat jarak terbalik sebagai abisis (sebagai sumbu x ) dan nilai pencacah sebagai ordinat (sebagai sumbu y), untuk nilai jarak ( r ) dapat ditentukan dari nilai variasi jarak dari suatu detector Co-60 dan detector Cs-135 dengan menggunakan mistar secara langsung sebanyak 5 variasi dan dapat menentukan nilai pencacah ( n ) yang dapat diperoleh dari pengamatan nilai keluaran suatu detector yang dilakukan sebanyak 10 kali untuk data pencacahan suatu detector yang terbaca,dimana dari setiap nilai pencacah detector dihitung selama 30 detik.Setelah 30 detik bisa mencatat nilai cacahnya yang terbaca dari detector tersebut dan melakukan percobaan untuk nilai cacah sebanyak 10 data.Nilai cacah detector yang didapat 10 data dapat dihitung nilai rata – ratanya dari setiap variasi jarak yang didapat 5 data dan dapat diolah menjadi data untuk kuadrat jarak terbalik dengan nilai pencacah rata-rata detector pada detector Co-60 dan Cs-135.Dari data tersebut dapat dibuat hubungan grafik antara jarak kuadrat terbalik dengan nilai pencacahnya,dimana jarak kuadrat terbalik sebagai (x) dan nilai pencacahnya sebagai (y). 1) Grafik hubungan antara 1/r2 dengan N untuk detector Co-60 :
  • 16. Grafik Hubungan I dan 1/r2 I ( itensitas) (imf) 100 80 60 y = 1.783x + 50.57 R² = 0.568 40 20 0 0 5 10 15 20 25 1/r2 (m-2 ) Dari grafik di atas tampak terlihat jelas bahwa untuk grafik detector Co-60 garis biru dari data percobaan menunjukkan bahwa garis tersebut tidak linier, maka garis yang tidak beraturan tersebut dapat ditentukan nilai pendekatan dengan regresi linier dimana persamaan liniernya adalah y = 1,783x + 50,57 dengan nilai R2 = 0,568. Ini menunjukkan bahwa Rn sebanding dengan nilai kuadrat jarak terbalik atau 1/r2 dengan nilai factor pengalinya adalah 1,783 2) Grafik hubungan antara 1/r2 dengan N untuk detector Cs-135 : Grafik Hubungan I dan 1/r2 I ( itensitas) (imf) 250 y = 9.186x + 27.39 R² = 0.81 200 150 100 50 0 0 5 10 15 20 25 1/r2 (m-2 ) Dari grafik di atas tampak terlihat jelas bahwa untuk grafik detector Cs-135 garis biru dari data percobaan juga sama seperti grafik detector Co-60 garis juga tidak linier, maka dapat ditentukan nilai pendekatan dengan regresi linier dimana persamaan liniernya adalah y = 9,186x + 27,39 dengan nilai R2 = 0,81. Hal Ini menunjukkan bahwa Rn sebanding dengan nilai kuadrat jarak terbalik atau 1/r2 dengan nilai factor pengalinya adalah 9,186 Dari kedua grafik tersebut baik detector Co-60 dan Cs-135, menunjukkan kedua grafik semakin besar kuadrat jarak terbalik dari data percobaan tersebut dan semakin cepat nilai pencacah dari suatu detektor
  • 17. Dead Time Radiasi dapat dideteksi dengan satu detektor. Prosesnya adalah dengan mengubah radiasi tersebut menjadi pulsa-pulsa listrik sehingga saat satu sumber radiasi diukur radiasinya, manusia dapat membaca dengan pengubahan radiasi tersebut menjadi pulsa listrik dan ditampakkan dengan bahasa manusia yang bisa dimengerti. Tetapi dalam proses pengubahan tersebut terdapat selang waktu yang disebut deadtime. Untuk mengukur deadtime tersebut diperlukan praktikum ini. Yang akan dikukur deadtime-nya adalah detektor Geiger Muller. Sumber yang digunakan adalah dengan mengukur radiasi dari Co-60 dan Cs-137. Cara kerjanya adalah mengukur pulsa latar terlebih dahulu, kemudian mengukur pulsa dari satu sumber, selanjutnya adalah mengukur dua sumber sekaligus, dan yang terakhir mengukur sebuah sumber yang belum diukur tadi. Dalam pengukuran cacah latar tersebut digunakan untuk mengukur radiasi di alam terbuka tanpa suatu sumber. Dalam pengukuran ini pulsa diukur setiap 30 detik sekali. Pulsa diukur dari detik ke 30 sampai ke 300, dan dari data tersebut didapatkan 10 data. Pengukuran ini dilakukan pertama kali karena pada saat itulah keadaan di tempat tersebut belum terpengaruh dengan sumber radiasi lain. Langkah selanjutnya adalah pengukuran cacah untuk sumber Co-60. Dalam pengukuran ini sama dengan pengukuran cacah latar, tetapi terdapat suatu sumber yang diletakkan di depan detektor. Data yang diambil dari detik ke 30 sampai 300. Dengan selang waktu 30 detik sehingga mendapatkan 10 data. Data yang didapat dari detektor tidaklah murni dari Co-60. Terdapat cacah pulsa yang disebabkan oleh radiasi yang dari alam adu sumber yang cacahnya tadi telah diukur sehingga pada saat pengolahan data dalam cacahnya setiap sumber radiasi sesal dikurangi oleh cacah latar. Dilanjutkan ke dua sumber radiasi, untuk dua sumber ini hanya disusun sehingga sumber Co-60 dan Cs-137 dapat bergabung, dan didapatkan cacah tiap 30 detiknya. Hasil yang didapatkan ini 10 data seperti hasil yang sebelumnya. Selanjutnya adalah pengukuran dengan sumber Cs-137 sama dengan pengukuran yang lainnya, pengukuran ini diambil 10 data. Dari detektor Geiger Muller tersebut yang ditampilkan adalah pulsa bukan cacah. Perlu diingatkan lagi bahwa pulsa bersifat kontinu sebaliknya cacah bersifat diskrit sehingga bisa dibedakan antara cacah dan pulsa, dengan kata lain cacah radiasi berdasarkan waktu sesaat. Diingatkan pula bahwa dalam pengukuran sebuah sumber juga selalu pulsa sumber dikurangi dengan pulsa cacah latar sehingga pulsa murni dari sumber dapat dilihat. Untuk hasil yang didapat dapat dilihat bahwa yang dicetak kuning adalah pulsa dari masing-masing sumber kemudian untuk cacah adalah pulsa dibagi dengan waktu yang dibutuhkan kemudian untuk sumber* adalah jumlah cacah sumber murni tanpa dipengaruhi oleh cacah latar dari alam.
  • 18. Pulsa Cacah Cs* Co Co 0,57 11 0,67 0,73 22 0,37 0,73 35 0,43 0,87 46 0,37 0,70 62 0,53 0,57 84 0,73 0,57 92 0,27 0,07 105 0,43 0,47 117 0,40 0,40 133 0,53 0,567 Co* rata-rata Co* 0,30 0,03 0,17 0,17 0,03 0,40 -0,10 0,10 -0,07 0,33 0,14 Pulsa Cacah Cs + Co Cs + Co 33 0,90 61 0,93 91 1,00 120 0,97 144 0,80 164 0,67 202 1,27 222 0,67 256 1,13 291 1,17 (Co+Cs)* rata-rata Pulsa (Co+Cs)* latar 0,53 6 0,60 16 0,73 24 0,77 30 0,30 45 0,33 55 0,90 66 0,33 76 0,67 90 0,97 96 0,61 dead Cacahlatar time 0,37 0,33 0,27 0,20 0,50 0,33 2,47 0,37 0,33 0,47 0,20 Untuk mengukur deadtime dapat digunakan persamaan : Dead Time = Dead Time sudah ditemukan dengan persamaan tersebut sehingga dapat disimpulkan bahwa selang waktu yang dibutuhkan oleh detektor Geiger Muller Leybold Didactic GMBH 57548, Waooo11422 yang dibuat oleh Jerman ini adalah 2,47 detik. VIII. Kesimpulan Spektroskopi gamma Hubungan Channel dan Intensitas 2000 Co-60 1500 Intensitas Time 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 Pulsa Cacah Cs Cs 34 0,93 66 1,07 96 1,00 128 1,07 164 1,20 191 0,90 219 0,93 231 0,40 259 0,93 277 0,60 Cs* rata-rata 1000 500 0 -500 0 50 100 150 Channel 200 250 300
  • 19. Hubungan Channel dan Intensitas Cc-137 5000 Intensitas 4000 3000 2000 1000 0 -1000 0 50 100 150 Channel 200 250 300 Efisiensi detektor Efisiensi dalam hal ini berarti kuantitas yang menyatakan fraksi parikel radiasi yang tercacah oleh detector. Dimana nilai dari efisiensi tersebut akan semakin besar disaat jarak antara detector dan sumber radiasi semain dekat, dan nilai efisiensi akan semakin kecil disaat jarak anatara detektor dan sumber radiasi semakin menjauh. Jarak(m) 0.085 0.008 0.007 0.006 0.005 Jarak(m) Cs-137 Co-60 η (%) η (%) 0.00569106 0.085 0.00058 0.01056911 0.008 0.00064 0.01056911 0.007 0.00063 0.01382114 0.006 0.001 0.01869919 0.005 0.00111 Hukum Kuadrat Terbalik Dari kedua grafik tersebut baik detector Co-60 dan Cs-135, menunjukkan kedua grafik semakin besar kuadrat jarak terbalik dari data percobaan tersebut dan semakin cepat nilai pencacah dari suatu detector. Dead Time Dead time dari detektor Geiger Muller adalah 2,47 detik.
  • 20. IX.      Daftar Pustaka Irwan, Dimas. 2002. Karakteristik Detektor Proporsional 4. Jurusan Fisika FMIPA UNS. Suparno,dkk. 2011.Petunjuk Praktikum ADPR “Detektor Geiger Muller”.Yogyakarta:STTNBATAN Beiser, A. 1983. Konsep Fisika Modern. Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga http://www.batan.go.id/pusdiklat/elearning/Pengukuran_Radiasi/Pencacah_05.html http://www.batan.go.id/ensiklopedi/08/01/02/06/08-01-02-06.html