Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Proposal kerja praktek ini membahas tentang sistem pengolahan limbah cair di PT. Mega Prima Persada Kabupaten Kutai Kartanegara, meliputi latar belakang, tujuan, tinjauan pustaka mengenai pengertian limbah cair, sumber dan karakteristiknya, serta metodologi yang akan dilakukan.
1. PROPOSAL
KERJA PRAKTEK
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
PT. MEGA PRIMA PERSADA KABUPATEN KUTAI
KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR
OLEH :
ADIMAS MAHENDRO CAHYONO
1326027
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
2016
2.
3. DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN i
DAFTAR ISI ii
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 3
1.3 Manfaat 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Limbah 5
2.2 Definisi Limbah Cair 5
2.3 Sumber dan Karakteristik Limbah 7
2.4 Parameter Fisik 9
2.5 Parameter Kimia 10
2.6 Pengolahan Limbah Cair 11
2.7 Pengolahan Limbah Batubara 12
BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
3.1 Metodologi 14
3.2 Rencana Pelaksaan Kerja Praktek 15
3.3 Waktu dan Tempat Pelaksaan 16
3.4 Pelaksanaan Kerja Praktel 17
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
4. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Air lmbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah-sampah cairan yang
berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perindustrian dan perkantoran dan
bersama-sama dengan air tanah,air permukaan dan air hujan yang memungkinkan
ada. Kualitas air limbah menunjukkan spesifik limbah yang diukur dari
kandungan pencemar yang terkandung dalam limbah. Sumber dari limbah cari
berasal dari berbagai aktifitas domestik maupun non domestik. Air buangan yang
bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water), yaitu air limbah yang
berasal dari pemukiman penduduk sedangkan air buangan industri (industrial
wastes water), yang berasal dari berbagai jenis industri akibat proses produksi.
Zat-zat yang terkandung di dalamnya sangat bervariasi sesuai dengan bahan baku
yang dipakai oleh masing-masing industri, antara lain: nitrogen, sulfida, amoniak,
lemak, garam-garam, zat pewarna, mineral, logam berat, zat pelarut, dan
sebagainya. Pengolahan jenis air limbah ini dinilai sangat diperlukan, agar tidak
menimbulkan polusi lingkungan menjadi lebih rumit. Teknik pengolahan air
limbah cair bertujuan untuk menyisihkan bahan polutannya, telah banyak dicoba
dan dikembangkan selama ini.
Keterkaitan dengan ilmu yang dipelajari dalam bidang teknik lingkungan
diantaranya Sistem Pengolahan Limbah Cair, sehingga saling berketerkaitan
untuk melaksanakan pengelolaan dan pengendalian yang berwawasan lingkungan.
Khususnya bagi mahasiswa, disamping menerima ilmu dibangku kuliah, kondisi
dilapangan juga perlu diketahui untuk menambah pemahaman serta kemampuan
dalam penerapan teori yang telah diperoleh.
5. Kerja Praktek merupakan suatu sarana penghubung antara teori yang ada
dengan praktek yang ada dilapangan untuk mencapai tujuan tersebut. PT. Mega
Prima Persada Kabupaten Kutai Kartanegara yang sudah memiliki sistem
manajemen sendiri dalam menangani pengelolaan dan pengolahan serta
pengendalian pencemaran lingkungan merupakan pendorong dalam pelaksanaan
Kerja Praktek ini.
Limbah pertambangan seperti batubara biasanya tercemar asam sulfat dan
senyawa besi, yang dapat mengalir ke luar daerah pertambangan. Air yang
mengandung kedua senyawa ini dapat berubah menjadi asam. Bila air yang
bersifat asam ini melewati daerah batuan karang/ kapur akan melarutkan senyawa
Ca dan Mg dari batuan tersebut. Selanjutnya senyawa Ca dan Mg yang larut
terbawa air akan memberi efek terjadinya AIR SADAH, yang tidak bisa
digunakan untuk mencuci karena sabun tidak bisa berbuih. Bila dipaksakan akan
memboroskan sabun, karena sabun tidak akan berbuih sebelum semua ion Ca dan
Mg mengendap. Limbah pertambangan yang bersifat asam bisa menyebabkan
korosi dan melarutkan logam-logam sehingga air yang dicemari bersifat racun dan
dapat memusnahkan kehidupan akuatik.
a. Proses pencucian batubara dapat menggunakan dua prinsip pemisahan,
yaitu : Pemisahan batubara murni dengan pengotornya berdasarkan sifat
densitas relatifnya. Batubara murni mempunyai densitas sekitar 1,3
sedangkan pengotornya mempunyai densitas relative diatas
2,2. Pemisahan batubara murni dengan pengotornya berdasarkan sifat
ketertarikannya permukaannya terhadap air.
b. Batubara mempunyai sifat tidak tertarik terhadap air (hydrophobic)
sementara pengotornya bersifat tertarik terhadap air (hydrophilic). Prinsip
fisika yang dipakai di dalam operasi pemisahan batubara bersih dari
pengotornya berdasarkan densitas relatifnya adalah dengan prinsip endap-
apung (float and sink). Proses dimana partikel mengendap ke dasar fluida
dan membentuk endapan disebut settling. Teori pengendapan bebas (free
setling) dipakai untuk operasi pemisahan partikel batubara dari
6. pengotornya dengan cara diendapkan di dalam suatu larutan yang densitas
relatifnya di antara densitas relatif batubara dan densitas relatif pengotor.
c. Operasi pemisahan dengan cara pengendapan tidak mungkin dilakukan
dalam kondisi pengendapan bebas karena ada partikel-partikel lain di
dalam larutan yang mempengaruhi kecepatan pengendapan, kondisi
pengendapan yang sebenarnya adalah pengendapan terintangi (hindered
settiling).
d. Pengendapan terrintangi dipengaruhi oleh sifat fisik partikel misalnya
ukuran partikel, kekentalan larutan, dan densitas relatif partikel-partikel
yang terlibat. Batubara yang datang dari muka penambangan biasanya
terdiri dari batubara bersih yang bercampur dengan sejumlah pengotor
yang densitasnya lebih tinggi daripada densitas batubara seperti shale,
batu-batuan dan clay, yang harus dipisahkan di pabrik pencucian sebelum
batubara dikirim ke pembeli. Alat-alat yang dipakai pada operasi
pemisahan yang bekerja pada perbedaan densitas meliputi launder, meja
goyang (shaking table) dan jig. Alat-alat ini bekerja dengan bantuan
gerakan air, baik secara horizontal, atau vertical, atau keduanya. Faktor
yang mempengaruhi efisiensi proses alat-alat ini antara lain ukuran dan
bentuk partikel.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan dari Kerja Praktek ini adalah sebagai syarat bagi
kelulusan mata kuliah Kerja Praktek di JurusanTeknik Lingkungan, Fakultas
Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Nasional Malang. Adapun
tujuan dari kerja praktek ini terbagi menjadi dua yaitu, tujuan umum dan tujuan
khusus.
a. Tujuan umum dari pelaksanaan Kerja Praktek adalah :
1. Meningkatkan keahlian dalam bidang keilmuan Teknik Lingkungan yang
dituntut untuk memiliki kemandirian di bidang kerekayasaan serta penerapan
manejemen dan teknologi lingkungan sesuai tuntutan pasar kerja nasional dan
global.
7. 2. Mampu mengaplikasikan berbagai ilmu bidang Teknik lingkungan dalam
masyarakat atau dunia kerja yang telah didapatkan pada praktek kerja lapangan
secara langsung. Proses identifikasi permasalahan dan penetapan solusi sesuai
dengan masalah yang ada merupakan target utama dalam pencapaian kerja
praktek di PT. Mega Prima Persada Kabupaten Kutai Kartanegara.
b. Tujuan khusus dari pelaksanan Kerja Praktek adalah mengetahui secara detail
sistem pengolahan limbah cair pada PT. Mega Prima Persada Kabupaten Kutai
Kartanegara.
1.3 Manfaat
1. Bagi mahasiswa yaitu :
- Memberikan pengetahuan yang lebih dalam mengenai dunia kerja yang
akan dihadapi oleh mahasiswa suatu saat nanti.
- Menambah pengalaman yang dapat diimplementasikan suatu saat nanti
sebagai Sarjana Teknik Lingkungan.
2. Bagi perguruan tinggi yaitu :
- Sebagai bahan evaluasi dalam meningkatkan mutu dan kemampuan
bagi mahasiswa serta lulusan dimasa yang akan datang.
- Membina hubungan yang baik antara akademika dan instansi yang
bersangkutan.
- Menyiapkan lulusan yang baik dan siap kerja.
3. Bagi perusahaan yaitu :
- Sebagai bahan evaluasi sistem pengolahan limbah cair dalam
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan sesuai
dengan kemampuan mahasiswa yang bersangkutan.
- Menjalin hubungan baik antara akademika dengan instansi yang
bersangkutan.
8. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Limbah
Limbah merupakan buangan atau sisa yang dihasilkan dari suatu proses atau
kegiatan dari industri maupun domestik (rumah tangga). Menurut Peraturan
Pemerintah Nomor 101 tahun 2014, limbah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan.
Berdasarkan dari wujud limbah yang dihasilkan, limbah dibagi menjadi tiga yaitu
limbah padat, limbah cair dan gas dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Limbah Padat adalah limbah yang berwujud padat. Limbah padat bersifat
kering, tidak dapat berpindah kecuali ada yang memindahkannya. Limbah
padat ini misalnya, sisa makanan, sayuran, potongan kayu, sobekan kertas,
sampah, plastik, dan logam
2. Limbah Cair adalah limbah yang berwujud cair. Limbah cair terlarut dalam
air, selalu berpindah, dan tidak pernah diam. Contoh limbah cair adalah air
bekas mencuci pakaian, air bekas pencelupan warna pakaian, dan
sebagainya.
3. Limbah Gas adalah limbah zat (zat buangan) yang berwujud gas. Limbah
gas dapat dilihat dalam bentuk asap. Limbah gas selalu bergerak sehingga
penyebarannya sangat luas. Contoh limbah gas adalah gas pembuangan
kendaraan bermotor. Pembuatan bahan bakar minyakjuga menghasilkan gas
buangan yang berbahaya bagi lingkungan.
2.2 Definisi Limbah Cair
Limbah cair merupakan air buangan yang dihasilkan dari suatu industri
yang merupakan hasil samping dari suatu proses produksi yang dapat memberikan
dampak pada lingkungan.Adapun efek samping dari limbah tersebut dapat berupa:
1. Membahayakan kesehatan manusia karena merupakan pembawa suatu
penyakit
9. 2. Merugikan segi ekonomi karena dapat menimbulkan kerusakan pada
benda/bangunan maupun tanam-taman dan peternakan.
3. Dapat merusak atau membunuh kehidupan yang ada di dalam air seperti
ikan dan binatang peliharaannya lainnya.
4. Dapat merusak keindahan (estetika), karena bau busuk dan pemandangan
yang tidak sedap dipandang terutama di daerah hilir sungai yang merupakan
daerah rekreasi.
Berdasarkan pertimbangan di atas, perlu kiranya diperhatikan efek
samping yang akan ditimbulkan oleh adanya suatu industri sebelum industri
tersebut mulai beroperasi. Oleh karena itu, perlu dipikirkan pula apakah
industri tersebut menghasilkan limbah yang berbahaya atau tidak, sehingga
segera dapat ditetapkan perlu tidaknya disediakan bangunan pengolah air
limbah serta teknologi yang dipergunakan dalam pengolahan.
Untuk mengelola air limbah secara baik diperlukan keterpaduan dari
berbagai macam disiplin ilmu pengetahuan, baik yang bersifat teknis
administratif maupun yang bersifat teknis operasionalnya. Yang dimaksud
dengan teknis operasional disini adalah pengetahuan teknis yang diperlukan
sehubungan dengan pengelolaan air limbah. Pengetahuan tersebut bisa berupa
teknis terhadap air limbah itu sendiri ataupun teknis lainnya yang merupakan
penunjang untuk mengolah air limbah. Teknis penunjang yang dimaksud
misalnya teknik tentang pembuatan pipa saluran air limbah, teknik
pemasangan saluran air limbah serta teknik pembuatan bangunan pengolah air
limbah itu sendiri. Adapun teknis terhadap air limbah adalah teknik tentang
bagaimana cara mengolah air limbah itu sendiri. Untuk itulah diperlukan
pengetahuan yang mendetail tentang air limbah itu sendiri, yang meliputi
sifat-sifat fisik, sifat kimiawi maupun sifat bakteriologisnya.
10. 2.3 Sumber dan Karakteristik Limbah Cair
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industry maupun domestic (rumah tangga). Karakteristik Limbah secara Fisik,
Kimia, dan Biologis sebagai berikut:
Tabel 2.1 Karakteristik Limbah secara Fisik, Kimia dan Biologis serta Sumbernya
Karakteristik Sumber asal air limbah
Sifat Fisik :
Warna Air buangan rumah tangga dan industri, bangkai benda organik.
Bau Pembusukan air limbah dan air industri.
Endapan
Penyediaan air minum rumah tangga,air limbah rumah tangga
dan industri, erosi tanah, infiltrasi.
Temperatur Air limbah rumah tangga dan industri.
Kandungan Bahan Kimia :
Organik:
Karbohidrat Air limbah rumah tangga,perdagangan serta limbah industri.
Minyak, lemak dan gemuk Air limbah rumah tangga,perdagangan serta limbah industri.
Pestisida Air limbah pertanian.
Fenol Air limbah industri.
Protein Air limbah rumah tangga,perdagangan dan industri.
Polutan utama Air limbah rumah tangga,perdagangan dan industri.
Surfaktan Air limbah rumah tangga,perdagangan dan industri.
Senyawa organik volatile Air limbah rumah tangga,perdagangan dan industri.
Lain- lain Bangkai bahan organik alamiah.
Anorganik:
Kesadahan
Air limbah dan air minum rumah tangga serta infiltrasi air
tanah.
11. Karakteristik Sumber asal air limbah
Klorida Air limbah dan air minum rumah tangga dan infiltrasi air tanah.
Logam berat Air limbah industri.
Nitrogen Air limbah rumah tangga dan pertanian.
pH Air limbah rumah tangga,perdagangan dan industri.
Fosfor
Air limbah rumah tangga,perdagangan dan industri serta
limpahan air hujan.
Polutan utama Air limbah rumah tangga, perdagangan dan industri.
Belerang
Air limbah dan air minum rumah tangga serta air limbah
industri dan perdagangan.
Gas- gas:
Hidrogen sulfida Pembusukan limbah rumah tangga.
Metan Pembusukan limbah rumah tangga.
Oksigen
Penyediaan air minum rumah tangga serta perembesan air
permukaan.
Kandungan biologis:
Hewan Saluran terbuka dan bangunan pengolah.
Tumbuh- tumbuhan Saluran terbuka dan bangunan pengolah.
Protista:
Eubacteria
Limbah rumah tangga,infiltrasi air permukaan dan bangunan
pengolah.
Archaebacteria
Limbah rumah tangga,infiltrasi air permukaan dan bangunan
pengolah.
Virus Limbah rumah tangga.
Sumber : Tchobanoglous and Burton, 1991
12. 2.4 Parameter fisik
a. Kekeruhan (Turbidity)
Kekeruhan merupakan hasil dari penyebaran/ pemancaran dan
absorpsi sinar yang dilakukan oleh suspended solid.
b. Padatan Total (Total Solids)
Padatan total (Total Solids) terdiri atas zat organik, anorganik, zat
yang dapat mengendap, zat tersuspensi maupun zat yang terlarut yang
terdapat dalam air limbah (Qasim, 1985).
c. Padatan Tersuspensi Total (Total Suspended Solid)
Padatan Tersuspensi Total (Total Suspended Solid) adalah jumlah
berat dalam mg/l kering lumpur yang ada di dalam air limbah setelah
mengalami penyaringan dengan membran berukuran 0,45 mikron
(Sugiharto, 1987).
d. Bau
Bau yang dihasilkan oleh limbah terjadi pada saat air limbah terurai
pada kondisi anaerob. Bau ini berasal dari bahan- bahan volatile
(mudah menguap), gas terlarut, hasil pembusukan bahan organik dan
minyak yang dilakukan oleh mikroorganisme (Sugiharto, 1987).
e. Warna
Parameter warna ini umumnya tidak berbahaya tetapi hanya
mengurangi keindahan saja ( Sugiharto, 1987).
f. Temperatur
Temperatur air limbah biasanya lebih tinggi daripada air bersih. Hal
ini terjadi karena adanya kegiatan mikroba dalam air, gas yang
dihasilkan dari kegiatan mikroba tersebut, dan karena adanya
viskositas aliran air limbah (Qasim, 1985).
13. 2.5 Parameter kimia
a. pH
Konsentrasi ion hidrogen adalah ukuran kualitas dari air limbah.
Kadar yang baik adalah kadar yang memungkinkan kehidupan
biologis di dalam air berjalan dengan baik.
b. BOD (Biochemical Oxygen Demand)
BOD (Biochemical Oxygen Demand) adalah banyaknya oksigen yang
dibutuhkan dalam ppm atau miligram/liter (mg/l) yang diperlukan
untuk menguraikan benda organik oleh bakteri, sehingga limbah
tersebut menjadi jernih kembali.
c. COD (Chemical Oxygen Demand)
COD (Chemical Oxygen Demand) adalah banyaknya oksigen yang
dibutuhkan dalam ppm atau miligram per liter yang dibutuhkan dalam
kondisi khusus untuk menguraikan benda organik secara kimiawi
(Sugiharto, 1987).
d. Total Nitrogen (N Total)
Total nitrogen adalah kandungan nitrogen organik, amonia, nitrit dan
nitrat yang terdapat dalam air limbah. Nitrogen dan fosfor bersama-
sama dengan karbon berfungsi sebagai nutrien yang dapat
menyelaraskan pertumbuhan tumbuhan di air (Qasim, 1985).
e. Nitrogen Amonia (NH3-N)
Nitrogen amonia dihasilkan dari dekomposisi tingkat pertama pada
nitrogen organik (Qasim, 1985).
14. 2.6 Pengolahan Limbah Cair
Pengolahan limbah bertujuan untuk menetralkan air dari bahan-bahan
tersuspensi dan terapung, menguraikan bahan organic biodegradable,
meminimalkan bakteri patogen, serta memerhatikan estetika dan lingkungan.
Pengolahan air limbah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1. Secara Alami
Pengolahan air limbah secara alamiah dapat dilakukan dengan pembuatan
kolam stabilisasi untuk menetralisasi zat-zat pencemar sebelum air limbah
dialirkan ke sungai. Kolam stabilisasi yang umum digunakan adalah kolam
anaerobik, kolam fakultatif (pengolahan air limbah yang tercemar bahan
organik pekat), dan kolam maturasi (pemusnahan mikroorganisme patogen).
2. Secara Buatan
Pengolahan air limbah dengan buatan alat dilakukan pada Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL). Pengolahan ini dilakukan melalui tiga
tahapan, yaitu primary treatment (pengolahan pertama), secondary
treatment (pengolahan kedua), dan tertiary treatment (pengolahan lanjutan).
Primary treatment merupakan pengolahan pertama yang bertujuan untuk
memisahkan zat padat dan zat cair dengan menggunakan filter (saringan)
dan bak sedimentasi. Beberapa alat yang digunakan adalah saringan pasir
lambat, saringan pasir cepat, saringan multimedia, percoal filter,
mikrostaining, dan vacum filter.
Secondary treatment merupakan pengolahan kedua, bertujuan untuk
mengkoagulasikan, menghilangkan koloid, dan menstabilisasikan zat
organik dalam limbah. Penguraian bahan organik ini dilakukan oleh
makhluk hidup secara aerobik (menggunakan oksigen) dan anaerobik (tanpa
oksigen). Secara aerobik, penguraian bahan organik dilakukan
mikroorganisme dengan bantuan oksigen sebagai electon acceptor dalam air
limbah. Selain itu, aktivitas aerobik ini dilakukan dengan bantuan lumpur
aktif (activated sludge) yang banyak mengandung bakteri pengurai. Hasil
akhir aktivitas aerobik sempurna adalah CO2, uap air, dan excess sludge.
Secara anaerobik, penguraian bahan organik dilakukan tanpa menggunakan
15. oksigen. Hasil akhir aktivitas anaerobik adalah biogas, uap air, dan excess
sludge.
Tertiary treatment merupakan lanjutan dari pengolahan kedua, yaitu
penghilangan nutrisi atau unsur hara, khususnya nitrat dan posfat, serta
penambahan klor untuk memusnahkan mikroorganisme patogen.
Dalam pengolahan air limbah dapat dilakukan secara alami atau secara
buatan, perlu dilakukan berbagai cara pengendalian antara lain
menggunakan teknologi pengolahan limbah cair, teknologi peroses
produksi, daur ulang, resure, recovery dan juga penghematan bahan baku
dan energi. Agar dapat memenuhi baku mutu, industri harus menerapkan
prinsip pengendalin limbah secara cermat dan terpadu baik di dalam proses
produksi (in-pipe pollution prevention) dan setelah proses produksi (end-
pipe pollution prevention). Pengendalian dalam proses produksi bertujuan
untuk meminimalkan volume limbah yang ditimbulkan, juga konsentrasi
dan toksisitas kontaminannya. Sedangkan pengendalian setelah proses
produksi dimaksudkan untuk menurunkan kadar bahan peencemar sehingga
pada akhirnya air tersebut memenuhi baku mutu yang sudah ditetapkan.
2.7 Pengolahan Limbah Batubara
Limbah pencucian batubara (disebut reject, refuse, atau tailing) harus
dikurangi kadar airnya sebelum dibuang. Pengurangan kadar air ini diperlukan
agar air dapat digunakan kembali dalam proses pencucian sehingga terjadi
efisiensi, menghemat kolam pengendap yang diperlukan untuk membuang reject,
dan meminimalkan pencemaran lingkungan oleh limbah cair.
Pengelolaan limbah pencucian batubara terdiri dari beberapa tahap. Tahapan
pengelolaan limbah pencucian batubara yang umum diawali dari proses pengayak
lumpur (slurry screen), koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi dalam kolam
pengendap atau thickener. Pengayak lumpur adalah pengayak statik berupa
anyaman kawat baja halus dengan ukuran lubang antara 1 mm hingga 0,125 mm.
Cara kerjanya sederhana, pengayak lumpur dipasangkan pada pipa yang
16. mengalirkan limbah pencucian. Partikel padat yang tidak dapat melewati lubang
ayakan akan tertahan.
Proses selanjutnya adalah koagulasi. Di dalam limbah pencucian batubara
umumnya banyak terdapat ion-ion bermutan negatif. Akibat gaya saling tolak-
menolak antar partikel bermuatan negatif maka partikel akan selalu stabil di dalam
air. Agar partikel dapat diendapkan maka diperlukan penambahan ion positif agar
partikel menjadi bermuatan netral. Jadi yang dimaksud koagulasi adalah proses
pengendapan dengan penambahan ion bermuatan positif.
Setelah partikel bermuatan netral pengendapan partikel akan lebih mudah
dilakukan. Proses selanjutnya adalah flokulasi. Flokulasi adalah proses
pengendapan dimana ditambahkan sejumlah senyawa kimia (disebut flokulan)
yang berfungsi untuk menggumpalkan partikel sehingga partikel berukuran lebih
besar dan proses pengendapan dapat berlangsung lebih cepat. Dalam proses
flokulasi diperlukan pengadukan agar kemungkinan bertumbuknya partikel
dengan flokulan semakin besar.
Tahapan terakhir dalam pengelolaan limbah pencucian batubara adalah
sedimentasi di dalam kolam pengendap atau thickener. Perbedaan antara kolam
pengendap dengan thickener adalah pada kolam pengendap proses pengeluran
endapan padat tidak terjadi secara kontinu sementara pada thickener pengeluaran
endapan padat terjadi secara kontinu.
17. BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
3.1 Metodologi
Metodologi yang digunakan dalam pelaksanaan Kerja Praktek adalah
observasi lapangan oleh mahasiswa kerja praktek dengan bimbingan langsung
oleh pembimbing dari PT. Mega Prima Persada Kabupaten Kutai Kartanegara
serta bimbingan dosen dari Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil
dan Perencanaan, Institut Teknologi Nasional Malang.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah :
1. Turut berperan serta dalam kegiatan yang berhubungan dengan Sistem
Pengelolaan Limbah Cair di PT. Mega Prima Persada Kabupaten Kutai
Kartanegara.
2. Metode Penelitian Lapangan
Metode ini digunakan dalam pengumpulan data, adapun cara yang dipakai
adalah sebagai berikut :
a. Observasi
Yaitu metode pengumpulan kuantitatif dengan pengamatan secara
langsung objek kerja praktek guna mendapatkan data.
b. Interview
Yaitu teknik pengumpulan data kualitatif dengan cara wawancara
langsung pada pihak yang menangani Sistem Pengelolaan Limbah Cair di
PT. Mega Prima Persada Kabupaten Kutai Kartanegara.
c. Metode Penelitian kepustakaan
Metode ini dilakukan dengan cara membaca literatur yang berhubungan
dengan Sistem Pengelolaan Limbah Cair, selain itu data lain yang dapat
membantu dalam penyusunan laporan.
18. 3. Pengumpulan dan pengambilan data tentang Sistem Pengelolaan Limbah
Cair di PT. Mega Prima Persada Kabupaten Kutai Kartanegara, diantaranya
:
- Sistem kerja pengolahan limbah cair pada PT. Mega Prima Persada
Kabupaten Kutai Kartanegara.
- Data informasi beban pengolah.
- Peta lokasi bangunan pengolahan limbah cair pada PT. Mega Prima
Persada Kabupaten Kutai Kartanegara
- Detail Design Engineering (DED) dan Layout pengolahan limbah cair.
3.2 Rencana Pelaksanaan Kerja Praktek
1. Pelaksanaan Kerja Praktek akan dibagi dalam beberapa tahapan kegiatan
antara lain:
a. Pengarahan pelaksanaan Kerja Praktek oleh dosen pembimbing.
b. Pelaksanaan kegiatan Kerja Praktek di perusahaan.
c. Pembuatan laporan Kerja Praktek beserta bimbingan laporan.
d. Penyerahan laporan Kerja Praktek di perusahaan.
2. Pada proses pelaksanaan Kerja Praktek di lapangan pihak perusahaan
mempunyai wewenang penuh terhadap proses pendidikan mahasiswa,
terutama penyerapan pengetahuan aplikatif di perusahaan.
3. Setelah Kerja Praktek di lapangan selesai mahasiswa wajib membuat
laporan Kerja Praktek yang dibimbing oleh dosen pembimbing Kerja
Praktek.
4. Penilaian Kerja Praktek terdiri dari dua unsur, yaitu penilaian dari pihak
instansi atau perusahaan dimana Kerja Praktek dilaksanakan dan pihak
Jurusan Teknik Lingkungan ITN, yang akan dilakukan oleh seorang dosen
penguji.
Kerja praktek ini dilaksanakan selama 30 hari kerja yang diharapkan dapat
dimulai pada tanggal 18 Juli sampai dengan 18 Agustus 2016 atau sesuai dengan
persetujuan dan kebijakan dari pihak PT. Mega Prima Persada Kabupaten Kutai
Kartanegara.
19. Berikut jadwal rencana kerja praktek yang direncanakan.
Jadwal rencana kerja praktek
No Kegiatan
Minggu ke
1 2 3 4
1 Studi pendahuluan
Latar belakang perusahaan
Struktur Organisasi
Kebijakan manajemen lingkungan
2 Observasi
Diskripsi proses
Standar proseduroperasi
Operasi dan pemeliharaan
3 Analisis dan Diskusi
Sistem pengolahan limbah
4 Evaluasi
3.3 Waktu dan tempat pelaksanaan
Sesuai dengan jadwal perkuliahan Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan Institut Teknologi Malang tahun akademik 2015/2016 kami
mengajukan kerja praktek pada tanggal:
Waktu : Diusulkan sekitar 1 Agustus 2016 – 30 Agustus 2016
(minimal 30 hari kerja), Disesuaikan dengan pihak perusahaan.
Tempat : PT. Mega Prima Persada Kabupaten Kutai Kartanegara, Kec. Loa
kulu, Kalimantan Timur
20. 3.4 Pelaksana Kerja Praktek
Nama : Adimas Mahendro Cahyono
NIM : 13.26.027
Jurusan : Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional Malang
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Malang
Jl. Bendungan sigura-gura No. 2 malang 65145
Phone : (0341) 551 431
Fax : (0341) 553015
21. BAB IV
PENUTUP
Demikian proposal kegiatan kerja praktek ini Saya ajukan, semoga dapat
memberikan penjelasan maksud dan tujuan kerja praktek ini kepada PT. Mega
Prima Persada Kabupaten Kutai Kartanegara.
Besar harapan Saya untuk dapat melaksanakan kerja praktek di PT.
Mega Prima Persada Kabupaten Kutai Kartanegara, karena akan menjadi suatu
pengalaman yang sangat berharga bagi Saya untuk memperdalam pemahaman
teori yang telah dipelajari selama ini, khususnya tentang pengolahan limbah cair
industri. Atas perhatian dan kerja samanya Saya ucapkan terima kasih.
Malang, 23 Maret 2016
Penyusun
22. DAFTAR PUSTAKA
Tchobanoglous, George; Burton, Franklin L. 1991. Wastewater Engineering, Treatment,
Disposal and Reuse, Third Edition, McGraw-Hill, Inc. Singapura.
Sugiarto, 1987. Dasar-dasar pengolahan air limbah. Universitas Indonesia Press.
Jakarta.
Syed R. Qasim, 1985. Wastewater Treatment Plant, Planing, Design, and Operation.
Holt, Rinehart, and Winston, CBS College Publishing.
23. BIODATA PELAKSANA
Nama : Adimas Mahendro Cahyono
JenisKelamin : Laki-laki
Tempat / Tgl Lahir : Mojokerto / 02 Mei 1997
Alamat Asal : Jl. Gn sentul Blok C NO 38 Kel/Desa Melayu Kec.
Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara,Kalimantan
Timur
No. Telp : 081233553993
Email : adimasmc@yahoo.co.id
No. Mahasiswa : 1326027
Semeter : V (lima)
IPK : 3,19 (semester 5)
Jurusan : Teknik Lingkungan
Fakultas : Teknik Sipil Dan Perencanaan
Institusi : Institut Teknologi Nasional Malang
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Pendidikan Formal :
Tahun Pendidikan
2001 – 2007 SDN 021 Tenggarong
2007 – 2010 SMPN 04 Loa Kulu
2010 – 2013 SMAN 02 Tenggarong
2013 - sekarang ITN Malang
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Malang
Phone : (0341) 551 431
Fax : (0341) 553015