SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 11
DRAF REKOMENDASI DPRD
                        ATAS
 LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN
 GUBERNUR SELAKU KEPALA DAERAH TAHUN 2009
                  Oleh :
                Ade Suerani


         Sebagaimana diamanahkan dalam UU No. 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah dan UU No. 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR,
dan DPRD, bahwa DPRD memiliki tugas dan wewenang untuk meminta
laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPJ) kepala daerah dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah. LKPJ akhir tahun anggaran
yang      merupakan   laporan     berupa     informasi    penyelenggaraan
pemerintahan daerah selama tahun 2009, semestinya disampaikan
kepada DPRD paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran
berakhir. Namun, karena satu dan lain hal, LKPJ gubernur baru dapat
disampaikan dalam rapat paripurna dewan pada tanggal 23 Agustus
2010, yang berarti telah mengalami keterlambatan selama 5 (lima)
bulan. Untuk itu, dewan berharap agar hal ini tidak terjadi lagi ditahun-
tahun yang akan datang.
         Menyikapi LKPJ tersebut, DPRD oleh PP No. 3 Tahun 2007
diamanatkan untuk melakukan pembahasan internal sesuai tata tertib
DPRD, dan pada tanggal 2 September 2010, dewan telah membentuk
Panita    Khusus   yang   diberikan   mandat   penuh     guna   melakukan
pendalaman atas LKPJ dan merumuskan keputusan DPRD berupa
rekomendasi dalam rangka perbaikan penyelenggaraan pemerintahan
daerah ke depan.
         Rekomendasi dimaksud adalah berupa saran, masukan dan atau
koreksi terhadap laporan keterangan pertanggungjawaban gubernur
terhadap penyelenggaraan urusan desentralisasi, penyelenggaraan tugas
pembantuan      dan   penyelenggaraan      tugas   umum    pemerintahan,
sebagaimana diisyaratkan dalam Penjelasan Pasal 23 ayat (5) PP No. 3
tahun 2007.
Standar    pemberian    rekomendasi    adalah    kesesuaian    dan
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan baik dalam hal
muatan materi yang ketentuannya diatur dalam PP No. 3 tahun 2007
maupun substansi materi yang diatur dengan peraturan perundangan
teknis lainnya seperti Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2008 tentang
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan serta Peraturan Daerah No. 2
Tahun 2008 tentang Urusan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan
Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, dan lain sebagainya.


A. Arah Kebijakan Umum Pemerintahan Daerah
      Menurut Pasal 19 ayat (1) PP No. 3 tahun 2007, dikatakan bahwa
arah kebijakan umum pemerintahan daerah memuat visi, misi, strategi,
kebijakan dan prioritas daerah.
      Dalam Peraturan Daerah No. 7 tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), telah dijelaskan
secara komprehensif visi, misi, strategi, dan kebijakan, bahkan prioritas
pembangunan daerah Provinsi Sulawesi Tenggara.
      Mencermati arah kebijakan umum pemerintahan daerah yang
disampaikan dalam LKPJ halaman II-4 huruf B dan halaman II-6 huruf
C, materi “kebijakan” dan “prioritas” pembangunan daerah tidak sesuai
dengan apa yang dijelaskan dalam RPJMD.
      Dalam LKPJ, dikatakan bahwa “Strategi dan Arah Kebijakan
Daerah” meliputi 4 (empat) strategi pembangunan : pembangunan yang
bertumpu pada manusia, pembangunan yang bertumpu pada pusat-
pusat pertumbuhan, pembangunan yang berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan, dan pengarus-utamaan gender.
      Sedangkan “Prioritas Daerah” meliputi, pengembangan kualitas
sumber daya manusia, revitalisasi pemerintahan daerah, pembangunan
ekonomi, pembangunan kebudayaan dan mempercepat pembangunan
infrastruktur.
      Namun dalam RPJMD, materi “Strategi” dan “Arah Kebijakan”
dijelaskan secara terpisah. Materi “Strategi” yang dimaksud meliputi :
pembangunan yang bertumpu pada manusia, pembangunan yang
bertumpu        pada   pusat-pusat   pertumbuhan,   pembangunan       yang
berwawasan lingkungan dan berkelanjutan, dan pengarus-utamaan
gender.
       Dalam RPJMD juga dijelaskan, materi “Arah Kebijakan” adalah
pembangunan kualitas sumber daya manusia, revitalisasi pemerintahan
daerah,   pembangunan       ekonomi,   pembangunan      kebudayaan,   dan
mempercepat pembangunan infrastruktur.
       Begitupula yang materi “Prioritas Daerah” adalah telah diuraikan
dalam Bab V Arah Kebijakan Umum, Lampiran Perda No. 7 tahun 2008
tentang RPJMD.
       Dengan demikian, DPRD berpendapat bahwa muatan materi dari
Arah    Kebijakan      Umum    Pemerintahan    Daerah   tidak   dijelaskan
sepenuhnya, khususnya bagian “kebijakan” dan “prioritas daerah”.


   Atas hal ini, DPRD merekomendasikan:
1. Agar apa yang telah menjadi komitmen bersama DPRD sebagaimana
   tertuang dalam Perda RPJMD tidak dijelaskan secara sepotong-
   sepotong atau terpisah, khususnya dalam penyampaian LKPJ
   ditahun-tahun yang akan datang, melainkan konsisten sebagaimana
   tertuang dalam RPJMD.
2. Khusus yang menjadi “prioritas daerah” sebagaimana diuraikan
   dalam BAB V Lampiran Perda RPJMD dapat dilakukan secara
   bertahap dan terukur, dalam arti dapat dijelaskan prosentase
   pencapaiannya.


B. Pengelolaan Keuangan Daerah
   I. Pendapatan
       Target                            Rp. 1.264.926.577.780,-
       bersumber dari:
       Pendapatan Asli Daerah            Rp.   472.992.247.780,-
       Dana Perimbangan                  Rp.   728.362.930.000,-
       Lain-Lain Pendapatan yang sah     Rp.    63.571.400.000,-
Realisasi                         Rp. 1.030.720.130.652,09
     atau 81,48 persen


   II. Belanja
     Rencana                           Rp. 1.360.537.188.570,-
     Realisasi                         Rp. 1.119.970.384.224,15
     atau 82,30 persen


   III. Pembiayaan
        1. Penerimaan
           Target                      Rp. 107.910.610.790,-
           Realisasi                   Rp. 124.465.203.285,05
           atau 115,34 persen


        2. Pengeluaran
           Rencana                     Rp. 12.300.000.000,-
           Realisasi                   Rp.   4.205.897.509,-
           atau 34,19 persen


      Secara umum, pendapat DPRD atas pengelolaan keuangan daerah
permasalahannya lebih kepada ketersedian sumber daya manusia (SDM)
dalam mengelola keuangan daerah, dalam hal ini ketidaksiapan
aparatur secara materi dan penempatan SDM yang mengesampingkan
standar kompetensi maupun kompetensi bidang.
      Selain itu, belum adanya perangkat lunak berupa peraturan
daerah dalam rangka peningkatan PAD khususnya yang berasal dari
sumbangan pihak ketiga.


Untuk itu, DPRD merekomendasikan :
1. Agar peningkatan SDM pengelola keuangan daerah betul-betul
   dilaksanakan     sesuai   dengan   kebutuhan.   DPRD   menemukan,
   penggunaan belanja untuk peningkatan SDM di Dinas Pendapatan
Daerah, sebanyak 15 orang diperuntukan untuk training ESQ, yang
   menurut hemat DPRD tidak menjawab permasalahan SDM di Dinas
   Pendapatan Daerah untuk peningkatakan pendapatan daerah.
2. Agar penempatan aparatur pengelola keuangan daerah kiranya
   memperhatikan standar kompetensi maupun kompetensi bidang,
   untuk menghindari dan meminimalisir kekeliruan penyusunan
   anggaran, penggunaan anggaran dan pembuatan laporan keuangan.
3. Agar dalam rangka memberi landasan hukum untuk melakukan
   penarikan/pemungutan dari pihak ketiga berupa sumbangan pihak
   ketiga dilakukan dengan membentuk peraturan daerah tentang
   Sumbangan Pihak Ketiga dalam Pemanfaatan Sumber Daya Alam.


C. Penyelenggaraan Urusan Desentralisasi
       Terhadap   penyelenggaraan    urusan        desentralisasi,   DPRD
menemukan      muatan    materi   LKPJ   bahwa       pemerintah      daerah
menyelenggarakan 22 urusan wajib yang diurus oleh 32 SKPD dan 7
urusan pilihan yang diurus 7 SKPD. Atas hal ini DPRD berpendapat
bahwa hal ini tidak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
Peraturan Daerah No. 2 tahun 2008 yang merupakan penjabaran dari
UU No. 32 tahun 2004 dan PP No. 38 tahun 2007, dimana dikatakan
bahwa ada 26 urusan wajib dan 8 urusan pilihan.
       DPRD melihat bahwa dalam LKPJ gubernur, yang menjadi tolok
ukur   penyelenggaraan   urusan   desentralisasi     adalah   SKPD    yang
menyelenggarakannya. Sedang pendapat DPRD, mestinya yang menjadi
tolok ukur penyelenggaraan desentralisasasi adalah urusannya. Suatu
urusan dapat dikatakan berhasil atau memiliki kemajuan, jika urusan
tersebut diurus/ditangani hingga mencapai prosentase pencapaian
sesuai atau mendekati target.
       Dalam LKPJ juga tidak dijelaskan kegiatan, output, permasalahan
dan solusi dari urusan pertanahan, urusan kependudukan dan catatan
sipil, urusan keluarga berencana dan keluarga sejahtera, dan urusan
statistik, padahal urusan-urusan tersebut merupakan urusan wajib dan
telah diselenggarakan pemerintahan daerah. Demikian pula urusan
ketransmigrasian yang merupakan urusan pilihan, tidak dijelaskan
dalam LKPJ, padahal urusan tersebut diselenggarakan pemerintahan
daerah.
       Untuk itu DPRD merekomendasikan, agar penyusunan LKPJ
bagian penyelenggaraan urusan desentralisasi kiranya memperhatikan
ketentuan Pasal 3 ayat (2) dan Pasal 4 ayat (2) Peraturan Daerah No. 2
tahun 2008. Boleh jadi, satu urusan ditangani oleh dua atau lebih
SKPD, demikian pula, satu SKPD boleh jadi mengurus dua atau lebih
urusan. Namun, yang menjadi tolok ukur adalah urusannya, bukan
SKPDnya.
       Substansi    materi      lainnya   adalah    penyelenggaraan   urusan
desentralisasi yang disampaikan dalam LKPJ memuat program dan
kegiatan    yang bukan merupakan kewenangan pemerintahan daerah
provinsi. Seperti urusan pendidikan, dengan program pendidikan anak
usia dini dan kegiatannya Rintisan Pembangunan Kelembagaan PAUD;
Pengadaan Alat Bermain TK, ataupun kegiatan-kegiatan lainnya seperti
rehabilitasi SD, SMP, SMU dan pengadaan buku-buku pelajaran,
semestinya merupakan urusan pemerintahan daerah kabupaten/kota.
       DPRD berpendapat, tidak semua pendanaan yang berasal dari
APBD      yang   dialokasikan    pada     setiap   SKPD   membiayai   urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah provinsi
sebagaimana tertuang dalam LKPJ, melainkan juga membiayai urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota, sebagaimana
pembiayaan urusan pendidikan diatas.
       Untuk itu, DPRD merekomendasikan agar SKPD-SKPD perlu
memahami dan mengimplementasikan urusan-urusan yang menjadi
kewenangannya sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Daerah No.
2 Tahun 2008.


Catatan-catatan lainnya sebagai rekomendasi dalam penyelenggaraan
urusan desentralisasi, DPRD dapat sampaikan sebagai berikut:
1. Penyelenggaraan       kepegawaian       daerah     kiranya     senantiasa
  memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
  berlaku, seperti pengadaan pegawai dan penempatan dalam jabatan
  struktural.


  Dalam hal pengadaan pegawai, kiranya memperhatikan betul-betul
  atas dasar kebutuhan, baik dalam arti jumlah dan mutu pegawai
  maupun kompetensi jabatan yang diperlukan.


  Demikian      halnya   dengan     penempatan       PNSD    dalam    jabatan
  struktural, senantiasa memperhatikan standar kompetensi jabatan
  dalam hal ini kompetensi dasar dan kompetensi bidang.


  Hal ini DPRD ketengahkan, karena pegawai daerah merupakan
  bagian   paling    strategis    dalam    penyelenggaraan      pemerintahan
  daerah. Ujung tombak pelayanan publik ada di pegawai daerah.
  Semakin terpenuhinya pengadaan pegawai dan penempatanan
  pegawai dalam jabatan struktural terhadap ketentuan peraturan
  perundang-undangan,            semakin     kecil     peluang       gagalnya
  penyelenggaraan pemerintahan daerah.


2. Dalam hal kelembagaan, DPRD merekomendasikan agar perlunya
  peninjauan kembali terhadap eksistensi Bagian Perlengkapan di Biro
  Umum Sekretariat Daerah dengan Dinas Pendapatan dan Aset
  Daerah. Bagian Perlengkapan kiranya dikembalikan setara eselon
  IIB yang mengelola dan mengurus segala barang daerah termasuk
  asset daerah. Sedangkan Dinas Pendapatan dan Aset Daerah,
  dikembalikan menjadi Dinas Pendapatan.


3. Hal   yang    tidak   kalah     pentingnya    adalah,     dalam    rangka
  penyelenggaraan urusan desentralisasi, DPRD merekomendasikan
  agar setiap urusan yang        dikelola/diurus wajib atasnya perangkat
  lunak sebagai landasan operasionalnya baik berupa peraturan
daerah ataupun peraturan gubernur. Prinsip otonomi daerah
    sesungguhnya adalah menjabarkan peraturan perundang-undangan
    yang lebih tinggi menjadi peraturan daerah/peraturan gubernur
    untuk menjadi dasar pelaksanaan urusan-urusan yang menjadi
    kewenangan pemerintahan daerah/desentralisasi. Untuk itu, adalah
    kewajiban pimpinan SKPD untuk merumuskan atau menyiapkan
    kebijakan teknis sesuai dengan lingkup dan bidang tugasnya dalam
    rangka    penyelenggaraan     urusan    desentralisasi       sebagaimana
    diamanatkan Pasal 8 Peraturan Daerah Nomor 2 tahuhn 2008.


D. Penyelenggaraan Tugas Pembantuan
      Terhadap penyelenggaraan tugas pembantuan, muatan materi
yang disampaikan dalam LKPJ hanya “program” saja, tidak disebutkan
dan dijelaskan “kegiatan dan pelaksanaannya”,           atas program tugas
pembantuan yang diterima. Bagian “kegiatan” dan “pelaksanaannya”
menjadi perlu untuk disampaikan, agar urusan pemerintah yang
ditugaspembantuaankan yang diterima gubernur, dapat sinkron dengan
urusan pemerintahan daerah sebagaimana amanat Pasal 21 ayat (3) PP
No. 3 Tahun 2007 jo Pasal 42 ayat (1) dan (3) PP No. 7 Tahun 2008.
      Persoalan subtansi lainnya, DPRD menemui dasar                 hukum
penyelenggaraan tugas pembantuan yang dijelaskan dalam LKPJ yakni
Pasal 20 ayat (2) UU No. 32 Tahun 2004, bukanlah merupakan dasar
hukum penyelenggaraan tugas pembantuan yang diterima. Dasar
hukum yang dimaksud haruslah peraturan menteri terkait dalam hal ini
Peraturan Menteri Sosial, Peraturan Menteri Pertanian, Peraturan
Menteri   Pekerjaan     Umum,   Peraturan   Menteri     Tenaga    Kerja   dan
Transmigrasi, Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan, Peraturan
Menteri   Pariwisata,   Seni,   dan   Budaya,   serta   Peraturan    Menteri
Kesehatan, sebagaimana diatur dalam Pasal 39 ayat (5) PP No. 7 Tahun
2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.
      Selain itu, harus disertakan pula Peraturan Menteri Dalam Negeri
dan Peraturan Gubernur yang menjadi landasan penyelenggaraan tugas
pembantuan tersebut sebagaimana diatur dalam Pasal 42 ayat (2) PP No.
7 Tahun 2008.
        Atas hal ini, DPRD merekomendasikan : agar LKPJ ditahun-tahun
berikutnya, muatan materi dan substansi materi penyelenggaraan tugas
pembantuan betul-betul memperhatikan ketentuan Pasal 21 ayat (3) PP
No. 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban
Kepala Daerah kepada DPRD, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat, dan pasal 39 ayat (5) Pasal
42 ayat (1), (2) dan (3) PP No. 7 tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan.


E. Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan
        Terhadap muatan dan sistematika LKPJ bagian penyelenggaraan
tugas    umum    pemerintahan,      DPRD   memberikan   apresiasi   dan
penghargaan atas kesesuaian dan kepatuhan terhadap PP No. 3 tahun
2007.


Namun secara substansi materi, DPRD merekomendasikan :
1. Kerjasama antar daerah baru sebatas wacana dan kesepakatan
   kerjasama belum pada tataran implementatif. Permasalahannya
   sebagaimana tertuang dalam LKPJ, belum adanya lembaga teknis
   yang menangani kesepakatan kerjasama. Untuk itu gubernur
   menawarkan     solusi   dengan   membentuk   lembaga   teknis    yang
   menangani pelaksanaan kerjasama antar daerah.
   Atas tawaran solusi ini, DPRD berpendapat agar SKPD-SKPD yang
   relevan dengan bidang-bidang yang menjadi objek kerjasama dapat
   ditingkatkan koordinasinya dengan membentuk tim khusus, yang
   beranggotakan SKPD-SPKD terkait untuk menindaklanjuti bentuk-
   bentuk kerjasama yang telah dibangun gubernur.


   Hal lainnya yang menjadi bagian kerjasama antar daerah khususnya
   yang membebani masyarakat dan daerah kiranya dikomunikasikan
juga dengan DPRD, karena salah satu tugas dan wewenang DPRD
   adalah memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama
   dengan daerah lain atau dengan pihak ketiga yang membebani
   masyarakat dan daerah.


2. Kerjasama     dengan   pihak      ketiga,   baik   masih   dalam     bentuk
   perencanaan, pelaksanaan maupun pasca pelaksanaannya kiranya
   dikomunikasikan juga dengan DPRD khususnya yang membebani
   masyarakat dan daerah, karena salah satu tugas dan wewenang
   DPRD memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama dengan
   daerah lain atau dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat
   dan daerah.
   DPRD juga menghimbau agar kerjasama dengan pihak ketiga kiranya
   betul-betul dapat memberikan manfaat secara langsung terhadap
   masyarakat dan daerah.


3. Koordinasi dengan Instansi Vertikal di daerah, satu hal yang menjadi
   perhatian DPRD adalah sengketa lahan TNI AU dengan warga Kec.
   Konda, Kec. Ranometo dan Kec. Ranometo Barat Kab. Konawe
   Selatan kiranya dapat diselesaikan sebagaimana yang menjadi
   kesepakatan Komisi I DPRD dengan Biro Hukum dengan membentuk
   Tim Terpadu, untuk segera ditindaklanjuti.


   Terhadap      instansi-instansi     vertikal   lainnya,    kiranya    lebih
   ditingkatkan kembali komunikasinya melalui rapat-rapat koordinasi,
   dan DPRD merekomendasikan agar rapat koordinasi dengan instansi
   vertikal perlu diagendakan secara rutin minimal sebulan sekali.


4. Pencegahan dan Penanggulangan Bencana, DPRD berpendapat agar
   pencegahan dan penanggulangan bencana bukan saja dilakukan
   pada bencana alam sebagaimana dilaporkan dalam LKPJ, tetapi juga
   bencana non alam seperti kebakaran hutan, kecelakaan transportasi,
   dan bencana lain akibat ulah manusia seperti bencana social seperti
kerusuhan    atau     konflik    di    masyarakat    sebagaimana   pernah
   disampaikan gubernur pada rapat paripurna dewan tanggal 2 Maret
   2009 saat Penjelasan Gubernur terkait raperda pembentukan Badan
   Penanggulangan Bencana Daerah.


       Demikian catatan-catatan sebagai masukan dan rekomendasi
DPRD    untuk       perbaikan      dan    penyempurnaan     penyelenggaraan
pemerintahan daerah provinsi Sulawesi Tenggara ditahun-tahun yang
akan datang. Akhirnya, lebih dan kurangnya mohon dimaafkan, dan
terima kasih atas perhatiannya.


                        Kendari, 15 September 2010
                DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
                     PROVINSI SULAWESI TENGGARA
                                   PIMPINAN,


     Wakil Ketua,                        Wakil Ketua,          Wakil Ketua,




Muh. Endang, SA., S.Sos     Drs. Sabaruddin Labamba, M.Si       La Pili, S.Pd.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

PENDAPAT AKHIR FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD
PENDAPAT AKHIR FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBDPENDAPAT AKHIR FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD
PENDAPAT AKHIR FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD
Ade Suerani
 
POSYANDU TERINTEGRASI DENGAN PROGRAM KESEHATAN.pptx
POSYANDU TERINTEGRASI DENGAN PROGRAM KESEHATAN.pptxPOSYANDU TERINTEGRASI DENGAN PROGRAM KESEHATAN.pptx
POSYANDU TERINTEGRASI DENGAN PROGRAM KESEHATAN.pptx
erpan9
 
Pendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunanPendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunan
Qiu El Fahmi
 
Modul inti 10 penganggaran dan pembiayaan kesehatan daerah
Modul inti 10 penganggaran dan pembiayaan kesehatan daerahModul inti 10 penganggaran dan pembiayaan kesehatan daerah
Modul inti 10 penganggaran dan pembiayaan kesehatan daerah
mreyrasa
 
Perencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan PartisipatifPerencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan Partisipatif
Bagus ardian
 

Was ist angesagt? (20)

PENDAPAT AKHIR FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD
PENDAPAT AKHIR FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBDPENDAPAT AKHIR FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD
PENDAPAT AKHIR FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD
 
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan ProsesPerencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
 
Perbedaan Belanja Barang dan Belanja Modal
Perbedaan Belanja Barang dan Belanja ModalPerbedaan Belanja Barang dan Belanja Modal
Perbedaan Belanja Barang dan Belanja Modal
 
Konsep perencanaan pembangunan desa
Konsep perencanaan pembangunan desaKonsep perencanaan pembangunan desa
Konsep perencanaan pembangunan desa
 
POSYANDU TERINTEGRASI DENGAN PROGRAM KESEHATAN.pptx
POSYANDU TERINTEGRASI DENGAN PROGRAM KESEHATAN.pptxPOSYANDU TERINTEGRASI DENGAN PROGRAM KESEHATAN.pptx
POSYANDU TERINTEGRASI DENGAN PROGRAM KESEHATAN.pptx
 
Tata Cara Pembuatan TOR /KAK sebagai data dukung Usulan Anggaran tahun 2015
Tata Cara Pembuatan TOR /KAK sebagai data dukung  Usulan Anggaran tahun 2015Tata Cara Pembuatan TOR /KAK sebagai data dukung  Usulan Anggaran tahun 2015
Tata Cara Pembuatan TOR /KAK sebagai data dukung Usulan Anggaran tahun 2015
 
Konsep dan Skenario Perencanaan Kecamatan Wonogiri
Konsep dan Skenario Perencanaan Kecamatan WonogiriKonsep dan Skenario Perencanaan Kecamatan Wonogiri
Konsep dan Skenario Perencanaan Kecamatan Wonogiri
 
Pendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunanPendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunan
 
Perencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan PartisipatifPerencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan Partisipatif
 
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...
 
Pembangunan infrastruktur desa
Pembangunan infrastruktur desaPembangunan infrastruktur desa
Pembangunan infrastruktur desa
 
Makalah pembangunan desa
Makalah pembangunan desaMakalah pembangunan desa
Makalah pembangunan desa
 
Modul inti 10 penganggaran dan pembiayaan kesehatan daerah
Modul inti 10 penganggaran dan pembiayaan kesehatan daerahModul inti 10 penganggaran dan pembiayaan kesehatan daerah
Modul inti 10 penganggaran dan pembiayaan kesehatan daerah
 
Permen PU Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata ...
Permen PU Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata ...Permen PU Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata ...
Permen PU Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata ...
 
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
 
Perencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan PartisipatifPerencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan Partisipatif
 
SMART CITY & SMART VILAGE
SMART CITY & SMART VILAGESMART CITY & SMART VILAGE
SMART CITY & SMART VILAGE
 
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan NasionalSistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
 
Bagan struktur fkd
Bagan struktur  fkdBagan struktur  fkd
Bagan struktur fkd
 
Masukan untuk RPJPD Kota Kotamubagu 2025-2045
Masukan untuk RPJPD Kota Kotamubagu 2025-2045Masukan untuk RPJPD Kota Kotamubagu 2025-2045
Masukan untuk RPJPD Kota Kotamubagu 2025-2045
 

Andere mochten auch

Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010
Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010 Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010
Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010
Ade Suerani
 
Analisis atas lkpj kepala daerah
Analisis atas lkpj kepala daerah Analisis atas lkpj kepala daerah
Analisis atas lkpj kepala daerah
Syukriy Abdullah
 
Proses penyusunan perda uu 12 untk pak wali
Proses penyusunan perda uu 12 untk pak waliProses penyusunan perda uu 12 untk pak wali
Proses penyusunan perda uu 12 untk pak wali
Galuh Insani
 
Pemaparan tentang pp no.16 tahun 2010
Pemaparan tentang pp no.16 tahun 2010Pemaparan tentang pp no.16 tahun 2010
Pemaparan tentang pp no.16 tahun 2010
apotek agam farma
 
Presentasi lppd, lkpj dan ilppd
Presentasi lppd, lkpj dan ilppdPresentasi lppd, lkpj dan ilppd
Presentasi lppd, lkpj dan ilppd
Ilham Ismail
 

Andere mochten auch (20)

Perumusan Rekomendasi LKPj oleh DPRD
Perumusan Rekomendasi LKPj oleh DPRDPerumusan Rekomendasi LKPj oleh DPRD
Perumusan Rekomendasi LKPj oleh DPRD
 
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah kepada DPRD sesua...
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)  Kepala Daerah kepada DPRD sesua...Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)  Kepala Daerah kepada DPRD sesua...
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah kepada DPRD sesua...
 
Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010
Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010 Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010
Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010
 
Penyusunan RPJMD dan LKPJ Kepala Daerah kepada DPRD
Penyusunan RPJMD dan LKPJ Kepala Daerah kepada DPRD Penyusunan RPJMD dan LKPJ Kepala Daerah kepada DPRD
Penyusunan RPJMD dan LKPJ Kepala Daerah kepada DPRD
 
Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerin...
Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerin...Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerin...
Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerin...
 
Analisis atas lkpj kepala daerah
Analisis atas lkpj kepala daerah Analisis atas lkpj kepala daerah
Analisis atas lkpj kepala daerah
 
LKPJ Berdasarkan PP No 3 Tahun 2007
LKPJ Berdasarkan PP No 3 Tahun 2007LKPJ Berdasarkan PP No 3 Tahun 2007
LKPJ Berdasarkan PP No 3 Tahun 2007
 
Buku panduan manual tata cara lppd 2015
Buku panduan manual tata cara lppd 2015Buku panduan manual tata cara lppd 2015
Buku panduan manual tata cara lppd 2015
 
Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasis Kinerja
Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasis KinerjaPenyusunan Rencana Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasis Kinerja
Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasis Kinerja
 
Kebijakan Umum Penyusunan RPJPD
Kebijakan Umum Penyusunan RPJPD Kebijakan Umum Penyusunan RPJPD
Kebijakan Umum Penyusunan RPJPD
 
Proses penyusunan perda uu 12 untk pak wali
Proses penyusunan perda uu 12 untk pak waliProses penyusunan perda uu 12 untk pak wali
Proses penyusunan perda uu 12 untk pak wali
 
Uu nomor 17 tahun 2014
Uu nomor 17 tahun 2014Uu nomor 17 tahun 2014
Uu nomor 17 tahun 2014
 
Pp 16 2010
Pp 16 2010Pp 16 2010
Pp 16 2010
 
sri suwanti - LKPJ ATA 2015 - ANNUAL REPORT ON LOCAL GOVERNMENT - KABUPATEN K...
sri suwanti - LKPJ ATA 2015 - ANNUAL REPORT ON LOCAL GOVERNMENT - KABUPATEN K...sri suwanti - LKPJ ATA 2015 - ANNUAL REPORT ON LOCAL GOVERNMENT - KABUPATEN K...
sri suwanti - LKPJ ATA 2015 - ANNUAL REPORT ON LOCAL GOVERNMENT - KABUPATEN K...
 
Peranan DPRD dalam Penetapan APBD berdasarkan Anggaran Berbasis Kinerja
Peranan DPRD dalam Penetapan APBD berdasarkan Anggaran Berbasis KinerjaPeranan DPRD dalam Penetapan APBD berdasarkan Anggaran Berbasis Kinerja
Peranan DPRD dalam Penetapan APBD berdasarkan Anggaran Berbasis Kinerja
 
Pemaparan tentang pp no.16 tahun 2010
Pemaparan tentang pp no.16 tahun 2010Pemaparan tentang pp no.16 tahun 2010
Pemaparan tentang pp no.16 tahun 2010
 
PERANAN BIRO HUKUM DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH
PERANAN BIRO HUKUM DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAHPERANAN BIRO HUKUM DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH
PERANAN BIRO HUKUM DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH
 
Laporan reses mp2 fpks 2016
Laporan reses mp2 fpks 2016Laporan reses mp2 fpks 2016
Laporan reses mp2 fpks 2016
 
Presentasi lppd, lkpj dan ilppd
Presentasi lppd, lkpj dan ilppdPresentasi lppd, lkpj dan ilppd
Presentasi lppd, lkpj dan ilppd
 
Pembentukan perda
Pembentukan perdaPembentukan perda
Pembentukan perda
 

Ähnlich wie DRAF REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009

FINAL REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009
FINAL REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009FINAL REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009
FINAL REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009
Ade Suerani
 
Pp 12 tahun 2019 tentang pengelolaan keuangan daerah
Pp 12 tahun 2019 tentang pengelolaan keuangan daerahPp 12 tahun 2019 tentang pengelolaan keuangan daerah
Pp 12 tahun 2019 tentang pengelolaan keuangan daerah
inggridkhairani
 
373131514-Perencanaan-Dan-Penyusunan-APBD-Dan-APBDes.pptx
373131514-Perencanaan-Dan-Penyusunan-APBD-Dan-APBDes.pptx373131514-Perencanaan-Dan-Penyusunan-APBD-Dan-APBDes.pptx
373131514-Perencanaan-Dan-Penyusunan-APBD-Dan-APBDes.pptx
DanyepIdris
 
Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj
Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amjBab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj
Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj
Cahyo Wiryanto
 
PEMANDANGAN UMUM FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD 2009...
PEMANDANGAN UMUM FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD 2009...PEMANDANGAN UMUM FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD 2009...
PEMANDANGAN UMUM FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD 2009...
Ade Suerani
 
Juknis LKPJ Kepala Desa
Juknis LKPJ  Kepala DesaJuknis LKPJ  Kepala Desa
Juknis LKPJ Kepala Desa
Yudhi Aldriand
 
2908473 modul-2-manajemen-keuangan-daerah
2908473 modul-2-manajemen-keuangan-daerah2908473 modul-2-manajemen-keuangan-daerah
2908473 modul-2-manajemen-keuangan-daerah
Efry Ghani
 
Draft pedoman penyusunan rka skpd ta. 2017 11 okt 16
Draft pedoman penyusunan rka skpd ta. 2017 11 okt 16Draft pedoman penyusunan rka skpd ta. 2017 11 okt 16
Draft pedoman penyusunan rka skpd ta. 2017 11 okt 16
hafid abdul
 

Ähnlich wie DRAF REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009 (20)

FINAL REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009
FINAL REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009FINAL REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009
FINAL REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009
 
PPAS Tahun 2017
PPAS Tahun 2017PPAS Tahun 2017
PPAS Tahun 2017
 
Pp 12 tahun 2019 tentang pengelolaan keuangan daerah
Pp 12 tahun 2019 tentang pengelolaan keuangan daerahPp 12 tahun 2019 tentang pengelolaan keuangan daerah
Pp 12 tahun 2019 tentang pengelolaan keuangan daerah
 
373131514-Perencanaan-Dan-Penyusunan-APBD-Dan-APBDes.pptx
373131514-Perencanaan-Dan-Penyusunan-APBD-Dan-APBDes.pptx373131514-Perencanaan-Dan-Penyusunan-APBD-Dan-APBDes.pptx
373131514-Perencanaan-Dan-Penyusunan-APBD-Dan-APBDes.pptx
 
Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj
Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amjBab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj
Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj
 
PEMANDANGAN UMUM FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD 2009...
PEMANDANGAN UMUM FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD 2009...PEMANDANGAN UMUM FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD 2009...
PEMANDANGAN UMUM FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD 2009...
 
Catatan MPD.docx
Catatan MPD.docxCatatan MPD.docx
Catatan MPD.docx
 
2. RENJA K-J 2024 T.A 2023.pdf
2. RENJA K-J 2024 T.A 2023.pdf2. RENJA K-J 2024 T.A 2023.pdf
2. RENJA K-J 2024 T.A 2023.pdf
 
Rencana strategis DPKAD 2013
Rencana strategis DPKAD 2013Rencana strategis DPKAD 2013
Rencana strategis DPKAD 2013
 
2. renstra bpkad 2017 2021
2. renstra bpkad 2017 20212. renstra bpkad 2017 2021
2. renstra bpkad 2017 2021
 
Juknis LKPJ Kepala Desa
Juknis LKPJ  Kepala DesaJuknis LKPJ  Kepala Desa
Juknis LKPJ Kepala Desa
 
2908473 modul-2-manajemen-keuangan-daerah
2908473 modul-2-manajemen-keuangan-daerah2908473 modul-2-manajemen-keuangan-daerah
2908473 modul-2-manajemen-keuangan-daerah
 
Lampiran permendagri-no.-37-tahun-2012 137-2
Lampiran permendagri-no.-37-tahun-2012 137-2Lampiran permendagri-no.-37-tahun-2012 137-2
Lampiran permendagri-no.-37-tahun-2012 137-2
 
Rencana Kerja Perubahan Dinas Kesehatan Tahun 2019
Rencana Kerja Perubahan Dinas Kesehatan Tahun 2019Rencana Kerja Perubahan Dinas Kesehatan Tahun 2019
Rencana Kerja Perubahan Dinas Kesehatan Tahun 2019
 
Rencana Kerja Perubahan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat tahun 2019
Rencana Kerja Perubahan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat tahun 2019Rencana Kerja Perubahan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat tahun 2019
Rencana Kerja Perubahan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat tahun 2019
 
Draft pedoman penyusunan rka skpd ta. 2017 11 okt 16
Draft pedoman penyusunan rka skpd ta. 2017 11 okt 16Draft pedoman penyusunan rka skpd ta. 2017 11 okt 16
Draft pedoman penyusunan rka skpd ta. 2017 11 okt 16
 
BPK_Pemaparan Dana Desa - Kab. Malang - 12032019.pptx
BPK_Pemaparan Dana Desa - Kab. Malang  - 12032019.pptxBPK_Pemaparan Dana Desa - Kab. Malang  - 12032019.pptx
BPK_Pemaparan Dana Desa - Kab. Malang - 12032019.pptx
 
Bahan Paparan Bimtek LKPD 30 Oktober 2023
Bahan Paparan Bimtek LKPD 30 Oktober 2023Bahan Paparan Bimtek LKPD 30 Oktober 2023
Bahan Paparan Bimtek LKPD 30 Oktober 2023
 
ARAH KEBIJAKAN PMDN 77 DAN 90.pdf
ARAH KEBIJAKAN PMDN 77 DAN 90.pdfARAH KEBIJAKAN PMDN 77 DAN 90.pdf
ARAH KEBIJAKAN PMDN 77 DAN 90.pdf
 
akuntansi sektor publik
akuntansi sektor publikakuntansi sektor publik
akuntansi sektor publik
 

Mehr von Ade Suerani

Simulasi Pengisian Model DK-13
Simulasi Pengisian Model DK-13Simulasi Pengisian Model DK-13
Simulasi Pengisian Model DK-13
Ade Suerani
 
(New) Program Legislasi Daerah - 2011
(New) Program Legislasi Daerah - 2011(New) Program Legislasi Daerah - 2011
(New) Program Legislasi Daerah - 2011
Ade Suerani
 
Penjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRD
Penjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRDPenjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRD
Penjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRD
Ade Suerani
 
PU F. Bangun Sultra atas raperda Retribusi Jasa Usaja, Jasa Umum, RTRW, dan P...
PU F. Bangun Sultra atas raperda Retribusi Jasa Usaja, Jasa Umum, RTRW, dan P...PU F. Bangun Sultra atas raperda Retribusi Jasa Usaja, Jasa Umum, RTRW, dan P...
PU F. Bangun Sultra atas raperda Retribusi Jasa Usaja, Jasa Umum, RTRW, dan P...
Ade Suerani
 
Pendapat Akhir F. Bangun Sultra Pertanggungjawaban APBD 2010
Pendapat Akhir F. Bangun Sultra Pertanggungjawaban APBD 2010Pendapat Akhir F. Bangun Sultra Pertanggungjawaban APBD 2010
Pendapat Akhir F. Bangun Sultra Pertanggungjawaban APBD 2010
Ade Suerani
 
Laporan Pansus Pertanggungjawaban APBD 2010
Laporan Pansus Pertanggungjawaban APBD 2010Laporan Pansus Pertanggungjawaban APBD 2010
Laporan Pansus Pertanggungjawaban APBD 2010
Ade Suerani
 
Tata Cara Pembahasan Raperda di DPRD
Tata Cara Pembahasan Raperda di DPRDTata Cara Pembahasan Raperda di DPRD
Tata Cara Pembahasan Raperda di DPRD
Ade Suerani
 
RAPERDA PENGADAAN PNSD
RAPERDA PENGADAAN PNSDRAPERDA PENGADAAN PNSD
RAPERDA PENGADAAN PNSD
Ade Suerani
 
PENJELASAN RAPERDA PENGADAAN PNSD
PENJELASAN RAPERDA PENGADAAN PNSDPENJELASAN RAPERDA PENGADAAN PNSD
PENJELASAN RAPERDA PENGADAAN PNSD
Ade Suerani
 
Raperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan Struktural
Raperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan StrukturalRaperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan Struktural
Raperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan Struktural
Ade Suerani
 
Penjelasan Raperda ttg Pembentukan Perda
Penjelasan Raperda ttg Pembentukan PerdaPenjelasan Raperda ttg Pembentukan Perda
Penjelasan Raperda ttg Pembentukan Perda
Ade Suerani
 
Raperda ttg Pembentukan Perda
Raperda ttg Pembentukan Perda Raperda ttg Pembentukan Perda
Raperda ttg Pembentukan Perda
Ade Suerani
 
Pendapat Akhir Fraksi-Fraksi DPRD Sultra atas Raperda Pinjaman Daerah
Pendapat Akhir Fraksi-Fraksi DPRD Sultra atas Raperda Pinjaman DaerahPendapat Akhir Fraksi-Fraksi DPRD Sultra atas Raperda Pinjaman Daerah
Pendapat Akhir Fraksi-Fraksi DPRD Sultra atas Raperda Pinjaman Daerah
Ade Suerani
 
Laporan Pansus Perda Pinjaman
Laporan Pansus Perda Pinjaman Laporan Pansus Perda Pinjaman
Laporan Pansus Perda Pinjaman
Ade Suerani
 
Laporan Pansus 5 Raperda
Laporan Pansus 5 RaperdaLaporan Pansus 5 Raperda
Laporan Pansus 5 Raperda
Ade Suerani
 
Laporan Balegda atas Prolegda Sultra
Laporan Balegda atas Prolegda SultraLaporan Balegda atas Prolegda Sultra
Laporan Balegda atas Prolegda Sultra
Ade Suerani
 
Pemandangan Umum F Bangun Sultra atas 5 Raperda
Pemandangan Umum F Bangun Sultra atas 5 RaperdaPemandangan Umum F Bangun Sultra atas 5 Raperda
Pemandangan Umum F Bangun Sultra atas 5 Raperda
Ade Suerani
 
FAQ LKPJ Kepala Daerah
FAQ LKPJ Kepala DaerahFAQ LKPJ Kepala Daerah
FAQ LKPJ Kepala Daerah
Ade Suerani
 

Mehr von Ade Suerani (20)

Simulasi Pengisian Model DK-13
Simulasi Pengisian Model DK-13Simulasi Pengisian Model DK-13
Simulasi Pengisian Model DK-13
 
Informasi Pengisian Dk-13 PARPOL
Informasi Pengisian Dk-13 PARPOLInformasi Pengisian Dk-13 PARPOL
Informasi Pengisian Dk-13 PARPOL
 
Pedoman Pelaksanaan Fungsi-Fungsi DPRD
Pedoman Pelaksanaan Fungsi-Fungsi DPRDPedoman Pelaksanaan Fungsi-Fungsi DPRD
Pedoman Pelaksanaan Fungsi-Fungsi DPRD
 
(New) Program Legislasi Daerah - 2011
(New) Program Legislasi Daerah - 2011(New) Program Legislasi Daerah - 2011
(New) Program Legislasi Daerah - 2011
 
Penjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRD
Penjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRDPenjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRD
Penjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRD
 
PU F. Bangun Sultra atas raperda Retribusi Jasa Usaja, Jasa Umum, RTRW, dan P...
PU F. Bangun Sultra atas raperda Retribusi Jasa Usaja, Jasa Umum, RTRW, dan P...PU F. Bangun Sultra atas raperda Retribusi Jasa Usaja, Jasa Umum, RTRW, dan P...
PU F. Bangun Sultra atas raperda Retribusi Jasa Usaja, Jasa Umum, RTRW, dan P...
 
Pendapat Akhir F. Bangun Sultra Pertanggungjawaban APBD 2010
Pendapat Akhir F. Bangun Sultra Pertanggungjawaban APBD 2010Pendapat Akhir F. Bangun Sultra Pertanggungjawaban APBD 2010
Pendapat Akhir F. Bangun Sultra Pertanggungjawaban APBD 2010
 
Laporan Pansus Pertanggungjawaban APBD 2010
Laporan Pansus Pertanggungjawaban APBD 2010Laporan Pansus Pertanggungjawaban APBD 2010
Laporan Pansus Pertanggungjawaban APBD 2010
 
Tata Cara Pembahasan Raperda di DPRD
Tata Cara Pembahasan Raperda di DPRDTata Cara Pembahasan Raperda di DPRD
Tata Cara Pembahasan Raperda di DPRD
 
RAPERDA PENGADAAN PNSD
RAPERDA PENGADAAN PNSDRAPERDA PENGADAAN PNSD
RAPERDA PENGADAAN PNSD
 
PENJELASAN RAPERDA PENGADAAN PNSD
PENJELASAN RAPERDA PENGADAAN PNSDPENJELASAN RAPERDA PENGADAAN PNSD
PENJELASAN RAPERDA PENGADAAN PNSD
 
Raperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan Struktural
Raperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan StrukturalRaperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan Struktural
Raperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan Struktural
 
Penjelasan Raperda ttg Pembentukan Perda
Penjelasan Raperda ttg Pembentukan PerdaPenjelasan Raperda ttg Pembentukan Perda
Penjelasan Raperda ttg Pembentukan Perda
 
Raperda ttg Pembentukan Perda
Raperda ttg Pembentukan Perda Raperda ttg Pembentukan Perda
Raperda ttg Pembentukan Perda
 
Pendapat Akhir Fraksi-Fraksi DPRD Sultra atas Raperda Pinjaman Daerah
Pendapat Akhir Fraksi-Fraksi DPRD Sultra atas Raperda Pinjaman DaerahPendapat Akhir Fraksi-Fraksi DPRD Sultra atas Raperda Pinjaman Daerah
Pendapat Akhir Fraksi-Fraksi DPRD Sultra atas Raperda Pinjaman Daerah
 
Laporan Pansus Perda Pinjaman
Laporan Pansus Perda Pinjaman Laporan Pansus Perda Pinjaman
Laporan Pansus Perda Pinjaman
 
Laporan Pansus 5 Raperda
Laporan Pansus 5 RaperdaLaporan Pansus 5 Raperda
Laporan Pansus 5 Raperda
 
Laporan Balegda atas Prolegda Sultra
Laporan Balegda atas Prolegda SultraLaporan Balegda atas Prolegda Sultra
Laporan Balegda atas Prolegda Sultra
 
Pemandangan Umum F Bangun Sultra atas 5 Raperda
Pemandangan Umum F Bangun Sultra atas 5 RaperdaPemandangan Umum F Bangun Sultra atas 5 Raperda
Pemandangan Umum F Bangun Sultra atas 5 Raperda
 
FAQ LKPJ Kepala Daerah
FAQ LKPJ Kepala DaerahFAQ LKPJ Kepala Daerah
FAQ LKPJ Kepala Daerah
 

DRAF REKOMENDASI DPRD SULTRA ATAS LKPJ 2009

  • 1. DRAF REKOMENDASI DPRD ATAS LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN GUBERNUR SELAKU KEPALA DAERAH TAHUN 2009 Oleh : Ade Suerani Sebagaimana diamanahkan dalam UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, dan DPRD, bahwa DPRD memiliki tugas dan wewenang untuk meminta laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPJ) kepala daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. LKPJ akhir tahun anggaran yang merupakan laporan berupa informasi penyelenggaraan pemerintahan daerah selama tahun 2009, semestinya disampaikan kepada DPRD paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir. Namun, karena satu dan lain hal, LKPJ gubernur baru dapat disampaikan dalam rapat paripurna dewan pada tanggal 23 Agustus 2010, yang berarti telah mengalami keterlambatan selama 5 (lima) bulan. Untuk itu, dewan berharap agar hal ini tidak terjadi lagi ditahun- tahun yang akan datang. Menyikapi LKPJ tersebut, DPRD oleh PP No. 3 Tahun 2007 diamanatkan untuk melakukan pembahasan internal sesuai tata tertib DPRD, dan pada tanggal 2 September 2010, dewan telah membentuk Panita Khusus yang diberikan mandat penuh guna melakukan pendalaman atas LKPJ dan merumuskan keputusan DPRD berupa rekomendasi dalam rangka perbaikan penyelenggaraan pemerintahan daerah ke depan. Rekomendasi dimaksud adalah berupa saran, masukan dan atau koreksi terhadap laporan keterangan pertanggungjawaban gubernur terhadap penyelenggaraan urusan desentralisasi, penyelenggaraan tugas pembantuan dan penyelenggaraan tugas umum pemerintahan, sebagaimana diisyaratkan dalam Penjelasan Pasal 23 ayat (5) PP No. 3 tahun 2007.
  • 2. Standar pemberian rekomendasi adalah kesesuaian dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan baik dalam hal muatan materi yang ketentuannya diatur dalam PP No. 3 tahun 2007 maupun substansi materi yang diatur dengan peraturan perundangan teknis lainnya seperti Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan serta Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2008 tentang Urusan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, dan lain sebagainya. A. Arah Kebijakan Umum Pemerintahan Daerah Menurut Pasal 19 ayat (1) PP No. 3 tahun 2007, dikatakan bahwa arah kebijakan umum pemerintahan daerah memuat visi, misi, strategi, kebijakan dan prioritas daerah. Dalam Peraturan Daerah No. 7 tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), telah dijelaskan secara komprehensif visi, misi, strategi, dan kebijakan, bahkan prioritas pembangunan daerah Provinsi Sulawesi Tenggara. Mencermati arah kebijakan umum pemerintahan daerah yang disampaikan dalam LKPJ halaman II-4 huruf B dan halaman II-6 huruf C, materi “kebijakan” dan “prioritas” pembangunan daerah tidak sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam RPJMD. Dalam LKPJ, dikatakan bahwa “Strategi dan Arah Kebijakan Daerah” meliputi 4 (empat) strategi pembangunan : pembangunan yang bertumpu pada manusia, pembangunan yang bertumpu pada pusat- pusat pertumbuhan, pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan, dan pengarus-utamaan gender. Sedangkan “Prioritas Daerah” meliputi, pengembangan kualitas sumber daya manusia, revitalisasi pemerintahan daerah, pembangunan ekonomi, pembangunan kebudayaan dan mempercepat pembangunan infrastruktur. Namun dalam RPJMD, materi “Strategi” dan “Arah Kebijakan” dijelaskan secara terpisah. Materi “Strategi” yang dimaksud meliputi :
  • 3. pembangunan yang bertumpu pada manusia, pembangunan yang bertumpu pada pusat-pusat pertumbuhan, pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan, dan pengarus-utamaan gender. Dalam RPJMD juga dijelaskan, materi “Arah Kebijakan” adalah pembangunan kualitas sumber daya manusia, revitalisasi pemerintahan daerah, pembangunan ekonomi, pembangunan kebudayaan, dan mempercepat pembangunan infrastruktur. Begitupula yang materi “Prioritas Daerah” adalah telah diuraikan dalam Bab V Arah Kebijakan Umum, Lampiran Perda No. 7 tahun 2008 tentang RPJMD. Dengan demikian, DPRD berpendapat bahwa muatan materi dari Arah Kebijakan Umum Pemerintahan Daerah tidak dijelaskan sepenuhnya, khususnya bagian “kebijakan” dan “prioritas daerah”. Atas hal ini, DPRD merekomendasikan: 1. Agar apa yang telah menjadi komitmen bersama DPRD sebagaimana tertuang dalam Perda RPJMD tidak dijelaskan secara sepotong- sepotong atau terpisah, khususnya dalam penyampaian LKPJ ditahun-tahun yang akan datang, melainkan konsisten sebagaimana tertuang dalam RPJMD. 2. Khusus yang menjadi “prioritas daerah” sebagaimana diuraikan dalam BAB V Lampiran Perda RPJMD dapat dilakukan secara bertahap dan terukur, dalam arti dapat dijelaskan prosentase pencapaiannya. B. Pengelolaan Keuangan Daerah I. Pendapatan Target Rp. 1.264.926.577.780,- bersumber dari: Pendapatan Asli Daerah Rp. 472.992.247.780,- Dana Perimbangan Rp. 728.362.930.000,- Lain-Lain Pendapatan yang sah Rp. 63.571.400.000,-
  • 4. Realisasi Rp. 1.030.720.130.652,09 atau 81,48 persen II. Belanja Rencana Rp. 1.360.537.188.570,- Realisasi Rp. 1.119.970.384.224,15 atau 82,30 persen III. Pembiayaan 1. Penerimaan Target Rp. 107.910.610.790,- Realisasi Rp. 124.465.203.285,05 atau 115,34 persen 2. Pengeluaran Rencana Rp. 12.300.000.000,- Realisasi Rp. 4.205.897.509,- atau 34,19 persen Secara umum, pendapat DPRD atas pengelolaan keuangan daerah permasalahannya lebih kepada ketersedian sumber daya manusia (SDM) dalam mengelola keuangan daerah, dalam hal ini ketidaksiapan aparatur secara materi dan penempatan SDM yang mengesampingkan standar kompetensi maupun kompetensi bidang. Selain itu, belum adanya perangkat lunak berupa peraturan daerah dalam rangka peningkatan PAD khususnya yang berasal dari sumbangan pihak ketiga. Untuk itu, DPRD merekomendasikan : 1. Agar peningkatan SDM pengelola keuangan daerah betul-betul dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan. DPRD menemukan, penggunaan belanja untuk peningkatan SDM di Dinas Pendapatan
  • 5. Daerah, sebanyak 15 orang diperuntukan untuk training ESQ, yang menurut hemat DPRD tidak menjawab permasalahan SDM di Dinas Pendapatan Daerah untuk peningkatakan pendapatan daerah. 2. Agar penempatan aparatur pengelola keuangan daerah kiranya memperhatikan standar kompetensi maupun kompetensi bidang, untuk menghindari dan meminimalisir kekeliruan penyusunan anggaran, penggunaan anggaran dan pembuatan laporan keuangan. 3. Agar dalam rangka memberi landasan hukum untuk melakukan penarikan/pemungutan dari pihak ketiga berupa sumbangan pihak ketiga dilakukan dengan membentuk peraturan daerah tentang Sumbangan Pihak Ketiga dalam Pemanfaatan Sumber Daya Alam. C. Penyelenggaraan Urusan Desentralisasi Terhadap penyelenggaraan urusan desentralisasi, DPRD menemukan muatan materi LKPJ bahwa pemerintah daerah menyelenggarakan 22 urusan wajib yang diurus oleh 32 SKPD dan 7 urusan pilihan yang diurus 7 SKPD. Atas hal ini DPRD berpendapat bahwa hal ini tidak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 2 tahun 2008 yang merupakan penjabaran dari UU No. 32 tahun 2004 dan PP No. 38 tahun 2007, dimana dikatakan bahwa ada 26 urusan wajib dan 8 urusan pilihan. DPRD melihat bahwa dalam LKPJ gubernur, yang menjadi tolok ukur penyelenggaraan urusan desentralisasi adalah SKPD yang menyelenggarakannya. Sedang pendapat DPRD, mestinya yang menjadi tolok ukur penyelenggaraan desentralisasasi adalah urusannya. Suatu urusan dapat dikatakan berhasil atau memiliki kemajuan, jika urusan tersebut diurus/ditangani hingga mencapai prosentase pencapaian sesuai atau mendekati target. Dalam LKPJ juga tidak dijelaskan kegiatan, output, permasalahan dan solusi dari urusan pertanahan, urusan kependudukan dan catatan sipil, urusan keluarga berencana dan keluarga sejahtera, dan urusan statistik, padahal urusan-urusan tersebut merupakan urusan wajib dan telah diselenggarakan pemerintahan daerah. Demikian pula urusan
  • 6. ketransmigrasian yang merupakan urusan pilihan, tidak dijelaskan dalam LKPJ, padahal urusan tersebut diselenggarakan pemerintahan daerah. Untuk itu DPRD merekomendasikan, agar penyusunan LKPJ bagian penyelenggaraan urusan desentralisasi kiranya memperhatikan ketentuan Pasal 3 ayat (2) dan Pasal 4 ayat (2) Peraturan Daerah No. 2 tahun 2008. Boleh jadi, satu urusan ditangani oleh dua atau lebih SKPD, demikian pula, satu SKPD boleh jadi mengurus dua atau lebih urusan. Namun, yang menjadi tolok ukur adalah urusannya, bukan SKPDnya. Substansi materi lainnya adalah penyelenggaraan urusan desentralisasi yang disampaikan dalam LKPJ memuat program dan kegiatan yang bukan merupakan kewenangan pemerintahan daerah provinsi. Seperti urusan pendidikan, dengan program pendidikan anak usia dini dan kegiatannya Rintisan Pembangunan Kelembagaan PAUD; Pengadaan Alat Bermain TK, ataupun kegiatan-kegiatan lainnya seperti rehabilitasi SD, SMP, SMU dan pengadaan buku-buku pelajaran, semestinya merupakan urusan pemerintahan daerah kabupaten/kota. DPRD berpendapat, tidak semua pendanaan yang berasal dari APBD yang dialokasikan pada setiap SKPD membiayai urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah provinsi sebagaimana tertuang dalam LKPJ, melainkan juga membiayai urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota, sebagaimana pembiayaan urusan pendidikan diatas. Untuk itu, DPRD merekomendasikan agar SKPD-SKPD perlu memahami dan mengimplementasikan urusan-urusan yang menjadi kewenangannya sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2008. Catatan-catatan lainnya sebagai rekomendasi dalam penyelenggaraan urusan desentralisasi, DPRD dapat sampaikan sebagai berikut:
  • 7. 1. Penyelenggaraan kepegawaian daerah kiranya senantiasa memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, seperti pengadaan pegawai dan penempatan dalam jabatan struktural. Dalam hal pengadaan pegawai, kiranya memperhatikan betul-betul atas dasar kebutuhan, baik dalam arti jumlah dan mutu pegawai maupun kompetensi jabatan yang diperlukan. Demikian halnya dengan penempatan PNSD dalam jabatan struktural, senantiasa memperhatikan standar kompetensi jabatan dalam hal ini kompetensi dasar dan kompetensi bidang. Hal ini DPRD ketengahkan, karena pegawai daerah merupakan bagian paling strategis dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Ujung tombak pelayanan publik ada di pegawai daerah. Semakin terpenuhinya pengadaan pegawai dan penempatanan pegawai dalam jabatan struktural terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan, semakin kecil peluang gagalnya penyelenggaraan pemerintahan daerah. 2. Dalam hal kelembagaan, DPRD merekomendasikan agar perlunya peninjauan kembali terhadap eksistensi Bagian Perlengkapan di Biro Umum Sekretariat Daerah dengan Dinas Pendapatan dan Aset Daerah. Bagian Perlengkapan kiranya dikembalikan setara eselon IIB yang mengelola dan mengurus segala barang daerah termasuk asset daerah. Sedangkan Dinas Pendapatan dan Aset Daerah, dikembalikan menjadi Dinas Pendapatan. 3. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah, dalam rangka penyelenggaraan urusan desentralisasi, DPRD merekomendasikan agar setiap urusan yang dikelola/diurus wajib atasnya perangkat lunak sebagai landasan operasionalnya baik berupa peraturan
  • 8. daerah ataupun peraturan gubernur. Prinsip otonomi daerah sesungguhnya adalah menjabarkan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi menjadi peraturan daerah/peraturan gubernur untuk menjadi dasar pelaksanaan urusan-urusan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah/desentralisasi. Untuk itu, adalah kewajiban pimpinan SKPD untuk merumuskan atau menyiapkan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup dan bidang tugasnya dalam rangka penyelenggaraan urusan desentralisasi sebagaimana diamanatkan Pasal 8 Peraturan Daerah Nomor 2 tahuhn 2008. D. Penyelenggaraan Tugas Pembantuan Terhadap penyelenggaraan tugas pembantuan, muatan materi yang disampaikan dalam LKPJ hanya “program” saja, tidak disebutkan dan dijelaskan “kegiatan dan pelaksanaannya”, atas program tugas pembantuan yang diterima. Bagian “kegiatan” dan “pelaksanaannya” menjadi perlu untuk disampaikan, agar urusan pemerintah yang ditugaspembantuaankan yang diterima gubernur, dapat sinkron dengan urusan pemerintahan daerah sebagaimana amanat Pasal 21 ayat (3) PP No. 3 Tahun 2007 jo Pasal 42 ayat (1) dan (3) PP No. 7 Tahun 2008. Persoalan subtansi lainnya, DPRD menemui dasar hukum penyelenggaraan tugas pembantuan yang dijelaskan dalam LKPJ yakni Pasal 20 ayat (2) UU No. 32 Tahun 2004, bukanlah merupakan dasar hukum penyelenggaraan tugas pembantuan yang diterima. Dasar hukum yang dimaksud haruslah peraturan menteri terkait dalam hal ini Peraturan Menteri Sosial, Peraturan Menteri Pertanian, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan, Peraturan Menteri Pariwisata, Seni, dan Budaya, serta Peraturan Menteri Kesehatan, sebagaimana diatur dalam Pasal 39 ayat (5) PP No. 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. Selain itu, harus disertakan pula Peraturan Menteri Dalam Negeri dan Peraturan Gubernur yang menjadi landasan penyelenggaraan tugas
  • 9. pembantuan tersebut sebagaimana diatur dalam Pasal 42 ayat (2) PP No. 7 Tahun 2008. Atas hal ini, DPRD merekomendasikan : agar LKPJ ditahun-tahun berikutnya, muatan materi dan substansi materi penyelenggaraan tugas pembantuan betul-betul memperhatikan ketentuan Pasal 21 ayat (3) PP No. 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat, dan pasal 39 ayat (5) Pasal 42 ayat (1), (2) dan (3) PP No. 7 tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. E. Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan Terhadap muatan dan sistematika LKPJ bagian penyelenggaraan tugas umum pemerintahan, DPRD memberikan apresiasi dan penghargaan atas kesesuaian dan kepatuhan terhadap PP No. 3 tahun 2007. Namun secara substansi materi, DPRD merekomendasikan : 1. Kerjasama antar daerah baru sebatas wacana dan kesepakatan kerjasama belum pada tataran implementatif. Permasalahannya sebagaimana tertuang dalam LKPJ, belum adanya lembaga teknis yang menangani kesepakatan kerjasama. Untuk itu gubernur menawarkan solusi dengan membentuk lembaga teknis yang menangani pelaksanaan kerjasama antar daerah. Atas tawaran solusi ini, DPRD berpendapat agar SKPD-SKPD yang relevan dengan bidang-bidang yang menjadi objek kerjasama dapat ditingkatkan koordinasinya dengan membentuk tim khusus, yang beranggotakan SKPD-SPKD terkait untuk menindaklanjuti bentuk- bentuk kerjasama yang telah dibangun gubernur. Hal lainnya yang menjadi bagian kerjasama antar daerah khususnya yang membebani masyarakat dan daerah kiranya dikomunikasikan
  • 10. juga dengan DPRD, karena salah satu tugas dan wewenang DPRD adalah memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama dengan daerah lain atau dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat dan daerah. 2. Kerjasama dengan pihak ketiga, baik masih dalam bentuk perencanaan, pelaksanaan maupun pasca pelaksanaannya kiranya dikomunikasikan juga dengan DPRD khususnya yang membebani masyarakat dan daerah, karena salah satu tugas dan wewenang DPRD memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama dengan daerah lain atau dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat dan daerah. DPRD juga menghimbau agar kerjasama dengan pihak ketiga kiranya betul-betul dapat memberikan manfaat secara langsung terhadap masyarakat dan daerah. 3. Koordinasi dengan Instansi Vertikal di daerah, satu hal yang menjadi perhatian DPRD adalah sengketa lahan TNI AU dengan warga Kec. Konda, Kec. Ranometo dan Kec. Ranometo Barat Kab. Konawe Selatan kiranya dapat diselesaikan sebagaimana yang menjadi kesepakatan Komisi I DPRD dengan Biro Hukum dengan membentuk Tim Terpadu, untuk segera ditindaklanjuti. Terhadap instansi-instansi vertikal lainnya, kiranya lebih ditingkatkan kembali komunikasinya melalui rapat-rapat koordinasi, dan DPRD merekomendasikan agar rapat koordinasi dengan instansi vertikal perlu diagendakan secara rutin minimal sebulan sekali. 4. Pencegahan dan Penanggulangan Bencana, DPRD berpendapat agar pencegahan dan penanggulangan bencana bukan saja dilakukan pada bencana alam sebagaimana dilaporkan dalam LKPJ, tetapi juga bencana non alam seperti kebakaran hutan, kecelakaan transportasi, dan bencana lain akibat ulah manusia seperti bencana social seperti
  • 11. kerusuhan atau konflik di masyarakat sebagaimana pernah disampaikan gubernur pada rapat paripurna dewan tanggal 2 Maret 2009 saat Penjelasan Gubernur terkait raperda pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Demikian catatan-catatan sebagai masukan dan rekomendasi DPRD untuk perbaikan dan penyempurnaan penyelenggaraan pemerintahan daerah provinsi Sulawesi Tenggara ditahun-tahun yang akan datang. Akhirnya, lebih dan kurangnya mohon dimaafkan, dan terima kasih atas perhatiannya. Kendari, 15 September 2010 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA PIMPINAN, Wakil Ketua, Wakil Ketua, Wakil Ketua, Muh. Endang, SA., S.Sos Drs. Sabaruddin Labamba, M.Si La Pili, S.Pd.