Dokumen tersebut membahas potensi bakteri simbion lamun sebagai bahan baku cat antifouling. Sudah banyak penelitian yang menunjukkan bakteri epifit dan endofit tertentu pada lamun mampu mencegah pertumbuhan organisme lain. Ekstrak bakteri tertentu dari lamun dapat digunakan sebagai campuran cat antifouling ramah lingkungan.
1. KELOMPOK 3 :
Asep Nuryadi 26020111140094
Hajid Naufal 26020111140105
Ridwan Ibnu 26020111140106
Adnan Ibrahim 26020111140092
Hapsari Titi M 26020111140086
Ervina Ardiani 26020111140113
Eksplorasi Sumberdaya Hayati Laut
2. Biofouling adalah penempelan
dan pertumbuhan organisme pada
permukaan benda atau material
yang terbenam di laut. Kejadian ini
sangat merugikan industri maritim
seperti perkapalan, bangunan atau
struktur pelabuhan, dan pipa
penyalur air pendingin pada Pusat
Listrik Tenaga Uap (PLTU).
3. DEN HARTOG dalam NYBAKKEN (1988)
melaporkan bahwa lamun di seluruh
dunia hanya mencakup sekitar 50
jenis yang dikelompokkan dalam 12
marga.
4. Hasil penelitian menambah pengertian
potensi manfaat padang lamun dan
mendorong pentingnya perlindungan
ekosistem ini.
5. Sudah banyak dilakukan penelitian mengenai
potensi bakteri simbion lamun yang
berpotensi sebagai antifouling
Sudah mulai dilakukan pengembangan,
dimanfaatkan sebagai cat antifouling
6. Bakteri endofit Syringodium isoetifolium
memiliki zona hambat paling besar di antara
bakteri yang diisolasi jenis lamun yang lain.
Ekstrak bakteri epifit Thalassia hemprichii
memiliki zona hambat paling besar di antara
bakteri epifit pada jenis lamun yang lain.
7. Pada aplikasi lapang, balok kayu yang dicat
dengan cat tanpa antifoulant sintetis yang
dicampur ekstrak bakteri lamun dengan
perbandingan 50% : 50% tidak dijumpai
makroorganisme yang menempel.
Hasil penelitian ini membuka peluang
pengembangan teknologi industri cat
antifouling yang ramah lingkungan
8. Lamun menghadapi berbagai gangguan dan
ancaman, yakni gangguan alam dan
gangguan dari kegiatan manusia
(antropogenik).