Kingdom tumbuhan dibagi menjadi 4 kelas utama berdasarkan ciri-ciri reproduksi dan struktur tubuhnya, yaitu Bryophyta (tumbuhan lumut), Pteridophyta (tumbuhan paku), Gymnospermae dan Angiospermae. Kelas Bryophyta terdiri dari lumut hati, lumut daun dan lumut tanduk.
3. PENDAHULUAN
Plantae atau kingdom tumbuhan adalah makhluk hidup bersel banyak yang
memiliki kloroplas. Di dalam kloroplas terdapat klorofil. Oleh karena, memliki
klorofil tumbuhan dapat melakukan fotosintesis.
Sel tumbuhan termasuk eukariot (mempunyai membran inti) dan dinding
selnya tersusun dari selulosa.
Tumbuhan umumnya memiliki akar, batang, dan daun, kecuali lumut yang
memiliki akar semu (rizoid).
Perkembangbiakkan tumbuhan terjadi secara kawin dan tak kawin.
4. CIRI-CIRI KINGDOM PLANTAE :
a) Multiseluler, tumbuhan merupakan salah satu makhluk hidup yang tersusun
atas banyak sel yang terdeferensiasi menjadi berbagai jenis jaringan
b) Eukariotik, sel penyusun tubuh tumbuhan memiliki membran inti sel yang
melindungi materi genetik di dalamnya
c) Dinding sel dari selulosa, sel tumbuhan memiliki sel yang melindungi membran
sel. Zat utama penyusun sel adalah jenis karbohidrat (polisakarida) bernama
selulosa
d) Memiliki akar, batang, dan daun. Tubuh tumbuhan
melekat pada dasar
karena memiliki akar yang tertanam di dalam media hidupnya, disusul dengan
batang yang menjulang dan daun yang berjumlah banyak
7. CIRI-CIRI BRYOPHYTA (TUMBUHAN LUMUT) :
Sel – sel penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel yang
terdiri dari selulosa.
Pada semua tumbuhan yang tergolong lumut, terdapat
persamaan bentuk susunan gametangiumnya (anteridium
maupun arkegonium), terutama susunan arkegoniumnya.
Daun lumut pada umumnya setebal satu lapis sel, kecuali ibu
tulang daun, lebih dari satu lapis sel.
8. Batang dan daun pada tumbuhan lumut yang tegak memiliki
susunan yang berbeda – beda. Jika batangnya dilihat secara
melintang, tampak bagian – bagian sebagai berikut :
1) Selapis sel kulit, beberapa sel diantaranya memanjang
membentuk rizoid – rizoid epidermis.
2) Lapisan kulit dalam, tersusun atas beberapa lapisan sel
yang dinamakan korteks.
3) Silinder pusat, terdiri dari sel – sel parenkimatik yang
memanjang dan berguna untuk mengangkut air dan
garam – garam mineral (makanan).
9. Struktur sporofit (sporogonium) tubuh lumut terdiri dari :
1) Vaginula, yaitu kaki yang diselubungi sisa dinding
arkegonium.
2) Seta atau tangkai
3) Apofisis, yaitu ujung seta yang agak melebar yang
merupakan peralihan antara seta dengan kotak spora.
4) Kaliptra atau tudung, berasal dari dinding arkegonium
sebelah atas menjadi tudung kotak spora.
13. CIRI-CIRI LUMUT HATI :
a) tubuhnya masih berupa talus dan mempunyai rhizoid
b) gametofitnya membentuk anteredium dan arkegonium yang berbentuk
seperti payung
c) sporofit perumbuhannnya terbatas karena tidak mempunyai jaringan
meristematik
d) berkembang biak secara generatif dengan oogami, dan secara vegetatif
dengan fragmentasi, tunas, dan kuncup eram
e) habitatnya ditempat lembab
14. STRUKTUR TUBUH LUMUT HATI :
• Struktur tubuh:
Berdasarkan bentuk talusnya lumut dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:
a) Lumut hati bertalus
b) Lumut hati berdaun
•
Menyerupai talus (dorsiventral), bagian atas dorsal berbeda dengan bagian
bawah ventral.
•
Seperti pita bercabang menggarpu dan menyerupai rusuk ditengah mempunyai
rizoid. Pada rusuk tengah, terdapat badan seperti piala dengan tepi yang
bergigi, yang disebut piala eram atau keranjang eram kepala atau mangkok
15. PERKEMBANGBIAKAN LUMUT HATI :
o Secara aseksual, menggunakan spora dan tunas secara seksual,
menggunakan Maechantia
o Anteridium terpancang pada permukaaan atas, bentuknya seperti cakram.
o Dasar bunga betina agak melebar dan membentuk paying, dengan cuping
berbentuk jari, umumnya berjumlah 9.
o Arkegonium tumbuh pada alur-alur diantara cuping-cuping dengan leher
menekuk ke bawah. Anteridium merekah mengeluarkan sperma menuju ke
arkegonium.
18. CIRI-CIRI LUMUT DAUN :
a) Sporogonium dari lumut daun terdiri atas bagian kaki, seta dan kapsul.
b) Dalam klasifikasi lumut daun, bentuk kapsul, jumlah gigi peristom,
bentuk operkulum maupun kaliptra dapat dijadikan dasar penggolongan
yang penting.
c) Anggota Bryidae yang tergolong Stegocarpi mempunyai peristoma pada
kapsul sporanya, didasarkan atas sifat dari peristomanya Bryidae
dibedakan menjadi 2 golongan yaitu Nematodonteae dan
Arthrodonteae.
19. STRUKTUR TUBUH LUMUT DAUN :
• Lumut daun pada substrat dengan menggunakan rizoid yang
multiseluler yang dapat bercabang-cabang.
• Mempunyai daun yang berusuk dan tersusun dalam 3-8 deret
pada sumbunya.
• Sumbu (batang) pada lumut daun biasanya menunjukkan
deferensiasi menjadi epidermis, korteks, dan silinder pusat.
20. PERKEMBANGBIAKAN LUMUT DAUN :
• Alat-alat kelamin terkumpul pada ujung batang atau pada ujung
cabang-cabangnya, dan dikelilingi oleh daun yang letaknya
paling atas.
• Alat-alat kelamin itu dikatakan bersifat banci atau berumah
satu, jika dalam kelompok itu terdapat kumpulan arkegonium
dan anteridium terpisah tempatnya.
23. CIRI-CIRI LUMUT TANDUK :
a) Tubuhnya mirip lumut hati, tetapi berbeda pada sporofitnya
b) Berdasarkan analisis asam nukleat, ternyata lumut ini berkerabatan
paling dekat dengan tumbuhan berpembuluh dibanding dari kelas lain
pada tumbuhan lumut
c) Gametofitnya berupa talus yang lebar dan tipis dengan tepi yang
berlekuk
d) Rhizoid berada pada bagian ventral
e) Habitatnya didaerah yang mempunyai kelembaban tinggi
24. STRUKTUR TUBUH LUMUT TANDUK :
Tubuh utama berupa gametofit yang mempunyai talus berbentuk cakram
dengan tepi bertoreh, biasanya melekat pada tanah dengan perantaraperantara rizoid-rizoid susunan talus masih sederhana, sel-selnya hanya
mempunyai suatu kloroplas dengan satu pirunoid besar.
Sporofit umumnya berupa kapsul yang berbentuk silender dengan panjang
antara 5-6 cm. pangkal sporofitnya dibungkus dengan selubung dari
jaringan gametofit.
25. PERKEMBANGBIAKAN LUMUT TANDUK :
Secara seksual, dengan membentuk anteridium dan arkhegonium.
Anteridium terkumpul pada suatu lekukan sisi atas talus arkegonium juga
terkumpul pada suatu lekukan pada sisi atas talus.
Zigot mula-mula membelah menjadi dua sel dengan suatu dinding pisah
melintang.
Sel diatas terus membelah yang merupakan sporogenium diikuti oleh sel
bagian bawah yang membelah terus-menerus membentuk kaki ang
berfungsi sebagai alat penghisap.
28. CIRI-CIRI PTERYDOPHYTA
(TUMBUHAN PAKU) :
Lapisan pelindung sel (jaket steril) yang terdapat disekeliling organ
reproduksi
Embrio multiseluler terdapat dalam arkegonium
Kutikula pada bagian luar
Sistem transpor internal yang mengangkut air dan zat makanan dari
dalam tanah. Sistem transpor ini sama baiknya seperti pengorganisasian
transpor air dan zat makanan pada tumbuhan tingkat tinggi.
31. AKAR TUMBUHAN PAKU
Akar paku bersifat seperti akar serabut, berupa rizoma. Ujung akar
dilindungi kaliptra yang terdiri atas sel – sel yang dapat dibedakan dengan
sel –sel akarnya sendiri.
Pada titik tumbuh akar, terdapat sebuah sel puncak berbentuk bidang
empat yang membelah keempat arah menurut bidang sisinya.
Sel yang dibentuk kearah luar akan menjadi kaliptra, sedangkan ketiga
arah lainnya akan menjadi akan menjadi sel –sel akar.
32. BATANG TUMBUHAN PAKU
Batang pada sebagian besar jenis paku tidak tampak karena terdapat di
dalam tanah berupa rimpang,mungkin menjalar atau sedikit tegak.
Jika muncul diatas permukaan tanah, batangnya sangat pendek 0,5 meter.
Akan tetapi, ada batang beberapa jenis tumbuhan paku seperti paku
pohon atau paku tiang yang dapat mencapai 5 meter dan kadang – kadang
bercabang, seperti Alsophila dan Cyathea.
34. DAUN TUMBUHAN PAKU
Daun selalu melingkar dan menggulung pada usia muda. Berdasarkan
bentuk, ukuran,dan susunannya, daun paku dibedakan menjadi dua, yaitu
sebagai berikut :
a) Mikrofil
Daun ini berbentuk kecil seperti rambut atau sisik, tidak
bertangkai dan tidak bertulang daun, belum memperlihatkan
diferensiasi sel.
b) Makrofil
Makrofil merupakan daun yang bentuknya besar, bertangkai dan
bertulang daun, serta bercabang – cabang.
35. Ditinjau dari fungsinya, daun tumbuhan paku dibedakan
menjadi berikut ini :
a)
Tropofil
o
b)
Tropofil merupakan daun yang khusus untuk asimilasi atau
fotosintesis
Sporofil
o
o
o
Daun ini berfungsi untuk menghasilkan spora. Daun ini juga
dapat melakukan fotosintesis, sehingga disebut pula
troposporofil
Spora paku dibentuk didalam kotak spora (sporangium), pada
jenis paku yang berlainan, sporangium memiliki bentuk, ukuran,
dan susunan yang berbeda.
Kumpulan sporangium disebut sorus.
36. BERDASARKAN MACAM SPORA YANG DIHASILKAN,
TUMBUHAN PAKU DIBEDAKAN MENJADI :
• Paku Homospora (isospora)
• Kelompok paku homospora
menghasilkan satu jenis spora,
misalnya Lycopodium (paku kawat)
37. PAKU HETEROSPORA
• Paku heterospora menghasilkan
dua jenis spora yang berlainan.
• Misalnya Marsilea (semanggi).
38. PAKU PERALIHAN
• Paku ini merupakan peralihan
antara homospora dengan
heterospora, yaitu paku yang
menghasilkan spora yang
berbentuk dan ukurannya sama,
tetapi berbeda jenis kelaminnya.
• Misalnya Equisetum debile (paku
ekor kuda).
40. PSILOTOPHYTA
• Psilotophyta merupakan tumbuhan paku sederhana dan hanya mempunyai
dua generasi.
• Contoh yang sudah dikenal adalah Psilotum sp. Yang tersebar luas di
daerah tropis dan subtropis.
• Mempunyai ranting dikotom dan tidak memiliki akar dan daun.
• Sebagai pengganti akar, Psilotum mempunyai rizoma yang diselubungi
rambut – rambut kecil yang disebut Rizoid.
• Jaringan pengangkut tidak ditemukan pada Psilotophyta.
42. LYCOPHYTA
Dewasa ini hanya sedikit spesies Lycophyta yang masih bertahan hidup,
yaitu yang tergolong genus Lycopodium sp dan selaginella sp.
Pada umumnya, spesies Lycopodium adalah tumbuhan tropis dan hidup
sebagai epifit.
Spora Lycopodium terdapat dalam sporofit yang merupakan daun khusus
untuk bereproduksi. Spora dapat hidup didalam tanah selama lebih dari
sembilan tahun. Setiap gametofit memiliki arkegonium dan anteridium.
Lycopodium sp termasuk paku homospora karena menghasilkan spora
tunggal yang akan berkrmbang menjadi gameetofit biseksual yang
memiliki organ jantan maupun betina. Selaginella sp merupakan tanaman
heterospora , karena menghasilkan dua jenis spora.
44. SPHENOPHYTA
Sphenophyta sering disebut juga paku ekor kuda.
Kebanyakan paku Sphenophyta hidup ditempat basah, seperti rawa.
Paku ekor kuda memiliki daun kecil, batang, dan akar sejati.
Generasi sporofit paku ekor kuda cukup mencolok. Peristiwa meiosis
terjadi dalam sporangium dan akan menghasilkan spora haploid. Gametofit
yang berkembang dari spora berukuran sangat kecil, tetapi dapat
melakukan fotosintesis dan hidup secara bebas. Sphenophyta bersifat
homospora.
Contohnya adalah Equisetum sp.
46. PTEROPHYTA
• Pterophyta banyak terdapat di hutan subtropis maupun didaerah tropis.
• Paku Pterophyta mempunyai daun – daun yang lebih besar dibandingkan
divisi lainnya.
• Ada dua jenis daun yaitu Megafil dan Mikrofil. Megafil mempunyai sistem
percabangan pembuluh. Mikrofil adalah daun yang muncul dari batang
yang mengandung untaian tunggal jaringan pengangkut.
• Contohnya adalah Marsilea crenata dan Asplenium nidus.