SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 58
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | ABSTRAK i
ABSTRAK
Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang dilewati oleh garis
khatulistiwa. Hal ini membuat sistem tata udara diperlukan untuk mendapatkan
kenyamanan termal bukan hanya di industri dan perumahan, tetapi juga
transportasi khususnya kereta api. Perencanaan sistem AC kereta api ini
diperlukan untuk mengetahui komponen AC kereta api, cara kerja sistem
refrigerasi AC kereta api, cara kerja sistem kelistrikan AC kereta api, dan juga
perbedaan AC kereta api dengan AC pada umumnya (statis). Data diperoleh dari
PT Cikami sebagai kontraktor AC Kereta Api dan pabrik untuk pemasangan
komponen. Hasilnya bahwa terdapat banyak perbedaan antara AC kereta api
dengan AC pada umumnya (statis) diantaranya jenis AC, sumber listrik,
komponen anti vibrasi, komponen pembantu kelistrikan, dan lain-lain. Setiap
gerbong kereta api menggunakan 2 unit AC package dengan kapasitas 18,6 kW
setiap unitnya. Dalam setiap unit AC package kereta api terdapat 2 sistem
kompresi uap yang diatur dalam 1 panel listrik. Panel lisrik ini bisa digunakan
untuk menyetel kedua AC menyala, 1 AC hidup, atau fan saja.
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | ABSTRACT ii
ABSTRACT
Indonesia is tropic country passed equator line. It makes air conditioning
system required to get comfort thermal zone not only in industry and recidental
but also in transportation especially for train. Given this fact, the purpose of this
final project are to know how the train air conditioning works in refrigeration
system and also in electrical system, whats the different between recidental air
conditioning and train air conditioning. The data were collected in PT Cikami as
train air conditioning contactor and the factory that assembly the components.
The results are air conditioning for train and residental so different such as type
of AC, source power, anti vibration components, add electrical components, and
soon. Every railway in train uses 2 packages AC unit with capacity 18,6 kW.
Every units has 2 vapor compression refrigeration system and arranged in 1
electrical panel.
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | KATA PENGANTAR iii
KATA PENGANTAR
Segala puji serta syukur atas kehadirat Allat SWT atas segala nikmat dan
karunia dari-Nya penulis mampu menyelesaikan laporan tugas akhir ini dengan
sebaik-baiknya. Solawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan
besar Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya.
Laporan tugas akhir yang berjudul “Perencanaan Sistem Air Conditioning
Kereta Api di PT Cikami” ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
menyelesaikan pendidikan Diploma III Program Studi Teknik Pendingin dan Tata
udara Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata udara, Politeknik Negeri Bandung.
Dalam menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini penulis mendapatkan
dukungan, bantuan serta nasihat dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh sebab
itu dalam kesempatan kali ini penulis akan mengucapkan terima kasih kepada:
1. Elly Satya Pratiwi Alm. ibunda tercinta penulis atas cinta, kasih sayang, dan
ketulusannya yang tiada batas.
2. Bapak dan mamah yang selalu memberikan doa dan dukungan yang sangat
besar baik moral maupun materi yang tidak ternilai dari mereka.
3. Annisa Nurhidayati dan Aulia Rahmani selaku saudara penulis yang selalu
menghibur dalam perjalanan hidup penulis.
4. Bapak Ade Suryatman Margana, ST, M.Eng, selaku ketua jurusan dan juga
pembimbing 1 tugas akhir yang telah banyak memberi bimbingan, saran,
kritik dan berbagai ilmu yang bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan
tugas akhir ini.
5. Bapak Bilmar Situmorang selaku pembimbing 2 tugas akhir yang telah
banyak memberikan bantuan, bimbingan, kritik, dan ilmu khususnya di
bidang sistem AC untuk kereta api.
6. Ibu L.C. Naniek selaku wali kelas dan seluruh staff dosen Teknik
Refrigerasi dan Tata Udara yang telah memberikan bantuan, saran, kritik,
serta pengetahuan yang dibutuhkan sehingga penulis bisa menyelesaikan
laporan ini.
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | KATA PENGANTAR iv
7. Bapak Ir. Sumeru, MT selaku koordinator tugas akhir dari kelas 3 C yang
sudah banyak membantu penulis dalam prosedur pelaksanaan Tugas Akhir.
8. Lisna Fitri Hardianti selaku partner yang sudah berbagi suka dan duka
selama melakukan tugas akhir.
9. KPAD squad (Tomo, Elda, Kecap, Wayang, Okeu, Teh Via, Kak Iqbal, Kak
Okto, Bagas, Bi Aas, Om Agus, Bi Aan, Bi Tatit, Om Andrian, Bunda,
Ayah dll) yang telah menjadi pelipur lara dan supporter selama melakukan
tugas akhir ini.
10. Lingkungan 4 squad (Mamah Brenda sekeluarga, Bi Eti, Bu Dedi
sekeluarga, Bu Yaya sekeluarga dll) yang telah banyak membantu dan
mendukung juga menjadi teman cerita yang baik.
11. Caesar Budi Tyastono sebagai moodbooster dan pembagi semangat juga
keceriaan.
12. Larasati, Rina, Nesa, Nurul, Anita, Citra, Intan, Triyanti, dan seluruh
perempuan RACE 2010 yang menjadi perempuan kuat untuk 3 tahun
kebersamaan ini.
13. Seluruh sahabat-sahabat RACE 2010 khususnya kelas C 2010 untuk
perjuangannya dari awal sampai titik ini.
14. Seluruh rekan-rekan angkatan 2008, 2009, 2010, 2011, dan 2012 atas segala
bantuan dan dukungannya.
Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir yang dibuat masih jauh dari
kesempurnaan dan memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun dangat penulis harapkan demi kemajuan dan perbaikan di masa
mendatang. Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca
pada umumnya.
Bandung, Juni 2013
Penulis
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | DAFTAR ISI v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................i
ABSTRACT...............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................. iii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR TABEL....................................................................................................1
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan........................................................................................2
1.3 Batasan Masalah.............................................................................................2
1.4 Metoda Penulisan ...........................................................................................3
1.5 Sistematika Penulisan.....................................................................................3
BAB II DASAR TEORI...........................................................................................1
2.1 Sejarah Penemuan Kereta Api........................................................................1
2.2 Jenis-jenis Kereta Api.....................................................................................2
2.3 Sejarah Kereta Api di Indonesia .....................................................................5
2.3.1 Stasiun Kereta Api Pertama di Indonesia ................................................8
2.4 Kereta Api Berpendingin Pertama di Indonesia .............................................9
2.5 Pengertian Sistem Tata Udara ......................................................................10
2.6 Jenis-Jenis Sistem Tata Udara......................................................................11
2.6.1 Sistem Udara Penuh (All Air System) ....................................................11
2.6.2 Sistem Air Penuh (All Water System) ....................................................12
2.6.3 Sistem Air-Udara (Air Water System)....................................................13
2.6.4 Sistem Refrigeran Langsung..................................................................15
2.7 Sistem Refrigerasi Kompresi Uap Ideal.......................................................16
BAB III DATA PERENCANAAN........................................................................20
3.1 Komponen Utama.........................................................................................20
3.2 Komponen Pendukung Sistem Refrigerasi...................................................23
3.3 Komponen Pendukung Sistem Kelistrikan...................................................27
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | DAFTAR ISI vi
3.4 Pemasangan Unit ..........................................................................................29
BAB IV ANALISIS ...............................................................................................30
4.1 Cara Kerja Sistem Refrigerasi AC Kereta Api.............................................30
4.2 Cara Kerja Sistem Kelistrikan AC Kereta Api.............................................33
4.2.1 Pengoperasian Awal...............................................................................35
4.2.2 Pengoperasian Normal...........................................................................35
4.2.3 Pengoperasian Tes..................................................................................39
4.3 Sistem Pendistribusian Udara Kereta Api....................................................41
4.4 Perbedaan AC Kereta Api (dinamis) dengan AC Secara Umum (statis) .....41
BAB V PENUTUP.................................................................................................45
5.1 Kesimpulan...................................................................................................45
5.2 Saran.............................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................46
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB I PENDAHULUAN 1
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Spesifikasi AC Package Kereta Api SAK 630.......................................20
Tabel 3.2 Spesifikasi Kompresor AC Kereta Api SAK 630 ..................................21
Tabel 3.3 Spesifikasi Koil Kondensor AC Kereta Api SAK 630 ..........................21
Tabel 3.4 Spesifikasi Katup Ekspansi AC Kereta Api SAK 630...........................22
Tabel 3.5 Spesifikasi Koil Evaporator AC Kereta Api SAK 630 ..........................22
Tabel 3.6 Spesifikasi Fan Kondensor AC Kereta Api SAK 630 ...........................24
Tabel 3.7 Spesifikasi Fan Evaporator AC Kereta Api SAK 630 ...........................24
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB I PENDAHULUAN 2
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Lokomotif Uap Pertama Ciptaan Richard Trevithick ..........................1
Gambar 2.2 Lokomotif Uap “Rocket” Ciptaan Stephenson ....................................2
Gambar 2.3 Roda Kereta Api (3 roda atau C)..........................................................3
Gambar 2.4 Kereta Rel Listrik .................................................................................4
Gambar 2.5 Kereta Api Maglev ...............................................................................5
Gambar 2.6 Pembangunan Jembatan Rel di Wilayah Banyuwangi.........................6
Gambar 2.7 Kereta Listrik Pertama Yang Beroperasi 1925.....................................6
Gambar 2.8 Halte Si loengkang di Jalur Solok-Silungkang.....................................7
Gambar 2.9 Stasiun Semarang Gudang....................................................................8
Gambar 2.10 Stasiun Semarang Gudang Masa Kini................................................9
Gambar 2.10 Siklus All Air System.......................................................................12
Gambar 2.12 Silkus Al Water System ...................................................................13
Gambar 2.13 Siklus Air Water System..................................................................14
Gambar 2.14 AC Split............................................................................................15
Gambar 2.15 Siklus Refrigerasi Kompresi Uap.....................................................16
Gambar 2.16 Proses Kompresi...............................................................................17
Gambar 2.17 Proses Kondensasi............................................................................18
Gambar 2.18 Proses Ekspansi................................................................................18
Gambar 2.19 Proses Evaporasi...............................................................................19
Gambar 4.1 Diagram Pemipaan AC Kereta Api....................................................30
Gambar 4.2 AC Kereta Api SAK 360 Assembling................................................31
Gambar 4.3 Train Air Conditioning Wiring Diagram 1.........................................33
Gambar 4.4 Train Air Conditioning Wiring Diagram 2.........................................33
Gambar 4.5 Train Air Conditioning Wiring Diagram 3.........................................34
Gambar 4.6 Train Air Conditioning Wiring Diagram 4.........................................34
Gambar 4.7 Sistem Pendistribusian Kereta Api.....................................................41
Gambar 4.8 AC Package Kereta Api .....................................................................42
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB I PENDAHULUAN 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari
kurang lebih 17.000 pulau. Sedangkan berdasarkan letak geografisnya, Indonesia
diapit oleh Benua Asia dan Benua Australia dan diapit Samudera Hindia dan
Samudera Pasifik. Keadaan ini Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan
dan keanekaragaman hayati. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia termasuk
daerah tropis karena Indonesia dilewati oleh garis khatulistiwa.
Dampak dari temperatur rata-rata Indonesia yang tinggi membuat sistem
tata udara dibutuhkan. Penggunaan sistem tata udara ini tidak hanya untuk
residental (perumahan, perkantoran, rumah sakit, hotel, dan lain-lain) dan indutri,
tetapi juga untuk alat transportasi. Manusia membutuhkan alat transportasi
sebagai sarana untuk berpergian, untuk di kota-kota besar transportasi menjadi hal
yang sangat penting sebagai penunjang aktivitas sehari-hari. Untuk jalur udara,
biasanya menggunakan pesawat terbang, jalur air menggunakan kapal laut,
sedangkan untuk jalur darat yang lebih banyak digunakan dari pada jalur lain
biasa menggunakan bus dan kereta api.
Kereta api adalah salah satu alat transportasi umum yang telah menjadi
pilihan masyarakat sebagai penunjang aktivitas sehari-hari karena pengguna tidak
akan terjebak macet dan harga tiketnya yang masih terjangkau. Kereta api tidak
hanya menjamin keamanan dan kecepatannya, namun dapat pula menjamin
kenyamanan penumpang salah satunya dengan sistem pengkondisian udara
sehingga temperatur dan kelembaban ruangan pada kereta api berada dalam batas
kenyamanan.
PT Cikami merupakan produsen dan kontraktor train air conditioner di
Bekasi, jaringan layanan PT Cikami meliputi design and production,
service/repair, dan juga penjualan spare part. Tidak banyak yang mengetahui
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB I PENDAHULUAN 2
sistem air conditioning kereta api yang berbeda dengan sistem air conditioning
lainnya. Dengan melihat pentingnya peranan sistem pengkondisian udara pada
kereta api dan penggunaan AC Split pada kereta api, maka pada kesempatan ini
penulis memilih judul tugas akhir PERENCANAAN SISTEM AIR
CONDITIONING KERETA API DI PT CIKAMI sebagai judul tugas akhir ini.
Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis khususnya
pengetahuan dan teknologi di bidang refrigerasi dan tata udara.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dalam penulisan tugas akhir ini adalah :
1. Dapat mengetahui sistem air conditioning direct expantion berjenis
package yang biasa digunakan pada kereta api.
2. Dapat mengetahui cara kerja sistem refrigerasi kompresi uap air
conditioning direct expantion berjenis package pada kereta api.
3. Dapat mengetahui cara kerja sistem kelistrikan air conditioning
direct expantion berjenis package pada kereta api.
4. Dapat mengetahui perbedaan antara sistem air conditioning
berjenis package dengan air conditioning berjenis split.
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penulisan tugas akhir ini antara lain :
1 Air conditioning yang dipakai berjenis package dengan
menggunakan 2 unit setiap gerbongnya dengan kapasitas 18,6 kW
setiap unitnya.
2 Jenis kereta api yang digunakan adalah kereta api diesel.
3 Air conditioning kereta api yang digunakan adalah merk stoneAire
SAK 630.
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB I PENDAHULUAN 3
4 Perencanaan sistem air conditioning kereta api terbatas pada cara
kerja sistem refrigerasi kompresi uap, sistem kelistrikan, dan sistem
pendistribusian udara.
1.4 Metoda Penulisan
Metoda dari penulisan tugas akhir ini adalah :
1. Melakukan studi literature / pustaka mengenai sistem tata udara untuk
kereta api.
2. Bimbingan langsung. Kegiatan ini dilakukan sebagai sarana untuk
berkonsultasi dan meminta saran untuk pemecahan masalah yang
sedang dihadapi baik kepada dosen pembimbing ataupun pihak-pihak
lain yang mengetahui permasalahan yang ada.
3. Observasi dan pengambilan data. Mengamati sistem dan mengambil
data serta informasi secara langsung yang berkaitan dengan masalah
yang sedang dibahas baik didampingi atau tidak oleh pembimbing.
4. Pengolahan data. Dari data yang diperoleh kemudian dilakukan
perhitungan-perhitungan yang dibutuhkan.
5. Penyusunan laporan. Penyusunan laporan dilakukan sebagai langkah
akhir dari pengolohan data yang telah dilakukan.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas akhir ini terdiri dari :
BAB I. PENDAHULUAN
Merupakan gambaran umum dari isi perancangan yang berisi latar
belakang masalah, maksud dan tujuan, batasan masalah, metoda perancangan dan
sistematika penulisan.
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB I PENDAHULUAN 4
BAB II. DASAR TEORI
Pada bab ini diuraikan mengenai dasar teori yang menunjang isi Tugas
Akhir seperti sistem tata udara, pengertian sistem AC, sistem refrigerasi kompresi
uap ideal, dan komponen utama sistem refrigerasi.
BAB III. DATA PERENCANAAN
Berisikan data-data penunjang perencanaan sistem air conditioning kereta
api seperti data kompresor, kondensor, katup ekspansi, evaporator, fan, refrigeran,
dll.
BAB IV. ANALISA
Berisi tentang analisa data spesifikasi alat, cara kerja sistem refrigerasi,
cara kerja sistem kelistrikan, dan perbandingan air conditioning kereta api dengan
air conditioning perumahan.
BAB VI. PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB II DASAR TEORI 1
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Sejarah Penemuan Kereta Api
Sejarah perkeretaapian sama seperti sejarah alat transportasi umumnya
yang diawali dengan penemuan roda. Mulanya dikenal kereta kuda yang hanya
terdiri dari satu kereta (rangkaian), kemudian dibuatlah kereta kuda yang menarik
lebih dari satu rangkaian serta berjalan di jalur tertentu yang terbuat dari besi (rel)
dan dinamakan sepur. Ini digunakan khususnya di daerah pertambangan tempat
terdapat lori yang dirangkaikan dan ditarik dengan tenaga kuda.
Setelah James Watt menemukan mesin uap, Nicolas Cugnot membuat
kendaraan beroda tiga berbahan bakar uap. Orang-orang menyebut kendaraan itu
sebagai kuda besi. Kemudian Richard Trevithick membuat mesin lokomotif yang
dirangkaikan dengan kereta dan memanfaatkannya pada pertunjukan di depan
masyarakat umum. George Stephenson menyempurnakan lokomotif yang
memenangi perlombaan balap lokomotif dan digunakan di jalur Liverpool-
Manchester. Waktu itu lokomotif uap yang digunakan berkonstruksi belalang.
Penyempurnaan demi penyempurnaan dilakukan untuk mendapatkan lokomotif
uap yang lebih efektif, berdaya besar, dan mampu menarik kereta lebih banyak.
Gambar 2.1 Lokomotif Uap Pertama Ciptaan Richard Trevithick
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB II DASAR TEORI 2
Gambar 2.2 Lokomotif Uap “Rocket” Ciptaan Stephenson
Penemuan listrik oleh Michael Faraday membuat beberapa penemuan
peralatan listrik yang diikuti penemuan motor listrik. Motor listrik kemudian
digunakan untuk membuat trem listrik yang merupakan cikal bakal kereta api
listrik. Kemudian Rudolf Diesel memunculkan kereta api bermesin diesel yang
lebih bertenaga dan lebih efisien dibandingkan dengan lokomotif uap. Seiring
dengan berkembangnya teknologi kelistrikan dan magnet yang lebih maju,
dibuatlah kereta api magnet yang memiliki kecepatan di atas kecepatan kereta api
biasa. Jepang dalam waktu dekade 1960-an mengoperasikan KA Super Ekspress
Shinkanzen dengan rute Tokyo-Osaka yang akhirnya dikembangkan lagi sehingga
menjangkau hampir seluruh Jepang. Kemudian Perancis mengoperasikan kereta
api serupa dengan nama TGV.
2.2 Jenis-jenis Kereta Api
Pengelompokan jenis-jenis kereta api dapat dikelompokkan atas jenis
tenaga penggerak antara lain :
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB II DASAR TEORI 3
 Kereta api uap
Gambar 2.3 Roda Kereta Api (3 roda atau C)
Kereta api uap adalah kereta api yang digerakkan dengan uap air yang
dibangkitkan/dihasilkan dari ketel uap yang dipanaskan dengan kayu bakar, batu
bara ataupun minyak bakar, oleh karena itu kendaraan ini dikatakan sebagai kereta
api dan terbawa sampai sekarang. Sejak pertama kali kereta api dibangun di
Indonesia tahun 1867 di Semarang telah memakai lokomotif uap, pada umumnya
dengan lokomotif buatan Jerman, Inggris, Amerika Serikat dan Belanda. Paling
banyak ialah buatan Jerman.
Untuk menggerakkan roda kereta api uap air dari ketel uap dialirkan ke
ruang dimana piston diletakkan, uap air masuk akan menekan piston untuk
bergerak dan di sisi lain diruang piston uap air yang berada diruang tersebut
didorong keluar demikian seterusnya. Uap air diatur masuk kedalam ruang piston
oleh suatu mekanime langsung. Selanjutnya piston akan menggerakkan roda
mealui mekanisme gerakan maju mundur menjadi gerak putar.
 Kereta api diesel
Kereta api diesel bisa dibagi atas dua kelompok yaitu:
1. Lokomotif diesel adalah jenis lokomotif yang bermesin diesel dan
umumnya menggunakan bahan bakar mesin dari solar. Ada dua jenis
utama kereta api diesel ini yaitu kereta api diesel hidraulik dan kereta api
diesel elektrik.
2. Kereta rel diesel yaitu kereta yang dilengkapi dengan mesin diesel yang
dipasang dibawah kabin, seperti halnya lokomotif diesel dapat dijalankan
dengan kopling hidraulik ataupun dengan cara yang sama dengan diesel
elektrik. Salah satu penerapan yang baru saja diluncurkan dikota Solo
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB II DASAR TEORI 4
adalah Railbus. Railbus ini sekaligus akan menjadi Railbus pertama yang
beroperasi di pulau Jawa. Kereta khusus buatan PT Industri Kereta Api
(INKA) Madiun tersebut akan beroperasi melayani rute Solo hingga
Wonogiri. Railbus tersebut terdiri dari satu rangkaian dengan tiga gerbong
dengan kapasitas 160 orang, berkecepatan maksimum 100 km/jam dengan
tenaga out-put sebesar 560 Kw yang dibangkitkan dari mesin yang
dipasang di rangka bawah. Bus kereta tersebut juga dilengkapi dengan AC
serta rak bagasi untuk penempatan barang penumpang.
 Kereta rel listrik
Gambar 2.4 Kereta Rel Listrik
Kereta Rel Listrik, disingkat KRL, merupakan kereta rel yang bergerak
dengan sistem propulsi motor listrik. Di Indonesia, kereta rel listrik terutama
ditemukan di kawasan Jabotabek, dan merupakan kereta yang melayani para
komuter (lihat KRL Jabotabek). Kereta rel listrik berbeda dengan lokomotif
listrik.
Pada saat ini kereta rel listrik melayani jalur-jalur Jakarta Kota ke Bekasi,
Depok dan Bogor, Tangerang, dan Serpong, serta trayek melingkar dari
Manggarai, Jatinegara, Pasar Senen, Kampung Bandan, Tanah Abang, ke
Manggarai lagi dan sebaliknya. Di masa depan direncanakan bahwa KRL akan
melayani pula stasiun Cikarang. Selain itu, jalur rel ganda dari Tanah Abang
Menuju serpong telah selesai beberapa tahun yang lalu, sedangkan dari Manggarai
sampai dengan Cikarang masih akan ditingkatkan menjadi Double-Double-Track.
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB II DASAR TEORI 5
Manggarai sendiri akan menjadi Stasiun induk untuk Kereta Jabotabek dan kereta
Bandara.
 Kereta api daya magnit
Gambar 2.5 Kereta Api Maglev
Kereta api ini disebut juga sebagai Maglev sebagai singkatan dari
Magnetic Levitation dimana kereta diangkat dengan menggunakan medan magnit
dan didorong dengan medan magnit juga. Karena kereta terangkat dan bergerak
berdasarkan medan magnit sehingga tidak ada gesekan sama sekali dengan
infrastuktur. Kereta maglev dapat berjalan pada kecepatan yang sangat tinggi.
Tehnologi ini sudah diterapkan secara komersil pada lintas antara Bandara
Internasional Pudong dengan kota Shanghai yang dapat berjalan pada kecepatan
sekitar 400 km/jam. Sistem dengan kecepatan lebih rendah juga sudah diujikan di
kota Nagoya menuju pusat pameran kota Nagoya yang disebut sebagai Linimo
yang merupakan singkatan dari sistem penggeraknya yang disebut sebagai linier
motor.
Permasalahan utama dalam pengembangan maglev ini adalah investasi
awal yang sangat besar untuk membangun infrastruktur, khususnya untuk
mempersiapkan medan magnit pada infrastrukturnya, sehingga sampai saat ini
hanya terbangun secara komersil di Cina dan belum dikembangkan secara
komersil ditempat lain.
2.3 Sejarah Kereta Api di Indonesia
Sejarah perkeretaapian di Indonesia diawali dengan pencangkulan pertama
pembangunan jalan kereta api di desa Kemijen, Jumat tanggal 17 Juni 1864, oleh
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB II DASAR TEORI 6
Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele.
Pembangunan diprakarsai oleh "Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische
Spoorweg Maatschappij" (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari
Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km) dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas
jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada hari Sabtu, 10 Agustus 1867.
Gambar 2.6 Pembangunan Jembatan Rel di Wilayah Banyuwangi
Keberhasilan swasta, NV. NISM membangun jalan KA antara Samarang-
Tanggung, yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan
kota Semarang - Surakarta (110 Km), akhirnya mendorong minat investor untuk
membangun jalan KA di daerah lainnya. Tidak mengherankan, kalau
pertumbuhan panjang jalan rel antara 1864 - 1900 tumbuh dengan pesat. Kalau
tahun 1867 baru 25 km, tahun 1870 menjadi 110 km, tahun 1880 mencapai 405
km, tahun 1890 menjadi 1.427 km dan pada tahun 1900 menjadi 3.338 km.
Gambar 2.7 Kereta Listrik Pertama Yang Beroperasi 1925
Selain di Jawa, pembangunan rel KA juga dilakukan di Aceh (1874),
Sumatera Utara (1886), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), bahkan
tahun 1922 di Sulawesi juga telah dibangun jalan KA sepanjang 47 Km antara
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB II DASAR TEORI 7
Makasar-Takalar, yang pengoperasiannya dilakukan tanggal 1 Juli 1923, sisanya
Ujungpandang-Maros belum sempat diselesaikan. Sedangkan di Kalimantan,
meskipun belum sempat dibangun, studi jalan KA Pontianak - Sambas (220 Km)
sudah diselesaikan. Demikian juga di pulau Bali dan Lombok, juga pernah
dilakukan studi pembangunan jalan KA.
Gambar 2.8 Halte Si loengkang di Jalur Solok-Silungkang
Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan KA di Indonesia mencapai
6.811 km. Tetapi, pada tahun 1950 panjangnya berkurang menjadi 5.910 km,
kurang lebih 901 km raib, yang diperkirakan karena dibongkar semasa
pendudukan Jepang dan diangkut ke Burma untuk pembangunan jalan KA di
sana.
Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus
1945, karyawan KA yang tergabung dalam "Angkatan Moeda Kereta Api"
(AMKA) mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa
bersejarah yang terjadi pada tanggal 28 September 1945, pembacaan pernyataan
sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA lainnya, menegaskan bahwa
mulai tanggal 28 September 1945 kekuasaan perkeretaapian berada ditangan
bangsa Indonesia. Orang Jepang tidak diperkenankan lagi campur tangan dengan
urusan perkeretaapian di Indonesia. Inilah yang melandasi ditetapkannya 28
September 1945 sebagai Hari Kereta Api di Indonesia, serta dibentuknya
"Djawatan Kereta Api Republik Indonesia" (DKARI).
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB II DASAR TEORI 8
2.3.1 Stasiun Kereta Api Pertama di Indonesia
Gambar 2.9 Stasiun Semarang Gudang
Stasiun Semarang Gudang menjadi stasiun pertama yang dibangun di
Indonesia. 16 Juni 1864 adalah ulang tahun stasiun yang letaknya di pantai utara
Semarang. Pengerjaannya memakan waktu sekitar 2 tahun dan diresmikan oleh
Gubernur Jenderal Hindia Belanda waktu itu Baron Sloet van de Beele dan pada
10 Agustus 1867 sebuah kereta meluncur untuk pertama kalinya dari stasiun ini.
Itulah hari bersejarah perkeretaapian di Indonesia.
Jalur Semarang-Tanggung merupakan jalur KA pertama di Indonesia yang
dibangun NIS (perusahaan kereta api Belanda di Indonesia) sebagai bagian awal
dari jalur Semarang-Solo-Yogyakarta. Belanda membangun jalur tersebut agar
bisa mengangkut hasil bumi, berupa kopi, tembakau, teh, dan gula menuju
pelabuhan.
Stasiun yang memiliki nama lain Stasiun NIS dan Stasiun Tambaksari ini
hingga sekarang masih beroperasi. Namun keadaannya memperihatinkan kurang
terurus dan sering terkena banjir rob. Sesuai namanya Semarang Gudang, stasiun
ini tidak menaikkan dan menurunkan penumpang. Namun sekarang hanya menjasi
stasiun untuk tempat penumpukan lokomotif atau gerbong kereta.
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB II DASAR TEORI 9
Gambar 2.10 Stasiun Semarang Gudang Masa Kini
2.4 Kereta Api Berpendingin Pertama di Indonesia
Kereta Api Bima adalah kereta api ekspress malam eksekutif ber-AC yang
melayani rute Jakarta (Gambir) hingga Surabaya (Gubeng), melalui Cirebon,
Purwokerto, Yogyakarta, Solo dan Madiun.
Kereta api Bima ini sendiri mulai beroperasi pada tanggal 1 Juni 1967, dan
terdiri dari 2 rangkaian, yaitu Bima I dan Bima II. Mereka menggunakan gerbong
tidur berwarna biru buatan Gorlitz Waggenbau, Jerman Timur, tahun 1967.
Kereta api ini awalnya merupakan sebuah kereta api tidur, dan merupakan
salah satu KA ber-AC pertama yang operasional di Indonesia. KA ini adalah
kereta api pertama yang diperlengkapi dengan gerbong pembangkit. Namun pada
tahun 1984, kereta api ini berganti menjadi kereta api eksekutif, dengan
mengganti rangkaian gerbong tidur dengan gerbong tempat duduk. Walaupun
begitu di tiap rangkaiannya masih ada dua gerbong tidur kelas 2 yang beroperasi
hingga tahun 1990, sebelum diganti gerbong tidur kuset.
Kereta api Bima menjadi kereta api eksekutif penuh di tahun 1995,
sewaktu gerbong kusetnya dihapus. Hingga kini kereta api Bima masih beroperasi
dengan konfigurasi ini.
Pada masanya, KA Bima dipandang cukup revolusioner. Kereta api ini
adalah kereta pertama yang menggunakan gerbong pembangkit untuk sumber
tenaga listrik. Selain itu KA Bima adalah KA pertama yang menggunakan sistem
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB II DASAR TEORI 10
AC berfreon yang umum dipakai sekarang. Namun tidak seperti sekarang, waktu
itu AC terletak di bawah gerbong, dan udara dingin dialirkan ke kabin penumpang
melalui jaringan pipa di dalam gerbong. Ciri khas dari sistem AC ini adalah
deretan tonjolan bulat di atap gerbong. Bahkan ruang istirahat di gerbong
pembangkit juga dilengkapi dengan AC.
Rangkaian kereta api Bima terdiri dari gerbong tidur kelas 1 (SAGW) dan
gerbong tidur kelas 2 (SBGW), serta gerbong pembangkit dan bagasi.
Gerbong kelas 1 terdiri dari kabin-kabin yang tempat tidurnya sejajar
mengikuti arah kereta. Sedangkan gerbong kelas 2 tempat tidurnya posisinya
melintang terhadap arah kereta. Harga tiket penumpang sudah termasuk makan
malam dan sarapan, yang disajikan di kereta makan (tidak seperti sekarang yang
disajikan langsung di tempat duduk).
2.5 Pengertian Sistem Tata Udara
Sistem tata udara adalah suatu sistem yang digunakan untuk menciptakan
suatu kondisi pada suatu ruang agar sesuai dengan keinginan. Sistem tata udara
muncul akibat adanya kebutuhan manusia akan kenyamanan thermal. Faktor-
faktor yang mempengaruhi kenyamanan manusia antara lain:
 Temperatur tabung kering (dry bulb temperature).
 Kelembaban Relatif (Relative Humididty).
 Kebersihan Udara (Air cleanless).
 Bau (odor level).
 Temperatur radian rata-rata.
Temperatur udara nyaman : ± 24 - 27,7 °C (VERSI HANDOKO)
± 20 – 29 °C (VERSI ASHRAE)
± 22 – 26 °C (VERSI INKA)
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB II DASAR TEORI 11
2.6 Jenis-Jenis Sistem Tata Udara
Untuk mengatasi masalah yang telah disebutkan diatas. Maka digunakan
mesin –mesin tata udara. Dalam aplikasi tata udara hunian (yang umum
digunakan) dikenal 4 jenis sitem tata udara. Jenis sistem tata udara ini dibedakan
berdasarkan cara pengambilan kalor dari dalam ruangan yang akan dikondisikan.
Jenis – jenis tata udara tersebut yaitu
1. Sistem udara penuh (all air system)
2. Sistem air penuh (all water system)
3. Sistem udara-air (air water system)
4. Sistem refrigeran langsung (direct expansion)
2.6.1 Sistem Udara Penuh (All Air System)
Sistem udara penuh adalah sistem pendinginan yang cara pengambilan
kalor dari dalam ruangannya dilakukan oleh udara dingin sepenuhnya.
Berdasarkan pada prinsip tersebut maka sistem ini menyuplaikan udara dingin
keruangan melalui saluran udara. Karena yang disuplaikan keruangan adalah
udara dingin maka sistem udara penuh membutuhkan alat untuk pengolahan
udara. Alat pengolahan udara yang digunakan biasa dikenal dengan istilah Air
Handling Unit (AHU). Air Handling Unit yang umum digunakan terdiri dari
saluran udara masuk (return dan outside), filter, dan kipas untuk menghembuskan
udara suplay dan juga koil pendingin yang berfungsi untuk mendinginkan udara
yang akan didistribusikan.
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB II DASAR TEORI 12
Gambar 2.10 Siklus All Air System
Sistem udara penuh memilki siklus proses seperti gambar diatas. Di
evaporator chiller, air akan didinginkan. Air yang telah dingin selanjutnya
disirkulasikan ke AHU (cooling coil) melalui chilled water pump. Di cooling coil
AHU air akan menyerap kalor dari udara yang akan didinginkan. Karena kalor
dari udara telah diserap oleh air maka udara tersebut akan mengalami penurunan
temperatur. Selain mengalami penurunan temperatur air juga akan mengalami
penurunan kelembaban uap air (dehumidifikasi).
Udara yang telah mengalami penurunan temperatur selanjutnya
disrikulasikan ke ruangan melalui saluran udara dengan bantuan suplai fan.
Diruangan, udara yang disirkulasikan dari AHU akan menyerap kalor dari
ruangan. Sebagian kalor ruangan yang diserap oleh udara dari AHU
mengakibatkan temperatur di dalam ruangan akan mengalami penurunan. Untuk
menjaga agar tekanan udara didalam ruangan tetap normal (sama dengan tekanan
lingkungan) maka dibuat saluran udara balik (return duct).
2.6.2 Sistem Air Penuh (All Water System)
Untuk sistem udara penuh mesin refrigerasi yang digunakan haruslah yang
menghasilkan air dingin. Prinsip sistem tata udara air penuh (all water system)
adalah pengambilan kalor dari dalam ruangan dilakukan sepenuhnya oleh air
dingin (chilled water). Air dingin yang dihasilkan oleh refrigerator (chiller)
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB II DASAR TEORI 13
kemudian disirkulasikan dengan menggunakan pipa dan pompa air dingin (chilled
water pump). Untuk menjaga agar kebocoran kalor pada air dingin tidak terjadi
selama pendistribusian maka pipa air dingin harus selalu diinsulasi.
Agar sirkulasi dan pengkondisian udara di ruangan maka dapat terjadi
secara merata maka dibuatlah sebuah Fan Coil Unit (FCU). Alat ini merupakan
sebuah unit pengolah udara sederhana yang terdiri dari kipas, koil (yang berisi air
dingin) dan filter.
Gambar 2.12 Silkus Al Water System
Dari gambar di atas terlihat bahwa sistem tidak memilki AHU seperti pada
sistem udara penuh. Air yang akan disirkulasikan didinginkan di evaporator
chiller (liquid cooler). Setelah didinginkan di liquid cooler maka chilled water
pump akan mendistribusikan air dingin keruangan melalui pipa air dingin yang
telah dipasang.
Setelah air sampai di ruangan, maka air dingin akan menyerap kalor dari
ruangan. Setelah mendinginkan udara selanjutnya air akan kembali lagi ke liquid
cooler untuk didinginkan kembali. Begitulah selanjutnya siklus berlanjut.
2.6.3 Sistem Air-Udara (Air Water System)
Air water system merupakan gabungan dari all air system dan all water
system. Prinsip dari air water system yaitu proses pengambilan kalor dari ruangan
dilakukan oleh air dan udara. Air water system dimaksudkan untuk melengkapi
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB II DASAR TEORI 14
dan menutupi kekurangan dari all water system. Sistem ini mengalirkan sejumlah
udara keruangan sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan pengambilan kalor dari
ruangan dapat dilakukan oleh koil air dingin yang ada di Fan Coil Unit (all water
system).
Gambar 2.13 Siklus Air Water System
Dari diagram di atas terlihat bahwa air dingin dari liquid cooler akan
terbagi menjadi dua jalur. Jalur pertama air dingin akan menuju cooling coil yang
ada di AHU. Dan jalur yang kedua yaitu air mengalir menuju FCU yang ada
diruangan.
Di jalur pertama, air akan meyerap kalor dari udara yang akan
didinginkan. Setelah udara di AHU mengalami penurunan temperatur udara ini
akan didistribusikan ke ruangan yang akan dikondisikan. Dalam hal ini debit
udara yang disalurkan ke ruangan tidak sebanyak debit udara suplai pada all air
system. Sementara itu air dingin yang ada d FCU juga akan menyerap kalor dari
ruangan. Dengan adanya FCU maka udara di ruangan akan menjadi dingin. Untuk
menjaga kualitas udara segar dan mengurangi kelembaban udara ruangan
kemudian ditambahkan juga udara dingin dari AHU ke ruangan.
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB II DASAR TEORI 15
2.6.4 Sistem Refrigeran Langsung
Prinsip kerja sistem refrigeran langsung atau dikenal dengan istilah direct
expansion adalah pengambilan kalor dari ruangan dilakukan oleh refrigeran secara
langsung. Sebagian besar sistem direct expansion hanya baik dan efektif
digunakan untuk sistem dengan kapasitas yang kecil. Contoh aplikasi dari sistem
direct expansion adalah pada AC split dan AC windows.
Kelebihan dari sistem direct expansion seperti AC split dan AC window
adalah instalasi yang mudah, tidak membutuhkan tempat yang luas dan tidak
membutuhkan komponen tambahan seperti AHU dan saluran udara (seperti pada
all air system) ataupun FCU dan pipa air dingin (seperti pada all water system).
Akan tetapai sistem direct expansion tidak dapat digunakan untuk jarak yang
cukup jauh antara condensing unit dan evaporator.
AC split terdiri dari indoor unit dan outdoor unit. Indoor unit terdiri
evaporator yang dilengkapi dengan blower. Blower yang dipasang berfungsi untuk
membatu proses perpindahan kalor. Sedangkan outdoor unit terdiri dari
kompresor, kondensor dan alat ekspansi. Akan tetapi AC split yang memiliki
kapasitas yang cukup besar alat ekspansi yang digunakan disimpan dibagian di
indoor unit. Gambar 2.4 adalah gambar dari satu unit AC split yang terdiri dari
indoor unit dan outdoor unit.
Gambar 2.14 AC Split
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB II DASAR TEORI 16
2.7 Sistem Refrigerasi Kompresi Uap Ideal
Sistem refrigerasi kompresi uap merupakan suatu sistem yang
menggunakan kompresor sebagai alat kompresi media pendinginan (refrigeran)
yang dalam keadaan tekanan rendah akan menyerap kalor dari tempat yang
diinginkan, kemudian masuk pada sisi penghisap (suction) dimana uap refrigeran
tersebut ditekan didalam kompresor sehingga berubah menjadi uap bertekanan
tinggi yang dikeluarkan pada sisi keluaran (discharge). Dari proses ini kita
menemukan sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah. Siklus refrigerasi
kompresi uap merupakan suatu sistem yang memanfaatkan aliran perpindahan
kalor melalui refrigeran.
Proses utama dari kompresi uap adalah :
 Proses kompresi
 Proses kondensasi
 Proses ekspansi
 Proses evaporasi
Proses tersebut apabila berlangsung terus menerus menghasilkan suatu
siklus.
Gambar 2.15 Siklus Refrigerasi Kompresi Uap
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB II DASAR TEORI 17
Prinsip – prinsip utama dari gambar diatas adalah :
1. Proses 1 – 2, yaitu: Kerja Kompresi
Proses ini terjadi dikompresor. Pada proses ini, gas bertekanan dan
bertemperatur rendah yang berasal dari evaporator dihisap oleh kompresor. Fasa
yang masuk ke kompresor adalah uap jenuh dengan tekanan dan temperatur
rendah. Kerja diberikan pada refrigeran dengan cara di kompresi agar tekanannya
naik sehingga temperaturnya pun ikut naik (titik didih naik). Pada fasa ini uap
refrigeran berubah menjadi fasa uap superheat yang keluar dari kompresor dengan
tekanan tinggi. Temperatur lebih tinggi dari temperatur lingkungan sistem tersebut
ditempatkan.
Gambar 2.16 Proses Kompresi
2. Proses 2 – 3, yaitu: Kondensasi (Pengembunan)
Uap refrigeran superheat dari saluran discharge mengalami pendinginan
dengan melepaskan kalor sensible ke lingkungannya sehingga menjadi uap jenuh
yang siap diembunkan. Keadaan refrigeran yang mempunyai tekanan dan
temperatur uap jenuh yang tinggi akan berubah fasanya menjadi cair dengan
melepas kalor laten ke lingkungannya. Proses kondensasi ini terjadi di kondensor
pada tekanan dan temperatur yang konstan.
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB II DASAR TEORI 18
Gambar 2.17 Proses Kondensasi
3. Proses 3 – 4, yaitu: Ekspansi
Proses ini terjadi pada entalpi yang konstan, artinya tidak ada sejumlah
kalor yang dibuang atau diterima (adiabatis). Pada proses ini tekanan dan
temperatur refrigeran diturunkan dan selanjutnya mengalami proses evaporasi.
Gambar 2.18 Proses Ekspansi
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB III DATA PERENCANAAN 19
4. Proses 4 – 1, yaitu: Evaporasi (Penguapan)
Pada proses ini terjadi penambahan uap pada refrigeran, sehingga fasa
refrigeran adalah campuran antara cair dan uap. Dengan sedikit saja menarik kalor
dari tempat yang didinginkan, maka fasanya akan berubah menjadi uap
seluruhnya sampai menjadi uap jenuh. Proses inilah yang dinamakan proses
evaporasi. Kalor laten ditarik dari tempat yang didinginkan akan merubah fasa
refrigeran tersebut. Proses ini berlangsung pada tekanan dan temperatur yang
konstan.
Gambar 2.19 Proses Evaporasi
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB III DATA PERENCANAAN 20
BAB III
DATA PERENCANAAN
3.1 Komponen Utama
Tabel 3.1 Spesifikasi AC Package Kereta Api SAK 630
SYSTEM COOLING ONLY
MODEL SAK - 630
COOLING CAPACITY
BTU/hr 63,489
Kcal/hr 16000
kW 18,6
Nomenclature : SAK (StonAire Kereta Api) 630 (630x100btu/hr = 63.000
btu/hr)
Berdasarkan tabel 3.1 bahwa AC package KA merk SAK 630 merupakan
sistem hanya untuk mendinginkan dengan kapasitas 18,6 kW setiap AC nya
sedangkan air conditioning yang digunakan berjumlah dengan 2 setiap
gerbongnya.
Unit SAK 630 dibangun menggunakan kerangka stainless, panel penutup
juga menggunakan plat stainless. Fan digunakan sebagai ventilasi dan
pendinginan menggunakan dua sistem refrigerasi yang digerakkan oleh kompresor
hermetik, kondenser, katup ekspansi, dan juga evaporator.
Fresh air bercampur dengan return air masuk kedalam ruang penumpang
dan disalurkan menggunakan saluran ducting. Pendinginan bekerja otomatis dan
diatur dengan menyetel kontrol sensor suhu, alat sensor ditempatkan terpisah dari
sistem pendingin dan alat tersebut dapat diatur secara manual, fan saja atau secara
otomatis fan/pendinginan.
Sumber daya yang digunakan untuk perangkat SAK 630 adalah 380 volt,
tiga phasa dan frekuensi 50 Hz. Sistem pendingin menggunakan refrigeran R 22.
Berat keseluruhan unit berkisar 420 kg.
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB III DATA PERENCANAAN 21
a. Kompresor
Tabel 3.2 Spesifikasi Kompresor AC Kereta Api SAK 630
COMPRESSOR
COMPRESSOR TYPE FULLY HERMETIC
QUANTITY pcs 2
POWER SUPPLY V/Ph/Hz 380/3/50
POWER INPUT kW 2 x 3,6
PROTECTION DEVICE INTERNAL MOTOR PROTECTOR
Kompresor digunakan untuk menekan refrigeran sehingga tekanan dan
temperaturnya menjadi naik. Berdasarkan tabel 3.2 bahawa kompresor yang
digunakan berjenis fully hermetic dengan kuantitas 2 buah setiap AC nya. Badan
kompresor rapat dan sangat kuat menutup bagian dalam kompresor reciprocating.
Badan kompresor dipasang karet peredam untuk mengurangi getaran dari
kompresor. Dilengkapi dengan alat pengaman komponen listrik seperti pengaman
tegangan yakni OVR (over current relay), pengaman panas kompresor (thermal
protector) dan pengaman lainnya.
b. Kondenser
Tabel 3.3 Spesifikasi Koil Kondensor AC Kereta Api SAK 630
CONDENSER COIL
TUBE
MATERIAL INNER GROOVED COPPER
OUTER DIAMETER mm 9525
FIN
MATERIAL CORRUGATED ALUMINIUM
ROW 4
FIN PER INCH 12
TOTAL FACE AREA m² 2 x 0,44
Kondenser digunakan sebagai alat penukar kalor yang melepaskan panas
ke lingkungan dan terjadilah proses kondesasi dimana fasa uap refrigeran berubah
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB III DATA PERENCANAAN 22
menjadi liquid. Berdasarkan tabel 3.3 bahwa fin yang digunakan adalah fin
alumunium bergelombang untuk menaikan daya tahan pada koil kondenser
dengan row berjumlah 4 dan fin per inch berjumlah 12. Fin kondensor ini
mempercepat perpindahan panas ke lingkungan karena luas permukaan kondensor
bertambah.
c. Katup Ekspansi
Tabel 3.4 Spesifikasi Katup Ekspansi AC Kereta Api SAK 630
REFRIGERANT
TYPE R22
CONTROL THERMOSTATIC EXPANTION VALVE
CHARGE gram 5000
Katup ekspansi digunakan untuk menurunkan tekanan dan temperatur.
Proses terjadi secara adiabatis dan fasa refrigeran menjadi campuran liquid dan
gas. Berdasarkan tabel 3.4 bahwa katup ekspansi yang digunakan berjenis thermal
expantion valve, dengan keunggulan sensitif dengan beban yang berubah-ubah
dan cocok digunakan untuk kereta api karena beban yang berubah-ubah seperti
naik turunnya penumpang juga buka tutup jendela sebagai ventilasi udara.
d. Evaporator
Tabel 3.5 Spesifikasi Koil Evaporator AC Kereta Api SAK 630
EVAPORATOR COIL
TUBE
MATERIAL INNER GROOVED COPPER
OUTER DIAMETER mm 9525
FIN
MATERIAL CORRUGATED ALUMINIUM
ROW 5
FIN PER INCH 10
TOTAL FACE AREA m² 0,4224
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB III DATA PERENCANAAN 23
Evaporator digunakan sebagai alat penukar kalor yang menyerap panas
dari tempat yang diinginkan (gerbong kereta) dan terjadilah proses evaporasi
yakni fasa campuran liquid dan gas menjadi fasa uap. Berdasarkan tabel 3.5
bahwa evaporator yang digunakan adalah evaporator pipa beralur dibagian dalam
dan fin almunium. Celah pada alumunium dan pipa tembaga Hi-X (berefisiensi
tinggi) digunakan untuk mempercepat perpindahan panas.
3.2 Komponen Pendukung Sistem Refrigerasi
a. Refrigeran
Refrigeran adalah suatu substansi kerja dalam sistem refrigerasi yang
berfungsi sebagai media penyerap dan pembuangan kalor. Di evaporator,
refrigeran menyerap kalor dari benda atau produk yang didinginkan sehingga
wujud rerigeran berubah dari cair menjadi gas, sedangkan di kondensor refrigeran
membuang panas ke lingkungan sehingga wujudnya berubah menjadi cair. Jenis
bahan pendingin sangat beragam. Setiap jenis bahan pendinginan memiliki
karakteristik yang berbeda. Dalam sistem SAK 630 refrigeran yang digunakan
R22.
b. Filter Drier
Fiter drier terdiri atas silica gel yang berfungsi sebagai penyerap dan
screen yang terdiri dari kassa yang sangat halus. Filter drier digunakan untuk
menyaring kotoran-kotoran yang terbawa oleh refrigeran liquid dalam sistem
sebelum masuk katup ekspansi. Alat ini dipassang di liquid line setelah liquid
receiver.
c. Sight Glass
Sight glass merupakan komponen pendukung sistem kompresi uap yang
berfungsi untuk mengamati apakah refrigeran yang melewati liquid line benar-
benar cair atau tidak. Alat ini juga berfungsi untuk menunjukkan apakah dalam
refrigeran terdapat uap air, terlihat pada indikator warna pada sight glass. Alat ini
dipasang pada liquid line setelah filter drier sebelum katup ekspansi.
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB III DATA PERENCANAAN 24
d. Accumulator
Accumulator fungsinya yaitu sebagai penyimpan cairan refrigeran yang
berasal dari evaporator untuk mencegah masuknya cairan tersebut ke dalam
kompresor, dengan kata lain cairan tersebut berada pada bagian dasar dari
accumulator sehingga fluida yang mengalir ke kompresor benar-benar berfasa
gas. Accumulator untuk system AC kereta api dibuat lubang kecil di pinggir dasar
alat ini untuk mengalirkan oli ke kompresor karena oli ikut bersikulasi ke sistem.
Berat jenis oli lebih berat daripada refrigeran cair sehingga refrigeran cair tidak
akan masuk ke kompresor. Accumulator ditempatkan setelah evaporator, sebelum
kompresor.
e. Pipa Tembaga
Pipa yang digunakan untuk sistem refrigerasi adalah pipa tembaga. Pipa
suction berdiameter ½”, pipa discharge berdiameter 3/8”, dan pipa liquid
berdiameter 3/8”.
f. Fan Motor Kondensor
Tabel 3.6 Spesifikasi Fan Kondensor AC Kereta Api SAK 630
CONDENSER FAN
TYPE/DRIVE
PRPELLER/DIRECT DRIVE, VERTICAL
DISCHARGE
BLADE MATERIAL ALUMINIUM
BLADE DIAMETER mm 660
POWER SUPPLY V/Ph/Hz 380/3/50
RATED RUNNING CURRENT Amp 3,8
FAN MOTOR SIZE kW 1,2
AIR FLOW cmm 126
Tabel 3.7 Spesifikasi Fan Evaporator AC Kereta Api SAK 630
EVAPORATOR FAN
POWER SUPPLY V/Ph/Hz 380/3/50
RATED RUNNING CURRENT Amp 2,1
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB III DATA PERENCANAAN 25
FAN MOTOR SIZE kW 0,8
AIR FLOW TOTAL cmm 30
FRESH AIR cmm 8
RETURN AIR cmm 22
SPEED rpm 1350
Selain adanya fin di kondensor dan evaporator sebagai pembantu
perpindahan panas, fan (kipas) pun digunakan fungsi yang sama. Berdasarkan
tabel 3.6 bahwa fan kondensor bertipe prepeller/direct drive, vertical discharge
yakni posisi fan menghadap ke atas. Sedangkan evaporator fan mempunyai nilai
air flow masing-masing seperti yang bisa dilihat pada tabel 3.7 karena fan motor
ini membantu distribusi udara ke dalam gerbong. Fan motor dilengkapi dengan
pengaman arus berlebihan untuk keamanan pengoperasian.
g. Fan Sentrifugal (Blower)
Fan sentrifugal digunakan untuk membantu menyalurkan udara leaving air
setelah evaporator ke ruangan (gerbong) melalui ducting (saluran udara).
Konstruksi yang sangat kuat pada fan sentrifugal menjamin batas pemakaian yang
maksimal dan menghasilkan keunggulan performa, putaran yang halus, efisiensi
puncak, dan tersusun sangat kokoh.
h. Thermostat
Thermostat befungsi sebagai pengatur derajat termperatur. Fungsi lain dari
alat ini untuk memutuskan aliran listrik ke kompresor secara otomatis bila
temperatur yang diinginkan telah tercapai (on-off otomatis) serta dapat dipakai
untuk mengatur temperatur rendah (cooling) maupun temperatur tinggi (heating).
Karena dalam 1 sistem AC package terdapat 2 buah kompresor, maka terdapat
pula 2 buah thermostat untuk mengatur derajat temperatur yang diatur pada suhu
yang berbeda, jadi ketika suhu ruangan gerbong dingin (malam hari) kompresor
yang dipakai hanya 1 dan ketika suhu ruangan panas (siang hari) kedua kompresor
digunakan untuk memenuhi kebutuhan pendinginan di ruangan.
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB III DATA PERENCANAAN 26
i. HLP (High-Low Pressurestat)
High low pressurestat berfungsi melindungi sistem bila tekanan terlalu
tinggi atau rendah. Pada rangkaian kelistrikan di sistem ini kompresor yang
dihubungkan seri dengan HLP yang bekerja dengan membuka kontak/terminal
listrik sehingga rangkaian listriknya terputus dan kompresor pun akan
menghentikan kerjanya bila tekanan sistem terlalu tinggi. Setelah tekanan sistem
stabil lagi, maka kontak/terminal listrik dari pressurestat akan kembali menutup
sehingga kompresor akan kembali bekerja. Ssama halnya seperti thermostat, HLP
di AC kereta api pun terdapat 2 buah karena jumlah kompresor nya pun 2.
j. Vibration Eliminator
Vibration eliminator dalam sistem pengkondisian udara untuk kereta api
merupakan komponen yang sangat penting yaitu selain berfungsi untuk meredam
getaran kompresor vibration eliminator digunakan untuk meredam getaran yang
berasal dari mesin kereta api serta getaran yang berasal dari gerakan kereta api
tersebut. Dengan memasang vibration eliminator maka resiko kerusakan peralatan
dan pemipaan bisa dikurangi. Alat ini dipasang di suction dan discharge
kompresor.
k. Rubber (karet peredam)
Sama hal nya seperti vibration eliminator, rubber digunakan untuk
meredam getaran kompresor, mesin kereta api, dll. Bila vibration eliminator
dipasangan melapisi pipa saluran suction dan discharge, sedangkan rubber
dipasang di luar sistem refrigerasi yaitu dipasang pada sambungan bodi AC
dengan bodi kereta api juga pada pipa bagian bagian tertentu saat dipasang clamp
dilapisi oleh rubber untuk mengurangi peluang kebocoran pipa.
l. Clamp (Penjepit)
Clamp digunakan untuk menjepit pipa tembaga, sehingga komponen tidak
akan berpindah tempat dengan getaran yang cukup besar. Clamp dipasangkan
dengan rubber saat dijepit pada bagian-bagian tertentu di sistem pemipaan.
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB III DATA PERENCANAAN 27
3.3 Komponen Pendukung Sistem Kelistrikan
a. MCB (Mini Circuit Breaker)
MCB adalah suatu alat yang digunakan untuk pengaman terhadap beban
lebih atau arus hubung singkat. Jika terjadi arus beban lebih/terhubung singkat,
MCB ini akan bekerja memutuskan rangkaian dari sumber tegangan.
b. Kontaktor
Komponen listrik yang berfungsi untuk melewatkan arus menuju
komponen yang dituju dengan menggunakan saklar on/off sebagai prinsip
kerjanya. Kerja kontaktor ini didasarkan pada suatu kumparan yang dialiri arus,
yang mana saklar NO atau NC akan membuka atau menutup sesuai teraliri atau
tidaknya arus yang masuk di dalamnya. Kontaktor yang digunakan dalam sistem
AC kereta api adalah kontaktor untuk motor kondensor, kontaktor untuk motor
evaporator, dan kontaktor untuk motor kompresor.
c. Relay
Relay merupakan komponen listrik yang prinsip kerjanya sama dengan
kontaktor yaitu melewatkan arus menuju saklar NO atau NC. Bila saklar NO
teraliri arus maka akan menjadi NC begitupun sebaliknya. Relay didefinisikan
sebagai kontak yang dikontrol dengan sistem magnetik. Perbedaannya adalah
relay hanya dapat mengalirkan arus kurang dari 15 A.
d. Time Delay Relay
Suatu alat yang berfungsi untuk menunda arus awal yang besar yang
masuk ke dalam alat-alat ukur ang mempunyai tahanan dalam rendah, sehingga
menghindari rusaknya alat-alat tersebut.
e. Limit Switch
Dalam sistem kelistrikan, limit switch adalah sebuah switch yang
dioperasikan dengan gerakan dari bagian mesin atau suatu objek. Alat ini
digunakan untuk mengontrol sistem, seperti pengaman interlock. Dalam sistem
kelistrikan AC kereta api, limit switch digunakan sebagi pengaman jika panel
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB III DATA PERENCANAAN 28
listrik dibuka, maka sistem akan mati. Jadi, sistem kelistrikan sedang diperiksa
(dalam perbaikan) dapat dipastikan bahwa sistem dalam keadaan mati (off).
f. Racth Relay
Berfungsi untuk mengkondisikan kompresor bergantian (random),
sehingga kompresor lebih aman bekerja.
g. Over Load Protector
Over load protektor digunakan sebagai pengaman sistem dari kelebihan
beban. Alat ini berjenis bimetal dan apabila beban melebihi kapasitas maka
bimetal akan panas sehingga overload yang terpasang seri dengan kompresor akan
mematikan sistem. Dalam sistem AC kereta api, overload dipasang pada masing-
masing kontaktor, yakni pada motor fan evaporator, motor fan kondensor juga
motor kompresor 1 dan 2.
h. Heavy Duty Connector
Heavy duty connector digunakan untuk menghubungkan kabel dari panel
listrik ke terminal di AC. Keunggulan dari alat ini adalah mempermudah proses
trouble shooting saat terjadi masalah yang berhubungan dengan listrik. Heavy
duty connector digunakan untuk keamanan dan time saving dalam merangkai
perlengkapan mesin dan fasilitasnya. Bodi connector dibuat dari alumunium yang
sangat bagus untuk melindungi dari kotoran, uap air dan tekanan mekanik.
i. Over Under Voltage
Over under voltage digunakan sebagai pengaman sistem dari tinggi
rendahnya tegangan. Tegangan yang digunakan adalah 240 V dan disetting di 380
V ± 10 %. Saat tegangan berada dibawah atau diatas setingan tersebut maka
sistem akan berhenti bekerja (off).
j. Over Under Frequency
Over under frequency digunakan sebagai pengaman sistem dari tinggi atau
rendahnya frekuensi. Frekuensi yang digunakan adalah 50 Hz dan disetting di 50
Hz ± 10 %. Saat frekuensi berada di bawah atau diatas setingan itu maka sistem
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB III DATA PERENCANAAN 29
akan berhenti bekerja (off). Hal ini bisa terjadi karena kecepatan generator yang
tidak stabil.
k. Rele Control Phase (RCP)
Rele control phase digunakan sebagai pengaman sistem apabila terjadi
phasa terbalik atau hilang phasa. Saat kondisi tersebut terjadi maka relay yang
dihubung seri dengan kompresor akan mematikan kerja sistem. Phasa terbalik
terjadi bila pemasangan kabel terbalik antara line R, S atau T. Hal ini
mengakibatkan putaran fan kondenser terbalik dari yang seharusnya dan membuat
adanya tekanan pada motor kondenser sehingga kerjanya akan bertambah. Hal ini
yang menyebabkan perlunya pengaman phasa.
3.4 Pemasangan Unit
1. Unit SAK 630 membuang panas dan tidak boleh dihisap kembali (aliran
langsung dari pembuangan udara panas) oleh unit tersebut ataupun unit
lainnya.
2. Jika terdapat kotoran disekitar koil kondensor dan evaporator (kotoran,
debu, dll), kapasitas pendinginan unit dapat berkurang karena perpindahan
panas terganggu sehingga kerja kompresor berat.
3. Unit harus terpasang ada permukaan yang rata dengan dudukan yang harus
cukup kuat untuk menahan beban unit dan pasanglah karet peredam pada
baut penahan antara kaki unit dengan fram bawah. Jika tempat kurang
sesuai akan menyebabkan suara dan getaran berlebihan.
4. Unit harus terpasang pada tempat yang tidak ada resiko terbakar karena
kebocoran gas mudah terbakar. Hindari pemasangan unit di tempat yang
dapat terbakar.
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB IV ANALISIS 30
BAB IV
ANALISIS
Fungsi dari AC kereta api sebagai sistem pengkondisi udara untuk
kenyamanan penumpang membuatnya banyak perbedaan dari sistem AC lainnya.
Hal ini didasari karena kereta api merupakan alat transportasi yang dinamis yang
membuat beberapa hal perlu diperhatikan seperti komponen anti vibrasi,
komponen proteksi kelistrikan, sumber listrik, penghematan energi listrik, dan
lain-lain.
4.1 Cara Kerja Sistem Refrigerasi AC Kereta Api
Gambar 4.1 Diagram Pemipaan AC Kereta Api
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB IV ANALISIS 31
Gambar 4.2 AC Kereta Api SAK 360 Assembling
Berdasarkan gambar 4.1, sistem air conditioning kereta api berjenis
package berjumlah 2 set AC dan 1 panel setiap gerbongnya (gerbong
penumpang), 1 set AC dan 1 panel setiap gerbongnya (kereta makan) yang dalam
1 AC nya terdapat 2 kompresor utama untuk memenuhi kebutuhan pendinginan
dalam gerbong kereta dan dapat diatur hidup dan matinya bila temperaturnya telah
tercapai. Dapat dilihat juga pada gambar 4.2 bahwa komponen-komponen sistem
refrigerasi kompresi uap berada dalam 1 tempat. Adapun cara kerja dari sistem
refrigerasi kompresi uapnya adalah sebagai berikut :
1. Uap refrigeran bertekanan rendah dari evaporator diisap oleh kompresor 1
dan 2 kemudian dikompresi sehingga tekanan dan temperaturnya naik.
2. Refrigeran yang bertekanan dan bertemperatur tinggi tersebut kemudian
diteruskan ke kondenser.
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB IV ANALISIS 32
3. Di dalam kondenser 1 dan 2 panas dari refrigeran dibuang ke lingkungan
dengan bantuan fan sehingga terjadi proses kondensasi pada refrigeran dan
fasa uap berubah menjadi cair.
4. Refrigeran bertekanan tinggi dengan fasa liquid kemudian masuk ke filter
drier untuk disaring dari kotoran.
5. Dari filter drier kemudian refrigeran melewati sight glass dengan tujuan
untuk melihat refrigeran yang sudah disaring benar-benar terbebas dari
kotoran.
6. Refrigeran liquid bertekanan dan bertemperatur tinggi yang sudah disaring
kemudian diteruskan ke TXV (Thermal Expation Valve) untuk diekspansi
sehingga tekanan dan temperaturnya turun dan fasanya pun menjadi
campuran liquid dan gas.
7. Refrigeran liquid keluaran TXV yang sudah bertekanan dan bertemperatur
rendah ini kemudian akan menyerap kalor dari gerbong kereta api untuk
proses evaporasi sehingga temperatur gerbong turun dan refrigeran berfasa
liquid berubah menjadi gas.
8. Refrigeran gas bertemperatur rendah dari evaporator kemudian diteruskan
ke accumulator untuk memisahkan refrigeran gas dari refrigeran liquid
yang belum tereveporasi di evaporator sehingga bisa dipastikan bahwa
refrigeran keluaran accumulator hanya refrigeran gas bertekanan rendah.
9. Refrigeran bertekanan rendah dengan fasa yang sudah benar-benar gas
kemudian kembali dihisap oleh kompresor untuk proses kompresi dan
selanjutnya disirkulasikan kembali dalam sebuah sistem dengan proses
yang sama.
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB IV ANALISIS 33
4.2 Cara Kerja Sistem Kelistrikan AC Kereta Api
Gambar 4.3 Train Air Conditioning Wiring Diagram 1
Gambar 4.4 Train Air Conditioning Wiring Diagram 2
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB IV ANALISIS 34
Gambar 4.5 Train Air Conditioning Wiring Diagram 3
Gambar 4.6 Train Air Conditioning Wiring Diagram 4
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB IV ANALISIS 35
4.2.1 Pengoperasian Awal
Rele Control Phase (RCP) berfungsi sebagai relay proteksi terbalik phasa
dan hilang phasa. O/V Volt berfungsi untuk proteksi tegangan, O/V Volt bekerja
ketika suplay tegangan lebih atau kurang dari nilai yang ditetapkan. O/V Freq
berfungsi untuk proteksi frekuensi, O/V Freq bekerja ketika suplay frekuensi lebih
atau kurang dari nilai yang ditetapkan.
4.2.2 Pengoperasian Normal
Pada gambar 4.3 dapat dilihat bahwa sistem kelistrikan AC kereta api
diatur pada 1 panel untuk kerja 2 AC package pada setiap gerbongnya.
Berdasarkan gambar 4.4, air conditioning bekerja dengan cara mengatur posisi 2
saklar putar yakni saklar putar yang pertama (Off, vent, half, full) untuk mengatur
putaran vent dan saklar putar yang ke dua (1,2,3) untuk mengatur banyaknya AC
yang bekerja. Posisi 1 bisa dilihat pada gambar 4.5 untuk kerja AC 1, posisi 2 bisa
dilihat pada gambar 4.6 untuk kerja AC 2, dan posisi 3 untuk kerja AC 1 dan 2.
Berikut cara kerja sistem kelistrikan AC package kereta api :
1. MCB pada rangkaian kontrol berada pada posisi energized sehingga arus
listrik dari sumber masuk ke setiap bagian input dari rangkaian kontrol dan
rangkaian utama, namun sistem masih belum bisa berfungsi karena
rangkaian kontrol belum energized.
2. Pastikan posisi pengaman frekuensi, tegangan dan phasa NC dan arus pun
akan mengalir.
3. Putar selector switch 1 ke posisi 1 atau 2 dan selector 2 ke posisi vent, full,
atau half.
4. Pada posisi 1 switch selector 1, maka relay R1 energized dan menutup
kontak R1, bila
 Posisi vent pada selector switch 2 diputar
 Relay R 4 akan energized dan menutup kontak R 4 dan over load
fan motor evaporator (OLD) dalam keadaan NC, sehingga
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB IV ANALISIS 36
evaporator fan motor contactor 1 energized sehingga kontak
EFMC 1 menutup dan lampu indikator vent AC 1 menyala
 Posisi half pada selector switch 2 diputar
 Relay R 5 dan R 5.1 energized dan menutup kontak R 5 serta
over load fan motor evaporator (OLD) dalam keadaan NC,
sehingga evaporator fan motor contactor (EFMC) 1 energized
sehingga kontak EFMC 1 menutup dan lampu indikator vent AC
1 menyala.
 Thermostat 1 kompresor 1 (1TS) dalam keadaan NO karena
suhu kabin yang belum tercapai.
 TDR 1 energized dan selang beberapa detik maka kontak TDR 1
menutup dan condensor fan motor contactor (CFMC) 1 energized
dan menutup kontak CFMC 1.
 Relay R 8 energized dan menutup kontak R 8 dengan kondisi
kontak high dan low pressure (1HP1 dan 1LP1) dalam keadaan
NC karena tidak ada gangguan pada tekanan serta over load
motor kompresor (OLA) dalam keadaan NC sehingga compressor
motor contactor (CMC) 1 untuk AC 1 energized dan lampu
indikator cool 1 AC 1 menyala, sedangkan kontak R 8 yang lain
membuka sehingga compressor motor (CMC) 2 untuk AC 1 tidak
energized.
 Posisi full pada selector switch 2 diputar
 Relay R 6 dan R 6.1 energized dan menutup kotak R 6 serta over
load fan motor evaporator (OLD) dalam keadaan NC, evaporator
fan motor contactor (EFMC) 1 energized sehingga kontak EFMC
1 menutup dan lampu indikator vent AC 1 menyala.
 Thermostat 2 kompresor 1 (1TS2) dalam keadaan NO karena
suhu kabin yang belum tercapai.
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB IV ANALISIS 37
 TDR 1 energized dan selang beberapa detik maka kontak TDR 1
menutup dan condensor fan motor contactor (CFMC) 1 energized
dan menutup kontak CFMC 1.
 Relay 9 energized dan menutup kontak R 9 dengan kondisi 1HP1,
1LP1, 1HP2 dan 1LP2 dalam keadaan NC karena tidak ada
gangguan pada tekanan serta over load motor kompresor (OLA
dan OLB) dalam keadaan NC sehingga compressor motor
contactor 1 dan 2 untuk AC 1 (1CMC1 dan 1CMC2) energized
dan lampu indikator cool 1 AC 1 dan 2 AC 1 menyala.
5. Pada posisi 2 switch selector 1, maka relay R2 energized dan menutup
kontak R2, bila
 Posisi vent pada selector switch 2 diputar
 Relay R 4 akan energized dan menutup kontak R 4 dan over load
fan motor evaporator (OLH) dalam keadaan NC, evaporator fan
motor contactor (EFMC) 2 energized sehingga kontak EFMC 2
menutup dan lampu indikator vent AC 2 menyala.
 Posisi half pada selector switch 2 diputar
 Relay R 5 dan R 5.1 energized dan menutup kontak R 5.1 serta
over load fan motor evaporator (OLH) dalam keadaan NC,
evaporator fan motor contactor (EFMC) 2 energized sehingga
kontak EFMC 2 menutup dan lampu indikator vent AC 2
menyala.
 Thermostat 1 kompresor 2 (2TS1) dalam keadaan NO karena
suhu kabin yang belum tercapai.
 TDR 2 energized dan selang beberapa detik maka kontak TDR 2
menutup dan condensor fan motor contactor (CFMC) 2 energized
dan menutup kontak CFMC 2.
 Relay R 10 energized dan menutup kontak R 10 dengan kondisi
kontak high dan low pressure (2HP1 dan 2LP1) dalam keadaan
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB IV ANALISIS 38
NC karena tidak ada gangguan pada tekanan serta over load
motor kompresor (OLE) dalam keadaan NC sehingga compressor
motor contactor (CMC) 1 untuk AC 2 energized dan lampu
indikator cool 1 AC 2 menyala, sedangkan kontak R 10 yang lain
membuka sehingga compressor motor contactor (CMC) 2 untuk
AC 2 tidak energized.
 Posisi full pada selector switch 2 diputar
 Relay R 6 dan R 6.1 energized dan menutup kontak R 6.1 serta
over load fan motor evaporator (OLH) dalam keadaan NC,
evaporator fan motor contactor (EFMC) 2 energized sehingga
kontak EFMC 2 menutup dan lampu indikator vent AC 2 menyala.
 Thermostat 2 kompresor 2 (2TS2) dalam keadaan NO karena suhu
kabin yang belum tercapai.
 TDR 2 energized dan selang beberapa detik maka kontak TDR 2
menutup dan condensor fan motor contactor (CFMC) 2 energized
dan menutup kontak CFMC 2.
 Relay 11 energized dan menutup kontak R 11 dengan kondisi
2HP1, 2LP1, 2HP2 dan 2LP2 dalam keadaan NC karena tidak ada
gangguan pada tekanan serta over load motor kompresor (OLE dan
OLF) dalam keadaan NC sehingga compressor motor contactor 1
dan 2 untuk AC 2 (2CMC1 dan 2CMC2) energized dan lampu
indikator cool 1 AC 2 dan 2 AC 2 menyala.
6. Pada posisi 3 switch selector 1, maka relay R1 dan R2 energized dan
menutup kontak R1 dan R2 dan kemudian akan mengalami proses yang
sama seperti nomor 4 dan 5.
7. Pada saat udara return turun dibawah pengaturan, maka thermostat
kontaktor CMC 1/CMC2 memutus arus ke kompresor dan lampu indikator
Cool AC1/Cool AC2 mati. Kontaktor CMFC memutus arusnya ke motor
kondensor dan lampu indikatornya pun mati.
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB IV ANALISIS 39
8. Saat arus panas melebihi pengaturan pada motor kompresor, motor
kondensor dan motor evaporator, seketika relay proteksi arus panas OLA,
OLB, OLC, OLD membuka, koneksi dari relay akan memutus catu daya
tiga phasa. Lampu indikasi Gen. Fault menyala dan memutus relay
CMC1/CMC2, EFMC dan CFMC. Pengoperasian selanjutnya pastikan
komponen harus sudah menyala untuk meneruskan operasi sistem.
9. Tekanan tinggi akan terjadi bila suhu udara pendinginan luar pada koil
kondensor tidak cukup untuk mengubah refrigeran menjadi cairan. Saat
batas tekanan gas tinggi saklar High Pressure (HP) akan bekerja memutus
relay CMC1/TDR dan CMC2. Bersamaan dengan matinya kompresor dan
lampu indikasi Gen. Fault akan menyala.
10. Tekanan rendah akan terjadi bila suhu return tidak cukup untuk mengubah
refrigeran cair menjadi gas. Saat batas tekanan gas rendah maka saklar
Low pressure (LP) akan bekerja memutus relay CMC1/TDR dan CMC2.
Bersamaan dengan matinya kompresor. Petunjuk kesalam tidak mungkin
dapat diberikan pada keadaan ini karena kondisi eksternal. LP diseting
lebih tinggi dari nol pada alat penunjuk tekanan juga disaat hilang
refrigeran dan juga saat kebocoran gas saklar akan bekerja.
4.2.3 Pengoperasian Tes
Pengoperasian tes dilakukan untuk mengetes sistem refrigerasi kereta api.
Berdasarkan gambar 4.4, pengoperasian tes dilakukan dengan memutar switch
selector ke posisi tes dan switch selector 3 ke posisi 3. Pastikan juga bahwa
kontak thermostat dalam keadaan NO. Pengoperasian test yaitu kerja sistem air
conditioner hanya dengan tanpa thermostat sehingga sistem akan terus bekerja
walaupun setting thermostat tercapai. Untuk lebih jelasnya inilah sistem
pengoperasian test :
1. Relay R 7 energized dan menutup kontak R 7 sehingga relay R 6 dan R 6.1
pun energized.
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB IV ANALISIS 40
2. Switch selector 1 yang diputar ke posisi 3 membuat relay R 3 energized
dan menutup kontak R3 sehingga Relay R 1 dan R 2 pun energized serta
kontak R 1 dan R 2 menutup.
3. Karena kontak R 1 menutup maka arus mengalir membuat EFMC1
energized dan menutup kontak EFMC1 serta lampu indikator vent AC 1
menyala.
4. TDR 1 energized dan selang beberapa detik maka kontak TDR 1 menutup
dan condensor fan motor contactor (CFMC) 1 energized dan menutup
kontak CFMC 1.
5. Relay 9 energized dan menutup kontak R 9 dengan kondisi 1HP1, 1LP1,
1HP2 dan 1LP2 dalam keadaan NC karena tidak ada gangguan pada
tekanan serta over load motor kompresor (OLA dan OLB) dalam keadaan
NC sehingga compressor motor contactor 1 dan 2 untuk AC 1 (1CMC1
dan 1CMC2) energized dan lampu indikator cool 1 AC 1 dan 2 AC 1
menyala.
6. Sama halnya kontak R 1, kontak R 2 pun menutup sehingga membuat
EFMC2 energized dan menutup kontak EFMC2 serta lampu indikator vent
AC 2 menyala.
7. TDR 2 energized dan selang beberapa detik maka kontak TDR 2 menutup
dan condensor fan motor contactor (CFMC) 2 energized dan menutup
kontak CFMC 2.
8. Relay 11 energized dan menutup kontak R 11 dengan kondisi 2HP1, 2LP1,
2HP2 dan 2LP2 dalam keadaan NC karena tidak ada gangguan pada
tekanan serta over load motor compressor (OLE dan OLF) dalam keadaan
NC sehingga compressor motor contactor 1 dan 2 untuk AC 2 (2CMC1
dan 2CMC2) energized dan lampu indikator cool 1 AC 2 dan 2 AC 2
menyala.
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB IV ANALISIS 41
4.3 Sistem Pendistribusian Udara Kereta Api
Gambar 4.7 Sistem Pendistribusian Kereta Api
Gambar 4.7 merupakan gambar sistem pendistribusian udara di kereta api.
Setelah udara mixing melewati evaporator coil sehingga temperatur turun, maka
udara mixing yang telah turun temperaturnya tersebut didistribusikan
menggunakan bantuan ducting (saluran udara) dan grill supply air (GSA) yang
berjumlah 10 buah untuk setiap AC nya. Sedangkan untuk saluran balik (return)
menggunakan grill return air (GRA) yang berjumlah 1 setiap AC nya. Bahan
ducting yang digunakan adalah baja lapis seng (BLS) dengan insulasi glasswool.
4.4 Perbedaan AC Kereta Api (dinamis) dengan AC Secara Umum (statis)
Terdapat perbedaan AC package kereta api yang digunakan dalam
keadaan bergerak (dinamis) dapat dilihat pada gambar 4.8 dengan AC pada
umumnya yang digunakan dalam keadaan tidak bergerak (statis) dapat dilihat
pada gambar 4.9. Perbedaan fungsi ini berdampak jelas pada jenis material
chasing yang digunakan, komponen pembantu sistem refrigerasi kompreso uap,
komponen proteksi kelistrikan, dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya inilah
perbedaan antara AC kereta api (dinamis) dengan AC secara umum (statis) :
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB IV ANALISIS 42
Gambar 4.8 AC Package Kereta Api
Gambar 4.9 AC Split
1. Material
Stainlees steel digunakan di AC kereta api sebagai material pelindung
chasing AC dan panel. Bahan ini dipakai supaya tahan karat dan kuat terhadap
getaran. Sedangkan material AC statis, hanya menggunakan bahan plastik dan
baja lapis seng (BJLS), bahan ini bisa melindungi komponen AC tanpa adanya
getaran berlebih karena biasanya AC statis digunakan sebagai alat pengkondisi
udara untuk residental.
2. Jenis AC
Sistem AC kereta menggunakan jenis AC package, package disini
didefinisikan bahwa semua komponen AC berada dalam 1 tempat dan proses
penarikan dan pembuangan kalor berada dalam 1 tempat juga. AC package untuk
kereta api menggunakan jenis ini untuk pengefektifan tempat yang terbatas setiap
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB IV ANALISIS 43
gerbongnya. AC package kereta api ditempatkan di bagian atas kereta api yang
bentuknya pun disamakan dengan bentuk bagian atas gerbong kereta apinya. AC
pada umumnya berjenis split. Hal ini didefinisikan bahwa terdapat indoor unit
untuk penarikan kalor melalui evaporator sedangkan outdoor unit untuk
pembuangan kalor melalui kondensor. AC jenis ini biasanya digunakan untuk
perumahan. Pemisahan unit antara outdoor dan indoor ini menguntungkan karena
tidak perlunya melubangi tembok terlalu besar sebagai penyambung indoor dan
outdoor dibandingkan menggunakan jenis package seperti AC Window.
3. Jumlah sistem dalam 1 AC
Terdapat 2 sistem dalam AC kereta api. Hal ini bertujuan sebagai
penghematan konsumsi energi, saat siang 2 sistem menyala sedangkan malam hari
1 sistem menyala dan ini diatur oleh racth relay pada sistem kelistrikannya.
Sedangkan AC pada umumnya hanya menggunakan 1 sistem dalam 1 AC.
Sehingga biasanya digunakan bila kondisi temperatur tinggi saja.
4. Komponen anti vibrasi
Karena digunakan untuk pendinginan alat transportasi, AC kereta api
membutuhkan komponen anti vibrasi untuk mengurangi dampak kebocoran
sistem karena adanya gesekan antara logam. Komponen tersebut antara lain
vibration eliminator yang dipasang di saluran suction dan discharge kompresor,
rubber yakni karet untuk memngurangi getaran dari mesin kereta api yang
diletakan pada bagian-bagian yang dipasang clamp juga di dudukan komponen
AC kereta api. Untuk menyambung komponen yang satu dengan komponen yang
lainnya tidak menggunakan nut dan mur melainkan melakukan pengelasan untuk
menghindari kebocoran sistem. Sedangkan AC pada umumnya untuk residental
tidak perlu menggunakan komponen anti vibrasi karena berada di tempat yang
statis.
5. Putaran fan kondenser
Putaran fan kondenser sistem AC kereta api bukan menyemburkan seperti
AC pada umumnya, karena kondenser berada di bagian atas dari gerbong dan hal
ini membuat putaran kondenser tidak boleh menyemburkan ke atas untuk
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB IV ANALISIS 44
menghindari kerja kompresor yang berat karena adanya beda tekanan antara laju
udara di lingkungan dengan laju udara yang dikeluarkan kondenser. Untuk
menghindari hal tersebut, maka kondenser menyemburkan kalornya lewat bagian
pinggir dengan putaran fan kondenser menarik ke dalam.
6. Komponen proteksi kelistrikan
Komponen proteksi kelistrikan seperti O/U frequency, O/U voltage, Rele
control phase, limit switch dan racth relay digunakan untuk berbagai proteksi
seperti frekuensi, voltase, phasa. Sedangkan limit switch untuk mematikan sistem
saat adanya perbaikan sistem kelistrikan dan racth relay digunakan untuk memilih
secara random kompresor yang bekerja sehingga adanya penghematan energi.
Komponen-komponen tersebut tidak ada dalam AC residental pada umumnya, AC
kereta api membutuhkan ini karena gerak laju kereta api yang tidak stabil
sehingga berpengaruh pada aliran listrik yang masuk.
7. Cara memasukan refrigeran
Acces pipe (Pentil) dalam AC kereta api digunakan sebagai media
memasukan refrigeran, vakum dan cek tekanan pada sistem. Acces pipe dipasang
di saluran suction dan liquid. Acces pipe berupa pipa kapiler yang di bagian
ujungnya dipasang pentil sehingga acces pipe ini fleksibel dan diletakan di dekat
grill return air. Apabila terjadi kekurangan refrigeran di perjalanan bisa dilakukan
pengisian refrigeran.
8. Source power
Sumber listrik AC kereta api berasal dari mesin diesel yang berbahan
bakar solar, mesin diesel menggerakkan generator sehingga menghasilkan aliran
listrik untuk kebutuhan listrik di semua gerbong kereta api. Sumber listrik yang
dihasilkan pun 380V/3ph/50Hz. Sedangkan sumber listrik AC rumah pada
umumnya berasal dari PLN sebesar 220V/1ph/50Hz.
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB V PENUTUP 45
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari perencanaan sistem air conditioning kereta api di PT Cikami yang
telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1 Setiap gerbong kereta api menggunakan 2 sistem air conditioning berjenis
package yang setiap air conditioning nya menggunakan 2 sistem
refrigerasi kompresi uap.
2 Sistem kelistrikan air conditioning berjenis package pada setiap gerbong
kereta api diatur dalam 1 panel.
3 Pada kereta api, sistem air conditioning berjenis package pada lebih
efektif dibandingkan dengan air conditioning berjenis split.
5.2 Saran
1. Sistem air conditioning berjenis package ini diharapkan bisa diaplikasikan
untuk semua unit kereta api diesel di Indonesia.
2. Perlu perawatan berkala untuk komponen-komponen kereta api khususnya
air conditioning berjenis package untuk menunjang kenyamanan
penumpangnya.
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013
Teknik Refrigerasi dan Tata udara | DAFTAR PUSTAKA 46
DAFTAR PUSTAKA
1. Dossat, Roy J. Principles of Refrigeration, Second Edition, SI Version, Jhon
Willey and Soons, Canada, 1981.
2. Setyawan, Andrianto. 2011. Buku Bahan Ajar Sistem Tata Udara. Bandung
: Politeknik Negeri Bandung.
3. Sumeru. 2010. Buku Bahan Ajar Tata Udara Terapan Bandung : Politeknik
Negeri Bandung.
4. Manual Book SAK 630
5. file:///C:/Users/hp/Documents/TA%20INA/1_letak_astronomis_letak_geogr
afis_dan_letak_geologis_negara_indonesia.html diunduh 3 Mei 2013
6. file:///C:/Users/hp/Documents/TA%20INA/10-stasiun-ka-tertua-di-
indonesia-apa.html diunduh 3 Mei 2013
7. file:///C:/Users/hp/Documents/TA%20INA/Kereta_api_ekonomi.htm
diunduh 3 Mei 2013
8. file:///C:/Users/hp/Documents/TA%20INA/kereta-api-pertama-ber-ac-di-
indonesia.html diunduh 3 Mei 2013
9. file:///C:/Users/hp/Documents/TA%20INA/lokomotif-kuno-dan-
perkembangannya.html diunduh 3 Mei 2013
10. file:///C:/Users/hp/Documents/TA%20INA/Moda_Transportasi_Kereta_Api
.htm diunduh 3 Mei 2013
11. file:///C:/Users/hp/Documents/TA%20INA/Prakiraan_Cuaca_Dunia.bmkg.h
tm diunduh 3 Mei 2013
12. file:///C:/Users/hp/Documents/TA%20INA/Sejarah_perkeretaapian_di_Indo
nesia.htm diunduh 3 Mei 2013

Weitere ähnliche Inhalte

Andere mochten auch

32235908 prinsip-kerja-pompa-sentrifugal
32235908 prinsip-kerja-pompa-sentrifugal32235908 prinsip-kerja-pompa-sentrifugal
32235908 prinsip-kerja-pompa-sentrifugalmasoso
 
Basics Concepts of Operation, Maintenance, and Troubleshooting of a Centrifug...
Basics Concepts of Operation, Maintenance, and Troubleshooting of a Centrifug...Basics Concepts of Operation, Maintenance, and Troubleshooting of a Centrifug...
Basics Concepts of Operation, Maintenance, and Troubleshooting of a Centrifug...Christopher Okafor
 
PT KAI menuju perusahaan berkelas
PT KAI menuju perusahaan berkelasPT KAI menuju perusahaan berkelas
PT KAI menuju perusahaan berkelasLeny Ida Rotua
 
Change management pt.kai
Change management pt.kaiChange management pt.kai
Change management pt.kaiIskandar Muda
 
Air conditioning in indian railways PEE
Air conditioning in indian railways PEEAir conditioning in indian railways PEE
Air conditioning in indian railways PEEirkportal
 
RHVAC System fo Train/Railway
RHVAC System fo Train/RailwayRHVAC System fo Train/Railway
RHVAC System fo Train/RailwayRizaldi Satria N
 
Presentasi telekomunikasi
Presentasi telekomunikasiPresentasi telekomunikasi
Presentasi telekomunikasiAfril Wibisono
 
Presentation tugas akhir
Presentation tugas akhirPresentation tugas akhir
Presentation tugas akhirSìskä Clalü
 
Pm no. 60 tahun 2012 tentang persyaratan teknis jalur kereta api
Pm no. 60 tahun 2012 tentang persyaratan teknis jalur kereta apiPm no. 60 tahun 2012 tentang persyaratan teknis jalur kereta api
Pm no. 60 tahun 2012 tentang persyaratan teknis jalur kereta apikuntosenoadji
 
Laporan Penuh Latihan Industri (Pelajar Politeknik Perdagangan)
Laporan Penuh Latihan Industri (Pelajar Politeknik Perdagangan)Laporan Penuh Latihan Industri (Pelajar Politeknik Perdagangan)
Laporan Penuh Latihan Industri (Pelajar Politeknik Perdagangan)Rizalshah Zulkifli
 
Dasar pemrosesan termal udara 1
Dasar pemrosesan termal udara 1Dasar pemrosesan termal udara 1
Dasar pemrosesan termal udara 1Dedep Tohpati
 
Dasar tata udara pendahuluan
Dasar tata udara pendahuluanDasar tata udara pendahuluan
Dasar tata udara pendahuluanDedep Tohpati
 
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShareSlideShare
 

Andere mochten auch (20)

Jalan rel-27112010
Jalan rel-27112010Jalan rel-27112010
Jalan rel-27112010
 
32235908 prinsip-kerja-pompa-sentrifugal
32235908 prinsip-kerja-pompa-sentrifugal32235908 prinsip-kerja-pompa-sentrifugal
32235908 prinsip-kerja-pompa-sentrifugal
 
Kereta
KeretaKereta
Kereta
 
Basics Concepts of Operation, Maintenance, and Troubleshooting of a Centrifug...
Basics Concepts of Operation, Maintenance, and Troubleshooting of a Centrifug...Basics Concepts of Operation, Maintenance, and Troubleshooting of a Centrifug...
Basics Concepts of Operation, Maintenance, and Troubleshooting of a Centrifug...
 
Kereta api
Kereta apiKereta api
Kereta api
 
PT KAI menuju perusahaan berkelas
PT KAI menuju perusahaan berkelasPT KAI menuju perusahaan berkelas
PT KAI menuju perusahaan berkelas
 
Change management pt.kai
Change management pt.kaiChange management pt.kai
Change management pt.kai
 
Pt kai kelompok 5
Pt kai kelompok 5Pt kai kelompok 5
Pt kai kelompok 5
 
Air conditioning in indian railways PEE
Air conditioning in indian railways PEEAir conditioning in indian railways PEE
Air conditioning in indian railways PEE
 
RHVAC System fo Train/Railway
RHVAC System fo Train/RailwayRHVAC System fo Train/Railway
RHVAC System fo Train/Railway
 
Presentasi telekomunikasi
Presentasi telekomunikasiPresentasi telekomunikasi
Presentasi telekomunikasi
 
wesel
weselwesel
wesel
 
Contoh abstrak
Contoh abstrakContoh abstrak
Contoh abstrak
 
Presentation tugas akhir
Presentation tugas akhirPresentation tugas akhir
Presentation tugas akhir
 
Pm no. 60 tahun 2012 tentang persyaratan teknis jalur kereta api
Pm no. 60 tahun 2012 tentang persyaratan teknis jalur kereta apiPm no. 60 tahun 2012 tentang persyaratan teknis jalur kereta api
Pm no. 60 tahun 2012 tentang persyaratan teknis jalur kereta api
 
Laporan Penuh Latihan Industri (Pelajar Politeknik Perdagangan)
Laporan Penuh Latihan Industri (Pelajar Politeknik Perdagangan)Laporan Penuh Latihan Industri (Pelajar Politeknik Perdagangan)
Laporan Penuh Latihan Industri (Pelajar Politeknik Perdagangan)
 
Dasar pemrosesan termal udara 1
Dasar pemrosesan termal udara 1Dasar pemrosesan termal udara 1
Dasar pemrosesan termal udara 1
 
Dasar tata udara pendahuluan
Dasar tata udara pendahuluanDasar tata udara pendahuluan
Dasar tata udara pendahuluan
 
HVAC Basic Concepts of Air Conditioning
HVAC Basic Concepts of Air ConditioningHVAC Basic Concepts of Air Conditioning
HVAC Basic Concepts of Air Conditioning
 
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare
 

Ähnlich wie Tugas akhir

Isi cover 929050981164c
Isi cover 929050981164cIsi cover 929050981164c
Isi cover 929050981164cYusuf Saputra
 
123dok analisis keandalan_sistem_jaringan_distribusi_udara_20kv_aplikasi_di_g...
123dok analisis keandalan_sistem_jaringan_distribusi_udara_20kv_aplikasi_di_g...123dok analisis keandalan_sistem_jaringan_distribusi_udara_20kv_aplikasi_di_g...
123dok analisis keandalan_sistem_jaringan_distribusi_udara_20kv_aplikasi_di_g...Agung Fitrahadi
 
Rancang Bangun Sisem Kontrol Untuk Menguji Temperatur dan Kelembaban Pada Rua...
Rancang Bangun Sisem Kontrol Untuk Menguji Temperatur dan Kelembaban Pada Rua...Rancang Bangun Sisem Kontrol Untuk Menguji Temperatur dan Kelembaban Pada Rua...
Rancang Bangun Sisem Kontrol Untuk Menguji Temperatur dan Kelembaban Pada Rua...Rafa zafran
 
Alternator
AlternatorAlternator
Alternatoradin1122
 
Gangguan pada sistem pendingin
Gangguan pada sistem pendinginGangguan pada sistem pendingin
Gangguan pada sistem pendinginAziz Borned
 
Proposal Mobil Listrik.docx
Proposal Mobil Listrik.docxProposal Mobil Listrik.docx
Proposal Mobil Listrik.docxTKRSMKTAMANSISWA
 
AUGTIAJI_A_BASKORO_Gas Powered Power Plant Comparison For Base and Reserved
AUGTIAJI_A_BASKORO_Gas Powered Power Plant Comparison For Base and ReservedAUGTIAJI_A_BASKORO_Gas Powered Power Plant Comparison For Base and Reserved
AUGTIAJI_A_BASKORO_Gas Powered Power Plant Comparison For Base and ReservedAugtiaji Awang Baskoro
 
Teknik transmisi tenaga listrik jilid 2
Teknik transmisi tenaga listrik jilid 2Teknik transmisi tenaga listrik jilid 2
Teknik transmisi tenaga listrik jilid 2saitama182
 
Daftar mapel produktif 2015 2016
Daftar mapel produktif 2015 2016Daftar mapel produktif 2015 2016
Daftar mapel produktif 2015 2016sigitmardi
 
Sistem proteksi motor dengan relay REM 610 di PT IKPP Perawang
Sistem proteksi motor dengan relay REM 610 di PT IKPP PerawangSistem proteksi motor dengan relay REM 610 di PT IKPP Perawang
Sistem proteksi motor dengan relay REM 610 di PT IKPP Perawangsalman alfarisi
 
Instalasi kondensor pltp 55 mw
Instalasi kondensor pltp 55 mwInstalasi kondensor pltp 55 mw
Instalasi kondensor pltp 55 mwSelly Riansyah
 
5211312045 s
5211312045 s5211312045 s
5211312045 sadin1122
 

Ähnlich wie Tugas akhir (20)

Isi cover 929050981164c
Isi cover 929050981164cIsi cover 929050981164c
Isi cover 929050981164c
 
123dok analisis keandalan_sistem_jaringan_distribusi_udara_20kv_aplikasi_di_g...
123dok analisis keandalan_sistem_jaringan_distribusi_udara_20kv_aplikasi_di_g...123dok analisis keandalan_sistem_jaringan_distribusi_udara_20kv_aplikasi_di_g...
123dok analisis keandalan_sistem_jaringan_distribusi_udara_20kv_aplikasi_di_g...
 
213311011201111281
213311011201111281213311011201111281
213311011201111281
 
Rancang Bangun Sisem Kontrol Untuk Menguji Temperatur dan Kelembaban Pada Rua...
Rancang Bangun Sisem Kontrol Untuk Menguji Temperatur dan Kelembaban Pada Rua...Rancang Bangun Sisem Kontrol Untuk Menguji Temperatur dan Kelembaban Pada Rua...
Rancang Bangun Sisem Kontrol Untuk Menguji Temperatur dan Kelembaban Pada Rua...
 
12346929 2
12346929 212346929 2
12346929 2
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Alat tester coil
Alat tester coilAlat tester coil
Alat tester coil
 
Alternator
AlternatorAlternator
Alternator
 
Skripsi
SkripsiSkripsi
Skripsi
 
Gangguan pada sistem pendingin
Gangguan pada sistem pendinginGangguan pada sistem pendingin
Gangguan pada sistem pendingin
 
Proposal Mobil Listrik.docx
Proposal Mobil Listrik.docxProposal Mobil Listrik.docx
Proposal Mobil Listrik.docx
 
AUGTIAJI_A_BASKORO_Gas Powered Power Plant Comparison For Base and Reserved
AUGTIAJI_A_BASKORO_Gas Powered Power Plant Comparison For Base and ReservedAUGTIAJI_A_BASKORO_Gas Powered Power Plant Comparison For Base and Reserved
AUGTIAJI_A_BASKORO_Gas Powered Power Plant Comparison For Base and Reserved
 
Teknik transmisi tenaga listrik jilid 2
Teknik transmisi tenaga listrik jilid 2Teknik transmisi tenaga listrik jilid 2
Teknik transmisi tenaga listrik jilid 2
 
Daftar mapel produktif 2015 2016
Daftar mapel produktif 2015 2016Daftar mapel produktif 2015 2016
Daftar mapel produktif 2015 2016
 
Sistem proteksi motor dengan relay REM 610 di PT IKPP Perawang
Sistem proteksi motor dengan relay REM 610 di PT IKPP PerawangSistem proteksi motor dengan relay REM 610 di PT IKPP Perawang
Sistem proteksi motor dengan relay REM 610 di PT IKPP Perawang
 
Laporan akhir skd
Laporan akhir skdLaporan akhir skd
Laporan akhir skd
 
Instalasi kondensor pltp 55 mw
Instalasi kondensor pltp 55 mwInstalasi kondensor pltp 55 mw
Instalasi kondensor pltp 55 mw
 
5211312045 s
5211312045 s5211312045 s
5211312045 s
 
Skripsi spbu
Skripsi spbuSkripsi spbu
Skripsi spbu
 

Tugas akhir

  • 1. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | ABSTRAK i ABSTRAK Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang dilewati oleh garis khatulistiwa. Hal ini membuat sistem tata udara diperlukan untuk mendapatkan kenyamanan termal bukan hanya di industri dan perumahan, tetapi juga transportasi khususnya kereta api. Perencanaan sistem AC kereta api ini diperlukan untuk mengetahui komponen AC kereta api, cara kerja sistem refrigerasi AC kereta api, cara kerja sistem kelistrikan AC kereta api, dan juga perbedaan AC kereta api dengan AC pada umumnya (statis). Data diperoleh dari PT Cikami sebagai kontraktor AC Kereta Api dan pabrik untuk pemasangan komponen. Hasilnya bahwa terdapat banyak perbedaan antara AC kereta api dengan AC pada umumnya (statis) diantaranya jenis AC, sumber listrik, komponen anti vibrasi, komponen pembantu kelistrikan, dan lain-lain. Setiap gerbong kereta api menggunakan 2 unit AC package dengan kapasitas 18,6 kW setiap unitnya. Dalam setiap unit AC package kereta api terdapat 2 sistem kompresi uap yang diatur dalam 1 panel listrik. Panel lisrik ini bisa digunakan untuk menyetel kedua AC menyala, 1 AC hidup, atau fan saja.
  • 2. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | ABSTRACT ii ABSTRACT Indonesia is tropic country passed equator line. It makes air conditioning system required to get comfort thermal zone not only in industry and recidental but also in transportation especially for train. Given this fact, the purpose of this final project are to know how the train air conditioning works in refrigeration system and also in electrical system, whats the different between recidental air conditioning and train air conditioning. The data were collected in PT Cikami as train air conditioning contactor and the factory that assembly the components. The results are air conditioning for train and residental so different such as type of AC, source power, anti vibration components, add electrical components, and soon. Every railway in train uses 2 packages AC unit with capacity 18,6 kW. Every units has 2 vapor compression refrigeration system and arranged in 1 electrical panel.
  • 3. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | KATA PENGANTAR iii KATA PENGANTAR Segala puji serta syukur atas kehadirat Allat SWT atas segala nikmat dan karunia dari-Nya penulis mampu menyelesaikan laporan tugas akhir ini dengan sebaik-baiknya. Solawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Laporan tugas akhir yang berjudul “Perencanaan Sistem Air Conditioning Kereta Api di PT Cikami” ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Diploma III Program Studi Teknik Pendingin dan Tata udara Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata udara, Politeknik Negeri Bandung. Dalam menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini penulis mendapatkan dukungan, bantuan serta nasihat dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan kali ini penulis akan mengucapkan terima kasih kepada: 1. Elly Satya Pratiwi Alm. ibunda tercinta penulis atas cinta, kasih sayang, dan ketulusannya yang tiada batas. 2. Bapak dan mamah yang selalu memberikan doa dan dukungan yang sangat besar baik moral maupun materi yang tidak ternilai dari mereka. 3. Annisa Nurhidayati dan Aulia Rahmani selaku saudara penulis yang selalu menghibur dalam perjalanan hidup penulis. 4. Bapak Ade Suryatman Margana, ST, M.Eng, selaku ketua jurusan dan juga pembimbing 1 tugas akhir yang telah banyak memberi bimbingan, saran, kritik dan berbagai ilmu yang bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 5. Bapak Bilmar Situmorang selaku pembimbing 2 tugas akhir yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan, kritik, dan ilmu khususnya di bidang sistem AC untuk kereta api. 6. Ibu L.C. Naniek selaku wali kelas dan seluruh staff dosen Teknik Refrigerasi dan Tata Udara yang telah memberikan bantuan, saran, kritik, serta pengetahuan yang dibutuhkan sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan ini.
  • 4. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | KATA PENGANTAR iv 7. Bapak Ir. Sumeru, MT selaku koordinator tugas akhir dari kelas 3 C yang sudah banyak membantu penulis dalam prosedur pelaksanaan Tugas Akhir. 8. Lisna Fitri Hardianti selaku partner yang sudah berbagi suka dan duka selama melakukan tugas akhir. 9. KPAD squad (Tomo, Elda, Kecap, Wayang, Okeu, Teh Via, Kak Iqbal, Kak Okto, Bagas, Bi Aas, Om Agus, Bi Aan, Bi Tatit, Om Andrian, Bunda, Ayah dll) yang telah menjadi pelipur lara dan supporter selama melakukan tugas akhir ini. 10. Lingkungan 4 squad (Mamah Brenda sekeluarga, Bi Eti, Bu Dedi sekeluarga, Bu Yaya sekeluarga dll) yang telah banyak membantu dan mendukung juga menjadi teman cerita yang baik. 11. Caesar Budi Tyastono sebagai moodbooster dan pembagi semangat juga keceriaan. 12. Larasati, Rina, Nesa, Nurul, Anita, Citra, Intan, Triyanti, dan seluruh perempuan RACE 2010 yang menjadi perempuan kuat untuk 3 tahun kebersamaan ini. 13. Seluruh sahabat-sahabat RACE 2010 khususnya kelas C 2010 untuk perjuangannya dari awal sampai titik ini. 14. Seluruh rekan-rekan angkatan 2008, 2009, 2010, 2011, dan 2012 atas segala bantuan dan dukungannya. Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir yang dibuat masih jauh dari kesempurnaan dan memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dangat penulis harapkan demi kemajuan dan perbaikan di masa mendatang. Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Bandung, Juni 2013 Penulis
  • 5. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | DAFTAR ISI v DAFTAR ISI ABSTRAK ................................................................................................................i ABSTRACT...............................................................................................................ii KATA PENGANTAR............................................................................................. iii DAFTAR ISI............................................................................................................v DAFTAR TABEL....................................................................................................1 DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................2 BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1 1.1Latar Belakang.................................................................................................1 1.2 Maksud dan Tujuan........................................................................................2 1.3 Batasan Masalah.............................................................................................2 1.4 Metoda Penulisan ...........................................................................................3 1.5 Sistematika Penulisan.....................................................................................3 BAB II DASAR TEORI...........................................................................................1 2.1 Sejarah Penemuan Kereta Api........................................................................1 2.2 Jenis-jenis Kereta Api.....................................................................................2 2.3 Sejarah Kereta Api di Indonesia .....................................................................5 2.3.1 Stasiun Kereta Api Pertama di Indonesia ................................................8 2.4 Kereta Api Berpendingin Pertama di Indonesia .............................................9 2.5 Pengertian Sistem Tata Udara ......................................................................10 2.6 Jenis-Jenis Sistem Tata Udara......................................................................11 2.6.1 Sistem Udara Penuh (All Air System) ....................................................11 2.6.2 Sistem Air Penuh (All Water System) ....................................................12 2.6.3 Sistem Air-Udara (Air Water System)....................................................13 2.6.4 Sistem Refrigeran Langsung..................................................................15 2.7 Sistem Refrigerasi Kompresi Uap Ideal.......................................................16 BAB III DATA PERENCANAAN........................................................................20 3.1 Komponen Utama.........................................................................................20 3.2 Komponen Pendukung Sistem Refrigerasi...................................................23 3.3 Komponen Pendukung Sistem Kelistrikan...................................................27
  • 6. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | DAFTAR ISI vi 3.4 Pemasangan Unit ..........................................................................................29 BAB IV ANALISIS ...............................................................................................30 4.1 Cara Kerja Sistem Refrigerasi AC Kereta Api.............................................30 4.2 Cara Kerja Sistem Kelistrikan AC Kereta Api.............................................33 4.2.1 Pengoperasian Awal...............................................................................35 4.2.2 Pengoperasian Normal...........................................................................35 4.2.3 Pengoperasian Tes..................................................................................39 4.3 Sistem Pendistribusian Udara Kereta Api....................................................41 4.4 Perbedaan AC Kereta Api (dinamis) dengan AC Secara Umum (statis) .....41 BAB V PENUTUP.................................................................................................45 5.1 Kesimpulan...................................................................................................45 5.2 Saran.............................................................................................................45 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................46
  • 7. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB I PENDAHULUAN 1 DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Spesifikasi AC Package Kereta Api SAK 630.......................................20 Tabel 3.2 Spesifikasi Kompresor AC Kereta Api SAK 630 ..................................21 Tabel 3.3 Spesifikasi Koil Kondensor AC Kereta Api SAK 630 ..........................21 Tabel 3.4 Spesifikasi Katup Ekspansi AC Kereta Api SAK 630...........................22 Tabel 3.5 Spesifikasi Koil Evaporator AC Kereta Api SAK 630 ..........................22 Tabel 3.6 Spesifikasi Fan Kondensor AC Kereta Api SAK 630 ...........................24 Tabel 3.7 Spesifikasi Fan Evaporator AC Kereta Api SAK 630 ...........................24
  • 8. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB I PENDAHULUAN 2 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Lokomotif Uap Pertama Ciptaan Richard Trevithick ..........................1 Gambar 2.2 Lokomotif Uap “Rocket” Ciptaan Stephenson ....................................2 Gambar 2.3 Roda Kereta Api (3 roda atau C)..........................................................3 Gambar 2.4 Kereta Rel Listrik .................................................................................4 Gambar 2.5 Kereta Api Maglev ...............................................................................5 Gambar 2.6 Pembangunan Jembatan Rel di Wilayah Banyuwangi.........................6 Gambar 2.7 Kereta Listrik Pertama Yang Beroperasi 1925.....................................6 Gambar 2.8 Halte Si loengkang di Jalur Solok-Silungkang.....................................7 Gambar 2.9 Stasiun Semarang Gudang....................................................................8 Gambar 2.10 Stasiun Semarang Gudang Masa Kini................................................9 Gambar 2.10 Siklus All Air System.......................................................................12 Gambar 2.12 Silkus Al Water System ...................................................................13 Gambar 2.13 Siklus Air Water System..................................................................14 Gambar 2.14 AC Split............................................................................................15 Gambar 2.15 Siklus Refrigerasi Kompresi Uap.....................................................16 Gambar 2.16 Proses Kompresi...............................................................................17 Gambar 2.17 Proses Kondensasi............................................................................18 Gambar 2.18 Proses Ekspansi................................................................................18 Gambar 2.19 Proses Evaporasi...............................................................................19 Gambar 4.1 Diagram Pemipaan AC Kereta Api....................................................30 Gambar 4.2 AC Kereta Api SAK 360 Assembling................................................31 Gambar 4.3 Train Air Conditioning Wiring Diagram 1.........................................33 Gambar 4.4 Train Air Conditioning Wiring Diagram 2.........................................33 Gambar 4.5 Train Air Conditioning Wiring Diagram 3.........................................34 Gambar 4.6 Train Air Conditioning Wiring Diagram 4.........................................34 Gambar 4.7 Sistem Pendistribusian Kereta Api.....................................................41 Gambar 4.8 AC Package Kereta Api .....................................................................42
  • 9. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari kurang lebih 17.000 pulau. Sedangkan berdasarkan letak geografisnya, Indonesia diapit oleh Benua Asia dan Benua Australia dan diapit Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Keadaan ini Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan dan keanekaragaman hayati. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia termasuk daerah tropis karena Indonesia dilewati oleh garis khatulistiwa. Dampak dari temperatur rata-rata Indonesia yang tinggi membuat sistem tata udara dibutuhkan. Penggunaan sistem tata udara ini tidak hanya untuk residental (perumahan, perkantoran, rumah sakit, hotel, dan lain-lain) dan indutri, tetapi juga untuk alat transportasi. Manusia membutuhkan alat transportasi sebagai sarana untuk berpergian, untuk di kota-kota besar transportasi menjadi hal yang sangat penting sebagai penunjang aktivitas sehari-hari. Untuk jalur udara, biasanya menggunakan pesawat terbang, jalur air menggunakan kapal laut, sedangkan untuk jalur darat yang lebih banyak digunakan dari pada jalur lain biasa menggunakan bus dan kereta api. Kereta api adalah salah satu alat transportasi umum yang telah menjadi pilihan masyarakat sebagai penunjang aktivitas sehari-hari karena pengguna tidak akan terjebak macet dan harga tiketnya yang masih terjangkau. Kereta api tidak hanya menjamin keamanan dan kecepatannya, namun dapat pula menjamin kenyamanan penumpang salah satunya dengan sistem pengkondisian udara sehingga temperatur dan kelembaban ruangan pada kereta api berada dalam batas kenyamanan. PT Cikami merupakan produsen dan kontraktor train air conditioner di Bekasi, jaringan layanan PT Cikami meliputi design and production, service/repair, dan juga penjualan spare part. Tidak banyak yang mengetahui
  • 10. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB I PENDAHULUAN 2 sistem air conditioning kereta api yang berbeda dengan sistem air conditioning lainnya. Dengan melihat pentingnya peranan sistem pengkondisian udara pada kereta api dan penggunaan AC Split pada kereta api, maka pada kesempatan ini penulis memilih judul tugas akhir PERENCANAAN SISTEM AIR CONDITIONING KERETA API DI PT CIKAMI sebagai judul tugas akhir ini. Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis khususnya pengetahuan dan teknologi di bidang refrigerasi dan tata udara. 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dalam penulisan tugas akhir ini adalah : 1. Dapat mengetahui sistem air conditioning direct expantion berjenis package yang biasa digunakan pada kereta api. 2. Dapat mengetahui cara kerja sistem refrigerasi kompresi uap air conditioning direct expantion berjenis package pada kereta api. 3. Dapat mengetahui cara kerja sistem kelistrikan air conditioning direct expantion berjenis package pada kereta api. 4. Dapat mengetahui perbedaan antara sistem air conditioning berjenis package dengan air conditioning berjenis split. 1.3 Batasan Masalah Adapun batasan masalah dalam penulisan tugas akhir ini antara lain : 1 Air conditioning yang dipakai berjenis package dengan menggunakan 2 unit setiap gerbongnya dengan kapasitas 18,6 kW setiap unitnya. 2 Jenis kereta api yang digunakan adalah kereta api diesel. 3 Air conditioning kereta api yang digunakan adalah merk stoneAire SAK 630.
  • 11. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB I PENDAHULUAN 3 4 Perencanaan sistem air conditioning kereta api terbatas pada cara kerja sistem refrigerasi kompresi uap, sistem kelistrikan, dan sistem pendistribusian udara. 1.4 Metoda Penulisan Metoda dari penulisan tugas akhir ini adalah : 1. Melakukan studi literature / pustaka mengenai sistem tata udara untuk kereta api. 2. Bimbingan langsung. Kegiatan ini dilakukan sebagai sarana untuk berkonsultasi dan meminta saran untuk pemecahan masalah yang sedang dihadapi baik kepada dosen pembimbing ataupun pihak-pihak lain yang mengetahui permasalahan yang ada. 3. Observasi dan pengambilan data. Mengamati sistem dan mengambil data serta informasi secara langsung yang berkaitan dengan masalah yang sedang dibahas baik didampingi atau tidak oleh pembimbing. 4. Pengolahan data. Dari data yang diperoleh kemudian dilakukan perhitungan-perhitungan yang dibutuhkan. 5. Penyusunan laporan. Penyusunan laporan dilakukan sebagai langkah akhir dari pengolohan data yang telah dilakukan. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tugas akhir ini terdiri dari : BAB I. PENDAHULUAN Merupakan gambaran umum dari isi perancangan yang berisi latar belakang masalah, maksud dan tujuan, batasan masalah, metoda perancangan dan sistematika penulisan.
  • 12. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB I PENDAHULUAN 4 BAB II. DASAR TEORI Pada bab ini diuraikan mengenai dasar teori yang menunjang isi Tugas Akhir seperti sistem tata udara, pengertian sistem AC, sistem refrigerasi kompresi uap ideal, dan komponen utama sistem refrigerasi. BAB III. DATA PERENCANAAN Berisikan data-data penunjang perencanaan sistem air conditioning kereta api seperti data kompresor, kondensor, katup ekspansi, evaporator, fan, refrigeran, dll. BAB IV. ANALISA Berisi tentang analisa data spesifikasi alat, cara kerja sistem refrigerasi, cara kerja sistem kelistrikan, dan perbandingan air conditioning kereta api dengan air conditioning perumahan. BAB VI. PENUTUP Berisi tentang kesimpulan dan saran
  • 13. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB II DASAR TEORI 1 BAB II DASAR TEORI 2.1 Sejarah Penemuan Kereta Api Sejarah perkeretaapian sama seperti sejarah alat transportasi umumnya yang diawali dengan penemuan roda. Mulanya dikenal kereta kuda yang hanya terdiri dari satu kereta (rangkaian), kemudian dibuatlah kereta kuda yang menarik lebih dari satu rangkaian serta berjalan di jalur tertentu yang terbuat dari besi (rel) dan dinamakan sepur. Ini digunakan khususnya di daerah pertambangan tempat terdapat lori yang dirangkaikan dan ditarik dengan tenaga kuda. Setelah James Watt menemukan mesin uap, Nicolas Cugnot membuat kendaraan beroda tiga berbahan bakar uap. Orang-orang menyebut kendaraan itu sebagai kuda besi. Kemudian Richard Trevithick membuat mesin lokomotif yang dirangkaikan dengan kereta dan memanfaatkannya pada pertunjukan di depan masyarakat umum. George Stephenson menyempurnakan lokomotif yang memenangi perlombaan balap lokomotif dan digunakan di jalur Liverpool- Manchester. Waktu itu lokomotif uap yang digunakan berkonstruksi belalang. Penyempurnaan demi penyempurnaan dilakukan untuk mendapatkan lokomotif uap yang lebih efektif, berdaya besar, dan mampu menarik kereta lebih banyak. Gambar 2.1 Lokomotif Uap Pertama Ciptaan Richard Trevithick
  • 14. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB II DASAR TEORI 2 Gambar 2.2 Lokomotif Uap “Rocket” Ciptaan Stephenson Penemuan listrik oleh Michael Faraday membuat beberapa penemuan peralatan listrik yang diikuti penemuan motor listrik. Motor listrik kemudian digunakan untuk membuat trem listrik yang merupakan cikal bakal kereta api listrik. Kemudian Rudolf Diesel memunculkan kereta api bermesin diesel yang lebih bertenaga dan lebih efisien dibandingkan dengan lokomotif uap. Seiring dengan berkembangnya teknologi kelistrikan dan magnet yang lebih maju, dibuatlah kereta api magnet yang memiliki kecepatan di atas kecepatan kereta api biasa. Jepang dalam waktu dekade 1960-an mengoperasikan KA Super Ekspress Shinkanzen dengan rute Tokyo-Osaka yang akhirnya dikembangkan lagi sehingga menjangkau hampir seluruh Jepang. Kemudian Perancis mengoperasikan kereta api serupa dengan nama TGV. 2.2 Jenis-jenis Kereta Api Pengelompokan jenis-jenis kereta api dapat dikelompokkan atas jenis tenaga penggerak antara lain :
  • 15. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB II DASAR TEORI 3  Kereta api uap Gambar 2.3 Roda Kereta Api (3 roda atau C) Kereta api uap adalah kereta api yang digerakkan dengan uap air yang dibangkitkan/dihasilkan dari ketel uap yang dipanaskan dengan kayu bakar, batu bara ataupun minyak bakar, oleh karena itu kendaraan ini dikatakan sebagai kereta api dan terbawa sampai sekarang. Sejak pertama kali kereta api dibangun di Indonesia tahun 1867 di Semarang telah memakai lokomotif uap, pada umumnya dengan lokomotif buatan Jerman, Inggris, Amerika Serikat dan Belanda. Paling banyak ialah buatan Jerman. Untuk menggerakkan roda kereta api uap air dari ketel uap dialirkan ke ruang dimana piston diletakkan, uap air masuk akan menekan piston untuk bergerak dan di sisi lain diruang piston uap air yang berada diruang tersebut didorong keluar demikian seterusnya. Uap air diatur masuk kedalam ruang piston oleh suatu mekanime langsung. Selanjutnya piston akan menggerakkan roda mealui mekanisme gerakan maju mundur menjadi gerak putar.  Kereta api diesel Kereta api diesel bisa dibagi atas dua kelompok yaitu: 1. Lokomotif diesel adalah jenis lokomotif yang bermesin diesel dan umumnya menggunakan bahan bakar mesin dari solar. Ada dua jenis utama kereta api diesel ini yaitu kereta api diesel hidraulik dan kereta api diesel elektrik. 2. Kereta rel diesel yaitu kereta yang dilengkapi dengan mesin diesel yang dipasang dibawah kabin, seperti halnya lokomotif diesel dapat dijalankan dengan kopling hidraulik ataupun dengan cara yang sama dengan diesel elektrik. Salah satu penerapan yang baru saja diluncurkan dikota Solo
  • 16. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB II DASAR TEORI 4 adalah Railbus. Railbus ini sekaligus akan menjadi Railbus pertama yang beroperasi di pulau Jawa. Kereta khusus buatan PT Industri Kereta Api (INKA) Madiun tersebut akan beroperasi melayani rute Solo hingga Wonogiri. Railbus tersebut terdiri dari satu rangkaian dengan tiga gerbong dengan kapasitas 160 orang, berkecepatan maksimum 100 km/jam dengan tenaga out-put sebesar 560 Kw yang dibangkitkan dari mesin yang dipasang di rangka bawah. Bus kereta tersebut juga dilengkapi dengan AC serta rak bagasi untuk penempatan barang penumpang.  Kereta rel listrik Gambar 2.4 Kereta Rel Listrik Kereta Rel Listrik, disingkat KRL, merupakan kereta rel yang bergerak dengan sistem propulsi motor listrik. Di Indonesia, kereta rel listrik terutama ditemukan di kawasan Jabotabek, dan merupakan kereta yang melayani para komuter (lihat KRL Jabotabek). Kereta rel listrik berbeda dengan lokomotif listrik. Pada saat ini kereta rel listrik melayani jalur-jalur Jakarta Kota ke Bekasi, Depok dan Bogor, Tangerang, dan Serpong, serta trayek melingkar dari Manggarai, Jatinegara, Pasar Senen, Kampung Bandan, Tanah Abang, ke Manggarai lagi dan sebaliknya. Di masa depan direncanakan bahwa KRL akan melayani pula stasiun Cikarang. Selain itu, jalur rel ganda dari Tanah Abang Menuju serpong telah selesai beberapa tahun yang lalu, sedangkan dari Manggarai sampai dengan Cikarang masih akan ditingkatkan menjadi Double-Double-Track.
  • 17. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB II DASAR TEORI 5 Manggarai sendiri akan menjadi Stasiun induk untuk Kereta Jabotabek dan kereta Bandara.  Kereta api daya magnit Gambar 2.5 Kereta Api Maglev Kereta api ini disebut juga sebagai Maglev sebagai singkatan dari Magnetic Levitation dimana kereta diangkat dengan menggunakan medan magnit dan didorong dengan medan magnit juga. Karena kereta terangkat dan bergerak berdasarkan medan magnit sehingga tidak ada gesekan sama sekali dengan infrastuktur. Kereta maglev dapat berjalan pada kecepatan yang sangat tinggi. Tehnologi ini sudah diterapkan secara komersil pada lintas antara Bandara Internasional Pudong dengan kota Shanghai yang dapat berjalan pada kecepatan sekitar 400 km/jam. Sistem dengan kecepatan lebih rendah juga sudah diujikan di kota Nagoya menuju pusat pameran kota Nagoya yang disebut sebagai Linimo yang merupakan singkatan dari sistem penggeraknya yang disebut sebagai linier motor. Permasalahan utama dalam pengembangan maglev ini adalah investasi awal yang sangat besar untuk membangun infrastruktur, khususnya untuk mempersiapkan medan magnit pada infrastrukturnya, sehingga sampai saat ini hanya terbangun secara komersil di Cina dan belum dikembangkan secara komersil ditempat lain. 2.3 Sejarah Kereta Api di Indonesia Sejarah perkeretaapian di Indonesia diawali dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan kereta api di desa Kemijen, Jumat tanggal 17 Juni 1864, oleh
  • 18. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB II DASAR TEORI 6 Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan diprakarsai oleh "Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij" (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km) dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada hari Sabtu, 10 Agustus 1867. Gambar 2.6 Pembangunan Jembatan Rel di Wilayah Banyuwangi Keberhasilan swasta, NV. NISM membangun jalan KA antara Samarang- Tanggung, yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan kota Semarang - Surakarta (110 Km), akhirnya mendorong minat investor untuk membangun jalan KA di daerah lainnya. Tidak mengherankan, kalau pertumbuhan panjang jalan rel antara 1864 - 1900 tumbuh dengan pesat. Kalau tahun 1867 baru 25 km, tahun 1870 menjadi 110 km, tahun 1880 mencapai 405 km, tahun 1890 menjadi 1.427 km dan pada tahun 1900 menjadi 3.338 km. Gambar 2.7 Kereta Listrik Pertama Yang Beroperasi 1925 Selain di Jawa, pembangunan rel KA juga dilakukan di Aceh (1874), Sumatera Utara (1886), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), bahkan tahun 1922 di Sulawesi juga telah dibangun jalan KA sepanjang 47 Km antara
  • 19. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB II DASAR TEORI 7 Makasar-Takalar, yang pengoperasiannya dilakukan tanggal 1 Juli 1923, sisanya Ujungpandang-Maros belum sempat diselesaikan. Sedangkan di Kalimantan, meskipun belum sempat dibangun, studi jalan KA Pontianak - Sambas (220 Km) sudah diselesaikan. Demikian juga di pulau Bali dan Lombok, juga pernah dilakukan studi pembangunan jalan KA. Gambar 2.8 Halte Si loengkang di Jalur Solok-Silungkang Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan KA di Indonesia mencapai 6.811 km. Tetapi, pada tahun 1950 panjangnya berkurang menjadi 5.910 km, kurang lebih 901 km raib, yang diperkirakan karena dibongkar semasa pendudukan Jepang dan diangkut ke Burma untuk pembangunan jalan KA di sana. Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, karyawan KA yang tergabung dalam "Angkatan Moeda Kereta Api" (AMKA) mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa bersejarah yang terjadi pada tanggal 28 September 1945, pembacaan pernyataan sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA lainnya, menegaskan bahwa mulai tanggal 28 September 1945 kekuasaan perkeretaapian berada ditangan bangsa Indonesia. Orang Jepang tidak diperkenankan lagi campur tangan dengan urusan perkeretaapian di Indonesia. Inilah yang melandasi ditetapkannya 28 September 1945 sebagai Hari Kereta Api di Indonesia, serta dibentuknya "Djawatan Kereta Api Republik Indonesia" (DKARI).
  • 20. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB II DASAR TEORI 8 2.3.1 Stasiun Kereta Api Pertama di Indonesia Gambar 2.9 Stasiun Semarang Gudang Stasiun Semarang Gudang menjadi stasiun pertama yang dibangun di Indonesia. 16 Juni 1864 adalah ulang tahun stasiun yang letaknya di pantai utara Semarang. Pengerjaannya memakan waktu sekitar 2 tahun dan diresmikan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda waktu itu Baron Sloet van de Beele dan pada 10 Agustus 1867 sebuah kereta meluncur untuk pertama kalinya dari stasiun ini. Itulah hari bersejarah perkeretaapian di Indonesia. Jalur Semarang-Tanggung merupakan jalur KA pertama di Indonesia yang dibangun NIS (perusahaan kereta api Belanda di Indonesia) sebagai bagian awal dari jalur Semarang-Solo-Yogyakarta. Belanda membangun jalur tersebut agar bisa mengangkut hasil bumi, berupa kopi, tembakau, teh, dan gula menuju pelabuhan. Stasiun yang memiliki nama lain Stasiun NIS dan Stasiun Tambaksari ini hingga sekarang masih beroperasi. Namun keadaannya memperihatinkan kurang terurus dan sering terkena banjir rob. Sesuai namanya Semarang Gudang, stasiun ini tidak menaikkan dan menurunkan penumpang. Namun sekarang hanya menjasi stasiun untuk tempat penumpukan lokomotif atau gerbong kereta.
  • 21. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB II DASAR TEORI 9 Gambar 2.10 Stasiun Semarang Gudang Masa Kini 2.4 Kereta Api Berpendingin Pertama di Indonesia Kereta Api Bima adalah kereta api ekspress malam eksekutif ber-AC yang melayani rute Jakarta (Gambir) hingga Surabaya (Gubeng), melalui Cirebon, Purwokerto, Yogyakarta, Solo dan Madiun. Kereta api Bima ini sendiri mulai beroperasi pada tanggal 1 Juni 1967, dan terdiri dari 2 rangkaian, yaitu Bima I dan Bima II. Mereka menggunakan gerbong tidur berwarna biru buatan Gorlitz Waggenbau, Jerman Timur, tahun 1967. Kereta api ini awalnya merupakan sebuah kereta api tidur, dan merupakan salah satu KA ber-AC pertama yang operasional di Indonesia. KA ini adalah kereta api pertama yang diperlengkapi dengan gerbong pembangkit. Namun pada tahun 1984, kereta api ini berganti menjadi kereta api eksekutif, dengan mengganti rangkaian gerbong tidur dengan gerbong tempat duduk. Walaupun begitu di tiap rangkaiannya masih ada dua gerbong tidur kelas 2 yang beroperasi hingga tahun 1990, sebelum diganti gerbong tidur kuset. Kereta api Bima menjadi kereta api eksekutif penuh di tahun 1995, sewaktu gerbong kusetnya dihapus. Hingga kini kereta api Bima masih beroperasi dengan konfigurasi ini. Pada masanya, KA Bima dipandang cukup revolusioner. Kereta api ini adalah kereta pertama yang menggunakan gerbong pembangkit untuk sumber tenaga listrik. Selain itu KA Bima adalah KA pertama yang menggunakan sistem
  • 22. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB II DASAR TEORI 10 AC berfreon yang umum dipakai sekarang. Namun tidak seperti sekarang, waktu itu AC terletak di bawah gerbong, dan udara dingin dialirkan ke kabin penumpang melalui jaringan pipa di dalam gerbong. Ciri khas dari sistem AC ini adalah deretan tonjolan bulat di atap gerbong. Bahkan ruang istirahat di gerbong pembangkit juga dilengkapi dengan AC. Rangkaian kereta api Bima terdiri dari gerbong tidur kelas 1 (SAGW) dan gerbong tidur kelas 2 (SBGW), serta gerbong pembangkit dan bagasi. Gerbong kelas 1 terdiri dari kabin-kabin yang tempat tidurnya sejajar mengikuti arah kereta. Sedangkan gerbong kelas 2 tempat tidurnya posisinya melintang terhadap arah kereta. Harga tiket penumpang sudah termasuk makan malam dan sarapan, yang disajikan di kereta makan (tidak seperti sekarang yang disajikan langsung di tempat duduk). 2.5 Pengertian Sistem Tata Udara Sistem tata udara adalah suatu sistem yang digunakan untuk menciptakan suatu kondisi pada suatu ruang agar sesuai dengan keinginan. Sistem tata udara muncul akibat adanya kebutuhan manusia akan kenyamanan thermal. Faktor- faktor yang mempengaruhi kenyamanan manusia antara lain:  Temperatur tabung kering (dry bulb temperature).  Kelembaban Relatif (Relative Humididty).  Kebersihan Udara (Air cleanless).  Bau (odor level).  Temperatur radian rata-rata. Temperatur udara nyaman : ± 24 - 27,7 °C (VERSI HANDOKO) ± 20 – 29 °C (VERSI ASHRAE) ± 22 – 26 °C (VERSI INKA)
  • 23. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB II DASAR TEORI 11 2.6 Jenis-Jenis Sistem Tata Udara Untuk mengatasi masalah yang telah disebutkan diatas. Maka digunakan mesin –mesin tata udara. Dalam aplikasi tata udara hunian (yang umum digunakan) dikenal 4 jenis sitem tata udara. Jenis sistem tata udara ini dibedakan berdasarkan cara pengambilan kalor dari dalam ruangan yang akan dikondisikan. Jenis – jenis tata udara tersebut yaitu 1. Sistem udara penuh (all air system) 2. Sistem air penuh (all water system) 3. Sistem udara-air (air water system) 4. Sistem refrigeran langsung (direct expansion) 2.6.1 Sistem Udara Penuh (All Air System) Sistem udara penuh adalah sistem pendinginan yang cara pengambilan kalor dari dalam ruangannya dilakukan oleh udara dingin sepenuhnya. Berdasarkan pada prinsip tersebut maka sistem ini menyuplaikan udara dingin keruangan melalui saluran udara. Karena yang disuplaikan keruangan adalah udara dingin maka sistem udara penuh membutuhkan alat untuk pengolahan udara. Alat pengolahan udara yang digunakan biasa dikenal dengan istilah Air Handling Unit (AHU). Air Handling Unit yang umum digunakan terdiri dari saluran udara masuk (return dan outside), filter, dan kipas untuk menghembuskan udara suplay dan juga koil pendingin yang berfungsi untuk mendinginkan udara yang akan didistribusikan.
  • 24. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB II DASAR TEORI 12 Gambar 2.10 Siklus All Air System Sistem udara penuh memilki siklus proses seperti gambar diatas. Di evaporator chiller, air akan didinginkan. Air yang telah dingin selanjutnya disirkulasikan ke AHU (cooling coil) melalui chilled water pump. Di cooling coil AHU air akan menyerap kalor dari udara yang akan didinginkan. Karena kalor dari udara telah diserap oleh air maka udara tersebut akan mengalami penurunan temperatur. Selain mengalami penurunan temperatur air juga akan mengalami penurunan kelembaban uap air (dehumidifikasi). Udara yang telah mengalami penurunan temperatur selanjutnya disrikulasikan ke ruangan melalui saluran udara dengan bantuan suplai fan. Diruangan, udara yang disirkulasikan dari AHU akan menyerap kalor dari ruangan. Sebagian kalor ruangan yang diserap oleh udara dari AHU mengakibatkan temperatur di dalam ruangan akan mengalami penurunan. Untuk menjaga agar tekanan udara didalam ruangan tetap normal (sama dengan tekanan lingkungan) maka dibuat saluran udara balik (return duct). 2.6.2 Sistem Air Penuh (All Water System) Untuk sistem udara penuh mesin refrigerasi yang digunakan haruslah yang menghasilkan air dingin. Prinsip sistem tata udara air penuh (all water system) adalah pengambilan kalor dari dalam ruangan dilakukan sepenuhnya oleh air dingin (chilled water). Air dingin yang dihasilkan oleh refrigerator (chiller)
  • 25. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB II DASAR TEORI 13 kemudian disirkulasikan dengan menggunakan pipa dan pompa air dingin (chilled water pump). Untuk menjaga agar kebocoran kalor pada air dingin tidak terjadi selama pendistribusian maka pipa air dingin harus selalu diinsulasi. Agar sirkulasi dan pengkondisian udara di ruangan maka dapat terjadi secara merata maka dibuatlah sebuah Fan Coil Unit (FCU). Alat ini merupakan sebuah unit pengolah udara sederhana yang terdiri dari kipas, koil (yang berisi air dingin) dan filter. Gambar 2.12 Silkus Al Water System Dari gambar di atas terlihat bahwa sistem tidak memilki AHU seperti pada sistem udara penuh. Air yang akan disirkulasikan didinginkan di evaporator chiller (liquid cooler). Setelah didinginkan di liquid cooler maka chilled water pump akan mendistribusikan air dingin keruangan melalui pipa air dingin yang telah dipasang. Setelah air sampai di ruangan, maka air dingin akan menyerap kalor dari ruangan. Setelah mendinginkan udara selanjutnya air akan kembali lagi ke liquid cooler untuk didinginkan kembali. Begitulah selanjutnya siklus berlanjut. 2.6.3 Sistem Air-Udara (Air Water System) Air water system merupakan gabungan dari all air system dan all water system. Prinsip dari air water system yaitu proses pengambilan kalor dari ruangan dilakukan oleh air dan udara. Air water system dimaksudkan untuk melengkapi
  • 26. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB II DASAR TEORI 14 dan menutupi kekurangan dari all water system. Sistem ini mengalirkan sejumlah udara keruangan sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan pengambilan kalor dari ruangan dapat dilakukan oleh koil air dingin yang ada di Fan Coil Unit (all water system). Gambar 2.13 Siklus Air Water System Dari diagram di atas terlihat bahwa air dingin dari liquid cooler akan terbagi menjadi dua jalur. Jalur pertama air dingin akan menuju cooling coil yang ada di AHU. Dan jalur yang kedua yaitu air mengalir menuju FCU yang ada diruangan. Di jalur pertama, air akan meyerap kalor dari udara yang akan didinginkan. Setelah udara di AHU mengalami penurunan temperatur udara ini akan didistribusikan ke ruangan yang akan dikondisikan. Dalam hal ini debit udara yang disalurkan ke ruangan tidak sebanyak debit udara suplai pada all air system. Sementara itu air dingin yang ada d FCU juga akan menyerap kalor dari ruangan. Dengan adanya FCU maka udara di ruangan akan menjadi dingin. Untuk menjaga kualitas udara segar dan mengurangi kelembaban udara ruangan kemudian ditambahkan juga udara dingin dari AHU ke ruangan.
  • 27. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB II DASAR TEORI 15 2.6.4 Sistem Refrigeran Langsung Prinsip kerja sistem refrigeran langsung atau dikenal dengan istilah direct expansion adalah pengambilan kalor dari ruangan dilakukan oleh refrigeran secara langsung. Sebagian besar sistem direct expansion hanya baik dan efektif digunakan untuk sistem dengan kapasitas yang kecil. Contoh aplikasi dari sistem direct expansion adalah pada AC split dan AC windows. Kelebihan dari sistem direct expansion seperti AC split dan AC window adalah instalasi yang mudah, tidak membutuhkan tempat yang luas dan tidak membutuhkan komponen tambahan seperti AHU dan saluran udara (seperti pada all air system) ataupun FCU dan pipa air dingin (seperti pada all water system). Akan tetapai sistem direct expansion tidak dapat digunakan untuk jarak yang cukup jauh antara condensing unit dan evaporator. AC split terdiri dari indoor unit dan outdoor unit. Indoor unit terdiri evaporator yang dilengkapi dengan blower. Blower yang dipasang berfungsi untuk membatu proses perpindahan kalor. Sedangkan outdoor unit terdiri dari kompresor, kondensor dan alat ekspansi. Akan tetapi AC split yang memiliki kapasitas yang cukup besar alat ekspansi yang digunakan disimpan dibagian di indoor unit. Gambar 2.4 adalah gambar dari satu unit AC split yang terdiri dari indoor unit dan outdoor unit. Gambar 2.14 AC Split
  • 28. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB II DASAR TEORI 16 2.7 Sistem Refrigerasi Kompresi Uap Ideal Sistem refrigerasi kompresi uap merupakan suatu sistem yang menggunakan kompresor sebagai alat kompresi media pendinginan (refrigeran) yang dalam keadaan tekanan rendah akan menyerap kalor dari tempat yang diinginkan, kemudian masuk pada sisi penghisap (suction) dimana uap refrigeran tersebut ditekan didalam kompresor sehingga berubah menjadi uap bertekanan tinggi yang dikeluarkan pada sisi keluaran (discharge). Dari proses ini kita menemukan sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah. Siklus refrigerasi kompresi uap merupakan suatu sistem yang memanfaatkan aliran perpindahan kalor melalui refrigeran. Proses utama dari kompresi uap adalah :  Proses kompresi  Proses kondensasi  Proses ekspansi  Proses evaporasi Proses tersebut apabila berlangsung terus menerus menghasilkan suatu siklus. Gambar 2.15 Siklus Refrigerasi Kompresi Uap
  • 29. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB II DASAR TEORI 17 Prinsip – prinsip utama dari gambar diatas adalah : 1. Proses 1 – 2, yaitu: Kerja Kompresi Proses ini terjadi dikompresor. Pada proses ini, gas bertekanan dan bertemperatur rendah yang berasal dari evaporator dihisap oleh kompresor. Fasa yang masuk ke kompresor adalah uap jenuh dengan tekanan dan temperatur rendah. Kerja diberikan pada refrigeran dengan cara di kompresi agar tekanannya naik sehingga temperaturnya pun ikut naik (titik didih naik). Pada fasa ini uap refrigeran berubah menjadi fasa uap superheat yang keluar dari kompresor dengan tekanan tinggi. Temperatur lebih tinggi dari temperatur lingkungan sistem tersebut ditempatkan. Gambar 2.16 Proses Kompresi 2. Proses 2 – 3, yaitu: Kondensasi (Pengembunan) Uap refrigeran superheat dari saluran discharge mengalami pendinginan dengan melepaskan kalor sensible ke lingkungannya sehingga menjadi uap jenuh yang siap diembunkan. Keadaan refrigeran yang mempunyai tekanan dan temperatur uap jenuh yang tinggi akan berubah fasanya menjadi cair dengan melepas kalor laten ke lingkungannya. Proses kondensasi ini terjadi di kondensor pada tekanan dan temperatur yang konstan.
  • 30. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB II DASAR TEORI 18 Gambar 2.17 Proses Kondensasi 3. Proses 3 – 4, yaitu: Ekspansi Proses ini terjadi pada entalpi yang konstan, artinya tidak ada sejumlah kalor yang dibuang atau diterima (adiabatis). Pada proses ini tekanan dan temperatur refrigeran diturunkan dan selanjutnya mengalami proses evaporasi. Gambar 2.18 Proses Ekspansi
  • 31. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB III DATA PERENCANAAN 19 4. Proses 4 – 1, yaitu: Evaporasi (Penguapan) Pada proses ini terjadi penambahan uap pada refrigeran, sehingga fasa refrigeran adalah campuran antara cair dan uap. Dengan sedikit saja menarik kalor dari tempat yang didinginkan, maka fasanya akan berubah menjadi uap seluruhnya sampai menjadi uap jenuh. Proses inilah yang dinamakan proses evaporasi. Kalor laten ditarik dari tempat yang didinginkan akan merubah fasa refrigeran tersebut. Proses ini berlangsung pada tekanan dan temperatur yang konstan. Gambar 2.19 Proses Evaporasi
  • 32. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB III DATA PERENCANAAN 20 BAB III DATA PERENCANAAN 3.1 Komponen Utama Tabel 3.1 Spesifikasi AC Package Kereta Api SAK 630 SYSTEM COOLING ONLY MODEL SAK - 630 COOLING CAPACITY BTU/hr 63,489 Kcal/hr 16000 kW 18,6 Nomenclature : SAK (StonAire Kereta Api) 630 (630x100btu/hr = 63.000 btu/hr) Berdasarkan tabel 3.1 bahwa AC package KA merk SAK 630 merupakan sistem hanya untuk mendinginkan dengan kapasitas 18,6 kW setiap AC nya sedangkan air conditioning yang digunakan berjumlah dengan 2 setiap gerbongnya. Unit SAK 630 dibangun menggunakan kerangka stainless, panel penutup juga menggunakan plat stainless. Fan digunakan sebagai ventilasi dan pendinginan menggunakan dua sistem refrigerasi yang digerakkan oleh kompresor hermetik, kondenser, katup ekspansi, dan juga evaporator. Fresh air bercampur dengan return air masuk kedalam ruang penumpang dan disalurkan menggunakan saluran ducting. Pendinginan bekerja otomatis dan diatur dengan menyetel kontrol sensor suhu, alat sensor ditempatkan terpisah dari sistem pendingin dan alat tersebut dapat diatur secara manual, fan saja atau secara otomatis fan/pendinginan. Sumber daya yang digunakan untuk perangkat SAK 630 adalah 380 volt, tiga phasa dan frekuensi 50 Hz. Sistem pendingin menggunakan refrigeran R 22. Berat keseluruhan unit berkisar 420 kg.
  • 33. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB III DATA PERENCANAAN 21 a. Kompresor Tabel 3.2 Spesifikasi Kompresor AC Kereta Api SAK 630 COMPRESSOR COMPRESSOR TYPE FULLY HERMETIC QUANTITY pcs 2 POWER SUPPLY V/Ph/Hz 380/3/50 POWER INPUT kW 2 x 3,6 PROTECTION DEVICE INTERNAL MOTOR PROTECTOR Kompresor digunakan untuk menekan refrigeran sehingga tekanan dan temperaturnya menjadi naik. Berdasarkan tabel 3.2 bahawa kompresor yang digunakan berjenis fully hermetic dengan kuantitas 2 buah setiap AC nya. Badan kompresor rapat dan sangat kuat menutup bagian dalam kompresor reciprocating. Badan kompresor dipasang karet peredam untuk mengurangi getaran dari kompresor. Dilengkapi dengan alat pengaman komponen listrik seperti pengaman tegangan yakni OVR (over current relay), pengaman panas kompresor (thermal protector) dan pengaman lainnya. b. Kondenser Tabel 3.3 Spesifikasi Koil Kondensor AC Kereta Api SAK 630 CONDENSER COIL TUBE MATERIAL INNER GROOVED COPPER OUTER DIAMETER mm 9525 FIN MATERIAL CORRUGATED ALUMINIUM ROW 4 FIN PER INCH 12 TOTAL FACE AREA m² 2 x 0,44 Kondenser digunakan sebagai alat penukar kalor yang melepaskan panas ke lingkungan dan terjadilah proses kondesasi dimana fasa uap refrigeran berubah
  • 34. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB III DATA PERENCANAAN 22 menjadi liquid. Berdasarkan tabel 3.3 bahwa fin yang digunakan adalah fin alumunium bergelombang untuk menaikan daya tahan pada koil kondenser dengan row berjumlah 4 dan fin per inch berjumlah 12. Fin kondensor ini mempercepat perpindahan panas ke lingkungan karena luas permukaan kondensor bertambah. c. Katup Ekspansi Tabel 3.4 Spesifikasi Katup Ekspansi AC Kereta Api SAK 630 REFRIGERANT TYPE R22 CONTROL THERMOSTATIC EXPANTION VALVE CHARGE gram 5000 Katup ekspansi digunakan untuk menurunkan tekanan dan temperatur. Proses terjadi secara adiabatis dan fasa refrigeran menjadi campuran liquid dan gas. Berdasarkan tabel 3.4 bahwa katup ekspansi yang digunakan berjenis thermal expantion valve, dengan keunggulan sensitif dengan beban yang berubah-ubah dan cocok digunakan untuk kereta api karena beban yang berubah-ubah seperti naik turunnya penumpang juga buka tutup jendela sebagai ventilasi udara. d. Evaporator Tabel 3.5 Spesifikasi Koil Evaporator AC Kereta Api SAK 630 EVAPORATOR COIL TUBE MATERIAL INNER GROOVED COPPER OUTER DIAMETER mm 9525 FIN MATERIAL CORRUGATED ALUMINIUM ROW 5 FIN PER INCH 10 TOTAL FACE AREA m² 0,4224
  • 35. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB III DATA PERENCANAAN 23 Evaporator digunakan sebagai alat penukar kalor yang menyerap panas dari tempat yang diinginkan (gerbong kereta) dan terjadilah proses evaporasi yakni fasa campuran liquid dan gas menjadi fasa uap. Berdasarkan tabel 3.5 bahwa evaporator yang digunakan adalah evaporator pipa beralur dibagian dalam dan fin almunium. Celah pada alumunium dan pipa tembaga Hi-X (berefisiensi tinggi) digunakan untuk mempercepat perpindahan panas. 3.2 Komponen Pendukung Sistem Refrigerasi a. Refrigeran Refrigeran adalah suatu substansi kerja dalam sistem refrigerasi yang berfungsi sebagai media penyerap dan pembuangan kalor. Di evaporator, refrigeran menyerap kalor dari benda atau produk yang didinginkan sehingga wujud rerigeran berubah dari cair menjadi gas, sedangkan di kondensor refrigeran membuang panas ke lingkungan sehingga wujudnya berubah menjadi cair. Jenis bahan pendingin sangat beragam. Setiap jenis bahan pendinginan memiliki karakteristik yang berbeda. Dalam sistem SAK 630 refrigeran yang digunakan R22. b. Filter Drier Fiter drier terdiri atas silica gel yang berfungsi sebagai penyerap dan screen yang terdiri dari kassa yang sangat halus. Filter drier digunakan untuk menyaring kotoran-kotoran yang terbawa oleh refrigeran liquid dalam sistem sebelum masuk katup ekspansi. Alat ini dipassang di liquid line setelah liquid receiver. c. Sight Glass Sight glass merupakan komponen pendukung sistem kompresi uap yang berfungsi untuk mengamati apakah refrigeran yang melewati liquid line benar- benar cair atau tidak. Alat ini juga berfungsi untuk menunjukkan apakah dalam refrigeran terdapat uap air, terlihat pada indikator warna pada sight glass. Alat ini dipasang pada liquid line setelah filter drier sebelum katup ekspansi.
  • 36. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB III DATA PERENCANAAN 24 d. Accumulator Accumulator fungsinya yaitu sebagai penyimpan cairan refrigeran yang berasal dari evaporator untuk mencegah masuknya cairan tersebut ke dalam kompresor, dengan kata lain cairan tersebut berada pada bagian dasar dari accumulator sehingga fluida yang mengalir ke kompresor benar-benar berfasa gas. Accumulator untuk system AC kereta api dibuat lubang kecil di pinggir dasar alat ini untuk mengalirkan oli ke kompresor karena oli ikut bersikulasi ke sistem. Berat jenis oli lebih berat daripada refrigeran cair sehingga refrigeran cair tidak akan masuk ke kompresor. Accumulator ditempatkan setelah evaporator, sebelum kompresor. e. Pipa Tembaga Pipa yang digunakan untuk sistem refrigerasi adalah pipa tembaga. Pipa suction berdiameter ½”, pipa discharge berdiameter 3/8”, dan pipa liquid berdiameter 3/8”. f. Fan Motor Kondensor Tabel 3.6 Spesifikasi Fan Kondensor AC Kereta Api SAK 630 CONDENSER FAN TYPE/DRIVE PRPELLER/DIRECT DRIVE, VERTICAL DISCHARGE BLADE MATERIAL ALUMINIUM BLADE DIAMETER mm 660 POWER SUPPLY V/Ph/Hz 380/3/50 RATED RUNNING CURRENT Amp 3,8 FAN MOTOR SIZE kW 1,2 AIR FLOW cmm 126 Tabel 3.7 Spesifikasi Fan Evaporator AC Kereta Api SAK 630 EVAPORATOR FAN POWER SUPPLY V/Ph/Hz 380/3/50 RATED RUNNING CURRENT Amp 2,1
  • 37. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB III DATA PERENCANAAN 25 FAN MOTOR SIZE kW 0,8 AIR FLOW TOTAL cmm 30 FRESH AIR cmm 8 RETURN AIR cmm 22 SPEED rpm 1350 Selain adanya fin di kondensor dan evaporator sebagai pembantu perpindahan panas, fan (kipas) pun digunakan fungsi yang sama. Berdasarkan tabel 3.6 bahwa fan kondensor bertipe prepeller/direct drive, vertical discharge yakni posisi fan menghadap ke atas. Sedangkan evaporator fan mempunyai nilai air flow masing-masing seperti yang bisa dilihat pada tabel 3.7 karena fan motor ini membantu distribusi udara ke dalam gerbong. Fan motor dilengkapi dengan pengaman arus berlebihan untuk keamanan pengoperasian. g. Fan Sentrifugal (Blower) Fan sentrifugal digunakan untuk membantu menyalurkan udara leaving air setelah evaporator ke ruangan (gerbong) melalui ducting (saluran udara). Konstruksi yang sangat kuat pada fan sentrifugal menjamin batas pemakaian yang maksimal dan menghasilkan keunggulan performa, putaran yang halus, efisiensi puncak, dan tersusun sangat kokoh. h. Thermostat Thermostat befungsi sebagai pengatur derajat termperatur. Fungsi lain dari alat ini untuk memutuskan aliran listrik ke kompresor secara otomatis bila temperatur yang diinginkan telah tercapai (on-off otomatis) serta dapat dipakai untuk mengatur temperatur rendah (cooling) maupun temperatur tinggi (heating). Karena dalam 1 sistem AC package terdapat 2 buah kompresor, maka terdapat pula 2 buah thermostat untuk mengatur derajat temperatur yang diatur pada suhu yang berbeda, jadi ketika suhu ruangan gerbong dingin (malam hari) kompresor yang dipakai hanya 1 dan ketika suhu ruangan panas (siang hari) kedua kompresor digunakan untuk memenuhi kebutuhan pendinginan di ruangan.
  • 38. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB III DATA PERENCANAAN 26 i. HLP (High-Low Pressurestat) High low pressurestat berfungsi melindungi sistem bila tekanan terlalu tinggi atau rendah. Pada rangkaian kelistrikan di sistem ini kompresor yang dihubungkan seri dengan HLP yang bekerja dengan membuka kontak/terminal listrik sehingga rangkaian listriknya terputus dan kompresor pun akan menghentikan kerjanya bila tekanan sistem terlalu tinggi. Setelah tekanan sistem stabil lagi, maka kontak/terminal listrik dari pressurestat akan kembali menutup sehingga kompresor akan kembali bekerja. Ssama halnya seperti thermostat, HLP di AC kereta api pun terdapat 2 buah karena jumlah kompresor nya pun 2. j. Vibration Eliminator Vibration eliminator dalam sistem pengkondisian udara untuk kereta api merupakan komponen yang sangat penting yaitu selain berfungsi untuk meredam getaran kompresor vibration eliminator digunakan untuk meredam getaran yang berasal dari mesin kereta api serta getaran yang berasal dari gerakan kereta api tersebut. Dengan memasang vibration eliminator maka resiko kerusakan peralatan dan pemipaan bisa dikurangi. Alat ini dipasang di suction dan discharge kompresor. k. Rubber (karet peredam) Sama hal nya seperti vibration eliminator, rubber digunakan untuk meredam getaran kompresor, mesin kereta api, dll. Bila vibration eliminator dipasangan melapisi pipa saluran suction dan discharge, sedangkan rubber dipasang di luar sistem refrigerasi yaitu dipasang pada sambungan bodi AC dengan bodi kereta api juga pada pipa bagian bagian tertentu saat dipasang clamp dilapisi oleh rubber untuk mengurangi peluang kebocoran pipa. l. Clamp (Penjepit) Clamp digunakan untuk menjepit pipa tembaga, sehingga komponen tidak akan berpindah tempat dengan getaran yang cukup besar. Clamp dipasangkan dengan rubber saat dijepit pada bagian-bagian tertentu di sistem pemipaan.
  • 39. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB III DATA PERENCANAAN 27 3.3 Komponen Pendukung Sistem Kelistrikan a. MCB (Mini Circuit Breaker) MCB adalah suatu alat yang digunakan untuk pengaman terhadap beban lebih atau arus hubung singkat. Jika terjadi arus beban lebih/terhubung singkat, MCB ini akan bekerja memutuskan rangkaian dari sumber tegangan. b. Kontaktor Komponen listrik yang berfungsi untuk melewatkan arus menuju komponen yang dituju dengan menggunakan saklar on/off sebagai prinsip kerjanya. Kerja kontaktor ini didasarkan pada suatu kumparan yang dialiri arus, yang mana saklar NO atau NC akan membuka atau menutup sesuai teraliri atau tidaknya arus yang masuk di dalamnya. Kontaktor yang digunakan dalam sistem AC kereta api adalah kontaktor untuk motor kondensor, kontaktor untuk motor evaporator, dan kontaktor untuk motor kompresor. c. Relay Relay merupakan komponen listrik yang prinsip kerjanya sama dengan kontaktor yaitu melewatkan arus menuju saklar NO atau NC. Bila saklar NO teraliri arus maka akan menjadi NC begitupun sebaliknya. Relay didefinisikan sebagai kontak yang dikontrol dengan sistem magnetik. Perbedaannya adalah relay hanya dapat mengalirkan arus kurang dari 15 A. d. Time Delay Relay Suatu alat yang berfungsi untuk menunda arus awal yang besar yang masuk ke dalam alat-alat ukur ang mempunyai tahanan dalam rendah, sehingga menghindari rusaknya alat-alat tersebut. e. Limit Switch Dalam sistem kelistrikan, limit switch adalah sebuah switch yang dioperasikan dengan gerakan dari bagian mesin atau suatu objek. Alat ini digunakan untuk mengontrol sistem, seperti pengaman interlock. Dalam sistem kelistrikan AC kereta api, limit switch digunakan sebagi pengaman jika panel
  • 40. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB III DATA PERENCANAAN 28 listrik dibuka, maka sistem akan mati. Jadi, sistem kelistrikan sedang diperiksa (dalam perbaikan) dapat dipastikan bahwa sistem dalam keadaan mati (off). f. Racth Relay Berfungsi untuk mengkondisikan kompresor bergantian (random), sehingga kompresor lebih aman bekerja. g. Over Load Protector Over load protektor digunakan sebagai pengaman sistem dari kelebihan beban. Alat ini berjenis bimetal dan apabila beban melebihi kapasitas maka bimetal akan panas sehingga overload yang terpasang seri dengan kompresor akan mematikan sistem. Dalam sistem AC kereta api, overload dipasang pada masing- masing kontaktor, yakni pada motor fan evaporator, motor fan kondensor juga motor kompresor 1 dan 2. h. Heavy Duty Connector Heavy duty connector digunakan untuk menghubungkan kabel dari panel listrik ke terminal di AC. Keunggulan dari alat ini adalah mempermudah proses trouble shooting saat terjadi masalah yang berhubungan dengan listrik. Heavy duty connector digunakan untuk keamanan dan time saving dalam merangkai perlengkapan mesin dan fasilitasnya. Bodi connector dibuat dari alumunium yang sangat bagus untuk melindungi dari kotoran, uap air dan tekanan mekanik. i. Over Under Voltage Over under voltage digunakan sebagai pengaman sistem dari tinggi rendahnya tegangan. Tegangan yang digunakan adalah 240 V dan disetting di 380 V ± 10 %. Saat tegangan berada dibawah atau diatas setingan tersebut maka sistem akan berhenti bekerja (off). j. Over Under Frequency Over under frequency digunakan sebagai pengaman sistem dari tinggi atau rendahnya frekuensi. Frekuensi yang digunakan adalah 50 Hz dan disetting di 50 Hz ± 10 %. Saat frekuensi berada di bawah atau diatas setingan itu maka sistem
  • 41. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB III DATA PERENCANAAN 29 akan berhenti bekerja (off). Hal ini bisa terjadi karena kecepatan generator yang tidak stabil. k. Rele Control Phase (RCP) Rele control phase digunakan sebagai pengaman sistem apabila terjadi phasa terbalik atau hilang phasa. Saat kondisi tersebut terjadi maka relay yang dihubung seri dengan kompresor akan mematikan kerja sistem. Phasa terbalik terjadi bila pemasangan kabel terbalik antara line R, S atau T. Hal ini mengakibatkan putaran fan kondenser terbalik dari yang seharusnya dan membuat adanya tekanan pada motor kondenser sehingga kerjanya akan bertambah. Hal ini yang menyebabkan perlunya pengaman phasa. 3.4 Pemasangan Unit 1. Unit SAK 630 membuang panas dan tidak boleh dihisap kembali (aliran langsung dari pembuangan udara panas) oleh unit tersebut ataupun unit lainnya. 2. Jika terdapat kotoran disekitar koil kondensor dan evaporator (kotoran, debu, dll), kapasitas pendinginan unit dapat berkurang karena perpindahan panas terganggu sehingga kerja kompresor berat. 3. Unit harus terpasang ada permukaan yang rata dengan dudukan yang harus cukup kuat untuk menahan beban unit dan pasanglah karet peredam pada baut penahan antara kaki unit dengan fram bawah. Jika tempat kurang sesuai akan menyebabkan suara dan getaran berlebihan. 4. Unit harus terpasang pada tempat yang tidak ada resiko terbakar karena kebocoran gas mudah terbakar. Hindari pemasangan unit di tempat yang dapat terbakar.
  • 42. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB IV ANALISIS 30 BAB IV ANALISIS Fungsi dari AC kereta api sebagai sistem pengkondisi udara untuk kenyamanan penumpang membuatnya banyak perbedaan dari sistem AC lainnya. Hal ini didasari karena kereta api merupakan alat transportasi yang dinamis yang membuat beberapa hal perlu diperhatikan seperti komponen anti vibrasi, komponen proteksi kelistrikan, sumber listrik, penghematan energi listrik, dan lain-lain. 4.1 Cara Kerja Sistem Refrigerasi AC Kereta Api Gambar 4.1 Diagram Pemipaan AC Kereta Api
  • 43. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB IV ANALISIS 31 Gambar 4.2 AC Kereta Api SAK 360 Assembling Berdasarkan gambar 4.1, sistem air conditioning kereta api berjenis package berjumlah 2 set AC dan 1 panel setiap gerbongnya (gerbong penumpang), 1 set AC dan 1 panel setiap gerbongnya (kereta makan) yang dalam 1 AC nya terdapat 2 kompresor utama untuk memenuhi kebutuhan pendinginan dalam gerbong kereta dan dapat diatur hidup dan matinya bila temperaturnya telah tercapai. Dapat dilihat juga pada gambar 4.2 bahwa komponen-komponen sistem refrigerasi kompresi uap berada dalam 1 tempat. Adapun cara kerja dari sistem refrigerasi kompresi uapnya adalah sebagai berikut : 1. Uap refrigeran bertekanan rendah dari evaporator diisap oleh kompresor 1 dan 2 kemudian dikompresi sehingga tekanan dan temperaturnya naik. 2. Refrigeran yang bertekanan dan bertemperatur tinggi tersebut kemudian diteruskan ke kondenser.
  • 44. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB IV ANALISIS 32 3. Di dalam kondenser 1 dan 2 panas dari refrigeran dibuang ke lingkungan dengan bantuan fan sehingga terjadi proses kondensasi pada refrigeran dan fasa uap berubah menjadi cair. 4. Refrigeran bertekanan tinggi dengan fasa liquid kemudian masuk ke filter drier untuk disaring dari kotoran. 5. Dari filter drier kemudian refrigeran melewati sight glass dengan tujuan untuk melihat refrigeran yang sudah disaring benar-benar terbebas dari kotoran. 6. Refrigeran liquid bertekanan dan bertemperatur tinggi yang sudah disaring kemudian diteruskan ke TXV (Thermal Expation Valve) untuk diekspansi sehingga tekanan dan temperaturnya turun dan fasanya pun menjadi campuran liquid dan gas. 7. Refrigeran liquid keluaran TXV yang sudah bertekanan dan bertemperatur rendah ini kemudian akan menyerap kalor dari gerbong kereta api untuk proses evaporasi sehingga temperatur gerbong turun dan refrigeran berfasa liquid berubah menjadi gas. 8. Refrigeran gas bertemperatur rendah dari evaporator kemudian diteruskan ke accumulator untuk memisahkan refrigeran gas dari refrigeran liquid yang belum tereveporasi di evaporator sehingga bisa dipastikan bahwa refrigeran keluaran accumulator hanya refrigeran gas bertekanan rendah. 9. Refrigeran bertekanan rendah dengan fasa yang sudah benar-benar gas kemudian kembali dihisap oleh kompresor untuk proses kompresi dan selanjutnya disirkulasikan kembali dalam sebuah sistem dengan proses yang sama.
  • 45. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB IV ANALISIS 33 4.2 Cara Kerja Sistem Kelistrikan AC Kereta Api Gambar 4.3 Train Air Conditioning Wiring Diagram 1 Gambar 4.4 Train Air Conditioning Wiring Diagram 2
  • 46. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB IV ANALISIS 34 Gambar 4.5 Train Air Conditioning Wiring Diagram 3 Gambar 4.6 Train Air Conditioning Wiring Diagram 4
  • 47. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB IV ANALISIS 35 4.2.1 Pengoperasian Awal Rele Control Phase (RCP) berfungsi sebagai relay proteksi terbalik phasa dan hilang phasa. O/V Volt berfungsi untuk proteksi tegangan, O/V Volt bekerja ketika suplay tegangan lebih atau kurang dari nilai yang ditetapkan. O/V Freq berfungsi untuk proteksi frekuensi, O/V Freq bekerja ketika suplay frekuensi lebih atau kurang dari nilai yang ditetapkan. 4.2.2 Pengoperasian Normal Pada gambar 4.3 dapat dilihat bahwa sistem kelistrikan AC kereta api diatur pada 1 panel untuk kerja 2 AC package pada setiap gerbongnya. Berdasarkan gambar 4.4, air conditioning bekerja dengan cara mengatur posisi 2 saklar putar yakni saklar putar yang pertama (Off, vent, half, full) untuk mengatur putaran vent dan saklar putar yang ke dua (1,2,3) untuk mengatur banyaknya AC yang bekerja. Posisi 1 bisa dilihat pada gambar 4.5 untuk kerja AC 1, posisi 2 bisa dilihat pada gambar 4.6 untuk kerja AC 2, dan posisi 3 untuk kerja AC 1 dan 2. Berikut cara kerja sistem kelistrikan AC package kereta api : 1. MCB pada rangkaian kontrol berada pada posisi energized sehingga arus listrik dari sumber masuk ke setiap bagian input dari rangkaian kontrol dan rangkaian utama, namun sistem masih belum bisa berfungsi karena rangkaian kontrol belum energized. 2. Pastikan posisi pengaman frekuensi, tegangan dan phasa NC dan arus pun akan mengalir. 3. Putar selector switch 1 ke posisi 1 atau 2 dan selector 2 ke posisi vent, full, atau half. 4. Pada posisi 1 switch selector 1, maka relay R1 energized dan menutup kontak R1, bila  Posisi vent pada selector switch 2 diputar  Relay R 4 akan energized dan menutup kontak R 4 dan over load fan motor evaporator (OLD) dalam keadaan NC, sehingga
  • 48. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB IV ANALISIS 36 evaporator fan motor contactor 1 energized sehingga kontak EFMC 1 menutup dan lampu indikator vent AC 1 menyala  Posisi half pada selector switch 2 diputar  Relay R 5 dan R 5.1 energized dan menutup kontak R 5 serta over load fan motor evaporator (OLD) dalam keadaan NC, sehingga evaporator fan motor contactor (EFMC) 1 energized sehingga kontak EFMC 1 menutup dan lampu indikator vent AC 1 menyala.  Thermostat 1 kompresor 1 (1TS) dalam keadaan NO karena suhu kabin yang belum tercapai.  TDR 1 energized dan selang beberapa detik maka kontak TDR 1 menutup dan condensor fan motor contactor (CFMC) 1 energized dan menutup kontak CFMC 1.  Relay R 8 energized dan menutup kontak R 8 dengan kondisi kontak high dan low pressure (1HP1 dan 1LP1) dalam keadaan NC karena tidak ada gangguan pada tekanan serta over load motor kompresor (OLA) dalam keadaan NC sehingga compressor motor contactor (CMC) 1 untuk AC 1 energized dan lampu indikator cool 1 AC 1 menyala, sedangkan kontak R 8 yang lain membuka sehingga compressor motor (CMC) 2 untuk AC 1 tidak energized.  Posisi full pada selector switch 2 diputar  Relay R 6 dan R 6.1 energized dan menutup kotak R 6 serta over load fan motor evaporator (OLD) dalam keadaan NC, evaporator fan motor contactor (EFMC) 1 energized sehingga kontak EFMC 1 menutup dan lampu indikator vent AC 1 menyala.  Thermostat 2 kompresor 1 (1TS2) dalam keadaan NO karena suhu kabin yang belum tercapai.
  • 49. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB IV ANALISIS 37  TDR 1 energized dan selang beberapa detik maka kontak TDR 1 menutup dan condensor fan motor contactor (CFMC) 1 energized dan menutup kontak CFMC 1.  Relay 9 energized dan menutup kontak R 9 dengan kondisi 1HP1, 1LP1, 1HP2 dan 1LP2 dalam keadaan NC karena tidak ada gangguan pada tekanan serta over load motor kompresor (OLA dan OLB) dalam keadaan NC sehingga compressor motor contactor 1 dan 2 untuk AC 1 (1CMC1 dan 1CMC2) energized dan lampu indikator cool 1 AC 1 dan 2 AC 1 menyala. 5. Pada posisi 2 switch selector 1, maka relay R2 energized dan menutup kontak R2, bila  Posisi vent pada selector switch 2 diputar  Relay R 4 akan energized dan menutup kontak R 4 dan over load fan motor evaporator (OLH) dalam keadaan NC, evaporator fan motor contactor (EFMC) 2 energized sehingga kontak EFMC 2 menutup dan lampu indikator vent AC 2 menyala.  Posisi half pada selector switch 2 diputar  Relay R 5 dan R 5.1 energized dan menutup kontak R 5.1 serta over load fan motor evaporator (OLH) dalam keadaan NC, evaporator fan motor contactor (EFMC) 2 energized sehingga kontak EFMC 2 menutup dan lampu indikator vent AC 2 menyala.  Thermostat 1 kompresor 2 (2TS1) dalam keadaan NO karena suhu kabin yang belum tercapai.  TDR 2 energized dan selang beberapa detik maka kontak TDR 2 menutup dan condensor fan motor contactor (CFMC) 2 energized dan menutup kontak CFMC 2.  Relay R 10 energized dan menutup kontak R 10 dengan kondisi kontak high dan low pressure (2HP1 dan 2LP1) dalam keadaan
  • 50. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB IV ANALISIS 38 NC karena tidak ada gangguan pada tekanan serta over load motor kompresor (OLE) dalam keadaan NC sehingga compressor motor contactor (CMC) 1 untuk AC 2 energized dan lampu indikator cool 1 AC 2 menyala, sedangkan kontak R 10 yang lain membuka sehingga compressor motor contactor (CMC) 2 untuk AC 2 tidak energized.  Posisi full pada selector switch 2 diputar  Relay R 6 dan R 6.1 energized dan menutup kontak R 6.1 serta over load fan motor evaporator (OLH) dalam keadaan NC, evaporator fan motor contactor (EFMC) 2 energized sehingga kontak EFMC 2 menutup dan lampu indikator vent AC 2 menyala.  Thermostat 2 kompresor 2 (2TS2) dalam keadaan NO karena suhu kabin yang belum tercapai.  TDR 2 energized dan selang beberapa detik maka kontak TDR 2 menutup dan condensor fan motor contactor (CFMC) 2 energized dan menutup kontak CFMC 2.  Relay 11 energized dan menutup kontak R 11 dengan kondisi 2HP1, 2LP1, 2HP2 dan 2LP2 dalam keadaan NC karena tidak ada gangguan pada tekanan serta over load motor kompresor (OLE dan OLF) dalam keadaan NC sehingga compressor motor contactor 1 dan 2 untuk AC 2 (2CMC1 dan 2CMC2) energized dan lampu indikator cool 1 AC 2 dan 2 AC 2 menyala. 6. Pada posisi 3 switch selector 1, maka relay R1 dan R2 energized dan menutup kontak R1 dan R2 dan kemudian akan mengalami proses yang sama seperti nomor 4 dan 5. 7. Pada saat udara return turun dibawah pengaturan, maka thermostat kontaktor CMC 1/CMC2 memutus arus ke kompresor dan lampu indikator Cool AC1/Cool AC2 mati. Kontaktor CMFC memutus arusnya ke motor kondensor dan lampu indikatornya pun mati.
  • 51. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB IV ANALISIS 39 8. Saat arus panas melebihi pengaturan pada motor kompresor, motor kondensor dan motor evaporator, seketika relay proteksi arus panas OLA, OLB, OLC, OLD membuka, koneksi dari relay akan memutus catu daya tiga phasa. Lampu indikasi Gen. Fault menyala dan memutus relay CMC1/CMC2, EFMC dan CFMC. Pengoperasian selanjutnya pastikan komponen harus sudah menyala untuk meneruskan operasi sistem. 9. Tekanan tinggi akan terjadi bila suhu udara pendinginan luar pada koil kondensor tidak cukup untuk mengubah refrigeran menjadi cairan. Saat batas tekanan gas tinggi saklar High Pressure (HP) akan bekerja memutus relay CMC1/TDR dan CMC2. Bersamaan dengan matinya kompresor dan lampu indikasi Gen. Fault akan menyala. 10. Tekanan rendah akan terjadi bila suhu return tidak cukup untuk mengubah refrigeran cair menjadi gas. Saat batas tekanan gas rendah maka saklar Low pressure (LP) akan bekerja memutus relay CMC1/TDR dan CMC2. Bersamaan dengan matinya kompresor. Petunjuk kesalam tidak mungkin dapat diberikan pada keadaan ini karena kondisi eksternal. LP diseting lebih tinggi dari nol pada alat penunjuk tekanan juga disaat hilang refrigeran dan juga saat kebocoran gas saklar akan bekerja. 4.2.3 Pengoperasian Tes Pengoperasian tes dilakukan untuk mengetes sistem refrigerasi kereta api. Berdasarkan gambar 4.4, pengoperasian tes dilakukan dengan memutar switch selector ke posisi tes dan switch selector 3 ke posisi 3. Pastikan juga bahwa kontak thermostat dalam keadaan NO. Pengoperasian test yaitu kerja sistem air conditioner hanya dengan tanpa thermostat sehingga sistem akan terus bekerja walaupun setting thermostat tercapai. Untuk lebih jelasnya inilah sistem pengoperasian test : 1. Relay R 7 energized dan menutup kontak R 7 sehingga relay R 6 dan R 6.1 pun energized.
  • 52. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB IV ANALISIS 40 2. Switch selector 1 yang diputar ke posisi 3 membuat relay R 3 energized dan menutup kontak R3 sehingga Relay R 1 dan R 2 pun energized serta kontak R 1 dan R 2 menutup. 3. Karena kontak R 1 menutup maka arus mengalir membuat EFMC1 energized dan menutup kontak EFMC1 serta lampu indikator vent AC 1 menyala. 4. TDR 1 energized dan selang beberapa detik maka kontak TDR 1 menutup dan condensor fan motor contactor (CFMC) 1 energized dan menutup kontak CFMC 1. 5. Relay 9 energized dan menutup kontak R 9 dengan kondisi 1HP1, 1LP1, 1HP2 dan 1LP2 dalam keadaan NC karena tidak ada gangguan pada tekanan serta over load motor kompresor (OLA dan OLB) dalam keadaan NC sehingga compressor motor contactor 1 dan 2 untuk AC 1 (1CMC1 dan 1CMC2) energized dan lampu indikator cool 1 AC 1 dan 2 AC 1 menyala. 6. Sama halnya kontak R 1, kontak R 2 pun menutup sehingga membuat EFMC2 energized dan menutup kontak EFMC2 serta lampu indikator vent AC 2 menyala. 7. TDR 2 energized dan selang beberapa detik maka kontak TDR 2 menutup dan condensor fan motor contactor (CFMC) 2 energized dan menutup kontak CFMC 2. 8. Relay 11 energized dan menutup kontak R 11 dengan kondisi 2HP1, 2LP1, 2HP2 dan 2LP2 dalam keadaan NC karena tidak ada gangguan pada tekanan serta over load motor compressor (OLE dan OLF) dalam keadaan NC sehingga compressor motor contactor 1 dan 2 untuk AC 2 (2CMC1 dan 2CMC2) energized dan lampu indikator cool 1 AC 2 dan 2 AC 2 menyala.
  • 53. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB IV ANALISIS 41 4.3 Sistem Pendistribusian Udara Kereta Api Gambar 4.7 Sistem Pendistribusian Kereta Api Gambar 4.7 merupakan gambar sistem pendistribusian udara di kereta api. Setelah udara mixing melewati evaporator coil sehingga temperatur turun, maka udara mixing yang telah turun temperaturnya tersebut didistribusikan menggunakan bantuan ducting (saluran udara) dan grill supply air (GSA) yang berjumlah 10 buah untuk setiap AC nya. Sedangkan untuk saluran balik (return) menggunakan grill return air (GRA) yang berjumlah 1 setiap AC nya. Bahan ducting yang digunakan adalah baja lapis seng (BLS) dengan insulasi glasswool. 4.4 Perbedaan AC Kereta Api (dinamis) dengan AC Secara Umum (statis) Terdapat perbedaan AC package kereta api yang digunakan dalam keadaan bergerak (dinamis) dapat dilihat pada gambar 4.8 dengan AC pada umumnya yang digunakan dalam keadaan tidak bergerak (statis) dapat dilihat pada gambar 4.9. Perbedaan fungsi ini berdampak jelas pada jenis material chasing yang digunakan, komponen pembantu sistem refrigerasi kompreso uap, komponen proteksi kelistrikan, dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya inilah perbedaan antara AC kereta api (dinamis) dengan AC secara umum (statis) :
  • 54. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB IV ANALISIS 42 Gambar 4.8 AC Package Kereta Api Gambar 4.9 AC Split 1. Material Stainlees steel digunakan di AC kereta api sebagai material pelindung chasing AC dan panel. Bahan ini dipakai supaya tahan karat dan kuat terhadap getaran. Sedangkan material AC statis, hanya menggunakan bahan plastik dan baja lapis seng (BJLS), bahan ini bisa melindungi komponen AC tanpa adanya getaran berlebih karena biasanya AC statis digunakan sebagai alat pengkondisi udara untuk residental. 2. Jenis AC Sistem AC kereta menggunakan jenis AC package, package disini didefinisikan bahwa semua komponen AC berada dalam 1 tempat dan proses penarikan dan pembuangan kalor berada dalam 1 tempat juga. AC package untuk kereta api menggunakan jenis ini untuk pengefektifan tempat yang terbatas setiap
  • 55. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB IV ANALISIS 43 gerbongnya. AC package kereta api ditempatkan di bagian atas kereta api yang bentuknya pun disamakan dengan bentuk bagian atas gerbong kereta apinya. AC pada umumnya berjenis split. Hal ini didefinisikan bahwa terdapat indoor unit untuk penarikan kalor melalui evaporator sedangkan outdoor unit untuk pembuangan kalor melalui kondensor. AC jenis ini biasanya digunakan untuk perumahan. Pemisahan unit antara outdoor dan indoor ini menguntungkan karena tidak perlunya melubangi tembok terlalu besar sebagai penyambung indoor dan outdoor dibandingkan menggunakan jenis package seperti AC Window. 3. Jumlah sistem dalam 1 AC Terdapat 2 sistem dalam AC kereta api. Hal ini bertujuan sebagai penghematan konsumsi energi, saat siang 2 sistem menyala sedangkan malam hari 1 sistem menyala dan ini diatur oleh racth relay pada sistem kelistrikannya. Sedangkan AC pada umumnya hanya menggunakan 1 sistem dalam 1 AC. Sehingga biasanya digunakan bila kondisi temperatur tinggi saja. 4. Komponen anti vibrasi Karena digunakan untuk pendinginan alat transportasi, AC kereta api membutuhkan komponen anti vibrasi untuk mengurangi dampak kebocoran sistem karena adanya gesekan antara logam. Komponen tersebut antara lain vibration eliminator yang dipasang di saluran suction dan discharge kompresor, rubber yakni karet untuk memngurangi getaran dari mesin kereta api yang diletakan pada bagian-bagian yang dipasang clamp juga di dudukan komponen AC kereta api. Untuk menyambung komponen yang satu dengan komponen yang lainnya tidak menggunakan nut dan mur melainkan melakukan pengelasan untuk menghindari kebocoran sistem. Sedangkan AC pada umumnya untuk residental tidak perlu menggunakan komponen anti vibrasi karena berada di tempat yang statis. 5. Putaran fan kondenser Putaran fan kondenser sistem AC kereta api bukan menyemburkan seperti AC pada umumnya, karena kondenser berada di bagian atas dari gerbong dan hal ini membuat putaran kondenser tidak boleh menyemburkan ke atas untuk
  • 56. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB IV ANALISIS 44 menghindari kerja kompresor yang berat karena adanya beda tekanan antara laju udara di lingkungan dengan laju udara yang dikeluarkan kondenser. Untuk menghindari hal tersebut, maka kondenser menyemburkan kalornya lewat bagian pinggir dengan putaran fan kondenser menarik ke dalam. 6. Komponen proteksi kelistrikan Komponen proteksi kelistrikan seperti O/U frequency, O/U voltage, Rele control phase, limit switch dan racth relay digunakan untuk berbagai proteksi seperti frekuensi, voltase, phasa. Sedangkan limit switch untuk mematikan sistem saat adanya perbaikan sistem kelistrikan dan racth relay digunakan untuk memilih secara random kompresor yang bekerja sehingga adanya penghematan energi. Komponen-komponen tersebut tidak ada dalam AC residental pada umumnya, AC kereta api membutuhkan ini karena gerak laju kereta api yang tidak stabil sehingga berpengaruh pada aliran listrik yang masuk. 7. Cara memasukan refrigeran Acces pipe (Pentil) dalam AC kereta api digunakan sebagai media memasukan refrigeran, vakum dan cek tekanan pada sistem. Acces pipe dipasang di saluran suction dan liquid. Acces pipe berupa pipa kapiler yang di bagian ujungnya dipasang pentil sehingga acces pipe ini fleksibel dan diletakan di dekat grill return air. Apabila terjadi kekurangan refrigeran di perjalanan bisa dilakukan pengisian refrigeran. 8. Source power Sumber listrik AC kereta api berasal dari mesin diesel yang berbahan bakar solar, mesin diesel menggerakkan generator sehingga menghasilkan aliran listrik untuk kebutuhan listrik di semua gerbong kereta api. Sumber listrik yang dihasilkan pun 380V/3ph/50Hz. Sedangkan sumber listrik AC rumah pada umumnya berasal dari PLN sebesar 220V/1ph/50Hz.
  • 57. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | BAB V PENUTUP 45 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari perencanaan sistem air conditioning kereta api di PT Cikami yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1 Setiap gerbong kereta api menggunakan 2 sistem air conditioning berjenis package yang setiap air conditioning nya menggunakan 2 sistem refrigerasi kompresi uap. 2 Sistem kelistrikan air conditioning berjenis package pada setiap gerbong kereta api diatur dalam 1 panel. 3 Pada kereta api, sistem air conditioning berjenis package pada lebih efektif dibandingkan dengan air conditioning berjenis split. 5.2 Saran 1. Sistem air conditioning berjenis package ini diharapkan bisa diaplikasikan untuk semua unit kereta api diesel di Indonesia. 2. Perlu perawatan berkala untuk komponen-komponen kereta api khususnya air conditioning berjenis package untuk menunjang kenyamanan penumpangnya.
  • 58. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara | Politeknik Negeri Bandung 2013 Teknik Refrigerasi dan Tata udara | DAFTAR PUSTAKA 46 DAFTAR PUSTAKA 1. Dossat, Roy J. Principles of Refrigeration, Second Edition, SI Version, Jhon Willey and Soons, Canada, 1981. 2. Setyawan, Andrianto. 2011. Buku Bahan Ajar Sistem Tata Udara. Bandung : Politeknik Negeri Bandung. 3. Sumeru. 2010. Buku Bahan Ajar Tata Udara Terapan Bandung : Politeknik Negeri Bandung. 4. Manual Book SAK 630 5. file:///C:/Users/hp/Documents/TA%20INA/1_letak_astronomis_letak_geogr afis_dan_letak_geologis_negara_indonesia.html diunduh 3 Mei 2013 6. file:///C:/Users/hp/Documents/TA%20INA/10-stasiun-ka-tertua-di- indonesia-apa.html diunduh 3 Mei 2013 7. file:///C:/Users/hp/Documents/TA%20INA/Kereta_api_ekonomi.htm diunduh 3 Mei 2013 8. file:///C:/Users/hp/Documents/TA%20INA/kereta-api-pertama-ber-ac-di- indonesia.html diunduh 3 Mei 2013 9. file:///C:/Users/hp/Documents/TA%20INA/lokomotif-kuno-dan- perkembangannya.html diunduh 3 Mei 2013 10. file:///C:/Users/hp/Documents/TA%20INA/Moda_Transportasi_Kereta_Api .htm diunduh 3 Mei 2013 11. file:///C:/Users/hp/Documents/TA%20INA/Prakiraan_Cuaca_Dunia.bmkg.h tm diunduh 3 Mei 2013 12. file:///C:/Users/hp/Documents/TA%20INA/Sejarah_perkeretaapian_di_Indo nesia.htm diunduh 3 Mei 2013