SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 19
Downloaden Sie, um offline zu lesen
PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KARYAWAN
DI HON HAI GROUP/FOXCONN PADA TAHUN 2010
PAPER
OLEH :
M. Faried Ardiansyah
1720318310024
DOSEN PENGAJAR :
Dr. Meiske Claudia, SE, MM.
PROGRAM STUDI
MAGISTER MANAJEMEN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2018
Page 2 of 19
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................3
LATAR BELAKANG MASALAH....................................................................................3
PROFIL PERUSAHAAN...................................................................................................4
STRUKTUR ORGANISASI FOXCONN..........................................................................6
BAB II ANALISA PERMASALAHAN..................................................................................................9
DAFTAR KARYAWAN FOXCONN YANG MELAKUKAN PERCOBAAN BUNUH
DIRI ....................................................................................................................................9
ANALISA KONDISI PEKERJA FOXCONN .................................................................10
DAMPAK BURUK STRES AKIBAT PEKERJAAN .....................................................12
BAB III SOLUSI YANG DITAWARKAN...........................................................................................14
BAB IV KESIMPULAN.........................................................................................................................17
DAFTAR PUSAKA ................................................................................................................................18
Page 3 of 19
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG MASALAH
Pada 17 Maret 2010 seorang buruh migran berumur 17 tahun bernama Tian Yu, seorang
karyawan pabrik Foxconn di Taman Longhua, Cina Daratan, meloncat dari bangunan asrama
dan terjatuh. Dia mengatakan bahwa alasannya melompat dari bangunan adalah “terlalu
lelah”. Kemudian tepat satu bulan setelah peristiwa di atas, pada 17 April 2010, seorang
karyawan muda berumur 18 tahun bernama Yaoqiong Ning juga melemparkan dirinya dari
bangunan, yang berakibat kematian dirinya. Kematian Ning menandai kejadian ke-6
percobaan bunuh diri karyawan di lingkungan pabrik Foxconn merek dagang dari Hon Hai
Group perusahaan Fortune 500 asal Taiwan.
Mulai 2007, kasus bunuh diri di lingkungan pabrik Foxconn yang dilakukan oleh para
pekerja, melibatkan seorang buruh pria yang gantung diri di toilet pabrik, dan terus berlanjut
di beberapa tahun sesudahnya. Pada 2010 jadi tahun paling mengkhawatirkan bagi Foxconn
dan para kliennya seperti Apple, Sony, Nintendo, dan HP karena reputasi mereka menjadi
sorotan. Pada tahun itu, tingkat bunuh diri di kalangan pekerja Foxconn meningkat tajam.
Tercatat ada 18 aksi percobaan bunuh diri, sebanyak 14 di antaranya berakhir kematian dan
sisanya berhasil digagalkan. Rata-rata para korban mengakhiri hidup dengan terjun dari
ketinggian termasuk dari gedung pabrik, dan beberapa di antaranya ada juga yang meloncat
dari jendela kamar yang mereka sewa.
Akibat peristiwa-peristiwa tersebut, banyak pihak dan lembaga yang ingin menyelidiki fakta
di lapangan, yang salah satunya dilakukan oleh Students & Scholars Against Corporate
Misbehaviour (SACOM), sebuah lembaga yang berbasis di Hong Kong. Penyelidikan dan
studi itu menemukan fakta bahwa para pekerja sering bekerja lebih dari 60 jam dalam
sepekan dan kadang bekerja selama tujuh hari tanpa hari libur. Dan juga pekerja berada
bekerja di dalam potensi kecelakaan kerja yang masih tinggi untuk ukuran pabrik merek
terkenal dunia, dan para pekerja juga seringkali telat mendapat bayaran, termasuk untuk upah
lembur (Ahmad, 2017).
Tidak seperti janji pada saat rekrutmen, pengalaman pekerja di Foxconn menunjuk ke arah
yang berlawanan. Sebagai pekerja migran, pekerja Foxconn hanya menikmati sedikit
perlindungan tenaga kerja dari masyarakat pada umumnya dan menderita dari tekanan kerja
yang meningkat dan keputusasaan di tempat kerja yang menyebabkan bunuh diri di satu sisi
tetapi juga perlawanan harian dan kolektif di sisi lain. (Ngai dan Chan, 2012).
Stres yang diakibatkan oleh pekerjaan, selain mendorong keputusan ektrem seperti bunuh
diri sebagaimana diceritakan di atas, juga pada level tertentu stres kerja mengurangi output,
kualitas produk, layanan atau moral; produktivitas; meningkatkan biaya bagi organisasi
karena upah / pembayaran lembur; dan menciptakan sabotase organisasi (Ahmad et al.,
2015).
Page 4 of 19
PROFIL PERUSAHAAN
Foxconn Technology Group (Foxconn) adalah nama dagang untuk Hon Hai Precision
Industry Co, Ltd Foxconn didirikan oleh Tai-Ming "Terry" Gou pada tahun 1974, dan
merupakan perusahaan manufaktur kontrak elektronik multinasional yang berkantor pusat di
Tucheng, New Taipei, Taiwan.
Fasilitas manufaktur pertama Foxconn di Republik Rakyat Tiongkok dibuka di Longhua Tou,
Shenzhen, pada tahun 1988. Hari ini, Foxconn adalah perusahaan elektronik kontrak terbesar
di dunia dan perusahaan teknologi informasi terbesar keempat berdasarkan pendapatan.
Perusahaan tersebut juga merupakan produsen perangkat elektronik konsumen untuk
beberapa perusahaan Amerika, termasuk Apple, Microsoft, Amazon, Cisco, Google,
Hewlett-Packard dan Vizio.
Sejarah singkat meliputi:
 1974 - Perusahaan didirikan untuk membuat panggilan plastik untuk televisi.
 1980 - Atari memesan joystick konsol game.
 1981 - Mulai membuat konektor untuk industri komputer.
 1988 - Rencana produksi utama dibuka di Shenzhen, Cina
 1991 - Terdaftar di Bursa Efek Taiwan.
 1996 - Mulai produksi kasing PC; menjadi pemimpin dunia dalam 1 tahun.
 2002 - Menjadi eksportir Cina terbesar
 2010 - Pertama mencapai $ 100 miliar dalam penjualan
 2012 - Akuisisi saham di perusahaan elektronik Jepang, Sharp Corporation
 2013 - Peringkat ke-30 di antara Fortune Global 500
 2016 - Peringkat 25 di antara Fortune Global 500
Gambar 1. Milestone Foxconn 1974 – 2012 (ebrary.net, 2012)
Saat ini, Foxconn mempekerjakan 873.000 orang di seluruh dunia, termasuk sekitar 450.000
pekerja yang dipekerjakan di Taman Layanan dan Teknologi Longhua perusahaan ("Kota
Foxconn"), yang terdiri dari 15 pabrik. Tenaga kerja Foxconn saat ini mencerminkan
pengurangan dari 1,3 juta pekerja sebagai akibat dari peningkatan otomatisasi di pabrik-
Page 5 of 19
pabriknya. Sebagian besar pabrik perusahaan berada di Cina, meskipun memiliki fasilitas di
seluruh dunia.
Pada 2016, Foxconn memiliki pendapatan penjualan hampir $ 140 miliar dan laba bersih $
5 miliar. Foxconn memproduksi komputer, komunikasi, dan produk elektronik konsumen
untuk sejumlah perusahaan termasuk:
 iPhone, iPad dan iPod untuk Apple.
 Smartphone Android untuk Motorola, Sony, Huawei, Xiaomi, dan OnePlus.
 Smartphone Windows untuk Nokia.
 Smartphone Blackberry.
 Konsol game termasuk Microsoft Xbox, Sony Playstation dan Nintendo Wii U.
 Amazon Kindles.
 Komputer dan peralatan untuk Acer, Dell, HP, Levono, Cisco, IBM, Intel, Ericsson
dan Phillips.
 Televisi untuk Sony, Sharp dan Toshiba.
Pada 2012, Foxconn memproduksi 40% elektronik konsumen yang terjual di seluruh dunia.
Dominasi itu terus berlanjut. Klien terbesarnya adalah Apple, yang memberikan sekitar 50%
dari pendapatan Foxconn dalam beberapa tahun terakhir (Ledvina, 2018).
Kesuksesan jangka panjang Foxconn didasarkan pada tiga visi berikut, yang telah memandu
perusahaan sejak berdirinya:
 menjadikan penggunaan produk elektronik suatu realitas yang dapat dicapai untuk
semua umat manusia melalui "keunggulan total biaya" yang paling efisien
 merevolusi model outsourcing elektronik konvensional yang tidak efisien melalui
model one-stop shopping eCMMS terintegrasi vertikal
 mencapai model win-win untuk semua pemangku kepentingan termasuk pemegang
saham, karyawan, masyarakat dan manajemen melalui pengabdian untuk harmoni
sosial yang lebih besar dan standar etika yang lebih tinggi (ebrary.net, 2013).
Selain itu, pengabdian Hon Hai untuk mengembangkan nanoteknologi, perlakuan termal,
pengukuran nano, jaringan nirkabel, perlindungan lingkungan, CAD / CAE, teknik pelapisan
optik, pemrosesan presisi / nano, SMT, dan chip CMOS jaringan, dalam hal ini
memungkinkan Hon Hai untuk mengakumulasi lebih dari 55.000 paten diberikan di seluruh
dunia pada tahun 2012. Ini menjadikan Hon Hai pemimpin yang diakui dalam inovasi dan
pengetahuan teknis dalam peringkat seperti kartu skor paten MIT atau IPIQ.
Komitmen Hon Hai untuk pendidikan berkelanjutan, berinvestasi pada orang-orangnya
dalam jangka panjang dan pelokalan secara global tidak hanya mengarah pada hubungan
kerja sama yang mendalam dengan lembaga-lembaga pendidikan tinggi terkemuka, tetapi
juga membantu untuk membuat operasi global kelompok Fortune Global 500 ini termasuk
Page 6 of 19
eksportir terbesar di Cina Daratan dan pengekspor terbesar kedua di Republik Ceko (Foxconn
Technology Group, 2018).
Berikut ini lokasi pabrik Foxconn di Cina Daratan:
Gambar 2. Penyebaran pabrik/“kampus” Foxconn di Cina Daratan (Ngai dan Chan, 2012)
STRUKTUR ORGANISASI FOXCONN
Sebagai sebuah badan usaha yang berbentuk perusahaan holding, maka Foxconn mempunyai
beberapa level struktur dan cukup kompleks. Berikut ini adalah struktur organisasi Foxconn:
Gambar 3. Struktur Organisasi Hon Hai/Foxconn Grup (Foxconn Technology Group, 2017)
Page 7 of 19
Gambar 4. Piramida manajemen di perusahaan Foxconn (Ngai dan Chan, 2012)
Page 8 of 19
Berikut ini adalah struktur low level manager atau yang biasa disebut “manajer garis
produksi“ yang langsung berhadapan dengan para pekerja.
Gambar 5. Struktur Line Managers garis produksi pada pabrik Foxconn (Xiaojun, 2017)
Dapat dilihat bahwa CEO Foxconn mendesain perusahaannya dengan kontrol penuh dan
mempuyai tingkatan birokrasi. Hal ini memang sejalan dengan profil CEO-nya yang bernama
Terry Guo. Seorang pekerja keras, membentuk karakter diri sendiri, pernah melayani negara
sebagai anggota militer, sehingga beliau mempunyai karakter yang tegas, tidak banyak
berkomunikasi dengan karyawannya dan menciptakan kondisi kerja keras di pabrik (Blagoev
et al., 2015).
Page 9 of 19
BAB II ANALISA PERMASALAHAN
Pada bab ini penulis berupaya untuk menyampaikan hasil analisa penyebab dan pengaruh
stres pekerjaan yang dialami oleh para karyawan Foxconn khususnya karyawan yang telah
melakukan percobaan bunuh diri, yang terjadi di sepanjang 2010.
DAFTAR KARYAWAN FOXCONN YANG MELAKUKAN PERCOBAAN BUNUH
DIRI
Sepanjang 2010, terjadi 18 kali pecobaan bunuh diri, dengan 14 orang di antaranya
dinyatakan meninggal, dan 4 orang masih dapat diselamatkan dengan luka-luka. Berikut ini
beberapa keterangan mengenai para karyawan tersebut:
No Nama
Jenis
Kelamin
Umur
Lokasi
Foxconn
Tanggal
Bunuh
Diri
Keterangan
1 Rong Bo L 19 Langfang 8 Jan loncat dari lt. 8
2 Ma Xianqian L 19 Guanlan 23 Jan jatuh dari
bangunan
3 Li Hongliang L 20an Longhua 11 Mar loncat dari lt. 5
4 Tian Yu (selamat) P 17 Longhua 17 Mar loncat dari lt. 4
5 Li Wei (selamat) L 23 Langfang 23 Mar loncat dari lt. 5
6 Liu Zhijun L 23 Longhua 29 Mar loncat dari lt. 14
7 Rao Shuqin
(Selamat)
P 18 Guanlan 6 Apr loncat dari lt. 7
8 Ning Yaoqiong P 18 Guanlan 7 Apr loncat dari
bangunan
9 Lu Xin L 24 Longhua 6 May loncat dari lt. 6
10 Zhu Chenming P 24 Longhua 11 May loncat dari lt. 9
11 Liang Chao L 21 Longhua 14 May loncat dari lt. 7
12 Nan Gang L 21 Longhua 21 May loncat dari lt. 4
13 Li Hai L 19 Guanlan 25 May loncat dari lt. 4
14 He (nama
disamarkan)
L 23 Longhua 26 May loncat dari lt. 7
15 Chen Lin (selamat) L 25 Longhua 27 May mengiris
pergelangan
tangan, setelah
gagal meloncat
16 Liu (nama
disamarkan)
L 18 Nanhai 20 Jul jatuh dari
bangunan
17 Liu Ming P 23 Kunshan 4 Aug loncat dari lt. 3
Tabel 1. Daftar karyawan Foxconn yang melakukan percobaan bunuh diri sepanjang 2010
(SACOM, 2010), (Xu dan Li, 2013)
Page 10 of 19
Apabila rangkaian peristiwa percobaan bunuh diri di atas dibuat dalam diagram time line,
akan memberikan gambaran sebagai berikut:
Gambar 6. Diagram time line kejadian percobaan bunuh diri karyawan Foxconn (Kim,
2010)
Dari data karyawan di atas, dapat diambil kesimpulan terkait aspek demografi karyawan
sebagai berikut: percobaan bunuh diri dilakukan oleh baik pria dan wanita, berusia antara 17
– 28 tahun, terjadi di lebih dari satu lokasi “kampus” Foxconn, dan paling banyak terjadi di
pabrik Longhua, Cina Daratan, yang pada saat kejadian menampung sekira 300.000
karyawan. Mereka dalam hal ini para korban adalah karyawan generasi kedua, setelah
generasi pertama karyawan Cina berjaya atas kinerja mereka sehingga dapat meningkatkan
produksi perusahaan dan masuk nominasi runner-up Person of The Year versi Majalah Time
di 2009 (Ngai dan Chan, 2012).
ANALISA KONDISI PEKERJA FOXCONN
Kondisi di setiap pabrik Foxconn tak lepas dari gaya kepemimpinan Terry Gou yang dituduh
menjalankan perusahaan seperti ketentaraan (Normile, 2004) dan menjalankan perusahaan
bagai “bengkel keringat”/”sweatshop” (SACOM, 2010). Pribadinya yang keras dan
mempunyai filosofi: “Teknologi tinggi hanya ada di dalam kepompong lab. Di luar lab, hanya
ada disiplin pelaksanaan pekerjaan” menurut Xu dan Xu (dalam Xiaojun, 2017), “Manfaat
grup lebih penting daripada keuntungan pribadi Anda” (Blagoev et al., 2015), “Lingkungan
yang keras adalah hal yang baik”, “Orang yang sukses mencari metode, orang yang gagal
mencari alasan” menurut Bloomberg Businessweek (dalam SACOM, 2010).
Singkatnya, manajemen Foxconn didefinisikan dengan paksaan: kepadatan supervisi yang
tinggi, aturan pabrik terperinci yang menekankan hukuman, rezim disiplin yang intensif dan
berulang, dan penindasan verbal, fisik, dan ekonomi. Semua ini berasal dari pengejaran
Foxconn yang tak henti-hentinya mencari keuntungan, dan tak terhindarkan direkonstruksi
oleh kekuatan eksternal dan internal (Xiaojun, 2017).
Page 11 of 19
Fakta penyelidikan juga mengungkapkan bahwa para pekerja sering bekerja lebih dari 60 jam
dalam sepekan dan kadang bekerja selama tujuh hari tanpa hari libur. Pelanggaran lainnya
termasuk kerja lembur yang tidak dibayar dan resiko kesehatan dan keamanan yang tinggi.
Gaji rata-rata sebulan di tiga pabrik berkisar antara US$360 atau sekitar Rp3,3 juta hingga
US$455 atau Rp4,1 juta. Menurut keterangan karyawan Foxconn bernama Xu dari sebuah
wawancara, Ia dan rekan-rekannya kerapkali bekerja melampaui durasi normal. Mereka
kerap dipaksa menjalani lembur sehingga total jam kerjanya mencapai 12 jam per hari.
Menurut laporan Forbes bahkan ada yang menjalani 14 jam kerja per hari dan masuk selama
tujuh hari penuh dalam seminggu. Belum lagi di tengah potensi kecelakaan kerja yang masih
tinggi untuk ukuran pabrik merek terkenal dunia, para buruh juga seringkali telat mendapat
bayaran, termasuk untuk upah lembur (Hasan, 2017).
Dalam laporan SACOM (2010), karyawan Foxconn mendapat perlakuan yang tidak
semestinya dari para manajer lini dan juga manajer perusahaan, sebagai berikut:
 Pekerja tidak diberitahu dalam rencana kenaikan upah
 Upah dasar hanya sedikit lebih dari upah minimum
 Upah dasar jauh di bawah upah hidup
 Kerja lembur yang berlebihan dan terpaksa
 Pengurangan premi lembur
 Perkumpulan kerja yang tidak dibayar
 Pergantian shift kerja yang sering
 Ketaatan mutlak
 Tekanan kerja dari jebakan dan kuota produksi
 Bonus produksi dan kompetisi yang timpang antar level
 Lingkungan yang menyedihkan/muram/depresif
 Hukuman yang tidak manusiawi
 Pelecehan dari penjaga keamanan
 "Layanan murah hati" yang menyebabkan masalah
 Manajemen yang keras meluas sampai ke tempat tinggal
 Pekerja tidak tahu tentang keberadaan serikat pekerja
 Tidak ada komitmen dalam menyelesaikan perselisihan perburuhan
 Kegiatan Serikat Pekerja hanya sekedar kegiatan rekreasi
 Sistem pengaduan yang malah mengintensifkan tekanan pekerja
Akar permasalahan untuk tingginya tekanan kerja di Foxconn, kata Xu dan dikonfirmasi
buruh lain, adalah gaya para manajer yang terlalu agresif, tak manusiawi, dan gampang
melancarkan beragam bentuk kekerasan verbal. Sikap ini ditengarai bertujuan untuk
mendisiplinkan buruh, tapi efek buruknya adalah level depresi yang meningkat tajam dan
membuat para buruh mudah terdorong untuk mengakhiri hidup (Hasan, 2017).
Page 12 of 19
Dikutip dari catatan selamat tinggal dan wawancara sejumlah pekerja yang dikumpulkan
Brian Merchant, laporan kompilasi yang disusun oleh 20 universitas Cina—dari hasil
wawancara 1.800 buruh di 12 pabrik Foxconn, terkait rentetan kasus di 2010, dan audit yang
dilakukan Fair Labor Assosiation (FLA) pada 2012 ada kesimpulan bahwa penyebab
utamanya adalah tekanan kerja atau stres yang terlampau tinggi di pabrik Foxconn (Hasan,
2017).
DAMPAK BURUK STRES AKIBAT PEKERJAAN
Sebenarnya ada bukti kuat bahwa jam kerja yang panjang dapat merusak kesehatan.
Misalnya, sebagaimana menurut Bannai dan Tamakoshi (2014) (dalam Nie et al., 2015),
meskipun mereka yang bekerja berjam-jam membutuhkan lebih banyak waktu untuk pulih,
seminggu kerja yang panjang membatasi jumlah waktu pribadi yang tersedia untuk
pemulihan, yang dapat menyebabkan kelelahan. Kurang waktu pribadi juga dapat
menimbulkan gaya hidup yang tidak teratur dan perilaku tidak sehat, termasuk kurang tidur,
diet yang tidak sehat, merokok, dan konsumsi alkohol (Nie et al., 2015).
Selain itu lingkungan kerja yang tidak kondusif sebagaimana yang dialami oleh para
karyawan Foxconn sangat berpengaruh bagi psikologis para karyawan, dan juga membuat
perusahaan mempunyai tingkat turnover yang tinggi. Bahkan perusahaan yang dapat
memberikan janji insentif yang relatif tinggi mempunyai tingkat turnover antara 30 dan 60%
sebagaimana menurut Lüthje et al. (dalam Gijsbert, 2016). Sekitar 20–30 persen pekerja
Tiongkok tidak kembali ke pabrik mereka setelah Tahun Baru Imlek sebagaimana dilansir
Shanghai Daily (dalam Gijsbert, 2016) .
“Stres didefinisikan dalam hal efek fisik dan psikisnya pada seseorang, dan dapat berupa
tekanan mental, fisik, atau emosional. Stres terjadi karena permintaan yang melebihi
kemampuan individu, sehingga mengganggu keseimbangan psikologisnya ”. Oleh karena itu,
di lingkungan tempat kerja, stres terjadi ketika karyawan menganggap suatu situasi terlalu
sulit untuk ditangani, dan mengancam kesejahteraannya. Stres di tempat kerja adalah hasil
dari interaksi pekerja dan kondisi kerja.
Pada tingkat individu, gejala stres dapat berupa: masalah tidur, keterlambatan &
ketidakhadiran, penarikan diri dan perubahan suasana hati, pengambilan risiko dan
kecelakaan, kelelahan, ketidakpuasan kerja, kecemasan/depresi, kemarahan/frustrasi,
perasaan tidak berdaya, penyakit jantung & kolesterol tinggi, kesehatan yang buruk,
ketegangan/kekhawatiran, keterasingan; sedangkan gejala stres organisasi dapat berupa:
pergantian staf yang tinggi, kinerja buruk, semangat kerja rendah, absensi tinggi, kecelakaan,
hubungan yang sulit, perselisihan hubungan industrial, litigasi, biaya pelatihan staf yang
lebih tinggi, pengurangan laba, jam kerja yang panjang, kelelahan/kehabisan staf , kontrol
kualitas yang buruk dan intimidasi/pelecehan sebagaimana menurut Addae (dalam Ahmad et
al., 2015).
Page 13 of 19
Faktor stres tidak hanya memengaruhi cara Anda berinteraksi dengan orang lain, tetapi juga
bagaimana Anda berperforma dalam kehidupan sehari-hari. Semua hal di atas adalah tentang
stres negatif dan konsekuensinya negatif bagi individu maupun organisasi dan masyarakat.
Ada jenis stres lain yang penting bagi setiap individu, tidak hanya untuk bertindak tetapi juga
untuk melakukan yang terbaik. Jenis stres ini disebut eutress dan memiliki konsekuensi
positif pada individu, organisasi dan masyarakat, itulah mengapa disebut juga stres positif.
Ini adalah stres positif yang memungkinkan seseorang untuk bangun di pagi hari atau
memaksa siswa untuk bersiap menghadapi ujian tetapi itu positif pada batas tertentu jika
tidak maka akan negatif dan dengan demikian, akan merusak sebagaimana dipaparkan
Kumar et al. (dalam Ahmad et al., 2015).
Stres di tempat kerja, juga disebut Stres kerja, meningkat di seluruh dunia di semua bidang.
Istilah ini mengacu pada kesulitan yang timbul dari suatu kondisi di mana tuntutan pekerjaan
tidak sesuai dengan sumber daya yang disediakan untuk menyelesaikan pekerjaan. Salah satu
atau kedua sisi persamaan ini dapat disesuaikan untuk mencegah atau mengurangi stres di
tempat kerja - meminimalkan tuntutan stresor dan meningkatkan sumber daya pekerjaan.
Sumber daya dapat menghitung keterampilan pekerja, pengalaman kerja atau pendidikan,
atau sumber daya organisasi seperti mesin, bahan baku, atau tingkat kepegawaian yang
tersedia untuk menghasilkan barang atau menyediakan layanan. Stresor kerja adalah kondisi
kerja yang meningkatkan risiko stres di tempat kerja dan efek selanjutnya pada kesehatan.
Penelitian Australia mengungkapkan bahwa sekitar 25 persen perempuan yang bekerja dan
18 persen laki-laki yang bekerja mengalami stres di tempat kerja dan, dalam sebuah studi
yang baru-baru ini dilakukan oleh Vic Health, USD 730 juta selama satu tahun diperkirakan
sebagai biaya depresi sebagai juru tulis untuk tekanan pekerjaan di Tenaga kerja Australia,
dan USD 11,8 miliar seumur hidup. Sebagian besar dari biaya ini terkait dengan pekerjaan
(mis. Kehilangan waktu produktif dan pergantian pekerjaan) dan ditanggung oleh pemberi
kerja sebagaimana dipaparkan Vic Health 2012 (dalam Ahmad et al., 2015).
Stres di tempat kerja telah diidentifikasi sebagai masalah kesehatan utama bagi organisasi
kerja kontemporer. Lingkungan tempat kerja telah terbukti mengarah pada reaksi emosional
negatif (mis. Kecemasan), masalah kesehatan fisik dalam jangka pendek (mis. Sakit kepala
atau gangguan perut) dan jangka panjang (penyakit kardiovaskular), perilaku kerja produktif
CWB (Counterproductive work behavior) yang berlawanan dan dalam kasus ekstrim
kematian (Ahmad et al., 2015).
Dari penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa efek negatif dari stres di tempat kerja
menimbulkan banyak kerugian, baik secara materil semisal biaya pengobatan, menurunnya
performa produksi, maupun non materil semisal terganggunya kesehatan pekerja baik dari
segi fisik maupun psikis.
Page 14 of 19
BAB III SOLUSI YANG DITAWARKAN
Pada akhir Mei 2010, untuk menghindari tanggung jawab, Foxconn meminta para pekerja
untuk menandatangani dokumen yang isinya meminta karyawan berjanji untuk tidak
melakukan bunuh diri, yang mencakup klausa bahwa keluarga mereka tidak akan mendapat
kompensasi tambahan di atas yang disyaratkan oleh hukum, dan tidak akan menggunakan
tindakan ekstrem apa pun. untuk merusak reputasi perusahaan. Ada juga laporan bahwa pada
tes psikologis rekrutmen ada tambahan pertanyaan sebagai kriteria baru dalam perekrutan di
Zhengzhou. Selanjutnya, antara Mei dan September, perusahaan meluncurkan serangkaian
tindakan untuk menyelamatkan reputasinya. Misalnya, mereka mengundang para penasihat
ke pabrik, mendirikan Pusat Perawatan Karyawan dan hotline, mengadakan perjalanan harian
untuk para pekerja, mengadakan rapat umum anti-bunuh diri dan membuat pengumuman
kenaikan upah dengan cara yang besar-besaran. Jelaslah bahwa Foxconn tidak
memperhatikan stres pekerja yang sebenarnya yang dihasilkan dari metodologi manajemen
mereka.
SACOM berdasar hasil penyelidikan terhadap Foxconn dan para pembelinya, seperti: Apple,
Nokia, HP, Dell dan lain-lain, mengusulkan hal-hal berikut agar dapat dipenuhi Foxconn
sehingga kondisi karyawan dapat lebih membaik:
 Foxconn harus menghormati kenaikan upah yang dijanjikan dan menawarkan upah
dasar di CNY 2000 untuk semua pekerja di Cina;
 Foxconn harus berkonsultasi dengan pekerja mengenai rencana relokasi untuk
membuat proses transparan;
 Foxconn harus mengakhiri penyalahgunaan pekerja siswa;
 Apple dan merek elektronik lainnya harus mereformasi model pembelian mereka.
Merek-merek tersebut harus menaikkan harga satuan mereka untuk memastikan
bahwa pekerja memiliki upah layak;
 Apple dan pembeli Foxconn lainnya harus memberi kode etik kepada semua pekerja
dan memastikan bahwa mereka dapat memahami hak-hak mereka;
 Merek harus bekerja dengan Foxconn untuk melakukan pelatihan hak-hak pekerja
untuk para pekerja dengan pemantauan dari organisasi-organisasi nonpemerintah
perburuhan (LSM);
 Foxconn harus bekerja dengan serikat pekerja yang ada untuk meluncurkan pemilihan
demokratis sesuai dengan UU Serikat Pekerja di Cina;
 Foxconn harus memberikan layanan yang lebih mendukung bagi para pekerja;
 Investigasi pada tekanan kerja pekerja dan kondisi kerja, termasuk metodologi
manajemen harus dilakukan oleh Foxconn dan ahli independen;
 Apple harus melakukan dialog dengan LSM ketenagakerjaan tentang kondisi kerja
dan peningkatan jangka panjang.
Page 15 of 19
Usulan di atas tidak hanya sekedar kenaikan upah, akan tetapi juga menekankan agar para
karyawan di lingkungan Foxconn mengerti apa yang menjadi hak mereka, oleh karena itu
kerja sama antara Foxconn dan serikat pekerja yang profesional mutlak diperlukan. Selain
itu, sebagai pembeli produk-produk Foxconn, Apple dan kawan-kawan hendaknya
mereformasi model pembelian mereka, agar tekanan kepada karyawan Foxconn tidak terlalu
tinggi. Dan terakhir, Manajemen Foxconn harus lebih memperhatikan sisi manusiawi dari
para karyawannya. Sebab karyawan yang bahagia memberi dampak positif pada
produktivitas mereka secara keseluruhan, mereka akan memberikan imbal balik positif
terhadap pekerjaan (Halvorson, 2015).
Pengurangan jam kerja, khususnya kerja tambahan juga didukung oleh Konfederasi Serikat
Nasional (KSN). Organisasi tersebut berpendapat bahwa jam kerja yang panjang tidak
membawa manfaat apapun bagi masyarakat. Kurangnya istirahat akibat jam kerja berlebih
dapat menumpuk stres dan kelelahan yang menjadi sumber penyakit. Kekurangan tidur dapat
berdampak pada kesehatan mental dan membuat seorang pekerja menjadi agresif secara
emosional. Pekerja dapat sering bertengkar dengan pasangannya di rumah akibat stres
bekerja. Banyak kasus depresi dan kecemasan berlebih (anxiety) dilaporkan terjadi akibat
stres. Masalah kesehatan mental ini terlihat dari besarnya angka rata-rata bunuh diri di Korea
Selatan yang mencapai 40 orang setiap harinya. Sampai kapanpun, kerja berlebih tidak akan
membawa manfaat apapun. Asia Transnational Corporation (ATNC) Monitoring Network
pernah memenangkan perjuangan mengurangi jam kerja sejak ‘Gerakan 8 Jam Kerja’ pada
1 Mei 1886 yang terus konsisten melawan. Namun, saat ini jam kerja bertambah lebih
banyak, bahkan lebih tinggi dari saat ‘Gerakan 8 Jam Kerja’ belum dimenangkan. Oleh
karena itu “Jam Kerja yang Mematikan” wajib dihilangkan dan upah yang layak wajib
diberikan, agar para pekerja tidak lagi bergantung kepada lembur atau kerja sampingan
(Redaksi KSN, 2018)
Pada studi terbaru (Gijsbert, 2016), Foxconn telah melakukan beberapa langkah strategis
untuk merespon perubahan dan tuntutan yang dialamatkan kepada perusahaan tersebut.
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
 Diversifikasi basis produk, Foxconn sekarang memproduksi display untuk
smartphone, tablet, laptop, desktop all-in-one (AIO), dan TV; untuk keperluan bisnis,
medis dan pendidikan; dan untuk dinding video. Mereka juga memproduksi kamera.
 Diversifikasi basis pelanggan, hal ini akan selalu menjadi proses yang berkelanjutan.
Contohnya: Xiaomi dan Tesla.
 Pergeseran lokasi produksi, di Cina, Foxconn telah memindahkan produksi dari zona
pesisir ke lokasi pedalaman, seperti Zhengzhou dan Chengdu. Dan negara
berkembang lainnya seperti Indonesia, India dan bahkan Amerika Serikat.
 Otomasi, Foxconn ingin mengembangkan dan membangun robot-robot sendiri
('Foxbots') dan mengumumkan pada 2010 bahwa ia akan memproduksi dan
memasang satu juta robot pada 2015. Namun pada 2013, hanya 20.000 Foxbots telah
Page 16 of 19
diproduksi (10.000 di antaranya dipasang di Foxconn Shenzen). Sepertinya Foxconn
mengalami kesulitan dalam instalasi dan kerumitan tugas-tugas yang dapat diotomasi.
Meskipun demikian, perusahaan berkomitmen untuk melanjutkan jalan ini dan telah
membangun aliansi dengan pengembang robot.
 Memisahkan aktivitas yang ada, daftar terpisah di bursa saham adalah unit
manufaktur kabel dan konektor Foxconn, Foxconn Interconnect Technology Limited
('FIT'), yang sebelumnya dikenal sebagai Grup Bisnis Interkoneksi Jaringan HHPI
('NWInG').
 Memperluas ke area baru, Foxconn menutup 2 ritel elektroniknya di Taiwan dan
Cina, dan mulai memasuki area baru seperti memperoleh lisensi dalam penawaran
spektrum 4G di Taiwan 2014, membeli saham di Asia Pacific Telecom (APT)
Taiwan, komponen kendaraan pintar elektronik, layanan internet, server dan
penyimpanan, energi surya, dan komputasi awan. Foxconn juga telah membangun
pusat data (Data Center) berdaya rendah di Provinsi Guizhou.
Dengan implementasi langkah-langkah di atas, diharapkan tekanan-tekanan terhadap para
karyawan Foxconn di setiap pabriknya dapat berkurang dan lebih manusiawi, sehingga dapat
meningkatkan kinerja perusahaan secara umum.
Page 17 of 19
BAB IV KESIMPULAN
Setelah membahas dan menganalisa tekanan kerja karyawan yang dapat mendorong kepada
kematian, penulis dapat menyimpulkan bahwa kedisplinan yang dipaksakan, beban kerja
yang tidak manusiawi, mengisolasi manusia dari interaksi sosial, dapat berdampak buruk
bagi karyawan tersebut, dan tentunya perusahaan.
Selain usaha untuk menjaga jiwa manusia lainnya, perusahaan juga diharapkan dapat
memberikan lingkungan kerja yang membuat para karyawannya bahagia, walau kebahagiaan
tidak harus selalu dalam bentuk upah yang tinggi. Sehingga karyawan dapat memberikan
imbal balik positif kepada perusahaan, berupa kinerja yang baik dan terjaga.
Page 18 of 19
DAFTAR PUSAKA
Ahmad, Aftab, et al., 2015. Workplace Stress: A Critical Insight of Causes, Effects and
Intervention. Technical Journal, University of Engineering and Technology (UET)
Taxila, Pakistan. Vol. 20(SI): 45-55.
Blagoev, Borislav et al., 2015. Management essentials and Leadership art [Powerpoint
Slides] di https://www.slideshare.net/supercooldarpan/management-essentials-
leadership-art-project-on-leader-of-foxconn-terry-gou?qid=ade3d10b-c014-4ff6-a824-
6f67a7f7dcfb&v=&b=&from_search=1, (akses 28 Desember 2018)
Foxconn Technology Group, 2017. Corporate Governance di
http://www.foxconn.com/Investors_En/CompanyOrganization.html, (akses 29 Desember
2018)
_______________________, 2018. Group Profile di
http://www.foxconn.com/GroupProfile_En/GroupProfile.html, (akses 29 Desember 2018)
Gijsbert van Liemt, 2016. Flexible workforces and low profit margins: electronics
assembly between Europe and China. Brussels (BE): ETUI.
Hasan, AM, 2017. 10 Tahun iPhone dan Catatan Bunuh Diri Buruh Foxconn di
https://tirto.id/10-tahun-iphone-dan-catatan-bunuh-diri-buruh-foxconn-cwxX, (akses 29
Desember 2018)
Halvorson, Chad, 2015. How To Measure & Boost Employee Satisfaction di
https://wheniwork.com/blog/how-to-measure-boost-employee-satisfaction/, (akses 31
Desember 2018)
Kim, Ginny, 2010. Timeline of Foxconn Suicide di http://the-apple-
report.blogspot.com/2010/09/timeline-of-foxconn-suicides.html, (akses 31 Desember
2018)
Koesoemawiria, Edith, 2013. LSM HAM Cina Kritik Apple Soal Kondisi Buruh di
https://www.dw.com/id/lsm-ham-cina-kritik-apple-soal-kondisi-buruh/a-16991220, (akses
29 Desember 2018)
Ledvina, John et al., 2018. Foxconn Company Profile. Milwaukee (US) : Legislative
Reference Bureau City of Milwaukee.
Ngai, Pun, dan Chan, Jenny, 2012. Global Capital, the State, and Chinese Workers: The
Foxconn Experience. Modern China. 38(4): 383–410.
Nie, Peng, Otterbach, Steffen, dan Sousa-Poza, Alfonso, 2015. Long Work Hours and
Health in China dalam: Discussion Paper No. 8911. Bonn (DE) : IZA.
Normile, Dennis, 2004. Why is Hon Hai so shy? di https://www.edn.com/electronics-
news/4331694/Why-is-Hon-Hai-so-shy-, (akses 31 Desember 2018)
Redaksi BBC, 2012. Pabrik Apple Di Cina Langgar Peraturan di
https://www.bbc.com/indonesia/dunia/2012/03/120329_applechina, (akses 29 Desember
2018)
Page 19 of 19
___________, 2013, Foxconn Kembali Langgar Aturan Tenaga Kerja di
https://www.bbc.com/indonesia/majalah/2013/10/131011_bisnis_foxcon, (akses 31
Desember 2018)
Redaksi ebrary, Case Study: Foxconn* di
https://ebrary.net/21382/management/case_study_foxconn*, (akses 30 Desember 2018)
Redaksi KSN, 2018. Hentikan Jam Kerja Mematikan di http://ksn.or.id/hentikan-jam-kerja-
mematikan-di-asia/, (akses 29 Desember 2018)
Redaksi Wenweipo, 2010. 深陷「跳樓門」富士康首度檢討 (Terperangkap sangat dalam
di “Pintu Melompat”Foxconn, Ulasan Pertama) di
http://news.wenweipo.com/2010/04/10/IN1004100070.htm, Yoyo, editor. (akses 31
Desember 2018)
SACOM [Students and Scholars against Corporate Misbehavior], 2010. Workers as
machines: military management in Foxconn di http://sacom.hk/wp-
content/uploads/2010/10/report-on-foxconn-workers-as-machines_sacom3.pdf, (akses 28
Desember 2018)
Xiaojun, Feng, 2017. Manufacturing Conflict: The Experience of a World Factory in a
Changing China. Modern China:1–30
Xu, Kaibin dan Li, Wenqing, 2013. An Ethical Stakeholder Approach to Crisis
Communication: A Case Study of Foxconn’s 2010 Employee Suicide Crisis. J Bus
Ethics. 117:371–386.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Lingkungan pemasaran ( makalah )
Lingkungan pemasaran ( makalah )Lingkungan pemasaran ( makalah )
Lingkungan pemasaran ( makalah )Nugie Oktavian
 
Macam-macam Stakeholder Pada Shopee
Macam-macam Stakeholder Pada ShopeeMacam-macam Stakeholder Pada Shopee
Macam-macam Stakeholder Pada ShopeeHafiza .h
 
Orientasi, enempatan dan pemutusan kerja
Orientasi, enempatan dan pemutusan kerjaOrientasi, enempatan dan pemutusan kerja
Orientasi, enempatan dan pemutusan kerjaPT Lion Air
 
Mengelola komunikasi pemasaran terpadu
Mengelola komunikasi pemasaran terpaduMengelola komunikasi pemasaran terpadu
Mengelola komunikasi pemasaran terpaduIkkaW
 
8, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali, Strategic Management: SWOT Analysis pada PT. ...
8, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali, Strategic Management: SWOT Analysis pada PT. ...8, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali, Strategic Management: SWOT Analysis pada PT. ...
8, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali, Strategic Management: SWOT Analysis pada PT. ...aryarhms
 
Groupthink Theory
Groupthink Theory Groupthink Theory
Groupthink Theory mankoma2012
 
Media Richness Theory
Media Richness TheoryMedia Richness Theory
Media Richness Theorymankoma2012
 
Metode Wawancara 2 (Psikologi Umum)
Metode Wawancara 2 (Psikologi Umum)Metode Wawancara 2 (Psikologi Umum)
Metode Wawancara 2 (Psikologi Umum)atone_lotus
 
Power point hasil wawancara kelompok III
Power point hasil wawancara kelompok IIIPower point hasil wawancara kelompok III
Power point hasil wawancara kelompok IIINAISA RIDWAN
 
Social Exchange Theory
Social Exchange TheorySocial Exchange Theory
Social Exchange Theorymankoma2013
 
Manajemen Strategi PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Manajemen Strategi PT Indofood Sukses Makmur TbkManajemen Strategi PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Manajemen Strategi PT Indofood Sukses Makmur TbkWily Yoga
 
7. week 7 dasar-dasar perilaku kelompok
7. week 7 dasar-dasar perilaku kelompok7. week 7 dasar-dasar perilaku kelompok
7. week 7 dasar-dasar perilaku kelompokAstadi Pangarso
 
MP I BAB 6 - Menganalisis Pasar Konsumen
MP I BAB 6 - Menganalisis Pasar KonsumenMP I BAB 6 - Menganalisis Pasar Konsumen
MP I BAB 6 - Menganalisis Pasar KonsumenDayana Florencia
 

Was ist angesagt? (20)

Lingkungan pemasaran ( makalah )
Lingkungan pemasaran ( makalah )Lingkungan pemasaran ( makalah )
Lingkungan pemasaran ( makalah )
 
Strategi pemasaran ppt
Strategi pemasaran pptStrategi pemasaran ppt
Strategi pemasaran ppt
 
Presentasi promosi & periklanan
Presentasi promosi & periklananPresentasi promosi & periklanan
Presentasi promosi & periklanan
 
Macam-macam Stakeholder Pada Shopee
Macam-macam Stakeholder Pada ShopeeMacam-macam Stakeholder Pada Shopee
Macam-macam Stakeholder Pada Shopee
 
Teori teori periklanan
Teori teori periklananTeori teori periklanan
Teori teori periklanan
 
Orientasi, enempatan dan pemutusan kerja
Orientasi, enempatan dan pemutusan kerjaOrientasi, enempatan dan pemutusan kerja
Orientasi, enempatan dan pemutusan kerja
 
Variabel dan Dimensi Var 2016.ppt
Variabel dan Dimensi Var 2016.pptVariabel dan Dimensi Var 2016.ppt
Variabel dan Dimensi Var 2016.ppt
 
Mengelola komunikasi pemasaran terpadu
Mengelola komunikasi pemasaran terpaduMengelola komunikasi pemasaran terpadu
Mengelola komunikasi pemasaran terpadu
 
Efek media
Efek mediaEfek media
Efek media
 
8, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali, Strategic Management: SWOT Analysis pada PT. ...
8, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali, Strategic Management: SWOT Analysis pada PT. ...8, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali, Strategic Management: SWOT Analysis pada PT. ...
8, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali, Strategic Management: SWOT Analysis pada PT. ...
 
Groupthink Theory
Groupthink Theory Groupthink Theory
Groupthink Theory
 
Media Richness Theory
Media Richness TheoryMedia Richness Theory
Media Richness Theory
 
Metode Wawancara 2 (Psikologi Umum)
Metode Wawancara 2 (Psikologi Umum)Metode Wawancara 2 (Psikologi Umum)
Metode Wawancara 2 (Psikologi Umum)
 
Power point hasil wawancara kelompok III
Power point hasil wawancara kelompok IIIPower point hasil wawancara kelompok III
Power point hasil wawancara kelompok III
 
CONTOH PROPOSAL PR
CONTOH PROPOSAL PRCONTOH PROPOSAL PR
CONTOH PROPOSAL PR
 
Social Exchange Theory
Social Exchange TheorySocial Exchange Theory
Social Exchange Theory
 
Manajemen Strategi PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Manajemen Strategi PT Indofood Sukses Makmur TbkManajemen Strategi PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Manajemen Strategi PT Indofood Sukses Makmur Tbk
 
7. week 7 dasar-dasar perilaku kelompok
7. week 7 dasar-dasar perilaku kelompok7. week 7 dasar-dasar perilaku kelompok
7. week 7 dasar-dasar perilaku kelompok
 
Pembelajaran konsumen
Pembelajaran konsumenPembelajaran konsumen
Pembelajaran konsumen
 
MP I BAB 6 - Menganalisis Pasar Konsumen
MP I BAB 6 - Menganalisis Pasar KonsumenMP I BAB 6 - Menganalisis Pasar Konsumen
MP I BAB 6 - Menganalisis Pasar Konsumen
 

Ähnlich wie Pengaruh stres kerja terhadap karyawan foxconn pada 2010

44-isu spsdm ok.pptx
44-isu spsdm ok.pptx44-isu spsdm ok.pptx
44-isu spsdm ok.pptxAsahiSochifu
 
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Analisis Lingkungan...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Analisis Lingkungan...SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Analisis Lingkungan...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Analisis Lingkungan...Rudy Harland
 
Compilation Managing Growing Business
Compilation Managing Growing BusinessCompilation Managing Growing Business
Compilation Managing Growing BusinessDeviIsdianingsih
 
Manajemen Strategi PT. Metrodata
Manajemen Strategi PT. MetrodataManajemen Strategi PT. Metrodata
Manajemen Strategi PT. MetrodataSamrotu Sa'adah
 
Tantangan di Era Revolusi Industri 4.0 dan Implementasi Kebijakan Pembelajara...
Tantangan di Era Revolusi Industri 4.0 dan Implementasi Kebijakan Pembelajara...Tantangan di Era Revolusi Industri 4.0 dan Implementasi Kebijakan Pembelajara...
Tantangan di Era Revolusi Industri 4.0 dan Implementasi Kebijakan Pembelajara...LSP3I
 
Contoh laporan seminar amikom 2014
Contoh laporan seminar amikom 2014Contoh laporan seminar amikom 2014
Contoh laporan seminar amikom 2014jarotsusilo
 
Presentation1 ayhu.karim
Presentation1 ayhu.karimPresentation1 ayhu.karim
Presentation1 ayhu.karimSri Rahayu.N
 
Dinamika dan tantangan revolusi industri 4.0
Dinamika dan tantangan revolusi industri 4.0Dinamika dan tantangan revolusi industri 4.0
Dinamika dan tantangan revolusi industri 4.0Handhika YP
 
Mengapa Gameloft Memilih Yogyakarta?
Mengapa Gameloft Memilih Yogyakarta?Mengapa Gameloft Memilih Yogyakarta?
Mengapa Gameloft Memilih Yogyakarta?bramantiyo marjuki
 
Peluang dan Tantangan Pendidikan Tinggi Indonesia di Era Revolusi Industri 4.0
Peluang dan Tantangan Pendidikan Tinggi Indonesia di Era Revolusi Industri 4.0Peluang dan Tantangan Pendidikan Tinggi Indonesia di Era Revolusi Industri 4.0
Peluang dan Tantangan Pendidikan Tinggi Indonesia di Era Revolusi Industri 4.0Dadang Solihin
 
Permasalahan Perusahaan Samsung
Permasalahan Perusahaan SamsungPermasalahan Perusahaan Samsung
Permasalahan Perusahaan SamsungAfdan Rojabi
 
Mnc004 mnj. strategi-modul-sesi 2 - 2020-2021
Mnc004 mnj. strategi-modul-sesi 2 - 2020-2021Mnc004 mnj. strategi-modul-sesi 2 - 2020-2021
Mnc004 mnj. strategi-modul-sesi 2 - 2020-2021Yoyo Sudaryo
 
International Strategic Samsung
International Strategic SamsungInternational Strategic Samsung
International Strategic SamsungFirly Zulkifli
 
02 Pendidikan Kejuruan Di Indonesia - Peluang dan Tantangan 2020.pdf
02 Pendidikan Kejuruan Di Indonesia - Peluang dan Tantangan 2020.pdf02 Pendidikan Kejuruan Di Indonesia - Peluang dan Tantangan 2020.pdf
02 Pendidikan Kejuruan Di Indonesia - Peluang dan Tantangan 2020.pdfFadilaAulia7
 
Industri 40.pdf
Industri 40.pdfIndustri 40.pdf
Industri 40.pdfradianb
 
Kewirausahaan kuliah umum
Kewirausahaan kuliah umumKewirausahaan kuliah umum
Kewirausahaan kuliah umumWiraDharma11
 

Ähnlich wie Pengaruh stres kerja terhadap karyawan foxconn pada 2010 (20)

Pertekom
PertekomPertekom
Pertekom
 
44-isu spsdm ok.pptx
44-isu spsdm ok.pptx44-isu spsdm ok.pptx
44-isu spsdm ok.pptx
 
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Analisis Lingkungan...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Analisis Lingkungan...SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Analisis Lingkungan...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Analisis Lingkungan...
 
Compilation Managing Growing Business
Compilation Managing Growing BusinessCompilation Managing Growing Business
Compilation Managing Growing Business
 
Manajemen Strategi PT. Metrodata
Manajemen Strategi PT. MetrodataManajemen Strategi PT. Metrodata
Manajemen Strategi PT. Metrodata
 
Tantangan di Era Revolusi Industri 4.0 dan Implementasi Kebijakan Pembelajara...
Tantangan di Era Revolusi Industri 4.0 dan Implementasi Kebijakan Pembelajara...Tantangan di Era Revolusi Industri 4.0 dan Implementasi Kebijakan Pembelajara...
Tantangan di Era Revolusi Industri 4.0 dan Implementasi Kebijakan Pembelajara...
 
tugas ajis main suling
tugas ajis main sulingtugas ajis main suling
tugas ajis main suling
 
Contoh laporan seminar amikom 2014
Contoh laporan seminar amikom 2014Contoh laporan seminar amikom 2014
Contoh laporan seminar amikom 2014
 
Presentation1 ayhu.karim
Presentation1 ayhu.karimPresentation1 ayhu.karim
Presentation1 ayhu.karim
 
Industri 4_0.pdf
Industri 4_0.pdfIndustri 4_0.pdf
Industri 4_0.pdf
 
Dinamika dan tantangan revolusi industri 4.0
Dinamika dan tantangan revolusi industri 4.0Dinamika dan tantangan revolusi industri 4.0
Dinamika dan tantangan revolusi industri 4.0
 
Mengapa Gameloft Memilih Yogyakarta?
Mengapa Gameloft Memilih Yogyakarta?Mengapa Gameloft Memilih Yogyakarta?
Mengapa Gameloft Memilih Yogyakarta?
 
Peluang dan Tantangan Pendidikan Tinggi Indonesia di Era Revolusi Industri 4.0
Peluang dan Tantangan Pendidikan Tinggi Indonesia di Era Revolusi Industri 4.0Peluang dan Tantangan Pendidikan Tinggi Indonesia di Era Revolusi Industri 4.0
Peluang dan Tantangan Pendidikan Tinggi Indonesia di Era Revolusi Industri 4.0
 
Permasalahan Perusahaan Samsung
Permasalahan Perusahaan SamsungPermasalahan Perusahaan Samsung
Permasalahan Perusahaan Samsung
 
Mnc004 mnj. strategi-modul-sesi 2 - 2020-2021
Mnc004 mnj. strategi-modul-sesi 2 - 2020-2021Mnc004 mnj. strategi-modul-sesi 2 - 2020-2021
Mnc004 mnj. strategi-modul-sesi 2 - 2020-2021
 
International Strategic Samsung
International Strategic SamsungInternational Strategic Samsung
International Strategic Samsung
 
02 Pendidikan Kejuruan Di Indonesia - Peluang dan Tantangan 2020.pdf
02 Pendidikan Kejuruan Di Indonesia - Peluang dan Tantangan 2020.pdf02 Pendidikan Kejuruan Di Indonesia - Peluang dan Tantangan 2020.pdf
02 Pendidikan Kejuruan Di Indonesia - Peluang dan Tantangan 2020.pdf
 
Jwaban dari-inet1
Jwaban dari-inet1Jwaban dari-inet1
Jwaban dari-inet1
 
Industri 40.pdf
Industri 40.pdfIndustri 40.pdf
Industri 40.pdf
 
Kewirausahaan kuliah umum
Kewirausahaan kuliah umumKewirausahaan kuliah umum
Kewirausahaan kuliah umum
 

Pengaruh stres kerja terhadap karyawan foxconn pada 2010

  • 1. PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KARYAWAN DI HON HAI GROUP/FOXCONN PADA TAHUN 2010 PAPER OLEH : M. Faried Ardiansyah 1720318310024 DOSEN PENGAJAR : Dr. Meiske Claudia, SE, MM. PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 2018
  • 2. Page 2 of 19 Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................3 LATAR BELAKANG MASALAH....................................................................................3 PROFIL PERUSAHAAN...................................................................................................4 STRUKTUR ORGANISASI FOXCONN..........................................................................6 BAB II ANALISA PERMASALAHAN..................................................................................................9 DAFTAR KARYAWAN FOXCONN YANG MELAKUKAN PERCOBAAN BUNUH DIRI ....................................................................................................................................9 ANALISA KONDISI PEKERJA FOXCONN .................................................................10 DAMPAK BURUK STRES AKIBAT PEKERJAAN .....................................................12 BAB III SOLUSI YANG DITAWARKAN...........................................................................................14 BAB IV KESIMPULAN.........................................................................................................................17 DAFTAR PUSAKA ................................................................................................................................18
  • 3. Page 3 of 19 BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG MASALAH Pada 17 Maret 2010 seorang buruh migran berumur 17 tahun bernama Tian Yu, seorang karyawan pabrik Foxconn di Taman Longhua, Cina Daratan, meloncat dari bangunan asrama dan terjatuh. Dia mengatakan bahwa alasannya melompat dari bangunan adalah “terlalu lelah”. Kemudian tepat satu bulan setelah peristiwa di atas, pada 17 April 2010, seorang karyawan muda berumur 18 tahun bernama Yaoqiong Ning juga melemparkan dirinya dari bangunan, yang berakibat kematian dirinya. Kematian Ning menandai kejadian ke-6 percobaan bunuh diri karyawan di lingkungan pabrik Foxconn merek dagang dari Hon Hai Group perusahaan Fortune 500 asal Taiwan. Mulai 2007, kasus bunuh diri di lingkungan pabrik Foxconn yang dilakukan oleh para pekerja, melibatkan seorang buruh pria yang gantung diri di toilet pabrik, dan terus berlanjut di beberapa tahun sesudahnya. Pada 2010 jadi tahun paling mengkhawatirkan bagi Foxconn dan para kliennya seperti Apple, Sony, Nintendo, dan HP karena reputasi mereka menjadi sorotan. Pada tahun itu, tingkat bunuh diri di kalangan pekerja Foxconn meningkat tajam. Tercatat ada 18 aksi percobaan bunuh diri, sebanyak 14 di antaranya berakhir kematian dan sisanya berhasil digagalkan. Rata-rata para korban mengakhiri hidup dengan terjun dari ketinggian termasuk dari gedung pabrik, dan beberapa di antaranya ada juga yang meloncat dari jendela kamar yang mereka sewa. Akibat peristiwa-peristiwa tersebut, banyak pihak dan lembaga yang ingin menyelidiki fakta di lapangan, yang salah satunya dilakukan oleh Students & Scholars Against Corporate Misbehaviour (SACOM), sebuah lembaga yang berbasis di Hong Kong. Penyelidikan dan studi itu menemukan fakta bahwa para pekerja sering bekerja lebih dari 60 jam dalam sepekan dan kadang bekerja selama tujuh hari tanpa hari libur. Dan juga pekerja berada bekerja di dalam potensi kecelakaan kerja yang masih tinggi untuk ukuran pabrik merek terkenal dunia, dan para pekerja juga seringkali telat mendapat bayaran, termasuk untuk upah lembur (Ahmad, 2017). Tidak seperti janji pada saat rekrutmen, pengalaman pekerja di Foxconn menunjuk ke arah yang berlawanan. Sebagai pekerja migran, pekerja Foxconn hanya menikmati sedikit perlindungan tenaga kerja dari masyarakat pada umumnya dan menderita dari tekanan kerja yang meningkat dan keputusasaan di tempat kerja yang menyebabkan bunuh diri di satu sisi tetapi juga perlawanan harian dan kolektif di sisi lain. (Ngai dan Chan, 2012). Stres yang diakibatkan oleh pekerjaan, selain mendorong keputusan ektrem seperti bunuh diri sebagaimana diceritakan di atas, juga pada level tertentu stres kerja mengurangi output, kualitas produk, layanan atau moral; produktivitas; meningkatkan biaya bagi organisasi karena upah / pembayaran lembur; dan menciptakan sabotase organisasi (Ahmad et al., 2015).
  • 4. Page 4 of 19 PROFIL PERUSAHAAN Foxconn Technology Group (Foxconn) adalah nama dagang untuk Hon Hai Precision Industry Co, Ltd Foxconn didirikan oleh Tai-Ming "Terry" Gou pada tahun 1974, dan merupakan perusahaan manufaktur kontrak elektronik multinasional yang berkantor pusat di Tucheng, New Taipei, Taiwan. Fasilitas manufaktur pertama Foxconn di Republik Rakyat Tiongkok dibuka di Longhua Tou, Shenzhen, pada tahun 1988. Hari ini, Foxconn adalah perusahaan elektronik kontrak terbesar di dunia dan perusahaan teknologi informasi terbesar keempat berdasarkan pendapatan. Perusahaan tersebut juga merupakan produsen perangkat elektronik konsumen untuk beberapa perusahaan Amerika, termasuk Apple, Microsoft, Amazon, Cisco, Google, Hewlett-Packard dan Vizio. Sejarah singkat meliputi:  1974 - Perusahaan didirikan untuk membuat panggilan plastik untuk televisi.  1980 - Atari memesan joystick konsol game.  1981 - Mulai membuat konektor untuk industri komputer.  1988 - Rencana produksi utama dibuka di Shenzhen, Cina  1991 - Terdaftar di Bursa Efek Taiwan.  1996 - Mulai produksi kasing PC; menjadi pemimpin dunia dalam 1 tahun.  2002 - Menjadi eksportir Cina terbesar  2010 - Pertama mencapai $ 100 miliar dalam penjualan  2012 - Akuisisi saham di perusahaan elektronik Jepang, Sharp Corporation  2013 - Peringkat ke-30 di antara Fortune Global 500  2016 - Peringkat 25 di antara Fortune Global 500 Gambar 1. Milestone Foxconn 1974 – 2012 (ebrary.net, 2012) Saat ini, Foxconn mempekerjakan 873.000 orang di seluruh dunia, termasuk sekitar 450.000 pekerja yang dipekerjakan di Taman Layanan dan Teknologi Longhua perusahaan ("Kota Foxconn"), yang terdiri dari 15 pabrik. Tenaga kerja Foxconn saat ini mencerminkan pengurangan dari 1,3 juta pekerja sebagai akibat dari peningkatan otomatisasi di pabrik-
  • 5. Page 5 of 19 pabriknya. Sebagian besar pabrik perusahaan berada di Cina, meskipun memiliki fasilitas di seluruh dunia. Pada 2016, Foxconn memiliki pendapatan penjualan hampir $ 140 miliar dan laba bersih $ 5 miliar. Foxconn memproduksi komputer, komunikasi, dan produk elektronik konsumen untuk sejumlah perusahaan termasuk:  iPhone, iPad dan iPod untuk Apple.  Smartphone Android untuk Motorola, Sony, Huawei, Xiaomi, dan OnePlus.  Smartphone Windows untuk Nokia.  Smartphone Blackberry.  Konsol game termasuk Microsoft Xbox, Sony Playstation dan Nintendo Wii U.  Amazon Kindles.  Komputer dan peralatan untuk Acer, Dell, HP, Levono, Cisco, IBM, Intel, Ericsson dan Phillips.  Televisi untuk Sony, Sharp dan Toshiba. Pada 2012, Foxconn memproduksi 40% elektronik konsumen yang terjual di seluruh dunia. Dominasi itu terus berlanjut. Klien terbesarnya adalah Apple, yang memberikan sekitar 50% dari pendapatan Foxconn dalam beberapa tahun terakhir (Ledvina, 2018). Kesuksesan jangka panjang Foxconn didasarkan pada tiga visi berikut, yang telah memandu perusahaan sejak berdirinya:  menjadikan penggunaan produk elektronik suatu realitas yang dapat dicapai untuk semua umat manusia melalui "keunggulan total biaya" yang paling efisien  merevolusi model outsourcing elektronik konvensional yang tidak efisien melalui model one-stop shopping eCMMS terintegrasi vertikal  mencapai model win-win untuk semua pemangku kepentingan termasuk pemegang saham, karyawan, masyarakat dan manajemen melalui pengabdian untuk harmoni sosial yang lebih besar dan standar etika yang lebih tinggi (ebrary.net, 2013). Selain itu, pengabdian Hon Hai untuk mengembangkan nanoteknologi, perlakuan termal, pengukuran nano, jaringan nirkabel, perlindungan lingkungan, CAD / CAE, teknik pelapisan optik, pemrosesan presisi / nano, SMT, dan chip CMOS jaringan, dalam hal ini memungkinkan Hon Hai untuk mengakumulasi lebih dari 55.000 paten diberikan di seluruh dunia pada tahun 2012. Ini menjadikan Hon Hai pemimpin yang diakui dalam inovasi dan pengetahuan teknis dalam peringkat seperti kartu skor paten MIT atau IPIQ. Komitmen Hon Hai untuk pendidikan berkelanjutan, berinvestasi pada orang-orangnya dalam jangka panjang dan pelokalan secara global tidak hanya mengarah pada hubungan kerja sama yang mendalam dengan lembaga-lembaga pendidikan tinggi terkemuka, tetapi juga membantu untuk membuat operasi global kelompok Fortune Global 500 ini termasuk
  • 6. Page 6 of 19 eksportir terbesar di Cina Daratan dan pengekspor terbesar kedua di Republik Ceko (Foxconn Technology Group, 2018). Berikut ini lokasi pabrik Foxconn di Cina Daratan: Gambar 2. Penyebaran pabrik/“kampus” Foxconn di Cina Daratan (Ngai dan Chan, 2012) STRUKTUR ORGANISASI FOXCONN Sebagai sebuah badan usaha yang berbentuk perusahaan holding, maka Foxconn mempunyai beberapa level struktur dan cukup kompleks. Berikut ini adalah struktur organisasi Foxconn: Gambar 3. Struktur Organisasi Hon Hai/Foxconn Grup (Foxconn Technology Group, 2017)
  • 7. Page 7 of 19 Gambar 4. Piramida manajemen di perusahaan Foxconn (Ngai dan Chan, 2012)
  • 8. Page 8 of 19 Berikut ini adalah struktur low level manager atau yang biasa disebut “manajer garis produksi“ yang langsung berhadapan dengan para pekerja. Gambar 5. Struktur Line Managers garis produksi pada pabrik Foxconn (Xiaojun, 2017) Dapat dilihat bahwa CEO Foxconn mendesain perusahaannya dengan kontrol penuh dan mempuyai tingkatan birokrasi. Hal ini memang sejalan dengan profil CEO-nya yang bernama Terry Guo. Seorang pekerja keras, membentuk karakter diri sendiri, pernah melayani negara sebagai anggota militer, sehingga beliau mempunyai karakter yang tegas, tidak banyak berkomunikasi dengan karyawannya dan menciptakan kondisi kerja keras di pabrik (Blagoev et al., 2015).
  • 9. Page 9 of 19 BAB II ANALISA PERMASALAHAN Pada bab ini penulis berupaya untuk menyampaikan hasil analisa penyebab dan pengaruh stres pekerjaan yang dialami oleh para karyawan Foxconn khususnya karyawan yang telah melakukan percobaan bunuh diri, yang terjadi di sepanjang 2010. DAFTAR KARYAWAN FOXCONN YANG MELAKUKAN PERCOBAAN BUNUH DIRI Sepanjang 2010, terjadi 18 kali pecobaan bunuh diri, dengan 14 orang di antaranya dinyatakan meninggal, dan 4 orang masih dapat diselamatkan dengan luka-luka. Berikut ini beberapa keterangan mengenai para karyawan tersebut: No Nama Jenis Kelamin Umur Lokasi Foxconn Tanggal Bunuh Diri Keterangan 1 Rong Bo L 19 Langfang 8 Jan loncat dari lt. 8 2 Ma Xianqian L 19 Guanlan 23 Jan jatuh dari bangunan 3 Li Hongliang L 20an Longhua 11 Mar loncat dari lt. 5 4 Tian Yu (selamat) P 17 Longhua 17 Mar loncat dari lt. 4 5 Li Wei (selamat) L 23 Langfang 23 Mar loncat dari lt. 5 6 Liu Zhijun L 23 Longhua 29 Mar loncat dari lt. 14 7 Rao Shuqin (Selamat) P 18 Guanlan 6 Apr loncat dari lt. 7 8 Ning Yaoqiong P 18 Guanlan 7 Apr loncat dari bangunan 9 Lu Xin L 24 Longhua 6 May loncat dari lt. 6 10 Zhu Chenming P 24 Longhua 11 May loncat dari lt. 9 11 Liang Chao L 21 Longhua 14 May loncat dari lt. 7 12 Nan Gang L 21 Longhua 21 May loncat dari lt. 4 13 Li Hai L 19 Guanlan 25 May loncat dari lt. 4 14 He (nama disamarkan) L 23 Longhua 26 May loncat dari lt. 7 15 Chen Lin (selamat) L 25 Longhua 27 May mengiris pergelangan tangan, setelah gagal meloncat 16 Liu (nama disamarkan) L 18 Nanhai 20 Jul jatuh dari bangunan 17 Liu Ming P 23 Kunshan 4 Aug loncat dari lt. 3 Tabel 1. Daftar karyawan Foxconn yang melakukan percobaan bunuh diri sepanjang 2010 (SACOM, 2010), (Xu dan Li, 2013)
  • 10. Page 10 of 19 Apabila rangkaian peristiwa percobaan bunuh diri di atas dibuat dalam diagram time line, akan memberikan gambaran sebagai berikut: Gambar 6. Diagram time line kejadian percobaan bunuh diri karyawan Foxconn (Kim, 2010) Dari data karyawan di atas, dapat diambil kesimpulan terkait aspek demografi karyawan sebagai berikut: percobaan bunuh diri dilakukan oleh baik pria dan wanita, berusia antara 17 – 28 tahun, terjadi di lebih dari satu lokasi “kampus” Foxconn, dan paling banyak terjadi di pabrik Longhua, Cina Daratan, yang pada saat kejadian menampung sekira 300.000 karyawan. Mereka dalam hal ini para korban adalah karyawan generasi kedua, setelah generasi pertama karyawan Cina berjaya atas kinerja mereka sehingga dapat meningkatkan produksi perusahaan dan masuk nominasi runner-up Person of The Year versi Majalah Time di 2009 (Ngai dan Chan, 2012). ANALISA KONDISI PEKERJA FOXCONN Kondisi di setiap pabrik Foxconn tak lepas dari gaya kepemimpinan Terry Gou yang dituduh menjalankan perusahaan seperti ketentaraan (Normile, 2004) dan menjalankan perusahaan bagai “bengkel keringat”/”sweatshop” (SACOM, 2010). Pribadinya yang keras dan mempunyai filosofi: “Teknologi tinggi hanya ada di dalam kepompong lab. Di luar lab, hanya ada disiplin pelaksanaan pekerjaan” menurut Xu dan Xu (dalam Xiaojun, 2017), “Manfaat grup lebih penting daripada keuntungan pribadi Anda” (Blagoev et al., 2015), “Lingkungan yang keras adalah hal yang baik”, “Orang yang sukses mencari metode, orang yang gagal mencari alasan” menurut Bloomberg Businessweek (dalam SACOM, 2010). Singkatnya, manajemen Foxconn didefinisikan dengan paksaan: kepadatan supervisi yang tinggi, aturan pabrik terperinci yang menekankan hukuman, rezim disiplin yang intensif dan berulang, dan penindasan verbal, fisik, dan ekonomi. Semua ini berasal dari pengejaran Foxconn yang tak henti-hentinya mencari keuntungan, dan tak terhindarkan direkonstruksi oleh kekuatan eksternal dan internal (Xiaojun, 2017).
  • 11. Page 11 of 19 Fakta penyelidikan juga mengungkapkan bahwa para pekerja sering bekerja lebih dari 60 jam dalam sepekan dan kadang bekerja selama tujuh hari tanpa hari libur. Pelanggaran lainnya termasuk kerja lembur yang tidak dibayar dan resiko kesehatan dan keamanan yang tinggi. Gaji rata-rata sebulan di tiga pabrik berkisar antara US$360 atau sekitar Rp3,3 juta hingga US$455 atau Rp4,1 juta. Menurut keterangan karyawan Foxconn bernama Xu dari sebuah wawancara, Ia dan rekan-rekannya kerapkali bekerja melampaui durasi normal. Mereka kerap dipaksa menjalani lembur sehingga total jam kerjanya mencapai 12 jam per hari. Menurut laporan Forbes bahkan ada yang menjalani 14 jam kerja per hari dan masuk selama tujuh hari penuh dalam seminggu. Belum lagi di tengah potensi kecelakaan kerja yang masih tinggi untuk ukuran pabrik merek terkenal dunia, para buruh juga seringkali telat mendapat bayaran, termasuk untuk upah lembur (Hasan, 2017). Dalam laporan SACOM (2010), karyawan Foxconn mendapat perlakuan yang tidak semestinya dari para manajer lini dan juga manajer perusahaan, sebagai berikut:  Pekerja tidak diberitahu dalam rencana kenaikan upah  Upah dasar hanya sedikit lebih dari upah minimum  Upah dasar jauh di bawah upah hidup  Kerja lembur yang berlebihan dan terpaksa  Pengurangan premi lembur  Perkumpulan kerja yang tidak dibayar  Pergantian shift kerja yang sering  Ketaatan mutlak  Tekanan kerja dari jebakan dan kuota produksi  Bonus produksi dan kompetisi yang timpang antar level  Lingkungan yang menyedihkan/muram/depresif  Hukuman yang tidak manusiawi  Pelecehan dari penjaga keamanan  "Layanan murah hati" yang menyebabkan masalah  Manajemen yang keras meluas sampai ke tempat tinggal  Pekerja tidak tahu tentang keberadaan serikat pekerja  Tidak ada komitmen dalam menyelesaikan perselisihan perburuhan  Kegiatan Serikat Pekerja hanya sekedar kegiatan rekreasi  Sistem pengaduan yang malah mengintensifkan tekanan pekerja Akar permasalahan untuk tingginya tekanan kerja di Foxconn, kata Xu dan dikonfirmasi buruh lain, adalah gaya para manajer yang terlalu agresif, tak manusiawi, dan gampang melancarkan beragam bentuk kekerasan verbal. Sikap ini ditengarai bertujuan untuk mendisiplinkan buruh, tapi efek buruknya adalah level depresi yang meningkat tajam dan membuat para buruh mudah terdorong untuk mengakhiri hidup (Hasan, 2017).
  • 12. Page 12 of 19 Dikutip dari catatan selamat tinggal dan wawancara sejumlah pekerja yang dikumpulkan Brian Merchant, laporan kompilasi yang disusun oleh 20 universitas Cina—dari hasil wawancara 1.800 buruh di 12 pabrik Foxconn, terkait rentetan kasus di 2010, dan audit yang dilakukan Fair Labor Assosiation (FLA) pada 2012 ada kesimpulan bahwa penyebab utamanya adalah tekanan kerja atau stres yang terlampau tinggi di pabrik Foxconn (Hasan, 2017). DAMPAK BURUK STRES AKIBAT PEKERJAAN Sebenarnya ada bukti kuat bahwa jam kerja yang panjang dapat merusak kesehatan. Misalnya, sebagaimana menurut Bannai dan Tamakoshi (2014) (dalam Nie et al., 2015), meskipun mereka yang bekerja berjam-jam membutuhkan lebih banyak waktu untuk pulih, seminggu kerja yang panjang membatasi jumlah waktu pribadi yang tersedia untuk pemulihan, yang dapat menyebabkan kelelahan. Kurang waktu pribadi juga dapat menimbulkan gaya hidup yang tidak teratur dan perilaku tidak sehat, termasuk kurang tidur, diet yang tidak sehat, merokok, dan konsumsi alkohol (Nie et al., 2015). Selain itu lingkungan kerja yang tidak kondusif sebagaimana yang dialami oleh para karyawan Foxconn sangat berpengaruh bagi psikologis para karyawan, dan juga membuat perusahaan mempunyai tingkat turnover yang tinggi. Bahkan perusahaan yang dapat memberikan janji insentif yang relatif tinggi mempunyai tingkat turnover antara 30 dan 60% sebagaimana menurut Lüthje et al. (dalam Gijsbert, 2016). Sekitar 20–30 persen pekerja Tiongkok tidak kembali ke pabrik mereka setelah Tahun Baru Imlek sebagaimana dilansir Shanghai Daily (dalam Gijsbert, 2016) . “Stres didefinisikan dalam hal efek fisik dan psikisnya pada seseorang, dan dapat berupa tekanan mental, fisik, atau emosional. Stres terjadi karena permintaan yang melebihi kemampuan individu, sehingga mengganggu keseimbangan psikologisnya ”. Oleh karena itu, di lingkungan tempat kerja, stres terjadi ketika karyawan menganggap suatu situasi terlalu sulit untuk ditangani, dan mengancam kesejahteraannya. Stres di tempat kerja adalah hasil dari interaksi pekerja dan kondisi kerja. Pada tingkat individu, gejala stres dapat berupa: masalah tidur, keterlambatan & ketidakhadiran, penarikan diri dan perubahan suasana hati, pengambilan risiko dan kecelakaan, kelelahan, ketidakpuasan kerja, kecemasan/depresi, kemarahan/frustrasi, perasaan tidak berdaya, penyakit jantung & kolesterol tinggi, kesehatan yang buruk, ketegangan/kekhawatiran, keterasingan; sedangkan gejala stres organisasi dapat berupa: pergantian staf yang tinggi, kinerja buruk, semangat kerja rendah, absensi tinggi, kecelakaan, hubungan yang sulit, perselisihan hubungan industrial, litigasi, biaya pelatihan staf yang lebih tinggi, pengurangan laba, jam kerja yang panjang, kelelahan/kehabisan staf , kontrol kualitas yang buruk dan intimidasi/pelecehan sebagaimana menurut Addae (dalam Ahmad et al., 2015).
  • 13. Page 13 of 19 Faktor stres tidak hanya memengaruhi cara Anda berinteraksi dengan orang lain, tetapi juga bagaimana Anda berperforma dalam kehidupan sehari-hari. Semua hal di atas adalah tentang stres negatif dan konsekuensinya negatif bagi individu maupun organisasi dan masyarakat. Ada jenis stres lain yang penting bagi setiap individu, tidak hanya untuk bertindak tetapi juga untuk melakukan yang terbaik. Jenis stres ini disebut eutress dan memiliki konsekuensi positif pada individu, organisasi dan masyarakat, itulah mengapa disebut juga stres positif. Ini adalah stres positif yang memungkinkan seseorang untuk bangun di pagi hari atau memaksa siswa untuk bersiap menghadapi ujian tetapi itu positif pada batas tertentu jika tidak maka akan negatif dan dengan demikian, akan merusak sebagaimana dipaparkan Kumar et al. (dalam Ahmad et al., 2015). Stres di tempat kerja, juga disebut Stres kerja, meningkat di seluruh dunia di semua bidang. Istilah ini mengacu pada kesulitan yang timbul dari suatu kondisi di mana tuntutan pekerjaan tidak sesuai dengan sumber daya yang disediakan untuk menyelesaikan pekerjaan. Salah satu atau kedua sisi persamaan ini dapat disesuaikan untuk mencegah atau mengurangi stres di tempat kerja - meminimalkan tuntutan stresor dan meningkatkan sumber daya pekerjaan. Sumber daya dapat menghitung keterampilan pekerja, pengalaman kerja atau pendidikan, atau sumber daya organisasi seperti mesin, bahan baku, atau tingkat kepegawaian yang tersedia untuk menghasilkan barang atau menyediakan layanan. Stresor kerja adalah kondisi kerja yang meningkatkan risiko stres di tempat kerja dan efek selanjutnya pada kesehatan. Penelitian Australia mengungkapkan bahwa sekitar 25 persen perempuan yang bekerja dan 18 persen laki-laki yang bekerja mengalami stres di tempat kerja dan, dalam sebuah studi yang baru-baru ini dilakukan oleh Vic Health, USD 730 juta selama satu tahun diperkirakan sebagai biaya depresi sebagai juru tulis untuk tekanan pekerjaan di Tenaga kerja Australia, dan USD 11,8 miliar seumur hidup. Sebagian besar dari biaya ini terkait dengan pekerjaan (mis. Kehilangan waktu produktif dan pergantian pekerjaan) dan ditanggung oleh pemberi kerja sebagaimana dipaparkan Vic Health 2012 (dalam Ahmad et al., 2015). Stres di tempat kerja telah diidentifikasi sebagai masalah kesehatan utama bagi organisasi kerja kontemporer. Lingkungan tempat kerja telah terbukti mengarah pada reaksi emosional negatif (mis. Kecemasan), masalah kesehatan fisik dalam jangka pendek (mis. Sakit kepala atau gangguan perut) dan jangka panjang (penyakit kardiovaskular), perilaku kerja produktif CWB (Counterproductive work behavior) yang berlawanan dan dalam kasus ekstrim kematian (Ahmad et al., 2015). Dari penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa efek negatif dari stres di tempat kerja menimbulkan banyak kerugian, baik secara materil semisal biaya pengobatan, menurunnya performa produksi, maupun non materil semisal terganggunya kesehatan pekerja baik dari segi fisik maupun psikis.
  • 14. Page 14 of 19 BAB III SOLUSI YANG DITAWARKAN Pada akhir Mei 2010, untuk menghindari tanggung jawab, Foxconn meminta para pekerja untuk menandatangani dokumen yang isinya meminta karyawan berjanji untuk tidak melakukan bunuh diri, yang mencakup klausa bahwa keluarga mereka tidak akan mendapat kompensasi tambahan di atas yang disyaratkan oleh hukum, dan tidak akan menggunakan tindakan ekstrem apa pun. untuk merusak reputasi perusahaan. Ada juga laporan bahwa pada tes psikologis rekrutmen ada tambahan pertanyaan sebagai kriteria baru dalam perekrutan di Zhengzhou. Selanjutnya, antara Mei dan September, perusahaan meluncurkan serangkaian tindakan untuk menyelamatkan reputasinya. Misalnya, mereka mengundang para penasihat ke pabrik, mendirikan Pusat Perawatan Karyawan dan hotline, mengadakan perjalanan harian untuk para pekerja, mengadakan rapat umum anti-bunuh diri dan membuat pengumuman kenaikan upah dengan cara yang besar-besaran. Jelaslah bahwa Foxconn tidak memperhatikan stres pekerja yang sebenarnya yang dihasilkan dari metodologi manajemen mereka. SACOM berdasar hasil penyelidikan terhadap Foxconn dan para pembelinya, seperti: Apple, Nokia, HP, Dell dan lain-lain, mengusulkan hal-hal berikut agar dapat dipenuhi Foxconn sehingga kondisi karyawan dapat lebih membaik:  Foxconn harus menghormati kenaikan upah yang dijanjikan dan menawarkan upah dasar di CNY 2000 untuk semua pekerja di Cina;  Foxconn harus berkonsultasi dengan pekerja mengenai rencana relokasi untuk membuat proses transparan;  Foxconn harus mengakhiri penyalahgunaan pekerja siswa;  Apple dan merek elektronik lainnya harus mereformasi model pembelian mereka. Merek-merek tersebut harus menaikkan harga satuan mereka untuk memastikan bahwa pekerja memiliki upah layak;  Apple dan pembeli Foxconn lainnya harus memberi kode etik kepada semua pekerja dan memastikan bahwa mereka dapat memahami hak-hak mereka;  Merek harus bekerja dengan Foxconn untuk melakukan pelatihan hak-hak pekerja untuk para pekerja dengan pemantauan dari organisasi-organisasi nonpemerintah perburuhan (LSM);  Foxconn harus bekerja dengan serikat pekerja yang ada untuk meluncurkan pemilihan demokratis sesuai dengan UU Serikat Pekerja di Cina;  Foxconn harus memberikan layanan yang lebih mendukung bagi para pekerja;  Investigasi pada tekanan kerja pekerja dan kondisi kerja, termasuk metodologi manajemen harus dilakukan oleh Foxconn dan ahli independen;  Apple harus melakukan dialog dengan LSM ketenagakerjaan tentang kondisi kerja dan peningkatan jangka panjang.
  • 15. Page 15 of 19 Usulan di atas tidak hanya sekedar kenaikan upah, akan tetapi juga menekankan agar para karyawan di lingkungan Foxconn mengerti apa yang menjadi hak mereka, oleh karena itu kerja sama antara Foxconn dan serikat pekerja yang profesional mutlak diperlukan. Selain itu, sebagai pembeli produk-produk Foxconn, Apple dan kawan-kawan hendaknya mereformasi model pembelian mereka, agar tekanan kepada karyawan Foxconn tidak terlalu tinggi. Dan terakhir, Manajemen Foxconn harus lebih memperhatikan sisi manusiawi dari para karyawannya. Sebab karyawan yang bahagia memberi dampak positif pada produktivitas mereka secara keseluruhan, mereka akan memberikan imbal balik positif terhadap pekerjaan (Halvorson, 2015). Pengurangan jam kerja, khususnya kerja tambahan juga didukung oleh Konfederasi Serikat Nasional (KSN). Organisasi tersebut berpendapat bahwa jam kerja yang panjang tidak membawa manfaat apapun bagi masyarakat. Kurangnya istirahat akibat jam kerja berlebih dapat menumpuk stres dan kelelahan yang menjadi sumber penyakit. Kekurangan tidur dapat berdampak pada kesehatan mental dan membuat seorang pekerja menjadi agresif secara emosional. Pekerja dapat sering bertengkar dengan pasangannya di rumah akibat stres bekerja. Banyak kasus depresi dan kecemasan berlebih (anxiety) dilaporkan terjadi akibat stres. Masalah kesehatan mental ini terlihat dari besarnya angka rata-rata bunuh diri di Korea Selatan yang mencapai 40 orang setiap harinya. Sampai kapanpun, kerja berlebih tidak akan membawa manfaat apapun. Asia Transnational Corporation (ATNC) Monitoring Network pernah memenangkan perjuangan mengurangi jam kerja sejak ‘Gerakan 8 Jam Kerja’ pada 1 Mei 1886 yang terus konsisten melawan. Namun, saat ini jam kerja bertambah lebih banyak, bahkan lebih tinggi dari saat ‘Gerakan 8 Jam Kerja’ belum dimenangkan. Oleh karena itu “Jam Kerja yang Mematikan” wajib dihilangkan dan upah yang layak wajib diberikan, agar para pekerja tidak lagi bergantung kepada lembur atau kerja sampingan (Redaksi KSN, 2018) Pada studi terbaru (Gijsbert, 2016), Foxconn telah melakukan beberapa langkah strategis untuk merespon perubahan dan tuntutan yang dialamatkan kepada perusahaan tersebut. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:  Diversifikasi basis produk, Foxconn sekarang memproduksi display untuk smartphone, tablet, laptop, desktop all-in-one (AIO), dan TV; untuk keperluan bisnis, medis dan pendidikan; dan untuk dinding video. Mereka juga memproduksi kamera.  Diversifikasi basis pelanggan, hal ini akan selalu menjadi proses yang berkelanjutan. Contohnya: Xiaomi dan Tesla.  Pergeseran lokasi produksi, di Cina, Foxconn telah memindahkan produksi dari zona pesisir ke lokasi pedalaman, seperti Zhengzhou dan Chengdu. Dan negara berkembang lainnya seperti Indonesia, India dan bahkan Amerika Serikat.  Otomasi, Foxconn ingin mengembangkan dan membangun robot-robot sendiri ('Foxbots') dan mengumumkan pada 2010 bahwa ia akan memproduksi dan memasang satu juta robot pada 2015. Namun pada 2013, hanya 20.000 Foxbots telah
  • 16. Page 16 of 19 diproduksi (10.000 di antaranya dipasang di Foxconn Shenzen). Sepertinya Foxconn mengalami kesulitan dalam instalasi dan kerumitan tugas-tugas yang dapat diotomasi. Meskipun demikian, perusahaan berkomitmen untuk melanjutkan jalan ini dan telah membangun aliansi dengan pengembang robot.  Memisahkan aktivitas yang ada, daftar terpisah di bursa saham adalah unit manufaktur kabel dan konektor Foxconn, Foxconn Interconnect Technology Limited ('FIT'), yang sebelumnya dikenal sebagai Grup Bisnis Interkoneksi Jaringan HHPI ('NWInG').  Memperluas ke area baru, Foxconn menutup 2 ritel elektroniknya di Taiwan dan Cina, dan mulai memasuki area baru seperti memperoleh lisensi dalam penawaran spektrum 4G di Taiwan 2014, membeli saham di Asia Pacific Telecom (APT) Taiwan, komponen kendaraan pintar elektronik, layanan internet, server dan penyimpanan, energi surya, dan komputasi awan. Foxconn juga telah membangun pusat data (Data Center) berdaya rendah di Provinsi Guizhou. Dengan implementasi langkah-langkah di atas, diharapkan tekanan-tekanan terhadap para karyawan Foxconn di setiap pabriknya dapat berkurang dan lebih manusiawi, sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan secara umum.
  • 17. Page 17 of 19 BAB IV KESIMPULAN Setelah membahas dan menganalisa tekanan kerja karyawan yang dapat mendorong kepada kematian, penulis dapat menyimpulkan bahwa kedisplinan yang dipaksakan, beban kerja yang tidak manusiawi, mengisolasi manusia dari interaksi sosial, dapat berdampak buruk bagi karyawan tersebut, dan tentunya perusahaan. Selain usaha untuk menjaga jiwa manusia lainnya, perusahaan juga diharapkan dapat memberikan lingkungan kerja yang membuat para karyawannya bahagia, walau kebahagiaan tidak harus selalu dalam bentuk upah yang tinggi. Sehingga karyawan dapat memberikan imbal balik positif kepada perusahaan, berupa kinerja yang baik dan terjaga.
  • 18. Page 18 of 19 DAFTAR PUSAKA Ahmad, Aftab, et al., 2015. Workplace Stress: A Critical Insight of Causes, Effects and Intervention. Technical Journal, University of Engineering and Technology (UET) Taxila, Pakistan. Vol. 20(SI): 45-55. Blagoev, Borislav et al., 2015. Management essentials and Leadership art [Powerpoint Slides] di https://www.slideshare.net/supercooldarpan/management-essentials- leadership-art-project-on-leader-of-foxconn-terry-gou?qid=ade3d10b-c014-4ff6-a824- 6f67a7f7dcfb&v=&b=&from_search=1, (akses 28 Desember 2018) Foxconn Technology Group, 2017. Corporate Governance di http://www.foxconn.com/Investors_En/CompanyOrganization.html, (akses 29 Desember 2018) _______________________, 2018. Group Profile di http://www.foxconn.com/GroupProfile_En/GroupProfile.html, (akses 29 Desember 2018) Gijsbert van Liemt, 2016. Flexible workforces and low profit margins: electronics assembly between Europe and China. Brussels (BE): ETUI. Hasan, AM, 2017. 10 Tahun iPhone dan Catatan Bunuh Diri Buruh Foxconn di https://tirto.id/10-tahun-iphone-dan-catatan-bunuh-diri-buruh-foxconn-cwxX, (akses 29 Desember 2018) Halvorson, Chad, 2015. How To Measure & Boost Employee Satisfaction di https://wheniwork.com/blog/how-to-measure-boost-employee-satisfaction/, (akses 31 Desember 2018) Kim, Ginny, 2010. Timeline of Foxconn Suicide di http://the-apple- report.blogspot.com/2010/09/timeline-of-foxconn-suicides.html, (akses 31 Desember 2018) Koesoemawiria, Edith, 2013. LSM HAM Cina Kritik Apple Soal Kondisi Buruh di https://www.dw.com/id/lsm-ham-cina-kritik-apple-soal-kondisi-buruh/a-16991220, (akses 29 Desember 2018) Ledvina, John et al., 2018. Foxconn Company Profile. Milwaukee (US) : Legislative Reference Bureau City of Milwaukee. Ngai, Pun, dan Chan, Jenny, 2012. Global Capital, the State, and Chinese Workers: The Foxconn Experience. Modern China. 38(4): 383–410. Nie, Peng, Otterbach, Steffen, dan Sousa-Poza, Alfonso, 2015. Long Work Hours and Health in China dalam: Discussion Paper No. 8911. Bonn (DE) : IZA. Normile, Dennis, 2004. Why is Hon Hai so shy? di https://www.edn.com/electronics- news/4331694/Why-is-Hon-Hai-so-shy-, (akses 31 Desember 2018) Redaksi BBC, 2012. Pabrik Apple Di Cina Langgar Peraturan di https://www.bbc.com/indonesia/dunia/2012/03/120329_applechina, (akses 29 Desember 2018)
  • 19. Page 19 of 19 ___________, 2013, Foxconn Kembali Langgar Aturan Tenaga Kerja di https://www.bbc.com/indonesia/majalah/2013/10/131011_bisnis_foxcon, (akses 31 Desember 2018) Redaksi ebrary, Case Study: Foxconn* di https://ebrary.net/21382/management/case_study_foxconn*, (akses 30 Desember 2018) Redaksi KSN, 2018. Hentikan Jam Kerja Mematikan di http://ksn.or.id/hentikan-jam-kerja- mematikan-di-asia/, (akses 29 Desember 2018) Redaksi Wenweipo, 2010. 深陷「跳樓門」富士康首度檢討 (Terperangkap sangat dalam di “Pintu Melompat”Foxconn, Ulasan Pertama) di http://news.wenweipo.com/2010/04/10/IN1004100070.htm, Yoyo, editor. (akses 31 Desember 2018) SACOM [Students and Scholars against Corporate Misbehavior], 2010. Workers as machines: military management in Foxconn di http://sacom.hk/wp- content/uploads/2010/10/report-on-foxconn-workers-as-machines_sacom3.pdf, (akses 28 Desember 2018) Xiaojun, Feng, 2017. Manufacturing Conflict: The Experience of a World Factory in a Changing China. Modern China:1–30 Xu, Kaibin dan Li, Wenqing, 2013. An Ethical Stakeholder Approach to Crisis Communication: A Case Study of Foxconn’s 2010 Employee Suicide Crisis. J Bus Ethics. 117:371–386.