SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 29
MAKALAH

     PELUANG DAN TANTANGAN SUKUK DI

                          INDONESIA

disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Manajemen Investasi




  Disusun oleh :

                   Abida Muttaqiena           7450406003




       JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

                   FAKULTAS EKONOMI

        UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

                               2009

                               BAB 1

                          PENDAHULUAN
Total Sukuk Issues (in USD mio)
                 2002        2003        2004      2005      2006       2007       Total     %
By Currency
MYR             3,974.69    2,839.18    3,744.93  5,005.72   7,015.00  11,239.00  33,818.52   47%
USD               750.00    1,350.00    1,700.00  2,465.00  10,155.00   8,780.00  25,200.00   35%
Other             167.58        91.74     324.38    123.39     955.00  10,784.00  12,446.09   17%
Total           4,892.27    4,280.92    5,769.31  7,594.11  18,125.00  30,803.00  71,464.61  100%
# of issues
MYR                    120
                              A. 101          190
                                   Latar Belakang       275       260        211      1,157
USD                      2           3          4         9         13         17         48
Other                   13           9         11         4          3         24         64
Total                  135        113         205       288       276        252      1,269
Avg size
MYR                 33.12     Sejak mulai19.71
                                28.11       diperdagangkan di pasar Internasional pada tahun 2002,
                                                     18.20      26.98      53.27      29.23          Sukuk
USD               375.00      450.00      425.00    273.89     781.15     516.47     525.00
Other               12.89     terus berkembang dengan kecepatan pertumbuhan yang luar biasa.
                                10.19      29.49     30.85     318.33     449.33     194.47          Sukuk
Total               36.24       37.88      28.14     26.37      65.67     122.23      56.32
Source: Bloomberg, Dec-07   merupakan instrumen keuangan Islam yang tumbuh paling cepat, jauh diatas

                            pertumbuhan Islamic Banking dan institusi keuangan syariah lain. Pada tahun

                            2002, penerbitan sukuk internasional hanya US$ 4,9 miliar. Tahun 2007, pasar

                            sukuk global bernilai US$30,8 miliar. Angka itu meningkat pesat pada 2008

                            hingga mencapai US$ 84,1 miliar.




                                            Tabel 1. Penerbitan Sukuk di Seluruh Dunia



                            Penerbitan sukuk dalam mata uang Ringgit di pasar domestik Malaysia

                            mendominasi penerbitan sukuk dunia selama 2002-2005, dan bahkan Malaysia

                            menguasai sekitar 66% dari seluruh penerbitan sukuk di dunia, karena 70%

                            obligasi yang diterbitkan Malaysia adalah dalam bentuk sukuk. Selain

                            Malaysia, Bahrain, Brunei, Qatar, dan UAE juga telah menerbitkan sovereign

                            sukuk (sukuk negara) secara reguler. Tahun 2003, sovereign sukuk masih




                                                                                                      2
mendominasi pasar sukuk global yaitu sebesar 42% dan sukuk yang

diterbitkan oleh lembaga keuangan sebesar 58%. Namun sejak saat itu

komposisinya mengalami pergeseran. Pada tahun 2007, sukuk korporasi yang

mendominasi pasar sukuk global, yaitu sekitar 71%, lembaga keuangan 26%,

dan pemerintah tinggal 3%.



Investor Sukuk tidak hanya dari kalangan Islam akan tetapi juga dari kalangan

non muslim. Secara geografis investor Sukuk berasal dari Timur Tengah

(65%), Eropa dan USA (19%), Asia Pasific (16%). Hal ini salah satunya

disebabkan karena penerbitan sukuk oleh negara-negara yang tidak didominasi

muslim, juga cukup tinggi. Jerman menerbitkan sukuk senilai 100 miliar euro

(2004), USA US$ 165 miliar (2006), Jepang US$ 300-500 miliar (2006), Cina

US$ 250 miliar (2006) dan UK £ 225 miliar (2007).



Sukuk telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam sistem keuangan

global. Berdasarkan proyeksi S&P, dalam lima tahun ke depan, pasar sukuk

dapat menembus level US$100 miliar, tergantung pada kondisi stabilitas pasar

kredit. Sementara itu, Moody’s memperkirakan, pasar sukuk akan meningkat

sebesar 35% per tahun. Pada tahun 2010, pasar sukuk global diperkirakan

dapat menembus hingga US$200 miliar, terutama ditopang oleh negara-negara

di kawasan Teluk, Inggris, Jepang, dan Thailand.



Pengembangan sukuk sangat didukung regulator dan pemerintah di kawasan

Teluk dan Asia. Kini, makin banyak negara yang telah menerbitkan sukuk




                                                                        3
sebagai instrumen pembiayaan. Pada tahun 2007, ada 10 negara penerbit

sukuk, padahal pada tahun 2001 baru ada 2 negara. Uni Emirat Arab (UEA)

dan Malaysia masih mempertahankan kedudukan sebagai negara penerbit

sukuk terbesar di dunia. Pada tahun 2007, lebih dari US$25 miliar sukuk (atau

sekitar 75% dari seluruh sukuk yang diterbitkan di seluruh dunia pada tahun

itu)   adalah   sukuk     yang    diterbitkan    oleh   UEA   dan   Malaysia.

S&P memperkirakan Malaysia dan UEA akan tetap memegang posisinya

sebagai penguasa pasar, karena ditopang oleh regulator dan status UEA

sebagai pintu masuk investor global.



Selain dukungan yang kuat dari pemerintah setempat, perkembangan pesat

sukuk juga tidak terlepas dari kinerja sukuk itu sendiri. Perkembangan indeks

surat berharga yang berbasis syariah (saham dan sukuk), kinerjanya lebih baik

dibandingkan indeks surat berharga konvensional. Nilai nominal rata-ratanya

juga terus meningkat, dari US$375 juta pada tahun 2002 menjadi US$516,47

juta pada 2007. Fenomena ini mencerminkan semakin pentingnya sukuk

sebagai sumber pendanaan berskala besar dan semakin diterimanya sukuk

sebagai alternatif investasi para investor global.

B. Rumusan Masalah



Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dilihat pesatnya pertumbuhan sukuk

dalam pasar keuangan global. Di sisi lain, Indonesia merupakan negara

berpenduduk mayoritas muslim dan memiliki jumlah institusi keuangan

syariah terbesar di Dunia yang menjadi pasar potensial Sukuk. Maka, makalah




                                                                        4
ini akan membahas mengenai:

   1) Bagaimana kondisi sukuk di pasar finansial Indonesia

   2) Bagaimana peluang dan tantangan sukuk di Indonesia.



   C. Tujuan Penulisan



   Tujuan penulisan paper ini yaitu:

   1) Mendeskripsikan kondisi sukuk di pasar finansial Indonesia

   2) Mendekripsikan peluang dan tantangan sukuk di Indonesia.



   D. Manfaat Penulisan



   Adapun manfaat yang dapat diambil dalam penulisan paper ini adalah :

              1. Manfaat praktis

       Paper ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai sukuk.

              2. Manfaat teoritis

       Bagi kalangan akademisi, paper ini diharapkan dapat memberikan

       sumbangan konseptual bagi pengembangan kajian sukuk di Indonesia.

                                       BAB 2

                                       SUKUK



“Sukuk” berasal dari bahasa Arab ‫( صكوك‬plural: ‫ صك‬sakk), yaitu cek atau

instrumen hukum. Saat ini, sukuk dikenal sebagai nama sebuah sertifikat finasial

dan dikenal juga dengan nama obligasi syariah (surat utang Islam). Surat utang




                                                                           5
berbasiskan suku bunga tidak diperbolehkan dalam Islam, sehingga Sukuk adalah

surat berharga yang sesuai dengan aturan Islam dan prinsip-prinsip investasi yang

melarang membebankan atau membayarkan bunga.



Pada periode klasik Islam, definisi sakk (sukuk) yang juga merupakan kata dasar

‘cheque’ di Eropa, berarti sebuah dokumen yang mewakili sebuah kontrak hak,

kewajiban atau keuangan yang sesuai dengan syariah. Fakta empiris menunjukkan

bahwa sukuk merupakan produk yang secara umum digunakan di abad

pertengahan oleh umat Islam untuk melakukan transfer kewajiban finansial dari

aktivitas trading dan aktivitas komersial lainnya. Pentingnya perangkat sukuk

dalam perspektif Islam modern terletak pada konsep sekuritisasi yang dapat

dicapai melalui proses penerbitan sukuk. Potensi terbesar adalah di dalam

melakukan transformasi cash flow di masa yang akan datang pada aset. Sukuk

dapat diterbitkan pada aset yang sudah ada ataupun aset baru.



Menurut Fatwa DSN MUI Nomor 32/DSN-MUI/IX/2002, Obligasi Syariah

adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang

dikeluarkan Emiten kepada pemegang Obligasi Syariah yang mewajibkan Emiten

untuk membayar pendapatan kepada pemegang Obligasi Syariah berupa bagi hasil

atau margin atau fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh

tempo. Akad (kontrak) yang dapat digunakan dalam penerbitan obligasi syariah

antara lain Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, Salam, Istishna, dan Ijarah.

Jenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan

syariah dengan memperhatikan substansi Fatwa DSN-MUI Nomor 20/DSN-MUI/




                                                                            6
IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah.

Pendapatan (hasil) investasi yang dibagikan Emiten (Mudharib) kepada pemegang

Obligasi Syariah sesuai dengan akad yang digunakan, serta harus bersih dari unsur

non halal.



Sedangkan menurut AAOFI, Sukuk adalah sertifikat yang bernilai sama yang

mewakili kepemilikan yang tidak dibagikan atas suatu aset berwujud, nilai

manfaat (usufruct) dan jasa-jasa (services) atau kepemilikan atas aset dari proyek

tertentu atau kegiatan investasi tertentu. Lebih khusus lagi, dalam Undang-

Undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN),

SBSN didefinisikan sebagai surat berharga yang diterbitkan berdasarkan syariah,

sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap aset SBSN, baik dalam mata uang

rupiah maupun valuta asing.



Sukuk memiliki sejumlah perbedaan karakteristik dengan obligasi konvensional.

Perbedaan-perbedaan tersebut yaitu :

                    1) Sukuk bukan merupakan instrumen utang, akan tetapi

                        merupakan bukti kepemilikan bersama suatu asset

                        berwujud atau hak manfaat (beneficial title);

                    2) diperlukan      adanya   underlying   asset   (berupa   aset

                        berwujud maupun aset tidak berwujud) dan syariah

                        endorsement (dokumen pernyataan kesesuaian syariah

                        dari DSN MUI) sebagai dasar penerbitan sukuk;

                    3) penghasilan yang diberikan bukan berupa bunga/capital




                                                                               7
gain akan tetapi berupa imbalan/sewa, bagi hasil atau

                        margin;

                    4) diperlukan adanya SPV (Special Purpose Vehicle)

                        sebagai penerbit sukuk untuk kepentingan obligor,

                        fasilitator antara obligor dan investor, serta waliamanat

                        (principal trustee) untuk kepentingan pemegang Sukuk;

                    5) Sukuk diterbitkan dan dijual dengan harga at par (100%);

                    6) Sukuk harus terhindar dari:

   a. imbal hasil dari kontrak pinjaman (debt contract) berupa bunga (riba)

   b. ketidakpastian dalam perjanjian (gharar)

   c. unsur perjudian/gambling (maysir)



Berdasarkan The Accounting and Auditing Organisation of Islamic Financial

Institutions (AAOIFI) ada 14 jenis transaksi/struktur Sukuk. Diantaranya adalah :

                    1) Sukuk Ijarah

   Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad Ijarah dimana satu

   pihak bertindak sendiri atau melalui wakilnya menjual atau menyewakan hak

   guna (manfaat) atas suatu asset kepada pihak lain berdasarkan harga sewa dan

   periode sewa yang disepakati, tanpa diikuti dengan perpindahan kepemilikan

   asset itu sendiri. Sukuk Ijarah dibedakan menjadi Ijarah Sale and Lease Back

   (Ijarah Almumtahiya Bittamlik) dan Ijarah Headlease and Sublease.



                    2) Sukuk Mudharabah

   Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad Mudharabah yang




                                                                              8
merupakan suatu bentuk kerjasama dimana satu pihak menyediakan modal

(rab al-maal) dan pihak lain menyediakan tenaga dan keahlian (mudharib),

keuntungan dari kerjasama tersebut akan dibagi berdasarkan perbanbandingan

yang telah disetujui sebelumnya. Kerugian yang timbul akan ditanggung

sepenuhnya oleh pihak yang menjadi penyedia modal.

                3) Sukuk Musyarakah

Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad Musyarakah yang

merupakan suatu bentuk kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk

menggabungkan modal yang digunakan untuk membangun proyek baru,

mengembangkan proyek yang telah ada, atau membiayai kegiatan usaha.

Keuntungan maupun kerugian yang timbul akan ditanggung bersama sesuai

dengan jumlah partisipasi modal masing-masing pihak.

                4) Sukuk Istishna’

Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad Istisna’ yang

merupakan suatu bentuk perjanjian jual beli antara para pihak untuk

pembiayaan suatu proyek dimana cara dan jangka waktu penyertaan barang

serta harga ditentukan berdasarkan kesepakatan para pihak. Sukuk Istishna’

merupakan jenis sukuk yang tidak dapat diperjual belikan (non-tradable).

                5) Sukuk Salam

Sukuk Salam merupakan sukuk jangka pendek yang diterbitkan dalam rangka

kontrak jual beli suatu komoditas dengan cara pemesanan dan pembayaran

harga terlebih dahulu dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan sebelumnya.

Sukuk Salam juga termasuk jenis sukuk non-tradable.




                                                                           9
Prinsip syariah menghendaki kegiatan ekonomi yang halal, baik dari segi produk,

dari cara perolehannya, dan cara penggunaannya. Oleh karenanya, selain akad

(kontrak) harus sesuai syari’ah, terdapat pula beberapa ketentuan syariah yang

harus dipenuhi oleh emiten (penerbit sukuk), yaitu :

                    1) Halal Produk,

   Emiten dilarang mempunyai obyek usaha berupa makanan-minuman yang

   tergolong haram, berkaitan dengan maksiat dan pornografi, narkoba, hingga

   hal-hal yang lebih banyak mudharatnya dibanding manfaatnya seperti senjata

   dan rokok.

                    2) Halal Cara Perolehan

                              –   Emiten harus mendapat penghasilan usaha dari

                                  usaha ekonomi secara rela sama rela serta tidak

                                  bertindak zalim dan tidak boleh diperlakukan

                                  zalim.

                              –   Emiten harus menjalankan kegiatan usaha

                                  dengan cara yang baik, memenuhi prinsip

                                  keterbukaan dan dilarang menciptakan keraguan

                                  yang     dapat   merugikan   (gharar).     Dalam

                                  penawaran perdana, Emiten harus menyatakan

                                  dengan jelas pada kegiatan usaha spesifik yang

                                  mana hasil emisi akan digunakan.

                    3) Halal Cara Pemakaian

                              –   Emiten harus mempunya manajemen yang

                                  berprilaku   Islami,   menghormati   hak    asasi




                                                                              10
manusia,         menjaga       lingkungan     hidup,

                                  melaksanakan good corporate governance serta

                                  tidak spekulatif dan memegang teguh prinsip

                                  kehati-hatian.

                              –   Emiten harus mempunyai pembukuan yang jelas

                                  dan sebaiknya terpisah mengenai kegiatan usaha

                                  yang      dibiayai,   sehingga    dapat   dinyatakan

                                  dengan transparan dan adil manfaat atau hasil

                                  usaha yang diperoleh pada kegiatan usaha yang

                                  dibiayai (Hubungan dengan Investor).



Selain itu, agar Sukuk yang diterbitkan dapat diterima baik pasar lokal maupun

pasar global, maka ada beberapa faktor yang perlu ada dalam penerbitan sukuk,

antara lain:

                    1) Harus memenuhi semua ketentuan syariah (full syariah

                        compliance)         baik     kegiatan      usahanya,    proses

                        penerbitannya       maupun      jenis   asset   yang   menjadi

                        underlying.

                    2) Likuiditas (marketability of instruments), yakni:

               -   Sukuk harus dapat dipindahtangankan dari satu pihak ke pihak

                   lainnya (transferable)

               -   Sukuk harus dapat diperjualbelikan (tradable)

                                  c. Tingkat keuntungan (profitability) yang

                                      lebih kompetitif          dibandingkan dengan




                                                                                  11
instrumen      konvensional        dan    memiliki

                                    tingkat kepuasan yang lebih baik dari faktor

                                    risiko dan hasilnya (risk-reward factor).

                                 d. Biaya transaksi yang rendah.

                                 e. Transparansi,    misalnya       dengan        adanya

                                    informasi      yang     jelas      bagi   investor

                                    menyangkut kinerja, proyeksi pembangunan

                                    dan proyeksi penerimaan dan keuntungan

                                    selama durasi/tenor Sukuk.

                                 f. Operasional,     Standarisasi,       Sistem      dan

                                    Dokumentasi       perlu     dilakukan         dengan

                                    mengikuti ketentuan-ketentuan baku seperti

                                    dalam proses penerbitan             Sukuk, legal

                                    contract, term and conditions, penetapan

                                    standar professional untuk broker dan

                                    underwriter,     dan      proses    listing     serta

                                    kustodian.

                                 g. Adanya pasar keuangan Islam yang efisien.

                                 h. Adanya koordinasi dan kerjasama dengan

                                    pasar        keuangan        regional          untuk

                                    meningkatkan efisiensi pasar dan aliran

                                    modal.



Bagi Investor, risiko investasi dalam Sukuk tidak berbeda dengan risiko investasi




                                                                                    12
pada umumnya kecuali dalam hal:

                  1) Sharia compliance risk, yaitu risiko yang timbul akibat

                      tindakan obligor yang bertentangan dengan prinsip

                      syariah sehingga menimbulkan adanya komplain dan

                      terjadi pengakhiran perjanjian.

                  2) coupon payment risk, obligor tidak membayarkan kupon

                      tepat waktunya.

                  3) asset redemption risk, Obligor tidak mampu melakukan

                      pembelian kembali (buy back) atas underlying asset

                      sesuai dengan nilai nominal Sukuk.

                  4) Risks related to the asset, risiko terjadinya kerugian (loss)

                      atas asset Sukuk terutama yang bukan berbentuk tanah.

                  5) Institutional rigidity, pada umumnya sukuk diterbitkan

                      oleh negara berkembang yang memiliki infrastruktur

                      keuangan yang lemah seperti tidak adanya pasar uang

                      antar bank (inter-bank money market), lemahnya hedging

                      dan proses financial engineering, dan tidak adanya

                      keseragaman akunting, auditing dan pengakuan atas

                      income dan loss.



                                   BAB 3

                              PEMBAHASAN



A. Sukuk di Pasar Finansial Indonesia




                                                                             13
Penerbitan sukuk korporasi pertama di pasar modal Indonesia dilakukan pada

tahun 2002 dengan akad Mudharabah. Namun saat itu belum ada regulasi yang

memadai. Kerangka peraturan masih menggunakan Peraturan Penerbitan Efek

Konvensional, dengan tambahan dokumen pernyataan kesesuaian syariah dari

DSN MUI (Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia). Basis penerbitan

obligasi syariah tersebut adalah Fatwa DSN MUI No.32 dan No.33. Sejak saat itu,

penerbitan sukuk korporasi di Indonesia kian berkembang pesat.




                    P e r k e m b a n g a n O b li g a si S y a ri a h K o rp o r a si
                                             D o m e sti k
     25                                                                                  4 .0 0 0
                Ju m la h E m it e n                  To t a l N ila i E m is i
                                                                                         3 .5 0 0
     20
                                                                                         3 .0 0 0




                                                                                                    R p Triliun
     15                                                                                  2 .5 0 0
                                                                                         2 .0 0 0
     10                                                                                  1 .5 0 0
      5                                                                                  1 .0 0 0
                                                                                         500
      0                                                                                  0
           2002      2003       20 04      2005       2006        200 7      Ap r-0 8




  Gambar 1. Perkembangan Obligasi Syariah Korporasi Domestik di Indonesia

                             (Sumber: Depkeu, 2008)



Berdasarkan fatwa DSN MUI No.32, pemindahan kepemilikan obligasi syariah



                                                                                         14
harus mengikuti akad-akad yang digunakan. Hal ini menjadi dasar bagi

diizinkannya perdagangan Sukuk dengan struktur tertentu di pasar sekunder.

Lebih lanjut, menurut peraturan Bapepam-LK, sukuk dapat diperdagangkan di

pasar sekunder, dengan syarat :

   1) Seluruh dana hasil penawaran sukuk telah diterima oleh Emiten;

   2) Dana yang diterima sudah mulai digunakan sesuai dengan tujuan

       penerbitannya.



Dari berbagai jenis sukuk, ada beberapa jenis yang cukup populer di kalangan

Investor Sukuk dan merupakan jenis sukuk yang paling banyak diterbitkan, yaitu :

   1) Sukuk Ijarah,

       Bagi penerbit sukuk, mekanisme sukuk Ijarah relatif lebih mudah

       dilaksanakan dibanding jenis sukuk lainnya, dan penggunaan dana lebih

       bebas sepanjang tidak melanggar ketentuan syari’ah. Sedangkan bagi

       Investor, Sukuk Ijarah lebih diminati karena strukturnya mirip dengan

       struktur    Obligasi   Konvensional,   yang   ‘cenderung’    memberikan

       keuntungan tetap, karena transaksi yang bersifat sewa serta lebih mudah

       dalam menetukan fee ijarah (bukan bunga) yang dibayarkan secara

       periodik.

   2) Sukuk Mudharabah

       Sukuk Mudharabah memiliki potensi keuntungan yang jauh lebih besar

       daripada obligasi konvensional karena sifat bagi hasilnya, namun tetap

       memiliki derajat pengembalian pokok yang cukup tinggi

Eksplorasi pada jenis-jenis instrumen di atas dapat dilakukan, dengan membangun




                                                                           15
struktur-struktur instrumen yang bervariasi dan menarik. Selama tetap

menunjukkan perbedaan konsep dan penerapan Investasi Syariah (Depkeu, 2008).



Seiring dengan kian berkembangnya pasar sukuk dunia, pangsa pasar sukuk di

Indonesia hingga April 2008 meningkat hingga mencapai 6,17% dibandingkan

obligasi konvensional.




                                              7 .3 4%
                                                                            6 .1 7%


                                    3 .8 2%                       3 .7 0%
               2 .8 7%
                         2 .1 1 %
                                                        1 .7 4%

 Gambar 2.
 Persentase                                                                           Nilai
   Emisi
  Obligasi     2 00 2 2 00 3 2 00 4 2 0 0 5 2 00 6 2 00 7 YTD
  Syariah                                                  2 00 8
  (Sukuk)
         Dibandingkan Obligasi Konvensional Tahun 2002 – April 2008
                         (Sumber: Danareksa, 2008)


Namun, pertumbuhan pangsa pasar sukuk di Indonesia masih sangat lambat

dibandingkan pertumbuhan sukuk Dunia. Apalagi, sempat terjadi penurunan

pangsa pasar sukuk di Indonesia secara drastis pada tahun 2006, dan belum

kembali mencapai pangsa pasar tertingginya. Sedangkan selama 20 tahun terakhir,

industri keuangan Islam di Dunia meraih pertumbuhan 65% per tahun, dan

instrumen obligasi syariah atau sukuk mencatat pertumbuhan terbesar,

sebagaimana ditampilkan dalam gambar (2).




                                                                                      16
Gambar 3. Perkembangan Penerbitan Sukuk Global Tahun 2001 – 2007
                      (Sumber: Bloomberg, 2008)


Ada beberapa sebab lambatnya perkembangan sukuk di Indonesia, antara lain:

          1) Masih sedikitnya jumlah penerbit sukuk di Indonesia. Per

              Desember 2007, porsi penerbit Sukuk (Obligasi Syariah) baru




                                                                      17
mencapai 12% dari Total Obligasi Korporasi di Indonesia

                 yang mencapai 174 Perusahaan (Depkeu, 2008). Hingga bulan

                 April 2008, Total Kumulatif Penerbitan Sukuk baru mencapai

                 22 dan Sukuk yang masih beredar sebanyak 20 Sukuk

                 (Lampiran 2).

              2) Likuiditas sukuk di Indonesia relatif rendah, karena investor

                 cenderung melakukan aksi buy and hold, sedangkan struktur

                 sukuk umumnya Ijarah Head-Lease and Sub-lease.

              3) Hingga    pertengahan    tahun   2008,    Pemerintah    belum

                 menerbitkan regulasi yang jelas mengenai sukuk, sehingga

                 investor enggan berinvestasi dalam sukuk korporasi Indonesia.

                 Selain itu, Pemerintah juga belum menerbitkan sukuk negara

                 (SBSN/ Surat Berharga Syari’ah Negara).



B. Peluang dan Tantangan Sukuk di Indonesia



Di tengah perkembangan pesat industri keuangan dan jasa syari’ah di Indonesia,

sukuk memiliki peluang yang sangat besar sebagai salah satu instrumen investasi

keuangan syari’ah. Perbankan syari’ah Indonesia terus mengalami perkembangan

pesat sejak kelahirannya di tahun 1992. Jaringan kantor, dana pihak ketiga,

pembiayaan yang disalurkan, maupun aset yang dimilikinya juga terus meningkat

pesat. Hal ini berimplikasi pada tingginya kebutuhan perbankan syari’ah akan

instrumen investasi yang mampu memberikan return atau imbal hasil, sekaligus

juga mampu membantu liquidity management bank syari’ah.




                                                                          18
INDONESIAN BANKING INDUSTRY
in IDR billions                        Dec-03      Dec-04    Dec-05     Dec-06        Dec-07
Banking Assets
  Commercial Banks                  1,205,574   1,256,871 1,448,947  1,667,128     1,949,963
  Syariah Banks                         7,944      15,210    20,880     26,722        36,538
  Total (excl BPR)                  1,213,518   1,272,081 1,469,827  1,693,850     1,986,501
Investment in Marketable Securities
  Commercial Banks                     34,980      37,788    44,224     55,988       108,007
  Syariah Banks          Namun, investasi 105 syariah dalam bentuk surat berharga masih sangat kecil
                                           bank       671       730        829         1,302
  Total (excl BPR)                     35,085      38,459    44,954     56,817       109,309
Source: Bank Indonesia (tabel 2). Kecilnya angka investasi bank syari’ah dalam surat berharga ini,

                     terutama disebabkan oleh kecilnya jumlah instrumen investasi yang sesuai

                     syari’ah di pasar finansial Indonesia.




                          Tabel 2. Perkembangan Aset dan Investasi Perbankan Syari’ah Indonesia
                                                       2003-2007
                                                  (Sumber: BI, 2008)


                     Selain perbankan syari’ah, reksadana syari’ah juga menghadapi keterbatasan

                     instrumen investasi sukuk maupun instrumen lainnya. Keterbatasan instrumen ini

                     membuat perkembangan reksadana syari’ah menjadi fluktuatif dan cenderung

                     stagnan.

                     fFilled0fillShape1fNoFillHitTest0lineColor4990464fLine0fNoLineDrawDash0sh
                     adowColor3355443fShadow0fLayoutInCell1fLayoutInCell1
                      OUTSTANDING MUTUAL FUNDS
                      in IDR billion       Dec-03        Dec-04    Jun-05    Dec-05    Dec-06   Dec-07    Mar-08
                      Mutual Funds
                      Fixed Income          55,556        85,036    55,138    12,971   21,994   16,630    15,899
                      Equity                   410         1,885     5,027     4,934   10,695    9,283    12,601
                      Mixed                  3,547         4,643     8,262     5,392    9,336    6,761     7,746
                      Money Market           7,851         9,423    11,742     2,080    5,083    4,761     4,820
                      Protected                -             -         -       3,008   11,915   15,668    16,864
                      ETF                      -             -         -         -        -        110       227
                      Index                    -             -         -         -         35       53        82
                      Total Mutual Funds    67,365       100,987    80,169    28,385   59,058   53,266    58,239
                      Syariah Mutual Funds      67           526     1,000       544      664    1,916       347
                      Source: Bapepam




                                                                                                     19
Tabel 3. Perkembangan Reksadana Tahun 2003-Bulan Maret 2008
                        (Sumber: Bapepam-LK, 2008)


Secara umum, pelaku pasar dalam negeri menghadapi kelangkaan instrumen

syari’ah. Akibat kelangkaan ini, sangat sulit mendapatkan sukuk di pasar sekunder

(Depkeu, 2008).



Di sisi lain, investor Syari’ah internasional terus mencari alternatif investasi yang

menarik. Sejak krisis finansial global dimulai, perhatian dunia beralih kepada

negara-negara penghasil minyak di Timur Tengah, khususnya negara-negara yang

tergabung dalam blok ekonomi GCC (Gulf Cooperation Council). Hal ini

disebabkan negara-negara anggota GCC memiliki surplus likuiditas yang cukup

tinggi dibandingkan kawasan-kawasan lain di belahan dunia. Salah satu faktor

yang menyebabkan masih tingginya likuiditas di negara GCC adalah kenaikan

drastis harga minyak dunia pada tahun 2008.



GCC adalah sebuah blok ekonomi yang beranggotakan enam negara, yaitu

Kuwait, Arab Saudi, Bahrain, Qatar, Oman, dan Uni Emirat Arab. Keenam negara

tersebut merupakan negara dengan pendapatan per kapita yang cukup tinggi

dengan minyak sebagai komoditas utama penggerak perekonomian. Kalau di

masa lalu investasi surplus minyak terfokus di Eropa dan Amerika Serikat,

sekarang sejak krisik moneter melanda dunia otoritas investasi negara-negara

teluk mulai mengalihkan investasinya ke negara-negara berkembang di kawasan




                                                                                20
Asia Pasifik dan Amerika latin. Ini merupakan kesempatan bagus bagi Indonesia

untuk menjaring dana-dana segar ini.



Namun, pemerintah harus lebih dulu membenahi pasar keuangan syariah dalam

negeri, terutama menyediakan regulasi bagi sukuk, yang merupakan instrumen

investasi utama di pasar keuangan syariah.



Setelah melalui proses yang panjang, Undang-Undang No.19 Tahun 2008 Tentang

Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) akhirnya disahkan oleh DPR dalam

Sidang Paripurna pada tanggal 9 April 2008. Sebenarnya terbitnya UU SBSN ini

terlambat hampir enam tahun dari Malaysia. Hal ini menimbulkan asumsi bahwa

regulator finansial di Indonesia cenderung wait and see atau malah kurang

inovatif. Padahal, sebagaimana disebutkan oleh Masrun (2008), tak sedikit studi

yang menguatkan bahwa perangkat hukum Sukuk sangat diperlukan sebagai

instrumen pembangunan ekonomi (misalnya Ketetapan Konferensi No. 10 the

Islamic Jurispudence Council (IJC) bekerjasama dengan IRTI-IDB, 1988; Robert

Gray, 2007; Simon Archer & Rifaat Ahmed Abdel Karim, 2007; Muhammad

Arif, 2007; Muhammad Ayyub, 2006).



Pengesahan UU SBSN ini memacu perkembangan sukuk sebagai salah satu

instrumen keuangan yang penting di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan

kesuksesan penerbitan sukuk ritel perdana oleh Pemerintah pada awal tahun 2009

yang digunakan untuk memperluas diversifikasi instrumen pembiayaan defisit

anggaran dengan meningkatkan basis investor ritel




                                                                          21
.

Sukuk ritel perdana tersebut memiliki tenor tiga tahun (jatuh tempo 25 Februari

2012) dengan nominal per unit Rp1 juta. Jenis akad sukuk ritel yang akan

diterbitkan adalah ijarah sale and lease back dengan underlying assets berupa

barang milik negara berupa tanah dan/atau bangunan yang saat ini sedang

digunakan oleh Depkeu. Penjualan sukuk ritel milik pemerintah ini sukses

melebihi target hingga 213,9 persen dari semula yang ditetapkan sebesar Rp 1,77

triliun. Pemerintah pun memutuskan untuk menyerap semua permintaan

pembelian suku ritel seri SR0001 sebesar Rp 5,556 triliun.



Kesuksesan itu pun disusul oleh penerbitan sukuk global Pemerintah, dan sukuk

korporasi oleh Berlian Laju Tanker, Matahari Putra Prima, dan PLN (Lampiran

3), dan yang terbaru adalah penerbitan sukuk ijarah oleh Bakrieland.



Namun, masih terdapat sejumlah permasalahan yang cukup krusial pasca

pengesahan UU SBSN ini. Analisis mengenai permasalahan-permasalah tersebut

dilakukan oleh Masrun (2008), meliputi:

    1) UU SBSN memiliki potensi multitafsir dan kadang kurang proporsional.

       Misalnya    adalah   mengenai      akad   yang   mana   yang    tidak   bisa

       diperjualbelikan, seperti pada pasal 2 ayat (2). Penjelasan UU SBSN juga

       tidak merinci akad mana yang karena sifatnya tidak bisa diperdagangkan.

       Pertanyaan ini cukup beralasan karena pada penjelasan tentang pasal 3

       huruf f, dicontohkan beberapa bentuk kombinasi akad, sehingga kurang

       proporsional bila pasal yang lain yang lebih signifikan isi dan implikasinya




                                                                               22
tidak dijelaskan.

2) Pada Bab III tentang Tujuan Penerbitan SBSN, Pasal 4 dan Penjelasannya,

   tidak dicantumkan atribut pengawasan Syariah dan atau kesesuaian proyek

   dengan hukum Islam. Hal ini memungkinkan terjadinya pembiayaan pada

   proyek-proyek yang bertentangan dengan hukum Islam, seperti misalnya

   yang berkaitan dengan riba. Dalam konteks ini UU hanya menegaskan

   keharusan agar pemerintah berkordinasi dengan Bank Indonesia dan

   kementerian perencanaan pembangunan Nasional (Pasal 7 ayat [2]). Pada

   Bab VII Pasal 19 mengenai pengelolaan SBSN, Menteri Keuangan

   membuka rekening yang merupakan bagian dari Rekening Kas Umum

   Negara. Menteri Keuangan sejatinya membuka rekening di Bank Syariah

   Umum ketimbang di Bank konvensional untuk menampung hasil

   penjualan SBSN maupun untuk menyediakan dana bagi pembayaran

   imbalan dan Nilai Nominal SBSN. Hal ini akan semakin menambah

   kepercayaan masyarakat dan investor akan komitmen pemerintah dengan

   prinsip-prinsip syariah.

3) Pasal lain yang mewakili kesan bahwa UU SBSN kurang mengakomodasi

   dan mengapresiasi otoritas ulama atau MUI-DSN dalam memberikan

   fatwa adalah Pasal 25. UU ini tidak menekankan kewajiban meminta fatwa

   atau pernyataan kesesuaian SBSN terhadap prinsip-prinsip syariah.

4) Di sisi akuntabilitas dan transparansi, pasal 28 seakan mengindikasikan

   kurangnya komitmen Pemerintah dan DPR dalam mendorong kekuatan

   reformasi birokrasi. Hal ini ditandai dengan tidak disebutkannya

   periodesasi secara lebih spesifik. Meski terkesan sangat teknis, hal ini




                                                                       23
berimplikasi besar terhadap implementasi dan realisasi good governance,

       juga kepercayaan pasar.

   5) Dalam konteks sosial, UU SBSN sangat inklusif terhadap segmen pasar.

       Investor yang membeli Sukuk Negara perdana           lebih didominasi oleh

       lembaga konvensional atau non-syariah. Tercatat dari total sukuk yang

       dijual pemerintah Rp 4,699 triliun, 90,44 persen dari investor berasal dari

       lembaga keuangan konvesnional atau nonsyariah. Di samping sebagai

       indikator konsepsi Islam dapat diterima oleh semua kalangan karena faktor

       profitabilitas dan diversifikasi yang dominan, hal ini menegaskan

       kurangnya partisipasi dan kontribusi lembaga-lembaga syariah di sektor

       moneter. Terkadang hal ini disebabkan adanya prudentalitas, kurangnya

       likuiditas juga kreatifitas.



Selain masalah-masalah tersebut, juga terdapat kontroversi mengenai sistem fix

return yang diberlakukan pada sukuk dengan akad ijarah dan murabahah. Bahkan

pada penerbitan sukuk global (jatuh tempo 23 April 2014), ditetapkan fixed rate

of return sebesar 8,8%. Walaupun hal ini tidak bertentangan dengan fatwa DSN

MUI, namun banyak pihak menilai sistem ini tidak sesuai dengan syariah, karena

akan membebani emiten sebagai pihak penyewa aset. Bila kondisi emiten bagus,

maka pembayaran biaya sewa aset dapat dibagikan kepada investor sukuk. Namun

bila kondisi emiten buruk, sedangkan emiten tetap harus membayar fixed rate

yang sudah disepakati, maka hal ini dinilai tidak sesuai dengan syariah.



Masalah-masalah tersebut berhubungan dengan persyaratan sharia compliance




                                                                             24
(kesesuaian dengan aturan syari’ah), sehingga diperlukan ketegasan dari DSN

MUI sebagai pihak yang berwenang mengeluarkan sharia endorsement untuk

menegaskan peraturan-peraturan sukuk. Aspek legal formal dan kesesuaian

dengan aturan syari’ah dalam regulasi sukuk di Indonesia perlu ditinjau ulang dan

diperbaiki, agar pengembangan sukuk di Indonesia terjaga keberlanjutannya dan

tidak sekedar mengikuti tren global saja.



Banyaknya masalah sharia compliance dalam regulasi sukuk di Indonesia ini

menunjukkan masih rendahnya pemahaman mengenai penerapan prinsip-prinsip

syariah dalam pasar finansial di Indonesia. Rendahnya pemahaman ini tidak hanya

dialami oleh para pembuat regulasi saja, melainkan juga masyarakat. Kontroversi

“kisah gadai Gelora Bung Karno” yang sempat beredar menunjukkan kurangnya

pemahaman masyarakat mengenai instrumen keuangan syariah.



Kontroversi yang menyebutkan bahwa Gelora Bung Karno telah “digadaikan”

sebagai underlying asset penerbitan SBSN itu memang segera dibantah oleh

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dengan mengatakan bahwa Gelora

Bung Karno tidak digadaikan untuk jaminan aset. Namun, adalah benar bahwa

sejumlah besar aset negara telah dijadikan underlying asset penerbitan SBSN, dan

ini telah tercantum dalam UU SBSN. Karena SBSN yang diterbitkan oleh

Pemerintah berdasarkan akad ijarah yang secara syari’ah membutuhkan

underlying asset. Fenomena ini menunjukkan kebutuhan akan sosialisasi

mengenai SBSN bagi masyarakat yang tidak hanya bersifat normatif-positif,

melainkan mengungkapkan juga secara komprehensif basis dari masing-masing




                                                                            25
akad yang digunakan.




                                   BAB 4

                               KESIMPULAN



Perkembangan sukuk di pasar finansial global mendorong pertumbuhan pasar

sukuk di Indonesia. Namun pangsa pasar sukuk di Indonesia masih sangat rendah.

Hal ini antara lain disebabkan oleh masih sedikitnya jumlah penerbit sukuk di

Indonesia, likuiditas sukuk di Indonesia relatif rendah, dan lemahnya regulasi

mengenai sukuk di Indonesia.



Peluang sukuk di Indonesia didasarkan pada pertumbuhan industri keuangan dan

jasa syari’ah domestik yang sangat pesat dan melimpahnya likuiditas investor

Timur Tengah. Berdasarkan besarnya peluang sukuk di pasar finansial Indonesia

tersebut, Pemerintah mengesahkan UU SBSN, yang kemudian menjadi dasar

penerbitan sukuk ritel dan sukuk global. Namun keberadaan UU tersebut justru

menunjukkan lemahnya shariah compliance dalam penerbitan sukuk di Indonesia.




                                                                         26
REFERENSI



Anonim.                 2009.            Definisi/Pengertian               Sukuk.
          http://nayu2.blogspot.com/2009/01/definisi-pengertian-sukuk.html
          [12/07/2009]

Anonim.      2009. Re:[ekonomi-syariah] Sukuk Indonesia Berbunga                 ?.
          http://www.mail-archive.com/ekonomi-
          syariah@yahoogroups.com/msg04131.html [12/07/2009]

Anonim. 2007. Tanya Jawab Mengenai Sukuk. Database kelompok studi ekonomi
        Islam Universitas Indonesia.

Bapepam-LK. 2009. Press Release Penerbitan Keputusan Ketua Badan
       Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. http://www.bapepam-
       lk.go.id/ [12/07/2009]

Fatwa DSN-MUI No.32/DSN-MUI/IX/2002 Tentang Obligasi Syari’ah

Fatwa DSN-MUI No.72/DSN-MUI/VI/2008 Tentang Surat Berharga Syari’ah
       Negara Ijarah Sale and Lease Back

Hidayat, Sultan Emir. 2009. Melirik Aliran Dana Dari Teluk. Dalam harian
         Republika, 23 Februari 2009.

Masrun, Muhammad Hikam. 2008. Dua Catatan Atas Undang-Undang Surat
        Berharga Negara (UU SBSN) Nomor 19 Tahun 2008. Jakarta: UIN
        Syarif Hidayatullah.

Siamat, Dahlan. 2007. Road Map dan Perkembangan Sukuk Negara (Surat
        Berharga Syariah Negara). dalam Ijtima’ Sanawi Dewan Pengawas
        Syari’ah, Bogor, 15 Agustus 2007.



                                                                            27
Susanto,     Heri. 2009. Kronologi Kisruh Gadai        Gelora   Bung     Karno.
           http://www.vivanews.com/ [12/07/2009]

Tim Sosialisasi SBSN. 2008. Perkembangan Pasar Keuangan Syari’ah dan
       Potensi SBSN. dalam Sosialisasi Surat Berharga Syariah Negara Sebagai
       Instrumen Investasi dan Pembiayaan, Jakarta, Mei 2008.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Surat
       Berharga Syari’ah Negara

Yenni, Defri. 2009. Pasar Sukuk Indonesia, Tantangan Masih Menghadang.
        http://www.medanbisnisonline.com/category/rubrik-khusus/
        [12/07/2009]
                              LAMPIRAN 1

                    Perbandingan Sukuk dengan Obligasi



             Deskripsi                   Sukuk                       Obligasi
           Dasar Hukum       - Undang-Undang               Undang-Undang
             Penerbit        - Pemerintah                  - Pemerintah
                             - Korporasi                   - Korporasi
      Metode Penerbitan      - Lelang                      - Lelang
                             - Bookbuilding                - Bookbuilding
                             - Private Placement           - Private Placement
    Ketentuan Perdagangan    Tradable*                     Tradable
        Sifat Instrument     Sertifikat kepemilikan/       Pengakuan utang
                             penyertaan atas aset
         Tipe Investor       - Konvensional                Konvensional
                             - Syariah
   Penghasilan bagi Investor Imbalan, bagi hasil,          Bunga/kupon,
                             Margin                        Capital Gain
   Dokumen yang diperlukan - Dokumen Pasar Modal           Dokumen Pasar Modal
                             - Dokumen Syariah
       Underlying Asset      Perlu                         Tidak Perlu
  Penggunaan hasil penjualan Harus sesuai syariah          Bebas
            (proceed)
       Lembaga terkait       SPV, Trustee, Custodian,      Trustee, Custodian, Agen
                             Agen Pembayar                 Pembayar
     Syariah Endorsement     Perlu                         Tidak perlu
* untuk kontrak tertentu

                         Sumber: Dahlan Siamat, 2007




                                                                           28
Nominal
No.                 Issuer                   Industry            Type     Issuance    Maturity      (IDR bn)
      Obligasi Syariah (Sukuk)
 1    Indosat                          Telecommunications      Mudarabah  11/6/2002    11/6/2007         175
 2    Berlian Laju Tanker              Shipping                Mudarabah  5/28/2003    5/28/2008          60
 3    Bank Bukopin                     Banking                 Mudarabah  7/10/2003    5/10/2008          45
 4    Bank Muamalat                    Banking                 Mudarabah  7/15/2003    7/15/2010         200
 5    Ciliandra Perk asa               Plantations             Mudarabah  9/26/2003    9/26/2008          60
 6    Bank Syariah Mandiri             Banking                 Mudarabah 10/31/2003   10/31/2008         200
 7    PTPN VII                         Plantations             Mudarabah  3/26/2004    3/26/2009          75
 8    Citra Sari Makmur                Telecommunication       Ijarah      7/9/2003      7/9/2009        100
 9    Matahari Putra Prima             Retail/Consumer         Ijarah     5/11/2004    5/11/2009         150
10    Sona Topas Tourism Industry      Tourism                 Ijarah     6/28/2004    6/28/2009          52
11    Indorent                         Transportation          Ijarah    11/11/2004   11/11/2008         100
12    Berlina                          Manufacturing           Ijarah    12/15/2004   12/17/2009          85
13    Humpuss Intermoda Transportasi   Transportation          Ijarah    12/17/2004   12/17/2009         122
14    Apexindo Pratama Duta            Oil & Gas Contracting   Ijarah      4/8/2005    4/28/2010         240
15    Indosat II                       Telecommunication       Ijarah     6/21/2005    6/21/2011         285
16    Ricky Putra Globalindo           Garment                 Ijarah     7/12/2005    7/12/2010          60
17    Perusahaan Listrik Negara        Utilities               Ijarah     6/22/2006    6/21/2016         200
18    Indosat                          Telecommunication       Ijarah     5/29/2007    5/29/2014         400
19    Berlian Laju Tanker              Shipping                Ijarah      7/5/2007      7/5/2012        200
20    Adhikarya                        Construction            Mudarabah   7/6/2007      7/6/2012        125
21    PLN                              Utilities
                                                                    LAMPIRAN 2
                                                               Ijarah     7/10/2007    7/10/2017         300
22    Indosat III                      Telecomunication        Ijarah      4/9/2008      4/9/2013        570
      Total Obligasi Syariah           Daftar Sukuk Korporasi Dalam Negeri Per April                  2008
                                                                                                       3,804




                       Sumber: Bapepam-LK, 2008




                       LAMPIRAN 3
                             Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal

                                                          Dan Lembaga Keuangan

                                   Nomor: KEP-121/BL/2009 Tentang Daftar Efek Syari’ah

                                                                (Per 29 Mei 2009)




                                                                                                               29

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Presentasi asuransi syariah
Presentasi asuransi syariahPresentasi asuransi syariah
Presentasi asuransi syariahElla Aisah
 
Investasi dan pasar modal dalam perspektif islam
Investasi dan pasar modal dalam perspektif islamInvestasi dan pasar modal dalam perspektif islam
Investasi dan pasar modal dalam perspektif islamYusuf Darismah
 
Tugas perbankan bab 15
Tugas perbankan bab 15Tugas perbankan bab 15
Tugas perbankan bab 15Mega Sucia
 
Pasar modal
Pasar modalPasar modal
Pasar modalpudle27
 
Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan MurabahahPembiayaan Murabahah
Pembiayaan Murabahahdwi_rahmamosa
 
Tugas Perbankan Syariah Bab 1-7
Tugas Perbankan Syariah Bab 1-7Tugas Perbankan Syariah Bab 1-7
Tugas Perbankan Syariah Bab 1-7afriyani_dwi
 
Skema Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah
Skema Pembiayaan Mudharabah dan MusyarakahSkema Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah
Skema Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah12345mimi
 
Manajemen keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
Manajemen keuangan bab 20 pendanaan jangka panjangManajemen keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
Manajemen keuangan bab 20 pendanaan jangka panjangDevy Sylvia Silaban
 
Presentasi kebijakan moneter islami
Presentasi kebijakan moneter islamiPresentasi kebijakan moneter islami
Presentasi kebijakan moneter islamiNoeghraha Prathama
 
Tugas perbankan syariah UAS
Tugas perbankan syariah UASTugas perbankan syariah UAS
Tugas perbankan syariah UASDevia13
 
Dasar hukum leasing di indonesia
Dasar hukum leasing di indonesiaDasar hukum leasing di indonesia
Dasar hukum leasing di indonesiaeropisah
 
Sejarah perbankan syariah
Sejarah perbankan syariahSejarah perbankan syariah
Sejarah perbankan syariahNisa Ell
 
Soal dan jawaban uas bank dan lembaga keuangan
Soal dan jawaban uas bank dan lembaga keuanganSoal dan jawaban uas bank dan lembaga keuangan
Soal dan jawaban uas bank dan lembaga keuanganM Nasution
 
Psak 105 mudharabah
Psak 105 mudharabahPsak 105 mudharabah
Psak 105 mudharabahcitra Joni
 
Penggunaan dana bank
Penggunaan dana bankPenggunaan dana bank
Penggunaan dana bankEva Andini
 
Profit Sharing Dalam Bank Syari'ah
Profit Sharing Dalam Bank Syari'ahProfit Sharing Dalam Bank Syari'ah
Profit Sharing Dalam Bank Syari'ahmadureh
 

Was ist angesagt? (20)

Bab 4
Bab 4Bab 4
Bab 4
 
Presentasi asuransi syariah
Presentasi asuransi syariahPresentasi asuransi syariah
Presentasi asuransi syariah
 
Investasi dan pasar modal dalam perspektif islam
Investasi dan pasar modal dalam perspektif islamInvestasi dan pasar modal dalam perspektif islam
Investasi dan pasar modal dalam perspektif islam
 
Tugas perbankan bab 15
Tugas perbankan bab 15Tugas perbankan bab 15
Tugas perbankan bab 15
 
Pasar modal
Pasar modalPasar modal
Pasar modal
 
Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan MurabahahPembiayaan Murabahah
Pembiayaan Murabahah
 
Tugas Perbankan Syariah Bab 1-7
Tugas Perbankan Syariah Bab 1-7Tugas Perbankan Syariah Bab 1-7
Tugas Perbankan Syariah Bab 1-7
 
Skema Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah
Skema Pembiayaan Mudharabah dan MusyarakahSkema Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah
Skema Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah
 
Manajemen keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
Manajemen keuangan bab 20 pendanaan jangka panjangManajemen keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
Manajemen keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
 
BMT
BMTBMT
BMT
 
SUMBER DANA JANGKA MENENGAH.pdf
SUMBER DANA JANGKA MENENGAH.pdfSUMBER DANA JANGKA MENENGAH.pdf
SUMBER DANA JANGKA MENENGAH.pdf
 
Presentasi kebijakan moneter islami
Presentasi kebijakan moneter islamiPresentasi kebijakan moneter islami
Presentasi kebijakan moneter islami
 
Tugas perbankan syariah UAS
Tugas perbankan syariah UASTugas perbankan syariah UAS
Tugas perbankan syariah UAS
 
Dasar hukum leasing di indonesia
Dasar hukum leasing di indonesiaDasar hukum leasing di indonesia
Dasar hukum leasing di indonesia
 
Sejarah perbankan syariah
Sejarah perbankan syariahSejarah perbankan syariah
Sejarah perbankan syariah
 
Soal dan jawaban uas bank dan lembaga keuangan
Soal dan jawaban uas bank dan lembaga keuanganSoal dan jawaban uas bank dan lembaga keuangan
Soal dan jawaban uas bank dan lembaga keuangan
 
Psak 105 mudharabah
Psak 105 mudharabahPsak 105 mudharabah
Psak 105 mudharabah
 
Penggunaan dana bank
Penggunaan dana bankPenggunaan dana bank
Penggunaan dana bank
 
Profit Sharing Dalam Bank Syari'ah
Profit Sharing Dalam Bank Syari'ahProfit Sharing Dalam Bank Syari'ah
Profit Sharing Dalam Bank Syari'ah
 
2. analisis sumber dana dan aliran kas
2. analisis sumber dana dan aliran kas2. analisis sumber dana dan aliran kas
2. analisis sumber dana dan aliran kas
 

Andere mochten auch

Kebijakan Pengembangan Pasar Modal
Kebijakan Pengembangan Pasar ModalKebijakan Pengembangan Pasar Modal
Kebijakan Pengembangan Pasar ModalIzzuddin Abdul Manaf
 
JURNAL BURJ KHALIFA (DUBAI, UNI EMIRAT ARAB)
JURNAL BURJ KHALIFA (DUBAI, UNI EMIRAT ARAB)JURNAL BURJ KHALIFA (DUBAI, UNI EMIRAT ARAB)
JURNAL BURJ KHALIFA (DUBAI, UNI EMIRAT ARAB)Dina Trianjani Hakim
 
Analysis of unilever financial reports (1)
Analysis of unilever financial reports (1)Analysis of unilever financial reports (1)
Analysis of unilever financial reports (1)Hong Thu
 
Mengenal Pasar Modal Syariah 2016
Mengenal Pasar Modal Syariah 2016Mengenal Pasar Modal Syariah 2016
Mengenal Pasar Modal Syariah 2016Puguh Nugroho
 
Ratio analysis of Unilever
Ratio analysis of UnileverRatio analysis of Unilever
Ratio analysis of UnileverNasir Ali
 
Statistik Penyajian Data dalam bentuk diagram tabel dan Grafik serta cara pen...
Statistik Penyajian Data dalam bentuk diagram tabel dan Grafik serta cara pen...Statistik Penyajian Data dalam bentuk diagram tabel dan Grafik serta cara pen...
Statistik Penyajian Data dalam bentuk diagram tabel dan Grafik serta cara pen...Rifatin Aprilia
 

Andere mochten auch (14)

Sukuk
SukukSukuk
Sukuk
 
Contoh Essay
Contoh EssayContoh Essay
Contoh Essay
 
Kebijakan Pengembangan Pasar Modal
Kebijakan Pengembangan Pasar ModalKebijakan Pengembangan Pasar Modal
Kebijakan Pengembangan Pasar Modal
 
JURNAL BURJ KHALIFA (DUBAI, UNI EMIRAT ARAB)
JURNAL BURJ KHALIFA (DUBAI, UNI EMIRAT ARAB)JURNAL BURJ KHALIFA (DUBAI, UNI EMIRAT ARAB)
JURNAL BURJ KHALIFA (DUBAI, UNI EMIRAT ARAB)
 
Pasar Uang Syariah
Pasar Uang SyariahPasar Uang Syariah
Pasar Uang Syariah
 
sukuk - islamic bond
sukuk - islamic bondsukuk - islamic bond
sukuk - islamic bond
 
Analysis of unilever financial reports (1)
Analysis of unilever financial reports (1)Analysis of unilever financial reports (1)
Analysis of unilever financial reports (1)
 
Types of Sukuk
Types of Sukuk Types of Sukuk
Types of Sukuk
 
Mengenal Pasar Modal Syariah 2016
Mengenal Pasar Modal Syariah 2016Mengenal Pasar Modal Syariah 2016
Mengenal Pasar Modal Syariah 2016
 
Sukuk
SukukSukuk
Sukuk
 
Ratio analysis of Unilever
Ratio analysis of UnileverRatio analysis of Unilever
Ratio analysis of Unilever
 
AL-WAKALAH
AL-WAKALAHAL-WAKALAH
AL-WAKALAH
 
Risk And Return
Risk And ReturnRisk And Return
Risk And Return
 
Statistik Penyajian Data dalam bentuk diagram tabel dan Grafik serta cara pen...
Statistik Penyajian Data dalam bentuk diagram tabel dan Grafik serta cara pen...Statistik Penyajian Data dalam bentuk diagram tabel dan Grafik serta cara pen...
Statistik Penyajian Data dalam bentuk diagram tabel dan Grafik serta cara pen...
 

Ähnlich wie Sukuk di indonesia

Toek Komsat Jaktim Jakpus
Toek Komsat Jaktim JakpusToek Komsat Jaktim Jakpus
Toek Komsat Jaktim Jakpusahmad filardhi
 
Perkembangn bank syariah di indonesia
Perkembangn bank syariah di indonesiaPerkembangn bank syariah di indonesia
Perkembangn bank syariah di indonesiaPatrysio Patti
 
Investasi ala syariah
Investasi ala syariahInvestasi ala syariah
Investasi ala syariahMuslim Sendai
 
326 article text-599-1-10-20150720
326 article text-599-1-10-20150720326 article text-599-1-10-20150720
326 article text-599-1-10-20150720SamiajiDanu
 
Bab 1. pasar modal indonesia
Bab 1. pasar modal indonesiaBab 1. pasar modal indonesia
Bab 1. pasar modal indonesiaLinda Lita
 
Resume manajemen keuangan sebelum uts
Resume manajemen keuangan sebelum utsResume manajemen keuangan sebelum uts
Resume manajemen keuangan sebelum utsainamarsela
 
Perbankan Syariah Compact Edition
Perbankan Syariah Compact EditionPerbankan Syariah Compact Edition
Perbankan Syariah Compact EditionAbida Muttaqiena
 
Tugas 1 resume mahiroh 11011700501 2S-MA
Tugas 1 resume mahiroh 11011700501 2S-MATugas 1 resume mahiroh 11011700501 2S-MA
Tugas 1 resume mahiroh 11011700501 2S-MAMahiroh Iyoh
 
Bab 2 Perkembangan Lembaga Keuangan Syariah
Bab 2   Perkembangan Lembaga Keuangan SyariahBab 2   Perkembangan Lembaga Keuangan Syariah
Bab 2 Perkembangan Lembaga Keuangan Syariahforantum
 
"MENGANALISIS SUKU BUNGA"
"MENGANALISIS SUKU BUNGA""MENGANALISIS SUKU BUNGA"
"MENGANALISIS SUKU BUNGA"Ibnu Siroj
 
Perbankan Syariah Perfect Edition
Perbankan Syariah Perfect EditionPerbankan Syariah Perfect Edition
Perbankan Syariah Perfect EditionAbida Muttaqiena
 
Pasar Modal : Wakil Penjamin Emisi Efek (WPPE)
Pasar Modal : Wakil Penjamin Emisi Efek (WPPE)Pasar Modal : Wakil Penjamin Emisi Efek (WPPE)
Pasar Modal : Wakil Penjamin Emisi Efek (WPPE)Aninda Stefiani
 
Lembaga Keuangan Syariah - Reksadana Syariah
Lembaga Keuangan Syariah - Reksadana SyariahLembaga Keuangan Syariah - Reksadana Syariah
Lembaga Keuangan Syariah - Reksadana SyariahAlya Zulvia Isfahani
 

Ähnlich wie Sukuk di indonesia (20)

Toek Komsat Jaktim Jakpus
Toek Komsat Jaktim JakpusToek Komsat Jaktim Jakpus
Toek Komsat Jaktim Jakpus
 
Perkembangn bank syariah di indonesia
Perkembangn bank syariah di indonesiaPerkembangn bank syariah di indonesia
Perkembangn bank syariah di indonesia
 
Investasi ala syariah
Investasi ala syariahInvestasi ala syariah
Investasi ala syariah
 
Skripsi
SkripsiSkripsi
Skripsi
 
326 article text-599-1-10-20150720
326 article text-599-1-10-20150720326 article text-599-1-10-20150720
326 article text-599-1-10-20150720
 
Modul ekonomi moneter
Modul ekonomi moneterModul ekonomi moneter
Modul ekonomi moneter
 
Bab 1. pasar modal indonesia
Bab 1. pasar modal indonesiaBab 1. pasar modal indonesia
Bab 1. pasar modal indonesia
 
Resume manajemen keuangan sebelum uts
Resume manajemen keuangan sebelum utsResume manajemen keuangan sebelum uts
Resume manajemen keuangan sebelum uts
 
Perbankan Syariah Compact Edition
Perbankan Syariah Compact EditionPerbankan Syariah Compact Edition
Perbankan Syariah Compact Edition
 
Tugas 1 resume mahiroh 11011700501 2S-MA
Tugas 1 resume mahiroh 11011700501 2S-MATugas 1 resume mahiroh 11011700501 2S-MA
Tugas 1 resume mahiroh 11011700501 2S-MA
 
Pasar Uang dan Pasar Modal
Pasar Uang dan Pasar ModalPasar Uang dan Pasar Modal
Pasar Uang dan Pasar Modal
 
Bab 2 Perkembangan Lembaga Keuangan Syariah
Bab 2   Perkembangan Lembaga Keuangan SyariahBab 2   Perkembangan Lembaga Keuangan Syariah
Bab 2 Perkembangan Lembaga Keuangan Syariah
 
Pasar Uang Syariah.pdf
Pasar Uang Syariah.pdfPasar Uang Syariah.pdf
Pasar Uang Syariah.pdf
 
Pasar Uang Syariah.docx
Pasar Uang Syariah.docxPasar Uang Syariah.docx
Pasar Uang Syariah.docx
 
Uang dan Bank
Uang dan BankUang dan Bank
Uang dan Bank
 
"MENGANALISIS SUKU BUNGA"
"MENGANALISIS SUKU BUNGA""MENGANALISIS SUKU BUNGA"
"MENGANALISIS SUKU BUNGA"
 
Perbankan Syariah Perfect Edition
Perbankan Syariah Perfect EditionPerbankan Syariah Perfect Edition
Perbankan Syariah Perfect Edition
 
Pasar Modal : Wakil Penjamin Emisi Efek (WPPE)
Pasar Modal : Wakil Penjamin Emisi Efek (WPPE)Pasar Modal : Wakil Penjamin Emisi Efek (WPPE)
Pasar Modal : Wakil Penjamin Emisi Efek (WPPE)
 
valuta asing.docx
valuta asing.docxvaluta asing.docx
valuta asing.docx
 
Lembaga Keuangan Syariah - Reksadana Syariah
Lembaga Keuangan Syariah - Reksadana SyariahLembaga Keuangan Syariah - Reksadana Syariah
Lembaga Keuangan Syariah - Reksadana Syariah
 

Mehr von Abida Muttaqiena

Prosiding Seminar dan Kolokium Nasional III SBM ITB
Prosiding Seminar dan Kolokium Nasional III SBM ITBProsiding Seminar dan Kolokium Nasional III SBM ITB
Prosiding Seminar dan Kolokium Nasional III SBM ITBAbida Muttaqiena
 
Konsep Kewirausahaan Dalam Islam
Konsep Kewirausahaan Dalam IslamKonsep Kewirausahaan Dalam Islam
Konsep Kewirausahaan Dalam IslamAbida Muttaqiena
 
Aktualisasi Pancasila Di Kampus
Aktualisasi Pancasila Di KampusAktualisasi Pancasila Di Kampus
Aktualisasi Pancasila Di KampusAbida Muttaqiena
 
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...Abida Muttaqiena
 
Merencanakan dan Menyelenggarakan Acara Pernikahan
Merencanakan dan Menyelenggarakan Acara PernikahanMerencanakan dan Menyelenggarakan Acara Pernikahan
Merencanakan dan Menyelenggarakan Acara PernikahanAbida Muttaqiena
 
Environmental impact of indonesian crude palm oil industry
Environmental impact of indonesian crude palm oil industryEnvironmental impact of indonesian crude palm oil industry
Environmental impact of indonesian crude palm oil industryAbida Muttaqiena
 
Efektivitas operasional terminal mangkang semarang
Efektivitas operasional terminal mangkang semarangEfektivitas operasional terminal mangkang semarang
Efektivitas operasional terminal mangkang semarangAbida Muttaqiena
 
Debates on testing cosmetics and medicines on animal
Debates on testing cosmetics and medicines on animalDebates on testing cosmetics and medicines on animal
Debates on testing cosmetics and medicines on animalAbida Muttaqiena
 
American Apparel: Personal Ethics versus Generally Accepted Workplace Behavior
American Apparel: Personal Ethics versus Generally Accepted Workplace BehaviorAmerican Apparel: Personal Ethics versus Generally Accepted Workplace Behavior
American Apparel: Personal Ethics versus Generally Accepted Workplace BehaviorAbida Muttaqiena
 
ANALISIS PENGARUH PDB, INFLASI, TINGKAT BUNGA, DAN NILAI TUKAR TERHADAP DANA ...
ANALISIS PENGARUH PDB, INFLASI, TINGKAT BUNGA, DAN NILAI TUKAR TERHADAP DANA ...ANALISIS PENGARUH PDB, INFLASI, TINGKAT BUNGA, DAN NILAI TUKAR TERHADAP DANA ...
ANALISIS PENGARUH PDB, INFLASI, TINGKAT BUNGA, DAN NILAI TUKAR TERHADAP DANA ...Abida Muttaqiena
 
Sharia-conscious consumer driving demand
Sharia-conscious consumer driving demandSharia-conscious consumer driving demand
Sharia-conscious consumer driving demandAbida Muttaqiena
 
Bank dan Lembaga Keuangan Syariah
Bank dan Lembaga Keuangan SyariahBank dan Lembaga Keuangan Syariah
Bank dan Lembaga Keuangan SyariahAbida Muttaqiena
 
Pembangunan Sumber Energi Terbarukan di Pedesaan
Pembangunan Sumber Energi Terbarukan di PedesaanPembangunan Sumber Energi Terbarukan di Pedesaan
Pembangunan Sumber Energi Terbarukan di PedesaanAbida Muttaqiena
 
pengantar asuransi syariah
pengantar asuransi syariahpengantar asuransi syariah
pengantar asuransi syariahAbida Muttaqiena
 
Perspektif Ekonomi Syariah Mengenai ACFTA
Perspektif Ekonomi Syariah Mengenai ACFTAPerspektif Ekonomi Syariah Mengenai ACFTA
Perspektif Ekonomi Syariah Mengenai ACFTAAbida Muttaqiena
 
sejarah pemikiran ekonomi islam
sejarah pemikiran ekonomi islamsejarah pemikiran ekonomi islam
sejarah pemikiran ekonomi islamAbida Muttaqiena
 

Mehr von Abida Muttaqiena (20)

Prosiding Seminar dan Kolokium Nasional III SBM ITB
Prosiding Seminar dan Kolokium Nasional III SBM ITBProsiding Seminar dan Kolokium Nasional III SBM ITB
Prosiding Seminar dan Kolokium Nasional III SBM ITB
 
Hukum Waris (Faraidh)
Hukum Waris (Faraidh)Hukum Waris (Faraidh)
Hukum Waris (Faraidh)
 
Konsep Kewirausahaan Dalam Islam
Konsep Kewirausahaan Dalam IslamKonsep Kewirausahaan Dalam Islam
Konsep Kewirausahaan Dalam Islam
 
Aktualisasi Pancasila Di Kampus
Aktualisasi Pancasila Di KampusAktualisasi Pancasila Di Kampus
Aktualisasi Pancasila Di Kampus
 
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
 
Merencanakan dan Menyelenggarakan Acara Pernikahan
Merencanakan dan Menyelenggarakan Acara PernikahanMerencanakan dan Menyelenggarakan Acara Pernikahan
Merencanakan dan Menyelenggarakan Acara Pernikahan
 
Environmental impact of indonesian crude palm oil industry
Environmental impact of indonesian crude palm oil industryEnvironmental impact of indonesian crude palm oil industry
Environmental impact of indonesian crude palm oil industry
 
Efektivitas operasional terminal mangkang semarang
Efektivitas operasional terminal mangkang semarangEfektivitas operasional terminal mangkang semarang
Efektivitas operasional terminal mangkang semarang
 
Debates on testing cosmetics and medicines on animal
Debates on testing cosmetics and medicines on animalDebates on testing cosmetics and medicines on animal
Debates on testing cosmetics and medicines on animal
 
American Apparel: Personal Ethics versus Generally Accepted Workplace Behavior
American Apparel: Personal Ethics versus Generally Accepted Workplace BehaviorAmerican Apparel: Personal Ethics versus Generally Accepted Workplace Behavior
American Apparel: Personal Ethics versus Generally Accepted Workplace Behavior
 
ANALISIS PENGARUH PDB, INFLASI, TINGKAT BUNGA, DAN NILAI TUKAR TERHADAP DANA ...
ANALISIS PENGARUH PDB, INFLASI, TINGKAT BUNGA, DAN NILAI TUKAR TERHADAP DANA ...ANALISIS PENGARUH PDB, INFLASI, TINGKAT BUNGA, DAN NILAI TUKAR TERHADAP DANA ...
ANALISIS PENGARUH PDB, INFLASI, TINGKAT BUNGA, DAN NILAI TUKAR TERHADAP DANA ...
 
Sharia-conscious consumer driving demand
Sharia-conscious consumer driving demandSharia-conscious consumer driving demand
Sharia-conscious consumer driving demand
 
Bank dan Lembaga Keuangan Syariah
Bank dan Lembaga Keuangan SyariahBank dan Lembaga Keuangan Syariah
Bank dan Lembaga Keuangan Syariah
 
Mikroekonomi islami
Mikroekonomi islamiMikroekonomi islami
Mikroekonomi islami
 
Pembangunan Sumber Energi Terbarukan di Pedesaan
Pembangunan Sumber Energi Terbarukan di PedesaanPembangunan Sumber Energi Terbarukan di Pedesaan
Pembangunan Sumber Energi Terbarukan di Pedesaan
 
pengantar asuransi syariah
pengantar asuransi syariahpengantar asuransi syariah
pengantar asuransi syariah
 
Perspektif Ekonomi Syariah Mengenai ACFTA
Perspektif Ekonomi Syariah Mengenai ACFTAPerspektif Ekonomi Syariah Mengenai ACFTA
Perspektif Ekonomi Syariah Mengenai ACFTA
 
Moralitas dalam ekonomi
Moralitas dalam ekonomiMoralitas dalam ekonomi
Moralitas dalam ekonomi
 
jual beli dua harga
jual beli dua hargajual beli dua harga
jual beli dua harga
 
sejarah pemikiran ekonomi islam
sejarah pemikiran ekonomi islamsejarah pemikiran ekonomi islam
sejarah pemikiran ekonomi islam
 

Kürzlich hochgeladen

PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...MuhammadSyamsuryadiS
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptannanurkhasanah2
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024RoseMia3
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfsaptari3
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 

Kürzlich hochgeladen (20)

PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 

Sukuk di indonesia

  • 1. MAKALAH PELUANG DAN TANTANGAN SUKUK DI INDONESIA disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Manajemen Investasi Disusun oleh : Abida Muttaqiena 7450406003 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2009 BAB 1 PENDAHULUAN
  • 2. Total Sukuk Issues (in USD mio) 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Total % By Currency MYR 3,974.69 2,839.18 3,744.93 5,005.72 7,015.00 11,239.00 33,818.52 47% USD 750.00 1,350.00 1,700.00 2,465.00 10,155.00 8,780.00 25,200.00 35% Other 167.58 91.74 324.38 123.39 955.00 10,784.00 12,446.09 17% Total 4,892.27 4,280.92 5,769.31 7,594.11 18,125.00 30,803.00 71,464.61 100% # of issues MYR 120 A. 101 190 Latar Belakang 275 260 211 1,157 USD 2 3 4 9 13 17 48 Other 13 9 11 4 3 24 64 Total 135 113 205 288 276 252 1,269 Avg size MYR 33.12 Sejak mulai19.71 28.11 diperdagangkan di pasar Internasional pada tahun 2002, 18.20 26.98 53.27 29.23 Sukuk USD 375.00 450.00 425.00 273.89 781.15 516.47 525.00 Other 12.89 terus berkembang dengan kecepatan pertumbuhan yang luar biasa. 10.19 29.49 30.85 318.33 449.33 194.47 Sukuk Total 36.24 37.88 28.14 26.37 65.67 122.23 56.32 Source: Bloomberg, Dec-07 merupakan instrumen keuangan Islam yang tumbuh paling cepat, jauh diatas pertumbuhan Islamic Banking dan institusi keuangan syariah lain. Pada tahun 2002, penerbitan sukuk internasional hanya US$ 4,9 miliar. Tahun 2007, pasar sukuk global bernilai US$30,8 miliar. Angka itu meningkat pesat pada 2008 hingga mencapai US$ 84,1 miliar. Tabel 1. Penerbitan Sukuk di Seluruh Dunia Penerbitan sukuk dalam mata uang Ringgit di pasar domestik Malaysia mendominasi penerbitan sukuk dunia selama 2002-2005, dan bahkan Malaysia menguasai sekitar 66% dari seluruh penerbitan sukuk di dunia, karena 70% obligasi yang diterbitkan Malaysia adalah dalam bentuk sukuk. Selain Malaysia, Bahrain, Brunei, Qatar, dan UAE juga telah menerbitkan sovereign sukuk (sukuk negara) secara reguler. Tahun 2003, sovereign sukuk masih 2
  • 3. mendominasi pasar sukuk global yaitu sebesar 42% dan sukuk yang diterbitkan oleh lembaga keuangan sebesar 58%. Namun sejak saat itu komposisinya mengalami pergeseran. Pada tahun 2007, sukuk korporasi yang mendominasi pasar sukuk global, yaitu sekitar 71%, lembaga keuangan 26%, dan pemerintah tinggal 3%. Investor Sukuk tidak hanya dari kalangan Islam akan tetapi juga dari kalangan non muslim. Secara geografis investor Sukuk berasal dari Timur Tengah (65%), Eropa dan USA (19%), Asia Pasific (16%). Hal ini salah satunya disebabkan karena penerbitan sukuk oleh negara-negara yang tidak didominasi muslim, juga cukup tinggi. Jerman menerbitkan sukuk senilai 100 miliar euro (2004), USA US$ 165 miliar (2006), Jepang US$ 300-500 miliar (2006), Cina US$ 250 miliar (2006) dan UK £ 225 miliar (2007). Sukuk telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam sistem keuangan global. Berdasarkan proyeksi S&P, dalam lima tahun ke depan, pasar sukuk dapat menembus level US$100 miliar, tergantung pada kondisi stabilitas pasar kredit. Sementara itu, Moody’s memperkirakan, pasar sukuk akan meningkat sebesar 35% per tahun. Pada tahun 2010, pasar sukuk global diperkirakan dapat menembus hingga US$200 miliar, terutama ditopang oleh negara-negara di kawasan Teluk, Inggris, Jepang, dan Thailand. Pengembangan sukuk sangat didukung regulator dan pemerintah di kawasan Teluk dan Asia. Kini, makin banyak negara yang telah menerbitkan sukuk 3
  • 4. sebagai instrumen pembiayaan. Pada tahun 2007, ada 10 negara penerbit sukuk, padahal pada tahun 2001 baru ada 2 negara. Uni Emirat Arab (UEA) dan Malaysia masih mempertahankan kedudukan sebagai negara penerbit sukuk terbesar di dunia. Pada tahun 2007, lebih dari US$25 miliar sukuk (atau sekitar 75% dari seluruh sukuk yang diterbitkan di seluruh dunia pada tahun itu) adalah sukuk yang diterbitkan oleh UEA dan Malaysia. S&P memperkirakan Malaysia dan UEA akan tetap memegang posisinya sebagai penguasa pasar, karena ditopang oleh regulator dan status UEA sebagai pintu masuk investor global. Selain dukungan yang kuat dari pemerintah setempat, perkembangan pesat sukuk juga tidak terlepas dari kinerja sukuk itu sendiri. Perkembangan indeks surat berharga yang berbasis syariah (saham dan sukuk), kinerjanya lebih baik dibandingkan indeks surat berharga konvensional. Nilai nominal rata-ratanya juga terus meningkat, dari US$375 juta pada tahun 2002 menjadi US$516,47 juta pada 2007. Fenomena ini mencerminkan semakin pentingnya sukuk sebagai sumber pendanaan berskala besar dan semakin diterimanya sukuk sebagai alternatif investasi para investor global. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dilihat pesatnya pertumbuhan sukuk dalam pasar keuangan global. Di sisi lain, Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim dan memiliki jumlah institusi keuangan syariah terbesar di Dunia yang menjadi pasar potensial Sukuk. Maka, makalah 4
  • 5. ini akan membahas mengenai: 1) Bagaimana kondisi sukuk di pasar finansial Indonesia 2) Bagaimana peluang dan tantangan sukuk di Indonesia. C. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan paper ini yaitu: 1) Mendeskripsikan kondisi sukuk di pasar finansial Indonesia 2) Mendekripsikan peluang dan tantangan sukuk di Indonesia. D. Manfaat Penulisan Adapun manfaat yang dapat diambil dalam penulisan paper ini adalah : 1. Manfaat praktis Paper ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai sukuk. 2. Manfaat teoritis Bagi kalangan akademisi, paper ini diharapkan dapat memberikan sumbangan konseptual bagi pengembangan kajian sukuk di Indonesia. BAB 2 SUKUK “Sukuk” berasal dari bahasa Arab ‫( صكوك‬plural: ‫ صك‬sakk), yaitu cek atau instrumen hukum. Saat ini, sukuk dikenal sebagai nama sebuah sertifikat finasial dan dikenal juga dengan nama obligasi syariah (surat utang Islam). Surat utang 5
  • 6. berbasiskan suku bunga tidak diperbolehkan dalam Islam, sehingga Sukuk adalah surat berharga yang sesuai dengan aturan Islam dan prinsip-prinsip investasi yang melarang membebankan atau membayarkan bunga. Pada periode klasik Islam, definisi sakk (sukuk) yang juga merupakan kata dasar ‘cheque’ di Eropa, berarti sebuah dokumen yang mewakili sebuah kontrak hak, kewajiban atau keuangan yang sesuai dengan syariah. Fakta empiris menunjukkan bahwa sukuk merupakan produk yang secara umum digunakan di abad pertengahan oleh umat Islam untuk melakukan transfer kewajiban finansial dari aktivitas trading dan aktivitas komersial lainnya. Pentingnya perangkat sukuk dalam perspektif Islam modern terletak pada konsep sekuritisasi yang dapat dicapai melalui proses penerbitan sukuk. Potensi terbesar adalah di dalam melakukan transformasi cash flow di masa yang akan datang pada aset. Sukuk dapat diterbitkan pada aset yang sudah ada ataupun aset baru. Menurut Fatwa DSN MUI Nomor 32/DSN-MUI/IX/2002, Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang Obligasi Syariah yang mewajibkan Emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang Obligasi Syariah berupa bagi hasil atau margin atau fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo. Akad (kontrak) yang dapat digunakan dalam penerbitan obligasi syariah antara lain Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, Salam, Istishna, dan Ijarah. Jenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan syariah dengan memperhatikan substansi Fatwa DSN-MUI Nomor 20/DSN-MUI/ 6
  • 7. IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah. Pendapatan (hasil) investasi yang dibagikan Emiten (Mudharib) kepada pemegang Obligasi Syariah sesuai dengan akad yang digunakan, serta harus bersih dari unsur non halal. Sedangkan menurut AAOFI, Sukuk adalah sertifikat yang bernilai sama yang mewakili kepemilikan yang tidak dibagikan atas suatu aset berwujud, nilai manfaat (usufruct) dan jasa-jasa (services) atau kepemilikan atas aset dari proyek tertentu atau kegiatan investasi tertentu. Lebih khusus lagi, dalam Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), SBSN didefinisikan sebagai surat berharga yang diterbitkan berdasarkan syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing. Sukuk memiliki sejumlah perbedaan karakteristik dengan obligasi konvensional. Perbedaan-perbedaan tersebut yaitu : 1) Sukuk bukan merupakan instrumen utang, akan tetapi merupakan bukti kepemilikan bersama suatu asset berwujud atau hak manfaat (beneficial title); 2) diperlukan adanya underlying asset (berupa aset berwujud maupun aset tidak berwujud) dan syariah endorsement (dokumen pernyataan kesesuaian syariah dari DSN MUI) sebagai dasar penerbitan sukuk; 3) penghasilan yang diberikan bukan berupa bunga/capital 7
  • 8. gain akan tetapi berupa imbalan/sewa, bagi hasil atau margin; 4) diperlukan adanya SPV (Special Purpose Vehicle) sebagai penerbit sukuk untuk kepentingan obligor, fasilitator antara obligor dan investor, serta waliamanat (principal trustee) untuk kepentingan pemegang Sukuk; 5) Sukuk diterbitkan dan dijual dengan harga at par (100%); 6) Sukuk harus terhindar dari: a. imbal hasil dari kontrak pinjaman (debt contract) berupa bunga (riba) b. ketidakpastian dalam perjanjian (gharar) c. unsur perjudian/gambling (maysir) Berdasarkan The Accounting and Auditing Organisation of Islamic Financial Institutions (AAOIFI) ada 14 jenis transaksi/struktur Sukuk. Diantaranya adalah : 1) Sukuk Ijarah Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad Ijarah dimana satu pihak bertindak sendiri atau melalui wakilnya menjual atau menyewakan hak guna (manfaat) atas suatu asset kepada pihak lain berdasarkan harga sewa dan periode sewa yang disepakati, tanpa diikuti dengan perpindahan kepemilikan asset itu sendiri. Sukuk Ijarah dibedakan menjadi Ijarah Sale and Lease Back (Ijarah Almumtahiya Bittamlik) dan Ijarah Headlease and Sublease. 2) Sukuk Mudharabah Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad Mudharabah yang 8
  • 9. merupakan suatu bentuk kerjasama dimana satu pihak menyediakan modal (rab al-maal) dan pihak lain menyediakan tenaga dan keahlian (mudharib), keuntungan dari kerjasama tersebut akan dibagi berdasarkan perbanbandingan yang telah disetujui sebelumnya. Kerugian yang timbul akan ditanggung sepenuhnya oleh pihak yang menjadi penyedia modal. 3) Sukuk Musyarakah Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad Musyarakah yang merupakan suatu bentuk kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk menggabungkan modal yang digunakan untuk membangun proyek baru, mengembangkan proyek yang telah ada, atau membiayai kegiatan usaha. Keuntungan maupun kerugian yang timbul akan ditanggung bersama sesuai dengan jumlah partisipasi modal masing-masing pihak. 4) Sukuk Istishna’ Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad Istisna’ yang merupakan suatu bentuk perjanjian jual beli antara para pihak untuk pembiayaan suatu proyek dimana cara dan jangka waktu penyertaan barang serta harga ditentukan berdasarkan kesepakatan para pihak. Sukuk Istishna’ merupakan jenis sukuk yang tidak dapat diperjual belikan (non-tradable). 5) Sukuk Salam Sukuk Salam merupakan sukuk jangka pendek yang diterbitkan dalam rangka kontrak jual beli suatu komoditas dengan cara pemesanan dan pembayaran harga terlebih dahulu dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan sebelumnya. Sukuk Salam juga termasuk jenis sukuk non-tradable. 9
  • 10. Prinsip syariah menghendaki kegiatan ekonomi yang halal, baik dari segi produk, dari cara perolehannya, dan cara penggunaannya. Oleh karenanya, selain akad (kontrak) harus sesuai syari’ah, terdapat pula beberapa ketentuan syariah yang harus dipenuhi oleh emiten (penerbit sukuk), yaitu : 1) Halal Produk, Emiten dilarang mempunyai obyek usaha berupa makanan-minuman yang tergolong haram, berkaitan dengan maksiat dan pornografi, narkoba, hingga hal-hal yang lebih banyak mudharatnya dibanding manfaatnya seperti senjata dan rokok. 2) Halal Cara Perolehan – Emiten harus mendapat penghasilan usaha dari usaha ekonomi secara rela sama rela serta tidak bertindak zalim dan tidak boleh diperlakukan zalim. – Emiten harus menjalankan kegiatan usaha dengan cara yang baik, memenuhi prinsip keterbukaan dan dilarang menciptakan keraguan yang dapat merugikan (gharar). Dalam penawaran perdana, Emiten harus menyatakan dengan jelas pada kegiatan usaha spesifik yang mana hasil emisi akan digunakan. 3) Halal Cara Pemakaian – Emiten harus mempunya manajemen yang berprilaku Islami, menghormati hak asasi 10
  • 11. manusia, menjaga lingkungan hidup, melaksanakan good corporate governance serta tidak spekulatif dan memegang teguh prinsip kehati-hatian. – Emiten harus mempunyai pembukuan yang jelas dan sebaiknya terpisah mengenai kegiatan usaha yang dibiayai, sehingga dapat dinyatakan dengan transparan dan adil manfaat atau hasil usaha yang diperoleh pada kegiatan usaha yang dibiayai (Hubungan dengan Investor). Selain itu, agar Sukuk yang diterbitkan dapat diterima baik pasar lokal maupun pasar global, maka ada beberapa faktor yang perlu ada dalam penerbitan sukuk, antara lain: 1) Harus memenuhi semua ketentuan syariah (full syariah compliance) baik kegiatan usahanya, proses penerbitannya maupun jenis asset yang menjadi underlying. 2) Likuiditas (marketability of instruments), yakni: - Sukuk harus dapat dipindahtangankan dari satu pihak ke pihak lainnya (transferable) - Sukuk harus dapat diperjualbelikan (tradable) c. Tingkat keuntungan (profitability) yang lebih kompetitif dibandingkan dengan 11
  • 12. instrumen konvensional dan memiliki tingkat kepuasan yang lebih baik dari faktor risiko dan hasilnya (risk-reward factor). d. Biaya transaksi yang rendah. e. Transparansi, misalnya dengan adanya informasi yang jelas bagi investor menyangkut kinerja, proyeksi pembangunan dan proyeksi penerimaan dan keuntungan selama durasi/tenor Sukuk. f. Operasional, Standarisasi, Sistem dan Dokumentasi perlu dilakukan dengan mengikuti ketentuan-ketentuan baku seperti dalam proses penerbitan Sukuk, legal contract, term and conditions, penetapan standar professional untuk broker dan underwriter, dan proses listing serta kustodian. g. Adanya pasar keuangan Islam yang efisien. h. Adanya koordinasi dan kerjasama dengan pasar keuangan regional untuk meningkatkan efisiensi pasar dan aliran modal. Bagi Investor, risiko investasi dalam Sukuk tidak berbeda dengan risiko investasi 12
  • 13. pada umumnya kecuali dalam hal: 1) Sharia compliance risk, yaitu risiko yang timbul akibat tindakan obligor yang bertentangan dengan prinsip syariah sehingga menimbulkan adanya komplain dan terjadi pengakhiran perjanjian. 2) coupon payment risk, obligor tidak membayarkan kupon tepat waktunya. 3) asset redemption risk, Obligor tidak mampu melakukan pembelian kembali (buy back) atas underlying asset sesuai dengan nilai nominal Sukuk. 4) Risks related to the asset, risiko terjadinya kerugian (loss) atas asset Sukuk terutama yang bukan berbentuk tanah. 5) Institutional rigidity, pada umumnya sukuk diterbitkan oleh negara berkembang yang memiliki infrastruktur keuangan yang lemah seperti tidak adanya pasar uang antar bank (inter-bank money market), lemahnya hedging dan proses financial engineering, dan tidak adanya keseragaman akunting, auditing dan pengakuan atas income dan loss. BAB 3 PEMBAHASAN A. Sukuk di Pasar Finansial Indonesia 13
  • 14. Penerbitan sukuk korporasi pertama di pasar modal Indonesia dilakukan pada tahun 2002 dengan akad Mudharabah. Namun saat itu belum ada regulasi yang memadai. Kerangka peraturan masih menggunakan Peraturan Penerbitan Efek Konvensional, dengan tambahan dokumen pernyataan kesesuaian syariah dari DSN MUI (Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia). Basis penerbitan obligasi syariah tersebut adalah Fatwa DSN MUI No.32 dan No.33. Sejak saat itu, penerbitan sukuk korporasi di Indonesia kian berkembang pesat. P e r k e m b a n g a n O b li g a si S y a ri a h K o rp o r a si D o m e sti k 25 4 .0 0 0 Ju m la h E m it e n To t a l N ila i E m is i 3 .5 0 0 20 3 .0 0 0 R p Triliun 15 2 .5 0 0 2 .0 0 0 10 1 .5 0 0 5 1 .0 0 0 500 0 0 2002 2003 20 04 2005 2006 200 7 Ap r-0 8 Gambar 1. Perkembangan Obligasi Syariah Korporasi Domestik di Indonesia (Sumber: Depkeu, 2008) Berdasarkan fatwa DSN MUI No.32, pemindahan kepemilikan obligasi syariah 14
  • 15. harus mengikuti akad-akad yang digunakan. Hal ini menjadi dasar bagi diizinkannya perdagangan Sukuk dengan struktur tertentu di pasar sekunder. Lebih lanjut, menurut peraturan Bapepam-LK, sukuk dapat diperdagangkan di pasar sekunder, dengan syarat : 1) Seluruh dana hasil penawaran sukuk telah diterima oleh Emiten; 2) Dana yang diterima sudah mulai digunakan sesuai dengan tujuan penerbitannya. Dari berbagai jenis sukuk, ada beberapa jenis yang cukup populer di kalangan Investor Sukuk dan merupakan jenis sukuk yang paling banyak diterbitkan, yaitu : 1) Sukuk Ijarah, Bagi penerbit sukuk, mekanisme sukuk Ijarah relatif lebih mudah dilaksanakan dibanding jenis sukuk lainnya, dan penggunaan dana lebih bebas sepanjang tidak melanggar ketentuan syari’ah. Sedangkan bagi Investor, Sukuk Ijarah lebih diminati karena strukturnya mirip dengan struktur Obligasi Konvensional, yang ‘cenderung’ memberikan keuntungan tetap, karena transaksi yang bersifat sewa serta lebih mudah dalam menetukan fee ijarah (bukan bunga) yang dibayarkan secara periodik. 2) Sukuk Mudharabah Sukuk Mudharabah memiliki potensi keuntungan yang jauh lebih besar daripada obligasi konvensional karena sifat bagi hasilnya, namun tetap memiliki derajat pengembalian pokok yang cukup tinggi Eksplorasi pada jenis-jenis instrumen di atas dapat dilakukan, dengan membangun 15
  • 16. struktur-struktur instrumen yang bervariasi dan menarik. Selama tetap menunjukkan perbedaan konsep dan penerapan Investasi Syariah (Depkeu, 2008). Seiring dengan kian berkembangnya pasar sukuk dunia, pangsa pasar sukuk di Indonesia hingga April 2008 meningkat hingga mencapai 6,17% dibandingkan obligasi konvensional. 7 .3 4% 6 .1 7% 3 .8 2% 3 .7 0% 2 .8 7% 2 .1 1 % 1 .7 4% Gambar 2. Persentase Nilai Emisi Obligasi 2 00 2 2 00 3 2 00 4 2 0 0 5 2 00 6 2 00 7 YTD Syariah 2 00 8 (Sukuk) Dibandingkan Obligasi Konvensional Tahun 2002 – April 2008 (Sumber: Danareksa, 2008) Namun, pertumbuhan pangsa pasar sukuk di Indonesia masih sangat lambat dibandingkan pertumbuhan sukuk Dunia. Apalagi, sempat terjadi penurunan pangsa pasar sukuk di Indonesia secara drastis pada tahun 2006, dan belum kembali mencapai pangsa pasar tertingginya. Sedangkan selama 20 tahun terakhir, industri keuangan Islam di Dunia meraih pertumbuhan 65% per tahun, dan instrumen obligasi syariah atau sukuk mencatat pertumbuhan terbesar, sebagaimana ditampilkan dalam gambar (2). 16
  • 17. Gambar 3. Perkembangan Penerbitan Sukuk Global Tahun 2001 – 2007 (Sumber: Bloomberg, 2008) Ada beberapa sebab lambatnya perkembangan sukuk di Indonesia, antara lain: 1) Masih sedikitnya jumlah penerbit sukuk di Indonesia. Per Desember 2007, porsi penerbit Sukuk (Obligasi Syariah) baru 17
  • 18. mencapai 12% dari Total Obligasi Korporasi di Indonesia yang mencapai 174 Perusahaan (Depkeu, 2008). Hingga bulan April 2008, Total Kumulatif Penerbitan Sukuk baru mencapai 22 dan Sukuk yang masih beredar sebanyak 20 Sukuk (Lampiran 2). 2) Likuiditas sukuk di Indonesia relatif rendah, karena investor cenderung melakukan aksi buy and hold, sedangkan struktur sukuk umumnya Ijarah Head-Lease and Sub-lease. 3) Hingga pertengahan tahun 2008, Pemerintah belum menerbitkan regulasi yang jelas mengenai sukuk, sehingga investor enggan berinvestasi dalam sukuk korporasi Indonesia. Selain itu, Pemerintah juga belum menerbitkan sukuk negara (SBSN/ Surat Berharga Syari’ah Negara). B. Peluang dan Tantangan Sukuk di Indonesia Di tengah perkembangan pesat industri keuangan dan jasa syari’ah di Indonesia, sukuk memiliki peluang yang sangat besar sebagai salah satu instrumen investasi keuangan syari’ah. Perbankan syari’ah Indonesia terus mengalami perkembangan pesat sejak kelahirannya di tahun 1992. Jaringan kantor, dana pihak ketiga, pembiayaan yang disalurkan, maupun aset yang dimilikinya juga terus meningkat pesat. Hal ini berimplikasi pada tingginya kebutuhan perbankan syari’ah akan instrumen investasi yang mampu memberikan return atau imbal hasil, sekaligus juga mampu membantu liquidity management bank syari’ah. 18
  • 19. INDONESIAN BANKING INDUSTRY in IDR billions Dec-03 Dec-04 Dec-05 Dec-06 Dec-07 Banking Assets Commercial Banks 1,205,574 1,256,871 1,448,947 1,667,128 1,949,963 Syariah Banks 7,944 15,210 20,880 26,722 36,538 Total (excl BPR) 1,213,518 1,272,081 1,469,827 1,693,850 1,986,501 Investment in Marketable Securities Commercial Banks 34,980 37,788 44,224 55,988 108,007 Syariah Banks Namun, investasi 105 syariah dalam bentuk surat berharga masih sangat kecil bank 671 730 829 1,302 Total (excl BPR) 35,085 38,459 44,954 56,817 109,309 Source: Bank Indonesia (tabel 2). Kecilnya angka investasi bank syari’ah dalam surat berharga ini, terutama disebabkan oleh kecilnya jumlah instrumen investasi yang sesuai syari’ah di pasar finansial Indonesia. Tabel 2. Perkembangan Aset dan Investasi Perbankan Syari’ah Indonesia 2003-2007 (Sumber: BI, 2008) Selain perbankan syari’ah, reksadana syari’ah juga menghadapi keterbatasan instrumen investasi sukuk maupun instrumen lainnya. Keterbatasan instrumen ini membuat perkembangan reksadana syari’ah menjadi fluktuatif dan cenderung stagnan. fFilled0fillShape1fNoFillHitTest0lineColor4990464fLine0fNoLineDrawDash0sh adowColor3355443fShadow0fLayoutInCell1fLayoutInCell1 OUTSTANDING MUTUAL FUNDS in IDR billion Dec-03 Dec-04 Jun-05 Dec-05 Dec-06 Dec-07 Mar-08 Mutual Funds Fixed Income 55,556 85,036 55,138 12,971 21,994 16,630 15,899 Equity 410 1,885 5,027 4,934 10,695 9,283 12,601 Mixed 3,547 4,643 8,262 5,392 9,336 6,761 7,746 Money Market 7,851 9,423 11,742 2,080 5,083 4,761 4,820 Protected - - - 3,008 11,915 15,668 16,864 ETF - - - - - 110 227 Index - - - - 35 53 82 Total Mutual Funds 67,365 100,987 80,169 28,385 59,058 53,266 58,239 Syariah Mutual Funds 67 526 1,000 544 664 1,916 347 Source: Bapepam 19
  • 20. Tabel 3. Perkembangan Reksadana Tahun 2003-Bulan Maret 2008 (Sumber: Bapepam-LK, 2008) Secara umum, pelaku pasar dalam negeri menghadapi kelangkaan instrumen syari’ah. Akibat kelangkaan ini, sangat sulit mendapatkan sukuk di pasar sekunder (Depkeu, 2008). Di sisi lain, investor Syari’ah internasional terus mencari alternatif investasi yang menarik. Sejak krisis finansial global dimulai, perhatian dunia beralih kepada negara-negara penghasil minyak di Timur Tengah, khususnya negara-negara yang tergabung dalam blok ekonomi GCC (Gulf Cooperation Council). Hal ini disebabkan negara-negara anggota GCC memiliki surplus likuiditas yang cukup tinggi dibandingkan kawasan-kawasan lain di belahan dunia. Salah satu faktor yang menyebabkan masih tingginya likuiditas di negara GCC adalah kenaikan drastis harga minyak dunia pada tahun 2008. GCC adalah sebuah blok ekonomi yang beranggotakan enam negara, yaitu Kuwait, Arab Saudi, Bahrain, Qatar, Oman, dan Uni Emirat Arab. Keenam negara tersebut merupakan negara dengan pendapatan per kapita yang cukup tinggi dengan minyak sebagai komoditas utama penggerak perekonomian. Kalau di masa lalu investasi surplus minyak terfokus di Eropa dan Amerika Serikat, sekarang sejak krisik moneter melanda dunia otoritas investasi negara-negara teluk mulai mengalihkan investasinya ke negara-negara berkembang di kawasan 20
  • 21. Asia Pasifik dan Amerika latin. Ini merupakan kesempatan bagus bagi Indonesia untuk menjaring dana-dana segar ini. Namun, pemerintah harus lebih dulu membenahi pasar keuangan syariah dalam negeri, terutama menyediakan regulasi bagi sukuk, yang merupakan instrumen investasi utama di pasar keuangan syariah. Setelah melalui proses yang panjang, Undang-Undang No.19 Tahun 2008 Tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) akhirnya disahkan oleh DPR dalam Sidang Paripurna pada tanggal 9 April 2008. Sebenarnya terbitnya UU SBSN ini terlambat hampir enam tahun dari Malaysia. Hal ini menimbulkan asumsi bahwa regulator finansial di Indonesia cenderung wait and see atau malah kurang inovatif. Padahal, sebagaimana disebutkan oleh Masrun (2008), tak sedikit studi yang menguatkan bahwa perangkat hukum Sukuk sangat diperlukan sebagai instrumen pembangunan ekonomi (misalnya Ketetapan Konferensi No. 10 the Islamic Jurispudence Council (IJC) bekerjasama dengan IRTI-IDB, 1988; Robert Gray, 2007; Simon Archer & Rifaat Ahmed Abdel Karim, 2007; Muhammad Arif, 2007; Muhammad Ayyub, 2006). Pengesahan UU SBSN ini memacu perkembangan sukuk sebagai salah satu instrumen keuangan yang penting di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan kesuksesan penerbitan sukuk ritel perdana oleh Pemerintah pada awal tahun 2009 yang digunakan untuk memperluas diversifikasi instrumen pembiayaan defisit anggaran dengan meningkatkan basis investor ritel 21
  • 22. . Sukuk ritel perdana tersebut memiliki tenor tiga tahun (jatuh tempo 25 Februari 2012) dengan nominal per unit Rp1 juta. Jenis akad sukuk ritel yang akan diterbitkan adalah ijarah sale and lease back dengan underlying assets berupa barang milik negara berupa tanah dan/atau bangunan yang saat ini sedang digunakan oleh Depkeu. Penjualan sukuk ritel milik pemerintah ini sukses melebihi target hingga 213,9 persen dari semula yang ditetapkan sebesar Rp 1,77 triliun. Pemerintah pun memutuskan untuk menyerap semua permintaan pembelian suku ritel seri SR0001 sebesar Rp 5,556 triliun. Kesuksesan itu pun disusul oleh penerbitan sukuk global Pemerintah, dan sukuk korporasi oleh Berlian Laju Tanker, Matahari Putra Prima, dan PLN (Lampiran 3), dan yang terbaru adalah penerbitan sukuk ijarah oleh Bakrieland. Namun, masih terdapat sejumlah permasalahan yang cukup krusial pasca pengesahan UU SBSN ini. Analisis mengenai permasalahan-permasalah tersebut dilakukan oleh Masrun (2008), meliputi: 1) UU SBSN memiliki potensi multitafsir dan kadang kurang proporsional. Misalnya adalah mengenai akad yang mana yang tidak bisa diperjualbelikan, seperti pada pasal 2 ayat (2). Penjelasan UU SBSN juga tidak merinci akad mana yang karena sifatnya tidak bisa diperdagangkan. Pertanyaan ini cukup beralasan karena pada penjelasan tentang pasal 3 huruf f, dicontohkan beberapa bentuk kombinasi akad, sehingga kurang proporsional bila pasal yang lain yang lebih signifikan isi dan implikasinya 22
  • 23. tidak dijelaskan. 2) Pada Bab III tentang Tujuan Penerbitan SBSN, Pasal 4 dan Penjelasannya, tidak dicantumkan atribut pengawasan Syariah dan atau kesesuaian proyek dengan hukum Islam. Hal ini memungkinkan terjadinya pembiayaan pada proyek-proyek yang bertentangan dengan hukum Islam, seperti misalnya yang berkaitan dengan riba. Dalam konteks ini UU hanya menegaskan keharusan agar pemerintah berkordinasi dengan Bank Indonesia dan kementerian perencanaan pembangunan Nasional (Pasal 7 ayat [2]). Pada Bab VII Pasal 19 mengenai pengelolaan SBSN, Menteri Keuangan membuka rekening yang merupakan bagian dari Rekening Kas Umum Negara. Menteri Keuangan sejatinya membuka rekening di Bank Syariah Umum ketimbang di Bank konvensional untuk menampung hasil penjualan SBSN maupun untuk menyediakan dana bagi pembayaran imbalan dan Nilai Nominal SBSN. Hal ini akan semakin menambah kepercayaan masyarakat dan investor akan komitmen pemerintah dengan prinsip-prinsip syariah. 3) Pasal lain yang mewakili kesan bahwa UU SBSN kurang mengakomodasi dan mengapresiasi otoritas ulama atau MUI-DSN dalam memberikan fatwa adalah Pasal 25. UU ini tidak menekankan kewajiban meminta fatwa atau pernyataan kesesuaian SBSN terhadap prinsip-prinsip syariah. 4) Di sisi akuntabilitas dan transparansi, pasal 28 seakan mengindikasikan kurangnya komitmen Pemerintah dan DPR dalam mendorong kekuatan reformasi birokrasi. Hal ini ditandai dengan tidak disebutkannya periodesasi secara lebih spesifik. Meski terkesan sangat teknis, hal ini 23
  • 24. berimplikasi besar terhadap implementasi dan realisasi good governance, juga kepercayaan pasar. 5) Dalam konteks sosial, UU SBSN sangat inklusif terhadap segmen pasar. Investor yang membeli Sukuk Negara perdana lebih didominasi oleh lembaga konvensional atau non-syariah. Tercatat dari total sukuk yang dijual pemerintah Rp 4,699 triliun, 90,44 persen dari investor berasal dari lembaga keuangan konvesnional atau nonsyariah. Di samping sebagai indikator konsepsi Islam dapat diterima oleh semua kalangan karena faktor profitabilitas dan diversifikasi yang dominan, hal ini menegaskan kurangnya partisipasi dan kontribusi lembaga-lembaga syariah di sektor moneter. Terkadang hal ini disebabkan adanya prudentalitas, kurangnya likuiditas juga kreatifitas. Selain masalah-masalah tersebut, juga terdapat kontroversi mengenai sistem fix return yang diberlakukan pada sukuk dengan akad ijarah dan murabahah. Bahkan pada penerbitan sukuk global (jatuh tempo 23 April 2014), ditetapkan fixed rate of return sebesar 8,8%. Walaupun hal ini tidak bertentangan dengan fatwa DSN MUI, namun banyak pihak menilai sistem ini tidak sesuai dengan syariah, karena akan membebani emiten sebagai pihak penyewa aset. Bila kondisi emiten bagus, maka pembayaran biaya sewa aset dapat dibagikan kepada investor sukuk. Namun bila kondisi emiten buruk, sedangkan emiten tetap harus membayar fixed rate yang sudah disepakati, maka hal ini dinilai tidak sesuai dengan syariah. Masalah-masalah tersebut berhubungan dengan persyaratan sharia compliance 24
  • 25. (kesesuaian dengan aturan syari’ah), sehingga diperlukan ketegasan dari DSN MUI sebagai pihak yang berwenang mengeluarkan sharia endorsement untuk menegaskan peraturan-peraturan sukuk. Aspek legal formal dan kesesuaian dengan aturan syari’ah dalam regulasi sukuk di Indonesia perlu ditinjau ulang dan diperbaiki, agar pengembangan sukuk di Indonesia terjaga keberlanjutannya dan tidak sekedar mengikuti tren global saja. Banyaknya masalah sharia compliance dalam regulasi sukuk di Indonesia ini menunjukkan masih rendahnya pemahaman mengenai penerapan prinsip-prinsip syariah dalam pasar finansial di Indonesia. Rendahnya pemahaman ini tidak hanya dialami oleh para pembuat regulasi saja, melainkan juga masyarakat. Kontroversi “kisah gadai Gelora Bung Karno” yang sempat beredar menunjukkan kurangnya pemahaman masyarakat mengenai instrumen keuangan syariah. Kontroversi yang menyebutkan bahwa Gelora Bung Karno telah “digadaikan” sebagai underlying asset penerbitan SBSN itu memang segera dibantah oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dengan mengatakan bahwa Gelora Bung Karno tidak digadaikan untuk jaminan aset. Namun, adalah benar bahwa sejumlah besar aset negara telah dijadikan underlying asset penerbitan SBSN, dan ini telah tercantum dalam UU SBSN. Karena SBSN yang diterbitkan oleh Pemerintah berdasarkan akad ijarah yang secara syari’ah membutuhkan underlying asset. Fenomena ini menunjukkan kebutuhan akan sosialisasi mengenai SBSN bagi masyarakat yang tidak hanya bersifat normatif-positif, melainkan mengungkapkan juga secara komprehensif basis dari masing-masing 25
  • 26. akad yang digunakan. BAB 4 KESIMPULAN Perkembangan sukuk di pasar finansial global mendorong pertumbuhan pasar sukuk di Indonesia. Namun pangsa pasar sukuk di Indonesia masih sangat rendah. Hal ini antara lain disebabkan oleh masih sedikitnya jumlah penerbit sukuk di Indonesia, likuiditas sukuk di Indonesia relatif rendah, dan lemahnya regulasi mengenai sukuk di Indonesia. Peluang sukuk di Indonesia didasarkan pada pertumbuhan industri keuangan dan jasa syari’ah domestik yang sangat pesat dan melimpahnya likuiditas investor Timur Tengah. Berdasarkan besarnya peluang sukuk di pasar finansial Indonesia tersebut, Pemerintah mengesahkan UU SBSN, yang kemudian menjadi dasar penerbitan sukuk ritel dan sukuk global. Namun keberadaan UU tersebut justru menunjukkan lemahnya shariah compliance dalam penerbitan sukuk di Indonesia. 26
  • 27. REFERENSI Anonim. 2009. Definisi/Pengertian Sukuk. http://nayu2.blogspot.com/2009/01/definisi-pengertian-sukuk.html [12/07/2009] Anonim. 2009. Re:[ekonomi-syariah] Sukuk Indonesia Berbunga ?. http://www.mail-archive.com/ekonomi- syariah@yahoogroups.com/msg04131.html [12/07/2009] Anonim. 2007. Tanya Jawab Mengenai Sukuk. Database kelompok studi ekonomi Islam Universitas Indonesia. Bapepam-LK. 2009. Press Release Penerbitan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. http://www.bapepam- lk.go.id/ [12/07/2009] Fatwa DSN-MUI No.32/DSN-MUI/IX/2002 Tentang Obligasi Syari’ah Fatwa DSN-MUI No.72/DSN-MUI/VI/2008 Tentang Surat Berharga Syari’ah Negara Ijarah Sale and Lease Back Hidayat, Sultan Emir. 2009. Melirik Aliran Dana Dari Teluk. Dalam harian Republika, 23 Februari 2009. Masrun, Muhammad Hikam. 2008. Dua Catatan Atas Undang-Undang Surat Berharga Negara (UU SBSN) Nomor 19 Tahun 2008. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah. Siamat, Dahlan. 2007. Road Map dan Perkembangan Sukuk Negara (Surat Berharga Syariah Negara). dalam Ijtima’ Sanawi Dewan Pengawas Syari’ah, Bogor, 15 Agustus 2007. 27
  • 28. Susanto, Heri. 2009. Kronologi Kisruh Gadai Gelora Bung Karno. http://www.vivanews.com/ [12/07/2009] Tim Sosialisasi SBSN. 2008. Perkembangan Pasar Keuangan Syari’ah dan Potensi SBSN. dalam Sosialisasi Surat Berharga Syariah Negara Sebagai Instrumen Investasi dan Pembiayaan, Jakarta, Mei 2008. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Surat Berharga Syari’ah Negara Yenni, Defri. 2009. Pasar Sukuk Indonesia, Tantangan Masih Menghadang. http://www.medanbisnisonline.com/category/rubrik-khusus/ [12/07/2009] LAMPIRAN 1 Perbandingan Sukuk dengan Obligasi Deskripsi Sukuk Obligasi Dasar Hukum - Undang-Undang Undang-Undang Penerbit - Pemerintah - Pemerintah - Korporasi - Korporasi Metode Penerbitan - Lelang - Lelang - Bookbuilding - Bookbuilding - Private Placement - Private Placement Ketentuan Perdagangan Tradable* Tradable Sifat Instrument Sertifikat kepemilikan/ Pengakuan utang penyertaan atas aset Tipe Investor - Konvensional Konvensional - Syariah Penghasilan bagi Investor Imbalan, bagi hasil, Bunga/kupon, Margin Capital Gain Dokumen yang diperlukan - Dokumen Pasar Modal Dokumen Pasar Modal - Dokumen Syariah Underlying Asset Perlu Tidak Perlu Penggunaan hasil penjualan Harus sesuai syariah Bebas (proceed) Lembaga terkait SPV, Trustee, Custodian, Trustee, Custodian, Agen Agen Pembayar Pembayar Syariah Endorsement Perlu Tidak perlu * untuk kontrak tertentu Sumber: Dahlan Siamat, 2007 28
  • 29. Nominal No. Issuer Industry Type Issuance Maturity (IDR bn) Obligasi Syariah (Sukuk) 1 Indosat Telecommunications Mudarabah 11/6/2002 11/6/2007 175 2 Berlian Laju Tanker Shipping Mudarabah 5/28/2003 5/28/2008 60 3 Bank Bukopin Banking Mudarabah 7/10/2003 5/10/2008 45 4 Bank Muamalat Banking Mudarabah 7/15/2003 7/15/2010 200 5 Ciliandra Perk asa Plantations Mudarabah 9/26/2003 9/26/2008 60 6 Bank Syariah Mandiri Banking Mudarabah 10/31/2003 10/31/2008 200 7 PTPN VII Plantations Mudarabah 3/26/2004 3/26/2009 75 8 Citra Sari Makmur Telecommunication Ijarah 7/9/2003 7/9/2009 100 9 Matahari Putra Prima Retail/Consumer Ijarah 5/11/2004 5/11/2009 150 10 Sona Topas Tourism Industry Tourism Ijarah 6/28/2004 6/28/2009 52 11 Indorent Transportation Ijarah 11/11/2004 11/11/2008 100 12 Berlina Manufacturing Ijarah 12/15/2004 12/17/2009 85 13 Humpuss Intermoda Transportasi Transportation Ijarah 12/17/2004 12/17/2009 122 14 Apexindo Pratama Duta Oil & Gas Contracting Ijarah 4/8/2005 4/28/2010 240 15 Indosat II Telecommunication Ijarah 6/21/2005 6/21/2011 285 16 Ricky Putra Globalindo Garment Ijarah 7/12/2005 7/12/2010 60 17 Perusahaan Listrik Negara Utilities Ijarah 6/22/2006 6/21/2016 200 18 Indosat Telecommunication Ijarah 5/29/2007 5/29/2014 400 19 Berlian Laju Tanker Shipping Ijarah 7/5/2007 7/5/2012 200 20 Adhikarya Construction Mudarabah 7/6/2007 7/6/2012 125 21 PLN Utilities LAMPIRAN 2 Ijarah 7/10/2007 7/10/2017 300 22 Indosat III Telecomunication Ijarah 4/9/2008 4/9/2013 570 Total Obligasi Syariah Daftar Sukuk Korporasi Dalam Negeri Per April 2008 3,804 Sumber: Bapepam-LK, 2008 LAMPIRAN 3 Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP-121/BL/2009 Tentang Daftar Efek Syari’ah (Per 29 Mei 2009) 29