SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 127
Pengantar Manajemen Kualitas 
Dosen : 
Prof. Ir. Syamsir Abduh, MM, 
PhD. 
1 
Magister Management 
Universitas Trisakti 
2014
No 
. 
Topik Mahasiswa NIM 
1 Introduction 
2 Part 1 Abdul Salam NIM : 122130001 
3 Part 2 Aprialdy NIM : 122130017 
4 Part 3 Patricia Citra T.S NIM : 122130077 
5 Part 4 M. Rico Bramaditya NIM : 122130068 
6 Part 5 Feriansyah Miftha Khoer NIM : 122130040 
2
3 
1. Sejarah Six Sigma 
2. Konsep Dasar Six Sigma
Sejarah Six Sigma 
 Pertama kali digagas oleh perusahaan 
Motorola pada tahun 1986 sebagai 
terobosan baru dalam bidang manajemen 
kualitas 
 Six Sigma berkembang sangat cepat 
karena kebutuhan dunia industri saat itu 
yang sedang mengalami masalah 
pengendalian kualitas
Konsep Dasar Six Sigma 
 Six Sigma Institute menjelaskan bahwa Six sigma 
berarti pengukuran kualitas untuk mencapai 
kesempurnaan serta merupakan metodologi untuk 
mengeliminasi cacat di semua proses mulai dari 
manufaktur sampai transaksional dan dari produk 
sampai jasa. 
 Vincent Gaspersz dalam bukunya “Pedoman 
Implementasi Program Six Sigma” mengutarakan bahwa 
Six sigma merupakan ukuran target kinerja industri 
tentang bagaimana baiknya suatu proses transaksi 
produk antara pemasok (industri) dan pelanggan (pasar). 
Six sigma juga dapat dipandang sebagai pengendalian 
proses industri berfokus pada pelanggan, melalui 
penekanan pada kemampuan proses (process capability).
The Six Sigma Evolutionary Timeline 
1736: French 
mathematician 
Abraham de 
Moivre publishes 
an article 
introducing the 
normal curve. 
1896: Italian sociologist Vilfredo 
Alfredo Pareto introduces the 80/20 
rule and the Pareto distribution in 
Cours d’Economie Politique . 
1924: Walter A. Shewhart introduces 
the control chart and the distinction of 
special vs. common cause variation as 
contributors to process problems. 
1941: Alex Osborn, head of 
BBDO Advertising, fathers a 
widely-adopted set of rules for 
“brainstorming”. 
1949: U. S. DOD issues Military 
Procedure MIL-P-1629, Procedures 
for Performing a Failure Mode Effects 
and Criticality Analysis. 
1960: Kaoru Ishikawa 
introduces his now famous 
cause-and-effect diagram. 
1818: Gauss uses the normal curve 
to explore the mathematics of error 
analysis for measurement, probability 
analysis, and hypothesis testing. 
1970s: Dr. Noriaki Kano 
introduces his two-dimensional 
quality model and the three 
types of quality. 
1986: Bill Smith, a senior 
engineer and scientist introduces 
the concept of Six Sigma at 
Motorola 
1994: Larry Bossidy launches 
Six Sigma at Allied Signal. 
1995: Jack Welch 
launches Six Sigma at GE.
Six Sigma Companies
Six Sigma and Financial Services
Where can Six Sigma be applied? 
Design 
Service 
Purchase 
Six Sigma 
Methods Production 
HRM 
Management 
Administration 
Quality 
Depart. 
M & S 
IT
USAGE FOR SIX SIGMA
Performance Standards 
 PPM 
2 
3 
4 
5 
6 
308537 
66807 
6210 
233 
3.4 
Yield 
69.1% 
93.3% 
99.38% 
99.977% 
99.9997% 
Process 
performance 
Defects per 
million 
Long term 
yield 
Current standard 
World Class
Performance standards 
Number of processes 3σ 4σ 5σ 6σ 
1 
10 
100 
500 
1000 
2000 
2955 
93.32 
50.09 
0.1 
0 
0 
0 
0 
99.379 
93.96 
53.64 
4.44 
0.2 
0 
0 
99.9767 
99.77 
97.70 
89.02 
79.24 
62.75 
50.27 
99.99966 
99.9966 
99.966 
99.83 
99.66 
99.32 
99.0 
First Time Yield in multiple stage process
Costs of poor quality 6 3.4 < 10% of turnover 5 233 10-15% of turnover 
4 6210 15-20% of turnover 3 66807 20-30% of turnover 
2 308537 30-40% of turnover Financial Benefits of 6 approach w.r.t. financials 
-level Defect rate 
(ppm) 
Aspects
TOOLS & TECHNIQUES 
 7QC tools 
 Check Sheets (collect data to make improvements) 
 Pareto Charts( define problem and frequency) 
 Cause and effect diagram (Identify possible causes 
to solve problem) 
 Histogram (Bar charts of accumulated data to 
evaluate distribution of data) 
 Scatter diagram (plots many data points and 
pattern between two variables) 
 Flow Chart (Identify unwanted steps) 
 Control charts (Control limits around mean value)
Summers 
Six Sigma 
Copyright ©2007 by Pearson Education, 
Inc. 
All rights reserved.
SIX SIGMA METHODOLOGY 
(It takes money to save money) 
 BPMS 
 Business Process Management System 
 DMAIC 
 Six Sigma Improvement Methodology 
 DMADV 
 Creating new process which will perform at Six 
Sigma
BUSINESS PROCESS MANAGEMENT 
SYSTEM: 
 BPM strategies emphasize on process 
improvement and automation to derive 
performance 
 Combining BPM strategies with sigma six is 
most powerful way to improve performance 
 Both strategies are not mutually exclusive but 
some companies produced dramatic results by 
combining them.
WHAT IS DMAIC? 
(Define,Measure,Analyse,Improve.Control) 
 A logical and structured 
approach to problem solving 
and process improvement. 
 An iterative process 
(continuous improvement) 
 A quality tool which focus on 
change management style. 
18
I-19 
DMAIC Process Improvement Framework 
Sense of 
Urgency 
Define 
Six Sigma 
Tools 
Improve 
Control 
Results ($$) 
Measure 
Data 
Analyze 
Leadership 
Teamwork 
Stakeholder Building 
Project Management
Prioritise (D) 
Measure (M) 
Interpret 
(D/M/A) 
Problem (D/M/A) 
solve 
Hold 
gains (C) 
Improve (I) 
Alternative interpretation
WHAT IS DMADV? 
 Acronym for: 
 Define the project 
 Measure the opportunity 
 Analyze the process options 
 Design the process 
 Verify the performance 
22
Contoh Cost of Poor Quality 
 Prevention cost 
 Appraisal cost 
 Litigation 
 Maintenance cost 
 Lost management time cost 
 Lost opportunity 
 Lost assets cost 
 Rerun cost 
 Lost business, goodwill cost 
 Lost credibility cost 
 Project rework cost
Cost of Poor Quality terhadap 
penjualan 
COPQ (Cost of Poor Quality) 
Tingkat Pencapaian Sigma DPMO COPQ Sebagai Persentase dari Nilai 
Penjualan 
1-sigma 691.462 (sangat tidak kompetitif) Tidak dapat dihitung 
2-sigma 308.538 (rata-rata industri Indonesia) Tidak dapat dihitung 
3-sigma 66.807 25-40% dari penjualan 
4-sigma 6.210 (rata-rata industri USA) 15-25% dari penjualan 
5-sigma 233 (rata-rata industri Jepang) 5-15% dari penjualan 
6-sigma 3,4 (industri kelas dunia) < 1% dari penjualan
Normal Distribution Curve
Normal Distribution Curve
Perbedaan struktur biaya cost of quality untuk 
perusahaan tradisional dan perusahaan six sigma
A28plikasi dan Manfaat Six Sigma
WHEN SHOULD SIX SIGMA BE USED? 
Its usage depends on the type of business. In general, 
“If there are processes that generate a lot of 
negative customer feedback, whether that 
customer is internal or external, the components 
of Six Sigma should be considered as a means to 
study and rectify the problem.” 
29
BENEFITS OF SIX SIGMA 
 Generates sustained success 
 Sets performance goal for everyone 
 Enhances value for customers 
 Accelerates rate of improvement 
 Promotes learning across boundaries 
 Executes strategic change 
30
DANA 
Membatasi terjadinya COPQ. (Total Cost of Poor Quality) 
KUALITAS 
pembangkit hasrat kerja karyawan; 
unsur yang menanamkan sikap dan kebiasaan yang positif; 
pencipta gagasan di pasar dan masyarakat; 
pemikat investor 
Dampaknya bagi Karyawan 
Meningkatkan moral kerja dan kebanggaan karyawan terhadap 
perusahaan
Kepuasan Pelanggan 
membantuperusahaan untuk senantiasa menyempurnakan 
kinerja proses, barang dan jasa yang 
dihasilkan, agar persepsi pelanggan sama dengan harapannya. 
Pertumbuhan Bisnis 
Keunggulan Kompetitif 
• penghematan biaya operasional yang memungkinkan penetapan harga 
jual produk lebih bersaing; 
• memenuhi harapan dan kepuasan pelanggan secara efektif dan efisien; 
• memperoleh reputasi di bidang kualitas; 
• mengembangkan budaya dan kebanggaan berdedikasi pada pelanggan.
MANUFACT 
UR JASA 
APLIKASI SIX SIGMA 
PEMERINTAH 
AN 
PERTAMBANGA 
N
Aplikasi SIX SIGMA Dalam 
perusahaan 
Industri Manufaktur : 
 Identifikasi nilai produk manufaktur yang akan 
di tawarkan berdasarkan perspektif pelanggan 
 Transpormasikan nilai-nilai persyaratan yang 
telah disepakati bersama 
 Melakukan pemetaan produk individual 
 Menentukan key performance 
 Desain value stream process map untuk masa 
mendatang
JASA 
 Langkah-langkah penerapan six sigma di 
bidang jasa: 
1. Spesifikasi nilai dari jasa (service value) yang 
diharapkan pelanggan 
2. Melakukan Service Value Stream Mapping 
sepanjang moments of truth 
3. Menghilangkan pemborosan yang tidak bernilai 
tambah 
4. Mengorganisasikan agar material, informasi, dan 
aktivitas-aktivitas dapat berjalan lancar, efektif 
dan efisien
Perbedaaan Six Sigma pada Industri 
Manufaktur dan Jasa 
 Pada industri manufaktur, pada umumnya ukuran 
yang dilihat adalah dari jumlah produk yang cacat 
sedangkan dalam industri jasa, proses yang diukur 
adalah people process karena memang itu adalah 
yang menjadi komponen utama dari industri jasa. 
 Intinya, defect dalam industri jasa adalah masalah 
yang menyebabkan penurunan dalam hal kualitas 
atau mengakibatkan pelanggan tidak puas. 
 Misalnya, dalam industri perbankan: lamanya durasi 
untuk membuka rekening, atau lamanya suatu 
pinjaman cair, lamanya pemrosesan statement, dan 
sebagainya.
Pemerintahan 
 Six Sigma dapat membantu pemerintah dalam menjalankan 
berbagai pelayanannya terhadap publik, penegakan hukum, serta 
membantu berbagai departemen dalam bidang keuangan, SDM, 
memperbaiki proses dan melakukan penghematan. 
 Selain itu, Six Sigma juga bakal menciptakan culture efisien dan 
tanggung jawab kepada karyawan pemerintahan. 
 Untuk menerapkan Six Sigma dalam pemerintahan diperlukan: 
1. Komitmen Pemimpin 
2. Selaras dengan Strategi dan Visi 
3. Fokus pada Penduduk 
4. Infrastruktur formal Six Sigma 
5. Training 
6. Kinerja dan remunerasi
Pertambangan 
 Proses yang efektif dan efisien, 
 Memaksimalkan utilisasi operasi, dan 
 Fokus pada kebututuhan produksi , seperti: 
• Melakukan modifikasi alat analisa 
• Melakukan modifikasi teknik 
• Melakukan modifikasi terminologi
MANUFAC 
TUR 
JASA 
PERTAM 
BANGA 
N
40 
1. Hambatan Six Sigma 
2. Fokus Six Sigma 
3. Faktor Sukses Six Sigma
HAMBATAN SIX SIGMA 
 Six sigma kurang cocok digunakan untuk 
berinovasi. 
 Six sigma mengutamakan tentang proses dan 
biaya, sedangkan inovasi merupakan sesuatu 
yang baru dan membutuhkan banyak biaya. 
 Six sigma hanya akan menganalisa data-data 
yang bersifat kuantitatif, sedangkan data yang 
bersifat kualitatif harus diubah menjadi data 
kuantitatif.
FOKUS SIX SIGMA 
 Ciptakan tujuan yang merupakan 
breakthrough 
– Maksudnya adalah menciptakan visi dan tujuan 
yang challenging bagi organisasi, sehingga 
tidak hanya menghadirkan perubahan yang 
kecil melainkan signifikan.
FOKUS SIX SIGMA – 
Lanjutan 
 Identifikasi inisiatif dan target proses 
– Setelah kita punya tujuan-tujuan bisnis yang 
lebih spesifik, selanjutnya adalah membuat 
daftar inisiatif six sigma dan proses apa saja 
yang perlu dilakukan, tentunya yang selaras 
dengan tujuan-tujuan tersebut.
FOKUS SIX SIGMA – 
Lanjutan 
 Mengalokasikan sumber daya 
– Selain daftar inisiatif ini diperbaiki, maka tim 
merancang skenario yang bermacam-macam 
untuk mengimplementasikan inisiatif tersebut, 
selagi juga memperhatikan kebutuhan 
pelanggan dan kestabilan proses. 
– Alokasikan sumber daya dengan baik, sehingga 
terjadi keseimbangan antara time dan effort 
yang diberikan, dengan value yang dihasilkan.
FAKTOR SUKSES SIX 
SIGMA 
 Ditinjau dari segi Sistem pengoperasian 
1. Six sigma membutuhkan Top down drive atau 
dorongan dan dukungan penuh dari 
manajemen untuk menggerakan dan 
memotivasi subordinate-subordinat yang ada 
dibawahnya. 
2. Six sigma membutuhkan partisipasi [harus] 
dari karyawannya khususnya untuk 
selalu customer oriented (berorientasi 
ke pelanggan).
FAKTOR SUKSES SIX SIGMA – 
Lanjutan 
 Ditinjau dari segi Sistem pengoperasian – 
Lanjutan 
3. Six sigma sebagai standar umum perusahaan, 
misalnya mensosialisasikan istilah (terminology) 
CTQ, Sigma, Cp, Z-level atau istilah statistik lainnya 
kepada para Operator (karyawan) 
• Mencantumkan keterangan sigma level untuk setiap proses 
produksi dalam sebuah papan informasi yang besar dan 
mudah dilihat oleh siapa saja, dll.
FAKTOR SUKSES SIX SIGMA – 
Lanjutan 
 Ditinjau dari segi Metodologi 
a. Berasal dari voice of customer. 
b. Seluruh karyawan memerlukan training. 
c. Membutuhkan case study project, resource 
information
48 1. People Power 
2. Process Power
People Power 
Executive Leader 
Champion/Sponsor 
Master Black Belt 
Black Belt 
Green Belt Green Belt Green Belt
PERAN EXECUTIVE LEADER 
 Executive Leadership setara dengan executive 
management pada posisi fungsional. 
 Syarat Executive Leader yaitu harus mempunyai 
komitmen yang tinggi terhadap setiap project six 
sigma. 
 Peran Executive leader adalah: 
1. Menetukan tujuan dan target perusahaan. 
2. Memilih champion. 
3. Meninjau ulang secara keseluruhan tentang kemajuan 
dari program six sigma. 
4. Menentukan visi six sigma dengan jelas sehingga 
dipahami oleh seluruh karyawan perusahaan
PERAN CHAMPION/SPONSOR 
 Champion setara dengan Executive vice president, vice 
president, CEO, pimpinan unit bisnis strategi pada posisi 
fungsional perusahaan. 
 Syarat champion yaitu familiar dengan statistik dasar dan 
lanjut. 
 Peran champion antara lain: 
1. Memilih project-project Six Sigma. 
2. Memilih master black belt. 
3. Bersama dengan executive leader menentukan visi Six Sigma. 
4. Menjamin fungsi-fungsi kunci perusahaan sesuai dengan visi Six 
Sigma. 
5. Merintis jalan untuk mengimplementasikan six sigma ke seluruh 
perusahaan. 
6. Mengembangkan rencana pelatihan yang komperhensif untuk 
mengimplementasikan Six Sigma.
MASTER BLACK BELT (MBB) 
 MBB mencurahkan seluruh waktu kerjanya pada proyek-proyek 
six sigma. 
 MBB sebaiknya adalah chief engineer atau pimpinan customer 
service. 
 Syarat seorang MBB adalah ahli dalam statistik dasar dan lanjut. 
 Peran MBB antara lain: 
1. Memahami peta bisnis perusahaan. 
2. Mengkomunikasikan status dan kemajuan proyek Six Sigma. 
3. Bekerja bersama champion untuk memilih proyek Six Sigma serta melatih 
dan mendukung black belt dan green belt. 
4. Berperan dalam mengorganisasi orang, merancang eksperimen lintas 
fungsi, mengatur dan mengkoordinasikan setiap proyek Six Sigma. 
5. Memudahkan atau menyediakan fasilitas untuk penyebarluasan praktek-praktek 
terbaik berdasarkan six sigma ke seluruh organisasi
BLACK BELT(BB) 
 Black Belt bekerja dibawah MBB dan bekerja full-time pada proyek 
six sigma. 
 Kualifikasi BB adalah engineer atau billing administrator. 
 Syarat BB adalah ahli statistik dasar. 
 Peran BB antara lain: 
1. Memimpin eksekusi proyek Six Sigma di lapangan, karena posisi BB 
adalah pada level proses. 
2. Mendeterminasi alat yang paling efektif untuk menyelesaikan proyek six 
sigma. 
3. Menjamin hasil proyek untuk diperbaiki secara berkelanjutan. 
4. Mempertahankan jadwal proyek dan menjaga kemajuan proyek menuju 
solusi akhir dan hasil-hasil. 
5. Mendokumentasikan hasil-hasil dan menciptakan “Storyboard” (peta-peta 
kemajuan) dari proyek . 
6. Mendukung tranformasi dari solusi baru atas proses-proses baru menuju 
oprasional yang berlangsung terus menerus .
8 Kualitas Black Belt 
1. Kemampuan teknis yang cakap 
Seorang Black Belt tidak harus seorang lulusan teknik atau jurusan statistik, 
namun dia memiliki kemampuan untuk mengumpulkan dan merubah data 
menjadi informasi yang bisa dipahami oleh dirinya dan tim. Dia juga memiliki 
kemampuan menganalisa data menjadi suatu knowledge untuk menentukan 
strategi perbaikan apa yang dipilih. Tanpa kemampuan seperti itu seorang Black 
Belt akan terjebak dalam hal yang sifatnya akademis dan teoritis. 
2. Mampu melihat dari menara. Seorang Black Belt paham benar apa yang dia 
lakukan. Dia memiliki pengetahuan bisnis yang bagus dan mampu melihat 
hubungan dari proyek-proyek yang dikerjakan dengan hasil yang diinginkan oleh 
organisasi. Dia mampu menjabarkan bagaimana visi perusahaan diturunkan dari 
visi ke strategi sampai ke key performance indicator dan penentuan proyek yang 
dijalankan untuk memenuhi KPI tersebut 
3. Orientasi pada Hasil. Penentuan kualitas seorang Black Belt adalah tangible dan 
terukur, bukan subyektif. Meskipun dia pandai berkomunikasi, berkoordinasi, 
disukai oleh tim dan manajemen namun proyek-proyeknya kerap gagal, maka dia 
bukan Black belt yang organisasi anda harapkan.
8 Kualitas Black Belt - lanjutan 
4. Mampu mengelola proyek. 
Six Sigma artinya mengerjakan suatu proyek dalam jangka waktu tertentu. 
Black Belt harus memahami apa yang menjadi requirement, ruang 
lingkup, sumber daya, batasan waktu, dan perspektif varians. Memahami 
dasar pengelolaan proyek atau berpengalaman dalam menjalankan suatu 
proyek adalah kemampuan yang penting untuk dimiliki. 
5. Pemain Tim. 
Sebagaimana seorang playmaker dalam sepakbola. Black Belt adalah 
pengatur serangan dan pertahanan sekaligus. Black Belt harus mempunyai 
kemampuan dalam memimpin sebuah tim, menjadi bagian di dalamnya, 
dan paham dinamika serta pengelolaan konflik 
6. Menerjemahkan keinginan pelanggan. 
Black Belt mengerti bagaimana berkomunikasi dengan pelanggan dan 
mendapatkan kebutuhan pelanggan yang paling kritikal. Setelah itu Black 
Belt mampu menerjemahkan kebutuhan kritikal pelanggan itu menjadi 
sesuatu yang terukur.
8 Kualitas Black Belt - lanjutan 
7.Kemampuan komunikasi. Hasil yang berkualitas 
didapatkan dari penerimaan yng baik akan ide perbaikan 
yang diusulkan. Penerimaan yang baik oleh seluruh 
stakeholder ditentukan oleh kemampuan berkomunikasi 
dalam “menjual” ide tersebut. Black Belt harus dapat 
memahami bagaimana dia berkomunikasi dengan 
berbagai level dalam organisasi. Cara berkomunikasi 
dan teknik presentasi kepada manajemen tentu berbeda 
dengan berkomunikasi dengan shop floor. 
8.Passion untuk selalu menjadi lebih baik. 
Kesempurnaan adalah proses, bukan akhir. Baginya 
selalu ada cara atau sistem yang lebih baik dari yang 
berjalan saat ini. Seorang Black Belt adalah seorang 
self-motivated, pembelajar, dan terus meng-upgrade diri
GREEN BELT (GB) 
 Green Belt bekerja part time pada proyek-proyek six 
sigma, bekerja dibawah BB. 
 Keterlibatan Green Belt adalah tergantung pada masalah 
yang terpilih untuk menjadi proyek Six Sigma. 
 Syarat GB adalah familiar dengan statistik dasar. 
 Peran GB antara lain: 
1. Berpatisipasi dengan tim dalam proyek BB. 
2. Membantu penyebaran keberhasilan teknik-teknik six 
sigma. 
3. Melakukan perbaikan skala kecil di area kerjanya. 
4. Melanjutkan mempelajari dan mempraktekan metode-metode 
dan alat-alat Six Sigma setelah proyek six sigma 
berakhir.
8 KUALITAS GREEN BELT 
1. Pemimpin dan Pemain Tim yang hebat. 
Seorang GB harus memiliki kemampuan untuk memimpin, bekerja dengan tim, 
menjadi bagian dari tim dan memahami dinamika tim (team stages). Agar dapat 
memimpin tim secara efektif, seorang GB harus memiliki interpersonal skill yang 
bagus. Kemampuan persuasif, mudah bergaul dan memotivasi orang lain adalah 
kemampuan yang harus 
2. Passion (semangat). 
Seorang GB harus mampu memotivasi diri sendiri, memiliki inisiatif dan 
kepribadian yang dapat dipercaya dan berintegritas tinggi. Semangat yang tinggi 
akan membantu GB untuk terus maju dan produktif. Passion juga memberi 
ketabahan untuk tetap bertahan dalam masa-masa sulit dalam perjalanan proyek 
3. Mempunyai pengetahuan tentang proses. 
Seorang GB adalah orang yang paham tentang proses yang adawilayahnya. Dia 
memahami definisi “cacat” yang dihasilkan oleh proses. 
4. Manajemen Proyek. 
Seorang GB harus memiliki kemampuan dalam mengelola sebuah proyek dari 
menerjemahkan kebutuhan bisnis, ruang lingkup kerja, pemanfaatan sumber daya, 
waktu, dan variasi perspektif.
8 KUALITAS GREEN BELT - 
Lanjutan 
5. Kemampuan Teknis. 
Seorang GB tidak harus berlatar belakang teknik atau ahli statistik, 
namun seorang GB dituntut untuk memiliki kemampuan mengumpulkan 
dan menganalisa data untuk menentukan strategi perbaikan. Seorang GB 
memang tidak perlu tahu semua tool statistik, namun GB harus memiliki 
kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan analisa data, memvalidasi 
sistem pengukuran dan meminta bantuan BB. 
6. Advokat bagi pelanggan. 
Seorang GB memahami peran penting dari pelanggan (baik internal 
ataupun eksternal). GB paham bahwa pelanggan adalah hakim tertinggi 
penentu dari kualitas produk dan jasa yang dibuat. Memahami dengan 
tepat kemauan pelanggan dan mampu mengkomunikasikan dalam bahasa 
proses adalah kualifikasi yang wajib dipunyai seorang GB. 
7. Berorientasi pada hasil. 
GB tahu apa yang dikerjakannya selalu didasarkan pada hasil yang nyata 
untuk perusahaannya. 
8. Dapat dipercaya dan berintegritas. 
Selalu berbicara dengan data dan fakta.
Process Power: 
DMAIC—Five Step Process
Process Power: 
DMAIC—Five Step Process 
1. Define (Menentukan): Jelas mengidentifikasi masalah 
– Fokus pada proses yang menciptakan masalah bukan pada 
hasilnya. 
– Tujuan: 
• Tentukan tujuan proyek dan ruang lingkup. 
• Tentukan siapa pelanggan, apa kebutuhan mereka adalah untuk produk 
dan / atau jasa, dan apa harapan mereka. 
• Mendefinisikan proses untuk ditingkatkan dengan memetakan aliran 
proses. 
• Tentukan batas-batas proyek - awal dan akhir dari proses. 
– Output: 
• Sebuah pernyataan yang jelas dari perbaikan yang dimaksud dan 
bagaimana hal itu akan diukur. 
• Sebuah peta tinggi tingkat proses. 
• Daftar apa yang penting bagi pelanggan.
Process Power: 
DMAIC—Five Step Process 
2. Measure: kemampuan terhadap proses, 
benchmark, 
– Fokus terhadap CTQ (critical to quality) 
– Tujuan: 
• Fokus upaya perbaikan dengan mengumpulkan informasi 
tentang situasi saat ini. 
– Output: 
• Mengembangkan rencana pengumpulan data untuk proses - 
data yang titik-titik masalah lokasi atau kejadian. 
• Sebuah pernyataan yang lebih fokus masalah. 
• Mengumpulkan data dari berbagai sumber untuk menentukan 
jenis cacat dan metrik. 
• Bandingkan dengan hasil survei pelanggan untuk menentukan 
kekurangan.
Process Power: 
DMAIC—Five Step Process 
3. Analyze: Proses hasil, apa yang akan 
dibandingkan dengan apa yang dilakukan 
pesaing 
– Tujuan: 
• Menganalisis data yang dikumpulkan dan peta proses untuk 
menentukan akar penyebab cacat dan kesempatan untuk 
perbaikan. 
• Mengidentifikasi kesenjangan antara kinerja saat ini dan 
kinerja gawang. 
• Memprioritaskan kesempatan untuk memperbaiki. 
• Mengidentifikasi sumber-sumber variasi. 
– Output: 
• Sebuah teori yang telah diuji dan dikonfirmasi.
Process Power: 
DMAIC—Five Step Process 
4. Improve (Meningkatkan): menerapkan 
perubahan 
– Jadilah kreatif untuk menemukan cara baru untuk 
melakukan hal-hal yang lebih baik, lebih efisien, atau 
lebih cepat 
– Tujuan: 
• Mengembangkan, mencoba dan menerapkan solusi yang 
membahas akar penyebab. 
– Output: 
• Identifikasi direncanakan, tindakan yang harus diuji 
menghilangkan atau mengurangi dampak dari akar penyebab 
diidentifikasi.
Process Power: 
DMAIC—Five Step Process 
5. Control: Kunci keberhasilan dalam menerapkan langkah-langkah 
untuk menjaga variabel dalam batas-batas operasi baru 
– Tujuan: 
• Mengontrol perbaikan untuk menjaga proses pada program baru. 
• Gunakan data untuk mengevaluasi baik solusi dan rencana. 
• Mencegah kembali menjadi "cara lama“. 
• Mempertahankan keuntungan dengan standarisasi proses. 
• Garis besar langkah-langkah selanjutnya untuk perbaikan yang sedang 
berlangsung. 
– Output: 
• Sebelum dan setelah analisis. 
• Pemantauan yang efektif dari sistem ini adalah di tempat. 
• Pengembangan, dokumentasi dan pelaksanaan rencana pemantauan. 
• Melembagakan perbaikan melalui modifikasi sistem dan struktur (staf, 
pelatihan, insentif).
Korporasi Yang Menerapkan Six 
Sigma 
GENERAL 
ELECTRIC 
MOTOROLA 
ALLIED SIGNAL 
SONY 
POLAROID
Spesifik Sejarah kesuksesan 
General Electrik 
 1995 Operasi margin 13,5% 
 1998 Operasi margin 16,7% 
 Hasil: bonus $ 600million 
 "Inisiatif yang paling penting GE telah 
melakukan model six sigma“ 
- Jack Welch, CEO General Electric
68 Study Kasus
Aplikasi dan keberhasilan Program Six Sigma 
Six Sigma Results 
Company Annual Savings 
General Electric $ 2.0 + billion 
JP Morgan $ 1.5 billion 
Texas Intruments $ 600 million 
Honeywell $ 600 million 
Johnson & Johnson $ 500 million
Bank of America (BofA)
Six Sigma @ Bank of America 
 Bank of America telah menerapkan program 
Six Sigma untuk Credit risk assesment 
reduction, fraud prevention, customer 
satisfaction improvement. 
 Six Sigma dari Bank of America telah berhasil 
memberikan manfaat lebih dari US$ 2 milliar, 
dan meningkatkan kepuasan pelanggan sebesar 
25%. 
 Berikut ini beberapa informasi yang berkaitan 
dengan keberhasilan, penerapan Six Sigma 
pada Bank of America.
Six Sigma @ Bank of America 
• Bank of America mulai menggunakan Six 
Sigma mulai tahun 2001 sebagai inisiatif 
Corporate yang didukung oleh CEO Ken 
Lewis. 
• Model penyebarannya adalah campuran antara 
Perekrutan External dan Training Internal. 
• Ketiga program pertama perkenalkan semua 
karyawan tidak percaya (skeptis). 
• Resistansi memudar setelah CEO (Lewis) dan 
“Letnan-letnan” terbaiknya memperoleh Green 
Belt.
Six Sigma @ Bank of America 
 Sekarang BOA (Bank of America) telah 
mensertifikasi 3.000 Green Belt dan Black 
Belt. 
 BOA telah mencapai US$ 2 billion dalam 
cost saving dan tambahan revenue.
Three Point Plan 
• Rencana ini menyerukan perusahaan untuk fokus 
upaya, agar memungkinkan kualitas tinggi dan 
memberikan output yang terbaik. 
• Berfokus pada customer: 
– Dengan mengreorganisasi berdasarkan segmen 
pelanggan. 
– Menyeleraskan perusahaan dari atas sampai 
bawah. 
– Mengkaitkan rencana penilaian kinerja dengan 
tujuan strategis perusahaan.
Three Point Plan 
 Mengembangkan keunggulan bisnis dengan 
menerapkan suara pelanggan untuk 
mengidentifikasikan dan merancang beberapa proses 
bisnis. 
 Dibantu dengan tenaga kerja yang mampu 
mempekerjakan lebih dari 225 external Six Sigma 
Master Black Belts and Black belts menggunakan six 
sigma di seluruh bisnisnya, menghilangkan limbah 
dan variasi / kesalahan dalam proses inti dan 
mendorong pertumbuhan pendapatan dengan 
memperluas Six Sigma ke dalam lingkungan 
penjualan.
Results 
Dalam dua tahun pertama kualitas BOA telah 
mencapai hasil sebagai berikut : 
 CEO dan Team executive memberikan 
kontribusi US$ 75 juta dalam manfaat 
produktivitas Six Sigma tahunan. 
 Kepuasan pelanggan meningkat 20% dan 
pelanggan rumah tangga bertambah 
sebanyak 2.3 juta.
Results 
 1,3 juta pelanggan rumah tangga mengalami 
penurunan masalah sebanyak 29%. 
 Nilai saham meningkat sebesar 52%. 
 BOA memiliki sepuluh triwulan pendapatan dari 
peningkatan per saham - naik 29% sejak tahun 
2002. 
 2002 : BOA dinamakan Best Bank in the US and 
Euromoney’s World’s most improved Bank.
DuPont Company Overview 
 DuPont berdiri tahun 1802 - bahan peledak 
(explosive) 
 Tahun 1900-an -> bidang chemicals, materials, 
dan energy 
 Tahun 1990-an DuPont memerlukan 
transformasi baru. Mengapa? 
– DuPont sudah mencapai plateu. Performance-nya 
mandek 
– Bisnis chemical dan material tidak lagi menjadi 
mesin penggerak perusahaan
DuPont Company Overview 
 Bisnis DuPont terbagi menjadi 5 major market 
segmet: 
– Agriculture and Nutrition (with annual revenues of $ 
5.5 billion) 
– Coatings and Color (with annual revenues of $ 5.5 
billion) 
– Performance Materials (with annual revenues of $ 5.4 
billion) 
– Safety and Protection (with annual revenues of $ 4.1 
billion) 
– Electronics and Communications (with annual revenues 
of $ 2.9 billion)
DuPont Company Overview 
 Major Markets: 
– Automotives industry 
– Electronics industry 
– Agriculture industry 
– Construction industry 
– Aerospace industry
DuPont Company Overview 
Dupont 
1 Multinational Corporation 
2 $ 27 Billion Revenue 
3 18 major business 
4 Beroperasi di 70 negara 
5 Lebih dari 60,000 karyawan 
6 135 manufacturing and production facilities 
7 75 Research Labs
2010 Rank Fortune 2000 
Rank Company Revenues Profit Assets 
1 Wall-Mart Stores $ 408 Billions $ 14.3 Billions $ 193 Billions 
2 Shell $ 285 Billions $ 12.5 Billions $ 345 Billions 
3 Exxon $ 284 Billions $ 19.3 Billions $ 349 Billions 
296 DuPont $ 27.3 Billions $ 1.75 Billions $ 48.5 
Billions 
500 Dai Nippon 
Printing 
$ 17 Billions $ 0.25 Billions 
835 Telkom $ 4.3 Billions $ 0.80 Billions $ 6.3 Billions 
1149 BCA $ 1.6 Billions $ 0.37 Billions $ 15.3 
Billions 
1202 BRI $ 1.86 Billions $ 0.39 Billions $ 12.4 
Billions 
1425 Mandiri $ 2.4 Billions $ 0.06 Billions $ 26.6 
Billions
Previous Failed Programs 
No. When Program Why Failed 
1 Akhir 1980-an Team-building approach 
- Membentuk ikatan yang kuat 
antar anggota tim 
-Team berubah 
-Manajemen berubah 
-Ikatan antar anggota 
team merenggang 
-Program dilupakan 
2 Awal 1990-an Fibers Business mengikuti 
Malcolm Baldrige National Quality 
Award 
- Penunjukan Baldrige leader 
- Karyawan dipilih untuk 
memimpin 7 performance area 
yang akan dievaluasi untuk 
kompetisi tersebut 
- Benchmark performance 
- Identifikasi kelemahan 
- Melakukukan Regular 
management review 
-Du Pont tidak 
mendapatkan Award, 
maka program tersebut 
ditinggalkan 
-Inisiatiif tersebut 
hanya terbatas pada 
bisnis dan fungsi 
tertentu dalam 
perusahaan 
-Kriteria pemeriksaan 
terbatas
Previous Failed Programs 
No. When Program Why Failed 
3 1990-an Continuous Improvement Program 
- Menjaga improvement yang 
sudah dicapai dengan 
menggunakan ukuran MBNQA 
-Review menjadi 
semakin jarang dan 
program menghilang 
-Project individu dari 
tiap dept. yang 
berkaitan dengan 
continuous 
improvement gagal 
mendapat hasil yang 
significant
What is the new initiative? Six 
Sigma 
 Semua program memiliki keunggulan 
masing-masing namun tidak yang 
menghubungkan antara kualitas dari 
masing-masing bisnis DuPont dengan 
bottom line result. 
 Six Sigma berbeda karena langsung 
mempengaruhi profitability perusahaan.
Penerapan Six Sigma 
 Apakah perusahaan memiliki knowledge 
dan pengalaman untuk secara efektif 
mengimplementasikan Six Sigma? 
 Apakah mereka memiliki tipe atau karakter 
orang dan jumlah orang untuk menjadi 
Champions, Black Belts dan Green Belts? 
 Bila tidak : Diperlukan katalist dari luar, 
yaitu Six Sigma consultant.
Pengorbanan bagi Perusahaan 
 Elemen capital dalam membentuk Six Sigma 
serta cost yang harus diantisipati adalah : 
– Fee untuk konsultan 
– Pembelian dan instalasi sistem informasi 
– Menggaji full – time Champions dan Black Belts 
– Kehilangan produktifitas ketika karyawan harus 
ikut training 
– Pengeluaran cost untuk eksekusi ribuan proyek 
 Total Cost untuk Du Pont : $ 20 juta
Chronology 
Periode Uraian Sigma 
Before six 
Dupont Total Cost of Poor Quality 
sigma 
= 20 -30 % dari revenue 
Sekitar 3 sigma 
Saat 
penerapan 
Cost of Implementing Six Sigma 
= $ 20 million 
- 
1999 Q1 Pilot Project Six Sigma di Specialty Chemicals started 
-Revenues $ 1.5 Billions 
-Target $ 80 million savings (5% dari revenues) 
1999 Q2 40 Black Belts selesai ditraining dan memulai project 
1999 Q4 Total saving $ 35 million (target awal $ 25 million) 2.3% of Revenue 
17.7% COPQ 
4 Sigma 
2000 Q4 Total saving $ 100 million (target awal $ 80 million) 6.7% of Revenue 
13.3% COPQ 
5 sigma
Cost of Poor Quality terhadap 
Revenue 
COPQ (Cost of Poor Quality) 
Tingkat Pencapaian Sigma DPMO COPQ Sebagai Persentase dari 
Nilai Penjualan 
1-sigma 691.462 (sangat tidak kompetitif) Tidak dapat dihitung 
2-sigma 308.538 (rata-rata industri Indonesia) Tidak dapat dihitung 
3-sigma 66.807 25-40% dari penjualan 
4-sigma 6.210 (rata-rata industri USA) 15-25% dari penjualan 
5-sigma 233 (rata-rata industri Jepang) 5-15% dari penjualan 
6-sigma 3,4 (industri kelas dunia) < 1% dari penjualan
Tugas dari DuPont executive team 
 Mengkaitkan porsi tiap-tiap corporate 
leader dengan kompensasi sesuai dengan 
pencapaian target finansial Six Sigma. 
 Mengidentifikasi dan melatih Six Sigma 
Champions. 
 Menentukan target finansial Six Sigma yang 
agresive untuk tiap bisnis unit. 
 Memberlakukan Six Sigma management 
review sistem.
Contoh 
 Unit-unit bisnis DuPont menggunakan merek 
PC yang berbeda dengan kapasitas dan 
kemampuan melebihi yang dibutuhkan. 
 Team Project membuat standardisasi untuk 
kebutuhan diseluruh 18 unit bisnis. 
 Menentukan pembelian PC hanya dilakukan 
saat up grade cycle saja dan hanya sesuai 
kebutuhan 
 Project ini menghemat $ 4.5 juta hanya untuk 
bisnis unit di USA.
Contoh Perhitungan 
 Total Karyawan = 1000 org 
 1 minggu  4 orang sakit (0.4% dari total 
karyawan) 
 1 bulan  128 jam kerja loss 
 200 MT / hari x USD 3500 / MT = revenue 
USD 700,000 / hari = USD 87.5 / jam / org 
 Loss = 128 x 87.5 = Loss USD 11,200 / bln 
= Loss USD 134,400 / thn
Contoh Perhitungan 
No Loss DPMO Sigma 
1 128 jam kerja loss / bln = 4 org sakit / minggu 800 
DPMO 
4.65 
2 37.28 jam kerja loss / 
bln 
=5 org sakit / bulan 233 
DPMO 
5 
3 0.48 jam kerja loss / bln = 1 org sakit / dua tahun 3 DPMO 6
Conclusion 
Strength Weakness 
Terbukti Berhasil (Proven Success) 
- Six Sigma telah terbukti secara 
statistik meningkatkan sales, nilai 
saham, dan pertumbuhan karyawan 
pada perusahaan yang sukses 
mengimplementasikan Six Sigma 
tersebut. 
- Contoh: DuPont, GE 
Memerlukan Partisipasi Total 
- Six Sigma dapat menjadi sulit 
diterapkan. 
- Penerapan Six Sigma memerlukan 
total cooperation dari seluruh anggota 
perusahaan. 
- Karena metode yang spesifik untuk 
memperbaiki komunikasi, kontrol 
inventori, dan pengukuran performa 
customer service, maka bila tidak 
seluruh anggota perusahaan 
mendukung, tidak akan sukses. 
-Dalam perusahaan besar, membuat 
seluruh karyawan berjalan ke arah 
yang sama bukan tugas yang mudah.
Conclusion 2 
Strength Weakness 
Improvement to Customer Value 
- Menjalankan model Six Sigma 
meningkatkan nilai kepada customer 
dengan memperbaiki job satisfaction 
bagi karyawan. Perbaikan job 
satisfaction akan membuat karyawan 
lebih berfokus pada men-deliver 
produk terbaik dan jasa terbaik 
mereka. 
- Job satisfaction yang meningkat 
karena model six sigma berfokus pada 
perbaikan komunikasi dan team work 
untuk meningkatkan business 
workflow. 
Complicated (rumit) 
- Model six sigma memerlukan jumlah 
data statistik yang banyak dan 
significant, mulai dari pengumpulan 
data sampai dengan analisa data. 
- Proses ini rumit dan memakan 
waktu. 
- Perusahaan kecil biasanya melihat 
hal ini sebagai sesuatu yang terlalu 
rumit untuk dijalani dalam jangka 
panjang dan akhir menyerah 
menggunakan six sigma sebagai bisnis 
model mereka.
97 
GENERAL CONCLUSION 
Six Sigma is methodology used for: 
 Aligning key business processes to achieve 
those requirements. 
 Utilizing rigorous data analysis to minimize 
data variation in those processes. 
 Driving rapid and sustainable improvement 
to business processes.
Referens 
Snee, R. D. and R. W. Hoerl (2005) Six Sigma 
Beyond the Factory Floor – Deployment Strategies 
for Financial Services, Health Care, and the Rest of 
the Real Economy, Financial Times Prentice Hall, 
New York, NY. Chapters 3-4. 
http://www.isixsigma.com 
http://www.sixsigmaonline.org/index.html 
http://www.businessballs.com/sixsigma.htm 
http://www.ge.com/en/company/companyinfo/quality/whatis. 
htm 
http://www.slideshare.net/Sixsigmacentral/10-six-sigmappt 
http://mypptsearch.allpopular.info/search-ppt/six+sigma+ppt/
99
Topics for Detailed Discussion 
 Problem Identification 
 Cost of Poor Quality 
 Problem Refinement 
 Process Understanding 
 Potential X to Critical X 
 Improvement
Problem Identification 
“If it ain’t broke, why fix it 
“This is the way we’ve always done it…”
Problem Identification 
• First Pass Yield 
• Roll Throughput Yield 
• Histogram 
• Pareto
Problem Identification 
First Pass Yield (FPY): 
The probability that 
any given unit can go 
through a system 
defect-free without 
rework. 
Step 1 
Step 2 
Step 3 
Step 4 
Scrap 10 Units 
100 Units 
100 
90 
87 
Scrap 3 Units 
Scrap 2 Units 
85 
Outputs / Inputs 
100 / 100 = 1 
90 / 100 = .90 
87 / 90 = .96 
85 / 87 = .97 
At first glance, the yield would seem to be 
85% (85/100 but….) 
When in fact the FPY is (1 x .90 x .96 x .97 = 
.838)
Problem Identification 
Step 1 
Step 2 
Step 3 
Step 4 
Re-Work 
10 Units 
100 Units 
Re-Work 
3 Units 
Re-Work 
2 Units 
Rolled 
Throughput 
Yield (RTY): 
The yield of 
individual 
process steps 
multiplied 
together. 
Reflects the 
hidden factory 
rework issues 
associated with 
a process. 
Outputs / Inputs 
90 / 100 = .90 
97 / 100 = .97 
98 / 100 = .98 
.90 x .97 x .98 = .855 
100 Units 
100 Units 
100 Units 
100 Units
Problem Identification 
RTY Examples -Widgets 
50 
Function 1 
Function 2 
Function 3 
Function 4 
5 
10 
5 
50 
50 
50 
50 
Roll Throughput Yield 
50/50 = 1 
(50-5)/50 = .90 
(50-10)/50 = .80 
(50-5)/50 = .90 
1 x .90 x .80 x .90 = .65 
Put another way, this process is operating 
a 65% efficiency
Problem Identification 
RTY Example - Loan Underwriting 
Roll Throughput Yield 
50/50 = 1 
(50-7-2)/50 = .82 
(43-6)/43 = .86 
(43-1-2)/43 = .93 
1 x .82 x .86 x .93 = .66 
Put another way, this process is operating 
a 66% efficiency 
50 
Application 
Underwrite 
Complete Full 
Paperwork 
Close 
Fails 
Underwriting 
Decide not to 
borrow 
2 
6 
2 
7 
1 
42 
50 
43 
43
Problem Identification 
Histogram – A histogram is a basic graphing tool that displays the 
relative frequency or occurrence of continuous data values showing 
which values occur most and least frequently. A histogram illustrates the 
shape, centering, and spread of data distribution and indicates whether 
there are any outliers. 
0 100 200 300 400 500 
40 
30 
20 
10 
0 
C8 
Frequency 
Histogram of Cycle Time
Problem Identification 
Histogram – Can also help us graphically understand the data 
25 100 175 250 325 400 
95% Confidence Interval for Mu 
54 64 74 84 94 
95% Confidence Interval for Median 
Variable: CT 
Anderson-Darling Normality Test 
A-Squared: 
P-Value: 
Mean 
StDev 
Variance 
Skewness 
Kurtosis 
N 
Minimum 
1st Quartile 
Median 
3rd Quartile 
Maximum 
95% Confidence Interval for Mu 
69.947 
95% Confidence Interval for Sigma 
61.098 
95% Confidence Interval for Median 
55.753 
6.261 
0.000 
80.1824 
67.6003 
4569.81 
2.31712 
8.26356 
170 
1.000 
31.000 
66.000 
105.000 
444.000 
90.417 
75.664 
84.494 
Descriptive Statistics
Problem Identification 
Pareto – The Pareto principle states that 80% of the impact of the 
problem will show up in 20% of the causes. A bar chart that displays by 
frequency, in descending order, the most important defects. 
Others 
(Web) 
Non-WEB 
96 15 
86.5 13.5 
86.5 100.0 
100 
50 
0 
100 
80 
60 
40 
20 
0 
Defect 
Count 
Percent 
Cum % 
Percent 
Count 
Pareto Chart for WEB
Topics (Session 2) 
 Problem Identification 
 Cost of Poor Quality 
 Problem Refinement 
 Process Understanding 
 Potential X to Critical X 
 Improvement
Cost of Poor Quality 
COPQ - The cost involved in fulfilling the gap between the desired and 
actual product/service quality. It also includes the cost of lost opportunity 
due to the loss of resources used in rectifying the defect. 
Hard Savings - Six Sigma project benefits that allow you to do the same 
amount of business with less employees (cost savings) or handle more 
business without adding people (cost avoidance). 
Soft Savings - Six Sigma project benefits such as reduced time to market, 
cost avoidance, lost profit avoidance, improved employee morale, 
enhanced image for the organization and other intangibles may result in 
additional savings to your organization, but are harder to quantify. 
Examples / Buckets– 
Roll Throughput Yield Inefficiencies (GAP between desired result and 
current result multiplied by direct costs AND indirect costs in the process). 
Cycle Time GAP (stated as a percentage between current results and 
desired results) multiplied by direct and indirect costs in the process. 
Square Footage opportunity cost, advertising costs, overhead costs, etc…
Topics (Session 2) 
 Problem Identification 
 Cost of Poor Quality 
 Problem Refinement 
 Process Understanding 
 Potential X to Critical X 
 Improvement
Problem Refinement 
Multi Level Pareto – Logically Break down initial Pareto data into sub-sets 
(to help refine area of focus) 
Others 
(Web) 
Non-WEB 
96 15 
86.5 13.5 
86.5 100.0 
100 
50 
0 
100 
80 
60 
40 
20 
0 
Defect 
Count 
Percent 
Cum % 
Percent 
Count 
Pareto Chart for WEB 
Others 
One Time and On Going 
One Time 
Annual 
45 35 13 16 
41.3 32.1 11.9 14.7 
41.3 73.4 85.3 100.0 
100 
50 
0 
100 
80 
60 
40 
20 
0 
Defect 
Count 
Percent 
Cum % 
Percent 
Count 
Pareto Chart for Type
Problem Refinement 
Problem Statement – A crisp description of what we are trying to solve. 
Primary Metric – An objective measurement of what we are attempting 
to solve (the “y” in the y = f(x1, x2, x3….) calculation). 
Secondary Metric – An objective measurement that ensures that a Six 
Sigma Project does not create a new problem as it fixes the primary 
problem. For example, a quality metric would be a good secondary 
metric for an improve cycle time primary metric.
Problem Refinement 
Fish Bone Diagram - A tool used to solve quality problems by 
brainstorming causes and logically organizing them by branches. Also 
called the Cause & Effect diagram and Ishikawa diagram 
Provides tool for exploring cause / effect and 5 whys
Topics (Session 2) 
 Problem Identification 
 Cost of Poor Quality 
 Problem Refinement 
 Process Understanding 
 Potential X to Critical X 
 Improvement
Process Understanding 
SIPOC – Suppliers, Inputs, Process, Outputs, Customers 
You obtain inputs from suppliers, add value through your process, and provide 
an output that meets or exceeds your customer's requirements.
Process Understanding 
Process Map – should allow people unfamiliar with the process to understand 
the interaction of causes during the work-flow. Should outline Value Added 
(VA) steps and non-value add (NVA) steps. 
Receipt / 
Extract 
Requal Group 
Remit 
Data Cap 
Inventory 
Start Size Sorts 
Control 
Docs 
Open Pull & Sort 
Verify 
Pass 1 
Key from 
image 
Pass 2 
Balance 
Perfection 
No 
Rulrs 
Prep cks Ship to IP 
Full Form 
QCReview 
Ship to 
Cust 
Vouch 
OK 
Prep 
Folders / 
Box 
Yes 
No 
Vouchers 
Full Form 
Ck / Vouch 
Yes Prep cks, 
route 
vouch
Operations 
HR / 
Recruit 
Training 
Start 
Create daily peak 
staff need plan 
Manually 
Update HR 
Billet Request 
Create 
Staff 
Billet 
Review 
Staff 
Billet 
Check off 
desired 
returnee 
staff & "need 
to retrain" 
list 
Send Letters 
to desired 
staff 
Call (3x) 
No 
Do they 
respond? 
Have we 
hired 
enough? 
Yes 
Stop! 
Rev 
original 
billet & 
call 
uncheck 
ed 
No Yes 
Interview / 
pre-hire 
Stop! 
Meet Fleet 
hiring 
criteria 
No 
Yes 
Place into 
dept 
show up 
orienta 
tion 
Call 
3X 
No 
Need OJT 
Re-Tng 
To Floor 
Hire in 1- 
2 order 
(3's are 
schedule 
for 
training 
Show 
up? 
Call 
1X 
No 
Train 
Pass? 
No 
HR sends 
req for 
staffing 
nos. 
Add 30% to 
the required 
no. 
What if the 
returnee is 
already 
working here 
on another 
program? 
Currently 
send the ltr 
anyways 
Do they 
want to 
work this 
peak? 
No 
Do they 
want to 
stay on the 
list 
No 
Take off 
IPS 
system 
Yes 
Set 14 
month 
flag (on 
IPS?) 
Yes 
Add 40% to 
staff needed 
Yes 
Wait List 
New & 
Other 
People 
call in 
No 
Rank as 
"1 2 3" 
Call employee 
(3x) 
Compare to 
original Billet rpt 
Update 
IPS 
New 
Action 
Plan 
No 
Can they 
make it? 
To Floor 
Yes 
Reach 
Yes 
Update 
IPS 
Gen Event Roster 
rpt in IPS 
Gen rpt for 
Ops Kronos 
Recruit 
No 
No 
Yes 
OJT 
Make 
it? 
Yes 
Yes 
No 
Yes 
not 
placed) 
Notify 
HR 
Need re 
-train 
Do they 
want to 
work this 
peak? 
No 
Do they 
want to 
stay on the 
list 
Yes 
Set 14 
month 
flag (on 
IPS?) 
Take off 
IPS 
system 
Have we 
hired 
enough? 
Call Wait 
List 
Yes No 
Yes 
Stop! 
No 
No 
Yes 
Yes 
Process Understanding
Topics (Session 2) 
 Problem Identification 
 Cost of Poor Quality 
 Problem Refinement 
 Process Understanding 
 Potential X to Critical X 
 Improvement
Potential X to Critical X 
“Y” is the dependent output of a variable process. In other 
words, output is a function of input variables (Y=f(x1, x2, 
x3…). 
Through hypothesis testing, Six Sigma allows one to 
determine which attributes (basic descriptor (generally 
limited or binary in nature) for data we gather – ie. day of 
the week, shift, supervisor, site location, machine type, 
work type, affect the output. For example, statistically, 
does one shift make more errors or have a longer cycle 
time than another? Do we make more errors on Fridays 
than on Mondays? Is one site faster than another? Once we 
determine which attributes affect our output, we determine 
the degree of impact using Design of Experiment (DOE).
Potential X to Critical X 
A Design of Experiment (DOE) is a structured, organized 
method for determining the relationship between factors 
(Xs) affecting a process and the output of that process (Y). 
Not only is the direct affect of an X1 gauged against Y but 
also the affect of X1 on X2 against Y is also gauged. In 
other words, DOE allows us to determine - does one input 
(x1) affect another input (x2) as well as Output (Y).
Potential X to Critical X 
DOE Example 
High 
Low 
High 
Low 
High 
Low 
High 
Low 
Jams DCDEL SK P2Jam 
1.4 
1.3 
1.2 
1.1 
1.0 
Elapsed 
Main Effects Plot (data means) for Elapsed 
1 
Main Effects Plot – 
Direct impact to Y 
Interaction Plot (data means) for Elapsed 
3 
1 
3 
1 
3 
1 
3 
1.50 Jams 
1.25 
1.00 
1.50 
1.25 
1.00 
1.50 
1.25 
1.00 
1.50 
1.25 
1.00 
DCDEL 
SK 
P2Jam 
1 
3 
3 
1 
3 
1 
3 
1 
Interaction Plot – 
Impacts of X’s on 
each other
Potential X to Critical X 
DOE Optimizer – 
Allows us to 
statistically predict the 
Output (Y) based on 
optimizing the inputs 
(X) from the Design of 
experiment data.
Topics (Session 2) 
 Problem Identification 
 Cost of Poor Quality 
 Problem Refinement 
 Process Understanding 
 Potential X to Critical X 
 Improvement
Improvement 
Once we know the degree to which inputs (X) affect our 
output (Y), we can explore improvement ideas, focusing 
on the cost benefit of a given improvement as it relates 
to the degree it will affect the output. In other words, we 
generally will not attempt to fix every X, only those that 
give us the greatest impact and are financially or 
customer justified.
Control 
Once improvements are made, the question becomes, are the 
improvement consistent with predicted Design of Experiment results 
(ie – are they what we expected) and, are they statistically different 
than pre-improvement results. 
Process Capability Analysis for Sept 
LSL USL 
-1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 
Potential (Within) Capability 
Overall Capability Observed Performance Exp. "Within" Performance Exp. "Overall" Performance 
% < LSL 
% > USL 
% Total 
% < LSL 
% > USL 
% Total 
% < LSL 
% > USL 
% Total 
USL 
Target 
LSL 
Mean 
Sample N 
StDev (Within) 
StDev (Overall) 
Z.Bench 
Z.USL 
Z.LSL 
Cpk 
Cpm 
Z.Bench 
Z.USL 
Z.LSL 
Ppk 
0.00 
12.62 
12.62 
0.00 
6.35 
6.35 
0.00 
13.04 
13.04 
0.23000 
* 
-1.00000 
-0.02391 
23 
0.166425 
0.221880 
1.53 
1.53 
5.87 
0.51 
* 
1.14 
1.14 
4.40 
0.38 
Process Data 
Within 
Overall
Control 
Control Chart - A graphical tool for monitoring changes that occur 
within a process, by distinguishing variation that is inherent in the 
process(common cause) from variation that yields a change to the 
process(special cause). This change may be a single point or a series 
of points in time - each is a signal that something is different from 
what was previously observed and measured. 
0.5 
0.0 
-0.5 
Individual Value 
2 
1 
Subgroup Sept 13 Sept 20 
Date 9/13 9/25 
UCL=0.5293 
Mean=0.03 
LCL=-0.4693 
0.7 
0.6 
0.5 
0.4 
0.3 
0.2 
0.1 
0.0 
Moving Range 
1 
UCL=0.6134 
R=0.1877 
LCL=0 
I and MR Chart for Sept

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Six Sigma - Managemen Internasional - MM Universitas Trisakti Jakarta
Six Sigma - Managemen Internasional - MM Universitas Trisakti JakartaSix Sigma - Managemen Internasional - MM Universitas Trisakti Jakarta
Six Sigma - Managemen Internasional - MM Universitas Trisakti Jakartawendyanbiya
 
Presentasi six sigma
Presentasi six sigmaPresentasi six sigma
Presentasi six sigmadewonugroho
 
six sigma-maksi Esa unggul
 six sigma-maksi Esa unggul six sigma-maksi Esa unggul
six sigma-maksi Esa unggulRio Corleone
 
Nilai Tugas Kel6 MatKul PengMjmnKualitas (Bpk Syamsir Abduh)
Nilai Tugas Kel6 MatKul PengMjmnKualitas (Bpk Syamsir Abduh)Nilai Tugas Kel6 MatKul PengMjmnKualitas (Bpk Syamsir Abduh)
Nilai Tugas Kel6 MatKul PengMjmnKualitas (Bpk Syamsir Abduh)Huda_Dea
 
Konsep six sigma pt adhi karya kelompok 10
Konsep six sigma  pt adhi karya kelompok 10 Konsep six sigma  pt adhi karya kelompok 10
Konsep six sigma pt adhi karya kelompok 10 giatamaistian1
 
MANAJEMEN KUALITAS
MANAJEMEN KUALITASMANAJEMEN KUALITAS
MANAJEMEN KUALITASgiyantilinda
 
Six Sigma Sederhana
Six Sigma Sederhana   Six Sigma Sederhana
Six Sigma Sederhana Gede Manggala
 
Tugas-Kel6-MatKul-PengMjmnKualitas (Bpk Syamsir Abduh)
Tugas-Kel6-MatKul-PengMjmnKualitas (Bpk Syamsir Abduh)Tugas-Kel6-MatKul-PengMjmnKualitas (Bpk Syamsir Abduh)
Tugas-Kel6-MatKul-PengMjmnKualitas (Bpk Syamsir Abduh)Huda_Dea
 
Gustiani Rifania Amanda, 122121532, Presentasi six sigma, Syamsir Abduh, Qual...
Gustiani Rifania Amanda, 122121532, Presentasi six sigma, Syamsir Abduh, Qual...Gustiani Rifania Amanda, 122121532, Presentasi six sigma, Syamsir Abduh, Qual...
Gustiani Rifania Amanda, 122121532, Presentasi six sigma, Syamsir Abduh, Qual...Gustirifania
 
Presentasi six sigma ivo layung sari ( 122-121-520)
Presentasi six sigma   ivo layung sari ( 122-121-520)Presentasi six sigma   ivo layung sari ( 122-121-520)
Presentasi six sigma ivo layung sari ( 122-121-520)Ivo Layung Sari
 
Presentation tqm kelompok 2
Presentation tqm kelompok 2Presentation tqm kelompok 2
Presentation tqm kelompok 2Pet-pet
 
Chapter 6 Manajemen Operasi
Chapter 6 Manajemen OperasiChapter 6 Manajemen Operasi
Chapter 6 Manajemen OperasiYuko Ardi Negara
 
Makalah kinerja operasi Indonesia
Makalah kinerja operasi IndonesiaMakalah kinerja operasi Indonesia
Makalah kinerja operasi IndonesiaYesica Adicondro
 

Was ist angesagt? (19)

Six Sigma - Managemen Internasional - MM Universitas Trisakti Jakarta
Six Sigma - Managemen Internasional - MM Universitas Trisakti JakartaSix Sigma - Managemen Internasional - MM Universitas Trisakti Jakarta
Six Sigma - Managemen Internasional - MM Universitas Trisakti Jakarta
 
Six sigma-sederhana
Six sigma-sederhanaSix sigma-sederhana
Six sigma-sederhana
 
Presentasi six sigma
Presentasi six sigmaPresentasi six sigma
Presentasi six sigma
 
Pert ii
Pert iiPert ii
Pert ii
 
Lean six sigma
Lean six sigmaLean six sigma
Lean six sigma
 
six sigma-maksi Esa unggul
 six sigma-maksi Esa unggul six sigma-maksi Esa unggul
six sigma-maksi Esa unggul
 
Six sigma
Six sigmaSix sigma
Six sigma
 
Nilai Tugas Kel6 MatKul PengMjmnKualitas (Bpk Syamsir Abduh)
Nilai Tugas Kel6 MatKul PengMjmnKualitas (Bpk Syamsir Abduh)Nilai Tugas Kel6 MatKul PengMjmnKualitas (Bpk Syamsir Abduh)
Nilai Tugas Kel6 MatKul PengMjmnKualitas (Bpk Syamsir Abduh)
 
Konsep six sigma pt adhi karya kelompok 10
Konsep six sigma  pt adhi karya kelompok 10 Konsep six sigma  pt adhi karya kelompok 10
Konsep six sigma pt adhi karya kelompok 10
 
Man04060103
Man04060103Man04060103
Man04060103
 
MANAJEMEN KUALITAS
MANAJEMEN KUALITASMANAJEMEN KUALITAS
MANAJEMEN KUALITAS
 
Six Sigma Sederhana
Six Sigma Sederhana   Six Sigma Sederhana
Six Sigma Sederhana
 
Tugas-Kel6-MatKul-PengMjmnKualitas (Bpk Syamsir Abduh)
Tugas-Kel6-MatKul-PengMjmnKualitas (Bpk Syamsir Abduh)Tugas-Kel6-MatKul-PengMjmnKualitas (Bpk Syamsir Abduh)
Tugas-Kel6-MatKul-PengMjmnKualitas (Bpk Syamsir Abduh)
 
Gustiani Rifania Amanda, 122121532, Presentasi six sigma, Syamsir Abduh, Qual...
Gustiani Rifania Amanda, 122121532, Presentasi six sigma, Syamsir Abduh, Qual...Gustiani Rifania Amanda, 122121532, Presentasi six sigma, Syamsir Abduh, Qual...
Gustiani Rifania Amanda, 122121532, Presentasi six sigma, Syamsir Abduh, Qual...
 
Presentasi six sigma ivo layung sari ( 122-121-520)
Presentasi six sigma   ivo layung sari ( 122-121-520)Presentasi six sigma   ivo layung sari ( 122-121-520)
Presentasi six sigma ivo layung sari ( 122-121-520)
 
Presentation tqm kelompok 2
Presentation tqm kelompok 2Presentation tqm kelompok 2
Presentation tqm kelompok 2
 
Proposal penawaran
Proposal penawaranProposal penawaran
Proposal penawaran
 
Chapter 6 Manajemen Operasi
Chapter 6 Manajemen OperasiChapter 6 Manajemen Operasi
Chapter 6 Manajemen Operasi
 
Makalah kinerja operasi Indonesia
Makalah kinerja operasi IndonesiaMakalah kinerja operasi Indonesia
Makalah kinerja operasi Indonesia
 

Andere mochten auch

Critical review: A FRAMEWORK FOR APPLIYING SIX SIGMA IMPROVEMENT METHODOLOGY ...
Critical review: A FRAMEWORK FOR APPLIYING SIX SIGMA IMPROVEMENT METHODOLOGY ...Critical review: A FRAMEWORK FOR APPLIYING SIX SIGMA IMPROVEMENT METHODOLOGY ...
Critical review: A FRAMEWORK FOR APPLIYING SIX SIGMA IMPROVEMENT METHODOLOGY ...Joko Prasetiyo
 
Inovasi Bisnis dan Ekonomi dalam Organisasi
Inovasi Bisnis dan Ekonomi dalam OrganisasiInovasi Bisnis dan Ekonomi dalam Organisasi
Inovasi Bisnis dan Ekonomi dalam OrganisasiKhairul Alonx
 
Bab 1 Sejarah Perkembangan Akuntansi Syariah
Bab 1   Sejarah Perkembangan Akuntansi SyariahBab 1   Sejarah Perkembangan Akuntansi Syariah
Bab 1 Sejarah Perkembangan Akuntansi Syariahforantum
 
makalah Time value of money
makalah Time value of moneymakalah Time value of money
makalah Time value of moneyKhairul Alonx
 
Latihan soal Nilai Waktu Uang, Amortisasi dan Rasio Financial
Latihan soal Nilai Waktu Uang, Amortisasi dan Rasio FinancialLatihan soal Nilai Waktu Uang, Amortisasi dan Rasio Financial
Latihan soal Nilai Waktu Uang, Amortisasi dan Rasio FinancialRetna Rindayani
 
4 time value of money (manajemen keuangan)
4 time value of money (manajemen keuangan)4 time value of money (manajemen keuangan)
4 time value of money (manajemen keuangan)Dewi Rahmawati
 
Tugas Manajemen Keuangan ( Nilai Waktu Dari Uang )
Tugas Manajemen Keuangan ( Nilai Waktu Dari Uang )Tugas Manajemen Keuangan ( Nilai Waktu Dari Uang )
Tugas Manajemen Keuangan ( Nilai Waktu Dari Uang )Eka Mukarromah
 
Analisa keuangan perbankan
Analisa keuangan perbankanAnalisa keuangan perbankan
Analisa keuangan perbankanAndina Primadini
 

Andere mochten auch (12)

Critical review: A FRAMEWORK FOR APPLIYING SIX SIGMA IMPROVEMENT METHODOLOGY ...
Critical review: A FRAMEWORK FOR APPLIYING SIX SIGMA IMPROVEMENT METHODOLOGY ...Critical review: A FRAMEWORK FOR APPLIYING SIX SIGMA IMPROVEMENT METHODOLOGY ...
Critical review: A FRAMEWORK FOR APPLIYING SIX SIGMA IMPROVEMENT METHODOLOGY ...
 
Inovasi Bisnis dan Ekonomi dalam Organisasi
Inovasi Bisnis dan Ekonomi dalam OrganisasiInovasi Bisnis dan Ekonomi dalam Organisasi
Inovasi Bisnis dan Ekonomi dalam Organisasi
 
Bab 1 Sejarah Perkembangan Akuntansi Syariah
Bab 1   Sejarah Perkembangan Akuntansi SyariahBab 1   Sejarah Perkembangan Akuntansi Syariah
Bab 1 Sejarah Perkembangan Akuntansi Syariah
 
makalah Time value of money
makalah Time value of moneymakalah Time value of money
makalah Time value of money
 
Decode the Corporate Strategy
Decode the Corporate StrategyDecode the Corporate Strategy
Decode the Corporate Strategy
 
Latihan soal Nilai Waktu Uang, Amortisasi dan Rasio Financial
Latihan soal Nilai Waktu Uang, Amortisasi dan Rasio FinancialLatihan soal Nilai Waktu Uang, Amortisasi dan Rasio Financial
Latihan soal Nilai Waktu Uang, Amortisasi dan Rasio Financial
 
Corporate Strategy
Corporate StrategyCorporate Strategy
Corporate Strategy
 
4 time value of money (manajemen keuangan)
4 time value of money (manajemen keuangan)4 time value of money (manajemen keuangan)
4 time value of money (manajemen keuangan)
 
Tugas Manajemen Keuangan ( Nilai Waktu Dari Uang )
Tugas Manajemen Keuangan ( Nilai Waktu Dari Uang )Tugas Manajemen Keuangan ( Nilai Waktu Dari Uang )
Tugas Manajemen Keuangan ( Nilai Waktu Dari Uang )
 
Analisa keuangan perbankan
Analisa keuangan perbankanAnalisa keuangan perbankan
Analisa keuangan perbankan
 
Nilai waktu uang time value of money
Nilai waktu uang   time value of moneyNilai waktu uang   time value of money
Nilai waktu uang time value of money
 
Time Value Of Money
Time Value Of MoneyTime Value Of Money
Time Value Of Money
 

Ähnlich wie MANAJEMEN KUALITAS

2321118 presentation.ppt
2321118 presentation.ppt2321118 presentation.ppt
2321118 presentation.pptRizkyFakcham
 
Manajemen Risiko 17 resiko operasional & perubahan kurs
Manajemen Risiko 17 resiko operasional & perubahan kursManajemen Risiko 17 resiko operasional & perubahan kurs
Manajemen Risiko 17 resiko operasional & perubahan kursJudianto Nugroho
 
TIN103_PTI Intro. to IE, (Session 2), Kls. KK_D3, 02-23.24.pptx
TIN103_PTI Intro. to IE, (Session 2), Kls. KK_D3, 02-23.24.pptxTIN103_PTI Intro. to IE, (Session 2), Kls. KK_D3, 02-23.24.pptx
TIN103_PTI Intro. to IE, (Session 2), Kls. KK_D3, 02-23.24.pptxashaby
 
Konsep six sigma pt adhi karya kelompok 10 (1)
Konsep six sigma  pt adhi karya kelompok 10  (1)Konsep six sigma  pt adhi karya kelompok 10  (1)
Konsep six sigma pt adhi karya kelompok 10 (1)DindaSeptiahArini
 
Strategi Analisa dan Penyelesaian Masalah _Pelatihan "Business Process Manag...
Strategi Analisa dan Penyelesaian Masalah  _Pelatihan "Business Process Manag...Strategi Analisa dan Penyelesaian Masalah  _Pelatihan "Business Process Manag...
Strategi Analisa dan Penyelesaian Masalah _Pelatihan "Business Process Manag...Kanaidi ken
 
Six sigma for managers
Six sigma for managersSix sigma for managers
Six sigma for managersUjang Gumilar
 
Bisnis Elektronik dan Kerjasama Global
Bisnis Elektronik dan Kerjasama GlobalBisnis Elektronik dan Kerjasama Global
Bisnis Elektronik dan Kerjasama GlobalRizka Handayani
 
Sistem Informasi Manajemen (Bisnis Elektronik dan Kerjasama Global)
Sistem Informasi Manajemen (Bisnis Elektronik dan Kerjasama Global)Sistem Informasi Manajemen (Bisnis Elektronik dan Kerjasama Global)
Sistem Informasi Manajemen (Bisnis Elektronik dan Kerjasama Global)rochmana
 
Tugas besar 1 ppt sim - kelompok 2 (1)
Tugas besar 1 ppt   sim - kelompok 2 (1)Tugas besar 1 ppt   sim - kelompok 2 (1)
Tugas besar 1 ppt sim - kelompok 2 (1)ArsyMustari1
 
Tugas besar 1 ppt sim - kelompok 2
Tugas besar 1 ppt   sim - kelompok 2Tugas besar 1 ppt   sim - kelompok 2
Tugas besar 1 ppt sim - kelompok 2adrianfirdaus3
 
Operational Management : Mengelola Kualitas
Operational Management : Mengelola KualitasOperational Management : Mengelola Kualitas
Operational Management : Mengelola KualitasC S
 
Ppsi pertemuan-8-quality-management1
Ppsi pertemuan-8-quality-management1Ppsi pertemuan-8-quality-management1
Ppsi pertemuan-8-quality-management1Abrianto Nugraha
 

Ähnlich wie MANAJEMEN KUALITAS (20)

2321118 presentation.ppt
2321118 presentation.ppt2321118 presentation.ppt
2321118 presentation.ppt
 
Six sigma
Six sigmaSix sigma
Six sigma
 
Manajemen Risiko 17 resiko operasional & perubahan kurs
Manajemen Risiko 17 resiko operasional & perubahan kursManajemen Risiko 17 resiko operasional & perubahan kurs
Manajemen Risiko 17 resiko operasional & perubahan kurs
 
TIN103_PTI Intro. to IE, (Session 2), Kls. KK_D3, 02-23.24.pptx
TIN103_PTI Intro. to IE, (Session 2), Kls. KK_D3, 02-23.24.pptxTIN103_PTI Intro. to IE, (Session 2), Kls. KK_D3, 02-23.24.pptx
TIN103_PTI Intro. to IE, (Session 2), Kls. KK_D3, 02-23.24.pptx
 
Konsep six sigma pt adhi karya kelompok 10 (1)
Konsep six sigma  pt adhi karya kelompok 10  (1)Konsep six sigma  pt adhi karya kelompok 10  (1)
Konsep six sigma pt adhi karya kelompok 10 (1)
 
Six sigma kelompok 5 revisi
Six sigma kelompok 5 revisiSix sigma kelompok 5 revisi
Six sigma kelompok 5 revisi
 
Strategi Analisa dan Penyelesaian Masalah _Pelatihan "Business Process Manag...
Strategi Analisa dan Penyelesaian Masalah  _Pelatihan "Business Process Manag...Strategi Analisa dan Penyelesaian Masalah  _Pelatihan "Business Process Manag...
Strategi Analisa dan Penyelesaian Masalah _Pelatihan "Business Process Manag...
 
Six sigma for managers
Six sigma for managersSix sigma for managers
Six sigma for managers
 
Konsep tqm
Konsep tqmKonsep tqm
Konsep tqm
 
Pertemuan 06 mengelola kualitas
Pertemuan 06 mengelola kualitasPertemuan 06 mengelola kualitas
Pertemuan 06 mengelola kualitas
 
Six sigma
Six sigmaSix sigma
Six sigma
 
tqm iso sigma.ppt
tqm iso sigma.ppttqm iso sigma.ppt
tqm iso sigma.ppt
 
LEAN ASSESSMENT MATRIX.pdf
LEAN ASSESSMENT MATRIX.pdfLEAN ASSESSMENT MATRIX.pdf
LEAN ASSESSMENT MATRIX.pdf
 
Bisnis Elektronik dan Kerjasama Global
Bisnis Elektronik dan Kerjasama GlobalBisnis Elektronik dan Kerjasama Global
Bisnis Elektronik dan Kerjasama Global
 
Sistem Informasi Manajemen (Bisnis Elektronik dan Kerjasama Global)
Sistem Informasi Manajemen (Bisnis Elektronik dan Kerjasama Global)Sistem Informasi Manajemen (Bisnis Elektronik dan Kerjasama Global)
Sistem Informasi Manajemen (Bisnis Elektronik dan Kerjasama Global)
 
Tugas besar 1 ppt sim - kelompok 2 (1)
Tugas besar 1 ppt   sim - kelompok 2 (1)Tugas besar 1 ppt   sim - kelompok 2 (1)
Tugas besar 1 ppt sim - kelompok 2 (1)
 
Tugas besar 1 ppt sim - kelompok 2
Tugas besar 1 ppt   sim - kelompok 2Tugas besar 1 ppt   sim - kelompok 2
Tugas besar 1 ppt sim - kelompok 2
 
Pertemuan 11 manajemen kualitas i
Pertemuan 11 manajemen kualitas  iPertemuan 11 manajemen kualitas  i
Pertemuan 11 manajemen kualitas i
 
Operational Management : Mengelola Kualitas
Operational Management : Mengelola KualitasOperational Management : Mengelola Kualitas
Operational Management : Mengelola Kualitas
 
Ppsi pertemuan-8-quality-management1
Ppsi pertemuan-8-quality-management1Ppsi pertemuan-8-quality-management1
Ppsi pertemuan-8-quality-management1
 

Mehr von Center For Economic Policy Institute (CEPAT)

Mehr von Center For Economic Policy Institute (CEPAT) (20)

PERTEMUAN 14 RISK REGISTERED RISK MANAGEMENT.pptx
PERTEMUAN 14 RISK REGISTERED RISK MANAGEMENT.pptxPERTEMUAN 14 RISK REGISTERED RISK MANAGEMENT.pptx
PERTEMUAN 14 RISK REGISTERED RISK MANAGEMENT.pptx
 
Tata kelola Perusahaan & Risk management
Tata kelola Perusahaan & Risk managementTata kelola Perusahaan & Risk management
Tata kelola Perusahaan & Risk management
 
MANAJEMEN MODAL KERJA DAN PEMBIAYAAN MODAL JANGKA PENDEK
MANAJEMEN MODAL KERJADAN PEMBIAYAAN MODAL JANGKA PENDEKMANAJEMEN MODAL KERJADAN PEMBIAYAAN MODAL JANGKA PENDEK
MANAJEMEN MODAL KERJA DAN PEMBIAYAAN MODAL JANGKA PENDEK
 
PERTEMUAN 12 MANAJEMEN RISIKO BISNIS TINGKATKORPORASI, STRATEGI BISNIS DAN PR...
PERTEMUAN 12 MANAJEMEN RISIKO BISNIS TINGKATKORPORASI, STRATEGI BISNIS DAN PR...PERTEMUAN 12 MANAJEMEN RISIKO BISNIS TINGKATKORPORASI, STRATEGI BISNIS DAN PR...
PERTEMUAN 12 MANAJEMEN RISIKO BISNIS TINGKATKORPORASI, STRATEGI BISNIS DAN PR...
 
Materi 12 Dividen (Konsep dan Kebijakan) manajemen Keuangan.ppt
Materi 12 Dividen (Konsep dan Kebijakan) manajemen Keuangan.pptMateri 12 Dividen (Konsep dan Kebijakan) manajemen Keuangan.ppt
Materi 12 Dividen (Konsep dan Kebijakan) manajemen Keuangan.ppt
 
Materi 11 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 11 MANAJEMEN KEUANGAN.pptxMateri 11 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 11 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
 
Pertemuan 11.pptx
Pertemuan 11.pptxPertemuan 11.pptx
Pertemuan 11.pptx
 
PERTEMUAN 9-10.pptx
PERTEMUAN 9-10.pptxPERTEMUAN 9-10.pptx
PERTEMUAN 9-10.pptx
 
Materi 10 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 10 MANAJEMEN KEUANGAN.pptxMateri 10 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 10 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
 
Materi 8 ANALISIS RISIKO BISNIS - RISIKO PADA INDUSTRI FARMASI.pptx
Materi 8 ANALISIS RISIKO BISNIS - RISIKO PADA INDUSTRI FARMASI.pptxMateri 8 ANALISIS RISIKO BISNIS - RISIKO PADA INDUSTRI FARMASI.pptx
Materi 8 ANALISIS RISIKO BISNIS - RISIKO PADA INDUSTRI FARMASI.pptx
 
Materi 9 MANAJEMEN KEUANGAN RISK AND RETURN TRADE-OFF.pptx
Materi 9 MANAJEMEN KEUANGAN RISK AND RETURN TRADE-OFF.pptxMateri 9 MANAJEMEN KEUANGAN RISK AND RETURN TRADE-OFF.pptx
Materi 9 MANAJEMEN KEUANGAN RISK AND RETURN TRADE-OFF.pptx
 
Materi 7 ANALISIS RISIKO BISNIS - Risiko Kualitas.pptx
Materi 7 ANALISIS RISIKO BISNIS - Risiko Kualitas.pptxMateri 7 ANALISIS RISIKO BISNIS - Risiko Kualitas.pptx
Materi 7 ANALISIS RISIKO BISNIS - Risiko Kualitas.pptx
 
Materi 7 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 7 MANAJEMEN KEUANGAN.pptxMateri 7 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 7 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
 
Materi 5 MANAJEMEN KEUANGAN SAHAM DAN OBLIGASI.pptx
Materi 5 MANAJEMEN KEUANGAN SAHAM DAN OBLIGASI.pptxMateri 5 MANAJEMEN KEUANGAN SAHAM DAN OBLIGASI.pptx
Materi 5 MANAJEMEN KEUANGAN SAHAM DAN OBLIGASI.pptx
 
Materi 5-6 ANALISIS RISIKO BISNIS - Risiko Keuangan dan Proyek.pptx
Materi 5-6 ANALISIS RISIKO BISNIS - Risiko Keuangan dan Proyek.pptxMateri 5-6 ANALISIS RISIKO BISNIS - Risiko Keuangan dan Proyek.pptx
Materi 5-6 ANALISIS RISIKO BISNIS - Risiko Keuangan dan Proyek.pptx
 
Materi 4 Nilai waktu Dari Uang.pptx
Materi 4 Nilai waktu Dari Uang.pptxMateri 4 Nilai waktu Dari Uang.pptx
Materi 4 Nilai waktu Dari Uang.pptx
 
Materi 4 ANALISIS RISIKO BISNIS.pptx
Materi 4 ANALISIS RISIKO BISNIS.pptxMateri 4 ANALISIS RISIKO BISNIS.pptx
Materi 4 ANALISIS RISIKO BISNIS.pptx
 
Materi 3 MANAJEMEN KEUANGAN Perencanaan Keuangan dan Pertumbuhan Perusahaan
Materi 3 MANAJEMEN KEUANGAN Perencanaan Keuangan dan Pertumbuhan PerusahaanMateri 3 MANAJEMEN KEUANGAN Perencanaan Keuangan dan Pertumbuhan Perusahaan
Materi 3 MANAJEMEN KEUANGAN Perencanaan Keuangan dan Pertumbuhan Perusahaan
 
Materi 3 ANALISIS RISIKO BISNIS1.pptx
Materi 3 ANALISIS RISIKO BISNIS1.pptxMateri 3 ANALISIS RISIKO BISNIS1.pptx
Materi 3 ANALISIS RISIKO BISNIS1.pptx
 
Materi 2 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 2 MANAJEMEN KEUANGAN.pptxMateri 2 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 2 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
 

Kürzlich hochgeladen

MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptwxmnxfm57w
 

Kürzlich hochgeladen (19)

MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
 

MANAJEMEN KUALITAS

  • 1. Pengantar Manajemen Kualitas Dosen : Prof. Ir. Syamsir Abduh, MM, PhD. 1 Magister Management Universitas Trisakti 2014
  • 2. No . Topik Mahasiswa NIM 1 Introduction 2 Part 1 Abdul Salam NIM : 122130001 3 Part 2 Aprialdy NIM : 122130017 4 Part 3 Patricia Citra T.S NIM : 122130077 5 Part 4 M. Rico Bramaditya NIM : 122130068 6 Part 5 Feriansyah Miftha Khoer NIM : 122130040 2
  • 3. 3 1. Sejarah Six Sigma 2. Konsep Dasar Six Sigma
  • 4. Sejarah Six Sigma  Pertama kali digagas oleh perusahaan Motorola pada tahun 1986 sebagai terobosan baru dalam bidang manajemen kualitas  Six Sigma berkembang sangat cepat karena kebutuhan dunia industri saat itu yang sedang mengalami masalah pengendalian kualitas
  • 5. Konsep Dasar Six Sigma  Six Sigma Institute menjelaskan bahwa Six sigma berarti pengukuran kualitas untuk mencapai kesempurnaan serta merupakan metodologi untuk mengeliminasi cacat di semua proses mulai dari manufaktur sampai transaksional dan dari produk sampai jasa.  Vincent Gaspersz dalam bukunya “Pedoman Implementasi Program Six Sigma” mengutarakan bahwa Six sigma merupakan ukuran target kinerja industri tentang bagaimana baiknya suatu proses transaksi produk antara pemasok (industri) dan pelanggan (pasar). Six sigma juga dapat dipandang sebagai pengendalian proses industri berfokus pada pelanggan, melalui penekanan pada kemampuan proses (process capability).
  • 6. The Six Sigma Evolutionary Timeline 1736: French mathematician Abraham de Moivre publishes an article introducing the normal curve. 1896: Italian sociologist Vilfredo Alfredo Pareto introduces the 80/20 rule and the Pareto distribution in Cours d’Economie Politique . 1924: Walter A. Shewhart introduces the control chart and the distinction of special vs. common cause variation as contributors to process problems. 1941: Alex Osborn, head of BBDO Advertising, fathers a widely-adopted set of rules for “brainstorming”. 1949: U. S. DOD issues Military Procedure MIL-P-1629, Procedures for Performing a Failure Mode Effects and Criticality Analysis. 1960: Kaoru Ishikawa introduces his now famous cause-and-effect diagram. 1818: Gauss uses the normal curve to explore the mathematics of error analysis for measurement, probability analysis, and hypothesis testing. 1970s: Dr. Noriaki Kano introduces his two-dimensional quality model and the three types of quality. 1986: Bill Smith, a senior engineer and scientist introduces the concept of Six Sigma at Motorola 1994: Larry Bossidy launches Six Sigma at Allied Signal. 1995: Jack Welch launches Six Sigma at GE.
  • 8. Six Sigma and Financial Services
  • 9. Where can Six Sigma be applied? Design Service Purchase Six Sigma Methods Production HRM Management Administration Quality Depart. M & S IT
  • 10. USAGE FOR SIX SIGMA
  • 11. Performance Standards  PPM 2 3 4 5 6 308537 66807 6210 233 3.4 Yield 69.1% 93.3% 99.38% 99.977% 99.9997% Process performance Defects per million Long term yield Current standard World Class
  • 12. Performance standards Number of processes 3σ 4σ 5σ 6σ 1 10 100 500 1000 2000 2955 93.32 50.09 0.1 0 0 0 0 99.379 93.96 53.64 4.44 0.2 0 0 99.9767 99.77 97.70 89.02 79.24 62.75 50.27 99.99966 99.9966 99.966 99.83 99.66 99.32 99.0 First Time Yield in multiple stage process
  • 13. Costs of poor quality 6 3.4 < 10% of turnover 5 233 10-15% of turnover 4 6210 15-20% of turnover 3 66807 20-30% of turnover 2 308537 30-40% of turnover Financial Benefits of 6 approach w.r.t. financials -level Defect rate (ppm) Aspects
  • 14. TOOLS & TECHNIQUES  7QC tools  Check Sheets (collect data to make improvements)  Pareto Charts( define problem and frequency)  Cause and effect diagram (Identify possible causes to solve problem)  Histogram (Bar charts of accumulated data to evaluate distribution of data)  Scatter diagram (plots many data points and pattern between two variables)  Flow Chart (Identify unwanted steps)  Control charts (Control limits around mean value)
  • 15. Summers Six Sigma Copyright ©2007 by Pearson Education, Inc. All rights reserved.
  • 16. SIX SIGMA METHODOLOGY (It takes money to save money)  BPMS  Business Process Management System  DMAIC  Six Sigma Improvement Methodology  DMADV  Creating new process which will perform at Six Sigma
  • 17. BUSINESS PROCESS MANAGEMENT SYSTEM:  BPM strategies emphasize on process improvement and automation to derive performance  Combining BPM strategies with sigma six is most powerful way to improve performance  Both strategies are not mutually exclusive but some companies produced dramatic results by combining them.
  • 18. WHAT IS DMAIC? (Define,Measure,Analyse,Improve.Control)  A logical and structured approach to problem solving and process improvement.  An iterative process (continuous improvement)  A quality tool which focus on change management style. 18
  • 19. I-19 DMAIC Process Improvement Framework Sense of Urgency Define Six Sigma Tools Improve Control Results ($$) Measure Data Analyze Leadership Teamwork Stakeholder Building Project Management
  • 20. Prioritise (D) Measure (M) Interpret (D/M/A) Problem (D/M/A) solve Hold gains (C) Improve (I) Alternative interpretation
  • 21. WHAT IS DMADV?  Acronym for:  Define the project  Measure the opportunity  Analyze the process options  Design the process  Verify the performance 22
  • 22. Contoh Cost of Poor Quality  Prevention cost  Appraisal cost  Litigation  Maintenance cost  Lost management time cost  Lost opportunity  Lost assets cost  Rerun cost  Lost business, goodwill cost  Lost credibility cost  Project rework cost
  • 23. Cost of Poor Quality terhadap penjualan COPQ (Cost of Poor Quality) Tingkat Pencapaian Sigma DPMO COPQ Sebagai Persentase dari Nilai Penjualan 1-sigma 691.462 (sangat tidak kompetitif) Tidak dapat dihitung 2-sigma 308.538 (rata-rata industri Indonesia) Tidak dapat dihitung 3-sigma 66.807 25-40% dari penjualan 4-sigma 6.210 (rata-rata industri USA) 15-25% dari penjualan 5-sigma 233 (rata-rata industri Jepang) 5-15% dari penjualan 6-sigma 3,4 (industri kelas dunia) < 1% dari penjualan
  • 26. Perbedaan struktur biaya cost of quality untuk perusahaan tradisional dan perusahaan six sigma
  • 28. WHEN SHOULD SIX SIGMA BE USED? Its usage depends on the type of business. In general, “If there are processes that generate a lot of negative customer feedback, whether that customer is internal or external, the components of Six Sigma should be considered as a means to study and rectify the problem.” 29
  • 29. BENEFITS OF SIX SIGMA  Generates sustained success  Sets performance goal for everyone  Enhances value for customers  Accelerates rate of improvement  Promotes learning across boundaries  Executes strategic change 30
  • 30. DANA Membatasi terjadinya COPQ. (Total Cost of Poor Quality) KUALITAS pembangkit hasrat kerja karyawan; unsur yang menanamkan sikap dan kebiasaan yang positif; pencipta gagasan di pasar dan masyarakat; pemikat investor Dampaknya bagi Karyawan Meningkatkan moral kerja dan kebanggaan karyawan terhadap perusahaan
  • 31. Kepuasan Pelanggan membantuperusahaan untuk senantiasa menyempurnakan kinerja proses, barang dan jasa yang dihasilkan, agar persepsi pelanggan sama dengan harapannya. Pertumbuhan Bisnis Keunggulan Kompetitif • penghematan biaya operasional yang memungkinkan penetapan harga jual produk lebih bersaing; • memenuhi harapan dan kepuasan pelanggan secara efektif dan efisien; • memperoleh reputasi di bidang kualitas; • mengembangkan budaya dan kebanggaan berdedikasi pada pelanggan.
  • 32. MANUFACT UR JASA APLIKASI SIX SIGMA PEMERINTAH AN PERTAMBANGA N
  • 33. Aplikasi SIX SIGMA Dalam perusahaan Industri Manufaktur :  Identifikasi nilai produk manufaktur yang akan di tawarkan berdasarkan perspektif pelanggan  Transpormasikan nilai-nilai persyaratan yang telah disepakati bersama  Melakukan pemetaan produk individual  Menentukan key performance  Desain value stream process map untuk masa mendatang
  • 34. JASA  Langkah-langkah penerapan six sigma di bidang jasa: 1. Spesifikasi nilai dari jasa (service value) yang diharapkan pelanggan 2. Melakukan Service Value Stream Mapping sepanjang moments of truth 3. Menghilangkan pemborosan yang tidak bernilai tambah 4. Mengorganisasikan agar material, informasi, dan aktivitas-aktivitas dapat berjalan lancar, efektif dan efisien
  • 35. Perbedaaan Six Sigma pada Industri Manufaktur dan Jasa  Pada industri manufaktur, pada umumnya ukuran yang dilihat adalah dari jumlah produk yang cacat sedangkan dalam industri jasa, proses yang diukur adalah people process karena memang itu adalah yang menjadi komponen utama dari industri jasa.  Intinya, defect dalam industri jasa adalah masalah yang menyebabkan penurunan dalam hal kualitas atau mengakibatkan pelanggan tidak puas.  Misalnya, dalam industri perbankan: lamanya durasi untuk membuka rekening, atau lamanya suatu pinjaman cair, lamanya pemrosesan statement, dan sebagainya.
  • 36. Pemerintahan  Six Sigma dapat membantu pemerintah dalam menjalankan berbagai pelayanannya terhadap publik, penegakan hukum, serta membantu berbagai departemen dalam bidang keuangan, SDM, memperbaiki proses dan melakukan penghematan.  Selain itu, Six Sigma juga bakal menciptakan culture efisien dan tanggung jawab kepada karyawan pemerintahan.  Untuk menerapkan Six Sigma dalam pemerintahan diperlukan: 1. Komitmen Pemimpin 2. Selaras dengan Strategi dan Visi 3. Fokus pada Penduduk 4. Infrastruktur formal Six Sigma 5. Training 6. Kinerja dan remunerasi
  • 37. Pertambangan  Proses yang efektif dan efisien,  Memaksimalkan utilisasi operasi, dan  Fokus pada kebututuhan produksi , seperti: • Melakukan modifikasi alat analisa • Melakukan modifikasi teknik • Melakukan modifikasi terminologi
  • 38. MANUFAC TUR JASA PERTAM BANGA N
  • 39. 40 1. Hambatan Six Sigma 2. Fokus Six Sigma 3. Faktor Sukses Six Sigma
  • 40. HAMBATAN SIX SIGMA  Six sigma kurang cocok digunakan untuk berinovasi.  Six sigma mengutamakan tentang proses dan biaya, sedangkan inovasi merupakan sesuatu yang baru dan membutuhkan banyak biaya.  Six sigma hanya akan menganalisa data-data yang bersifat kuantitatif, sedangkan data yang bersifat kualitatif harus diubah menjadi data kuantitatif.
  • 41. FOKUS SIX SIGMA  Ciptakan tujuan yang merupakan breakthrough – Maksudnya adalah menciptakan visi dan tujuan yang challenging bagi organisasi, sehingga tidak hanya menghadirkan perubahan yang kecil melainkan signifikan.
  • 42. FOKUS SIX SIGMA – Lanjutan  Identifikasi inisiatif dan target proses – Setelah kita punya tujuan-tujuan bisnis yang lebih spesifik, selanjutnya adalah membuat daftar inisiatif six sigma dan proses apa saja yang perlu dilakukan, tentunya yang selaras dengan tujuan-tujuan tersebut.
  • 43. FOKUS SIX SIGMA – Lanjutan  Mengalokasikan sumber daya – Selain daftar inisiatif ini diperbaiki, maka tim merancang skenario yang bermacam-macam untuk mengimplementasikan inisiatif tersebut, selagi juga memperhatikan kebutuhan pelanggan dan kestabilan proses. – Alokasikan sumber daya dengan baik, sehingga terjadi keseimbangan antara time dan effort yang diberikan, dengan value yang dihasilkan.
  • 44. FAKTOR SUKSES SIX SIGMA  Ditinjau dari segi Sistem pengoperasian 1. Six sigma membutuhkan Top down drive atau dorongan dan dukungan penuh dari manajemen untuk menggerakan dan memotivasi subordinate-subordinat yang ada dibawahnya. 2. Six sigma membutuhkan partisipasi [harus] dari karyawannya khususnya untuk selalu customer oriented (berorientasi ke pelanggan).
  • 45. FAKTOR SUKSES SIX SIGMA – Lanjutan  Ditinjau dari segi Sistem pengoperasian – Lanjutan 3. Six sigma sebagai standar umum perusahaan, misalnya mensosialisasikan istilah (terminology) CTQ, Sigma, Cp, Z-level atau istilah statistik lainnya kepada para Operator (karyawan) • Mencantumkan keterangan sigma level untuk setiap proses produksi dalam sebuah papan informasi yang besar dan mudah dilihat oleh siapa saja, dll.
  • 46. FAKTOR SUKSES SIX SIGMA – Lanjutan  Ditinjau dari segi Metodologi a. Berasal dari voice of customer. b. Seluruh karyawan memerlukan training. c. Membutuhkan case study project, resource information
  • 47. 48 1. People Power 2. Process Power
  • 48. People Power Executive Leader Champion/Sponsor Master Black Belt Black Belt Green Belt Green Belt Green Belt
  • 49. PERAN EXECUTIVE LEADER  Executive Leadership setara dengan executive management pada posisi fungsional.  Syarat Executive Leader yaitu harus mempunyai komitmen yang tinggi terhadap setiap project six sigma.  Peran Executive leader adalah: 1. Menetukan tujuan dan target perusahaan. 2. Memilih champion. 3. Meninjau ulang secara keseluruhan tentang kemajuan dari program six sigma. 4. Menentukan visi six sigma dengan jelas sehingga dipahami oleh seluruh karyawan perusahaan
  • 50. PERAN CHAMPION/SPONSOR  Champion setara dengan Executive vice president, vice president, CEO, pimpinan unit bisnis strategi pada posisi fungsional perusahaan.  Syarat champion yaitu familiar dengan statistik dasar dan lanjut.  Peran champion antara lain: 1. Memilih project-project Six Sigma. 2. Memilih master black belt. 3. Bersama dengan executive leader menentukan visi Six Sigma. 4. Menjamin fungsi-fungsi kunci perusahaan sesuai dengan visi Six Sigma. 5. Merintis jalan untuk mengimplementasikan six sigma ke seluruh perusahaan. 6. Mengembangkan rencana pelatihan yang komperhensif untuk mengimplementasikan Six Sigma.
  • 51. MASTER BLACK BELT (MBB)  MBB mencurahkan seluruh waktu kerjanya pada proyek-proyek six sigma.  MBB sebaiknya adalah chief engineer atau pimpinan customer service.  Syarat seorang MBB adalah ahli dalam statistik dasar dan lanjut.  Peran MBB antara lain: 1. Memahami peta bisnis perusahaan. 2. Mengkomunikasikan status dan kemajuan proyek Six Sigma. 3. Bekerja bersama champion untuk memilih proyek Six Sigma serta melatih dan mendukung black belt dan green belt. 4. Berperan dalam mengorganisasi orang, merancang eksperimen lintas fungsi, mengatur dan mengkoordinasikan setiap proyek Six Sigma. 5. Memudahkan atau menyediakan fasilitas untuk penyebarluasan praktek-praktek terbaik berdasarkan six sigma ke seluruh organisasi
  • 52. BLACK BELT(BB)  Black Belt bekerja dibawah MBB dan bekerja full-time pada proyek six sigma.  Kualifikasi BB adalah engineer atau billing administrator.  Syarat BB adalah ahli statistik dasar.  Peran BB antara lain: 1. Memimpin eksekusi proyek Six Sigma di lapangan, karena posisi BB adalah pada level proses. 2. Mendeterminasi alat yang paling efektif untuk menyelesaikan proyek six sigma. 3. Menjamin hasil proyek untuk diperbaiki secara berkelanjutan. 4. Mempertahankan jadwal proyek dan menjaga kemajuan proyek menuju solusi akhir dan hasil-hasil. 5. Mendokumentasikan hasil-hasil dan menciptakan “Storyboard” (peta-peta kemajuan) dari proyek . 6. Mendukung tranformasi dari solusi baru atas proses-proses baru menuju oprasional yang berlangsung terus menerus .
  • 53. 8 Kualitas Black Belt 1. Kemampuan teknis yang cakap Seorang Black Belt tidak harus seorang lulusan teknik atau jurusan statistik, namun dia memiliki kemampuan untuk mengumpulkan dan merubah data menjadi informasi yang bisa dipahami oleh dirinya dan tim. Dia juga memiliki kemampuan menganalisa data menjadi suatu knowledge untuk menentukan strategi perbaikan apa yang dipilih. Tanpa kemampuan seperti itu seorang Black Belt akan terjebak dalam hal yang sifatnya akademis dan teoritis. 2. Mampu melihat dari menara. Seorang Black Belt paham benar apa yang dia lakukan. Dia memiliki pengetahuan bisnis yang bagus dan mampu melihat hubungan dari proyek-proyek yang dikerjakan dengan hasil yang diinginkan oleh organisasi. Dia mampu menjabarkan bagaimana visi perusahaan diturunkan dari visi ke strategi sampai ke key performance indicator dan penentuan proyek yang dijalankan untuk memenuhi KPI tersebut 3. Orientasi pada Hasil. Penentuan kualitas seorang Black Belt adalah tangible dan terukur, bukan subyektif. Meskipun dia pandai berkomunikasi, berkoordinasi, disukai oleh tim dan manajemen namun proyek-proyeknya kerap gagal, maka dia bukan Black belt yang organisasi anda harapkan.
  • 54. 8 Kualitas Black Belt - lanjutan 4. Mampu mengelola proyek. Six Sigma artinya mengerjakan suatu proyek dalam jangka waktu tertentu. Black Belt harus memahami apa yang menjadi requirement, ruang lingkup, sumber daya, batasan waktu, dan perspektif varians. Memahami dasar pengelolaan proyek atau berpengalaman dalam menjalankan suatu proyek adalah kemampuan yang penting untuk dimiliki. 5. Pemain Tim. Sebagaimana seorang playmaker dalam sepakbola. Black Belt adalah pengatur serangan dan pertahanan sekaligus. Black Belt harus mempunyai kemampuan dalam memimpin sebuah tim, menjadi bagian di dalamnya, dan paham dinamika serta pengelolaan konflik 6. Menerjemahkan keinginan pelanggan. Black Belt mengerti bagaimana berkomunikasi dengan pelanggan dan mendapatkan kebutuhan pelanggan yang paling kritikal. Setelah itu Black Belt mampu menerjemahkan kebutuhan kritikal pelanggan itu menjadi sesuatu yang terukur.
  • 55. 8 Kualitas Black Belt - lanjutan 7.Kemampuan komunikasi. Hasil yang berkualitas didapatkan dari penerimaan yng baik akan ide perbaikan yang diusulkan. Penerimaan yang baik oleh seluruh stakeholder ditentukan oleh kemampuan berkomunikasi dalam “menjual” ide tersebut. Black Belt harus dapat memahami bagaimana dia berkomunikasi dengan berbagai level dalam organisasi. Cara berkomunikasi dan teknik presentasi kepada manajemen tentu berbeda dengan berkomunikasi dengan shop floor. 8.Passion untuk selalu menjadi lebih baik. Kesempurnaan adalah proses, bukan akhir. Baginya selalu ada cara atau sistem yang lebih baik dari yang berjalan saat ini. Seorang Black Belt adalah seorang self-motivated, pembelajar, dan terus meng-upgrade diri
  • 56. GREEN BELT (GB)  Green Belt bekerja part time pada proyek-proyek six sigma, bekerja dibawah BB.  Keterlibatan Green Belt adalah tergantung pada masalah yang terpilih untuk menjadi proyek Six Sigma.  Syarat GB adalah familiar dengan statistik dasar.  Peran GB antara lain: 1. Berpatisipasi dengan tim dalam proyek BB. 2. Membantu penyebaran keberhasilan teknik-teknik six sigma. 3. Melakukan perbaikan skala kecil di area kerjanya. 4. Melanjutkan mempelajari dan mempraktekan metode-metode dan alat-alat Six Sigma setelah proyek six sigma berakhir.
  • 57. 8 KUALITAS GREEN BELT 1. Pemimpin dan Pemain Tim yang hebat. Seorang GB harus memiliki kemampuan untuk memimpin, bekerja dengan tim, menjadi bagian dari tim dan memahami dinamika tim (team stages). Agar dapat memimpin tim secara efektif, seorang GB harus memiliki interpersonal skill yang bagus. Kemampuan persuasif, mudah bergaul dan memotivasi orang lain adalah kemampuan yang harus 2. Passion (semangat). Seorang GB harus mampu memotivasi diri sendiri, memiliki inisiatif dan kepribadian yang dapat dipercaya dan berintegritas tinggi. Semangat yang tinggi akan membantu GB untuk terus maju dan produktif. Passion juga memberi ketabahan untuk tetap bertahan dalam masa-masa sulit dalam perjalanan proyek 3. Mempunyai pengetahuan tentang proses. Seorang GB adalah orang yang paham tentang proses yang adawilayahnya. Dia memahami definisi “cacat” yang dihasilkan oleh proses. 4. Manajemen Proyek. Seorang GB harus memiliki kemampuan dalam mengelola sebuah proyek dari menerjemahkan kebutuhan bisnis, ruang lingkup kerja, pemanfaatan sumber daya, waktu, dan variasi perspektif.
  • 58. 8 KUALITAS GREEN BELT - Lanjutan 5. Kemampuan Teknis. Seorang GB tidak harus berlatar belakang teknik atau ahli statistik, namun seorang GB dituntut untuk memiliki kemampuan mengumpulkan dan menganalisa data untuk menentukan strategi perbaikan. Seorang GB memang tidak perlu tahu semua tool statistik, namun GB harus memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan analisa data, memvalidasi sistem pengukuran dan meminta bantuan BB. 6. Advokat bagi pelanggan. Seorang GB memahami peran penting dari pelanggan (baik internal ataupun eksternal). GB paham bahwa pelanggan adalah hakim tertinggi penentu dari kualitas produk dan jasa yang dibuat. Memahami dengan tepat kemauan pelanggan dan mampu mengkomunikasikan dalam bahasa proses adalah kualifikasi yang wajib dipunyai seorang GB. 7. Berorientasi pada hasil. GB tahu apa yang dikerjakannya selalu didasarkan pada hasil yang nyata untuk perusahaannya. 8. Dapat dipercaya dan berintegritas. Selalu berbicara dengan data dan fakta.
  • 60. Process Power: DMAIC—Five Step Process 1. Define (Menentukan): Jelas mengidentifikasi masalah – Fokus pada proses yang menciptakan masalah bukan pada hasilnya. – Tujuan: • Tentukan tujuan proyek dan ruang lingkup. • Tentukan siapa pelanggan, apa kebutuhan mereka adalah untuk produk dan / atau jasa, dan apa harapan mereka. • Mendefinisikan proses untuk ditingkatkan dengan memetakan aliran proses. • Tentukan batas-batas proyek - awal dan akhir dari proses. – Output: • Sebuah pernyataan yang jelas dari perbaikan yang dimaksud dan bagaimana hal itu akan diukur. • Sebuah peta tinggi tingkat proses. • Daftar apa yang penting bagi pelanggan.
  • 61. Process Power: DMAIC—Five Step Process 2. Measure: kemampuan terhadap proses, benchmark, – Fokus terhadap CTQ (critical to quality) – Tujuan: • Fokus upaya perbaikan dengan mengumpulkan informasi tentang situasi saat ini. – Output: • Mengembangkan rencana pengumpulan data untuk proses - data yang titik-titik masalah lokasi atau kejadian. • Sebuah pernyataan yang lebih fokus masalah. • Mengumpulkan data dari berbagai sumber untuk menentukan jenis cacat dan metrik. • Bandingkan dengan hasil survei pelanggan untuk menentukan kekurangan.
  • 62. Process Power: DMAIC—Five Step Process 3. Analyze: Proses hasil, apa yang akan dibandingkan dengan apa yang dilakukan pesaing – Tujuan: • Menganalisis data yang dikumpulkan dan peta proses untuk menentukan akar penyebab cacat dan kesempatan untuk perbaikan. • Mengidentifikasi kesenjangan antara kinerja saat ini dan kinerja gawang. • Memprioritaskan kesempatan untuk memperbaiki. • Mengidentifikasi sumber-sumber variasi. – Output: • Sebuah teori yang telah diuji dan dikonfirmasi.
  • 63. Process Power: DMAIC—Five Step Process 4. Improve (Meningkatkan): menerapkan perubahan – Jadilah kreatif untuk menemukan cara baru untuk melakukan hal-hal yang lebih baik, lebih efisien, atau lebih cepat – Tujuan: • Mengembangkan, mencoba dan menerapkan solusi yang membahas akar penyebab. – Output: • Identifikasi direncanakan, tindakan yang harus diuji menghilangkan atau mengurangi dampak dari akar penyebab diidentifikasi.
  • 64. Process Power: DMAIC—Five Step Process 5. Control: Kunci keberhasilan dalam menerapkan langkah-langkah untuk menjaga variabel dalam batas-batas operasi baru – Tujuan: • Mengontrol perbaikan untuk menjaga proses pada program baru. • Gunakan data untuk mengevaluasi baik solusi dan rencana. • Mencegah kembali menjadi "cara lama“. • Mempertahankan keuntungan dengan standarisasi proses. • Garis besar langkah-langkah selanjutnya untuk perbaikan yang sedang berlangsung. – Output: • Sebelum dan setelah analisis. • Pemantauan yang efektif dari sistem ini adalah di tempat. • Pengembangan, dokumentasi dan pelaksanaan rencana pemantauan. • Melembagakan perbaikan melalui modifikasi sistem dan struktur (staf, pelatihan, insentif).
  • 65. Korporasi Yang Menerapkan Six Sigma GENERAL ELECTRIC MOTOROLA ALLIED SIGNAL SONY POLAROID
  • 66. Spesifik Sejarah kesuksesan General Electrik  1995 Operasi margin 13,5%  1998 Operasi margin 16,7%  Hasil: bonus $ 600million  "Inisiatif yang paling penting GE telah melakukan model six sigma“ - Jack Welch, CEO General Electric
  • 68. Aplikasi dan keberhasilan Program Six Sigma Six Sigma Results Company Annual Savings General Electric $ 2.0 + billion JP Morgan $ 1.5 billion Texas Intruments $ 600 million Honeywell $ 600 million Johnson & Johnson $ 500 million
  • 69. Bank of America (BofA)
  • 70. Six Sigma @ Bank of America  Bank of America telah menerapkan program Six Sigma untuk Credit risk assesment reduction, fraud prevention, customer satisfaction improvement.  Six Sigma dari Bank of America telah berhasil memberikan manfaat lebih dari US$ 2 milliar, dan meningkatkan kepuasan pelanggan sebesar 25%.  Berikut ini beberapa informasi yang berkaitan dengan keberhasilan, penerapan Six Sigma pada Bank of America.
  • 71. Six Sigma @ Bank of America • Bank of America mulai menggunakan Six Sigma mulai tahun 2001 sebagai inisiatif Corporate yang didukung oleh CEO Ken Lewis. • Model penyebarannya adalah campuran antara Perekrutan External dan Training Internal. • Ketiga program pertama perkenalkan semua karyawan tidak percaya (skeptis). • Resistansi memudar setelah CEO (Lewis) dan “Letnan-letnan” terbaiknya memperoleh Green Belt.
  • 72. Six Sigma @ Bank of America  Sekarang BOA (Bank of America) telah mensertifikasi 3.000 Green Belt dan Black Belt.  BOA telah mencapai US$ 2 billion dalam cost saving dan tambahan revenue.
  • 73. Three Point Plan • Rencana ini menyerukan perusahaan untuk fokus upaya, agar memungkinkan kualitas tinggi dan memberikan output yang terbaik. • Berfokus pada customer: – Dengan mengreorganisasi berdasarkan segmen pelanggan. – Menyeleraskan perusahaan dari atas sampai bawah. – Mengkaitkan rencana penilaian kinerja dengan tujuan strategis perusahaan.
  • 74. Three Point Plan  Mengembangkan keunggulan bisnis dengan menerapkan suara pelanggan untuk mengidentifikasikan dan merancang beberapa proses bisnis.  Dibantu dengan tenaga kerja yang mampu mempekerjakan lebih dari 225 external Six Sigma Master Black Belts and Black belts menggunakan six sigma di seluruh bisnisnya, menghilangkan limbah dan variasi / kesalahan dalam proses inti dan mendorong pertumbuhan pendapatan dengan memperluas Six Sigma ke dalam lingkungan penjualan.
  • 75. Results Dalam dua tahun pertama kualitas BOA telah mencapai hasil sebagai berikut :  CEO dan Team executive memberikan kontribusi US$ 75 juta dalam manfaat produktivitas Six Sigma tahunan.  Kepuasan pelanggan meningkat 20% dan pelanggan rumah tangga bertambah sebanyak 2.3 juta.
  • 76. Results  1,3 juta pelanggan rumah tangga mengalami penurunan masalah sebanyak 29%.  Nilai saham meningkat sebesar 52%.  BOA memiliki sepuluh triwulan pendapatan dari peningkatan per saham - naik 29% sejak tahun 2002.  2002 : BOA dinamakan Best Bank in the US and Euromoney’s World’s most improved Bank.
  • 77.
  • 78. DuPont Company Overview  DuPont berdiri tahun 1802 - bahan peledak (explosive)  Tahun 1900-an -> bidang chemicals, materials, dan energy  Tahun 1990-an DuPont memerlukan transformasi baru. Mengapa? – DuPont sudah mencapai plateu. Performance-nya mandek – Bisnis chemical dan material tidak lagi menjadi mesin penggerak perusahaan
  • 79. DuPont Company Overview  Bisnis DuPont terbagi menjadi 5 major market segmet: – Agriculture and Nutrition (with annual revenues of $ 5.5 billion) – Coatings and Color (with annual revenues of $ 5.5 billion) – Performance Materials (with annual revenues of $ 5.4 billion) – Safety and Protection (with annual revenues of $ 4.1 billion) – Electronics and Communications (with annual revenues of $ 2.9 billion)
  • 80. DuPont Company Overview  Major Markets: – Automotives industry – Electronics industry – Agriculture industry – Construction industry – Aerospace industry
  • 81. DuPont Company Overview Dupont 1 Multinational Corporation 2 $ 27 Billion Revenue 3 18 major business 4 Beroperasi di 70 negara 5 Lebih dari 60,000 karyawan 6 135 manufacturing and production facilities 7 75 Research Labs
  • 82. 2010 Rank Fortune 2000 Rank Company Revenues Profit Assets 1 Wall-Mart Stores $ 408 Billions $ 14.3 Billions $ 193 Billions 2 Shell $ 285 Billions $ 12.5 Billions $ 345 Billions 3 Exxon $ 284 Billions $ 19.3 Billions $ 349 Billions 296 DuPont $ 27.3 Billions $ 1.75 Billions $ 48.5 Billions 500 Dai Nippon Printing $ 17 Billions $ 0.25 Billions 835 Telkom $ 4.3 Billions $ 0.80 Billions $ 6.3 Billions 1149 BCA $ 1.6 Billions $ 0.37 Billions $ 15.3 Billions 1202 BRI $ 1.86 Billions $ 0.39 Billions $ 12.4 Billions 1425 Mandiri $ 2.4 Billions $ 0.06 Billions $ 26.6 Billions
  • 83. Previous Failed Programs No. When Program Why Failed 1 Akhir 1980-an Team-building approach - Membentuk ikatan yang kuat antar anggota tim -Team berubah -Manajemen berubah -Ikatan antar anggota team merenggang -Program dilupakan 2 Awal 1990-an Fibers Business mengikuti Malcolm Baldrige National Quality Award - Penunjukan Baldrige leader - Karyawan dipilih untuk memimpin 7 performance area yang akan dievaluasi untuk kompetisi tersebut - Benchmark performance - Identifikasi kelemahan - Melakukukan Regular management review -Du Pont tidak mendapatkan Award, maka program tersebut ditinggalkan -Inisiatiif tersebut hanya terbatas pada bisnis dan fungsi tertentu dalam perusahaan -Kriteria pemeriksaan terbatas
  • 84. Previous Failed Programs No. When Program Why Failed 3 1990-an Continuous Improvement Program - Menjaga improvement yang sudah dicapai dengan menggunakan ukuran MBNQA -Review menjadi semakin jarang dan program menghilang -Project individu dari tiap dept. yang berkaitan dengan continuous improvement gagal mendapat hasil yang significant
  • 85. What is the new initiative? Six Sigma  Semua program memiliki keunggulan masing-masing namun tidak yang menghubungkan antara kualitas dari masing-masing bisnis DuPont dengan bottom line result.  Six Sigma berbeda karena langsung mempengaruhi profitability perusahaan.
  • 86. Penerapan Six Sigma  Apakah perusahaan memiliki knowledge dan pengalaman untuk secara efektif mengimplementasikan Six Sigma?  Apakah mereka memiliki tipe atau karakter orang dan jumlah orang untuk menjadi Champions, Black Belts dan Green Belts?  Bila tidak : Diperlukan katalist dari luar, yaitu Six Sigma consultant.
  • 87. Pengorbanan bagi Perusahaan  Elemen capital dalam membentuk Six Sigma serta cost yang harus diantisipati adalah : – Fee untuk konsultan – Pembelian dan instalasi sistem informasi – Menggaji full – time Champions dan Black Belts – Kehilangan produktifitas ketika karyawan harus ikut training – Pengeluaran cost untuk eksekusi ribuan proyek  Total Cost untuk Du Pont : $ 20 juta
  • 88. Chronology Periode Uraian Sigma Before six Dupont Total Cost of Poor Quality sigma = 20 -30 % dari revenue Sekitar 3 sigma Saat penerapan Cost of Implementing Six Sigma = $ 20 million - 1999 Q1 Pilot Project Six Sigma di Specialty Chemicals started -Revenues $ 1.5 Billions -Target $ 80 million savings (5% dari revenues) 1999 Q2 40 Black Belts selesai ditraining dan memulai project 1999 Q4 Total saving $ 35 million (target awal $ 25 million) 2.3% of Revenue 17.7% COPQ 4 Sigma 2000 Q4 Total saving $ 100 million (target awal $ 80 million) 6.7% of Revenue 13.3% COPQ 5 sigma
  • 89. Cost of Poor Quality terhadap Revenue COPQ (Cost of Poor Quality) Tingkat Pencapaian Sigma DPMO COPQ Sebagai Persentase dari Nilai Penjualan 1-sigma 691.462 (sangat tidak kompetitif) Tidak dapat dihitung 2-sigma 308.538 (rata-rata industri Indonesia) Tidak dapat dihitung 3-sigma 66.807 25-40% dari penjualan 4-sigma 6.210 (rata-rata industri USA) 15-25% dari penjualan 5-sigma 233 (rata-rata industri Jepang) 5-15% dari penjualan 6-sigma 3,4 (industri kelas dunia) < 1% dari penjualan
  • 90. Tugas dari DuPont executive team  Mengkaitkan porsi tiap-tiap corporate leader dengan kompensasi sesuai dengan pencapaian target finansial Six Sigma.  Mengidentifikasi dan melatih Six Sigma Champions.  Menentukan target finansial Six Sigma yang agresive untuk tiap bisnis unit.  Memberlakukan Six Sigma management review sistem.
  • 91. Contoh  Unit-unit bisnis DuPont menggunakan merek PC yang berbeda dengan kapasitas dan kemampuan melebihi yang dibutuhkan.  Team Project membuat standardisasi untuk kebutuhan diseluruh 18 unit bisnis.  Menentukan pembelian PC hanya dilakukan saat up grade cycle saja dan hanya sesuai kebutuhan  Project ini menghemat $ 4.5 juta hanya untuk bisnis unit di USA.
  • 92. Contoh Perhitungan  Total Karyawan = 1000 org  1 minggu  4 orang sakit (0.4% dari total karyawan)  1 bulan  128 jam kerja loss  200 MT / hari x USD 3500 / MT = revenue USD 700,000 / hari = USD 87.5 / jam / org  Loss = 128 x 87.5 = Loss USD 11,200 / bln = Loss USD 134,400 / thn
  • 93. Contoh Perhitungan No Loss DPMO Sigma 1 128 jam kerja loss / bln = 4 org sakit / minggu 800 DPMO 4.65 2 37.28 jam kerja loss / bln =5 org sakit / bulan 233 DPMO 5 3 0.48 jam kerja loss / bln = 1 org sakit / dua tahun 3 DPMO 6
  • 94. Conclusion Strength Weakness Terbukti Berhasil (Proven Success) - Six Sigma telah terbukti secara statistik meningkatkan sales, nilai saham, dan pertumbuhan karyawan pada perusahaan yang sukses mengimplementasikan Six Sigma tersebut. - Contoh: DuPont, GE Memerlukan Partisipasi Total - Six Sigma dapat menjadi sulit diterapkan. - Penerapan Six Sigma memerlukan total cooperation dari seluruh anggota perusahaan. - Karena metode yang spesifik untuk memperbaiki komunikasi, kontrol inventori, dan pengukuran performa customer service, maka bila tidak seluruh anggota perusahaan mendukung, tidak akan sukses. -Dalam perusahaan besar, membuat seluruh karyawan berjalan ke arah yang sama bukan tugas yang mudah.
  • 95. Conclusion 2 Strength Weakness Improvement to Customer Value - Menjalankan model Six Sigma meningkatkan nilai kepada customer dengan memperbaiki job satisfaction bagi karyawan. Perbaikan job satisfaction akan membuat karyawan lebih berfokus pada men-deliver produk terbaik dan jasa terbaik mereka. - Job satisfaction yang meningkat karena model six sigma berfokus pada perbaikan komunikasi dan team work untuk meningkatkan business workflow. Complicated (rumit) - Model six sigma memerlukan jumlah data statistik yang banyak dan significant, mulai dari pengumpulan data sampai dengan analisa data. - Proses ini rumit dan memakan waktu. - Perusahaan kecil biasanya melihat hal ini sebagai sesuatu yang terlalu rumit untuk dijalani dalam jangka panjang dan akhir menyerah menggunakan six sigma sebagai bisnis model mereka.
  • 96. 97 GENERAL CONCLUSION Six Sigma is methodology used for:  Aligning key business processes to achieve those requirements.  Utilizing rigorous data analysis to minimize data variation in those processes.  Driving rapid and sustainable improvement to business processes.
  • 97. Referens Snee, R. D. and R. W. Hoerl (2005) Six Sigma Beyond the Factory Floor – Deployment Strategies for Financial Services, Health Care, and the Rest of the Real Economy, Financial Times Prentice Hall, New York, NY. Chapters 3-4. http://www.isixsigma.com http://www.sixsigmaonline.org/index.html http://www.businessballs.com/sixsigma.htm http://www.ge.com/en/company/companyinfo/quality/whatis. htm http://www.slideshare.net/Sixsigmacentral/10-six-sigmappt http://mypptsearch.allpopular.info/search-ppt/six+sigma+ppt/
  • 98. 99
  • 99. Topics for Detailed Discussion  Problem Identification  Cost of Poor Quality  Problem Refinement  Process Understanding  Potential X to Critical X  Improvement
  • 100. Problem Identification “If it ain’t broke, why fix it “This is the way we’ve always done it…”
  • 101. Problem Identification • First Pass Yield • Roll Throughput Yield • Histogram • Pareto
  • 102. Problem Identification First Pass Yield (FPY): The probability that any given unit can go through a system defect-free without rework. Step 1 Step 2 Step 3 Step 4 Scrap 10 Units 100 Units 100 90 87 Scrap 3 Units Scrap 2 Units 85 Outputs / Inputs 100 / 100 = 1 90 / 100 = .90 87 / 90 = .96 85 / 87 = .97 At first glance, the yield would seem to be 85% (85/100 but….) When in fact the FPY is (1 x .90 x .96 x .97 = .838)
  • 103. Problem Identification Step 1 Step 2 Step 3 Step 4 Re-Work 10 Units 100 Units Re-Work 3 Units Re-Work 2 Units Rolled Throughput Yield (RTY): The yield of individual process steps multiplied together. Reflects the hidden factory rework issues associated with a process. Outputs / Inputs 90 / 100 = .90 97 / 100 = .97 98 / 100 = .98 .90 x .97 x .98 = .855 100 Units 100 Units 100 Units 100 Units
  • 104. Problem Identification RTY Examples -Widgets 50 Function 1 Function 2 Function 3 Function 4 5 10 5 50 50 50 50 Roll Throughput Yield 50/50 = 1 (50-5)/50 = .90 (50-10)/50 = .80 (50-5)/50 = .90 1 x .90 x .80 x .90 = .65 Put another way, this process is operating a 65% efficiency
  • 105. Problem Identification RTY Example - Loan Underwriting Roll Throughput Yield 50/50 = 1 (50-7-2)/50 = .82 (43-6)/43 = .86 (43-1-2)/43 = .93 1 x .82 x .86 x .93 = .66 Put another way, this process is operating a 66% efficiency 50 Application Underwrite Complete Full Paperwork Close Fails Underwriting Decide not to borrow 2 6 2 7 1 42 50 43 43
  • 106. Problem Identification Histogram – A histogram is a basic graphing tool that displays the relative frequency or occurrence of continuous data values showing which values occur most and least frequently. A histogram illustrates the shape, centering, and spread of data distribution and indicates whether there are any outliers. 0 100 200 300 400 500 40 30 20 10 0 C8 Frequency Histogram of Cycle Time
  • 107. Problem Identification Histogram – Can also help us graphically understand the data 25 100 175 250 325 400 95% Confidence Interval for Mu 54 64 74 84 94 95% Confidence Interval for Median Variable: CT Anderson-Darling Normality Test A-Squared: P-Value: Mean StDev Variance Skewness Kurtosis N Minimum 1st Quartile Median 3rd Quartile Maximum 95% Confidence Interval for Mu 69.947 95% Confidence Interval for Sigma 61.098 95% Confidence Interval for Median 55.753 6.261 0.000 80.1824 67.6003 4569.81 2.31712 8.26356 170 1.000 31.000 66.000 105.000 444.000 90.417 75.664 84.494 Descriptive Statistics
  • 108. Problem Identification Pareto – The Pareto principle states that 80% of the impact of the problem will show up in 20% of the causes. A bar chart that displays by frequency, in descending order, the most important defects. Others (Web) Non-WEB 96 15 86.5 13.5 86.5 100.0 100 50 0 100 80 60 40 20 0 Defect Count Percent Cum % Percent Count Pareto Chart for WEB
  • 109. Topics (Session 2)  Problem Identification  Cost of Poor Quality  Problem Refinement  Process Understanding  Potential X to Critical X  Improvement
  • 110. Cost of Poor Quality COPQ - The cost involved in fulfilling the gap between the desired and actual product/service quality. It also includes the cost of lost opportunity due to the loss of resources used in rectifying the defect. Hard Savings - Six Sigma project benefits that allow you to do the same amount of business with less employees (cost savings) or handle more business without adding people (cost avoidance). Soft Savings - Six Sigma project benefits such as reduced time to market, cost avoidance, lost profit avoidance, improved employee morale, enhanced image for the organization and other intangibles may result in additional savings to your organization, but are harder to quantify. Examples / Buckets– Roll Throughput Yield Inefficiencies (GAP between desired result and current result multiplied by direct costs AND indirect costs in the process). Cycle Time GAP (stated as a percentage between current results and desired results) multiplied by direct and indirect costs in the process. Square Footage opportunity cost, advertising costs, overhead costs, etc…
  • 111. Topics (Session 2)  Problem Identification  Cost of Poor Quality  Problem Refinement  Process Understanding  Potential X to Critical X  Improvement
  • 112. Problem Refinement Multi Level Pareto – Logically Break down initial Pareto data into sub-sets (to help refine area of focus) Others (Web) Non-WEB 96 15 86.5 13.5 86.5 100.0 100 50 0 100 80 60 40 20 0 Defect Count Percent Cum % Percent Count Pareto Chart for WEB Others One Time and On Going One Time Annual 45 35 13 16 41.3 32.1 11.9 14.7 41.3 73.4 85.3 100.0 100 50 0 100 80 60 40 20 0 Defect Count Percent Cum % Percent Count Pareto Chart for Type
  • 113. Problem Refinement Problem Statement – A crisp description of what we are trying to solve. Primary Metric – An objective measurement of what we are attempting to solve (the “y” in the y = f(x1, x2, x3….) calculation). Secondary Metric – An objective measurement that ensures that a Six Sigma Project does not create a new problem as it fixes the primary problem. For example, a quality metric would be a good secondary metric for an improve cycle time primary metric.
  • 114. Problem Refinement Fish Bone Diagram - A tool used to solve quality problems by brainstorming causes and logically organizing them by branches. Also called the Cause & Effect diagram and Ishikawa diagram Provides tool for exploring cause / effect and 5 whys
  • 115. Topics (Session 2)  Problem Identification  Cost of Poor Quality  Problem Refinement  Process Understanding  Potential X to Critical X  Improvement
  • 116. Process Understanding SIPOC – Suppliers, Inputs, Process, Outputs, Customers You obtain inputs from suppliers, add value through your process, and provide an output that meets or exceeds your customer's requirements.
  • 117. Process Understanding Process Map – should allow people unfamiliar with the process to understand the interaction of causes during the work-flow. Should outline Value Added (VA) steps and non-value add (NVA) steps. Receipt / Extract Requal Group Remit Data Cap Inventory Start Size Sorts Control Docs Open Pull & Sort Verify Pass 1 Key from image Pass 2 Balance Perfection No Rulrs Prep cks Ship to IP Full Form QCReview Ship to Cust Vouch OK Prep Folders / Box Yes No Vouchers Full Form Ck / Vouch Yes Prep cks, route vouch
  • 118. Operations HR / Recruit Training Start Create daily peak staff need plan Manually Update HR Billet Request Create Staff Billet Review Staff Billet Check off desired returnee staff & "need to retrain" list Send Letters to desired staff Call (3x) No Do they respond? Have we hired enough? Yes Stop! Rev original billet & call uncheck ed No Yes Interview / pre-hire Stop! Meet Fleet hiring criteria No Yes Place into dept show up orienta tion Call 3X No Need OJT Re-Tng To Floor Hire in 1- 2 order (3's are schedule for training Show up? Call 1X No Train Pass? No HR sends req for staffing nos. Add 30% to the required no. What if the returnee is already working here on another program? Currently send the ltr anyways Do they want to work this peak? No Do they want to stay on the list No Take off IPS system Yes Set 14 month flag (on IPS?) Yes Add 40% to staff needed Yes Wait List New & Other People call in No Rank as "1 2 3" Call employee (3x) Compare to original Billet rpt Update IPS New Action Plan No Can they make it? To Floor Yes Reach Yes Update IPS Gen Event Roster rpt in IPS Gen rpt for Ops Kronos Recruit No No Yes OJT Make it? Yes Yes No Yes not placed) Notify HR Need re -train Do they want to work this peak? No Do they want to stay on the list Yes Set 14 month flag (on IPS?) Take off IPS system Have we hired enough? Call Wait List Yes No Yes Stop! No No Yes Yes Process Understanding
  • 119. Topics (Session 2)  Problem Identification  Cost of Poor Quality  Problem Refinement  Process Understanding  Potential X to Critical X  Improvement
  • 120. Potential X to Critical X “Y” is the dependent output of a variable process. In other words, output is a function of input variables (Y=f(x1, x2, x3…). Through hypothesis testing, Six Sigma allows one to determine which attributes (basic descriptor (generally limited or binary in nature) for data we gather – ie. day of the week, shift, supervisor, site location, machine type, work type, affect the output. For example, statistically, does one shift make more errors or have a longer cycle time than another? Do we make more errors on Fridays than on Mondays? Is one site faster than another? Once we determine which attributes affect our output, we determine the degree of impact using Design of Experiment (DOE).
  • 121. Potential X to Critical X A Design of Experiment (DOE) is a structured, organized method for determining the relationship between factors (Xs) affecting a process and the output of that process (Y). Not only is the direct affect of an X1 gauged against Y but also the affect of X1 on X2 against Y is also gauged. In other words, DOE allows us to determine - does one input (x1) affect another input (x2) as well as Output (Y).
  • 122. Potential X to Critical X DOE Example High Low High Low High Low High Low Jams DCDEL SK P2Jam 1.4 1.3 1.2 1.1 1.0 Elapsed Main Effects Plot (data means) for Elapsed 1 Main Effects Plot – Direct impact to Y Interaction Plot (data means) for Elapsed 3 1 3 1 3 1 3 1.50 Jams 1.25 1.00 1.50 1.25 1.00 1.50 1.25 1.00 1.50 1.25 1.00 DCDEL SK P2Jam 1 3 3 1 3 1 3 1 Interaction Plot – Impacts of X’s on each other
  • 123. Potential X to Critical X DOE Optimizer – Allows us to statistically predict the Output (Y) based on optimizing the inputs (X) from the Design of experiment data.
  • 124. Topics (Session 2)  Problem Identification  Cost of Poor Quality  Problem Refinement  Process Understanding  Potential X to Critical X  Improvement
  • 125. Improvement Once we know the degree to which inputs (X) affect our output (Y), we can explore improvement ideas, focusing on the cost benefit of a given improvement as it relates to the degree it will affect the output. In other words, we generally will not attempt to fix every X, only those that give us the greatest impact and are financially or customer justified.
  • 126. Control Once improvements are made, the question becomes, are the improvement consistent with predicted Design of Experiment results (ie – are they what we expected) and, are they statistically different than pre-improvement results. Process Capability Analysis for Sept LSL USL -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 Potential (Within) Capability Overall Capability Observed Performance Exp. "Within" Performance Exp. "Overall" Performance % < LSL % > USL % Total % < LSL % > USL % Total % < LSL % > USL % Total USL Target LSL Mean Sample N StDev (Within) StDev (Overall) Z.Bench Z.USL Z.LSL Cpk Cpm Z.Bench Z.USL Z.LSL Ppk 0.00 12.62 12.62 0.00 6.35 6.35 0.00 13.04 13.04 0.23000 * -1.00000 -0.02391 23 0.166425 0.221880 1.53 1.53 5.87 0.51 * 1.14 1.14 4.40 0.38 Process Data Within Overall
  • 127. Control Control Chart - A graphical tool for monitoring changes that occur within a process, by distinguishing variation that is inherent in the process(common cause) from variation that yields a change to the process(special cause). This change may be a single point or a series of points in time - each is a signal that something is different from what was previously observed and measured. 0.5 0.0 -0.5 Individual Value 2 1 Subgroup Sept 13 Sept 20 Date 9/13 9/25 UCL=0.5293 Mean=0.03 LCL=-0.4693 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0.0 Moving Range 1 UCL=0.6134 R=0.1877 LCL=0 I and MR Chart for Sept