SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 64
SUBNET
                DAN
           KONSEP ROUTING

Page  1
SAEFUL ABRAR SOFYAN
       PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER



Page  2
A. Subnet
           B. Cara Mudah Mengatur Pembagian
           IP            C. Konsep Routing




Page  3
A. Subnet


           a) Classless Inter-Domain Routing (CIDR)


           b) Variable Length Subnet Mask (VLSM)




Page  4
A. Subnet

☺Konsep subnetting dari IP Address merupakan teknik yang umum
  digunakan di Internet untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam
  sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address.

☺Subnetting merupakan proses memecah satu kelas IP Address menjadi
  beberapa subnet dengan jumlah host yang lebih sedikit, dan untuk
  menentukan batas network ID dalam suatu subnet, digunakan subnet
  mask.




Page  5
A. Subnet




              Satu physical network dengan host yang banyak




Page  6
A. Subnet
  Subnetting secara fisik :




Page  7
A. Subnet


           a) Classless Inter-Domain Routing (CIDR)




Page  8
Sample Slide  Bullet Points
            A. Subnet
                            a) Classless Inter-Domain Routing (CIDR)

  ☺Merupakan            konsep    baru    untuk    mengembangkan
      Supernetting dengan Classless Inter- Domain Routing.

  ☺ CIDR          menghindari    cara    pemberian      IP    Address
           tradisional menggunakan klas A, B dan C.

  ☺CIDR menggunakan “network prefix” dengan panjang
     tertentu.


Page  9
Sample Slide  Bullet Points
            A. Subnet
                          a) Classless Inter-Domain Routing (CIDR)
Seperti contoh, jika satu blok IP address (202.91.8/26) dialokasikan untuk
sejumlah host (komputer) yang akan dibagi dalam beberapa jaringan
(subnet), maka setiap bagian (segmen/subnet) akan menerima porsi IP
address yang sama satu sama lain.
  • Subnet 1 = 62 host – network address =
    202.91.8.0/26
  • Subnet 2 = 62 host – network address =
    202.91.8.64/26
  • Subnet 3 = 62 host – network address =
    202.91.8.128/26
  • Subnet 4 = 62 host – network address =
    202.91.8.192/26
  • Subnet Mask = 255.255.255.192
Page  10
Sample Slide  Bullet Points
            A. Subnet
                          a) Classless Inter-Domain Routing (CIDR)
Bila salah satu subnet masih ingin memecah jaringannya menjadi beberapa
bagian, misal subnet 4 masih akan dibagi menjadi 2 jaringan (subnet),
maka 62 IP yang sebelumnya akan dialokasikan buat host subnet 4 akan
dipecah menjadi 2 subnet lagi dengan jumlah host yang sama.

  • Subnet 4 = 30 host – network address = 202.91.8.192/27
  • Subnet 5 = 30 host – network address = 202.91.8.224/27
  • Subnet Mask = 255.255.255.224




Page  11
A. Subnet


            b) Variable Length Subnet Mask (VLSM)




Page  12
Sample Slide  Bullet Points
            A. Subnet
                              b) Variable Length Subnet Mask (VLSM)


☺VLSM menggunakan metode yang berbeda, yakni dengan memberikan
 suatu network address lebih dari satu subnetmask.
☺CIDR dan metode VLSM mirip satu sama lain, yaitu blok network
 address dapat dibagi lebih lanjut menjadi sejumlah blok IP address yang
 lebih kecil.
☺Jika kita ingin membuat jaringan dengan subnet berukuran
 berbeda, RIP versi 1 tidak dapat digunakan. Alokasi IP dengan subnet
 yang besarnya berbeda-beda sesuai kebutuhan ini disebut sebagai
 VLSM (Variable Lenght Subnet Mask). VLSM dapat menghasilkan
 alokasi IP yang lebih efisien.



Page  13
Sample Slide  Bullet Points
            A. Subnet
                                b) Variable Length Subnet Mask (VLSM)
       Contoh :

      Satu blok IP address (169.254.0.0/20) dibagi menjadi 16 :
       Subnet 1 = 4094 host – Net address = 169.254.0.0/20
       Subnet 2 = 4094 host – Net address = 169.254.16.0/20
       Subnet 3 = 4094 host – Net address = 169.254.32.0/20
       Subnet 4 = 4094 host – Net address = 169.254.64.0/20
            …
       Subnet 16= 4094 host – Net address = 169.254.240.0/20
       Subnet Mask = 255.255.240.0


Page  14
Sample Slide  Bullet Points
            A. Subnet
                              b) Variable Length Subnet Mask (VLSM)

 Berikutnya Subnet 2 akan dipecah menjadi 16 subnet lagi yang lebih
 kecil :
  Subnet 2.1 = 254 host – Net address = 169.254.16.0/24
  Subnet 2.2 = 254 host – Net address = 169.254.17.0/24
  Subnet 2.3 = 254 host – Net address = 169.254.18.0/24
    …
  Subnet 2.16 = 254 host – Net address = 169.254.31.0/24
  Subnet Mask = 255.255.255.0




Page  15
Sample Slide  Bullet Points
            A. Subnet
                              b) Variable Length Subnet Mask (VLSM)

Bila subnet 2.1 akan dipecah lagi menjadi beberapa subnet, misal 4
subnet, maka:
 Subnet 2.1.1 = 62 host – Net address = 169.254.16.0/26
 Subnet2.1.2 = 62 host – Net address = 169.254.16.64/26
 Subnet2.1.3 = 62 host – Net address = 169.254.16.128/26
 Subnet2.1.4 = 62 host – Net address = 169.254.16.192/26
 Subnet Mask = 255.255.255.192
Terlihat kalau pada Subnet 2 (Net address 169.254.16.0) dapat
memecah jaringannya menjadi beberapa subnet lagi dengan
mengganti Subnetmask-nya menjadi: 255.255.240.0, 255.255.255.0 dan
255.255.255.192.

Page  16
Sample Slide  Bullet Points
            A. Subnet
                           b) Variable Length Subnet Mask (VLSM)
Untuk membuat subnet dengan cara menghitung dengan
mempergunakan rumus : Jumlah Host per Network = 2n – 2
Dimana n adalah jumlah bit tersisa yang belum diselubungi,
misal Network Prefix /10, maka bit tersisa (n) adalah 32 –10 = 22
                222 – 2 = 4194302
Sedangkan untuk mencari : Jumlah Subnet = 2N
Dimana N adalah jumlah bit yang dipergunakan (diselubungi)
atau,
N = Network Prefix – 8
Contoh : bila network prefix /10, maka N = 10 – 8 = 2  22 = 4
Page  17
B. Cara Mudah Mengatur Pembagian




Page  18
Sample Slide  Bullet Points Mengatur
     B. Cara Mudah
                  Pembagian IP
Berikut ini contoh bila anda mendapatkan IP Address 202.152.16.12 dan
anda harus membaginya menjadi beberapa IP dalam sebuah jaringan
dengan jumlah komputer maksimal 62 buah. Kita harus menentukan
netmask yang akan digunakan. Kita bisa membuat perkiraan sementara.
Kalau memakai network prefix/24(255.255.255.0) maka maksimal komputer
dalam jaringan adalah 254 host. Kita bisa mencoba CIDR/25, /26 atau /27.
            Dengan network prefix /25 kita memperoleh Hosts/Net = 126
            Dengan network prefix /26 kita memperoleh Hosts/Net = 62
            Dengan network prefix /27 kita memperoleh Hosts/Net = 30



Page  19
Sample Slide  Bullet Points Mengatur
     B. Cara Mudah
                  Pembagian IP
Anda dapat mencoba langsung dengan mengetikkan alamat :
http://jodies.de/ipcalc?host=202.152.16.12&mask1=26&mask2= di URL
browser anda.


Hasilnya akan terlihat seperti berikut :
Address: 202.152.16.12             11001010.10011000.00010000.00 001100
Netmask: 255.255.255.192           11111111.11111111.11111111.11 000000
Wildcard: 0.0.0.63                 00000000.00000000.00000000.00 111111
=>
Network: 202.152.16.0/26            11001010.10011000.00010000.00 000000
(Class C)
Broadcast: 202.152.16.63           11001010.10011000.00010000.00 111111
HostMin: 202.152.16.1              11001010.10011000.00010000.00 000001
HostMax: 202.152.16.62             11001010.10011000.00010000.00 111110
Hosts/Net: 62

Page  20
Sample Slide  Bullet Points Mengatur
      B. Cara Mudah
                  Pembagian IP




Tampilan websites IP Calculate
 Page  21
Sample Slide  Bullet Points Mengatur
     B. Cara Mudah
             Pembagian IP
Jika IP Address untuk seluruh LAN yang terintegrasi telah
didesain dengan benar dan routing protocol dijalankan dengan
baik, maka yang akan terjadi adalah dynamic routing, di mana
jaringan dapat secara otomatis mengkonfigurasikan routing
dan topologinya sendiri secara otomatis. Artinya       jika ada
jaringan atau host baru yang masuk ke dalam jaringan kita,
maka secara otomatis jaringan akan dapat mengidentifikasi
dan melakukan routing ke host atau network tersebut.

Page  22
C. Konsep Routing

            1 Mengapa Perlu Router
            2 Lebih jauh Tentang Routing
            3 Routing Statik dan Dinamik
            4 Interior Routing Protocol
            5 RIF vs. OSPF


Page  23
Sample Slide  Bullet Points
C. Konsep Routing
                      1. Mengapa Perlu Router
☺ Fungsi router: secara mudah dapat dikatakan,
  menghubungkan dua buah jaringan yang berbeda.
☺ Router sering dipakai untuk menghubungkan jaringan antar
  lembaga atau perusahaan yang masing-masing telah
  memiliki jaringan dengan Network ID yang berbeda.
☺ Contoh: ketika sebuah perusahaan akan terhubung ke
  internet. Maka router akan berfungsi mengalirkan paket
  data dari perusahaan tersebut ke lembaga lain melalui
  internet, sudah barang tentu nomor jaringan perusahaan itu
  akan bereda dengan perusahaaan yang dituju.

Page  24
Sample Slide  Bullet Points
C. Konsep Routing
                            1. Mengapa Perlu Router
  Contoh kasus:
   Host X  128.1.1.1 (IP Kelas B network id 128.1.x.x)
   Host Y  128.1.1.7 (IP kelas B network id 128.1.x.x)
   Host Z  128.2.2.1 (IP kelas B network id 128.2.x.x)


  Pada kasus di atas, host X dan host Y dapat berkomunikasi
  langsung tetapi baik host X maupun Y tidak dapat
  berkomunikasi dengan host Z, karena mereka memiliki
  Network Id yang berbeda. Bagaimana supaya Z dapat
  berkomunikasi dengan X dan Y ? gunakan router
Page  25
Sample Slide  Bullet Points
C. Konsep Routing
                           2. Lebih jauh Tentang Routing

 ☺ Router menjadi perangkat yang melakukan                 fungsi
   meneruskan datagram IP pada network layer.
 ☺ Router memiliki lebih dari satu network interface card (NIC)
   dan dapat meneruskan datagram dari satu NIC ke NIC
   yang lain.
 ☺ Untuk setiap datagram yang diterima, router memeriksa
   apakah datagram tersebut memang ditujukan kepada
   dirinya.
 ☺ Sebuah router juga dapat memberitahu bahwa dirinya
        bukan router terbaik ke suatu tujuan, dan menyarankan
        menggunakan router lain.
Page  26
Sample Slide  Bullet Points
C. Konsep Routing
                             3. Routing Statik dan Dinamik

 ☺ Routing merupakan suatu proses pemilihan jalur yang
       akan dilalui oleh traffic data pada jaringan komunikasi
       data.

 ☺ Router berfungsi menghubungkan dua buah jaringan yang
    berbeda

 ☺ Router sering dipakai untuk menghubungkan jaringan
       antarlembaga atau perusahaan yang masing-masing
       memiliki jaringan dengan Network ID yang berbeda.
Page  27
Sample Slide  Bullet Points
C. Konsep Routing
                           3. Routing Statik dan Dinamik




            routing praktis datagram antar network

Page  28
Sample Slide  Bullet Points
C. Konsep Routing
                                    3. Routing Statik dan Dinamik
 Mekanisme koordinasi routing dapat dibagi menjadi dua,
 yaitu:
 Routing Statik dan Routing Dinamik.
 a. Routing Statik
         Routing statik adalah pengaturan routing paling sederhana yang
          dapat dilakukan pada jaringan komputer.
         Menggunakan routing statik dalam sebuah jaringan berarti mengisi
          setiap entri dalam forwarding table di setiap router yang berada di
          jaringan tersebut.
         Ketentuan dari router statik ini adalah mengisi setiap entry dalam
          forwarding table disetiap router yang berada di jaringan tersebut
          secara manual.
Page  29
Sample Slide  Bullet Points
C. Konsep Routing
                           3. Routing Statik dan Dinamik

Kelebihan Routing Statik
Efisiensi resource router karena tidak perlu update table
routing sehingga lebih aman karena pengiriman paket data
akan langsung dikirimkan ke tujuannya.
Kekurangan Routing Statik
Tidak efektif dalam hal memasukkan data ke table routing
sehingga jaringan terbatas dan sering terjadi human error
pada saat memasukkan data ke table routing.


Page  30
Sample Slide  Bullet Points
C. Konsep Routing
                              3. Routing Statik dan Dinamik




Contoh sederhana dari routing static


Page  31
Sample Slide  Bullet Points
C. Konsep Routing
                            3. Routing Statik dan Dinamik


  Cara kerja routing statis dapat dibagi menjadi 3 bagian:

   Administrator jaringan yang mengkonfigurasi router.

   Router melakukan routing berdasarkan informasi dalam
    tabel routing.

   Routing statis digunakan untuk melewatkan paket data.



Page  32
Sample Slide  Bullet Points
C. Konsep Routing
                             3. Routing Statik dan Dinamik




  contoh perintah ip route


Page  33
Sample Slide  Bullet Points
C. Konsep Routing
                              3. Routing Statik dan Dinamik




   menentukan outgoing interface


Page  34
Sample Slide  Bullet Points
C. Konsep Routing
                           3. Routing Statik dan Dinamik




            menentukan next-hop IP address

Page  35
Sample Slide  Bullet Points
C. Konsep Routing
                              3. Routing Statik dan Dinamik




            penggunaan interface local sebagai gateway


Page  36
Sample Slide  Bullet Points
C. Konsep Routing
                                3. Routing Statik dan Dinamik
Konfigurasi routing statis:
 Langkah 1 – tentukan dahulu prefix jaringan, subnet mask dan address.
 Address bias saja interface local atau next hop address yang menuju
  tujuan.
 Langkah 2 – masuk ke mode global configuration.
 Langkah 3 – ketik perintah ip route dengan prefix dam mask yang diikuti
  dengan address seperti yang sudah ditentukan di langkah 1.
 Langkah 4 – ulangi langkah 3 untuk semua jaringan yang dituju yang
  telah ditentukan pada langkah 1.
 Langkah 5 – keluar dai mode global configuration.
 Langkah 6 – gunakan perintah copy running-config startup-config untuk
  menyimpan konfigurasi yang sedang aktif ke NVRAM.

Page  37
Sample Slide  Bullet Points
C. Konsep Routing
                           3. Routing Statik dan Dinamik




            konfigurasi sederhana dengan 3 router

Page  38
Sample Slide  Bullet Points
C. Konsep Routing
                           3. Routing Statik dan Dinamik




                     penggunaan next-hop


Page  39
Sample Slide  Bullet Points
C. Konsep Routing
                           3. Routing Statik dan Dinamik
Simulasi Routing Statik




Page  40
Sample Slide  Bullet Points
C. Konsep Routing
                             3. Routing Statik dan Dinamik
Jaringan yang tidak terhubung langsung :




Page  41
Sample Slide  Bullet Points
C. Konsep Routing
                             3. Routing Statik dan Dinamik
Langkah troubleshooting dengan perintah show ip route :




Page  42
Sample Slide  Bullet Points
C. Konsep Routing
                               3. Routing Statik dan Dinamik
Troubleshooting konfigurasi routing statis :




Page  43
Sample Slide  Bullet Points
C. Konsep Routing
                                  3. Routing Statik dan Dinamik
  b. Routing dinamik

      ☺ Adalah cara yang digunakan untuk melepaskan
            kewajiban mengisi entri-entri forwarding table secara
            manual.
      ☺ Routing dinamik adalah proses pengisian data routing
            di table routing secara otomatis.




Page  44
Sample Slide  Bullet Points
C. Konsep Routing
                                 3. Routing Statik dan Dinamik
Kelebihan dari routing dinamik
 banyak cara/protokol untuk merutekan paket datanya,
 coverage jaringan yang lebih luas,
 perubahan data table routing secara otomatis,
 tidak memerlukan admin unutk memanajemen table routing.


Kekurangan dari routing dinamik
 membutuhkan resource router yang tinggi,
 menggunakan bandwidth pada jaringan untuk updating routing table antar
  router.


Page  45
Sample Slide  Bullet Points
C. Konsep Routing
                                3. Routing Statik dan Dinamik
Berdasarkan jenis protokolnya, routing dinamik ada lima yaitu:

 RIPv1 dan RIPv2 (Routing Information Protocol)

 EIGRP/IGRP (Enhanced/Interior Gateway Routing Protocol)

 OSPF (Open Shortest Path First)

 IS-IS (Intermediate System – to – Intermediate System)

 BGP (Border Gateway Protocol)




Page  46
Sample Slide  Bullet Points
C. Konsep Routing
                             3. Routing Statik dan Dinamik
Contoh sederhana dari routing dinamik :




Page  47
Sample Slide  Bullet Points
C. Konsep Routing
                                   4 Interior Routing Protocol
 interior    routing   protocol   digunakan   dalam   sebuah   network
   yang dinamakan autonomus systems (AS)

 Interior routing protocol mempunyai beberapa macam implemantasi
   protokol, yaitu:

   a. RIP (Routing Information Protocol)

   b. OSPF (Open Shortest Path First)

   c. IGRP(Interior Gateway Routing Protocol)

   d. EIGRP

Page  48
Sample Slide  Bullet Points
C. Konsep Routing
                                     4 Interior Routing Protocol
   a. RIP (Routing Information Protocol)

        Merupakan protokol routing yang paling umum dijumpai karena
            biasanya sudah included dalam sebuah sistem operasi, biasanya
            unix atau novell. RIP memakai metode distance-vector algoritma

        RIP hanya bisa menangani 15 hop, jika lebih maka host tujuan
            dianggap tidak dapat dijangkau.

        Ada tiga versi dari Informasi Routing Protocol: RIPv1, RIPv2, dan
            RIPng.


Page  49
Sample Slide  Bullet Points
C. Konsep Routing
                                4 Interior Routing Protocol
Karakteristik RIP :
 Mendukung jaringan Point to point, point to multipoint dan jaringan
  multiakses
 RIP adalah protocol yang menggunakan algoritma distance vector
 RIP v 1, Setiap host yang menjalankan RIP v1 ini, memiliki tabel routing
  yang setidaknya berisi : IP Address tujuan, metrik yang menunjukkan
  biaya total tujuan, ip address router yang akan dilalui, suatu tanda
  perubahan route.
 RIP menggunakan protokol DP pada port 520 untuk mengirimkan
  informasi routing antar router




Page  50
Sample Slide  Bullet Points
C. Konsep Routing
                                   4 Interior Routing Protocol
 KELEBIHAN RIP :

  RIP memakai metode distance -vector algoritma.

  Algoritma ini bekerja dengan menambahkan satu angka met rik kepada
    ruting apabila melewati satu gateway.

  Satu kali data melewati satu gateway maka angka metriknya bertambah
    satu ( atau dengan kata lain naik satu hop ).




Page  51
Sample Slide  Bullet Points
C. Konsep Routing
                                   4 Interior Routing Protocol
KELEMAHAN RIP :

 RIP hanya bisa menangani 15 hop, jika lebih maka host tujuan
  dianggaptidak dapat dijangkau.

 Selain itu RIP juga mempunyai kekurangan dalam hal network masking.

 Namun kabar baiknya, implementasi RIP tidak terlalu sulit ika
  dibandingkan dengan OSPF




Page  52
Sample Slide  Bullet Points
C. Konsep Routing
                                4 Interior Routing Protocol
b. OSPF (Open Shortest Path First)
    Merupakan protokol routing yang kompleks dan memakan resource
     komputer
    OSPF merupakan sebuah routing protokol berjenis IGP yang hanya
     dapat bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau
     perusahaan.
    OSPF juga merupakan routing protokol yang berstandar terbuka.
    kelebihan utama dari protocol ini adalah dapat dengan cepat
     mendeteksi perubahan dan mejadikan routing kembali konvergen
     dalam waktu singkat dengan sedikit pertukaran data.



Page  53
Sample Slide  Bullet Points
C. Konsep Routing
                                  4 Interior Routing Protocol
 Perintah-perintah OSPF :

  Router(config)#router OSPF [process id]

  Router(config-router)#network network id wildcard mask area number

  Router(config-if)#ip OSPF priority [0-255] à bandwidth link

  Router(config-if)#IP OSPF cost [1-65535]

  Rouer(config-if)##bandwidth [1-10.000.000] –> kbps




Page  54
Sample Slide  Bullet Points
C. Konsep Routing
                                       4 Interior Routing Protocol
c. IGRP(Interior Gateway Routing Protocol)
     Protokol yang dibuat oleh vendor Cisco.
     IGRP merupakan distance vector IGP
     Kunci disain jaringan IGRP adalah:
            -Secara otomatis dapat menangani topologi yang komplek
            -Kemampuan ke segmen dengan bandwidth dan delay yang
             berbeda
            -Skalabilitas untuk fungsi jaringan yang besar
     IGRP menggunakan bandwidth dan delay sebagai metric.


Page  55
Sample Slide  Bullet Points
C. Konsep Routing
                           4 Interior Routing Protocol
fitur-fitur IGRP :




Page  56
Sample Slide  Bullet Points
C. Konsep Routing
                                 4 Interior Routing Protocol
 Metric-metric dalam IGRP:

  Bandwidth – bandwidth yang terkecil dalam jalur

  Delay – delay kumulatif sepanjang jalur

  Reliability – tingkat kepercayaan link ke tujuan ditentukan dengan
    pertukaran keeplives

  Load – beban dari link ke tujuan yang didasarkan atas bit per second




Page  57
Sample Slide  Bullet Points
C. Konsep Routing
                                4 Interior Routing Protocol
Jalur-jalur IGRP (jalur interior, sistem, dan eksterior )




Page  58
Sample Slide  Bullet Points
C. Konsep Routing
                                   4 Interior Routing Protocol
     Skalabilitas fitur-fitur di IGRP

     IGRP didisain untuk 3 skalabilitas:

      Holddown

      Split Horizon

      Poison reverse update



Page  59
Sample Slide  Bullet Points
C. Konsep Routing
                                     4 Interior Routing Protocol
 d. EIGRP

      Routing protocol yang hanya diadopsi oleh router cisco atau sering
        disebut sebagai proprietary protocol pada cisco,

      EIGRP melakukan konvergensi secara tepat ketika menghindari loop

      EIGRP menggunakan formula berbasis bandwidth dan delay untuk
        menghitung metric yang sesuai d engan suatu rute

      EIGRP tidak melakukan perhitungan-perhitungan rute seperti yang
        dilakukan oleh protocol link state.


Page  60
Sample Slide  Bullet Points
C. Konsep Routing
                                  4 Interior Routing Protocol
  KELEBIHAN EIGRP :
   Satu-satunya protokol routing yangmenggunakan route backup.
   Mudah dikonfigurasi semudah RIP.
   Summarization dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Pada
    OSPF summarization hanya bisa dilakukan di ABR dan ASBR.
   EIGRP satu-satunya yang dapat melakukan unequal load balancing.
   Kombinasi terbaik dari protokol distance vector dan link state.
   Mendukung multiple protokol network (IP, IPX, dan lain -lain).




Page  61
Sample Slide  Bullet Points
C. Konsep Routing
                                     4 Interior Routing Protocol
  KELEMAHAN EIGRP :

   Kelemahan utama EIGRP adalah protocol Cisco - propritary,sehingga
     jika diterapkan pada jaringan multivendor diperlukan suatu fungsi yang
     disebut route redistribution.

   Fungsi ini akan menangani proses pertukaran rute router di antara dua
     protocol link state (OSPF dan EIGRP).




Page  62
Sample Slide  Bullet Points
C. Konsep Routing
                                 5. RIF vs. OSPF
   .Protokol RIP sangat sederhana dan mudah diimplementasikan tetapi
     dapat menimbulkan routing loop.

   Protokol OSPF merupakan protokol yang lebih rumit dan lebih baik
     daripada RIP tetapi membutuhkan memori dan waktu CPU yang besar.

   Semakin besar jaringan, bandwidth yang digunakan RIP bertambah
     besar pula.

   Jadi jika anda sedang mendesain jaringan TCP/IP yang besar tentu
     OSPF merupakan pilihan protokol routing yang tepat.


Page  63
Page  64

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Analisa Subnetting Local Area Network (Lan) Pada Lab Jaringan Komputer di UPNVJ
Analisa Subnetting Local Area Network (Lan) Pada Lab Jaringan Komputer di UPNVJAnalisa Subnetting Local Area Network (Lan) Pada Lab Jaringan Komputer di UPNVJ
Analisa Subnetting Local Area Network (Lan) Pada Lab Jaringan Komputer di UPNVJAchmad Nurcholis
 
Pembahasan Solusi Perhitungan Subnetting untuk Lab 11.7.5 Packet Tracer - Sub...
Pembahasan Solusi Perhitungan Subnetting untuk Lab 11.7.5 Packet Tracer - Sub...Pembahasan Solusi Perhitungan Subnetting untuk Lab 11.7.5 Packet Tracer - Sub...
Pembahasan Solusi Perhitungan Subnetting untuk Lab 11.7.5 Packet Tracer - Sub...I Putu Hariyadi
 
Solusi Perhitungan VLSM Bumigora Computer Networking Competition 2014 - STMIK...
Solusi Perhitungan VLSM Bumigora Computer Networking Competition 2014 - STMIK...Solusi Perhitungan VLSM Bumigora Computer Networking Competition 2014 - STMIK...
Solusi Perhitungan VLSM Bumigora Computer Networking Competition 2014 - STMIK...I Putu Hariyadi
 
Subnetting ipv4 & ipv6 (revisi)
Subnetting ipv4 & ipv6 (revisi)Subnetting ipv4 & ipv6 (revisi)
Subnetting ipv4 & ipv6 (revisi)ismailnursidiq
 
Sunetting IPv4 dan IPv6
Sunetting IPv4 dan IPv6Sunetting IPv4 dan IPv6
Sunetting IPv4 dan IPv6irmanbudiman2
 
Subnetting - Perhitungan Subnet
Subnetting - Perhitungan SubnetSubnetting - Perhitungan Subnet
Subnetting - Perhitungan SubnetToenof Moegan
 
Studi Kasus Variable Length Subnetmask (VLSM)
Studi Kasus Variable Length Subnetmask (VLSM)Studi Kasus Variable Length Subnetmask (VLSM)
Studi Kasus Variable Length Subnetmask (VLSM)I Putu Hariyadi
 
Memahami ip address dan subneting bagi
Memahami ip address dan subneting bagiMemahami ip address dan subneting bagi
Memahami ip address dan subneting bagiSuripto Wahono
 
Pembahasan Solusi Perhitungan VLSM untuk Lab 17.8.2 Packet Tracer - Skills In...
Pembahasan Solusi Perhitungan VLSM untuk Lab 17.8.2 Packet Tracer - Skills In...Pembahasan Solusi Perhitungan VLSM untuk Lab 17.8.2 Packet Tracer - Skills In...
Pembahasan Solusi Perhitungan VLSM untuk Lab 17.8.2 Packet Tracer - Skills In...I Putu Hariyadi
 
subnetting dan pengaturan IP lokal padan LAN
subnetting dan pengaturan IP lokal padan LANsubnetting dan pengaturan IP lokal padan LAN
subnetting dan pengaturan IP lokal padan LANadhhal88
 
Konsep Subnetting - Jaringan Komputer
Konsep Subnetting - Jaringan KomputerKonsep Subnetting - Jaringan Komputer
Konsep Subnetting - Jaringan Komputerirawan afrianto
 
IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkom
IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkomIP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkom
IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkombalahong
 

Was ist angesagt? (17)

Analisa Subnetting Local Area Network (Lan) Pada Lab Jaringan Komputer di UPNVJ
Analisa Subnetting Local Area Network (Lan) Pada Lab Jaringan Komputer di UPNVJAnalisa Subnetting Local Area Network (Lan) Pada Lab Jaringan Komputer di UPNVJ
Analisa Subnetting Local Area Network (Lan) Pada Lab Jaringan Komputer di UPNVJ
 
Ip address
Ip addressIp address
Ip address
 
Rangkuman Addressing
Rangkuman AddressingRangkuman Addressing
Rangkuman Addressing
 
Pembahasan Solusi Perhitungan Subnetting untuk Lab 11.7.5 Packet Tracer - Sub...
Pembahasan Solusi Perhitungan Subnetting untuk Lab 11.7.5 Packet Tracer - Sub...Pembahasan Solusi Perhitungan Subnetting untuk Lab 11.7.5 Packet Tracer - Sub...
Pembahasan Solusi Perhitungan Subnetting untuk Lab 11.7.5 Packet Tracer - Sub...
 
Solusi Perhitungan VLSM Bumigora Computer Networking Competition 2014 - STMIK...
Solusi Perhitungan VLSM Bumigora Computer Networking Competition 2014 - STMIK...Solusi Perhitungan VLSM Bumigora Computer Networking Competition 2014 - STMIK...
Solusi Perhitungan VLSM Bumigora Computer Networking Competition 2014 - STMIK...
 
Subnetting ipv4 & ipv6 (revisi)
Subnetting ipv4 & ipv6 (revisi)Subnetting ipv4 & ipv6 (revisi)
Subnetting ipv4 & ipv6 (revisi)
 
Sunetting IPv4 dan IPv6
Sunetting IPv4 dan IPv6Sunetting IPv4 dan IPv6
Sunetting IPv4 dan IPv6
 
Pertemuan 11
Pertemuan 11Pertemuan 11
Pertemuan 11
 
Subnetting - Perhitungan Subnet
Subnetting - Perhitungan SubnetSubnetting - Perhitungan Subnet
Subnetting - Perhitungan Subnet
 
Jaringan komputer dan internet 5
Jaringan komputer dan internet 5Jaringan komputer dan internet 5
Jaringan komputer dan internet 5
 
Modul 3
Modul 3Modul 3
Modul 3
 
Studi Kasus Variable Length Subnetmask (VLSM)
Studi Kasus Variable Length Subnetmask (VLSM)Studi Kasus Variable Length Subnetmask (VLSM)
Studi Kasus Variable Length Subnetmask (VLSM)
 
Memahami ip address dan subneting bagi
Memahami ip address dan subneting bagiMemahami ip address dan subneting bagi
Memahami ip address dan subneting bagi
 
Pembahasan Solusi Perhitungan VLSM untuk Lab 17.8.2 Packet Tracer - Skills In...
Pembahasan Solusi Perhitungan VLSM untuk Lab 17.8.2 Packet Tracer - Skills In...Pembahasan Solusi Perhitungan VLSM untuk Lab 17.8.2 Packet Tracer - Skills In...
Pembahasan Solusi Perhitungan VLSM untuk Lab 17.8.2 Packet Tracer - Skills In...
 
subnetting dan pengaturan IP lokal padan LAN
subnetting dan pengaturan IP lokal padan LANsubnetting dan pengaturan IP lokal padan LAN
subnetting dan pengaturan IP lokal padan LAN
 
Konsep Subnetting - Jaringan Komputer
Konsep Subnetting - Jaringan KomputerKonsep Subnetting - Jaringan Komputer
Konsep Subnetting - Jaringan Komputer
 
IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkom
IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkomIP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkom
IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkom
 

Andere mochten auch

ЮС КОГЕНС: Как защитить игру?
ЮС КОГЕНС: Как защитить игру?ЮС КОГЕНС: Как защитить игру?
ЮС КОГЕНС: Как защитить игру?DevGAMM Conference
 
α 5 γνωριμία με το λογισμικό
α 5 γνωριμία με το λογισμικόα 5 γνωριμία με το λογισμικό
α 5 γνωριμία με το λογισμικόionvam
 
All Correct Localization: Особенности локализации
All Correct Localization: Особенности локализацииAll Correct Localization: Особенности локализации
All Correct Localization: Особенности локализацииDevGAMM Conference
 
Second magazine draft
Second magazine draftSecond magazine draft
Second magazine draftPapps11
 
今から画素数の話をしよう
今から画素数の話をしよう今から画素数の話をしよう
今から画素数の話をしようKatsunari Fujikawa
 
282 sharon mombru ssp meeting new business models online communities 2905
282 sharon mombru ssp meeting new business models online communities 2905282 sharon mombru ssp meeting new business models online communities 2905
282 sharon mombru ssp meeting new business models online communities 2905Society for Scholarly Publishing
 
Spil Games: 1 миллиард геймплеев: как это было
Spil Games: 1 миллиард геймплеев: как это былоSpil Games: 1 миллиард геймплеев: как это было
Spil Games: 1 миллиард геймплеев: как это былоDevGAMM Conference
 
Pp karbonil kel 6 edit
Pp karbonil kel 6 editPp karbonil kel 6 edit
Pp karbonil kel 6 editstevensal
 
G3 c1-吳典陽 黃玟慧-孫佳筠_許哲豪
G3 c1-吳典陽 黃玟慧-孫佳筠_許哲豪G3 c1-吳典陽 黃玟慧-孫佳筠_許哲豪
G3 c1-吳典陽 黃玟慧-孫佳筠_許哲豪visualization, ID, NCKU
 

Andere mochten auch (20)

ЮС КОГЕНС: Как защитить игру?
ЮС КОГЕНС: Как защитить игру?ЮС КОГЕНС: Как защитить игру?
ЮС КОГЕНС: Как защитить игру?
 
α 5 γνωριμία με το λογισμικό
α 5 γνωριμία με το λογισμικόα 5 γνωριμία με το λογισμικό
α 5 γνωριμία με το λογισμικό
 
All Correct Localization: Особенности локализации
All Correct Localization: Особенности локализацииAll Correct Localization: Особенности локализации
All Correct Localization: Особенности локализации
 
Second magazine draft
Second magazine draftSecond magazine draft
Second magazine draft
 
Samoylenko
SamoylenkoSamoylenko
Samoylenko
 
2012 05 rna_amigos_brindo_por
2012 05 rna_amigos_brindo_por2012 05 rna_amigos_brindo_por
2012 05 rna_amigos_brindo_por
 
Boletín VII febrero 2016
Boletín VII febrero 2016Boletín VII febrero 2016
Boletín VII febrero 2016
 
今から画素数の話をしよう
今から画素数の話をしよう今から画素数の話をしよう
今から画素数の話をしよう
 
282 sharon mombru ssp meeting new business models online communities 2905
282 sharon mombru ssp meeting new business models online communities 2905282 sharon mombru ssp meeting new business models online communities 2905
282 sharon mombru ssp meeting new business models online communities 2905
 
Jemah
JemahJemah
Jemah
 
Spil Games: 1 миллиард геймплеев: как это было
Spil Games: 1 миллиард геймплеев: как это былоSpil Games: 1 миллиард геймплеев: как это было
Spil Games: 1 миллиард геймплеев: как это было
 
Pp karbonil kel 6 edit
Pp karbonil kel 6 editPp karbonil kel 6 edit
Pp karbonil kel 6 edit
 
Fab lab final
Fab lab finalFab lab final
Fab lab final
 
Horario turno tarde
Horario turno tardeHorario turno tarde
Horario turno tarde
 
94104 rhea46
94104 rhea4694104 rhea46
94104 rhea46
 
Erbolario
ErbolarioErbolario
Erbolario
 
304 joanna scott society for scholarly publishing may 08
304 joanna scott society for scholarly publishing   may 08304 joanna scott society for scholarly publishing   may 08
304 joanna scott society for scholarly publishing may 08
 
G3 c1-吳典陽 黃玟慧-孫佳筠_許哲豪
G3 c1-吳典陽 黃玟慧-孫佳筠_許哲豪G3 c1-吳典陽 黃玟慧-孫佳筠_許哲豪
G3 c1-吳典陽 黃玟慧-孫佳筠_許哲豪
 
Nelson Mandela
Nelson MandelaNelson Mandela
Nelson Mandela
 
Form tugas peserta
Form tugas pesertaForm tugas peserta
Form tugas peserta
 

Ähnlich wie SUBNET DAN KONSEP ROUTING

Subnetting Jaringan.pptx
Subnetting Jaringan.pptxSubnetting Jaringan.pptx
Subnetting Jaringan.pptxIndependent6
 
ppt tentang subneting yang membahas masalah subneting
ppt tentang subneting yang membahas masalah subnetingppt tentang subneting yang membahas masalah subneting
ppt tentang subneting yang membahas masalah subnetingwiwin43
 
pengalamatanjaringan-230615072434-2f6b5ac1.pptx
pengalamatanjaringan-230615072434-2f6b5ac1.pptxpengalamatanjaringan-230615072434-2f6b5ac1.pptx
pengalamatanjaringan-230615072434-2f6b5ac1.pptxAhmadUdin19
 
Revisi Kelompok 4 Jarkom.pptx
Revisi Kelompok 4 Jarkom.pptxRevisi Kelompok 4 Jarkom.pptx
Revisi Kelompok 4 Jarkom.pptxFebryRian
 
Cara Subnetting jaringan by Erick Telkom Applied Science School (Telkom Unive...
Cara Subnetting jaringan by Erick Telkom Applied Science School (Telkom Unive...Cara Subnetting jaringan by Erick Telkom Applied Science School (Telkom Unive...
Cara Subnetting jaringan by Erick Telkom Applied Science School (Telkom Unive...Muhammad Erick Mahaputra
 
Modul 4 ip dan netmask
Modul 4 ip dan netmaskModul 4 ip dan netmask
Modul 4 ip dan netmasksetioaribowo
 
Materi 3. PENGALAMATAN JARINGAN cidr DAN vlsm.pptx
Materi 3. PENGALAMATAN JARINGAN cidr DAN vlsm.pptxMateri 3. PENGALAMATAN JARINGAN cidr DAN vlsm.pptx
Materi 3. PENGALAMATAN JARINGAN cidr DAN vlsm.pptxDianamarcus7
 
UK1 - Merancang Pengalamatan Jaringan.pdf
UK1 - Merancang Pengalamatan Jaringan.pdfUK1 - Merancang Pengalamatan Jaringan.pdf
UK1 - Merancang Pengalamatan Jaringan.pdfkoswara10
 
slide_8b_-_subnetting (1).ppt
slide_8b_-_subnetting (1).pptslide_8b_-_subnetting (1).ppt
slide_8b_-_subnetting (1).pptbayhaqi9
 
Subneting PPT Jarkom Rks[1].pptx
Subneting PPT Jarkom Rks[1].pptxSubneting PPT Jarkom Rks[1].pptx
Subneting PPT Jarkom Rks[1].pptxmuhammadAlif363711
 
Pengalamatan Jaringan.pptx
Pengalamatan Jaringan.pptxPengalamatan Jaringan.pptx
Pengalamatan Jaringan.pptxJepriM1
 
Laporan 3
Laporan 3Laporan 3
Laporan 3Boy Cdr
 
IP Address dan Subnetting.pptx
IP Address dan Subnetting.pptxIP Address dan Subnetting.pptx
IP Address dan Subnetting.pptxDediTriLaksono1
 
5. CIDR VLSM.ppt
5. CIDR VLSM.ppt5. CIDR VLSM.ppt
5. CIDR VLSM.pptHost1bisis
 

Ähnlich wie SUBNET DAN KONSEP ROUTING (20)

Subnetting Jaringan.pptx
Subnetting Jaringan.pptxSubnetting Jaringan.pptx
Subnetting Jaringan.pptx
 
ppt tentang subneting yang membahas masalah subneting
ppt tentang subneting yang membahas masalah subnetingppt tentang subneting yang membahas masalah subneting
ppt tentang subneting yang membahas masalah subneting
 
pengalamatanjaringan-230615072434-2f6b5ac1.pptx
pengalamatanjaringan-230615072434-2f6b5ac1.pptxpengalamatanjaringan-230615072434-2f6b5ac1.pptx
pengalamatanjaringan-230615072434-2f6b5ac1.pptx
 
Revisi Kelompok 4 Jarkom.pptx
Revisi Kelompok 4 Jarkom.pptxRevisi Kelompok 4 Jarkom.pptx
Revisi Kelompok 4 Jarkom.pptx
 
Cara Subnetting jaringan by Erick Telkom Applied Science School (Telkom Unive...
Cara Subnetting jaringan by Erick Telkom Applied Science School (Telkom Unive...Cara Subnetting jaringan by Erick Telkom Applied Science School (Telkom Unive...
Cara Subnetting jaringan by Erick Telkom Applied Science School (Telkom Unive...
 
Laporan 3 netmask subnetting
Laporan 3 netmask   subnettingLaporan 3 netmask   subnetting
Laporan 3 netmask subnetting
 
Modul 4 ip dan netmask
Modul 4 ip dan netmaskModul 4 ip dan netmask
Modul 4 ip dan netmask
 
Materi 3. PENGALAMATAN JARINGAN cidr DAN vlsm.pptx
Materi 3. PENGALAMATAN JARINGAN cidr DAN vlsm.pptxMateri 3. PENGALAMATAN JARINGAN cidr DAN vlsm.pptx
Materi 3. PENGALAMATAN JARINGAN cidr DAN vlsm.pptx
 
UK1 - Merancang Pengalamatan Jaringan.pdf
UK1 - Merancang Pengalamatan Jaringan.pdfUK1 - Merancang Pengalamatan Jaringan.pdf
UK1 - Merancang Pengalamatan Jaringan.pdf
 
slide_8b_-_subnetting (1).ppt
slide_8b_-_subnetting (1).pptslide_8b_-_subnetting (1).ppt
slide_8b_-_subnetting (1).ppt
 
Subneting PPT Jarkom Rks[1].pptx
Subneting PPT Jarkom Rks[1].pptxSubneting PPT Jarkom Rks[1].pptx
Subneting PPT Jarkom Rks[1].pptx
 
Pengalamatan Jaringan.pptx
Pengalamatan Jaringan.pptxPengalamatan Jaringan.pptx
Pengalamatan Jaringan.pptx
 
3988250.ppt
3988250.ppt3988250.ppt
3988250.ppt
 
Jaringan Komputer dan Internet 8
Jaringan Komputer dan Internet 8Jaringan Komputer dan Internet 8
Jaringan Komputer dan Internet 8
 
Jaringan Komputer dan Internet 6
Jaringan Komputer dan Internet 6Jaringan Komputer dan Internet 6
Jaringan Komputer dan Internet 6
 
Laporan 3
Laporan 3Laporan 3
Laporan 3
 
IP Address dan Subnetting.pptx
IP Address dan Subnetting.pptxIP Address dan Subnetting.pptx
IP Address dan Subnetting.pptx
 
5. CIDR VLSM.ppt
5. CIDR VLSM.ppt5. CIDR VLSM.ppt
5. CIDR VLSM.ppt
 
5. CIDR VLSM.ppt
5. CIDR VLSM.ppt5. CIDR VLSM.ppt
5. CIDR VLSM.ppt
 
Jaringan komputer dan internet 5
Jaringan komputer dan internet 5Jaringan komputer dan internet 5
Jaringan komputer dan internet 5
 

Mehr von Abbanae Dandim (17)

Sister02
Sister02Sister02
Sister02
 
Sister09
Sister09Sister09
Sister09
 
Pertemuan10
Pertemuan10Pertemuan10
Pertemuan10
 
Pertemuan7
Pertemuan7Pertemuan7
Pertemuan7
 
Pertemuan1
Pertemuan1Pertemuan1
Pertemuan1
 
Pertemuan6
Pertemuan6Pertemuan6
Pertemuan6
 
Pertemuan9
Pertemuan9Pertemuan9
Pertemuan9
 
Pertemuan8
Pertemuan8Pertemuan8
Pertemuan8
 
Pertemuan4
Pertemuan4Pertemuan4
Pertemuan4
 
Pertemuan3
Pertemuan3Pertemuan3
Pertemuan3
 
Pertemuan2
Pertemuan2Pertemuan2
Pertemuan2
 
Pertemuan10
Pertemuan10Pertemuan10
Pertemuan10
 
Pertemuan8
Pertemuan8Pertemuan8
Pertemuan8
 
Pertemuan7
Pertemuan7Pertemuan7
Pertemuan7
 
Pertemuan6
Pertemuan6Pertemuan6
Pertemuan6
 
Pertemuan4
Pertemuan4Pertemuan4
Pertemuan4
 
Pertemuan2
Pertemuan2Pertemuan2
Pertemuan2
 

SUBNET DAN KONSEP ROUTING

  • 1. SUBNET DAN KONSEP ROUTING Page  1
  • 2. SAEFUL ABRAR SOFYAN PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER Page  2
  • 3. A. Subnet B. Cara Mudah Mengatur Pembagian IP C. Konsep Routing Page  3
  • 4. A. Subnet a) Classless Inter-Domain Routing (CIDR) b) Variable Length Subnet Mask (VLSM) Page  4
  • 5. A. Subnet ☺Konsep subnetting dari IP Address merupakan teknik yang umum digunakan di Internet untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address. ☺Subnetting merupakan proses memecah satu kelas IP Address menjadi beberapa subnet dengan jumlah host yang lebih sedikit, dan untuk menentukan batas network ID dalam suatu subnet, digunakan subnet mask. Page  5
  • 6. A. Subnet Satu physical network dengan host yang banyak Page  6
  • 7. A. Subnet Subnetting secara fisik : Page  7
  • 8. A. Subnet a) Classless Inter-Domain Routing (CIDR) Page  8
  • 9. Sample Slide  Bullet Points A. Subnet a) Classless Inter-Domain Routing (CIDR) ☺Merupakan konsep baru untuk mengembangkan Supernetting dengan Classless Inter- Domain Routing. ☺ CIDR menghindari cara pemberian IP Address tradisional menggunakan klas A, B dan C. ☺CIDR menggunakan “network prefix” dengan panjang tertentu. Page  9
  • 10. Sample Slide  Bullet Points A. Subnet a) Classless Inter-Domain Routing (CIDR) Seperti contoh, jika satu blok IP address (202.91.8/26) dialokasikan untuk sejumlah host (komputer) yang akan dibagi dalam beberapa jaringan (subnet), maka setiap bagian (segmen/subnet) akan menerima porsi IP address yang sama satu sama lain. • Subnet 1 = 62 host – network address = 202.91.8.0/26 • Subnet 2 = 62 host – network address = 202.91.8.64/26 • Subnet 3 = 62 host – network address = 202.91.8.128/26 • Subnet 4 = 62 host – network address = 202.91.8.192/26 • Subnet Mask = 255.255.255.192 Page  10
  • 11. Sample Slide  Bullet Points A. Subnet a) Classless Inter-Domain Routing (CIDR) Bila salah satu subnet masih ingin memecah jaringannya menjadi beberapa bagian, misal subnet 4 masih akan dibagi menjadi 2 jaringan (subnet), maka 62 IP yang sebelumnya akan dialokasikan buat host subnet 4 akan dipecah menjadi 2 subnet lagi dengan jumlah host yang sama. • Subnet 4 = 30 host – network address = 202.91.8.192/27 • Subnet 5 = 30 host – network address = 202.91.8.224/27 • Subnet Mask = 255.255.255.224 Page  11
  • 12. A. Subnet b) Variable Length Subnet Mask (VLSM) Page  12
  • 13. Sample Slide  Bullet Points A. Subnet b) Variable Length Subnet Mask (VLSM) ☺VLSM menggunakan metode yang berbeda, yakni dengan memberikan suatu network address lebih dari satu subnetmask. ☺CIDR dan metode VLSM mirip satu sama lain, yaitu blok network address dapat dibagi lebih lanjut menjadi sejumlah blok IP address yang lebih kecil. ☺Jika kita ingin membuat jaringan dengan subnet berukuran berbeda, RIP versi 1 tidak dapat digunakan. Alokasi IP dengan subnet yang besarnya berbeda-beda sesuai kebutuhan ini disebut sebagai VLSM (Variable Lenght Subnet Mask). VLSM dapat menghasilkan alokasi IP yang lebih efisien. Page  13
  • 14. Sample Slide  Bullet Points A. Subnet b) Variable Length Subnet Mask (VLSM) Contoh : Satu blok IP address (169.254.0.0/20) dibagi menjadi 16 :  Subnet 1 = 4094 host – Net address = 169.254.0.0/20  Subnet 2 = 4094 host – Net address = 169.254.16.0/20  Subnet 3 = 4094 host – Net address = 169.254.32.0/20  Subnet 4 = 4094 host – Net address = 169.254.64.0/20 …  Subnet 16= 4094 host – Net address = 169.254.240.0/20  Subnet Mask = 255.255.240.0 Page  14
  • 15. Sample Slide  Bullet Points A. Subnet b) Variable Length Subnet Mask (VLSM) Berikutnya Subnet 2 akan dipecah menjadi 16 subnet lagi yang lebih kecil :  Subnet 2.1 = 254 host – Net address = 169.254.16.0/24  Subnet 2.2 = 254 host – Net address = 169.254.17.0/24  Subnet 2.3 = 254 host – Net address = 169.254.18.0/24 …  Subnet 2.16 = 254 host – Net address = 169.254.31.0/24  Subnet Mask = 255.255.255.0 Page  15
  • 16. Sample Slide  Bullet Points A. Subnet b) Variable Length Subnet Mask (VLSM) Bila subnet 2.1 akan dipecah lagi menjadi beberapa subnet, misal 4 subnet, maka:  Subnet 2.1.1 = 62 host – Net address = 169.254.16.0/26  Subnet2.1.2 = 62 host – Net address = 169.254.16.64/26  Subnet2.1.3 = 62 host – Net address = 169.254.16.128/26  Subnet2.1.4 = 62 host – Net address = 169.254.16.192/26  Subnet Mask = 255.255.255.192 Terlihat kalau pada Subnet 2 (Net address 169.254.16.0) dapat memecah jaringannya menjadi beberapa subnet lagi dengan mengganti Subnetmask-nya menjadi: 255.255.240.0, 255.255.255.0 dan 255.255.255.192. Page  16
  • 17. Sample Slide  Bullet Points A. Subnet b) Variable Length Subnet Mask (VLSM) Untuk membuat subnet dengan cara menghitung dengan mempergunakan rumus : Jumlah Host per Network = 2n – 2 Dimana n adalah jumlah bit tersisa yang belum diselubungi, misal Network Prefix /10, maka bit tersisa (n) adalah 32 –10 = 22 222 – 2 = 4194302 Sedangkan untuk mencari : Jumlah Subnet = 2N Dimana N adalah jumlah bit yang dipergunakan (diselubungi) atau, N = Network Prefix – 8 Contoh : bila network prefix /10, maka N = 10 – 8 = 2  22 = 4 Page  17
  • 18. B. Cara Mudah Mengatur Pembagian Page  18
  • 19. Sample Slide  Bullet Points Mengatur B. Cara Mudah Pembagian IP Berikut ini contoh bila anda mendapatkan IP Address 202.152.16.12 dan anda harus membaginya menjadi beberapa IP dalam sebuah jaringan dengan jumlah komputer maksimal 62 buah. Kita harus menentukan netmask yang akan digunakan. Kita bisa membuat perkiraan sementara. Kalau memakai network prefix/24(255.255.255.0) maka maksimal komputer dalam jaringan adalah 254 host. Kita bisa mencoba CIDR/25, /26 atau /27. Dengan network prefix /25 kita memperoleh Hosts/Net = 126 Dengan network prefix /26 kita memperoleh Hosts/Net = 62 Dengan network prefix /27 kita memperoleh Hosts/Net = 30 Page  19
  • 20. Sample Slide  Bullet Points Mengatur B. Cara Mudah Pembagian IP Anda dapat mencoba langsung dengan mengetikkan alamat : http://jodies.de/ipcalc?host=202.152.16.12&mask1=26&mask2= di URL browser anda. Hasilnya akan terlihat seperti berikut : Address: 202.152.16.12 11001010.10011000.00010000.00 001100 Netmask: 255.255.255.192 11111111.11111111.11111111.11 000000 Wildcard: 0.0.0.63 00000000.00000000.00000000.00 111111 => Network: 202.152.16.0/26 11001010.10011000.00010000.00 000000 (Class C) Broadcast: 202.152.16.63 11001010.10011000.00010000.00 111111 HostMin: 202.152.16.1 11001010.10011000.00010000.00 000001 HostMax: 202.152.16.62 11001010.10011000.00010000.00 111110 Hosts/Net: 62 Page  20
  • 21. Sample Slide  Bullet Points Mengatur B. Cara Mudah Pembagian IP Tampilan websites IP Calculate Page  21
  • 22. Sample Slide  Bullet Points Mengatur B. Cara Mudah Pembagian IP Jika IP Address untuk seluruh LAN yang terintegrasi telah didesain dengan benar dan routing protocol dijalankan dengan baik, maka yang akan terjadi adalah dynamic routing, di mana jaringan dapat secara otomatis mengkonfigurasikan routing dan topologinya sendiri secara otomatis. Artinya jika ada jaringan atau host baru yang masuk ke dalam jaringan kita, maka secara otomatis jaringan akan dapat mengidentifikasi dan melakukan routing ke host atau network tersebut. Page  22
  • 23. C. Konsep Routing 1 Mengapa Perlu Router 2 Lebih jauh Tentang Routing 3 Routing Statik dan Dinamik 4 Interior Routing Protocol 5 RIF vs. OSPF Page  23
  • 24. Sample Slide  Bullet Points C. Konsep Routing 1. Mengapa Perlu Router ☺ Fungsi router: secara mudah dapat dikatakan, menghubungkan dua buah jaringan yang berbeda. ☺ Router sering dipakai untuk menghubungkan jaringan antar lembaga atau perusahaan yang masing-masing telah memiliki jaringan dengan Network ID yang berbeda. ☺ Contoh: ketika sebuah perusahaan akan terhubung ke internet. Maka router akan berfungsi mengalirkan paket data dari perusahaan tersebut ke lembaga lain melalui internet, sudah barang tentu nomor jaringan perusahaan itu akan bereda dengan perusahaaan yang dituju. Page  24
  • 25. Sample Slide  Bullet Points C. Konsep Routing 1. Mengapa Perlu Router Contoh kasus:  Host X  128.1.1.1 (IP Kelas B network id 128.1.x.x)  Host Y  128.1.1.7 (IP kelas B network id 128.1.x.x)  Host Z  128.2.2.1 (IP kelas B network id 128.2.x.x) Pada kasus di atas, host X dan host Y dapat berkomunikasi langsung tetapi baik host X maupun Y tidak dapat berkomunikasi dengan host Z, karena mereka memiliki Network Id yang berbeda. Bagaimana supaya Z dapat berkomunikasi dengan X dan Y ? gunakan router Page  25
  • 26. Sample Slide  Bullet Points C. Konsep Routing 2. Lebih jauh Tentang Routing ☺ Router menjadi perangkat yang melakukan fungsi meneruskan datagram IP pada network layer. ☺ Router memiliki lebih dari satu network interface card (NIC) dan dapat meneruskan datagram dari satu NIC ke NIC yang lain. ☺ Untuk setiap datagram yang diterima, router memeriksa apakah datagram tersebut memang ditujukan kepada dirinya. ☺ Sebuah router juga dapat memberitahu bahwa dirinya bukan router terbaik ke suatu tujuan, dan menyarankan menggunakan router lain. Page  26
  • 27. Sample Slide  Bullet Points C. Konsep Routing 3. Routing Statik dan Dinamik ☺ Routing merupakan suatu proses pemilihan jalur yang akan dilalui oleh traffic data pada jaringan komunikasi data. ☺ Router berfungsi menghubungkan dua buah jaringan yang berbeda ☺ Router sering dipakai untuk menghubungkan jaringan antarlembaga atau perusahaan yang masing-masing memiliki jaringan dengan Network ID yang berbeda. Page  27
  • 28. Sample Slide  Bullet Points C. Konsep Routing 3. Routing Statik dan Dinamik routing praktis datagram antar network Page  28
  • 29. Sample Slide  Bullet Points C. Konsep Routing 3. Routing Statik dan Dinamik Mekanisme koordinasi routing dapat dibagi menjadi dua, yaitu: Routing Statik dan Routing Dinamik. a. Routing Statik  Routing statik adalah pengaturan routing paling sederhana yang dapat dilakukan pada jaringan komputer.  Menggunakan routing statik dalam sebuah jaringan berarti mengisi setiap entri dalam forwarding table di setiap router yang berada di jaringan tersebut.  Ketentuan dari router statik ini adalah mengisi setiap entry dalam forwarding table disetiap router yang berada di jaringan tersebut secara manual. Page  29
  • 30. Sample Slide  Bullet Points C. Konsep Routing 3. Routing Statik dan Dinamik Kelebihan Routing Statik Efisiensi resource router karena tidak perlu update table routing sehingga lebih aman karena pengiriman paket data akan langsung dikirimkan ke tujuannya. Kekurangan Routing Statik Tidak efektif dalam hal memasukkan data ke table routing sehingga jaringan terbatas dan sering terjadi human error pada saat memasukkan data ke table routing. Page  30
  • 31. Sample Slide  Bullet Points C. Konsep Routing 3. Routing Statik dan Dinamik Contoh sederhana dari routing static Page  31
  • 32. Sample Slide  Bullet Points C. Konsep Routing 3. Routing Statik dan Dinamik Cara kerja routing statis dapat dibagi menjadi 3 bagian:  Administrator jaringan yang mengkonfigurasi router.  Router melakukan routing berdasarkan informasi dalam tabel routing.  Routing statis digunakan untuk melewatkan paket data. Page  32
  • 33. Sample Slide  Bullet Points C. Konsep Routing 3. Routing Statik dan Dinamik contoh perintah ip route Page  33
  • 34. Sample Slide  Bullet Points C. Konsep Routing 3. Routing Statik dan Dinamik menentukan outgoing interface Page  34
  • 35. Sample Slide  Bullet Points C. Konsep Routing 3. Routing Statik dan Dinamik menentukan next-hop IP address Page  35
  • 36. Sample Slide  Bullet Points C. Konsep Routing 3. Routing Statik dan Dinamik penggunaan interface local sebagai gateway Page  36
  • 37. Sample Slide  Bullet Points C. Konsep Routing 3. Routing Statik dan Dinamik Konfigurasi routing statis:  Langkah 1 – tentukan dahulu prefix jaringan, subnet mask dan address.  Address bias saja interface local atau next hop address yang menuju tujuan.  Langkah 2 – masuk ke mode global configuration.  Langkah 3 – ketik perintah ip route dengan prefix dam mask yang diikuti dengan address seperti yang sudah ditentukan di langkah 1.  Langkah 4 – ulangi langkah 3 untuk semua jaringan yang dituju yang telah ditentukan pada langkah 1.  Langkah 5 – keluar dai mode global configuration.  Langkah 6 – gunakan perintah copy running-config startup-config untuk menyimpan konfigurasi yang sedang aktif ke NVRAM. Page  37
  • 38. Sample Slide  Bullet Points C. Konsep Routing 3. Routing Statik dan Dinamik konfigurasi sederhana dengan 3 router Page  38
  • 39. Sample Slide  Bullet Points C. Konsep Routing 3. Routing Statik dan Dinamik penggunaan next-hop Page  39
  • 40. Sample Slide  Bullet Points C. Konsep Routing 3. Routing Statik dan Dinamik Simulasi Routing Statik Page  40
  • 41. Sample Slide  Bullet Points C. Konsep Routing 3. Routing Statik dan Dinamik Jaringan yang tidak terhubung langsung : Page  41
  • 42. Sample Slide  Bullet Points C. Konsep Routing 3. Routing Statik dan Dinamik Langkah troubleshooting dengan perintah show ip route : Page  42
  • 43. Sample Slide  Bullet Points C. Konsep Routing 3. Routing Statik dan Dinamik Troubleshooting konfigurasi routing statis : Page  43
  • 44. Sample Slide  Bullet Points C. Konsep Routing 3. Routing Statik dan Dinamik b. Routing dinamik ☺ Adalah cara yang digunakan untuk melepaskan kewajiban mengisi entri-entri forwarding table secara manual. ☺ Routing dinamik adalah proses pengisian data routing di table routing secara otomatis. Page  44
  • 45. Sample Slide  Bullet Points C. Konsep Routing 3. Routing Statik dan Dinamik Kelebihan dari routing dinamik  banyak cara/protokol untuk merutekan paket datanya,  coverage jaringan yang lebih luas,  perubahan data table routing secara otomatis,  tidak memerlukan admin unutk memanajemen table routing. Kekurangan dari routing dinamik  membutuhkan resource router yang tinggi,  menggunakan bandwidth pada jaringan untuk updating routing table antar router. Page  45
  • 46. Sample Slide  Bullet Points C. Konsep Routing 3. Routing Statik dan Dinamik Berdasarkan jenis protokolnya, routing dinamik ada lima yaitu:  RIPv1 dan RIPv2 (Routing Information Protocol)  EIGRP/IGRP (Enhanced/Interior Gateway Routing Protocol)  OSPF (Open Shortest Path First)  IS-IS (Intermediate System – to – Intermediate System)  BGP (Border Gateway Protocol) Page  46
  • 47. Sample Slide  Bullet Points C. Konsep Routing 3. Routing Statik dan Dinamik Contoh sederhana dari routing dinamik : Page  47
  • 48. Sample Slide  Bullet Points C. Konsep Routing 4 Interior Routing Protocol  interior routing protocol digunakan dalam sebuah network yang dinamakan autonomus systems (AS)  Interior routing protocol mempunyai beberapa macam implemantasi protokol, yaitu: a. RIP (Routing Information Protocol) b. OSPF (Open Shortest Path First) c. IGRP(Interior Gateway Routing Protocol) d. EIGRP Page  48
  • 49. Sample Slide  Bullet Points C. Konsep Routing 4 Interior Routing Protocol a. RIP (Routing Information Protocol)  Merupakan protokol routing yang paling umum dijumpai karena biasanya sudah included dalam sebuah sistem operasi, biasanya unix atau novell. RIP memakai metode distance-vector algoritma  RIP hanya bisa menangani 15 hop, jika lebih maka host tujuan dianggap tidak dapat dijangkau.  Ada tiga versi dari Informasi Routing Protocol: RIPv1, RIPv2, dan RIPng. Page  49
  • 50. Sample Slide  Bullet Points C. Konsep Routing 4 Interior Routing Protocol Karakteristik RIP :  Mendukung jaringan Point to point, point to multipoint dan jaringan multiakses  RIP adalah protocol yang menggunakan algoritma distance vector  RIP v 1, Setiap host yang menjalankan RIP v1 ini, memiliki tabel routing yang setidaknya berisi : IP Address tujuan, metrik yang menunjukkan biaya total tujuan, ip address router yang akan dilalui, suatu tanda perubahan route.  RIP menggunakan protokol DP pada port 520 untuk mengirimkan informasi routing antar router Page  50
  • 51. Sample Slide  Bullet Points C. Konsep Routing 4 Interior Routing Protocol KELEBIHAN RIP :  RIP memakai metode distance -vector algoritma.  Algoritma ini bekerja dengan menambahkan satu angka met rik kepada ruting apabila melewati satu gateway.  Satu kali data melewati satu gateway maka angka metriknya bertambah satu ( atau dengan kata lain naik satu hop ). Page  51
  • 52. Sample Slide  Bullet Points C. Konsep Routing 4 Interior Routing Protocol KELEMAHAN RIP :  RIP hanya bisa menangani 15 hop, jika lebih maka host tujuan dianggaptidak dapat dijangkau.  Selain itu RIP juga mempunyai kekurangan dalam hal network masking.  Namun kabar baiknya, implementasi RIP tidak terlalu sulit ika dibandingkan dengan OSPF Page  52
  • 53. Sample Slide  Bullet Points C. Konsep Routing 4 Interior Routing Protocol b. OSPF (Open Shortest Path First)  Merupakan protokol routing yang kompleks dan memakan resource komputer  OSPF merupakan sebuah routing protokol berjenis IGP yang hanya dapat bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau perusahaan.  OSPF juga merupakan routing protokol yang berstandar terbuka.  kelebihan utama dari protocol ini adalah dapat dengan cepat mendeteksi perubahan dan mejadikan routing kembali konvergen dalam waktu singkat dengan sedikit pertukaran data. Page  53
  • 54. Sample Slide  Bullet Points C. Konsep Routing 4 Interior Routing Protocol Perintah-perintah OSPF :  Router(config)#router OSPF [process id]  Router(config-router)#network network id wildcard mask area number  Router(config-if)#ip OSPF priority [0-255] à bandwidth link  Router(config-if)#IP OSPF cost [1-65535]  Rouer(config-if)##bandwidth [1-10.000.000] –> kbps Page  54
  • 55. Sample Slide  Bullet Points C. Konsep Routing 4 Interior Routing Protocol c. IGRP(Interior Gateway Routing Protocol)  Protokol yang dibuat oleh vendor Cisco.  IGRP merupakan distance vector IGP  Kunci disain jaringan IGRP adalah: -Secara otomatis dapat menangani topologi yang komplek -Kemampuan ke segmen dengan bandwidth dan delay yang berbeda -Skalabilitas untuk fungsi jaringan yang besar  IGRP menggunakan bandwidth dan delay sebagai metric. Page  55
  • 56. Sample Slide  Bullet Points C. Konsep Routing 4 Interior Routing Protocol fitur-fitur IGRP : Page  56
  • 57. Sample Slide  Bullet Points C. Konsep Routing 4 Interior Routing Protocol Metric-metric dalam IGRP:  Bandwidth – bandwidth yang terkecil dalam jalur  Delay – delay kumulatif sepanjang jalur  Reliability – tingkat kepercayaan link ke tujuan ditentukan dengan pertukaran keeplives  Load – beban dari link ke tujuan yang didasarkan atas bit per second Page  57
  • 58. Sample Slide  Bullet Points C. Konsep Routing 4 Interior Routing Protocol Jalur-jalur IGRP (jalur interior, sistem, dan eksterior ) Page  58
  • 59. Sample Slide  Bullet Points C. Konsep Routing 4 Interior Routing Protocol Skalabilitas fitur-fitur di IGRP IGRP didisain untuk 3 skalabilitas:  Holddown  Split Horizon  Poison reverse update Page  59
  • 60. Sample Slide  Bullet Points C. Konsep Routing 4 Interior Routing Protocol d. EIGRP  Routing protocol yang hanya diadopsi oleh router cisco atau sering disebut sebagai proprietary protocol pada cisco,  EIGRP melakukan konvergensi secara tepat ketika menghindari loop  EIGRP menggunakan formula berbasis bandwidth dan delay untuk menghitung metric yang sesuai d engan suatu rute  EIGRP tidak melakukan perhitungan-perhitungan rute seperti yang dilakukan oleh protocol link state. Page  60
  • 61. Sample Slide  Bullet Points C. Konsep Routing 4 Interior Routing Protocol KELEBIHAN EIGRP :  Satu-satunya protokol routing yangmenggunakan route backup.  Mudah dikonfigurasi semudah RIP.  Summarization dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Pada OSPF summarization hanya bisa dilakukan di ABR dan ASBR.  EIGRP satu-satunya yang dapat melakukan unequal load balancing.  Kombinasi terbaik dari protokol distance vector dan link state.  Mendukung multiple protokol network (IP, IPX, dan lain -lain). Page  61
  • 62. Sample Slide  Bullet Points C. Konsep Routing 4 Interior Routing Protocol KELEMAHAN EIGRP :  Kelemahan utama EIGRP adalah protocol Cisco - propritary,sehingga jika diterapkan pada jaringan multivendor diperlukan suatu fungsi yang disebut route redistribution.  Fungsi ini akan menangani proses pertukaran rute router di antara dua protocol link state (OSPF dan EIGRP). Page  62
  • 63. Sample Slide  Bullet Points C. Konsep Routing 5. RIF vs. OSPF  .Protokol RIP sangat sederhana dan mudah diimplementasikan tetapi dapat menimbulkan routing loop.  Protokol OSPF merupakan protokol yang lebih rumit dan lebih baik daripada RIP tetapi membutuhkan memori dan waktu CPU yang besar.  Semakin besar jaringan, bandwidth yang digunakan RIP bertambah besar pula.  Jadi jika anda sedang mendesain jaringan TCP/IP yang besar tentu OSPF merupakan pilihan protokol routing yang tepat. Page  63