Dokumen tersebut membahas konsep subnet dan routing. Secara singkat, subnetting merupakan proses memecah IP address menjadi subnet dengan jumlah host yang lebih sedikit menggunakan subnet mask. Routing menghubungkan dua jaringan yang berbeda menggunakan router, dan terdapat routing statis dan dinamis.
3. A. Subnet
B. Cara Mudah Mengatur Pembagian
IP C. Konsep Routing
Page 3
4. A. Subnet
a) Classless Inter-Domain Routing (CIDR)
b) Variable Length Subnet Mask (VLSM)
Page 4
5. A. Subnet
☺Konsep subnetting dari IP Address merupakan teknik yang umum
digunakan di Internet untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam
sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address.
☺Subnetting merupakan proses memecah satu kelas IP Address menjadi
beberapa subnet dengan jumlah host yang lebih sedikit, dan untuk
menentukan batas network ID dalam suatu subnet, digunakan subnet
mask.
Page 5
6. A. Subnet
Satu physical network dengan host yang banyak
Page 6
8. A. Subnet
a) Classless Inter-Domain Routing (CIDR)
Page 8
9. Sample Slide Bullet Points
A. Subnet
a) Classless Inter-Domain Routing (CIDR)
☺Merupakan konsep baru untuk mengembangkan
Supernetting dengan Classless Inter- Domain Routing.
☺ CIDR menghindari cara pemberian IP Address
tradisional menggunakan klas A, B dan C.
☺CIDR menggunakan “network prefix” dengan panjang
tertentu.
Page 9
10. Sample Slide Bullet Points
A. Subnet
a) Classless Inter-Domain Routing (CIDR)
Seperti contoh, jika satu blok IP address (202.91.8/26) dialokasikan untuk
sejumlah host (komputer) yang akan dibagi dalam beberapa jaringan
(subnet), maka setiap bagian (segmen/subnet) akan menerima porsi IP
address yang sama satu sama lain.
• Subnet 1 = 62 host – network address =
202.91.8.0/26
• Subnet 2 = 62 host – network address =
202.91.8.64/26
• Subnet 3 = 62 host – network address =
202.91.8.128/26
• Subnet 4 = 62 host – network address =
202.91.8.192/26
• Subnet Mask = 255.255.255.192
Page 10
11. Sample Slide Bullet Points
A. Subnet
a) Classless Inter-Domain Routing (CIDR)
Bila salah satu subnet masih ingin memecah jaringannya menjadi beberapa
bagian, misal subnet 4 masih akan dibagi menjadi 2 jaringan (subnet),
maka 62 IP yang sebelumnya akan dialokasikan buat host subnet 4 akan
dipecah menjadi 2 subnet lagi dengan jumlah host yang sama.
• Subnet 4 = 30 host – network address = 202.91.8.192/27
• Subnet 5 = 30 host – network address = 202.91.8.224/27
• Subnet Mask = 255.255.255.224
Page 11
12. A. Subnet
b) Variable Length Subnet Mask (VLSM)
Page 12
13. Sample Slide Bullet Points
A. Subnet
b) Variable Length Subnet Mask (VLSM)
☺VLSM menggunakan metode yang berbeda, yakni dengan memberikan
suatu network address lebih dari satu subnetmask.
☺CIDR dan metode VLSM mirip satu sama lain, yaitu blok network
address dapat dibagi lebih lanjut menjadi sejumlah blok IP address yang
lebih kecil.
☺Jika kita ingin membuat jaringan dengan subnet berukuran
berbeda, RIP versi 1 tidak dapat digunakan. Alokasi IP dengan subnet
yang besarnya berbeda-beda sesuai kebutuhan ini disebut sebagai
VLSM (Variable Lenght Subnet Mask). VLSM dapat menghasilkan
alokasi IP yang lebih efisien.
Page 13
14. Sample Slide Bullet Points
A. Subnet
b) Variable Length Subnet Mask (VLSM)
Contoh :
Satu blok IP address (169.254.0.0/20) dibagi menjadi 16 :
Subnet 1 = 4094 host – Net address = 169.254.0.0/20
Subnet 2 = 4094 host – Net address = 169.254.16.0/20
Subnet 3 = 4094 host – Net address = 169.254.32.0/20
Subnet 4 = 4094 host – Net address = 169.254.64.0/20
…
Subnet 16= 4094 host – Net address = 169.254.240.0/20
Subnet Mask = 255.255.240.0
Page 14
15. Sample Slide Bullet Points
A. Subnet
b) Variable Length Subnet Mask (VLSM)
Berikutnya Subnet 2 akan dipecah menjadi 16 subnet lagi yang lebih
kecil :
Subnet 2.1 = 254 host – Net address = 169.254.16.0/24
Subnet 2.2 = 254 host – Net address = 169.254.17.0/24
Subnet 2.3 = 254 host – Net address = 169.254.18.0/24
…
Subnet 2.16 = 254 host – Net address = 169.254.31.0/24
Subnet Mask = 255.255.255.0
Page 15
16. Sample Slide Bullet Points
A. Subnet
b) Variable Length Subnet Mask (VLSM)
Bila subnet 2.1 akan dipecah lagi menjadi beberapa subnet, misal 4
subnet, maka:
Subnet 2.1.1 = 62 host – Net address = 169.254.16.0/26
Subnet2.1.2 = 62 host – Net address = 169.254.16.64/26
Subnet2.1.3 = 62 host – Net address = 169.254.16.128/26
Subnet2.1.4 = 62 host – Net address = 169.254.16.192/26
Subnet Mask = 255.255.255.192
Terlihat kalau pada Subnet 2 (Net address 169.254.16.0) dapat
memecah jaringannya menjadi beberapa subnet lagi dengan
mengganti Subnetmask-nya menjadi: 255.255.240.0, 255.255.255.0 dan
255.255.255.192.
Page 16
17. Sample Slide Bullet Points
A. Subnet
b) Variable Length Subnet Mask (VLSM)
Untuk membuat subnet dengan cara menghitung dengan
mempergunakan rumus : Jumlah Host per Network = 2n – 2
Dimana n adalah jumlah bit tersisa yang belum diselubungi,
misal Network Prefix /10, maka bit tersisa (n) adalah 32 –10 = 22
222 – 2 = 4194302
Sedangkan untuk mencari : Jumlah Subnet = 2N
Dimana N adalah jumlah bit yang dipergunakan (diselubungi)
atau,
N = Network Prefix – 8
Contoh : bila network prefix /10, maka N = 10 – 8 = 2 22 = 4
Page 17
19. Sample Slide Bullet Points Mengatur
B. Cara Mudah
Pembagian IP
Berikut ini contoh bila anda mendapatkan IP Address 202.152.16.12 dan
anda harus membaginya menjadi beberapa IP dalam sebuah jaringan
dengan jumlah komputer maksimal 62 buah. Kita harus menentukan
netmask yang akan digunakan. Kita bisa membuat perkiraan sementara.
Kalau memakai network prefix/24(255.255.255.0) maka maksimal komputer
dalam jaringan adalah 254 host. Kita bisa mencoba CIDR/25, /26 atau /27.
Dengan network prefix /25 kita memperoleh Hosts/Net = 126
Dengan network prefix /26 kita memperoleh Hosts/Net = 62
Dengan network prefix /27 kita memperoleh Hosts/Net = 30
Page 19
20. Sample Slide Bullet Points Mengatur
B. Cara Mudah
Pembagian IP
Anda dapat mencoba langsung dengan mengetikkan alamat :
http://jodies.de/ipcalc?host=202.152.16.12&mask1=26&mask2= di URL
browser anda.
Hasilnya akan terlihat seperti berikut :
Address: 202.152.16.12 11001010.10011000.00010000.00 001100
Netmask: 255.255.255.192 11111111.11111111.11111111.11 000000
Wildcard: 0.0.0.63 00000000.00000000.00000000.00 111111
=>
Network: 202.152.16.0/26 11001010.10011000.00010000.00 000000
(Class C)
Broadcast: 202.152.16.63 11001010.10011000.00010000.00 111111
HostMin: 202.152.16.1 11001010.10011000.00010000.00 000001
HostMax: 202.152.16.62 11001010.10011000.00010000.00 111110
Hosts/Net: 62
Page 20
21. Sample Slide Bullet Points Mengatur
B. Cara Mudah
Pembagian IP
Tampilan websites IP Calculate
Page 21
22. Sample Slide Bullet Points Mengatur
B. Cara Mudah
Pembagian IP
Jika IP Address untuk seluruh LAN yang terintegrasi telah
didesain dengan benar dan routing protocol dijalankan dengan
baik, maka yang akan terjadi adalah dynamic routing, di mana
jaringan dapat secara otomatis mengkonfigurasikan routing
dan topologinya sendiri secara otomatis. Artinya jika ada
jaringan atau host baru yang masuk ke dalam jaringan kita,
maka secara otomatis jaringan akan dapat mengidentifikasi
dan melakukan routing ke host atau network tersebut.
Page 22
23. C. Konsep Routing
1 Mengapa Perlu Router
2 Lebih jauh Tentang Routing
3 Routing Statik dan Dinamik
4 Interior Routing Protocol
5 RIF vs. OSPF
Page 23
24. Sample Slide Bullet Points
C. Konsep Routing
1. Mengapa Perlu Router
☺ Fungsi router: secara mudah dapat dikatakan,
menghubungkan dua buah jaringan yang berbeda.
☺ Router sering dipakai untuk menghubungkan jaringan antar
lembaga atau perusahaan yang masing-masing telah
memiliki jaringan dengan Network ID yang berbeda.
☺ Contoh: ketika sebuah perusahaan akan terhubung ke
internet. Maka router akan berfungsi mengalirkan paket
data dari perusahaan tersebut ke lembaga lain melalui
internet, sudah barang tentu nomor jaringan perusahaan itu
akan bereda dengan perusahaaan yang dituju.
Page 24
25. Sample Slide Bullet Points
C. Konsep Routing
1. Mengapa Perlu Router
Contoh kasus:
Host X 128.1.1.1 (IP Kelas B network id 128.1.x.x)
Host Y 128.1.1.7 (IP kelas B network id 128.1.x.x)
Host Z 128.2.2.1 (IP kelas B network id 128.2.x.x)
Pada kasus di atas, host X dan host Y dapat berkomunikasi
langsung tetapi baik host X maupun Y tidak dapat
berkomunikasi dengan host Z, karena mereka memiliki
Network Id yang berbeda. Bagaimana supaya Z dapat
berkomunikasi dengan X dan Y ? gunakan router
Page 25
26. Sample Slide Bullet Points
C. Konsep Routing
2. Lebih jauh Tentang Routing
☺ Router menjadi perangkat yang melakukan fungsi
meneruskan datagram IP pada network layer.
☺ Router memiliki lebih dari satu network interface card (NIC)
dan dapat meneruskan datagram dari satu NIC ke NIC
yang lain.
☺ Untuk setiap datagram yang diterima, router memeriksa
apakah datagram tersebut memang ditujukan kepada
dirinya.
☺ Sebuah router juga dapat memberitahu bahwa dirinya
bukan router terbaik ke suatu tujuan, dan menyarankan
menggunakan router lain.
Page 26
27. Sample Slide Bullet Points
C. Konsep Routing
3. Routing Statik dan Dinamik
☺ Routing merupakan suatu proses pemilihan jalur yang
akan dilalui oleh traffic data pada jaringan komunikasi
data.
☺ Router berfungsi menghubungkan dua buah jaringan yang
berbeda
☺ Router sering dipakai untuk menghubungkan jaringan
antarlembaga atau perusahaan yang masing-masing
memiliki jaringan dengan Network ID yang berbeda.
Page 27
28. Sample Slide Bullet Points
C. Konsep Routing
3. Routing Statik dan Dinamik
routing praktis datagram antar network
Page 28
29. Sample Slide Bullet Points
C. Konsep Routing
3. Routing Statik dan Dinamik
Mekanisme koordinasi routing dapat dibagi menjadi dua,
yaitu:
Routing Statik dan Routing Dinamik.
a. Routing Statik
Routing statik adalah pengaturan routing paling sederhana yang
dapat dilakukan pada jaringan komputer.
Menggunakan routing statik dalam sebuah jaringan berarti mengisi
setiap entri dalam forwarding table di setiap router yang berada di
jaringan tersebut.
Ketentuan dari router statik ini adalah mengisi setiap entry dalam
forwarding table disetiap router yang berada di jaringan tersebut
secara manual.
Page 29
30. Sample Slide Bullet Points
C. Konsep Routing
3. Routing Statik dan Dinamik
Kelebihan Routing Statik
Efisiensi resource router karena tidak perlu update table
routing sehingga lebih aman karena pengiriman paket data
akan langsung dikirimkan ke tujuannya.
Kekurangan Routing Statik
Tidak efektif dalam hal memasukkan data ke table routing
sehingga jaringan terbatas dan sering terjadi human error
pada saat memasukkan data ke table routing.
Page 30
31. Sample Slide Bullet Points
C. Konsep Routing
3. Routing Statik dan Dinamik
Contoh sederhana dari routing static
Page 31
32. Sample Slide Bullet Points
C. Konsep Routing
3. Routing Statik dan Dinamik
Cara kerja routing statis dapat dibagi menjadi 3 bagian:
Administrator jaringan yang mengkonfigurasi router.
Router melakukan routing berdasarkan informasi dalam
tabel routing.
Routing statis digunakan untuk melewatkan paket data.
Page 32
33. Sample Slide Bullet Points
C. Konsep Routing
3. Routing Statik dan Dinamik
contoh perintah ip route
Page 33
34. Sample Slide Bullet Points
C. Konsep Routing
3. Routing Statik dan Dinamik
menentukan outgoing interface
Page 34
35. Sample Slide Bullet Points
C. Konsep Routing
3. Routing Statik dan Dinamik
menentukan next-hop IP address
Page 35
36. Sample Slide Bullet Points
C. Konsep Routing
3. Routing Statik dan Dinamik
penggunaan interface local sebagai gateway
Page 36
37. Sample Slide Bullet Points
C. Konsep Routing
3. Routing Statik dan Dinamik
Konfigurasi routing statis:
Langkah 1 – tentukan dahulu prefix jaringan, subnet mask dan address.
Address bias saja interface local atau next hop address yang menuju
tujuan.
Langkah 2 – masuk ke mode global configuration.
Langkah 3 – ketik perintah ip route dengan prefix dam mask yang diikuti
dengan address seperti yang sudah ditentukan di langkah 1.
Langkah 4 – ulangi langkah 3 untuk semua jaringan yang dituju yang
telah ditentukan pada langkah 1.
Langkah 5 – keluar dai mode global configuration.
Langkah 6 – gunakan perintah copy running-config startup-config untuk
menyimpan konfigurasi yang sedang aktif ke NVRAM.
Page 37
38. Sample Slide Bullet Points
C. Konsep Routing
3. Routing Statik dan Dinamik
konfigurasi sederhana dengan 3 router
Page 38
39. Sample Slide Bullet Points
C. Konsep Routing
3. Routing Statik dan Dinamik
penggunaan next-hop
Page 39
40. Sample Slide Bullet Points
C. Konsep Routing
3. Routing Statik dan Dinamik
Simulasi Routing Statik
Page 40
41. Sample Slide Bullet Points
C. Konsep Routing
3. Routing Statik dan Dinamik
Jaringan yang tidak terhubung langsung :
Page 41
42. Sample Slide Bullet Points
C. Konsep Routing
3. Routing Statik dan Dinamik
Langkah troubleshooting dengan perintah show ip route :
Page 42
43. Sample Slide Bullet Points
C. Konsep Routing
3. Routing Statik dan Dinamik
Troubleshooting konfigurasi routing statis :
Page 43
44. Sample Slide Bullet Points
C. Konsep Routing
3. Routing Statik dan Dinamik
b. Routing dinamik
☺ Adalah cara yang digunakan untuk melepaskan
kewajiban mengisi entri-entri forwarding table secara
manual.
☺ Routing dinamik adalah proses pengisian data routing
di table routing secara otomatis.
Page 44
45. Sample Slide Bullet Points
C. Konsep Routing
3. Routing Statik dan Dinamik
Kelebihan dari routing dinamik
banyak cara/protokol untuk merutekan paket datanya,
coverage jaringan yang lebih luas,
perubahan data table routing secara otomatis,
tidak memerlukan admin unutk memanajemen table routing.
Kekurangan dari routing dinamik
membutuhkan resource router yang tinggi,
menggunakan bandwidth pada jaringan untuk updating routing table antar
router.
Page 45
46. Sample Slide Bullet Points
C. Konsep Routing
3. Routing Statik dan Dinamik
Berdasarkan jenis protokolnya, routing dinamik ada lima yaitu:
RIPv1 dan RIPv2 (Routing Information Protocol)
EIGRP/IGRP (Enhanced/Interior Gateway Routing Protocol)
OSPF (Open Shortest Path First)
IS-IS (Intermediate System – to – Intermediate System)
BGP (Border Gateway Protocol)
Page 46
47. Sample Slide Bullet Points
C. Konsep Routing
3. Routing Statik dan Dinamik
Contoh sederhana dari routing dinamik :
Page 47
48. Sample Slide Bullet Points
C. Konsep Routing
4 Interior Routing Protocol
interior routing protocol digunakan dalam sebuah network
yang dinamakan autonomus systems (AS)
Interior routing protocol mempunyai beberapa macam implemantasi
protokol, yaitu:
a. RIP (Routing Information Protocol)
b. OSPF (Open Shortest Path First)
c. IGRP(Interior Gateway Routing Protocol)
d. EIGRP
Page 48
49. Sample Slide Bullet Points
C. Konsep Routing
4 Interior Routing Protocol
a. RIP (Routing Information Protocol)
Merupakan protokol routing yang paling umum dijumpai karena
biasanya sudah included dalam sebuah sistem operasi, biasanya
unix atau novell. RIP memakai metode distance-vector algoritma
RIP hanya bisa menangani 15 hop, jika lebih maka host tujuan
dianggap tidak dapat dijangkau.
Ada tiga versi dari Informasi Routing Protocol: RIPv1, RIPv2, dan
RIPng.
Page 49
50. Sample Slide Bullet Points
C. Konsep Routing
4 Interior Routing Protocol
Karakteristik RIP :
Mendukung jaringan Point to point, point to multipoint dan jaringan
multiakses
RIP adalah protocol yang menggunakan algoritma distance vector
RIP v 1, Setiap host yang menjalankan RIP v1 ini, memiliki tabel routing
yang setidaknya berisi : IP Address tujuan, metrik yang menunjukkan
biaya total tujuan, ip address router yang akan dilalui, suatu tanda
perubahan route.
RIP menggunakan protokol DP pada port 520 untuk mengirimkan
informasi routing antar router
Page 50
51. Sample Slide Bullet Points
C. Konsep Routing
4 Interior Routing Protocol
KELEBIHAN RIP :
RIP memakai metode distance -vector algoritma.
Algoritma ini bekerja dengan menambahkan satu angka met rik kepada
ruting apabila melewati satu gateway.
Satu kali data melewati satu gateway maka angka metriknya bertambah
satu ( atau dengan kata lain naik satu hop ).
Page 51
52. Sample Slide Bullet Points
C. Konsep Routing
4 Interior Routing Protocol
KELEMAHAN RIP :
RIP hanya bisa menangani 15 hop, jika lebih maka host tujuan
dianggaptidak dapat dijangkau.
Selain itu RIP juga mempunyai kekurangan dalam hal network masking.
Namun kabar baiknya, implementasi RIP tidak terlalu sulit ika
dibandingkan dengan OSPF
Page 52
53. Sample Slide Bullet Points
C. Konsep Routing
4 Interior Routing Protocol
b. OSPF (Open Shortest Path First)
Merupakan protokol routing yang kompleks dan memakan resource
komputer
OSPF merupakan sebuah routing protokol berjenis IGP yang hanya
dapat bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau
perusahaan.
OSPF juga merupakan routing protokol yang berstandar terbuka.
kelebihan utama dari protocol ini adalah dapat dengan cepat
mendeteksi perubahan dan mejadikan routing kembali konvergen
dalam waktu singkat dengan sedikit pertukaran data.
Page 53
54. Sample Slide Bullet Points
C. Konsep Routing
4 Interior Routing Protocol
Perintah-perintah OSPF :
Router(config)#router OSPF [process id]
Router(config-router)#network network id wildcard mask area number
Router(config-if)#ip OSPF priority [0-255] à bandwidth link
Router(config-if)#IP OSPF cost [1-65535]
Rouer(config-if)##bandwidth [1-10.000.000] –> kbps
Page 54
55. Sample Slide Bullet Points
C. Konsep Routing
4 Interior Routing Protocol
c. IGRP(Interior Gateway Routing Protocol)
Protokol yang dibuat oleh vendor Cisco.
IGRP merupakan distance vector IGP
Kunci disain jaringan IGRP adalah:
-Secara otomatis dapat menangani topologi yang komplek
-Kemampuan ke segmen dengan bandwidth dan delay yang
berbeda
-Skalabilitas untuk fungsi jaringan yang besar
IGRP menggunakan bandwidth dan delay sebagai metric.
Page 55
56. Sample Slide Bullet Points
C. Konsep Routing
4 Interior Routing Protocol
fitur-fitur IGRP :
Page 56
57. Sample Slide Bullet Points
C. Konsep Routing
4 Interior Routing Protocol
Metric-metric dalam IGRP:
Bandwidth – bandwidth yang terkecil dalam jalur
Delay – delay kumulatif sepanjang jalur
Reliability – tingkat kepercayaan link ke tujuan ditentukan dengan
pertukaran keeplives
Load – beban dari link ke tujuan yang didasarkan atas bit per second
Page 57
58. Sample Slide Bullet Points
C. Konsep Routing
4 Interior Routing Protocol
Jalur-jalur IGRP (jalur interior, sistem, dan eksterior )
Page 58
59. Sample Slide Bullet Points
C. Konsep Routing
4 Interior Routing Protocol
Skalabilitas fitur-fitur di IGRP
IGRP didisain untuk 3 skalabilitas:
Holddown
Split Horizon
Poison reverse update
Page 59
60. Sample Slide Bullet Points
C. Konsep Routing
4 Interior Routing Protocol
d. EIGRP
Routing protocol yang hanya diadopsi oleh router cisco atau sering
disebut sebagai proprietary protocol pada cisco,
EIGRP melakukan konvergensi secara tepat ketika menghindari loop
EIGRP menggunakan formula berbasis bandwidth dan delay untuk
menghitung metric yang sesuai d engan suatu rute
EIGRP tidak melakukan perhitungan-perhitungan rute seperti yang
dilakukan oleh protocol link state.
Page 60
61. Sample Slide Bullet Points
C. Konsep Routing
4 Interior Routing Protocol
KELEBIHAN EIGRP :
Satu-satunya protokol routing yangmenggunakan route backup.
Mudah dikonfigurasi semudah RIP.
Summarization dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Pada
OSPF summarization hanya bisa dilakukan di ABR dan ASBR.
EIGRP satu-satunya yang dapat melakukan unequal load balancing.
Kombinasi terbaik dari protokol distance vector dan link state.
Mendukung multiple protokol network (IP, IPX, dan lain -lain).
Page 61
62. Sample Slide Bullet Points
C. Konsep Routing
4 Interior Routing Protocol
KELEMAHAN EIGRP :
Kelemahan utama EIGRP adalah protocol Cisco - propritary,sehingga
jika diterapkan pada jaringan multivendor diperlukan suatu fungsi yang
disebut route redistribution.
Fungsi ini akan menangani proses pertukaran rute router di antara dua
protocol link state (OSPF dan EIGRP).
Page 62
63. Sample Slide Bullet Points
C. Konsep Routing
5. RIF vs. OSPF
.Protokol RIP sangat sederhana dan mudah diimplementasikan tetapi
dapat menimbulkan routing loop.
Protokol OSPF merupakan protokol yang lebih rumit dan lebih baik
daripada RIP tetapi membutuhkan memori dan waktu CPU yang besar.
Semakin besar jaringan, bandwidth yang digunakan RIP bertambah
besar pula.
Jadi jika anda sedang mendesain jaringan TCP/IP yang besar tentu
OSPF merupakan pilihan protokol routing yang tepat.
Page 63