SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 228
Downloaden Sie, um offline zu lesen
PENDAHULUAN 
PERTEMUAN 1
Kegiatan Wajib Jurusan 
Untuk mendapat nilai tugas 20% dari mata kuliah Manj. Produksi dan Operasi, mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti kegiatan jurusan melalui kunjungan Studi ke Beberapa Perusahaan (PT. Sinar Sosro, PT. Cocacola, PT. Battary ABC, PT. Indofood Sukses Makmur) Informasi dapat dilihat di mading mahasiswa.
A.FUNGSI DAN SISTEM PRODUKSI 
Secara tradisional organisasi sebuah perusahaan baik perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa umumnya dibagi atas beberapa fungsi yaitu fungsi pemasaran, fungsi produksi fungsi keuangan, dan fungsi adaministrasi umum. 
Fungsi pemasaran merupakan fungsi yang diberi tugas dan bertanggung jawab untuk menciptakan permintaan terhadap produk yang dihasilkan atau disediakan oleh perusahaan melalui aktivitas penjualan dan pemasaran.
Fungsi produksi diserahi tugas dan bertanggung jawab untuk melakukan aktivitas perubahan dan pengolahan sumber daya produksi, menjadi keluaran barang atau jasa sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya. 
Fungsi keuangan diserahi tugas dan bertanggung jawab untuk mencari dana yang dibutuhkan dan selanjutnnya mengatur penggunaan dana itu untuk membiayai kegiatan perusahaan 
Fungsi administrasi umum dan personalia diserahi tugas dan tanggung jawab untuk menjalan segala aktivitas utnuk menunjang kegiatan operasi perusahaan serta melengkapi perusahaan dengan sumber daya manusia
SISTEM PRODUKSI 
•Pada masa lalu pengertian produksi hanya dikaitkan dengan unit usaha fabrikasi yaitu yang menghasilkan barang – barang nyata seperti mobil, perabot, semen dsb, namun pengertian produksi pada saat ini menjadi semakin meluas. Produksi sering diartikan sebagai aktivitas yang ditujukan untuk meningkatkan nilai masukan (input) menjadi keluaran (output). Dengan demikian maka kegiatan usaha jasa seperti dijumpai pada perusahaan angkutan, asuransi, bank, pos, telekomunikasi, dsb menjalankan juga kegiatan produksi.
Masukan : 
Bahan 
Tenaga kerja 
Modal 
Keahlian 
Energi 
Informasi 
Proses 
Keluaran : Barang Jasa Informasi 
Umpan balik 
Gambar : Model umum fungsi produksi
POLA KEGIATAN USAHA PRODUKSI/INDUSTRI 
7 
Product 
Idea 
R & D 
Product 
Design 
Product 
Manu- 
facture 
Production Planning 
& Control 
Product 
Selling 
Market
RUANG LINGKUP 
• 
Perencanaan sistem produksi 
Sistem pengendalian produksi 
Sistem informasi produksi 
Perencanaan produksi 
Pengendalian proses produksi 
Struktur organisasi 
Perencanaan lokasi produksi 
Pengendalian bahan baku 
Produksi atas dasar pesanan 
Perencanaan letak fasilitas produksi 
Pengendalian tenaga kerja 
Produksi untuk persediaan 
Perencanaan lingkungan kerja 
Pengendalian biaya produksi 
Perencanaan standar produksi 
Pengendalian kualitas pemeliharaan
B.BEBERAPA KONSEP DASAR 
untuk mendalami pemahaman terhadap manajemen produksi dan operasi maka terdapat beberapa konsep dasar yang terkait antara lain: 
1. Proses manajemen 
Istilah proses manajemen berkaitan dengan sejumlah aktivitas yang perlu diambil dalam usaha menentukan 
a. Sistim nilai dan tujuan 
b. Struktur organisasi 
c. Desain 
d. Perencanaan 
e. Pengendalian atas operasi
2. Misi pokok organisasi atau perusahaan 
Misi pokok organisasi biasanya diturunkan dari visi organisasi atau perusahaan bersangkutan. Misi pokok pada dasarnya menunjukkan alasan alasan mengenai pendirian atau pembentukan suatu oraganisasi. 
3. Tujuan 
Didalam suatu organisasi atau perusahaan menjalankan misi pokoknya maka organisasi atau perusahaan yang bersangkutan harus pula merumuskan tujuan yang hendak dicapai.
4. Target 
Target adalah sasaran yang telah ditentukan untuk dicapai, sejalan dengan itu target merupakan pendefinisian secara spesifik dari tujan yang akan dicapai. 
C.MANAJEMEN OPERASIONAL (PRODUKSI DAN OPERASI): 
1. PENAMAAN DAN PERKEMBANGANNYA 
Manajemen produksi dan operasi memiliki beberapa penamaan yaitu manajemen pabrik, manajemen produksi dan manajemen operasional.
Pada dasarnya Manajemen produksi mengkaji tata produksi barang dan belum menaruh perhatian pada produksi jasa. Namun demikian orientasi manajemen produksi sudah lebih luas daripada manajemen pabrik. 
Manajemen operasional lahir sejak 1970 an hingga sekarang. Sasaran yang hendak dicapai manajemen operasional ialah mewujudkan efisiensi ekonomi dalam proses produksi baik barang maupun jasa, kualitas yang tinggi, dapat diserahkan kepasar dalam waktu yang cepat, dan peralatan produksi dapat segera dialihkan untuk mengerjakan produk lain.
Maka pada dasarnya manajemen operasional mengkaji produksi barang dan jasa sedangkan manajemen pabrik dan manajemen produksi hanya mengkaji produksi barang saja. 
2. PENGERTIAN 
Manajemen operasional dapat diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan, pengkoordinasian, penggerakan dan pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa yang berhubungan dengan proses pengolahan masukan menjadi keluaran dengan nilai tambah yang lebih besar.
Tujuan manajemen operasional yaitu 
1. Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk menghasilkan keluaran sesuai yang diharapkan oleh pasar. 
2. Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk menghasilkan keluaran secara efisien. 
3. Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk mampu menghasilkan nilai tambah atau manfaat yang semakin besar 
4. Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk dapat menjadi pemenang dalam setiap kegiatan persaingan. 
5. Mengarahkan organisasi atau perusahaan agar keluaran yang dihasilkan atau disediakan semakin disukai oleh pelanggan
MANAJEMEN OPERASI DALAM E-BUSINESS 
Definisi E-Business 
E-Business merupakan kegiatan berbisnis di Internet yang tidak saja meliputi pembelian, penjualan dan jasa, tapi juga meliputi pelayanan pelanggan dan kerja sama dengan rekan bisnis (baik individual maupun instansi). 
Fungsi E- Bussiness yaitu untuk mensupport bagian dari marketing, produksi, accounting, finance, dan human resource management. Proses transaksi online memegang peranan yang sangat penting pada e-business. Yang termasuk proses transaksi online adalah : 
•1. Data entry 
•2. Transaction processing 
•3. Database maintenance (organization’s databases) 
•4. Document and report generation 
•5. Inquiry processing (Proses pemerikasan)
PENDUKUNG KEPUTUSAN e-BUSINESS 
Pendukung Keputusan Dalam e-Business 
Untuk dapat sukses dalam E-Business dan E-Commerce, perusahaan memerlukan system informasi yang dapat mendukung bermacam-macam informasi dan membuat keputusan yang diperlukan oleh manajer dan seorang profesional bisnis. Level of managerial decision making yang harus ddidukung oleh teknologi informasi adalah : 
Strategic Management 
Dewan direksi,komite eksekutif yang mengembangkan sasaran keseluruhan, strategi, kebijakan, dan tujuan sebagai bagian dari proses perencanaan stratejik. Mereka juga melakukan monitor terhadap kinerja stratejik perusahaan dan keseluruhan arah politik, ekonomi, dan lingkungan persaingan.
Tactical Management 
Para menajer yang mengembangkan rencana jangka pendek dan menengah, penjadwalan, anggaran,merinci kebijakan, prosedur, dan tujuan bisnis bagi subunitnya. Mengalokasikan sumber daya dan memonitor kinerja subunitnya. 
Operational Management 
Mengembangkan rencana jangka pendek seperti jadwal produksi mingguan. Mengatur penggunaan sumber daya dan kinerja tugas sesuai dengan prosedur dan anggaran.
Sasaran Manajemen Operasi 
19 
Menghasilkan produk dengan: 
- Tepat jumlah 
- Tepat kualitas 
- Tepat waktu 
- Tepat biaya (hemat biaya) 
- Fleksibilitas
STRATEGI OPERASI 
PERTEMUAN 2
A.Perumusan Strategi 
Strategi pada dasarnya merupakan penerjemahan visi perusahaan kedalam rumusan kebijakkan jangka panjang untuk dijadikan pedoman dalam menggerakan perusahaan ketujuan yang telah direncanakan dengan konsisten serta untuk membuat keputusan yang relevan mengenai pemberdayaan sumber daya yang dimiliki perusahaan. 
Untuk mendukung pelaksanaan strategi operasi perlu memberdayakan 5 P manajemen operasional yaitu 
1. People (Sumber Daya Manusia) 
2. Plant (Pabrik dan peralatan produktif) 
3. Parts (Bahan baku, Bahan penolong& komponen produk) 
4. Processes (Metode pengolahan atau teknologi industri) 
5. Planning and Control System (perencanaan & pengendalian)
Strategi perusahaan 
Penjabaran visi dan misi dibidang operasi 
Pengadaan infrastruktur 
Penjabaran proses operasi jangka panjang 
Strategi operasi 
Gambar : Keberadaan Strategi Operasi Perusahaan
Bagan Proses Perumusan Strategi 
STRATEGI BISNIS 
PESAING 
KEKUATAN PERUSAHAAN 
SUMBER DAYA PERUSAHAAN 
LINGKUNGAN 
BUDAYA PERUSAHAAN 
KELEMAHAN PERUSAHAAN 
PELANGGAN 
STRATKEGI LITBANG 
STRATEGI PEMASARAN 
STRATEGI OPERASI 
STRATEGI KEUANGAN
KERANGKA STRATEGI BISNIS 
1. Biaya (Cost) 
Berproduksi dengan biaya yang efisien dengan produktifitas 
tinggi. 
2. Mutu (Quality) 
Efektifitas mutu sebagai faktor keunggulan bersaing 
3. Keandalan penyampaian produk (Delivery) 
Untuk menyelenggarakan koordinasi dan menjadwalkan 
sistem produksi yg efektif dan mennjamin produksi tepat 
waktu dimana waktu produksi merupakan dimensi yang 
menentukan dalam era “ time-based competition” 
4. Tanggap terhadap perubahan (Flexibility) 
Kemampuan manajemen operasi untuk mengadaptasi segala 
perubahan bisnis.
KERANGKA STRATEGI OPERASI 
1.Misi operasi sesuai dengan penetapan sasaran spesifik perusahaan, apakah prioritas pada cost, quality atau flexibilitas. 
2.Distinctive Competence adalah berkonsentrasi pada kemampuan operasi yang terbaik, karena tidak mungkin melakukan semua dengan baik pada waktu yang bersamaan. 
3.Operation Objective harus ditunjukkan dengan cara kuantitatif sehingga dapat diukur tingkat keberhasilannya. 
4.Operation Policies adalah bagaimana tujuan operasi dapat dicapai melalui kebijaksanaan operasi yang meliputi mutu, proses, kapasitas, pengelolaan inventory dan sumber daya manusia.
Model Strategi Operasi 
Consistent pattern of decisions 
Internal 
analysis 
External 
analysis 
Mission 
Distinctive 
Competence 
Objectives 
(cost, quality, flexibility, delivery) 
Policies 
(process, quality systems, capacity, 
and inventory) 
Operations Strategy 
Corporate and 
business strategy 
Functional strategies in 
marketing, finance, 
engineering, human 
resources, and 
information systems 
Results
B. Dimensi Daya Saing 
Dimensi daya saing perusahaan meliputi : 
1. Dimensi Kualitas (Quality Orientation ) 
2. Dimensi Biaya (Cost Minimization Orientation ) 
3. Dimensi Kecepatan Menyerahkan (Speed of Delivery) 
4. Dimensi keandalan penyerahan (Reliability of Delivery) 
C. Pengukuran Kinerja Operasi 
Untuk mengetahui derajat keberhasilan dalam melaksanakan strategi operasi yang sudah disusun, maka perlu melakukan pengukuran atas produktivitas, efesiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan operasi.
•Produktivitas adalah rasio keluaran (output) terhadap masukan (input) atau “output : input” dan bertujuan menilai kinerja proses produksi dilihat dari sisi keluaran proses. 
•Efisiensi adalah rasio masukan (input) terhadap keluaran proses (output) atau “input : output” dan bertujuan untuk menilai kinerja proses produksi dilihat dari sisi masukan. 
•Efektivitas adalah ukuran kinerja yang menunjukkan hubungan antara tujuan (target) dengan keluaran yang direalisir (Realization) dan kinerja operasi yang menyatakan derajat keberhasilan meralisir target yang telah ditetapkan.
Strategi berdasarkan Siklus Produk
•Kurva tersebut dibagi menjadi tiga segmen besar: pengenalan dan penggunaan dini, penerimaan dan pertumbuhan pasar, dan pematangan dan penjenuhan pasar. 
•Sesudah penjenuhan pasar, permintaan mungkin tetap tinggi atau menurun; atau keluaran diperbaiki dan dimulai pada kurva pertumbuhan yang baru. 
•Strategi bisnis suatu perusahaan harus cocol dengan tahap-tahap siklus produk/jasa. 
•Jika perusahaan kuat dalam inovasi seperti Hewlett Packart perusahaan mungkin hanya fokus pada tahap perkenalan kemudian menjualnya. Seandainya kekuatan ada pada produksi tinggi yang berbiaya rendah, perusahaan tersebut harus berpegang pada produk yang sudah terbukti.
Misalkan penggunaan masukan senilai Rp 1.000.000 menghasilkan 100 Unit keluaran, maka: 
1. Produktivitas Sistem : 100 = 0,0001 
1.000.000 
artinya setiap Rp 1,00 masukan yang dipergunakan menghasilkan 1/10,000 unit keluaran. 
2. Efisiensi Produksi : 1.000.000 = 10.000 
100 
Artinya untuk membuat 1 unit produk dibutuhkan masukan senilai Rp 10.000,00
Untuk mengukur Produktivitas dapat dipakai pendekatan sebagai berikut : 
a. Produktivitas total = Keluaran total 
Masukan Total 
b. produktivitas parsial = Keluaran total 
Masukan Tertentu 
Produktivitas Tenaga kerja = Keluaran total 
Masukan SDM 
Produktivitas Modal = Keluaran total 
Masukan Modal 
Produktivitas Energi = Keluaran total 
Energi
C. Produktivitas Beberapa masukan = Keluaran Total 
Energi + SDM + Modal 
Misalkan Sebuah perusahaan mempunyai data produksi sebagai berikut 
a. Biaya upah = Rp 10.000.000 
b. Modal = Rp 35.000.000 
c. Biaya Energi = Rp 2.500.000 
d. Biaya bahan baku = Rp 20.000.000 
e. Biaya overhead = Rp 7.500.000 
Biaya Total Rp 75.000.000 
Keluaran 1,000 Unit dengan nilai Rp 100.000.000 
Maka produktivitas total = 100.000.000 = 1,33 Unit 
75.000.000
Dan Produktivitas Modal = 100.000.000 = 2.86 unit 
35.000.000 
Produktivitas SDM dan Energi = 100.000.00 = 8 Unit 
10.000.000 + 2.500.000
PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT 
PERTEMUAN 3
Kompetensi Pokok bahasan 
Setelah mengikuti pokok bahasan ini, 
mahasiswa diharapkan mampu: 
• Melakukan perencanaan produksi, dalam 
upaya memenuhi kebutuhan konsumen. 
• Memprediksi kebutuhan yang diperlukan 
dalam proses produksi. 
• Mengerti tahapan dalam peramalan. 
• Menentukan metode peramalan yang tepat.
Rencana Agregat 
3 
Rencana Aggregate 
Company top level plans 
Ditributor 
Distributor 
Pengecer 
Konsumen Akhir 
Pabrik
Top level 
Midle Level 
Lower Level 
Rencana jangka panjang dan strategis 2-10 tahun 
Penggunaan proporsi yang dominan 
Terkait jangka menengah,6- 18 bulan terkait dengan jadwal induk produksi, rencana pengadaan masukan 
Terkait operasi jangka pendek 1-3 bulan , pelaksanaan jadwal produksi, alokasi tenaga kerja 
Merumuskan keputusan strategis mengenai ; pemilihan jenis produk, pemilihan lokasi, penentuan kapasitas 
Merumuskan keputusan takttis untuk merealisir rencan agregat , Memelihara sediaan, SDM dan dana 
Menjalankan keputusan bidang produksi 
Tabel Hubungan level manajemen dengan fungsi utama 
serta kewenangan dan tugas
Perencanaan Tugas dan Tanggung Jawab 
5
A.PERAMALAN DAN KEGUNAANNYA 
Peramalan pada dasarnya merupakan proses pengestimasian permintaan dimasa mendatang dikaitkan dengan aspek kuantitas, kualitas, waktu terjadinya, dan lokasi yang membutuhkan produk barang dan jasa yang bersangkutan. 
Dilihat dari waktunya peramalan dibedakan atas tiga macam yaitu: 
1. Peramalan jangka panjang (Long-term Forecasting ) 
2. Peramalan jangka menengah (Intermediate Forecasting) 
3. Peramalan jangka pendek (Short-term Forecasting ) 
Perbedaan menurut jangka waktu ini berpengaruh pada jenis metode atau alat peramalan yang sesuai serta manfaat atau kegunaan dapat dipenuhi.
B. TIPE METODE PERAMALAN 
1. Metode kualitatif 
Metode kualitatif adalah metode penaksiran permintaan berdasarkan prakiraan secara subjektif atau opini pembuat ramalan. 
Metode kualitatif terdiri dari beberapa jenis aplikasi yaitu: 
a. Metode akar rumput 
Metode peramalan yang memanfaatkan data taksiran penjualan dari para aparatur penjualan dan wiraniaga dari seluruh wilayah pemasaran perusahaan dalam perhitungan dan penetapan ramalan permintaan dimasa yang akan datang.
b. Metode Riset Pasar 
Pengamatan yang dilakukan dipasar untuk mengumpulkan data prospek permintaan data dimasa yang akan datang, baik dengan menggunakan metode survei wawancara maupun cara lain. 
c. Kesepakatan Panel 
Metode pembuatan ramalan yang dilakukan melalui diskusi panel yang bebas untuk melakukan tukar pikiran di antara berbagai partisipan misalnya para eksekutif perusahaan , wiraniagawan atau pelanggan perusahaan.
d. Analogi Historis 
Cara penaksiran jumlah permintaan terhadap produk tertentu, khususnya terhadap produk baru, dengan mempertimbangkan pengalaman dan kondisi yang sama dari produk lainnya di masa yang lalu. 
e. Metode Delphi 
Metode penaksiran jumlah permintaan dimasa yang akan datang dengan memanfaatkan opini dari beberapa pakar dengan latar belakang keahlian yang berbeda.
2. Metode Analisis Deret berkala 
Metode analisis deret berkala (time series analysis) Merupakan metode pembuatan ramalan yang berangkat dari asumsi, bahwa data historis yang lalu dapat dipakai untuk meramalkan volume kegiatan dimasa yang akan datang. 
Metode ini terdiri dari atas beberapa jenis aplikasi yaitu: 
a. Metode Rata Rata Bergerak Sederhana 
Metode peramalan kegiatan yang mengacu pada jumlah titik waktu tertentu yang bergerak secara sistematis, jumlah kegiatan selama titik waktu yang bersangkutan dibagi dengan jumlah titik waktu yang dimaksud.
Rumus: 
Ft= At-1+ At-2+ At-3…....+ At-n 
n 
Dimana : 
Ft = Ramalan kegiatan pada priode ke t 
n = Jumlah Priode 
At-1 = Kegiatan pada priode sebelumnya 
At-1, At-2, At-3 = Aktivitas pada dua, tiga dan n periode sebelumnya 
Contoh: 
Sebuah perusahaan memiliki volume penjualan dalam beberapa minggu ,maka berapakah ramalan pada minggu Ke 7 dengan menggunakan rata rata bergerak pada n = 3
Minggu 
Permintaan 
1 
2 
3 
4 
5 
6 
7 
125 
120 
130 
115 
120 
125 
120 
Tabel : Volume penjualan Produk 
Minggu 
Actual 
demand 
N=3 
Jumlah 
Ft 
1 
2 
3 
4 
5 
6 
7 
125 
120 
130 
115 
120 
125 
120 
375 
365 
365 
360 
125.00 
121.67 
121.67 
120.00 
Tabel : peramalan permintaan 
dengan rata rata bergerak
Maka Untuk N=3 pada minggu ke 7 ramalan permintaannya 
sebagai berikut : 
F7 = 125 + 120 +115 = 120.00 
3 
b. Rata Rata Bergerak Tertimbang 
Metode peramalan volume kegiatan atau permintaan dimasa yang akan datang yang mengacu kepada jumlah titik waktu yang bergerak secara sistematis dan probabilita keberulangan kembali setiap kegiatan dalam priode yang dicakup, nilai ramalan sama dengan hasil kali antara bobot dengan nilai kegiatan yang bersangkutan.
Rumus : 
Ft = w1 At-1 + w2 At-2 + w3 At-3 +…….+ wn At-n 
Dimana: 
wi = bobot probabilita 
At-1 = volume permintaan pada waktu yang lalu 
At-2 , At-3, wn At-n = volume permintaan dua, tiga atau n priode yang lalu 
Ft = ramalan permintaan 
Contoh Diketahui 
n=3 dan Wt-1 = 0.5 Wt-2 = 0.3 Wt-3 = 0.2 
Maka ramalan permintaan pada minggu ke 7 untuk n=3 
F7 = 0.49 (125) + 0.3 (120) + 0.2 (115) 
= 62.5 + 36 + 23 =121.50
c. Penghalusan Eksponensial 
Metode peramalan dimana data kegiatan yang terakhir dianggap memiliki probabilita yang lebih besar untuk berulang daripada data kegiatan sebelumnya. 
d. Metode Regresi dan Korelasi 
Metode Regresi adalah metode peramlan jangka panjang yang menghubungkan suatu variabel dependen dengan satu atau beberapa variabel independen, selanjutnya metode korelasi merupakan metode untuk mengukur keeratan hubungan antara variabel dependen dan independen. 
e. Proyeksi Trend 
Metode peramalan kegiatan untuk masa yang akan datang yang dilakukan dengan menarik garis lurus pada suatu diagram sebar.
Karakteristik trend 
Komponen 
Amplitudo 
Penyebab 
Seasonal 
12 bulan 
Liburan, musim, perioda finansial 
Cyclical 
3-5 tahun 
Ekonomi nasional, perubahan politik 
Bisnis 
1-5 tahun 
Pemasaran, kompetisi, performance 
Product life cycle 
1-5 tahun, makin pendek 
Substitusi produk
3. Metode Kausal 
Metode Kausal terdiri dari 
1. Analisis Regresi dan korelasi 
2. Proyeksi Trend 
3. Model Ekonometrik 
Metode untuk menerangkan prilaku gejala ekonomi 
4. Model input-output 
Untuk mengukur hubungan keterkaitan masukan dan keluaran 
5. Indikator penentu 
Analisis untuk menaksir perubahan suatu sektor 
6. Model Simulasi 
Metode peramalan yg mempergunakan aplikasi komputer
PEMILIHAN LOKASI 
PERTEMUAN 4
A.PERTIMBANGAN PEMILIHAN LOKASI 
Dervitsiotis berpandangan bahwa bahwa pemilihan lokasi berada ditangan top management sebuah perusahaan baik pada usaha pabrik maupun usaha jasa, dalam pemilihan lokasi itu, manajemen puncak perlu memperhitungkan pertimbangan berikut ini: 
1. Lokasi itu berkaitan dengan investasi jangka panjang yang sangat besar jumlah yang berhadapan dengan kondisi kondisi yang penuh ketidakpastian. 
2. Lokasi itu menentukan kerangka pembatas atau kendala operasi yang permanen (mencangkup undang undang, tenaga kerja, masyarakat dan lain lain) dan kendala itu mungkin sulit dan mahal untuk dirubah . 
3. Lokasi mempunyai akibat yang signifikan dengan posisi kompetitif perusahaan.
PENENTUAN LOKASI 
Faktor Lokasi 
Contoh bisnis yang Terpengaruh 
TRANPORTASI 
FAKTOR MANUSIA 
FAKTOR FISIK 
Kedekatan dengan pasar 
Kedekatan dengan bahan baku 
Tersedianya alternatif transportasi 
Pasokan tenaga kerja 
Peraturan setempat 
Kondisi kehidupan masyarakat 
Pasokan air 
Energi 
Limbah berbahaya 
Perusahaan mobil, hotel 
Perusahaan bahan peledak, bengkel las 
Semua bisnis 
Perusahaan roti, binatu, hotel, jasa lainnya Perusahaan pertambangan Perusahaan batu bara, toko pengecer 
Perusahaan kertas Perusahaan alumunium, kimia, pupuk Semua bisnis 
Sumber: Boone & Kurtz, Pengantar Bisnis, Jilid 1, Erlangga, Jakarta, .2002 H. 425
MEMILIH TATA LETAK FASILITAS 
Tata letak (lay out) yaitu rencana penempatan dan susunan peralatan yang akan digunakan sehingga memudahkan aliran kerja dan menciptakan kenyamanan kerja. 
Alma (2009:232) beberapa faktor pertimbangan rencana lay out ialah: 
1.Keadaan proses produksi, jika hanya menghasilkan satu macam produk, maka letak mesin dibuat berurutan 
2.Tipe produksi, bila produksi massal perlu disediakan gudang, 
3.Bentuk mesin yang digunakan 
4.Persyaratan penerangan dan tenagas listrik 
5.Kemungkinan ekspansi 
PAB -Manajemen Operasi dan Persediaan. M.Judi Mukzam
Berbagai pertimbangan dalam pemilihan lokasi harus dilakukan oleh usahawan, pertimbangan yang ada menurut Russel dan taylor ( 2000), Chase , Aquilano dan Jacobs ( 2001) adalah sebagai berikut 
1. Perencanaan Jangka Panjang Perusahaan 
Berkaitan dengan rencana jangka panjang perusahaan, maka manajemen perusahaan perlu mempertimbangkan kemungkinan memperluas areal jika dimasa yang akan datang perusahaan akan melakukan ekspansi atau peningkatan kapasitas. 
2. Kedekatan Dengan Sumber Bahan 
Hubungan dengan bahan baku yang akan diolah. 
3. Kedekatan Dengan Pasar 
perusahaan industri yang cendrung memilih lokasi atas pertimbangan kedekatan dengan pasar (Proximity to Market )
4. Iklim Bisnis 
Mendorong terciptanya iklim bisnis yang kondusif dan memiliki keunggulan komperatif serta keunggulan kompetitif. 
5 Biaya Total Produksi 
Mendorong usaha industri maupun jasa untuk memilih lokasi yang akan meminimumkan biaya operasi. 
6. Ketersediaan Infrastruktur 
Perusahaan industri maupun jasa sangat memerlukan dukungan berbagai macam prasarana, sarana dan prasarana seperti itu akan menjadi insentif dalam pemilihan lokasi. 
7. Ketersediaan Tenaga Kerja dan Kualitas Tenaga Kerja 
Dilokasi harus tersedia pasokan tenaga kerja yang diperlukan oleh usahawan pabrik dan jasa, baik dari sisi jumlahnya maupun dari sisi mutunya.
8. Ketersediaan Pembekal 
Pembekal adalah mitra usahawan dalam mengelola bisnisnya dan menjadi daya tarik dalam pemilihan lokasi. 
9. Kebijaksanaan Pemerintah dan Resiko Politik 
Usahawan industri akan menghadapi resiko politik, baik dalam memilih negara penempatan lokasi pabriknya, maupun kebijakkan penyelenggara negara dilokasi yang bersangkutan terhadap pengelolaan dimasa mendatang. 
10. Zona Perdagangan Bebas 
Beberapa negara menujukkan wilayah tertentu dinegaranya sebagai kawasan perdagangan bebas dengan berbagai insentif pajak didalamnya.
11. Blok Perdagangan 
Kolaborasi beberapa negara dikawasan tertentu untuk membentuk blok perdagangan. Negara yang menjadi peserta perjanjian akan berusaha memilih lokasi dikawasan itu dalam upaya untuk mendapatkan insentif sebagai negara peserta dan mendapatkan peluang pasar yang baru. 
12. Keamanan 
Faktor Keamanan merupakan faktor yang sangat dipertimbangkan oleh pengusaha dalam pemilihan lokasi. Tanpa jaminan keamanan, usahawan akan ragu ragu menanamkan modalnya didaerah yang bersangkutan. 
13. Aturan Lingkungan 
Semakin sadar masyarakat akan kelestarian lingkungan, maka isu lingkungan menjadi penting dalam pemilihan lokasi.
14. Penerimaan Masyarakat Lokal 
Penerimaan masyarakat lokal terhadap kehadiran industri atau perusahaan disuatu daerah juga penting untuk diperhatikan, penerimaan masyarakat akan menjadi jaminan terhadap keamanan dan kestabilan bisnis dimasa datang. 
15. Keunggulan Bersaing 
Keunggulan bersaing diciptakan pada suatu home base dengan disertai rumusan strategi tertentu, produk inti dan teknologi proses diciptakan serta kebijakkan produksi. 
B. METODE PEMILIHAN LOKASI 
Metode yang lazim dijumpai dalam praktik mencangkup metode pemeringkatan faktor (Factor Rating Method), metode median sederhana (Simple Median Method), metode pusat titik berat (Center of Gravity Method),aplikasi metode transportasi (Transportation Method).
1. Factor Rating Method 
Apabila kita menghadapi berbagai alternatif lokasi, maka kita harus mempertimbangkan setiap aspek dan membandingkan faktornya untuk setiap alternatif lokasi tersebut, pertama kita harus menetapkan cara menentukan urutannya. Pengurutannya dapat dilakukan dengan mempergunakan skor dan dapat pula menggunakan nilai mutlak dari indikator yang bersangkutan. 
Indikator lokasi yang bersifat kualitatif misalnya diberikan indeks nilai Baik Sekali ( A) Bobot 5, Baik ( B ) Bobot 4, Netral ( C) Bobot 3, Tidak Baik ( D) Bobot 2,
No 
Indikator Lokasi 
Darerah A 
Darerah 
B 
Darerah C 
1 
2 
3 
4 
5 
6 
Keamanan 
Penerimaan masyarakat 
Insentif Pemerintah Lokal 
Ketersediaan Air 
Ketersediaan Listrik 
Ketersediaan dan mutu sarana perhubungan 
A 
C 
B 
A 
B 
B 
A 
A 
A 
B 
B 
A 
A 
B 
C 
C 
B 
A 
Nilai Faktor 
25 
28 
24 
Tabel : Perbandingan Nilai Indikator Alternatif Lokasi
Maka tabel diatas menunjukkan bahwa untuk pertimbangan faktor kualitatif, maka urutan pertimbangan adalah kota B, kota A, dan Kota C, maka lebih baik memilih kota B sebagai pilihan dengan urutan tertinggi, kemudian kota A, dan kota C. 
2. Pusat Titik Berat (Center of Gravity Method) 
Metode ini berangkat dari asumsi, biaya angkutan bahan sama besarnya perunit dengan angkutan atas keluaran yang dihasilkan, dan tidak ada tambahan atas biaya angkutan akibat volume pengiriman keluaran atau penerimaan masukan yang tidak memenuhi kapasitas sarana angkutan yang bersangkutan.
Misalkan kapala wilayah Dolog mempertimbangkan lokasi yang ideal untuk gudang akumulasi dan distribusi beras. Diperoleh data jarak dan volume beras yang akan diakumulasi dalam tabel berikut ini 
No 
Sumber Bahan 
Volume 
( Ton) 
Jarak ke X 
(Km) 
Jarak keY 
(Km) 
1 
2 
3 
4 
5 
Kabupaten A 
Kabupaten B 
Kabupaten C 
Kabupaten D 
Kabupaten E 
400 
250 
300 
325 
525 
50 
75 
125 
175 
150 
125 
250 
150 
50 
75 
Total 
1.800
Cx= 400 ( 50) + 250( 75) +300 ( 125) +325 ( 175) +525 (150) 
1.800 
Cx= 211.875 = 117.71 
1.800 
Cx= 400 ( 125) + 250( 250) +300 ( 150) +325 ( 50) +525 (75) 
1.800 
Cx= 213.125 = 118.40 
1.800 
Dengan demikian lokasi gedung wilayah yang optimal ialah 
pada koordinat (X;Y) = (117.71;118.40)
3. Metode Median Sederhana (Simple Median Method) 
Hasil analisis simple median relatif sama dengan center of gravity method, tetapi simple median dapat dipakai untuk menghitung biaya angkutan jika biaya angkutan satuan berbeda antara sumber bahan yang satu dengan yang lainnya. 
4. Transportation Method 
Metode transportasi adalah bentuk khusus dari program linear yang dirancang untuk mendistribusikan produk dari beberapa sumber (pabrik atau gudang wilayah) kebeberapa daerah tujuan (daerah Pemasaran) dengan biaya distribusi yang minimum atau kontribusi yang maksimum.
Kapasitas pabrik / thn 100.000 unit, dgn estimasi jam kerja /thn =48 minggu diserhanakan kapasitas aktual/minggu 2.083 unit. 
TOTAL BIAYA = 
BIAYA TETAP + (BIAYA BERUBAH X VOLUME) 
a.Lokasi Bandung. 
Total biaya = Rp.40.000.000,- + (Rp. 100.000,- x 2.083) = 
= Rp 248.333,000,- 
b. Lokasi Padang. 
Total biaya = Rp.80.000.000,- + (Rp. 60.000,- x 2.083) = 
= Rp 204.980.000,- 
a.Lokasi Jakarta. 
Total biaya = Rp.100.000.000,- + (Rp. 50.000,- x 2.083) = 
= Rp 204.150.000,- 
Lokasi yg dipilih adalah Jakarta karena paling ekonomis.
Contoh: 
Membangun pabrik transformator ditetapkan dengan pendekatan titik impas (BEP). Kriteria yang dipilih meliputi harga tanah, upah pegawai, yg ditentukan dengan biaya tetap dan biaya berubah. 
Kapasitas pabrik direncanakan 100.000 unit trafo daya / tahun. Harga jual trafo Rp. 180.000,- /unit. 
KOTA 
BIAYA TETAP/ MINGGU 
BIAYA BERUBAH/ UNIT 
BANDUNG 
Rp. 40.000.000.- 
Rp. 100.000.- 
PADANG 
Rp. 80.000.000.- 
Rp. 60.000.- 
JAKARTA 
Rp. 100.000.000.- 
Rp. 50.000.-
Kapasitas pabrik / thn 100.000 unit, dgn estimasi jam kerja /thn =48 minggu diserhanakan kapasitas aktual/minggu 2.083 unit. 
TOTAL BIAYA = 
BIAYA TETAP + (BIAYA BERUBAH X VOLUME) 
a.Lokasi Bandung. 
Total biaya = Rp.40.000.000,- + (Rp. 100.000,- x 2.083) = 
= Rp 248.333,000,- 
b. Lokasi Padang. 
Total biaya = Rp.80.000.000,- + (Rp. 60.000,- x 2.083) = 
= Rp 204.980.000,- 
a.Lokasi Jakarta. 
Total biaya = Rp.100.000.000,- + (Rp. 50.000,- x 2.083) = 
= Rp 204.150.000,- 
Lokasi yg dipilih adalah Jakarta karena paling ekonomis.
Desain Produk 
PERTEMUAN 5
•Kunci sukses : pengembangan dan desain produk yang baik mutunya 
•Peluang maksimum jika fokus pada spesialisasi dan pertahankan mutu 
–Contoh: Honda fokus pada mesin, Intel fokus pada chip komputer 
•Siklus produk cenderung makin pendek, perlu inovasi 
•Agar produk baru sukses di pasar, Manajer operasi hrs menjalin komunikasi dengan baik kepada : 
–Konsumen 
–Pengelola produk 
–Proses 
–Pemasok 
•Strategi produk yg efektif menghubungkan keputusan yang berkaitan dengan produknya dengan investasi, pangsa pasar, siklus hidup produk dan lini produk 
•Tujuan keputusan produk : mengembangkan dan mengimplementasikan strategi produk yg sesuai dengan permintaan pasar dengan keuntungan yang kompetitif 
•Tujuan dari materi ini : memahami cara membuat keputusan produk yang efektif 
Pengantar
Munculnya Produk Baru 
•Lima faktor yang mempengaruhi peluang pasar : 
–Perubahan ekonomi : jangka pj kekayaan masyarakat; jk pndk : merubah siklus dan harga 
–Perubahan sosiologi dan demografi : merubah ukuran rumah, apartemen dan mobil 
–Perubahan teknologi : memungkinkan segala sesuatu berubah 
–Perubahan politik : perubahan persetujuan perdagangan, tarif dan kontrak pemerintah 
–Perubahan lain-lain : muncul dari dinamika pasar, standar profesi, pemasok dan penyalur 
•Manajer operasi harus menyadari faktor-faktor tersebut dan mengantisipasi perubahan terhadap adanya peluang untuk : produk baru, volume produk dan bauran produk 
Seleksi Barang dan Jasa
Kehidupan Suatu Produk 
Siklus hidup produk (product life-cycle) terdiri atas 4 fase : 
–Perkenalan 
–Pertumbuhan 
–Kedewasaan 
–Penurunan 
Siklus hidup berbeda-beda antar produk : 
–Beberapa jam saja : Koran 
–Satu minggu : Tabloid 
–Beberapa bulan : mode 
–Beberapa tahun : (silahkan beri contoh) 
–Beberapa dekade : (silahkan bericontoh) 
•Tugas Manajer Operasi : mendesain sistem yg dapat membantu mengenalkan produk baru dengan sukses. 
•Organisasi perlu terus-menerus memperkenalkan produk baru agar dapat bertahan hidup. 
Seleksi Barang dan Jasa
Tahapan dalam Pengembangan Produk 
Ide 
sumber : perubahan lingkungan teknologi, demografi, ekonomi, politik, dsb 
Syarat pasar 
Spesifikasi fungsional 
Spesifikasi produk 
Review desain 
Uji pasar 
Pengenalan produk 
Berhasil ? 
Pendekatan untuk pemuasan kebutuhan 
Cara kerja produk 
Pembuatan produk 
Pembuatan produk yg ekonomis & mutu 
Memenuhi kebutuhan pasar ? 
Distribusi ke konsumen 
Evaluasi 
Kelompok Pengembangan Produk 
Kelompok Desain Manufaktur & Rekayasa
A.PERENCANAAN PRODUK BARANG 
Perencanaan sebuah sistem produksi sangat tergantung pada rancang bangun produk. Meskipun jenis produk bermacam macam, tetapi dapat dikelompokkan menjadi 4 kriteria persaingan sebagai berikut : 
1. Produk yang bercorak sesuai dengan keinginan pelanggan dimana rancang bangun produk disesuaikan dengan spesifikasi pelanggan.
Produk seperti itu dinamakan sebuah Custom Product dan tidak dismpan sebagai persediaan karena dibuat berdasarkan pesanan. 
Ciri ciri Custom Product sebagai berikut: 
a. Keunikan, tidak sama dengan produk lain 
b. Produk pesanan, dibuat bila hanya ada pesanan 
c. Bermutu, kualitas menjadi keinginan pelanggan 
d. Proses produksi hanya dapat menyesuaikan diri untuk memproduksi pesanan
2. Produk yang bercorak sesuai dengan satu spesifikasi tertentu atau satu standar tertentu. Produk seperti itu disebut “Highly Standardize Product” dan dibuat bukan berdasarkan pesanan pelanggan tetapi semata-mata untuk mengisi gudang persediaan contoh pelat baja, komoditi gula dan minyak. 
Antara Custom Product dan Highly Standardize Product terdapat banyak produk campuran atau Mixed Product.
Produk campuran tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor faktor sebagai berikut: 
a. Variety (Keaneka ragaman) 
b. Fleksibilitas (Kemampuan penyesuaian) 
c. Moderate Cost (Harga yang bersaing) 
d. Dependability of Suply (Kemampuan penyampaian produk tepat waktu) 
Ada tiga pertimbangan pokok yang mendasari gagasan pembuatan produk baru yaitu: 
1. Pertimbangan pasar 
2. Pertimbangan Teknologi 
3. Pertimbangan antar fungsi yang ada di perusahaan.
Munculnya Produk Baru 
•Lima faktor yang mempengaruhi peluang pasar : 
–Perubahan ekonomi : jangka pj kekayaan masyarakat; jk pndk : merubah siklus dan harga 
–Perubahan sosiologi dan demografi : merubah ukuran rumah, apartemen dan mobil 
–Perubahan teknologi : memungkinkan segala sesuatu berubah 
–Perubahan politik : perubahan persetujuan perdagangan, tarif dan kontrak pemerintah 
–Perubahan lain-lain : muncul dari dinamika pasar, standar profesi, pemasok dan penyalur 
•Manajer operasi harus menyadari faktor-faktor tersebut dan mengantisipasi perubahan terhadap adanya peluang untuk : produk baru, volume produk dan bauran produk
Daur Hidup Produk (Product Life Cycle) 
Daur hidup produk mengikuti tahapan tahapan sebagai berikut : 
1. Tahap perkenalan 
2. Tahap pertumbuhan 
3. Tahap tingkat dewasa dan kematangan 
4. Tahapan menurun 
Tahapan Pengembangan Produk Baru 
Tahapan tahapan yang harus dilakukan dalam penciptaan produk baru yaitu sebagai berikut: 
1. Kreasi, Gagasan atau Ide. 
2. Pemilihan Rancangan Produk
Siklus Hidup Produk
B.RANCANG BANGUN PRODUK JASA 
Ada 4 Unsur yang harus dipertimbangkan dalam usaha merancang bangun produk jasa yaitu 
1. Pelanggan 
2. Para Pekerja 
3. Misi, Sasaran dan Strategi 
4. System dan Prosedur 
Tahapan Rancangan Produk Jasa 
1. Strategi Pelayanan 
2. Rancang bangun produk jasa 
3. Rancangan sistem penyampaian 
4. Pengukuran kinerja
KEGIATAN OPERASI DALAM SEKTOR JASA 
14 
Perbedaan Barang dan Jasa 
Ciri – ciri Barang 
Ciri – ciri Jasa 
Produk berwujud 
Produk tidak berwujud 
Produk bisa dijual kembali 
Poduk sulit dijual kembali 
Produk bisa disimpan 
Umumnya tidak bisa disimpan 
Produksi biasanya terpisah dari konsumsi 
Produksi dan konsumsi umumnya terjadi bersamaan 
Pengukuran mutu lebih mudah 
Banyak aspek mutu yang sulit diukur 
Penjualan berbeda dengan produksi 
Penjualan merupakan bagian dari jasa 
Interaksi pelanggan rendah 
Interaksi pelanggan tinggi
KEGIATAN OPERASI DALAM SEKTOR JASA 
15 
Perbedaan Barang dan Jasa 
Aspek-aspek Operasi 
Industri Barang 
Industri Jasa 
Desain produk 
Produk berwujud 
Produk tidak berwujud 
Kualitas 
Lebih Obyektif 
Lebih subyektif 
Proses 
Konsumen tidak terlibat dlm proses 
Konsumen secara langsung terlibat dalam proses 
Lay out 
Cenderung fokus pada efisiensi 
Fokus pada pelayanan kepada konsumen 
SDM 
Fokus pada keahlian teknis 
Diperlukan kemampuan hubungan antar manusia 
Persediaan 
Produk jadi bisa disimpan sebagai persediaan 
Produk jasa tidak bisa disimpan
16 
Produk Barang Maupun Jasa 
•Membutuhkan teknologi 
•Memiliki kualitas, produktivitas, & response issues 
•Memerlukan forecast demand 
•Memerlukan kapasitas, layout, & lokasi 
•Memiliki customers, suppliers, scheduling and staffing issues 
•Manufacturing memberikan services 
•Services memberikan tangible goods 
© Wiley 2010
Kombinasi produk barang dan jasa 
17 
Mobil 
Komputer 
Restoran 
Reparasi Mobil 
Perawatan rumah sakit 
Pendidikan 
Jasa Konseling 
Barang 
Jasa
Computer Aided Design/CAD dan Computer Aided Manufacture 
Desain produk sangat diperkaya dengan penggunaan CAD. Saat digunakan, perekayasa desain (perancang/desainer) memulai dengan mengembangkan sketsa kasar atau, hanya ide saja. Setelah perancang merasa puas dengan desainnya, sketsa itupun menjadi bagian dari ‘database’ media elektronik
Manfaat pendekatan CAD dan CAM adalah 
•Mutu produksi. 
•Waktu desain yang lebih pendek. 
•Penurunan Biaya Produksi. 
•Ketersediaan database. 
•Kisaran baru kemampuan.
MENATA LETAK FASILITAS 
PERTEMUAN 6
A.PENTINGNYA PERENCANAAN TATA LETAK 
Tata letak ( layout ) merupakan keputusan strategis operasional yang turut menentukan efisiensi operasi perusahaan dalam jangka panjang. Tata letak yang baik akan memberikan konstribusi terhadap peningkatan produktivitas perusahaan. Hal itu disebabkan oleh adanya kelancaran arus faktor faktor produksi yang akan diproses. Disamping itu, karyawan yang terlibat secara langsung dalam pemrosesan dapat bergerak lebih leluasa tanpa kekhawatiran akan kemungkinan tertimpa kecelakaan. 
Tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal kecakupan kapasitas, kelancaran proses, fleksibilitas operasi, dan biaya handling bahan serta untuk kenyamanan kerja.
PERENCANAAN TATA LETAK 
MERUPAKAN RENCANA PENYUSUNAN MESIN & PERALATAN (FASILITAS) PRODUKSI, DISUATU PABRIK (LAY OUT) GUNA MEMPERLANCAR PROSES PRODUKSI. SUSUNAN TERSEBUT AKAN MEMPENGARUHI PERUSAHAAN DALAM HAL: 1) EFISIENSI PERUSAHAAN; 2) PEMBENTUKAN LABA PERUSAHAAN; & 3) KELANGSUNGAN PERUSAHAAN. 
TATA LETAK MERUPAKAN “INTEGRATED SYSTEM” ANTARA MESIN, TEMPAT BEKERJA DAN GUDANG AGAR MEMBERIKAN SCHEDULE YG FEASIBLE UNTUK BERBAGAI PARTS & PRODUK. JUGA MERUPAKAN “TRANSPORTATION SYSTEM” 
YG MEMINDAHKAN PARTS & PRODUK TSB MELALUI SISTEM & SERVICE YG ADA UTK. PRODUKSI, SEPERTI: TEMPAT ALAT-ALAT (TOOLS CRIBS) & MAINTENANCE SHOP, MEDICAL FASILITIES, CAFETARIA, DLL 
TATA LETAK YG BAIK, DPT DIARTIKAN SEBAGAI PENYUSUNAN YG TERATUR & EFISIEN SEMUA FASILITAS PABRIK & BURUH (PERSONEL) YG ADA DI DLM PABRIK. 
TATA LETAK MELIPUTI DI DALAM & DI LUAR PABRIK 
FAKTOR-FAKTOR YG HARUS DIPERHATIKAN DLM MENGATUR TATA LETAK: 
RUANGAN GERAK BAGI MATERIAL & PARA PEKERJA, RUANGAN UTK SERVICE & REPAIR EQUIPMENT, MAUPUN PABRIKNYA SENDIRI.
KERUGIAN DR TATA LETAK YG BURUK: 
1) BAHAN-BAHAN DALAM PABRIK BERGERAK LAMBAT SEKALI, AKIBAT 
URUTAN PROSES YG BERLIKU-LIKU 
2) HANDLING COST TINGGI, KRN MAKIN BANYAK PERPINDAHAN/PENGANGKUTAN 
BARANG 
3) GEDUNG & TEMPAT PRODUKSI SELALU PENUH DG BAHAN-BAHAN ATAU HASIL 
PRODUKSI YG SEDANG DIKERJAKAN 
4) RUANGAN PRODUKSI, MESIN-MESIN & FASILITAS LAINNYA DISUSUN SECARA 
TIDAK TERATUR 
5) SERVICE AREA SEMPIT SEKALI & LETAKNYA TIDAK MEMUASKAN 
6) BAHAN-BAHAN DALAM PROSES SERING RUSAK ATAU HILANG 
7) SERING DITEMUI KEGAGALAN DALAM MENYELESAIKAN PRODUKSI AGAR TEPAT 
PADA WAKTU YG TELAH DITENTUKAN 
8) TEMPAT PENERIMAAN BARANG TIDAK DAPAT SEGERA DIKOSONGKAN, SHG 
MEMPERLAMBAT PEMBONGKARAN BARANG-BARANG YG TIBA DI PABRIK
TUJUAN PENYUSUNAN TATA LETAK YG BAIK: 
1) 
1)MENGURANGI JARAK PENGANGKUTAN MATERIAL & PRODUK YG TELAH JADI SHG MENGURANGI MATERIAL HANDLING 
2)MEMPERHATIKAN FREKUENSI ARUS PEKERJAAN 
3)MEMUNGKINKAN RUANG GERAK YG CUKUP DI SEKELILING SETIAP MESIN, AGAR DPT DIREPARASI DG MUDAH 
4)MENGURANGI ONGKOS PRODUKSI 
5)MEMPERTINGGI KESELAMATAN KERJA 
6)MEMBERIKAN HASIL PRODUKSI YG BAIK 7) MEMBERIKAN SERVICE YG BAIK BAGI KONSUMEN
8)MENGURANGI CAPITAL INVESTMENT 
9)MEMPERTINGGI FLEKSIBILITAS, UTK MEMUNGKINKAN MENGHADAPI PERUBAHAN PERMINTAAN 10) MEMPERBAIKI MORAL PEKERJA 11) MENGGUNAKAN PENGGUNAAN RUANGAN / LANTAI YG LEBIH EFISIEN 12) MENGURANGI DELAYS (KELAMBATAN / STOPPED) DLM PEKERJAAN 
13) DAPAT MENGURANGI WORKING SHG MINIMUM 
14) DPT MELAKUKAN PENGAWASAN YG LEBIH BAIK 
14) MAINTENANCE (PEMELIHARAAN) LEBIH MUDAH DILAKUKAN 
16) MENGURANGI MANUFACTURING CYCLES (WAKTU PRODUKSI) 17) PENGGUNAAN EQUIPMENT (PERALATAN) & FASILITAS YG BAIK DLM PABRIK
PERUBAHAN TATA LETAK 
Pada umumnya perencanaan tata letak dan modifikasinya akan senantiasa diperlukan disetiap perusahaan. Kebutuhan memodifikasi itu disebabkan oleh beberapa faktor berikut: 
1.Terjadinya perubahan desain produk secara terus 
menerus. 
2. Adanya perubahan volume permintaan. 
3.Kemungkinan penggantian fasilitas agar selalu baru (Up to Date) 
4. Adanya penambahan produk Baru 
5.Adanya kondisi lingkungan kerja yang tidak memuaskan. 
6. Resiko kecelakaan kerja dalam proses produksi 
7. Kebutuhan akan penghematan biaya. 
8. Perluasan lokasi pasar produk perusahaan.
C.JENIS TATA LETAK 
Menurut Russel dan Taylor (2000) tata letak dibedakan atas: 
1. Tata letak Berorientasi Produk (Product Lay Out) 
Product layout lazim pula disebut Flow shop or continous production layout adalah penataan dari mesin, fasilitas, dan peralatan produksi menurut urutan pengerjaan untuk menyelesaikan pembuatan suatu produk atau jasa yang akan diserahkan.
Tata letak berorientasi produk ini dipergunakan apabila : 
a. Produk yang dihasilkan adalah produk terstandarisasi dan ragamnya terbatas, atau tidak berbeda. 
b. Volume produksi tinggi. 
c. Urutan proses pengerjaan tetap 
d. Proses produksi bersifat kontinu atau berkesinambungan. 
Dalam tata letak produk ini pusat pusat kegiatan, mesin mesin dan peralatan disusun sedemikian rupa sehingga membentuk suatu lini pengerjaan yang berbentuk garis lurus, bentuk L, atau bentuk U untuk mempersiapkan urutan operasional yang akan menghasilkan produk.
Sehubungan dengan karakteristik tata letak produk yang menghasilkan keluaran yang sama dan bersifat tetap, maka mesin yang dipergunakan adalah mesin dengan kegunaan khusus (Special Purpose Machine) sedangkan tenga kerja yang diberdayakan adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian Khusus (tenaga spesialisasi). 
Tata letak yang berorientasi produk memberikan keuntungan utama yaitu: 
a. Biaya variabel perunit yang rendah 
b. Mempertahankan biaya penanganan bahan baku yang rendah 
c. Mengurangi persediaan barang dalam proses pengerjaan 
d. Memudahkan pelatihan dan pengawasan baik atas pekerja maupun manajer
2. Tata Letak Process ( Process Layout ) 
Tata letak process (Process Layout) lazim pula disebut functional layout dan job shop layout or intermitten flow layout. Pada dasarnya, tata letak proses adalah penataan letak fasilitas dan mesin serta peralatan produksi, yang dikelompokkan menurut kesamaan fungsinya. 
Ciri ciri dari tata letak ini adalah 
a. Arus kegiatan pengolahan atau pengerjaan produk berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, atau antara pesanan pelanggan yang satu dengan yang lainnya. 
b. Produk yang dibuat tergolong produk yang tidak terstandarisasi, spesifikasinya disesuaikan dengan permintaan pemesan atau pelanggan. 
c. Volume Produksi terbatas tetapi ragamnya banyak.
d. Mesin atau peralatan produksi yang dipergunakan adalah mesin atau peralatan yang multi guna (Multipurpose Machine) 
e. Pelanggan yang menentukan desain atau spesifikasi produk . 
Keuntungan utama dari tata letak ini adalah fleksibilitasnya dalam menetapkan peralatan dan merekrut tenaga kerja. Apabila terjadi kerusakan salah satu mesin, maka tidak perlu menghambat seluruh proses, pekerjaan dapat ditransfer kemesin yang lain yang ada di departement yang sama. 
3. Tata Letak Tetap ( Fixed Position Layout ) 
Tata letak tetap lazim pula disebut tata letak proyek (Project Layout). Dalam tata letak ini, produk yang dikerjakan tetap berada diposisinya disuatu tempat pengerjaan yang ditentukan. Alat alat dan perlengkapan, bahan serta para pekerja dibawa ketempat pengerjaan produk.
Pada umumnya, tata letak dengan posisi tetap menjadi rumut karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: 
a. Ruang gerak terbatas , Proyek harus tetap berada dilokasi pengerjaan. 
b. Pada tahap tahap proses konstruksi diperlukan bahan baku yang berbeda beda, sehingga diperlukan penjadwalan yang cermat. 
c. Jumlah bahan baku yang dibutuhkan bervariasi. 
4. Tata Letak Ritel (Retail layout) 
Tata letak ritel adalah tata letak dari usaha eceran seperti departement store dan supermarket. Tata letak harus memperhitungkan selera dan persepsi pelanggan. Tata letak harus menjamin semua pengunjung atau pelanggan akan merasa lega berada dalam bangunan, udara sejuk, cahaya lampu terang, mudah dijangkau dan lain lain.
5. Tata Letak Gudang (Warehouse Layout) 
Tata letak gudang sangat penting untuk diperhatikan, karena tata letak gudang yang baik akan memudahkan penanganan dan pengendalian persediaan dapat meminimumkan kerusakan barang serta memudahkan penerimaan dan penyerahan barang. 
6. Tata Letak Kantor (Office layout) 
Tata letak kantor bertujuan untuk menentukan posisi karyawan dan peralatan agar menjamin kelancaran arus pekerjaan dan komunikasi antar semua pegawai dan manajer yang ada. Ruangan kerja setiap karyawan harus disesuaikan luasnya dengan volume pekerjaannya.
D.TATA LETAK MODERN 
Russel dan Taylor (2000), Render dan Heizer(2001) serta Krajewski dan Ritzman (1987) mengemukakan bahwa tataletak terdahulu telah dikembangkan menjadi tata letak modern atau disebut Hybride Layout (tata letak hibrida). Tata letak hibrida dibedakan atas : 
1. Cellular Layout 
Pada tata letak selular, mesin atau peralatan produksi yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu produk dikelompokkan kedalam suatu mechine cell. 
2. Flexible Manufacturing System (FMS) 
Tata letak ini merupakan penyempurnaan tata letak sebelumnya yang mengintegrasikan mesin yang dipergunakan dalam pengolahan dengan alat alat material handling yang otomatis. 
3. Mixed-Model Assembly Line 
Suatu tata letak lini rakitan yang didesain untuk membuat lebih dari satu jenis model atau berbagai jenis produk.
PERTEMUAN 7 
TUGAS
PENENTUAN DAN PERENCANAAN KAPASITAS 
Pertemuan 9
PENGERTIAN KAPASITAS 
Kapasitas (capacity) adalah hasil produksi atau volume pemrosesan (throughput) atau jumlah unit yang dapat ditangani, diterima, disimpan, atau diproduksi oleh sebuah fasili-tas dalam suatu periode waktu ter-tentu. 
suatu fasilitas selama periode / selang waktu tertentu. biasanya dinyatakan dalam unit produk yang dihasilkan per satuan waktu. 
misalnya; 100 unit TV / hari, 5 pasien / jam, dsb.
•Kapasitas menentukan : 
(a). Persyaratan modal shg mempe- 
ngaruhi sebagian besar biaya 
tetap. 
(b). Menentukan apakah permintaan 
dapat dipenuhi atau apakah fa- 
silitas yg ada berlebihan.
Jika kapasitas terlalu besar, sebagi-an fasilitas akan menganggur dan akan terdapat biaya tambahan yang dibebankan pada produksi yg ada. 
•Tujuan perencanaan kapasitas : pencapaian tingkat utilitas tinggi dan tingkat pengembalian investasi yg tinggi, penetapan ukuran fasilitas sangatlah menentukan.
A Perencanaan kapasitas merupakan bagian dari keputusan strategis jangka panjang. Perencanaan kapasitas dirumuskan berdasarkan hasil peramalan permintaan dimasa mendatang. Peramalan biasanya diikuti dengan studi tentang kapasitas produksi perusahaan saingan. 
Dalam Perencanaan kapasitas ada beberapa faktor yang perlu mendapatkan perhatian yaitu sebagai berikut : 
1. Perubahan volume permintaan beserta intensitas atau kecepatan perubahannya 
2. Besarnya biaya oportunitas yang mungkin timbul. 
3. Ketersediaan dana 
4. Besarnya biaya penyimpanan
Jenis – jenis Kapasitas 
1. Design capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu pabrik yang dirancang 2. Rated capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu yang menunjukkan bahwa fasilitas secara teoritik mempunyai kemampuan memproduksinya 3. Standard capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu yang ditetapkan sebagai “sasaran” pengoperasian bagi manajemen, supervisi dan para operator mesin 4. Actual/operating capacity, yaitu tingkat keluaran rata-rata per satuan waktu selama periode-periode waktu yang telah lewat 5. Peak capacity, yaitu jumlah keluaran per satuan waktu yang dapat dapat dicapai melalui maksimasi keluaran, dan mungkin dilakukan dengan kerja lembur, menambah tenaga kerja, menghapus penundaan-penundaan, mengurangi jam istirahat, dll
KAPASITAS DESAIN DAN KAPASITAS EFEKTIF 
1.Kapasitas desain (design capacity) adalah output maksimum sistem secara teoritis pada suatu periode waktu tertentu dgn kondisi ideal. 
Kapasitas desain biasanya dinyata-kan dlm tingkatan tertentu spt jlh bahan baku yg dapat diproduksi se-tiap minggu, setiap bulan, atau setiap tahun.
Banyak perusahaan, pengukuran ka- pasitas dapat dilakukan secara langsung, yaitu jumlah maksimum dari unit yg diproduksi dlm suatu waktu tertentu. 
Contoh : banyak tempat tidur (rumah sakit), jlh anggota aktif (dlm sebuah gereja), ukuran ruang kelas (sekolah).
Organisasi lain menggunakan waktu kerja total yg tersedia sebagai sebuah pengukuran kapasitas kese-luruhan. 
2. Kapasitas efektif : kapasitas yang diperkirakan dapat dicapai oleh pe- rusahaan dgn keterbatasan operasi yg ada sekarang.
Kapasitas efektif biasanya lebih ren-dah dari kapasitas desain, karena fasilitas yang ada mungkin telah di-rencanakan untuk versi produk sebelumnya atau ukuran bauran pro-duk yg berbeda yg sekarang sedang diproduksi.
Pengukuran Kapasitas 
1.Utilitas : % kapasitas desain yang sesunguhnya telah dicapai. 
2.Efisiensi : % kapasitas efektif yang sesungguhnya telah dicapai 
(%) desain KapasitasOutputUtilitas (%) efektif KapasitasOutput Efisiensi
CONTOH 
•Perusahaan Sari Roti memiliki pabrik yang memproduksi roti “Deluxe” untuk sarapan dan ingin memahami kapasitasnya dgn lebih baik. Tentukan kapasitas desain (utilitas) dan kapasitas efktif (efisiensi), jika 
• fasilitas memproduksi = 148.000 roti, 
•kapasitas efektif pabrik = 175.000 roti. 
•beroperasi 7 hari/ minggu dgn 3 giliran kerja masing-masing 8 jam/hari. 
•dirancang utk mem-produksi roti isi kacang hijau dan keju dgn tingkat output = 1.200 roti/jam.
Penyelesaian 
Kapasitas desain =(7hari x 3giliran kerja x 8)x (1.200 roti/jam) =201.600 roti. 
%4,73600.201000.148  desainKapasitasOutputUtilitas%6,84000.175000.148  EfektifKapasitasOutputEfisiensi
CONTOH-2 
•Manajer produksi menetapkan output yg diperkirakan dari lini produksi kedua bagi departemen penjualan. Kapasitas efektif lini kedua = 175.000 roti. Lini pertama berope-rasi dgn tingkat efisiensi 84,6% (spt contoh-1), sedangkan output lini kedua akan lebih sedikit drpd lini pertama karena pekerja yg tersedia baru direkrut shg efisiensi yg diperkirakan tdk lebih dari 75%. Berapa output yg diper-kirakan 
•Penyelesaian : 
Output =(kapasitas efektif)(efisiensi) 
=(175.000)(0,75)=131.250 roti.
B.Perencanaan Kapasitas 
adalah keputusan perencanaan strategis jangka panjang yang ditujukan untuk mengadakan seluruh sumber daya produktif yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk dapat dipakai menghasilkan level produksi tertentu. 
Strategi perencanaan kapasitas ini menurut Russel dan Taylor (2000) dibedakan atas tiga tipe yaitu sebagai berikut: 
1. Capacity lead strategy 
Suatu strategi pengembangan kapasitas yang bersifat agresif dan dimaksudkan untuk mengantisipasi pertumbuhan permintaan dimasa mendatang. 
2. Capacity lag strategy 
Suatu strategi pengembangan kapasitas yang bersifat konservatif, peningkatan kapasitas dilakukan setelah terjadi peningkatan permintan pasar.
3. Average Capacity Strategy 
Strategi kapasitas rata rata, suatu strategi pengembangan kapasitas yang diselaraskan dengan rata rata peningkatan estimasi permintaan. Strategi ini bersifat moderat. 
Besarnya volume peningkatan kapasitas sangat ditentukan oleh beberapa faktor yaitu: 
1. Estimasi volume permintaan dan perkiraan jumlah permintaan yang dapat dilayani oleh perusahaan. 
2.Tujuan strategis yang akan dicapai, yaitu tujuan pengembangan, peningkatan mutu layanan kepada pelanggan, atau tujaun persaingan. 
3. Biaya dari ekspansi dan biaya operasi sesudah ekspansi.
Kapasitas tak terpakai sebagai konsekuensi dari ekspansi lazim pula disebut sebagai cadangan kapasitas ( capacity Cushion ) capacity cushion merupakan porsi kapasitas yang dinyatakan dalam persen yang saat ini menjadi sediaan kapasitas tidak terpakai yang dimaksudkan untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diperkirakan dimasa yang akan datang. 
Rumus : 
Rasio Pemakaian Kapasitas = Kapasitas Terpakai x 100 % 
Kapasitas terpasang 
Misalkan sebuah pabrik semen memiliki kapasitas terpasang 2.600.000 ton pertahun dan yang terpakai dalam tahun berjalan hanya 2.000.000 ton maka berapakah tingkat penggunaan kapasitasnya.
Rasio Pemakaian kapasitas = 2.000.000 x100 % =76.9 % 
2.600.000 
Rumus : 
Capacity Utilization Rate = Kapasitas terpakai x 100 % 
Kapasitas pada best operating level 
Misalkan kapasitas terpasang sebuah pabrik terigu adalah 5.000.000 ton, Pemakaian biaya rata rata minimum 75 % dan pemakaian kapasitas dalam tahun berjalan adalah 2.500.000 ton maka tingkat penggunaan kapasitas (Capacity utilization rate, CUR) adalah 
CUR = 2.500.000 = 66.7 % 
0.75 (5.000.000)
C.METODE PERENCANAAN KAPASITAS 
1. Pemakaian Metode Program Linear 
Program linear adalah analisis yang cocok diterapkan dalam penyusunan rencana agregat. 
2. Analisis Dengan Decision Tree 
Analisis yang dipakai jika kondisi yang dihadapi adalah probabilistik artinya nilai variabel tidak terdefinisi secara unik, pada dasar nya metode ini adalah model skematik yang dipakai mengevaluasi alternatif melalui beberapa tahapan yang berurutan sedangkan probabilita kejadian dan konsekuensi setiap kejadian diketahui. 
3. Analisis dengan Trial dan Error 
Perencanaan kapasitas dengan metode ini merupakan alokasi kebutuhan kapasitas berdasarkan pertimbangan intuitif rasional dengan mempertimbangkan manfaat dan resiko pilihan alokasi dalam usaha menemukan alokasi yang optimal.
PENGENDALIAN PERSEDIAAN 
Pertemuan 10
A.PENGENDALIAN SEDIAAN INDEPENDEN 
Ada tiga hal yang harus diperhatikan oleh manajer pabrikasi dalam menangani persediaan: 
1. Memelihara sumber pasokan. 
2. Memelihara material 
3. Pemanfaatan yang tepat waktu. 
Pengelolaan Persediaan mempunyai arti penting karena : 
1. Inventori (persediaan) merupakan investasi yang membutuhkan modal besar. 
2. Mempengaruhi pelayanan kepelanggan 
3. Mempunyai Pengaruh Pada fungsi lain.
Inventory adalah persediaan yang digunakan sebagai sarana produksi atau untuk memuaskan dan memenuhi permintaan pelanggan. 
Termasuk dalam inventory adalah: 
1. Bahan baku/bahan mentah (Raw Materials) 
2. Barang dalam proses/barang setengah jadi 
3. Barang jadi 
Tujuan utama dari persediaan adalah menghubungkan pemasok dengan pabrik.
MANAJEMEN PERSEDIAAN 
PERSEDIAAN: 
BAHAN / BARANG YG DISIMPAN & AKAN DIGUNAKAN UTK MEMENUHI TUJUAN TERTENTU MISAL UTK PROSES PRODUKSI / PERAKITAN, UNTUK DIJUAL KEMBALI & UTK SUKU CADANG DR SUATU PERALATAN / MESIN 
BENTUK PERSEDIAAN: 
a)BAHAN MENTAH 
b)BAHAN PEMBANTU 
c)BARANG DALAM PROSES 
d)BARANG JADI 
e)SUKU CADANG 
PERSEDIAAN MERUPAKAN SUMBER DANA YG MENGANGGUR, KRN. SEBELUM PERSEDIAAN DIGUNAKAN BERARTI DANA YG TERKAIT DI DALAMNYA TIDAK DAPAT DIGUNAKAN
B.TUJUAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN 
Pengadaan sediaan umumnya ditujukkan untuk memenuhi hal hal berikut: 
1. Untuk Memelihara Independensi Operasi 
2. Untuk memenuhi tingkat permintaan yang bervariasi 
3. Untuk menerima manfaat ekonomi atas pemesanan bahan dalam jumlah tertentu 
4. Untuk menyediakan suatu perlindungan terhadap variasi dalam waktu penyerahan bahan baku. 
5. Untuk menunjang fleksibilitas penjadwalan produksi.
BIAYA-BIAYA YG TIMBUL DARI ADANYA PERSEDIAAN: 
1) BIAYA PEMESANAN (ORDERING COST): 
YI. BIAYA YG DIKELUARKAN UTK PEMESANAN, TERMASUK BIAYA YI: 
a. BIAYA ADMINISTRASI PEMBELIAN & PENEMPATAN ORDER (COST OF PLACING ORDER) 
b. BIAYA PENGANGKUTAN & BONGKAR MUAT (SHIPING & HANDLING COST) 
c. BIAYA PENERIMAAAN 
d. BIAYA PEMERIKSAAN 
2) BIAYA YG TERJADI DR ADANYA PERSEDIAAN (INVENTORY CARRYING 
COST). 
DISEBUT JUGA SEBAGAI BIAYA MENGADAKAN PERSEDIAAN (STOCK 
HOLDING COST), BIAYA INI BERHUBUNGAN DG TINGKAT RATA-RATA 
PERSEDIAAN YG SELALU ADA DI GUDANG, SEHINGGA BESARNYA 
BERVARIASI TERGANTUNG JUMLAH BARANG DI GUDANG. 
YG TERMASUK DALAM BIAYA INI :
a) BIAYA PERGUDANGAN (STORAGE COST) TERDIRI DARI: 
- BIAYA SEWA GUDANG 
- UPAH & GAJI TENAGA PENGAWAS & PELAKSANA PERGUDANGAN 
- BIAYA PERALATAN MATERIAL HANDLING DI GUDANG 
- BIAYA ADMINISTRASI GUDANG, DLL 
b) PAJAK KEKAYAAN ATAS INVESTASI DLM PERSEDIAAN UTK JANGKA WAKTU SATU TAHUN, DIHITUNG ATAS DASAR INVESTASI DR PERSEDIAAN RATA- RATA SELAMA) SATU TAHUN 
c) RISIKO KETINGGALAN JAMAN / MENJADI TUA 
d) KERUSAKAN 
e) KECURIAN 
f) TURUNNYA NILAI / HARGA BARANG DALAM PERSEDIAAN 
g) BUNGA ATAS MODAL YG DIINVESTASIKAN DLM INVENTORY UTK MENGGANTI 
HILANGNYA KESEMPATAN MENGGUNAKAN MODAL TSB. DLM INVESTASI LAIN 
SHG DISEBUT SBG. COST OF FORGONE INVESTMENT OPPORTUNITY
3) BIAYA KEKURANGAN PERSEDIAAN (OUT OF STOCK COST) 
YI. BIAYA TAMBAHAN YG DIKELUARKAN SBB: 
a) PELANGGAN MEMINTA / MEMESAN SUATU BARANG 
SEDANGKAN BARANG / BAHAN YG DIBUTUHKAN TDK 
TERSEDIA 
b) PENGIRIMAN KEMBALI PESANAN (ORDER) 
4) BIAYA YG BERHUBUNGAN DG KAPASITAS (CAPACITY 
ASSOCIATED COST), TERDIRI DARI: 
a) BIAYA KERJA LEMBUR 
b) BIAYA LATIHAN 
c) BIAYA PEMBERHENTIAN KERJA 
d) BIAYA PENGANGGURAN (IDLE TIME COST) 
BIAYA INI TERJADI KARENA ADANYA PENAMBAHAN / 
PENGURANGAN KAPASITAS PRODUKSI 
ADA TIGA HAL YG MENYEBABKAN TERJADINYA PERSEDIAAN: 
1) TERTUNDANYA PENJUALAN 
2) KEHILANGAN PENJUALAN 
3) KEHILANGAN PELANGGAN
C. ASUMSI DASAR PERSEDIAAN OPTIMUM 
Persediaan optimum akan dicapai pada titik keseimbangan antara biaya penyimpanan dan biaya pemesanan. 
Rumus : 
Q2 = 2 DS dan Q opt = 2 DS 
H H 
Total Persediaan (TC) = Biaya Variabel + Biaya Tetap 
TC= D (S) + D (H) 
Q 2 
TIC= D (S) + D (H) + DC 
Q 2
Ket: TC = Biaya Total Sediaan 
DS/Q = Biaya Pemesanan 
QH/2 = Biaya Penyimpanan 
DC = Harga dari sediaan yang diperlukan selama satu tahun 
TIC = Biaya Variabel Persediaan 
Contoh : 
Sebuah perusahaan memerlukan sediaan sebanyak 15.000 unit pertahun biaya pemesanan Rp. 500.00 perorder dan biaya peyimpanan Rp 60.00 perunit pertahun, harga sediaan per unit Rp 100.00 hitunglah berapa besar kuantitas pemesanan yang optimal , dan berapa pula biaya variabel sediaan dan biaya total sediaan.
Q opt = 2 DS 
H 
= 2 x 15.000 x 500 
60 
= 250.000 
= 500 Unit 
TIC = D (S) + D (H) + DC 
Q 2 
= (15.000 / 500) x Rp 500 + ( 500/2)x Rp60.00 = Rp30.000,00 
TC = D (S) + D (H) 
Q 2 
= Rp 15.000 +Rp15.000+15.000(Rp100.00) = Rp1.530.000,00 
Biaya Rata rata sediaan =Rp 1.530.000,00/15.000 unit = Rp102,00
D.PENGENDALIAN PERSEDIAAN TIPE DEPENDEN 
Persediaan tipe dependen ini lazim disebut Material Requirements Planing (MRP). 
MRP dapat diartikan sebagai sebuah metode perencanaan dan pengendalian material (bahan baku, parts, komponen dan sub komponen) yang terkait pada unit produksi yang akan dihasilkan disertai dengan penentuan jadwal dan unit yang harus dipesan, dan penentuan kapan pesanan itu harus diterima.
Unsur penting dalam MRP yaitu: 
1. Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedulling, MPS) 
2 Status Persediaan (Inventory Record) 
3. Struktur Produk (Bill Of Material, OM) 
4. Waktu Tenggang (Lead Time) 
E. PENYUSUNAN MRP 
Russel dan Taylor (2000) Heizer dan Render (2004) serta Krajewski dan Ritzman (2005) menyebutkan ada tiga macam metode penetapan jumlah unit yang harus dipesan, ketiga metode itu adalah:
1. Fixed Order Quantity (FOQ) 
Metode yang dimaksudkan untuk memelihara jumlah unit yang dipesan tetap sama. Dapat pula menggunakan metode empiris yaitu metode EOQ (Economic Order Quantity). 
2. Periodic Order Quantity (POQ) 
Pada penentuan unit pesanan berdasarkan priode tetap maka jumlah unit yang dipesan perorder dapat saja berbeda setiap kali melakukan pemesanan tetapi selang waktu penyampaian order tetap sama.
3. Lot For Lot (L4L) 
Pada metode ini unit yang diorder disesuaikan dengan jumlah kebutuhan bersih dalam priode yang bersangkutan. 
D.PENGEMBANGAN MRP 
Pengaitan aspek aspek seperti kapasitas produksi, harga masukan, giliran kerja (shift), dan keuangan perusahaan, telah mendorong terjadinya pengembangan MRP.
Pengembangan yang dimaksud adalah 
1. Capacity Requirement Planing 
CRP adalah suatu sistem terkomputerisasi yang merancang proyeksi beban dari rencana material yang ditentukan kepada kapasitas suatu sistem, sekaligus mengidentifikasi beban yang kurang dan beban yang terlalu berat. 
2. MRP II 
MRP II lazim disebut Manufacturing Resource Planing yaitu suatu bentuk aplikasi komputer yang mengintegrasikan pengendalian bahan (komponen dan sub komponen) dengan biaya sumber daya lain yang dibutuhkan untuk memproduksi suatu keluaran dan dinilai dalam suatu satuan uang.
3. ERP (Enterprise Resource Planing) 
MRP II yang berbasis komputer ini menjadi landasan untuk menyusun rencana sumber daya perusahaan (Enterprise ResourcePlaning). Pengembangannya menjadi ERP akan memudahkan perusahaan menyusun rencana anggaran belanja dan pendapatan perusahaan.
MANAJEMEN MUTU 
Pertemuan 11
A.PENDAHULUAN 
Berbagai macam definisi mutu dari berbagai sumber: 
1. Mutu adalah suatu atribut penting dan merupakan pembeda suatu produk atau seseorang terhadap produk atau orang lainnya. 
2.Mutu adalah suatu derajat atau kelas dari keunggulan atau kekayaan kebendaan. 
3. Mutu adalah karakteristik dari suatu produk yang menggambarkan hakikat individual yang nyata dari produk yang bersangkutan. 
4. Mutu adalah status sosial yang tinggi.
MUTU ? 
Mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full customer satisfaction). Suatu produk bermutu apabila dapat memberi kepuasan sepenuhnya kepada konsumen (Feigenbaum) 
Mutu adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia, proses dan tugas serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan
DIMENSI MUTU 
•Performa 
•Keistimewaan (feature) 
•Keandalan (reliability) 
•Konformasi (conformance) 
•Daya tahan (durability) 
•Kemampuan pelayanan (service ability) 
•Estetika 
•Kualitas yang dirasakan (perceived quality)
B.MANAJEMEN MUTU 
Tahap perkembangan sistem manajemen mutu dapat dibedakan dalam lima tahapan yakni : 
1. Quality Inspection Era 
Pada era ini tanggung jawab atas mutu diletakkan pada quality inspector atau product inspector. 
2. Statistical Quality Control (SQC) Era 
Dalam era ini tanggung jawab atas mutu diletakkan pada engineering department.
3. Quality Assurance Era 
Dalam era ini ditandai dengan implementasi total quality control (TQC), total quality management (TQM) dan quality control circle (QCC) dan tanggung jawab atas mutu diletakkan pada semua orang, semua jabatan , dan semua proses. 
4. Strategic Quality Era 
Dalam era ini dilakukan peningkatan TQM Dan QCC serta impelemntasi yang mengacu pada bakuan mutu nasional dan internasional
Bakuan mutu internasional bermarkas dijenewa Yaitu Internasional Organization for Standarization (ISO), selain itu juga dikenal acuan mutu yang ada diamerika serikat yaitu MBNQA (Malcolm Baldridge National Quality Award ) dan diIndonesia dikenal SNI-19-9000. 
5. Quantum Leap Quality Era 
Suatu falsafah mutu yang berusaha mewujudkan peningkatan mutu secara dramatis, tanggung jawab mutu terletak pada semua orang, semua jabatan,dan semua proses dalam perusahaan terutama para inovator.
C.PENGELOLAAN MUTU PRODUK DIINDONESIA 
Untuk mengefektifkan pengelolaan mutu diIndonesia, melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no 15 Tahun 1991, pemerintah menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) sebagai standar mutu yang digunakan diIndonesia dan menunjuk menteri negara Riset dan Teknnologi/Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi selaku Ketua Dewan Standarisasi Nasional (DSN). Kemudian pemerintah membentuk Badan Standarisasi Nasional (BSN).
BSN memiliki visi untuk menjadikan SNI (Standar Nasional Indonesia) menjadi faktor penguat daya saing, pelancar transaksi perdagangan, serta pelindung berbagai kepentingan, baik perusahaan maupun konsumen. 
Untuk mewujudkan visi itu maka BSN menetapkan misi sebagai berikut 
1. Mengoordinasikan pengembangan kebijakkan serta peraturan perundang undangan mengenai standarisasi nasional. 
2. Mengembangkan dan mensosialisasikan SNI
3. Mengembangkan penilaian kesesuaian; 
4. meningkatkan persepsi masyarakat tentang kegunaan standar. 
5. Memfasilitasi dan meningkatkan pertisipasi masyarakat dalam standarisasi nasional. 
6. Mewakili kepentingan Indonesia dalam berbagai forum standarisasi mutu ditingkat regional dan internasional.
D.TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) 
DAN IMPLEMETASINYA 
TQM adalah satu set aktivitas yang tersusun secara sistematis dan dilaksanakan oleh keseluruhan organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien agar organisasi mampu menyediakan produk dan jasa pada tingkatan mutu yang dapat memuaskan para pelanggan pada waktu dan harga yang sesuai. 
Defenisi TQM tersebut mengandung unsur unsur pokok sebagai berikut : 
1. Aktivitas Sistematis, berarti aktivitas yang diorganisasi untuk mencapai misi (tujuan) perusahaan yang didukung oleh kepemimpinan manajemen yang kuat dan yang dipandu oleh visi strategi jangka menengah, dan jangka panjang serta strategi mutu yang sesuai.
2. Yang dilaksanakan oleh keseluruhan organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien, berarti melibatkan semua orang pada semua tingkat dan semua bagian agar mencapai sasarn bisnis dengan cepat dan secara efesien. 
3. Tujuan Perusahaan mengacu pada jaminan perolehan laba jangka panjang yang sesuai melalui kepuasan yang diperoleh pelanggan secara konsisten dan terus menerus. 
4. Menyediakan, mengacu pada aktivitas yang memproduksi produk dan jasa untuk menyampaikannya kepada pelanggan.
5. Produk dan Jasa meliputi produk olahan pabrikasi (produk jadi dan komponenserta material setengah jadi) sistem, perangkat lunak,energi, informasi dll. 
6. Mutu, mengacu pada kegunaan, keselamatan dan keandalan. 
7. Pelanggan, meliputi para pembeli dan juga para pemakai, konsumen dan pihak lain yang memanfaatkannya. 
Ciri ciri TQM adalah: 
1. Fokus Organisasi ialah untuk memuaskan kebutuhan pelanggan:
2. Mengembangkan dan memberdayakan potensi sumber daya manusia yang dimiliki organisasi secara sempurna. 
3. Melibatkan semua personil organisasi untuk menemukan cara terbaik dalam melaksanakan peran atau fungsinya. 
4. Mengelola proses bisnis secara keseluruhan. 
5. Pengelolaan organisasi yang didasarkan fakta serta menggunakan data dan informasi. 
6. Memberikan nilai tambah kepada masyarakat sekaligus mencapai sasaran finansial.
Sejalan dengan ciri-ciri diatas maka ada tiga macam komponen manajerial TQM yaitu 
1. Sistem penjamin mutu (Quality Assurance System) 
2. Teknik dan Peralatan Mutu. 
3. Kerja tim (Team work) 
Tujuan TQM menurut David H. Luthy (1997) ialah untuk mewujudkan permintaan jangka panjang dari masing masing daerah pemasaran, karena hal tersebut akan menciptakan uang, sedangkan mutu didefinisikan sebagai kecocokan produk atau jasa dengan pengharapan pelanggan.
MANFAAT TQM 
P E R B A I K A N M U T U 
Memperbaiki 
Posisi 
persaingan 
Meningkatkan Pangsa pasar 
Harga yg 
Lebih tinggi 
Meningkatkan 
penghasilan 
Mengurangi 
Biaya operasi 
Meningkatkan 
laba 
Meningkatkan 
Keluaran yg 
Bebas dari 
kerusakan
Biaya mutu dapat digolongkan menjadi 
empat golongan, yaitu: 
1.Biaya pencegahan (prevention cost) 
•Biaya untuk meninjau produk baru 
•Biaya perencanaan mutu 
•Biaya pelatihan untuk memelihara performa mutu 
•Biaya audit mutu 
•Biaya pengendalian proses 
•Biaya untuk mengoperasikan sistem data mutu 
•Biaya rancangan proses atau produk
2. Biaya kegagalan internal 
•Rework 
•Pengujian kembali 
•Penghentian operasi 
•Bahan sisa 
•Penghasilan yang hilang 
•Lembur akibat kerusakan produk 
3. Biaya Penelaahan mutu 
•Biaya inspeksi 
•Biaya pengujian 
•Perbaikan alat uji 
•Evaluasi atas persediaan
4. Biaya kegagalan eksternal 
•Complaint adjustment 
•Returned material 
•Warranty charges 
•Allowances
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA FUNGSI OPERASIONAL 
Pertemuan 12
A.PENDAHULUAN 
Sekalipun disebuah industri sudah ada departemen sumber daya manusia (SDM) yang mengurusi segala sesuatu yang berhubungan dengan penarikan, seleksi, penempatan, pemberdayaan, penggajian, pengembangan, dan pensiunan pegawai.namun masih diperlukan fungsi khusus yang menangani SDM dibagian pabrikasi. Fungsi SDM yang khusus mengurusi SDM pabrik dikenal sebagai bagian personalia pabrik.
Manajemen SDM perusahaan adalah kegiatan manajemen atau pengelolaan atas semua personil atau SDM perusahaan. 
Manajemen SDM perusahaan 
Manajemen produksi/ operasi 
Departemen riset pengembangan 
MSDM pabrik 
Gambar : Diagram Ven Posisi manajemen SDM Pabrik
Manajemen operasi/produksi fungsi utamanya terutama berkaitan dengan pengolahan dan pengembangan produk. 
Departemen riset dan pengembangan bertugas untuk menangani kegiatan penelitian pada umumnya dan penelitian untuk pengembangan produk dan produk baru. 
Manajemen SDM pabrik adalah fungsi manajemen sumber daya manusia yang secara khusus mengemban tugas untuk menangani segala sesuatu yang berhubungan dengan pemanfaatan SDM perusahaan diunit pabrikasi
Menurut Dervitsiotis (1984) tugas yang harus dilaksanakan dipabrik dapat dibedakan atas tiga macam karakteristik yaitu 
1. Sepenuhnya dilaksanakan oleh tenaga manusia 
2. Sepenuhnya dilaksanakan oleh mesin 
3.Tugas dilaksanakan melalui kombinasi antara manusia dan mesin. 
B.DESAIN PEKERJAAN 
Desain pekerjaan berhubungan dengan penentuan spesifikasi tugas tugas yang terkandung dalam pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh seorang tenaga kerja , baik untuk pekerjaan fisik penuh ataupun dengan mempergunakan mesin atau peralatan lainnya.
Maka tugas pertama yang harus diselesaikan oleh manajer departemen SDM atau manajer bagian SDM pabrik ialah melaksanakan analisis pekerjaaan (Job analysis) dan uraian Pekerjaan (Job description). 
Job analysis adalah merupakan proses menguraikan pekerjaan untuk mendapatkan komponen, tugas, tuntutan fisik dan mental, alat dan perlengkapan yang dipakai, jam dan kondisi kerja serta hubungannya dengan pekerjaan lain untuk membuat spesifikasi pekerjaan. 
Dan job description merupakan pernyataan tertulis mengenai hasil analisis pekerjaan yang menggariskan kerangka umum dari tanggung jawab dan ciri utama pekerjaan atau jabatan.
Proses Perencanaan SDM 
Perencanaan Stratejik Perencanaan Sumber Daya Manusia Meramalkan Kebutuhan Sumber Daya Manusia Membandingkan Kebutuhan dan Ketersediaan Meramalkan Ketersediaan Sumber Daya Manusia Permintaan = Penawaran Tidak Ada Tindakan Surplus Karyawan Penarikan Karyawan Terbatas, Pengurangan Jam Kerja, Pensiun Dini, Pemberhentian, Perampingan Kekurangan Karyawan Rekrutmen Seleksi LINGKUNGAN INTERNAL LINGKUNGAN EKSTERNAL
C.KOMPONEN DESAIN PEKERJAAN 
Menurut Russel dan Taylor (2000), Chase dan Aquilano (1995) Dervitsiotis (1984) serta Render dan Heizer (2001) pada dasarnya ada enam komponen dari desain pekerjaan yang harus diperhatikan yaitu: 
1. Spesialisasi pekerjaan dari tenaga kerja 
2. Perluasan pekerjaan (Job enlargement) 
3. Aspek Psikologis pekerjaan 
4. Kelompok kerja yang mandiri 
5. Motivasi dan sistem insentif 
6. Ergonomis dan cara cara kerja.
D.PENGUKURAN KINERJA 
Pengukuran kinerja diperlukan untuk menentukan hasil kerja yang dicapai oleh seorang pekerja atau sekelompok pekerja. Hasil kerja yang dimaksud terikat pada lamanya waktu yang diperlukan oleh seorang pekerja untuk menyelesaikan pekerjaan. Semakin pendek waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pengerjaan satu unit tugas maka akan semakin banyak hasil kerja yang dapat diselesaikan dan sebaliknya.
Dengan demikian setiap pekerja harus mengetahui waktu normal dan waktu standar yang ditentukan oleh perusahaan untuk menyelesaikan pengerjaan satu unit keluaran. 
Pada dasarnya waktu standar ( Standart Time ) adalah siklus waktu yang diperlukan oleh seorang tenaga kerja untuk menyelesaikan satu unit operasi atau kegiatan dengan mempergunakan metode kerja yang dianjurkan sesudah memperhitungkan keluangan waktu yang diizinkan untuk melakukan kegiatan pribadi yang dibolehkan seperti ketoilet dan melemaskan otot ditempat duduk.
Selanjutnya juga dikenal waktu normal (Normal Time ) yaitu waktu rata rata yang secara normal dapat dicapai oleh tenaga kerja pada umumnya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau bagian dari pekerjaan dengan mempergunakan metode kerja yang dianjurkan. 
Dengan membandingkan waktu aktual (Actual Time) untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan waktu normal tersebut, maka kita dapat menemukan level kinerja seseorang (performance rating).
Tenaga kerja 
Waktu normal 
(mnt) 
Waktu aktual 
(mnt) 
Level kinerja 
A 
B 
C 
D 
9.9 
9.9 
9.9 
9.9 
9.0 
10.0 
11.0 
9.0 
110% 
99 % 
90 % 
110 % 
Rata-rata 
9.9 
9.75 
101.54 % 
Contoh Tabel : Waktu Aktual, Waktu Normal, dan Level Kinerja 
Pada tabel menunjukkan bahwa level kinerja rata rata dari empat orang pekerja adalah 101.54 %, waktu aktual rata rata 9.75 menit perunit dan waktu normal rata rata adalah 9.9 menit perunit
Rumus : Tn = t (1+ r) dan Ts = Tn 
1- Allowence time 
Ket: 
Tn = Waktu Normal 
Ts = Waktu Standar 
t = Waktu pengerjaan rata-rata 
r = Level Kinerja – 1 
Untuk contoh diatas maka r = 101.54 – 1 = 0.0154 
100 
Tn = 9.75 (1+ 0.0154) = 10.78 Menit 
Bila kelonggaran waktu (Allowence time ) adalah 15 % maka Ts = 10.78 =12.68 menit 
1 - 0.15
Standar kerja diperlukan untuk menentukan hal hal berikut: 
1. Kandungan tenaga kerja untuk satu unit produk yang diproduksi. 
2. Kebutuhan untuk menentukan jumlah pekerja yang dibutuhkan oleh organisasi atau pabrik. 
3. Estimasi biaya dan waktu sebelum produksi dilakukan. 
4. Banyaknya operator yang diperlukan dan keseimbangan beban kerja dilini pengerjaan. 
5. Produksi yang diinginkan. 
6. Dasar dari rencana sistem insentif 
7. Efisiensi SDM Pabrik
2008/2009 
15 
TANTANGAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA 
EKSTERNAL 
1.PERUBAHAN YANG CEPAT 
2.KERAGAMAN TENAGA KERJA 
3.GLOBALISASI 
4.PERATURAN PEMERINTAH 
5.PERKEMBANGAN PEKERJAAN 
6.KEKURANGAN TENAGA KERJA TERAMPIL 
INTERNAL 
1.POSISI ORGANISASI DALAM BISNIS YANG KOMPEETITIF 
2.FLEKSIBILITAS 
3.PENGURANGAN TENAGA KERJA 
4.RESTRUKTURISASI 
5.BISNIS KECIL 
6.BUDAYA ORGANISASI 
7.TEKNOLOGI 
8.SERIKAT PEKERJA 
INDIVIDU/PROFESIONAL 
1.KESERASIAN ANTARA PEKERJA DENGAN ORGANISASI 
2.TANGGUNG JAWAB ETHIS DAN SOSIAL 
3.PRODUKTIVITAS 
4.PELIMPAHAN WEWENANG 
5.PENYALURAN BUAH PIKIRAN 
LAINNYA 
1.KELEMAHAN MANAJEMEN DALAM MENGEM-BANGKAN ORGANISASI AGAR MENJADI KOMPETITIF DALAM MEWUJUDKAN EKSIS-TENSINYA 
2.BANYAK MANAJER YANG TAK MELAKSA-NAKAN TANGGUNG JAWABNYA DALAM MENGELOLA SDM DI LINGKUNGANNYA 
3.SULIT MENEMUKAN PETUGAS MSDM YANG MEMILIKI KEMAMPUAN MENYELARASKAN ANTARA STRATEGI BISNIS PERUSAHAAN DENGAN STRATEGI SDM
Manajemen sumber daya manusia strategis – MSDM 
(strategic human resource management – SHRM) 
Dapat dianggap sebagai “suatu pola penyebaran SDM yang direncanakan serta aktivitas-aktivitas yang dimaksudkan untuk memungkinkan suatu organisasi agar dapat mencapai sasaran- sasarannya.” 
Selama pelaksanaan strategi (strategy implementation), organisasi mengikuti strategi yang dipilihnya. Dalam hal, ini terdiri atas struktur organisasi, mengalokasikan berbagai sumber daya, memastikan bahwa perusahan memiliki para karyawan yang terampil untuk ditempatkan, serta mengembangkan sistem-sistem pengargaan yang menyelaraskan perilaku dengan sasaran-sasaran strategis organisasi. Kedua tahap manajemen organisasi tersebut harus dijalankan secara efektif. Proses tersebut melibatkan proses peredaran informasi dan pengambilan keputusan yang tetap.
PELAKSANAAN STRATEGI 
Ada lima variable penting yang menetukan keberhasilan pelaksanaan strategi: 
•Struktur organisasi 
•Perancanagan tugas: seleksi, pelatihan, dan pengembangan orang 
•Sistem-sistem penghargaan 
•Jenis-jenis informasi dan 
•Sistem informasi 
Dalam hal MSDM memiliki tanggung jawab tiga dari lima variable pelaksanaan yaitu: tugas, orang dan system penghargaan. Disamping pula dapat mempengaruhi dua variable yang tersisa yakni: strutur dan informasi serta proses-proses keputusan. Agar tugas dapat dilaksanakan secara sukses maka harus dirancang dan dikelompokkan dalam pekerjaan dengan cara yang efisient dan efektif
Variabel-variabel yang harus dipertimbangkan pada pelaksanaan strategi 
Struktur organisasi 
Jenis- jenis informasi 
Strategi pasar produk 
System-sistem penghargaan 
Seleksi, pelatihan, dan pengemba ngan orang 
Perancangan tugas 
Kiner 
ja
Model Proses Manajemen Strategis 
Misi 
Sasaran 
Pilihan 
strategi 
Kebutuhan sumber daya manusia 
Keterampilan Perilaku Budaya 
Analisis 
eksternal 
Peluang 
Ancaman 
Kemampuan sumber daya manusia Keterampilan Kemampuan pengetahuan 
Tindakan sumber daya manusia 
Perilaku 
Hasil 
(Produktivitas, kemangkiran, dan tingkat perputaran 
Kinerja perusahaan 
Produktivitas 
Kualitas 
Profitabilitas 
Praktik-praktik SDM 
Rekrutmen Analisis pekerjaan 
Pelatihan Perancangan 
Manajemen pekerjaan 
kinerja Seleksi 
Hubungan Pengembangan 
tenaga kerja Struktur 
Hubungan pembayaran 
antar karyawan Insetif 
Tunjangan 
Analisis 
internal 
Kekuatan 
kelemahan 
Perumusan Strategi 
Pelaksanaan Strategi 
Strategi-strategi Dadakan 
Evaluasi 
Strategi
Pelaksanaan Strategi 
Praktik-praktik SDM 
Rekrutmen Analisis pekerjaan 
Pelatihan Perancangan 
Manajemen pekerjaan 
kinerja Seleksi 
Hubungan Pengembangan 
tenaga kerja Struktur 
Hubungan pembayaran 
antar karyawan Insetif 
Tunjangan 
Pilihan strategi 
Kebutuhan sumber daya manusia 
Keterampilan 
Perilaku 
Budaya 
Kemampuan sumber daya manusia 
Keterampilan 
Kemampuan 
Pengetahuan 
Tindakan sumber daya manusia Perilaku Hasil (produktivitas, kemangkiran, dan tingkat perputaran) 
Kinerja perusahaan 
Produktivitas 
Kualitas 
profitabilitas 
Strategi-strategi dadakan
MANAJEMEN RANTAI PASOKAN 
PERTEMUAN 13
A.PENDAHULUAN 
Konsep produksi modern dewasa ini menganut prinsip orientasi pasar. Karena itu, kegiatan produksi antara lain bertujuan memenuhi dan atau melampaui pengharapan konsumen. 
Departement pabrikasi dipandang berhasil jika mereka berhasil membangun hubungan kemitraan yang saling menguntungkan dengan pemasok (pasar bahan) dan para pelanggannya. 
Manajemen rantai pasokan (Supply Chain Management / SCM)
Maka sekarang dikembangkan suatu konsep yang disebut manajemen rantai pasokan (Supply Chain Management / SCM) konsep ini berawal dari konsep rantai nilai (Value Chain). Rantai nilai merupakan konsep yang mengajarkan bahwa tujuan utama usaha bisnis untuk mewujudkan laba diproses dan diwujudkan melalui kerjasama antara aparatur operasi dan aparatur penunjang. 
Produk yang harus diproses atau disediakan memerlukan kerjasama berbagai pihak pelaksana kegiatan langsung yaitu 
1. Pemasok yang akan mendukung terselenggaranya logistik masuk.
2. Fungsi operasi / departement pabrikasi yang akan melakukan pengelolaan atas masukan menajdi keluaran. 
3. Fungsi distribusi dan penggudangan yang akan menyimpan dan mengatur distribusi keluaran itu kepasar. 
4. Fungsi pemasaran dan penjualan yang akan memasarkan atau menjual produk yang dihasilkan atau disediakan sejak dari gudangperusahaan sampai ketangan konsumen. 
5. Fungsi layanan pelanggan (customer service) merupakan fungsi yang harus membina hubungan dengan para pelanggan.
manajemen rantai pasokan (Supply Chain Management / SCM) 
•Definisi: 
–Proses terintegrasi sejumlah entitas usaha yang bekerjasama untuk: 
•Memperoleh bahan mentah 
•Mengubah bahan mentah menjadi produk akhir 
•Mengirim produk akhir ke retailer 
•Entitas yang terlibat: 
–Pemasok 
–Manufakturer (produser) 
–Distributor 
–Retailer
Pelaksanaan aktivitas operasi tersebut memerlukan dukungan dari pihak aparatur pendukung yang lazim disebut fungsi staf (back office function), fungsi pendukung itu mencangkup : 
1. Infrastruktur 
2. Manajemen SDM 
3. Pengembangan Teknologi 
4. Pengadaan Sumber Daya
B.MEMAHAMI MANAJEMEN RANTAI PASOKAN 
Manajemen Rantai Pasokan (SCM) adalah proses perencanaan, penerapan, dan pengendalian operasi dari rantai pasokan dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan pelanggan seefisien mungkin. 
Faktor kompetitif dan strategis yang dapat memberikan manfaat untuk penerapan sistem manajemen rantai pasokan dengan baik adalah sebagai berikut : 
1. Pemenuhan kebutuhan (Fulfillment) 
Aktivitas yang berhubungan dengan kepastian kecukupan kuantitas dari komponen yang diperlukan.
2. Logistik (logistic) 
Aktivitas yang berhubungan dengan pengadaan sediaan bahan atau komponen yang diperlukan 
3. Produksi (production) 
Aktivitas tersebut berhubungan dengan kegiatan mengelolah bahan menjadi keluaran yang 
direncanakan. 
4. Pendapatan dan laba ( Revenueand Profit) 
Aktivitas tersebut berhubungan dengan aktivitas pemasaran dan penjualan.
5. Biaya Biaya (Cost) 
Aktivitas yang memelihara biaya atas produk dan komponen yang dibuat atau dibeli, berada pada tingkatan biaya atau harga layak diterima. 
6. Kerja sama (Cooperation) 
Antara mitra rantai pasokan memastikan bahwa semua pihak akan memperoleh manfaat timbal balik. 
Russel dan Taylor (2000) menyatakan bahwa suatu rantai pasokan terdiri atas organisasi yang saling berhubungan, sumber daya, dan proses yang menciptakan dan menyerahkan produk dan jasa kepada pelanggan akhir.
Suatu rantai pasokan meliputi semua fasilitas, fungsi dan aktivitas yang terlibat dalam kegiatan produksi dan mengirimkan produk atau jasa yang bersangkutan dari para penyalur kepelanggan. 
Tujuan penting dari manajemen rantai pasokan ialah melakukan koordinasi yang baik atas berbagai aktivitas yang berbeda atau menghubungkan semua mata rantai sehingga produk dapat mengalir dengan mulus dan tepat waktu sampai ke pelanggan dan menjamin kelancaran distribusi dari perusahaan kepada para distributor, kemudian ke penyalur hingga produk ketangan konsumen.
1. Tujuan 
Melakukan Evaluasi biaya logistik 
2. Alternatif yang tersedia 
Semua via udara 
Kombinasi truk –angk.air 
Kombinasi rel-angk .air 
a.Transportasi 
b.Persediaan 
c.Administrasi 
d.Bea/cukai 
e.Resiko dll 
a.Transportasi 
b.Persediaan 
c.Administrasi 
d.Bea/cukai 
e.Resiko dll 
a.Transportasi 
b.Persediaan 
c.Administrasi 
d.Bea/cukai 
e.Resiko dll 
Berbasisis nilai-berbasis berat-berbasisfrekuensi 
Buat matriks biaya, presentasi biaya logistik dll 
Gambar : Model evaluasi pemilihan angkutan 
3.Kriteria evaluasi 
4. Penggolongan 
kembali 
5. Perhitungan
E. RANTAI PASOKAN DAN PERTIMBANGAN EKONOMI 
Pertimbangan dari sisi ekonomi dalam rantai pasokan banyak berkaitan dengan kapasitas produksi, berhubungan dengan kapasitas maka perusahaan menghadapi alternatif pilihan yaitu : 
1. Membuat sendiri atau membeli komponen atau produk yang dibutuhkan. 
2. Menggunakan kapasitas sendiri atau memakai kapasitas luar
Supply chain 
•Sebuah rangkaian atau jaringan perusahaan-perusahaan yang bekerja secara bersama-sama untuk membuat dan menyalurkan produk atau jasa kepada konsumen akhir. Rangkaian atau jaringan ini terbentang dari penambang bahan mentah (di bagian hulu) sampai retailer / toko (pada bagian hilir).
Supply chain 
•Ada 3 macam hal yang harus dikelola dalam supply chain yaitu : 
–Pertama, aliran barang dari hulu ke hilir. contohnya bahan baku yang dikirim dari supplier ke pabrik, setelah produksi selesai dikirim ke distributor, pengecer, kemudian ke pemakai akhir. 
–Kedua, aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu dan 
–Ketiga adalah aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir atau sebaliknya.
Supply chain
Supply chain 
•Dalam kondisi nyata tidak sesederhana sebagaimana diatas, contoh sebuah produk sederhana yaitu biskuit kaleng. 
•Pihak yang terlibat dalam supply chain biskuit kaleng tersebut adalah : 
1.penghasil gandum 
2.penghasil tebu 
3.penghasil garam 
4.penghasil aluminium 
5.pabrik tepung terigu 
6.pabrik gula 
7.distributor garam 
8.pabrik kaleng 
9.pabrik biskuit 
10.distributor biskuit 
11.supermarket 
12.perusahaan transportasi dan pergudangan.
Supply chain 
Skema hubungan yang bisa dibentuk adalah sebagai berikut : 
1 
2 
3 
4 
5 
6 
7 
8 
9 
10 
10 
11 
11 
11 
11
Lingkup SCM 
Bagian 
Lingkup kegiatan antara lain 
Pengembangan Produk 
Melakukan riset pasar, merancang produk baru, melibatkan supplier dalam perancangan produk baru 
Pengadaan 
Memilih supplier mengevaluasi kinerja supplier, melakukan pembelian bahan baku dan komponen, memonitor supply risk, membina dan memelihara hubungan dengan supplier 
Perencanaan dan Pengendalian 
Demand planning, peramalan permintaan, perencanaan kapasitas, perencanaan produksi dan persediaan 
Produksi 
Eksekusi produksi, pengendalian kualitas 
Distribusi 
Perencanaan jaringan distribusi, penjadwalan pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor service level di tiap pusat distribusi
Pengembangan Produk 
•Sangat penting terutama bagi industri inovatif seperti industri garmen, komputer, elektronik, packaging, dsb. Hal ini dikarenakan product life cycle-nya pendek. 
•Menghasilkan sebuah rancangan produk bisa memakan waktu dan biaya yang sangat besar, padahal disisi lain perusahaan dituntut untuk bisa menghasilkan rancangan dalam waktu cepat dan biaya yang murah.
Pengembangan Produk 
•Dalam merancang perusahaan harus mempertimbangkan beberapa hal : 
•Pertama, aspirasi atau keinginan pelanggan, oleh karena itu dibutuhkan riset pasar yang memadai. 
•Kedua, produk yang dirancang harus mencerminkan ketersediaan dan sifat-sifat bahan baku. Dalam praktek SCM modern, melibatkan supplier adalah kunci dalam proses perancangan produk baru.
Pengembangan Produk 
•Ketiga, fasilitas produksi yang akan dimiliki atau dibangun, jadi aspek manufacturability perlu dipertimbangkan. 
•Keempat, produk yang dirancang harus sedemikian rupa sehinga kegiatan pengiriman mudah dilakukan dan tidak menimbulkan biaya-biaya persediaan yang berlebihan disepanjang suppply chain. 
•Kelima, aspek lingkungan, dituntut rancangan yang ramah lingkungan dan mudah didaur ulang.
PERTEMUAN 14 
Pemeliharaan Mesin 
dan Fasilitas produksi
PEMELIHARAAN (MAINTENANCE) 
KEGIATAN UNTUK MEMELIHARA ATAU MENJAGA FASILITAS/ PERALATAN PABRIK DAN MENGADAKAN PERBAIKAN ATAU PENYESUAIAN/ PENGGANTIAN YANG DIPERLUKAN AGAT TERDAPAT SUATU KEADAANA OPERASI PRODUKSI YANG MEMUASKAN SESUAI DENGAN APA YANG DIRENCANAKAN. 
TUJUAN UTAMA MAINTENANCE: 
• KEMAMPUAN BERPRODUKSI, OUTPUT TEPAT WAKTU 
• MENJAGA KUALITAS 
• MENJAGA BARANG MODAL AGAR AWET 
• FUNGSI KERJA SAMA – KEUNTUNGAN 
• BIAYA MAINTENANT RELATIF RENDAH (PREVENTIV >< COrRECTIVE) 
JENIS MAINTENANCE: 
- PREVENTIVE 
- CORRECTIVE
•Pengertian perawatan ( maintenance ) diartikan kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan kegiatan pemeliharaan, perbaikan penyesuaian, maupun penggantian sebagian peralatan yang diperlukan agar sarana fasilitas pada kondisi yang diharapkan dan selalu dalam kondisi siap pakai. 
Asalkata: to maintain 
• Arti: (1) memelihara 
• Arti: (2) merawat 
• Arti: (3) menjaga 
Apa yang di maintain? 
– mesin/peralatan: supaya tidak rusak 
– performance (kualitas, kuantitas, efisiensi): supayamemenuhi kriteria 
– aspek keselamatan: supaya tidak membahayakan personil 
– aspek lingkungan: supaya tidak mencemari lingkungan
Tujuan Perawatan. 
1.Memperpanjang usia kegunaan aset. Hal ini terutama penting di negara berkembang karena kurangnya sumber daya modal untuk penggantian. 
2.Menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi, antara lain : 
–Selalu siap bila diperlukan sesuai dengan rencana 
–Tidak rusak selama produksi berjalan. 
–Dapat bekerja dengan efisien dan kapasitas yang diinginkan.
3.Menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu, misalnya unit cadangan , unit pemadam kebakaran dan sebagainya. 
4.Menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut. Menghemat waktu, biaya dan material karena peralatan terhindar dari kerusakan besar. 
5.Kerugian baik material maupun personel akibat kerusakan dapat dihindari sedini mungkin, karena terjadinya kerusakan da atau timbulnya kerusakan tambahan akibat kerusakan awal dapat segera dicegah.
Keuntungan – keuntungan dari perawatan yang baik 
1.Berkurangnya kemungkinan terjadinya perbaikan darurat. 
2.Tenaga kerja pada bidang perawatan dapat lebih efisien. 
3.Kesiapan dan kehandalan dapat lebih efisien. 
4.Memberikan informasi kapan peralatan perlu diperbaiki atau diganti. 
5.Anggaran perawatan dapat dikendalikan.
Kategori Mesin/Peralatan Produksi 
Ditinjau dari tingkat kerumitan, harga, peranan dan resiko dalam suatu mata rantai produksi, mesin digolongkan atas : 
1.Critical 
2.Essential (Potentially critical) 
3.General Purpose (Non critical) 
• Kategori ini untuk menentukan strategi perawatan yang cocok.
1. Mesin “Critical” 
• Kalau rusak dapat membahayakan 
• Kalau rusak proses produksi terganggu 
• Investasi mahal 
• Biaya perbaikannya mahal (misal: high 
speed turbine) 
• Waktu untuk perbaikan lama
2. Mesin “General Purpose” 
• Kalau rusak tidak membahayakan 
• Kalau rusak tidak mengganggu proses 
produksi 
• Investasi tidak mahal 
• Biaya perbaikan tidak mahal 
• Mempunyai unit cadangan 
• Tidak mengakibatkan kerusakan sekunder 
Mesin Essential (Potentially Critical) 
• Di antara mesin critical dan general purpose.
PROSES INDUSTRI 
PROSES INDUSTRI: 
ADALAH METODE DAN TEKNIK UNTUK MENCIPTAKAN ATAU MENAMBAH KEGUNAAN SUATU BARANG ATAU JASA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER- SUMBER (MESIN, TENAGA KERJA, BAHAN-BAHAN DAN DANA) YANG ADA. 
JENIS PROSES INDUSTRI: 
TERUS MENERUS 
KEBAIKAN >< KEBURUKAN 
TERUS MENERUS  LETAK MESIN  VOOLGROUPE  MESIN BERSIFAT KHUSUS  ARBEID AAN DE LOPEN DE BAND TERPUTUS-PUTUS  LETAK MESIN  DEPARTMENTAL  MESIN BERSIFAT UMUM 
PROSES INDUSTRI 
TERPUTUS- PUTUS 
CIRI-CIRI
PENGARUH OTOMATISASI TERHADAP MANAJEMEN: 
PEMIKIRAN MANAJEMEN: 
1.TERSEDIANYA PASAR YANG LUAS  MANAJEMEN PEMASARAN 
2.DIPERLUKAN TENAGA AHLI  TRAINING 
3.TIDAK FLEKSIBEL  PERUBAHAN OTOMATISASI AKAN MENDATANGKAN PERUBAHAN 
ALASAN PENGGANTIAN MESIN 
1.UMUR TEKNIS 
2.UMUR EKONOMIS 
IN ADEQUASY KETIDAKMAMPUAN MESIN MELAYANI PENINGKATAN PERMINTAAN 
OBSOLESENCE KEUSANGAN MESIN KARENA ADANYA TEMUAN-TEMUAN TEKNOLOGI BARU 
>< 
METODE PENGGANTIAN MESIN
Pengklasifikasian Perawatan 
Preventive Maintenance 
•Preventive Maintenance adalah salah satu komponen penting dalam aktivitas perawatan (maintenance). 
•Preventive maintenance adalah aktivitas perawatan yang dilakukan sebelum terjadinya kegagalan atau kerusakan pada sebuah sistem atau komponen, dimana sebelumnya sudah dilakukan perencanaan dengan pengawasan yang sistematik, deteksi, dan koreksi, agar sistem atau komponen tersebut dapat mempertahankan kapabilitas fungsionalnya.
Pekerjaan-pekerjaan Dasar Pada Perawatan Preventif 
a. Inspeksi. 
•Pekerjaan inspeksi dibagi atas inspeksi bagian luar dan inspeksi bagian dalam. 
• Inspeksi bagian luar dapat ditujukan untuk mengamati dan mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada mesin yang sedang beroperasi, misalnya: timbul suara yang tidak normal, getaran, panas, asap dan lain-lain. 
•Inspeksi bagian dalam ditujukan untuk pemeriksaan elemen-elemen mesin yang dipasang pada bagian dalam seperti: roda gigi, ring, paking, bantalan dan lain-lain.
b. Perencanaan dan Penjadwalan. 
• Suatu jadwal program perawatan perlu disiapkan dan harus ditaati dengan baik. Program perawatan harus dibuat secara lengkap dan teperinci menurut spesifikasi yang diperlukan, seperti adanya jadwal harian, mingguan, bulanan, tiap tiga bulan, tiap setengah tahun, setiap tahun dan sebagainya.
c. Pencatatan dan Analisis. 
Catatan-catatan yang perlu dibuat untuk membantu kelancaran pekerjaan perawatan ini adalah: 
1. Buku manual operasi. 
2. Manual instruksi perawatan. 
3. Kartu riwayat mesin. 
4. Daftar permintaan suku cadang. 
5. Kartu inspeksi. 
6. Catatan kegiatan harian. 
7. Catatan kerusakan, dan lain-lain. 
•Catatan-catatan ini akan banyak membantu dalam menentukan perencanaan dan keputusan-keputusan yang akan diambil.
Analisis yang dibuat berdasarkan catatan- catatan tersebut akan membantu dalam hal: 
–Melakukan pencegahan kerusakan daripada memperbaiki kerusakan yang terjadi. 
–Mengetahui tingkat kehandalan mesin. 
–Menentukan umur mesin. 
–Memperkirakan kerusakan mesin dan merencanakan untuk memperbaikinya sebelum terjadi kerusakan. 
–Menentukan frekuensi pelaksanaan inspeksi. 
–Menentukan untuk pembelian mesin yang lebih baik dan cocok berdasarkan pengalaman masa lalu.
Keuntungan-keuntungan dari Perawatan Preventif 
•Waktu terhentinya produksi menjadi berkurang. 
•Berkurangnya pembayaran kerja lembur bagi tenaga perawatan. 
•Berkurangnya waktu untuk menunggu peralatan yang dibutuhkan. 
•Berkurangnya pengeluaran biaya untuk perbaikan. 
•Penggantian suku cadang yang direncanakan dapat dihemat kebutuhannya, sehingga suku cadang selalu tersedia di gudang setiap waktu. 
• Keselamatan kerja operator lebih tinggi karena berkurangnya kerusakan.
Perawatan Korektif 
•Perawatan korektif adalah tindakan perawatan yang dilakukan untuk mengatasi kerusakan- kerusakan atau kemacetan yang terjadi berulang kali. 
•Prosedur ini diterapkan pada peralatan atau mesin yang sewaktu-waktu dapat rusak. 
•Dalam kaitan ini perlu dipelajari penyebabnya- penyebabnya, perbaikan apa yang dapat dilakukan, dan bagaimanakah tindakan selanjutnya untuk mencegah agar kerusakan tidak terulang lagi.
usaha untuk mengatasi kerusakan 
1.Merubah proses 
2.Merancang kembali komponen yang gagal 
3.Mengganti dengan komponen baru atau yang lebih baik 
4.Meningkatkan prosedur perawatan preventif. Sebagai contoh, melakukan pelumasan sesuai ketentuannya atau mengatur kembali frekuensi dan isi daripada pekerjaan inspeksi 
5.Meninjau kembali dan merubah sistem pengoperasian mesin. Misalnya dengan merubah beban unit, atau melatih operator dengan sistem operasi yang lebih baik, terutama pada unit-unit khusus.
•Perawatan Berjalan 
Dimana pekerjaan perawatan dilakukan ketika 
fasilitas atau peralatan dalam keadaan bekerja. 
Perawatan berjalan diterapkan pada peralatan- 
peralatan yang harus beroperasi terus dalam 
melayani proses produksi. 
•Perawatan Prediktif 
•Perawatan prediktif ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya perawatan prediktif dilakukan dengan bantuan panca indra atau alat-alat monitor yang canggih.
Manajemen Produksi
Manajemen Produksi
Manajemen Produksi
Manajemen Produksi
Manajemen Produksi

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Sistem Informasi Produksi
Sistem Informasi ProduksiSistem Informasi Produksi
Sistem Informasi ProduksiLuthfi Nk
 
Peramalan Forecasting
Peramalan ForecastingPeramalan Forecasting
Peramalan ForecastingINDAHMAWARNI1
 
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis Mahasiswa
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis MahasiswaContoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis Mahasiswa
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis MahasiswaSyafril Djaelani,SE, MM
 
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/RugiJawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/RugiYABES HULU
 
Penentuan Jadwal Jangka Pendek
Penentuan Jadwal Jangka PendekPenentuan Jadwal Jangka Pendek
Penentuan Jadwal Jangka PendekDoraIsnainiPutri
 
1.manajemen operasional
1.manajemen operasional1.manajemen operasional
1.manajemen operasionalAsep suryadi
 
Makalah manajemen pemasaran (studi kasus marketing mix pt. gudang garam) jian...
Makalah manajemen pemasaran (studi kasus marketing mix pt. gudang garam) jian...Makalah manajemen pemasaran (studi kasus marketing mix pt. gudang garam) jian...
Makalah manajemen pemasaran (studi kasus marketing mix pt. gudang garam) jian...Jiantari Marthen
 
MANAJEMEN PRODUKSI.ppt
MANAJEMEN PRODUKSI.pptMANAJEMEN PRODUKSI.ppt
MANAJEMEN PRODUKSI.pptSaktiMurni
 
Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5Judianto Nugroho
 
5 manajemen-persediaan
5 manajemen-persediaan5 manajemen-persediaan
5 manajemen-persediaanAnisa Muvit
 
Perencanaan sumber daya manusia
Perencanaan sumber daya manusiaPerencanaan sumber daya manusia
Perencanaan sumber daya manusiaFrans Dione
 
Manajemen kontemporer
Manajemen kontemporerManajemen kontemporer
Manajemen kontemporerdzakiaziz
 
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01arwianthy
 
Manajemen Operasional I Produktifitas
Manajemen Operasional I ProduktifitasManajemen Operasional I Produktifitas
Manajemen Operasional I ProduktifitasLilia Pascariani
 
Sistem informasi manajemen
Sistem informasi manajemenSistem informasi manajemen
Sistem informasi manajemenNurul_Hayati
 

Was ist angesagt? (20)

Sistem Informasi Produksi
Sistem Informasi ProduksiSistem Informasi Produksi
Sistem Informasi Produksi
 
Peramalan Forecasting
Peramalan ForecastingPeramalan Forecasting
Peramalan Forecasting
 
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis Mahasiswa
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis MahasiswaContoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis Mahasiswa
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis Mahasiswa
 
Aspek Keuangan Studi Kelayakan Bisnis
Aspek Keuangan Studi Kelayakan BisnisAspek Keuangan Studi Kelayakan Bisnis
Aspek Keuangan Studi Kelayakan Bisnis
 
Kualitas informasi
Kualitas informasiKualitas informasi
Kualitas informasi
 
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/RugiJawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
 
Penentuan Jadwal Jangka Pendek
Penentuan Jadwal Jangka PendekPenentuan Jadwal Jangka Pendek
Penentuan Jadwal Jangka Pendek
 
1.manajemen operasional
1.manajemen operasional1.manajemen operasional
1.manajemen operasional
 
Makalah manajemen pemasaran (studi kasus marketing mix pt. gudang garam) jian...
Makalah manajemen pemasaran (studi kasus marketing mix pt. gudang garam) jian...Makalah manajemen pemasaran (studi kasus marketing mix pt. gudang garam) jian...
Makalah manajemen pemasaran (studi kasus marketing mix pt. gudang garam) jian...
 
MANAJEMEN PRODUKSI.ppt
MANAJEMEN PRODUKSI.pptMANAJEMEN PRODUKSI.ppt
MANAJEMEN PRODUKSI.ppt
 
Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5
 
5 manajemen-persediaan
5 manajemen-persediaan5 manajemen-persediaan
5 manajemen-persediaan
 
Pp 2 penentuan lokasi pabrik
Pp 2 penentuan lokasi pabrikPp 2 penentuan lokasi pabrik
Pp 2 penentuan lokasi pabrik
 
Bahan lengkap
Bahan lengkapBahan lengkap
Bahan lengkap
 
Perencanaan sumber daya manusia
Perencanaan sumber daya manusiaPerencanaan sumber daya manusia
Perencanaan sumber daya manusia
 
MO II Forecasting
MO II ForecastingMO II Forecasting
MO II Forecasting
 
Manajemen kontemporer
Manajemen kontemporerManajemen kontemporer
Manajemen kontemporer
 
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01
 
Manajemen Operasional I Produktifitas
Manajemen Operasional I ProduktifitasManajemen Operasional I Produktifitas
Manajemen Operasional I Produktifitas
 
Sistem informasi manajemen
Sistem informasi manajemenSistem informasi manajemen
Sistem informasi manajemen
 

Andere mochten auch

Makalah sistem informasi manajemen
Makalah sistem informasi manajemenMakalah sistem informasi manajemen
Makalah sistem informasi manajemensariahborubhancin
 
Sistem informasi manajemen produksi
Sistem informasi manajemen produksiSistem informasi manajemen produksi
Sistem informasi manajemen produksiIskandar Muda
 
Manajemen produksi
Manajemen produksiManajemen produksi
Manajemen produksiadlyzth
 
PERENCANAAN, PENJADWALAN, PENGENDALIAN PROYEK (MATERI PERKULIAHAN MAGISTER TE...
PERENCANAAN, PENJADWALAN, PENGENDALIAN PROYEK (MATERI PERKULIAHAN MAGISTER TE...PERENCANAAN, PENJADWALAN, PENGENDALIAN PROYEK (MATERI PERKULIAHAN MAGISTER TE...
PERENCANAAN, PENJADWALAN, PENGENDALIAN PROYEK (MATERI PERKULIAHAN MAGISTER TE...afifsalim
 

Andere mochten auch (7)

Manajemen proyek
Manajemen proyekManajemen proyek
Manajemen proyek
 
Makalah sistem informasi manajemen
Makalah sistem informasi manajemenMakalah sistem informasi manajemen
Makalah sistem informasi manajemen
 
Sistem informasi manajemen produksi
Sistem informasi manajemen produksiSistem informasi manajemen produksi
Sistem informasi manajemen produksi
 
Manajemen produksi
Manajemen produksiManajemen produksi
Manajemen produksi
 
PERENCANAAN, PENJADWALAN, PENGENDALIAN PROYEK (MATERI PERKULIAHAN MAGISTER TE...
PERENCANAAN, PENJADWALAN, PENGENDALIAN PROYEK (MATERI PERKULIAHAN MAGISTER TE...PERENCANAAN, PENJADWALAN, PENGENDALIAN PROYEK (MATERI PERKULIAHAN MAGISTER TE...
PERENCANAAN, PENJADWALAN, PENGENDALIAN PROYEK (MATERI PERKULIAHAN MAGISTER TE...
 
Makalah "Sistem Informasi Produk"
Makalah "Sistem Informasi Produk"Makalah "Sistem Informasi Produk"
Makalah "Sistem Informasi Produk"
 
Bab4 Konsep Sim
Bab4 Konsep SimBab4 Konsep Sim
Bab4 Konsep Sim
 

Ähnlich wie Manajemen Produksi

Bab i-tantangan-mi-di-abad-21
Bab i-tantangan-mi-di-abad-21Bab i-tantangan-mi-di-abad-21
Bab i-tantangan-mi-di-abad-21pravgayuh
 
Manajemen produksi dan pemasaran fix
Manajemen produksi dan pemasaran   fixManajemen produksi dan pemasaran   fix
Manajemen produksi dan pemasaran fixFikahati Rachmawati
 
Aspek Teknis Operasional dan Manajemen
Aspek Teknis Operasional dan ManajemenAspek Teknis Operasional dan Manajemen
Aspek Teknis Operasional dan ManajemenMuhammad Fajar
 
1 operasi-dan-produktifitas
1 operasi-dan-produktifitas1 operasi-dan-produktifitas
1 operasi-dan-produktifitasMiftahul Agusta
 
Business process improvement
Business process improvementBusiness process improvement
Business process improvementZaini Ithnin
 
MANAJEMEN OPERASI.pptx
MANAJEMEN OPERASI.pptxMANAJEMEN OPERASI.pptx
MANAJEMEN OPERASI.pptxPasaribuCan
 
Rencana Operasi Business Plan
Rencana Operasi Business PlanRencana Operasi Business Plan
Rencana Operasi Business PlanMuhammad Fajar
 
Manajemen Operasi dan Produktivitas.pptx
Manajemen Operasi dan Produktivitas.pptxManajemen Operasi dan Produktivitas.pptx
Manajemen Operasi dan Produktivitas.pptxMuhammadHenfiAKhoir
 
Manajemen Operasional
Manajemen OperasionalManajemen Operasional
Manajemen OperasionalAulia Ihza
 
1.manajemen operasional
1.manajemen operasional1.manajemen operasional
1.manajemen operasionalMartyn Rizal
 
Makalah manajemen operasi
Makalah manajemen operasiMakalah manajemen operasi
Makalah manajemen operasivitalfrans
 
1.MANAJEMEN OPERASIONAL.pptx
1.MANAJEMEN OPERASIONAL.pptx1.MANAJEMEN OPERASIONAL.pptx
1.MANAJEMEN OPERASIONAL.pptxmFadlurrohmanadli
 
1. Pengantar MO-RS.ppt
1. Pengantar MO-RS.ppt1. Pengantar MO-RS.ppt
1. Pengantar MO-RS.pptBoimBusset
 

Ähnlich wie Manajemen Produksi (20)

Bab i-tantangan-mi-di-abad-21
Bab i-tantangan-mi-di-abad-21Bab i-tantangan-mi-di-abad-21
Bab i-tantangan-mi-di-abad-21
 
Bab I manajemen operasional
Bab I manajemen operasionalBab I manajemen operasional
Bab I manajemen operasional
 
Manajemen produksi dan pemasaran fix
Manajemen produksi dan pemasaran   fixManajemen produksi dan pemasaran   fix
Manajemen produksi dan pemasaran fix
 
Aspek Teknis Operasional dan Manajemen
Aspek Teknis Operasional dan ManajemenAspek Teknis Operasional dan Manajemen
Aspek Teknis Operasional dan Manajemen
 
1 operasi-dan-produktifitas
1 operasi-dan-produktifitas1 operasi-dan-produktifitas
1 operasi-dan-produktifitas
 
Manpro sesi 1
Manpro sesi 1Manpro sesi 1
Manpro sesi 1
 
Business process improvement
Business process improvementBusiness process improvement
Business process improvement
 
MANAJEMEN OPERASI.pptx
MANAJEMEN OPERASI.pptxMANAJEMEN OPERASI.pptx
MANAJEMEN OPERASI.pptx
 
Rencana Operasi Business Plan
Rencana Operasi Business PlanRencana Operasi Business Plan
Rencana Operasi Business Plan
 
97416321 makalah-pemasaran
97416321 makalah-pemasaran97416321 makalah-pemasaran
97416321 makalah-pemasaran
 
97416321 makalah-pemasaran
97416321 makalah-pemasaran97416321 makalah-pemasaran
97416321 makalah-pemasaran
 
pert-2.pptx
pert-2.pptxpert-2.pptx
pert-2.pptx
 
Manajemen Operasi dan Produktivitas.pptx
Manajemen Operasi dan Produktivitas.pptxManajemen Operasi dan Produktivitas.pptx
Manajemen Operasi dan Produktivitas.pptx
 
Manajemen Operasional
Manajemen OperasionalManajemen Operasional
Manajemen Operasional
 
1.manajemen operasional
1.manajemen operasional1.manajemen operasional
1.manajemen operasional
 
1.manajemen operasional
1.manajemen operasional1.manajemen operasional
1.manajemen operasional
 
7. manajemen produksi agroindustri
7. manajemen produksi agroindustri7. manajemen produksi agroindustri
7. manajemen produksi agroindustri
 
Makalah manajemen operasi
Makalah manajemen operasiMakalah manajemen operasi
Makalah manajemen operasi
 
1.MANAJEMEN OPERASIONAL.pptx
1.MANAJEMEN OPERASIONAL.pptx1.MANAJEMEN OPERASIONAL.pptx
1.MANAJEMEN OPERASIONAL.pptx
 
1. Pengantar MO-RS.ppt
1. Pengantar MO-RS.ppt1. Pengantar MO-RS.ppt
1. Pengantar MO-RS.ppt
 

Mehr von PT. Prudential Life Assurance (11)

Adm. bisnis
Adm. bisnisAdm. bisnis
Adm. bisnis
 
Aplikasi Bisnis
Aplikasi BisnisAplikasi Bisnis
Aplikasi Bisnis
 
Penelitian Sosial
Penelitian SosialPenelitian Sosial
Penelitian Sosial
 
Modul Agama Islam
Modul Agama IslamModul Agama Islam
Modul Agama Islam
 
Modul agama kristen
Modul agama kristenModul agama kristen
Modul agama kristen
 
Enterpreneur
EnterpreneurEnterpreneur
Enterpreneur
 
SDM Power Point 2014
SDM Power Point 2014SDM Power Point 2014
SDM Power Point 2014
 
Meeting 13 order letter (valensia jeanet 22120579) english
Meeting 13 order letter (valensia jeanet 22120579) englishMeeting 13 order letter (valensia jeanet 22120579) english
Meeting 13 order letter (valensia jeanet 22120579) english
 
Meeting 10 congratulation letter versi english (valensia 22120579)
Meeting 10 congratulation letter versi english (valensia 22120579)Meeting 10 congratulation letter versi english (valensia 22120579)
Meeting 10 congratulation letter versi english (valensia 22120579)
 
Meeting 4 reservation letter (22120579)
Meeting 4 reservation letter (22120579)Meeting 4 reservation letter (22120579)
Meeting 4 reservation letter (22120579)
 
Meeting 3 appointment letter (22120579)
Meeting 3 appointment letter (22120579)Meeting 3 appointment letter (22120579)
Meeting 3 appointment letter (22120579)
 

Manajemen Produksi

  • 2. Kegiatan Wajib Jurusan Untuk mendapat nilai tugas 20% dari mata kuliah Manj. Produksi dan Operasi, mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti kegiatan jurusan melalui kunjungan Studi ke Beberapa Perusahaan (PT. Sinar Sosro, PT. Cocacola, PT. Battary ABC, PT. Indofood Sukses Makmur) Informasi dapat dilihat di mading mahasiswa.
  • 3. A.FUNGSI DAN SISTEM PRODUKSI Secara tradisional organisasi sebuah perusahaan baik perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa umumnya dibagi atas beberapa fungsi yaitu fungsi pemasaran, fungsi produksi fungsi keuangan, dan fungsi adaministrasi umum. Fungsi pemasaran merupakan fungsi yang diberi tugas dan bertanggung jawab untuk menciptakan permintaan terhadap produk yang dihasilkan atau disediakan oleh perusahaan melalui aktivitas penjualan dan pemasaran.
  • 4. Fungsi produksi diserahi tugas dan bertanggung jawab untuk melakukan aktivitas perubahan dan pengolahan sumber daya produksi, menjadi keluaran barang atau jasa sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya. Fungsi keuangan diserahi tugas dan bertanggung jawab untuk mencari dana yang dibutuhkan dan selanjutnnya mengatur penggunaan dana itu untuk membiayai kegiatan perusahaan Fungsi administrasi umum dan personalia diserahi tugas dan tanggung jawab untuk menjalan segala aktivitas utnuk menunjang kegiatan operasi perusahaan serta melengkapi perusahaan dengan sumber daya manusia
  • 5. SISTEM PRODUKSI •Pada masa lalu pengertian produksi hanya dikaitkan dengan unit usaha fabrikasi yaitu yang menghasilkan barang – barang nyata seperti mobil, perabot, semen dsb, namun pengertian produksi pada saat ini menjadi semakin meluas. Produksi sering diartikan sebagai aktivitas yang ditujukan untuk meningkatkan nilai masukan (input) menjadi keluaran (output). Dengan demikian maka kegiatan usaha jasa seperti dijumpai pada perusahaan angkutan, asuransi, bank, pos, telekomunikasi, dsb menjalankan juga kegiatan produksi.
  • 6. Masukan : Bahan Tenaga kerja Modal Keahlian Energi Informasi Proses Keluaran : Barang Jasa Informasi Umpan balik Gambar : Model umum fungsi produksi
  • 7. POLA KEGIATAN USAHA PRODUKSI/INDUSTRI 7 Product Idea R & D Product Design Product Manu- facture Production Planning & Control Product Selling Market
  • 8. RUANG LINGKUP • Perencanaan sistem produksi Sistem pengendalian produksi Sistem informasi produksi Perencanaan produksi Pengendalian proses produksi Struktur organisasi Perencanaan lokasi produksi Pengendalian bahan baku Produksi atas dasar pesanan Perencanaan letak fasilitas produksi Pengendalian tenaga kerja Produksi untuk persediaan Perencanaan lingkungan kerja Pengendalian biaya produksi Perencanaan standar produksi Pengendalian kualitas pemeliharaan
  • 9. B.BEBERAPA KONSEP DASAR untuk mendalami pemahaman terhadap manajemen produksi dan operasi maka terdapat beberapa konsep dasar yang terkait antara lain: 1. Proses manajemen Istilah proses manajemen berkaitan dengan sejumlah aktivitas yang perlu diambil dalam usaha menentukan a. Sistim nilai dan tujuan b. Struktur organisasi c. Desain d. Perencanaan e. Pengendalian atas operasi
  • 10. 2. Misi pokok organisasi atau perusahaan Misi pokok organisasi biasanya diturunkan dari visi organisasi atau perusahaan bersangkutan. Misi pokok pada dasarnya menunjukkan alasan alasan mengenai pendirian atau pembentukan suatu oraganisasi. 3. Tujuan Didalam suatu organisasi atau perusahaan menjalankan misi pokoknya maka organisasi atau perusahaan yang bersangkutan harus pula merumuskan tujuan yang hendak dicapai.
  • 11. 4. Target Target adalah sasaran yang telah ditentukan untuk dicapai, sejalan dengan itu target merupakan pendefinisian secara spesifik dari tujan yang akan dicapai. C.MANAJEMEN OPERASIONAL (PRODUKSI DAN OPERASI): 1. PENAMAAN DAN PERKEMBANGANNYA Manajemen produksi dan operasi memiliki beberapa penamaan yaitu manajemen pabrik, manajemen produksi dan manajemen operasional.
  • 12. Pada dasarnya Manajemen produksi mengkaji tata produksi barang dan belum menaruh perhatian pada produksi jasa. Namun demikian orientasi manajemen produksi sudah lebih luas daripada manajemen pabrik. Manajemen operasional lahir sejak 1970 an hingga sekarang. Sasaran yang hendak dicapai manajemen operasional ialah mewujudkan efisiensi ekonomi dalam proses produksi baik barang maupun jasa, kualitas yang tinggi, dapat diserahkan kepasar dalam waktu yang cepat, dan peralatan produksi dapat segera dialihkan untuk mengerjakan produk lain.
  • 13. Maka pada dasarnya manajemen operasional mengkaji produksi barang dan jasa sedangkan manajemen pabrik dan manajemen produksi hanya mengkaji produksi barang saja. 2. PENGERTIAN Manajemen operasional dapat diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan, pengkoordinasian, penggerakan dan pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa yang berhubungan dengan proses pengolahan masukan menjadi keluaran dengan nilai tambah yang lebih besar.
  • 14. Tujuan manajemen operasional yaitu 1. Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk menghasilkan keluaran sesuai yang diharapkan oleh pasar. 2. Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk menghasilkan keluaran secara efisien. 3. Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk mampu menghasilkan nilai tambah atau manfaat yang semakin besar 4. Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk dapat menjadi pemenang dalam setiap kegiatan persaingan. 5. Mengarahkan organisasi atau perusahaan agar keluaran yang dihasilkan atau disediakan semakin disukai oleh pelanggan
  • 15.
  • 16. MANAJEMEN OPERASI DALAM E-BUSINESS Definisi E-Business E-Business merupakan kegiatan berbisnis di Internet yang tidak saja meliputi pembelian, penjualan dan jasa, tapi juga meliputi pelayanan pelanggan dan kerja sama dengan rekan bisnis (baik individual maupun instansi). Fungsi E- Bussiness yaitu untuk mensupport bagian dari marketing, produksi, accounting, finance, dan human resource management. Proses transaksi online memegang peranan yang sangat penting pada e-business. Yang termasuk proses transaksi online adalah : •1. Data entry •2. Transaction processing •3. Database maintenance (organization’s databases) •4. Document and report generation •5. Inquiry processing (Proses pemerikasan)
  • 17. PENDUKUNG KEPUTUSAN e-BUSINESS Pendukung Keputusan Dalam e-Business Untuk dapat sukses dalam E-Business dan E-Commerce, perusahaan memerlukan system informasi yang dapat mendukung bermacam-macam informasi dan membuat keputusan yang diperlukan oleh manajer dan seorang profesional bisnis. Level of managerial decision making yang harus ddidukung oleh teknologi informasi adalah : Strategic Management Dewan direksi,komite eksekutif yang mengembangkan sasaran keseluruhan, strategi, kebijakan, dan tujuan sebagai bagian dari proses perencanaan stratejik. Mereka juga melakukan monitor terhadap kinerja stratejik perusahaan dan keseluruhan arah politik, ekonomi, dan lingkungan persaingan.
  • 18. Tactical Management Para menajer yang mengembangkan rencana jangka pendek dan menengah, penjadwalan, anggaran,merinci kebijakan, prosedur, dan tujuan bisnis bagi subunitnya. Mengalokasikan sumber daya dan memonitor kinerja subunitnya. Operational Management Mengembangkan rencana jangka pendek seperti jadwal produksi mingguan. Mengatur penggunaan sumber daya dan kinerja tugas sesuai dengan prosedur dan anggaran.
  • 19. Sasaran Manajemen Operasi 19 Menghasilkan produk dengan: - Tepat jumlah - Tepat kualitas - Tepat waktu - Tepat biaya (hemat biaya) - Fleksibilitas
  • 21. A.Perumusan Strategi Strategi pada dasarnya merupakan penerjemahan visi perusahaan kedalam rumusan kebijakkan jangka panjang untuk dijadikan pedoman dalam menggerakan perusahaan ketujuan yang telah direncanakan dengan konsisten serta untuk membuat keputusan yang relevan mengenai pemberdayaan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Untuk mendukung pelaksanaan strategi operasi perlu memberdayakan 5 P manajemen operasional yaitu 1. People (Sumber Daya Manusia) 2. Plant (Pabrik dan peralatan produktif) 3. Parts (Bahan baku, Bahan penolong& komponen produk) 4. Processes (Metode pengolahan atau teknologi industri) 5. Planning and Control System (perencanaan & pengendalian)
  • 22. Strategi perusahaan Penjabaran visi dan misi dibidang operasi Pengadaan infrastruktur Penjabaran proses operasi jangka panjang Strategi operasi Gambar : Keberadaan Strategi Operasi Perusahaan
  • 23. Bagan Proses Perumusan Strategi STRATEGI BISNIS PESAING KEKUATAN PERUSAHAAN SUMBER DAYA PERUSAHAAN LINGKUNGAN BUDAYA PERUSAHAAN KELEMAHAN PERUSAHAAN PELANGGAN STRATKEGI LITBANG STRATEGI PEMASARAN STRATEGI OPERASI STRATEGI KEUANGAN
  • 24. KERANGKA STRATEGI BISNIS 1. Biaya (Cost) Berproduksi dengan biaya yang efisien dengan produktifitas tinggi. 2. Mutu (Quality) Efektifitas mutu sebagai faktor keunggulan bersaing 3. Keandalan penyampaian produk (Delivery) Untuk menyelenggarakan koordinasi dan menjadwalkan sistem produksi yg efektif dan mennjamin produksi tepat waktu dimana waktu produksi merupakan dimensi yang menentukan dalam era “ time-based competition” 4. Tanggap terhadap perubahan (Flexibility) Kemampuan manajemen operasi untuk mengadaptasi segala perubahan bisnis.
  • 25. KERANGKA STRATEGI OPERASI 1.Misi operasi sesuai dengan penetapan sasaran spesifik perusahaan, apakah prioritas pada cost, quality atau flexibilitas. 2.Distinctive Competence adalah berkonsentrasi pada kemampuan operasi yang terbaik, karena tidak mungkin melakukan semua dengan baik pada waktu yang bersamaan. 3.Operation Objective harus ditunjukkan dengan cara kuantitatif sehingga dapat diukur tingkat keberhasilannya. 4.Operation Policies adalah bagaimana tujuan operasi dapat dicapai melalui kebijaksanaan operasi yang meliputi mutu, proses, kapasitas, pengelolaan inventory dan sumber daya manusia.
  • 26. Model Strategi Operasi Consistent pattern of decisions Internal analysis External analysis Mission Distinctive Competence Objectives (cost, quality, flexibility, delivery) Policies (process, quality systems, capacity, and inventory) Operations Strategy Corporate and business strategy Functional strategies in marketing, finance, engineering, human resources, and information systems Results
  • 27. B. Dimensi Daya Saing Dimensi daya saing perusahaan meliputi : 1. Dimensi Kualitas (Quality Orientation ) 2. Dimensi Biaya (Cost Minimization Orientation ) 3. Dimensi Kecepatan Menyerahkan (Speed of Delivery) 4. Dimensi keandalan penyerahan (Reliability of Delivery) C. Pengukuran Kinerja Operasi Untuk mengetahui derajat keberhasilan dalam melaksanakan strategi operasi yang sudah disusun, maka perlu melakukan pengukuran atas produktivitas, efesiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan operasi.
  • 28. •Produktivitas adalah rasio keluaran (output) terhadap masukan (input) atau “output : input” dan bertujuan menilai kinerja proses produksi dilihat dari sisi keluaran proses. •Efisiensi adalah rasio masukan (input) terhadap keluaran proses (output) atau “input : output” dan bertujuan untuk menilai kinerja proses produksi dilihat dari sisi masukan. •Efektivitas adalah ukuran kinerja yang menunjukkan hubungan antara tujuan (target) dengan keluaran yang direalisir (Realization) dan kinerja operasi yang menyatakan derajat keberhasilan meralisir target yang telah ditetapkan.
  • 30. •Kurva tersebut dibagi menjadi tiga segmen besar: pengenalan dan penggunaan dini, penerimaan dan pertumbuhan pasar, dan pematangan dan penjenuhan pasar. •Sesudah penjenuhan pasar, permintaan mungkin tetap tinggi atau menurun; atau keluaran diperbaiki dan dimulai pada kurva pertumbuhan yang baru. •Strategi bisnis suatu perusahaan harus cocol dengan tahap-tahap siklus produk/jasa. •Jika perusahaan kuat dalam inovasi seperti Hewlett Packart perusahaan mungkin hanya fokus pada tahap perkenalan kemudian menjualnya. Seandainya kekuatan ada pada produksi tinggi yang berbiaya rendah, perusahaan tersebut harus berpegang pada produk yang sudah terbukti.
  • 31. Misalkan penggunaan masukan senilai Rp 1.000.000 menghasilkan 100 Unit keluaran, maka: 1. Produktivitas Sistem : 100 = 0,0001 1.000.000 artinya setiap Rp 1,00 masukan yang dipergunakan menghasilkan 1/10,000 unit keluaran. 2. Efisiensi Produksi : 1.000.000 = 10.000 100 Artinya untuk membuat 1 unit produk dibutuhkan masukan senilai Rp 10.000,00
  • 32. Untuk mengukur Produktivitas dapat dipakai pendekatan sebagai berikut : a. Produktivitas total = Keluaran total Masukan Total b. produktivitas parsial = Keluaran total Masukan Tertentu Produktivitas Tenaga kerja = Keluaran total Masukan SDM Produktivitas Modal = Keluaran total Masukan Modal Produktivitas Energi = Keluaran total Energi
  • 33. C. Produktivitas Beberapa masukan = Keluaran Total Energi + SDM + Modal Misalkan Sebuah perusahaan mempunyai data produksi sebagai berikut a. Biaya upah = Rp 10.000.000 b. Modal = Rp 35.000.000 c. Biaya Energi = Rp 2.500.000 d. Biaya bahan baku = Rp 20.000.000 e. Biaya overhead = Rp 7.500.000 Biaya Total Rp 75.000.000 Keluaran 1,000 Unit dengan nilai Rp 100.000.000 Maka produktivitas total = 100.000.000 = 1,33 Unit 75.000.000
  • 34. Dan Produktivitas Modal = 100.000.000 = 2.86 unit 35.000.000 Produktivitas SDM dan Energi = 100.000.00 = 8 Unit 10.000.000 + 2.500.000
  • 35. PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT PERTEMUAN 3
  • 36. Kompetensi Pokok bahasan Setelah mengikuti pokok bahasan ini, mahasiswa diharapkan mampu: • Melakukan perencanaan produksi, dalam upaya memenuhi kebutuhan konsumen. • Memprediksi kebutuhan yang diperlukan dalam proses produksi. • Mengerti tahapan dalam peramalan. • Menentukan metode peramalan yang tepat.
  • 37. Rencana Agregat 3 Rencana Aggregate Company top level plans Ditributor Distributor Pengecer Konsumen Akhir Pabrik
  • 38. Top level Midle Level Lower Level Rencana jangka panjang dan strategis 2-10 tahun Penggunaan proporsi yang dominan Terkait jangka menengah,6- 18 bulan terkait dengan jadwal induk produksi, rencana pengadaan masukan Terkait operasi jangka pendek 1-3 bulan , pelaksanaan jadwal produksi, alokasi tenaga kerja Merumuskan keputusan strategis mengenai ; pemilihan jenis produk, pemilihan lokasi, penentuan kapasitas Merumuskan keputusan takttis untuk merealisir rencan agregat , Memelihara sediaan, SDM dan dana Menjalankan keputusan bidang produksi Tabel Hubungan level manajemen dengan fungsi utama serta kewenangan dan tugas
  • 39. Perencanaan Tugas dan Tanggung Jawab 5
  • 40. A.PERAMALAN DAN KEGUNAANNYA Peramalan pada dasarnya merupakan proses pengestimasian permintaan dimasa mendatang dikaitkan dengan aspek kuantitas, kualitas, waktu terjadinya, dan lokasi yang membutuhkan produk barang dan jasa yang bersangkutan. Dilihat dari waktunya peramalan dibedakan atas tiga macam yaitu: 1. Peramalan jangka panjang (Long-term Forecasting ) 2. Peramalan jangka menengah (Intermediate Forecasting) 3. Peramalan jangka pendek (Short-term Forecasting ) Perbedaan menurut jangka waktu ini berpengaruh pada jenis metode atau alat peramalan yang sesuai serta manfaat atau kegunaan dapat dipenuhi.
  • 41. B. TIPE METODE PERAMALAN 1. Metode kualitatif Metode kualitatif adalah metode penaksiran permintaan berdasarkan prakiraan secara subjektif atau opini pembuat ramalan. Metode kualitatif terdiri dari beberapa jenis aplikasi yaitu: a. Metode akar rumput Metode peramalan yang memanfaatkan data taksiran penjualan dari para aparatur penjualan dan wiraniaga dari seluruh wilayah pemasaran perusahaan dalam perhitungan dan penetapan ramalan permintaan dimasa yang akan datang.
  • 42. b. Metode Riset Pasar Pengamatan yang dilakukan dipasar untuk mengumpulkan data prospek permintaan data dimasa yang akan datang, baik dengan menggunakan metode survei wawancara maupun cara lain. c. Kesepakatan Panel Metode pembuatan ramalan yang dilakukan melalui diskusi panel yang bebas untuk melakukan tukar pikiran di antara berbagai partisipan misalnya para eksekutif perusahaan , wiraniagawan atau pelanggan perusahaan.
  • 43. d. Analogi Historis Cara penaksiran jumlah permintaan terhadap produk tertentu, khususnya terhadap produk baru, dengan mempertimbangkan pengalaman dan kondisi yang sama dari produk lainnya di masa yang lalu. e. Metode Delphi Metode penaksiran jumlah permintaan dimasa yang akan datang dengan memanfaatkan opini dari beberapa pakar dengan latar belakang keahlian yang berbeda.
  • 44. 2. Metode Analisis Deret berkala Metode analisis deret berkala (time series analysis) Merupakan metode pembuatan ramalan yang berangkat dari asumsi, bahwa data historis yang lalu dapat dipakai untuk meramalkan volume kegiatan dimasa yang akan datang. Metode ini terdiri dari atas beberapa jenis aplikasi yaitu: a. Metode Rata Rata Bergerak Sederhana Metode peramalan kegiatan yang mengacu pada jumlah titik waktu tertentu yang bergerak secara sistematis, jumlah kegiatan selama titik waktu yang bersangkutan dibagi dengan jumlah titik waktu yang dimaksud.
  • 45. Rumus: Ft= At-1+ At-2+ At-3…....+ At-n n Dimana : Ft = Ramalan kegiatan pada priode ke t n = Jumlah Priode At-1 = Kegiatan pada priode sebelumnya At-1, At-2, At-3 = Aktivitas pada dua, tiga dan n periode sebelumnya Contoh: Sebuah perusahaan memiliki volume penjualan dalam beberapa minggu ,maka berapakah ramalan pada minggu Ke 7 dengan menggunakan rata rata bergerak pada n = 3
  • 46. Minggu Permintaan 1 2 3 4 5 6 7 125 120 130 115 120 125 120 Tabel : Volume penjualan Produk Minggu Actual demand N=3 Jumlah Ft 1 2 3 4 5 6 7 125 120 130 115 120 125 120 375 365 365 360 125.00 121.67 121.67 120.00 Tabel : peramalan permintaan dengan rata rata bergerak
  • 47. Maka Untuk N=3 pada minggu ke 7 ramalan permintaannya sebagai berikut : F7 = 125 + 120 +115 = 120.00 3 b. Rata Rata Bergerak Tertimbang Metode peramalan volume kegiatan atau permintaan dimasa yang akan datang yang mengacu kepada jumlah titik waktu yang bergerak secara sistematis dan probabilita keberulangan kembali setiap kegiatan dalam priode yang dicakup, nilai ramalan sama dengan hasil kali antara bobot dengan nilai kegiatan yang bersangkutan.
  • 48. Rumus : Ft = w1 At-1 + w2 At-2 + w3 At-3 +…….+ wn At-n Dimana: wi = bobot probabilita At-1 = volume permintaan pada waktu yang lalu At-2 , At-3, wn At-n = volume permintaan dua, tiga atau n priode yang lalu Ft = ramalan permintaan Contoh Diketahui n=3 dan Wt-1 = 0.5 Wt-2 = 0.3 Wt-3 = 0.2 Maka ramalan permintaan pada minggu ke 7 untuk n=3 F7 = 0.49 (125) + 0.3 (120) + 0.2 (115) = 62.5 + 36 + 23 =121.50
  • 49. c. Penghalusan Eksponensial Metode peramalan dimana data kegiatan yang terakhir dianggap memiliki probabilita yang lebih besar untuk berulang daripada data kegiatan sebelumnya. d. Metode Regresi dan Korelasi Metode Regresi adalah metode peramlan jangka panjang yang menghubungkan suatu variabel dependen dengan satu atau beberapa variabel independen, selanjutnya metode korelasi merupakan metode untuk mengukur keeratan hubungan antara variabel dependen dan independen. e. Proyeksi Trend Metode peramalan kegiatan untuk masa yang akan datang yang dilakukan dengan menarik garis lurus pada suatu diagram sebar.
  • 50. Karakteristik trend Komponen Amplitudo Penyebab Seasonal 12 bulan Liburan, musim, perioda finansial Cyclical 3-5 tahun Ekonomi nasional, perubahan politik Bisnis 1-5 tahun Pemasaran, kompetisi, performance Product life cycle 1-5 tahun, makin pendek Substitusi produk
  • 51.
  • 52. 3. Metode Kausal Metode Kausal terdiri dari 1. Analisis Regresi dan korelasi 2. Proyeksi Trend 3. Model Ekonometrik Metode untuk menerangkan prilaku gejala ekonomi 4. Model input-output Untuk mengukur hubungan keterkaitan masukan dan keluaran 5. Indikator penentu Analisis untuk menaksir perubahan suatu sektor 6. Model Simulasi Metode peramalan yg mempergunakan aplikasi komputer
  • 54. A.PERTIMBANGAN PEMILIHAN LOKASI Dervitsiotis berpandangan bahwa bahwa pemilihan lokasi berada ditangan top management sebuah perusahaan baik pada usaha pabrik maupun usaha jasa, dalam pemilihan lokasi itu, manajemen puncak perlu memperhitungkan pertimbangan berikut ini: 1. Lokasi itu berkaitan dengan investasi jangka panjang yang sangat besar jumlah yang berhadapan dengan kondisi kondisi yang penuh ketidakpastian. 2. Lokasi itu menentukan kerangka pembatas atau kendala operasi yang permanen (mencangkup undang undang, tenaga kerja, masyarakat dan lain lain) dan kendala itu mungkin sulit dan mahal untuk dirubah . 3. Lokasi mempunyai akibat yang signifikan dengan posisi kompetitif perusahaan.
  • 55. PENENTUAN LOKASI Faktor Lokasi Contoh bisnis yang Terpengaruh TRANPORTASI FAKTOR MANUSIA FAKTOR FISIK Kedekatan dengan pasar Kedekatan dengan bahan baku Tersedianya alternatif transportasi Pasokan tenaga kerja Peraturan setempat Kondisi kehidupan masyarakat Pasokan air Energi Limbah berbahaya Perusahaan mobil, hotel Perusahaan bahan peledak, bengkel las Semua bisnis Perusahaan roti, binatu, hotel, jasa lainnya Perusahaan pertambangan Perusahaan batu bara, toko pengecer Perusahaan kertas Perusahaan alumunium, kimia, pupuk Semua bisnis Sumber: Boone & Kurtz, Pengantar Bisnis, Jilid 1, Erlangga, Jakarta, .2002 H. 425
  • 56. MEMILIH TATA LETAK FASILITAS Tata letak (lay out) yaitu rencana penempatan dan susunan peralatan yang akan digunakan sehingga memudahkan aliran kerja dan menciptakan kenyamanan kerja. Alma (2009:232) beberapa faktor pertimbangan rencana lay out ialah: 1.Keadaan proses produksi, jika hanya menghasilkan satu macam produk, maka letak mesin dibuat berurutan 2.Tipe produksi, bila produksi massal perlu disediakan gudang, 3.Bentuk mesin yang digunakan 4.Persyaratan penerangan dan tenagas listrik 5.Kemungkinan ekspansi PAB -Manajemen Operasi dan Persediaan. M.Judi Mukzam
  • 57. Berbagai pertimbangan dalam pemilihan lokasi harus dilakukan oleh usahawan, pertimbangan yang ada menurut Russel dan taylor ( 2000), Chase , Aquilano dan Jacobs ( 2001) adalah sebagai berikut 1. Perencanaan Jangka Panjang Perusahaan Berkaitan dengan rencana jangka panjang perusahaan, maka manajemen perusahaan perlu mempertimbangkan kemungkinan memperluas areal jika dimasa yang akan datang perusahaan akan melakukan ekspansi atau peningkatan kapasitas. 2. Kedekatan Dengan Sumber Bahan Hubungan dengan bahan baku yang akan diolah. 3. Kedekatan Dengan Pasar perusahaan industri yang cendrung memilih lokasi atas pertimbangan kedekatan dengan pasar (Proximity to Market )
  • 58. 4. Iklim Bisnis Mendorong terciptanya iklim bisnis yang kondusif dan memiliki keunggulan komperatif serta keunggulan kompetitif. 5 Biaya Total Produksi Mendorong usaha industri maupun jasa untuk memilih lokasi yang akan meminimumkan biaya operasi. 6. Ketersediaan Infrastruktur Perusahaan industri maupun jasa sangat memerlukan dukungan berbagai macam prasarana, sarana dan prasarana seperti itu akan menjadi insentif dalam pemilihan lokasi. 7. Ketersediaan Tenaga Kerja dan Kualitas Tenaga Kerja Dilokasi harus tersedia pasokan tenaga kerja yang diperlukan oleh usahawan pabrik dan jasa, baik dari sisi jumlahnya maupun dari sisi mutunya.
  • 59. 8. Ketersediaan Pembekal Pembekal adalah mitra usahawan dalam mengelola bisnisnya dan menjadi daya tarik dalam pemilihan lokasi. 9. Kebijaksanaan Pemerintah dan Resiko Politik Usahawan industri akan menghadapi resiko politik, baik dalam memilih negara penempatan lokasi pabriknya, maupun kebijakkan penyelenggara negara dilokasi yang bersangkutan terhadap pengelolaan dimasa mendatang. 10. Zona Perdagangan Bebas Beberapa negara menujukkan wilayah tertentu dinegaranya sebagai kawasan perdagangan bebas dengan berbagai insentif pajak didalamnya.
  • 60. 11. Blok Perdagangan Kolaborasi beberapa negara dikawasan tertentu untuk membentuk blok perdagangan. Negara yang menjadi peserta perjanjian akan berusaha memilih lokasi dikawasan itu dalam upaya untuk mendapatkan insentif sebagai negara peserta dan mendapatkan peluang pasar yang baru. 12. Keamanan Faktor Keamanan merupakan faktor yang sangat dipertimbangkan oleh pengusaha dalam pemilihan lokasi. Tanpa jaminan keamanan, usahawan akan ragu ragu menanamkan modalnya didaerah yang bersangkutan. 13. Aturan Lingkungan Semakin sadar masyarakat akan kelestarian lingkungan, maka isu lingkungan menjadi penting dalam pemilihan lokasi.
  • 61. 14. Penerimaan Masyarakat Lokal Penerimaan masyarakat lokal terhadap kehadiran industri atau perusahaan disuatu daerah juga penting untuk diperhatikan, penerimaan masyarakat akan menjadi jaminan terhadap keamanan dan kestabilan bisnis dimasa datang. 15. Keunggulan Bersaing Keunggulan bersaing diciptakan pada suatu home base dengan disertai rumusan strategi tertentu, produk inti dan teknologi proses diciptakan serta kebijakkan produksi. B. METODE PEMILIHAN LOKASI Metode yang lazim dijumpai dalam praktik mencangkup metode pemeringkatan faktor (Factor Rating Method), metode median sederhana (Simple Median Method), metode pusat titik berat (Center of Gravity Method),aplikasi metode transportasi (Transportation Method).
  • 62. 1. Factor Rating Method Apabila kita menghadapi berbagai alternatif lokasi, maka kita harus mempertimbangkan setiap aspek dan membandingkan faktornya untuk setiap alternatif lokasi tersebut, pertama kita harus menetapkan cara menentukan urutannya. Pengurutannya dapat dilakukan dengan mempergunakan skor dan dapat pula menggunakan nilai mutlak dari indikator yang bersangkutan. Indikator lokasi yang bersifat kualitatif misalnya diberikan indeks nilai Baik Sekali ( A) Bobot 5, Baik ( B ) Bobot 4, Netral ( C) Bobot 3, Tidak Baik ( D) Bobot 2,
  • 63. No Indikator Lokasi Darerah A Darerah B Darerah C 1 2 3 4 5 6 Keamanan Penerimaan masyarakat Insentif Pemerintah Lokal Ketersediaan Air Ketersediaan Listrik Ketersediaan dan mutu sarana perhubungan A C B A B B A A A B B A A B C C B A Nilai Faktor 25 28 24 Tabel : Perbandingan Nilai Indikator Alternatif Lokasi
  • 64. Maka tabel diatas menunjukkan bahwa untuk pertimbangan faktor kualitatif, maka urutan pertimbangan adalah kota B, kota A, dan Kota C, maka lebih baik memilih kota B sebagai pilihan dengan urutan tertinggi, kemudian kota A, dan kota C. 2. Pusat Titik Berat (Center of Gravity Method) Metode ini berangkat dari asumsi, biaya angkutan bahan sama besarnya perunit dengan angkutan atas keluaran yang dihasilkan, dan tidak ada tambahan atas biaya angkutan akibat volume pengiriman keluaran atau penerimaan masukan yang tidak memenuhi kapasitas sarana angkutan yang bersangkutan.
  • 65. Misalkan kapala wilayah Dolog mempertimbangkan lokasi yang ideal untuk gudang akumulasi dan distribusi beras. Diperoleh data jarak dan volume beras yang akan diakumulasi dalam tabel berikut ini No Sumber Bahan Volume ( Ton) Jarak ke X (Km) Jarak keY (Km) 1 2 3 4 5 Kabupaten A Kabupaten B Kabupaten C Kabupaten D Kabupaten E 400 250 300 325 525 50 75 125 175 150 125 250 150 50 75 Total 1.800
  • 66. Cx= 400 ( 50) + 250( 75) +300 ( 125) +325 ( 175) +525 (150) 1.800 Cx= 211.875 = 117.71 1.800 Cx= 400 ( 125) + 250( 250) +300 ( 150) +325 ( 50) +525 (75) 1.800 Cx= 213.125 = 118.40 1.800 Dengan demikian lokasi gedung wilayah yang optimal ialah pada koordinat (X;Y) = (117.71;118.40)
  • 67. 3. Metode Median Sederhana (Simple Median Method) Hasil analisis simple median relatif sama dengan center of gravity method, tetapi simple median dapat dipakai untuk menghitung biaya angkutan jika biaya angkutan satuan berbeda antara sumber bahan yang satu dengan yang lainnya. 4. Transportation Method Metode transportasi adalah bentuk khusus dari program linear yang dirancang untuk mendistribusikan produk dari beberapa sumber (pabrik atau gudang wilayah) kebeberapa daerah tujuan (daerah Pemasaran) dengan biaya distribusi yang minimum atau kontribusi yang maksimum.
  • 68. Kapasitas pabrik / thn 100.000 unit, dgn estimasi jam kerja /thn =48 minggu diserhanakan kapasitas aktual/minggu 2.083 unit. TOTAL BIAYA = BIAYA TETAP + (BIAYA BERUBAH X VOLUME) a.Lokasi Bandung. Total biaya = Rp.40.000.000,- + (Rp. 100.000,- x 2.083) = = Rp 248.333,000,- b. Lokasi Padang. Total biaya = Rp.80.000.000,- + (Rp. 60.000,- x 2.083) = = Rp 204.980.000,- a.Lokasi Jakarta. Total biaya = Rp.100.000.000,- + (Rp. 50.000,- x 2.083) = = Rp 204.150.000,- Lokasi yg dipilih adalah Jakarta karena paling ekonomis.
  • 69. Contoh: Membangun pabrik transformator ditetapkan dengan pendekatan titik impas (BEP). Kriteria yang dipilih meliputi harga tanah, upah pegawai, yg ditentukan dengan biaya tetap dan biaya berubah. Kapasitas pabrik direncanakan 100.000 unit trafo daya / tahun. Harga jual trafo Rp. 180.000,- /unit. KOTA BIAYA TETAP/ MINGGU BIAYA BERUBAH/ UNIT BANDUNG Rp. 40.000.000.- Rp. 100.000.- PADANG Rp. 80.000.000.- Rp. 60.000.- JAKARTA Rp. 100.000.000.- Rp. 50.000.-
  • 70. Kapasitas pabrik / thn 100.000 unit, dgn estimasi jam kerja /thn =48 minggu diserhanakan kapasitas aktual/minggu 2.083 unit. TOTAL BIAYA = BIAYA TETAP + (BIAYA BERUBAH X VOLUME) a.Lokasi Bandung. Total biaya = Rp.40.000.000,- + (Rp. 100.000,- x 2.083) = = Rp 248.333,000,- b. Lokasi Padang. Total biaya = Rp.80.000.000,- + (Rp. 60.000,- x 2.083) = = Rp 204.980.000,- a.Lokasi Jakarta. Total biaya = Rp.100.000.000,- + (Rp. 50.000,- x 2.083) = = Rp 204.150.000,- Lokasi yg dipilih adalah Jakarta karena paling ekonomis.
  • 72. •Kunci sukses : pengembangan dan desain produk yang baik mutunya •Peluang maksimum jika fokus pada spesialisasi dan pertahankan mutu –Contoh: Honda fokus pada mesin, Intel fokus pada chip komputer •Siklus produk cenderung makin pendek, perlu inovasi •Agar produk baru sukses di pasar, Manajer operasi hrs menjalin komunikasi dengan baik kepada : –Konsumen –Pengelola produk –Proses –Pemasok •Strategi produk yg efektif menghubungkan keputusan yang berkaitan dengan produknya dengan investasi, pangsa pasar, siklus hidup produk dan lini produk •Tujuan keputusan produk : mengembangkan dan mengimplementasikan strategi produk yg sesuai dengan permintaan pasar dengan keuntungan yang kompetitif •Tujuan dari materi ini : memahami cara membuat keputusan produk yang efektif Pengantar
  • 73. Munculnya Produk Baru •Lima faktor yang mempengaruhi peluang pasar : –Perubahan ekonomi : jangka pj kekayaan masyarakat; jk pndk : merubah siklus dan harga –Perubahan sosiologi dan demografi : merubah ukuran rumah, apartemen dan mobil –Perubahan teknologi : memungkinkan segala sesuatu berubah –Perubahan politik : perubahan persetujuan perdagangan, tarif dan kontrak pemerintah –Perubahan lain-lain : muncul dari dinamika pasar, standar profesi, pemasok dan penyalur •Manajer operasi harus menyadari faktor-faktor tersebut dan mengantisipasi perubahan terhadap adanya peluang untuk : produk baru, volume produk dan bauran produk Seleksi Barang dan Jasa
  • 74. Kehidupan Suatu Produk Siklus hidup produk (product life-cycle) terdiri atas 4 fase : –Perkenalan –Pertumbuhan –Kedewasaan –Penurunan Siklus hidup berbeda-beda antar produk : –Beberapa jam saja : Koran –Satu minggu : Tabloid –Beberapa bulan : mode –Beberapa tahun : (silahkan beri contoh) –Beberapa dekade : (silahkan bericontoh) •Tugas Manajer Operasi : mendesain sistem yg dapat membantu mengenalkan produk baru dengan sukses. •Organisasi perlu terus-menerus memperkenalkan produk baru agar dapat bertahan hidup. Seleksi Barang dan Jasa
  • 75. Tahapan dalam Pengembangan Produk Ide sumber : perubahan lingkungan teknologi, demografi, ekonomi, politik, dsb Syarat pasar Spesifikasi fungsional Spesifikasi produk Review desain Uji pasar Pengenalan produk Berhasil ? Pendekatan untuk pemuasan kebutuhan Cara kerja produk Pembuatan produk Pembuatan produk yg ekonomis & mutu Memenuhi kebutuhan pasar ? Distribusi ke konsumen Evaluasi Kelompok Pengembangan Produk Kelompok Desain Manufaktur & Rekayasa
  • 76. A.PERENCANAAN PRODUK BARANG Perencanaan sebuah sistem produksi sangat tergantung pada rancang bangun produk. Meskipun jenis produk bermacam macam, tetapi dapat dikelompokkan menjadi 4 kriteria persaingan sebagai berikut : 1. Produk yang bercorak sesuai dengan keinginan pelanggan dimana rancang bangun produk disesuaikan dengan spesifikasi pelanggan.
  • 77. Produk seperti itu dinamakan sebuah Custom Product dan tidak dismpan sebagai persediaan karena dibuat berdasarkan pesanan. Ciri ciri Custom Product sebagai berikut: a. Keunikan, tidak sama dengan produk lain b. Produk pesanan, dibuat bila hanya ada pesanan c. Bermutu, kualitas menjadi keinginan pelanggan d. Proses produksi hanya dapat menyesuaikan diri untuk memproduksi pesanan
  • 78. 2. Produk yang bercorak sesuai dengan satu spesifikasi tertentu atau satu standar tertentu. Produk seperti itu disebut “Highly Standardize Product” dan dibuat bukan berdasarkan pesanan pelanggan tetapi semata-mata untuk mengisi gudang persediaan contoh pelat baja, komoditi gula dan minyak. Antara Custom Product dan Highly Standardize Product terdapat banyak produk campuran atau Mixed Product.
  • 79. Produk campuran tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor faktor sebagai berikut: a. Variety (Keaneka ragaman) b. Fleksibilitas (Kemampuan penyesuaian) c. Moderate Cost (Harga yang bersaing) d. Dependability of Suply (Kemampuan penyampaian produk tepat waktu) Ada tiga pertimbangan pokok yang mendasari gagasan pembuatan produk baru yaitu: 1. Pertimbangan pasar 2. Pertimbangan Teknologi 3. Pertimbangan antar fungsi yang ada di perusahaan.
  • 80. Munculnya Produk Baru •Lima faktor yang mempengaruhi peluang pasar : –Perubahan ekonomi : jangka pj kekayaan masyarakat; jk pndk : merubah siklus dan harga –Perubahan sosiologi dan demografi : merubah ukuran rumah, apartemen dan mobil –Perubahan teknologi : memungkinkan segala sesuatu berubah –Perubahan politik : perubahan persetujuan perdagangan, tarif dan kontrak pemerintah –Perubahan lain-lain : muncul dari dinamika pasar, standar profesi, pemasok dan penyalur •Manajer operasi harus menyadari faktor-faktor tersebut dan mengantisipasi perubahan terhadap adanya peluang untuk : produk baru, volume produk dan bauran produk
  • 81. Daur Hidup Produk (Product Life Cycle) Daur hidup produk mengikuti tahapan tahapan sebagai berikut : 1. Tahap perkenalan 2. Tahap pertumbuhan 3. Tahap tingkat dewasa dan kematangan 4. Tahapan menurun Tahapan Pengembangan Produk Baru Tahapan tahapan yang harus dilakukan dalam penciptaan produk baru yaitu sebagai berikut: 1. Kreasi, Gagasan atau Ide. 2. Pemilihan Rancangan Produk
  • 83. B.RANCANG BANGUN PRODUK JASA Ada 4 Unsur yang harus dipertimbangkan dalam usaha merancang bangun produk jasa yaitu 1. Pelanggan 2. Para Pekerja 3. Misi, Sasaran dan Strategi 4. System dan Prosedur Tahapan Rancangan Produk Jasa 1. Strategi Pelayanan 2. Rancang bangun produk jasa 3. Rancangan sistem penyampaian 4. Pengukuran kinerja
  • 84. KEGIATAN OPERASI DALAM SEKTOR JASA 14 Perbedaan Barang dan Jasa Ciri – ciri Barang Ciri – ciri Jasa Produk berwujud Produk tidak berwujud Produk bisa dijual kembali Poduk sulit dijual kembali Produk bisa disimpan Umumnya tidak bisa disimpan Produksi biasanya terpisah dari konsumsi Produksi dan konsumsi umumnya terjadi bersamaan Pengukuran mutu lebih mudah Banyak aspek mutu yang sulit diukur Penjualan berbeda dengan produksi Penjualan merupakan bagian dari jasa Interaksi pelanggan rendah Interaksi pelanggan tinggi
  • 85. KEGIATAN OPERASI DALAM SEKTOR JASA 15 Perbedaan Barang dan Jasa Aspek-aspek Operasi Industri Barang Industri Jasa Desain produk Produk berwujud Produk tidak berwujud Kualitas Lebih Obyektif Lebih subyektif Proses Konsumen tidak terlibat dlm proses Konsumen secara langsung terlibat dalam proses Lay out Cenderung fokus pada efisiensi Fokus pada pelayanan kepada konsumen SDM Fokus pada keahlian teknis Diperlukan kemampuan hubungan antar manusia Persediaan Produk jadi bisa disimpan sebagai persediaan Produk jasa tidak bisa disimpan
  • 86. 16 Produk Barang Maupun Jasa •Membutuhkan teknologi •Memiliki kualitas, produktivitas, & response issues •Memerlukan forecast demand •Memerlukan kapasitas, layout, & lokasi •Memiliki customers, suppliers, scheduling and staffing issues •Manufacturing memberikan services •Services memberikan tangible goods © Wiley 2010
  • 87. Kombinasi produk barang dan jasa 17 Mobil Komputer Restoran Reparasi Mobil Perawatan rumah sakit Pendidikan Jasa Konseling Barang Jasa
  • 88. Computer Aided Design/CAD dan Computer Aided Manufacture Desain produk sangat diperkaya dengan penggunaan CAD. Saat digunakan, perekayasa desain (perancang/desainer) memulai dengan mengembangkan sketsa kasar atau, hanya ide saja. Setelah perancang merasa puas dengan desainnya, sketsa itupun menjadi bagian dari ‘database’ media elektronik
  • 89. Manfaat pendekatan CAD dan CAM adalah •Mutu produksi. •Waktu desain yang lebih pendek. •Penurunan Biaya Produksi. •Ketersediaan database. •Kisaran baru kemampuan.
  • 90. MENATA LETAK FASILITAS PERTEMUAN 6
  • 91. A.PENTINGNYA PERENCANAAN TATA LETAK Tata letak ( layout ) merupakan keputusan strategis operasional yang turut menentukan efisiensi operasi perusahaan dalam jangka panjang. Tata letak yang baik akan memberikan konstribusi terhadap peningkatan produktivitas perusahaan. Hal itu disebabkan oleh adanya kelancaran arus faktor faktor produksi yang akan diproses. Disamping itu, karyawan yang terlibat secara langsung dalam pemrosesan dapat bergerak lebih leluasa tanpa kekhawatiran akan kemungkinan tertimpa kecelakaan. Tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal kecakupan kapasitas, kelancaran proses, fleksibilitas operasi, dan biaya handling bahan serta untuk kenyamanan kerja.
  • 92. PERENCANAAN TATA LETAK MERUPAKAN RENCANA PENYUSUNAN MESIN & PERALATAN (FASILITAS) PRODUKSI, DISUATU PABRIK (LAY OUT) GUNA MEMPERLANCAR PROSES PRODUKSI. SUSUNAN TERSEBUT AKAN MEMPENGARUHI PERUSAHAAN DALAM HAL: 1) EFISIENSI PERUSAHAAN; 2) PEMBENTUKAN LABA PERUSAHAAN; & 3) KELANGSUNGAN PERUSAHAAN. TATA LETAK MERUPAKAN “INTEGRATED SYSTEM” ANTARA MESIN, TEMPAT BEKERJA DAN GUDANG AGAR MEMBERIKAN SCHEDULE YG FEASIBLE UNTUK BERBAGAI PARTS & PRODUK. JUGA MERUPAKAN “TRANSPORTATION SYSTEM” YG MEMINDAHKAN PARTS & PRODUK TSB MELALUI SISTEM & SERVICE YG ADA UTK. PRODUKSI, SEPERTI: TEMPAT ALAT-ALAT (TOOLS CRIBS) & MAINTENANCE SHOP, MEDICAL FASILITIES, CAFETARIA, DLL TATA LETAK YG BAIK, DPT DIARTIKAN SEBAGAI PENYUSUNAN YG TERATUR & EFISIEN SEMUA FASILITAS PABRIK & BURUH (PERSONEL) YG ADA DI DLM PABRIK. TATA LETAK MELIPUTI DI DALAM & DI LUAR PABRIK FAKTOR-FAKTOR YG HARUS DIPERHATIKAN DLM MENGATUR TATA LETAK: RUANGAN GERAK BAGI MATERIAL & PARA PEKERJA, RUANGAN UTK SERVICE & REPAIR EQUIPMENT, MAUPUN PABRIKNYA SENDIRI.
  • 93. KERUGIAN DR TATA LETAK YG BURUK: 1) BAHAN-BAHAN DALAM PABRIK BERGERAK LAMBAT SEKALI, AKIBAT URUTAN PROSES YG BERLIKU-LIKU 2) HANDLING COST TINGGI, KRN MAKIN BANYAK PERPINDAHAN/PENGANGKUTAN BARANG 3) GEDUNG & TEMPAT PRODUKSI SELALU PENUH DG BAHAN-BAHAN ATAU HASIL PRODUKSI YG SEDANG DIKERJAKAN 4) RUANGAN PRODUKSI, MESIN-MESIN & FASILITAS LAINNYA DISUSUN SECARA TIDAK TERATUR 5) SERVICE AREA SEMPIT SEKALI & LETAKNYA TIDAK MEMUASKAN 6) BAHAN-BAHAN DALAM PROSES SERING RUSAK ATAU HILANG 7) SERING DITEMUI KEGAGALAN DALAM MENYELESAIKAN PRODUKSI AGAR TEPAT PADA WAKTU YG TELAH DITENTUKAN 8) TEMPAT PENERIMAAN BARANG TIDAK DAPAT SEGERA DIKOSONGKAN, SHG MEMPERLAMBAT PEMBONGKARAN BARANG-BARANG YG TIBA DI PABRIK
  • 94. TUJUAN PENYUSUNAN TATA LETAK YG BAIK: 1) 1)MENGURANGI JARAK PENGANGKUTAN MATERIAL & PRODUK YG TELAH JADI SHG MENGURANGI MATERIAL HANDLING 2)MEMPERHATIKAN FREKUENSI ARUS PEKERJAAN 3)MEMUNGKINKAN RUANG GERAK YG CUKUP DI SEKELILING SETIAP MESIN, AGAR DPT DIREPARASI DG MUDAH 4)MENGURANGI ONGKOS PRODUKSI 5)MEMPERTINGGI KESELAMATAN KERJA 6)MEMBERIKAN HASIL PRODUKSI YG BAIK 7) MEMBERIKAN SERVICE YG BAIK BAGI KONSUMEN
  • 95. 8)MENGURANGI CAPITAL INVESTMENT 9)MEMPERTINGGI FLEKSIBILITAS, UTK MEMUNGKINKAN MENGHADAPI PERUBAHAN PERMINTAAN 10) MEMPERBAIKI MORAL PEKERJA 11) MENGGUNAKAN PENGGUNAAN RUANGAN / LANTAI YG LEBIH EFISIEN 12) MENGURANGI DELAYS (KELAMBATAN / STOPPED) DLM PEKERJAAN 13) DAPAT MENGURANGI WORKING SHG MINIMUM 14) DPT MELAKUKAN PENGAWASAN YG LEBIH BAIK 14) MAINTENANCE (PEMELIHARAAN) LEBIH MUDAH DILAKUKAN 16) MENGURANGI MANUFACTURING CYCLES (WAKTU PRODUKSI) 17) PENGGUNAAN EQUIPMENT (PERALATAN) & FASILITAS YG BAIK DLM PABRIK
  • 96. PERUBAHAN TATA LETAK Pada umumnya perencanaan tata letak dan modifikasinya akan senantiasa diperlukan disetiap perusahaan. Kebutuhan memodifikasi itu disebabkan oleh beberapa faktor berikut: 1.Terjadinya perubahan desain produk secara terus menerus. 2. Adanya perubahan volume permintaan. 3.Kemungkinan penggantian fasilitas agar selalu baru (Up to Date) 4. Adanya penambahan produk Baru 5.Adanya kondisi lingkungan kerja yang tidak memuaskan. 6. Resiko kecelakaan kerja dalam proses produksi 7. Kebutuhan akan penghematan biaya. 8. Perluasan lokasi pasar produk perusahaan.
  • 97. C.JENIS TATA LETAK Menurut Russel dan Taylor (2000) tata letak dibedakan atas: 1. Tata letak Berorientasi Produk (Product Lay Out) Product layout lazim pula disebut Flow shop or continous production layout adalah penataan dari mesin, fasilitas, dan peralatan produksi menurut urutan pengerjaan untuk menyelesaikan pembuatan suatu produk atau jasa yang akan diserahkan.
  • 98. Tata letak berorientasi produk ini dipergunakan apabila : a. Produk yang dihasilkan adalah produk terstandarisasi dan ragamnya terbatas, atau tidak berbeda. b. Volume produksi tinggi. c. Urutan proses pengerjaan tetap d. Proses produksi bersifat kontinu atau berkesinambungan. Dalam tata letak produk ini pusat pusat kegiatan, mesin mesin dan peralatan disusun sedemikian rupa sehingga membentuk suatu lini pengerjaan yang berbentuk garis lurus, bentuk L, atau bentuk U untuk mempersiapkan urutan operasional yang akan menghasilkan produk.
  • 99. Sehubungan dengan karakteristik tata letak produk yang menghasilkan keluaran yang sama dan bersifat tetap, maka mesin yang dipergunakan adalah mesin dengan kegunaan khusus (Special Purpose Machine) sedangkan tenga kerja yang diberdayakan adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian Khusus (tenaga spesialisasi). Tata letak yang berorientasi produk memberikan keuntungan utama yaitu: a. Biaya variabel perunit yang rendah b. Mempertahankan biaya penanganan bahan baku yang rendah c. Mengurangi persediaan barang dalam proses pengerjaan d. Memudahkan pelatihan dan pengawasan baik atas pekerja maupun manajer
  • 100. 2. Tata Letak Process ( Process Layout ) Tata letak process (Process Layout) lazim pula disebut functional layout dan job shop layout or intermitten flow layout. Pada dasarnya, tata letak proses adalah penataan letak fasilitas dan mesin serta peralatan produksi, yang dikelompokkan menurut kesamaan fungsinya. Ciri ciri dari tata letak ini adalah a. Arus kegiatan pengolahan atau pengerjaan produk berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, atau antara pesanan pelanggan yang satu dengan yang lainnya. b. Produk yang dibuat tergolong produk yang tidak terstandarisasi, spesifikasinya disesuaikan dengan permintaan pemesan atau pelanggan. c. Volume Produksi terbatas tetapi ragamnya banyak.
  • 101. d. Mesin atau peralatan produksi yang dipergunakan adalah mesin atau peralatan yang multi guna (Multipurpose Machine) e. Pelanggan yang menentukan desain atau spesifikasi produk . Keuntungan utama dari tata letak ini adalah fleksibilitasnya dalam menetapkan peralatan dan merekrut tenaga kerja. Apabila terjadi kerusakan salah satu mesin, maka tidak perlu menghambat seluruh proses, pekerjaan dapat ditransfer kemesin yang lain yang ada di departement yang sama. 3. Tata Letak Tetap ( Fixed Position Layout ) Tata letak tetap lazim pula disebut tata letak proyek (Project Layout). Dalam tata letak ini, produk yang dikerjakan tetap berada diposisinya disuatu tempat pengerjaan yang ditentukan. Alat alat dan perlengkapan, bahan serta para pekerja dibawa ketempat pengerjaan produk.
  • 102. Pada umumnya, tata letak dengan posisi tetap menjadi rumut karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: a. Ruang gerak terbatas , Proyek harus tetap berada dilokasi pengerjaan. b. Pada tahap tahap proses konstruksi diperlukan bahan baku yang berbeda beda, sehingga diperlukan penjadwalan yang cermat. c. Jumlah bahan baku yang dibutuhkan bervariasi. 4. Tata Letak Ritel (Retail layout) Tata letak ritel adalah tata letak dari usaha eceran seperti departement store dan supermarket. Tata letak harus memperhitungkan selera dan persepsi pelanggan. Tata letak harus menjamin semua pengunjung atau pelanggan akan merasa lega berada dalam bangunan, udara sejuk, cahaya lampu terang, mudah dijangkau dan lain lain.
  • 103. 5. Tata Letak Gudang (Warehouse Layout) Tata letak gudang sangat penting untuk diperhatikan, karena tata letak gudang yang baik akan memudahkan penanganan dan pengendalian persediaan dapat meminimumkan kerusakan barang serta memudahkan penerimaan dan penyerahan barang. 6. Tata Letak Kantor (Office layout) Tata letak kantor bertujuan untuk menentukan posisi karyawan dan peralatan agar menjamin kelancaran arus pekerjaan dan komunikasi antar semua pegawai dan manajer yang ada. Ruangan kerja setiap karyawan harus disesuaikan luasnya dengan volume pekerjaannya.
  • 104. D.TATA LETAK MODERN Russel dan Taylor (2000), Render dan Heizer(2001) serta Krajewski dan Ritzman (1987) mengemukakan bahwa tataletak terdahulu telah dikembangkan menjadi tata letak modern atau disebut Hybride Layout (tata letak hibrida). Tata letak hibrida dibedakan atas : 1. Cellular Layout Pada tata letak selular, mesin atau peralatan produksi yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu produk dikelompokkan kedalam suatu mechine cell. 2. Flexible Manufacturing System (FMS) Tata letak ini merupakan penyempurnaan tata letak sebelumnya yang mengintegrasikan mesin yang dipergunakan dalam pengolahan dengan alat alat material handling yang otomatis. 3. Mixed-Model Assembly Line Suatu tata letak lini rakitan yang didesain untuk membuat lebih dari satu jenis model atau berbagai jenis produk.
  • 106. PENENTUAN DAN PERENCANAAN KAPASITAS Pertemuan 9
  • 107. PENGERTIAN KAPASITAS Kapasitas (capacity) adalah hasil produksi atau volume pemrosesan (throughput) atau jumlah unit yang dapat ditangani, diterima, disimpan, atau diproduksi oleh sebuah fasili-tas dalam suatu periode waktu ter-tentu. suatu fasilitas selama periode / selang waktu tertentu. biasanya dinyatakan dalam unit produk yang dihasilkan per satuan waktu. misalnya; 100 unit TV / hari, 5 pasien / jam, dsb.
  • 108. •Kapasitas menentukan : (a). Persyaratan modal shg mempe- ngaruhi sebagian besar biaya tetap. (b). Menentukan apakah permintaan dapat dipenuhi atau apakah fa- silitas yg ada berlebihan.
  • 109. Jika kapasitas terlalu besar, sebagi-an fasilitas akan menganggur dan akan terdapat biaya tambahan yang dibebankan pada produksi yg ada. •Tujuan perencanaan kapasitas : pencapaian tingkat utilitas tinggi dan tingkat pengembalian investasi yg tinggi, penetapan ukuran fasilitas sangatlah menentukan.
  • 110. A Perencanaan kapasitas merupakan bagian dari keputusan strategis jangka panjang. Perencanaan kapasitas dirumuskan berdasarkan hasil peramalan permintaan dimasa mendatang. Peramalan biasanya diikuti dengan studi tentang kapasitas produksi perusahaan saingan. Dalam Perencanaan kapasitas ada beberapa faktor yang perlu mendapatkan perhatian yaitu sebagai berikut : 1. Perubahan volume permintaan beserta intensitas atau kecepatan perubahannya 2. Besarnya biaya oportunitas yang mungkin timbul. 3. Ketersediaan dana 4. Besarnya biaya penyimpanan
  • 111. Jenis – jenis Kapasitas 1. Design capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu pabrik yang dirancang 2. Rated capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu yang menunjukkan bahwa fasilitas secara teoritik mempunyai kemampuan memproduksinya 3. Standard capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu yang ditetapkan sebagai “sasaran” pengoperasian bagi manajemen, supervisi dan para operator mesin 4. Actual/operating capacity, yaitu tingkat keluaran rata-rata per satuan waktu selama periode-periode waktu yang telah lewat 5. Peak capacity, yaitu jumlah keluaran per satuan waktu yang dapat dapat dicapai melalui maksimasi keluaran, dan mungkin dilakukan dengan kerja lembur, menambah tenaga kerja, menghapus penundaan-penundaan, mengurangi jam istirahat, dll
  • 112. KAPASITAS DESAIN DAN KAPASITAS EFEKTIF 1.Kapasitas desain (design capacity) adalah output maksimum sistem secara teoritis pada suatu periode waktu tertentu dgn kondisi ideal. Kapasitas desain biasanya dinyata-kan dlm tingkatan tertentu spt jlh bahan baku yg dapat diproduksi se-tiap minggu, setiap bulan, atau setiap tahun.
  • 113. Banyak perusahaan, pengukuran ka- pasitas dapat dilakukan secara langsung, yaitu jumlah maksimum dari unit yg diproduksi dlm suatu waktu tertentu. Contoh : banyak tempat tidur (rumah sakit), jlh anggota aktif (dlm sebuah gereja), ukuran ruang kelas (sekolah).
  • 114. Organisasi lain menggunakan waktu kerja total yg tersedia sebagai sebuah pengukuran kapasitas kese-luruhan. 2. Kapasitas efektif : kapasitas yang diperkirakan dapat dicapai oleh pe- rusahaan dgn keterbatasan operasi yg ada sekarang.
  • 115. Kapasitas efektif biasanya lebih ren-dah dari kapasitas desain, karena fasilitas yang ada mungkin telah di-rencanakan untuk versi produk sebelumnya atau ukuran bauran pro-duk yg berbeda yg sekarang sedang diproduksi.
  • 116. Pengukuran Kapasitas 1.Utilitas : % kapasitas desain yang sesunguhnya telah dicapai. 2.Efisiensi : % kapasitas efektif yang sesungguhnya telah dicapai (%) desain KapasitasOutputUtilitas (%) efektif KapasitasOutput Efisiensi
  • 117. CONTOH •Perusahaan Sari Roti memiliki pabrik yang memproduksi roti “Deluxe” untuk sarapan dan ingin memahami kapasitasnya dgn lebih baik. Tentukan kapasitas desain (utilitas) dan kapasitas efktif (efisiensi), jika • fasilitas memproduksi = 148.000 roti, •kapasitas efektif pabrik = 175.000 roti. •beroperasi 7 hari/ minggu dgn 3 giliran kerja masing-masing 8 jam/hari. •dirancang utk mem-produksi roti isi kacang hijau dan keju dgn tingkat output = 1.200 roti/jam.
  • 118. Penyelesaian Kapasitas desain =(7hari x 3giliran kerja x 8)x (1.200 roti/jam) =201.600 roti. %4,73600.201000.148  desainKapasitasOutputUtilitas%6,84000.175000.148  EfektifKapasitasOutputEfisiensi
  • 119. CONTOH-2 •Manajer produksi menetapkan output yg diperkirakan dari lini produksi kedua bagi departemen penjualan. Kapasitas efektif lini kedua = 175.000 roti. Lini pertama berope-rasi dgn tingkat efisiensi 84,6% (spt contoh-1), sedangkan output lini kedua akan lebih sedikit drpd lini pertama karena pekerja yg tersedia baru direkrut shg efisiensi yg diperkirakan tdk lebih dari 75%. Berapa output yg diper-kirakan •Penyelesaian : Output =(kapasitas efektif)(efisiensi) =(175.000)(0,75)=131.250 roti.
  • 120. B.Perencanaan Kapasitas adalah keputusan perencanaan strategis jangka panjang yang ditujukan untuk mengadakan seluruh sumber daya produktif yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk dapat dipakai menghasilkan level produksi tertentu. Strategi perencanaan kapasitas ini menurut Russel dan Taylor (2000) dibedakan atas tiga tipe yaitu sebagai berikut: 1. Capacity lead strategy Suatu strategi pengembangan kapasitas yang bersifat agresif dan dimaksudkan untuk mengantisipasi pertumbuhan permintaan dimasa mendatang. 2. Capacity lag strategy Suatu strategi pengembangan kapasitas yang bersifat konservatif, peningkatan kapasitas dilakukan setelah terjadi peningkatan permintan pasar.
  • 121. 3. Average Capacity Strategy Strategi kapasitas rata rata, suatu strategi pengembangan kapasitas yang diselaraskan dengan rata rata peningkatan estimasi permintaan. Strategi ini bersifat moderat. Besarnya volume peningkatan kapasitas sangat ditentukan oleh beberapa faktor yaitu: 1. Estimasi volume permintaan dan perkiraan jumlah permintaan yang dapat dilayani oleh perusahaan. 2.Tujuan strategis yang akan dicapai, yaitu tujuan pengembangan, peningkatan mutu layanan kepada pelanggan, atau tujaun persaingan. 3. Biaya dari ekspansi dan biaya operasi sesudah ekspansi.
  • 122. Kapasitas tak terpakai sebagai konsekuensi dari ekspansi lazim pula disebut sebagai cadangan kapasitas ( capacity Cushion ) capacity cushion merupakan porsi kapasitas yang dinyatakan dalam persen yang saat ini menjadi sediaan kapasitas tidak terpakai yang dimaksudkan untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diperkirakan dimasa yang akan datang. Rumus : Rasio Pemakaian Kapasitas = Kapasitas Terpakai x 100 % Kapasitas terpasang Misalkan sebuah pabrik semen memiliki kapasitas terpasang 2.600.000 ton pertahun dan yang terpakai dalam tahun berjalan hanya 2.000.000 ton maka berapakah tingkat penggunaan kapasitasnya.
  • 123. Rasio Pemakaian kapasitas = 2.000.000 x100 % =76.9 % 2.600.000 Rumus : Capacity Utilization Rate = Kapasitas terpakai x 100 % Kapasitas pada best operating level Misalkan kapasitas terpasang sebuah pabrik terigu adalah 5.000.000 ton, Pemakaian biaya rata rata minimum 75 % dan pemakaian kapasitas dalam tahun berjalan adalah 2.500.000 ton maka tingkat penggunaan kapasitas (Capacity utilization rate, CUR) adalah CUR = 2.500.000 = 66.7 % 0.75 (5.000.000)
  • 124. C.METODE PERENCANAAN KAPASITAS 1. Pemakaian Metode Program Linear Program linear adalah analisis yang cocok diterapkan dalam penyusunan rencana agregat. 2. Analisis Dengan Decision Tree Analisis yang dipakai jika kondisi yang dihadapi adalah probabilistik artinya nilai variabel tidak terdefinisi secara unik, pada dasar nya metode ini adalah model skematik yang dipakai mengevaluasi alternatif melalui beberapa tahapan yang berurutan sedangkan probabilita kejadian dan konsekuensi setiap kejadian diketahui. 3. Analisis dengan Trial dan Error Perencanaan kapasitas dengan metode ini merupakan alokasi kebutuhan kapasitas berdasarkan pertimbangan intuitif rasional dengan mempertimbangkan manfaat dan resiko pilihan alokasi dalam usaha menemukan alokasi yang optimal.
  • 126. A.PENGENDALIAN SEDIAAN INDEPENDEN Ada tiga hal yang harus diperhatikan oleh manajer pabrikasi dalam menangani persediaan: 1. Memelihara sumber pasokan. 2. Memelihara material 3. Pemanfaatan yang tepat waktu. Pengelolaan Persediaan mempunyai arti penting karena : 1. Inventori (persediaan) merupakan investasi yang membutuhkan modal besar. 2. Mempengaruhi pelayanan kepelanggan 3. Mempunyai Pengaruh Pada fungsi lain.
  • 127. Inventory adalah persediaan yang digunakan sebagai sarana produksi atau untuk memuaskan dan memenuhi permintaan pelanggan. Termasuk dalam inventory adalah: 1. Bahan baku/bahan mentah (Raw Materials) 2. Barang dalam proses/barang setengah jadi 3. Barang jadi Tujuan utama dari persediaan adalah menghubungkan pemasok dengan pabrik.
  • 128. MANAJEMEN PERSEDIAAN PERSEDIAAN: BAHAN / BARANG YG DISIMPAN & AKAN DIGUNAKAN UTK MEMENUHI TUJUAN TERTENTU MISAL UTK PROSES PRODUKSI / PERAKITAN, UNTUK DIJUAL KEMBALI & UTK SUKU CADANG DR SUATU PERALATAN / MESIN BENTUK PERSEDIAAN: a)BAHAN MENTAH b)BAHAN PEMBANTU c)BARANG DALAM PROSES d)BARANG JADI e)SUKU CADANG PERSEDIAAN MERUPAKAN SUMBER DANA YG MENGANGGUR, KRN. SEBELUM PERSEDIAAN DIGUNAKAN BERARTI DANA YG TERKAIT DI DALAMNYA TIDAK DAPAT DIGUNAKAN
  • 129. B.TUJUAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN Pengadaan sediaan umumnya ditujukkan untuk memenuhi hal hal berikut: 1. Untuk Memelihara Independensi Operasi 2. Untuk memenuhi tingkat permintaan yang bervariasi 3. Untuk menerima manfaat ekonomi atas pemesanan bahan dalam jumlah tertentu 4. Untuk menyediakan suatu perlindungan terhadap variasi dalam waktu penyerahan bahan baku. 5. Untuk menunjang fleksibilitas penjadwalan produksi.
  • 130. BIAYA-BIAYA YG TIMBUL DARI ADANYA PERSEDIAAN: 1) BIAYA PEMESANAN (ORDERING COST): YI. BIAYA YG DIKELUARKAN UTK PEMESANAN, TERMASUK BIAYA YI: a. BIAYA ADMINISTRASI PEMBELIAN & PENEMPATAN ORDER (COST OF PLACING ORDER) b. BIAYA PENGANGKUTAN & BONGKAR MUAT (SHIPING & HANDLING COST) c. BIAYA PENERIMAAAN d. BIAYA PEMERIKSAAN 2) BIAYA YG TERJADI DR ADANYA PERSEDIAAN (INVENTORY CARRYING COST). DISEBUT JUGA SEBAGAI BIAYA MENGADAKAN PERSEDIAAN (STOCK HOLDING COST), BIAYA INI BERHUBUNGAN DG TINGKAT RATA-RATA PERSEDIAAN YG SELALU ADA DI GUDANG, SEHINGGA BESARNYA BERVARIASI TERGANTUNG JUMLAH BARANG DI GUDANG. YG TERMASUK DALAM BIAYA INI :
  • 131. a) BIAYA PERGUDANGAN (STORAGE COST) TERDIRI DARI: - BIAYA SEWA GUDANG - UPAH & GAJI TENAGA PENGAWAS & PELAKSANA PERGUDANGAN - BIAYA PERALATAN MATERIAL HANDLING DI GUDANG - BIAYA ADMINISTRASI GUDANG, DLL b) PAJAK KEKAYAAN ATAS INVESTASI DLM PERSEDIAAN UTK JANGKA WAKTU SATU TAHUN, DIHITUNG ATAS DASAR INVESTASI DR PERSEDIAAN RATA- RATA SELAMA) SATU TAHUN c) RISIKO KETINGGALAN JAMAN / MENJADI TUA d) KERUSAKAN e) KECURIAN f) TURUNNYA NILAI / HARGA BARANG DALAM PERSEDIAAN g) BUNGA ATAS MODAL YG DIINVESTASIKAN DLM INVENTORY UTK MENGGANTI HILANGNYA KESEMPATAN MENGGUNAKAN MODAL TSB. DLM INVESTASI LAIN SHG DISEBUT SBG. COST OF FORGONE INVESTMENT OPPORTUNITY
  • 132. 3) BIAYA KEKURANGAN PERSEDIAAN (OUT OF STOCK COST) YI. BIAYA TAMBAHAN YG DIKELUARKAN SBB: a) PELANGGAN MEMINTA / MEMESAN SUATU BARANG SEDANGKAN BARANG / BAHAN YG DIBUTUHKAN TDK TERSEDIA b) PENGIRIMAN KEMBALI PESANAN (ORDER) 4) BIAYA YG BERHUBUNGAN DG KAPASITAS (CAPACITY ASSOCIATED COST), TERDIRI DARI: a) BIAYA KERJA LEMBUR b) BIAYA LATIHAN c) BIAYA PEMBERHENTIAN KERJA d) BIAYA PENGANGGURAN (IDLE TIME COST) BIAYA INI TERJADI KARENA ADANYA PENAMBAHAN / PENGURANGAN KAPASITAS PRODUKSI ADA TIGA HAL YG MENYEBABKAN TERJADINYA PERSEDIAAN: 1) TERTUNDANYA PENJUALAN 2) KEHILANGAN PENJUALAN 3) KEHILANGAN PELANGGAN
  • 133. C. ASUMSI DASAR PERSEDIAAN OPTIMUM Persediaan optimum akan dicapai pada titik keseimbangan antara biaya penyimpanan dan biaya pemesanan. Rumus : Q2 = 2 DS dan Q opt = 2 DS H H Total Persediaan (TC) = Biaya Variabel + Biaya Tetap TC= D (S) + D (H) Q 2 TIC= D (S) + D (H) + DC Q 2
  • 134. Ket: TC = Biaya Total Sediaan DS/Q = Biaya Pemesanan QH/2 = Biaya Penyimpanan DC = Harga dari sediaan yang diperlukan selama satu tahun TIC = Biaya Variabel Persediaan Contoh : Sebuah perusahaan memerlukan sediaan sebanyak 15.000 unit pertahun biaya pemesanan Rp. 500.00 perorder dan biaya peyimpanan Rp 60.00 perunit pertahun, harga sediaan per unit Rp 100.00 hitunglah berapa besar kuantitas pemesanan yang optimal , dan berapa pula biaya variabel sediaan dan biaya total sediaan.
  • 135. Q opt = 2 DS H = 2 x 15.000 x 500 60 = 250.000 = 500 Unit TIC = D (S) + D (H) + DC Q 2 = (15.000 / 500) x Rp 500 + ( 500/2)x Rp60.00 = Rp30.000,00 TC = D (S) + D (H) Q 2 = Rp 15.000 +Rp15.000+15.000(Rp100.00) = Rp1.530.000,00 Biaya Rata rata sediaan =Rp 1.530.000,00/15.000 unit = Rp102,00
  • 136. D.PENGENDALIAN PERSEDIAAN TIPE DEPENDEN Persediaan tipe dependen ini lazim disebut Material Requirements Planing (MRP). MRP dapat diartikan sebagai sebuah metode perencanaan dan pengendalian material (bahan baku, parts, komponen dan sub komponen) yang terkait pada unit produksi yang akan dihasilkan disertai dengan penentuan jadwal dan unit yang harus dipesan, dan penentuan kapan pesanan itu harus diterima.
  • 137. Unsur penting dalam MRP yaitu: 1. Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedulling, MPS) 2 Status Persediaan (Inventory Record) 3. Struktur Produk (Bill Of Material, OM) 4. Waktu Tenggang (Lead Time) E. PENYUSUNAN MRP Russel dan Taylor (2000) Heizer dan Render (2004) serta Krajewski dan Ritzman (2005) menyebutkan ada tiga macam metode penetapan jumlah unit yang harus dipesan, ketiga metode itu adalah:
  • 138. 1. Fixed Order Quantity (FOQ) Metode yang dimaksudkan untuk memelihara jumlah unit yang dipesan tetap sama. Dapat pula menggunakan metode empiris yaitu metode EOQ (Economic Order Quantity). 2. Periodic Order Quantity (POQ) Pada penentuan unit pesanan berdasarkan priode tetap maka jumlah unit yang dipesan perorder dapat saja berbeda setiap kali melakukan pemesanan tetapi selang waktu penyampaian order tetap sama.
  • 139. 3. Lot For Lot (L4L) Pada metode ini unit yang diorder disesuaikan dengan jumlah kebutuhan bersih dalam priode yang bersangkutan. D.PENGEMBANGAN MRP Pengaitan aspek aspek seperti kapasitas produksi, harga masukan, giliran kerja (shift), dan keuangan perusahaan, telah mendorong terjadinya pengembangan MRP.
  • 140. Pengembangan yang dimaksud adalah 1. Capacity Requirement Planing CRP adalah suatu sistem terkomputerisasi yang merancang proyeksi beban dari rencana material yang ditentukan kepada kapasitas suatu sistem, sekaligus mengidentifikasi beban yang kurang dan beban yang terlalu berat. 2. MRP II MRP II lazim disebut Manufacturing Resource Planing yaitu suatu bentuk aplikasi komputer yang mengintegrasikan pengendalian bahan (komponen dan sub komponen) dengan biaya sumber daya lain yang dibutuhkan untuk memproduksi suatu keluaran dan dinilai dalam suatu satuan uang.
  • 141. 3. ERP (Enterprise Resource Planing) MRP II yang berbasis komputer ini menjadi landasan untuk menyusun rencana sumber daya perusahaan (Enterprise ResourcePlaning). Pengembangannya menjadi ERP akan memudahkan perusahaan menyusun rencana anggaran belanja dan pendapatan perusahaan.
  • 143. A.PENDAHULUAN Berbagai macam definisi mutu dari berbagai sumber: 1. Mutu adalah suatu atribut penting dan merupakan pembeda suatu produk atau seseorang terhadap produk atau orang lainnya. 2.Mutu adalah suatu derajat atau kelas dari keunggulan atau kekayaan kebendaan. 3. Mutu adalah karakteristik dari suatu produk yang menggambarkan hakikat individual yang nyata dari produk yang bersangkutan. 4. Mutu adalah status sosial yang tinggi.
  • 144. MUTU ? Mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full customer satisfaction). Suatu produk bermutu apabila dapat memberi kepuasan sepenuhnya kepada konsumen (Feigenbaum) Mutu adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia, proses dan tugas serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan
  • 145. DIMENSI MUTU •Performa •Keistimewaan (feature) •Keandalan (reliability) •Konformasi (conformance) •Daya tahan (durability) •Kemampuan pelayanan (service ability) •Estetika •Kualitas yang dirasakan (perceived quality)
  • 146. B.MANAJEMEN MUTU Tahap perkembangan sistem manajemen mutu dapat dibedakan dalam lima tahapan yakni : 1. Quality Inspection Era Pada era ini tanggung jawab atas mutu diletakkan pada quality inspector atau product inspector. 2. Statistical Quality Control (SQC) Era Dalam era ini tanggung jawab atas mutu diletakkan pada engineering department.
  • 147. 3. Quality Assurance Era Dalam era ini ditandai dengan implementasi total quality control (TQC), total quality management (TQM) dan quality control circle (QCC) dan tanggung jawab atas mutu diletakkan pada semua orang, semua jabatan , dan semua proses. 4. Strategic Quality Era Dalam era ini dilakukan peningkatan TQM Dan QCC serta impelemntasi yang mengacu pada bakuan mutu nasional dan internasional
  • 148. Bakuan mutu internasional bermarkas dijenewa Yaitu Internasional Organization for Standarization (ISO), selain itu juga dikenal acuan mutu yang ada diamerika serikat yaitu MBNQA (Malcolm Baldridge National Quality Award ) dan diIndonesia dikenal SNI-19-9000. 5. Quantum Leap Quality Era Suatu falsafah mutu yang berusaha mewujudkan peningkatan mutu secara dramatis, tanggung jawab mutu terletak pada semua orang, semua jabatan,dan semua proses dalam perusahaan terutama para inovator.
  • 149. C.PENGELOLAAN MUTU PRODUK DIINDONESIA Untuk mengefektifkan pengelolaan mutu diIndonesia, melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no 15 Tahun 1991, pemerintah menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) sebagai standar mutu yang digunakan diIndonesia dan menunjuk menteri negara Riset dan Teknnologi/Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi selaku Ketua Dewan Standarisasi Nasional (DSN). Kemudian pemerintah membentuk Badan Standarisasi Nasional (BSN).
  • 150. BSN memiliki visi untuk menjadikan SNI (Standar Nasional Indonesia) menjadi faktor penguat daya saing, pelancar transaksi perdagangan, serta pelindung berbagai kepentingan, baik perusahaan maupun konsumen. Untuk mewujudkan visi itu maka BSN menetapkan misi sebagai berikut 1. Mengoordinasikan pengembangan kebijakkan serta peraturan perundang undangan mengenai standarisasi nasional. 2. Mengembangkan dan mensosialisasikan SNI
  • 151. 3. Mengembangkan penilaian kesesuaian; 4. meningkatkan persepsi masyarakat tentang kegunaan standar. 5. Memfasilitasi dan meningkatkan pertisipasi masyarakat dalam standarisasi nasional. 6. Mewakili kepentingan Indonesia dalam berbagai forum standarisasi mutu ditingkat regional dan internasional.
  • 152. D.TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DAN IMPLEMETASINYA TQM adalah satu set aktivitas yang tersusun secara sistematis dan dilaksanakan oleh keseluruhan organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien agar organisasi mampu menyediakan produk dan jasa pada tingkatan mutu yang dapat memuaskan para pelanggan pada waktu dan harga yang sesuai. Defenisi TQM tersebut mengandung unsur unsur pokok sebagai berikut : 1. Aktivitas Sistematis, berarti aktivitas yang diorganisasi untuk mencapai misi (tujuan) perusahaan yang didukung oleh kepemimpinan manajemen yang kuat dan yang dipandu oleh visi strategi jangka menengah, dan jangka panjang serta strategi mutu yang sesuai.
  • 153. 2. Yang dilaksanakan oleh keseluruhan organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien, berarti melibatkan semua orang pada semua tingkat dan semua bagian agar mencapai sasarn bisnis dengan cepat dan secara efesien. 3. Tujuan Perusahaan mengacu pada jaminan perolehan laba jangka panjang yang sesuai melalui kepuasan yang diperoleh pelanggan secara konsisten dan terus menerus. 4. Menyediakan, mengacu pada aktivitas yang memproduksi produk dan jasa untuk menyampaikannya kepada pelanggan.
  • 154. 5. Produk dan Jasa meliputi produk olahan pabrikasi (produk jadi dan komponenserta material setengah jadi) sistem, perangkat lunak,energi, informasi dll. 6. Mutu, mengacu pada kegunaan, keselamatan dan keandalan. 7. Pelanggan, meliputi para pembeli dan juga para pemakai, konsumen dan pihak lain yang memanfaatkannya. Ciri ciri TQM adalah: 1. Fokus Organisasi ialah untuk memuaskan kebutuhan pelanggan:
  • 155. 2. Mengembangkan dan memberdayakan potensi sumber daya manusia yang dimiliki organisasi secara sempurna. 3. Melibatkan semua personil organisasi untuk menemukan cara terbaik dalam melaksanakan peran atau fungsinya. 4. Mengelola proses bisnis secara keseluruhan. 5. Pengelolaan organisasi yang didasarkan fakta serta menggunakan data dan informasi. 6. Memberikan nilai tambah kepada masyarakat sekaligus mencapai sasaran finansial.
  • 156. Sejalan dengan ciri-ciri diatas maka ada tiga macam komponen manajerial TQM yaitu 1. Sistem penjamin mutu (Quality Assurance System) 2. Teknik dan Peralatan Mutu. 3. Kerja tim (Team work) Tujuan TQM menurut David H. Luthy (1997) ialah untuk mewujudkan permintaan jangka panjang dari masing masing daerah pemasaran, karena hal tersebut akan menciptakan uang, sedangkan mutu didefinisikan sebagai kecocokan produk atau jasa dengan pengharapan pelanggan.
  • 157. MANFAAT TQM P E R B A I K A N M U T U Memperbaiki Posisi persaingan Meningkatkan Pangsa pasar Harga yg Lebih tinggi Meningkatkan penghasilan Mengurangi Biaya operasi Meningkatkan laba Meningkatkan Keluaran yg Bebas dari kerusakan
  • 158. Biaya mutu dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu: 1.Biaya pencegahan (prevention cost) •Biaya untuk meninjau produk baru •Biaya perencanaan mutu •Biaya pelatihan untuk memelihara performa mutu •Biaya audit mutu •Biaya pengendalian proses •Biaya untuk mengoperasikan sistem data mutu •Biaya rancangan proses atau produk
  • 159. 2. Biaya kegagalan internal •Rework •Pengujian kembali •Penghentian operasi •Bahan sisa •Penghasilan yang hilang •Lembur akibat kerusakan produk 3. Biaya Penelaahan mutu •Biaya inspeksi •Biaya pengujian •Perbaikan alat uji •Evaluasi atas persediaan
  • 160. 4. Biaya kegagalan eksternal •Complaint adjustment •Returned material •Warranty charges •Allowances
  • 161. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA FUNGSI OPERASIONAL Pertemuan 12
  • 162. A.PENDAHULUAN Sekalipun disebuah industri sudah ada departemen sumber daya manusia (SDM) yang mengurusi segala sesuatu yang berhubungan dengan penarikan, seleksi, penempatan, pemberdayaan, penggajian, pengembangan, dan pensiunan pegawai.namun masih diperlukan fungsi khusus yang menangani SDM dibagian pabrikasi. Fungsi SDM yang khusus mengurusi SDM pabrik dikenal sebagai bagian personalia pabrik.
  • 163. Manajemen SDM perusahaan adalah kegiatan manajemen atau pengelolaan atas semua personil atau SDM perusahaan. Manajemen SDM perusahaan Manajemen produksi/ operasi Departemen riset pengembangan MSDM pabrik Gambar : Diagram Ven Posisi manajemen SDM Pabrik
  • 164. Manajemen operasi/produksi fungsi utamanya terutama berkaitan dengan pengolahan dan pengembangan produk. Departemen riset dan pengembangan bertugas untuk menangani kegiatan penelitian pada umumnya dan penelitian untuk pengembangan produk dan produk baru. Manajemen SDM pabrik adalah fungsi manajemen sumber daya manusia yang secara khusus mengemban tugas untuk menangani segala sesuatu yang berhubungan dengan pemanfaatan SDM perusahaan diunit pabrikasi
  • 165. Menurut Dervitsiotis (1984) tugas yang harus dilaksanakan dipabrik dapat dibedakan atas tiga macam karakteristik yaitu 1. Sepenuhnya dilaksanakan oleh tenaga manusia 2. Sepenuhnya dilaksanakan oleh mesin 3.Tugas dilaksanakan melalui kombinasi antara manusia dan mesin. B.DESAIN PEKERJAAN Desain pekerjaan berhubungan dengan penentuan spesifikasi tugas tugas yang terkandung dalam pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh seorang tenaga kerja , baik untuk pekerjaan fisik penuh ataupun dengan mempergunakan mesin atau peralatan lainnya.
  • 166. Maka tugas pertama yang harus diselesaikan oleh manajer departemen SDM atau manajer bagian SDM pabrik ialah melaksanakan analisis pekerjaaan (Job analysis) dan uraian Pekerjaan (Job description). Job analysis adalah merupakan proses menguraikan pekerjaan untuk mendapatkan komponen, tugas, tuntutan fisik dan mental, alat dan perlengkapan yang dipakai, jam dan kondisi kerja serta hubungannya dengan pekerjaan lain untuk membuat spesifikasi pekerjaan. Dan job description merupakan pernyataan tertulis mengenai hasil analisis pekerjaan yang menggariskan kerangka umum dari tanggung jawab dan ciri utama pekerjaan atau jabatan.
  • 167. Proses Perencanaan SDM Perencanaan Stratejik Perencanaan Sumber Daya Manusia Meramalkan Kebutuhan Sumber Daya Manusia Membandingkan Kebutuhan dan Ketersediaan Meramalkan Ketersediaan Sumber Daya Manusia Permintaan = Penawaran Tidak Ada Tindakan Surplus Karyawan Penarikan Karyawan Terbatas, Pengurangan Jam Kerja, Pensiun Dini, Pemberhentian, Perampingan Kekurangan Karyawan Rekrutmen Seleksi LINGKUNGAN INTERNAL LINGKUNGAN EKSTERNAL
  • 168. C.KOMPONEN DESAIN PEKERJAAN Menurut Russel dan Taylor (2000), Chase dan Aquilano (1995) Dervitsiotis (1984) serta Render dan Heizer (2001) pada dasarnya ada enam komponen dari desain pekerjaan yang harus diperhatikan yaitu: 1. Spesialisasi pekerjaan dari tenaga kerja 2. Perluasan pekerjaan (Job enlargement) 3. Aspek Psikologis pekerjaan 4. Kelompok kerja yang mandiri 5. Motivasi dan sistem insentif 6. Ergonomis dan cara cara kerja.
  • 169. D.PENGUKURAN KINERJA Pengukuran kinerja diperlukan untuk menentukan hasil kerja yang dicapai oleh seorang pekerja atau sekelompok pekerja. Hasil kerja yang dimaksud terikat pada lamanya waktu yang diperlukan oleh seorang pekerja untuk menyelesaikan pekerjaan. Semakin pendek waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pengerjaan satu unit tugas maka akan semakin banyak hasil kerja yang dapat diselesaikan dan sebaliknya.
  • 170. Dengan demikian setiap pekerja harus mengetahui waktu normal dan waktu standar yang ditentukan oleh perusahaan untuk menyelesaikan pengerjaan satu unit keluaran. Pada dasarnya waktu standar ( Standart Time ) adalah siklus waktu yang diperlukan oleh seorang tenaga kerja untuk menyelesaikan satu unit operasi atau kegiatan dengan mempergunakan metode kerja yang dianjurkan sesudah memperhitungkan keluangan waktu yang diizinkan untuk melakukan kegiatan pribadi yang dibolehkan seperti ketoilet dan melemaskan otot ditempat duduk.
  • 171. Selanjutnya juga dikenal waktu normal (Normal Time ) yaitu waktu rata rata yang secara normal dapat dicapai oleh tenaga kerja pada umumnya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau bagian dari pekerjaan dengan mempergunakan metode kerja yang dianjurkan. Dengan membandingkan waktu aktual (Actual Time) untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan waktu normal tersebut, maka kita dapat menemukan level kinerja seseorang (performance rating).
  • 172. Tenaga kerja Waktu normal (mnt) Waktu aktual (mnt) Level kinerja A B C D 9.9 9.9 9.9 9.9 9.0 10.0 11.0 9.0 110% 99 % 90 % 110 % Rata-rata 9.9 9.75 101.54 % Contoh Tabel : Waktu Aktual, Waktu Normal, dan Level Kinerja Pada tabel menunjukkan bahwa level kinerja rata rata dari empat orang pekerja adalah 101.54 %, waktu aktual rata rata 9.75 menit perunit dan waktu normal rata rata adalah 9.9 menit perunit
  • 173. Rumus : Tn = t (1+ r) dan Ts = Tn 1- Allowence time Ket: Tn = Waktu Normal Ts = Waktu Standar t = Waktu pengerjaan rata-rata r = Level Kinerja – 1 Untuk contoh diatas maka r = 101.54 – 1 = 0.0154 100 Tn = 9.75 (1+ 0.0154) = 10.78 Menit Bila kelonggaran waktu (Allowence time ) adalah 15 % maka Ts = 10.78 =12.68 menit 1 - 0.15
  • 174. Standar kerja diperlukan untuk menentukan hal hal berikut: 1. Kandungan tenaga kerja untuk satu unit produk yang diproduksi. 2. Kebutuhan untuk menentukan jumlah pekerja yang dibutuhkan oleh organisasi atau pabrik. 3. Estimasi biaya dan waktu sebelum produksi dilakukan. 4. Banyaknya operator yang diperlukan dan keseimbangan beban kerja dilini pengerjaan. 5. Produksi yang diinginkan. 6. Dasar dari rencana sistem insentif 7. Efisiensi SDM Pabrik
  • 175. 2008/2009 15 TANTANGAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA EKSTERNAL 1.PERUBAHAN YANG CEPAT 2.KERAGAMAN TENAGA KERJA 3.GLOBALISASI 4.PERATURAN PEMERINTAH 5.PERKEMBANGAN PEKERJAAN 6.KEKURANGAN TENAGA KERJA TERAMPIL INTERNAL 1.POSISI ORGANISASI DALAM BISNIS YANG KOMPEETITIF 2.FLEKSIBILITAS 3.PENGURANGAN TENAGA KERJA 4.RESTRUKTURISASI 5.BISNIS KECIL 6.BUDAYA ORGANISASI 7.TEKNOLOGI 8.SERIKAT PEKERJA INDIVIDU/PROFESIONAL 1.KESERASIAN ANTARA PEKERJA DENGAN ORGANISASI 2.TANGGUNG JAWAB ETHIS DAN SOSIAL 3.PRODUKTIVITAS 4.PELIMPAHAN WEWENANG 5.PENYALURAN BUAH PIKIRAN LAINNYA 1.KELEMAHAN MANAJEMEN DALAM MENGEM-BANGKAN ORGANISASI AGAR MENJADI KOMPETITIF DALAM MEWUJUDKAN EKSIS-TENSINYA 2.BANYAK MANAJER YANG TAK MELAKSA-NAKAN TANGGUNG JAWABNYA DALAM MENGELOLA SDM DI LINGKUNGANNYA 3.SULIT MENEMUKAN PETUGAS MSDM YANG MEMILIKI KEMAMPUAN MENYELARASKAN ANTARA STRATEGI BISNIS PERUSAHAAN DENGAN STRATEGI SDM
  • 176. Manajemen sumber daya manusia strategis – MSDM (strategic human resource management – SHRM) Dapat dianggap sebagai “suatu pola penyebaran SDM yang direncanakan serta aktivitas-aktivitas yang dimaksudkan untuk memungkinkan suatu organisasi agar dapat mencapai sasaran- sasarannya.” Selama pelaksanaan strategi (strategy implementation), organisasi mengikuti strategi yang dipilihnya. Dalam hal, ini terdiri atas struktur organisasi, mengalokasikan berbagai sumber daya, memastikan bahwa perusahan memiliki para karyawan yang terampil untuk ditempatkan, serta mengembangkan sistem-sistem pengargaan yang menyelaraskan perilaku dengan sasaran-sasaran strategis organisasi. Kedua tahap manajemen organisasi tersebut harus dijalankan secara efektif. Proses tersebut melibatkan proses peredaran informasi dan pengambilan keputusan yang tetap.
  • 177. PELAKSANAAN STRATEGI Ada lima variable penting yang menetukan keberhasilan pelaksanaan strategi: •Struktur organisasi •Perancanagan tugas: seleksi, pelatihan, dan pengembangan orang •Sistem-sistem penghargaan •Jenis-jenis informasi dan •Sistem informasi Dalam hal MSDM memiliki tanggung jawab tiga dari lima variable pelaksanaan yaitu: tugas, orang dan system penghargaan. Disamping pula dapat mempengaruhi dua variable yang tersisa yakni: strutur dan informasi serta proses-proses keputusan. Agar tugas dapat dilaksanakan secara sukses maka harus dirancang dan dikelompokkan dalam pekerjaan dengan cara yang efisient dan efektif
  • 178. Variabel-variabel yang harus dipertimbangkan pada pelaksanaan strategi Struktur organisasi Jenis- jenis informasi Strategi pasar produk System-sistem penghargaan Seleksi, pelatihan, dan pengemba ngan orang Perancangan tugas Kiner ja
  • 179. Model Proses Manajemen Strategis Misi Sasaran Pilihan strategi Kebutuhan sumber daya manusia Keterampilan Perilaku Budaya Analisis eksternal Peluang Ancaman Kemampuan sumber daya manusia Keterampilan Kemampuan pengetahuan Tindakan sumber daya manusia Perilaku Hasil (Produktivitas, kemangkiran, dan tingkat perputaran Kinerja perusahaan Produktivitas Kualitas Profitabilitas Praktik-praktik SDM Rekrutmen Analisis pekerjaan Pelatihan Perancangan Manajemen pekerjaan kinerja Seleksi Hubungan Pengembangan tenaga kerja Struktur Hubungan pembayaran antar karyawan Insetif Tunjangan Analisis internal Kekuatan kelemahan Perumusan Strategi Pelaksanaan Strategi Strategi-strategi Dadakan Evaluasi Strategi
  • 180. Pelaksanaan Strategi Praktik-praktik SDM Rekrutmen Analisis pekerjaan Pelatihan Perancangan Manajemen pekerjaan kinerja Seleksi Hubungan Pengembangan tenaga kerja Struktur Hubungan pembayaran antar karyawan Insetif Tunjangan Pilihan strategi Kebutuhan sumber daya manusia Keterampilan Perilaku Budaya Kemampuan sumber daya manusia Keterampilan Kemampuan Pengetahuan Tindakan sumber daya manusia Perilaku Hasil (produktivitas, kemangkiran, dan tingkat perputaran) Kinerja perusahaan Produktivitas Kualitas profitabilitas Strategi-strategi dadakan
  • 181. MANAJEMEN RANTAI PASOKAN PERTEMUAN 13
  • 182. A.PENDAHULUAN Konsep produksi modern dewasa ini menganut prinsip orientasi pasar. Karena itu, kegiatan produksi antara lain bertujuan memenuhi dan atau melampaui pengharapan konsumen. Departement pabrikasi dipandang berhasil jika mereka berhasil membangun hubungan kemitraan yang saling menguntungkan dengan pemasok (pasar bahan) dan para pelanggannya. Manajemen rantai pasokan (Supply Chain Management / SCM)
  • 183. Maka sekarang dikembangkan suatu konsep yang disebut manajemen rantai pasokan (Supply Chain Management / SCM) konsep ini berawal dari konsep rantai nilai (Value Chain). Rantai nilai merupakan konsep yang mengajarkan bahwa tujuan utama usaha bisnis untuk mewujudkan laba diproses dan diwujudkan melalui kerjasama antara aparatur operasi dan aparatur penunjang. Produk yang harus diproses atau disediakan memerlukan kerjasama berbagai pihak pelaksana kegiatan langsung yaitu 1. Pemasok yang akan mendukung terselenggaranya logistik masuk.
  • 184. 2. Fungsi operasi / departement pabrikasi yang akan melakukan pengelolaan atas masukan menajdi keluaran. 3. Fungsi distribusi dan penggudangan yang akan menyimpan dan mengatur distribusi keluaran itu kepasar. 4. Fungsi pemasaran dan penjualan yang akan memasarkan atau menjual produk yang dihasilkan atau disediakan sejak dari gudangperusahaan sampai ketangan konsumen. 5. Fungsi layanan pelanggan (customer service) merupakan fungsi yang harus membina hubungan dengan para pelanggan.
  • 185. manajemen rantai pasokan (Supply Chain Management / SCM) •Definisi: –Proses terintegrasi sejumlah entitas usaha yang bekerjasama untuk: •Memperoleh bahan mentah •Mengubah bahan mentah menjadi produk akhir •Mengirim produk akhir ke retailer •Entitas yang terlibat: –Pemasok –Manufakturer (produser) –Distributor –Retailer
  • 186. Pelaksanaan aktivitas operasi tersebut memerlukan dukungan dari pihak aparatur pendukung yang lazim disebut fungsi staf (back office function), fungsi pendukung itu mencangkup : 1. Infrastruktur 2. Manajemen SDM 3. Pengembangan Teknologi 4. Pengadaan Sumber Daya
  • 187. B.MEMAHAMI MANAJEMEN RANTAI PASOKAN Manajemen Rantai Pasokan (SCM) adalah proses perencanaan, penerapan, dan pengendalian operasi dari rantai pasokan dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan pelanggan seefisien mungkin. Faktor kompetitif dan strategis yang dapat memberikan manfaat untuk penerapan sistem manajemen rantai pasokan dengan baik adalah sebagai berikut : 1. Pemenuhan kebutuhan (Fulfillment) Aktivitas yang berhubungan dengan kepastian kecukupan kuantitas dari komponen yang diperlukan.
  • 188. 2. Logistik (logistic) Aktivitas yang berhubungan dengan pengadaan sediaan bahan atau komponen yang diperlukan 3. Produksi (production) Aktivitas tersebut berhubungan dengan kegiatan mengelolah bahan menjadi keluaran yang direncanakan. 4. Pendapatan dan laba ( Revenueand Profit) Aktivitas tersebut berhubungan dengan aktivitas pemasaran dan penjualan.
  • 189. 5. Biaya Biaya (Cost) Aktivitas yang memelihara biaya atas produk dan komponen yang dibuat atau dibeli, berada pada tingkatan biaya atau harga layak diterima. 6. Kerja sama (Cooperation) Antara mitra rantai pasokan memastikan bahwa semua pihak akan memperoleh manfaat timbal balik. Russel dan Taylor (2000) menyatakan bahwa suatu rantai pasokan terdiri atas organisasi yang saling berhubungan, sumber daya, dan proses yang menciptakan dan menyerahkan produk dan jasa kepada pelanggan akhir.
  • 190. Suatu rantai pasokan meliputi semua fasilitas, fungsi dan aktivitas yang terlibat dalam kegiatan produksi dan mengirimkan produk atau jasa yang bersangkutan dari para penyalur kepelanggan. Tujuan penting dari manajemen rantai pasokan ialah melakukan koordinasi yang baik atas berbagai aktivitas yang berbeda atau menghubungkan semua mata rantai sehingga produk dapat mengalir dengan mulus dan tepat waktu sampai ke pelanggan dan menjamin kelancaran distribusi dari perusahaan kepada para distributor, kemudian ke penyalur hingga produk ketangan konsumen.
  • 191. 1. Tujuan Melakukan Evaluasi biaya logistik 2. Alternatif yang tersedia Semua via udara Kombinasi truk –angk.air Kombinasi rel-angk .air a.Transportasi b.Persediaan c.Administrasi d.Bea/cukai e.Resiko dll a.Transportasi b.Persediaan c.Administrasi d.Bea/cukai e.Resiko dll a.Transportasi b.Persediaan c.Administrasi d.Bea/cukai e.Resiko dll Berbasisis nilai-berbasis berat-berbasisfrekuensi Buat matriks biaya, presentasi biaya logistik dll Gambar : Model evaluasi pemilihan angkutan 3.Kriteria evaluasi 4. Penggolongan kembali 5. Perhitungan
  • 192. E. RANTAI PASOKAN DAN PERTIMBANGAN EKONOMI Pertimbangan dari sisi ekonomi dalam rantai pasokan banyak berkaitan dengan kapasitas produksi, berhubungan dengan kapasitas maka perusahaan menghadapi alternatif pilihan yaitu : 1. Membuat sendiri atau membeli komponen atau produk yang dibutuhkan. 2. Menggunakan kapasitas sendiri atau memakai kapasitas luar
  • 193. Supply chain •Sebuah rangkaian atau jaringan perusahaan-perusahaan yang bekerja secara bersama-sama untuk membuat dan menyalurkan produk atau jasa kepada konsumen akhir. Rangkaian atau jaringan ini terbentang dari penambang bahan mentah (di bagian hulu) sampai retailer / toko (pada bagian hilir).
  • 194. Supply chain •Ada 3 macam hal yang harus dikelola dalam supply chain yaitu : –Pertama, aliran barang dari hulu ke hilir. contohnya bahan baku yang dikirim dari supplier ke pabrik, setelah produksi selesai dikirim ke distributor, pengecer, kemudian ke pemakai akhir. –Kedua, aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu dan –Ketiga adalah aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir atau sebaliknya.
  • 195.
  • 197. Supply chain •Dalam kondisi nyata tidak sesederhana sebagaimana diatas, contoh sebuah produk sederhana yaitu biskuit kaleng. •Pihak yang terlibat dalam supply chain biskuit kaleng tersebut adalah : 1.penghasil gandum 2.penghasil tebu 3.penghasil garam 4.penghasil aluminium 5.pabrik tepung terigu 6.pabrik gula 7.distributor garam 8.pabrik kaleng 9.pabrik biskuit 10.distributor biskuit 11.supermarket 12.perusahaan transportasi dan pergudangan.
  • 198. Supply chain Skema hubungan yang bisa dibentuk adalah sebagai berikut : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 10 11 11 11 11
  • 199. Lingkup SCM Bagian Lingkup kegiatan antara lain Pengembangan Produk Melakukan riset pasar, merancang produk baru, melibatkan supplier dalam perancangan produk baru Pengadaan Memilih supplier mengevaluasi kinerja supplier, melakukan pembelian bahan baku dan komponen, memonitor supply risk, membina dan memelihara hubungan dengan supplier Perencanaan dan Pengendalian Demand planning, peramalan permintaan, perencanaan kapasitas, perencanaan produksi dan persediaan Produksi Eksekusi produksi, pengendalian kualitas Distribusi Perencanaan jaringan distribusi, penjadwalan pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor service level di tiap pusat distribusi
  • 200. Pengembangan Produk •Sangat penting terutama bagi industri inovatif seperti industri garmen, komputer, elektronik, packaging, dsb. Hal ini dikarenakan product life cycle-nya pendek. •Menghasilkan sebuah rancangan produk bisa memakan waktu dan biaya yang sangat besar, padahal disisi lain perusahaan dituntut untuk bisa menghasilkan rancangan dalam waktu cepat dan biaya yang murah.
  • 201. Pengembangan Produk •Dalam merancang perusahaan harus mempertimbangkan beberapa hal : •Pertama, aspirasi atau keinginan pelanggan, oleh karena itu dibutuhkan riset pasar yang memadai. •Kedua, produk yang dirancang harus mencerminkan ketersediaan dan sifat-sifat bahan baku. Dalam praktek SCM modern, melibatkan supplier adalah kunci dalam proses perancangan produk baru.
  • 202. Pengembangan Produk •Ketiga, fasilitas produksi yang akan dimiliki atau dibangun, jadi aspek manufacturability perlu dipertimbangkan. •Keempat, produk yang dirancang harus sedemikian rupa sehinga kegiatan pengiriman mudah dilakukan dan tidak menimbulkan biaya-biaya persediaan yang berlebihan disepanjang suppply chain. •Kelima, aspek lingkungan, dituntut rancangan yang ramah lingkungan dan mudah didaur ulang.
  • 203. PERTEMUAN 14 Pemeliharaan Mesin dan Fasilitas produksi
  • 204. PEMELIHARAAN (MAINTENANCE) KEGIATAN UNTUK MEMELIHARA ATAU MENJAGA FASILITAS/ PERALATAN PABRIK DAN MENGADAKAN PERBAIKAN ATAU PENYESUAIAN/ PENGGANTIAN YANG DIPERLUKAN AGAT TERDAPAT SUATU KEADAANA OPERASI PRODUKSI YANG MEMUASKAN SESUAI DENGAN APA YANG DIRENCANAKAN. TUJUAN UTAMA MAINTENANCE: • KEMAMPUAN BERPRODUKSI, OUTPUT TEPAT WAKTU • MENJAGA KUALITAS • MENJAGA BARANG MODAL AGAR AWET • FUNGSI KERJA SAMA – KEUNTUNGAN • BIAYA MAINTENANT RELATIF RENDAH (PREVENTIV >< COrRECTIVE) JENIS MAINTENANCE: - PREVENTIVE - CORRECTIVE
  • 205. •Pengertian perawatan ( maintenance ) diartikan kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan kegiatan pemeliharaan, perbaikan penyesuaian, maupun penggantian sebagian peralatan yang diperlukan agar sarana fasilitas pada kondisi yang diharapkan dan selalu dalam kondisi siap pakai. Asalkata: to maintain • Arti: (1) memelihara • Arti: (2) merawat • Arti: (3) menjaga Apa yang di maintain? – mesin/peralatan: supaya tidak rusak – performance (kualitas, kuantitas, efisiensi): supayamemenuhi kriteria – aspek keselamatan: supaya tidak membahayakan personil – aspek lingkungan: supaya tidak mencemari lingkungan
  • 206.
  • 207. Tujuan Perawatan. 1.Memperpanjang usia kegunaan aset. Hal ini terutama penting di negara berkembang karena kurangnya sumber daya modal untuk penggantian. 2.Menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi, antara lain : –Selalu siap bila diperlukan sesuai dengan rencana –Tidak rusak selama produksi berjalan. –Dapat bekerja dengan efisien dan kapasitas yang diinginkan.
  • 208. 3.Menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu, misalnya unit cadangan , unit pemadam kebakaran dan sebagainya. 4.Menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut. Menghemat waktu, biaya dan material karena peralatan terhindar dari kerusakan besar. 5.Kerugian baik material maupun personel akibat kerusakan dapat dihindari sedini mungkin, karena terjadinya kerusakan da atau timbulnya kerusakan tambahan akibat kerusakan awal dapat segera dicegah.
  • 209. Keuntungan – keuntungan dari perawatan yang baik 1.Berkurangnya kemungkinan terjadinya perbaikan darurat. 2.Tenaga kerja pada bidang perawatan dapat lebih efisien. 3.Kesiapan dan kehandalan dapat lebih efisien. 4.Memberikan informasi kapan peralatan perlu diperbaiki atau diganti. 5.Anggaran perawatan dapat dikendalikan.
  • 210. Kategori Mesin/Peralatan Produksi Ditinjau dari tingkat kerumitan, harga, peranan dan resiko dalam suatu mata rantai produksi, mesin digolongkan atas : 1.Critical 2.Essential (Potentially critical) 3.General Purpose (Non critical) • Kategori ini untuk menentukan strategi perawatan yang cocok.
  • 211. 1. Mesin “Critical” • Kalau rusak dapat membahayakan • Kalau rusak proses produksi terganggu • Investasi mahal • Biaya perbaikannya mahal (misal: high speed turbine) • Waktu untuk perbaikan lama
  • 212. 2. Mesin “General Purpose” • Kalau rusak tidak membahayakan • Kalau rusak tidak mengganggu proses produksi • Investasi tidak mahal • Biaya perbaikan tidak mahal • Mempunyai unit cadangan • Tidak mengakibatkan kerusakan sekunder Mesin Essential (Potentially Critical) • Di antara mesin critical dan general purpose.
  • 213. PROSES INDUSTRI PROSES INDUSTRI: ADALAH METODE DAN TEKNIK UNTUK MENCIPTAKAN ATAU MENAMBAH KEGUNAAN SUATU BARANG ATAU JASA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER- SUMBER (MESIN, TENAGA KERJA, BAHAN-BAHAN DAN DANA) YANG ADA. JENIS PROSES INDUSTRI: TERUS MENERUS KEBAIKAN >< KEBURUKAN TERUS MENERUS  LETAK MESIN  VOOLGROUPE  MESIN BERSIFAT KHUSUS  ARBEID AAN DE LOPEN DE BAND TERPUTUS-PUTUS  LETAK MESIN  DEPARTMENTAL  MESIN BERSIFAT UMUM PROSES INDUSTRI TERPUTUS- PUTUS CIRI-CIRI
  • 214. PENGARUH OTOMATISASI TERHADAP MANAJEMEN: PEMIKIRAN MANAJEMEN: 1.TERSEDIANYA PASAR YANG LUAS  MANAJEMEN PEMASARAN 2.DIPERLUKAN TENAGA AHLI  TRAINING 3.TIDAK FLEKSIBEL  PERUBAHAN OTOMATISASI AKAN MENDATANGKAN PERUBAHAN ALASAN PENGGANTIAN MESIN 1.UMUR TEKNIS 2.UMUR EKONOMIS IN ADEQUASY KETIDAKMAMPUAN MESIN MELAYANI PENINGKATAN PERMINTAAN OBSOLESENCE KEUSANGAN MESIN KARENA ADANYA TEMUAN-TEMUAN TEKNOLOGI BARU >< METODE PENGGANTIAN MESIN
  • 215. Pengklasifikasian Perawatan Preventive Maintenance •Preventive Maintenance adalah salah satu komponen penting dalam aktivitas perawatan (maintenance). •Preventive maintenance adalah aktivitas perawatan yang dilakukan sebelum terjadinya kegagalan atau kerusakan pada sebuah sistem atau komponen, dimana sebelumnya sudah dilakukan perencanaan dengan pengawasan yang sistematik, deteksi, dan koreksi, agar sistem atau komponen tersebut dapat mempertahankan kapabilitas fungsionalnya.
  • 216. Pekerjaan-pekerjaan Dasar Pada Perawatan Preventif a. Inspeksi. •Pekerjaan inspeksi dibagi atas inspeksi bagian luar dan inspeksi bagian dalam. • Inspeksi bagian luar dapat ditujukan untuk mengamati dan mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada mesin yang sedang beroperasi, misalnya: timbul suara yang tidak normal, getaran, panas, asap dan lain-lain. •Inspeksi bagian dalam ditujukan untuk pemeriksaan elemen-elemen mesin yang dipasang pada bagian dalam seperti: roda gigi, ring, paking, bantalan dan lain-lain.
  • 217. b. Perencanaan dan Penjadwalan. • Suatu jadwal program perawatan perlu disiapkan dan harus ditaati dengan baik. Program perawatan harus dibuat secara lengkap dan teperinci menurut spesifikasi yang diperlukan, seperti adanya jadwal harian, mingguan, bulanan, tiap tiga bulan, tiap setengah tahun, setiap tahun dan sebagainya.
  • 218. c. Pencatatan dan Analisis. Catatan-catatan yang perlu dibuat untuk membantu kelancaran pekerjaan perawatan ini adalah: 1. Buku manual operasi. 2. Manual instruksi perawatan. 3. Kartu riwayat mesin. 4. Daftar permintaan suku cadang. 5. Kartu inspeksi. 6. Catatan kegiatan harian. 7. Catatan kerusakan, dan lain-lain. •Catatan-catatan ini akan banyak membantu dalam menentukan perencanaan dan keputusan-keputusan yang akan diambil.
  • 219. Analisis yang dibuat berdasarkan catatan- catatan tersebut akan membantu dalam hal: –Melakukan pencegahan kerusakan daripada memperbaiki kerusakan yang terjadi. –Mengetahui tingkat kehandalan mesin. –Menentukan umur mesin. –Memperkirakan kerusakan mesin dan merencanakan untuk memperbaikinya sebelum terjadi kerusakan. –Menentukan frekuensi pelaksanaan inspeksi. –Menentukan untuk pembelian mesin yang lebih baik dan cocok berdasarkan pengalaman masa lalu.
  • 220. Keuntungan-keuntungan dari Perawatan Preventif •Waktu terhentinya produksi menjadi berkurang. •Berkurangnya pembayaran kerja lembur bagi tenaga perawatan. •Berkurangnya waktu untuk menunggu peralatan yang dibutuhkan. •Berkurangnya pengeluaran biaya untuk perbaikan. •Penggantian suku cadang yang direncanakan dapat dihemat kebutuhannya, sehingga suku cadang selalu tersedia di gudang setiap waktu. • Keselamatan kerja operator lebih tinggi karena berkurangnya kerusakan.
  • 221. Perawatan Korektif •Perawatan korektif adalah tindakan perawatan yang dilakukan untuk mengatasi kerusakan- kerusakan atau kemacetan yang terjadi berulang kali. •Prosedur ini diterapkan pada peralatan atau mesin yang sewaktu-waktu dapat rusak. •Dalam kaitan ini perlu dipelajari penyebabnya- penyebabnya, perbaikan apa yang dapat dilakukan, dan bagaimanakah tindakan selanjutnya untuk mencegah agar kerusakan tidak terulang lagi.
  • 222. usaha untuk mengatasi kerusakan 1.Merubah proses 2.Merancang kembali komponen yang gagal 3.Mengganti dengan komponen baru atau yang lebih baik 4.Meningkatkan prosedur perawatan preventif. Sebagai contoh, melakukan pelumasan sesuai ketentuannya atau mengatur kembali frekuensi dan isi daripada pekerjaan inspeksi 5.Meninjau kembali dan merubah sistem pengoperasian mesin. Misalnya dengan merubah beban unit, atau melatih operator dengan sistem operasi yang lebih baik, terutama pada unit-unit khusus.
  • 223. •Perawatan Berjalan Dimana pekerjaan perawatan dilakukan ketika fasilitas atau peralatan dalam keadaan bekerja. Perawatan berjalan diterapkan pada peralatan- peralatan yang harus beroperasi terus dalam melayani proses produksi. •Perawatan Prediktif •Perawatan prediktif ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya perawatan prediktif dilakukan dengan bantuan panca indra atau alat-alat monitor yang canggih.