SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 18
Downloaden Sie, um offline zu lesen
MAKALAH
PENDIDIKAN PESANTREN
SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
Dosen Pengampu:
Kustiana Arisanti, M.pd.I
Disusun oleh :
Kelompok : 9
Mohammad Firmansah(7019)
Lailana faiqotul himma (7004)
M Afrizal maulidir rasul (7007)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN GENGGONG
KRAKSAAN PROBOLINGGO
2020/2021
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah atas setiap kenikmatan yang Dia berikan tanpa
terkecuali bagi setiap mahluk di muka bumi ini baik bagi mereka yang dengan
teguh menjalankan perintah-Nya ataupun yang masih nyaman dengan
kemaksiaatan yang dijalankannya karena sifat Allah yang Maha Rahman. Dan
dengan hidayah serta kasih sayang-Nya juga tidak lupa dibarengi dengan usaha
dan doa, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah yang kini telah hadir di
hadapan pembaca semua. Salawat dan salam kami sampaikan untuk Rasulullah
Muhammad SAW, sang pembawa kebenaran serta suri tauladan bagi seluruh umat
manusia untuk berhijrah dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang
benderang.
Selanjutnya, kepada Bapak/Ibu Dosen yang kami hormati dan Mahasiswa/i
seperjuangan yang kami sayangi. Kami mengucapkan terima kasih karena telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk menyusun makalah yang kini telah
hadir di hadapan Mahasiswa/i semua. Selain untuk memenuhi tugas yang
diberikan Dosen, penyusunan makalah ini juga adalah sebagai bentuk kerja sama
kami dengan Mahasiswa/i semua khususnya Fakultas Tarbiyah dalam usaha
mempelajari mata kuliah Sejarah pendidikan islam agar lebih mudah difahami
sehingga kita semua nantinya mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Demikian kata pengantar dari kami,namun dalam penyusunan makalah ini
kami sadar bahwa kami hanyalah mahluk Allah yang penuh dengan kekurangan.
Untuk itu apabila dalam penulisan makalah ini apabila terdapat kata-kata baik dari
segi isinya, bahasa, analisis dan lain sebagainya terdapat banyak kekurangan kami
mohon maaf serta kami mengharap saran dan kritik dari pembaca semua diiringi
ucapan terima kasih.
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pondok pesantren sebagai sebuah wadah pendidikan karakter yang muncul
di tengah-tengah kebobrokan moral negatif dari globalisasi dan westernisasi ,
memiliki peran yang sangat penting dalam membenahi dan memfilter pengaruh
negatif tersebut, karena pondok pesantren mencetak generasi-generasi muda atau
santri yang mengedepankan tata adab dan keilmuan beserta peng’amalannya. Di
dalam pesantren para santri dididik menjadi generasi yang berakhlakul karimah
menjunjung nilai-nilai agama dan juga terhindar dari pengaruh-pengaruh negatif
globalisasi akan tetapi tidak buta akan perkembangan teknologi. Karena dilandasi
ilmu agama yang kuat dan dibarengi dengan pendidikan umum yang mumpuni,
menjadikan santri bisa memilah, memilih dan memfilter pengaruh globalisasi.
karena dalam kamus santri ada maqolah yang mengatakan “mempertahankan
budaya lama yang baik dan mengambil budaya baru yang lebih baik” dan
menjadikan santri tetap fleksibel dalam menghadapi perkembangan zaman dengan
mengambil hal-hal positif dan memfilter hal-hal negatif tanpa harus kehilangan
jiwa-jiwa santri.
Di pondok pesantren, para santri juga dididik tentang ilmu sosial dalam
bermasyarakat, mereka dididik tentang pentingnya sosialisasi dan toleransi saling
menghormati antara satu sama lain. Aktivitas santri dan ketertiban jadwal harian
menjadikan santri memiliki pola pikir yang disiplin dalam menjalankan rutinitas-
rutinitas tersebut tidak hanya ilmu agama saja, kebanyakan pondok pesantren
sekarang mendirikan sekolah-sekolah umum di dalam pesantren yang nyatanya
bisa bersaing dengan sekolah-sekolah di luar pesantren
2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kita mengetahui asal-usul pesantren
2. Apa saja ciri-ciri pesantren
3. Dan bagaimana kita mengetahui metode pendidikan pesantren
4. Apa saja materi pendidikan pesantren
C. Maksud dan tujuan
1. Agar kita bisa mengetahui asal-usul pesantren
2. Supaya kita mengetahui ciri-ciri pesantren
3. Untuk mengetahui metode pendidikan pesantren
4. Agar kita semua mengetahui materi pendidikan pesantren
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Asal-usul pesantren
Mengenai asal-usul dan latar belakang pesantren di Indonesia terjadi
perbedaan pendapat di kalangan para ahli sejarah . Pertama, pendapat yang
menyebutkan bahwa pesantren berakar pada tradisi Islam sendiri, yaitu tradisi
tarekat. Pandangan ini dikaitkan dengan fakta bahwa penyebaran Islam di
Indonesia pada awalnya banyak dikenal dalam bentuk kegiatan tarekat dengan
dipimpin oleh kyai . Salah satu kegiatan tarekat adalah melakukan ibadah di
masjid di bawah bimbingan kyai . Untuk keperluan tersebut, kyai menyediakan
ruang- ruang khusus untuk menampung para santri sebelah kiri dan kanan masjid.
Para pengikut tarekat selain diajarkan amalan-amalan tarekat mereka juga
diajarkan kitab agama dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan agama Islam.
pesantren yang ada sekarang merupakan pengambil alihan dari sistem
pesantren orang-orang Hindu di Nusantara pada masa sebelum Islam. Lembaga
ini dimaksudkan sebagai tempat mengajarkan ajaranajaran agama Hindu serta
tempat membina kader-kader penyebar agama tersebut. Pesantren merupakan
kreasi sejarah anak bangsa setelah mengalami persentuhan budaya dengan budaya
pra-Islam. Pesantren merupakan sistem pendidikan Islam yang memiliki
kesamaan dengan sistem pendidikan Hindu - Budha. Pesantren disamakan dengan
mandala dan asrama dalam khazanah lembaga pendidikan. Hasil penelusuran
sejarah menunjukkan bahwa cikal bakal pendirian pesantren pada awal ini
terdapat di daerah -daerah sepanjang pantai utara Jawa, seperti Giri (Gresik),
Ampel Denta (Surabaya), Bonang (Tuban), Kudus, Lasem, dan Cirebon. Kota-
kota tersebut pada waktu itu merupakan kota kosmopolitan yang menjadi jalur
penghubung perdagangan dunia, sekaligus tempat persinggahan para pedagang
dan mubalig Islam yang datang dari Jazirah Arab seperti Persia dan Irak.
Keberadaan pesantren pada masa awal pertumbuhannya tidak terlepas dari sejarah
4
perkembangan Islam di Timur Tengah. Hal ini bisa dilihat dari aspek metode,
materi atau kelembagaannya yang sangat diwarnai oleh corak pendidikan Islam di
Timur Tengah pada Abad Pertengahan. Dalam konteks penyebaran Islam itulah,
pesantren mulai terbentuk dan tumbuh di Indonesia. Masuknya Islam ke Indonesia
adalah pada Abad ke 7 Masehi. Jika pada abad 7 tersebut Islam benar-benar mulai
masuk ke Indonesia, berarti pada masa itu, peradaban Islam di Timur Tengah
sedang cerah. Sebab, sekitar abad ke 6 – 7 Masehi, obor kemajuan ilmu
pengetahuan berada di pangkuan peradaban Islam. Dalam lapangan kedokteran,
muncul nama-nama terkenal seperti: Al-Hawi karya al-Razi (850-923) merupakan
sebuah Ensiklopedi mengenai seluruh perkembangan ilmu kedokteran sampai
masanya.
Meskipun Timur Tengah sedang mengalami kemajuan pada abad tersebut,
namun yang membawa Islam ke Indonesia adalah pedagang yang disinyalir
orangnya hidup tidak selalu menetap. Artinya, setiap musim pelayaran, mereka
pergi berdagang sesuai dengan arah mata angin. Apalagi ketika mereka memasuki
wilayah Indonesia, kondisi masyarakatnya saat itu masih sangat sederhana dan
banyak dipengaruhi oleh agama Hindu, sehingga diperkirakan ajaran Islam yang
mereka sebarkan juga disesuaikan dengan keadaan masyarakatnya. Hal ini begitu
terlihat pada saat Wali Songo yang menyebarkan ajaran Islam, kebudayaan
masyarakat setempat sering dijadikan modal dasar bagi mereka untuk
menyisipkan ajaran Islam. Misalnya saja Sunan Kalijaga menggunakan Wayang
sebagai media dakwahnya. Islamisasi kebudayaan sebagai strategi penyebaran
Islam tersebut tentunya sangat mempermudah diterimanya ajaran yang
disampaikan. Oleh karena itu, dalam catatan sejarah, Wali Songo sangat berhasil
menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam di Indonesia. Demikian pula
dalam catatan sejarah, pada zaman Wali Songo inilah istilah pondok pesantren
mulai dikenal di Indonesia. Ketika itu, Sunan Ampel mendirikan sebuah
padepokan di Ampel Surabaya dan menjadikannya pusat pendidikan di Jawa. Para
santri yang berasal dari pulau Jawa datang untuk menuntut ilmu agama. Bahkan
di antara para santri ada yang berasal dari Gowa dan Talo, Sulawesi. Padepokan
5
Sunan Ampel inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya pesantren-pesantren di
Indonesia. Salah seorang santri dari padepokan Sunan Ampel adalah Sunan Giri
yang mendirikan pesantren Giri Kedaton, beliau juga merupakan penasehat dan
panglima militer ketika Raden Patah melepaskan diri dari Majapahit. Keahlian
beliau di bidang Fiqh menyebabkan beliau diangkat menjadi mufti setanah Jawa.
Santri dari Sunan Giri ini adalah Raden Patah yang kemudian menjadi raja
pertama di kerajaan Demak, yang merupakan putra terakhir dari Raja Majapahit
Prabu Brawijaya V. Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di tanah
Jawa yang dibimbing oleh para Wali Songo.
Pada masa Raden Patah pula kerajaan Demak mengirimkan ekspedisi ke
Malaka yang dipimpim Adipati Unus untuk merebut selat Malaka dari tangan
Belanda. Apabila diteliti mengenai silsilah ilmu para Wali Songo tersebut, akan
ditemukan bahwa kebanyakan silsilahnya sampai pada Sunan Ampel. Misalnya
saja Sunan Kalijaga, beliau adalah santri dari Sunan Bonang yang merupakan
Putra Sunan Ampel. Begitu pula Sunan Kudus yang banyak menuntut ilmu dari
Sunan Kalijaga. Semua mereka tersebut punya jasa yang sangat dalam penyebaran
agama Islam. Begitulah pesantren pada masa Wali Songo, ia digunakan sebagai
tempat untuk menimba ilmu sekaligus untuk menempa para santri agar dapat
menyebarluaskan ajaran agama Islam, mendidik kader-kader pendakwah guna
disebarkan ke seluruh Nusantara. Hasilnya bisa dilihat sendiri, Islam menjadi
agama mayoritas di Indonesia dan bahkan bukan hanya itu, jumlah pengikutnya
adalah yang terbanyak di dunia. Setelah itu muncul pula pesantren-pesantren lain
yang mengajarkan ilmu agama diberbagai bidang berdasarkan kitab-kitab salaf
Setelah periodesasi perkembangan pesantren yang cukup maju pada masa Wali
Songo, masa-masa suramnya mulai terlihat ketika Belanda menjajah Indonesia.
Pada periode penjajahan ini, pesantren selalu berhadapan dengan kolonialis
Belanda yang sangat membatasi ruang geraknya.
Pemerintah Belanda mengeluarkan kebijakan politik pendidikan dalam
bentuk Ordonansi Sekolah Liaratau Widle School Ordonanti. Melalui kebijakan
tersebut, pihak Belanda ingin membunuh madrasah dan sekolah yang tidak
6
memiliki izin. Selain itu, kebijakan formal Belanda tersebut juga bertujuan
melarang pengajaran kitab-kitab Islam yang menurut mereka berpotensi
memunculkan gerakan subversi atau perlawanan di kalangan santri dan kaum
muslim pada umumnya. Setidaknya, tercatat empat kali pihak Belanda
mengeluarkan peraturan yang bertujuan membelenggu perkembangan pesantren di
Indonesia, yaitu pada tahun 1882, 1905, 1925, dan 1932.13 Sejak perjanjian
Giyanti, pendidikan dan perkembangan pesantren dibatasi oleh Belanda. Belanda
bahkan menetapkan resolusi pada tahun 1825 yang membatasi jumlah jamaah
haji. Selain itu, Belanda membatasi kontak atau hubungan orang Islam Indonesia
dengan negara-negara Islam lainnya. Hal-hal seperti ini pada akhirnya membuat
pertumbuhan dan pekembangan Islam menjadi tersendat. Sebagai respons
penindasan Belanda tersebut, kaum santri mulai melakukan perlawanan. Menurut
Clifford Geertz, antara tahun 1820-1880, telah terjadi pemberontakan dari kaum
santri di Indonesia, yaitu:
1. Pemberontakan kaum Padri di Sumatra dipimpin oleh Imam Bonjol.
2. Pemberontakan Diponegoro di Jawa
3. Pemberontakan Banten akibat tanam paksa yang dilakukan Belanda.
4. Pemberontakan di Aceh yg dipimpin antara lain oleh Teuku Umar dan Teuku
Cik Ditiro.
Akhirnya, pada akhir abad ke-19, Belanda mencabut resolusi yang
membatasi jamaah haji sehingga jumlah peserta jamaah haji pun membludak. Hal
ini menyebabkan tersedianya guru-guru pendidikan agama Islam dalam jumlah
yang besar, karena selain berniat untuk menunaikan ibadah haji, parajamaah juga
menuntut ilmu-ilmu agama, dan ketika mereka kembali lagi ke Indonesia, mereka
mengembangkan dan menyebarluaskan ilmunya. Lantaran adanya niat ganda
seperti ini, jumlah pesantren semakin meningkat dari tahun ke tahun. Adapun
ulama-ulama Indonesia yang berkualitas internasional setelah melaksanakan
ibadah Haji, diantaranya adalah Syekh Ahmad Khatib As-Sambasi, Syekh
Nawawi Al-Bantani, Syekh Mahfudz At-Tarmizi, Syekh Abdul Karim, dan lain
7
sebagainya. Dari mereka itulah intisab keilmuan kyaikyai Indonesia bertemu.
Setelah penjajahan Belanda berakhir, Indonesia dijajah kembali oleh Jepang. Pada
masa penjajahan Jepang ini, pesantren masih saja berhadapan dengan kebijakan
Saikere yang dikeluarkan pemerintah Jepang. Melalui kebijakan tersebut, setiap
orang bumiputra diharuskan membungkuk 90 derajat ke arah Tokyo setiap pagi
jam 07.00 untuk menghormati atau memuja Kaisar Jepang, Tenno Haika, yang
diyakini sebagai keturunan Dewa Amaterasu. Disinilah peran karismatik K.H
Hasyim Asy’ari terbukti ampuh. K.H Hasyim Asy’ari sangat menentang dan
menolak ritual yang diatur oleh pemerintah Jepang itu sehingga ia ditangkap dan
dipenjara selama 8 bulan. Di luar dugaan pihak Jepang, penangkapan dan
pemenjaraan kyai tersebut justru melahirkan aksi perlawanan di kalangan santri.
Terjadilah demonstrasi besar-besaran yang melibatkan ribuan kaum santri untuk
menuntut pembebasan K.H Hasyim Asy’ari dan menolak kebijakan Saikere. Sejak
itulah pihak Jepang tidak pernah mengusik dunia pesantren, walau kekejamannya
terhadap kaum bumiputra lebih menyakitkan dibandingkan penjajahan
Belanda.Menjelang kemerdekaan, kaum santri telah dilibatkan di dalam
penyusunan undang-undang dan anggaran dasar Republik Indonesia, yang
diantaranya melahirkan piagam Jakarta. Namun, oleh golongan nasionalis sekuler,
piagam Jakarta tersebut dihilangkan sehingga kandas impian kaum santri untuk
mendirikan negara Islam Indonesia.
B. Ciri pondok Pesantren
Beberapa unsur pokok yang dimiliki pondok pesantren bisa dikategorikan dalam
ciri fisik lembaga (fasilitas yang dimiliki), sistem pendidikan yang dipakai beserta
sumber buku, dan juga manusia yang berada di pondok pesantren baik itu
pendidik dan siswanya. Berikut rinciannya.
Memiliki Kyai
Ciri suatu pondok pesantren adalah adanya Kyai atau Ajengan (atau sebutan
lainnya) pada pondok pesantren. Umumnya tokoh sentral lembaga ini dan
8
adakalanya menjadi simbol suatu pondok pesantren. Juga sebagai pengasuh utama
dan tertinggi utamanya pada lembaga pontren yang beraliran NU.
Dalam hal ini kyai yang menjadi tokoh utama umumnya memiliki kehalian
dan kedalaman ilmu pada bidang Keislaman dan juga penguasaan bahasa arab
yang mumpuni secara garmatikal baik nahwu maupun ilmu shorof. Karena
umumnya kyai juga merupakan alumni suatu pondok pesantren.
Memiliki santri Mukim
Suatu lembaga pendidikan Islam, salah satu ciri lembaga ini bisa disebut
dengan pesantren adalah adanya santri mukim. Yaitu santri yang tinggal dalam
rangka menuntut ilmu pada lingkungan pondok pesantren entah secara formal
maupun informal dalam pendidikan yang dipergunakan.
Santri mukim pondok pesantren
Sekedar tambahan informasi, Kemenag menggariskan batas minimal 15
santri mukim sebagai salah satu syarat suatu pondok pesantren untuk bisa
mendapatkan izin operasional.
Asrama Santri
Karena keberadaan santri yang mukim untuk belajar di pondok pesantren
maka salah satu ciri lembaga disebut pondok pesantren adalah asrama tempat
tinggal. Yang berupa asrama atau kamar-kamar untuk santri bermukim.
Adakalanya kamar santri disebut dengan kobong. Pada kobong inilah santri
biasanya menaruh lemari penyimpanan pakaian dan kitab serta disini pula santri
beristirahat dan tidur.
Mushola atau Masjid tempat sholat
Secara pengertian umum masyarakat sudah paham apa yang dimaksud
dengan mushola atau masjid. Yaitu tempat untuk beribadah kaum muslimin.
9
Langgar sederhana
Dengan keberadaaan pesantren yang salah satu tujuan utama untuk belajar
tentang Islam dan pembentukan Karakter yang sesuai dengan ajaran Islam maka
pondok pesantren mestinya memiliki mushola atau masjid.
Memiliki Kajian Pembelajaran Kitab
Dewasa in menjamur sekolahan asrama. Banyak yang menamakan dirinya
dengan sebutan Boarding School. Dalam terjemahan Pondok Pesantren kedalam
bahasa Inggris adalah Islamic Boarding School.
Dengan banyaknya lembaga yang menamakan diri dengan Boarding school
adakalanya membikin rancu mana sekolahan biasa dengan fasilitas asrama dan
yang mana lembaga ini disebut pondok pesantren.
Santri mengaji kitab
Salah satu parameter yang bisa dipergunakan untuk membedakan suatu
lembaga adalah sekolah asrama biasa dengan pondok pesantren adalah dengan
cara melihat pembelajaran dan buku yang diajarkan. Jika pada lembaga tersebut
tidak ada pembelajaran kitab (kuning) maka lembaga pendidikan tersebut belum
bisa dikatakan sebagai pondok pesantren.
C. Metode pendidikan pesantren
Metode pengajarannya pun seadanya. Beberapa metode belajar yang
diterapkan di pesantren, antara lain bandongan (kiai membaca kitab lengkap
dengan arti dan keterangan, sementara para santri mencatat keterangan dari kiai),
sorogan (santri menghadap kiai secara individu untuk mempelajar satu disiplin
ilmu atau menyetorkan hafalan), dan lain sebagainya. Kendati fasilitas pesantren
tempo dulu jauh dari memadai, tidak sedikit ulama pesantren memiliki prestasi
gemilang dalam kancah nasional. Selain KH Hasyim, ada juga KH As'ad Syamsul
Arifin yang baru saja dianugerahi pangkat sebagai pahlawan nasional, KH Wahab
Hasbullah, KH Hasyim Wahid (Menteri Agama RI perdana), dan lain sebagainya.
10
Mereka ialah orang-orang jebolan pesantren yang mampu memberikan
sumbangsih besar terhadap tegaknya NKRI. Sejalan dengan realitas ini, para kiai
pesantren ini juga mampu mendidik para santri hingga menjadi generasi penerus
juangnya. Di samping itu, mereka juga mampu menjadi imam bagi masyarakat
sekitarnya dengan baik.
Metode pembelajaran di pesantren ada yang bersifat tradisional dan
Metode pembelajaran modern (tajdid). Metode tradisional yaitu metode
pembelajaran yang diselenggarakan menurut kebiasaan-kebiasaan yang telah lama
dipergunakan.
Macam macam metode tradisional:
1. Metode sorogan, yaitu merupakan suatu metode yang biasa digunakan pondok
pesantren pada zaman dahulu yang santri nya berjumlah sedikit,
dilakukan dengan cara guru menyampaikan pelajaran kepada santri secara
individual, biasanya metode ini di lakukan di Mushola, masjid atau terkadang
di rumah-rumah.
Metode ini juga di khususkan untuk kelompok santri pada tingkat rendah yaitu
santri yang baru menguasai pembacaan al Qur’an. Para pengajar di tuntut
untuk menerapan metode sorogan ini kepada santri dengan kesabaran dan
keuletan, sedangkan Santri dituntut untuk memiliki disiplin tinggi, metode ini
kurang efektif dan efisien karna membutuhkan waktu yang cukup lama.
2. Metode wetonan atau yang disebut juga bandongan yaitu metode tradisional
yang paling utama di lingkungan pesantren. metode ini di lakukan dengan cara
guru membaca, menerjemahkan, menerangkan serta menelaah buku-buku
Islam, sedangkan para santri mendengarkan kemudian mencatat point point
penting yang guru terangkan.
Penerapan metode tersebut mengakibatkan santri bersikap tidak aktif, karena
santri hanya mendengarkan tidak dilatih mengekspresikan daya kritisnya,
metode ini juga santri bebas mengikuti pelajaran karena tidak diabsen seperti
biasanya.
11
3. Metode muhadharah yaitu metode latihan berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa arab. Kegiatan ini biasanya diwajibkan disetiap Pondok
Pesantren kepada para santrinya selama mereka di Pondok Pesantren. Metode
ini untuk melatih Percakapan antar sesama santri atau santri dengan
ustadznya, kyainya pada waktu tertentu. Pada metode ini guru memberikan
kosa kata bahasa arab atau bahasa inggris kepada santri untuk dihafalkan
sedikit demi sedikit, setelah banyaknya santri menguasai kosa kata tersebut,
mereka sudah diwajibkan untuk menggunakan bahasa arab dan inggris dalam
percakapan sehari-hari.
4. Metode hiwar atau musyawarah,metode ini sama dengan metode diskusi yang
biasa pada umumnya. Bedanya metode ini dilaksanakan dalam rangka
pendalamkan materi yang sudah di kuasai santri. Metode ini berciri khas yaitu
santri dan guru terlibat dalam sebuah forum perdebatan untuk memyelesaikan
masalah yang di perdebatkan.
5. Metode hafalan atau tahfidz yang diterapkan di pesantren-pesantren,
umumnya dipakai untuk menghafalkan kitab-kitab tertentu atau juga sering
juga dipakai untuk menghafalkan Al-Qur’an, baik surat-surat pendek maupun
secara keseluruhan. Dalam metode hafalan para santri diberi tugas untuk
menghafal bacaan-bacaan tertentu dalam jangka aktu tertentu. Hafalan yang
dimiliki santri ini kemudian di “setorkan” dihadapan kyai atau ustadznya
secara priodik atau insidental tergantung kepada petunjuk sebelumnya.
Dengan metode ini santri mampu mengucapkan atau melafalkan sekumpulan
materi pembelajaran secara lancar dengan tanpa melihat atau membaca teks.
6. Metode Halaqoh, dikenal juga dengan istilah munazaharah, Sistem ini
merupakan diskusi untuk memahami isi kitab , bukan untuk mempertanyakan
kemungkinan benar salahnya apa-apa yang diajarkanoleh kitab, tetapi untuk
memahami apa maksud yang diajarkan oeh kitab. Metode ini dimaksudkan
sebagai penyajian bahan pelajaran dengan cara murid atau santri
membahasnya bersama-sama melalui tukar pendapat tentang suatu topik atau
masalah tertentu yang ada dalam kitab kuning.
12
7. Metode pembelajaran modern (tajdid), yakni metode pembelajaran hasil
pembaharuan kalangan pondok pesantren dengan memasukkan metode yang
berkembang pada masyarakat modern, walaupun tidak diikuti dengan
menerapkan sistem modern, seperti sistem sekolah atau madrasah.
Pada umumnya pembelajaran di pesantren mengikuti pola tradisional,
yaitu model sorogan dan model bandongan. Baik dengan model sorogan maupun
bandongan keduanya dilakukan dengan pembacaan kitab yang dimulai dengan
pembacaan tarjamah, syarah dengan analisis gramatikal, peninjauan morfologi
dan uraian semantik. Kyai sebagai pembaca dan penerjemah, bukanlah sekadar
membaca teks, melainkan juga memberikan pandangan-pandangan (interpretasi)
pribadi, baik mengenai isi maupun bahasanya. Kedua model pengajaran ini oleh
sementara pakar pendidikan dianggap statis dan tradisional.
Secara teknis, model sorogan bersifat individual, yaitu santri menghadap guru
seorang demi seorang dengan membawa kitab yang akan dipelajari. Sedangkan
model bandongan (weton) lebih bersifat pengajaran klasikal, yaitu santri
mengikuti pelajaran dengan duduk di sekeliling Kyai menerangkan pelajaran
secara kuliah dengan terjadwal.
D. Materi pendidikan pesantren
Pola pembelajaran dalam pesantren sangat beragam antara satu pesantren
dengan pesantren lainnya., tetapi semuanya memiliki fungsi yang sama yaitu
mendidik dan mengajarkan ilmu-ilmu agama Islam sebagai upaya mewujudkan
manusia yang tafaquh fi al-din. Walaupun demikian beberapa pesantren di
Indonesia mengajarkan mata aji yang sama yang dikenal dengan ilmu-ilmu
keislaman yang meliputi al-Qur’an (tajwid, tafsir dan ilmu tafsir), al-Hadist,
Aqidah/Tauhid, Akhlak/Tasawuf, Fiqih dan Ushul Fiqh, bahasa arab(Nahwu,
Sharaf, Mantiq dan Balaghah) serta Tarikh (Sejarah Islam).
Mata aji ilmu-ilmu ini diajarkan di pesantren melalui kitab-kitab standar yang
disebut al-kutub al-qadimah, karena kitab-kitab tersebut dikarang lebih dari
13
seratus tahun yang lalu. Ada juga yang menyebutkan al-kitab al-shafra atau kita
kuning, karena biasanya kitab-kitab itu dicetak di kertas berwarna kuning. Ciri
lain kitab yang diajarkan di pesantren adalah berhuruf Arab gundul (huruf Arab
tanpa harakat atau syakal). Diyakini bahwa al-kutub al-qadimah itu jumlahnya
sangat banyak, namun yang dimiliki oleh para kiai dan diajarkan di pesantren di
Indonesia adalah kitab-kitab yang umumnya merupakan karya ulama-ulama
madzab Syafi’i.
1. Penjenjangan materi pengajian
Tidak seluruh kitab keIslaman diajarkan kepada santri. Kebanyakan sebagai
pengkayaan bahan ajai hanya merupakan bacaaan ustadz dan kiai. Untuk para
santri, kitab yang diajarkan disampaikan secara bertingkat, yakni tingkat pemula
(awaliyyah), tingkat menengah (wustha), dan untuk tingkattinggi (‘aly). Tingkat
ini juga ditentukan berdasarkan pola penyajian kitab itu sendiri yaitu pola matan,
syarah, dan khaisyiyah.
a. Matan adalah kitab yang meyajikan materi pokok awal baik dengan cara esai
(natsr)maupun dengan sair (syi’ir).
b. Syarah merupakan kitab ‘komentar’ dari kitab matan
c. Khaisyiyah merupakan komentar dari komentar
2. Mata aji pembelajaran di pesantren
Pembelajaran di pesantren terdiri dari sejumlah mata ajai, yang pada umumnya
menggunakan sumber yang berbahasa Arab. Secara umum, tujuan pengajian dan
kitab-kitab yang diajarkan berbeda satu sama lain tergantung pada jenis mata aji
yang bersangkutan. Mata aji itu meliputi :
a. Aqidah (Tauhid)
Aqidah atau tauhid bertujuan menanamkan keyakinan tentang ketauhidan Allah
dan rukun iman yang lain kepada santri.
b. Tajwid (Baca al-Qur’an)
Pengajaran baca Al-Qur’an yang ditekankan oada beberapa hal, seperti :
14
1) Kemampuan mengenali dan membedakan huruf-huruf al-Qur’an (huruf
hijaiyyah) secara benar.
2) Kemampuan untuk mengucapkan/melafalkan kata-kata dalam al-Qur’an
dengan fasih sesuai dengan makhraj (tempat keluarnya huruf-huruf hijaiyyah dari
rongga mulut).
3) Mengerti dan memahami hokum-hukum atau patokan-patokan pembecaan al-
qur’an.
c. Akhlak (Tasawuf)
Tujuan pembelajaran akhlak/tasawuf adalah membentuk santri agar memiliki
kepribadian muslim yang berakhlaq karimah baik dalam hubungannya dengan
Allah atau hablum minallah (hubungan vertical) maupun dalam hubungannya
dengan sesama manusia atau hablum minannas (hubungan horizontal) serta dalam
hubungannya dengan alam sekitar atau makhluk lain.
c. Bahasa Arab
Mata aji yang biasanya mendapat porsi cukup penting, sehingga selalu ada
di setiap pesantren adalah ilmu “alat” yakni Nahwu, Sharaf dan Balaghah.
Kadangkala dimasukan ke dalamnya Manthiq (Logika). Tujuan mata aji ini adalah
agar para santri mampu memahami al-Qur’an dan al-Hadists serta kitab-kitab
berbahasa Arab.
d. Fiqh
Materi pelajaran Fiqh atau syari’at Islam biasanya dibagi menjadi : ibadah
( ibadah dalam arti sempit), muamalat (tentang kerjasama antar manusia),
munakahat (tentang pernikahan), dan jinayat (tentang pelanggaran dan
pembunuhan). Pembelajarn materi ini terbagi pada tingkat permulaan, menengah
dan tinggi. Ibadah biasanya diberikan pada tingkat permulaan, sedangkan
mu’amalat diberikan pada tingkat menengah. Tingkat tinggi mempelajari masalah
munakahat dan jinayat.
15
e. Ushul Fiqh
Selain Fiqh, pesantren juga memberikan mata aji Ushul Fiqh. Ilmu ini
berkaitan dengan dasar-dasar dan metode untuk menarik sebuah hokum
(istinbath). Fiqh pada tataran tertentu adalah produk, prosesnya dicakup dalam
Ushul Fiqh.
f. Al-Qur’an (Tafsir)
Secara garis besar tafsir terbagi menjadi 2 yaitu Tafsir bi al-ra’yi (tafsir
dengan rasio) dan Tafsir bi al-ma’tsur (tafsir yang menitikberatkan pada
pengguanaan ayat-ayat lain, hadits Nabi dan pendapat sahabat). Dalam pengajaran
tafsir, penekanan utama deberikan pada :
1) Kemampuan mengetahui kedudukan suatu kata dalam struktur kalimat (I’rab)
serta mengetahui dan membedakan makna mufradat (pengertian kata-kata) ayat-
ayat al-Qur’an baik ditinjau dari segi morfem (sharaf) maupun persamaan makna
katanya (muradif).
2) Asbabun nuzul, makkiyah-madaniyah serta nasikh dan mansukh suatu ayat.
3) Kandungan utama ayat itu secara tekstual maupun kontekstual sehingga santri
menemukan relevansi ayat itu dalam realitas kehidupan.
4) Perbandingan penjelasan makna ayat-ayat al-Qur’an dengan kitab tafsir lain.
5) Pada beberapa pesantren tertentu kitab tafsir yang dibaca ditekankan pada
kitab tafsir yang bercorak hokum (tafsir ahkam).
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pondok pesantren di Indonesia mulai tercatat keberadaan dan
perkembangannya mulai abad ke-16. Pendapat lain mengatakan, pesantren yang
pertama berdiri di tanah Jawa didirikan oleh Syekh Maulana Malik Ibrahim yang
di kenal dengan Syeikh Maghribi di masa Wali Songo, seorang ulama yang
berasal dari Gujarat, India. Steenbrink mengatakan bahwa sejak permulaan abad
ke-20 telah terjadi perubahan besar dalam pendidikan Islam Indonesia atau
pesantren. Perubahan, atau lebih tepatnya pergeseran, ini terjadi karena
kolonialisme dan sistem pendidikan liberal, sehingga berdampak pada orientasi
keilmuan pendidikan pesantren, dan terbentuklah apa yang dinamakan pesantren
salafi dan pesantren khalafi.

Weitere ähnliche Inhalte

Ähnlich wie Pendidikan Pesantren

RAHMAD ISLAM BAGI NUSANTARA
RAHMAD ISLAM BAGI NUSANTARARAHMAD ISLAM BAGI NUSANTARA
RAHMAD ISLAM BAGI NUSANTARANamaku Merah
 
Perkembangan_Studi_Islam_di_Indonesia.pptx
Perkembangan_Studi_Islam_di_Indonesia.pptxPerkembangan_Studi_Islam_di_Indonesia.pptx
Perkembangan_Studi_Islam_di_Indonesia.pptxAulifAnggaZakariya
 
Institusi institusi pendidikan islam di indonesia
Institusi institusi pendidikan islam di indonesiaInstitusi institusi pendidikan islam di indonesia
Institusi institusi pendidikan islam di indonesiasadiman dimas
 
Makalah pesantren madrasah sekolah
Makalah pesantren madrasah sekolahMakalah pesantren madrasah sekolah
Makalah pesantren madrasah sekolahsyaifulanam27
 
Manajemen Pondok Pesantren.pptx
Manajemen Pondok Pesantren.pptxManajemen Pondok Pesantren.pptx
Manajemen Pondok Pesantren.pptxmuhardi6
 
MAKALAH AGAMA RAHMAT ISLAM BAGI NUSANTARA.docx
MAKALAH AGAMA RAHMAT ISLAM BAGI NUSANTARA.docxMAKALAH AGAMA RAHMAT ISLAM BAGI NUSANTARA.docx
MAKALAH AGAMA RAHMAT ISLAM BAGI NUSANTARA.docxdanny110359
 
Perkembangan Islam di Indonesia
Perkembangan Islam di IndonesiaPerkembangan Islam di Indonesia
Perkembangan Islam di IndonesiaFernalia Halim
 
Dinamika pesantren11 55-1-pb
Dinamika pesantren11 55-1-pbDinamika pesantren11 55-1-pb
Dinamika pesantren11 55-1-pbahmad al haris
 
Pesantren dan tantangan masa depan
Pesantren dan tantangan masa depanPesantren dan tantangan masa depan
Pesantren dan tantangan masa depanBagoes Bhaghazkharaa
 
DR. HASANI AHMAD SAID, MA - ISLAM DAN BUDAYA DI BANTEN
DR. HASANI AHMAD SAID, MA - ISLAM DAN BUDAYA DI BANTENDR. HASANI AHMAD SAID, MA - ISLAM DAN BUDAYA DI BANTEN
DR. HASANI AHMAD SAID, MA - ISLAM DAN BUDAYA DI BANTENHasaniahmadsaid
 
Kebudayaan islam
Kebudayaan islamKebudayaan islam
Kebudayaan islammuhfachrul3
 
RPP-BAB-8-Strategi-Dakwah-dan-Perkembangan-Islam-di-Indonesia (1).docx
RPP-BAB-8-Strategi-Dakwah-dan-Perkembangan-Islam-di-Indonesia (1).docxRPP-BAB-8-Strategi-Dakwah-dan-Perkembangan-Islam-di-Indonesia (1).docx
RPP-BAB-8-Strategi-Dakwah-dan-Perkembangan-Islam-di-Indonesia (1).docxSutardiIbnuMustofa
 
Masuk dan berkembangnya kebudayaan Islam di Indonesia.SMKMaarifSalam.Karyanti...
Masuk dan berkembangnya kebudayaan Islam di Indonesia.SMKMaarifSalam.Karyanti...Masuk dan berkembangnya kebudayaan Islam di Indonesia.SMKMaarifSalam.Karyanti...
Masuk dan berkembangnya kebudayaan Islam di Indonesia.SMKMaarifSalam.Karyanti...AndikaRoyRahmawan
 
Kelompok 1 spai pend. geografi jurnal
Kelompok 1 spai pend. geografi jurnalKelompok 1 spai pend. geografi jurnal
Kelompok 1 spai pend. geografi jurnalRicky Ramadhan
 
Masuk dan berkembangnya islam di indonesia
Masuk dan berkembangnya islam di indonesiaMasuk dan berkembangnya islam di indonesia
Masuk dan berkembangnya islam di indonesiaMaya Sy
 
Bahan ajar SKI rekonstruktif
Bahan ajar SKI rekonstruktifBahan ajar SKI rekonstruktif
Bahan ajar SKI rekonstruktifHofur Biruni
 
kuliah_xii_kebudayaan_islam_ok.ppt
kuliah_xii_kebudayaan_islam_ok.pptkuliah_xii_kebudayaan_islam_ok.ppt
kuliah_xii_kebudayaan_islam_ok.pptCintaPrasasti
 

Ähnlich wie Pendidikan Pesantren (20)

RAHMAD ISLAM BAGI NUSANTARA
RAHMAD ISLAM BAGI NUSANTARARAHMAD ISLAM BAGI NUSANTARA
RAHMAD ISLAM BAGI NUSANTARA
 
Perkembangan_Studi_Islam_di_Indonesia.pptx
Perkembangan_Studi_Islam_di_Indonesia.pptxPerkembangan_Studi_Islam_di_Indonesia.pptx
Perkembangan_Studi_Islam_di_Indonesia.pptx
 
Institusi institusi pendidikan islam di indonesia
Institusi institusi pendidikan islam di indonesiaInstitusi institusi pendidikan islam di indonesia
Institusi institusi pendidikan islam di indonesia
 
Makalah pesantren madrasah sekolah
Makalah pesantren madrasah sekolahMakalah pesantren madrasah sekolah
Makalah pesantren madrasah sekolah
 
Manajemen Pondok Pesantren.pptx
Manajemen Pondok Pesantren.pptxManajemen Pondok Pesantren.pptx
Manajemen Pondok Pesantren.pptx
 
Dayah (Pesantren)
Dayah (Pesantren)Dayah (Pesantren)
Dayah (Pesantren)
 
MAKALAH AGAMA RAHMAT ISLAM BAGI NUSANTARA.docx
MAKALAH AGAMA RAHMAT ISLAM BAGI NUSANTARA.docxMAKALAH AGAMA RAHMAT ISLAM BAGI NUSANTARA.docx
MAKALAH AGAMA RAHMAT ISLAM BAGI NUSANTARA.docx
 
Perkembangan Islam di Indonesia
Perkembangan Islam di IndonesiaPerkembangan Islam di Indonesia
Perkembangan Islam di Indonesia
 
Dinamika pesantren11 55-1-pb
Dinamika pesantren11 55-1-pbDinamika pesantren11 55-1-pb
Dinamika pesantren11 55-1-pb
 
Pesantren dan tantangan masa depan
Pesantren dan tantangan masa depanPesantren dan tantangan masa depan
Pesantren dan tantangan masa depan
 
DR. HASANI AHMAD SAID, MA - ISLAM DAN BUDAYA DI BANTEN
DR. HASANI AHMAD SAID, MA - ISLAM DAN BUDAYA DI BANTENDR. HASANI AHMAD SAID, MA - ISLAM DAN BUDAYA DI BANTEN
DR. HASANI AHMAD SAID, MA - ISLAM DAN BUDAYA DI BANTEN
 
Kebudayaan islam
Kebudayaan islamKebudayaan islam
Kebudayaan islam
 
RPP-BAB-8-Strategi-Dakwah-dan-Perkembangan-Islam-di-Indonesia (1).docx
RPP-BAB-8-Strategi-Dakwah-dan-Perkembangan-Islam-di-Indonesia (1).docxRPP-BAB-8-Strategi-Dakwah-dan-Perkembangan-Islam-di-Indonesia (1).docx
RPP-BAB-8-Strategi-Dakwah-dan-Perkembangan-Islam-di-Indonesia (1).docx
 
Masuk dan berkembangnya kebudayaan Islam di Indonesia.SMKMaarifSalam.Karyanti...
Masuk dan berkembangnya kebudayaan Islam di Indonesia.SMKMaarifSalam.Karyanti...Masuk dan berkembangnya kebudayaan Islam di Indonesia.SMKMaarifSalam.Karyanti...
Masuk dan berkembangnya kebudayaan Islam di Indonesia.SMKMaarifSalam.Karyanti...
 
Lembaga Pendidikan Tarekat
Lembaga Pendidikan TarekatLembaga Pendidikan Tarekat
Lembaga Pendidikan Tarekat
 
Rahmat islam bagi nusantara
Rahmat islam bagi nusantaraRahmat islam bagi nusantara
Rahmat islam bagi nusantara
 
Kelompok 1 spai pend. geografi jurnal
Kelompok 1 spai pend. geografi jurnalKelompok 1 spai pend. geografi jurnal
Kelompok 1 spai pend. geografi jurnal
 
Masuk dan berkembangnya islam di indonesia
Masuk dan berkembangnya islam di indonesiaMasuk dan berkembangnya islam di indonesia
Masuk dan berkembangnya islam di indonesia
 
Bahan ajar SKI rekonstruktif
Bahan ajar SKI rekonstruktifBahan ajar SKI rekonstruktif
Bahan ajar SKI rekonstruktif
 
kuliah_xii_kebudayaan_islam_ok.ppt
kuliah_xii_kebudayaan_islam_ok.pptkuliah_xii_kebudayaan_islam_ok.ppt
kuliah_xii_kebudayaan_islam_ok.ppt
 

Mehr von Zukét Printing

ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptxASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptxZukét Printing
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdfPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdfZukét Printing
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docxPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docxZukét Printing
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdfMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdfZukét Printing
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docxMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docxZukét Printing
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdfManajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdfZukét Printing
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docxManajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docxZukét Printing
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdfHukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdfZukét Printing
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docxHukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docxZukét Printing
 
Gejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdfGejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdfZukét Printing
 
Gejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docxGejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docxZukét Printing
 
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdfKaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdfZukét Printing
 

Mehr von Zukét Printing (20)

ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptxASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
 
Fiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdfFiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdf
 
Fiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.docFiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.doc
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdfPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docxPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdfMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docxMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdfManajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docxManajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docx
 
Fiqih Muamalah.pdf
Fiqih Muamalah.pdfFiqih Muamalah.pdf
Fiqih Muamalah.pdf
 
Fiqih Muamalah.docx
Fiqih Muamalah.docxFiqih Muamalah.docx
Fiqih Muamalah.docx
 
Fiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdfFiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdf
 
Fiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.docFiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.doc
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdfHukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docxHukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docx
 
Integral.docx
Integral.docxIntegral.docx
Integral.docx
 
Integral.pdf
Integral.pdfIntegral.pdf
Integral.pdf
 
Gejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdfGejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdf
 
Gejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docxGejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docx
 
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdfKaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
 

Kürzlich hochgeladen

Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaNikmah Suryandari
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfIAARD/Bogor, Indonesia
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaBtsDaily
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxmagfira271100
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyasistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyaANTARASATU
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 

Kürzlich hochgeladen (9)

Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyasistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 

Pendidikan Pesantren

  • 1. MAKALAH PENDIDIKAN PESANTREN SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM Dosen Pengampu: Kustiana Arisanti, M.pd.I Disusun oleh : Kelompok : 9 Mohammad Firmansah(7019) Lailana faiqotul himma (7004) M Afrizal maulidir rasul (7007) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN GENGGONG KRAKSAAN PROBOLINGGO 2020/2021
  • 2. ii KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah atas setiap kenikmatan yang Dia berikan tanpa terkecuali bagi setiap mahluk di muka bumi ini baik bagi mereka yang dengan teguh menjalankan perintah-Nya ataupun yang masih nyaman dengan kemaksiaatan yang dijalankannya karena sifat Allah yang Maha Rahman. Dan dengan hidayah serta kasih sayang-Nya juga tidak lupa dibarengi dengan usaha dan doa, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah yang kini telah hadir di hadapan pembaca semua. Salawat dan salam kami sampaikan untuk Rasulullah Muhammad SAW, sang pembawa kebenaran serta suri tauladan bagi seluruh umat manusia untuk berhijrah dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang. Selanjutnya, kepada Bapak/Ibu Dosen yang kami hormati dan Mahasiswa/i seperjuangan yang kami sayangi. Kami mengucapkan terima kasih karena telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyusun makalah yang kini telah hadir di hadapan Mahasiswa/i semua. Selain untuk memenuhi tugas yang diberikan Dosen, penyusunan makalah ini juga adalah sebagai bentuk kerja sama kami dengan Mahasiswa/i semua khususnya Fakultas Tarbiyah dalam usaha mempelajari mata kuliah Sejarah pendidikan islam agar lebih mudah difahami sehingga kita semua nantinya mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Demikian kata pengantar dari kami,namun dalam penyusunan makalah ini kami sadar bahwa kami hanyalah mahluk Allah yang penuh dengan kekurangan. Untuk itu apabila dalam penulisan makalah ini apabila terdapat kata-kata baik dari segi isinya, bahasa, analisis dan lain sebagainya terdapat banyak kekurangan kami mohon maaf serta kami mengharap saran dan kritik dari pembaca semua diiringi ucapan terima kasih.
  • 3. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pondok pesantren sebagai sebuah wadah pendidikan karakter yang muncul di tengah-tengah kebobrokan moral negatif dari globalisasi dan westernisasi , memiliki peran yang sangat penting dalam membenahi dan memfilter pengaruh negatif tersebut, karena pondok pesantren mencetak generasi-generasi muda atau santri yang mengedepankan tata adab dan keilmuan beserta peng’amalannya. Di dalam pesantren para santri dididik menjadi generasi yang berakhlakul karimah menjunjung nilai-nilai agama dan juga terhindar dari pengaruh-pengaruh negatif globalisasi akan tetapi tidak buta akan perkembangan teknologi. Karena dilandasi ilmu agama yang kuat dan dibarengi dengan pendidikan umum yang mumpuni, menjadikan santri bisa memilah, memilih dan memfilter pengaruh globalisasi. karena dalam kamus santri ada maqolah yang mengatakan “mempertahankan budaya lama yang baik dan mengambil budaya baru yang lebih baik” dan menjadikan santri tetap fleksibel dalam menghadapi perkembangan zaman dengan mengambil hal-hal positif dan memfilter hal-hal negatif tanpa harus kehilangan jiwa-jiwa santri. Di pondok pesantren, para santri juga dididik tentang ilmu sosial dalam bermasyarakat, mereka dididik tentang pentingnya sosialisasi dan toleransi saling menghormati antara satu sama lain. Aktivitas santri dan ketertiban jadwal harian menjadikan santri memiliki pola pikir yang disiplin dalam menjalankan rutinitas- rutinitas tersebut tidak hanya ilmu agama saja, kebanyakan pondok pesantren sekarang mendirikan sekolah-sekolah umum di dalam pesantren yang nyatanya bisa bersaing dengan sekolah-sekolah di luar pesantren
  • 4. 2 B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana kita mengetahui asal-usul pesantren 2. Apa saja ciri-ciri pesantren 3. Dan bagaimana kita mengetahui metode pendidikan pesantren 4. Apa saja materi pendidikan pesantren C. Maksud dan tujuan 1. Agar kita bisa mengetahui asal-usul pesantren 2. Supaya kita mengetahui ciri-ciri pesantren 3. Untuk mengetahui metode pendidikan pesantren 4. Agar kita semua mengetahui materi pendidikan pesantren
  • 5. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Asal-usul pesantren Mengenai asal-usul dan latar belakang pesantren di Indonesia terjadi perbedaan pendapat di kalangan para ahli sejarah . Pertama, pendapat yang menyebutkan bahwa pesantren berakar pada tradisi Islam sendiri, yaitu tradisi tarekat. Pandangan ini dikaitkan dengan fakta bahwa penyebaran Islam di Indonesia pada awalnya banyak dikenal dalam bentuk kegiatan tarekat dengan dipimpin oleh kyai . Salah satu kegiatan tarekat adalah melakukan ibadah di masjid di bawah bimbingan kyai . Untuk keperluan tersebut, kyai menyediakan ruang- ruang khusus untuk menampung para santri sebelah kiri dan kanan masjid. Para pengikut tarekat selain diajarkan amalan-amalan tarekat mereka juga diajarkan kitab agama dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan agama Islam. pesantren yang ada sekarang merupakan pengambil alihan dari sistem pesantren orang-orang Hindu di Nusantara pada masa sebelum Islam. Lembaga ini dimaksudkan sebagai tempat mengajarkan ajaranajaran agama Hindu serta tempat membina kader-kader penyebar agama tersebut. Pesantren merupakan kreasi sejarah anak bangsa setelah mengalami persentuhan budaya dengan budaya pra-Islam. Pesantren merupakan sistem pendidikan Islam yang memiliki kesamaan dengan sistem pendidikan Hindu - Budha. Pesantren disamakan dengan mandala dan asrama dalam khazanah lembaga pendidikan. Hasil penelusuran sejarah menunjukkan bahwa cikal bakal pendirian pesantren pada awal ini terdapat di daerah -daerah sepanjang pantai utara Jawa, seperti Giri (Gresik), Ampel Denta (Surabaya), Bonang (Tuban), Kudus, Lasem, dan Cirebon. Kota- kota tersebut pada waktu itu merupakan kota kosmopolitan yang menjadi jalur penghubung perdagangan dunia, sekaligus tempat persinggahan para pedagang dan mubalig Islam yang datang dari Jazirah Arab seperti Persia dan Irak. Keberadaan pesantren pada masa awal pertumbuhannya tidak terlepas dari sejarah
  • 6. 4 perkembangan Islam di Timur Tengah. Hal ini bisa dilihat dari aspek metode, materi atau kelembagaannya yang sangat diwarnai oleh corak pendidikan Islam di Timur Tengah pada Abad Pertengahan. Dalam konteks penyebaran Islam itulah, pesantren mulai terbentuk dan tumbuh di Indonesia. Masuknya Islam ke Indonesia adalah pada Abad ke 7 Masehi. Jika pada abad 7 tersebut Islam benar-benar mulai masuk ke Indonesia, berarti pada masa itu, peradaban Islam di Timur Tengah sedang cerah. Sebab, sekitar abad ke 6 – 7 Masehi, obor kemajuan ilmu pengetahuan berada di pangkuan peradaban Islam. Dalam lapangan kedokteran, muncul nama-nama terkenal seperti: Al-Hawi karya al-Razi (850-923) merupakan sebuah Ensiklopedi mengenai seluruh perkembangan ilmu kedokteran sampai masanya. Meskipun Timur Tengah sedang mengalami kemajuan pada abad tersebut, namun yang membawa Islam ke Indonesia adalah pedagang yang disinyalir orangnya hidup tidak selalu menetap. Artinya, setiap musim pelayaran, mereka pergi berdagang sesuai dengan arah mata angin. Apalagi ketika mereka memasuki wilayah Indonesia, kondisi masyarakatnya saat itu masih sangat sederhana dan banyak dipengaruhi oleh agama Hindu, sehingga diperkirakan ajaran Islam yang mereka sebarkan juga disesuaikan dengan keadaan masyarakatnya. Hal ini begitu terlihat pada saat Wali Songo yang menyebarkan ajaran Islam, kebudayaan masyarakat setempat sering dijadikan modal dasar bagi mereka untuk menyisipkan ajaran Islam. Misalnya saja Sunan Kalijaga menggunakan Wayang sebagai media dakwahnya. Islamisasi kebudayaan sebagai strategi penyebaran Islam tersebut tentunya sangat mempermudah diterimanya ajaran yang disampaikan. Oleh karena itu, dalam catatan sejarah, Wali Songo sangat berhasil menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam di Indonesia. Demikian pula dalam catatan sejarah, pada zaman Wali Songo inilah istilah pondok pesantren mulai dikenal di Indonesia. Ketika itu, Sunan Ampel mendirikan sebuah padepokan di Ampel Surabaya dan menjadikannya pusat pendidikan di Jawa. Para santri yang berasal dari pulau Jawa datang untuk menuntut ilmu agama. Bahkan di antara para santri ada yang berasal dari Gowa dan Talo, Sulawesi. Padepokan
  • 7. 5 Sunan Ampel inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya pesantren-pesantren di Indonesia. Salah seorang santri dari padepokan Sunan Ampel adalah Sunan Giri yang mendirikan pesantren Giri Kedaton, beliau juga merupakan penasehat dan panglima militer ketika Raden Patah melepaskan diri dari Majapahit. Keahlian beliau di bidang Fiqh menyebabkan beliau diangkat menjadi mufti setanah Jawa. Santri dari Sunan Giri ini adalah Raden Patah yang kemudian menjadi raja pertama di kerajaan Demak, yang merupakan putra terakhir dari Raja Majapahit Prabu Brawijaya V. Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di tanah Jawa yang dibimbing oleh para Wali Songo. Pada masa Raden Patah pula kerajaan Demak mengirimkan ekspedisi ke Malaka yang dipimpim Adipati Unus untuk merebut selat Malaka dari tangan Belanda. Apabila diteliti mengenai silsilah ilmu para Wali Songo tersebut, akan ditemukan bahwa kebanyakan silsilahnya sampai pada Sunan Ampel. Misalnya saja Sunan Kalijaga, beliau adalah santri dari Sunan Bonang yang merupakan Putra Sunan Ampel. Begitu pula Sunan Kudus yang banyak menuntut ilmu dari Sunan Kalijaga. Semua mereka tersebut punya jasa yang sangat dalam penyebaran agama Islam. Begitulah pesantren pada masa Wali Songo, ia digunakan sebagai tempat untuk menimba ilmu sekaligus untuk menempa para santri agar dapat menyebarluaskan ajaran agama Islam, mendidik kader-kader pendakwah guna disebarkan ke seluruh Nusantara. Hasilnya bisa dilihat sendiri, Islam menjadi agama mayoritas di Indonesia dan bahkan bukan hanya itu, jumlah pengikutnya adalah yang terbanyak di dunia. Setelah itu muncul pula pesantren-pesantren lain yang mengajarkan ilmu agama diberbagai bidang berdasarkan kitab-kitab salaf Setelah periodesasi perkembangan pesantren yang cukup maju pada masa Wali Songo, masa-masa suramnya mulai terlihat ketika Belanda menjajah Indonesia. Pada periode penjajahan ini, pesantren selalu berhadapan dengan kolonialis Belanda yang sangat membatasi ruang geraknya. Pemerintah Belanda mengeluarkan kebijakan politik pendidikan dalam bentuk Ordonansi Sekolah Liaratau Widle School Ordonanti. Melalui kebijakan tersebut, pihak Belanda ingin membunuh madrasah dan sekolah yang tidak
  • 8. 6 memiliki izin. Selain itu, kebijakan formal Belanda tersebut juga bertujuan melarang pengajaran kitab-kitab Islam yang menurut mereka berpotensi memunculkan gerakan subversi atau perlawanan di kalangan santri dan kaum muslim pada umumnya. Setidaknya, tercatat empat kali pihak Belanda mengeluarkan peraturan yang bertujuan membelenggu perkembangan pesantren di Indonesia, yaitu pada tahun 1882, 1905, 1925, dan 1932.13 Sejak perjanjian Giyanti, pendidikan dan perkembangan pesantren dibatasi oleh Belanda. Belanda bahkan menetapkan resolusi pada tahun 1825 yang membatasi jumlah jamaah haji. Selain itu, Belanda membatasi kontak atau hubungan orang Islam Indonesia dengan negara-negara Islam lainnya. Hal-hal seperti ini pada akhirnya membuat pertumbuhan dan pekembangan Islam menjadi tersendat. Sebagai respons penindasan Belanda tersebut, kaum santri mulai melakukan perlawanan. Menurut Clifford Geertz, antara tahun 1820-1880, telah terjadi pemberontakan dari kaum santri di Indonesia, yaitu: 1. Pemberontakan kaum Padri di Sumatra dipimpin oleh Imam Bonjol. 2. Pemberontakan Diponegoro di Jawa 3. Pemberontakan Banten akibat tanam paksa yang dilakukan Belanda. 4. Pemberontakan di Aceh yg dipimpin antara lain oleh Teuku Umar dan Teuku Cik Ditiro. Akhirnya, pada akhir abad ke-19, Belanda mencabut resolusi yang membatasi jamaah haji sehingga jumlah peserta jamaah haji pun membludak. Hal ini menyebabkan tersedianya guru-guru pendidikan agama Islam dalam jumlah yang besar, karena selain berniat untuk menunaikan ibadah haji, parajamaah juga menuntut ilmu-ilmu agama, dan ketika mereka kembali lagi ke Indonesia, mereka mengembangkan dan menyebarluaskan ilmunya. Lantaran adanya niat ganda seperti ini, jumlah pesantren semakin meningkat dari tahun ke tahun. Adapun ulama-ulama Indonesia yang berkualitas internasional setelah melaksanakan ibadah Haji, diantaranya adalah Syekh Ahmad Khatib As-Sambasi, Syekh Nawawi Al-Bantani, Syekh Mahfudz At-Tarmizi, Syekh Abdul Karim, dan lain
  • 9. 7 sebagainya. Dari mereka itulah intisab keilmuan kyaikyai Indonesia bertemu. Setelah penjajahan Belanda berakhir, Indonesia dijajah kembali oleh Jepang. Pada masa penjajahan Jepang ini, pesantren masih saja berhadapan dengan kebijakan Saikere yang dikeluarkan pemerintah Jepang. Melalui kebijakan tersebut, setiap orang bumiputra diharuskan membungkuk 90 derajat ke arah Tokyo setiap pagi jam 07.00 untuk menghormati atau memuja Kaisar Jepang, Tenno Haika, yang diyakini sebagai keturunan Dewa Amaterasu. Disinilah peran karismatik K.H Hasyim Asy’ari terbukti ampuh. K.H Hasyim Asy’ari sangat menentang dan menolak ritual yang diatur oleh pemerintah Jepang itu sehingga ia ditangkap dan dipenjara selama 8 bulan. Di luar dugaan pihak Jepang, penangkapan dan pemenjaraan kyai tersebut justru melahirkan aksi perlawanan di kalangan santri. Terjadilah demonstrasi besar-besaran yang melibatkan ribuan kaum santri untuk menuntut pembebasan K.H Hasyim Asy’ari dan menolak kebijakan Saikere. Sejak itulah pihak Jepang tidak pernah mengusik dunia pesantren, walau kekejamannya terhadap kaum bumiputra lebih menyakitkan dibandingkan penjajahan Belanda.Menjelang kemerdekaan, kaum santri telah dilibatkan di dalam penyusunan undang-undang dan anggaran dasar Republik Indonesia, yang diantaranya melahirkan piagam Jakarta. Namun, oleh golongan nasionalis sekuler, piagam Jakarta tersebut dihilangkan sehingga kandas impian kaum santri untuk mendirikan negara Islam Indonesia. B. Ciri pondok Pesantren Beberapa unsur pokok yang dimiliki pondok pesantren bisa dikategorikan dalam ciri fisik lembaga (fasilitas yang dimiliki), sistem pendidikan yang dipakai beserta sumber buku, dan juga manusia yang berada di pondok pesantren baik itu pendidik dan siswanya. Berikut rinciannya. Memiliki Kyai Ciri suatu pondok pesantren adalah adanya Kyai atau Ajengan (atau sebutan lainnya) pada pondok pesantren. Umumnya tokoh sentral lembaga ini dan
  • 10. 8 adakalanya menjadi simbol suatu pondok pesantren. Juga sebagai pengasuh utama dan tertinggi utamanya pada lembaga pontren yang beraliran NU. Dalam hal ini kyai yang menjadi tokoh utama umumnya memiliki kehalian dan kedalaman ilmu pada bidang Keislaman dan juga penguasaan bahasa arab yang mumpuni secara garmatikal baik nahwu maupun ilmu shorof. Karena umumnya kyai juga merupakan alumni suatu pondok pesantren. Memiliki santri Mukim Suatu lembaga pendidikan Islam, salah satu ciri lembaga ini bisa disebut dengan pesantren adalah adanya santri mukim. Yaitu santri yang tinggal dalam rangka menuntut ilmu pada lingkungan pondok pesantren entah secara formal maupun informal dalam pendidikan yang dipergunakan. Santri mukim pondok pesantren Sekedar tambahan informasi, Kemenag menggariskan batas minimal 15 santri mukim sebagai salah satu syarat suatu pondok pesantren untuk bisa mendapatkan izin operasional. Asrama Santri Karena keberadaan santri yang mukim untuk belajar di pondok pesantren maka salah satu ciri lembaga disebut pondok pesantren adalah asrama tempat tinggal. Yang berupa asrama atau kamar-kamar untuk santri bermukim. Adakalanya kamar santri disebut dengan kobong. Pada kobong inilah santri biasanya menaruh lemari penyimpanan pakaian dan kitab serta disini pula santri beristirahat dan tidur. Mushola atau Masjid tempat sholat Secara pengertian umum masyarakat sudah paham apa yang dimaksud dengan mushola atau masjid. Yaitu tempat untuk beribadah kaum muslimin.
  • 11. 9 Langgar sederhana Dengan keberadaaan pesantren yang salah satu tujuan utama untuk belajar tentang Islam dan pembentukan Karakter yang sesuai dengan ajaran Islam maka pondok pesantren mestinya memiliki mushola atau masjid. Memiliki Kajian Pembelajaran Kitab Dewasa in menjamur sekolahan asrama. Banyak yang menamakan dirinya dengan sebutan Boarding School. Dalam terjemahan Pondok Pesantren kedalam bahasa Inggris adalah Islamic Boarding School. Dengan banyaknya lembaga yang menamakan diri dengan Boarding school adakalanya membikin rancu mana sekolahan biasa dengan fasilitas asrama dan yang mana lembaga ini disebut pondok pesantren. Santri mengaji kitab Salah satu parameter yang bisa dipergunakan untuk membedakan suatu lembaga adalah sekolah asrama biasa dengan pondok pesantren adalah dengan cara melihat pembelajaran dan buku yang diajarkan. Jika pada lembaga tersebut tidak ada pembelajaran kitab (kuning) maka lembaga pendidikan tersebut belum bisa dikatakan sebagai pondok pesantren. C. Metode pendidikan pesantren Metode pengajarannya pun seadanya. Beberapa metode belajar yang diterapkan di pesantren, antara lain bandongan (kiai membaca kitab lengkap dengan arti dan keterangan, sementara para santri mencatat keterangan dari kiai), sorogan (santri menghadap kiai secara individu untuk mempelajar satu disiplin ilmu atau menyetorkan hafalan), dan lain sebagainya. Kendati fasilitas pesantren tempo dulu jauh dari memadai, tidak sedikit ulama pesantren memiliki prestasi gemilang dalam kancah nasional. Selain KH Hasyim, ada juga KH As'ad Syamsul Arifin yang baru saja dianugerahi pangkat sebagai pahlawan nasional, KH Wahab Hasbullah, KH Hasyim Wahid (Menteri Agama RI perdana), dan lain sebagainya.
  • 12. 10 Mereka ialah orang-orang jebolan pesantren yang mampu memberikan sumbangsih besar terhadap tegaknya NKRI. Sejalan dengan realitas ini, para kiai pesantren ini juga mampu mendidik para santri hingga menjadi generasi penerus juangnya. Di samping itu, mereka juga mampu menjadi imam bagi masyarakat sekitarnya dengan baik. Metode pembelajaran di pesantren ada yang bersifat tradisional dan Metode pembelajaran modern (tajdid). Metode tradisional yaitu metode pembelajaran yang diselenggarakan menurut kebiasaan-kebiasaan yang telah lama dipergunakan. Macam macam metode tradisional: 1. Metode sorogan, yaitu merupakan suatu metode yang biasa digunakan pondok pesantren pada zaman dahulu yang santri nya berjumlah sedikit, dilakukan dengan cara guru menyampaikan pelajaran kepada santri secara individual, biasanya metode ini di lakukan di Mushola, masjid atau terkadang di rumah-rumah. Metode ini juga di khususkan untuk kelompok santri pada tingkat rendah yaitu santri yang baru menguasai pembacaan al Qur’an. Para pengajar di tuntut untuk menerapan metode sorogan ini kepada santri dengan kesabaran dan keuletan, sedangkan Santri dituntut untuk memiliki disiplin tinggi, metode ini kurang efektif dan efisien karna membutuhkan waktu yang cukup lama. 2. Metode wetonan atau yang disebut juga bandongan yaitu metode tradisional yang paling utama di lingkungan pesantren. metode ini di lakukan dengan cara guru membaca, menerjemahkan, menerangkan serta menelaah buku-buku Islam, sedangkan para santri mendengarkan kemudian mencatat point point penting yang guru terangkan. Penerapan metode tersebut mengakibatkan santri bersikap tidak aktif, karena santri hanya mendengarkan tidak dilatih mengekspresikan daya kritisnya, metode ini juga santri bebas mengikuti pelajaran karena tidak diabsen seperti biasanya.
  • 13. 11 3. Metode muhadharah yaitu metode latihan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa arab. Kegiatan ini biasanya diwajibkan disetiap Pondok Pesantren kepada para santrinya selama mereka di Pondok Pesantren. Metode ini untuk melatih Percakapan antar sesama santri atau santri dengan ustadznya, kyainya pada waktu tertentu. Pada metode ini guru memberikan kosa kata bahasa arab atau bahasa inggris kepada santri untuk dihafalkan sedikit demi sedikit, setelah banyaknya santri menguasai kosa kata tersebut, mereka sudah diwajibkan untuk menggunakan bahasa arab dan inggris dalam percakapan sehari-hari. 4. Metode hiwar atau musyawarah,metode ini sama dengan metode diskusi yang biasa pada umumnya. Bedanya metode ini dilaksanakan dalam rangka pendalamkan materi yang sudah di kuasai santri. Metode ini berciri khas yaitu santri dan guru terlibat dalam sebuah forum perdebatan untuk memyelesaikan masalah yang di perdebatkan. 5. Metode hafalan atau tahfidz yang diterapkan di pesantren-pesantren, umumnya dipakai untuk menghafalkan kitab-kitab tertentu atau juga sering juga dipakai untuk menghafalkan Al-Qur’an, baik surat-surat pendek maupun secara keseluruhan. Dalam metode hafalan para santri diberi tugas untuk menghafal bacaan-bacaan tertentu dalam jangka aktu tertentu. Hafalan yang dimiliki santri ini kemudian di “setorkan” dihadapan kyai atau ustadznya secara priodik atau insidental tergantung kepada petunjuk sebelumnya. Dengan metode ini santri mampu mengucapkan atau melafalkan sekumpulan materi pembelajaran secara lancar dengan tanpa melihat atau membaca teks. 6. Metode Halaqoh, dikenal juga dengan istilah munazaharah, Sistem ini merupakan diskusi untuk memahami isi kitab , bukan untuk mempertanyakan kemungkinan benar salahnya apa-apa yang diajarkanoleh kitab, tetapi untuk memahami apa maksud yang diajarkan oeh kitab. Metode ini dimaksudkan sebagai penyajian bahan pelajaran dengan cara murid atau santri membahasnya bersama-sama melalui tukar pendapat tentang suatu topik atau masalah tertentu yang ada dalam kitab kuning.
  • 14. 12 7. Metode pembelajaran modern (tajdid), yakni metode pembelajaran hasil pembaharuan kalangan pondok pesantren dengan memasukkan metode yang berkembang pada masyarakat modern, walaupun tidak diikuti dengan menerapkan sistem modern, seperti sistem sekolah atau madrasah. Pada umumnya pembelajaran di pesantren mengikuti pola tradisional, yaitu model sorogan dan model bandongan. Baik dengan model sorogan maupun bandongan keduanya dilakukan dengan pembacaan kitab yang dimulai dengan pembacaan tarjamah, syarah dengan analisis gramatikal, peninjauan morfologi dan uraian semantik. Kyai sebagai pembaca dan penerjemah, bukanlah sekadar membaca teks, melainkan juga memberikan pandangan-pandangan (interpretasi) pribadi, baik mengenai isi maupun bahasanya. Kedua model pengajaran ini oleh sementara pakar pendidikan dianggap statis dan tradisional. Secara teknis, model sorogan bersifat individual, yaitu santri menghadap guru seorang demi seorang dengan membawa kitab yang akan dipelajari. Sedangkan model bandongan (weton) lebih bersifat pengajaran klasikal, yaitu santri mengikuti pelajaran dengan duduk di sekeliling Kyai menerangkan pelajaran secara kuliah dengan terjadwal. D. Materi pendidikan pesantren Pola pembelajaran dalam pesantren sangat beragam antara satu pesantren dengan pesantren lainnya., tetapi semuanya memiliki fungsi yang sama yaitu mendidik dan mengajarkan ilmu-ilmu agama Islam sebagai upaya mewujudkan manusia yang tafaquh fi al-din. Walaupun demikian beberapa pesantren di Indonesia mengajarkan mata aji yang sama yang dikenal dengan ilmu-ilmu keislaman yang meliputi al-Qur’an (tajwid, tafsir dan ilmu tafsir), al-Hadist, Aqidah/Tauhid, Akhlak/Tasawuf, Fiqih dan Ushul Fiqh, bahasa arab(Nahwu, Sharaf, Mantiq dan Balaghah) serta Tarikh (Sejarah Islam). Mata aji ilmu-ilmu ini diajarkan di pesantren melalui kitab-kitab standar yang disebut al-kutub al-qadimah, karena kitab-kitab tersebut dikarang lebih dari
  • 15. 13 seratus tahun yang lalu. Ada juga yang menyebutkan al-kitab al-shafra atau kita kuning, karena biasanya kitab-kitab itu dicetak di kertas berwarna kuning. Ciri lain kitab yang diajarkan di pesantren adalah berhuruf Arab gundul (huruf Arab tanpa harakat atau syakal). Diyakini bahwa al-kutub al-qadimah itu jumlahnya sangat banyak, namun yang dimiliki oleh para kiai dan diajarkan di pesantren di Indonesia adalah kitab-kitab yang umumnya merupakan karya ulama-ulama madzab Syafi’i. 1. Penjenjangan materi pengajian Tidak seluruh kitab keIslaman diajarkan kepada santri. Kebanyakan sebagai pengkayaan bahan ajai hanya merupakan bacaaan ustadz dan kiai. Untuk para santri, kitab yang diajarkan disampaikan secara bertingkat, yakni tingkat pemula (awaliyyah), tingkat menengah (wustha), dan untuk tingkattinggi (‘aly). Tingkat ini juga ditentukan berdasarkan pola penyajian kitab itu sendiri yaitu pola matan, syarah, dan khaisyiyah. a. Matan adalah kitab yang meyajikan materi pokok awal baik dengan cara esai (natsr)maupun dengan sair (syi’ir). b. Syarah merupakan kitab ‘komentar’ dari kitab matan c. Khaisyiyah merupakan komentar dari komentar 2. Mata aji pembelajaran di pesantren Pembelajaran di pesantren terdiri dari sejumlah mata ajai, yang pada umumnya menggunakan sumber yang berbahasa Arab. Secara umum, tujuan pengajian dan kitab-kitab yang diajarkan berbeda satu sama lain tergantung pada jenis mata aji yang bersangkutan. Mata aji itu meliputi : a. Aqidah (Tauhid) Aqidah atau tauhid bertujuan menanamkan keyakinan tentang ketauhidan Allah dan rukun iman yang lain kepada santri. b. Tajwid (Baca al-Qur’an) Pengajaran baca Al-Qur’an yang ditekankan oada beberapa hal, seperti :
  • 16. 14 1) Kemampuan mengenali dan membedakan huruf-huruf al-Qur’an (huruf hijaiyyah) secara benar. 2) Kemampuan untuk mengucapkan/melafalkan kata-kata dalam al-Qur’an dengan fasih sesuai dengan makhraj (tempat keluarnya huruf-huruf hijaiyyah dari rongga mulut). 3) Mengerti dan memahami hokum-hukum atau patokan-patokan pembecaan al- qur’an. c. Akhlak (Tasawuf) Tujuan pembelajaran akhlak/tasawuf adalah membentuk santri agar memiliki kepribadian muslim yang berakhlaq karimah baik dalam hubungannya dengan Allah atau hablum minallah (hubungan vertical) maupun dalam hubungannya dengan sesama manusia atau hablum minannas (hubungan horizontal) serta dalam hubungannya dengan alam sekitar atau makhluk lain. c. Bahasa Arab Mata aji yang biasanya mendapat porsi cukup penting, sehingga selalu ada di setiap pesantren adalah ilmu “alat” yakni Nahwu, Sharaf dan Balaghah. Kadangkala dimasukan ke dalamnya Manthiq (Logika). Tujuan mata aji ini adalah agar para santri mampu memahami al-Qur’an dan al-Hadists serta kitab-kitab berbahasa Arab. d. Fiqh Materi pelajaran Fiqh atau syari’at Islam biasanya dibagi menjadi : ibadah ( ibadah dalam arti sempit), muamalat (tentang kerjasama antar manusia), munakahat (tentang pernikahan), dan jinayat (tentang pelanggaran dan pembunuhan). Pembelajarn materi ini terbagi pada tingkat permulaan, menengah dan tinggi. Ibadah biasanya diberikan pada tingkat permulaan, sedangkan mu’amalat diberikan pada tingkat menengah. Tingkat tinggi mempelajari masalah munakahat dan jinayat.
  • 17. 15 e. Ushul Fiqh Selain Fiqh, pesantren juga memberikan mata aji Ushul Fiqh. Ilmu ini berkaitan dengan dasar-dasar dan metode untuk menarik sebuah hokum (istinbath). Fiqh pada tataran tertentu adalah produk, prosesnya dicakup dalam Ushul Fiqh. f. Al-Qur’an (Tafsir) Secara garis besar tafsir terbagi menjadi 2 yaitu Tafsir bi al-ra’yi (tafsir dengan rasio) dan Tafsir bi al-ma’tsur (tafsir yang menitikberatkan pada pengguanaan ayat-ayat lain, hadits Nabi dan pendapat sahabat). Dalam pengajaran tafsir, penekanan utama deberikan pada : 1) Kemampuan mengetahui kedudukan suatu kata dalam struktur kalimat (I’rab) serta mengetahui dan membedakan makna mufradat (pengertian kata-kata) ayat- ayat al-Qur’an baik ditinjau dari segi morfem (sharaf) maupun persamaan makna katanya (muradif). 2) Asbabun nuzul, makkiyah-madaniyah serta nasikh dan mansukh suatu ayat. 3) Kandungan utama ayat itu secara tekstual maupun kontekstual sehingga santri menemukan relevansi ayat itu dalam realitas kehidupan. 4) Perbandingan penjelasan makna ayat-ayat al-Qur’an dengan kitab tafsir lain. 5) Pada beberapa pesantren tertentu kitab tafsir yang dibaca ditekankan pada kitab tafsir yang bercorak hokum (tafsir ahkam).
  • 18. 16 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pondok pesantren di Indonesia mulai tercatat keberadaan dan perkembangannya mulai abad ke-16. Pendapat lain mengatakan, pesantren yang pertama berdiri di tanah Jawa didirikan oleh Syekh Maulana Malik Ibrahim yang di kenal dengan Syeikh Maghribi di masa Wali Songo, seorang ulama yang berasal dari Gujarat, India. Steenbrink mengatakan bahwa sejak permulaan abad ke-20 telah terjadi perubahan besar dalam pendidikan Islam Indonesia atau pesantren. Perubahan, atau lebih tepatnya pergeseran, ini terjadi karena kolonialisme dan sistem pendidikan liberal, sehingga berdampak pada orientasi keilmuan pendidikan pesantren, dan terbentuklah apa yang dinamakan pesantren salafi dan pesantren khalafi.