3. PERTEMPURAN MEDAN AREA
Pada tanggal 24 Agustus 1945, antara pemerintah Kerajaan Inggris dan
Kerajaan Belanda tercapai suatu persetujuan yang terkenal dengan nama
civil Affairs Agreement. Dalam persetujuan ini disebutkan bahwa panglima
tentara pendudukan Inggris di Indonesia akan memegang kekuasaan atas
nama pemerintah Belanda.
Dalam melaksanakan hal-hal yang berkenaan dengan pemerintah sipil,
pelaksanaannya diselenggarakan oleh NICA dibawah tanggungjawab
komando Inggris. Kekuasaan itu kelak di kemudian hari akan dikembalikan
kepada Belanda. Inggris dan Belanda membangun rencana untuk
memasuki berbagai kota strategis di Indonesia yang baru saja merdeka.
Salah satu kota yang akan didatangi Inggris dengan “menyelundupkan”
NICA Belanda adalah Medan.
4.
Sementara di tempat lain pada tanggal 27 Agustus 1945 rakyat
Medan baru mendengar berita proklamasi yang dibawa oleh Mr. Teuku
Moh Hassan sebagai Gubernur Sumatera. Mengggapi berita proklamasi
para pemuda dibawah pimpinan Achmad lahir membentuk barisan
Pemuda Indonesia.
Pada tanggal 9 Oktober 1945 rencana dalam Civil Affairs Agreement
benar-benar dilaksanakan. Tentara Inggris yang diboncengi oleh NICA
mendarat di Medan. Mereka dipimpin oleh Brigjen T.E.D Kelly.
Awalnya mereka diterima secara baik oleh pemerintah RI di Sumatra
Utara sehubungan dengan tugasnya untuk membebaskan tawanan
perang (tentara Belanda). Sebuah insiden terjadi di hotel Jalan Bali,
Medan pada tanggal 13 Oktober 1945.
5. Saat itu seorang penghuni hotel (pasukan NICA)
merampas dan menginjak-injak lencana Merah Putih yang
dipakai pemuda Indonesia. Hal ini mengundang kemarahan
para pemuda. Akibatnya terjadi perusakan dan
penyerangan terhadap hotel yang banyak dihuni pasukan
NICA. Pada tanggal 1 Desember 1945, pihak Sekutu
memasang papan-papan yang bertuliskan Fixed Boundaries
Medan Area di berbagai sudut kota Medan.
Sejak saat itulah Medan Area menjadi terkenal. Pasukan
Inggris dan NICA mengadakan pembersihan terhadap unsur
Republik yang berada di kota Medan.
6. Hal ini jelas menimbulkan reaksi para pemuda dan TKR untuk melawan
kekuatan asing yang mencoba berkuasa kembali. Pada tanggal 10
Agustus 1946 di Tebingtinggi diadakan pertemuan antara komandan-
komandan pasukan yang berjuang di Medan Area. Pertemuan tersebut
memutuskan dibentuknya satu komando yang bernama Komando
Resimen Laskar Rakyat Medan Area.
Pada tanggal 10 desember 1945, Sekutu dan NICA melancarkan
serangan besar-besaran terhadap kota Medan. Serangan ini
menimbulkan banyak koraban di kedua belah pihak. Pada bulan April
1946, Sekutu berhasil menduduki kota Medan. Pusat perjuangan rakyat
Medan kemudian dipindahkan ke Pemantangsiantar.
7. Untuk melanjutkan perjuangan di Medan
maka pada bulan Agustus 1946 dibentuk
Komando Resimen Laskar Rakyat Medan
Area. Komandan initerus mengadakan
serangan terhadap Sekutu diwilayah Medan.
Hampir di seluruh wilayah Sumatera terjadi
perlawanan rakayat terhadap Jepang,
Sekutu, dan Belanda. Pertempuran itu terjadi,
antara lian di Pandang, Bukit tinggi dan
Aceh.