3. PENGERTIAN PRODUKSI
A. Pengertian produksi dalam Arti sehari-hari
Setiap hari manusia selalu menggunakan barang untuk memenuhi kebutuhanya. Barang-barang tersebut
tidak akan tersedia apabila tidak ada yang menghasilkanya. Contoh: Di daerah pedesaan para petani
mengolah sawah atau ladangnya untuk menghasilkan barang-barang hasil pertanian seperti padi, jagung,
keledai, tebu, dll.
Contoh kegiatan diatas disebut Produksi. Jadi, produksi adalah kegiatan menghasilkan barang atau jasa.
B. Pengertian produksi menurut ilmu ekonomi
Menurut ilmu ekonomi, produksi tidak terbatas pada kegiatan menghasilkan barang atau jasa, tetapi juga
kegiatan yang sifatnya menambah nilai atau kegunaan barang yang sudah ada menjadi lebih tinggi
nilainya. Perhatikan contoh berikut.
a. Tukang kayu yang mengecat kursi hasil buatanya.
b. Pedagang yang membeli sepeda bekas lalu ia bersihkan, perbaiki, dan dicat kembali lalu dijual
Berdasarkan uraian di atas, produksi menurut ilmu ekonomi adalah setiap kegiatan yang dilakukan
manusia untuk menghasilkan/menaikan nilai kegunaan barang/jasa.
4. TUJUAN PRODUKSI
Tujuan kegiatan produksi, antara lain:
a. Menghasilkan/menciptakan suatu barang.
b. Menambah serta meningkatkan nilai guna barang yang sudah ada.
c. Memenuhi kebutuhan manusia.
d. Memperoleh tambahan penghasil untuk mendapatkan alat pemuas
lainya.
5. JENIS-JENIS USAHA YANG MEMERLUKAN PRODUKSI
a. Usaha ekstraktif
Yaitu usaha yang dilakukan dengan cara mengambil langsung sumber daya alam tanpa
mengubah wujud barang produksi tersebut.
b. Usaha jasa
Merupakan merupakan kegiatan produksi alat pemenuhan kebutuhan berupa jasa tertentu,
seperti, salon kecantikan, asuransi, penginapan, dan aneka produk jasa lainya
c. Usaha Agraris
adalah usaha yang bergerak dengan cara mengelola tanah dan hewan untuk menghasilkan
alat pemenuh kebutuhan manusia contohnya perkebunan.
d. Usaha Perdagangan
Merupakan usaha mencari keuntungan dengan cara memperjualbelikan barang dagangan
tanpa mengubah wujud barang tersebut.
e. Usaha industri
Merupakan usaha yang menghasilkan barang/jasa dengan cara mengolah bahan mentah yang
diproses menjadi bahan jadi
7. pengertian distribusi adalah setiap kegiatan menyalurkan barang dan jasa
dan produsen (penghasil) ke tangan konsumen (pemakai) atau yang
membutuhkannya. Contoh kegiatan distribusi di antaranya kegiatan jual beli
atau pemasaran, pengangkutan. dan pembagian jatah dan pemerintah..
Fungsi distribusi adalah; untuk menyalurkan barang atau jasa sehingga
sampai ke tangan konsumen atau yang membutuhkannya; membantu
produsen dan konsumen, sebab dengan tersalurnya barang atau jasa tersebut,
maka baik produsen maupun konsumen memperoleh kemudahan/keuntungan;
dan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan sebagainya. Sistem
distribusi adalah cara-cara yang dilakukan dalam menyalurkan barang dan
jasa sehingga sampai ke tangan yang memerlukannya.
8. Jenis-jenis sistem distribusi secara umum dapat dibagi menjadi dua jenis,
yaitu distribusi barang dan jasa, dan distribusi pendapatan
9. Distribusi barang dan jasa
Distribusi barang menyangkut penyalurañ dan penyebaran barang-barang melalui berbagai saluran
dan produsen ke konsumen. Agar distribusi dapat berjalan. maka diperlukan lembaga/saluran
distribusi, antara lain sebagai berikut.
Pedagang: Pedagang ialah pihak yang menjual dan membeli barang untuk dijual lagi atas
namanya sendiri.
Makelar: Makelar adalah perantara dalam perdagangan untuk menjualkan atau membelikan
barang atas nama orang lain. Balas jasa yang diterima dinamakan provisi atau kurtasi.
Komisioner, yaitu perantara dalam perdagangan yang membelikan ,atau menjualkan barang atas
namanya sendiri dan bertanggung jawab atas apa yang dilakukan. Jumlah barang dan nilai yang
diperdagangkan biasanya lebih tinggi. Balas jasanya disebut komisi.
Eksportir dan importir: Eksportir ialah pedagang yang menjual barang ke luar negeri, sedangkan
importir ialah pedagang yang mendatangkan barang dan luar negeri. Badan-badan lain yang
termasuk perantara dalam distribusi, antara lain, bank, biro iklan, pergudangan, perusahaan
angkutan, dan asuransi.
10. Distribusi Pendapatan
Distribusi pendapatan adalah pembagian penghasilan di dalam masyarakat. Dalam proses
produksi, para pemilik faktor produksi akan menerima imbalan seharga faktor produksi yang
disumbangkan dalam proses produksi. Imbalan mi datang dan para konsumen sebagai
penghargaan atas barang yang dibeli. Dalam proses distribusi pendapatan ini akan terjadi sikius
(perputaran) status. Pada suatu saat seseorang akan berstatus sebagai konsumen yang harus
membayar harga barang. akan tetapi pada saat lain akan menjadi penyedia faktor modal, tenaga
kerja, sumber alam, atau faktor keahlian, sehingga pada saat tertentu akan menerima bagian
pendapatan dan pada saat lain akan membayar harga barang. Dalam proses produksi, masing-
masing penyedia faktor produksi akan menerima imbalan jasa sebagai berikut.
Pemilik faktor sumber alam berupa tanah akan menerima sewa tanah.
Pemilik faktor tenaga kerja akan menerima upah kerja.
Pemilik modal akan menerima bunga modal.
Pengusaha akan menerima laba usaha.
11. Dengan proses produksi inilah masing-masing penyedia faktor produksi akan menerima
bagian dan distribusi pendapatan. Besar kecilnya pendapatan yang diterima oleh
masing-masing penyedia faktor produksi tergantung pada besar kecilnya jasa yang
disumbangkan dalam proses produksi. Distribusi pendapatan ditinjau dan sistem
perekonomian dibagi menjadi tiga macam. yaitu sebagai berikut.
Distribusi pendapatan sistem liberalis, yaitu pembagian pendapatan yang
ditentukan oleh hukum permintaan dan penawaran, dalam hal mi pemerintah
tidak ikut campur.
Distribusi pendapatan sistem sosialis, yaitu pembagian pendapatan hagi
masyarakat yang ditentukan pihak pemerintah.
Distribusi pendapatan sistem campuran, yaitu pendistribusian yang ditentukan
berdasarkan mekanisme harga di pasar dan oleh pemerintah.
Distribusi pendapatan menyangkut penyaluran pendapatan untuk para pemilik
faktor produksi adalah sewa tanah untuk para pemilik tanah dan laba pengusaha
untuk para pengusaha. Sekian uraian tentang
13. Pengertian konsumsi
Konsumsi adalah : proses menghabiskan nilai guna suatu barang atau jasa.
Tujuan orang melakukan proses konsumsi adalah : agar kebutuhan hidupnya terpenuhi sehingga memperoleh kepuasan hidup.
Proses konsumsi membutuhkan tersedianya barang dan jasa, untuk itu diperlukan suatu alat tukar untuk memperolehnya, biasanya alat yang
digunakan adalah uang.
Besar kecilnya konsumsi dapat dipengaruhi oleh faktor – faktor sebagai berikut :
kemampuan masyarakat dalam menyediakan barang dan jasa
pendapatan yang siap untuk dibelanjakan
tingkat harga barang
tingkat ketersediaan barang di pasar
selera dan tingkat kebutuhan barang
Besar kecilnya tingkat konsumsi masyarakat dapat menjadi cermin tingkat kemakmuran suatu masyarakat / bangsa tersebut. Semakin besar
tingkat konsumsinya berarti tingkat kemakmurannya juga semakin tinggi dan sebaliknya.
14. Ciri – ciri dan Pembagian Benda Konsumsi
Ciri – ciri benda konsumsi adalah :
1. Untuk mendapatkannya membutuhkan pengorbanan
2. Benda tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup
3. Jika dipakai maka nilai barang dan manfaatnya akan habis / berangsur – angsur habis
Sedangkan benda konsumsi dapat dibedakan menjadi :
1. Sekali pakai ( sabun, makanan, shampo )
2. Berkali – kali pakai ( pakaian, buku )
15. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Konsumsi
1. Faktor intern
a. Motivasi
b. Sikap
c. Kepribadian
2. Faktor ekstern
a. Kebudayaan
b. Tingkat / status sosial
c. Adat istiadat
16. Utility Barang dan Nilai Barang
D. 1. Utility Barang
Utility atau nilai guna adalah tingkat kegunaan / manfaat barang atau jasa apabila barang atau jasa tersebut digunakan. Nilai guna barang
dan jasa dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Elementary Utility / Guna Dasar
Suatu barang berguna karena mengandung unsur dasar tertentu. Contoh : batu baterai berguna karena mengandung unsur zat elektrolit.
2. Form Utility / Guna Bentuk
Suatu barang berguna karena bentuknya telah berubah. Contoh : kayu lebih berguna apabila jadi kursi atau meja.
3. Time Utility / Guna Waktu
Suatu barang berguna apabila diproduksi atau dipakai pada waktu yang tepat. Contoh : paying pada saat hujan.
4. Place Utility / Guna Tempat
Barang berguna karena digunakan di tempat yang tepat. Contoh : unta di padang pasir.
5. Ownership Utility / Guna Milik
Barang berguna apabila sudah dimiliki. Contoh : buah dapat dimakan bila sudah dibeli.
6. Service Utility / Guna Pelayanan
Barang berguna karena bisa memberikan pelayanan yang baik. Contoh : TV ada siarannya, angkot ada supirnya.